DI KOTA KHATULISTIWA - Bawaslu Kota Pontianak · Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun...

DI KOTA KHATULISTIWA

Kinerja Bawaslu Kota Pontianak

DEMOKRASIMENGAWAL

MENGAWAL DEMOKRASI DI KOTA KHATULISTIWA

Kinerja Bawaslu Kota PontianakAll rights reserved @ 2019, Indonesia: Pontianak

Budahri, dkk

Editor: Nur Iskandar

Layout & Cover:FAHMI ICHWAN

Publisher Bawaslu Kota PontianakKalimantan Barat

MENGAWAL DEMOKRASI Di Kota KhatulistiwaKinerja Bawaslu Kota Pontianak

Cetakan Pertama, November 2019xii+ 70 page 14.8 x 21 cm

| ixBersama Rakyat Awasi PemiluBersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT, Atas segala Limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Pontianak dalam

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019, yang telah dilaksanakan pada Hari Rabu Tanggal 17 April 2019 secara serentak berjalan dengan baik, tertib, lancar, aman, damai, dan sukses.

Bawaslu Kota Pontianak dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban sebagai Penyelenggara Pemilu, secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik, berkat adanya kerjasama dan konsolidasi Internal Kelembagaan Bawaslu,Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Kelurahan/ Desa, Pengawas TPS yang ada di setiap TPS dan juga dengan Sekretariat beserta jajarannya, dengan motto Bawaslu dapat membangun Sinergitas, Integritas, Moralitas dan Profesionalitas, serta Bawaslu dapat membangun kerjasama dengan Penyelenggara Pemilu lainnya seperti KPU Kota Pontianak, PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan), PPS (Panitia Pemungutan Suara), Pemerintah Daerah kota Pontianak, Jajaran TNI/Dandim/Koramil, Jajaran Kepolisian/Polres/Polsek, DPD/ DPC Partai Politik, Tim Sukses Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 1 dan 2, Tokoh Masyarakat,

x |Bersama Rakyat Awasi Pemilu

Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu

Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, sehingga kerjasama dan koordinasi yang terbangun telah membawa perubahan mutu pemilu yang lebih baik dari pemilu-pemilu sebelumnya.

Pelaksanaan Pemilihan Umum 2019 di Kota Pontianak terlaksana sukses meskipun masih ada hal-hal yang perlu perbaikan, akan tetapi proses pemilihan umum secara umum berjalan baik tentu ini merupakan keberhasilan dan kemenangan penyelenggara dan masyarakat Kota Pontianak.

Bawaslu Kota Pontianak lebih mengutamakan pencegahan dalam mengawal tahapan-tahapan pemilu, seperti terkait dugaan pelanggaran pemilu, maupun yang lainnya, dengan tujuan Pemilu di Kota Pontianak dapat berjalan jujur, adil, efektif dan efisien dengan harapan Pemilu berjalan demokratis sebagai bentuk perwujudan demokrasi yang menjadi hak seluruh masyarakat kota Pontianak.

Dengan adanya peningkatan mutu penyelenggaraan Pemilu khususnya di Kota Pontianak, melalui rapat koordinasi dengan berbagai pihak maupun rapat kerja teknis diinternal Bawaslu kota Pontianak dan jajaran, menjadi modal pembelajaran dan pendewasaan demokrasi untuk pemilu berikutnya.

Suksesnya kinerja Bawaslu tidak diukur dari banyaknya laporan atau temuan dugaan pelanggaran, namun bagaimana upaya Bawaslu Kota melakukan pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran disemua tahapan pemilu dan suksesnya pengawasan Pemilu adalah ketika rakyat terlibat secara aktif mengawasi Pemilu 2019.

Dengan berakhirnya penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019, kita berharap

| xiBersama Rakyat Awasi PemiluBersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu

seraya memohon Ridho Allah S.W.T agar Penyelenggaraan Pemilu dimasa yang akan datang akan lebih baik lagi. Mari ciptakan Pemilu bermartabat untuk menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Semoga Allah S.W.T selalu memberikan petunjuk-Nya, dan kita selalu dalam lindungan-Nya. Amin.

Ketua Bawaslu Kota Pontianak

Budahri, S.E.I

xii |Bersama Rakyat Awasi Pemilu


DAFTAR ISIPengantar ixDaftar Isi xii

BAGIAN SATU

Pendahuluan 1A. Latar Belakang 1B. Dasar Hukum 3C. Ruang Lingkup, Maksud Dan Tujuan 4D. Tugas, Wewenang Dan Kewajiban Bawaslu Kabupaten/ Kota 6

BAGIAN DUA

A. Sumber Daya Manusia Dan Organisasi 13B. Pengawasan, Hubungan Masyarakat Dan Hubungan Antar Lembaga 30C. Penindakkan Pelanggaran 41D. Divisi Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kota Pontianak 55E. Hukum, Data Dan Informasi 61

BAGIAN KETIGA

A. Kesimpulan 67B. Rekomendasi 68

| 1Bersama Rakyat Awasi PemiluBersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu

BAGIAN SATU

A. LATAR BELAKANG

Pemilu merupakan mekanisme terpenting untuk memfasilitasi kompetisi politik secara damai dan tertib dalam rangka menghasilkan

pemerintahan yang memiliki legitimasi. Hal ini karena pemilu merupakan instrumen politik paling spesifik yang dapat dibentuk dan dimodifikasi untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan kata lain, pemilu dapat direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu.

Pelaksanaan pemilu demokratis beserta prosedur-prosedur yang digunakannya, dan termasuk desain kelembagaan yang terlibat di dalamnya, menjadi instrumen dasar yang diharapkan dapat membangun konsensus dan budaya politik warga negara. Sistem pemilu, perangkat hukum dan perundang-undangan, serta kelembagaan penyelenggara dapat didesain sedemikian rupa sesuai dengan konteks yang ada. Prinsip- prinsip pelaksanaan pemilu dituangkan dalam Pasal 22 E Ayat 1 UUD1945 yang berbunyi “Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, dan rahasia”. Demikian juga pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. Selain itu prinsip-prinsip tersebut juga dielaborasi lebih lanjut dalam

2 |Bersama Rakyat Awasi Pemilu


asas-asas penyelenggara pemilu seperti yang tertuang pada pasal 2 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

Undang-undang telah memberikan kewenangan besar kepada Pengawas Pemilu dalam rangka mengawasi pelaksanaan pemilu demi terwujudnya pemilu demokratis. Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ditemukan banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dihadapi oleh Bawaslu Kota Pontianak dalam rangka mengawasi pelaksanaan Pemilihan Umum Calon Anggota DPD,DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 baik pelanggaran administrasi berkaitan dengan Alat Peraga

Kampanye (APK) dan Pungut Hitung serta pelanggaran Hukum Lainnya yang dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara).

Bawaslu Kota Pontianak melakukan supervisi sehingga mengetahui kesiapan Panwas Tingkat Kecamatan dalam menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum DPD, DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Presiden dan Wakil Presiden 2019. Divisi Organisasi dan SDM Bawaslu Kota Pontianak menyusun laporan kegiatan yang mencakup 2 aspek data yakni aspek organisasi dan aspek Sumber Daya Manusia (SDM).

Aspek Organisasi meliputi ketersediaan Panwaslu Kecamatan untuk setiap level, mulai dari Panitia Pengawas Desa / Kelurahan (PPDK) dan Pengawas TPS. Aspek terakhir, yaitu aspek personil untuk mengetahui ketersediaan


kelengkapan organisasi seperti Kepala Sekretariat, Staf Sekretariat dan Kantor Sekretariat.

Bawaslu Kota Pontianak berusaha keras menjadi aktor yang menyinergikan seluruh potensi dalam meningkatkan pengawasan dan pelanggaran dalam pemilu tahun 2019 sehingga dapat mewujudkan pemilu yang demokratis dan bermartabat.

B. DASAR HUKUMDasar hukum penyusunan buku kinerja ini adalah:

1. Pasal 100 huruf c dan Pasal 143 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

2. Pasal 59 huruf c Perbawalu Nomor 7 tahun 2015 tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, Pengawas Pemilihan Lapangan, Pengawas Pemilihan Umum Luar Negeri dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara.

3. Pasal 11 ayat (1) huruf c Perbawaslu Nomor 21 tahun 2018 tentang Pengawasan Pemilihan Umum.

4. Surat Edaran Nomor: 03030/K.Bawaslu/TU.00.01/VII/2019 tentang Laporan Komprehensif Hasil Pengawasan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019 tanggal 12 Juli 2019.



C. RUANG LINGKUP, MAKSUD DAN TUJUANMengawal Demokrasi di Bumi Khatulistiwa meliputi

pantauan kegiatan dari Divisi Organisasi dan Sumber Daya Manusia sejak Kesekretariatan, Anggaran Kegiatan, Pembentukkan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Pembentukan Panitia Pengawas Desa/Kelurahan dan Pembentukkan PTPS. Selanjutnya juga terdapat empat divisi lainnya selain Organisasi dan SDM yaitu divisi Pengawasan, Humas dan Hubal, Penindakan Pelanggaran, Hukum, Data dan Informasi serta Penyelesaian Sengketa.

Maksud dari penyusunan buku Mengawal Demokrasi adalah penuangan kinerja hasil pangawasan Pemilihan Umum DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 sebagai rekam jejak yang menggambarkan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilihan Umum DPR, DPDD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 di Kota Pontianak yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Pontianak..

Adapun tujuan dari buku Mengawal Demokrasi dari Bawaslu Kota Pontianak adalah:1. Sebagai bahan laporan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas sebagai Pengawas Pemilihan Umum DPR, DPD, DPRD Provisni dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Pontianak;

2. Memberikan gambaran umum hasil pengawasan pada setiap tahapan Pemilihan Umum DPR, DPDD, DPRD


Provisni dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019;

3. Sebagai bahan analisis dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan Pemilihan Umum DPR, DPDD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019;

4. Sebagai tuntunan normatif peraturan perundang-undangan tentang Pengawasan Pemilihan Umum DPR, DPDD, DPRD Provisni dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 mengenai laporan pertanggungjawaban.

5. Penyusunan rencana dan teknis pengawasan secara komprehensif;

6. Meningkatan kapasitas pengawas pemilu dalam menangani kasus pelanggaran dan menyelesaikan sengketa pemilihan;

7. Mengintensifkan kerja sama antar lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan pemilihan;

8. Memberdayakan masyarakat luas untuk turut serta mengawasi pemiihan;

9. Sebagai upaya perwujudan dari pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan yang transparan, akuntabel dan akseptabel;

10. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pelaksanaan tugas Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Pontianak di masa yang akan datang.



D. TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN BAWASLU KABUPATEN/KOTA

1. TUGASBerdasarkan Undang nomor 7 tahun 2017 tentang

Pemilihan umum paragraf 3 pasal 101, Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota mempunyai tugas meliputi:a. Melakukkan pencegahan dan penindakkan diwilayah

Kabupaten/Kota terhadap penyelenggara Pemilu dan Sengeketa Pemilu

b. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggra Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota yang terdiri atas:1) Pemutahiran data pemilih, penetapan daftar pemilih

sementara dan daftar pemilih tetap;2) Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan

tata cara pencaloan anggota DPRD Kabupaten/Kota;3) Penetapan calon anggota DPRD Kabupaten/Kota;4) Pelaksanaan kampanye dan dana kampanye;5) Pengadaan logistic Pemilu dan pendistribusiannya;6) Pelaksanaan pemungutan suara dan perhitungan

suara hasil pemilu;7) Pengawasan seluruh proses perhitungan suara di

wilayah kerjanya;8) Pergerakkan surat suara, berita acara perhitungan

suara, dan sertifikat hasil perhitungan suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;

9) Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dari seluruh kecamatan;

10) Pelaksaan perhitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan; dan


11) Proses penetapan hasil Pemilu anggota DPRD kabupaten/Kota

c. Mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah Kabupaten/Kota;

d. Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-undang;

e. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah Kabupaten/Kota, yang terdiri atas:1) Putusan DKPP;2) Putusan pengan mengenai pelanggaran dan

sengketa Pemilu;3) Putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan

Bawaslu Kabupaten/Kota;4) Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU kabupaten/

Kota; dan5) Keputusan pejabat yang berwenang di atas pelang-

garan netralitas semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur di dalam undang-undang;

f. Mengelola , memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi melaksanakan penyusutan berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. Mengawasli pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;

h. Mengevaluasi pengawasan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota; dan



i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam pasal 102 alenia (1), Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/ Kota dalam melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan sengketa Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 huruf a, Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Kota bertugas:

a. Mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;

b. Mengidentifikasi, mensupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;

c. Melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah terkait; dan

d. Mengingkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.

Kemudian alenia (2), dalam melakukan penindakkan pelanggaran Pemilu sebagimana dimaksud dalam Pasal 101 huruf a, bawaslu Kabupaten /Kota bertugas:a. Menyampaikan hasil pengawasan di wilayah Kabupaten/

Kota kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi atas dugaan pelanggran kode etik Penyelenggara Pemilu atau dugaan tindak pidana pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;

b. Menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;

c. Memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;

d. Memeriksa, mengkaji dan memutuskan pelanggaran


administrasi Pemilu; dan e. Merekomendasikan tindak lanjut pengawasan atas

pelanggaran Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi.

Selanjutnya alenia (3), dalam melakukan penindakan sengketa proses Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 huruf a, Bawaslu kabupaten/Kota bertugas:a. Menerima permohonan penyelesaian sengketa proses

Pemilu di wilayah kabupaten/Kota;b. Memferifikasi secara formal dan material permohonan

sengketa proses Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;c. Melakukan mediasi antar pihak yang bersengketa di

wilayah Kabupaten/Kota;d. Melakukan proses adjudikasi sengketa proses Pemilu

di wilayah Kabupaten/Kota apabila mediasi belum menyelesaikan sengketa proses Pemilu; dan

e. Memutuskan penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.

2. WEWENANGBadan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/

Kota selain memiliki tugas juga memiliki wewenang dalam pelaksanaan Pemilihan Umum berdasarkan undang-undang nomor 7 tahun 2017 pasal 103. Adapun wewenang tersebut meliputi:a. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan

dengan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan dengan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang



mengatur mengenai Pemilu;b. Memerikas dan mengkaji pelanggaran Pemilu wilayah

Kabupaten/Kota serta merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajian kepada pihak-pihak yang mengatur dalam undang-undang;

c. Menerima, memeriksa , memediasi atau mengadjudikasi, dan memutuskan penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;

d. Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil pengawasan di wilayah Kabupaten/Kota terhadap netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam undang-undang;

e. Mengambil ahli sementara tugas, wewenang dan kewajiban Panwaslu Kecamatan setelah mendapat pertimbangan Bawaslu Provinsi apabila Panwaslu Kecamatan berhalangan sementara akibat dikenai saksi atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan dan penindakkan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;

g. Membentuk Panwaslu Kecamatan dan mengangkat serta memberhentikan anggota Panwaslu Kecamatan dengan memperlihatkan masukkan Bawalsu Provinsi; dan

h. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


3. KEWAJIBANSelain Tugas dan Wewenang Badan Pengawas

Pemilihan Umum Kabupaten / Kota juga mempunyai Kewajiban yang harus dilaksanakan pada Pemilihan Umum saat melakukan pengawasan dalam Pemilihan Umum yang sesuai dengan undang-undang nomor 7 tahun 2017 pasal 104, yang mana dalam undang-undang tersebut menyebutkan Kewajiban Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yaitu:a. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas pengawas Pemilu pada tingkat di bawahnya;

c. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu Provinsi sesuai dengan tahapan Pemilu serta periode dan/ atau berdasarkan kebutuhan;

d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu Provinsi berkaitan dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat Kabupaten/Kota;

e. Mengawasi pemutahiran dan pemeliharaan data pemilik secara berkelanjutan yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dengan memperhatikan data kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Mengembangkan pengawasan pemilu Partisipatif; dang. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.


BAGIAN DUA

A. SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI1.Struktur Organisasi

Struktur oraganisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam

menjalankan kegiatan oprasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diingikan. Struktur organisasi mengambarkan dengan jelas pemisah kegiatan pekerjaan antara satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi.

Sri Eka Karunia Putra, S.Pd.I (Tujuan demokrasi adalah mencari pilihan terbaik

diantara yang baik, yang melalui suara rakyat sebagai penentunya, karena itu pemilu merupakan

sarana dan wadah untuk menyampaikan kehendak serta pilihan sesuai hati Nurani).



Bawaslu Kota Pontianak mempunyai struktur organisasi yang mana di dalam struktur tersebut terdapat 5 orang anggota dan 1 orang ketua merangkap anggota beserta Koordinator Sekretariat dan Staf (PNS) / Non PNS. Selanjutnya Bawaslu Kota Pontianak juga terdapat 5 divisi yang terdiri dari:a. Sumber Daya Manusia dan Organisasi (SDMO);b. Pengawasan, Hubungan Masyarakat dan Hubungan Antar

Lembaga;c. Penindakkan Pelanggaran;d. Hukum, Data dan Informasi; dane. Penyelesaian Sengketa

Berikut jumlah tenaga kerja dilingkungan Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Pontianak yang terdiri dari :1. Koordinator Sekretariat sebanyak 1 (satu) Orang (PNS)2. Bendahara Pengeluaran Pembantu sebanyak 1 (satu) orang

(PNS)3. Staf Pengelola Keuangan sebanyak 1 (satu) orang (PNS)4. Staf Pelaksana Teknis sebanyak 11 (sebelas) orang (NON

PNS)5. Staf Pendukung sebanyak 4 (empat) orang (NON PNS)Adapun struktur organisasi Bawaslu Kota Pontianak dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:


Gambar 2.A.1STRUKTUR ORGANISASI

BAWASLU KOTA PONTIANAK

Komisioner Bawaslu Kota Pontianak1. Budahri, S.E.I Ketua/ Kordiv. Penindakkan Pelanggaran2. Irwan Manik Radja, S.T., M.T Anggota/ Kordiv. Pengawasan,

Humas dan Hubal3. Sri Eka Karunia Putra, S.Pd Anggota/ Kordiv. SDM dan

Organisasi4. Ridwan, M.S.I Anggota/ Kordiv. Penyelesaian Sengketa5. Isfiansyah, S.Sos Anggota/ Kordiv. Hukum, Data dan

Informasi

Kesekretariatan Bawaslu Kota Pontianak1. Syarif Mahmud, S.Sos., M.AP (Koordinator Sekretariat)2. Titin Kartinah, SM (Bendahara Pengeluaran Pembantu)3. Uray Robby Ashadi AR., A.Md (Staf Pembantu Pengelola

Keuangan)4. AH. Muzammil, S.Pd.I (Staf Pelaksana/ Divisi Penanganan

STAF PELAKSANA

Gambar 2.A.1

STRUKTUR ORGANISASI

BAWASLU KOTA PONTIANAK

Komisioner Bawaslu Kota Pontianak

1. Budahri, S.E.I (Ketua/ Kordiv. Penanganan Pelanggaran)

2. Irwan Manik Radja, S.T., M.T (Anggota/Kordiv. Pengawasan, Humas dan Hubal)

3. Sri Eka Karunia Putra, S.Pd (Anggota/Kordiv. SDM dan Organisasi)

4. Ridwan, M.S.I (Anggota/Kordiv. Penyelesaian Sengketa)

5. Isfiansyah, S.Sos (Anggota/Kordiv. Hukum, Data dan Informasi)

Kesekretariatan Bawaslu Kota Pontianak

1. Syarif Mahmud, S.Sos., M.AP (Koordinator Sekretariat)

2. Titin Kartinah, SM (Bendahara Pengeluaran Pembantu)

3. Uray Robby Ashadi AR., A.Md (Staf Pembantu Pengelola Keuangan)

4. AH. Muzammil, S.Pd.I (Staf Pelaksana/Divisi Penanganan Pelanggaran)

5. Febri Hasian Siagian, A.Md (Staf Pelaksana/Keuangan)

6. Fikrul Setiawan, S.Pd (Staf Pelaksana/Divisi Hukum, Data dan Informasi)

7. Khairul Umam, SH (Staf Pelaksana/Divisi Hukum, Data dan Informasi)

8. Lili Sri Wahyuni, S.Pd.I (Staf Pelaksana/Divisi SDM dan Organisasi)

PLENO

KOMISIONER

PANWASLUCAM

PPDK

PENGAWAS TPS

KOORDINATOR SEKRETARIAT

STAF FUNGSIONAL STAF PENDUKUNG



Pelanggaran)5. Fikrul Setiawan, S.Pd (Staf Pelaksana/ Divisi Hukum, Data

dan Informasi)6. Khairul Umam, SH (Staf Pelaksana/ Divisi Hukum, Data dan

Informasi)7. Lili Sri Wahyuni, S.Pd.I (Staf Pelaksana/ Divisi SDM dan

Organisasi)8. Novita Lestari, SP (Staf Pelaksana/ Divisi SDM dan Organisasi)9. Lusi Fitriana, A.Md (Staf Pelaksana/ Divisi Pengawasan,

Humas dan Hubal)10. Novatus Dono, S.IP, M.Sos (Staf Pelaksana/ Divisi

Pengawasan, Humas dan Hubal)11. Rizal Surya Rizki, SH (Staf Pelaksana/ Divisi Penanganan

Pelanggaran)12. Saidina Ali, S.Pd.I (Staf Pelaksana/ Divisi Penyelesaian

Sengketa)13. Febri Hasian Siagian, A.Md (Staf Pelaksana/ Keuangan)14. Syarif Zulvi (Staf Pelaksana/ Keuangan)15. Khotif S.Pd.I (Staf Pendukung/ Satpam)16. Siti Raudatul Jannah (Staf Pendukung/ Pramubakti)17. Syarif Husin (Staf Pendukung/ Driver)18. Syarif Muhammad Ilham (Staf Pendukung/ Satpam)

2. Manajemen Sumber Daya Manusia Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Pontianak

Salah satu keberhasilan dalam sebuah kegiatan pemilu didasari dari Sumber Daya Manusia yang baik, kompeten dan bertanggung jawab. Dengan adanya Sumber Daya Manusia yang baik maka akan terlaksananya proses pemilihan umum yang baik juga. Proses pelaksanaan Pemilu Demokratis beserta


prosedur-prosedur yang digunakannya dan termasuk desain kelembagaan yang terlibat di dalamnya menjadi instrumen dasar yang diharapkan dapat membangun konsensus dan budaya politik warga negara. Sistem Pemilu, perangkat didesain sedemikian rupa sesuai dengan konteks yang ada. Lembaga pengawas Pemilu memiliki visi, misi, program, perangkat struktur dan Sumber Daya Manusia .a. Visi, Misi dan Program Bawaslu yaitu: Visi

Memberikan kepastian hukum dan kemanfaatan JDIH di Lingkungan Bawaslu

Misi• Menjamin terciptanya Pengelolaan Dokumentasi dan

Informasi Hukum yang terpadu dan terintegrasi di Lingkungan Bawaslu;

• Menjamin ketersediaan dokumentasi dan informasi hukum yang lengkap dan akurat, serta dapat diakses secara cepat dan mudah;

• Mengembangkan kerja sama yang efektif antara Pusat jaringan dan Anggota jaringan serta antar sesama Anggota jaringan dalam rangka penyediaan dokumentasi dan informasi hukum di Lingkungan Bawaslu; dan

• Meningkatkan kualitas pembangunan hukum nasional dan pelayanan kepada publik sebagai salah satu wujud ketatapemerintahan yang baik, transparan, efektif, efisien, dan bertanggung jawab.

