Diabetes Mellitus Sujito

34
BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Medis 1. Definisi Diabetes militus adalah sekelompok kelainan heterogen yang terdiri oleh kadar gula dalam darah/hiperglikemia. ( Brunner & Suddarth, 2002; 1220 ) Diabetes melitus adalah penyakit kronis karena tubuh tidak menghasilkan insulin/hanya sedikit/menahan insulin sehingga tidak diproduksi. ( Dr. Robert B. Cooper,1996;510 ) Diabetes militus gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. ( Price,1996; 576 ) Diabetes militus adalah keadaan hiperglikemik kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang

Transcript of Diabetes Mellitus Sujito

Page 1: Diabetes Mellitus Sujito

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Medis

1. Definisi

Diabetes militus adalah sekelompok kelainan heterogen yang

terdiri oleh kadar gula dalam darah/hiperglikemia. ( Brunner & Suddarth,

2002; 1220 )

Diabetes melitus adalah penyakit kronis karena tubuh tidak

menghasilkan insulin/hanya sedikit/menahan insulin sehingga tidak

diproduksi. ( Dr. Robert B. Cooper,1996;510 )

Diabetes militus gangguan metabolisme yang secara genetis dan

klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat. ( Price,1996; 576 )

Diabetes militus adalah keadaan hiperglikemik kronik disertai

berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang

menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf dan

pembuluhdarah diserai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan

dengan mikroskop elektron. ( Arif Mansjoer, 2001; 580 )

Diabetes militus adalah penyakit kronis metabolisme abnormal

yang memerlukan pengobatan seumur hidup dengan diit latihan dan obat-

obatan. (Carpenito,1999; 143 )

Page 2: Diabetes Mellitus Sujito

Diabetes melitus adalah masalah yang mengancam hidup yang

disebabkan oleh defisiensi insulin relatif/absolut. ( Doenges, 2006; 726 )

Gangren adalah kematian jaringan tubuh setempat karena

gangguan peredaran darah, cedera atas penyakit perubahan membusuk

jaringan yang mati. ( Dr. Med Ahmad R, 2003; 135 )

Gangren adalah neterosis koogenlativa yag biasanya disebabkan

oleh tidak adanya suplay darah disertai pertumbuhan bakteri saprosit.

( Price; 1996; 28 )

Gangren adalah akibat dari insusiensi arteri yang terjadi akibat

trauma . ( Brunner & suddarth, 2002; 918 )

2. Etiologi

Penyebab diabetes militus hingga saat ini belum diketahui, tetapi

faktor genetik memegang peranan penting dalam perkembangan penyakit

ini. Pada diabetes tipe I, sel pankreas yang menghasilkan insulin

mengalami kerusakan kemungkinan disebabkan oleh gangguan sistem

imun, konsekuensinya, sel-sel ini tidak dapat membentuk insulin atau

dapat membentuk insulin dalam jumlah yang kecil.

Pada tipe II diabetes, sel-sel dalam pankreas dapat membentuk

insulin tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Penderita

diabetes oleh kehamilan, stres emosional atau fisik dan pemakaian

berbagai jenis obat-obatan. ( Dr. Robert B. Cooper, 1996; 516 )

9

Page 3: Diabetes Mellitus Sujito

3. Tanda Dan Gejala

- DDM - NIDDM

1. Poliuria 1. keletihan

2. Polidipsi 2. Poliuria

3. Polifagi 3. Polidipir

4. Kelemahan 4. Perubahan pandangan

5. Keletihan 5. kesemuatan kebasexxemitas

6. Malaise 6. Penyembuhan terlambat

7. Penurunan berat badan 7. Infeksi kulit pruritus

8. Peka rangsang 8. Mengantuk

( Tucker, 402; 1997 )

4. Patofisiologis

Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar gula/glukosa darah yang

tinggi daripada rentang kadar puasa normal 80-90 mg/100 ml darah atau

rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100ml darah. Hiploglikemia

biasanya disebakan oleh defisieansi insulin, seperti dijumpai pada diabetes

tipe I atau karena penurunan responsivitas sel terhadap insulin seperti

dijumpai pada diabetes tipe II. Hiperkortisolemia yang terjadi pada

sindrom cashing dan sebagai respon terhadap stres kronik dapat

menyebabkan hiperglikemia melalui melalui perangsangan

glukoneogenesis hati. Keadaan akut kelebihan hormon tiroid, prolaksin

dan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah.

