Diabetes Melitus

download Diabetes Melitus

of 22

Transcript of Diabetes Melitus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DIABETES MELLITUS A.1 Definisi Diabetes mellitus (DM) Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin ( Subekti, 1999). A.2 Hormon Insulin Insulin adalah salah satu hormon didalam tubuh manusia yang dihasilkan atau diproduksi oleh sel beta pulau langerhans di dalam kelenjar pangkreas. Insulin merupakan suatu polipeptida (protein). Dalam keadaan normal, jika kadar glukosa darah naik, kelenjar pangkreas akan mengeluarkan insulin dan masuk ke dalam aliran darah. Oleh darah insulin disalurkan ke reseptor hati sebesar 50 % ginjal 10-20%, sel darah, otot, jaringan lemak 30-40%. Apabila kadar insulin cukup atau fungsinya tidak terganggu, kelebihan gula dalam darah akan segera diubah dan disimpan untuk metabolisme tubuh. Gula darah merupakan bahan bakar utama yang akan diubah menjadi energi dan akan merangsang sel beta pulau langernas untuk mengeluarkan insulin. Selama tidak ada insulin, gula darah tidak dapat masuk kedalam sel-sel jaringan tubuh lainnya seperti otot dan jaringan lemak. Insulin merupakan kunci yang membuka pintu sel jaringan, memasukkan gula ke dalam sel dan menutup pintu kembali. Di dalam sel, gula dibakar menjadi energi yang berguna untuk aktivitas A.3 Penyebab Diabetes Mellitus Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan

ketersediaan insulin dalam tubuh yang mencukupi maka tidak dapat bekerja secara normal. atau terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin berperan utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60

4

120 mg/dl waktu puasa dan dibawah 140 mg/ dl pada dua jam sesudah makan ( orang normal) (Tjokropawiro, 2001) Kekurangan insulin disebabkan terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pangkreas yang berfungsi menghasilkan insulin. ada beberapa faktor yang menyebabkan diabetes mellitus sebagai berikut : a. Genetik atau Faktor Keturunan Para ahli kesehatan menyebutkan bahwa sebagian besar diabetes mellitus memiliki riwayat keluarga penderita diabetes mellitus. Penderita diabetes yang sudah dewasa, lebih dari 50 % berasal dari keluarga yang menderita diabetes mellitus. Maka diabetes mellitus cenderung diturunkan tidak ditularkan. Sesuai dengan ilmu genetika, bibit diabetes mellitus mengunakan simbol D untuk normal dan simbol d untuk resesif Diabetes mellitus merupakan penyakit yang terpaut oleh kromosom seks. b. Virus dan Bakteri Virus yang menyebabkan diabetes mellitus adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. hasil penelitian menyebutkan bahwa virus ini dapat menyebabkan diabetes mellitus melalui mekanisme infeksi sitolitik pada sel beta yang mengakibatkan destruksi (perusakan sel) juga melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun pada sel beta. c. Bahan Toksin atau Beracun Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta secara langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk dari sejenis jamur). Bahan toksik lain berasal dari cassava atau singkong yang merupakan sumber kalori utama kawasan tertentu. Singkong mengandung glikosida sianogenik yang dapat melepaskan sianida sehingga memberi efek toksik terhadap jaringan tubuh.