Koordinator Sekretariat bertugas sebagai Pejabat Pembuat Komitmen dan berfungsi sebagai penunjang fasilitasi yang dibutuhkan oleh para Komisoner untuk menunjang kinerja, baik dari kegiatan dan Kesekretariatan Bawaslu Kota



Pontianak, juga berkenaan dengan administrasi maupun yang berkaitan dengan keuangan. Sedangkan tugas dan fungsi staf pelaksana adalah memberikan konstribusi dalam membantu menunjang adminstratif di sekretariat Bawaslu Kota Pontianak dan membantu tugas Komisioner Bawaslu Kota Pontianak. Upaya membangun SDM pada Lembaga Pengawas Pemilu yang profesional dengan kompetensi tinggi perlu betul-betul dihayati oleh para pelaksana pengawasan pemilu dalam menjabarkan tugas setiap pengawas dan dimengerti oleh pengawas.

Secara normatif, Bawaslu selain bertugas mengawasi seluruh tahapan Pemilihan Umum, juga bertugas melakukan pembinaan terhadap jajaran pengawas Pemilu di tingkat bawahnya secara berjenjang. Hal tersebut, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Upaya peningkatan kapasitas pengawas pemilu, dititik beratkan pada penguatan kemampuan pengawasan, penguatan integritas, serta pemahaman terhadap undang-undang dan peraturan tentang pemilu. Hal itu penting dilakukan karena salah satu faktor kegagalan pemilu akibat dari inkonsitensi penyelenggara pemilu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, terutama terjadi pada penyelenggara yang bersifat adhoc.

Dalam melakukan monitoring kepada Panwaslu Kecamatan, ada pembagian tugas yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Pontianak, mulai dari Ketua, Anggota, Koordinator Sekretariat, serta para staf sesuai dengan tugas, wewenang dan kewajiban masing-masing. Dari supervisi dan monitoring yang dilakukan, bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang dialami di tingkat


kecamatan, baik masalah eksternal dan internal anggota Panwaslu Kecamatan, pola kerja maupun hubungan dengan kesekretariatan bahkan masalah administrasi, keuangan dan kinerja staf.

Dengan mengetahui berbagai permasalahan yang ada di jajaran Panwaslu Kecamatan, Ketua dan Anggota Bawaslu Kota Pontianak tidak jarang mengundang Ketua dan Anggota Panwaslu Kecamatan untuk diajak musyawarah atau diskusi terkait dengan permasalahan yang ada. Selain itu, Koordinator Sekretariat Bawaslu Kota Pontianak juga melakukan hal yang sama kepada Kepala Sekretariat dan Bendahara Panwaslu Kecamatan se-kota Pontianak. Untuk persoalan yang lebih teknis terutama berkaitan dengan kedisiplinan pelaporan administrasi dan keuangan. Koordinator Sekretariat menugaskan Staf Bawaslu Kota Pontianak agar turun langsung ke Panwaslu Kecamatan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada staf Panwaslu Kecamatan.

b. Pembentukan Pengawas Adhoc1) Pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan

Bawaslu Kota Pontianak sudah membentuk Panwaslu Kecamatan Se-Kota Pontianak dengan berdasarkan Undang-Undang 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dengan jumlah dimaksud pada Undang-Undang tersebut. Panwaslu Kecamatan dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kecamatan. Kota Pontianak terdiri dari 6 (enam) Kecamatan, dimana setiap Kecamatan terdapat 3 (tiga) orang Panwaslu Kecamatan.



Gambar 2.A.2Grafik jumlah Panwaslu Kecamatan berdasarkan

jenis kelamin

Sumber Data: Divisi SDM dan Organisasi

Adapun rincian keseluruhan jumlah Panwaslu Kecamatan Se-Kota Pontianak adalah sebagai berikut:Laki-laki : 14 orangPerempuan : 4 orang

Gambar 2.A.3Jumlah Keseluruhan Panwaslu Kecamatan Se-Kota Pontianak

Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber Data: Divisi Organisasi dan SDM


Undang-undang telah mengatur kaitannya dengan tugas, wewenang, dan kewajiban Panita Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan. Hal tersebut dapat kita lihat pada UU No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum yang mana:a. Tugas Panwaslu Kecamatan tertuang dalam (Pasal 105)b. Wewenang Panwaslu Kecamatan tertuang dalam (Pasal

106)c. Kewajiban Panwaslu Kecamatan tertuang dalam (Pasal

107)

2) Pembentukan Panwaslu Desa/Kelurahan (PPDK)Proses penjaringan calon Panwaslu Desa/Kelurahan

Se-Kota Pontianak merupakan suatu tahapan setelah terbentuknya Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Se-Kota Pontianak. Pembentukan Panwaslu Desa/Kelurahan sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2018 tentang peraturan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 19 Tahun 2017, tentang Pembentukan, Pemberhentian dan Pergantian Antar Waktu Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa, dan Pengawas Pemilihan Umum Luar Negeri dan serta Pengawas Tempat Pemungutan Suara.

Panitia pengawas pemilu Desa/Kelurahan yang selanjutnya disebut Panwaslu Desa/Kelurahan adalah Petugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di tingkat Desa/Kelurahan. Jumlah Kelurahan di Kota Pontianak sebanyak 29



Kelurahan yang tersebar di 6 Kecamatan. Adapun rincian keseluruhan jumlah Panwaslu Desa/Kelurah-an Se-Kota Pontianak adalah sebagai berikut:Laki-Laki : 26 orangPerempuan : 3 orang

Adapun dilihat dalam bentuk grafik jumlah perempuan dan laki-laki dari masing-masing kecamatan yang ada di Kota Pontianak dapat dilihat pada grafik atau gambar dibawah ini:

Gambar 2.A.4Jumlah PPDK berdasarkan jenis kelamin

Sumber data: divisi Organisasi dan SDM Bawaslu Kota Ponti-anak


Gambar 2.A.5Jumlah Keseluruhan Panwaslu Kelurahan/Desa Se-Kota Pon-

tianak Berdasarkan Jenis Kelamin


Dari grafik dan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa komisoner Panwaslu Kecamatan yang ada di masing-masing 6 kecamatan, keterwakilan perempuan yang menjadi komisoner hanya 3 orang dan jika dipersentasikan hanya 10%, sedangan lebih banyak yang menjadi komisioner di kecamatan adalah laki-laki yaitu 26 orang mencapai 90% dari keterwakilan perempuan.



Gambar 2.A.6“Pelantikkan Panitia Pengawas Desa/Kelurahan se Kota Ponti-

anak di Gedung Walikota Pontianak”

Sumber : Dokumentasi Bawaslu Kota Pontianak

a. Pembentukan Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS)Pengawas tempat Pemungutan suara yang selanjutnya

disebut Pengawas TPS adalah Petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk membantu Panwaslu Kelurahan/Desa. Jumlah pengawas TPS di Kota Pontianak adalah 2003 pengawas TPS yang tersebar di 6 (enam) kecamatan dan 29 kelurahan yang ada di Kota Pontianak. Adapun rincian keseluruhan jumlah Pengawas TPS Se-Kota Pontianak adalah sebagai berikut: Kecamatan Pontianak Kota 357 Pengawas TPS Kecamatan Pontianak Barat 484 Pengawas TPS Kecamatan Pontianak Utara 433 Pengawas TPS Kecamatan Pontianak Tenggara 130 Pengawas TPS Kecamatan Pontianak Selatan 292 Pengawas TPS Kecamatan Pontianak Timur 307 Pengawas TPS


Gambar 2.A.7Jumlah Persentase Pengawas TPS Se-Kota Pontianak


3. PROGRAM DAN ANGGARAN Pemilu serentak telah selesai, pekerjaan pengawas

pemilu tentu tidak berhenti. Bawaslu Kota Pontianak sebagai salah satu Lembaga Pengawas Pemilu akan terus meningkatkan kinerja dan kualitas SDM pengawas dalam menghadapi Pemilu selanjutnya yang berintegritas. Dalam Pemilihan Umum Calon Anggota DPD, DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 Bawaslu Kota Pontianak menjalankan program atau kegiatan yang menunjang penguatan Kapasitas Lembaga dan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari kegiatan Sosialisasi, Rakor dan Rakernis Pengawas Pemilihan Umum Kota Pontianak.

Program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Bawaslu Kota



Pontianak pada Pemilihan Umum 2019 yang dimulai dengan tahapan pemilu sampai berakhir tahapan tersebut sebanyak 16 kegiatan dari seluruh divisi yang ada di Bawaslu Kota Pontianak dan semua kegiatan tersebut terealisasi dengan baik. Dalam program yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Pontianak mendapatkan sumber dana yaitu dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dikelola oleh Provinsi Kalimantan Barat dan diberikan ke Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan masing- masing dan akan diberikan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan akan diberikan ke pada Bawaslu Kabupaten/Kota dalam bentuk Tambahan Uang Persedian (TUP).

Dibawah ini adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Pontianak Koordinator Divisi Organisasi dan Sumber Daya Manusia sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan oleh Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat dalam menghadapi Pemilu tahun 2019. Dalam rangka penguatan kapasitas kelembagaan dan SDM pengawas Pemilihan Umum di kota Pontianak, telah dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Bimbingan Teknis bagi seluruh anggota Panwaslu

kecamatan, PPL, dan Sekretariat Panwaslu Kecamatan.2. Evaluasi kinerja oleh kepala Sekretariat dan seluruh staf

teknis maupun pendukung Bawaslu Kota Pontianak3. Evaluasi kinerja bagi seluruh anggota panwaslu Kecamatan

se-kota Pontianak 4. Rapat koordinasi dalam setiap tahapan pemilihan untuk

seluruh Panwaslu Kecamatan, PPL maupun sekretariat Panwaslu Kecamatan.