Peningkatan kadar hormon-hormon tersebut dalam jangka panjang

10

Page 4: Diabetes Mellitus Sujito

terutama hormon pertumbuhan dianggap diabetogenik ( menimbulkan

diabetes ). Hormon-hormon tersebut merangsang pengeluaran insulin

secara berlebihan oleh sel-sel beta puloulangerhans pankreas sehingga

akhirnyaterjadi penurunan respons sel terhadap insulin.

Hipoglikemia adalah glukosa darah yang kurang dari 80 mg/100 ml

darah. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh puasa khususnya yang disertai

oleh raga karena olah raga meningaktkan pemakaian glukosa oleh sel-sel

otot rangka. Namun hipoglikemia lebih sering disebabkan oleh kelebihan

dosis insulin pada pengidap diabetes dependen insulin karena otak

memerlukan glukosa darah sebagai sumber energi utamanya maka

hipoglikemia menyebabkan timbulnya berbagai gejala gangguan fungsi

susunan syaraf pusat berupa konfusi iritabilitas, kejang dan koma.

Hipoglikemia dapat menyebabkan nyeri kepala akibat perubahan aliran

darah otak dan perubahan keseimbangan air secara sistematis,

hipoglikemia menyebabkan pengaktifan sistem syaraf simpatik yang

merangsang rasa lapar, kegelisahan, berkeringat dan takikardia.

( Eizabeth.J.arvin, 2001; 441)

5. Pemeriksaan Penunjang

Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/dl atau lebih.

Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok

Asma lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningakat

Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330

m Os ml.

11

Page 5: Diabetes Mellitus Sujito

Elektrolit :

Natrium Mungkin normal, meningkat/menurun.

Kalium : Normal/peningkatan semu (perpindahan

seluler) selanjutnya akan menurun.

Fosfor lebih sering menurun

Hemoglobin glikosit kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari

normal yang mencerminkan kontrol DM

yang kurang selama 4 bulan terakhir.

Gas darah artei Biasanya menunjukkan pH rendah dan

penurunan pada HCO3 dngan kompensasi

alkoholis respiatonik.

Trombosit darah Ht mungkin meningkat leukosis,

nemokonsentrasi, merupakan respon

tehadap stres/infeksi.

Ureum/kreotinin mungkin meningkat /normal

Amilase darah mungkin meningkat yang

Insulin darah : Mungkin meningkat bahkan smapai tak

ada/normal samapai tinggi

Urine : Gula dan aseton positif berat jenis dan

osmolalitas mungkinmeningkat

Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran

kemih infeksi pernafasan dan infeksi pada

luka

12

Page 6: Diabetes Mellitus Sujito

6. Komplikasi

IDDM NIDDM

Akut Diabetik ketoasidosis (DKA)

Hipoglikemia

Koma non ketatik

hiperglikemik hiperosmotor

Hipoglikemia

DKA

Jangka

panjang

Mikroongiopati

Retinopati

Nesfrapati

Neuoropati

Makroangiopati

Kardiovaskuler

Serebrovaskuler

Vaskulerperifer

Mikroongiopati

Retinopati

Nesfrapati

Neuoropati

Makroangiopati

Kardiovaskuler

Serebrovaskuler

Vaskulerperifer

( Tucker, 1998; 402 )

7. Penatalaksanaan

IDDM :

1. Preporat insulin kerja cepat kerja intermediet biasanya dosis terpisah.

2. Diet biasanya pengganti ADA (biasanya 3 makanan seimbang dan

kudapan)

3. Program latihan teratur.

4. Pemantauan glukosa darah sendiri.

5. Pengobatan komplikasi yang terjadi

13

Page 7: Diabetes Mellitus Sujito

NIDDM

1. Diet biasanya pengganti ADA dengan pengurangan kalori ( biasanya 3

x makanan seimbang dan 1 x kudapan )

2. Hipoglikemik oral dan insulin mungkin juga diberikan

3. Program latihan teratur

4. Pemantauan glukosa darah sendiri

5. Pengobatan komplikasi yang terjadi.

( Tucker, 1998; 403 )

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian Dasar

Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik difokuskan pada tanda dan

gejala hiperglikemik dan pada sektor-sektor fisik, emosional, serta sosial

yang dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk mempelajari dan

melaksanakan berbagai aktivitas perawatan mandiri diabetes.

