DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT...

170
i WACANA HUMOR KRITIK SOSIAL DALAM STAND UP COMEDY INDONESIA SEASON 4 DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Marius Peng Mitang 124114003 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT...

Page 1: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

i

WACANA HUMOR KRITIK SOSIAL

DALAM STAND UP COMEDY INDONESIA SEASON 4

DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Marius Peng Mitang

124114003

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

vi

Skripsi ini saya persembahkan kepada keluarga:

Bapa Bonefasius Osias, Mama Petronela Emiliana Nimat,

serta Adik Yoseph Venansius Mitang dan Yohana Dalima Mitang

Tinggallah di dalam Aku,

sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa

(Yoh, 15:14-15)

Sangkan Paraning Dumadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang tidak jemu

memberikan rahmat, penyertaan, dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi berjudul “Wacana Humor Kritik Sosial dalam Stand Up

Comedy Indonesia Season 4 di Kompas TV: Tinjauan Pragmatik”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.)

pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini terselesaikan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Tuntunan dan dukungan

moril beliau banyak bermanfaat dalam membentuk dan mematangkan

kemampuan berpikir penulis.

2. Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku dosen pembimbing II, yang

telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini. Ilmu dan

petuah yang beliau berikan dalam perjalanan akademik ini telah menuntun

penulis menuju ke kematangan berpikir dan kematangan jiwa.

3. Segenap dosen Program Studi Sastra Indonesia Indonesia: Drs. Hery Antono,

M.Hum., Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Drs. B. Rahmanto, M.Hum.,

Drs. F.X. Santosa, M.S., S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., Dra. F. Tjandrasih

Adji, M. Hum., dan Sony Christian Sudarsono, S.S., M.Hum. yang telah

menuntun dan membekali berbagai ilmu pengetahuan, semangat spiritual, dan

falsafah kehidupan kepada penulis.

4. Segenap staf sekretariat Fakultas Sastra atas pelayanan administrasi.

5. Keluarga penulis, yang senantiasa bernama anugerah, doa, motivasi,

pengorbanan, dan terima kasih: Bapa Bonefasius Osias, Mama Petronela

Emiliana Nimat, serta adik Yoseph Venansius Mitang dan Yohana Dalima

Mitang.

6. Ibu Agnes Triana sekeluarga. Terima kasih atas segala kebaikan yang

tersemat dalam setiap kebersamaan, dukungan, dan doa yang terucap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

ix

ABSTRAK

Mitang, Marius Peng. 2016. “Wacana Humor Kritik Sosial dalam Stand Up

Comedy Indonesia Season 4 di Kompas TV: Tinjauan Pragmatik”.

Skripsi Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas

Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini membahas wacana humor kritik sosial (WHKS) dalam acara

Stand Up Comedy Indonesia Season 4 (SUCI 4) di Kompas TV. Dua masalah

yang dibahas: (a) siapa sasaran kritik dan apa hal yang dikritik dalam WHKS

SUCI 4; serta (b) bagaimana kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam WHKS

SUCI 4 pada prinsip kerja sama? Kajian dilakukan dengan pendekatan pragmatik.

Data penelitian ini berupa WHKS yang diperoleh dari situs YouTube yang

menayangkan pertunjukan SUCI 4. Data dikumpulkan dengan metode simak, lalu

ditranskrip sebagai bahasa tulis. Data kemudian dianalisis menggunakan metode

padan dengan submetode padan pragmatik. Hasil penelitian disajikan dengan

metode informal dan formal.

Hasil penelitian ialah sebagai berikut. Pertama, pihak yang dikritik dan hal

yang dikritik adalah: (a) pemerintah (kebijakan diskriminatif, kinerja, dan

kegagalan penegakan aturan); (b) anggota DPR (kinerja, kebiasaan tidur saat

rapat, dan perilaku korupsi); (c) anggota ormas (sikap munafik dan sikap

intoleransi); (d) perempuan Indonesia (kesalahpahaman atas konsepsi kesetaraan

gender, profesi perempuan, kecemburuan yang berlebihan, dan kesadaran wanita

muslim untuk berkerudung,); (e) pertelevisian Indonesia (kualitas program, jam

tayang iklan, diskriminasi peran keaktoran); (f) pedangdut wanita (musikalitas);

(g) orangtua (pola asuh terhadap anak); (h) masyarakat lokal (sikap apatis pemuda

Betawi pada tanjidor, kesadaran masyarakat Jakarta dalam penanganan banjir,

perilaku penonton dangdut, tingkah laku pelajar Bintaro, stigma masyarakat

terhadap orang kurus); (i) masyarakat luas (sikap politik dalam Pileg dan Pilpres

2014, minimnya penghargaan terhadap dokter, sikap individualistis akibat

penggunaan handphone); (j) persepakbolaan (kualitas permainan tim nasional

Indonesia, kualitas wasit Indonesia, tindakan provokasi); (k) institusi pendidikan

(implementasi metode pembelajaran kontekstual, ketiadaan pembelajaran

sasando, pelaksanaan MOS, kualitas gizi di pesantren); (l) tokoh (pemilihan

lokasi pendeklarasian sebagai capres, dan tindakan kekerasan fisik).

Kedua, humor pada WHKS dalam SUCI 4 diciptakan dengan mematuhi

dan/atau tidak mematuhi prinsip kerja sama. Kepatuhan dan ketakpatuhan tersebut

dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu: (a) tuturan yang mematuhi tiga

maksim, tetapi tidak mematuhi satu maksim (Tipe I); (b) tuturan yang mematuhi

dua maksim, tetapi tidak mematuhi dua maksim (Tipe II); (c) tuturan yang

mematuhi satu maksim, tetapi tidak mematuhi tiga maksim (Tipe III).

Kata kunci: humor, kritik sosial, SUCI 4, prinsip kerja sama, pragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

x

ABSTRACT

Mitang, Marius Peng. 2016. “The Social Criticism Humor Discourse in Stand Up

Comedy Indonesia Season 4 on Kompas TV: Pragmatics Study”. An

Undergraduate Thesis. Study Program of Indonesian Letters, Faculty

of Letters, Sanata Dharma University.

This research discusses the social criticism humor discourse (TSCHD) in

Stand Up Comedy Indonesia Season 4 (SUCI 4) show on Kompas TV. There are

two matters to be observed: (a) who are the targets of criticism and what are the

criticisms of humor in SUCI 4; and (b) how does the obedience and disobedience

utterance of TSCHD in SUCI 4 to cooperative principle? The main problems were

analyzed with pragmatics approach.

The data are TSCHD that collected from YouTube contains SUCI 4 show.

The method that be used to collect data is simak method, and then the data were

transcribed into written language. The data were analyzed using padan method

and padan pragmatics sub-method. The researcher served informal method and

formal method to present the analytic result.

The researcher finds out two results of this research. First, the targets of

criticism and the criticisms in SUCI 4 humor discourse are (a) the government

(discriminatory policy, achievement, and regulation established); (b) the People‟s

Representative Council Members (achievement, sleep in the meeting, and

corruption); (c) the mass organization members (the hypocrisy and intolerant

behavior); (d) the Indonesian women (misunderstanding of gender equality

concept, occupation, excessive jealousy in relationship, and awareness to wear a

hijab); (e) Indonesian television (the program quality, the time of commercial

break, and discrimination on role play scenarios); (f) the women dangdut

musician (musicality); (g) the parents (parenting), (h) the local society (Betawi

youth is apathy toward tanjidor, awareness to beating the Jakarta floods, the

behavior of Bintaro‟s student, and stigma of being naturally skinny);

(i) the general society (political preference in Indonesian Legislative Election and

Presidential Election in 2014, unappreciated for the doctor‟s kindness, and

individualistic disposition caused by cellphone usage); (j) football (Indonesian

national team quality, Indonesian referee quality, the provocation); (k) the

educational institutions (implementation of contextual learning method, lack of

sasando learning, implementation of orientation programs, and nutritional quality

of food in pesantren); (l) the public figure (the place where to declaration as a

presidential candidate, and the violent behavior).

Second, humor of TSCHD in SUCI 4 are created by obeying and/or

disobeying cooperative principle. The obedience and disobedience are classified

to three types, which include: (a) the utterance that obeys three maxims, but

disobeys one maxim (Type I); (b) the utterance that obeys two maxims, but

disobeys two maxims (Type II); (c) the utterance that obeys one maxim, but

disobeys three maxims (Type III).

Keywords: humor, social criticism, SUCI 4, cooperative principle, pragmatics

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

xi

DAFTAR SINGKATAN

O1 : orang pertama dalam wacana SUCI 4 berupa dialog

O2 : orang kedua dalam wacana SUCI 4 berupa dialog

O3 : orang ketiga dalam wacana SUCI 4 berupa dialog

O4 : orang keempat dalam wacana SUCI 4 berupa dialog

SUC : Stand Up Comedy

SUCI 4 : Stand Up Comedy Indonesia Season 4

WHKS : Wacana Humor Kritik Sosial

DAFTAR TANDA PADA DATA

U : Tanda garis bawah menandai punch line atau tuturan yang mengandung

efek humor

B : Tulisan bercetak tebal menandai sasaran kritik dan hal yang dikritik dalam

wacana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

ABSTRACT ....................................................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA .......................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

a. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

b. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

c. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

d. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

e. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 13

f. Landasan Teori ........................................................................................ 17

1.6.1 Pengertian Wacana ......................................................................... 17

1.6.2 Pengertian Humor .......................................................................... 18

1.6.3 Wacana Humor Kritik Sosial ......................................................... 19

1.6.4 Prinsip Kerja Sama ........................................................................ 20

a. Maksim Kuantitas ...................................................................... 21

b. Maksim Kualitas ....................................................................... 21

c. Maksim Relevansi ..................................................................... 22

d. Maksim Cara ............................................................................. 22

1.6.5 Penciptaan Humor secara Pragmatis ............................................. 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

xiii

1.6.6 Konteks .......................................................................................... 24

1.6.7 Komponen Tutur ............................................................................ 24

1.6.8 Struktur Wacana Stand Up Comedy ............................................... 25

1.7 Metode dan Teknik Penelitian ................................................................ 26

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 26

1.7.2 Metode Analisis Data ..................................................................... 27

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ........................ 31

1.8 Sistematika Penyajian ............................................................................. 32

BAB II SASARAN KRITIK DAN HAL YANG DIKRITIK

DALAM WACANA HUMOR KRITIK SOSIAL SUCI 4 ................ 33

2.1 Pengantar ................................................................................................ 33

2.2 Pemerintah .............................................................................................. 35

2.2.1 Kebijakan Diskriminatif ................................................................ 37

2.2.2 Kinerja Pemerintah ........................................................................ 40

2.2.3 Kegagalan Penegakan Aturan ........................................................ 43

2.3 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ........................................... 45

2.3.1 Kinerja Anggota DPR .................................................................... 47

2.3.2 Kebiasaan Tidur saat Rapat ........................................................... 50

2.3.3 Perilaku Korupsi ............................................................................ 52

2.4 Anggota Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) ...................................... 54

2.4.1 Kemunafikan Anggota Ormas Islam ............................................. 56

2.4.2 Sikap Intoleransi Ormas Islam ...................................................... 56

2.5 Perempuan Indonesia .............................................................................. 57

2.5.1 Kesalahpahaman atas Konsepsi Kesetaraan Gender ..................... 59

2.5.2 Profesi Perempuan......................................................................... 60

2.5.3 Kecemburuan yang Berlebihan ..................................................... 61

2.5.4 Kesadaran Wanita Muslim untuk Berkerudung ............................ 63

2.6 Pertelevisian Indonesia ............................................................................ 64

2.6.1 Kualitas Program ........................................................................... 66

2.6.2 Jam Tayang Iklan........................................................................... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

xiv

2.6.3 Diskriminasi Peran Keaktoran ...................................................... 71

2.7 Pedangdut Wanita ................................................................................... 72

2.7.1 Musikalitas ..................................................................................... 73

2.8 Orangtua .................................................................................................. 74

2.8.1 Pola Asuh terhadap Anak ............................................................... 76

2.9 Masyarakat Lokal .................................................................................... 79

2.9.1 Sikap Apatis Pemuda Betawi pada Tanjidor .................................. 80

2.9.2 Kesadaran Masyarakat Jakarta dalam Penanganan Banjir ............ 82

2.9.3 Perilaku Penonton Dangdut ........................................................... 83

2.9.4 Tingkah Laku Pelajar Bintaro ........................................................ 84

2.9.5 Stigma Masyarakat terhadap Orang Kurus .................................... 85

2.10 Masyarakat Luas .................................................................................... 86

2.10.1 Sikap Politik dalam Pemilihan Legislatif dan

Pemilihan Presiden 2014 ............................................................. 88

2.10.2 Minimnya Penghargaan terhadap Dokter .................................... 89

2.10.3 Sikap Individualistis akibat Penggunaan Handphone ................. 90

2.11 Persepakbolaan ...................................................................................... 91

2.11.1 Kualitas Permainan Tim Nasional Indonesia ............................... 93

2.11.2 Kualitas Wasit Indonesia .............................................................. 94

2.11.3 Tindakan Provokasi...................................................................... 95

2.12 Institusi Pendidikan ............................................................................... 96

2.12.1 Ketiadaan Pembelajaran Sasando ................................................ 98

2.12.2 Pelaksanaan Masa Orientasi Siswa .............................................. 99

2.12.3 Kualitas Gizi di Pondok Pesantren .............................................. 100

2.13 Tokoh ..................................................................................................... 101

2.13.1 Pemilihan Tempat Pendeklarasian sebagai Calon Presiden ......... 103

2.13.2 Tindakan Kekerasan Fisik ........................................................... 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

xv

BAB III KEPATUHAN DAN KETAKPATUHAN

TUTURAN DALAM WACANA HUMOR KRITIK SOSIAL SUCI 4

PADA PRINSIP KERJA SAMA .................................................. 106

3.1 Pengantar ................................................................................................ 106

3.2 Tuturan yang Mematuhi Tiga Maksim, tetapi Tidak Mematuhi Satu Maksim

(Tipe I) .................................................................................................... 109

3.2.1 Subtipe Ia ....................................................................................... 109

3.2.2 Subtipe Ib ....................................................................................... 113

3.2.3 Subtipe Ic ....................................................................................... 115

3.3 Tuturan yang Mematuhi Dua Maksim, tetapi Tidak Mematuhi Dua Maksim

(Tipe II) ................................................................................................... 117

3.3.1 Subtipe IIa ...................................................................................... 117

3.3.2 Subtipe IIb ..................................................................................... 119

3.3.3 Subtipe IIc ...................................................................................... 122

3.3.4 Subtipe IId ..................................................................................... 130

3.3.5 Subtipe IIe ...................................................................................... 133

3.4 Tuturan yang Mematuhi Satu Maksim, tetapi Tidak Mematuhi Tiga Maksim

(Tipe III) ................................................................................................. 136

3.4.1 Subtipe IIIa .................................................................................... 136

3.4.2 Subtipe IIIb .................................................................................... 137

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 140

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 140

4.2 Saran ....................................................................................................... 144

DAFTAR KEPUSTAKAAN ............................................................................ 145

PUSTAKA LAMAN ........................................................................................ 147

LAMPIRAN ..................................................................................................... 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Sasaran Kritik dan Hal yang Dikritik dalam WHKS SUCI 4 ............ 33

Tabel 2: Tipe-tipe Kepatuhan dan Ketakpatuhan Tuturan dalam WHKS SUCI 4

pada Prinsip Kerja Sama .................................................................... 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ini membahas wacana humor kritik sosial (WHKS) dalam

pertunjukan Stand Up Comedy Indonesia Season 4 (SUCI 4) yang ditayangkan di

Kompas TV secara pragmatis. Stand up comedy (SUC) adalah salah satu bentuk

komedi verbal yang dilakukan secara perseorangan atau bermonolog mengenai

suatu topik di hadapan penonton secara langsung

(https://id.wikipedia.org/wiki/pelawak_tunggal). SUC dapat disebut juga sebagai

komedi tunggal. Di Indonesia, pelaku SUC biasa disebut comic, komika, atau

stand up comedy-an.

SUCI 4 adalah kompetisi SUC atau ajang pencarian bakat di bidang SUC

musim keempat yang ditayangkan di Kompas TV pada Februari sampai Juni 2014.

Tahapan penyelenggaraan kompetisi ini diawali dengan audisi di beberapa kota-

kota besar di Indonesia. Para comic yang lolos babak audisi tampil pada babak

utama di Jakarta. Pada babak utama, pertunjukan diadakan sekali dalam

seminggu. Pada setiap pekannya para juri akan mengeliminasi salah seorang

comic. Puncak dari babak utama ini menyisakan atau menghasilkan dua comic

yang bertarung pada babak final untuk memperebutkan status jawara dalam

kompetisi ini.

Humor dalam SUC berbeda dengan genre komedi-komedi lainnya.

Kekuatan SUC terletak pada penggunaan bahasa verbal yang sangat dominan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

2

Comic secara aktif bercerita tentang hasil pengalaman, pengamatan, dan

aspirasinya terhadap kehidupan di sekitarnya yang dikemas menjadi sesuatu yang

lucu kepada penonton.

Mengacu pada hal tersebut, sebagai entitas komunikasi verbal, tuturan di

dalam SUCI 4 pun tidak terlepas dari maksud dan tujuan tertentu. Sebagaimana

Leech (1983: 24) menyatakan bahwa di dalam pragmatik, berbicara merupakan

aktivitas yang berorientasi pada tujuan (goal oriented activities). Tuturan yang

disampaikan oleh penutur pada hakikatnya dilandasi oleh maksud dan tujuan

tertentu. Demikian pun dengan wacana SUC –yang di dalamnya tercakup berbagai

dimensi makna dan maksud yang luas. Pertunjukan SUC tidak hanya sebagai

sarana hiburan semata, tetapi juga dapat berperan sebagai media didaktis karena

informasi atau materi yang disampaikan mengandung pesan-pesan yang bersifat

informatif dan mengedukasi para penonton.

Di panggung pertunjukan SUCI 4, para comic sering kali membawakan

materi humor yang mengandung kritik sosial. Secara umum, kritik sosial tersebut

meliputi kritik terhadap konstelasi sosial, ekonomi, dan tirani kekuasaan, baik

dalam lingkup daerah asal comic maupun dalam lingkup nasional. Oleh karena itu,

di dalam penelitian ini akan dibahas dua masalah terkait dengan WHKS dalam

SUCI 4. Pertama, siapa sasaran kritik dan apa hal yang dikritikkan comic?

Perhatikan beberapa contoh WHKS dalam SUCI 4 berikut ini.

(1) Cewek itu sering banget ngomongin masalah kesetaraan

gender. Bener nggak sih? Lagian kesetaraan gender itu

maksudnya apa sih? Setara itu kan artinya sama, padahal

sama belum tentu proporsional, belum tentu pas. Contohnya

begini. Gua naik bis, gua naik kereta sama adek gua. Tempat

duduknya cuma satu. Adik gua duduk, gua berdiri; nggak setara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

3

tetapi proporsional karena gua lebih kuat, hitungannya setara.

Atau pakai solusi yang kedua, gua duduk, adik gua gua pangku.

Ini cewek mintanya kesetaraan gender, tapi giliran di kereta

tempat duduk cuma satu gua duduk dia berdiri, ngelihatin gua

terus. Ya, nggak gua kasih. Kan setara. Kalau mau, pakai solusi

yang kedua: elu gua pangku. Iya, nggak? Kalau elu gua pangku,

ya adik gua berdiri. Iya kan? Kalau masih nggak mau juga, ya

sudah silakan duduk, tapi elu pangku gua, ya adik gua berdiri

lagi. (Dzawin, show 10).

(2) Ketika semua yang di sini sudah bersistem dengan online, di

tempat saya itu, aduh, oh lain, lain dari yang lain. (Abdur,

show 3).

(3) Nih ya, gua kasih tahu. Anak-anak Cilincing tekun-tekun,

maksudnya nurut, nggak kayak di daerah gua, Masya Allah,

anak sekolahnya bandel bener. Anak kecil di sekolahan gue,

cewek-ceweknya kalau nongkrong pakai baju you can see. Ya

Allah, kita gerah kalau ngelihatin yang kayak gitu, you can see.

Kita samperin; kita omelin.

O1: Neng, mohon maaf nih. Kenape pakai baju you can see?

O2: Bang, mohon maaf nih Bang. Aye mendingan pakai baju

you can see daripada you can touch.

Ya Allah gue kesel, gua marahin.

O1: Eh, anak sape loe? Pulang sono!

O2: Ngapain, Bang?

O1: Ganti you can touch. (David, show 7).

Sasaran kritik comic dalam wacana (1) adalah kaum perempuan, secara

khusus yang sering kali membicarakan dan menuntut persamaan hak dengan

kaum laki-laki. Hal tersebut ditandai melalui kalimat Cewek itu sering banget

ngomongin masalah kesetaraan gender.

Hal yang dikritik pada wacana ini ihwal kesalahpahaman kaum perempuan

terhadap konsepsi kesetaraan gender. Hal ini ditunjukkan melalui tuturan Lagian

kesetaraan gender itu maksudnya apa sih? Setara itu kan artinya sama, padahal

sama belum tentu proporsional, belum tentu pas. Dalam ilustrasinya di atas:

seorang wanita di kereta api yang tengah berdiri karena tidak mendapatkan kursi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

4

kosong; ia selalu memandangi comic yang sedang duduk bersama adiknya,

dengan harapan comic mempersilakan wanita tersebut menduduki kursinya.

Comic tidak memberikan kursinya untuk ditempati oleh wanita tersebut karena (1)

ia memiliki hak untuk tetap menduduki kursi yang sudah ditempatinya sejak awal

dan (2) ia merasa tidak adil jika ia harus berdiri karena memberikan kursi yang

didudukinya ditempati oleh wanita tersebut. Dengan kata lain, wanita itu ingin

berusaha mendapatkan haknya untuk menduduki kursi tersebut dengan melanggar

atau mengabaikan hak comic menempati kursi itu.

Comic penutur wacana (2) bernama Abdur, yang berasal dari Desa

Lamakera, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Yang menjadi

sasaran kritik comic adalah pemerintah. Hal tersebut ditunjukkan dalam tuturan di

tempat saya itu, aduh, oh lain, lain dari yang lain. Tuturan tersebut

mengimplikasikan kegagalan pemerintah dalam pengadaan teknologi informasi di

kampung halaman comic.

Kritikan comic menyiratkan sikap diskrimitif pemerintah dalam

memeratakan fasilitas teknologi informasi pada berbagai daerah di Indonesia.

Pada wacana ini, comic mengungkapkan dikotomi keberadaan dan kemajuan

teknologi antara daerah asalnya yang sangat memprihatinkan, yang ditandai

melalui tuturan oh lain, dengan Jakarta, yang diungkapkan melalui frasa di sini,

yang perkembangan teknologinya informasinya sudah maju, yaitu

tersistematisasinya berbagai aktivitas berbasis online. Hal ini diterangkan melalui

tuturan semua yang di sini sudah bersistem dengan online.

Comic yang mennuturkan wacana (3) adalah David, yang berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

5

Bintaro, Jakarta Selatan. Wacana di atas disampaikannya di hadapan para siswa

SMAN 52 Jakarta di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Sasaran kritik comic

adalah pelajar di Bintaro, yang ditandai melalui tuturan nggak kayak di daerah

gua, Masya Allah, anak sekolahnya bandel bener.

Hal yang dikritik pada wacana ini adalah perihal tingkah laku pelajar

Bintaro. Kritikan tersebut ditunjukkan melalui tuturan Anak kecil di sekolahan

gue, cewek-ceweknya kalau nongkrong pakai baju you can see. Adapun tuturan

pada frasa baju you can see mengimplikasikan masalah tingkah laku pelajar yang

dimaksud, karena merunut pada konteks etika sosial, baju you can see atau baju

tanpa lengan dianggap tidak memenuhi kaidah kesopanan.

Kedua, bagaimana kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam WHKS

SUCI 4 pada prinsip kerja sama Grice? Masalah ini terkait dengan proses

penciptaan humor secara pragmatis. Menurut Wijana (2003:6), salah satu bentuk

penciptaan wacana humor yaitu melalui penciptaan tuturan yang tidak mematuhi

norma-norma pragmatik bahasa, yang terdiri prinsip kerja sama (cooperative

principle) Grice dan prinsip kesopanan (politeness principle) Leech. Dalam

penelitian ini, peneliti hanya membahas prinsip kerja sama.

Grice (1975), menyebut ada empat maksim percakapan dalam prinsip kerja

sama yang berfungsi untuk mengatur proses komunikasi antara peserta tutur, yaitu

maksim kuantitas (quantity maxim), maksim kualitas (quality maxim), maksim

relevansi (relation maxim), dan maksim cara (manner maxim). Maksim kuantitas

menekankan setiap peserta tutur memberikan kontribusi yang secukupnya yang

dibutuhkan atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya. Maksim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

6

kualitas mewajibkan setiap peserta tutur mengatakan hal yang sebenarnya atau

apa adanya. Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan

memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Maksim cara

mewajibkan setiap peserta tutur berbicara secara jelas, tidak ambigu, tidak kabur,

serta runtut.

Wijana (2003: 6) menyebutkan, wacana humor secara tekstual dan

interpersonal tidak patuh pada (salah satunya) prinsip kerja sama Grice. Dengan

menyimpangkan tuturan dari keempat maksim di atas, tujuan penutur dalam

menyampaikan humornya dapat tercapai, yaitu timbulnya efek lucu (comic effect).

Di samping itu, proses penciptaan humor pada wacana SUCI 4 ini tidak

hanya menekankan pada penciptaan tuturan yang tidak mematuhi prinsip

pragmatik Grice. Penelitian ini juga mengemukakan bahwa tuturan yang

mematuhi prinsip kerja sama dapat memberikan efek lucu dan komunikatif –

sebagaimana hakikat komunikasi– bagi yang menyaksikan pertunjukan SUCI 4.

Perhatikan contoh berikut ini:

(4) Cewek itu sering banget ngomongin masalah kesetaraan gender.

Bener gak sih? Lagian kesetaraan gender itu maksudnya apa

sih? Setara itu kan artinya sama, padahal sama belum tentu

proporsional, belum tentu pas. Contohnya begini. Gua naik bis,

gua naik kereta sama adek gua. Tempat duduknya cuma satu.

Adik gua duduk, gua berdiri; nggak setara tetapi proporsional

karena gua lebih kuat, hitungannya setara. Atau pakai solusi

yang kedua, gua duduk, adik gua gua pangku. Ini cewek

mintanya kesetaraan gender, tapi giliran di kereta tempat duduk

cuma satu gua duduk dia berdiri, ngelihatin gua terus. Ya, nggak

gua kasih. Kan setara. Kalau mau, pakai solusi yang kedua: elu

gua pangku. Iya, nggak? Kalau elu gua pangku, ya adik gua

berdiri. Iya kan? Kalau masih nggak mau juga, ya sudah silakan

duduk, tapi elu pangku gua, ya adik gua berdiri lagi. (Dzawin,

show 10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

7

(5) Ketika semua yang di sini sudah bersistem dengan online, di

tempat saya itu, aduh, oh lain, lain dari yang lain. (Abdur,

show 3).

(6) Nih ya, gua kasih tahu. Anak-anak Cilincing tekun-tekun,

maksudnya nurut, nggak kayak di daerah gua, Masya Allah,

anak sekolahnya bandel bener. Anak kecil di sekolahan gue,

cewek-ceweknya kalau nongkrong pakai baju you can see. Ya

Allah, kita gerah kalau ngelihatin yang kayak gitu, you can see.

Kita samperin; kita omelin.

O1: Neng, mohon maaf nih. Kenape pakai baju you can see?

O2: Bang, mohon maaf nih Bang. Aye mendingan pakai baju

you can see daripada you can touch.

Ya Allah gue kesel, gua marahin.

O1: Eh, anak sape loe? Pulang sono!

O2: Ngapain, Bang?

O1: Ganti you can touch. (David, show 7).

Wacana (4) memiliki tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

kualitas, dan maksim relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim cara. Wacana ini

mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi yang disampaikan oleh

comic memadai. Yang menjadi pokok permasalahan pada wacana di atas yaitu

perihal kesalahpahaman konsepsi kesetaraan gender oleh kaum perempuan. Hal

tersebut terimplikasi melalui tuturan comic yang mempersoalkan keseringan kaum

perempuan membicarakan masalah kesetaraan gender serta mempertanyakan

esensi dari konsepsi kesetaraan tersebut. Berikut tuturan kuncinya: Lagian

kesetaraan gender itu maksudnya apa sih? Setara itu kan artinya sama, padahal

sama belum tentu proporsional, belum tentu pas.

Untuk mengurai kesalahpahaman tersebut, comic lantas memberikan

informasi pendukung berupa ilustrasi praktis dan solusi terkait masalah tersebut.

Berikut tuturan kuncinya: Contohnya begini. Gua naik bis… dan seterusnya.

Wacana di atas juga mematuhi maksim relevansi karena pokok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

8

pembicaraannya bersangkut paut secara langsung dengan infromasi pendukung.

Selain itu, wacana ini memiliki tuturan yang mematuhi maksim kualitas. Hal

tersebut ditunjukkan melalui tuturan Cewek itu sering banget ngomongin masalah

kesetaraan gender. Jika merunut pada faktanya, persoalan kesetaraan gender

menjadi salah satu isu aktual dan kontekstual yang masih dan sering kali

diperbicarakan dalam berbagai forum perbincangan kaum perempuan.

Tuturan yang menimbulkan efek humor terletak pada ambiguitas frasa adik

gua. Pada awal tuturan, frasa adik gua bermakna „saudara kandung yang lebih

muda‟. Sementara pada akhir tuturan, frasa „adik gua‟ (yang bergaris bawah)

dapat bermakna „kemaluan laki-laki‟ mengalami ketaksaan, terutama saat diikuti

oleh kata kerja „berdiri‟. Maknanya tidak saja berarti tunggal „saudara mudanya

yang berdiri‟, namun bisa juga berarti „kemaluannya berereksi‟. Dengan

demikian, tuturan ini tidak mematuhi maksim cara.

Wacana (5) memiliki tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

kualitas, dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim relevansi. Wacana ini

mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi yang disampaikan oleh

comic tidak kurang dan tidak lebih.

Wacana ini juga mematuhi maksim kualitas. Berikut penjelasannya. Comic

yang menuturkan wacana (5) adalah Abdur, seorang warga Desa Lamakera,

Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tuturan comic berkenaan

dengan kondisi faktual pembangunan atau keberadaan sarana dan pra-sarana

dalam bidang informasi dan teknologi di Desa Lamakera atau daerah-daerah di

NTT yang belum terlaksana atau memadai. Provinsi NTT mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

9

keterbelakangan dalam hal perkembangan dan pertumbuhan informasi dan

teknologi. Wacana ini juga mematuhi maksim cara karena karena comic

menyampaikan tuturannya secara jelas dan tidak ada tuturan yang ambigu.

Wacana (5) tidak mematuhi maksim relevansi. Hal tersebut diterangkan

melalui tuturan online dan oh lain. Terminologi online memiliki makna

„konektivitas antarperanti elektronik atau peranti elektronik dengan jaringan

internet‟. Pada wacana ini, tuturan tersebut mengimplikasikan kemajuan

teknologi informasi di Pulau Jawa, khususnya Jakarta. Sementara itu, tuturan oh

lain bukan merupakan terminologi khusus sebagai antitesis dari istilah online,

meskipun tuturan tersebut mengimplikasikan disparitas perkembangan teknologi

informasi di Nusa Tenggara Timur, secara khusus Larantuka.

Wacana (6) berikut ini memiliki tuturan yang mematuhi maksim cara, tetapi

tidak mematuhi maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim relevansi.

Wacana ini mematuhi maksim cara karena penuturannya jelas dan tidak

mengandung informasi yang ambigu.

Wacana tersebut mengandung tuturan yang tidak mematuhi maksim

kualitas. Hal ini tampak pada tuturan you can touch. Tuturan ini diasumsikan

sebagai model baju yang mengumbar aurat. Pada kenyataannya, baju yang

memiliki desain atau nama tersebut tidak ada.