5. Rapat kerja dan Rapat Kerja teknis bagi panwaslu Kecamatan dan PPL yang dilaksanakan oleh semua divisi Bawaslu Kota


Pontianak

Beberapa kegiatan diatas dilakukan dalam rangka pembinaan untuk meningkatkan kapasitas Panwaslu kecamatan beserta sekretariat dengan cara memberikan pembekalan teknis tentang tata cara melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban sebagai pengawas pemilihan. Memberikan tanggapan dan membuka ruang diskusi maupun saran dan masukkan khususnya untuk Bawaslu Kota Pontianak dan Mengajak Panwaslu Kecamatan dan Bendahara untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik dalam peningkatan kapasitas dan kapabiltas untuk seluruh SDM di Bawaslu Kota Pontianak sampai jajarannya.

Dalam melakukan pembinaan dan bimbingan tersebut, Bawaslu Kota Pontianak berpedoman pada petunjuk teknis atau modul yang telah disiapkan oleh Bawaslu RI. Dalam modul tersebut sangat jelas untuk dijadikan pedoman karena didalamnya ada muatan materi, tata cara pelaksanaan serta kebutuhan-kebutuhan dalam pelaksanaan bimbingan teknis. Selain itu, tentu Panwaslu kota Pontianak juga melakukan pengembangan materi disesuaikan dengan tahapan, Perbawaslu serta PKPU terbaru.

Selanjutnya Bawaslu Kota Pontianak Koordinator Divisi Organisasi dan SDM juga pernah mengadakan kegiatan “TOT bagi Fasilitator Panwaslu Kecamatan Se-Kota Pontianak dalam Rangka Bimtek bagi Pengawas TPS Pemilu tahun 2019”, yang mana kegiatan ini peserta yang di undang adalah seluruh komisoner, Kepala Sekretariat, Bendahara dan Staf Teknis Panwaslu Kecamatan Se Kota Pontianak serta Panitia Pengawas Desa/Kelurahan (PPDK) se Kota Pontianak.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan



pelatihan bagi para Komisioner Panwaslu Kecamatan dan PPDK sebagai fasilitator dalam melatih atau membimtek Pengawas TPS agar Pengawas TPS tahu apa saja yang dilakukan dalam menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya sebagai Pengawas PTPS pada proses pungut hitung Pemilu tahun 2019.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Koordinator Divisi Organisasi dan SDM Bawaslu Kota Pontianak dalam melakukan Bimbingan Teknis bagi seluruh Panwaslu Kecamatan, PPDK dan Pengawas TPS dalam rangka pembinaan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Panwaslu Kecamatan beserta sekretariat dengan tujuan memberikan pemahaman kepada Panwaslu Kecamatan beserta jajaran ke bawah dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban untuk meningkatkan pemahaman sebagai pengawas pemilu dan menciptakan kinerja pengawasan yang berintegritas agar dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019 berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya pelanggaran yang signifikan.

Dibawah ini adalah sebagian kecil dokumentasi yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Pontianak dalam melakukan kegiatan yang dilaksanakan oleh Koordinator divisi Organisasi dan Sumber Daya Manusia Bawaslu Kota Pontianak:


Gambar 2.A.8Anggota Bawalsu Kota Pontianak Koordv. Organisasi dan

SDM memberikan sambutan dalam pembukaaan kegiatan Rapat Kerja Teknis Bawaslu Kota Pontianak dan Panwaslu

Kecamatan Se Kota Pontianak pada Pemilu tahun 2019

Sumber data : dokumentasi bawaslu Kota Pontianak

Gambar 2.A.9Foto bersama Panwaslu Kecamatan setelah penutupan kegiatan

Sumber : Dokumentasi Bawaslu Kota Pontianak



B. PENGAWASAN, HUBUNGAN MASYARAKAT DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA

1. Manajemen Pengawasan

Bawaslu Kota Pontianak juga memiliki manajemen penga-wasan yang terdiri dari fungsi pengawasan meliputi :• fungsi perencanaan;• fungsi pengelompokan; dan• fungsi pengarahan

Fungsi pengawasan ialah untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran atau kecurangan dilapangan yang dilakukan oleh oknum atau peserta yang menjadi calon pilkada maupun pemilu, dan memastikan apakah fungsi pengawasan dilakukan dengan tanggung jawab penuh dan efektif. Dalam melakukan pengawasan Bawaslu Kota Pontianak tidak melakukannya sendiri melainkan ada Panwaslucam Se-Kota Pontianak dan PPD/K Se-Kota Pontianak.

Fungsi perencanaan ialah untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai saat pengawasan dilakukan, tentu fungsi ini berpengaruh besar dari beberapa fungsi dalam manajemen pengawasan lainnya, karena sebagai langkah awal dalam


menjalankan strategi pengawasan, tentu Bawaslu Kota Pontianak telah menyiapkan strategi-strategi saat pengawasan berlangsung dan setelah melakukan pengawasan, salah satunya adalah membuat laporan cepat dan membuat form A pengawasan, hal ini sangat berpengaruh pada setiap proses tahapan pengawasan.

Fungi pengelompokkan, Bawaslu Kota Pontianak memiliki strategi khusus untuk mengatur dari semua fungsi pengawasan yaitu dengan membuat kelompok koordinator wilayah meskipun bersifat kolektif kolegial, Bawaslu Kota Pontianak bertanggung jawab atas wilayah masing-masing.

Fungsi pengarahan, fungsi ini adalah pokok dari manajemen pengawasan karena fungsi ini berjalan setelah fungsi perencanaan dilakukan, fungsi ini juga bersifat menggerakkan manajemen ditingkat bawah untuk melakukan sesuai yang diarahkan oleh Bawaslu Kota Pontianak.

2. Sosialisasi Pengawasan PartisipatifDalam menciptakan pemilu yang demokratis Bawaslu

Kota Pontianak mengadakan kegiatan-kegiatan sosialiasasi, rapat kerja dan rapat koordinasi di setiap tahapan pemilu guna pencegahan dan pengawasan partisapatif bersama masyarakat. Kegiatan pengawasan dibagi menjadi beberapa

Irwan Manik Radja, ST (Demokrasi bukan hanya bicara kotak suara,

banyak proses menuju kotak suara dan sesudahnya. Bawaslu hadir utk mengawal,

mengawasi dan merawat demokrasi di kota pontianak.)



tahapan, seperti, tahapan pengawasan partisipatif dengan berbagai lapisan masyarakat yang terbagi; tokoh agama, tokoh masyarkat, mahasiswa, gabungan organisasi wanita (GOW), serta Aparatur Sipil Negara (ASN), bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pemilu yang demokratis sesuai dengan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku.Kegiatan Pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Pontianak pada pemilu dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:a. Sosialiasi Pengawasan Pemilu Partisipatif

Bawaslu Kota Pontianak melaksanakan kegiatan dan sosialisasi terhadap masyarakat Kota Pontianak. Adapun kegiatan pengawasan dan sosialisasi partisipatif yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Pontianak terhitung dari bulan Januari sampai bulan September tahun 2019 sebanyak 60 kali kegiatan pengawasan dan sosialisasi partisipatif. Adapun kegiatan sosialisasi tersebut meliputi :1. Pengawas Pemilu Partisipatif Tema (Persami) bersama

Kwarcab Se Kota Pontianak, dengan peserta dari Pramuka se Kota Pontianak dan Panwaslu Kecamatan Se Kota Pontianak. Kegiatan ini bertujuan mengajak Pramuka untuk mengawal jalannya pesta demokrasi Pemilu 2018, pramuka di pandang sebagai lembaga yang strategis, taktis dan dinamis dalam membangun serta mengemban nilai-nilai demokrasi, dari itu keterlibatan pramuka sangat penting untuk diajak berpartispasi dalam pengawasan pemilu 2018/2019 bersama Bawaslu Kota Pontianak, mengapa harus pramuka? karena Pramuka adalah organisasi yang sangat terstruktur dari tingkat nasional sampai tingkat daerah, sehingga Bawaslu Kota Pontianak memandang pentingnya organisasi pramuka karena berimplikasi pada


program pencegahan dan pengawasan di tahapan pemilu 2018/2019 agar dapat memicu optimalisasi partisipasi masyarakat Kota Pontianak;

2. Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif, dengan Ketua dan anggota Panwascam, TNI, POLRI, Tokoh Masyarakat, Organisasi Masyarakat, LSM. Tujuannya tak jauh berbeda seperti kegiatan sosialisasi sebelumnya, kali ini Bawaslu Kota Pontianak

Masyarakat, untuk saling bekerja sama dalam mengawasi dan berpartisipasi dalam menjelang tahapan pemilu 2019;

3. Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Dalam Rangka Pemilihan Umum 2019, dan mengundang peserta dari Stakeholder dan KPU. Tujuan dari Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif bertujuan mencegah terjadinya pelanggaran pemilu, mengingat tahapan pemilu yang sudah berjalan, dibutuhkannya campur tangan masyarakat dalam berpartisapsi untuk mengawasi jalannya tahapan pemilu 2019 oleh karena itu pendekatan persuasif dilakukan demi mewujudkan pemilu yang jujur, adil, aman dan damai artinya Bawaslu Kota Pontianak tidak ingin terjadi pelanggaran secara massif

4. Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Dalam Rangka Pemilihan Umum 2019 “Bawaslu Berjapin”. Peserta yang hadir dari Siswa/Siswi SMA Kota Pontianak, TNI, Polri, KPU Kota Pontianak, Kesbangpol, Stakholder dan Panwaslucam serta PPDK. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan Bawaslu Kota Pontianak Kepada Masyarakat dan menggandeng seluruh elemen dari masyarakat agar senantiasa lebih dekat dan dapat turut serta berpartisipasi dalam pengawasan pemilu 2019, kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Dalam



Rangka Pemilihan Umum 2019 yang dihadiri langsung oleh anggota Bawaslu Republik Indonesia bapak M.Afifuddin beserta Ketua dan Anggota Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat;

5. Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif (Milenial Mengawasi Pemilu 2019). Peserta yang diundang yaitu Panwaslucam dan PPD/K Se-Kota Pontianak, Influencer Se-Kota Pontianak, Himakom Untan, Pontianak Vidgram, Siantan Vidgram, Media / Wartawan/Radio. Kegiatan ini yang pertama se-Indonesia dilakukan oleh Bawaslu Kota Pontianak yang mengundang influencer se-Kota Pontianak, BEM se-Kota Pontianak dan media, bertujuan untuk mengajak seluruh kaum milenial untuk turut serta berpartispasi dalam mengawasi jalannya pesta demokrasi yang akan dimulai pada tanggal 17 April 2019. Besar harapan Bawaslu juga ingin semua kalangan masyarakat berpartisipasi mengawasi pada proses tahapan pemilu berlangsung, telah disampaikan bahwa banyak hal yang berdampak jika pemilu tidak diawasi, seperti kecurangan-kecurangan, hal-hal negative yang merugikan peserta pemilu lainnya. Bawaslu Kota Pontianak juga berharap bahwa masyarakat Kota Pontianak dapat memberikan hak suaranya dengan bijak;

6. Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Bersama Wanita Mengawasi Pemilu. Peserta yang terundang dari Dandim 1207/BS, Kapolresta Pontianak, Ketua Parsit Bayangkari, Pengurus Wanita Katolik, Republik Indonesi cab. Kota Pontianak, Dinas & Badan Tingkat Kota Pontianak, GOW, LASKAR Melayu dan Kementerian Agama. Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif “Wanita Mengawasi Pemilu Tahun 2019” merupakan strategi pengawasan


dan pencegahan pelanggaran pemilu yang melibatkan partisipasi kaum perempuan dalam pengawasan pemilu 2019 khususnya keterlibatan ASN dan pelanggaran pemilu lainnya;

7. Fasilitasi Pelaksanaan Pengawasan Partisipatif Dan Akreditasi Pemantau Pemilu Dalam Rangka Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Bersama OKP. Peserta kegiatan ini OKP Tingkat Kota Pontianak dan Pemantau Pemilu serta Panwaslucam Se-Kota Pontianak. Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan sinergitas Bawaslu Kota Pontianak dan Pemantau pemilu, mengingat menjelang pemilu 2019 yang semakin dekat Bawaslu Kota Pontianak juga memberikan sosialisasi terkait strategi pengawasan kampanye dan pungut hitung, dalam kegiatan ini Anggota Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat ibu Syf. Aryana Kasmawayana.,S.Sos.I juga hadir untuk memberikan materi terkait pemantau pemilu 2019 sesuai dengan Perbawaslu nomor 4 tahun 2018.