Pasien dikaji dan diminta menjelaskan gejala yang mendahului diagnosis

diabetes polioria, polidipsia, polifagia, kulit kering, penglihatan kabur,

penambah berat badan, perasaan gatal-gatal pada vagina dan luka yang

lama sembuh. Kadar glukosa darah dan utnuk penderita diabetes tipe I

kadar keton almarin harus diukur.

Pada penderita diabetes tipe I dilakukan pengkajian untuk

mendeteksi tanda dan gejala ketaodiosis siabetik yang mencakup

pernafasan kusmonal, hipertensi onastatik dan alergi. Pasien ditanya

tentang gejala ketoosidosis diabetik seperti mual, muntah dan nyeri

14

Page 8: Diabetes Mellitus Sujito

abdomen. Hasil-hasil laboratorium dipantau untuk mengenali tanda-tanda

osidosis metabolik seperti penurunan nilai pH dan kadar bikarbonat dan

untuk mendeteksi tanda-tanda dan gangguan keseimbangan elektrolit.

( Brunner & Suddart, 2002; 1263 )

a. Pengkajian Pola Fugsional

Pola fungsional yang digunakan yaitu pola fungsional menurut

Virginia Henderson teori keperawatan Virginia Henderson. (Hormer &

Henderson,1995 ) mencakup seluruh kebutuhan dasar manusia.

Henderson (1964) mendefinisikan keperawatan sebagai pembantu

individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang

memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuahnnya bila ia

memiliki kekuatan, kemudian pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal

ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali

kemandiriannya secepat mungkin.

Kebutuhan dasar menurut Virginia Henderson memberikan

kerangka kerja dalam melakukan keperawatan diantaranya.

1) Bernafas secara normal

Bantuan yang dapat diberikan kepada klien perawat adalah

membantu memiliki tempat tidur,kursi yang cocok serta

menggunakan bantal, alas, dan sejenisnya sebagai alata bantau

klien agar dapat bernafas dengan normal.

15

Page 9: Diabetes Mellitus Sujito

2) Kebutuhan akan nutrisi

Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan

berat badan yang normal kebutuhan nutrisi yang diperlukan

pemilihan dan penyediaan makanan.

3) Kebutuhan eliminasi

Perawat dasarnya meliputi semua pengeluaran tubuh, perawat

harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan

normalnya jarak waktu pengeluaran dan sekresi muntah BAB dan

BAK.

4) Gerak dan keseimbangan tubuh

Perawat harus mengetahui tentang prinsip keseimbangan tubuh

miring dan bersandar artinya perawat harus bisa memberikan

rangsangan dalam semua posisi dan tidak membiarkan berbaring

terlalu lama dalam 1 posisi.

5) Kebutuhan istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur sebagai tergantung pada relaxasi otot untuk itu

perawat harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik,

disamping itu juga dipengaruhi oleh emosi.

6) Kebutuhan berpakaian

Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian

yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk

memakaianya.

16

Page 10: Diabetes Mellitus Sujito

7) Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal

Perawat harus mengetahui physiologi panan dan bisa mendorong

kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan

mengubah temperatur.

8) Kebutuhan akan personal

Klien harus disediakan fasilitas perawatan dan bantuan dari

perawat sangat dibutuhkan untuk membersihkan kulit, rambut,

kuku, hidung, mulut dan giginya.

9) Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Dalam keadaan sehat seseorang bebas mengontrol keadaan

sekelilingnya sikap tersebut tidak dapat dilakukannya

ketidaktahuan dapat menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu

baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

10) Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi

Keingintahuan rasa takut dan pendapat dalam keadaan sehat tiap

gerakan emosi nampak pada expresi fisik bertambah cepatnya

denyut jantung/pernafasan/muka yang mendadak merah dengan

interprestasi sebagai pernyataan jiwa/emosi.

