Diabetes Melitus

39
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN DIABETES MELITUS Disusun Oleh : 1. APRIYADI 2. ARDI WIRAWAN 3. NUNGKI RAHAYU 4. TENDI SUJANA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

description

aebcd

Transcript of Diabetes Melitus

Page 1: Diabetes Melitus

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN DIABETES

MELITUS

Disusun Oleh :

1. APRIYADI

2. ARDI WIRAWAN

3. NUNGKI RAHAYU

4. TENDI SUJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2015

Page 2: Diabetes Melitus

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya

makalah yang Kehamilan dengan Diabetes Melitus ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya.

Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk

itu kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,

sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Pringsewu, Maret 2014

Penyusun

ii

Page 3: Diabetes Melitus

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian.............................................................................................3

B. Etiologi.................................................................................................4

C. Patofisiologi..........................................................................................6

D. Manifestasi Klinis.................................................................................9

E. Penatalaksanaan Medis.........................................................................9

F. Penatalaksanaan Penunjang..................................................................10

G. Askep....................................................................................................11

H. Pengkajian Dasar..................................................................................13

I. Renpra...................................................................................................21

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: Diabetes Melitus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek

gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya

peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya

absolut maupun relatif. Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan

mekanisme pengaturan gula normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh

akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon

insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas.

Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan

(karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar

gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.

Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan

masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan

digunakan sebagai bahan energi dalam sel tersebut. Sel otot kemudian

menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi, sebagian

disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian tersebut

diubah menjadi lemak dan protein.

B. Rumusan Masalah

a.       Diabetes melitus

b.      Diabetes melitus pada kehamilan

C. Tujuan Masalah

a.       Untuk mengetahui definisi diabetes melitus

b.      Untuk mengetahui hubungan diabetes melitus dengan kehamilan

c.       Untuk mengetahui penyebab diabetes melitus

d.      Untuk mengetahui tanda dan gejala diabetes melitus

e.       Untuk mengetahui cara penanganan diabetes melitus

1

Page 5: Diabetes Melitus

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer,

2000). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula

(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif

(Arjatmo, 2002). Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi

karbohidrat ringan (toleransi karbohidrat terganggu) maupun berat, terjadi

atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung.

Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat dengan

berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama

masa kehamilan (ADA, 1990). Diabetes Melitus gestasional adalah intoleransi

karbohidrat dengan keparahan bervariasi dan awitan ataum pertama kali

diketahui saat hamil.

Jadi diabetes mellitus gestasional adalah adalah difisiensi insulin ataupun

retensi insulin pada ibu hamil sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi

karbohidrat ringan maupun berat yang baru diketahui selama mengalami

kehamilan.

B. ETIOLOGI

Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :

1.    Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.

2.    Genetik

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen

penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya

menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya

bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.Secara klinis, penyakit DM

awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai defect fungsi

2

Page 6: Diabetes Melitus

sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu didominasi defect

fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. Kaitannya dengan

mutasi DNA mitokondria yakni karena proses produksi hormon insulin

sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative phosphorylation

(OXPHOS) di dalam sel beta pankreas.

Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita

DM itu menderita penyakit penyerta tadi.

1. Kerusakan / elainan pangkreas sehingga Kekurangan produksi insulin

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan

radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun

sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme

tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia

dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.

2.  Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol,

dan epineprin.

3.     Obat-obatan.

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang

pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas

menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses

metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang

terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.

4. Wanita obesitas

Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai

penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin

hipertropi yang pada gilirannya akan kelelahan dan “jebol” sehingga

insulin menjadi kurang prodeksinya dan terjadilah DM. Sebagai akibat

biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi DM berlebihan

menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.

3

Page 7: Diabetes Melitus

C. PATOFISIOLOGI

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat

yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk

menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin

sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu.

Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang

mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama

dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen,

steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka

terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.

Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari

keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam

kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia

ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan

tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia

relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes

kehamilan.

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu

keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi

perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya,

komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah

tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran

plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi

abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain

itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan

metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia,

dan sebagainya.