Gambar 2.B.1Kegiatan milenial mangawasi dan Sosialisasi Pengawasan

Pemilu Partisipatif bersama wanita

Sumber dokumentasi : Bawaslu Kota Pontianak

Secara garis besar Bawaslu Kota Pontianak telah melakukan banyak sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat di Kota Pontianak, bahkan Bawaslu Kota Pontianak telah menggandeng pemuka agama serta dewan adat suku dan budaya Kota Pontianak dalam pengawasan partisipatif.

Tidak hanya dari Bawaslu Kota Pontianak sendiri Panwaslucam beserta jajarannya juga melakukan sosialisasi-sosialisasi langsung dilapangan terkait tahapan yang pada


saat itu yang lebih spesifiknya adalah tahapan kampanye Panwaslucam dan PPDK melakukan Sosialisasi Partisipatif di STIKES YARSI Jl. Panglima Aim, kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur. Dalam sosialisasi tersebut Panwaslu Kecamatan Pontianak Timur dan PPDK memberikan informasi terkait tahapan kampanye serta larangan money Politic dan larangan ASN yang terlibat aktif atau ikut serta untuk berkampanye akan di kenakan sanksi sebagaimana yang telah ditentukan. Tak hanya di kampus, Panwaslu Kecamatan beserta PPDK juga melakukan sosialisasi ke sekolah- sekolah menengah atas di Kota Pontianak sosialisasi tersebut menyampaikan kepada pemilih pemula siswa/siswi SMA dan SMK untuk meningkatkan partisipasi pemilu. sosialisasi pemilu ini karena pada umumnya banyak diantara mereka yang belum paham dan berpengalaman. Pengalaman dan pengetahuan pelajar SMA/SMK tentang pemilu masih sangat minim sehingga perlu diberikan sosialisasi untuk menambah wawasan mereka, selain bersosialiasi Bawaslu juga mengajak seluruh masyarakat untuk berkomitmen melaksanakan gerakan moral berupa penolakan praktik politik uang dan penyebaran berita hoaks dalam pelaksanaan pemilu 2019.

Tidak hanya membahas seputaran sosialisasi tentang tahapan kampanye Bawaslu Kota Pontianak beserta jajarannya juga melakukan sosialisasi lain seperti di kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kecamatan. Dalam sosialisasi tersebut Bawaslu Kota Pontianak dan Panwaslucam mengajak kepada undangan yang hadir untuk ikut mengawasi pemilu 2019 dan menyampaikan kepada masyarakat untuk turut aktif mengecek namanya di Daftar Pemilih Tetap (DPT), pelanggaran netralitas TNI, ASN dan Polri dan Potensi penggunaan fasilitas negara dalam Kampanye.



b. Rapat Koordinasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Selain mengadakan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif

kepada seluruh masyarakat Kota Pontianak, Bawaslu juga kerap mengadakan Rapat Koordinasi Pengawasan Pemilu Partisipatif bersama Panwaslucam Se-Kota Pontianak, PPDK Se-Kota Pontianak serta Staf Panwaslucam se-Kota Pontianak, tak jarang Bawaslu Kota Pontianak juga mengadakan Rapat Koordinasi dengan stakeholder juga Partai Politik se-Kota Pontianak, tujuan dari diadakannya kegiatan ini sesuai dengan judulnya “Rapat Koordinasi” yang dimana Bawaslu Kota Pontianak ingin saling bersinergi dan berkeseimbangan dalam semua kegiatan proses tahapan pemilu agar tercapai tujuan bersama.c. Rapat Kerja Teknis Pengawasan Pemilu Partisipatif

Bawaslu Kota Pontianak telah banyak melakukan banyak upaya demi menghasilkan pemilu yang berkualitas dan berintergritas, diantaranya melakukan Sosialisasi dan Koordinasi, serta untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas SDM di jajaran Bawaslu Kota Pontianak juga membuat Rapat Kerja Teknis Pengawasan Pemilu partisipatif, kegiatan ini bertujuan agar Bawaslu Kota Pontianak dan Panwaslu kecamatan, PPDK, maupun staff mengerti akan tugas- tugas pokok dan fungsi sebagai Pengawas Pemilu. Kegiatan ini juga membuka ruang diskusi lebih efektif untuk semua yang ingin disampaikan baik itu kepada Bawaslu Kota Pontianak atau sesama Pengawas Pemilu, selain daripada itu kegiatan ini juga memberikan pelatihan kerja teknis untuk semua jajaran pengawas pemilu di Bawaslu Kota Pontianak. Besar harapan kegiatan ini akan mejadi sangat bermanfaat dan dapat diaplikasikan dilapangan.

Setiap tahapan tersebut dilakukan guna menciptakan


masyarakat peka terhadap pemilu. Tujuan dari semua kegiatan tersebut dapat di spesifikasikan kembali dengan mengatakan bahwa bawaslu bertujuan menghadirkan pemilu yang adil, bijaksana, serta terhindar dari Black Politic atau yang biasa disebut dengan; money politik, politik hoax, dan Sara, serta menggugah kembali kesadaran masyarakat tentang peran masyarakat sebagai bagian dari demokrasi sehingga masyarakat terhindar dari yang namanya buta politik dan dapat terwujudnya tujuan awal tersebut.

Gambar 2.B.2Jumlah Kegiatan Pengawasan Humas dan Hubal

Januari s/d September Tahun 2019

Sumber data: divisi Pengawasan,Humas dan Hubal Bawaslu Kota Pontianak

3. Media Sosial Bawaslu sebagai lembaga yang mempunyai mandat

untuk mengawasi proses Pemilu membutuhkan dukungan banyak pihak dalam aktifitas pengawasan. Salah satunya



adalah media sosial, media sosial saat ini menjadi informasi paling pertama didunia yang cepat meluncurkan berita- berita atau informasi seputar lingkungan hidup, tentu Bawaslu Kota Pontianak memanfaatkan media ini dalam berinteraksi, berkomunikasi, berbagi dan networking lainnya. Bawaslu Kota Pontianak mengajak segenap kelompok masyarakat untuk terlibat dalam partisipasi pengawasan setiap tahapannya. Telah diketahui media sosial menggunakan teknologi berbasis website atau aplikasi yang dapat mengubah suatu komunikasi ke dalam bentuk dialog interaktif. Dari itu media sosial saat ini sangat dibutuhkan karena mengingat karakteristik dari media sosial sendiri ada 4 karakter yaitu :1) Partisipasi Pengguna;2) Keterbukaan Informasi;3) Adanya Perbincangan/Interaksi;4) Keterhubungan (links)

Bawaslu merancang beberapa program besar yang didesain sebagai Pusat Pengawasan Partisipatif. Adapun media sosial / media networks yang dibuat oleh Bawaslu Kota Pontianak dan bisa diakses juga dapat dilihat oleh public yaitu Facebook : Bawaslu Kota Pontianak, Instagram: bawaslukotapontianak, twitter : @bawaslupnk, website: www.pontianak.bawaslu.go.id, YouTube : Bawaslu Kota Pontianak.

4. Hubungan Antar LembagaBawaslu Kota Pontianak melakukan kerjasama dari

berbagai organisasi dan tokoh adat serta tokoh agama. Dalam kerjasama tersebut berupa MOU yaitu Nota Kesepahaman atau Nota Kesepakatan, dimana isinya menjelaskan mengenai perjanjian pendahuluan antara dua belah pihak. Adapun


hubungan kerjasama tersebut bersama ;1) Majelis Adat Budaya Batak Toba Kota Pontianak2) Dewan Adat Dayak Kota Pontianak3) Dewan Masjid Indonesia Kota Pontianak4) Ikatan Keluarga besar Madura Kota Pontianak5) Kementerian Agama Kota Pontianak6) Kerukunan Masyarakat Batak Kota Pontianak7) Keuskupan Agung Kota Pontianak8) Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Pontianak9) Majelis Adat Budaya Melayu Kota Pontianak10) Gabungan Organisasi Wanita Kota Pontianak11) Panguyuban Masyarakat Banten Kota Pontianak;12) Majelis Adat Budaya Tionghoa Kota Pontianak

C. PENINDAKKAN PELANGGARANPenindakan Pelanggaran adalah rangkaian tugas

yang wajib dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilu, apabila ada pelanggaran pemilu baik yang bersumber dari temuan pengawas pemilu ataupun bersumber dari laporan masyarakat, peserta pemilu, dan pemantau pemilu, serta setiap orang yang memiliki legal standing melaporkan sebuah laporan.1. Sentra Gakkumdu

Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) adalah pusat aktifitas penegakan hukum tindak pidana pemilu yang terdiri dari tiga unsur lembaga yaitu Bawaslu, Kepolisian, dan Kejaksaan untuk mempercepat proses penanganan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu. a. Kelembagaan

Sentra Gakkumdu dibentuk berdasarkan peraturan



Bawaslu No. 31 tahun 2018 Tentang Sentra Penegakan Hukum Terpadu yang merupakan perubahan dari peraturan Bawaslu Nomor 9 tahun 2018 Tentang Sentra Penegakan Hukum Terpadu. Gakkumdu terdiri atas:a) Gakkumdu pusat, berkedudukan di Bawaslu RI; b) Gakkumdu provinsi, berkedudukan di Bawaslu Provinsi; c) Gakkumdu kabupaten/kota, berkedudukan di Bawaslu

Kabupaten/Kota; dand) Gakkumdu luar negeri, berkedudukan di Panwaslu Luar

Negeri.b. Struktur Organisasi Sentra Gakkumdu Kota Pontianak

Struktur organisasi Gakkumdu kabupaten/kota terdiri atas:a) Penasihat Gakkumdu;b) Pembina Gakkumdu;c) Koordinator Gakkumdu; dand) Anggota Gakkumdu.1) Penasihat Gakkumdu kabupaten/kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dijabat oleh:• Ketua atau Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota;• Kapolres Metro/Kapolres Kota Besar/Kapolres Kota/

Kapolres; dan• Kepala Kejaksaan Negeri.

2) Pembina Gakkumdu kabupaten/kota sebagaimana di-maksud pada ayat (1) huruf b dijabat oleh:

Budahri, S.E.I (Pemilu Sukses bila mana penyelenggara peserta dan masyarakat bersama-sama menjaga nilai-

nilai demokrasi).