11) Kebutuhan spiritual

Dalam memberikan perawatan dalam situasi apapun kebutuhan

spiritual klien harus dihormati dan perawat harus membantu

pemenuhan kebutuhan itu.

17

Page 11: Diabetes Mellitus Sujito

12) Kebutuhan bekerja

Dalam perawatan maka penilaian terhadap interprestasi terhadap

kebuthan klien adalah sangat penting, solat bisa menjadi lebih

ringan apabila seseorang dapat terus bekerja.

13) Kebutuhan bermain dan rekreasi

Seringkali keadaan sakit menyebabkan seseorang kehilangan

kesempatan menikmati variasi dan udara segar serta rekreasi untuk

itu perlu dipilihkan kecerdasan, pengalaman.

14) Kebutuhan belajar

Bimbingan latihan/pendidikan merupakan sebagian dari pelajaran

dasar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan

kesehatan serta memperkecil dan mengikuti rencana.

b. Pemeriksaan Fisik

Kita harus melihat mitos laboratorium dipantau untuk melihat adanya

tanda hiper osmoloritas dan ketidakseimbangan elektrolit. Faktor-

faktor fisik yang dapat mengganggu kemampuan dalam melakukan

perawatan mandiri.

b) Gangguan penglihatan

c) Gangguan koordinasi motorik

d) Gangguan neurologis

Perawat mengaevaluasi situasi sosial pasien untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terapi diabetes dan

pendidikannya seperti :

e) penuruanan kemampuan membaca

18

Page 12: Diabetes Mellitus Sujito

f) keterbatasan sumber-sumber finansial/tidak memiliki asumsi

kesehatan

g) Ada tidak dukungan keluarga

h) Jadwal harian yang khas

Status emosional pasien dikaji dengan mengamati sikap/tingkah laku

yang tampak dan bahasa tubuh. Tanyakan kepada pasien tentag

kekuatiran yang utama dan ketakutannya terhadap penyakit diabetes.

Ketrampilan dalam mengatasi persoalan dikaji dengan menanyakan

coraps menghadapi berbagai situasi sulit yang dialami dimasa lampau.

( Brunner & Suddart, 2002: 1263 )

19

Page 13: Diabetes Mellitus Sujito

2. Clinical Pathways dan Fokus Intervensi

a. Pathways

20

Genetik

Ruraknya sel imun penghasil

insulin

Penyakit pankreas

Produksi insulin menurun

Obesitas

Resistensi insulin

Usia

Menurunnya fungsi pankreas

Obat-obatan

Diuretic, kortikosteroid,

dilantinDefisiensi

insulinGTG

Produksi insulin menurun

GTG

Peningkatan kadar glukosa darah

Masuk tubulus ginjal

Melebih ambang ginjal

Gukosuria

Diulesis osmotik

Poliuri Polidipsi

Kurangnya volume cairan

Glukosa tidak

sampai sel

Starvasi sel

Peningkatan metabolisme protein dan

lemak

Gangguan keseimbangan

asam basa

Mual/muntah

Anoreksia

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Keseimbangan kalori negatif

Rasa lapar (polifagi)

Kelelahan

Komplikasi vaskuler

Mikro angiopati

Pelebaran vaskuler kecil di arteriola

Perdarahan

Jaringan parut retina

Kebutaan

Perubahan persepsi sensori

Timbunan sorbitol dan

fruktosa

Gangguan metabolisme

sel shwan

Parestesia

Hilangnya reflek tendon

Kelemahan otot

Makro angiopati

Aterosklerosis

Sumbatan vaskuler

Arteri perifer

Insufisiensi vaskuler perifer

Gangrene

Infeksi/sepsis

Kronis

Ketergantungan orang lain

Ketidakberdayaan

Salah interpretasi informasi

Tidak akurat

mengikuti instruksi

Kurang pengetahuan

(Brunner & Suddarth, 2002, 918)

(Price, 1996, 576)

Page 14: Diabetes Mellitus Sujito

Fokus Intervensi1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Diuresis osmotik,

diare, muntah, kacau mental.

Ditandai :

Peningkatan keluaran urine, urine encer, kelemahan , haus,

penurunan berat badan, membran mukosa kering, turgor kulit

buruk, hipotensi, takikardia, pelambatan pengisian kapiler.

