Diagnosis CAP.docx

10
Diagnosis Penyebab Community-Acquired Pneumonia atau CAP dapat berbagai macam patogen. Pneumonia kemudian dibedakan dari penyebabnya menjadi pneumonia tikipal dan pneumonia atipikal. Penyebab pneumonia tipikal antara lain S. pneumonie dan pneumonia tipikal disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae, Legionella, dan virus. Diagnosis CAP memerlukan beberapa data penting, yaitu riwayat pasien, pemeriksaan fisis, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan lab. 1,2 Diagnosis Differensial Differensial Diagnosis dari CAP adalah penyakit infeksi lain pada paru. Infeksi tersebut dapat menggambarkan pneumonia akibat berbagai patogen, tuberkulosis, bronkitis, trakeobronkitis dan lain-lain. 1,2 Riwayat dan Pemeriksaan Fisis Pada riwayat penyakit pasien, dapat ditemui keluhan-keluhan umum seperti demam, sesak, nyeri dada, dan batuk tanpa sputum atau dengan produksi sputum. Sifat sputum menunjukan etiologi pneumonia. Tanda demam dan produksi sputum menjadi poin penting dalam diagnosis pneumonia pada pasien. 1,2 Faktor resiko penderita pneumonia antara lain penurunan sistem imun dan paparan pada patogen. Pada pasien dengan penyakit obstruksi dan pasien terinfeksi HIV memiliki angka insidensi lebih tinggi menderita CAP. 2 Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan demam, redup pada perkusi di area infeksi, egofoni, penurunan fremitus vokal, takikardia, dan takipeneu. Temuan suara napas yang menurun, bunyi napas tambahan, egofoni, dan penurunan fremitus dapat tidak ditemukan, namun spesifik terhadap tanda pneumonia. 1,2

Transcript of Diagnosis CAP.docx

DiagnosisPenyebab Community-Acquired Pneumonia atau CAP dapat berbagai macam patogen. Pneumonia kemudian dibedakan dari penyebabnya menjadi pneumonia tikipal dan pneumonia atipikal. Penyebab pneumonia tipikal antara lain S. pneumonie dan pneumonia tipikal disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae, Legionella, dan virus. Diagnosis CAP memerlukan beberapa data penting, yaitu riwayat pasien, pemeriksaan fisis, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan lab.1,2

Diagnosis DifferensialDifferensial Diagnosis dari CAP adalah penyakit infeksi lain pada paru. Infeksi tersebut dapat menggambarkan pneumonia akibat berbagai patogen, tuberkulosis, bronkitis, trakeobronkitis dan lain-lain. 1,2

Riwayat dan Pemeriksaan FisisPada riwayat penyakit pasien, dapat ditemui keluhan-keluhan umum seperti demam, sesak, nyeri dada, dan batuk tanpa sputum atau dengan produksi sputum. Sifat sputum menunjukan etiologi pneumonia. Tanda demam dan produksi sputum menjadi poin penting dalam diagnosis pneumonia pada pasien. 1,2

Faktor resiko penderita pneumonia antara lain penurunan sistem imun dan paparan pada patogen. Pada pasien dengan penyakit obstruksi dan pasien terinfeksi HIV memiliki angka insidensi lebih tinggi menderita CAP. 2

Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan demam, redup pada perkusi di area infeksi, egofoni, penurunan fremitus vokal, takikardia, dan takipeneu. Temuan suara napas yang menurun, bunyi napas tambahan, egofoni, dan penurunan fremitus dapat tidak ditemukan, namun spesifik terhadap tanda pneumonia. 1,2