• Anggota Bawaslu Kota Pontianak; • Waka Polres Metro/Polres Kota Besar/Polres Kota/

Polres; dan• Kepala Seksi Tindak Pidana Umum pada Kejaksaan

Negeri.

3) Koordinator Gakkumdu Kota Pontianak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dijabat oleh:

• Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Kota Pontianak sebagai Ketua Koordinator Sentra Gakkumdu Kota Pontianak;

• Kasatreskrim pada Polres Metro/Polres Kota Besar/ Polres Kota/Polres; dan

• Kepala Subseksi Prapenuntutan Tindak Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri.

4) Anggota Gakkumdu Kota Pontianak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berasal dari Bawaslu Kabupaten/Kota, Penyidik pada Satuan Reskrim Polres Metro/Polres Kota Besar/Polres Kota/Polres dan Jaksa pada Kejaksaan Negeri yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota.

c. Tugas dan Fungsi Gakkumdu Tugas dan Fungsi Gakkumdu adalah melakukan Penanganan tindak pidana Pemilu dengan berdasarkan prinsip:

a) kebenaran; b) cepat; c) sederhana;d) biaya murah; dan e) tidak memihak.



2. Persiapan Penindakan Pelanggaran pada Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019a. Penguatan Kapasitas Dalam Penindakan Pelanggaran

Penguatan kapasitas dalam Penindakan Pelanggaran dilakukan dalam bentuk rapat bersama dengan Panwaslu Kecamatan se Kota Pontianak khususnya bagi Divisi Penindakan Pelanggaran membahas terkait mekanisme Penindakan pelanggaran sesuai dengan perbawaslu 7 tahun 2018.

Gambar . 2.C.1Rapat Penguatan Kapasitas Penindakan Pelanggaran

Kodiv. Penindakan Pelanggaran Bawaslu Kota dan Panwaslu Kecamatan

Sumber Dokumentasi Bawaslu Kota Pontianak.

b. Supervisi dan Pendampingan Penindakan Dugaan Pe langgaran Pemilu

Badan Pengawas pemilihan Umum Kota Pontianak


melakukan supervisi dan pendampingan dengan turun langsung ke kecamatan-kecamatan di Kota Pontianak. Yaitu dengan memberi penguatan dan bimbingan dalam mengisi form b1 laporan, form b2 temuan dan membuat kajian dugaan pelanggaran serta membuat surat penerusan dugaan pelanggaran ke instansi terkait dan status laporan.

Gambar 2.C.2Supervisi Ketua Bawaslu Ke Panwaslu Kecamatan

Pontianak Kota

Sumber : dokumentasi bawaslu kota pontianak

c. Rapat Koordinasi Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pada Pemilihan Umum Tahun 2019.

Rapat Koordinasi Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 dilaksanakan di Hotel Santika JL. Diponegoro Pontianak dengan peserta 59 (lima puluh Sembilan) orang yang terdiri dari ketua dan anggota Panwaslu Kecamatan, staf



Panwaslu Kecamatan, PPDK, anggota Sentra Gakkumdu dari Kepolisian dan Kejaksaan, Kesbangsospol, Satpol PP, dan staf Bawaslu Kota Pontianak. Adapun maksud dan tujuan dari penyelenggaraan kegiatan rapat koordinasi ini untuk memperkuat soliditas dalam menangani dugaan pelanggaran pemilu serta meningkatkan kapasitas jajaran Bawaslu Kota Pontianak agar semakin matang dan trampil dalam menjalankan tugas-tugas sebagai pengawas pemilu.

Gambar.2.C.3Kordiv. Penindakkan Pelanggaran Bawaslu Kota Pontianak

menyampaikan materi

Sumber : dokumentasi bawaslu kota pontianak

d. Rapat Koordinasi Sentra Gakkumdu Dalam Rangka Penindakan Pelanggaran

Rapat Koordinasi Sentra Gakkumdu Dalam Rangka


Penindakan Pelanggaran dilaksanakan di Hotel Gajah Mada Pontianak dengan jumlah peserta 50 (lima puluh) orang yang terdiri dari ketua dan anggota Panwaslu Kecamatan, Partai Politik, anggota Sentra Gakkumdu dari Kepolisian dan Kejaksaan, Kesbangsospol, Satpol PP, Dinas PUPR dan staf Bawaslu Kota Pontianak. Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan rapat koordinasi ini untuk meningkatkan kapasitas pengawas pemilu, juga menjalin komunikasi dengan berbagai pihak antara lain partai politik sebagai peserta pemilu, kejaksaan, kepolisian, dan Satpol PP dengan harapan memiliki pandangan yang sama, sehingga dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran dalam pemilu tahun 2019.

Gambar.2.C.4Ketua Bawaslu Kota Pontianak memberikan Sambutan

Sumber: dokumentasi bawaslu kota pontianak



e. Kegiatan Pra Pemilu 2019Bawaslu Kota Pontianak telah melakukan berbagai

kegiatan berupa Rekernis, Bimtek, Rakor, dalam rangka sosialisasi dan penguatan kapasitas SDM internal Bawaslu Kota Pontianak, sebelum masuk pada tahapan pemilihan umum, karena pada tahun 2018 Kota Pontianak telah menyelenggaran Pemilihan Kepala Daerah yaitu Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat serta Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pontianak, sehingga pada umumnya jajaran Bawaslu Kota Pontianak di tingkat kecamatan dan kelurahan telah mengetahui tugas-tugas mereka sebagai Pengawas Pemilu. Namun rincian serta dokumentasi tidak lagi ditampilkan, dikarenakan Bawaslu Kota Pontianak telah melaporkan laporan terkait Penindakan Pelanggaran Pemilihan Kepala Daerah, yang pada saat itu masih bersatus adhoc.

3. Penindakan Pelanggaran Pada Penyelenggaran Pemilu Tahun 2019

Dalam menangani pelanggaran pemilu tahun 2019, Bawaslu Kota Pontianak memiliki dasar hukum yaitu undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum yang kemudian diperjelas dalam peraturan Bawaslu nomor 7 tahun 2018 tentang Penindakkan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilihan Umum. Dalam peraturan ini, Bawaslu memiliki dua mekanisme Penindakan yaitu (1) Penindakan berdasarkan temuan yang bersumber dari hasil pengawasan Bawaslu Kota Pontianak dan seluruh jajaran, dan yang ke (2) Penindakan berdasarkan laporan masyarakat, peserta pemilu, dan pemantau pemilu, serta setiap orang yang memiliki legal standing yang disampaikan kepada Bawaslu Kota Pontianak.


a. Jenis-Jenis Pelanggaran1). Pelanggaran Administrasi Pemilu

Pelanggaran Administrasi Pemilu adalah pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur, dan mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu di luar tindak pidana Pemilu dan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu dan Pelanggaran Administrasi Terstruktur, Sistemik, dan Masif (TSM)2). Pelangaran Tindak Pidana Pemilu

Pelanggaran tindak pidana pemilu adalah pelanggaran atau kejahatan terhadap ketentuan Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum serta peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 31 tahun 2018 tentang Sentra Gakkumdu.3). Pelanggaran Kode Etik

Pelanggaran Kode Etik Pemilu adalah pelanggaran terhadap etika penyelenggara Pemilu yang berpedoman pada sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara Pemilu. 4. Pelanggaran Hukum Lainnya

Pelanggaran hukum lainnya adalah pelanggaran terhadap larangan pemilu, yang tidak termasuk pelanggaran administrasi, pidana, dan kode etik karena pelakunya bukan peserta atau penyelenggara pemilu.b. Jumlah Temuan dan Laporan Dugaan Pelanggaran



Gambar.2.C.5Grafik jumlah temuan dan laporan

Sumber data : divisi Penindakkan pelanggaran bawaslu Kota Pontianak.

Bila dicermati chart/grafik di atas, jumlah dugaan pelanggaran secara keselurauhan berjumlah 25 (dua puluh lima). 7 (tujuh) kasus ditangani Bawaslu Kota Pontianak, dan 18 (delapan belas) kasus, ditangani Panwaslu Kecamatan, secara lebih detail dijelaskan pada chart/grafik selanjutnya.c. Penindakkan Pelanggaran Bawaslu Kota Pontianak

Gambar.2.C.6Grafik Penanganan Pelanggaran Bawaslu Kota Pontianak

Sumber data : divisi. Penindakkan Pelanggaran Bawaslu Kota Pontianak


Berdasarkan chart/grafik di atas, bahwa total penanganan pelanggaran yang dilakukan Bawaslu Kota Pontianak berjumlah 7 (tujuh) kasus, terdiri dari temuan dan laporan. Pada balok pertama 2 (dua) kasus laporan tidak diregistrasi,

yaitu 1 (satu) laporan yang disampaikan pelapor tidak masuk dugaan pelanggaran pemilu. 2 (dua) laporan yang disampaikan tidak memenuhi syarat formil (melewati batas waktu penyampaian laporan).

Pada balok yang kedua tercatat 0 (nol) pelanggaran Administrasi, karena tidak ada laporan dari pelapor dan tidak ada temuan dari pengawas pemilu Bawaslu Kota Pontianak dan jajaran.

Pada balok ketiga, ada 3 kasus penanganan dugaan tindak pidana pemilu, semuanya merupakan temuan dari pengawas pemilu, 1 (satu) kasus merupakan pengambil alihan kasus dari Panwaslu Kecamatan Pontianak Selatan, dan 2 (dua) kasus lainnya merupakan temuan Bawaslu Kota Pontianak. 3 (tiga) kasus tersebut semuanya dihentikan pada pembahasan II karena kepolisian dan kejaksaan yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu Bawaslu Kota Pontianak berpendapat semua kasus tersebut tidak dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, walaupun menurut pendapat Bawaslu Kota Pontianak ketiga kasus tersebut memenuhi unsur tindak pidana pemilu.

Pada balok keempat, tercatat 0 (nol) Kode Etik, karena tidak ada laporan dari pelapor dan tidak ada temuan dari pengawas pemilu Bawaslu Kota Pontianak dan jajaran.

Pada balok kelima, ada 2 (dua) kasus pelanggaran hukum lainnya. Kedua kasus tersebut berasal dari temuan Bawaslu



Kota Pontianak, yaitu merupakan pelanggaran terkait Aparatur Sipil Negara yang terlibat dalam politik praktis (tidak netral, berpihak pada peserta pemilu). Kedua kasus tersebut telah diteruskan ke Komisi Aparatur Sipil Negara Republik Indonesia dan Bawaslu Kota Pontianak juga telah mendapatkan surat tembusan dari Komisi Aparatur Sipil Negara Republik Indonesia terkait putusan pemberian sanksinya.

d. Penanganan Pelanggaran Panwaslu Kecamatan Se Kota Pontianak.

Gambar.2.C.7Grafik/Chart Jumlah Penanganan Pelanggaran Panwaslu

Kecamatan

Sumber data : divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu Kota Pontianak

Bila dicermati chart di atas, dapat dijumlahkan total


penaganan pelanggaran Panwaslu Se Kota Pontianak berjumlah 18 (delapan belas) kasus. 17 (tujuh belas) kasus merupakan pelanggaran adiministrasi dalam bentuk pelanggaran Alat Peraga Kampanye, dan 1 (satu) kasus merupakan pelanggaran administrasi dalam bentuk kesalahan prosedur pencoblosan di TPS 07 Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, sehingga dilakukan pencoblosan ulang.