Tujuan dan Kriteria Hasil :

Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital

stabil nadi perifer dapat diraba,turgon kulit dan pengisian kapiler

baik haluaran urine tepat secara individu dan kadar elektrolit

dibatas normal.

Intervensi :

a) Dapatkan riwayat pasien berhubungan dengan intensitas dari

gejala muntah pengeluaran urine yang sangat berlebihan.

b) Pantau keadaan vital, contohnya adanya perubahan TD

ortortatik

c) Pola nafas seperti adanya pernafasan kusmunal/pernafasan

berbau keton

d) RR dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas dan

adanya opner dan munculnya cynosis.

e) Suhu, warna, kulit / kelembabannya.

f) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran

mukosa.

21

Page 15: Diabetes Mellitus Sujito

g) Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine.

h) Ukur berat badan setiap hari.

i) Pertahankan utnuk memberikan cairan paling sedikit 2500

cc/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung.

j) Kaji adanya perubahan mental/sensori.

k) Cata hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen,

muntah dan distensi lambung.

l) Observasi adanya kelelahan, peningkatan berat badan, edema,

nadi tidak teratur.

m) Berikan terapi cairan sesuai indikasi.

n) Pasang/pertahankan kateter urine tetap terpasang.

o) Pantau lab seperti :Hati, BUM, osmolalitas darah, Na Kl

p) Berikan kalium/elektrolit lain melalui LU/oral sesuai indikasi.

q) Berikan bikarbonat jika pH kurang dari 70.

r) Pasang selang NGT dan lakukan pengisapan sesuai dengan

indikasi.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan insulin, anoreksia, mual,lambung penuh,

nyeri abdomen,perubahan kesadaran, pelepasan hormon,stre,

proses inseksius.

22

Page 16: Diabetes Mellitus Sujito

Tanda :

Intake tidak adekuat kurang minat pada makanan, penurunan berat

badan, kelemahan,kelelahan, tour,otot berat, diare.

Tujuan dan KH :

a) Menerima jumlah nutrien yang tepat

b) Menunjukkan tingkat energi biasanya

c) Mendemonstrasikan berat badan stabil/penambahan kearah

rentang yang diinginkan dengan nilai lab. Normal

Intervensi :

a) Timbang berat badan setiap hari sesuai indikasi.

b) Tentukan program diet dan pola makan pasien.

c) Auskultasi bising usus, catat adanya kembung,mual,muntah,

pertahankan puasa sesuai indikasi

d) Berikan makanan cair yang mengandung nutrien dan

elektrolit dengan segera jika sadar.

e) Identifikasi makanan yang disukai.

f) Laibatkan keluarga pasien pada perencanaan makan ini

sesuai indikasi.

g) Observasi tanda-tanda hipoglikemia.

h) Lakukan cek gula darah dengan fungsi stiek.

i) Pantau lab gula darah,aseton,pH dan HCO3.

j) Berikan insulin secara teratur dengan metode secara

intermiten/kontinu.

23

Page 17: Diabetes Mellitus Sujito

k) Berikan larutan glukosa misalnya dekstrosa dan setengah

salin normal.

l) Lakukan konsultasi dengan ahli diet.

m) Berikan diet kira-kira 60 % karbohidrat, 20 % protein dan 20

% lemak dalam PMT.

n) Berikan obat metoklopramid.

3) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kadar glukosa

tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi

pernafasan yang ada sebelumnya

Tujuan dan KH :

a) Mengidentifikasi intervensi untuk menegah / menurunkan

resiko infeksi.

b) Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk

mencegah terjadinya infeksi.

Intervensi :

a) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.

b) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci

tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan

dengan pasien tersebut termasuk pasiennya sendiri.

c) pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif lakukan

pengobatan melalui IV sesuai indikasi.

d) Pasang kateter / lakukan perawatan perifal dengan baik.

24

Page 18: Diabetes Mellitus Sujito

e) Berikan perawatan kulit dengan tsater jaga kulit tetap kering,

linen kering dan tetap kencang.

f) Aukultasi bunyi nafas.

g) Posisikan pasien pada semifolu.

h) Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitivitasi dengan dengan

indikasi.

i) Berikan antibiotik yang sesuai.

4) Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual berhubungan

dengan perubahan kimia endogen, ketidakseimbangan

glukosa/insulin dan elektrolit.

Tujuan dan KH :

a) Mempertahnkan tingkat mental biasanya.

b) Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan sensori.

Intervensi :

a) Pantau tanda-tanda vital

b) Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai

denga kebutuhannya.

c) pelihara aktivita rutin pasien sekonsisten mengkin, dorong

untuk melakukan kegiatan sehari-hari sesuai kemampuannya.

d) Lindungi pasien dari cedera ketika tingkat kesadaran pasien

terganggu.

e) evaluasi lapang pandang penglihatan sesuai dengan indikasi.

25

Page 19: Diabetes Mellitus Sujito

f) Selidiki adanya keluhan porestesia, nyeri/kehulangan sensori

pada paha/kaki.

g) Berikan tempat tidur yang lembut.

h) Bantu pasien dalam ambulasi/perubahan posisi.

i) Berikan pengobatan sesuai dengan obat ditentukan untuk

mengatasi DKA sesuai indikasi.

j) Pantau nilai lab seperti gula darah, osmolalitas darah,Hb/Ht,

ureum kretinin.

k) Bantu dengan memblok syaraf setemapt, mempertahankan

unit TENS.

5) Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi

metabolik, perubahan kimia darah infensifiasi insulin, peningkatan

kebutuhan energi;status hipermetabolik/infeksi.

Tanda-tanda kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan

untuk mempetahankan rutinitas biasanya, penurunan kinerja,

kecederungan untuk kecelakaan.

Tujuan dan KH :

- Mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan

perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas

yang diinginkan.

Intervensi :

a) Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.

26

Page 20: Diabetes Mellitus Sujito

b) Berikan aktivitas alternatif dengan periode yang cukup/tanpa

diganggu.

c) pantau TTV sebelum/sesudah aktivitas.

d) Diskusiakan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah

tempat dan seabagainya.

e) Tingkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas sehari-hari

sesuai dengan yang dapat ditoleransi.

6) Ketidak berdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang,

ketergantungan pada orang lain.

Tanda :

Apatis, MD, marah, tidak berpatisipasi dalam perawatan,

penekanan terhadap komplikasi fisik meskipun pasien bekerja

sama denagn aturan.

Tujuan dan KH :

Mengakui perasaan putus asa, mengidentifikasi cara-cara sehat

untuk menghadapi perasaan, membantu dalam merencanakan

perawatan sendiri dan secara mandiri mengambil tanggung jawab

untuk aktivitas perawatan diri.

Intervensi :

a) Anjurkan pasien untuk mengexpresikan perasaan tentang

perawatan di rumah sakit.

b) Akui nomalitas dari perasaan.

27

Page 21: Diabetes Mellitus Sujito

c) Kaji bagaimana pasien telah menangani maslahnya dimsa

lalu.

d) Berikan kesempatan pada keluarga untuk mengexpresikan

perhatiannya.

e) Tentukan tujua/harapan dari pasien/keluarga.

f) Tentukan apakah ada perubahan yang berhubungan dengan

orang terdekat.

g) Anjurkan untuk membuat keputusan berhubungan dengan

perawatannya.

h) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta

dalam perawatan diri.

7) Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat,

kesalahan interprestasi informasi, tidak mengenal sumber

informasi.

Tanda :

Meminta informasi, mengungkapkan masalah, ketidakakuratan

mengikuti instruksi, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

Tujuan dan KH :

Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, mengidentifikasi

hubungan dan tanda dan gejala dengan proses penyakit, dengan

benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional

tindakan, berpartisipasi dalam program pengobatan.

28

Page 22: Diabetes Mellitus Sujito

Intervensi :

a) Ciptakan lingkungan saling percaya.

b) Diskusikan topik-topik utama.

c) Demonstrasikan cara pemeriksaan gula darah dengan fungsi

stiek dan beri kesempatan pasien untuk mendemonstrasikan

kembali.

d) Diskusikan tentang rencana diet.

e) Pantau ulang program pengobatan meliputi amitan,

puncotilamangadosis insulin, bila disesuaikan dengan

pasien/keluarga.

( Doenges, 2000; 729 )

29