Wacana di atas juga memiliki tuturan yang tidak relevan, yaitu tampak pada

percakapan O1 dan O

2. Percakapan berawal dari pertanyaan O

1 kepada O

2

mengenai alasannya memakai baju yang mengumbar aurat tersebut. O1 bertanya

dengan maksud memarahi O2 dan menasihatinya agar memakai pakaian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

10

lebih sopan. O2

menjawabnya tidak secara langsung. O2 berasumsi bahwa O

1

menganggapnya sebagai gadis yang nakal. Melalui tuturan aku mendingan pakai

you can see daripada you can touch, O2 ingin menegaskan bahwa ia bukanlah

gadis yang seperti disangkanya karena baju yang dikenakannya masih dalam

tataran wajar. O1

yang bertambah kesal terhadap jawaban O2 karena iktikad

baiknya ditolak sontak berang, menanyakan siapa orangtuanya, lalu menyuruhnya

pulang. Dalam percakapan yang wajar, seseorang yang disuruh pulang atau diusir

umumnya akan memberikan dua kemungkinan jawaban: iya atau tidak. Akan

tetapi, O2 justru balik bertanya kepada O

1 untuk apa dia harus pulang. Di sinilah

letak ketidakterkaitan pertama tuturan di atas.

Pada akhir percakapan, O1 menyuruh O

2 untuk mengganti baju you can see-

nya dengan baju you can touch. Ungkapan O1 ini tidak selaras atau relevan

dengan sikapnya pada awal percakapan yang kesal dengan perangai buruk gadis-

gadis di kampung halamannya. Hal ini bisa berarti bahwa maksud dan motivasi

baik dari comic mengalami pembiasan, yakni O1 menggoda O

2. Oleh karena

tuturan O1 yang berlebihan tersebut, maka tuturan itu tidak mematuhi maksim

kuantitas.

Peneliti memilih topik ini sebagai objek kajian penelitiannya berdasarkan

alasan-asalan berikut. Pertama, pertunjukan SUCI 4 di Kompas TV masih relatif

baru, sehingga sejauh kajian tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti, kajian

wacana humor verbal secara pragmatik, khususnya mengkaji kepatuhan dan

ketakpatuhan tuturannya pada prinsip kerja sama Grice sebagai wahana

penciptaan humor belum pernah dilakukan. Kedua, penelitian terhadap penciptaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

11

wacana humor pada umumnya masih ditinjau berdasarkan aspek ketidakpatuhan

prinsip kerja sama. Melalui kajian ini, peneliti tidak hanya akan mengkaji proses

penciptaan wacana humor SUCI 4 berdasarkan ketakpatuhan tuturannya pada

prinsip kerja sama, tetapi juga akan mengkajinya berdasarkan kepatuhan

tuturannya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siapa sasaran kritik dan apa hal yang dikritik dalam WHKS SUCI 4?

2. Bagaimana kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam WHKS SUCI 4 pada

prinsip kerja sama Grice?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan siapa sasaran kritik dan apa hal yang dikritik dalam WHKS

SUCI 4.

2. Mendeskripsikan kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam WHKS SUCI 4

pada prinsip kerja sama Grice.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian berjudul “Wacana Humor Kritik Sosial dalam Stand Up

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

12

Comedy Indonesia Season 4 di Kompas TV: Tinjauan Pragmatik” adalah deskripsi

tentang: (1) sasaran kritik dan hal yang dikritik dalam WHKS SUCI 4; serta (2)

kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam WHKS SUCI 4 pada prinsip kerja

sama Grice. Adapun manfaat hasil penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

1.4.1. Manfaat Teoretis

Secara pragmatis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan penjelasan

bagaimana mengkaji (mengungkap) sasaran kritik dan hal yang dikritik dalam

wacana humor kritis verbal serta proses penciptaan WHKS pada SUCI 4

berdasarkan kepatuhan dan ketakpatuhan tuturannya pada prinsip kerja sama

Grice. Sejauh penelusuran peneliti, kajian perihal aspek-aspek penciptaan wacana

humor verbal pada umumnya hanya berdasarkan ketakpatuhan tuturannya pada

prinsip kerja sama dan kesopanan saja. Oleh karena itu, penelitian ini, secara

khusus kajian ihwal penciptaan humor berdasarkan kepatuhan tuturannya pada

prinsip kerja sama, dapat menjadi informasi atau referensi bagi penelitian-

penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara praktis agar dapat melakukan

kritikan yang jenaka dan tidak menyinggung perasaan orang yang dikritik.

Penelitian ini juga dapat dipakai sebagai salah satu acuan bagi untuk melakukan

SUC dengan memanfaatkan prinsip-prinsip pragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

13

1.5 Tinjauan Pustaka

Kajian tentang wacana humor yang berkaitan dengan linguistik pernah

dilakukan oleh Sudarsono (2013), Cahyaprasetya (2015), Wati (2013), Sari

(2012), Fadilah (2015), dan Wijayanti (2015). Sudarsono (2013), melalui

skripsinya “Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia: Kajian Struktural,

Pragmatis, dan Kultural”, melihat penciptaan humor dalam wacana gombal

melalui proses berikut ini. Pertama, pemanfaatan aspek kebahasaan dari tataran

yang rendah hingga tataran yang tinggi, yaitu (1) aspek fonologi, berupa

permainan fonem dan penambahan suku kata, (2) aspek sintaksis, berupa pertalian

kata dalam frasa dan pertalian antarklausa, (3) aspek semantik, berupa polisemi,

homonimi, idiom, peribahasa, hiperbola, elipsis, metafora, dan personifikasi, dan

(4) aspek wacana, berupa pantun, silogisme, dan entailmen. Kedua, proses

penciptaan humor dalam wacana gombal dilakukan dengan membelok dari prinsip

kerja sama untuk menghasilkan nilai rasa gombal. Wujud pelanggaran prinsip

kerja sama berupa sumbangan informasi yang berlebihan, kurang logis, keluar

dari konteks, dan ambigu.

Cahyaprasetya (2015), dalam skripsinya: “Pelanggaran Prinsip Kerja Sama

dan Prinsip Kesopanan dalam Acara Tatap Mata Trans 7 sebagai Wahana

Menciptakan Humor Verbal Lisan”, menemukan hasil kajiannya sebagai berikut.

Pertama, ditemukan wujud pelanggaran prinsip kerja sama sebagai wahana

penciptaan humor dalam acara Tatap Mata Trans 7, yang meliputi: (1) maksim

kuantitas berupa informasi yang berlebihan dan informasi yang kurang informatif,

(2) maksim kualitas berupa informasi yang salah dan informasi tidak logis, (3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

14

maksim relevansi berupa informasi tidak relevan dengan masalah pembicaraan,

dan (4) maksim pelaksanaan berupa kesalahan dalam menafsirkan mitra tutur,

informasi implisit. Kedua, ditemukan wujud pelanggaran prinsip kesopanan, yaitu

(1) maksim kebijaksanaan berupa perintah yang mempermalukan mitra tutur dan

informasi yang membingungkan mitra tutur, (2) maksim kemurahan berupa

pemanfaatan ketidaktahuan mitra tutur dan permintaan sesuatu kepada mitra tutur,

(3) maksim penerimaan berupa merendahkan mitra tutur dan mencela mitra tutur,

(4) maksim kerendahan hati berupa bangga terhadap diri sendiri, (5) maksim

kecocokan berupa informasi tidak sebenarnya, dan (6) maksim kesimpatian

berupa sikap antipati terhadap kesusahan mitra tutur.

Wati (2013) mengkaji humor SUC dalam skripsinya yang berjudul “Bahasa

Humor Pertunjukan: Kajian Prinsip Kerja Sama terhadap Pertunjukan Stand Up

Comedy Show di Metro TV”. Penelitian ini membahas bentuk pendayagunaan

maksim-maksim dalam prinsip kerja sama Grice dan implikatur tuturan humor

yang mendayagunakan prinsip kerja sama dalam SUC Show di Metro TV. Berikut

ini adalah hasil penelitiannya. Pertama, pendayagunaan maksim kualitas pada

terbagi atas sembilan jenis: pelesetan, pemahaman yang salah, dianggap salah

oleh comic, generalisasi yang salah, tidak masuk akal, tidak didukung bukti-bukti,

hal yang belum tentu benar, pemikiran yang menyimpang atau tidak lazim, dan

kombinasi tidak masuk akal dan dianggap salah oleh comic. Kedua,

pendayagunaan maksim cara terdiri atas penuturan yang tidak jelas, kabur, dan

tidak langsung. Ketiga, pendayagunaan maksim relevansi terdiri dari selipan,

ketidaksinambungan dengan pernyataan sebelumnya dalam satu topik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

15

pembicaraan, ketidaksinambungan karena ambiguitas, ketidaksinambungan

karena tuturan yang kurang lengkap, dan penggunaan kata yang kurang tepat.

Sari (2012), dalam skripsi berjudul “Humor dalam Stand Up Comedy oleh

Raditya Dika (Kajian Tindak Tutur, Jenis, dan Fungsi)”, mengkaji tentang jenis

tindak tutur dan penerapan prinsip kerja sama beserta penyimpangan yang terjadi

dalam humor SUC oleh Raditya Dika serta mengetahui jenis dan fungsi humor

yang digunakan. Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut. Pertama, jenis tindak

tutur dalam humor SUC oleh Raditya Dika yang menimbulkan kelucuan adalah

tindak tutur lokusi naratif, deskriptif, dan informatif; ilokusi asertif, direktif,

deklaratif, dan ekspresif; serta tindak tutur perlokusi. Kedua, ditemukannya

penerapan dan penyimpangan maksim-maksim prinsip kerja sama dan prinsip

sopan santun dalam tuturan untuk memancing tawa penonton. Ketiga, jenis humor

yang terdapat dalam SUC oleh Raditya Dika adalah guyonan parikena, satire,

sinisme, plesetan, analogi, unggul-pecundang, dan apologisme. Keempat, fungsi

yang termuat di dalam SUC oleh Raditya Dika adalah fungsi (1) membantu

pendidikan anak muda, (2) meningkatkan solidaritas suatu kelompok, (3) sebagai

sarana kritik sosial, (4) memberikan suatu pelarian yang menyenangkan dari

kenyataan, dan (5) mengubah pekerjaan yang menyenangkan menjadi permainan.

Fadilah (2015), melalui skripsinya: “Humor dalam Wacana Stand-up

Comedy Indonesia Season 4 di Kompas TV”, mengemukakan hasil penelitiannya

sebagai berikut. Pertama, penciptaan humor SUCI 4 menggunakan teknik

praanggapan, teknik implikatur, dan teknik dunia kemungkinan. Kedua, tuturan

humor SUCI 4 berfungsi sebagai penyalur keinginan dan gagasan, pemahaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

16

diri untuk menghargai orang lain, pemahaman kritis terhadap masalah yang ada,

penghibur, penyegaran pikiran, dan peningkatan rasa sosial.

Wijayanti dalam tesisnya: “Analisis Wacana Stand Up Comedy Indonesia

Session 4 Kompas TV” menemukan bahwa struktur wacana SUCI 4 terdiri atas

struktur wajib, yaitu isi lawakan yang terdiri atas pengantar dan punch line, serta

unsur opsional yang terdiri atas salam pembukan, pertanyaan kabar, kalimat

penutup, dan penyebutan nama. Selain itu, kepaduan antarpremis dalam wacana

ditemukan wacana yang kohesif saja, kohesif dan koheren, serta tidak kohesif dan

koheren.

Wijayanti juga menemukan berbagai fenomena kebahasaan dalam acara

SUCI 4 untuk menimbulkan efek humor, yaitu permainan bunyi yang terdiri atas

penggantian bunyi pada kata dan suku kata, ambiguitas yang terdiri dari

ambiguitas gramatikal (kata majemuk, frasa, amfipoli) dan ambiguitas leksikal

(polisemi dan homonimi), relasi leksikal (hiponimi dan kohiponimi, meronimi,

kolokasi, sinonimi, antonimi), permainan unsur pembatas, metonimi, hiperbola,

simile, visualisasi referen, dan entailment. Fungsi komunikatif SUCI 4 yaitu

untuk bercanda, menertawakan diri sendiri, menyindir, mengkritik, mempengaruhi

penonton, dan menginformasikan budaya.

Berdasarkan beberapa tinjauan pustaka di atas, kebaruan yang ditemukan di

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, penciptaan wacana humor

secara pragmatis, terutama humor dalam SUCI 4, tidak hanya dapat dilakukan

dengan tidak mematuhi prinsip pragmatik saja, tetapi juga dengan mematuhi

prinsip pragmatik tersebut. Penelitian ini melengkapi tesis Wijayanti (2015) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

17

hanya mengkaji humor dalam SUCI 4 secara struktural dan skripsi Fadilah (2015)

yang hanya mengkaji proses penciptaan humor dengan teknik praanggapan, teknik

implikatur, dan teknik dunia kemungkinan. Kedua, entitas wacana SUCI 4 adalah

komunikasi verbal. Di dalam pragmatik, kegiatan berbicara berorientasi pada

maksud dan tujuan. Humor dalam pertunjukan SUC tersebut tidak semata-mata

untuk menghibur para penonton, tetapi juga menyingkap banyak persoalan sosial

masyarakat Indonesia. Di atas panggung, para comic menyuarakan kritikan dan

aspirasi melalui lawakan-lawakannya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini

akan membahas secara komprehensif siapa sasaran kritik dan apa hal yang dikritik

oleh comic di dalam SUCI 4. Pembahasan ini tidak ditemukan di dalam penelitian

pada tinjauan pustaka di atas.

1.6 Landasan Teori

Dalam landasan teori ini dipaparkan tentang (1) wacana, (2) humor, (3)

wacana humor kritik sosial, (4) prinsip kerja sama, (5) penciptaan humor secara

pragmatis, (6) konteks, (7) komponen tutur, dan (8) struktur wacana SUC.

1.6.1 Wacana

Poerwadarminta (dikutip Baryadi, 2002: 1) mendefinisikan kata wacana

merunut pada akar atau asal-usul katanya. Kata wacana berasal dari kata vacana

yang berarti „bacaan‟ dalam bahasa Sanskerta yang kemudian masuk sebagai

kosakata bahasa Jawa Kuna dan Jawa Baru wacana yang berarti „bicara, kata,

ucapan‟. Dalam linguistik, istilah wacana dipandang sebagai satuan kebahasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

18

tertinggi atau terbesar karena mencakup kalimat, gugus kalimat, alinea, penggalan

wacana, dan wacana utuh (Ibid., hlm.2).

1.6.2 Humor

Humor menurut KBBI (Sugono, dkk. (eds.), 2008: 512) berarti (i) sesuatu

yang lucu dan (ii) keadaan yang menggelikan hati; kejenakaan, kelucuan.

Sedangkan menurut Wijana (2003: xx), humor adalah rangsangan verbal dan, atau

visual yang secara spontan dimaksudkan dapat memancing senyum dan tawa

pendengar atau orang yang melihatnya. Berkenaan dengan hal tersebut, ada tiga

aspek yang layak diperhatikan, yakni tindakan verbal atau nonverbal yang

merupakan stimulusnya, aktivitas kognitif dan intelektual sebagai alat persepsi

dan evaluasi rangsangan itu, dan respon yang dinyatakan dengan senyum (Ibid.,

hlm.37).

Menurut Danandjaja, seperti dikutip Wijana (2003: 3), menyatakan bahwa

di dalam masyarakat, humor, apapun bentuknya, harus dapat menjadi pelipur lara.

Humor, melalui reaksi emosional, misalnya tawa, dapat mengendurkan

ketegangan batin dan pikiran akibat persoalan sosial yang dihadapi masyarakat

tersebut. Dengan demikian, humor bukan hanya sebagai hiburan semata,

melainkan dapat menciptakan kondisi psikis seseorang menjadi lebih baik dan

keseimbangan jiwa tetap terjaga.

Wacana di dalam SUC termasuk wacana humor karena penciptaannya

ditujukan untuk menghibur para penonton. Di dalam pertunjukan SUC,

manifestasi dari penikmatan humor berupa tawa dan/atau tepukan tangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

19

1.6.3 Wacana Humor Kritik Sosial

Untuk menerangkan pengertian WHKS, diuraikan terlebih dahulu

pengertian kritik sosial. Istilah kritik sosial terdiri dari dua kata, yaitu kritik dan

sosial. Kata kritik, secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani krinein yang

artinya „memisahkan, memerinci dan menimbang‟. Pengkritik berarti orang yang

membuat pemisahan, perincian, dan penimbangan antara nilai dan yang bukan

nilai, arti dan yang bukan arti, baik dan jelek (Kwant, 1975: 12). Kritik di dalam

KBBI (Sugono, dkk. (eds.), 2008: 742) berarti „kecaman atau tanggapan, kadang-

kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya,

pendapat, dan sebagainya‟.

Seorang pengkritik harus lebih dahulu mengenal dan mengetahui kenyataan

dari hal yang dikritiknya, menentukan apakah kenyataan yang dihadapinya itu

benar-benar seperti apa yang seharusnya, lalu mengidealkan kenyataan yang

dinilainya itu sesuai norma, hukum, atau falsafah masyarakat yang bersangkutan.

Sementara itu, orang yang dikritik memiliki kewajiban untuk memenuhi kritikan

atau harapan pengkritik (Kwant, 1975: 11).

Kata sosial berasal dari bahasa Latin socius yang berarti „teman, kawan‟,

dan kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris social yang artinya „berteman,

bersama, berserikat‟ (Shadily, 1993: 1). Kata social pun lalu diserap ke dalam

bahasa Indonesia menjadi sosial yang berarti „berkenaan dengan masyarakat‟

(Sugono, dkk. (eds.), 2008: 1331).

Berdasarkan pengertian kata kritik dan sosial di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kritik sosial adalah gambaran, kecamanan, tanggapan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

20

penilaian terhadap persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Damono

(1983: 22) menyebutkan, persoalan itu mencakup masalah manusia dengan

lingkungannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan kelompok sosial,

manusia dengan kelompok penguasa, dan manusia dengan institusi-institusi yang

ada.

WHKS adalah wacana hiburan yang penciptaannya ditujukan untuk

menghibur penonton (membangkitkan rasa tawa) di samping sebagai wahana

kritik sosial terhadap segala bentuk ketimpangan yang terjadi di tengah

masyarakat. Humor merupakan salah satu sarana yang efektif di saat saluran kritik

lainnya tidak dapat menjalankan fungsinya (Wijana, 2003: 1). Dengan humor,

manusia dapat menghadapi persoalan sosial dengan canda dan tawa, terutama bagi

masyarakat yang tengah menghadapi situasi yang pelik (Ibid., hlm.3). Sementara

itu, bagi sasaran kritik dalam WHKS, kritikan-kritikan yang diungkapkan tidak

begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan karena disampaikan dengan

jenaka.

1.6.4 Prinsip Kerja Sama

Grice (1975: 45), yang diterangkan kembali oleh Baryadi (2015: 88-89),

mengemukakan prinsip kerja sama sebagai berikut.

“Make your conversation contribution such as is required, at the

stage at which it occurs, by the accepted purpose or direction of the

talk exchange in which you are engaged”.

„Buatlah percakapan Anda sebagaimana yang diminta, sesuai

dengan taraf percakapan itu terjadi, dengan tujuan dan arah yang

dapat diterima dalam pertukaran percakapan yang Anda terlibat di

dalamnya‟.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

21

Lebih lanjut, Grice (1975: 47) menjelaskan bahwa dengan memperhatikan

dan menaati prinsip kerja sama ini, tuturan-tuturan yang diutarakan dapat diterima

secara efektif oleh mitra tutur. Dalam prinsip kerja sama ini, Grice menyebutkan

empat maksim percakapan yang harus dipatuhi oleh setiap partisipan tutur, yaitu

maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim, relevansi, dan maksim cara.

a. Maksim Kuantitas

Menurut Grice (1975: 45), yang diperjelas oleh Baryadi (2015: 89), ada dua

hal yang perlu diperhatikan untuk menegakkan maksim kuantitas, yaitu: (1) Make

your contribution as informative as is required (for current purposes of the

exchange). „Sampaikan informasi seinformatif mungkin (sesuai dengan tujuan

percakapan)‟; (2) Do not make your contribution more informative than required.

„Jangan menyampaikan informasi yang berlebihan yang melebihi yang

dibutuhkan‟. Tuturan yang tidak mematuhi ketentuan ini maka dianggap tidak

mematuhi maksim kuantitas.

b. Maksim Kualitas

Grice (1975: 46), yang dikemukakan kembali oleh Baryadi (2015: 89),

menjelaskan bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk menegakkan

maksim kualitas, yaitu: (1) Do not say what you believe to false. „Jangan

mengatakan sesuatu yang tidak benar‟; (2) Do not say that for which you lack

adequate evidence. „Jangan mengatakan sesuatu yang kebenarannya tidak dapat

dibuktikan secara memadai‟. Tuturan yang tidak mematuhi ketentuan ini maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

22

dianggap tidak mematuhi maksim kuantitas.

c. Maksim Relevansi

Berikut pendapat Grice (1975: 46), yang diperjelas kembali oleh Baryadi

(2015: 89) tentang maksim relevansi.

Under the category of RELATION I place single maxim, namely,

„Be relevant.‟

Di bawah kategori hubungan saya menempatkan sebuah maksim

tunggal, „Usahakan relevan‟.

Maksim ini menekankan mewajibkan setiap peserta tutur memberikan

kontribusi yang relevan dengan persoalan yang sedang diperbincangkan.

d. Maksim Cara

Menurut Grice (1975: 46), yang diterangkan kembali oleh Baryadi (2015:

90), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menegakkan maksim ini.

Finally, under the category of MANNER, which I understand as

relating not (like the previous categories) to what is said but, rather, to

HOW what is said is to be said, I include the supermaxim –„Be

perspicuous‟– and various maxims such as.

„Akhirnya, dalam kategori CARA, dalam hal ini saya memahami

bukan sebagai apa yang dikatakan (seperti kategori sebelumnya),

melainkan tentang BAGAIMANA apa yang dikatakan itu harus

diungkapkan, saya merumuskan supermaksim –Ungkapan secara

tepat– dan bermacam-macam maksim sebagai berikut.

1. Avoid obscurity of expression. „Hindari ungkapan yang kabur‟.

2. Avoid ambiguity. „Hindari ketaksaan‟.

3. Be brief (avoid unnecessary prolixity). „Buatlah ringkas (hindari

ungkapan yang berkepanjangan‟.

4. Be orderly. „Ungkapkanlah sesuatu itu secara runtut‟.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

23

Maksim cara berhubungan dengan cara mengutarakan maksud.

Pengungkapan maksud tuturan dilakukan dengan cara berbicara secara langsung,

menghindari tuturan yang kabur, menyampaikan tuturan yang bukan

mulitinterpretatif atau tidak taksa, berbicara secara singkat (tidak berlebih-

lebihan), dan runtut (berbicara dengan teratur, tidak berbelit-belit).

1.6.5 Penciptaan Humor secara Pragmatis

Penciptaan wacana humor dapat dilakukan dengan memanfaatkan aspek-

aspek lingual maupun prinsip-prinsip pragmatik. Pemanfaatan kedua aspek

tersebut dapat menimbulkan efek ketidakterdugaan bagi mitra tutur. Unsur

ketidakterdugaan ini menjadi hal yang pokok dalam proses penciptaan humor agar

menimbulkan reaksi emosial dari mitra tutur (Ibid., hlm.280-281). Lebih lanjut,

Wijana (Ibid., hlm.17 dan 36) mengemukakan, unsur ketidakterdugaan dapat

diperoleh dengan melakukan penyimpangan pada aspek semantis bahasa dan

prinsip-prinsip pragmatik.

Di samping itu, berkenaan dengan kajian ini, penciptaan humor juga dapat

dilakukan dengan mematuhi aspek-aspek tersebut, secara khusus aspek pragmatis.

Di dalam penelitian ini, penciptaan wacana humor SUC tidak hanya menekankan

pada bentuk tuturan-tuturan yang tidak mematuhi prinsip kerja sama agar dapat

menggelakkan penonton. Sebagai pertunjukan komedi yang mengedepankan

aspek verbal, tuturan di dalam SUC pun dilandasi oleh maksud dan tujuan

tertentu. Salah satunya untuk menyampaikan kritik. Agar kritikan tersebut

tersampaikan dan terpahami oleh penonton, maka tuturan dalam wacana humor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

24

SUC pun haruslah komunikatif dan informatif. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan menyampaikan tuturan yang mematuhi prinsip kerja sama.

1.6.6 Konteks

Menurut Kridalaksana (2008: 134), konteks adalah (1) aspek-aspek

lingkungan fisik atau sosial yang kait-mengkait dengan ujaran tertentu; (2)

pengetahuan yang sama-sama dimiliki pembicara dan pendengar sehingga

pendengar paham akan apa yang dimaksud pembicara. Sementara itu, di dalam

KBBI (Sugono, dkk. (eds.), 2008: 728) konteks didefinisikan sebagai (1) bagian

suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah kejelasan makna;

(2) situasi yg ada hubungannya dengan suatu kejadian. Sementara itu, Leech

(1983: 13) menerangkan bahwa konteks merupakan pengetahuan latar apapun

yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur yang membantu mitra tutur

dalam menafsirkan apa yang dimaksud oleh penutur.

1.6.7 Komponen Tutur

Teori komponen tutur yang digunakan dalam kajian ini adalah teori

komponen tutur yang dikemukakan oleh Poedjosoedarmo (via Baryadi, 2015: 24-

25). Adapun komponen-komponen tutur tersebut yang digunakan dan berkaitan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, orang ke-satu (O1), yaitu

penutur –dalam pertunjukan SUC mengacu pada comic. Pribadi si penutur

berkaitan dengan dua hal, yaitu siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar

belakang O1. Kedua, orang ke-dua (O2), yaitu mitra tutur –dalam pertunjukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

25

SUC mengacu pada penonton. Dalam kajian ini, peneliti juga bertindak sebagai

penonton. Ketiga, maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan kehendak O1

sangat mempengaruhi bentuk-bentuk tutur yang diujarkannya.

1.6.8 Struktur Wacana SUC

Struktur atau bagian utama dari wacana SUC terdiri atas setup dan punch

line. Menurut Dean (2012: 14), setup adalah bagian pertama dari humor SUC,

yang menyiapkan orang untuk tertawa. Punch line adalah bagian kedua dari

humor SUC, yang membuat orang tertawa. Dengan kata lain, setup menciptakan

ekspektasi dan punch line menghadirkan kejutan. Bagian setup menuntun

penonton menuju sebuah ekspektasi. Selanjutnya, punch line mengejutkan

penonton, namun berbeda dengan ekspektasi yang telah terbentuk di dalam benak

penonton. Dean (Ibid., hlm.18) memberi contoh sebagai berikut.

(7) Saya sudah menikah selama empat puluh tahun dan cinta sejati

saya hanya ada di satu perempuan. Andai istri saya kenal

perempuan itu, saya bisa dibunuh.

Setup: Saya sudah menikah selama empat puluh tahun dan cinta sejati

saya hanya ada di satu perempuan.

Saat dan setelah comic mengucapkan setup-nya, di benak penonton akan

tercipta asumsi pada tuturan tersebut yang kira-kira seperti ini: Pria ini

membanggakan betapa ia mencintai istrinya sepenuh hati. Mereka sudah menikah

selama empat puluh tahun dan mereka sangat bahagia. Pria ini tidak pernah sekali

pun berselingkuh dan akan setia seumur hidupnya.

Melalui asumsi itu, para penonton akan menduga dan berekspektasi bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

26

perempuan yang dicintai laki-laki itu adalah istrinya sendiri. Akan tetapi, comic

memberikan punch line dan sekaligus mematahkan atau membelokkan ekspektasi

penonton.

Punch Line: Andai istri saya kenal perempuan itu, saya bisa dibunuh.

Ternyata, meskipun sudah menikahi istrinya selama empat puluh tahun,

laki-laki ini tidak bahagia dan lebih memilih untuk mencintai perempuan lain.

Akan tetapi, laki-laki ini merasa takut dibunuh oleh istrinya jika mengetahui

perselingkuhannya dengan perempuan lain.

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah (1) siapa sasaran kritik dan apa hal yang dikritik

dalam WHKS SUCI 4 dan (2) bagaimana kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan

dalam WHKS SUCI 4 pada prinsip kerja sama Grice. Objek ini berada dalam data

berupa wacana humor SUCI 4. Data-data diperoleh dari situs YouTube yang

menayangkan pertunjukan SUCI 4 pada Februari sampai Juni 2014.

Data yang dikumpulkan berupa tuturan yang mengandung nilai humor kritik

sosial. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data-data ini adalah metode

simak, yaitu metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa

(Sudaryanto, 2015: 203). Metode ini diwujudkan dalam dua teknik penjaringan

data. Dalam kajian ini, teknik sadap berperan sebagai teknik dasar; teknik simak

bebas libat cakap sebagai teknik lanjutannya; lalu diakhiri dengan teknik catat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

27

Pelaksanaan teknik sadap dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa

seseorang atau beberapa orang (Ibid., hlm.203). Sementara itu, teknik simak bebas

libat cakap dilakukan dengan hanya menyimak tuturan yang disampaikan oleh

penutur secara reseptif atau tanpa terlibat dalam pembentukan dan pemunculan

calon data (Ibid., hlm.203). Untuk melengkapi teknik ini, digunakan teknik catat,

yaitu teknik yang dilakukan dengan mentranskripsikan tuturan humor yang

mengandung kritik sosial.

1.7.2 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data sesuai rumusan masalah

dan tujuan penelitian dalam kajian ini adalah metode padan pragmatis. Metode

padan pragmatis yaitu metode yang alat penentunya mitra tutur (Ibid., hlm.18).

Dalam metode padan pragmatis, segala reaksi atau tanggapan mitra tutur menjadi

penentu identitas satuan-satuan lingual tertentu. Adapun dalam kajian ini, peneliti

berperan sebagai penonton SUCI 4 sekaligus penafsir tuturan comic. Metode ini

digunakan untuk mengidentifikasi tuturan-tuturan humor yang mengandung kritik

sosial.

Dalam penerapannya, metode ini akan didahului dengan mengidentifikasi

clue (tanda, isyarat) (Titscher, dkk. via Subagyo, 2012: 59). Clue dalam wujud

tanda baca, kata, frasa, kalimat atau tuturan tunggal, gugus kalimat atau gugus

tuturan, hingga paragraf. Selanjutnya, clue tersebut diidentifikasikan, ditafsirkan,

dan dipaparkan sesuai konteks (Ibid., hlm.59). Pada kajian ini, pengidentifikasian

clue untuk menentukan dan mendeskripsikan: (1) sasaran kritik dan hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

28

dikritik dalam WHKS SUCI 4; (2) kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam

WHKS SUCI 4 pada prinsip kerja sama.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang akan dikaji di

dalam penelitian ini, maka tahapan analisis data dilakukan sebagai berikut.

Pertama, untuk mendeskripsikan siapa sasaran kritik dan apa hal yang dikritik

dalam WHKS SUCI 4, maka dilakukan pengidentifikasian clue berupa kata ganti

orang, nama orang, nama lembaga, dan pernyataan-pernyataan bermuatan

informasi kritik sosial, lalu dideskripsikan, ditafsirkan, dan dijelaskan sesuai

konteks WHKS SUCI 4. Selanjtunya, data-data yang telah dianalisis diklasifikasi

menurut kesamaan sasaran kritiknya. Berikut ini adalah contoh analisis datanya.

(8) Saya itu memiliki kelembutan hati seperti Ibu saya. Kalau saya

melihat pengemis, dia itu kasihan, naik turun angkot susah.

Saya pengen nganu, mbarengi. Saya pengen membonceng dia.

Saya kan naik motor.

O1: Ayo Bu, saya bonceng. Naik motor saya. Ngeng.

O1: Silakan turun, Bu. Kita sudah sampai.

O2: Di mana nih?

O1: Kantor Satpol PP.

Kartini membuat emansipasi tidak mengajarkan wanita

untuk mengemis. (Dodit, show 8).

Sasaran tutur pada wacana (8) mengacu pada kaum perempuan. Hal tersebut

ditunjukkan dengan kata pengemis dan Bu. Tuturan ini mengimplikasikan seorang

ibu yang berprofesi sebagai pengemis. Pada wacana (8), comic mengimbau kaum

perempuan untuk mengilhami dan memanifestasikan perjuangan Kartini. Hal ini

ditandai melalui tuturan Kartini membuat emansipasi tidak mengajarkan wanita

untuk mengemis.

Kartini mengangkat martabat perempuan Indonesia agar dapat hidup secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

29

mandiri, cerdas, produktif, dan tangguh. Berkat kegigihannya itu, dewasa ini,

sudah banyak perempuan-perempuan Indonesia yang menjadi sosok penting dan

sumber inspirasi bagi rakyat Indonesia. Namun, pada kenyataan lain, gambaran

nasib kaum perempuan Indonesia ada yang masih memilukan. Comic

mencontohkan perempuan yang berprofesi sebagai pengemis: para perempuan

yang hanya mendapat uang hasil rasa haru orang lain.