4. Hambatan dan Capaian Penindakan Pelanggaran Pada Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019a. Hambatan dan Kendala Penindakan Pelanggaran Oleh

Bawaslu Kota Pontianak Pada Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019

Adapun yang menjadi hambatan dan kendala antara lain: 1) Pelanggaran administrasi

a). Surat rekomendasi terkait pelanggaran admisitrasi berupa pemasangan alat peraga kampanye yang disampaikan Panwaslu Kecamatan kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) tidak mendapatkan tidak lanjut (surat balasan) dari PPK, karena PPK tidak diberi kewenangan mengeluarkan surat keluar ke lembaga lain oleh KPU Kota Pontianak.

2) Tindak Pidana Pemilua) Alat bukti untuk kasus dugaan tindak pidana pemilu

sulit untuk diungkap karena waktu yang terbatas.b) Tidak ada kewenangan untuk mengahadirkan paksa

saksi atau terlapor.c) Perbedaan penafsiran peraturan perundang-undangan

Pemilu. 3) Pelanggaran Kode Etik

Bawaslu Kota Pontianak selama tahapan pemilu tahun



2019 tidak menangani kasus pelanggaran Kode Etik dalam bentuk adjudikasi sehinnga tidak dapat menggambarkan hambatan dan kendala.4) Pelanggaran Hukum Lainnya.

Belum ada kendala dan hambatan dalam penanganan pelanggaran selama tahapan pemilu tahun 2019. Dibuktikan dengan penyampaian surat penerusan yang berisi hasil kajian dugaan pelanggaran oleh Bawaslu Kota Pontianak ke KASN RI dan telah mendapatkan surat tembusan berupa Keputusan dari Komisi Apartur Sipil Negara Republik Indonesia (KASN RI) terkait sanksi yang diberikan kepada ASN yang terlibat dalam politik praktis.

5. Capaian Penindakan Pelanggaran Oleh Bawaslu Kota Pontianak Pada Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019

Adapun yang menjadi capaian penindakan pelanggaran oleh Bawaslu Kota Pontianak pada pemilu tahun 2019 adalah semua rangkaian penanganan kasus pelanggaran telah dilakukan sesuai dengan tata cara prosedur yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan. Dari keseluruhan penanganan pelanggaran yang ditangani oleh Bawaslu Kota Pontianak, terdapat 2 (dua) kasus yang dianggap menarik dan akan berimplikasi besar pada pemilu berikutnya, yaitu kasus Oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terlibat dalam politik praktis, telah mendapatkan sanksi dari Komisi Aparatur Sipil Negara Republik Indonesia (KASN RI), sehingga menjadi bahan sosialisasi Bawaslu Kota Pontianak kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah Kota Pontianak pada penyelenggaraan Pemilu di masa yang akan datang, dan dimungkinkan dapat menekan tingkat pelanggaran Oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk ikut dalam politik praktis.


D. DIVISI PENYELESAIAN SENGKETA BAWASLU KOTA PONTIANAK

Sebagai ibu kota Kalimantan Barat, Kota Pontianak pada pemilu 2019 cenderung menjadi barometer pemilu di Kal-Bar. Karena itu, pelanggaran-pelangaran yang terjadi selama pemilu 2019 menjadi atensi Bawaslu Kota Pontianak khususnya dan masyarakat pada umumnya. Bawaslu Kota Pontianak sebagai badan pengawas yang legitimet bekerja ekstra melalui mekanisme pencegahan dan penindakan berdasarkan regulasi yang ada. Selain itu, Bawaslu kota Pontianak turut serta melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas, lembaga adat, ormas, NGO dan organisasi kepemudaan dan mahasiswa untuk mensosialisasikan aturan main pemilu.

Meski demikian, pelanggaran pemilu masih saja terjadi, dan tindakan tegas dari Bawaslu Kota sebagaimana perintah perundang undangan telah dilakukan kepada semua pihak yang terbukti melakukan pelanggaran sesuai dengan porsinya masing-masing. Selain menangani pelanggaran pemilu, Bawaslu Kota sebagaimana penambahan kewenangan sebagaimana tertuang dalam Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, Bawaslu Kota juga menangani proses penyelesaian sengketa pemilu.

1. Dasar Hukum Penyelesaian SengketaDasar hukum mengenai Penyelesaian sengketa Proses

Pemilu secara umum diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Tepatnya pada pasal 466-469.

Sedangkan secara khusus teknis penyelesaian sengketa



proses pemilu diatur dalam Peraturan Bawaslu sebagai berikut:1. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18

Tahun 2017 tentang tatacara penyelesaian sengketa proses pemilu.

2. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2018 tentang perubahan pertama Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2017

3. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 27 Tahun 2018 tentang perubahan kedua Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2017

4. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019 tentang perubahan ketiga Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2017

2. Prinsip dan Ruang Lingkup Sengketa Proses PemiluPenyelesaian sengketa proses Pemilu berpedoman

pada prinsip mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib, keterbukaan, profesional, akuntabel, efesien, efektif, dan berintegritas.

Penyelesaian sengketa proses Pemilu dilaksanakan dengan cara Mediasi berdasarkan prinsip cepat tanpa biaya. Penyelesaian sengketa proses Pemilu dilanjutkan dengan cara Adjudikasi jika melalui mediasi tidak mencapai kesepakatan.Adapun ruang lingkup sengketa proses pemilu terdiri dari Sengketa antar peserta Pemilu dan Sengketa antara peserta Pemilu dengan Penyelenggara Pemilu, yaitu KPU, KPU Provin-si, atau KPU Kabupaten/Kota.

3. Sosialisasi, Evaluasi, dan RekomendasiBawaslu Kota Pontianak dalam melaksanakan tugas

sesuai Peraturan Bawaslu Nomor 18 Tahun 2017 tentang


Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Bawaslu Nomor 5 Tahun 2019, sebagai peraturan pelaksana dari UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017. Namun demikian, Pada pemilu tahun 2019 di Bawaslu Kota Pontianak tidak terdapat permohonan penyelesaian sengketa pemilu yang diajukan oleh peserta pemilu.a. Sosialisasi Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu

Salah satu contoh kegiatan sosialisasi sengketa pemilu adalah kegiatan yang dikemas dalam bentuk Rapat kerja teknis (RAKERNIS) Penyelesaian Sengketa sebagai upaya pencegahan dan sosialisasi terkait sengketa pada proses pemilu tahun 2019. Kegiatan Rakernis ini dilaksanakan pada tanggal 07 Februari 2019 bertempat di Hotel Harris Pontianak. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Partai politik peserta pemilu, Panwaslucam sekota Pontianak, dan Organisasi Kepemudaan sekota Pontianak.

Gambar 2. D.1Sambutan dari Kordiv. Penyelesaian Sengketa bawaslu

Provinsi Kalimantan Barat

Sumber: Dokumentasi Bawaslu Kota Pontianak



Pada kegiatan rakernis tersebut materi disampaikan langsung oleh koordinator divisi penyelesaian sengketa bawaslu Kalimantan Barat, Hawad Sriyanto yang juga didampingi langsung oleh koordinator divisi Penyelesaian sengketa Bawaslu Kota Pontianak, Ridwan. Hasil dari kegiatan rakernis adalah sebagai berikut:a. Peserta mengetahui subjek dan objek hukum dalam

sengketa proses pemilub. Peserta mengetahui mekanisme dan syarat-syarat

mengajukan sengketa proses pemilu.c. Peserta mengetahui mekanisme penyelesaian sengketa

proses pemilu.

Gambar 2. D.2Respon peserta rakernis penyelesaian sengketa perwakilan

dari partai politik

Sumber : dokumentasi Bawaslu Kota Pontianak

Upaya lain yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Pontianak


dalam mensosialisasikan terkait penyelesaian sengketa adalah dengan mengupgread kapasitas panwaslucam terkait dengan penyelesaian sengketa proses cepat dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan digelar pada hari kamis 9 April 2019 di ruang rapat sentra gakkumdu Bawaslu Kota Pontianak.

Dalam paparannya kordiv Penyelesaian Sengketa, Ridwan menjelaskan tata cara Penyelesaian Sengketa Antar Peserta (PSAP) pemilu dan sengketa peserta pemilu dengan penyelenggara pemilu dalam Perbawaslu Nomor 5 Tahun 2019.

Dalam pasal 7 ayat 3 Perbawaslu Nomor 5 Tahun 2019 subjek dan objek sengketa PSAP dalam pemohon sengketa proses pemilu yang terjadi antar peserta pemilu dapat dilakukan oleh pelaksana kampanye DPR, DPD, Pasangan Calon, dan DPRD yang telah terdaftar di KPU.

Adapun mekanisme PSAP yaitu: menerima permohonan penyelesaian sengketa proses pemilu, melakukan verifikasi formal dan materil permohonan PSAP, melakukan mediasi terhadap para pihak yang bersengketa dan memutus penyelelesaian sengketa proses pemilu apabila tidak tercapai mufakat diantara para pihak yang bersengketa.

Ridwan, M.S.I ( Demokrasi yang sesungguhnya adalah ketika Rakyat berdaulat dalam memilih dan keadilan

pemilu tegak tanpa diskriminasi).



b. Evaluasi Penyelesaian Sengketa Proses PemiluAdapun yang menjadi faktor pendukung tidak

adanya sengketa proses pemilu di Kota Pontianak adalah terjalinnya komunikasi yang baik dan intensif antara peserta dan penyelenggara pemilu (KPU Kota dan Bawaslu Kota), koordinasi antar lembaga penyelenggara pemilu dan peserta pemilu, serta efektifitas sosialisasi soal mekanisme sengketa proses pemilu dan pengawasan melekat pada setiap tahapan pemilu.

Bawaslu Kota Pontianak aktif mendorong KPU untuk menginformasikan secara intensif segenap persyaratan dan mekanisme dalam proses pendaftaran bakal calon dan calon legislative. Terlebih pada substansi yang berdampak hukum dan berpotensi sengketa. Terlebih KPU Kota Pontianak juga sudah membuka help Desk pemilu yang berfungsi memberikan advice khususnya kepada peserta pemilu.

Bawaslu Kota Pontianak juga membuka ruang komunikasi non formal baik kepada KPU maupun kepada partai politik peserta pemilu sehingga komunikasi dan konsultasi peserta pemilu terkait kendala teknis maupun substansi dapat dengan cepat di respon dan berikan solusi.

Selain membuka ruang komunikasi non formal, Bawaslu Kota Pontianak juga menyelenggarakan kegiatan sosialisasi yang mengupas tuntas mekanisme penyelesaian sengketa proses pemilu. Meski kegiatan sosialisasi yang dikemas dalam bentuk rakernis tersebut terbilang minim berdasarkan mata anggaran yang ada, tetapi Bawaslu Kota Pontianak berusaha dengan maksimal memberikan penjelasan, pemahaman dan dan dialog interaktif dengan peserta, khususnya peserta pemilu sebagai subyek sengketa.


c. Rekomendasi Penyelesaian Sengketa Proses PemiluDengan tidak adanya sengketa proses pemilu di

kota Pontianak pada pemilu tahun 2019 tentunya menjadi tantangan besar bagi bawaslu kota Pontianak dalam mempersiapkan segala aspek baik SDM maupun sarana dan prasarana untuk menghadapi sengketa proses pemilu pada pemilu selanjutnya. Berikut beberapa rekomendasi yang di ajukan oleh oleh bawaslu Kota Pontianak.1) Melakukan Sosialisasi Regulasi Sengketa Pemilu

berkelanjutan kepada masyarakat.2) Melakukan Sosialisasi Regulasi sengketa pemilu kepada

Stakeholder Pemilu (KPU & PARPOL).3) Membuat Pelatihan praktek peradilan semu Sengketa

Proses Pemilu (mediasi dan adjudikasi) bagi bawaslu kabupaten/kota yang belum menangani sengketa proses pemilu.

