Diabetes Melitus

17
2/14/2013 1 LATAR BELAKANG Prevalensi DM: (4.4%) Asia Tenggara (161%) dunia (2030) Indonesia (2000-2030): 8.4 juta-21.3 juta jiwa Penatalaksanaan kurang tepat komplikasi DM 2 = 50% segera butuh insulin, DM 1 mutlak perlu insulin Proyeksi WHO tentang struktur umum Populasi Diabetes Proyeksi WHO tentang struktur umum Populasi Diabetes Umur pasien diabetes paling banyak > 65 th Umur pasien diabetes paling banyak > 65 th 1995-2025 1995-2025 Negara maju Negara maju Negara berkembang Negara berkembang Umur non produktif Umur non produktif Umur produktif Umur produktif Umur pasien diabetes paling banyak 45-65 th Umur pasien diabetes paling banyak 45-65 th 3.5 % 5.7 % 1.6 % 1.1% 1992 2001 1982 7.2% 2004 12,8 % 9.2% 2003 2005 1981 1998 12.5 % 2005 1.5 % 5.1% Prevalensi DM Tipe 2 1995 1982 1991 6.1 % 15.5 % 2005 1981 0.8 % Makassar Manado Surabaya Padang Jakarta Singaparna Pekajangan Bali Tana Toraja 1.4 % 2005 12.4 % Rural Urban Tahun Tahun 2003 2003 2030 2030 Rural Rural Urban Urban DM DM 5,548,869 5,548,869 8,248.601 8,248.601 13,797,470 13,797,470 8,076,613 8,076,613 12,006,186 12,006,186 20,082,799 20,082,799 1,5% 4,2% Diabetes melitus yang baru didiagnosis (baru diketahui) Diabetes melitus sudah terdiagnosis (diketahui) sebelumnya Riset Kesehatan Dasar 2007, Kementerian Kesehatan RI Prevalensi Prevalensi DM DM di di Indonesia Indonesia 5,7% Apakah Diabetes itu ? Apakah Diabetes itu ? Faktor keturunan Faktor keturunan Insulin kurang jumlahnya Insulin kurang baik kerjanya Insulin kurang jumlahnya Insulin kurang baik kerjanya DIABETES = Gula (glukosa) darah meningkat DIABETES = Gula (glukosa) darah meningkat Gaya hidup berisiko: Makan berlebihan Kurang sport Stres Gaya hidup berisiko: Makan berlebihan Kurang sport Stres Faktor lingkungan Faktor lingkungan

description

perkuliahan

Transcript of Diabetes Melitus

  • 2/14/2013

    1

    LATAR BELAKANGPrevalensi DM: (4.4%) Asia Tenggara

    (161%) dunia (2030)

    Indonesia (2000-2030): 8.4 juta-21.3 jutajiwa

    Penatalaksanaan kurang tepat komplikasi

    DM 2 = 50% segera butuh insulin, DM 1 mutlak perlu insulin

    Proyeksi WHO tentang struktur umumPopulasi Diabetes Proyeksi WHO tentang struktur umumPopulasi Diabetes

    Umur pasien diabetes paling banyak > 65 thUmur pasien diabetes paling banyak > 65 th

    1995-20251995-2025

    Negara majuNegara maju Negara berkembangNegara berkembang

    Umur non produktifUmur non produktif Umur produktifUmur produktif

    Umur pasien diabetes paling banyak 45-65 thUmur pasien diabetes paling banyak 45-65 th 3.5 %5.7 %

    1.6 %

    1.1%

    19921992

    2001

    19821982

    7.2%

    2004

    12,8 %

    9.2%

    2003

    2005 1981

    1998

    12.5 %

    2005

    1.5 %

    5.1%

    PrevalensiDM Tipe 2

    1995

    19821982

    1991

    6.1 %

    15.5 %

    20052005

    19810.8 %

    Makassar

    Manado

    SurabayaPadang

    Jakarta

    Singaparna

    Pekajangan

    Bali

    Tana Toraja

    1.4 %

    2005

    12.4 %RuralUrban

    TahunTahun 20032003 20302030

    RuralRural UrbanUrban DM DM

    5,548,8695,548,8698,248.6018,248.601

    13,797,47013,797,470

    8,076,6138,076,61312,006,18612,006,18620,082,79920,082,799

    1,5%

    4,2%Diabetes melitus yang baru didiagnosis(baru diketahui)

    Diabetes melitus sudah terdiagnosis(diketahui) sebelumnya

    Riset Kesehatan Dasar 2007, Kementerian Kesehatan RI

    PrevalensiPrevalensi DM DM didi IndonesiaIndonesia

    5,7%

    Apakah Diabetes itu ?Apakah Diabetes itu ?