Pada wacana (8) diceritakan bahwa comic (O1) menaruh iba pada seorang

perempuan pengemis (O2) yang kesulitan menaiki dan menuruni angkutan umum.

Oleh karena itu, O1 pun berinisiatif untuk mengantar O

2 dengan menggunakan

sepeda motornya. Tanpa disadari oleh O2, O

1 justru mengantarnya ke kantor

Kesatuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). O1 bermaksud agar O

2 mendapat

pembinaan agar kelak tidak mengemis lagi. Menilik sikap comic pada seorang

perempuan pengemis yang semula dikasihaninya, hal ini dimaksudkan agar

siapapun dapat terlibat dan bahu-membahu bersama para aparatur pemerintah

terkait dalam pengentasan persoalan pada penyandang masalah kesejahteraan

sosial. Di samping itu, comic juga memberi peringatan kepada kaum perempuan

agar terus menghidupkan semangat, perjuangan, dan cita-cita Kartini untuk

memperadabkan diri perempuan itu sendiri maupun kaum perempuan pada

umumnya.

Kedua, untuk mendeskripsikan kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam

WHKS SUCI 4 pada prinsip kerja sama Grice, maka dilakukan pengidentifikasian

data (tuturan) yang menghasilkan tawa. Langkah berikutnya adalah

mendeskripsikan setiap tuturan yang telah teridentifikasi berdasarkan kepatuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

30

dan ketakpatuhan pada prinsip kerja sama. Langkah terakhir dalam tahapan ini

adalah mengelompokkan setiap tuturan berdasarkan tipe-tipe kepatuhan dan

ketakpatuhannya pada prinsip kerja sama. Berikut ini adalah contoh hasil analisis

datanya.

(9) Saya itu memiliki kelembutan hati seperti Ibu saya. Kalau saya

melihat pengemis, dia itu kasihan, naik turun angkot susah. Saya

pengen nganu, mbarengi. Saya pengen membonceng dia. Saya

kan naik motor.

O1: Ayo Bu, saya bonceng. Naik motor saya. Ngeng.

O1: Silakan turun, Bu. Kita sudah sampai.

O2: Di mana nih?

O1: Kantor Satpol PP.

Kartini membuat emansipasi tidak mengajarkan wanita untuk

mengemis. (Dodit, show 8).

Wacana (9) mematuhi maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim cara,

tetapi tidak mematuhi maksim relevansi. Bagian wacana ini yang mematuhi

maksim kuantitas dapat dilihat dari tuturan O1

yang menggambarkan dirinya

sebagai pribadi yang memiliki kelembutan hati dan punya empati terhadap orang

lain. Hal ini ditunjukkan melalui tuturan Saya itu memiliki kelembutan hati seperti

Ibu saya. Kalau saya melihat pengemis, dia itu kasihan. Sebagai bukti kebaikan

hatinya, lantas comic menerangkannya berupa tuturan tambahan melalui dialog.

O2, yang merupakan seorang pengemis, dibantu oleh O

1 dengan

memboncengkannya di sepeda motornya karena tidak tahan melihat O2 yang

kesulitan saat keluar-masuk dari angkutan umum. Nahasnya, O1 tidak

mengantarkan O2 ke tempat yang dikehendakinya, melainkan menurunkannya di

kantor Kesatuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Sementara itu, bagian wacana (9) yang mematuhi maksim kualitas yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

31

terdapat pada tuturan Saya pengen membonceng dia dan Ayo Bu, saya bonceng.

Kedua tuturan ini mengimplikasikan keselarasan perbuatan dan perkataan comic.

Selain itu, wacana ini mematuhi maksim cara karena penuturan comic jelas

dan tidak ada tuturan yang taksa. Berkenaan dengan ketaksaan, tuturan yang

bergaris bawah di atas menimbulkan reaksi tawa karena adanya pemahaman

penonton terhadap konteks tuturan tersebut, yakni bahwa pengemis yang dibawa

maupun ditahan di kantor tersebut pada umumnya akan diberi pendampingan dan

pembinan agar tidak mengemis lagi. Hal ini justru tidak dikehendaki oleh

pengemis karena meminta-minta adalah satu-satunya jalan bagi mereka agar tetap

hidup.

Wacana di atas tidak mematuhi maksim relevansi karena tuturan awal O1

yang mengklaim dirinya sebagai pribadi yang memiliki kelembutan hati, tidak

sejalan dengan realitasnya, yaitu ketika O1

memboncengi O2, O

1 justru

mengantarkannya ke kantor Satpol PP.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

infromal dan metode formal. Metode informal menyajikan hasil analisis data

berupa kata-kata biasa yang dapat dipahami secara mudah oleh pembaca,

sedangkan metode formal menyajikan hasil analisis data berupa tanda dan

lambang (Sudaryanto, 2015: 241).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

32

1.8 Sistematika Penyajian

Penyajian hasil penelitian ini dijabarkan ke dalam empat bab. Bab I

merupakan pendahuluan, yang mencakup latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori,

metode dan teknik penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi

pembahasan perihal sasaran kritik dan hal yang dikritik dalam WHKS SUCI 4.

Bab III berisi analisis kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam WHKS SUCI 4

pada prinsip kerja sama. Bab IV merupakan bab penutup, yang mencakup

kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

33

BAB II

SASARAN KRITIK DAN HAL YANG DIKRITIK

DALAM WACANA HUMOR KRITIK SOSIAL SUCI 4

2.1 Pengantar

Stand Up Comedy merupakan genre komedi yang disampaikan melalui

aktivitas berbicara (secara lisan). Di dalam pragmatik, berbicara merupakan

aktivitas yang berorientasi pada tujuan. Dengan demikian, pertunjukan SUC,

termasuk SUCI 4, dilandasi oleh orientasi pada tujuan tertentu, di samping

sebagai media hiburan. Di dalam penelitian ini, tujuan komedi para comic dalam

SUCI 4 berorientasi pada kritik sosial. Berkenaan dengan itu, hal yang dikaji

dalam bab ini adalah siapa sasaran kritik dan apa hal yang dikritikkan oleh comic.

Pada pembahasan berikut ini, data pertama-tama diklasifikasi menurut siapa

sasaran kritik, kemudian ditelaah apa saja hal yang dikritik. Sasaran kritik dan hal

yang dikritik dalam WHKS dijabarkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1

Sasaran Kritik dan Hal yang Dikritik dalam WHKS SUCI 4

No. Sasaran Kritik Hal yang Dikritik

1 Pemerintah

Kebijakan Diskriminatif

Kinerja Pemerintah

Kegagalan Penegakan Aturan

2 Anggota DPR

Kinerja Anggota DPR

Kebiasaan Tidur saat Rapat

Perilaku Korupsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

34

3 Anggota Ormas Kemunafikan Anggota Ormas Islam

Sikap Intoleransi Ormas Islam

4 Perempuan

Indonesia

Kesalahpahaman atas Konsepsi Kesetaraan Gender

Profesi Perempuan

Kecemburuan yang Berlebihan

Kesadaran Wanita Muslim untuk Berkerudung

5 Pertelevisian

Indonesia

Kualitas Program

Jam Tayang Iklan

Diskriminasi Peran Keaktoran

6 Pedangdut Wanita Musikalitas

7 Orangtua Pola Asuh Orangtua terhadap Anak

8 Masyarakat Lokal

Sikap Apatis Pemuda Betawi pada Tanjidor

Kesadaran Masyarakat Jakarta dalam Penanganan

Banjir

Perilaku Penonton Dangdut

Tingkah Laku Pelajar Bintaro

Stigma Masyarakat terhadap Orang Kurus

9 Masyarakat Luas

Sikap Politik dalam Pileg dan Pilpres 2014

Minimnya Penghargaan terhadap Dokter

Sikap Individualistis akibat Penggunaan

Handphone

10 Persepakbolaan

Kualitas Permainan Timnas Indonesia

Kualitas Wasit Indonesia

Tindakan Provokasi

11 Institusi Pendidikan

Ketiadaan Pembelajaran Sasando

Pelaksanaan MOS

Kualitas Gizi di Pondok Pesantren

12 Tokoh Pemilihan Lokasi Pendeklarasian sebagai Capres

Tindakan Kekerasan Fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

35

2.2 Pemerintah

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, merupakan badan negara yang

bertanggung jawab atas tata kelola pemerintahan. Adapun tugas pemerintah secara

garis besar yaitu menjalankan kekuasaan atas tugas (undang-undang dan

peraturan/hukum) yang dibuat oleh anggota legislatif (Tim Nasional Dosen

Pendidikan Kewarganegaraan, 2010: 91). Pelaksanaan kekuasaan tersebut

meliputi wewenang mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik dalam suatu

kelompok masyarakat dan wilayah, baik pada tataran pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah. Dengan demikian, pemerintah bertanggung jawab secara

penuh dan langsung terhadap keberlangsungan kehidupan masyarakat. Oleh

karena perannya tersebut, pemerintah pun menjadi salah satu lembaga negara

yang mendapat perhatian publik. Masyarakat melaksanakan fungsi pengawasan

untuk mengetahui dan mengkritisi kinerja pemerintah. Perhatikan ketiga wacana

berikut.

(10) Teman-teman, teman-teman tahu gedung Kementerian Desa

Tertinggal itu ada di mana? Ada di Jakarta. Fungsinya apa? Itu

sama seperti kita buat orang-orangan sawah taruh di laut. Buat

apa? Mau usir paus pakai orang-orangan sawah, hah? Maksud

saya, tempatkan segala sesuatu itu berdasarkan fungsinya.

Kementerian Desa Tertinggal ya taruh di desa tertinggal

begitu. Taruh di desa tertinggal. Kalau taruh di Jakarta, tiap pagi

dia bangun buka jendela, begitu. Dia buka.

O1: Wah, bangunan sudah banyak, gedung sudah banyak. Wah,

Indonesia sudah maju.

Kalau taruh di desa tertinggal, begitu buka jendela.

O1: Hei, ini jendela di mana ini?

Saking tertinggalnya, jendela saja tidak ada. Mungkin itu karena

namanya Kementerian Desa Tertinggal, jadi menterinya di sini,

desanya ditinggal. (Abdur, show 17).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

36

(11) Saya kasih tahu ya, kehidupan di Lampung itu keras, ekstrim.

Tingkat kejahatan di Lampung itu tinggi, bahkan lebih tinggi

daripada Jakarta. Di Jakarta ini kan jarang ada begal, ada

rampok, rampok motor. Kalau di Lampung itu banyak betul. Iya

serius ini. Tawa kamu. Di Lampung itu banyak begal. Kalau

orang naik motor sendirian, apalagi kalau di jalan sepi, udah itu.

Berharap aja di rumah punya nyawa cadangan, karena pasti

dibegal. Iya. Orang mau ke pasar aja kebegal. Bahkan mau ke

warung aja kebegal. Orang mau ngebegal, dibegal. Karena begal

itu suka nyari tempat sepi; bawa golok nungguin orang datang.

Tiba-tiba di belakangnya ada begal, bawa pistol, todong.

O1: Oi, sini motor kamu.

O2: Oi, saya ini begal. Kok kamu begal? Saya ini bawa golok

saya ini.

O1: Woi, saya bawa pistol.

O2: Senjata kamu lebih canggih rupanya. Ya udahlah, ambil

motor saya.

Udahnya, dia nelpon polisi kan.

O2: Pak, tolong Pak. Ini motor saya dibegal Pak.

O3: Oh iya, tunggu, Dek. Saya juga lagi dibegal ini. (Wendi, pre

show 2).

(12) Ngomongin transportasi, khususnya di Jakarte, orang Betawi

punya peran penting: jaga parkir. Parkir itu vital banget di

Jakarta, sampai ada kebijakan dilarang parkir. Yang

ngelanggar dicabut pentilnya. Tapi, kebijakan itu gagal. Ya

iyalah. Pentil doang mah bisa beli. Kalau mau sukses, pentilnya

loe taroh, motornya loe angkut. (David, show 10).

Sasaran tutur pada ketiga wacana tersebut mengacu pada pemerintah.

Wacana (10) ditandai dengan frasa kementerian desa tertinggal. Tuturan ini

mengimplikasikan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, yang

juga termasuk dalam jajaran pemerintah. Wacana (11) ditunjukkan melalui tuturan

Tingkat kejahatan di Lampung itu tinggi. Tuturan ini mengimplikasikan

pemerintah provinsi Lampung, yang berfungsi sebagai penanggung jawab dalam

memberikan perlindungan dan pengamanan bagi masyarakat Lampung. Wacana

(12) ditandai melalui tuturan parkir itu vital banget di Jakarta, sampai ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

37

kebijakan dilarang parkir. Tuturan ini mengimplikasikan pemerintah sebagai

sasaran kritik –karena sebagai pencanang dan pelaksana aturan tersebut.

Hal-hal yang dikritik kepada pemerintah adalah sebagai berikut. Pertama,

kebijakan diskriminatif pemerintah pusat. Kedua, kinerja pemerintah. Ketiga,

kegagalan penegakan aturan.

2.2.1 Kebijakan Diskriminatif

Wacana (13) memuat kritikan comic atas sikap diskriminasi pemerintah

pusat perihal pelaksanaan dan pemerataan pembangunan daerah-daerah di

Indonesia.

(13) Saya heran, pembangunan itu selalu dibeda-bedakan, selalu

dibeda-bedakan. Padahal, kita ini kan satu Ibu Pertiwi, teman-

teman, satu Ibu Pertiwi. Saya itu terkadang berpikir itu dengan

frasa Ibu Pertiwi. Kalau kita memang satu Ibu Pertiwi begitu,

apakah memang dulu itu ada satu seorang perempuan,

kemudian melahirkan pulau-pulau di Indonesia kah? Iya, jadi

kamar bersalin begitu, lampu terang, follow spot di mana-mana

begitu, kemudian Ibu Pertiwi berbaring.

O1: Ya, Ibu Per.

Ini panggilan akrab Ibu Pertiwi, ya.

O1: Ya, Ibu Per, tarik nafas dalam-dalam, Ibu. Terus Ibu, terus,

iya, terus, kuat, terus, kepalanya sudah keluar, oke, ya.

Sumatera.

Sumatera lahir, dan itu adalah pulau yang paling susah lahir

karena gunungnya paling banyak. Itu Ibu Pertiwi sampai robek-

robek itu. Dan mungkin setelah itu, Kalimantan lahir, Jawa lahir,

Bali lahir, dan pulau-pulau di bagian Indonesia Timur itu

lahirnya paling terakhir.

O1: Ya, Ibu Per, tarik nafas dalam-dalam, Ibu. Terus Ibu, iya

terus, sedikit lagi, sedikit lagi, kepalanya sudah keluar, oke,

iya, listrik mati.

Begitulah cara kami lahir. Makanya wajar kalau kami gelap-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

38

gelap. (Abdur, show 17).

Wacana di bawah ini berisi kritikan comic atas sikap diskriminasi

pemerintah pusat perihal pemerataan pembangunan infrastruktur daerah-daerah di

Indonesia.

(14) Di Malang itu teman-teman, saya suka sekali nonton Arema di

stadion; dan aremania di sana itu sudah mulai ada kubu-

kubunya. Jadi, ada aremania tribun utara, tribun selatan, tribun

ekonomi, manajemen, akuntasi, oi macam-macam, macam-

macam. Akhirnya saya berpikir, kayaknya saya juga harus buat

kubu sendiri. Saya beri nama Aremania tribun tenggara timur

laut. Yang lain bawa terompet, kami bawa kompas. “Ini tenggara

timur laut di bagian mana?” Begitu dapat tempat duduk, ada

yang protes, “ Ah, di sini bukan tenggara timur laut. Di sini ini

selatan barat daya.” Akhirnya harus cari lagi. Begitu dapat

tempat duduk yang benar, pertandingan sudah bubar. Tapi

teman-teman, paling tidak enak itu kalau kalian nonton dari

tribun timur, karena kalau di tribun barat itu nonton pakai

lampu, cahaya terang kelap-kelip di mana-mana, tapi di

tribun timur itu masih gelap, listrik tidak ada. Di tribun

barat itu dikasih kursi, dikasih sofa, makan enak-enak, tapi

di tribun timur itu masih beralaskan tanah, makan

seadanya. Bahkan orang dari tribun barat itu berteriak ke tribun

timur, “Woi, kalian yang ada di tribun timur, sabar saja, nanti

kami bangun kursi di situ. Kami kasih makan enak.” Tetapi,

sampai pertandingan berakhir tidak ada yang datang. (Abdur,

show 9).

Wacana (15) mengandung kritikan comic atas sikap diskriminasi pemerintah

pusat terhadap penanggulangan bencana alam di daerah terpencil di Indonesia.

(15) Teman-teman, di sini ada yang tahu Rokatenda? Tidak ada.

Inilah suara minor yang mau saya bawa malam ini. Teman-

teman, Rokatenda adalah gunung berapi di Pulau Flores. Dia

meletus dari bulan Oktober 2012 sampai Desember 2013.

Empatbelas bulan, empatbelas bulan. Bahkan dari pertama

kali dia meletus sampai dia ulang tahun yang pertama, tiup-

tiup lilin, tidak ada kado yang datang, tidak ada. Wajar kalau

teman-teman tidak tahu karena memang berita Rokatenda

meletus pada waktu itu, itu tertutup oleh berita banjir Jakarta.

Bahkan berita banjir Jakarta itu diarahkan menjadi bencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

39

nasional karena merugikan negara hampir duapuluh triliun.

Rokatenda selama empatbelas bulan meletus itu negara cuma

rugi seribu rupiah. Iya, dua koin lima ratus untuk tutup telinga.

(Abdur, show 1).

Abdur, penutur wacana (13) merupakan comic yang berasal dari Desa

Lamakera, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Dalam penampilannya, Abdur

sering kali mengungkapkan keprihatinannya dengan mengangkat isu sosial

seputar kehidupan masyarakat Indonesia Timur (kawasan Indonesia yang merujuk

pada daerah Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara).

Pada wacana (13), comic mengkritisi sikap diskriminatif pemerintah pusat

dalam melaksanakan pembangunan (seperti pembangunan manusia dan

pembangunan infrastruktur) di Indonesia Timur. Hal ini ditandai melalui tuturan

(1) Saya heran, pembangunan itu selalu dibeda-bedakan, selalu dibeda-bedakan

dan (2) Pulau-pulau di bagian Indonesia Timur itu lahirnya paling terakhir.

Kedua tuturan kunci di atas mengimplikasikan kesenjangan dan dikotomi

pembangunan manusia dan pembangunan infrastruktur antara daerah-daerah di

Indonesia, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Dalam pembangunan nasional,

Indonesia Timur memang selalu dikebelakangkan.

Pada wacana (14), comic mengkritisi perbedaan perlakuan pemerintah

dalam pemerataan pembangunan daerah-daerah di Indonesia. Hal ini ditunjukkan

pada tuturan Tapi teman-teman, paling tidak enak itu kalau kalian nonton dari

tribun timur, karena kalau di tribun barat itu nonton pakai lampu, cahaya terang

kelap-kelip di mana-mana, tapi di tribun timur itu masih gelap, listrik tidak ada.

Di tribun barat itu dikasih kursi, dikasih sofa, makan enak-enak, tapi di tribun

timur itu masih beralaskan tanah, makan seadanya. Pernyataan ini merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

40

tuturan figuratif yang mengimplikasikan konteks ketidakmerataan pembangunan

di Indonesia. Frasa tribun timur mengacu pada daerah-daerah Indonesia Timur

yang digambarkan miskin infrastruktur dan kebutuhan hidup. Sebaliknya, frasa

tribun barat mengacu pada daerah-daerah Indonesia Barat yang dilukiskan

memiliki pembangunan infrastruktur yang baik dan berpenduduk sejahtera.

Pada wacana (15), comic mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah

pusat pada daerah-daerah terpencil di Indonesia. Hal ini ditandai pada kalimat

Bahkan dari pertama kali dia meletus sampai dia ulang tahun yang pertama, tiup-

tiup lilin, tidak ada kado yang datang, tidak ada. Tuturan ini mengimplikasikan

periode terakhir letusan Gunung Rokatenda yang terjadi selama satu tahun, yakni

pada Oktober hingga Desember 2013. Rokatenda merupakan gunung berapi yang

tepatnya berada di Pulau Palue, sebelah utara Pulau Flores. Akibat letusan ini,

beberapa desa dihujani kerikil dan abu vulkanik, ketersediaan pangan dan air

bersih berkurang, dan lima warga sekitar Rokatenda meregang nyawa akibat

tersapu awan panas. Meskipun bencana alam ini berlangsung lama, comic

mengklaim bahwa pemerintah pusat tidak memberikan bantuan logistik dan uang

kepada korban letusan Rokatenda.

2.2.2 Kinerja Pemerintah

Wacana (16) berikut memuat kritikan terhadap kinerja Kementerian Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia.

(16) Teman-teman, teman-teman tahu gedung Kementerian Desa

Tertinggal itu ada di mana? Ada di Jakarta. Fungsinya apa? Itu sama seperti kita buat orang-orangan sawah taruh di laut.

Buat apa? Mau usir paus pakai orang-orangan sawah, hah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

41

Maksud saya, tempatkan segala sesuatu itu berdasarkan

fungsinya. Kementerian Desa Tertinggal ya taruh di desa

tertinggal begitu. Taruh di desa tertinggal. Kalau taruh di

Jakarta, tiap pagi dia bangun buka jendela, begitu. Dia buka.

O1: Wah, bangunan sudah banyak, gedung sudah banyak. Wah,

Indonesia sudah maju.

Kalau taruh di desa tertinggal, begitu buka jendela.

O1: Hei, ini jendela di mana ini?

Saking tertinggalnya, jendela saja tidak ada. Mungkin itu karena

namanya Kementerian Desa Tertinggal, jadi menterinya di sini,

desanya ditinggal. (Abdur, show 17).

Wacana berikut berisi kritikan terhadap kinerja pemerintah Lampung dalam

melindungi dan mengamankan masyarakat Lampung dari tindakan kejahatan.

(17) Saya kasih tahu ya, kehidupan di Lampung itu keras, ekstrim.

Tingkat kejahatan di Lampung itu tinggi, bahkan lebih tinggi

daripada Jakarta. Di Jakarta ini kan jarang ada begal, ada

rampok, rampok motor. Kalau di Lampung itu banyak betul. Iya

serius ini. Tawa kamu. Di Lampung itu banyak begal. Kalau

orang naik motor sendirian, apalagi kalau di jalan sepi, udah itu.

Berharap aja di rumah punya nyawa cadangan, karena pasti

dibegal. Iya. Orang mau ke pasar aja kebegal. Bahkan mau ke

warung aja kebegal. Orang mau ngebegal, dibegal. Karena

begal itu suka nyari tempat sepi; bawa golok nungguin orang

datang. Tiba-tiba di belakangnya ada begal, bawa pistol, todong.

O1: Oi, sini motor kamu.

O2: Oi, saya ini begal. Kok kamu begal? Saya ini bawa golok

saya ini.

O1: Woi, saya bawa pistol.

O2: Senjata kamu lebih canggih rupanya. Ya udahlah, ambil

motor saya.

Udahnya, dia nelpon polisi kan.

O2: Pak, tolong Pak. Ini motor saya dibegal Pak.

O3: Oh iya, tunggu, Dek. Saya juga lagi dibegal ini. (Wendi, pre

show 2).

Pada wacana (16), comic mengkritisi kinerja Kementerian Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia. Hal ini ditandai berupa

tuturan Teman-teman tahu gedung Kementerian Desa Tertinggal itu ada di mana?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

42

Ada di Jakarta. Fungsinya apa? Tuturan ini mengimplikasikan gagasan comic

yang menganggap bahwa hasil kinerja Kementerian Negara Pembangunan Daerah

Tertinggal dalam pembangunan dan pengembangan daerah tertinggal tidak

berjalan optimal. Comic beranggapan bahwa hal ini terjadi karena lokasi kantor

kementerian tersebut berada di Jakarta, sehingga tidak menjangkau dan melihat

persoalan rakyat secara dekat dan empiris.

Berdasarkan Indeks Pembangunan Desa 2014, terdapat 20.168 desa

tertinggal. Adapun sebaran desa tertinggal terbanyak di Pulau Papua, dengan

jumlah mencapai 6.139 desa. Secara umum, desa-desa tertinggal banyak terdapat

pada wilayah yang berada di kawasan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur

(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/10/20/141445026/20.168.Desa.di.I

ndonesia.Masih.Tertinggal).

Menilik pada kenyataan itu, comic berpandangan bahwa pengurangan

jumlah desa tertinggal di Indonesia dapat ditempuh dengan menempatkan kantor

Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal di kawasan atau daerah

yang tergolong tertinggal. Langkah ini bertujuan agar kementerian tersebut

mengenal secara dekat persoalan dan kebutuhan masyarakat desa tertinggal,

sehingga kebijakan dan program untuk mengurangi keberadaan dan pertumbuhan

desa tertinggal pun dapat terimplementasi dengan baik.

Pada wacana (17), comic mengkritisi kinerja pemerintah Lampung dalam

memberikan perlindungan dan keamanan bagi masyarakatnya seiring dengan

maraknya aksi kejahatan begal di Lampung saat itu. Hal tersebut ditunjukkan pada

tuturan Kehidupan di Lampung itu keras, ekstrim. Tingkat kejahatan di Lampung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

43

itu tinggi dan Di Lampung itu banyak begal. Tuturan ini mengimplikasikan

tingginya angka kejahatan begal di Lampung.

Berikut ini adalah fakta kejahatan begal yang terjadi di Lampung pada

2014 lalu. Teraslampung.com (18/9/14) mewartakan, gembong komplotan begal

bersenjata api asal Lampung Timur berhasil diringkus Resmob Subdit III

Ditkrimum Polda Lampung, Kamis (18/9) siang. Tersangka yang diamankan yaitu

Suheili, warga Dusun Mas, Desa Tebing, Kecamatan Melinting, Kabupaten

Lampung Timur dan Afen Kurniawan, warga Maringgai, Kecamatan Labuhan

Maringgai, Kabupaten Lampung Timur.

Kedua tersangka telah melakukan pencurian motor puluhan kali di beberapa

tempat. Dalam beraksi, keduanya membekali diri dengan senjata api maupun

senjata tajam. Seorang wanita pernah menjadi korban pembunuhan mereka saat

menjalankan aksi pencurian (http://www.teraslampung.com/2014/09/gembong-

komplotan-begal-bersenpi.html).

2.2.3 Kegagalan Penegakan Aturan

Wacana (18) berisi kritikan terhadap kegagalan pemerintah DKI Jakarta

dalam menegakkan aturan tertib parkir kendaraan bermotor.

(18) Ngomongin transportasi, khususnya di Jakarte, orang Betawi

punya peran penting: jaga parkir. Parkir itu vital banget di

Jakarta, sampai ada kebijakan dilarang parkir. Yang

ngelanggar dicabut pentilnya. Tapi, kebijakan itu gagal. Ya

iyalah. Pentil doang mah bisa beli. Kalau mau sukses, pentilnya

loe taroh, motornya loe angkut. (David, show 10).

David adalah comic yang berasal dari suku Betawi. Dalam penampilannya,

David sering kali menuangkan keresahannya dengan mengangkat isu sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

44

seputar kehidupan masyarakat Betawi dan masyarakat Jakarta pada umumnya.

Pada wacana (18), comic mengkritisi kegagalan kebijakan pemerintah DKI

Jakarta dalam memberlakukan sanksi pencabutan pentil pada kendaraan bermotor

yang melanggar rambu larangan parkir dan berhenti di bahu jalan raya. Hal ini

ditandai melalui tuturan Parkir itu vital banget di Jakarta, sampai ada kebijakan

dilarang parkir. Tapi, kebijakan itu gagal.

Pada 2014 yang lalu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan

aturan berupa larangan memarkir dan memberhentikan kendaraan bermotor di

bahu jalan yang telah diberi rambu larangan tersebut sebagai upaya untuk

menegakkan kembali aturan lalu lintas dan mengurai kemacetan. Comic

mengungkapkan bahwa aturan ini gagal ditegakkan. Sanksi atas pelanggaran

peraturan itu tidak membuat jera karena pelanggar akan dengan mudah membeli

dan memasang kembali pentil pada kendaraan bermotornya.

Berikut ini adalah salah satu penyebab gagalnya aturan ini ditegakkan,

seperti penuturan Kompas.com (24/9/2013). Tukang parkir yang menyediakan

lahan parkir di bahu jalan tidak mau kalah dengan aksi cabut pentil ban kendaraan

oleh petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Mereka memberi jaminan pentil

dan dipompa. Di samping itu, minimnya fasilitas parkir yang tersedia di Jakarta

menyebabkan pemilik kendaraan kembali pada kebiasaan lamanya, yakni parkir

secara serampangan (http://nasional.kompas.com/read/2013/09/24/0842289/

Tukang.Parkir.Beri.Garansi.Pentil.Ban.yang.Dicabut).

Pemerintah melalui Dinas Perhubungan harus lebih keras dalam menindak

para pelaku parkir liar. Comic pun mengusulkan agar kendaraan bermotor, baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

45

sepeda motor maupun mobil, yang diparkir di badan jalan secara liar untuk

diderek atau diangkut ke kantor dinas atau lembaga terkait untuk menimbulkan

efek jera bagi pemilik kendaraan tersebut.

2.3 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baik pusat maupun daerah, merupakan

salah satu lembaga tinggi negara yang secara konstitusional mengemban tugas

melaksanakan kedaulatan rakyat. Berdasarkan UUD 1945, DPR RI memiliki

wewenang dan fungsi sebagai berikut: membentuk undang-undang bersama-sama

presiden, menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara bersama-sama

presiden dan melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang,

pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan atas kebijaksanaan

pemerintah (Budiardjo, (eds.), 1993: 8).

Sementara itu, pada tataran daerah (provinsi dan kabupaten/kota), DPR

Daerah (DPRD) berwewenang dan berfungsi sebagai berikut: membentuk

peraturan daerah bersama kepala daerah, menetapkan anggaran dan belanja daerah

bersama-sama kepala daerah dan melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan

peraturan daerah dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Sebagai institusi demokrasi, DPR belum menjalankan fungsinya dengan

baik (Ibid., hlm.5). Oleh karena itu, kiprah dan kinerja para legislator ini pun

selalu dipantau oleh para konstituennya maupun rakyat Indonesia secara umum.

Adapun fungsi pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengetahui

tanggung jawab dan komitmen anggota DPR dalam menjalankan fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

46

keterwakilan dan sebagai pelayan masyarakat. Perhatikan ketiga wacana di bawah

ini.

(19) DPR itu tugasnya kan untuk mendengarkan suara rakyat,

aspirasi rakyat. Tapi, gimana caranya DPR mendengarkan suara

rakyat ketika DPR dihalangi oleh tembok yang begitu tinggi,

pakai, naik ke kantor, ke kantor itu pakai Camry. Ya kan?

Seharusnya DPR itu bukan diletakkan di Senayan, tapi di

tengah-tengah pasar. Iya. Di pasar itu kan segala macam ada

kan? Dari tukang ayam sampai tukang cabe, ayam kampus,

cabe-cabean. Ada gitu. (Dzawin, show 6).

(20) Caleg. Caleg ini mereka berebut kursi, tapi setelah mereka

menang dan duduk di kursi itu, mereka malah tidur, dan lebih

parahnya lagi yang mimpin rapat udah tahu yang dengerin tidur,

rapatnya masih gitu-gitu aja. Ini harusnya dibikin rapat yang

lebih meriah. Jadi, begitu masuk ruang rapat:

O1: Oke, peserta rapat paripurna, mana suaranya? Yang di

sebelah sana, mana suaranya?

O2: Rghhh (Mendengkur).

O1: Yang sebelah, sana mana suaranya?

O3: Rghhh (Mendengkur).

Akhirnya,

O1: Oke, kita mulai rapatnya.

Pas dia duduk, tidur. Ini kan sama aja ya? (Coki, show 6).

(21) Saya itu selalu bingung. Kita itu selalu bingung kalau pemilihan.

Kita selalu bingung memikirkan caleg. Padahal caleg tidak

pernah bingung memikirkan kita. Caleg tidak pernah bingung

memikirkan kita. Padahal seperti ini. Mereka juga tidak

mengingat kita. Maksud saya, ingatlah kita, ingat kita, apalagi

kalau kalian sudah korupsi. Ingat, bagi-bagi hasil korupsi. Dan

begini, kalau misalnya. Tapi, jangan kalian pilih caleg yang

seperti itu. Itu tidak baik. Yang harus kalian pilih itu caleg yang

jujur. Jujur kalau butuh uang rakyat. (Sri, show 6).

Sasaran tutur pada ketiga wacana tersebut mengacu pada anggota DPR.

Wacana (19) ditandai melalui kata DPR. Wacana (20) ditunjukkan melalui kata

Caleg dan klausa Duduk di kursi itu. Kata caleg merupakan akronim dari frasa

calon anggota legislatif (peserta pemilu legislatif). Tuturan Duduk di kursi itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

47

merupakan ungkapan figuratif yang bermakna „menduduki jabatan sebagai

anggota DPR‟. Wacana (21) ditandai melalui kata Caleg.

Hal yang dikritik kepada anggota DPR adalah sebagai berikut. Pertama,

kinerja anggota DPR. Kedua, kebiasaan tidur saat rapat. Ketiga, perilaku korupsi.

2.3.1 Kinerja Anggota DPR

Wacana berikut ini memuat kritikan terhadap kinerja anggota DPR.

(22) DPR itu tugasnya kan untuk mendengarkan suara rakyat,

aspirasi rakyat. Tapi, gimana caranya DPR mendengarkan

suara rakyat ketika DPR dihalangi oleh tembok yang begitu

tinggi, pakai, naik ke kantor, ke kantor itu pakai Camry. Ya

kan? Seharusnya DPR itu bukan diletakkan di Senayan, tapi di

tengah-tengah pasar. Iya. Di pasar itu kan segala macam ada

kan? Dari tukang ayam sampai tukang cabe, ayam kampus,

cabe-cabean. Ada gitu. (Dzawin, show 6).

Wacana (23) berisi kritikan terhadap hasil kerja anggota DPR perihal

memperjuangkan nasib rakyat kecil.

(23) Meskipun suara saya cempreng emejing gila, suara saya ini juga

menentukan siapa yang bakal duduk di DPR. Dan demokrasi ini

berjalan tanpa suara saya itu nggak bakal bisa. Suara rakyat

kecil, dalam arti sebenarnya. Dan pemerintah ini cuma janji-

janji kosong. Katanya memperjuangkan rakyat kecil.

Bohong. Kalau memang memperjuangkan, kenapa sampai

sekarang tes CPNS masih menggunakan tinggi badan sebagai

syarat utama. Saya kerja apa? (Arif, show 6).

Wacana (24) berikut mengandung kritikan terhadap kinerja anggota DPR

yang sering kali memberi harapan palsu pada rakyat.

(24) Emang pemilu suka bikin bingung ya. Partai banyak. Namanya

p anu lah, p itu lah. Menurut gua, percuma bang kalau ujung-

ujungnya jadi PHP, Partai Harapan Palsu. (David, show 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

48

Pada wacana (22), comic mengungkapkan, fungsi keterwakilan suara rakyat

yang diemban oleh anggota DPR tidak berjalan secara ideal. Hal ini ditandai

melalui tuturan Tapi, gimana caranya DPR mendengarkan suara rakyat ketika

DPR dihalangi oleh tembok yang begitu tinggi, pakai, naik ke kantor, ke kantor itu

pakai Camry. Tuturan Tembok yang begitu tinggi merupakan ungkapan asosiatif

dari Kantor DPR RI di Senayan. Kata Camry mengacu pada mobil sedan berkelas

menengah ke atas yang bernama lengkap Toyota Camry. Tuturan ini merupakan

asosiasi dari simbol kemewahan (anti-kemasyarakatan). Dengan demikian, tuturan

kunci tersebut mengimplikasikan para anggota DPR, yang begitu sulit didekati,

ditemui, dan tidak merakyat. Sikap para wakil rakyat yang memisahkan jarak

dengan rakyatnya ini berdampak langsung dengan rendahnya aspirasi rakyat yang

dapat terpenuhi. Kebijakan-kebijakan publik yang dihasilkan pun tidak mampu

mengatasi persoalan masyarakat secara komprehensif.

Sebagai simbol kerakyatan, comic mengusulkan agar kantor DPR RI

dipindahkan ke lingkungan sosial yang dekat dengan masyarakat, misalnya pasar

tradisional –sebagai simbol kerakyatan, pasar menjadi tempat berjubelnya

masyarakat, terutama masyarakat lapisan menengah ke bawah–, agar anggota

DPR ini bisa mengetahui masalah nyata yang dialami masyarakat serta

mendengarkan aspirasi dan kebutuhan mereka secara langsung.

Pada wacana (23), comic mengkritisi kinerja anggota DPR yang sering kali

memburas atau membohongi masyarakat. Hal ini ditunjukkan melalui tuturan

Pemerintah ini cuma janji-janji kosong. Katanya memperjuangkan rakyat kecil.

Bohong. Terminologi pemerintah dalam tuturan tersebut mengacu bukan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

49

lembaga eksekutif, melainkan lembaga legislatif, dalam hal ini yaitu anggota

DPR. Hal ini selaras dengan tuturan awal comic yang mengungkapkan Suara saya

ini juga menentukan siapa yang bakal duduk di DPR.

Sebagai contoh buruknya hasil kerja anggota legislatif, comic menyebutkan

langkah diskriminatif anggota DPR dalam menetapkan aturan terkait syarat

pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Salah satu persyaratan

pendaftaran tersebut yakni adanya batas minimal tinggi badan bagi para pendaftar.

Aturan ini mendiskriminasi masyarakat yang memiliki tinggi badan yang tidak

memenuhi kualifikasi itu untuk mendapatkan hak dan kesempatan kerja yang

sama dengan masyarakat lainnya. Comic pun merasa dirugikan oleh aturan ini

karena memiliki ukuran tubuh yang relatif pendek, sehingga menganggap anggota

DPR tidak dapat memperjuangkan kebutuhan dan aspirasi segala lapisan dan

golongan masyarakat.

Pada wacana (24), comic mengeluhkan kinerja para anggota DPR yang tidak

memberikan kontribusi nyata dan baik bagi kehidupan rakyat, meskipun jumlah

partai politik (termasuk anggota DPR) di Indonesia relatif banyak. Hal ini

ditunjukkan dalam tuturan Partai banyak. Menurut gua, percuma bang kalau

ujung-ujungnya jadi PHP, Partai Harapan Palsu.

Runtuhnya rezim Orde Baru pada Mei 1998 sebagai penanda lahirnya

reformasi demokrasi –yang direpresi pertumbuhannya pada masa pemerintahan

Soeharto. Kini, sebagai masyarakat demokratis, rakyat dapat terlibat langsung

ataupun tidak langsung –melalui wakil rakyat di badan legislatif– dalam

membantu penyelenggaraan negara. Entitas keterlibatan rakyat itu meliputi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

50

kegiatan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Hal ini pun

tercantum dan dijamin secara konstitusional oleh negara melalui Pasal 28E ayat

(3) UUD 1945 amandemen IV yang menyatakan “Setiap orang berhak atas

kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. Singkatnya,

aturan ini pun memicu kelahiran dan pertumbuhan partai politik (parpol) baru di

Indonesia. Tercatat, parpol (nasional maupun lokal) peserta pemilu 1999

berjumlah 48, parpol peserta pemilu 2004 berjumlah 24, parpol peserta pemilu

2009 berjumlah 44, dan parpol peserta pemilu 2014 berjumlah 15.

Idealnya, keberadaan parpol-parpol ini tentu membawa angin segar bagi

masyarakat Indonesia, terutama karena jumlahnya relatif banyak. Logikanya,

semakin besar jumlahnya, maka harapan dan cita-cita rakyat semakin banyak yang

tersalur dan terserap. Akan tetapi, berjibunnya jumlah parpol pada setiap

penyelenggaraan pemilu nyatanya berbanding terbalik dengan hasil pengentasan

persoalan ekonomi dan sosial masyarakat. Salah satu indikatornya: jumlah

penduduk miskin Indonesia masih memilukan, yaitu pada angka 27,73 juta jiwa

per September 2014 (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/03/

070700226/Turun.Jumlah.Penduduk.Miskin.Capai.27.7.Juta.Orang). Oleh karena

itu, comic lantas menyimpulkan bahwa partai-partai politik di Indonesia adalah

partai harapan palsu alias pemberi harapan palsu.

2.3.2 Kebiasaan Tidur Saat Rapat

Wacana berikut ini memuat kritikan terhadap kebiasaan tidur anggota DPR

saat rapat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

51

(25) Caleg. Caleg ini mereka berebut kursi, tapi setelah mereka

menang dan duduk di kursi itu, mereka malah tidur, dan

lebih parahnya lagi yang mimpin rapat udah tahu yang dengerin

tidur, rapatnya masih gitu-gitu aja. Ini harusnya dibikin rapat

yang lebih meriah. Jadi, begitu masuk ruang rapat:

O1: Oke, peserta rapat paripurna, mana suaranya? Yang di

sebelah sana, mana suaranya?

O2: Rghhhh (Mendengkur).

O1: Yang sebelah, sana mana suaranya?

O3: Rhghhh (Mendengkur).

Akhirnya,

O1: Oke, kita mulai rapatnya.

Pas dia duduk, tidur. Ini kan sama aja ya? (Coki, show 6).

Comic mengkritik perilaku atau tingkah buruk para anggota DPR saat

mengikuti rapat. Hal ini terimplikasi dalam kalimat Caleg ini mereka berebut

kursi, tapi setelah mereka menang dan duduk di kursi itu, mereka malah tidur.

Pada nukilan tersebut, tuturan berebut kursi bermakna „merebut atau meraih

jabatan‟ sebagai anggota legislatif dan tuturan duduk di kursi itu bermakna

„menduduki jabatan‟ sebagai anggota legislatif.

Di tengah bertumbuh dan berkembangnya sikap kritis dan skeptis rakyat

Indonesia terhadap para wakilnya di kursi legislatif, para wakil rakyat ini belum

mampu menunaikan sumpah jabatannya. Harapan dan tuntutan rakyat tidak

kunjung tercapai. Sebagai bukti, hasil survei nasional Institut Riset Indonesia

(Inisis) dan Poltracking Institute masing-masing pada September dan Oktober

2013 lalu menunjukkan bahwa DPR mendapatkan tingkat kepuasan publik paling

rendah.

Survei Inisis menunjukkan sebanyak 60,9 persen responden menilai kinerja

anggota DPR tidak memuaskan (http://nasional.kompas.com/read/2013/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

52

09/29/1224051/Survei.Insis.Publik.Makin.Tak.Puas.pada.Kinerja.DPR). Survei

Poltracking Institute juga memperlihatkan tingkat ketidakpuasan responden

sebesar 61,68 persen (http://nasional.tempo.co/read/news/2013/10/20/

078523131/lagi-hasil-survei-kinerja-dpr-buruk). Alhasil, kebiasaan tidur anggota

DPR saat rapat –yang seharusnya membahas kebijakan-kebijakan publik– sudah

barang tentu membuat masyarakat Indonesia semakin berang.

Comic memberikan ide yang inovatif untuk mencegah rasa kantuk yang

dialami anggota DPR saat rapat. Pemimpin rapat harus melakukan tindakan

atraktif, seperti menyapa para anggota rapat layaknya seorang biduan menyapa

para penontonnya. Hal ini diyakini oleh comic dapat meningkatkan antusiasme

para peserta rapat untuk terus terjaga saat sidang atau rapat berlangsung. Namun,

anggapan itu lantas dipatahkan oleh rasa skeptis comic bahwa tabiat anggota DPR

ini tidak dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Alhasil, pada akhir wacana di

atas comic menuturkan bahwa anggota DPR tetap pada kebiasaannya: tidur saat

rapat.

2.3.3 Perilaku Korupsi

Wacana (26) berikut ini berisi kritikan terhadap perilaku koruptif anggota

DPR.

(26) Biasa ke kantor pakai Camry, ini jalan kaki. Pas lagi jalan

ketemu preman. Tapi, nggak akan dipalak. Ya, kali preman pasar

malak preman negara? Loe tahu kan preman pasar itu.

O1: Woi, siapa loe?

O2: Tukang daging, bang.

O1: Duit, duit!

O1: Woi, siapa loe?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

53

O2: Anggota dewan.

O1: Duit.

O2: Kenapa, kok saya nggak jadi dipalak?

O1: Maaf nih ya, Pak. Saya preman biasa malak duit halal.

Kalau saya malak Bapak, dosanya dobel. (Dzawin, show 6).

Wacana berikut ini mengandung kritikan terhadap perilaku korupsi anggota

DPR.

(27) Saya itu selalu bingung. Kita itu selalu bingung kalau pemilihan.

Kita selalu bingung memikirkan caleg. Padahal caleg tidak

pernah bingung memikirkan kita. Caleg tidak pernah bingung

memikirkan kita. Padahal seperti ini. Mereka juga tidak

mengingat kita. Maksud saya, ingatlah kita, ingat kita, apalagi

kalau kalian sudah korupsi. Ingat, bagi-bagi hasil korupsi. Dan

begini, kalau misalnya. Tapi, jangan kalian pilih caleg yang

seperti itu. Itu tidak baik. Yang harus kalian pilih itu caleg yang

jujur. Jujur kalau butuh uang rakyat. (Sri, show 6).

Pada wacana (26), comic mengeluhkan tindakan korupsi yang marak terjadi

di lingkungan pejabat DPR. Hal ini ditunjukkan dalam tuturan Saya preman biasa

malak duit halal. Kalau saya malak Bapak, dosanya dobel. Di dalam tuturan

kunci tersebut, diceritakan bahwa seorang preman enggan memalak salah seorang

anggota DPR karena curiga dan takut uang yang dimiliki oleh pejabat legislatif itu

adalah hasil korupsi. Tuturan ini mengimplikasikan tabiat buruk anggota DPR

ihwal perilaku koruptif.

Tempo.co (23/9/14) mengungkapkan, berdasarkan data KPK, terdapat 466

politikus yang terjerat kasus korupsi. Ada sembilan partai politik yang kadernya

melakukan tindakan korupsi (https://m.tempo.co/read/news/2014/09/23/

063609068/anas-dan-466-politikus-yang-dijerat-kasus-korupsi). Pada pemberitaan

tersebut, tidak dijelaskan rentang waktu korupsi itu terjadi.

Pada wacana (27), comic mengkritisi tindakan korupsi yang dilakukan para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

54

anggota DPR. Hal ini ditunjukkan dalam tuturan Ingat, bagi-bagi hasil korupsi

dan Jujur kalau butuh uang rakyat. Tuturan ini mengimplikasikan sifat

ketidakjujuran anggota DPR yang menyelewengkan uang negara, dan dipakai

untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.

Menjelang pemilihan umum, para pemilih sering kali dihadapkan pada

berbagai pilihan politik untuk menentukan siapa caleg yang pantas menduduki

kursi jabatan tersebut. Hak suara yang digunakan oleh para pemilih adalah simbol

pencurahan harapan dan mimpi kepada para calon anggota terpilih untuk

membawa para konstituennya dan masyarakat dalam lingkup yang lebih luas

mendapat kehidupan yang lebih baik. Akan tetapi, pada kenyataannya, kinerja

para anggota DPR ini memprihatinkan. Sikap skeptis pun berkembang di

masyarakat. Sebagai bentuk kekecewaannya, comic lantas mengasosiasikan

anggota DPR dengan sifat koruptif, ketidakjujuran, dan tamak.

2.4 Anggota Organisasi Kemasyarakatan

Organisasi Kemasyarakatan (ormas) adalah organisasi yang didirikan dan

dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi,

kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi

dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila (https://id.wikipedia.org/wiki/

Organisasi_massa). Adapun salah satu fungsi ormas bagi masyarakat yaitu

melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan budaya yang hidup

dalam masyarakat. Nahasnya, fungsi ini sering kali dijalankan dengan tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

55

banal. Oleh karena itu, sikap dan pandangan kritis diperlukan untuk mengontrol

dan menilai peran ormas dalam kehidupan bermasyarakat. Perhatikan wacana-

wacana berikut ini.

(28) Menurut gua mah, ormas berani kalau rame-rame. Sendiri mah

belom tentu. Kita tempatin, Pak, ormas di tempat prostitusi.

Rame-rame dia sweeping, Pak. Kemarin gua temuin ormas

sendiri, Pak. Pakai peci, pakai sticklight. Bener, ada mobil

mewah mau masuk, dia setopin.

O1: Stop! Ya, kiri dikit, Pak. Kanan, kanan, mundur dikit.

(David, show 17)

(29) Kalau menurut gua, fungsi dari pakaian, fungsi dari pakaian,

fungsi dari fesyen itu ada dua: yang pertama visual, yang kedua

fungsional. Enak dilihat dan bisa merepresentasikan sikap.

Percuma pakai peci-koko-sarung, peci-koko-sarung, tapi pas

giliran puasa ada warteg masih digerebek. Ya kan? Padahal

udah ditirai. Padahal udah ditirai, masih digerebek. Kan

kasihan. Gua belum kenyang. (Dzawin, show 13).

Sasaran kritik pada kedua wacana di atas mengacu pada anggota ormas

Islam. Wacana (28) ditunjukkan melalui kata Ormas dan klausa Pakai peci.

Tuturan ini mengimplikasikan ormas Islam (yang diasosiasikan melalui klausa

Pakai peci yang lazimnya merupakan atribut dari agama Islam). Wacana (29)

ditunjukkan melalui tuturan Percuma pakai peci-koko-sarung, peci-koko-sarung,

tapi pas giliran puasa ada warteg masih digerebek. Tuturan tersebut

mengimplikasikan ormas Islam (yang diasosiasikan melalui frasa peci-koko-

sarung serta kata gerebek yang berkenaan dengan aksi penggeledahan, razia,

bahkan pengrusakan rumah makan oleh ormas Islam tertentu pada Bulan

Ramadhan).

Hal yang dikritik kepada ormas adalah sebagai berikut. Pertama,

kemunafikan anggota ormas Islam. Kedua, intoleransi ormas Islam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

56

2.4.1 Kemunafikan Anggota Ormas Islam

Wacana (30) berisi kritikan terhadap kemunafikan anggota ormas Islam.

(30) Menurut gua mah, ormas berani kalau rame-rame. Sendiri

mah belom tentu. Kita tempatin, Pak, ormas di tempat

prostitusi. Rame-rame dia sweeping, Pak. Kemarin gua temuin

ormas sendiri, Pak. Pakai peci, pakai sticklight. Bener, ada

mobil mewah mau masuk, dia setopin.

O1: Stop! Ya, kiri dikit, Pak. Kanan, kanan, mundur dikit.

(David, show 17).

Comic mengkritisi sikap munafik anggota ormas yang hanya berani

menjalankan aksinya secara massal. Hal ini diungkapkan dalam tuturan Menurut

gua mah, ormas berani kalau rame-rame. Sendiri mah belom tentu.

Ormas sering kali melaksanakan aksinya secara kolektif. Menurut comic,

keberanian anggota ormas ini dilatarbelakangi oleh jumlah dan kekuatan

massanya yang masif. Sebaliknya, anggota ormas belum tentu berani menjalankan

aksinya secara individu. Sebagai contoh, comic mengilustrasikan O1, salah

seorang anggota ormas Islam, yang sedang berada di sebuah tempat prostitusi.

Oleh karena tanpa dukungan anggota ormas yang lainnya, O1 pun tidak berani

melaksanakan penertiban penyakit masyarakat (Pekat) di lokalisasi itu. O1 hanya

menjadi penjaga parkir kendaraan-kendaraan di lokasi tersebut.

2.4.2 Sikap Intoleransi Ormas Islam

Wacana (31) berikut memuat kritikan terhadap sikap intoleransi ormas Islam

terhadap masyarakat.

(31) Kalau menurut gua fungsi dari pakaian, fungsi dari pakaian,

fungsi dari fesyen itu ada dua: yang pertama visual, yang kedua

fungsional. Enak dilihat dan bisa merepresentasikan sikap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

57

Percuma pakai peci-koko-sarung, peci-koko-sarung, tapi pas

giliran puasa ada warteg masih digerebek. Ya kan? Padahal

udah ditirai. Padahal udah ditirai, masih digerebek. Kan

kasihan. Gua belum kenyang. (Dzawin, show 13).

Comic mengkritisi sikap intoleransi ormas Islam kepada masyarakat. Hal ini

diungkapkan melalui tuturan Percuma pakai peci-koko-sarung, peci-koko-sarung,

tapi pas giliran puasa ada warteg masih digerebek. Tuturan ini mengimplikasikan

sikap intoleran ormas Islam yang melakukan razia rumah makan secara

sewenang-wenang.

Dalam contoh kasus yang disebutkan comic, ormas tersebut digambarkan

tidak bersikap toleran dengan menggerebek rumah makan yang tetap dibuka pada

masa Ramadan, meskipun etalase, jendela, dan pintunya telah ditirai –tindakan ini

sebagai bentuk pengormatan bagi masyarakat yang menjalankan puasa. Comic

mengecam tindakan ormas tersebut. Menurutnya, perilaku banal ormas itu tidak

mencerminkan nilai-nilai agamais dari atribut keagamaan yang dikenakannya.

2.5 Perempuan Indonesia

Persoalan gender merupakan salah satu isu penting dan aktual yang sering

kali dibahas dalam kajian ilmiah maupun pada berbagai forum perbincangan

masyarakat Indonesia. Masalah kesenjangan kedudukan sosial, kekerasan, hingga

eksploitasi seksual sampai saat ini terus memecut perempuan Indonesia. Langkah

afirmatif dan konstruktif dalam memperjuangkan hak-hak kaum perempuan terus

digalakkan untuk mewujudkan wajah peradaban perempuan Indonesia menjadi

lebih baik lagi. Perhatikan beberapa wacana di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

58

(32) Gua resah banget, resah banget. Sebagai anak muda yang

religius, gua resah, sampai gua bela-belain survei tuh tempat.

Survei, serius gua survei. Gua masuk ke dalem ditawarin pakai

foto.

O1: Mau yang mana, Mas?

O2: Yang ini ajalah.

Kite masuk ke dalam kamar. Asyik nih. Jablaynya masuk.

O3: Bang.

O2: Iye.

O3: Mau mulai dari mana?

O2: Aduh, mulai dari mana. Neng muslim?

O3: Iya, Bang.

O2: Ya udah, kita mulai dari surat Al-Isra ayat 32. Wa la

taqrabuz zina. Janganlah kau mendekati zinah.

Ya Allah, tuh jablay bengong. Lima menit dia cabut.

O2: Eh, mau ke mana, loe?

O3: Ambil mukenah. (David, show 17).

(33) Kalau menurut gua, kalau menurut gua, cewek cantik itu adalah

cewek yang dapat memantaskan dan melindungi dirinya sendiri.

Makanya gua suka banget sama cewek-cewek yang

berkerudung. Tapi, banyak yang bilang cewek yang berkerudung

itu kuno, nggak modern. Eh, kata siapa? Sekarang banyak kok

kerudung-kerudung modern yang udah digaya-gayain. Hijabers

kan, yang kerudungnya warna-warni, dikasih bunga, tancepin

batang singkong, pohon kelapa. (Dzawin, show 10).

(34) Betawi mah mohon maaf, bukannya kita nggak mau dandan.

Laki-bini di rumah sering berantem gara-gara dandan. Coba,

lakinya tadinya kagak rapi, rapi sedikit bininya nyap-nyap.

O1: Kampung mane yang baru ade jande?

Nyisir sedikit, bininya nyap-nyap, nyanyi.

O1: Biasanya tak pakai minyak wangi.

Lakinya marah.

O2: Eh, loe nyanyi kagak joget. Joget dong. Biasanya tak pakai

minyak wangi. (David, show 13).

Sasaran kritik ketiga wacana di atas ialah kaum perempuan Indonesia.

Wacana (32) diungkapkan dalam kata Jablay dan frasa tuh tempat. Kata jablay

merupakan akronim dari istilah jarang dibelai. Kata ini berpadanan dengan istilah

pelacur, pramuria, sundal, atau tuna susila. Frasa tuh tempat mengimplikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

59

sebuah tempat prostitusi yang didatangi oleh comic. Wacana (33) ditandai dengan

kata Cewek. Wacana (34) ditunjukkan melalui tuturan rapi sedikit bininya nyap-

nyap dan Nyisir sedikit, bininya nyap-nyap. Tuturan ini mengimplikasikan kaum

perempuan Betawi sebagai sasaran kritik karena sering kali mencereweti

suaminya jika berpenampilan rapi dan menarik.

Hal yang dikritik kepada perempuan Indonesia adalah sebagai berikut.

Pertama, kesalahpahaman atas konsepsi kesetaraan gender. Kedua, profesi

perempuan. Ketiga. rasa cemburu berlebihan perempuan Betawi yang sudah

berumah tangga terhadap suaminya. Keempat, kesadaran wanita muslim untuk

berkerudung.

2.5.1 Kesalahpahaman atas Konsepsi Kesetaraan Gender

(35) Cewek itu sering banget ngomongin masalah kesetaraan gender.

Bener nggak sih? Lagian kesetaraan gender itu maksudnya

apa sih? Setara itu kan artinya sama, padahal sama belum

tentu proporsional, belum tentu pas. Contohnya begini. Gua

naik bis, gua naik kereta sama adek gua. Tempat duduknya

cuma satu. Adik gua duduk, gua berdiri; nggak setara tetapi

proporsional karena gua lebih kuat, hitungannya setara. Atau

pakai solusi yang kedua, gua duduk, adik gua gua pangku. Ini

cewek mintanya kesetaraan gender, tapi giliran di kereta tempat

duduk cuma satu gua duduk dia berdiri, ngelihatin gua terus. Ya,

nggak gua kasih. Kan setara. Kalau mau, pakai solusi yang

kedua: elu gua pangku. Iya, nggak? Kalau elu gua pangku, ya

adik gua berdiri. Iya kan? Kalau masih nggak mau juga, ya

sudah silakan duduk, tapi elu pangku gua, ya adik gua berdiri

lagi. (Dzawin, show 10).

Hal yang dikritik pada wacana ini ihwal kesalahpahaman kaum perempuan

terhadap konsepsi kesetaraan gender. Hal ini ditunjukkan melalui tuturan Lagian

kesetaraan gender itu maksudnya apa sih? Setara itu kan artinya sama, padahal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

60

sama belum tentu proporsional, belum tentu pas. Tuturan ini mengimplikasikan

keraguan comic terhadap kaum perempuan dalam memahami esensi kesetaraan

gender.

Dalam ilustrasinya di atas: seorang wanita di kereta api yang tengah berdiri

karena tidak mendapatkan kursi kosong; wanita itu memandangi comic yang

sedang duduk bersama adiknya, dengan harapan comic mempersilakannya

menduduki kursi tersebut. Comic tidak memberikan kursinya untuk ditempati oleh

wanita tersebut karena: (1) ia memiliki hak untuk tetap menduduki kursi yang

sudah ditempatinya sejak awal; (2) ia merasa tidak adil jika ia harus berdiri karena

memberikan kursi yang didudukinya ditempati oleh wanita tersebut. Dengan kata

lain, wanita itu ingin berusaha mendapatkan haknya untuk menduduki kursi

tersebut dengan melanggar atau mengabaikan hak comic menempati kursi itu.

2.5.2 Profesi Perempuan

Wacana (36) mengandung kritikan terhadap profesi perempuan sebagai

pelacur.

(36) Gua resah banget, resah banget. Sebagai anak muda yang

religius, gua resah, sampai gua bela-belain survei tuh tempat.

Survei, serius gua survei. Gua masuk ke dalem ditawarin pakai

foto.

O1: Mau yang mana, Mas?

O2: Yang ini ajalah.

Kite masuk ke dalam kamar. Asyik nih. Jablaynya masuk.

O3: Bang.

O2: Iye.

O3: Mau mulai dari mana?

O2: Aduh, mulai dari mana. Neng muslim?

O3: Iya, Bang.

O2: Ya udah, kita mulai dari surat Al-Isra ayat 32. Wa la

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

61

taqrabuz zina. Janganlah kau mendekati zinah.

Ya Allah, tuh jablay bengong. Lima menit dia cabut.

O2: Eh, mau ke mana, loe?

O3: Ambil mukenah. (David, show 17).

Wacana (36) memuat kritikan dan ajakan comic terhadap wanita pelacur

untuk kembali menapaki laku sosial yang baik agar menjadi wanita yang salih.

Hal ini diungkapkan melalui tuturan Wa la taqrabuz zina. Janganlah kau

mendekati zinah. Tuturan tersebut merupakan nukilan sebuah ayat pada Al-Quran

yang berisi larangan bagi pemeluk Islam untuk berzinah.

Keresahan dan kepedulian comic untuk memartabatkan kembali kaum yang

dianggap amoral dan termarginalkan dalam struktur sosial masyarakat ini

didasarkan pada semangat religiusitas yang dimilikinya. Sebagai perbuatan

terlarang yang termaktub dalam kepercayaannya, comic ingin mencerahkan dan

menginsafkan kembali budi pekerti dan moral seorang perempuan penjaja

syahwat dengan memberikannya semangat spritualitas.

2.5.3 Kecemburuan yang Berlebihan

Wacana berikut berisi kritikan terhadap kecemburuan berlebihan perempuan

terhadap pasangan hidupnya.

(37) Betawi mah mohon maaf, bukannya kita nggak mau dandan.

Laki-bini di rumah sering berantem gara-gara dandan. Coba,

lakinya tadinya kagak rapi, rapi sedikit bininya nyap-nyap.

O1: Kampung mane yang baru ade jande?

Nyisir sedikit, bininya nyap-nyap, nyanyi.

O1: Biasanya tak pakai minyak wangi.

Lakinya marah.

O2: Eh, loe nyanyi kagak joget. Joget dong. Biasanya tak pakai

minyak wangi. (David, show 13).

Comic mengkritik sikap wanita Betawi yang sudah menikah yang sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

62

kali menaruh cemburu dan curiga berlebih kepada suaminya. Hal ini diungkapkan

melalui tuturan Coba, lakinya tadinya kagak rapi, rapi sedikit bininya nyap-nyap

dan Kampung mane yang baru ade jande.

Wacana ini bercerita tentang kehidupan sepasang keluarga Betawi yang

bertengkar karena sikap apriori dan skeptis istri terhadap sang suami. Adapun

keluarga yang dikisahkan ini diasumsikan sebagai representasi kehidupan

keluarga Betawi. Comic menuturkan, orang Betawi, khususnya pria, termasuk

tipikal masyarakat yang tidak suka berdandan dalam kehidupan sehari-harinya.

Kaum pria Betawi yang sudah berumah tangga enggan berpenampilan rapi dan

menarik karena selalui dicurigai, diomeli, dan disangka berselingkuh oleh

pasangannya.

Kepedulian para pria Betawi pada diri sendiri dan kehendak untuk

menyenangi sang istri dengan berpenampilan rapi, bersih, dan menarik bukan

hanya disalahartikan oleh para istri, namun juga sering kali berujung pada

pertengkaran keduanya. Sebagai laki-laki dan masyarakat Betawi, comic pun

resah dihadapkan pada kenyataan tersebut. Sindiran berupa ilustrasi yang

dikisahkan comic bermaksud untuk mengajak para wanita Betawi agar dapat

mengendalikan kebiasaan curiga dan gampang marah pada pasangannya serta

menghargai dan menghormati tindakan para suami yang berdandan jika memang

dimaksudkan untuk membahagiakan istrinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

63

2.5.3 Kesadaran Wanita Muslim untuk Berkerudung

Wacana (38) berikut ini memuat kritikan terhadap kesadaran wanita muslim

untuk mengenakan kerudung.

(38) Kalau menurut gua, kalau menurut gua, cewek cantik itu adalah

cewek yang dapat memantaskan dan melindungi dirinya sendiri.

Makanya gua suka banget sama cewek-cewek yang

berkerudung. Tapi, banyak yang bilang cewek yang

berkerudung itu kuno, nggak modern. Eh, kata siapa?

Sekarang banyak kok kerudung-kerudung modern yang udah

digaya-gayain. Hijabers kan, yang kerudungnya warna-warni,

dikasih bunga, tancepin batang singkong, pohon kelapa.

(Dzawin, show 10).

Comic mengkritik sikap wanita muslim yang enggan mengenakan kerudung.

Hal tersebut ditunjukkan dalam tuturan Tapi, banyak yang bilang cewek yang

berkerudung itu kuno, nggak modern.

Comic penutur wacana (38) adalah alumnus salah satu pondok pesantren

(ponpes) modern di Jawa Barat. Sebagai institusi pendidikan Islam, tata hidup dan

aturan di ponpes pun mengacu pada ajaran Islam. Beberapa contoh umum –yang

berkenaan dengan analisis wacana ini–, para para santri wanita wajib berkerudung

dan berpakaian tertutup serta secara aktif mempelajari ilmu agama dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wanita-wanita seperti ini pada

umumnya dicitrakan sebagai wanita yang salih. Sebagai bentuk pengamalan nilai-

nilai Islam dan kecintaan pada budi pekerti seperti yang dimiliki para santri

wanita, comic lantas menaruh hati pada wanita seperti itu, di antaranya yaitu yang

mengenakan kerudung.

Maraknya tren berbusana modern dan mutakhir ala negeri asing, membuat

kaum wanita, terutama kawula muda, terpincut untuk mengikutinya demi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

64

menunjang penampilan yang lebih cantik dan menarik, tanpa mempertimbangkan

kepantasannya dan kesesuaiannya dengan tradisi masyarakat Indonesia. Bagi

comic, hal ini bertentangan dengan nilai yang dianutnya. Comic beranggapan,

wanita, khususnya penganut ajaran Islam, akan terlihat cantik jika dapat

memantaskan dan melindungi dirinya sendiri, yakni dengan mengenakan

kerudung. Kerudung masa kini pun telah banyak diinovasi, modern, dan

disesuaikan dengan selera pemakai. Hal ini tentu saja dapat memikat hati para

wanita muslim untuk mengenakannya. Dengan demikian, para wanita muslim

tidak dapat lagi berkilah bahwa mengenakan kerudung memiliki kesan atau citra

wanita kolot.

2.6 Pertelevisian Indonesia

Televisi merupakan media komunikasi massa yang berperan sebagai

penyampai informasi dan sarana hiburan. Dewasa ini, banyak terdapat konten

siaran pada sejumlah media penyiaran televisi yang tidak mendidik, destruktif,

dan tidak aman bagi kelompok umur tertentu. Mengacu pada Pedoman Perilaku

Penyiaran yang diterbitkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia, tayangan televisi

harus dapat membina watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa serta

mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, media penyiaran dalam

menayangkan siaran harus mempertimbangkan penghormatan terhadap nilai

kesukuan, agama, dan ras, norma kesusilaan dan kesopanan, perlindungan

terhadap anak dan remaja, kepentingan publik, dan perlindungan kepada orang

dan kelompok masyarakat tertentu. Perhatikan beberapa wacana berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

65

(39) Waktu itu saya hampir ikut kontes nyanyi Factor X, tapi nggak

jadi. Soalnya yang dinilai bukan suaranya, tapi tampangnya.

Lihat aja Mika tuh ya. Mika itu cuma modal tampang cakep.

Coba kalo dia nggak cakep, pasti jelek. Pasti komentarnya kayak

gini, “Lagu kamu pernah dinyanyiin sama Once, tapi aku lebih

suka waktu kamu nyanyiinnya. Feel-nya lebih dapet.” Ini

bahaya kalau penontonnya itu kebawa ke kehidupan sehari-hari

gitu ya. Ada guru gitu, misal.

O1: Fatin, satu tambah satu berapa?

O2: Dua, Bu.

O1: Kemarin Tuti juga jawab seperti kamu, tapi saya lebih suka,

tapi saya lebih suka suka jawaban kamu ya. Feel-nya lebih

dapet. (Beni, show 1).

(40) Ini keresahan gua sebenarnya. Gua benci sama acara Dunia

dan Lain-lain. Ya, loe tahu lah acara itu ya. Ini gua benci

banget. Gua benci. Menurut gua, acara itu ngeselin karena

hanya menghasilkan pribadi-pribadi yang pemberani. Harusnya

dibikin lebih bermanfaat. Acara uji nyali menghasilkan pribadi-

pribadi yang pemberani, cerdas, tangkas, dan ceria. Jadi, bikin

acara uji nyali yang berfaedah dan edukatif. Jadi, nanti kalau ada

setan gitu nakut-nakutin, jadi berpendidikan.

O1: Oi ….

O2: Apa rumus pitagoras?

Atau, atau misalnya nanti kalau kesurupan ditanya-tanyanya

bisa lebih interaktif gitu.

O3: Oe….

O4: Namanya siapa, Pak?

O3: Joko.

O4: Oke, Mbah Joko, apa ibukota Indonesia?

O3: Sunda Kelapa.

O4: Salah. Jakarta.

O3: Eh, waktu saya masih hidup mah namanya Sunda Kelapa.

(Coki, show 5).

(41) Film-film di Indonesia tuh mendiskriminasikan orang timur

sebenarnya, teman-teman. Iya. Orang timur itu, misalkan kita

ambil contoh Iko Uwais gitu. Iko Uwais kalau mau main film

berperan jadi orang timur itu gampang. Tinggal jemur dia di

panas pakai baju merah, celana biru, sepatu hijo, goyang-goyang

bombastic, selesai. Selesai. Tapi, kalau orang timur mau jadi Iko

Uwais itu susah. Kalau pun main dengan Iko Uwais paling jadi

penjahat, tukang pukul, pegang parang, kemudian, “Hei, ko stop

tipu-tipu saya e.” (Abdur, show 16).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

66

Sasaran tutur pada ketiga wacana tersebut mengacu pada pertelevisian

Indonesia. Wacana (39) ditunjukkan dalam frasa Kontes nyanyi Faktor X. Tuturan

ini mengimplikasikan sebuah ajang pencarian bakat dalam bidang tarik suara

bernama X Factor yang ditayangkan di RCTI pada 2013 lalu. Wacana (40)

ditunjukkan melalui tuturan acara Dunia dan Lain-lain. Tuturan ini

mengimplikasikan sebuah acara uji nyali bertajuk (Masih) Dunia Lain yang

ditayangkan di Trans 7. Wacana (41) diungkapkan melalui tuturan Film-film di

Indonesia.

Hal yang dikritikkan kepada pertelevisian Indonesia adalah sebagai berikut.

Pertama, kualitas program televisi Indonesia. Kedua, jam tayang iklan. Ketiga,

diskriminasi peran keaktoran.

2.6.1 Kualitas Program

Wacana berikut memuat kritikan terhadap kualitas acara kompetisi

bernyanyi X Factor di RCTI.

(42) Waktu itu saya hampir ikut kontes nyanyi Factor X, tapi nggak

jadi. Soalnya yang dinilai bukan suaranya, tapi tampangnya.

Lihat aja Mika tuh ya. Mika itu cuma modal tampang cakep.

Coba kalo dia nggak cakep, pasti jelek. Pasti komentarnya kayak

gini, “Lagu kamu pernah dinyanyiin sama Once, tapi aku lebih

suka waktu kamu nyanyiinnya. Feel-nya lebih dapet.” (Beni,

show 1).

Wacana (43) mengandung kritikan atas kualitas acara (Masih) Dunia Lain di

Trans 7.

(43) Ini keresahan gua sebenarnya. Gua benci sama acara Dunia dan

Lain-lain. Ya, loe tahu lah acara itu ya. Ini gua benci banget.

Gua benci. Menurut gua, acara itu ngeselin karena hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

67

menghasilkan pribadi-pribadi yang pemberani. Harusnya

dibikin lebih bermanfaat. Acara uji nyali menghasilkan pribadi-

pribadi yang pemberani, cerdas, tangkas, dan ceria. Jadi, bikin

acara uji nyali yang berfaedah dan edukatif. Jadi, nanti kalau ada

setan gitu nakut-nakutin, jadi berpendidikan.

O1: Oi…, apa rumus pitagoras?

Atau, atau misalnya nanti kalau kesurupan ditanya-tanyanya

bisa lebih interaktif gitu.

O2: Oe….

O3: Namanya siapa, Pak?

O2: Joko.

O3: Oke, Mbah Joko, apa ibukota Indonesia?

O2: Sunda Kelapa.

O3: Salah. Jakarta.

O2: Eh, waktu saya masih hidup mah namanya Sunda Kelapa.

(Coki, show 5).

Wacana (44) berikut ini berisi kritikan terhadap kualitas iklan di Indonesia.

(44) Banyak iklan di Indonesia ini yang memicu kita untuk

nonton bola, tapi nggak ada satupun iklan di Indonesia yang

memacu kita untuk sholat tahajud. Bener nggak, sih? Iya,

nggak? Emang di sini ada yang pernah lihat iklan sholat tahajud

gitu? Nggak ada, kan? Seharusnya ada, men, kayak “Extra joss

susu jahe untuk menemani sholat tahajudmu”; atau “Kuku bima

religi”; atau “Jangan sholat tahajud tanpa kacang garudo”.

(Dzawin, show 11).

Pada wacana (42), comic mengkritisi kualitas ajang pencarian bakat dalam

bidang tarik suara X Factor Indonesia musim pertama yang ditayangkan stasiun

televisi RCTI pada 2013. Hal tersebut diungkapkan melalui tuturan Soalnya yang

dinilai bukan suaranya, tapi tampangnya. Tuturan ini mengimplikasikan

rendahnya kualitas kompetisi bernyanyi X Factor Indonesia tahun 2013. Sebagai

contoh, comic mempermasalahkan kemampuan bernyanyi Mika, kontestan ajang

tersebut, dan berasumsi jika keberadaan Mika dalam panggung pertunjukan

tersebut disebabkan bukan pada kepiawaiannya menarik perhatian juri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

68

penonton melalui kualitas suaranya, melainkan pada paras rupawan yang

dimilikinya. Berdasar pada dugaan ini, comic yang pada awalnya memiliki niat

mengikuti kontes itu, mengurungkan niatnya karena merasa tidak memiliki

tampang yang dapat memikat perhatian juri dan penonton untuk berkompetisi di

ajang tersebut.

Pada wacana (43), comic mengkritisi kualitas tayangan uji nyali bertajuk

Dunia dan Lain-lain. Nama acara ini mengimplikasikan sebuah acara bernama

(Masih) Dunia Lain yang ditayangkan di stasiun televisi Trans 7. Kritikan comic

ditandai melalui kalimat Acara itu ngeselin karena hanya menghasilkan pribadi-

pribadi yang pemberani. Tuturan ini mengimplikasikan opini comic perihal

minimnya nilai edukasi pada tayangan ini bagi para penonton.

(Masih) Dunia Lain menayangkan acara realitas yang bertemakan

supranatural. Acara ini menampilkan kegiatan para peserta dalam melakukan uji

nyali. Para peserta pun harus berbekal keberanian spiritual dan ragawi karena

akan ditempatkan dan dibiarkan sendiri di sebuah lokasi angker sepanjang malam

hingga fajar.

Wacana (43) bersifat satiris yang mengungkapkan keresahan comic pada

acara (Masih) Dunia Lain yang dianggapnya tidak bernilai edukatif, sebagaimana

tertuang dalam Bab VII Pasal 11 ayat (1) Pedoman Perilaku Penyiaran dan

Standar Program Siasaran: Lembaga penyiaran wajib memperhatikan

kemanfaatan dan perlindungan untuk kepentingan publik. Acara ini tidak hanya

gagal memuat nilai didaktis, namun juga dapat menciptakan ketakutan dan

kengerian publik. Oleh karena itu, dengan menimbang dan memperhatikan hak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

69

tahu atau pemenuhan informasi masyarakat, comic memberi solusi untuk

memperbaiki kualitas program tersebut. Secara implisit, anjuran dan ilustrasi

comic sebagai bentuk sindiran. Ilustrasi berupa dialog itu bermaksud untuk

menggambarkan betapa minimnya kualitas tayangan (Masih) Dunia Lain jika

ditilik dari parameter kebermanfaatannya bagi khayalak.

Di dalam wacana (44), comic mengkritisi tayangan iklan di televisi yang

hanya menampilkan konten produk barang dan jasa, tanpa memiliki pesan moral

tertentu pada masyarakat, misalnya ajakan beribadah. Imbasnya, kesadaran

masyarakat untuk menjalankan ibadah pun berkurang. Hal ini ditunjukkan pada

kalimat Banyak iklan di Indonesia ini yang memicu kita untuk nonton bola, tapi

nggak ada satupun iklan di Indonesia yang memacu kita untuk sholat tahajud.

Sebagai contoh, beberapa iklan produk makanan dan minuman ringan

mempersuasi masyarakat untuk lebih menyaksikan pertandingan sepak bola pada

dini hari atau subuh, alih-alih melaksanakan sholat tahajud (bagi pemeluk Islam).

Oleh karena itu, comic mengusulkan agar iklan di televisi harus dapat

menumbuhkan, mengajak, dan memicu kesadaran masyarakat untuk taat

beribadah.

2.6.2 Jam Tayang Iklan

Wacana di bawah ini memuat kritikan terhadap jam tayang iklan kondom di

Indonesia.

(45) Menurut gua, kondom itu nggak ada gunanya karena sudah

gagal memenuhi fungsinya untuk mencegah pertambahan

penduduk. Kenapa bisa gagal? Alasannya simpel: karena iklan

kondom ditaroh jam 1 malam. Ini yang mau nonton siapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

70

Setan? Ini mungkin makanya di zaman modern nggak ada lagi

film horor beranak dalam kubur, karena setannya udah pakai

kondom. (Coki, pre show 1).

Comic mengkritisi gagalnya promosi atau iklan penggunaan kondom,

sehingga berdampak pada tingginya pertumbuhan penduduk Indonesia. Hal

tersebut ditunjukkan dalam tuturan Kondom itu nggak ada gunanya karena sudah

gagal memenuhi fungsinya untuk mencegah pertambahan penduduk dan Karena

iklan kondom ditaroh jam 1 malam.

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari setiap

tahun. Menurut data yang dilansir Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) pada 2011, penduduk Indonesia dalam interval 2000 hingga

2010 bertambah 3,5 juta jiwa setiap tahunnya (http://nasional.kompas.com/read/

2011/07/13/2024416/Penduduk.Indo.Tambah.3.5.Juta.Jiwa.Per.Tahun).

Sementara itu, data sensus penduduk menurut Kementerian Dalam Negeri

menunjukkan, pada 2010 jumlah penuduk Indonesia menyentuh angka 237 juta

jiwa, sementara pada 2015 mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu

sebanyak 252 juta jiwa penduduk (https://m.tempo.co/read/news/2016/

01/14/173736151/tiap-tahun-penduduk-indonesia-bertambah-3-juta-orang).

Pengendalian laju pertumbuhan ini sebagai salah satu dampak dari

minimnya minat penggunaan alat kontrasepsi oleh masyarakat, di samping

meningkatnya jumlah pasangan usia muda. Hal ini jugalah yang diyakini oleh

comic. Menurutnya, promosi penggunaan kondom melalui iklan di televisi tidak

menjangkau atau merangkum masyarakat secara luas karena minimnya jumlah

penonton televisi pada jam tayang iklan tersebut. Iklan kondom yang ditayangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

71

pada jam tayang utama (prime time) bersifat lebih promotif dan persuasif karena

mendapatkan perhatian masyarakat (penonton) lebih banyak. Penayangan iklan

kondom pada malam hari memang didasarkan pada regulasi –yang menyangkut

norma kesopanan, norma kesusilaan, dan kewajiban perlindungan dan

pemberdayaan anak dan remaja dari produk yang diiklankan– yang ditetapkan

oleh Komisi Penyiaran Indonesia melalui Pedoman Perilaku Penyiaran dan

Standar Program Siaran.

2.6.2 Diskriminasi Peran Keaktoran

Wacana (46) berisi kritikan terhadap diskriminasi peran aktor Indonesia

Timur dalam karya sinematografi Indonesia.

(46) Film-film di Indonesia tuh mendiskriminasikan orang

Timur sebenarnya, teman-teman. Iya. Orang timur itu,

misalkan kita ambil contoh Iko Uwais gitu. Iko Uwais kalau

mau main film berperan jadi orang timur itu gampang. Tinggal

jemur dia di panas pakai baju merah, celana biru, sepatu hijo,

goyang-goyang bombastic, selesai. Selesai. Tapi, kalau orang

timur mau jadi Iko Uwais itu susah. Kalau pun main dengan Iko

Uwais paling jadi penjahat, tukang pukul, pegang parang,

kemudian, “Hei, ko stop tipu-tipu saya e.” (Abdur, show 16).

Comic mengkritik karya-karya sinematografi Indonesia yang

mendiskreditkan orang-orang Timur karena sering kali melakoni peran-peran

subversif. Hal ini ditunjukkan melalui kalimat (1) Film-film di Indonesia tuh

mendiskriminasikan orang timur sebenarnya dan (2) Kalau pun main dengan Iko

Uwais paling jadi penjahat, tukang pukul, pegang parang. Terminologi „orang

Timur‟ mengacu pada masyarakat Indonesia yang berasal dari wilayah geografis

Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

72

Sebagai salah satu contoh, comic menyebutkan lakon antagonis seorang

aktor bernama Alfridus Godfred –yang merupakan orang timur– dalam sebuah

film laga berjudul The Raid. Hal tersebut diungkapkan melalui tuturan Hei, ko

stop tipu-tipu saya e yang merupakan penggalan dialog Alfridus Godfred dalam

film The Raid. Aktor itu melakoni peran sebagai salah seorang gangster. Serupa

dengan Alfridus Godfred, dalam film-film laga, aktor-aktor timur (aktor yang

berasal dari Indonesia Timur) lain pun banyak yang melakoni peran sebagai tokoh

antagonis, sebuah peran yang diantaranya identik dengan kekerasan, sehingga

menjauhkan tokoh dari simpati dan empati penonton.

2.7 Pedangdut Wanita

Dewasa ini, pertunjukan musik dangdut kian marak ditayangkan di televisi-

televisi lokal dan nasional, serta situs web berbagi video YouTube. Dangdut begitu

dekat dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Nahasnya, sejak dua windu terkini,

pertunjukan dangdut sering kali berbenturan dengan nilai normatif masyarakat.

Busana dan aksi panggung bernuansa erotis dijadikan produk jualan utama

sebagian besar pedangdut. Sebagai tontonan dan simbol kesenian rakyat,

pedangdut tersebut perlu dikritisi agar menghidupkan kembali nilai-nilai estetika

dan etika musik dangdut yang telah mengalami pembiasan sejak awal 2000-an –

yang sangat identik dengan goyangan pantat. Perhatikan wacana berikut.

(47) Dangdut yang sekarang itu lebih mementingkan goyangan

daripada lagu. Teman-teman ada yang tahu lagunya Zaskia?

Tidak tahu. Kita tahunya dia goyang itik. Teman-teman tahu

lagunya Inul Daratista? Tidak tahu. Kita tahunya dia goyang

ngebor. Teman-teman tahu lagunya Angel Elga? Tidak tahu.

Kita tahunya dia mantan Rhoma Irama. (Abdur, show 15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

73

Sasaran tutur pada wacana (47) mengacu pada seniman dangdut. Hal

tersebut ditunjukkan melalui tuturan Zaskia, Inul Daratistata, dan Angel Elga.

Nama-nama tersebut menjadi representasi dari ciri musik dangdut dan biduannya

pada masa kini. Adapun hal yang dikritikkan kepada pedangdut wanita generasi

terkini yakni perihal rendahnya musikalitas mereka.

2.7.1 Musikalitas

Wacana (48) memuat kritikan terhadap musikalitas pedangdut wanita masa

kini.

(48) Dangdut yang sekarang itu lebih mementingkan goyangan

daripada lagu. Teman-teman ada yang tahu lagunya Zaskia?

Tidak tahu. Kita tahunya dia goyang itik. Teman-teman tahu

lagunya Inul Daratista? Tidak tahu. Kita tahunya dia goyang

ngebor. Teman-teman tahu lagunya Angel Elga? Tidak tahu. Kita

tahunya dia mantan Rhoma Irama. (Abdur, show 15).

Comic mengeluhkan karya musik seniman dangdut masa kini yang lebih

identik dengan goyangannya, alih-alih lagu-lagunya. Hal ini ditunjukkan melalui

kalimat Dangdut yang sekarang itu lebih mementingkan goyangan daripada lagu.

Tuturan ini mengimplikasikan penjelasan berikut ini.

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik Indonesia. Merunut

pada sejarahnya, dangdut adalah musik popular tradisional yang sebagian berasal

dari musik Hindustan, Melayu, dan Arab. Musik dangdut mengalami transformasi

menjadi kontemporer pada tahun akhir 1960-an. Rhoma Irama yang pertama kali

memperkenalkan dan menyebarluaskan musik dangdut kepada masyarakat

Indonesia (https://id.wikipedia.org/wiki/Dangdut ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

74

Lagu-lagu yang digubahnya identik dengan nafas religi hingga bernuansa

kritis, baik yang ditujukan kepada khayalak maupun bagi para penguasa negeri.

Para pedangdut lain pada masa itu pun satu per satu bermunculan dan meramaikan

jagat hiburan tanah air. Lambat laun, lagu dangdut pun menjadi sangat populer di

tengah masyarakat. Dua unsur pokok yang dijunjung dan menjadi karakteristik

pedangdut pada masa itu: etika dan estetika.

Keberadaan musik dangdut dalam khazanah panggung hiburan Nusantara

masih terus terjaga hingga kini. Nahasnya, comic berpandangan, dangdut yang

diperkenalkan dan dibawakan oleh generasi 2000-an sangat kontradiktif dengan

karya-karya para seniman yang mendahuluinya. Para seniman dangdut era 2000-

an dianggap membiaskan dan mengaburkan esensi dari seni yang mereka

bawakan, sehingga secara ironis publik lebih mengenal mereka karena

goyangannya, alih-alih lagu yang mereka lantunkan. Sebut saja Inul Daratista

yang lebih dikenal karena goyang ngebor, Zaskia Gotik yang termahsyur akibat

goyangan itiknya, dan lain sebagainya. Sementara itu, pedangdut Angel Elga

terkenal karena hubungan asmaranya dengan Rhoma Irama.

2.8 Orangtua

Pola asuh orangtua dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Sebagai contoh, kebiasaan para orangtua yang memberi represi dan

memaksakan kehendaknya terhadap anak untuk menggeluti bidang ilmu tertentu,

tanpa menimbang tingkat kercerdasan, minat, dan bakat sang anak, sering kali

dapat membebani dan mengganggu perkembangan anak. Pendidikan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

75

pembimbingan, dan pengasuhan yang baik kepada anak menjadi sangat penting

agar kelak dapat menjadi bekal sang anak untuk menjalani kehidupannya pada

masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan sikap kritis untuk membantu

mengkonstruksi perilaku orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak.

Perhatikan beberapa wacana di bawah ini.

(49) Orangtua sekarang itu masih banyak yang berpikir bahwa anak

yang cerdas adalah anak yang pintar matematika, sedangkan

anak yang pintar di bidang lain itu enggak dibilang cerdas.

Sekarang gini, untuk orang-orang yang tidak mencintai

matematika, buat apa loe belajar matematika terlalu dalam.

Ingat, men, loe belajar matematika dari SD sampai SMA

persamaan linear dua variable enggak kepakai pas loe lagi beli

siomay. Ya kan? Ya kali gitu beli siomay.

O1: Bang, beli siomay. Bang, kalau siomay 1, tahunya 3 kan

tiga ribu. Kalau siomay 2, tahunya 5 kan lima ribu.

Berapakah harga satu siomay?

Ya, enggak gitu, kan? (Dzawin, show 8).

(50) Sampai sekarang masih banyak orangtua yang berpikir, anak

yang mendalami hobinya itu, itu nggak baik, orangtua nggak

senang. Karena banyak orangtua sekarang berpikir bahwa anak

SD lebih baik pintar matematika, anak SMP pintar fisika dasar,

anak SMA pintar kimia, mahasiswa pintar dialektika. Kalau

semua orang beranggapan seperti itu, terus bidang-bidang lain

siapa yang mau ngisi? Siapa yang mau ngisi? Ya, diisi sama

anak yang dulunya dianggap bodoh di sekolah yang bahkan

nggak naik kelas dua kali: Pras Teguh. Bidang lain mau diisi

sama siapa? Anak pinggiran, anak Betawi pinggiran yang

dulunya tukang ojek? Yang kalau omong apa-apa nyai, apa-apa

nyai. Bidang lain mau diisi sama siapa? Sama anak pesisir timur

yang datang ke Malang buat belajar, dan ketika datang ke

Jakarta, masuk hotel ngelihat air langsung teriak, “Eh, Dzawin,

Dzawin, sumber air su dekat.” Ya kan? Dan bidang lain mau

diisi sama siapa? Bidang lain diisi sama anak pesantren yang

dulunya hanya bisa dianggap hanya bisa ngaji dan ceramah,

padahal nggak bisa dua-duanya. (Dzawin, show 15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

76

Sasaran tutur pada kedua wacana tersebut mengacu pada orangtua. Wacana

(49) ditunjukkan melalui kata Orangtua. Wacana (50) diungkapkan melalui kata

Orangtua. Adapun hal yang dikritikkan kepada orangtua adalah pola asuh

terhadap anak.

2.5.1 Pola Asuh terhadap Anak

Wacana berikut memuat kritikan terhadap pola asuh terhadap anak.

(51) Orangtua sekarang itu masih banyak yang berpikir bahwa

anak yang cerdas adalah anak yang pintar matematika,

sedangkan anak yang pintar di bidang lain itu enggak

dibilang cerdas. Sekarang gini, untuk orang-orang yang tidak

mencintai matematika, buat apa loe belajar matematika terlalu

dalam. Ingat, men, loe belajar matematika dari SD sampai SMA

persamaan linear dua variable enggak kepakai pas loe lagi beli

siomay. Ya kan? Ya kali gitu beli siomay.

O1: Bang, beli siomay. Bang, kalau siomay 1, tahunya 3 kan

tiga ribu. Kalau siomay 2, tahunya 5 kan lima ribu.

Berapakah harga satu siomay?

Ya, enggak gitu, kan? (Dzawin, show 8).

Wacana (52) mengandung kritikan atas pola asuh terhadap anak.

(52) Sampai sekarang masih banyak orangtua yang berpikir, anak

yang mendalami hobinya itu, itu nggak baik, orangtua nggak

senang. Karena banyak orangtua sekarang berpikir bahwa

anak SD lebih baik pintar matematika, anak SMP pintar

fisika dasar, anak SMA pintar kimia, mahasiswa pintar

dialektika. Kalau semua orang beranggapan seperti itu, terus

bidang-bidang lain siapa yang mau ngisi? Siapa yang mau ngisi?

Ya, diisi sama anak yang dulunya dianggap bodoh di sekolah

yang bahkan nggak naik kelas dua kali: Pras Teguh. Bidang lain

mau diisi sama siapa? Anak pinggiran, anak Betawi pinggiran

yang dulunya tukang ojek? Yang kalau omong apa-apa nyai,

apa-apa nyai. Bidang lain mau diisi sama siapa? Sama anak

pesisir timur yang datang ke Malang buat belajar, dan ketika

datang ke Jakarta, masuk hotel ngelihat air langsung teriak, “Eh,

Dzawin, Dzawin, sumber air su dekat.” Ya kan? Dan bidang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

77

mau diisi sama siapa? Bidang lain diisi sama anak pesantren

yang dulunya hanya bisa dianggap hanya bisa ngaji dan

ceramah, padahal nggak bisa dua-duanya. (Dzawin, show 15).

Pada wacana (51), comic mengeluhkan sikap dan perilaku orangtua dalam

mengasuh dan menumbuhkembangkan kecerdasan anaknya, seperti memaksakan

kecerdesan dan minat anak pada bidang tertentu, misalnya matematika. Hal

tersebut ditunjukkan melalui tuturan Orangtua sekarang itu masih banyak yang

berpikir bahwa anak yang cerdas adalah anak yang pintar matematika,

sedangkan anak yang pintar di bidang lain itu enggak dibilang cerdas.

Seperti yang dilansir Kompas.com (3/10/15), disebutkan bahwa ada delapan

jenis kecerdasan anak. Kecerdasan itu meliputi word smart (kecerdasan

linguistik), number smart (kecerdasan logika atau matematis), self smart

(kecerdasan intrapersonal), people smart (kecerdasan interpersonal), music smart

(kecerdasan musikal), picture smart (kecerdasan spasial), body smart (kecerdasan

kinetik), dan nature smart (kecerdasan naturalis) (http://health.kompas.com/read/

2015/10/03/174041923/8.Jenis.Kecerdasan.Anak.dan.Cara.Mengembangkannya).

Setiap anak dapat memiliki tipe-tipe kecerdasan yang berbeda atau

menonjol pada kecerdasan tertentu. Berkenaan dengan hal ini, comic mengimbau

para orangtua agar tidak membabaskan anaknya pada bidang yang tidak sesuai

dengan kecerdasannya. Misalnya, anak-anak yang barangkali tidak meminati dan

membakati bidang matematika, namun dipaksa oleh orangtuanya untuk menekuni

bidang tersebut agar sang anak (dianggap atau menjadi) cerdas. Perkembangan

kecerdasan anak tidak saja terganggu, kebermanfaatan pengetahuan atau yang

dimiliki oleh sang anak pun menjadi tidak berguna dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

78

Parameter kecerdasan seseorang tidak hanya dapat diukur berdasarkan

kecakapannya dalam bidang matematika. Tugas orangtua adalah mengenali dan

membantu mengembangkan kecerdasan apapun yang dimiliki anaknya.

Pada wacana (52), comic mengkritisi pola asuh para orangtua yang

menuntut anaknya untuk menekuni bidang eksakta dan menentang minat dan

bakat anak dalam bidang lain. Hal tersebut ditunjukkan melalui tuturan Banyak

orangtua sekarang berpikir bahwa anak SD lebih baik pintar matematika, anak

SMP pintar fisika dasar, anak SMA pintar kimia, mahasiswa pintar dialektika.

Sikap tersebut dapat mendiskreditkan bidang lain serta anak yang

membakati atau meminati bidang lain tersebut. Comic mencontohkan dirinya dan

ketiga comic SUCI 4: Pras Teguh, David Nurbianto, dan Abdur Arsyad. Oleh

karena ketiganya, kecuali Abdur Arsyad –ketika itu sedang menempuh program

Magister Matematika– tidak berbekal kecerdasan matematis, lantas dianggap

bodoh, lalu terpaksa menekuni bidang keilmuan lain.

Kecerdasan itu bersifat majemuk. Setiap anak dilahirkan dengan kecerdasan,

bakat, dan minat yang beragam. Dengan demikian, tolok ukur kecerdasan anak

pun tidak hanya mengacu pada satu jenis kecerdasan atau bidang tertentu, dalam

hal ini kecerdasan logika atau matematis, sebagaimana pandangan umum

masyarakat yang diyakini oleh para orangtua. Guna mendukung pertumbuhan dan

perkembangan anak, orangtua tidak hanya harus mengetahui kecerdasan, bakat,

dan minat anaknya; orangtua juga harus membantu dan memfasilitasi anaknya

untuk menunjang kecerdasan, bakat, dan minat tersebut. Dengan demikian,

keberagaman bidang-bidang keilmuan dalam pendidikan formal, pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

79

informal, dan pendidikan nonformal pun untuk mengakomodasi berbagai macam

kompetensi setiap anak.

2.9 Masyarakat Lokal

Setiap daerah di Indonesia memiliki bentuk persoalan yang berbeda dan

beragam. Tidak sedikit di antaranya berakar pada perilaku masyarakat. Misalnya,

pengentasan masalah banjir di beberapa kota-kota besar mengalami stagnansi,

yang di antaranya disebabkan oleh rendahnya kepedulian masyarakat untuk

menjaga kebersihan drainase, sungai, dan waduk. Oleh karena itu, agar

terciptanya lingkungan hidup dan sosial yang aman dan nyaman, diperlukan sikap

kritis oleh siapa saja untuk mengingatkan dan menyadarkan masyarakat untuk

memiliki kepedulian dan kecintaan pada lingkungan tempatnya berada, baik

dalam hubungannya dengan alam maupun dengan sesama manusia. Perhatikan

wacana-wacana di bawah ini.

(53) Di sini ada yang tahu tanjidor? Tanjidor itu musik asli Betawi

sejak tahun 1918. Nggak cuma musiknya yang tua, pemainnya

juga. Ini anak mudanya pada kemane? Loe kagak cukup

naroh aki-aki buat adzan subuh? Ini aki-aki kasihan. Pagi

adzan subuh, siang main tanjidor, ini Maghrib masih hidup sujud

syukur. (David, show 2).

(54) (Lagu: Buang sampah ke dalem kali. Kalo banjir, setenge mati).

Stop! Banjir setenge mati. Jakarta banjir salah siapa? Salah

kite. Tempat air loe tempatin. Zaman dulu Pitung bisa jalan di

air itu sakti. Salah. Pitung visioner. Zaman sekarang nemu orang

jalan di air mah banyak. Saban banjir kita jalan di air. Saktian

kita ama Pitung. Jalan di airnya rutin setahun sekali. (David,

show 14).

(55) Orang Betawi mah kenal pelem dari layar tancap. Untung

penonton layar tancap ini tertib, gelar koran, baris rapi, kagak

kayak nonton dangdut: rusuh. Yang nonton lulusan SSB,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

80

Sekolah Senggol Bacok. Senggol dikit berantem. Kita lagi joget

enak-enak. Ya elah.