4) Membuat Pelatihan membuat draf putusan bagi bawaslu kabupaten/kota yang belum menangani sengketa proses pemilu.

5) Membuat pelatihan praktek Sengketa Pemilu dengan proses cepat.

E. HUKUM, DATA DAN INFORMASIPeraturan Bawaslu Nomor 26 Tahun 2018 tentang

Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum Di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, bahwa Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dapat memberikan bantuan hukum kepada pengawas pemilihan umum dan/atau pegawai di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum dalam menghadapi permasalahan hukum supaya terkoordinasi sehingga terciptanya pemberian bantuan hukum secara tertib dan



terintegrasi di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum.Pemberian Bantuan Hukum oleh Bawaslu diberikan

kepada Pengawas Pemilu, Pejabat dan Pegawai yang mendapatkan Permasalahan Hukum serta kepada mantan Pengawas Pemilu, Mantan Pegawai, dan pensiunan Pegawai sepanjang berkaitan dengan tugas dan kewajiban selama bekerja di lingkungan Bawaslu.

Bantuan Hukum meliputi perkara perdata, perkara pidana, perkara Tata Usaha Negara, perkara kode etik, uji materiil Undang-Undang terhadap Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, uji materil peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang, pengaduan hukum, konsultasi hukum, alternatif penyelesaian sengketa dan permasalahan hukum lain yang melibatkan Bawaslu.

Pemberian Bantuan Hukum di lingkungan Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS dilaksanakan oleh bagian yang membidangi bantuan hukum pada Bawaslu Provinsi. Dalam hal Bawaslu Provinsi tidak dapat memberikan bantuan hukum, Bawaslu Kabupaten/Kota Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS dapat mengajukan permohonan bantuan hukum kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi.

Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 di Bawaslu Kota Pontianak, Panwaslu Kecamatan se-Kota Pontianak, Panwaslu

Isfiansyah, S.Sos (Tegaknya Demokrasi dibutuhkan Integritas dan

agar demokrasi tak berakhir sia-sia, jangan bosan bicara tentang kebenaran).


Kelurahan se-Kota Pontianak dan Pengawas TPS tidak terdapat permasalahan hukum yang dilakukan oleh pengawas pemilihan umum dan/atau pegawai di lingkungan Bawaslu Kota Pontianak yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban selama bekerja di lingkungan Bawaslu.

Selama proses Pemilihan Umum Tahun 2019 Bawaslu Kota Pontianak telah melakukan edukasi maupun sosialisasi produk hukum kepada Panwaslu Kecamatan, Partai Politik, media massa cetak dan daring, kampus baik berupa Undang-undang, Peraturan Bawaslu, Peraturan KPU maupun Peraturan DKPP. Misalnya berkoordinasi dengan Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat terkait dengan keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN). Tindak lanjut koordinasi tersebut Bawaslu Kota Pontianak telah melakukan audiensi ke Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta di kota Pontianak dalam rangka persiapan Pemilihan Umum Tahun 2019. Pada audiensi tersebut pihak kampus menanggapi terkait regulasi-regulasi dan penegakkan terkait dengan netralitas lembaga pendidikan dan ASN, serta ikut mensosialisasikan kepada mahasiswa sebagai pemilih pemula untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu tahun 2019.

Selain itu Bawaslu Kota Pontianak juga melakukan audiensi bersama media masa, media cetak dan media elektronik serta daring dalam rangka bersama- sama mewujudkan pesta demokrasi yang damai dan lancar sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, bawaslu juga menjelaskan terkait dengan mekanisme kampanye yang di atur oleh UU Nomor 7 tahun 2017, yang mengatur waktu untuk berkampanye di media masa. Sosialisasi bersama Partai Politik diantaranya menjadi narasumber pada kegiatan yang diselenggarakan oleh bawaslu kota Pontianak maupun



kegiatan yang diselenggarakan oleh partai politik peserta pemilu.

1. Pemberian Keterangan Pada Sengketa Hasil Pemilu (PHPU)Pada penanganan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan

Umum (PHPU) Pemilihan Umum tahun 2019, Bawaslu Kota Pontianak telah memberikan keterangan tertulis kepada Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat terkait PHP Umum DPR-DPRD Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dengan nomor registrasi 154-02-20/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 yang dilakukan pemohon dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan termohon KPU RI.

Dari pokok-pokok pemohon sebanyak 11 (sebelas) Tempat Pemungutan Suara berada di Kota Pontianak sedangkan yang lain diluar wilayah Kota Pontianak yang termasuk dalam Daerah Pemilihan Kalimantan Barat I.2. Pengawasan Atas Tindak Lanjut Pelaksanaan Putusan

Pada Pemilihan Umum tahun 2019 di lingkungan Bawaslu Kota Pontianak tidak terdapat Pengadu yang menyampaikan pengaduan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu maupun pelanggaran dan sengketa Pemilu yang diproses oleh Pengadilan.

Namun di Kota Pontianak terdapat 1 (satu) TPS di TPS 07 Keluruhan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan yang melakukan Pemungutan Suara Ulang berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak Nomor : 120/PL.01.02-Kpt/6171/KPU-Kot/IV/2019 tentang Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang Di Tempat Pemungutan Suara Nomor 007 Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan Dalam Pemilihan Umum Tahun 2019. Keputusan PSU tersebut


merupakan rekomendasi yang disampaikan oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Pontianak Selatan atas temuaan nomor 01/KB-13/TU.00.04/04/2019 perihal Pelanggaran Tata Prosedur atau Mekanisme Pemungutan Suara.


BAGIAN TIGA

A. Kesimpulan

Pemilihan Umum Tahun 2019 di Kota Pontianak pada umumnya berjalan dengan aman dan damai, tidak ada pelanggaran berat yang bersifat pidana,

namun sempat terjadi ketegangan massa pendukung calon presiden 02 dan aparat keamanan di wilayah Kecamatan Pontianak Timur, sehingga memakan korban jiwa, tetapi hal tersebut tidak menjadi kewenangan Badan Pengawas Pemilu. Kejadian ini juga terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Pada bab-bab di atas jelas sudah tergambar, bahwa pelanggaran yang ada umumnya bersifat administratif. Tidak ada gugatan ke Bawaslu Kota Pontianak terkait hasil perolehan suara baik untuk Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Prsesiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, serta DPRD kota Pontianak. Namun belakangan diketahui bahwa ada gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konsitusi Republik Indonesia dari Partai Gerindra terkait selisih hasil perolehan suara untuk calon DPR RI di dalam gugatannya beberapa TPS di Kota Pontianak masuk dalam materi gugatan, sehingga Bawaslu Kota Pontianak perlu melakukan tracking data, dan menemukan selisih hasil tetapi dengan prosentase yang sangat kecil, dan hal tersebut dijadikan temuan dan saat laporan ini dibuat



prosesnya sedang berlangsung dan belum selesai.

B. REKOMENDASIAdapun saran perbaikkan pelaksanaan tugas dan fungsi

Bawaslu Kota Pontianak serta Panwaslu Kecamatan dalam aspek:1. Program dan anggaran diharapkan dapat :

a. Dalam membuat program/kegiatan harus disesuaikan dengan kebutuhan Bawaslu Kabupaten/Kota;

b. Dalam mendroping TUP ke Bawaslu kabupaten/Kota harus sesuai dengan prosedur;

c. TUP yang di droping ke Bawaslu Kabupaten/Kota diberikan waktu yang sesuai dengan penyerapan anggaran, jangan sifatnya terburu-buru untuk dikembalikan.

2. Pembentukkan dan pembinaan Adapun rekomendasi dalam pembentukkan dan

membina Panwaslu Kecamatan, PPDK dan Pengawas TPS kedepannya pada pemilu 2023-2027 harus lebih mengutamakan pengalamannya dalam penyelenggaran pemilu, baik dari latar belakang calon, apakah pernah masuk dalam tim sukses paslon. Karena itu sangat berpengaruh besar untuk menjadi evaluasi dalam perekrutan pemilu tahun 2023-2027 kedepan.

3. Pengawasan Tahapana. Dalam pengawasan tahapan dan non tahapan lebih

memperhatikan kualitas SDM, paham bahwa Kapabilitas SDM dilapangan saat pengawasan harus memiliki sinegritas dan diberikan penguatan kapasitas, mengingat


kurangnya komunikasi dan informasi saat dilapangan memberikan dampak kurangnya pemahaman pada tugas pokok dan fungsi sebagai pengawas;

b. Surat Edaran/Instruksi yang diturunkan dari Bawaslu Republik Indonesia kepada jajaran Bawaslu Kabupaten/Kota tidak bersifat dadakan;

c. Permintaan data terkait pengawasan tidak ditumpuk diakhir-akhir masa laporan akhir.

4. Penindakkan Pelanggarana. Perlu adanya regulasi pemberian sanksi untuk

pelanggaran yang bersifat administrative khususnya pelanggaran Alat Peraga kampanye, agar pelanggaran tidak terus-menurus terjadi, sehingga penyelenggara pemilu menjadi berwibawa dan disegani oleh peserta pemilu.

b. Menjaga dan memperkuat konsolidasi yang sudah terjalin dengan baik antar lembaga.

c. Penguatan aspek hukum dalam peraturan Bawaslu tentang waktu penanganan tidak pidana pemilu;

d. Adanya kewenangan paksa dalam menghadirkan saksi dan terlapor

e. Tetap memperkuat pengamanan berlapis agar suasananya Pemilihan Umum tetap berjalan kondusif, aman, dan lancer;

f. Adanya aturan sangsi tegas terkait pelanggaran Alat Peraga Kampanye (APK);

g. Penguatan aspek hukum dalam peraturan Bawaslu tentang waktu penanganan tidak pidana pemilu;

h. Adanya kewenangan paksa adalam menghadirkan saksi dan terlapor.



5. Penyelesaian Sengketaa. Sosialisasi Regulasi Sengketa Pemilu berkelanjutan

kepada masyarakatb. Sosialisasi Regulasi sengketa Pemilu kepada Stakeholder

Pemilu (KPU & PARPOL)c. Pelatihan praktek Peradilan Semi Sengketa Pemilud. Pelatihan membuat draf putusane. Pelatihan Mediatorf. Pelatihan praktek Sengketa Pemilu dengan proses cepat.

6. Hukum, Data dan Informasia. Adanya diklat terkait mekanisme pemberian bantuan

hukum kepada penyelenggara pemilihan umum Adhoc;b. Adanya buku pedoman pemberian bantuan hukum;c. Adanya instrumen pengumpulan data, pengelolaan

data, dan pengarsipan data.

DI KOTA KHATULISTIWA - Bawaslu Kota Pontianak · Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun...

Documents

Transcript of DI KOTA KHATULISTIWA - Bawaslu Kota Pontianak · Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun...