Diagnosis Dan Tatalaksana Keto-Asidosis-diabetik (Kad)

24
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA KETO-ASIDOSIS-DIABETIK (KAD) Dimas Satria Yolanda

description

portfol sengeti

Transcript of Diagnosis Dan Tatalaksana Keto-Asidosis-diabetik (Kad)

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA KETO-ASIDOSIS-DIABETIK (KAD)

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA KETO-ASIDOSIS-DIABETIK (KAD)Dimas Satria YolandaIdentitas Pasien Nama: Tn. HUsia: 42 TahunJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamPekerjaan: Penjaga TokoAlamat: SengetiTanggal Masuk: 24 Januari 2015

AnamnesisKeluhan UtamaKehilangan kesadaran sejak 3 jam sebelum masuk Rumah SakitRiwayat Penyakit SekarangLaki-laki 42 tahun datang dibawa ke RS oleh keluarga karena tak sadarkan diri. Menurut mereka sejak 2 hari yang lalu pasien lemas, nyeri ulu hati hebat, dan muntah-muntah, namun tidak mau berobat ke dokter. Diketahui pasien didiagnosa 3 tahun yang lalu dan sudah tidak makan obat untuk penyakit DM sejak 2 minggu yang lalu karena sedang obat habis pada saat pergi ke Palembang dan saat pulang belum sempat membeli kembali obatnya.

Riwayat Penyakit DahuluPasien tidak ada alergi obatRiwayat Penyakit KeluargaTidak ada riwayat alergi obat pada keluarga. Diketahui ayah dari pasien menderita DM

Pemeriksaan FisikKeadaan Umum: Tampak Sakit BeratKesadaran: ComaTanda-tanda vital: Nadi: 100x/min, cukup, regulerRespirasi: 24x/min kussmaulSuhu: 37,4 CTekanan Darah: 130/80

Kepala: Bentuk: Normocefal, tidak ditemukan deformitas mulut terlihat keringMata: Terlihat cekung, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, reflex cahaya langsung dan tidak langsung+/+Leher: tidak tampak deformitas, trakea di tengah, pembesaran KGB (-)Thoraks:Jantung: Bunyi jantung I dan II reguler, tidak ditemukan murmur dan gallopParu: Suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-Abdomen: Datar, supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak terabaPemeriksaan PenunjangGDS 400mg/dlKeton urin +Leukosit 15000/ml

DiagnosisKerjaSuspect Ketoasidosis DiabetikTatalaksanaOksigen 2 liter/menitRehidrasi 2 jam pertama, target 1-2 literSetelah 2 jam, bolus insulin 180mU/kgbb IV lanjut dengan drip90mU/kgbb/jam dalam NaCl 0.9%Pemeriksaan Kalium tiap 6 jam

PembahasanDefenisikeadaan gawat darurat akibat hiperglikemia asam dalam darah>>>. Ketonehasil pemecahan lemak oleh tubuh. Acid menumpuknya asam dalam darah karena adanya ketone.Sel otot tidak mampu membentuk energitubuh akan memecah lemak keton PH 15 X 109 / L) atau ditandai pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.

f.Gas darah arteri (ABG).pH sering 330 mOsm / kg H2O. Jika osmolalitas kurang dari > 330 mOsm / kg H2O ini, maka pasien jatuh pada kondisi koma.k.FosforJika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk, alkoholisme kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.l.Kadar kreatininKenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar kreatinin dan BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami insufisiensi renal.

Pemeriksaan diagnostik ketoasidosis diabetik dilakukan dengan caraa.Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.b.Gula darah puasa normal atau diatas normal.c.Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.d.Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.e.Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.f.Aseton plasma: Positif secara mencolok

g.As. Lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkath.Elektrolit: Na normal/menurun; K normal/meningkat semu; i.Hemoglobin glikosilat: Meningkat 2-4 kali normalj.Gas Darah Arteri: pH rendah, penurunan HCO3 (asidosismetabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorikk. Trombosit darah: Ht mungkin meningkat, leukositosis, hemokonsentrasil.Ureum/creatinin: meningkat/normalPenatalaksaan (dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis)DehidrasiDi samping itu, penggantian cairan akan menggalakkan ekskresi glukosa yang berlebihan melalui ginjal. Pasien mungkin memerlukan 6 hingga 10 liter cairan infus yang menggantikan kehilangan cairan yang disebabkan oleh poliuria, hiperventilasi, diare, dan muntah.Pada mulanya, larutan saline 0,9% diberikan dengan kecepatan yang sangat tinggibiasanya 0,5 hingga 1 L/jam selama 2 hingga 3 jam.Larutan normal saline hipotonik (45%) dapat digunakan pada pasien-pasien yang menderita hipertensi atau hipernatremia atau yang beresiko mengalami gagal jantung kongestif. Setelah beberapa jam pertama, larutan normal saline 45% merupakan cairan infuse pilihan untuk terapi rehidrasi selama tekanan darah pasien tetap stabil dan kadar natriumnya tidak terlalu rendah. Infuse dengan kecepatan sedang hingga tinggi (200 hingga 500 ml/jam) dapat dilanjutkan untuk beberapa jam berikutnya.

Kehilangan elektrolit.Masalah elektrolit utama selama terapi diabetes ketoasidosis adalah kalium. Beberapa faktor yang berhubungan dengan terapi diabetes ketoasidosis yang menurunkan konsentrasi kalium serum mencakup:a.Rehidrasi yang menyebabkan peningkatan volume plasma dan penurunan konsentrasi kalium serumb.Rehidrasi yang menyebabkan peningkatan ekskresi kalium kedalam urinec.Pemberian insulin yang menyebabkan peningkatan perpindahan kalium dari cairan ekstrasel ke dalam sel.

Untuk pemberian infus kalium yang aman, harus memastikan bahwa:a.Tidak ada tanda-tanda hiperkalemia (berupa gelombang T yang tinggi, lancipatau bertakikpada hasil pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)b.Pemeriksaan laboratorium terhadap kalium memberikan hasil yang normal atau rendah.c.asien dapat berkemih(dengan kata lain, tidak mengalami gangguan fungsi ginjal.Pembacaan hasil EKG dan pengukuran kadar kalium yang sering (pada awalnya setiap 2 hingga 4 jam sekali) diperlukan selama 8 jam pertama terapi.

AsidosisAkumulasi badan keton (asam) merupakan akibat pemecahan lemak. Asidosis yang terjadi pada diabetes ketoasidosis dapat diatasi melalui pemberian insulin. Insulin menghambat pemecahan lemak sehingga menghentikan pembentukan senyawa-senyawa yang bersifat asam.Insulin diberikan melalui infuse dengan kecepatan lambat tetapi kontinu (misalnya, 5 unit per jam). Kadar glukosa darah tiap jam harus diukur. Dekstrosa ditambahkan kedalam cairan infuse (misalnya, D5NS atau D545NS) bila kadar glukosa mencapai 250 hingga 300 mg/dl (13,8 hingga 16,6 mmol/L) untuk menghindari penurunan kadar glukosa darah yang terlalu cepat.Perlu diingatkan bahwa glukosa darah biasanya lebih dahulu dikoreksikan daripada asidosis. Jadi, pembererian insulin IV dapat dilanjutkan selama 12 hingga 24 jam sampai kadar bikarbonat serum membaik (hingga mencapai sedikitnya 15 sampai 18 mEq/L) dan pasien dapat makan.

PencegahanHal praktis yang dapat dilaksanakan adalah :1.Menjamin agar jangan sampai terjadi defisiensi insulin (tidak menghentikan pemberian insulin, managemen insulin yang tepat di saat sakit.)2.Menghindari strees3.Menghindari puasa berkepanjangan4.Mencegah dehidrasi5. Mengobati infeksi secara adekuat6. Melakukan pemantauan kadar gula darah/ keton secara mandiri.