O1: (disenggol) Woi...! Anak mana loe?

O2: Anak elu! Pulang, Pa! Emak nyariin ono. (David, show 5).

Sasaran tutur pada ketiga wacana tersebut mengacu pada masyarakat lokal.

Wacana (53) ditunjukkan dalam tuturan Anak mudanya dan Loe kagak cukup

naroh aki-aki buat adzan subuh. Tuturan ini mengimplikasikan kaum muda

Betawi sebagai sasaran kritik comic. Wacana (54) ditandai melalui tuturan Jakarta

banjir salah siapa? Salah kite. Tuturan ini mengimplikasikan masyarakat Jakarta

sebagai sasaran kritik. Wacana (55) diungkapkan melalui tuturan kagak kayak

nonton dangdut dan Yang nonton SSB, Sekolah Senggol Bacok. Tuturan ini

mengimplikasikan masyarakat penonton pertunjukan dangdut. Adapun kelompok

masyarakat ini identik dengan tindakan kekerasan saat sedang menyaksikan

pertunjukan musik dangdut.

Hal yang dikritikkan kepada masyarakat lokal adalah sebagai berikut.

Pertama, sikap apatis pemuda Betawi pada kesenian tanjidor. Kedua, kesadaran

masyarakat Jakarta dalam penanganan banjir. Ketiga, perilaku penonton dangdut.

Keempat, stigma buruk masyarakat terhadap orang kurus.

2.9.1 Sikap Apatis Pemuda Betawi pada Tanjidor

Wacana (56) berikut memuat kritikan terhadap sikap apatis pemuda Betawi

pada kesenian tanjidor.

(56) Di sini ada yang tahu tanjidor? Tanjidor itu musik asli Betawi

sejak tahun 1918. Nggak cuma musiknya yang tua, pemainnya

juga. Ini anak mudanya pada kemane? Loe kagak cukup

naroh aki-aki buat adzan subuh? Ini aki-aki kasihan. Pagi adzan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

81

subuh, siang main tanjidor, ini Maghrib masih hidup sujud

syukur. (David, show 2).

Comic mengkritisi sikap ketidakpedulian anak muda Betawi pada kesenian

tanjidor. Hal tersebut diterangkan melalui tuturan Ini anak mudanya pada kemane.

Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi berbentuk orkes. Tanjidor

umumnya dipakai pada perhelatan masyarakat Betawi, seperti mengiringi

pengantin atau pesta cap gomeh di kalangan Cina Betawi (https://id.wikipedia.

org/wiki/Tanjidor). Pemain tanjidor ini umumnya berasal dari kelompok

masyarakat Betawi yang sudah memasuki usia senja. Demikian pun dengan para

penikmatnya.

Sejak pertama kali muncul pada tahun 1918, tanjidor berkembang menjadi

salah satu kesenian yang digandrungi oleh masyarakat Betawi. Bersama ondel-

ondel, tanjidor menjadi ikon dan identitas kultur masyarakat Betawi. Nahasnya,

dewasa ini kebudayaan ini tengah mengalami situasi yang muskil. Eksistensi

tanjidor dalam khazanah kebudayaan Betawi mengalami dekadensi: mulai

ditinggalkan dan dilupakan. Meregenerasi seniman gaek tanjidor dengan kaum

muda sebagai usaha konservatif agar menjadi budaya sintas pun mengalami

kendala. Comic menyayangkan mentalitas dan inisatif anak muda Betawi yang

acuh tak acuh pada kesenian tersebut. Tidak hanya itu, aktivitas keagamaan dalam

lingkungan masyarakat Betawi, seperti shalat-shalat di tempat ibadah sering kali

dikumandangkan oleh tetua-tetua masyarakat Betawi, alih-alih para kawula

mudanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

82

2.9.2 Kesadaran Masyarakat Jakarta dalam Penanganan Banjir

Wacana di bawah ini memuat kritikan terhadap kesadaran masyarakat

Jakarta dalam penanganan banjir.

(57) (Lagu: Buang sampah ke dalem kali. Kalo banjir, setenge

mati). Stop! Banjir setenge mati. Jakarta banjir salah siapa?

Salah kite. Tempat air loe tempatin. Zaman dulu Pitung bisa

jalan di air itu sakti. Salah. Pitung visioner. Zaman sekarang

nemu orang jalan di air mah banyak. Saban banjir kita jalan di

air. Saktian kita ama Pitung. Jalan di airnya rutin setahun sekali.

(David, show 14).

Hal yang dikritikkan comic ditandai melalui tuturan Buang sampah ke

dalem kali dan Tempat air loe tempatin. Tuturan Buang sampah ke dalem kali

mengimplikasikan rendahnya kesadaran dan ketertiban masyarakat Jakarta dalam

menjaga kebersihan lingkungan alam. Tuturan Tempat air loe tempatin

mengimplikasikan Jakarta sebagai kawasan yang rentan terhadap genangan air.

Nahasnya, kesadaran masyarakat pun terbilang rendah, sehingga masih banyak

masyarakat yang tetap menempati kawasan ini.

Merunut pada aspek historis dan geologisnya, permasalahan banjir dan

genangan air di Jakarta telah berlangsung lama sejak zaman pemerintahan

Kolonial Belanda, dan penanganannya pun hingga kini tidak kunjung usai.

Sebagian daratan pada kawasan Jakarta juga merupakan dataran rendah yang pada

zaman dulu merupakan rawa-rawa yang dikepung banyak sungai. Rawa-rawa itu

dikeringkan dan dijadikan hunian. Akibatnya, kawasan untuk resapan air justru

mengirim lebih banyak air permukaan ke Jakarta. Kedudukan permukaan tanah di

Jakarta juga mengalami penurunan pada kisaran 4-20 sentimeter per tahun.

(http://sains.kompas.com/read/2013/01/18/9141229/Bagi.Jakarta.Banjir.Seolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

83

Menjadi.Takdir).

Menilik pada realitas ini, comic pun mengungkapkan bahwa Jakarta

memang merupakan kawasan genangan air dan masyarakat Jakarta terlalu

gegabah untuk menempati daerah tersebut.

2.9.3 Perilaku Penonton Dangdut

Wacana (58) berisi kritikan terhadap perilaku kasar penonton dangdut.

(58) Orang Betawi mah kenal pelem dari layar tancap. Untung

penonton layar tancap ini tertib, gelar koran, baris rapi. Kagak

kayak nonton dangdut: rusuh. Yang nonton lulusan SSB,

Sekolah Senggol Bacok. Senggol dikit berantem. Kita lagi

joget enak-enak. Ya elah.

O1: (disenggol) Woi...! Anak mana loe?

O2: Anak elu! Pulang, Pa! Emak nyariin ono. (David, show 5).

Comic mengeluhkan tabiat penonton konser dangdut yang identik dengan

perkelahian saat menyaksikan pertunjukan dangdut. Implikasi kebanalan penonton

dangdut tersebut ditunjukkan melalui tuturan Kagak kayak nonton dangdut:

rusuh. Yang nonton lulusan SSB, Sekolah Senggol Bacok. Senggol dikit berantem.

Prevalensi kerusuhan dalam konser dangdut terus terjadi. Kegaduhan itu

akibat sifat eksplosif serta tingginya antusiasme dan dinamika pentonton –karena

harus bergoyang saat menikmati dendangan lagu– sehingga sentuhan atau gesekan

antarpenonton pun menjadi hal yang mutlak, terutama jika sebelumnya sudah

menenggak minuman keras dan sedang di bawah pengaruhnya. Senggolan itu pun

sering kali dianggap sebagai tindakan intimidatif dan provokatif. Perkelahian

hingga kerusuhan pun sering kali tidak terhindarkan.

Berikut ini adalah salah satu contoh kasus kerusuhan dalam konser dangdut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

84

Detik.com (28/8/12) mengabarkan, dua kelompok pemuda di Desa Karangtawar,

Kecamatan Laren, Lamongan Jawa Timur terlibat tawuran saat konser musik

dangdut dalam rangka memperingati HUT ke-67 RI, Senin (27/8) sore. Tawuran

dipicu saling ejek antarkelompok pemuda hingga terjadi aksi saling lempar

(http://tv.detik.com/readvideo/2012/08/28/092238/120828019/ 080609680/ rusuh-

konser-dangdut).

Comic mengimbau para penonton dangdut untuk mencontoh laku para

penonton layar tancap. Ketertiban dan kerapian adalah yang hal yang dijunjung

penonton layar tancap untuk menciptakan situasi yang aman dan nyaman saat

menikmati tontonan yang disajikan.

2.9.4 Tingkah Laku Pelajar Bintaro

Wacana (59) berikut memuat kritikan atas tingkah laku pelajar Bintaro.

(59) Nih ya, gua kasih tahu. Anak-anak Cilincing tekun-tekun,

maksudnya nurut, nggak kayak di daerah gua, Masya Allah,

anak sekolahnya bandel bener. Anak kecil di sekolahan gue,

cewek-ceweknya kalau nongkrong pakai baju you can see. Ya

Allah, kita gerah kalau ngelihatin yang kayak gitu, you can see.

Kita samperin; kita omelin.

O1: Neng, mohon maaf nih. Kenape pakai baju you can see?

O2: Bang, mohon maaf nih Bang. Aye mendingan pakai baju

you can see daripada you can touch.

Ya Allah gue kesel, gua marahin.

O1: Eh, anak sape loe? Pulang sono!

O2: Ngapain, Bang?

O1: Ganti you can touch. (David, show 7)

Comic penutur wacana (59) adalah David, yang berasal dari Bintaro, Jakarta

Selatan. Wacana di atas disampaikannya di hadapan para siswa SMAN 52 Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

85

di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Sasaran kritik comic adalah pelajar Bintaro,

yang ditandai melalui tuturan nggak kayak di daerah gua, Masya Allah, anak

sekolahnya bandel bener.

Hal yang dikritik pada wacana ini adalah perihal tingkah laku pelajar

Bintaro. Kritikan tersebut ditunjukkan melalui tuturan Anak kecil di sekolahan

gue, cewek-ceweknya kalau nongkrong pakai baju you can see. Adapun tuturan

pada frasa baju you can see mengimplikasikan masalah tingkah laku pelajar yang

dimaksud, karena merunut pada konteks etika sosial, baju you can see atau baju

tanpa lengan dianggap tidak memenuhi kaidah kesopanan.

2.9.5 Stigma Masyarakat terhadap Orang Kurus

Wacana berikut ini memuat kritikan atas stigma masyarakat terhadap orang

kurus.

(60) Selain diejek kecil, saya juga sering diejek kurus. Dan orang-

orang itu melihat orang kurus itu cacingan. Tapi. Betulan, itu

salah. Itu pendapat yang salah. Itu pendapat yang salah.

Hilangkan. Orang kurus itu ndak cacingan. Orang kurus itu ndak

cacingan. Tunggu dulu, kenapa gatal pantatku? (Sri, pre show 1).

Comic mengkritisi pandangan masyarakat bahwa orang kurus identik

dengan penyakit cacingan. Implikasi kritikan ini ditandai melalui tuturan Orang-

orang itu melihat orang kurus itu cacingan. Tuturan ini juga mengimplikasikan

comic penutur wacana ini merupakan penderita cacingan karena bertubuh kurus.

Cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing. Gejala umum

yang terlihat secara kasat mata pada penderita cacing biasanya badan (menjadi)

kurus dan perut membuncit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

86

Comic memiliki ukuran tubuh yang kurus. Akibatnya, ia tidak hanya diejek

kurus; ia juga selalu disangka sebagai penderita cacingan. Dengan tegas, comic

menampik sangkaan itu. Pada dasarnya, orang kurus disebabkan oleh berbagai

macam hal, bukan karena cacingan semata. Tuturan comic bermaksud untuk

memperbaiki cara pandang masyarakat dengan tidak menaruh sikap apriori

terhadap orang kurus.

Nahasnya, setelah comic menyatakan dirinya bebas dari penyakit cacingan,

ia justru mengungkapkan tuturan Tunggu dulu, kenapa gatal pantatku? Tuturan

ini mengimplikasikan comic ternyata penderita cacingan. Adapun gejala lainnya

yang dirasakan penderita penyakit ini adalah gatal-gatal di sekitar area dubur. Hal

ini juga berarti penonton telah dibohonginya. Akan tetapi, tanpa mengaburkan

sikap kritis comic, tuturan pada akhir wacana ini pun hanya pretensi comic untuk

menciptakan efek humor bagi penonton.

2.10 Masyarakat Luas

Masyarakat Indonesia sering kali dikepung oleh persoalan kolektif.

Rendahnya kepekaan dan kepedulian social serta tingkat akses informasi

masyarakat yang minim adalah beberapa penyebab masalah bersama tersebut.

Penyelesaian setiap masalah ini pun harus dilakukan secara bersama-sama oleh

masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap kritis untuk

mengingatkan, menyadarkan, dan menggerakkan masyarakat untuk bahu-

membahu mengentaskannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

87

(61) Jadilah pemilih yang kritis. Gampang belajar kritis mah ama

komentator bola tarkam. Ada yang tahu? Antarkampung. Ini

komentator kritis banget. Dia ngenalin pemain nggak cuma

namanya. Dia kenal nama sama aibnya.

O1: Nomor punggung sepuluh, Zaenudin. Wah, ini bininya tiga

nih.

O1: Nomor punggung duapuluh, Bambang. Ya elah Bambang,

cieh abis ketahuan selingkuh. (David, show 6).

(62) Saya tuh lagi kesel banget sama orang-orang yang main

handphone. Orang zaman sekarang itu lebih senang ngobrol di

aplikasi messenger daripada ngomong di kehidupan nyata.

Kayak saya itu punya temen-temen saya yang merantau ke

mana-mana itu punya grup What‟s Ap. Itu kalau ngobrol di grup

What‟s Ap itu seru banget. “Eh, nanti kita kalau ketemu, kita

ngobrol bareng, ya. Kita ngopi bareng. Kita berenang di langit.”

Tapi kalau pas ketemu langsung, semuanya pada main

handphone, What‟s Ap-an gitu kan.

O1: Dzi, aku minta jus kamu dong.

O2: Ya elah, tinggal minta langsung aja kali. Ngapain lewat

What‟s Ap?

O1: Oke, Dzi.

O1: Dzi, cek What‟s Ap. (Hifdzi, show 9).

(63) Tapi gitu, gue ngelihat tenaga kesehatan dan dokter di

Indonesia kurang dihargai. Yang klise aja nih ya, misalnya

habis operasi, “Bapak, operasinya berhasil.” “Terima kasih,

Tuhan.” Tapi, kalau kejadiannya lain. “Bapak, kami telah

berusaha, tapi anak Bapak tidak bisa selamat dalam operasi ini.”

“Dokter melakukan malpraktek! Dokter melakukan

malpraktek!” Tuh. Kalau berhasil, yang diterimkasihin Tuhan;

kalau gagal yang disalahi dokter. Mungkin orang-orang lupa,

tangan Tuhan bekerja lewat siapa. Maradona, tangan Tuhan.

(Liant, show 6).

Sasaran tutur pada ketiga wacana tersebut mengacu pada masyarakat luas.

Wacana (61) diungkapkan melalui tuturan Jadilah pemilih yang kritis. Tuturan ini

mengimplikasikan masyarakat umum yang memiliki hak memilih pada Pemilihan

Legislatif dan Pemilihan Presiden pada 2014 silam. Wacana (62) ditandai melalui

frasa Orang-orang yang main handphone. Wacana ini mengimplikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

88

masyarakat yang gemar bersosialisasi melalui perangkat komunikasi telepon

seluler. Wacana (63) ditunjukkan melalui tuturan gue ngelihat tenaga kesehatan

dan dokter di Indonesia kurang dihargai. Tuturan ini mengimplikasikan

masyarakat sebagai sasaran kritik comic karena selaku pengguna jasa dan layanan

kesehatan.

Hal yang dikritikkan kepada masyarakat luas adalah sebagai berikut.

Pertama, sikap politik dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014.

Kedua, minimnya penghargaan terhadap dokter. Ketiga, sikap individualistis

akibat penggunaan handphone.

2.10.1 Sikap Politik dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014

Wacana berikut berisi kritikan terhadap sikap politik masyarakat dalam

perhelatan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014.

(64) Jadilah pemilih yang kritis. Gampang belajar kritis mah ama

komentator bola tarkam. Ada yang tahu? Antarkampung. Ini

komentator kritis banget. Dia ngenalin pemain nggak cuma

namanya. Dia kenal nama sama aibnya.

O1: Nomor punggung sepuluh, Zaenudin. Wah, ini bininya tiga

nih.

O1: Nomor punggung duapuluh, Bambang. Ya elah Bambang,

cieh abis ketahuan selingkuh. (David, show 6).

Comic mengimbau masyarakat untuk bersikap kritis dalam menjatuhkan

preferensi politiknya pada perhelatan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) dan

Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2014 silam. Hal tersebut diungkapkan melalui

tuturan Jadilah pemilih yang kritis.

Perpolitikan nasional mengalami kegaduhan menjelang Pemilu 2014. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

89

kampanye dan debat capres-cawapres, baik para kandidat, tim sukses, dan para

pendukung saling melakukan intrik dan intimidasi. Sementara itu, di kompleks

parlemen (gedung MPR/DPR/DPD) di Senayan, beberapa anggota DPR ada yang

dimejahijaukan akibat terlilit kasus hukum.

Melihat realitas tersebut, comic menyarankan rakyat Indonesia untuk

menjadi pemilih yang cerdas dan berhati-hati dalam menentukan pilihannya pada

pasangan capres-cawapres dan caleg yang bertarung dalam Pemilu. Serupa

komentator bola tarkam yang memiliki kemampuan mengenali persona (terutama

aib) para pemain sepak bola, comic bermaksud mengajak masyarakat untuk

mengetahui rekam jejak para kandidat yang akan dipilih guna memperbaiki

kualitas pemerintah dan parlemen Indonesia.

2.10.2 Minimnya Penghargaan terhadap Dokter

Wacana (65) memuat kritikan terhadap minimnya penghargaan masyarakat

atas jasa dokter Indonesia.

(65) Tapi gitu, gue ngelihat tenaga kesehatan dan dokter di

Indonesia kurang dihargai. Yang klise aja nih ya, misalnya

habis operasi, “Bapak, operasinya berhasil.” “Terima kasih,

Tuhan.” Tapi, kalau kejadiannya lain. “Bapak, kami telah

berusaha, tapi anak Bapak tidak bisa selamat dalam operasi ini.”

“Dokter melakukan malpraktek! Dokter melakukan

malpraktek!” Tuh. Kalau berhasil, yang diterimkasihin Tuhan;

kalau gagal yang disalahi dokter. Mungkin orang-orang lupa,

tangan Tuhan bekerja lewat siapa. Maradona, tangan Tuhan.

(Liant, show 6).

Comic mengeluhkan kurangnya penghargaan masyarakat Indonesia atas

hasil kerja jasa tenaga kesehatan Indonesia, secara khusus dokter. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

90

ditunjukkan melalui tuturan Tenaga kesehatan dan dokter di Indonesia kurang

dihargai.

Sebagai contoh, comic menyebut perilaku diskriminasi pasien beserta

keluarganya kepada dokter. Para pengguna jasa kesehatan sering kali

melayangkan tuduhan hingga pengajuan somasi jika dokter tidak mampu

mengobati atau menyelamatkan nyawa pasien. Dokter dianggap melakukan

kelalaian medis apabila pengobatannya tidak menuai kesembuhan atau

keselamatan pada pasien. Sebaliknya, jika pasien sembuh, keluarga pasien

pertama-tama mengucap terima kasih kepada Tuhan, alih-alih dokter yang telah

berusaha mengobati dan menyembuhkannya.

2.10.3 Sikap Individualistis akibat Penggunaan Handphone

Wacana berikut memuat kritikan terhadap sikap individualistis masyarakat

akibat penggunaan handphone (telepon seluler).

(66) Saya tuh lagi kesel banget sama orang-orang yang main

handphone. Orang zaman sekarang itu lebih senang ngobrol

di aplikasi messenger daripada ngomong di kehidupan

nyata. Kayak saya itu punya temen-temen saya yang merantau

ke mana-mana itu punya grup What‟s Ap. Itu kalau ngobrol di

grup What‟s Ap itu seru banget. “Eh, nanti kita kalau ketemu,

kita ngobrol bareng, ya. Kita ngopi bareng. Kita berenang di

langit.” Tapi kalau pas ketemu langsung, semuanya pada main

handphone, What‟s Ap-an gitu kan.

O1: Dzi, aku minta jus kamu dong.

O2: Ya elah, tinggal minta langsung aja kali. Ngapain lewat

What‟s Ap?

O1: Oke, Dzi.

O1: Dzi, cek What‟s Ap. (Hifdzi, show 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

91

Comic mengkritisi perilaku individualistis ihwal rendahnya interaksi sosial

secara langsung masyarakat dewasa ini akibat gemar berkomunikasi melalui

telepon seluler (ponsel) pintar. Hal ini diungkapkan melalui tuturan Orang zaman

sekarang itu lebih senang ngobrol di aplikasi messenger daripada ngomong di

kehidupan nyata dan Tapi kalau pas ketemu langsung, semuanya pada main

handphone.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Google, pengguna ponsel pintar di

Indonesia didominasi oleh aktivitas di media sosial dan bertukar pesan melalui

aplikasi pepesan instan (http://tekno.kompas.com/read/2015/11/19/23084827/

Mau.Tahu.Hasil.Riset.Google.Soal.Penggunaan.Smartphone.di.Indonesia). Akibat

buruk dari kebiasaan berkomunikasi melalui ponsel adalah minimnya interaksi

sosial secara langsung

Comic pun mengalami kenyataan itu. Melalui ilustrasinya, comic

menggambarkan potret laku masyarakat pengguna ponsel. Kebiasaan

berkomunikasi melalui ponsel tidak hanya dapat mengganggu kepekaan terhadap

lingkungan sosial individu itu berada, namun juga dapat mereduksi kebiasaan

berkomunikasi secara lisan terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya.

2.11 Persepakbolaan

Persepakbolaan Indonesia tengah mengalami krisis. Krisis itu di antaranya

seret prestasi, kualitas pemain dan perangkat pertandingan (wasit), hingga

kekisruhan dalam pertandingan.

Perihal krisis, persepakbolaan dunia pun mengalami persoalan yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

92

Sebut saja diskriminasi serta kekerasan fisik dan verbal, baik yang melibatkan

pemain, perangkat pertandingan, maupun pendukung. Sebagai olahraga yang

dimiliki masyarakat dunia, tidak terkecuali rakyat Indonesia, upaya dan sikap

kritis-konstruktif pun perlu dilakukan untuk membangun persepakbolaan tanah air

maupun dunia menjadi lebih baik.

(67) Selain jadi comic, gua juga seneng sepak bola. Di sini ada fans

Barcelona? Gua kasih tahu, Barcelona ini memiliki taktik yang

nggak dimiliki sama klub-klub lain: tiki-taka. Tiki-taka ini

permainan dari kaki ke kaki, dari Xavi ke Iniesta, Iniesta ke

Messi, gol. Keren kan. Dan, sebenarnya Indonesia memiliki

taktik juga, tapi nggak dimiliki sama negara-negara lain: teka-

teki. Karena dia nggak bakal tahu ngoper ke mana. (Pras Teguh,

pre show 1).

(68) Tapi, emang menurut gua, wasit itu harus tegas. Loe lihat di

Piala Dunia, kalau ngasih kartu kuning ya ngasih aja. Wasit

Indonesia ragu-ragu. Pelanggaran:

O1: Hei! Aduh kasih nggak ya? Kasih nggak ya?

O2: Apa, kartu?

O1: Ha? Enggak, gatel. (Pras Teguh, show 15)

(69) Tapi sebenarnya, jujur, gua kurang suka sama bola, gua kurang

suka nonton bola, nggak suka bahkan. Karena kalau menurut

gua, bola itu penuh dengan provokasi. Loe lihat kemarin itu

ada kasus Materazzi disundul sama Zidane. Itu karena

Materazzi memprovokasi Zidane.

O1: Eh, Zidane, ibu kamu teroris ya?

Zidane masih sabar.

O1: Eh, Zidane, adik kamu teroris ya?

Zidane masih sabar.

O1: Eh, Zidane, Bapak kamu tukang siomay ya?

O2: Eh, anjir, gua digombalin. Derrr (menanduk dada O

1)

(Dzawin, show 15).

Sasaran tutur pada ketiga wacana tersebut mengacu pada insan

persepakbolaan nasional dan internasional. Wacana (67) ditunjukkan dalam kata

Indonesia. Tuturan ini mengimplikasikan tim nasional (timnas) sepak bola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

93

Indonesia. Wacana (68) diungkapkan melalui frasa Wasit Indonesia. Wacana (69)

ditandai melalui tuturan (1) bola itu penuh dengan provokasi, (2) Materazzi, dan

(3) Zidane. Ketiga tuturan tersebut mengimplikasikan kasus provokasi berbau isu

suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang dilakukan oleh pemain

bertahan timnas Italia, Marco Materazzi terhadap Zinedine Zidane, gelandang

sekaligus kapten timnas Perancis pada babak final Piala Dunia 2006.

Hal yang dikritikkan kepada persepakbolaan nasional dan internasional

adalah sebagai berikut. Pertama, kualitas permainan timnas sepak bola Indonesia.

Kedua, kualitas wasit sepak bola Indonesia. Ketiga, tindakan provokasi dalam

sepak bola.

2.11.1 Kualitas Permainan Timnas Indonesia

Wacana (70) mengandung kritikan terhadap kualitas permainan kualitas

timnas Indonesia.

(70) Selain jadi comic, gua juga seneng sepak bola. Di sini ada fans

Barcelona? Gua kasih tahu, Barcelona ini memiliki taktik yang

nggak dimiliki sama klub-klub lain: tiki-taka. Tiki-taka ini

permainan dari kaki ke kaki, dari Xavi ke Iniesta, Iniesta ke

Messi, gol. Keren kan. Dan, sebenarnya Indonesia memiliki

taktik juga, tapi nggak dimiliki sama negara-negara lain:

teka-teki. Karena dia nggak bakal tahu ngoper ke mana.

(Pras Teguh, pre show 1).

Comic mengkritisi strategi dan kualitas permainan timnas sepak bola

Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dalam tuturan Sebenarnya Indonesia memiliki

taktik juga, tapi nggak dimiliki sama negara-negara lain: teka-teki. Karena dia

nggak bakal tahu ngoper ke mana.

Indonesia seret prestasi dalam kancah persepakbolaan internasional sejak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

94

dua dekade terkini. Terakhir kali timnas sepak bola Indonesia meraih juara yakni

dalam ajang SEA Games pada 1991. Comic berasumsi bahwa penyebab kegagalan

sepak bola Indonesia karena salah menerapkan strategi permainan dan bahkan

telah menjadikannya sebagai identitas sepak bola tanah air. Comic menamai taktik

itu teka-teki. Menurut comic, taktik ini layaknya menebak sebuah enigma: penuh

misteri, rahasia, terkaan, dan pertanyaan. Demikian halnya dengan permainan

sepak bola Indonesia: antarpenggawa timnas Indonesia menyimpan teka-teki, dan

menebak-nebak ke arah mana atau kepada siapa bola yang sedang dalam kendali

rekan timnya akan dituju. Bola operan pun tidak jarang jatuh pada kubu lawan

atau bahkan meninggalkan lapangan pertandingan.

2.11.2 Kualitas Wasit Indonesia

Wacana berikut ini berisi kritikan terhadap kualitas wasit sepak bola

Indonesia.

(71) Tapi, emang menurut gua, wasit itu harus tegas. Loe lihat di

Piala Dunia, kalau ngasih kartu kuning ya ngasih aja. Wasit

Indonesia ragu-ragu. Pelanggaran:

O1: Hei! Aduh kasih nggak ya? Kasih nggak ya?

O2: Apa, kartu?

O1: Ha? Enggak, gatel. (Pras Teguh, show 15).

Comic mengkritisi kualitas wasit sepak bola Indonesia dalam memimpin

dan menjalankan pertandingan. Hal tersebut ditunjukkan melalui kalimat Wasit

Indonesia ragu-ragu. Tuturan ini mengimplikasikan ketidaktegasan sikap wasit

Indonesia dalam mengambil sebuah keputusan pada pertandingan sepak bola.

Dalam perhelatan kompetisi sepak bola nasional pada setiap divisi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

95

kepemimpinan wasit selalu dikeluhkan oleh para peserta kompetisi. Tidak jarang

penampilan wasit di atas lapangan pun memicu perdebatan bagi tim yang

bertanding. Keputusannya pun sering kali mengernyitkan dahi pemain, pelatih,

hingga kubu pendukung. Rendahnya kualitas penyelenggaraan sepak bola

Indonesia sebagai salah satu dampak dari minimnya kompetensi para wasit.

Akibatnya, pertandingan yang bergulir pun tidak jarang jauh dari rasa adil dan

bersih.

Sebagai contoh, comic menyoroti kualitas wasit Indonesia melalui dialog.

Pada dialog tersebut, O1 (wasit) digambarkan tidak tegas dalam menentukan sikap

untuk memberi kartu kuning pada O2 (pemain) yang melakukan pelanggaran.

Akibat mendapat intimidasi O2, O

1 menjadi takut. Lantas, O

1 pun mengurungkan

niatnya untuk memberi hukuman pada O2.

2.11.3 Tindakan Provokasi

Wacana (72) berikut memuat kritikan terhadap tindakan provokasi dalam

dunia sepak bola.

(72) Tapi sebenarnya, jujur, gua kurang suka sama bola, gua kurang

suka nonton bola, nggak suka bahkan. Karena kalau menurut

gua, bola itu penuh dengan provokasi. Loe lihat kemarin itu

ada kasus Materazzi disundul sama Zidane. Itu karena Materazzi

memprovokasi Zidane.

O1: Eh, Zidane, ibu kamu teroris ya?

Zidane masih sabar.

O1: Eh, Zidane, adik kamu teroris ya?

Zidane masih sabar.

O1: Eh, Zidane, Bapak kamu tukang siomay ya?

O2: Eh, anjir, gua digombalin. Derrr (menanduk dada O

1)

(Dzawin, show 15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

96

Comic mengeluhkan maraknya berbagai tindakan provokasi di dalam sepak

bola. Hal ini diungkapkan melalui tuturan Karena kalau menurut gua, bola itu

penuh dengan provokasi. Pada wacana di atas, comic mencontohkan kisah

tandukan keras Zidane, kapten Timnas Perancis, ke dada Materazzi, bek Timnas

Italia, pada partai final Piala Dunia 2006. Tindakan Zidane dipicu oleh ucapan

Materazi yang tertuju kepadanya. Tuturan tersebut –yang diduga berunsur SARA–

menyulut emosi Zidane, yang lantas menandukkan kepalanya tepat pada dada

Materazzi hingga jatuh tersungkur dan terkapar beberapa saat di atas lapangan.

Kisah itu pun menjadi salah satu drama sekaligus kisah kontroversial dalam

sejarah sepak bola modern.

Keengganan comic menyukai sepak bola disebabkan oleh maraknya

kontroversi dan friksi yang terjadi pada cabang olahraga ini. Namun, upaya-upaya

menanggulangi berbagai entitas kekerasan, seperti kampanye antidiskriminasi

(SARA) telah dilakukan dan terus digalakkan oleh federasi sepak bola negara-

negara di dunia.

2.12 Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan merupakan lembaga formal negara yang

menyelenggarakan pendidikan, baik yang berbasis sekolah atau madrasah pada

pendidikan dasar dan menengah serta perguruan tinggi pada pendidikan tinggi.

Secara umum, institusi pendidikan berperan dan bertanggung jawab pada

pembangunan dan pengembangan kecerdasan intelektual maupun karakter atau

kepribadian yang berbudaya, berakhlak, dan bermoral bagi peserta didik. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

97

karena itu, diperlukan sikap kritis untuk menilai dan mengawasi proses

penyelenggaraan pendidikan di Indonesia guna meningkatkan mutu pendidikan itu

sendiri. Perhatikan ketiga wacana di bawah ini.

(73) Sebenarnya malam hari ini tuh saya kepingin sekali berada di

panggung ini, kemudian bawa sasando, alat musik asli NTT

begitu. Cuma apa daya, saya tidak bisa main sasando. Teman-

teman, di NTT sekalipun belajar sasando itu tidak masuk

dalam kurikulum. Tidak masuk. Sedikit lagi masuk museum

itu. Saya takutnya, ini lama-kelamaan sasando itu hanya bisa

tinggal cerita. Saya punya anak begitu, kemudian saya punya

anak datang, tanya ke saya.

O1: Bapa, katanya sasando itu alat musik NTT. Itu dia pung

cara main bagaimana e?

O2: Ah, dia punya cara main itu, anak, ya begitu.

O1: Ya begitu bagaimana?

O2: Ya, begitu. Ya, kalau gitar kan begini (sambil memetik

gitar). Nah, gitar begini. Nah, sasando begitu.

O2: Ah, sudah anak. Tidak usah pikir. Mari kita minum tuak saja.

(Abdur, show 14).

(74) Tapi, kalau loe sadar ya, kalau loe sadari, sebenarnya MOS itu

bukan ajang untuk perkenalan sekolah, tapi dipakai sama

senior-senior ini dipakai untuk ajang obral cinta, tebar

pesona, modus. Iya. Kan kalau kita disuruh pakai aksesoris

kalau aksesorisnya nggak lengkap itu kita dihukum ya. Coba

kalau yang dihukum itu cewek, cantik, terus hidung mancung,

kayak Nabila gitu lah, eh Nadia, kayak Nadia gitu, ya kan.

O1: Eh, kamu. Kenapa aksesoris kamu enggak lengkap?

O2: Maaf, Kak, tadi ketinggalan.

O1: Enggak ada alesan. Kamu harus dihukum!

O2: Hukumannya apa, Kak?

O1: Nanti kakak kasih tahu lewat SMS. Mana nomor kamu?

(Dzawin, show 7).

(75) Eh, loe tahu nggak sih, dari sekian banyak makanan nusantara,

makanan yang paling enak itu adalah makanan pesantren.

Kenapa? Karena makanan pesantren itu bergizi, men,

bergizi rendah. Pagi-pagi kita makan nasi, tahu, kerupuk;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

98

siang-siang kita makan nasi, tempe, kerupuk; malam-malam kita

makan hati, men. Makannya itu-itu mulu. (Dzawin, show 3).

Sasaran kritik pada ketiga wacana tersebut mengacu pada institusi

pendidikan. Wacana (73) ditunjukkan dalam tuturan di NTT sekalipun belajar

sasando itu tidak masuk dalam kurikulum. Tuturan ini mengimplikasikan institusi

pendidikan selaku salah satu pihak yang memiliki wewenang dalam menyusun

dan menjalankan kurikulum pendidikan. Wacana (74) ditunjukkan melalui tuturan

sebenarnya MOS itu bukan ajang untuk perkenalan sekolah, tapi dipakai sama

senior-senior ini dipakai untuk ajang obral cinta, tebar pesona, modus. Tuturan

ini mengimplikasikan institusi pendidikan sebagai pelaksana dan penanggung

jawab atas penyelewengan pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS). Wacana (75)

diungkapkan melalui tuturan Karena makanan pesantren itu bergizi, men, bergizi

rendah. Tuturan ini mengimplikasikan pesantren sebagai sasaran kritik.

Hal yang dikritikkan kepada institusi pendidikan adalah sebagai berikut.

Pertama, ketiadaan pembelajaran kesenian sasando. Kedua, pelaksanaan Masa

Orientasi Siswa. Ketiga, kualitas gizi di pesantren.

2.12.1 Ketiadaan Pembelajaran Sasando

Wacana (76) berikut mengandung kritikan atas ketiadaan pembelajaran

kesenian sasando.

(76) Sebenarnya malam hari ini tuh saya kepingin sekali berada di

panggung ini, kemudian bawa sasando, alat musik asli NTT

begitu. Cuma apa daya, saya tidak bisa main sasando. Teman-

teman, di NTT sekalipun belajar sasando itu tidak masuk

dalam kurikulum. Tidak masuk. Sedikit lagi masuk museum

itu. Saya takutnya, ini lama-kelamaan sasando itu hanya bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

99

tinggal cerita. Saya punya anak begitu, kemudian saya punya

anak datang, tanya ke saya.

O1: Bapa, katanya sasando itu alat musik NTT. Itu dia pung cara

main bagaimana e?

O2: Ah, dia punya cara main itu, anak, ya begitu.

O1: Ya begitu bagaimana?

O2: Ya, begitu. Ya, kalau gitar kan begini (sambil memetik

gitar). Nah, gitar begini. Nah, sasando begitu.

O2: Ah, sudah anak. Tidak usah pikir. Mari kita minum tuak

saja. (Abdur, show 14).

Pada wacana (76), comic mengkritisi ketidakpedulian institusi pendidikan di

Nusa Tenggara Timur untuk memasukkan kesenian sasando dalam kurikulum

pembelajaran di sekolah. Hal tersebut diungkapkan melalui tuturan Di NTT

sekalipun belajar sasando itu tidak masuk dalam kurikulum.

Sebagai salah satu ikon kesenian NTT, sasando menghadapi situasi yang

muskil dan ironis: hingga tahun 2014, sasando belum pernah diajarkan secara

formal oleh sekolah-sekolah di NTT. Secara implisit, comic menilai, salah satu

upaya pelestarian sasando adalah dengan mewariskan dan mengajarkannya

kepada generasi muda melalui pelajaran di sekolah. Dengan demikian, sasando

akan tetap menjadi kebudayaan sintas dan dapat dikenal serta dimainkan oleh

generasi-generasi saat ini dan yang akan datang.

2.12.2 Pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS)

Wacana berikut memuat kritikan terhadap pelaksanaan MOS.

(77) Tapi, kalau loe sadar ya, kalau loe sadari, sebenarnya MOS itu

bukan ajang untuk perkenalan sekolah, tapi dipakai sama

senior-senior ini dipakai untuk ajang obral cinta, tebar

pesona, modus. Iya. Kan kalau kita disuruh pakai aksesoris

kalau aksesorisnya nggak lengkap itu kita dihukum ya. Coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

100

kalau yang dihukum itu cewek, cantik, terus hidung mancung,

kayak Nabila gitu lah, eh Nadia, kayak Nadia gitu, ya kan.

O1: Eh, kamu. Kenapa aksesoris kamu enggak lengkap?

O2: Maaf, Kak, tadi ketinggalan.

O1: Enggak ada alesan. Kamu harus dihukum!

O2: Hukumannya apa, Kak?

O1: Nanti kakak kasih tahu lewat SMS. Mana nomor kamu?

(Dzawin, show 7).

Comic mengkritisi penyimpangan pelaksanaan MOS pada jenjang

pendidikan sekolah menengah. Hal ini ditunjukkan dalam tuturan Sebenarnya

MOS itu bukan ajang untuk perkenalan sekolah, tapi dipakai sama senior-senior

ini dipakai untuk ajang obral cinta, tebar pesona, modus.

Tuturan tersebut mengimplikasikan penjelasan berikut. Comic

mengungkapkan, MOS kini bukanlah sekadar kegiatan yang bertujuan untuk

mengenalkan dan mengendapkan tata nilai dan aturan lingkungan sekolah tersebut

kepada siswa baru. Motif laten yang sering kali terungkap dalam pelaksanaan

MOS adalah upaya pendekatan relasional para panitia kegiatan kepada para

peserta. Dalam konteks ini, terminologi pendekatan tersebut mengacu pada

aktivitas para panitia yang berusaha mencari perhatian dan mendekati para peserta

dengan tujuan menjadikannya pacar. Comic menilai, realitas ini telah menjauhkan

pelaksanaan MOS dari esensinya.

2.12.4 Kualitas Gizi di Pondok Pesantren

Wacana (78) berisi kritik terhadap kualitas gizi makanan di pondok

pesantren.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

101

(78) Eh, loe tahu nggak sih, dari sekian banyak makanan nusantara,

makanan yang paling enak itu adalah makanan pesantren.

Kenapa? Karena makanan pesantren itu bergizi, men,

bergizi rendah. Pagi-pagi kita makan nasi, tahu, kerupuk;

siang-siang kita makan nasi, tempe, kerupuk; malam-malam kita

makan hati, men. Makannya itu-itu mulu. (Dzawin, show 3).

Comic mengkritisi tindakan pondok pesantren selaku institusi pendidikan

Islam yang tidak memberikan perhatian serius pada persoalan kebutuhan gizi

pangan para santri. Hal tersebut diungkapkan melalui tuturan Karena makanan

pesantren itu bergizi, man, bergizi rendah.

Pada pagi hari, para santri ditemani dengan hidangan nasi, tahu, dan

kerupuk. Pada siang hari, nasi, tempe, dan kerupuk menjadi menu santap siang

para santri. Jika menakar kandungan gizi makanan tersebut, maka didapat hasil

sebagai berikut: nasi mengandung karbohidrat; tahu mengandung protein, lemak,

dan karbohidrat; tempe mengandung protein, lemak, dan karbohidrat; kerupuk

mengandung karbohidrat serta kadar gula dan garam yang tinggi. Comic menilai,

kandungan dan keseimbangan gizi dari pangan-pangan tersebut memprihatinkan.

Sementara itu, tuturan makan hati yang diungkapkan comic bukan mengacu

pada aktivitas mengonsumsi jeroan ati ampela, melainkan sebuah idiom yang

bermakna „kecewa, sedih, atau kesal‟. Comic kecewa dan sedih karena sepanjang

dan setiap hari para santri selalu disajikan menu makanan yang sama yang

memiliki kualitas gizi yang rendah dan tidak seimbang.

2.13 Tokoh

Terminologi tokoh dalam pembahasan ini mengacu pada tokoh masyarakat

yang mencakup pejabat dan pemuka agama. Dalam sebuah masyarakat, lazim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

102

muncul tokoh atau orang terkemuka, baik karena jabatannya maupun peran

sosialnya. Tokoh-tokoh ini tidak terlepas dari pembicaraan publik, terutama jika

kiprah dan pemberitaannya mencakup skala nasional. Pada pembahasan ini, akan

dikemukakan tokoh-tokoh yang ketika itu menjadi pembicaraan publik karena

alasan berikut ini. Pertama, tokoh politik yang dinilai salah memilih tempat

pendeklarasiannya sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2014. Kedua, ada

tokoh agama yang melakukan kekerasan fisik.

(79) Capres menurut gua yang paling terpenting adalah harus tahu

sejarah. Karena kemarin ada capres deklarasi, salah milih

tempat sejarah. Dia deklarasi di Rumah Si Pitung. Padahal dia

nggak tahu dulu rumah sejarahnya si Pitung gimana. Pak,

Pitung mah kagak pernah punya rumah. Lah, seumur hidup

dikejar Belande, gimana mau punya rumah, Pak? Entuh rumah

yang dirampok Pitung sejarahnye. Ini orang katanya, “Biarin,

saya deklarasi di sini, biar menularkan semangat si Pitung.”

Semangat ape? Ngerampok? (David, show 17).

(80) Percuma loe pakai peci-koko-sarung, peci-koko-sarung, tapi

giliran pas lagi ceramah di atas panggung, kepala orang

dipiting. Percuma. Siapa namanya tuh? Ustad apa? Ustad apa?

Ya, Ustad Harajuku. Ini mungkin waktu dia masih di

pesantren, temen-temennya bangun malam buat sholat tahajud,

dia bangun malam buat nonton smackdown. (Dzawin, show 13).

Sasaran kritik pada kedua wacana tersebut mengacu pada tokoh atau orang

terkemuka Indonesia. Wacana (79) ditunjukkan melalui kalimat Capres deklarasi

dan Dia deklarasi di rumah Si Pitung. Tuturan ini mengimplikasikan Joko

Widodo yang pada Maret 2014 silam mendeklarasikan keikutsertaannya sebagai

capres dalam Pemilihan Presiden 2014 di salah satu lokasi cagar budaya Betawi:

Rumah Pitung. Wacana (80) ditandai melalui tuturan Ustad Harajuku dan pas lagi

ceramah di atas panggung, kepala orang dipiting. Tuturan tersebut

mengimplikasikan Ustad Hariri, salah seorang ustad yang pernah tersangkut kasus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

103

sebagai pelaku kekerasan fisik kepada salah seorang penata suara dalam sebuah

acara yang diikutinya.

Hal yang dikritikkan kepada kedua tokoh tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, kesalahan Joko Widodo dalam memilih tempat pendeklarasiannya

sebagai capres pada Pilpres 2014. Kedua, tindakan kekerasan fisik Ustad Hariri.

2.13.1 Pemilihan Tempat Pendeklarasian sebagai Calon Presiden

Wacana (81) memuat kritikan terhadap kesalahan Joko Widodo dalam

memilih tempat pendeklarasian sebagai capres pada 2014 silam.

(81) Capres menurut gua yang paling terpenting adalah harus tahu

sejarah. Karena kemarin ada capres deklarasi, salah milih

tempat sejarah. Dia deklarasi di Rumah Si Pitung. Padahal dia

nggak tahu dulu rumah sejarahnya si Pitung gimana. Pak,

Pitung mah kagak pernah punya rumah. Lah, seumur hidup

dikejar Belande, gimana mau punya rumah, Pak? Entuh rumah

yang dirampok Pitung sejararhnye. Ini orang katanya, “Biarin,

saya deklarasi di sini, biar menularkan semangat si Pitung.”

Semangat ape? Ngerampok? (David, show 17)

Comic mengkritisi keputusan Joko Widodo yang memilih Rumah Pitung

untuk mendeklarasikan keikutsertaannya sebagai capres dalam Pilpres 2014. Hal

tersebut diungkapkan dalam tuturan Kemarin ada capres deklarasi, salah milih

tempat sejarah. Tuturan ini mengimplikasikan fakta pendeklarasian Joko Widodo

sebagai capres dalam Pilpres 2014 yang bertempat di Rumah Pitung.

Ketika itu, tindakan Jokowi tersebut menuai polemik. Kompas.com

(22/3/14) melansir, Ketua Lembaga Antar Bidang Badan Musyawarah Masyarakat

Betawi, Muhammad Rifky menyatakan keberatan dan meminta agar Jokowi

segera meminta maaf kepada masyarakat Betawi karena telah menggunakan nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

104

pahlawan Si Pitung untuk kepentingan politik. Hal berikutnya yang membuat

dirinya beserta tokoh Betawi lainnya geram dengan deklarasi Jokowi, yakni

penggunaan kata Si Pitung yang merupakan simbol perlawan. Menurutnya,

perkataan itu tidak tepat diucapkan oleh Jokowi pada saat itu. Tokoh Pitung

merupakan penggambaran pahlawan yang berjuang tidak mementingkan

kelompok, tapi untuk masyarakat. Berbeda dengan Jokowi yang mencalonkan diri

menjadi presiden dari kelompok tertentu (http://nasional.kompas.com/read/

2014/03/22/1010023/Deklarasi.di.Rumah.Si.Pitung.Jokowi.Harus.Minta.Maaf).

Comic juga turut melayangkan kritik keras kepada Jokowi atas tindakannya

tersebut. Comic menilai, Jokowi tidak memahami budaya Betawi, khususnya

sejarah Rumah Pitung. Menurut comic, Rumah Pitung bukanlah rumah asli Si

Pitung, melainkan rumah hasil merampok. Oleh karena ketidaktahuan Jokowi,

comic lantas menyindirnya dengan mengatakan bahwa Jokowi ingin menularkan

semangat merampok Pitung. Hal ini mengacu pada pernyataan Jokowi yang

menyatakan ingin menularkan semangat tokoh Pitung yang lantas menimbulkan

banyak penafsiran oleh berbagai lapisan masyarakat.

2.13.2 Tindakan Kekerasan Fisik

Wacana di bawah ini berisi kritikan atas tindakan kekerasan fisik yang

dilakukan oleh Ustad Hariri.

(82) Percuma loe pakai peci-koko-sarung, peci-koko-sarung, tapi

giliran pas lagi ceramah di atas panggung, kepala orang

dipiting. Percuma. Siapa namanya tuh? Ustad apa? Ustad apa?

Ya, Ustad Harajuku. Ini mungkin waktu dia masih di pesantren,

temen-temennya bangun malam buat sholat tahajud, dia bangun

malam buat nonton smackdown. (Dzawin, show 13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

105

Comic mengkritisi perilaku salah seorang ustad yang melakukan tindakan

kekerasan. Hal tersebut diterangkan dalam tuturan Percuma loe pakai peci-koko-

sarung, peci-koko-sarung, tapi giliran pas lagi ceramah di atas panggung, kepala

orang dipiting.

Adapun orang yang dimaksudkan oleh comic adalah Ustad Hariri, yang

ketika itu (diduga) menekan kepala seorang penata suara dengan dengkulnya

dalam sesi ceramah yang dibawakannya di sebuah acara hajatan pernikahan pada

7 Januari 2014 silam (http://m.tempo.co/read/news/2014/02/13/058553740/Video-

Ustad-Hariri-di-Youtube-Bikin-Geger).

Comic menyayangkan tindakan sang ustad yang harusnya dapat menjadi

panutan dengan memberi contoh laku dan teladan yang baik seturut nilai-nilai

Islam yang dianutnya. Comic pun menyindir bahwa tindakan Ustad Hariri

terinspirasi oleh aksi para pegulat dalam smackdown, sebuah acara gulat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

106

BAB III

KEPATUHAN DAN KETAKPATUHAN

TUTURAN DALAM WACANA HUMOR KRITIK SOSIAL SUCI 4

PADA PRINSIP KERJA SAMA

3.1 Pengantar

Wacana humor dapat tercipta melalui pemanfaatan berbagai aspek

kebahasaan yang digunakan secara tidak semestinya (Wijana, 2003: 33).

Pemanfaatan aspek kebahasaan yang digunakan secara tidak semestinya tersebut

salah satunya dengan menciptakan tuturan yang tidak mematuhi maksim-maksim

prinsip kerja sama Grice. Hal ini juga berlaku dalam penciptaan wacana SUC

secara pragmatis. Melalui ketakpatuhan tersebut, tujuan comic untuk

menggelakkan penonton melalui humornya bisa terwujud.

Di samping itu, pada penelitian ini juga akan dibuktikan bahwa proses

penciptaan wacana humor SUC tidak hanya menekankan pada bentuk-bentuk

tuturan yang menyimpang dari prinsip kerja sama Grice, melainkan juga dengan

mematuhinya. Sebagai wacana verbal, tuturan dalam wacana humor SUC pun

haruslah komunikatif dan informatif agar pesan yang disampaikan comic dapat

dipahami oleh audiensi. Oleh karena itu, penuturan wacana SUCI 4 ini harus

mematuhi prinsip kerja sama. Berkenaan dengan hal tersebut, dalam Bab III

dikaji ihwal kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam WHKS SUCI 4 pada

prinsip kerja sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

107

Pada pembahasan berikut ini, hasil klasifikasi data diidentifikasi menjadi 3

(tiga) tipe berdasarkan jumlah maksim yang dipatuhi dan yang tidak dipatuhi.

Pertama, tuturan yang mematuhi tiga maksim, tetapi tidak mematuhi satu maksim

(Tipe I). Tipe ini mencakup 3 (tiga) subtipe, yakni: (a) Subtipe Ia, yaitu tuturan

yang mematuhi maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim cara, tetapi

tidak mematuhi maksim kualitas; (b) Subtipe Ib, yaitu tuturan yang mematuhi

maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi

maksim relevansi; (c) Subtipe Ic, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas,

maksim kualitas, dan maksim relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim cara.

Kedua, tuturan yang mematuhi dua maksim, tetapi tidak mematuhi dua maksim

(Tipe II). Tipe ini mencakup 5 (lima) tipe, yakni: (a) Subtipe IIa, yaitu tuturan

yang mematuhi maksim kuantitas dan maksim kualitas, tetapi tidak mematuhi

maksim relevansi dan maksim cara; (b) Subtipe IIb, yaitu tuturan yang mematuhi

maksim kuantitas dan maksim relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim kualitas

dan maksim cara; (c) Subtipe IIc, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas

dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim kualitas dan maksim relevansi;

(d) Subtipe IId, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kualitas dan maksim cara,

tetapi tidak mematuhi maksim kuantitas dan maksim relevansi, (e) Subtipe IIe,

yaitu tuturan yang mematuhi maksim relevansi dan maksim cara, tetapi tidak

mematuhi maksim kuantitas dan maksim kualitas. Ketiga, tuturan yang mematuhi

satu maksim, tetapi tidak mematuhi tiga maksim. Tipe ini mencakup 2 (dua)

subtipe, yakni: (a) Subtipe IIIa, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas,

tetapi tidak mematuhi maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara; (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

108

Subtipe IIIb, yaitu tuturan yang mematuhi maksim cara, tetapi tidak mematuhi

maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim cara. Dari ketiga tipe ini,

ditemukan bahwa sebagian besar tuturan dalam WHKS SUCI 4 berupa tuturan

yang mematuhi dua maksim, tetapi melanggar dua maksim. Tiga tipe dan sepuluh

subtipe tersebut dapat dijabarkan melalui tabel berikut ini.

Tabel 2

Kepatuhan dan Ketakpatuhan

Tuturan dalam WHKS SUCI 4 pada Prinsip Kerja Sama

Keterangan:

: Mematuhi

X : Tidak Mematuhi

Tipe Subtipe

Maksim

Kuantitas Kualitas Relevansi Cara

Patuh pada Tiga Maksim,

Tidak Patuh pada Satu

Maksim (Tipe I)

Ia x

Ib x

Ic x

Patuh pada Dua Maksim,

Tidak Patuh pada Dua

Maksim (Tipe II)

IIa x x

IIb x x

IIc x x

IId x x

IIe x x

Patuh pada Satu Maksim,

Tidak Patuh pada Tiga

Maksim (Tipe III)

IIIa x x x

IIIb x x x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

109

3.2 Tuturan yang Mematuhi Tiga Maksim, tetapi Tidak Mematuhi Satu

Maksim (Tipe I)

Tipe ini mencakup tiga subtipe, yaitu Subtipe Ia, Subtipe Ib, dan Subtipe Ic.

Berikut ini penjabarannya.

3.2.1 Subtipe Ia

Subtipe Ia adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

relevansi, dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim kualitas. Berikut

wacana-wacana yang tergolong dalam Subtipe Ia.

(83) Jadilah pemilih yang kritis. Gampang belajar kritis mah ama

komentator bola tarkam. Ada yang tahu? Antarkampung. Ini

komentator kritis banget. Dia ngenalin pemain nggak cuma

namanya. Dia kenal nama sama aibnya.

O1: Nomor punggung sepuluh, Zaenudin. Wah, ini bininya tiga

nih.

O1: Nomor punggung duapuluh, Bambang. Ya elah Bambang,

cieh abis ketahuan selingkuh. (David, show 6).

(84) Saya heran, pembangunan itu selalu dibeda-bedakan, selalu

dibeda-bedakan. Padahal, kita ini kan satu Ibu Pertiwi, teman-

teman, satu Ibu Pertiwi. Saya itu terkadang berpikir itu dengan

frasa Ibu Pertiwi. Kalau kita memang satu Ibu Pertiwi begitu,

apakah memang dulu itu ada satu seorang perempuan,

kemudian melahirkan pulau-pulau di Indonesia kah? (Abdur,

show 17).

(85) Banyak iklan di Indonesia ini yang memicu kita untuk nonton

bola, tapi nggak ada satupun iklan di Indonesia yang memacu

kita untuk sholat tahajud. Bener nggak, sih? Iya, nggak? Emang

di sini ada yang pernah lihat iklan sholat tahajud gitu? Nggak

ada, kan? Seharusnya ada, men, kayak “Extra joss susu jahe

untuk menemani sholat tahajudmu”; atau “Kuku bima religi”;

atau “Jangan sholat tahajud tanpa kacang garudo”. (Dzawin,

show 11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

110

Wacana (83) mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi yang

memadai. Comic mengharapkan agar masyarakat bersikap kritis dalam

menentukan pilihan politiknya pada Pileg dan Pilpres 2014. Berikut tuturan

kuncinya: Jadilah pemilih yang kritis. Untuk menerangkan tuturan tersebut, lebih

lanjut comic memberikan informasi agar masyarakat untuk mencontoh sikap kritis

komentator bola antarkampung (tarkam) dalam memperkenalkan para pemain.

Berikut tuturan kuncinya: Dia ngenalin pemain nggak cuma namanya. Dia kenal

nama sama aibnya. Sikap kritis itu pun ditunjukkan comic melalui tuturan O1.

Berkenaan dengan penjelasan di atas, wacana ini juga mematuhi maksim

relevansi karena adanya pertalian antarinformasi. Hal tersebut ditandai melalui

tuturan kunci Ini komentator kritis banget. Dia ngenalin pemain nggak cuma

namanya. Dia kenal nama sama aibnya. Di samping itu, wacana (81) mematuhi

maksim cara karena tidak ada tuturan yang taksa dan multiinterpretasi.

Wacana ini tidak mematuhi maksim kualitas karena memiliki tuturan yang

tidak benar. Hal tersebut ditandai melalui tuturan kunci berikut ini: 1) Dia kenal

nama sama aibnya; 2) Wah, ini bininya tiga nih; 3) cieh abis ketahuan selingkuh.

Informasi pada tuturan tersebut berhasil memicu tawa penonton karena

ketidaklazimannya. Sulit mendapati fakta komentator pertandingan sepak bola

antarkampung mengumbar secara langsung di hadapan penonton ihwal aib

kehidupan rumah tangga para pesepak bola yang bertanding.

Wacana (84) mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi yang

diberikan memadai. Adapun pokok persoalan pada wacana ini yakni perihal

diskriminasi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan daerah-daerah di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

111

Indonesia, yang ditandai melalui tuturan kunci Saya heran, pembangunan itu

selalu dibeda-bedakan, selalu dibeda-bedakan. Lebih lanjut, comic pun

menuturkan argumentasi imajinatifnya yang memenuhi pokok pembicaraannya

dengan mempertanyakan akar pembedaan perlakuan pemerintah dalam

menjalankan pembangunan, yang ditunjukkan melalui tuturan kunci Padahal, kita

ini kan satu Ibu Pertiwi, teman-teman, satu Ibu Pertiwi.

Selain itu, melalui pemaparan tersebut, tuturan comic tidak hanya memadai,

tetapi juga informasi-informasi yang terkandung di dalamnya saling bersangkut-

paut (relevan). Wacana ini juga mematuhi maksim cara karena tuturan yang

disampaikan tidak mengandung informasi yang taksa dan multitafsir.

Wacana (84) tidak mematuhi maksim kualitas karena mengandung tuturan

yang tidak benar. Hal ini ditandai melalui tuturan Saya itu terkadang berpikir itu

dengan frasa Ibu Pertiwi. Kalau kita memang satu Ibu Pertiwi begitu, apakah

memang dulu itu ada satu seorang perempuan, kemudian melahirkan pulau-

pulau di Indonesia kah? Terminologi Ibu Pertiwi merupakan ungkapan idiomatis

yang bermakna „tanah air‟ atau „tanah tumpah darah‟, bukan sosok seorang

perempuan yang bernama Pertiwi yang melahirkan pulau-pulau di Indonesia.

Wacana (85) mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi yang

diberikan comic memadai. Pokok pembicaraan wacana ini menceritakan tentang

keresahan comic terhadap konten iklan komersial di Indonesia yang lebih

mempersuasi masyarakatnya untuk menonton tayangan sepak bola daripada

beribadah. Berikut ini tuturan kuncinya: Banyak iklan di Indonesia ini yang

memicu kita untuk nonton bola, tapi nggak ada satupun iklan di Indonesia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

112

memacu kita untuk sholat tahajud. Lebih lanjut, comic memerikan

argumentasinya agar konsep penayangan iklan minuman energi dan makanan

ringan diberi pesan religius, yang ditandai melalui tuturan kunci Extra joss susu

jahe untuk menemani sholat tahajudmu, atau Kuku bima religi, atau Jangan

sholat tahajud tanpa kacang garudo. Kontribusi tiap informasi pada tuturan ini

pun tidak kurang dan tidak lebih. Di samping itu, mengacu pada penjelasan

tersebut, wacana di atas memenuhi kaidah maksim relevansi: adanya pertautan

setiap informasi dengan pokok pembicaraan yang disampaikan comic.

Tuturan-tuturan pada wacana ini juga mematuhi maksim cara karena comic

tidak mengungkapkan informasi-informasi yang ambigu. Frasa extra joss susu

jahe, kuku bima, dan kacang garudo (yang berhasil menggelakkan penonton)

mengacu pada produk-produk minuman berenergi dan kacang yang memiliki

nama serupa seperti yang disebutkan comic, kecuali kacang garudo yang

dipelesetkan dari nama sebenarnya, yaitu kacang garuda.

Wacana (85) tidak mematuhi maksim kualitas karena terkandung tuturan-

tuturan yang tidak benar. Tuturan Extra joss susu jahe untuk menemani sholat

tahajudmu, Kuku bima religi, dan Jangan sholat tahajud tanpa kacang garudo

memiliki efek humor karena dianggap sebagai tuturan yang keliru dan tidak logis.

Produk minuman berenergi seperti extra joss dan kuku bima berfungsi untuk

menambah energi bagi yang meminumnya, terutama ketika akan melakukan

pekerjaan berat. Demikian juga dengan produk kacang garuda, yang biasanya

dimakan saat sedang santai. Produk makanan dan minuman ini pun lazimnya tidak

dikonsumsi saat sedang beribadah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

113

3.2.2 Subtipe Ib

Subtipe Ib adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

kualitas, dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim relevansi. Wacana di

bawah ini digolongkan ke dalam Subtipe Ib.

(86) Dangdut yang sekarang itu lebih mementingkan goyangan

daripada lagu. Teman-teman ada yang tahu lagunya Zaskia?

Tidak tahu. Kita tahunya dia goyang itik. Teman-teman tahu

lagunya Inul Daratista? Tidak tahu. Kita tahunya dia goyang

ngebor. Teman-teman tahu lagunya Angel Elga? Tidak tahu.

Kita tahunya dia mantan Rhoma Irama. (Abdur, show 15).

(87) Selain diejek kecil, saya juga sering diejek kurus. Dan orang-

orang itu melihat orang kurus itu cacingan. Tapi. Betulan, itu

salah. Itu pendapat yang salah. Itu pendapat yang salah.

Hilangkan. Orang kurus itu ndak cacingan. Orang kurus itu

ndak cacingan. Tunggu dulu, kenapa gatal pantatku? (Sri,

preshow 1).

Wacana (86) mematuhi maksim kuantitas karena alasan berikut. Pokok

pembicaraan wacana ini yakni perihal rendahnya musikalitas pedangdut wanita

masa kini, yang ditandai melalui tuturan Dangdut yang sekarang itu lebih

mementingkan goyangan daripada lagu. Untuk memerikan gagasan pokok di atas,

comic lantas memberi argumentasi pendukung ihwal para pedangdut yang lebih

dikenal publik karena goyangan dan sensasinya, alih-alih karya musiknya.

Wacana (86) juga mematuhi maksim kualitas karena comic menyampaikan

tuturan yang benar adanya. Hal ini ditandai melalui tuturan kunci Kita tahunya

dia goyang itik, Kita tahunya dia goyang ngebor, dan Kita tahunya dia mantan

Rhoma Irama. Jika merunut pada situasi faktualnya, Zaskia Gotik, Inul Daratista,

dan Angel Elga memang lebih dikenal publik sebagai seniman dangdut bukan

karena ketenaran lagu-lagu yang mereka nyanyikan, melainkan goyangan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

114

kehebohan perihal kehidupan yang mereka jalani. Selain itu, wacana di atas

mematuhi maksim cara karena tidak ada satupun tuturan comic yang taksa.

Efek humor pada wacana (86) terjadi karena adanya tuturan yang tidak

mematuhi maksim relevansi. Hal tersebut ditandai melalui tuturan Teman-teman

tahu lagunya Angel Elga? Tidak tahu.Kita tahunya dia mantan Rhoma Irama.

Tuturan ini tidak berkaitan dengan pokok pembicaraan comic atau informasi-

informasi yang mendahuluinya karena pedangdut yang dimaksudkan comic hanya

terbatas pada mereka yang dikenal karena memiliki goyangan khas, bukan karena

sensasi hubungannya dengan pedangdut pria.

Wacana (87) mematuhi maksim kuantitas karena alasan berikut. Pada

wacana tersebut, comic memulai tuturannya dengan mendeskripsikan dirinya:

berbadan kecil dan kurus. Menurut comic, banyak orang yang berpandangan

bahwa orang kurus (termasuk dirinya) selalu cacingan. Melalui wacana di atas,

comic mengkritisi pandangan umum masyarakat yang sering kali mengecap orang

kurus sebagai penderita cacingan. Penjelasan tersebut menjadi intisari dari wacana

di atas, yang ditunjukkan melalui tuturan kunci berikut: Selain diejek kecil, saya

juga sering diejek kurus. Dan orang-orang itu melihat orang kurus itu cacingan.