    Faktorketurunan

    Faktorketurunan

    Insulin kurang jumlahnyaInsulin kurang baik kerjanyaInsulin kurang jumlahnyaInsulin kurang baik kerjanya

    DIABETES = Gula (glukosa) darah meningkatDIABETES = Gula (glukosa) darah meningkat

    Gaya hidup berisiko:Makan berlebihanKurang sportStres

    Gaya hidup berisiko:Makan berlebihanKurang sportStres

    Faktorlingkungan

    Faktorlingkungan

  • 2/14/2013

    2

    DEFINISI Kumpulan gejala yang timbul pada seseorang

    disebabkan oleh karena adanya peningkatankadar glukosa darah akibat penurunan sekresiinsulin yang progresif dilatar belakangi olehresistensi insulin (Soegondo, Soewondo & Subekti, 2009)

    American Diabetes Association (2004): kelompok penyakit metabolik dengankarakteristik hiperglikemia sebagai akibat daridefek sekresi insulin, kerja insulin ataukeduanya

    Angka kesakitan lebihtinggi

    Lebih sering dirawat di RS Kematian usia muda Sebagian disertai

    penyakit lain

    Ciri-ciri Orang dengan Diabetes:

    ?

    Klasifikasi DM Tipe 1 / DMTI

    Autoimun: sel islet autoantibodi, autoantibodi terhadap insulin, autoantibodi terhadap GAD65 dan autoantibodi terhadap tirosinphospatases IA-2 dan IA-2Idiopatik: insulinopenia dan tidak ada faktor autoimun

    Tipe 2/ DMTIIFaktor genetik, gaya hidup, diet dan kurang olahraga

    Tipe lainDefek genetik fungsi sel pankreas, defek genetik kerja insulin, penyakit pankreas eksokrin, endokrinopati, induksi obat atau bahankimia, infeksi, diabetes karena faktor imun dengan kasus langka, sindrom genetik yang lain berhubungan dengan diabetes

    Gestational DMDiabetes yang muncul selama kehamilan, dengan tidakmengesampingkan intoleransi glukosa terjadi sebelum dan atausetelah kehamilan

    InsulinInsulin

    TenagaTenaga

    Glukosa darahGlukosa darah Pintu masuk selPintu masuk sel

    InsulinInsulin

    InsulinInsulin InsulinInsulin

    Glukosa dibakarGlukosa dibakar

    Transporter glukosaTransporter glukosa

    NORMALNORMAL

    InsulinInsulin InsulinInsulinPintuterbuka

  • 2/14/2013

    3

    InsulinInsulin

    TenagaTenaga

    Glukosa darahGlukosa darah Pintu masuk selPintu masuk sel

    Tak ada yang dibakarTak ada yang dibakar

    Transporter glukosaTransporter glukosa

    DIABETESDIABETES

    Pintutertutup

    DiabeticRetinopathy

    Leading causeof blindnessin adults1,2

    DiabeticNephropathy

    Leading cause of end-stagerenal disease3,4

    CardiovascularDisease

    Stroke

    2- to 4-fold increase in cardiovascular mortality and stroke5

    DiabeticNeuropathy

    8/10 individuals with diabetes die from CV events6

    Type 2 Diabetes is Associated with Serious Complications

    Type 2 Diabetes is Associated with Serious Complications

    1UK Prospective Diabetes Study Group. Diabetes Res 1990; 13:111. 2Fong DS, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl . 1):S99S102. 3The Hypertension in Diabetes Study Group. J Hypertens 1993; 11:309317. 4Mol i tch ME, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl . 1):S94S98. 5Kannel WB, et al. Am Heart J 1990; 120:672676.