Pemeriksaan RadiologiRadiologi menjadi instrumen penting dalam diagnosis CAP. Pada pemeriksaan radiologi akan ditemukan infiltrat yang menjadi ciri khas untuk diagnosis CAP. Pada hasil foto, bila ditemukan konsolidasi homogen pada salah satu lobus, adanya kavitas, dan efusi pleura dapat dikatakan etiologi dari pneumonia adalah bakteri. Lesi difus pada parenkim biasa dikaitkan dengan etiologi Legionella atau virus. 1,2Gambar. Foto Toraks Pasien CAPPemeriksaan LaboratoriumPada dasarnya pemeriksaan lab rutin tidak diperlukan dalam diagnosis CAP, namun beberapa komponen hasil laboratorium diperlukan dalam konfirmasi diagnosis dan eksklusi diagnosis banding dari CAP. Pemeriksaan lab pada CAP meliputi hitung jenis leukosit, pewarnaan gram sputum, dan kultur darah. Hitung jenis leukosit akan menunjukan leukositosis dan peningkatan sel polimorfonukelar yang menunjukan kondisi akut. Pewarnaan gram sputum bertujuan untuk melacak etiologi definitif dari pneumonia. Kultur memiliki kekurangan pada keabsahan hasilnya karena hanya 50% dari kultur darah yang ditemukan bakteri patogen etiologi pneumonia. Kendala terjadi dapat karena kontaminasi, pemakaian antibiotik, sebelumnya, ataupun infeksi virus. Walaupun demikian, kultur memiliki spesifisitas yang tinggi dalam mengetahui etiologi penyebab pneumonia. 1,2

Tes lain yang dapat dilakukan pada pasien dengan dugaan pneumonia adalah tes prokalsitonin dan C-Reactive protein. Kedua tes tersebut juga menunjukan spesifitas yang cukup tinggi pada diagnosis pneumonia. Prokalsitonin yang tinggi menunjukan adanya infeksi bakteri. Pada kombinasi nilai hitung jenis leukosit diatas 10.400 per mm3 dan nilai C-reactive protein lebih dari 5mg per dL, dapat disimpulkan pasien menderita penumonia, namun nilai normal tidak mengeksklusi diagnosis tersebut. 2 Tes Antigen urin diperlukan pada pasien dengan keadaan sputum sulit untuk diambil, pemeriksaan urin terhadap antigen S.pneumoniae mengkonfirmasi diagnosis CAP pneumokokus. Antigen urin Legionella menjadi tes yang juga diperlukan, namun hanya dapat mendeteksi serotipe I dan dapat menghasilkan nilai negatif pada infeksi awal. 1

Terapi

Terapi pada pasien CAP bergantung dengan tingkat keparahan dari pasien, kondisi medis dan faktor resiko, serta tingkat adherence pasien terhadap pengobatan. Penilaian klinisi terhadap tatalaksana pasien menggunakan instrumen yang disebut CURB-65 dan Pneumonia Severity Index/PSI atau PORT Score. Nilai dari skor ini kemudian menjadi standar objektif dalam penentuan rawat pasien. Pertimbangan rawat jalan dan rawat inap pasien tidak hanya tentang pembiayaan, namun yang lebih penting adalah kejadian infeksi nosokomial. 1

Gambar. CURB-65

Gambar. Pneumonia Severity Index1Penggunaan PORT Score sebagai acuan penilaian baik dilakukan, namun demikian penilaian klinisi terhadap pasien juga sangat penting dalam menentukan tatalaksana pasien. Tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien selanjutnya dapat berupa antimikroba sebagai terapi definitif.

AntimikrobaEtilogi penyebab pneumonia seringkali tidak dapat diidentifikasi sehingga tatalaksana pada pasien adalah terapi empiris. Berikut adalah alur tatalaksana dan daftar obat yang dapat digunakan dalam terapi pneumonia.

Gambar. Alur Tatalaksana Pasien CAP1

Gambar. Daftar Antibiotik untuk terapi CAP1

Referensi1. Lutfiyya MN, Henley E, Chang LF. Diagnosis and Treatment of Community-Acquired Pneumonia. Am Fam Physician.2006Feb1;73(3):442-450.2. Watkins RR, Lemonovich TL. Diagnosis and Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. Am Fam Physician. 2011 Jun 1;83(11):1299-1306.