Pada Diabetes Melitus Gestasional, selain terjadi perubahan-perubahan

fisiologis hormonal dan metabolic yang normal pada kehamilan, didapatkan

keadaan jumlah/fungsi insulin ibu yang tidak optimal. Serta terjadi juga

perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya

4

Page 8: Diabetes Melitus

adalah komposisi sumber energi dalam plasma ibu berubah (kadar gula darah

tinggi, sementara itu kadar insulin tetap tinggi).

Melalui difusi terfasilitasi dalam membrane plasenta, pada sirkulasi janin juga

ikut terjadi komposisi sumber energy yang abnormal yang dapat menyebabkan

kemungkinan terjadi berbagai komplikasi. Selain itu terjadi juga

hiperinsulinemia, hipokolosemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya). Dalam

hal ini terjadi berbagai kelainan yang menyebabkan pelbagai komplikasi pada

ibu dan janin. Pada intinya, Diabetes Melitus pada kehamilan dapat terjadi

karena proses kehamilan itu sendiri, Namun juga dapat terjadi karena Diabetes

Melitus tipe 1 atau 2 yang baru diketahui pada saat hamil. Bila Diabetes

Melitus terjadi karena proses kehamilan itu sendiri, setelah melahirkan kadar

gula darahnya akan kembali menjadi normal dan dalam beberapa tahun

kemudian kemungkinan baru akan benar-benar menetap menjadi Diabetes

Melitus.

Diabetes Melitus pada kehamilan dapat terjadi karena perubahan metabolik

fisiologik yang terjadi pada saat kehamilan. Perubahan tersebut mengarah

pada terjadinya resistensi insulin. Bila sel beta pankreas tidak dapat

mengimbangi perubahan tersebut, maka akan terjadi Diabetes Melitus pada

kehamilan. Setelah melahirkan, karena perubahan fisiologis pada saat hamil

telah hilang, maka ibu akan menjadi normal kembali. Namun sebaliknya, bila

ibu sebelumnya sudah menyandang Diabetes Melitus dan baru diketahui

Diabetes Melitus.

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu

keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi

perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya,

komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah

tinggi, kadar insulin tetap tinggi).

5

Page 9: Diabetes Melitus

D. MANIFESTASI KLINIS

Polyuria ( banyak berkemih), polydipsia ( banyak minum), Penurunan berat

badan, Polyphagia ( banyak makan), Letih, lesu, Lemah badan, gatal,

pandangan kabur, dan pruritus vulvae pada wanita, Kelelahan, Pandangan

kabur, mata kabur, Pusing, Mual, Kurangnya ketahanan pada saat melakukan

olah raga, dan mudah infeksi 

E. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan diabetes pada kehamilan sebaiknya dilakukan secara terpadu

antara dokter kebidanan, penyakit dalam, ahli gizi, dan spesialis anak. Sasaran

penatalaksanaan adalah mencapai kadar gula darah yang normal yaitu gula

darah puasa kurang dari 105 mg/dl dan dua jam sesudah makan kurang dari

120 mg/dl. Sasaran dapat dicapai dengan melakukan pengaturan makan.

Bila diperlukan maka diberikan insulin untuk menurunkan kadar gula darah

mencapai normal. Biasanya bila kadar gula darah puasa melebihi atau sama

dengan 130 mg/dl di samping perencanaan makan perlu diberikan insulin.

Bila kadar gula darah puasa di bawah 130 mg/dl, penatalaksanaan dapat

dimulai dengan perencanaan makan saja. Dalam perencanaan makan

dianjurkan jumlah kalori sebesar 35 kal/kg berat badan ideal, kecuali bila

penderita gemuk jumlah kalori dikurangi. Pada kehamilan biasanya perlu

dipertimbangkan penambahan kalori sebanyak 300 kal. Agar janin dalam

kandungan dapat tumbuh secara baik dianjurkan untuk mengkonsumsi protein

sebesar 1-1,5 g.

