Diabetes Melitus

6
DIABETES Kadar darah sewaktu (kadar gula darah sewaktu) adalah hasil pengukuran yang dilakukan seketika waktu itu, tanpa ada puasa. Jadi biasanya kadar gula akan lebih tinggi. *Gula darah sewaktu = pemeriksaan yg dilakukan tanpa memperhatikan kapan pasien terakhr makan Normalnya, kadar gula dalam darah adalah 110 mg/dl (gula darah puasa) dan 140 mg/dl (gula darah sewaktu). Namun, pada penderita DM, kadar gula darah puasanya lebih dari 126 mg/dl dan gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl. BMI = (BB) / [(TB) * (TB)] Misalnya: BB = 45 kg dan TB = 165 cm, maka BMI = (45) / [(1.65) * (1.65)] = 16.5 Apakah Anda termasuk kurus, normal, atau overwight? Lihat patokan di bawah ini: BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight) BMI 18.5 - 24 = normal BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight) BMI >30 = obesitas Apakah HbA1c ? HbA1c atau hemoglobin glikat adalah bentuk ikatan molekul glukosa pada asam amino valin di ujung rantai beta molekul hemoglobin. Bila kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia), maka melalui reaksi non-enzimatik, terjadi ikatan yang bersifat sementara. Bila kadar glukosa darah dalam hitungan jam segera kembali ke tingkat normal maka ikatan akan terurai kembali. Namun bila hiperglikemia lebih lama, maka ikatan tersebut berubah menjadi stabil dan menetap sebagai HbA1c.

description

nhgf

Transcript of Diabetes Melitus

Page 1: Diabetes Melitus

DIABETESKadar darah sewaktu (kadar gula darah sewaktu) adalah hasil pengukuran yang dilakukan seketika waktu itu, tanpa ada puasa. Jadi biasanya kadar gula akan lebih tinggi.

*Gula darah sewaktu = pemeriksaan yg dilakukan tanpa memperhatikan kapan pasien terakhr makan

Normalnya, kadar gula dalam darah adalah 110 mg/dl (gula darah puasa) dan 140 mg/dl (gula darah sewaktu). Namun, pada penderita DM, kadar gula darah puasanya lebih dari 126 mg/dl dan gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl.

BMI = (BB) / [(TB) * (TB)]

Misalnya: BB = 45 kg dan TB = 165 cm, maka

BMI = (45) / [(1.65) * (1.65)] = 16.5

Apakah Anda termasuk kurus, normal, atau overwight? Lihat patokan di bawah ini:

BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)

BMI 18.5 - 24 = normal

BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)

BMI >30 = obesitas

Apakah HbA1c ?

HbA1c atau hemoglobin glikat adalah bentuk ikatan molekul glukosa pada asam amino valin di ujung rantai beta molekul hemoglobin. Bila kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia), maka melalui reaksi non-enzimatik, terjadi ikatan yang bersifat  sementara. Bila kadar glukosa darah dalam  hitungan jam segera kembali ke tingkat normal maka ikatan akan terurai kembali. Namun bila hiperglikemia lebih lama, maka ikatan tersebut berubah menjadi stabil dan menetap sebagai HbA1c.

Glucosylated Hemoglobin (HbA1c). Normalnya 4,0- 6,0. dimonitor secara rutin setiap 3 bulan.

Page 2: Diabetes Melitus

Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya, diperkirakan kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes. Diabetes tipe ini disebabkan kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun.

Pada pulau Langerhans kelenjar pankreas terdapat beberapa tipe sel, yaitu sel β, sel α dan sel σ. Sel-sel β memproduksi insulin, sel-sel α memproduksi glukagon, sedangkan sel-sel σ memproduksi hormon somastatin. Namun demikian serangan autoimun secara selektif menghancurkan sel-sel β.

Diabetes mellitus tipe 2 Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan dengan DM tipe 1, terutama terjadi pada orang dewasa tetapi kadang-kadang juga terjadi pada remaja. Penyebab dari DM tipe 2 karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal, keadaan ini disebut resietensi insulin. Disamping resistensi insulin, pada penderita DM tipe 2 dapat juga timbul gangguan gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan. Namun demikian, tidak terjadi pengrusakan sel-sel β langerhans secara autoimun sebagaimana terjadi pada DM tipe 1. Dengan demikian defisiensi fungsi insulin pada penderita DM tipe 2 hanya bersifat relatif, tidak absolut.

Obesitas yang pada umumnya menyebabkan gangguan pada kerja insulin, merupakan faktor risiko yang biasa terjadi pada diabetes tipe ini, dan sebagian besar pasien dengan diabetes tipe 2 bertubuh gemuk. Selain terjadi penurunan kepekaan jaringan pada insulin, yang telah terbukti terjadi pada sebagian besar dengan pasien diabetes tipe 2 terlepas pada berat badan, terjadi pula suatu defisiensi jaringan terhadap insulin maupun kerusakan respon sel α terhadap glukosa dapat lebih diperparah dengan meningkatya hiperglikemia,

1. Pouria ( banyak kencing), merupakan gejala klasik umum pada

penderita diabetes mellitus. banyaknya kencing ini disebabkan

kadar gula dalam darah berlebihan, sehingga rangsang tubuh untuk

berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan kencing.

Gejala banyak kecing ini terutama menonjol pada wkatu malam hari,

yaitu saat kadar gula dalam darah relatif tinggi.

2. Polidipsi ( banyak minum ), sebenarnya merupakan akibat reaksi

tubuh dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh

kekurangan cairan (dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa

haus atau kering yang menyebabkan timbulnya keingnan untuk terus

minum selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik.

Sehingga dengan demikian, akan terjadi banyak kencing dan minum.

3. Polipagio (banyak makan), merupakan gejala klasik diabetes yang

tidak menonjol. Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh

berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam

Page 3: Diabetes Melitus

darah tinggi. Sehingga demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh

tambahan cadangan gula dari makanan yang diterima.

Gejala

1. Adanya perasaan haus yang terus menerus

2. Sering buang air kecil dan jumlah yang banyak

3. Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

4. Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.

Gejala dari slide

Polidipsi (rasa haus yang berlebih, walaupun cuaca tidak panas). Poliuria (sering kencing terutama malam hari). Polifagia (cepat lapar). Glukosuria Berat badan menurun secara drastis. Badan lemah dan cepat lelah. Nafas Bau keton Kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki serta gatal-gatal. Penglihatan kabur. Luka sulit sembuh. Gairah sex menurun

Faktor resiko:

1. Riwayat KeluargaFaktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan. Dengan memperbaiki pola makan dan pola hidup insya Allah Anda akan terhindar dari penyakit yang mengerikan ini. 

2. Obesitas Atau KegemukanKegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan dan akhirnya rusak. Segera hindari makan makanan yang tinggi kalori ! 

3. Usia Yang Semakin BertambahUsia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh mulai mengalami kepekaan terhadap insulin. Bahkan pada wanita yang sudah mengalami monopause punya kecenderungan untuk

Page 4: Diabetes Melitus

lebih tidak peka terhadap hormon insulin. 

4. Kurangnya Aktivitas FisikKurangnya aktivitas fisik menjadi faktor cukup besar untuk seseorang mengalami kegemukan dan melemahkan kerja organ-organ vital seperti jantung, liver, ginjal dan juga pankreas. Lakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu. 

5. MerokokAsam rokok ternyata menimbulkan efek negatis terhadap kesehatan dan sifatnya sangat komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Jadilah orang yang berakal dan cerdas dengan tidak menimbun racun dalam tubuh kita walaupun rokok dianggab bisa memberikan kenikmatan. Kasihanilah tubuh Anda. Efek jangka panjang rokok sungguh sangat mengerikan. Maka sangat sesuai sekali kalau agama sangat membenci rokok karena memang lebih banyak kerusakannya ketimbang manfaatnya. 

6. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol TinggiManakan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per hari. 

7. Stres Dalam Jangka Waktu LamaKondisi setres berat bisa mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam tubuh termasuk produksi hormon insulin. Disamping itu setres bisa memacu sel-sel tubuh bersifat liar yang berpotensi untuk seseorang terkena penyakit kanker juga memicu untuk sel-sel tubuh menjadi tidak peka atau resiten terhadap hormon insulin. Belajarlah untuk berpola hidup santai walau dalam keadaan serius. Banyak-banyaklah untuk selalu bertawakkal kepada Allah dalam setiap menghadapi masalah hidup. Bergantunglah hanya kepada Allah dalam setiap lika-liku kehidupan agar pikiran tenang dan beban terasa ringan. 

8. Hipertensi Atau Darah Tinggi Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk seseorang teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan resiko untuk Anda terserang penyakit diabetes melitus. 

9. KehamilanPada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu keseimbangan hormon insulin dan pada kasus tertentu memicu untuk sel tubuh menjadi resisten terhadap hormon insuline. Kondisi ini biasanya kembali normal selah masa kehamilan atau pasca melahirkan. Namun demikian menjadi sangat beriso terhadap bayi yang dilahirkan untuk kedepan punya potensi diabetes melitus. 

10. RasAda beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk terserang diabetes melitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh lebih tinggi dibanding di benua lainnya. Bahkan diperkirakan lebih 60% penderita berasal dari Asia. 

11. Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan KimiaKonsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberika efek negatif yang tidak ringan. Obat kimia ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi mengobati di sisi yang lain mengganggu kesehatan. Bahkan tidak sedikit kasus penyakit berat seperti jantung dan liver serta diabetes diakibatkan oleh terlalu seringnya mengkomsumsi obat kimia. Salah satu obat kimia yang sangat berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER. Kedua jenis obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa merusak pankreas.

Saran kami, hindarilah obat kimia sebisa mungkin. Kembalilah kepada obat-obatan herbal. Jadikanlah obat kimia sebagai alternatif terakhir dan sifatnya darurat. Jangan sampai Anda baru sakit sedikit langsung telan obat kimia. Cobalah terapi setiap penyakit yang Anda derita dengan ramuan herbal terlebih dahulu. Insya Allah akan lebih aman dan dalam jangka panjang akan mengoptimalkan kesehatan Anda secara menyeluruh. 

Konsumsi obat herbal akan lebih mendorong tubuh Anda bekerja sendiri dalam melawan penyakit karena sifat obat herbal umumnya untuk