Diagram Fasa Lanjutan

19
1 2. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut sempurna dalam keadaan padat (reaksi eutektik) Pembentukan diagram fasa:

Transcript of Diagram Fasa Lanjutan

Page 1: Diagram Fasa Lanjutan

11

2. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut sempurna dalam keadaan padat (reaksi eutektik)

Pembentukan diagram fasa:

Page 2: Diagram Fasa Lanjutan

22

Pendinginan untuk berbagai komposisi pada Bi-Cd

Page 3: Diagram Fasa Lanjutan

33

Page 4: Diagram Fasa Lanjutan

44

Setiap garis komposisi yang memotong garis kesetimbangan horisontal/datar selalu mengalami dua tahap transformasi

Page 5: Diagram Fasa Lanjutan

55

3. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat (reaksi eutektik)Pembentukan diagram fasa:

Page 6: Diagram Fasa Lanjutan

66

Diagram fasa Pb-Sn

Page 7: Diagram Fasa Lanjutan

77

Contoh alloy 1:

Pada paduan biner seperti diagram fasa Pb-Sn, ada komposisi paduan spesifik yang dikenal sebagai Eutectic Composition, dimana proses pendinginan/solidifikasi terjadi pada temperatur terendah dibandingkan komposisi lainnya.

Temperatur rendah tersebut berkaitan dengan temperatur terendah dimana masih terdapat fasa cair ketika didinginkan dengan lambat. Temperatur tersebut biasa disebut temperatur eutektik.

Perhatikan pada alloy 1, titik eutektik pada komposisi 61,9%Sn, 38,9%Pb, T=183C.

Akibat pendinginan, maka terjadi perubahan fasa:

Cairan larutan padat + larutan padat

Page 8: Diagram Fasa Lanjutan

88

Transformasi fasa yang terjadi pada komposisi 40% Sn-60% Pb (pada alloy 2):

a. 100% fasa cair.

b. Terjadi pengintian fasa , karena proses pendinginan memotong garis kesetimbangan fasa +L.

c. Pada T=230C, fasa mengalami pertumbuhan, = 24%, L= 76%.

%76

%1001548

1540

%24

%1001548

4048

L

xL

x

Page 9: Diagram Fasa Lanjutan

99

d. Pada T= 183C proses pendinginan memotong garis horisontal (garis eutektik), terjadi dua tahap transformasi pro= 51,3%, L= 48,7%. Transformasi tahap 1:

%7,48

%1002,199,61

2,1940

%3,51

%1002,199,61

409,61

L

xL

x

pro

pro

e. Setelah reaksi eutektik sempurna terjadi, paduan mengandung fasa pro dan campuran (19,2% Sn) dan (97,5% Sn). Transformasi tahap 2:

%6,26

%7,482,195,97

2,199,61

%1,22

%7,482,195,97

9,615,97

2

2

x

x

L 2 +

48,7% ? ?

Page 10: Diagram Fasa Lanjutan

1010%6,26

%1002,195,97

2,1940

%4,73

%1002,195,97

405,97

x

x

tot

tot

Sehingga:

total = %pro + %2

= 51,3% + 22,1%

= 73,4%

= 26,6%

Untuk mengetahui bahwa perhitungan dengan dua tahap transformasi adalah benar, dilakukan koreksi dengan perhitungan:

Page 11: Diagram Fasa Lanjutan

1111

4. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat (reaksi peritektik)

Diagram fasa Ag-Pt merupakan contoh terbaik yang memiliki reaksi peritektik.

Pada sistem ini reaksi peritektik, L + terjadi pada 42,4% Ag dan T= 1186C.

Page 12: Diagram Fasa Lanjutan

1212

5. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat dan membentuk senyawa

Page 13: Diagram Fasa Lanjutan

1313

Sistem A-B terpisah menjadi dua bagian, seolah-oleh ada dua diagram fasa: Diagram fasa A÷AmBn dan diagram fasa AmBn÷B.

Terlihat ada dua garis eutektik yang berbeda, reaksinya:

Pada T1 : L + AmBn

Pada T2 : L AmBn +

Senyawa yang terbentuk AmBn, dimana m dan n adalah jumlah atom yang membentuk senyawa, misalnya pada paduan Mg-Sn, senyawa yang terbentuk adalah Mg2Sn.

Page 14: Diagram Fasa Lanjutan

1414

6. Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi monotektik)

Reaksi monotektik:

L + L2

terjadi pada T= 955C dan 36% Pb.

Page 15: Diagram Fasa Lanjutan

1515

7. Tidak larut dalam keadaan cair maupun padat

Solid A + solid B

Solid A + liquid B

Liquid A + liquid B

TA

TB

A B

Page 16: Diagram Fasa Lanjutan

1616

Reaksi-reaksi fasa yang umum terjadi

Page 17: Diagram Fasa Lanjutan

1717

Contoh-contoh diagram fasa

Cu-Zn

Page 18: Diagram Fasa Lanjutan

1818

Al-Pb

Co-W

Page 19: Diagram Fasa Lanjutan

1919

Cu-Ag

Fe-C