Penggunaan insulin biasanya dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan

sesuai kebutuhan untuk mencapai kadar gula darah yang normal. Untuk itu

perlu mempelajari prinsip-prinsip sterilitas, mengenal berbagai macam insulin,

serta memahami dosis dan penyediaan insulin yang tepat.

6

Page 10: Diabetes Melitus

F. PENATALAKSANAAN PENUNJANG

Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau

skrining glukosa darah, ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan

bawaan dan makrosomia, Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan

kontrol diabetik (HbA1c lebih besar dari 8,5% khususnya sebelum kehamilan,

membuat janin beresiko anomali kongenital, Pemeriksaan kadar keton urin

untuk menentukan status gisi, Budaya urin untuk mengidentifikasi ISK

asimtomatik, protein dan kliren kreatinin (24 jam) untuk memastikan tingkat

fungsi ginjal, khusus pada diabetes durasi lama, tes`toleransi glukosa (GTT),

kultur vagina mungkin positif untuk candida albicans, Contraction stress test

( CST), Oxytocin challenge test (OCT) menunujukkan hasil positif jika trjadi

insufisiensi plasenta, Kriteria profil biofisik (BPP)

G. ASKEP

A. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama.

Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak

adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan

retinopati.

b. Riwayat kesehatan keluarga.

Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.

c. Riwayat kehamilan

Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan,

infertilitas, bayi low gestasional age, riwayat kematian janin, lahir

mati tanpa sebab jelas, anomali congenital, aborsi spontan,

polihidramnion, makrosomia, pernah keracunan selama

kehamilan.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Sirkulasi

7

Page 11: Diabetes Melitus

o Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau

lambat pada diabetes yang lama.

o Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.

o Peningkatan tekanan darah.

o Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.

b. Eliminasi

Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati

dan poliuri.

c. Nutrisi dan Cairan

o Polidipsi.

o Poliuri.

o Mual dan muntah.

o Obesitas.

o Nyeri tekan abdomen.

o Hipoglikemi.

o Glukosuria.

o Ketonuria.

d. Keamanan

Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat

berubah karena ada bekas injeksi insulin yang

sering

Riwayat : Gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap

infeksi, khususnya perkemihan atau vagina.

e. Mata

Kerusakan penglihatan atau retinopati.

f. Seksualitas

- Uterus : Tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih

rendah dari normal terhadap usia gestasi.

8

Page 12: Diabetes Melitus

- Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi (LGA),

Hidramnion, anomaly congenital, lahir mati tidak

jelas

g. Psikososial

- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor

sosioekonomi rendah.

- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol

emosi.

- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan

ketidakadekuatan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia,

hipoksia jaringan dan perubahan respon umum.

2. Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan

kehilangan cairan berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.

4. Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau

mengancam pada status kesehatan maternal atau janin.

5. Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan

dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau

retardasi pertumbuhan intra uterin.

6. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan

tindakan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi,

kesalahan informasi dan tidak mengenal sumber informasi.

9

Page 13: Diabetes Melitus

H. RENCANA KEPERAWATAN

NoDiagnosa

keperawatanTujuan Intervensi Rasional

1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan KH ;

- Meningkatkan 24-30 Ib pada masa prenatal atau yang tepat untuk berat badan sebelum hamil

Mempertahankan gkulosa darah puasa (FBS) antara 60-100 mg/dl, dan 1 jam postprandial tidak lebih dari 140 mg/dl

- Mengungkapkan pemahaman tentang aturan tindakan individu dan kebutuhan pemantauan diri yang sering

Timbang BB klien setiapkunjungan prenatal

Kaji masukkan kalori dan pola makan dalam 24 jam

Tinjau ulang/ berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada penatalaksanaan diabetic

Tinjau ulang pentingnya makan dan kudapan yang teratur bila menggunakan insulin

Perhatikan adanya mual dan muntah, khususnya pada trimester pertama

Kaji pemahaman tentang efek stress pada diabetes

Ajarkan klien metode finger stick untuk memantau glukosa sendiri dengan menggunakan strip enzim dan meter reflektan

Anjurkan pemantauan keton urin pada saat terjaga dan bila rencana makan atau kudapan

