Diagnosis Dc

6
DIAGNOSIS Diagnosis CD dapat ditegakkan melalui pertanyaan anamnesa mengenai riwayat menyelam penderita sebelumnya (dalam waktu 24 jam terakhir) dan dari pemeriksaan fisis, didapatkan gejala-gejala CD. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis CD adalah : 1. Pemeriksaan Laboratorium i) Darah rutin -Pada pasien yang datang gejala neurologik yang persisten dala m beberapa minggu setelah cedera bisa didapatkan hematokrit (Hct) sebanyak 48% atau lebih. ii) Analisis gas darah -Menentukan alveolar-arterial grad ient pada pasien dengan suspek emboli. iii) Creatinine Phosphokinase (CPK) -Peningkatan CPK menunjukkan kerus akan jaringan yang disebab kan oleh mikroemboli. 2. Pemeriksaan radiologi (mis: Radiografi, USG Doppler,) 3. Elektrokardiogram (EKG) . Catatan : Penyakit dekompresi hanya terjadi setelah seseorang mendapat tekanan 2 ATA/lebih, atau setelah melakukan selam repetitif dalam waktu 12 jam tanpa memperhatikan tabel penyelaman. Diagnosis kerja: Penyakit dekompresi Manifestasi Klinis - Timbul saat dekompresi atau dipermukaan (paling lama 24 jam setelah menyelam). - Mula-mula rasa kaku kemudian rasa nyeri

Transcript of Diagnosis Dc

Page 1: Diagnosis Dc

DIAGNOSIS

Diagnosis CD dapat ditegakkan melalui pertanyaan anamnesa mengenai riwayat menyelampenderita sebelumnya (dalam waktu 24 jam terakhir) dan dari pemeriksaan fisis, didapatkan gejala-gejala CD.Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis CD adalah :

1. Pemeriksaan Laboratoriumi) Darah rutin-Pada pasien yang datang gejala neurologik yang persisten dalam beberapa minggu setelah cederabisa didapatkan hematokrit (Hct) sebanyak 48% atau lebih.ii) Analisis gas darah-Menentukan alveolar-arterial gradient pada pasien dengan suspek emboli.iii) Creatinine Phosphokinase (CPK)-Peningkatan CPK menunjukkan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh mikroemboli.

2. Pemeriksaan radiologi (mis: Radiografi, USG Doppler,)3. Elektrokardiogram (EKG).

Catatan: Penyakit dekompresi hanya terjadi setelah seseorang mendapat tekanan 2 ATA/lebih, atau setelah melakukan selam repetitif dalam waktu 12 jam tanpa memperhatikan tabel penyelaman.

Diagnosis kerja: Penyakit dekompresi

Manifestasi Klinis- Timbul saat dekompresi atau dipermukaan (paling lama 24 jam setelah menyelam).- Mula-mula rasa kaku kemudian rasa nyeri- Kekuatan otot menurun- Bengkak kemerahan Peau d’orange- Banyak pada penyelam ulung dan singkat- Anggota atas 2-3x lebih banyak dari bawah. kasus pada bahu kemudian siku,

pergelangan tangan, tangan, sendi paha, lutut dan kaki.- As ime t r i- Kasus ringan, tidak rekompresi, nyeri hilang 3-7 hari.

Penyakit dekompresi dapat dibagi menjadi dua tipe / golongan :A. Tipe I

Disebut juga “Pain only bends” karena gejala utama adalah nyeri terutama pada otot dan sendi. Gejala 0 gejala lain dapat berupa :

1. Kelelahan2. Mengantuk / pusing ringan3. Gatal – gatal pada kulit

Page 2: Diagnosis Dc

4. Bercak-bercak pada kulitB. Tipe II

Dengan gejala-gejala yang serius, yang terdiri dari :1. Gejala-gejala neurologis :

a. Rasa tebalb. Kelemahanc. Perasaan seperti ditusuk-tusuk dengan jarumd. Kelumpuhane. Buta

2. Vestibular bends :a. Nistagmusb. Mualc. Muntahd. Vertigo

3. Gejala-gejala paru-paru (chokes) :a. Dispneub. Nyeri substernalc. Batuk non produktifd. Sianosis

4. Bend shockMeskipun jarang terjadi, tetapi merupakan kasus yang serius

5. Panas badan dan leukosit meningkat

DCS (Decompression Sickness) Type I                  Disebut juga pain only bends karena gejala utamanya adalah nyeri, terutama di daerah perendian dan otot-otot di sekitarnya. Bisa timbul mendadak atau berangsur-angsur. Nyeri periartikuler ini mulanya hanya berupa rasa kaku dan tidak enak yang sukar dilukiskan. Gerakan-gerakan anggota tubuh mungkin saja bisa meringankan sakitnya pada fase permulaan, namun pada jam-jam berikutnya akan berdenyut-denyut dan akan terasa sakit kembali. Rasa sakit sering bertambah-tambah setelah 24 jam tanpa terapi, biasanya akan  reda selama 3-7 hari dan berubah jadi rasa nyeri tumpul. Bisa tampak hiperemi dan pembengkakan di sekitar sendi yang biasa disebut dengan penyakit radang sendiDCS I juga dapat memberikan gejala-gejala lain seperti:a.       Kelelahan yang berlebihan setelah menyelamb.      Mengantuk atau pusing ringanc.       Gatal-gatal dan terjadi bintik-bintik pada kulit yang disebut Cutismamorata.

DCS (Decompression Sickness) Type IITipe ini ialah tipe penyakit dekompresi yang serius, di mana yang terserang ialah sistem saraf pusat atau sistem kardiopulmoner. Gejala-gejala klinis dapat berupa:a.       Gejala-gejala neurologis

Page 3: Diagnosis Dc

1)      Lesi pada otakBiasanya karena emboli arterial atau timbul gelembung gas langsung dalam jaringan otak. Efeknya sama dengan gejala stroke, tergantung pada pembuluh darah mana yang mengalami sumbatan. Gejala  yang ditimbulkan akibat lesi pada otak ialah penglihatan kabur, titik-titik buta, Hemiplegia/ hemiparesis, Apaksia motorik/ sensorik dan Confusion (hilangnya kesadaran).2)      Lesi pada sereblumLesi di sini memberikan gejala penyelam jalannya terhuyung-huyung (staggering), bisa juga terjadi kesulitan berbiacara atau termor.3)      Lesi pada medulla spinalisYang sering ialah daerah lumbal. Gangguan bisa berupa gannguan sensorik atau motorik yang menyerang bagian bawah tubuh dan kedua ekstremitas inferior. Gejala lain bisa berupa gangguan buang air kecil, nyeri di kolumna vertebralis dan gangguan buang air besar.4)      Lesi pada organ vestibularGejala-gejala klinis bisa berupa vertigo, tinitus, gangguan pendengaran atau staggering dan bisa juga terjadi mual atau muntah yang berlebihan.b.      Gejala-gejala dari paru-paru dan jantungSumbatan gelembung-gelembung gas dalam jumlah besar pada sirkulasi pulmoner akan memberikan gejala gangguan pernafasan berupa sesak nafas. Gejala yang ditimbulkan ialah gejala payah jantung kanan dan gejala iskemia otot jantung.c.       Gejala-gejala gastrointestinalUsus dapat dirusak oleh gelembung-gelembung gas dalam dinding usus atau pembuluh darah sehingga menyebabkan rasa mual, kehilangan nafsu makan, kejang susu dan diare. Kasus yang lebih berat dapat menimbulkan muntah darah atau berak darah.d.      Bend ShockSyok karena penyakit dekompresi jarang terjadi. Faktor-faktor yang berperan pada Bend Shock ialah kehilangan plasma volume, kegagalan jantung kanan akut, Decompensatio cordis dan skin bends.              (Frustus: 1979).

Gejala-gejala DCS baik yang tipe I atau tipe II biasanya dipengaruhi oleh kedalaman menyelam dan waktu dasar menyelam, gas lembam bernapas dan kecukupan dekompresi. Angkatan Laut AS mencatat manual  bahwa kasus DCS biasanya diakibatkan oleh kurang disiplinnya penyelam dalam menaati peraturan penyelaman (Arthur, dkk., 16: 1987).

Diagnosis banding:1. Keracunan oksigen

Paparan yang lama pada tekanan oksigen partial diatas normal dapat menyebabkan terjadinya keracunan oksigen.

Gejala awal yang harus diwaspadai adalah kesemutan, mual, penglihatan dan pendengaran abnormal, sesak nafas, cemas dan kebingungan, kelelahan, kurangnya koordinasi, dan kejang.

Page 4: Diagnosis Dc

Walaupun efek ini tidak permanen, hal ini sangat berbahaya dalam air karena dapat menyebabkan emboli udara dan tenggelam.

Udara memasuki aliran darah (arteri). Gelembung dapat ditemukan dimana saja, tapi yang paling sering ditemukan adalah pada

arteri karotis dan menyebabkan emboli serebral, 2. Embolis udara

Tanda dan gejala (mirip dengan stroke), yaitu: Pusing Kebingungan Syok Paralysis (wajah, lengan atau kaki, biasanya satu-sisi) Perubahan kepribadian Ketidaksadaran dan kematian Kesulitan berbicara atau memahami orang lain sensasi aneh seperti kesemutan atau mati rasa Gangguan visual

3. PneumothoraxUdara masuk ke dalam ruang pleura antara dinding paru-paru dan dada

menyebabkan paru-paru (atau bagiannya) rkolaps. Tanda dan gejala

Nyeri dada (terutama pada pernapasan dalam) Sesak napas meningkat (ini adalah tanda-tanda kardinal) Pasien mungkin batuk darah

4. Pneumonia5. Pneumomediastinum6. Stroke Hemoragik7. Penyebab kardiogenik seperti cardiac arrest

Terbang setelah penyelaman:- Naik menjauhi permukaan laut molekul gas semakin kecil dan bertambah volumenya tetapi

tekanan serta kadar 02 akan semakin turun- Berkurangnya kadar 02 dapat menyebabkan hipoksia- Orang normal tidak akan merasakan gejala bila terbang dengan pesawat komersial karena

memiliki kabin bertekanan setinggi 7500-8000 kaki (2500-3000 m)