    6Gray RP & Yudkin JS. Cardiovascular disease in diabetes mellitus. In Textbook of Diabetes 2nd Edi tion, 1997. Blackwell Sciences. 7Kings Fund. Counting the cost. The rea l impact of non-insulin dependent diabetes. London: British Diabetic Association, 1996. 8Mayfield JA, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl . 1):S78S79.

    Peripheral Arterial Disease

    Microangiopathy Macroangiopathy

    Gejala Klasik DM

    3P dan BB turun Poliuria (banyak kencing) Polidipsi (banyak minum) Polifagia (banyak makan) Berat badan turun tanpa sebab jelas

    Kriteria DiagnostikKriteria diagnostik Diabetes mellitus (American Diabetes Association [ADA], 2005) sebagai berikut:

    Terdapat trias klasik Diabetes melitus (poliuri, polidipsi dan penurunan BB) dan kadar Gula Darah Acak (GDA) > 200 mg/dl.

    ATAU Kadar Gula Darah Puasa (GDP) > 126 mg/dl.

    ATAU Kadar Gula Darah 2 jam post pandrial (PP) atau Tes

    Toleransi Glukosa Oral (TTGO) 75 gr anhididrous yang dilarutkan dalam air (standar WHO) > 200 mg/dl.

    Pemeriksaan HbA1c Glycosylated hemoglobin

    (HbA1c) kontrol glikemik seorang pasien

    HbA1c berikatan dengan glukosa secara enzimatik

    Menunjukkan kadar glukosa dalam 3 bulan terakhir

    Nilai HbA1c : 4-6% (Normal) Nilai 6-8% menunjukkan kontrol

    glikemik sedang Nilai > 8%-10% menunjukkan

    kontrol yang buruk

    Kepatuhan

    Komplikasi lanjut

    Patofisiologi

    1. DM tipe I: adanya proses autoimun yang menimbulkan kerusakan pada sel pankreas, sehingga pada DM tipe I ini mutlak memerlukan insulin eksogen (Gulve, 2008).

    2. DM tipe II: peningkatan kadar gula darah lebih disebabkan karena resistensi terhadap insulin atau adanya defek insulin (ADA, 2005)

  • 2/14/2013

    4

    Komplikasi Hipoglikemi: glukosa darah dibawah 60

    mg/dl, gejala: takikardi, palpitasi, diaphoresis, tremor, pallor, dan kecemasan

    DKA: Faktor presipitasi: infeksi, trauma, operasi, atau infark miokardiak. Gejala pernafasan Kusmaul (hiperventilasi sebagai kompensasi dari asidosis), postural dizziness, depresi SSP, ketonuria, anoreksi, nausea, nyeri abdominal, haus, dan poliuri

    Lanjutan. HHNK (hiperosmolar hiperglikemik nonketotik) Mikroangiopati:

    retinopati, katarak, neuropati, nefropati Neuropati otonom:

    GIT mual, muntah, penurunan pengsongan lambung dan gangguan absorbsi glukosa. Kardiovaskuler takikardi, hipotensi ortotastik, ambang nyeri menurun pada MCIGinjal penurunan sensasi kandung kemih retensi

    Hal-hal yang Perlu DiperhatikanHal-hal yang Perlu Diperhatikan

    Perlu dicatat : kadar glukosa darah tinggi kadangkadang tidak dirasakan

    Jangan lupa bahwa bukan tingginya kadarglukosa darah yang bahaya,tetapi KOMPLIKASI-nya, karena :

    Tidak Bisa Diperbaiki Lagi Menimbulkan Cacat Kematian

    Perlu dicatat : kadar glukosa darah tinggi kadangkadang tidak dirasakan

    Jangan lupa bahwa bukan tingginya kadarglukosa darah yang bahaya,tetapi KOMPLIKASI-nya, karena :

    Tidak Bisa Diperbaiki Lagi Menimbulkan Cacat KematianPencegahansangat

    penting

    Pencegahansangatpenting

    Lima Pilar DM

    Manajemen Nutrisi

    Latihan Aktivitas

    Terapi OAD

    Pemantauan

    Edukasi

    Cara:Menormalkankadarglukosa darah, lipid (kolesterol, trigliserid), tekanan darah dan BB

    Cara:Menormalkankadarglukosa darah, lipid (kolesterol, trigliserid), tekanan darah dan BB

    PengobatanPengobatan

    Jangka pendek :Menghilangkan gejalaMempertahankan rasa sehat/nyaman

    Jangka pendek :Menghilangkan gejalaMempertahankan rasa sehat/nyaman

    Jangka panjang : Mencegah komplikasiMengurangi angka kesakitandan kematian

    Jangka panjang : Mencegah komplikasiMengurangi angka kesakitandan kematian

    TUJUAN TUJUAN

    Cara Mencapai TujuanCara Mencapai Tujuan

    Mengatur makanMengatur makan

    Gerak badanGerak badan Obat-obatanObat-obatan

    PenyuluhanPenyuluhan

  • 2/14/2013

    5

    PenyuluhanPenyuluhan

    DM: sepanjang hayat di kandung badan Perlu mengerti dan memahami apa itu

    diabetes dan bagaimana mengendalikannya Penyuluhan berkelanjutan membimbing

    orang dengan diabetes menjadi mandiri Ciptakan suasana nyaman hindari cara-2

    instruksi !!

    DM: sepanjang hayat di kandung badan Perlu mengerti dan memahami apa itu

    diabetes dan bagaimana mengendalikannya Penyuluhan berkelanjutan membimbing

    orang dengan diabetes menjadi mandiri Ciptakan suasana nyaman hindari cara-2

    instruksi !!

    Edukasi

  • 2/14/2013

    6

    Mengatur Makanan(Dahulu)

    Mengatur Makanan(Dahulu)

    Mitos : Diet = penderitaan

    Tidak boleh makan enak

    Harus makan kentang

    Tidak boleh menyentuh gula

    Makan terpisah dari keluarga

    Mitos : Diet = penderitaan

    Tidak boleh makan enak

    Harus makan kentang

    Tidak boleh menyentuh gula

    Makan terpisah dari keluarga

    Mengatur Makanan(Sekarang)

    Mengatur Makanan(Sekarang)

    Tidak lagi suatu derita Anjuran makan seimbang =

    makanan semua orang Tidak ada makanan yang

    dilarang, hanya dibatasi sesuaikebutuhan kalori

    Menu = menu keluarga Gula dalam bumbu tidak

    dilarang

    Tidak lagi suatu derita Anjuran makan seimbang =

    makanan semua orang Tidak ada makanan yang

    dilarang, hanya dibatasi sesuaikebutuhan kalori

    Menu = menu keluarga Gula dalam bumbu tidak

    dilarang

    Penghitungan Kebutuhan Kalori Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi

    sebagai berikutBerat badan Ideal (BBI)= 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kgBagi pria dengan tinggi badan < 160 cm dan wanita < 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi:Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1 kgHasil:BB Normal : BB ideal 10 %

    Kurus : < BBI - 10 %Gemuk : > BBI + 10 %

    Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh.Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus: IMT = BB(kg)/TB(m2)Klasifikasi IMT:

    BB Kurang 23,0Dengan risiko 23,0-24,9Obes I 25,0-29,9Obes II >30

    Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain:

    Jenis KelaminKebutuhan kalori wanita sebesar 25 kal/kg BB dan untuk pria sebesar 30 kal/kg BB.

    UmurKebutuhan kalori untuk pasien usia di atas 40 tahun:Dikurangi 5% untuk dekade antara 40 dan 59 tahunDikurangi 10% untuk usia 60 s/d 69 tahun Dikurangi 20%, usia di atas 70 tahun.

    Aktivitas Fisik atau PekerjaanPenambahan kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik:10% dari kebutuhan basal diberikan pada keadaan istirahat20% pada pasien dengan aktivitas ringan30% dengan aktivitas sedang50% dengan aktivitas sangat berat.

    Berat BadanBila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% bergantung kepada tingkat kegemukan. Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan BB.Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000 - 1200 kkal perhari untuk wanita dan 1200 - 1600 kkal perhari untuk pria.

    Contoh KasusBerdasarkan kasus, kebutuhan kalori menurut rumus Brocca adalahIndeks Massa Tubuh (IMT).:Rumus BMI = BB (kg) : (TB (m))2

    = 45: (1,55)2= 18,73

    Klasifikasi BMI :Berat badan kurang : < 18,5Berat badan normal : 18,5 22,9Berat badan lebih : 23,0Jadi Ny. SA mempunyai berat badan normalPenghitungan kebutuhan kalori Ny. SA menurut Brocca sebagai berikut :Tinggi badan 155 CmBerat badan ideal (TB 100) kg = (155 100) kg = 55 kgKalori basal wanita 25 kal/kg = 55 kg x 25 kal/kg = 1375 kalKoreksi :Aktifitas ringan + 10 % = 10 % x 1375 kal = +137,5 kalInfeksi + 30 % = 30 % x 1375 kal = +412,5 kalJadi total kebutuhan kalori Ny. SA adalah 1925 kal

    Nutrisi DMKarbohidrat: 45% - 65% dari kebutuhan energi harian, Kebutuhan serat:14 gram dari total serat per 1000 kkal yang dikonsumsi atau 38 gram/hari untuk pria dan 25 gram/hari untuk wanita (level A)

    Protein: 15-20 % dari kebutuhan energi total, Diet tinggi protein (> 20 %) tidak dianjurkan dalam usaha menurunkan berat badan (level B)

    Lemak: individu dengan LDL kolesterol 100 mg/dL [2.6 mmol/L] lebih efektif jika diberikan lemak tersaturasi < 7% dari energi masukan, diet kolesterol < 200 mg/hari dari energi masukan (level A)

    Mikronutrien Mineral: rendah sodium, tinggi potassium, tinggi magnesium dan kalsium, Tidak ada evidence based yang menyebutkan manfaat suplemen termasuk antioksidan (level B)

    Alkohol: 1 x minum untuk wanita dan 2 x minum untuk pria. Definisi 1 x minum sebagai 12-oz. beer, 5-oz. anggur, atau 1.5-oz. distilled spirits (level B)

  • 2/14/2013

    7

    30 menit : 3 - 4 kali/minggu(tiap hari lebih baik)30 menit : 3 - 4 kali/minggu(tiap hari lebih baik)

    Gerak BadanGerak Badan Anjuran Olahraga DM (CRIPE )

    Kontinyu (continuous) Ritmis (rythmical) Interval Progresif Latihan ketahanan (endurance)

    Latihan CRIPE minimal dilakukan selama 3 hari dalam seminggu, sedangkan 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olahraga yang menjadi kesenangannya

    Dosis Olah Raga

    Intensitas latihanTakaran latihan sampai 72-87% DNM disebut zona sasaran atau zona latihan

    Lama latihanPaling sedikit 25 menit, 40-90 menit asam lemak dibakar

    Frekuensi latihan: 3x/ mg, 4x/ mg, 6x/ mg

    DNM = 220 - usia (dalam tahun)

    Obat-obatanObat-obatan

    Bila gagal dengan pengaturan makan danolah-raga obat-obatan

    Obat-obatan tidak untuk menggantikanpengaturan makanan dan olahraga

    Ketiganya dilaksanakan bersama-sama

    Perlu kontrol gula darah teratur

    Bila gagal dengan pengaturan makan danolah-raga obat-obatan

    Obat-obatan tidak untuk menggantikanpengaturan makanan dan olahraga

    Ketiganya dilaksanakan bersama-sama

    Perlu kontrol gula darah teratur

    Terapi OAD

  • 2/14/2013

    8

    Reaksi Alergi InsulinINSULIN LIPODYSTROPHY occurring at the site of insulin injections.

    Lipoatrophy is loss of subcutaneous fat and appears as slight dimpling or more serious pitting of subcutaneous fat.

    Lipohypertrophy, the development of fibrofatty masses at the injection site, is caused by the repeated use of an injection site. If insulin is injected into scarred areas, absorption may be delayed.

    ROTATION OF INJECTION SITES

    INSULIN RESISTANCE

    Clinical insulin resistance has been defined as a daily insulin requirement of 200 units or more. In most diabetic patients taking insulin, immune antibodies develop and bind the insulin, thereby decreasing the insulin available for use.

    MORNING HYPERGLYCEMIA

  • 2/14/2013

    9

    Metode INSULIN PENS INSULIN PUMPS

    Self-monitoring of blood glucose (SMBG) levels

    This allows for detection and prevention of hypoglycemia and hyperglycemia and plays a crucial role in normalizing blood glucose levels, which in turn may reduce the risk of long-term diabetic complications

    Pemantauan/ Monitoring

    DM

    Hiper-glikemia

    Dislipide-mia

    Hiper-tensi

    Kompli-kasi

    Lain-lain

    GDP 80-100

    HbA1 C 40 (L)> 50 (P)

    TD

  • 2/14/2013

    10

    Pengkajian Data Subjektif: Status kesehatan sekarang: manifestasi

    hiperglikemi, berat badan, perubahan penglihatan, kesemutan kaki, penyembuhan luka, nyeri berkemih, riwayat keluarga, pemakaian insulin/OAD, riwayat pembedahan

    Data Obyektif: TTV, TB/BB, DKA, hipoglikemi, tes

    penglihatan, kaji sensori, nyeri, suhu, kaji gaya berjalan dan bentuk kaki, kaji status mental, inspeksi rongga mulut, inspeksi sitem integumen, palpasi nadi perifer, cek gula darah.

    Profil Masalah Keperawatan Diabetes

    4 PilarPenatalaksanaan DM

    Fisiologis: Ketidakseimbangan nutrisi

    Konsep Diri: Cemas

    Fungsi Peran: Penampilanperan

    Interdependen: KopingInefektif

    3.72

    1.60

    9.57

    17.02

    3.19

    3.19

    1.06

    10.64

    1.06

    7.98

    6.38

    5.32

    2.13

    2.13

    2.13

    6.38

    1.06

    1.60

    4.79

    2.13

    0.53

    2.66

    2.66

    1.06

    0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00

    Pola Napas

    Gangguan pertukaran gas

    Perfusi perifer

    Ketidakseimbangan nutrisi

    Konstipasi

    Perubahan eliminasi urin

    Gangguan mobilitas fisik

    Intoleransi aktivitas

    Gangguan pola tidur

    Infeksi

    Kerusakan integritas kulit

    Resiko cidera

    Kelebihan volume cairan

    Kekurangan volume cairan

    Ketidakseimbangan elektrolit

    Nyeri

    Gangguan memori

    Resiko kadar gula darah tidak stabil

    Cemas

    Harga diri

    Gambaran diri

    Penampilan Peran

    Koping tidak efektif

    Ketidakberdayaan

    %

    Gangguan Keseimbangan Nutrisi

    1. Monitor gula darah2. Monitor jumlah makanan

    utama & pendamping3. Identifikasi pola makan dan

    latar belakang budaya4. Berikan makan & snack

    sesuai jadwal5. Berikan insulin atau OAD

    sesuai jadwal

    Resiko KerusakanIntegritas Kulit/ Jaringan

    1. Ajarkan cara perawatan kaki yang tepat2. Gunakan bantalan khusus pada

    siku, kaki 3. Tingkatkan asupan cairan minimal 2500

    ml/hari4. Diskusikan pentingnya tidak merokok5. Jika terjadi iritasi segera hubungi ners/

    dokter6. Lakukan injeksi insulin secara rotasi

    Studi Kasus

  • 2/14/2013

    11

    Resiko Infeksi

    1. Kaji manifestasi infeksi2. Kumpulkan sampel spesimen3. Perhatikan prinsip septik & aseptik4. Tingkatkan asupan cairan & nutrisi5. Oral higiene teratur6. Wanita vaginitis:

    berbau, putih/kuning, gatal

    Resiko Injuri

    1. Lingkungan: side rail, lampu, anjurkan memakai pelindung kaki

    2. Ajarkan cara yang aman dalam melakukan aktivitas sehari-hari

    3. Ajarkan cara potong kuku4. Ajarkan cara ambulasi yang benar5. Jelaskan komplikasi yg mungkin terjadi:

    hipoglikemia, DKA

    Lampiran 1 Nutrisi

  • 2/14/2013

    12

    Tujuan dari MNT sebagai berikut1. Memperoleh dan mempertahankan kondisi

    metabolik yang optimal: Kadar gula darah Profil lipid dan lipoprotein Tekanan darah

    2. Mencegah dan mengatasi komplikasi kronik dari DM dengan memodifikasi asupan dan gaya hidup terkait nutrisi untuk mencegah dan mengatasi obesitas, dislipidemia, penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan nephrophaty

    3. Mengoptimalkan kesehatan melalui pilihan makanan yang sehat dan latihan fisik

    4. Menyediakan kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan individu

    Manajemen Nutrisi KarbohidratADA (2008)

    60 -70% dari total asupanPERKENI (2006)

    Dianjurkan 45-65% total asupan energi. Pembatasan karbohidrat total

  • 2/14/2013

    13

    Fatty acid (common name)Amount found in U.S.

    diet (g/day) Food sourcesMen Women

    Polyunsaturated fatty acids

    Linoleic acids 14.7 10.4 Vegetable oil, nuts, seeds

    -linolenic acid 1.6 1.1 Flaxseed oil (linseed oil), canolaoil, soybean oil, walnuts

    Eicosapentaenoic acid (EPA)* 0.1 (based on EPAand DHA together)

    Fish and fish oil, plankton

    Docosahexaenoic acid (DHA)* Fish and fish oil, oceanic algae,Plankton

    Monounsaturated fatty acids

    Oleic acid 31.0 20.8 Olive oil, soybean oil, canola oil,safflower oil, peanut oil,almonds, cashews, pecans,avocado, peanuts, peanut butter

    Elaidic acid 4.2 1.8 Solid margarines, shortenings,salad dressing, processed foodcontaining partiallyhydrogenated oil

    Saturated fatty acidsLauric acid 0.9 0.7 Meats, poultry, butterfat in butter,

    nonskim milk or yogurt,cheese, ice cream, egg yolks

    Myristic acid 2.7 1.9 Dairy products, food made withcoconut oil

    Palmitic acid 1.7 11.6 Dairy products, meat, processedgrain products

    Stearic acid 8.1 5.4 Dairy products, meat, processedgrain products, chocolate

    Dietary fatty acids and typical food sources (Franz, et al. 2002)

    LAMPIRAN 2 AKTIVITAS

    Aktifitas fisik menurut Surgeon (1996) adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan dari kontraksi otot skeletal melalui pengeluaran energi dengan fase istirahat.

    Latihan adalah bentuk dari aktifitas fisik yang direncanakan secara terstruktur dan tampilan gerakan fisik untuk meningkatkan satu atau beberapa kebugaran fisik

    Latihan Aktivitas Hasil Riset (American Diabetes Assosiation)

    1. sebagai dasar ilmu pengetahuan tentang peningkatan pemahaman dampak dari latihan fisik terhadap glucoregulation

    2. dalam percobaan klinis secara global menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup (diet dan olah raga) dapat mengurangi insiden diabetes tipe 2 dengan gangguan glucose toleransi (IGT)

    3. meta-analisis dari struktur latihan intervensi dalam diabetes tipe 2 menunjukkan adanya efektifitas latihan dalam mengurangi HbA1c(hubungan antara latihan dan perubahan intensitas HbA1c)

    4. studi menunjukkan bahwa low aerobik dan kebugaran fisik dengan aktivitas rendah diprediksi dapat meningkatkan risiko secara keseluruhan termasuk penyakit cardiovascular (CVD) dan kematian penderita DM

    5. data terbaru tentang keamanan latihan berisiko untuk terjadinya CVD(cerebro vaskuler disease)

    Alasan1. Olahraga membantu membakar

    kalori menurunkan berat badan.2. Olahraga yang teratur bisa

    meningkatkan jumlah reseptor pada dinding sel

    3. Olahraga memperbaiki peredaran darah dan menjaga kondisi otot-otot jantung.

    4. Olahraga meningkatkan kolesterol yang baik dan mengurangi kolesterol yang jahat.

    5. Olahraga yang teratur dapat membantu meredakan kegelisahan, stress, dan ketegangan.

    Assessment Exercise1. Umur lebih 35 tahun dan umur kurang dari 25 tahun

    dengan DM tipe 2 diabetes lebih dari 10 tahun lamanya type 1 atau DM tipe 2 lebih dari 15 tahun lamanya

    2. Adanya faktor risiko penyakit artery koroner3. Adanya ganggan microvascular dari penyakit

    (proliferative retinopathy atau nephropathy, termasuk microalbuminuria)

    4. Peripheral vascular penyakit5. Penyakit autonomic neurophaty. 6. Pada beberapa pasien yang memperlihatkan perubahan

    nonspecific electrocardiogram (ECG); nonspecific ST dan perubahan gelombang T pada istirahat.

  • 2/14/2013

    14

    Anjuran Olahraga DM (CRIPE )

    Kontinyu (continuous) Ritmis (rythmical) Interval Progresif Latihan ketahanan (endurance)

    Latihan CRIPE minimal dilakukan selama 3 hari dalam seminggu, sedangkan 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olahraga yang menjadi kesenangannya

    Continuous

    Latihan yang diberikan harus berkesinambungan, dilakukan terus menerus tanpa berhenti. Contoh, bila dipilih jogging selama 30 menit, maka selama 30 menit pengidap melakukan jogging tanpa istirahat.

    Rythmical

    Latihan olahraga harus dipilih yang berirama, yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur. Contoh latihan ritmis adalah jalan kaki, jogging, berlari, berenang, bersepeda, mendayung. Main golf, tenis atau bulutangkis tidak memenuhi syarat karena banyak berhentinya.

    Interval

    Latihan olahraga yang dilakukan berganti-ganti antara gerak cepat dan lambat. Misalnya jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselingi jalan, berenang cepat 2 kali panjang kolam diselingi 1 kali renang lambat dan sebagainya. Dengan kegiatan yang bergantian penderita DM dapat bernafas dengan lega tanpa menghentikan latihan sama sekali

    Progresif

    Latihan yang dilakukan harus berangsur-angsur dari latihan ringan sampai latihan yang lebih berat secara bertahap. Jadi beban latihan dinaikkan sedikit demi sedikit sesuai dengan pencapaian latihan sebelumnya

    Latihan ketahanan (endurance)

    Latihan daya tahan dapat memperbaiki sistem kardiovaskuler. Oleh karena itu sebelum ikut program latihan olahraga, sebaiknya dilakukan pemeriksaan kardiovaskuler terlabih dahulu. Agar tidak bosan dalam melakukan program latihan olahraga, pengidap disarankan untuk memilih sendiri olahraga yang disenangi, bersifat rekreatif dan dapat dilaksanakan dimanapun dia berada

  • 2/14/2013

    15

    Klasifikasi Aktivitas

    Aktifitas fisik primerLatihan ringan teratur setiap hari pada satu setengah jam sesudah makan

    Aktivitas fisik sekunderObesitas. latihan ringan sesudah makan + latihan agak berat setiap hari, pagi dan sore untuk menurunkan berat badan

    Senam kaki diabetes

    LAMPIRAN 3 TERAPI

    Terapi OAD

  • 2/14/2013

    16

    Reaksi Alergi InsulinINSULIN LIPODYSTROPHY occurring at the site of insulin injections.

    Lipoatrophy is loss of subcutaneous fat and appears as slight dimpling or more serious pitting of subcutaneous fat.

    Lipohypertrophy, the development of fibrofatty masses at the injection site, is caused by the repeated use of an injection site. If insulin is injected into scarred areas, absorption may be delayed.

    ROTATION OF INJECTION SITES

    INSULIN RESISTANCE

    Clinical insulin resistance has been defined as a daily insulin requirement of 200 units or more. In most diabetic patients taking insulin, immune antibodies develop and bind the insulin, thereby decreasing the insulin available for use.

    MORNING HYPERGLYCEMIA

    Metode INSULIN PENS INSULIN PUMPS

    Self-monitoring of blood glucose (SMBG) levels

    This allows for detection and prevention of hypoglycemia and hyperglycemia and plays a crucial role in normalizing blood glucose levels, which in turn may reduce the risk of long-term diabetic complications

    Pemantauan/ Monitoring

    video

  • 2/14/2013

    17

    Edukasi