Penambahan BB adalah kunci penunjuk untuk memutuskan penyesuaian kalori

Membantu dalam mengevaluasi pemahaman klien tentang mentaati aturan diet

Kebutuhan metabolisme dan janin/ maternal membutuhkan perubahan besar selama gestasi, memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi

Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia postprandial dan ketosis puasa/ kelaparan

Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat, yang dapat menimbulkan metabolism lemak dan terjadinya ketosis

Stress dapat meningkatkan kadar glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan insulin

Kebutuhan insulin sehari dapat dinilai berdasarkan

10

Page 14: Diabetes Melitus

diperlambatKolaborasi:

1. Rujuk pada ahli diet terdaftar pada diet individu dan konseling pertanyaan mengenai diet

2. Pantau keadaan glukosa serum (FBS, preprandial, 1dan 2 jam postprandial) pada kunjungan awal kemudian sesuai kondisi klien

3. Tentukan hasil HbAic setiap 2-4 mgg

4. Siapkan untuk perawatan di rumah sakit bila diabetes tidak terkontrol

temuan glukosa serum periodic

Ketidakcukupan masukan kalori ditunjukkan dengan ketonuriaKolaborasi:

1. diet spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan normoglikemia, dan untuk mendapatkan penambahan berat badan yang diinginkan

2. Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar FBS direntang antara 60 dan 100 mg/dl, kadar prepandial antara 60 dan 105 mg/dl, 1 jam postprandial tetap rendah 140 mg/dl, dan 2 jam postprandial kurang dari 120 mg/dl

3. Memberikan keakuratan gambaran rata-rata control glukosa serum selama 60 hari sebelumnya. control glukosa serum memerlukan waktu 6 minggu untuk stabil.

4. Morbiditas bayi dihubungkan pada hiperinsulinemia janin karena hiperglikemia maternal.

2 Kekurangan volume cairan dan elektrolite

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam

Kaji dan dokumentasikan turgor kulit, kondisi membrane mukosa,

Pengkajian status cairan dan elekrolit yang akurat menjadi dasar rencana

11

Page 15: Diabetes Melitus

berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan

diharapkan kesimbangan cairan dan elektrolit dengan KH ;

1. Turgor kulit kembali normal

2. Membrane mukosa lembab

3. BB stabil4. Tanda vital

dalam batas normal

TTVTimbang BB setiap hari

hari dengan menggunakan alat yang sama

Catat intake dan output secara adekuat

Jika klien mampu, najurkan untuk mengonsumsi cairan peroral dengan perlahan , dan tingkatkan jumlah cairan sesuai order

Tes urine terhadap aseton, albumin, dan glukosaKolaborasi

Berikan cairan intravena sesuai order yang terdiri dari elektrolit, glukosa, dan vitamin

asuhan keperawatan dan evaluasi intervensi

Penimbangan berat bada perludilakukan secara rutin untuk mengetahui kesesuaian BB dengan umur kahamilan

Poliuri menyebabkan pasien benyak kehilangan cairan. Pengkajian output dan input yang tepat membantu menentukan tindakan

Mencegah kekurangan cairandan memperbaikai keseimbanganasam-basa, perubahan kadar elektrolit, dan hipovitaminosis

Menetapkan data dasar yang dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial risiko tinggi seperti ketidakadekuatan intake karbohidrat, diabetic ketoaidosis, dan hipertensi dalam kehamilanKolaborasiSelanjutnya guna mempertahankan kesimbangan asam-basa dan keadaan elektrolit yang tidak seimbang

3. Gangguan psikologis, ansietas berhubungan

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan pasien

Atur keberadaan perawat secara kontinu selama persalinan.

Pastikan respon yang ada

Meningkatkan kontinuitas asuhan. Pasien dan keluarga perlu mengetahui bahwa

12

Page 16: Diabetes Melitus

dengan situasi kritis atau mengancam pada status kesehatan maternal atau janin.

tenang dengan KH ;Mengungkapkan

kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan persalinan.

Menggunakan strategi koping yang tepat

pada pesalinan dan penatalaksanaan medis. Kaji keefektifan sistem pendukung.

Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

Jelaskan semua prosedur tindakan perawatan

Fasilitasi semua keluhan atas ungkapan perasaan

Informasikan kepada keluarga tentang kemajuan persalinan dan keadaan janin.

mereka tidak sendiri dan tersedianya tenaga bantuan dengan segera.

Memberikan pengkajian dasar untuk perbandingan selanjutnya, mengidentifikasi kekuatan dan masalah yang potensial.

Memberikan perasaan kontrol terhadap situasi.

Pengetahuan tentang apa yang terjadi membantu menurunkan rasa takut.

Suasana terbuka dan mendukung menurunkan intimidasi karena prosedur atau peralatan.

Membantu untuk menghilangkan atau meminimalkan rasa khawatir dan mengembangkan rasa percaya.

4 Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan tindakan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan informasi dan tidak mengenal

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan pengetahuan pasien meningkat terhadap penyakitnya KH ;

berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selam kehamilan.

mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium, dan

1. Kaji pengetahuan tentang proses dan tindakan terhadap penyakit dari klien

2. Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan dari insulin

3. Berikan informasi tentang kebutuhan program latihan eingan. Ingatkan untuk berhenti latihan bila glukosa melebihi 300mg/dl

4. Berikan informasi

Keputusan berdasarkan informasi dapat dibuat hanya bila terdapat pemahaman yang jelas tentang proses penyakit dan rasiuonal penatalaksanaanny

Perubahan metabolic prenatal menyebabkan kebutuhan insulin berubah

Klien harus latihan setelah makan ntuk membantu mencegah hipoglikemia dan menstabilkan

13

Page 17: Diabetes Melitus

sumber informasi.

aktivitas yang melibatkan pengontrolan diabetes

mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan pemberian insulin

mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetic dan harapan masa datang

5. Anjurkan klien mempertahankan pengkajian harian dirumah terhadap kadar glukosa serum, dosis insulin, diet, latihan, reaksi, perasaan umum tentang kesejahteraan, dan pemikiran lain yang berhubungan

6. Bantu klien/ keluarga untuk mempelajari pemberian glucagon

7. Tinjau kadar Hb atau Ht8. Jelaskan penambahan

berat badan normal pada klien. anjurkan klien memantau penambahan berat badannya sendiri dirumah diantara waktu kunjungan. Penambahan total pada trimester pertama harus 2,5-4,5 Ib [1,1-2 kg] kemudian 0,8-0,9 Ib/mgg[360-400 g/mgg]setelahnya

penyimpanan glukosa, kecuali terjadi peningkatan glukosa berlebih dimana latihan dapat menyebabkan ketoasidosis

Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa takut tentang ketidaktahuan, meningkatkan kemungkinan kerjasama, dan dapat membantu menurunkan komplikasi janin.

Bila ditinjau ulang oleh praktisi pemberi perawatan, catatan harian klien dapat membantu bagi evalusi dan perubahan terapi

Adanya gejala-gejal hipoglikemia dengan kadar glukosa darah di bawah 70 mg/ dl memerlukan intervensi segera

Anemia lebih diperhatikan pada klien dengan diabetes yang ada sebelumnya kerana peningkatan kadar glukosa menggantikan oksigen pada molekul Hb mengakibatkan penurunan kapasitas pembawa oksigen

Pembatasan kalori dengan akibat ketonemia dapat menyebakan kerusakan

14

Page 18: Diabetes Melitus

janin dan menghambat penggunaan protein optimal

5 Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ....x 24 jam diharapkan trauma tidak terjadi dengan KH ;

Kehamilan cukup bulan.Meningkatkan

keberhasilan kelahiran dari bayi usia gestasi yang tepat

Bebas cederaMenunjukkan kadar

glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia

Tinjau ulang riwayat pranatal dan kontrol maternal.

Periksa adanya glukosa atau keton dan albumin dalam urin ibu dan pantau tekanan darah

Observasi tanda vital.Anjurkan posisi

rekumben lateral selama persalinan.