5

Sianida dapat menyebabkan kerusakan pangkreas yang akhirnya menimbulkan gejala diabetes mellitus jika disertai dengan kekurangan protein. Karenannya protein dibutuhkan dalam proses detoksikasi sianida. d. Nutrisi Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan nutrisi, baik sebagai faktor penyebab maupun pengobatan. Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor risiko pertama yang diketahui menyebabkan diabetes mellitus. Semakin lama dan berat obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan terjangkitnya Diabetes mellitus. A.4 Gejala Diabetes Mellitus Gejala Diabetes mellitus sangat bervariasi dan baru ditemukan pada saat pemeriksaan penyaringan untuk penyakit selain diabetes mellitus. Umumnya adalah rasa haus yang berlebihan (polidipsi), sering kencing terutama pada malam hari (piliuria), dan sering lapar (polifagia), Berat badan naik, dapat disertai dengan rasa mual, muntah. Gejala akut (mendadak) pada penderita diabetes mellitus baru diketahui setelah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap Diabetes mellitus yang disebut gejala kronik atau menahun yang disertai dengan tanda-tanda yaitu : (1) Kesemutan dan mati rasa (baal) yang diakibatkan neuropati, (2) kelainan ginekologi seperti0 keputihan yang diakibatkan adanya jamur candida, kelainan kulit seperti gatal dan bisul didaerah genital atau lipatan kulit seperti ketiak dan bawah payudara, (3) tubuh lemas dan mudah merasa lelah, (4) keluhan impotensi yang diderita kaum pria, (5) luka atau bisul yang tak kunjung sembuh, (6) katarak atau gangguan retreksi akibat perubahan-perubahan pada lensa akibat hiperglikemia, (7) diabetes wanita hamil akan melahirkan bayi yang beratnya lebih dari 4 kg.

6

A.5 Etiologi Dan Patofisiologi Diabetes Mellitus 1. Etiologi Pada diabetes mellitus, tubuh kekurangan insulin sehingga untuk pengaturan kadar gula darah menjadi tidak seimbang, meskipun kadar gula darah sudah tinggi, pemecahan protein dan lemak menjadi glukosa (glukoneogenesis) dihati tetap tidak bisa dihambat ( karena insulin kurang) sehingga kadar gula darah semakin meningkat. Akibatnya terjadi gejala - gejala khas diabetes mellitus, yaitu : poliuria, polidipsi, polifagia. Khusus diabetes yang banyak dijumpai adalah NIDDM, yang umumnya mempunyai latar belakang kelainan berupa resistensi insulin. Pada awalnya resistensi insulin belum menyebabkan diabetes klinis. Sel pangkreas masih dapat mengkompensasi sehingga terjadi

hiperinsulinemia, kadar glukosa darah masih normal atau sedikit meningkat memenuhi criteria diabetes mellitus. Adanya kelainan dasar pada NIDDM adalah resistensi insulin, kenaikan produksi insulin dihati, sekresi insulin yang kurang. (Waspadji 1999) 2. Patofisiologi Seperti suatu mesin, badan memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan menganti sel yang rusak, juga badan memerlukan energi supaya sel badan dapat berfungsi dengan baik. Pada manusia berasal dari bahan bakar yang kita makan sehari-hari, yang terdiri dari karbohidrat (gula dan tepung-tepungan) protein (asam amino) dan lemak (asam lemak). untuk berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit yang hasilnya timbul energi yang disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme ini insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang keluarkan oleh sel beta di pangkeas.

7

Pada penderita Diabetes mellitus mengalami defisiensi insulin menyebabkan glukosa meningkat sehingga terjadi pemecahan gula baru (glukoneogenesis) 0meningkat dan yang akan menyebabkan terjadi proses metabolisme pembentukan lemak keton

kemudian

(ketoasidosis), terjadinya ketoasidosis dalam urin akan menyebabkan ketonuria dan kadar natrium menurun serta pH serum menurun menyebabkan asidosis. Defisiensi insulin menyebabkan pengunaan glukosa oleh sel menjadi turun sehingga kadar gula didalam plasma meningkat (hiperglikemia) apabila hiperglikemianya menurun parah dan melebihi ambang ginjal maka akan terjadi glukosuria yang menyebabkan diuresius osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih (poliuria), timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi dehidrasi. Glukosuria mengakibatkan kalori negatif yg menimbulkan rasa lapar yang tinggi. Pada pengunaan glukosa oleh sel menurun mengakibatkan produksi metabolisme energi menjadi menurun sehingga tubuh menjadi lemah. Hiperglikemia dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil, arteri kecil sehingga suplai makanan dan 02 ke perifer menjadi berkurang yang akan menyebabkan luka tidak sembuh sembuh. Karena suplai makanan dan 02 tidak adekuat maka akan menyebabkan terjadinya infeksi dan terjadi gangren (ulkus). Gangguan pembuluh darah menyebabkan aliran darah retina menurun sehingga suplai makanan dan 02 ke retina berkurang. Akibatnya pandangan menjadi kabur. A. 6 Diagnosa Diabetes Mellitus Kriteria diabetes mellitus diambil dari keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berdasarkan kadar gula dan glukosa darah. Ada parameter yang dapat digunakan untuk mendiagnosa Diabetes Mellitus sebagai berikut :

8

a. Apabila penderita kadar glukosa darah ketika puasa > 126mg/dl atau 2 jam setelah minum glukosa 75 gram menunjukkan kadar glukosa darah lebih dari 200 mg/dl b. Terganggu toleransi glukosanya jika kadar glukosa darah ketika puasa 110-125mg/dl atau 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram menunjukkan kadar glukosa darah 140-199mg/dl. c. Tidak menderita Diabetes Mellitus jika kadar gula darah ketika puasa kurang dari 110 mg/dl, kadar gula darah dalam 1 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram menunjukkan kadar glukosa darah kurang dari 180 mg/dl dan kadar glukosa darah 2 jam setelah kurang dari 140 mg/dl. Di diagnosa pasti apabila penderita menderita gejala khas beserta keluhan diatas ditambah dengan kadar glukosa darah sewaktu lebih besar atau 200mg/dl dan memiliki kadar glukosa darah puasa > 125 mg/dl pada 2 kali pemeriksaan yang berbeda. Pengolongan diagnosa Diabetes Mellitus berdasarkan Kadar Gula Darah dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1 KADAR GULA DARAH SEWAKTU DAN PUASA Bukan DM Kadar Gula Darah Sewaktu Plasma Vena Darah Kapiler Kadar Gula Darah Puasa Plasma Vena Darah Kapiler Sumber : Soegondo, 2002 A.7 Klasifikasi Diabetes Mellitus 1. Kelompok Berdasarkan Pola Makan a. Jenis diabetes mellitus yang menjangkit wilayah dengan penduduk dengan berpola makan dan berpola hidup modern dan tradisional. 110 200 Belum Penderita DM DM

9

komposisi makanannya adalah kalori dan karbohidrat tinggi tetapi protein, sumber lainnya rendah. b. Jenis Diabetes mellitus yang disebabkan kekurangan makanan (malnutrition) ada didaerah yang kekurangan pangan, penderita biasanya berusia muda dan bertubuh kurus, keadaan membutuhkan insulin dosis tinggi. 2. Kelompok berdasarkan Gejala Klinis atau medis a. Diabetes mellitus (DM) 1. DM tipe 1 atau DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin) Sebagian besar sel beta pulau langerhans yang memproduksi insulin pangkreas mengalami kerusakan, akibatnya kadar insulin menjadi kurang atau tidak ada. 2. DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin)

Kelompok ini terdiri dari diabetis tidak gemuk (non obese) dan gemuk (obese) 3. DMTM (Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi) Diakibatkan karena kekurangan nutrisi atau gizi DM 4. Diabetes mellitus yang berhubungan atau sindrom tertentu Termasuk penyakit pangkreas, penyakit hormonal, disebabkan oleh zat kimia, gangguan reseptor insulin, sindrom genetik tertentu atau gejala penyakit keturunan seperti diabetes mellitus. b. Gangguan Toleransi Glukosa ( GTG) Gangguan ini terjadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk, dan berhubungan dengan keadaan atau sindroma tertentu. c. Diabetes mellitus pada kehamilan ( Gestional / DM ) Gangguan ini terjadi yang baru menderita diabetes mellitus setelah hamil. Sebelumnya kadar glukosa darah dalam keadaan normal. 3. Kelompok Berdasarkan Risiko Tinggi untuk Penderita Diabetes Mellitus a. Toleransi glukosanya pernah abnormal

10

b. Kedua orang tua mengidap Diabetes mellitus c. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan 4 kg A.8 Komplikasi Pada Diabetes Mellitus 1. Komplikasi akut Meliputi ketoasidosis diabetic (DKA), koma nion ketosis hiperosmolar ( koma hiperglikemia) merupakan tanda gawat darurat yang bisa terjadi pada perjalanan penyakit diabetes melitus.yang biasa terjadi pada diabetes mellitus tipe I (IDDM) yang dipercepat dengan suatu penyakit akut misalnya penyakit infeksi trauma, gangguan kardiovaskuler, stress, emosi dan penghentian insulin. Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan penurunan glukosa darah dan gejala dapat berupa gelisah sampai berat berupa koma, kejang dengan penyebab antara lain (1) Makan kurang dari aturan yang ditentukan, (2) Berat badan turun, (3) Sesudah olahraga, (4) Makan obat dengan sifat yang sama. Pencegahannya pada penderita dengan insulin harus sesuai dosis, jangan terlalu dalam saat penyuntikan, dan kurangi dosis insulin saat perubahan makan kurang, olahraga, melahirkan sesudah operasi. 2. Komplikasi Kronis Komplikasi yang bersifat menahun pada umumnya terjadi pada penderita yang mengidap penyakit diabetes mellitus selama 5 10 tahun. Menurut Waspaji (1994) komplikasi mikrovaskuler yang merupakan komplikasi khas dari diabetes mellitus lebih disebabkan hiperglikemia yang tidak terkontrol. Komplikasi makrovaskuler pada penderita diabetes mellitus yang tidak terlontrol menyebabkan hipertrigleseridemia (kadar trigleserida yang normal) dan perubahan kadar kholesterol darah secara kualitatif. (pranadji, Marianto, dan Subandriyo, 1996)

11

B. GLUKOSA DARAH B.1 Pengertian Gula darah adalah produk akhir kharbohidrat dan merupakan sumber energi utama untuk organisme hidup yang pemanfaatannya dikontrol oleh insulin. Kelebihan glukosa dikonversi menjadi glikogen dan disimpan dalam hati dan otot untuk dipakai bila perlu.disamping dikonversi menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa (Harjono. Dkk, 1994) B.2 Mekanisme Glukoda Darah Dalam Tubuh Kharbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk termasuk gula sederhana atau monosakarida dan unitunit yang kompleks, disakarida dan polisakarida.kharbohidrat yang sudah ditelan akan dicerna menjadi monosakarida dan absorbsi terutama dalam deudonium dan jejunum. Sesudah diabsorbsi kadar gula darah akan meningkat untuk sementara waktu dan akan kembali lagi ke kadar gula darah semula ( Prince dan Wilson, 1995) B.3 Efek Makanan Terhadap Glukosa Darah Pada orang normal, separuh dari glukosa yang dimakannya akan diubah menjadi energi lewat lintasan glikolisis dan separuh lagi disimpan dilemak atau glikogen. Glukosa yang dimakan sektar 59 % duiubah menjadi energi (Glikolisis), 30-40 % diubah menjadi lemak dan 10 % menjadi glikogen ( Murray, 1996)

C. POLA MAKAN c.1 Pola makan konsumsi Pola makan konsumsi adalah Kebiasaan makan yang meliputi jumlah makanan, frekuensi makan dan macam makanan yang dikonsumsi. Pola konsumsi makan biasa disebut Kebiasaan makan (Roedjito, 1989) dapat dilakukan dengan mencatat semua makanan yang dikonsumsi setiap hari, minggu atau bulan. Dengan metode recall atau food recall. Pola konsumsi makanan pada tiap-tiap individu sangat sulit untuk diterapkan, perlu program diit khusus yang mudah, dan praktis.

12

Dilaksanakan terutama oleh penderita penyakit degeneratif. Program diit lebih efektif yang didasarkan pada Kebiasaan makan seseorang yang bertujuan mencegah penyakit, mempertahankan kesehatan dan berperan dalam pengobatan penyakit. c.2 Prinsip Diit Diabetes Mellitus a. Prinsip Diit Penderita Diabetes Mellitus Adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan kadar gula darah dengan anjuran karbohidrat kompleks dan mengandung serat Prinsip pemberian makanan bagi diabetes mempunyai interval waktu 3 jam sekali dengan Tujuan agar mampu mengontrol kadar gula darah, jadwal makan terakhir diberikan snack malam sebelum tidur, sehingga jarak waktu malam sebelum tidur sampai bangun pagi tidak terlalu panjang umtuk mencegah hipoglikemia pada pagi harinya (Tjokroprawiro, 1991). b. Tujuan pemberian diit Penderita Diabetes Mellitus 1. Memperbaiki kondisi kesehatan pasien secara umum 2. Memberikan sejumlah energi yang cukup untuk pemeliharaan tingkat kesehatan yang optimal 3. Mempertahankan kadar gula darah normal 4. Menekan atau menunda timbulnya penyakit penyerta c. Syarat Diit Penderita Diabetes Mellitus 1. Memberikan kalori sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, TB,BB, aktifitas fisik 2. Karbohidrat diberikan antara 60 70 % total energi dengan karbohidrat berserat terutama serat larut air, protein 10-15 %, lemak 20-25 %, vitamin dan mineral 3. menghindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung gula makanan sehari-hari 4. Pola pemberian diit diabetes menurut 3 J yaitu jenis makanan, jumlah makanan, jadwal makanan. Prinsip 3J ini digunakan pada

13

pemberian kalori yang benar pada jumlah 1 kalori harus sesuai dengan penderita diabetes misalnya menghindari jenis makanan manis (Soelistiyani, 1999).

D. STATUS GIZI Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi makanan, penyimpanan, dan pengunaan makanan. Menurut Robinson dan Weigglei (1988) status gizi didefinisikan sebagai keadaan kesehatan yang dihubungkan dengan pengunaan makanan didalam tubuh. Menurut Habicht (1979), reksodikusumo dkk, (1988) mendefinisian status gizi adalah tanda tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh keadaan keseimbangan disatu pihak dengan pengeluaran oleh organisme dan pihak lain yang terlihat melalui variable tertentu, disebut indikator misalnya BB dan TB. Penentuan gizi penderita dilaksanakan dengan Index Massa Tubuh (IMT) yaitu suatu indexs yang diperoleh dengan perhitungan Berat Badan ( dalam kg) di bagi dengan kuadrat Tinggi badan ( dalam M) ( Supariasa,2002). IMT merupakan alat yang sederhana untuk mementau gizi dewasa khsusnya yang berkaitan dengan kekurangan atau kelebihan Berat Badan, maka mempertahankan Bberat Badan Normal memunhgkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang ( Supariasa, 2002) untuk rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

IMT =

BB (Kg) TB (m) x TB (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO / WHO yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan peremppuan. Batas normal laki-laki adalah 20.1 25.1 dan untuk perempuan adalah 18.7-23.8 / rentang ideal yang disarankan adalah 20 25 / m2 Overweight adalah diatas batas tertinggi dari rentang normal (Supariasa,2002) Kategori IMT dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

14

Tabel 2 KATEGORI AMBANG BATAS IMT Kategori Kekurangan BB tingkat Berat Kurus Kekurangan BB tingkat Ringan Normal Kelebihan BB tingkat Berat Gemuk Kelebihan BB Tingkat ringan Sumber : Depkes RI, 1996 17.0-18.5 >18.5-25.0 >25.0-27.0 >27 IMT ( Indek Massa Tubuh)