Diabetes melitus

24

Click here to load reader

description

refrat diabetes melitus

Transcript of Diabetes melitus

Page 1: Diabetes melitus

Disusun Oleh :

Anita carolina ( 0920221122)

 

 

 Pembimbing :

dr. Eny Ambarwati, Sp.PD FINASIM 

 

 

DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT TK II MOHAMMAD RIDWAN MEURAKSA

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA

PERIODE JUNI 2012

 

Page 2: Diabetes melitus

Badan Kesehatan Dunia memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.

Badan  Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun 2009, memperkirakan kenaikan  jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta tahun 2030.

Indonesia menduduki rangking ke 4 (empat) dunia setelah Amerika Serikat, China, dan India dalam prevalensi diabetes (Diabetes Care, 2004).

Prevalensi diabetes sebesar 14,7 % pada daerah urban dan 7,2 % pada daerah rural, maka diperkirakan pada tahun 2030 terdapat sejumlah 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1juta di daerah rural.

Page 3: Diabetes melitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Klasifikasi 1. DM Tipe 12. DM Tipe 23. DM Tipe lain4. DM Gestasional

Page 4: Diabetes melitus

Usia >45tahun Berat badan lebih : BBR >110% BB idaman atau IMT

>23kg/m2

Hipertensi (≥140/90mmHg) Riwayat DM dalam garis keturunan Riwayat Abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau BB

lahir bayi >4000 gram Kolesterol HDL ≤ 35mg/dl dan atau Trigliserida

≥250mg/dl

Page 5: Diabetes melitus
Page 6: Diabetes melitus
Page 7: Diabetes melitus
Page 8: Diabetes melitus

Terdapat empat pilar penatalaksanaan Diabetes Melitus yaitu:1. Edukasi,

1. Terapi gizi medis, 2. Latihan jasmani 3. Intervensi farmakologis.

Pemantauan glukosa darah mandiriTanda dan gejala hipoglikemia

Page 9: Diabetes melitus
Page 10: Diabetes melitus

Tujuan dari terapi gizi medis ini adalah untuk mencapai dan mempertahankan :Kadar glukosa darah mendekati normal

Glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl Glukosa darah 2 jam setelah makan < 180mg/dl Kadar A1c < 7%

Tekanan darah <130/80 mmHgProfil lipid :

Kolesterol LDL <100 mg/dl Koleaterol HDL > 40mg/dl Trigliserida <150mg/dl

Berat badan senormal mungkin

Page 11: Diabetes melitus

Karbohidrat 45-65% total asupan energi, ≠pembatasan karbihidrat total

< 130 g/hari Energi sebesar 4kilokalori.

Protein 10-20% total asupan energi. energi sebesar 4

kilokalori/gram. Lemak

20-25% kebutuhan kalori, ≠melebihi 30% total asupan

kalori, energy sebesar 9

kilokalori/gram.

Page 12: Diabetes melitus

Rumus Brocca

BB kurang : < 90% BBI BB normal: 90-110%BBI BB lebih: 110-120% BBI Gemuk : >120% BBI

IMT

BB kurang <18,5 BB normal 18,5-22,9 BB lebih ≥ 23,0 Dengan resiko 23-24,9

obes I 25- 29,9 obes II ≥30

BB idaman (BBI kg)(TB cm -100) – 10%.

(BB actual : BB idaman) x 100%.

BB (kg) : TB (m)²

Page 13: Diabetes melitus

Kebutuhan basal wanita 25 kal/kgBB Pria 30 kal/kgBB.

Umur <40 tahun -5% 40-59 tahun -10% 60-69 &>70 tahun -20%.

Aktivitas fisik Istirahat +10% Ringan +20% Sedang +30% Berat +50%

Berat badan Gemuk -20-30% Kurus +20-30%

Stress metabolik +10-30%. Kehamilan trimester I&II +300kalori Kehamilan trimester III &menyusui +500kalori

3 porsi besar untuk:makan pagi (20%),makan siang(30%),makan malam (25%)

Serta 2-3 porsi ringan (1015%) diantara makan besar

Page 14: Diabetes melitus

Latihan Jasmani

Page 15: Diabetes melitus

Obat Hipoglikemia Oral Insulin secretagogue (sulfonilurea dan glinid)

Sulfonilurea bekerja dengan merangsang sel beta pancreas untuk melepaskan insulin yang tersimpan. Glinid diabsopsi secara cepat setelah pemberian oral dan disekresi melaui metabolisme dalam hati.

Tiazolidindion/glitazone

Meningkatkan sensivitas insulin dan mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan protein pengangkut glukosa sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer.

Biguanid (metformin)

penghambat glukoneogenesis dan peningkatan sensivitas terhadap insulin. Berpengaruh terhadap kerja insulin pada tingkat seluler, distal reseptor insulin dan menurunkan produksi glukosa hati. Meningkatkan pemakaian glukosa oleh usus halus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga diduga menghambat absopsi glukosa di usus sesudah asupan makanan.

Penghambat glukoneogenesis alfa

Penghambat absobsi glukosa, bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia postprandial.

DPP-IV inhibitor : Penghambat enzim DPP-IV

Page 16: Diabetes melitus
Page 17: Diabetes melitus

Sulfonilurea Efek samping yang paling sering adalah hipoglikemia yang mungkin berakibat

fatal, Kontarindikasi pasien usia lanjut, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi

serta penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan menggunakan obat dengan masa kerja panjang.

Kombinasi dengan insulin ternyata lebih baik daripada insulin sendiri dan dosis yang diberikan lebih rendah.

Glinid Repaglinid dapat menurunkan glukosa darah puasa walaupun mempunyai

waktu paruh yang singkat . Nateglinid tidak menurunkan glukosa puasa. Efek samping akibat penggunaan adalah efek hipoglikemi dan peningkatan

berat badan. Penggunaan nateglinid dikontraindikasikan pasien yang mengalami ketoasidosis

dan hipersensitif terhadap obat ini. Tiazolidindion atau glitazone

Monoterapi dengan glitazon dapat memperbaiki konsentrasi glukosa darah puasa hingga 59-80mg/dl dan A1c 1,4-2,6%.

Kombinasi golongan ini bisa dengan metformin dan sekretagok insulin. Efek samping yang utama dari thiazolidindione adalah udem,terutama pada

pasien hipertensi dan congestive cardiac failure.

Page 18: Diabetes melitus

Metformin Metformin tidak menyebabkan hipoglikemia. Metformin tidak meningkatkan berat badan

seperti insulin sehingga biasa digunakan, khususnya pada pasien dengan obesitas Kombinasi metformin dengan sulfanilurea baik karena mempunyai cara kerja yang

sinergis sehingga kombinasi ini dapat menurunkan glukosa darah lebih banyak dari pengobatan tunggal masing-masing.

Pada pemberian monoterapi metformin dapat menurunkan glukosa darah puasa 60-70mg/dl dan A1c 1-2%.

Efek samping yang sering terjadi adalah nausea, muntah, kadang-kadang diare. Kontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum > 1,5) dan

hati, serta pasien dengan kecenderungan hipoksemia, misalnya penyakit serebrovaskular, sepsis, syok, gagal jantung

Penghambat glukoneogenesis alfa Tidak menyebabkan hipoglikemia serta pemberian secara monoterapi tidak akan

merangsang sekresi insulin. Efek samping akibat madigesti karbohodrat akan berupa gejala gastrointestinal seperti ;

meteorismus, flatulence dan diare. Untuk mendapatkan efek maksimal obat ini harus diberikan segera pada saat makanaan

utama. Obat ini menurunkan rata-rata glukosa postprandial sebesar 40-60mg/dl dan glukosa puasa 10-20mg/dl dan A1c 0,5-1 %.

Dengan terapi kombinasi bersama sulfanilurea,metformin dan insulin akan menurunkan lebih banyak terhadap A1c sebesar 1,3-1,5% dan glukosa postprandial sebesar 20-30mg/dl dari keadaan sebelumnya.

Page 19: Diabetes melitus
Page 20: Diabetes melitus
Page 21: Diabetes melitus

DM Tipe 1

Terapi insulin harus dua kompenen basal dan pradial. Dosis 0,5 unit/ kgBB/ hari. Dosis insulin harian total berdasarkan perhitungan (IHT) :

60% insulin pradial (diberikan 3x sebelum makan pagi, makan siang, makan malam)

40% insulin basal pada malam atau pagi hari.

Page 22: Diabetes melitus

DM Tipe 2 Dosis insulin basal pada awal pemberiannya adalah 10 unit/hr diberikan

sebelum tidur (kerja menengah atau panjang) atau pagi hari (kerja panjang). Untuk menyesuaikan dosis harian,

2 unit/3hari bila GDN 70-130mg/dl 4 unit/3hr GDN >180mg/dl.

Terapi insulin intensif (insulin prandial) untuk menurunkan glukosa darah setelah makan ketika pemberian insulin basal dan obat oral gagal mencapai sasaran glikemik akibat pengaruh kadar glukosa darah setelah makan ( GDN telah mencapai sasaran).

Dosis mulai 4 unit/hr. 2 unit/3hari Insulin prandial dapat diberikan satu, dua, atau tiga kali mengikuti pola

makan. Diberikan satu kali untuk menurunkan GD2PP pada GD2PP 160-

180mg/dl atau pada saat makan dengan jumlah terbanyak. Diberikan dua kali jika GD2PP belum mencapai sasaran Diberikan tiga kali dalam sehari (insulin basal+ tiga prandial).

Page 23: Diabetes melitus
Page 24: Diabetes melitus

1) Badan Kesehatan Dunia memprediksi kenaikan jumlah penyandang Diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.

2) Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

3) Klasifikasi Diabetes ada 4 yaitu ; DM Tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain dan DM gestasional. Faktor resiko DM antara lain usia lanjut, berat bdan lebih, hipertensi, riwayat keturunan, riwayat kehamilan, kelahiran bayi besar, peningkatan nilai kolesterol dan trigliserida.

4) Kriteria diagnosis berdasarkan gejala khas dan penilaina kadar glukosa darah sewaktu, gula darah puasa dan gula darah 2 jam post pembebanan.

5) Penetalaksannan DM memiliki 4 pilar yaitu: Edukasi, Terapi gizi medis, Latihan jasmani dan Intervensi farmakologi dengan obat hipoglikemi oral serta suntikan insulin.