Lakukan dan bantu dengan pemeriksaan vagina untuk menentukan kemajuan persalinan..Kolaborasi :1. Tinjau hasil tes

pranatal seperti profil biofisikal, tes nonstres dan tes stres kontraksi.

2. Dapatkan atau tinjau ulang hasil dari amniosentesis dan ultrasonografi.

3. Pantai kadar glukosa serum maternal dengan finger stick setiap jam, kemudian setiap 2-4 jam sesuai indikasi.

4. Observasi frekuensi denyut jantung janin.

5. Lakukan pemberian

Hiperglikemia maternal pada periode pranatal meningkatkan makrosomia, membuat janin berisiko terhadap cedera kelahiran karena distosia atau disporsia sefalopelvis. Kadar glukosa maternal yang tinggi pada kelahiran meransang pankreas janin, mengakibatkan hiperinsulinemia.

Peningkatan glukosa dan kadar keton menandakan ketoasidosis yang dapat mengakibatkan asidosis janin dan potensial cedera susunan syaeaf pusat.

Peningkatan infeksi asenden, dapat mengakibatkan sepsis neonatal.

Meningkatkan perfusi plasenta dan meningkatkan kesediaan oksigen untuk janin.

Persalinan yang lama dapat meningkatkan resiko distres janinKolaborasi

Memberikan informasi tentang cadangan pada plasenta untuk oksigenasi janin selama periode intrapartal.

15

Page 19: Diabetes Melitus

cairan dekstrose 5% per parenteral.

6. Siapkan untuk induksi persalinan dengan oksitosin atau seksio saesar.

7. Kolaborasi dengan tim medis lain sesuai indikasi.

Memberikan informasi tentang maturasi paru janin.

Peningkatan kebutuhan energi, penurunan kadar glikogen.

Tacikardi, bradikardi atau deselerasi lambat pada penurunan variabilitas menandakan kemungkinan hipoksia janin.

Mempertahankan normoglikemia tanpa pemberian glukosa sampai persalinan aktif mulai.

Mendapatkan kelahiran dari bayi sesuai usia gestasi yang tepat.

Profesionalisasi dapat memberikan bantuan atau tindakan yang tepat.

6 Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan respon umum.

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan cedera maternal tidak terjadi dengan KH ;

Tetap normotensifMempertahankan

normoglikemiBebas dari komplikasi

seperti infeksi, pemisahan plasenta.

Perhatikan klasifikasi white untuk diabetes. Kaji derajad kontrol diabetik.

Kaji perdarahan pervaginam dan nyeri tekan abdomen.

Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan preterm.

Bantu untuk belajar memantau glukosa darah di rumah yang dilakukan 6 kali sehari.

Periksa keton dalam urin setiap hari.

Identifikasi kejadian

Klien dengan klasifikasi D, E atau F adalah berisiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan.

Perubahan vaskuler yang dihubungkan dengan diabetes menandakan resiko abrupsi plasenta.

Distensi uterus berlebihan karena makrosomia atau hidramnion dapat mempredisposisikan pada persalinan awal.

Memungkinkan keakuratan tes urin yang lebih besar karena ambang ginjal terhadap

16

Page 20: Diabetes Melitus

hipoglikemia dan hiperglikemia.

Pantau adanya edema dan tentukan tinggi fundus uteri.

Kaji adanya infeksi saluran kencing.

Pantau dengan ketat bila obat tokolitik digunakan untuk menghentikan persalinan..Kolaborasi :

Pantau kadar glukosa serum setiap kunjungan.

Dapatkan HbA1c setiap 2-4 minggu sesuai indikasi.

Kaji Hb dan Ht pada kunjungan awal lalu selama trimester kedua dan preterm.

Instruksikan pemberian insulin sesuai indikasi.

Dapatkan urinalisa dan kultur urin, kultur rabas vagina, berikan antibiotika sesuai indikasi.

Kumpulkan spesimen untuk ekskresi protein total, klirens kreatinin nitrogen urea darah dan kadar asam urat.

Jadwalkan pemeriksaan oftalmologi selama trimester pertama, trimester kedua dan ketiga bila berada dalam diabetes klasifikasi kelas D atau diatasnya.

glukosa menurun selama kehamilan.

Ketonuria menandakan adanya kondisi kelaparan yang secara negatif dapat mempengaruhi perkembangan janin

Insiden hipoglikemia sering terjadi pada trimester ketiga karena aliran glukosa darah dan asam amino yang kontinue pada janin dan untuk menurunkan kadar insulin antagonis laktogen plasenta. Insiden hiperglikemia memerlukan regulasi diet atau insulin untuk normoglikemia khususnya pada trimester kedua dan ketiga karena kebutuhan insulin sering meningkat dua kali.

Diabetes cenderung kelebihan cairan karena perubahan vaskuler. Insiden hidramnion sebanyak 6% – 25% pada kasus diabetes yang hamil kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin pada cairan amnion dan hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.

Deteksi awal adanya

17

Page 21: Diabetes Melitus

Siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan 38 untuk menentukan ukuran janin dengan menggunakan diameter biparietal, panjang femur dan perkiraan berat badan janin.

Mulai terapi intra vena dengan dekstrose 5%, berikan glukogon sub cutan bila dirawat di rumah sakit dengan shock insulin dan tidak sadar. Ikuti dengan pemberian susu skim 8 oz bila mampu menelan

infeksi saluran kencing dapat mencegah pielonefritis.

Obat tokolitik dapat meningkatkan glukosa darah dan insulin plasmaKolaborasi

Mendeteksi ancaman ketoasidosis, menentukan adanya ancaman hipoglikemia.

Mengontrol secara akurat glukosa selama 60 hari terakhir.

Anemia mungkin ada dengan masalah vaskuler.

Kebutuhan insulin menurun pada trimester pertama kemudian meningkat dua kali dan empat kali lipat pada trimester kedua dan ketiga.

Membantu mencegah atau mengatasi pielonefritis. Monilial vulvovaginitis dapat menyebabkan sariawan oral pada bayi baru lahir.

Kemajuan perubahan vaskuler dapat merusak fungsi ginjal dengan diabetes jangka panjang atau berat.

Latar belakang retinopati dapat berlanjut selama kehamilan karena keterlibatan vaskuler berat. Terapi koagulasi

18

Page 22: Diabetes Melitus

laser dapat memperbaiki dan menurunkan fibrosis optik.

Mengetahui adanya tanda makrosomia dan diproporsi cephalopelvis.

Glukagon adalah substansi alamiah yang bekerja pada glikogen hepar dan mengubahnya menjadi glukosa yang memperbaiki status hipoglikemik.

I. Evaluasi Keperawatan1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa

antara 60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.2. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, turgor kulit kembali normal,

membrane mukosa lemba, BB stabil, tanda vital dalam batas normal3. Pasien tenang, mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai

diabetes dan persalinan, Menggunakan strategi koping yang tepat4. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan,

Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur5. Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda

hipoglikemia6. Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari

komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.

19

Page 23: Diabetes Melitus

BAB III

PENUTUP

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer,

2000). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula

(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif

(Arjatmo, 2002). Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi

karbohidrat ringan (toleransi karbohidrat terganggu) maupun berat, terjadi

atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung.

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi

defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan

glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau

merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan

gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan

kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan

fungsi insulin.

Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat dengan

berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama

masa kehamilan (ADA, 1990). Diabetes Melitus gestasional adalah intoleransi

karbohidrat dengan keparahan bervariasi dan awitan ataum pertama kali

diketahui saat hamil.

20

Page 24: Diabetes Melitus

DAFTAR PUSTAKA

Chamberlain, Geofferey. 1994. Obstetrik dan Ginekologi Praktis. Jakarta : Widya

Medika

Doenges E, Marilynn. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan. Kajarta : EGC

Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi.

Edisi I.Jakarta : EGC

Fakultas Kedokteran Universitas Pedjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi.

Bandung : Elstar Offset.

Heller, Luz 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC

Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru

Lahir.Jakarta :EGC

Manumba, Ida Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetrik dan

Ginekologi Jakarta : EGC

Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan . Yayasan

Esentia Medika

Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka

21