Lebih lanjut, comic memberikan argumentasinya (informasi tambahan) berupa

sanggahan atas pandangan umum masyarakat tersebut. Comic berasalan, sebagai

orang kurus ia merasa tidak mengalami hal tersebut. Selain itu, melalui penjelasan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa sumbangan informasi-informasi yang

disampaikan comic memadai.

Tuturan wacana (87) juga mematuhi maksim kualitas, yang ditandai oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

115

tuturan kunci berikut: Dan orang-orang itu melihat orang kurus itu cacingan. Jika

merunut pada kenyataan dan kebiasaannya, pada umumnya orang kurus sering

kali dianggap menderita cacingan.

Wacana tersebut memiliki tuturan yang tidak mematuhi maksim relevansi,

yakni ditandai dalam tuturan kunci berikut: Orang kurus itu ndak cacingan.

Tunggu dulu, kenapa gatal pantatku? Tidak lama setelah menyatakan dirinya

tidak menderita cacingan, comic tiba-tiba memegang pantatnya karena merasa

gatal. Salah satu indikasi seseorang cacingan ialah mengalami gatal-gatal pada

bagian dubur. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa si comic juga ternyata

cacingan. Di situlah letak ketidakrelevansian tuturan tersebut.

3.2.3 Subtipe Ic

Subtipe Ic adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

kualitas, dan maksim relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim cara. Wacana

berikut tergolong ke dalam subtipe ini.

(88) Cewek itu sering banget ngomongin masalah kesetaraan gender.

Bener nggak sih? Lagian kesetaraan gender itu maksudnya apa

sih? Setara itu kan artinya sama, padahal sama belum tentu

proporsional, belum tentu pas. Contohnya begini. Gua naik bis,

gua naik kereta sama adek gua. Tempat duduknya cuma satu.

Adik gua duduk, gua berdiri; nggak setara tetapi proporsional

karena gua lebih kuat, hitungannya setara. Atau pakai solusi

yang kedua, gua duduk, adik gua gua pangku. Ini cewek

mintanya kesetaraan gender, tapi giliran di kereta tempat duduk

cuma satu gua duduk dia berdiri, ngelihatin gua terus. Ya, nggak

gua kasih. Kan setara. Kalau mau, pakai solusi yang kedua: elu

gua pangku. Iya, nggak? Kalau elu gua pangku, ya adik gua

berdiri. Iya kan? Kalau masih nggak mau juga, ya sudah silakan

duduk, tapi elu pangku gua, ya adik gua berdiri lagi. (Dzawin,

show 10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

116

Wacana (88) memiliki tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

kualitas, dan maksim relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim cara. Wacana ini

mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi yang disampaikan oleh

comic memadai. Yang menjadi pokok permasalahan pada wacana di atas yaitu

perihal kesalahpahaman atas konsepsi kesetaraan gender oleh kaum perempuan.

Hal tersebut terimplikasi melalui tuturan comic yang mempersoalkan keseringan

kaum perempuan dalam membicarakan masalah kesetaraan gender serta

mempertanyakan esensi dari konsepsi kesetaraan tersebut. Berikut tuturan

kuncinya: Lagian kesetaraan gender itu maksudnya apa sih? Setara itu kan

artinya sama, padahal sama belum tentu proporsional, belum tentu pas.

Untuk mengentaskan keresahannya pada kesalahpahaman tersebut, comic

lantas memberikan informasi pendukung berupa ilustrasi praktis dan solusi terkait

masalah tersebut. Berikut tuturan kuncinya: Contohnya begini. Gua naik bis…dst.

Wacana di atas juga mematuhi maksim relevansi karena pokok

pembicaraannya bersangkut paut secara langsung dengan informasi pendukung.

Selain itu, wacana ini memiliki tuturan yang mematuhi maksim kualitas. Hal

tersebut ditunjukkan melalui tuturan Cewek itu sering banget ngomongin masalah

kesetaraan gender. Jika merunut pada konteks riilnya, persoalan kesetaraan

gender menjadi salah satu isu aktual dan kontekstual yang masih dan sering kali

diperbicarakan dalam berbagai forum perbincangan kaum perempuan. Hal ini

tidak terlepas dari maraknya persoalan sosial yang masih mendera kaum

perempuan.

Tuturan yang menimbulkan efek humor terletak pada ambiguitas frasa adik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

117

gua. Pada awal wacana, frasa adik gua (yang tidak bergaris bawah) bermakna

„saudara kandung yang lebih muda‟. Sementara pada akhir wacana, frasa „adik

gua‟ (yang bergaris bawah) bermakna „kemaluan laki-laki‟. Saat diikuti oleh kata

kerja „berdiri‟, frasa „adik gua‟ tidak saja berarti „saudara mudanya yang berdiri‟,

namun bisa juga berarti „kemaluannya berereksi‟. Dengan demikian, tuturan ini

tidak mematuhi maksim cara.

3.3 Tuturan yang Mematuhi Dua Maksim, tetapi Tidak Patuh pada Dua

Maksim (Tipe II)

Tipe ini mencakup lima subtipe, yaitu Subtipe IIa, Subtipe IIb, Subtipe IIc,

Subtipe IId, dan Subtipe IIe. Berikut pemaparannya.

3.3.1 Subtipe IIa

Subtipe IIa adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas dan maksim

kualitas, tetapi tidak mematuhi maksim relevansi dan maksim cara. Berikut ini

adalah wacana yang termasuk dalam Subtipe IIa.

(89) Eh, loe tahu nggak sih, dari sekian banyak makanan nusantara,

makanan yang paling enak itu adalah makanan pesantren.

Kenapa? Karena makanan pesantren itu bergizi, men, bergizi

rendah. Pagi-pagi kita makan nasi, tahu, kerupuk; siang-siang

kita makan nasi, tempe, kerupuk; malam-malam kita makan hati,

men. Makannya itu-itu mulu. (Dzawin, show 3).

Bagian wacana (89) yang mematuhi maksim kuantitas ditunjukkan melalui

penjelasan berikut. Pokok pembicaraan wacana ini ihwal minimnya gizi makanan

di pesantren, yang ditunjukkan melalui tuturan Karena makanan pesantren itu

bergizi, man, bergizi rendah. Lebih lanjut, comic memberi tuturan tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

118

berupa informasi perihal menu makanan di pesantren yang secara implisit

menunjukkan bahwa kandungan dan keseimbangan gizi dari pangan-pangan

tersebut rendah. Berikut ini tuturan kuncinya Pagi-pagi kita makan nasi, tahu,

kerupuk; siang-siang kita makan nasi, tempe, kerupuk; malam-malam kita makan

hati, men. Di samping mematuhi maksim kuantitas, kedua tuturan kunci tersebut

juga menunjukkan kepatuhan terhadap maksim kualitas. Konteks faktual (fakta

keras) perihal persoalan yang diangkat comic dalam wacana ini hanya sebatas

pada pengalaman empiris comic selama mengenyam pendidikan di pondok

pesantren tersebut, sebagaimana yang dituturkannya pada wacana (89).

Sementara itu, bagian wacana (89) yang tidak mematuhi maksim relevansi

ditandai dalam tuturan berikut: 1) Eh, loe tahu nggak sih, dari sekian banyak

makanan nusantara, makanan yang paling enak itu adalah makanan pesantren; 2)

Karena makanan pesantren itu bergizi, man, bergizi rendah. Tuturan ini

menerangkan bahwa comic membelokkan harapan penonton yang semula

berasumsi bahwa pernyataan comic ihwal makanan pesantren itu enak dan bergizi

adalah benar. Akan tetapi, asumsi penonton dipatahkan oleh comic dengan berujar

bahwa makanan pesantren ternyata bergizi rendah. Lantas, tuturan ini

mengundang tawa penonton.

Bagian wacana di atas yang tidak mematuhi maksim cara terdapat pada

tuturan malam-malam kita makan hati, men. Tuturan makan hati diasumsikan

mengandung dua arti. Pertama, makan hati yang berarti aktivitas mengonsumsi

jeroan ati ampela. Kedua, ungkapan idiomatis yang bermakna kecewa, sedih, atau

kesal. Adapun yang dimaksudkan comic mengacu pada arti yang kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

119

Sementara itu, penonton bisa saja menafsirkannya pada pengertian yang pertama.

Oleh karena ketaksaannya, maka tuturan yang tidak mematuhi maksim cara ini

memiliki efek humor.

3.3.2 Subtipe IIb

Subtipe IIb adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas dan maksim

relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim kualitas dan maksim cara. Ketiga wacana

berikut ini digolongkan ke dalam Subtipe IIb.

(90) Emang pemilu suka bikin bingung ya. Partai banyak. Namanya

p anu lah, p itu lah. Menurut gua, percuma bang kalau ujung-

ujungnya jadi PHP, Partai Harapan Palsu. (David, show 6).

(91) Percuma loe pakai peci-koko-sarung, peci-koko-sarung, tapi

giliran pas lagi ceramah di atas panggung, kepala orang dipiting.

Percuma. Siapa namanya tuh? Ustad apa? Ustad apa? Ya, Ustad

Harajuku. Ini mungkin waktu dia masih di pesantren, temen-

temennya bangun malam buat sholat tahajud, dia bangun malam

buat nonton smackdown. (Dzawin, show 13).

(92) Meskipun suara saya cempreng emejing gila, suara saya ini juga

menentukan siapa yang bakal duduk di DPR. Dan demokrasi ini

berjalan tanpa suara saya itu nggak bakal bisa. Suara rakyat

kecil, dalam arti sebenarnya. Dan pemerintah ini cuma janji-

janji kosong. Katanya memperjuangkan rakyat kecil. Bohong.

Kalau memang memperjuangkan, kenapa sampai sekarang tes

CPNS masih menggunakan tinggi badan sebagai syarat utama.

Saya kerja apa? (Arif, show 6).

Wacana (90) mematuhi maksim kuantitas karena kontribusi informasi yang

disampaikan comic terhadap intisari pembicaraan yang disampaikannya

mencukupi. Pokok gagasan dari wacana di atas berisi tentang keresahan comic

terhadap keberadaan dan peran partai-partai politik di Indonesia bagi masyarakat.

Hal itu ditandai dalam tuturan Partai banyak. Lebih lanjut, untuk mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

120

gagasan itu, comic lantas menambah informasi pendukung, yaitu partai-partai

politik ini pada kenyataannya tidak memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, wacana di atas juga mematuhi maksim relevansi

karena pertautan antarinformasi-informasinya tersebut.

Wacana (90) tidak mematuhi maksim kualitas karena terkandung informasi

yang tidak benar, yaitu pada frasa Partai Harapan Palsu. Faktanya, partai politik

tersebut memang tidak pernah ada. Penuturan frasa tersebut dimaksudkan comic

sebagai ungkapan metaforis untuk menyindir kinerja partai politik Indonesia yang

tidak jarang memberikan harapan palsu kepada masyarakat. Di samping itu, pada

wacana ini juga terdapat informasi yang ambigu, yang ditandai dalam ujaran PHP.

Berdasarkan pengertian umumnya, kata PHP merupakan singkatan dari istilah

Pemberi Harapan Palsu. Untuk menghasilkan gelak tawa penonton, comic pun

memberikan makna lain (ganda) pada kata PHP tersebut.

Wacana (91) mematuhi maksim kuantitas karena jumlah informasi yang

disampaikan comic terhadap pokok pembicaraan yang disampaikannya memadai.

Intisari tuturan di atas ihwal kritikan terhadap perilaku banal individu yang

agamis. Untuk mendukung informasi tersebut, comic lantas memberikan

informasi tambahan berupa contoh salah seorang yang memiliki laku demikian:

Ustad Harajuku, serta hal yang melatarbelakangi atau memengaruhi tindakan

ustad tersebut. Berdasarakan penjelasan tersebut, informasi-informasi yang

dipaparkan comic juga saling bertalian. Dengan demikian, tuturan comic

mematuhi maksim relevansi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

121

Pada wacana di atas, terdapat informasi yang tidak mematuhi maksim

kualitas, yakni pada tuturan dia bangun malam buat nonton smackdown. Tuturan

ini tidak mematuhi maksim kualitas karena hanya merupakan asumsi comic yang

bisa saja tanpa berdasarkan fakta, dengan maksud untuk menyindir Ustad Hariri.

Sementara itu, tuturan yang tidak mematuhi maksim cara terdapat pada frasa

Ustad Harajuku. Nama sebenarnya yang dimaksudkan comic ialah Ustad Hariri,

salah seorang ustad yang pernah tersangkut kasus sebagai pelaku kekerasan fisik

kepada salah seorang penata suara pada sebuah acara yang diikutinya. Oleh

karena itu, efek humor pada tuturan ini terjadi karena beberapa hal: ujaran tersebut

menjadi tidak jelas (kabur), tidak diketahui penonton, atau konteks individu yang

dimaksud dapat dikenali oleh penonton.

Wacana (92) mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi yang

disampaikan oleh comic memadai. Wacana ini mengangkat persoalan lemahnya

kinerja anggota DPR dalam memperjuangkan hak rakyat untuk mendapatkan

kesempatan kerja. Berikut tuturan kuncinya: pemerintah ini cuma janji-janji

kosong. Katanya memperjuangkan rakyat kecil. Bohong. Berkenaan dengan hal

tersebut, comic pun memberikan informasi tambahan perihal aturan ukuran tinggi

badan sebagai salah satu syarat utama untuk mengikuti tes Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS) yang ditetapkan oleh pemerintah. Bagi comic, yang juga berukuran

tubuh pendek, aturan ini merupakan sikap diskriminasi pemerintah dalam

menjamin hak bagi setiap masyarakat Indonesia untuk memperoleh pekerjaan.

Berikut tuturan kuncinya: kenapa sampai sekarang tes CPNS masih menggunakan

tinggi badan sebagai syarat utama. Di samping itu, berdasarkan ulasan di atas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

122

hal tersebut juga menunjukkan bahwa wacana ini mematuhi maksim relevansi

karena keterkaitan setiap informasi yang disampaikan comic.

Adapun bagian wacana yang tidak mematuhi maksim kualitas diungkapkan

melalui tuturan kenapa sampai sekarang tes CPNS masih menggunakan tinggi

badan sebagai syarat utama. Tuturan tersebut diasumsikan oleh penonton sebagai

informasi yang tidak valid, karena pada umumnya aturan tersebut memang jarang

ada atau tidak diketahui publik, dan hanya sebagian kecil instansi pemerintah

yang memberlakukan aturan tersebut.

Sementara itu, ujaran yang tidak mematuhi maksim cara diungkapkan

melalui tuturan berikut: 1) Rakyat kecil, dalam arti sebenarnya; 2) Katanya

memperjuangkan rakyat kecil. Untuk menciptakan efek humor, frasa rakyat kecil

pada kedua tuturan tersebut dibuat taksa oleh comic dengan membiaskannya dari

pengertian umumnya „orang yang tingkat sosial ekonominya rendah‟ menjadi

„orang yang berukuran tubuh kecil atau pendek‟.

3.3.3 Subtipe IIc

Subtipe IIc adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas dan maksim

cara, tetapi tidak mematuhi maksim kualitas dan maksim relevansi. Perhatikan

keempat wacana yang tergolong ke dalam Subtipe IIc berikut ini.

(93) Saya tuh lagi kesel banget sama orang-orang yang main

handphone. Orang zaman sekarang itu lebih senang ngobrol di

aplikasi messenger daripada ngomong di kehidupan nyata.

Kayak saya itu punya temen-temen saya yang merantau ke

mana-mana itu punya grup What‟s Ap. Itu kalau ngobrol di grup

What‟s Ap itu seru banget. “Eh, nanti kita kalau ketemu, kita

ngobrol bareng, ya. Kita ngopi bareng. Kita berenang di langit.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

123

Tapi kalau pas ketemu langsung, semuanya pada main

handphone, What‟s Ap-an gitu kan.

(94) Tapi teman-teman, paling tidak enak itu kalau kalian nonton dari

tribun timur, karena kalau di tribun barat itu nonton pakai

lampu, cahaya terang kelap-kelip di mana-mana, tapi di tribun

timur itu masih gelap, listrik tidak ada. Di tribun barat itu

dikasih kursi, dikasih sofa, makan enak-enak, tapi di tribun

timur itu masih beralaskan tanah, makan seadanya. Bahkan

orang dari tribun barat itu berteriak ke tribun timur, “Woi, kalian

yang ada di tribun timur, sabar saja, nanti kami bangun kursi di

situ. Kami kasih makan enak.” Tetapi, sampai pertandingan

berakhir tidak ada yang datang. (Abdur, show 9).

(95) Ini keresahan gua sebenarnya. Gua benci sama acara Dunia dan

Lain-lain. Ya, loe tahu lah acara itu ya. Ini gua benci banget.

Gua benci. Menurut gua, acara itu ngeselin karena hanya

menghasilkan pribadi-pribadi yang pemberani. Harusnya dibikin

lebih bermanfaat. Acara uji nyali menghasilkan pribadi-pribadi

yang pemberani, cerdas, tangkas, dan ceria. Jadi, bikin acara uji

nyali yang berfaedah dan edukatif. Jadi, nanti kalau ada setan

gitu nakut-nakutin, jadi berpendidikan.

O1: Oi ….

O2: Apa rumus pitagoras?

Atau, atau misalnya nanti kalau kesurupan ditanya-tanyanya

bisa lebih interaktif gitu.

O3: Oe….

O4: Namanya siapa, Pak?

O3: Joko.

O4: Oke, Mbah Joko, apa ibukota Indonesia?

O3: Sunda Kelapa.

O4: Salah. Jakarta.

O3: Eh, waktu saya masih hidup mah namanya Sunda Kelapa.

(Coki, show 5).

(96) DPR itu tugasnya kan untuk mendengarkan suara rakyat,

aspirasi rakyat. Tapi, gimana caranya DPR mendengarkan suara

rakyat ketika DPR dihalangi oleh tembok yang begitu tinggi,

pakai, naik ke kantor, ke kantor itu pakai Camry. Ya kan?

Seharusnya DPR itu bukan diletakkan di Senayan, tapi di

tengah-tengah pasar. Iya. Di pasar itu kan segala macam ada

kan? Dari tukang ayam sampai tukang cabe, ayam kampus,

cabe-cabean. (Dzawin, show 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

124

Wacana (93) mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi yang

disampaikan comic atas pokok pembicaraan yang disampaikannya memadai.

Intisari tuturan comic yakni perihal kekesalannya pada perilaku masyarakat

pengguna telepon seluler (ponsel) pintar yang lebih gemar berkomunikasi melalui

peranti tersebut, alih-alih secara langsung. Berikut ini tuturan kuncinya: Orang

zaman sekarang itu lebih senang ngobrol di aplikasi messenger daripada

ngomong di kehidupan nyata. Untuk mendukung gagasan ini, comic lantas

memberikan argumentasi dan ilustrasi ihwal perilaku komunikasi pengguna

ponsel pintar, yaitu ditunjukkan melalui dialog.

Wacana (93) mematuhi maksim cara karena penyampaiannya jelas dan

terutama tuturan yang bersifat ambigu tidak terdapat di dalam wacana ini, secara

khusus pada punch line (tuturan yang bergaris bawah). Tuturan tersebut

menimbulkan efek humor semata-mata karena memuat unsur ketidaklogisan dan

ketidakrelevansian. O1 meminta jus kepada O

2 melalui aplikasi WhatsAap. O

2

yang merasa kesal karena O1 memintanya menggunakan aplikasi obrolan

elektronik tersebut lantas menyuruhnya untuk memintanya secara langsung, tanpa

melalui medium alat komunikasi. Ini tuturan pertama yang tidak mematuhi

maksim relevansi.

Selanjutnya, O1 pun menanggapi anjuran O

2 dengan berbicara langsung

kepadanya. Nahasnya, yang diminta O1 dalam percakapan langsung itu bukanlah

jus, melainkan menyuruh O2 untuk mengecek aplikasi WhatsAap-nya karena O

1

baru saja mengirim pesan yang berisi permintaan jus kepadanya. Tentu yang

dimaksudkan O2 bukanlah demikian. Tuturan ini jelas tidak mematuhi prinsip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

125

maksim relevansi.

Tuturan yang tidak mematuhi maksim kualitas tampak pada pernyataan O2

yang menceritakan tentang rencana mereka saat berjumpa: ngobrol bareng, ngopi

bareng, dan berenang di langit. Hal ketiga dianggap tidak logis karena lazimnya

aktivitas berenang hanya dilakukan di air, bukan di darat maupun di langit.

Wacana (94) mematuhi maksim kuantitas karena informasi yang

disampaikan comic memberi kontribusi yang memadai terhadap informasi yang

lainnya. Wacana ini menceritakan tentang disparitas pembangunan infrastruktur

antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Comic mendeskripsikan dikotomi

tersebut secara informatif dalam bentuk ilustrasi. Berikut bagian wacana yang

menunjukkan pematuhan maksim kuantitas: (1) paling tidak enak itu kalau kalian

nonton dari tribun timur; (2) karena kalau di tribun barat itu nonton pakai lampu,

cahaya terang kelap-kelip di mana-mana, tapi di tribun timur itu masih gelap,

listrik tidak ada; (3) Di tribun barat itu dikasih kursi, dikasih sofa, makan enak-

enak; (4) di tribun timur itu masih beralaskan tanah, makan seadanya. Tuturan

(2), (3), dan (4) memberikan informasi deksriptif pada tuturan (1) untuk

menerangkan informasi perihal situasi yang tidak mengenakkan saat berada di

tribun timur akibat penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang cenderung

berpusat di tribun barat.

Selain itu, pada wacana (94) tidak terdapat tuturan yang ambigu.

Penggunaan terminologi dan dikotomi tribun barat dan tribun timur dapat

dipahami oleh penonton sebagai analogi dari kesenjangan pembangunan

Indonesia Barat dan Indonesia Timur, sebagaimana yang dimaksudkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

126

comic. Pemahaman penonton terbangun karena entitas komedi yang dibawakan

Abdur pada umumnya berkenaan dengan fenomena persoalan sosial-ekonomi di

Indonesia Timur beserta komparasinya dengan Indonesia Barat.

Di samping itu, tuturan yang tidak mematuhi maksim kualitas ditunjukkan

melalui ujaran berikut: di tribun barat itu nonton pakai lampu..., tapi di tribun

timur itu masih gelap, listrik tidak ada. Di tribun barat itu dikasih kursi..., tapi di

tribun timur itu masih beralaskan tanah, makan seadanya. Tuturan ini

mengimplikasikan fakta kesenjangan pembangunan di Indonesia Barat dan

Indonesia Timur. Jika konteks (implikasi) itu dilepaskan, maka nilai kebenaran

dari informasi pada tuturan itu pun hampa, karena faktanya, perbedaan fasilitas

pada setiap tribun di stadion tidak semencolok tuturan comic, terutama stadion

yang diilustrasikan di atas merupakan milik Arema, yang pada kenyataanya tidak

sama seperti yang dideskripsikan comic melalui ilustasi tersebut.

Bagian wacana (94) yang tidak mematuhi maksim relevansi terdapat pada

tuturan Tetapi, sampai pertandingan berakhir tidak ada yang datang. Ujaran ini

berhasil memicu tawa karena disimpangkan dari tuturan sebelumnya serta asumsi

penonton. Comic mengawali punch line itu dengan memberikan set up melalui

tuturan Woi, kalian yang ada di tribun timur, sabar saja, nanti kami bangun kursi

di situ. Kami kasih makan enak. Idealnya, setelah menyampaikan tuturan tersebut,

penonton akan berasumsi bahwa comic akan berujar bahwa penghuni tribun barat

akan menepati perkataannya, sehingga penghuni tribun timur terbebas dari situasi

muskil. Akan tetapi, comic membelokkan harapan penonton. Penghuni tribun

barat justru hanya memburas, dan penghuni tribun timur tetap menjalani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

127

kehidupannya dengan penuh kemalangan.

Wacana (95) mematuhi maksim kuantitas. Berikut beberapa tuturan kunci

yang menerangkan unsur informatif setiap ujaran yang disampaikan comic: 1)

acara itu ngeselin karena hanya menghasilkan pribadi-pribadi yang pemberani;

2) bikin acara uji nyali yang berfaedah dan edukatif. Adapun wacana ini

mengungkapkan kritikan comic terhadap acara uji nyali bertajuk (Masih) Dunia

Lain (yang dipelesetkan comic menjadi Dunia dan Lain-lain). Keresahan comic

ini terimplikasi melalui tuturan kunci pertama. Untuk menanggulangi

keresahannya pada acara tersebut, comic memberikan ide inovatif bagi acara itu

agar dapat memberikan manfaat bagi penonton. Hal tersebut diterangkan pada

tuturan kunci kedua. Kehadiran dialog O1, O

2, dan O

3 juga memberikan kontribusi

memadai untuk mengilustrasikan dan menegaskan kebermanfaatan acara (Masih)

Dunia Lain jika mengusung nilai-nilai didaktis.

Selain mematuhi maksim kuantitas, wacana di atas pun mematuhi maksim

cara. Tidak ada satupun tuturan yang mengandung ketaksaan. Meskipun

penyebutan nama tayangan Dunia dan Lain-lain dipelesetkan dari nama

sebenarnya, konteks tuturan tersebut tetap dapat dipahami oleh penonton,

sebagaimana yang dimaksudkan comic, yaitu tayangan uji nyali bertajuk (Masih)

Dunia Lain.

Sementara itu, bagian wacana (95) yang tidak mematuhi maksim kualitas

ditandai melalui tuturan kunci berikut: Jadi, nanti kalau ada setan gitu nakut-

nakutin, jadi berpendidikan. Ujaran ini dianggap tidak logis dan benar karena

pada hakikatnya tayangan ini merupakan sebuah acara uji nyali dengan hal-hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

128

mistis (roh halus). Setiap kontestan uji nyali akan berada di lokasi gelap dan

angker sendirian selama semalam hingga dua malam konsekutif. Kontestannya

pun sering kali mengalami kerasukan. Pada saat itulah, pakar supranatural yang

mendampingi acara ini biasanya menjalin komunikasi dengan kontestan.

Nahasnya, ilustrasi ihwal interaksi komunikatif dan edukatif yang disampaikan

comic melalui dialog, justru tidak masuk akal. Sulit membayangkan dan

mempercayai perstiwa seseorang yang sedang dirasuki dan dikuasai oleh roh

halus memberikan ilmu pengetahuan bagi penonton tayangan itu.

Selain itu, ujaran pada wacana ini yang tidak mematuhi maksim relevansi

ditunjukkan melalui tuturan Sunda Kelapa. Tuturan ini merupakan punch line,

Punch line tersebut dibangun oleh set up pada tuturan Oke, Mbah Joko, apa

ibukota Indonesia? Pada tuturan yang wajar, setelah comic mengucapkan set up

tersebut, penonton berasumsi bahwa jawaban ideal atas pertanyaan tersebut ialah

DKI Jakarta. Akan tetapi, untuk menciptakan efek komedi, comic mematahkan

harapan penonton dengan mengatakan Sunda Kelapa sebagai ibukota Indonesia.

Wacana (96) mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi yang

disampaikan memadai. Sisi informatif wacana ini dapat dilihat dari pokok

pembicaraan wacana ini, yakni sorotan comic atas rendahnya kinerja anggota DPR

dalam mengemban amanah rakyat kecil. Hal ini ditandai melalui tuturan kunci

berikut ini: DPR itu tugasnya kan untuk mendengarkan suara rakyat, aspirasi

rakyat. Tapi, gimana caranya DPR mendengarkan suara rakyat ketika DPR

dihalangi oleh tembok yang begitu tinggi.... Lebih lanjut, comic pun memaparkan

opininya berupa solusi bagi anggota dewan untuk dapat memperjuangkan suara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

129

dan nasib masyarakat, yang ditandai melalui tuturan Seharusnya DPR itu bukan

diletakkan di Senayan, tapi di tengah-tengah pasar. Wacana di atas juga

mematuhi maksim cara karena comic menyampaikan tuturannya secara jelas,

tidak ada tuturan yang memiliki tafsiran ganda.

Sementara itu, ujaran yang tidak mematuhi maksim kualitas ditandai

melalui tuturan Seharusnya DPR itu bukan diletakkan di Senayan, tapi di tengah-

tengah pasar. Pendapat comic melalui tuturan tersebut terlalu mengada-ada dan

mustahil terjadi karena luasnya cakupan tugas dan fungsi anggota DPR, terlebih

kompleksitas persoalan parlemen tidak hanya mencakup pada ranah pasar atau

pada level rakyat kecil.

Bagian wacana (96) yang tidak mematuhi maksim relevansi terdapat pada

tuturan ayam kampus dan cabe-cabean. Kedua tuturan ini merupakan punch line

atau tuturan yang memiliki efek humor. Frasa ayam kampus merupakan ungkapan

idiomatis yang bermakna „penjaja seks yang berasal dari kalangan mahasiswi‟,

dan frasa cabe-cabean bermakna „gadis di bawah umur yang baru menggeluti

profesi sebagai pramuria‟. Punch line ini dibangun oleh set up yang terdapat pada

tuturan Dari tukang ayam sampai tukang cabe. Ketika comic menyampaikan set

up tersebut, penonton akan berasumsi bahwa tuturan berikutnya berupa informasi

profesi lainnya yang ada pada ranah pasar tradisional. Namun, comic

membelokkan dugaan tersebut dengan melontarkan ujaran ayam kampus, cabe-

cabean. Pada umumnya, keberadaan perempuan yang berasal dari kedua

kelompok ini bukan di pasar tradisional, melainkan di tempat-tempat orang

mencari hiburan. Dengan demikian, tuturan ini pun berhasil mengundang gelak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

130

tawa penonton.

3.3.4 Subtipe IId

Subtipe IId adalah tuturan yang mematuhi maksim kualitas dan maksim

cara, tetapi tidak mematuhi maksim kuantitas dan maksim relevansi. Berikut ini

wacana yang termasuk dalam Subtipe IId.

(97) Caleg. Caleg ini mereka berebut kursi, tapi setelah mereka

menang dan duduk di kursi itu, mereka malah tidur, dan lebih

parahnya lagi yang mimpin rapat udah tahu yang dengerin tidur,

rapatnya masih gitu-gitu aja. Ini harusnya dibikin rapat yang

lebih meriah. Jadi, begitu masuk ruang rapat:

O1: Oke, peserta rapat paripurna, mana suaranya? Yang di

sebelah sana, mana suaranya?

O2: Rghhh (Mendengkur).

O1: Yang sebelah, sana mana suaranya?

O3: Rghhh (Mendengkur).

Akhirnya,

O1: Oke, kita mulai rapatnya.

Pas dia duduk, tidur. Ini kan sama aja ya? (Coki, show 6).

(98) Tapi sebenarnya, jujur, gua kurang suka sama bola, gua kurang

suka nonton bola, nggak suka bahkan. Karena kalau menurut

gua, bola itu penuh dengan provokasi. Loe lihat kemarin itu ada

kasus Materazzi disundul sama Zidane. Itu karena Materazzi

memprovokasi Zidane.

O1: Eh, Zidane, ibu kamu teroris ya?

Zidane masih sabar.

O1: Eh, Zidane, adik kamu teroris ya?

Zidane masih sabar.

O1: Eh, Zidane, Bapak kamu tukang siomay ya?

O2: Eh, anjir, gua digombalin. Derrr (menanduk dada O

1).

(Dzawin, show 15).

(99) Kalau menurut gua, kalau menurut gua, cewek cantik itu adalah

cewek yang dapat memantaskan dan melindungi dirinya sendiri.

Makanya gua suka banget sama cewek-cewek yang

berkerudung. Tapi, banyak yang bilang cewek yang berkerudung

itu kuno, nggak modern. Eh, kata siapa? Sekarang banyak kok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

131

kerudung-kerudung modern yang udah digaya-gayain. Hijabers

kan, yang kerudungnya warna-warni, dikasih bunga, tancepin

batang singkong, pohon kelapa. (Dzawin, show 10).

Wacana (97) mematuhi maksim kualitas karena comic menyampaikan

tuturan yang mengandung kebenaran. Hal ini dapat dilihat dari tuturan kunci

berikut: Caleg ini mereka berebut kursi, tapi setelah mereka menang dan duduk di

kursi itu, mereka malah tidur. Tuturan kunci tersebut mengimplikasikan fakta

kebiasaan tidur anggota DPR saat mengikut rapat. Wacana ini mematuhi maksim

cara karena tidak mengandung tuturan yang taksa dan multitafsir.

Wacana (97) tidak mematuhi maksim kuantitas karena informasi yang

disampaikan berlebihan. Pokok pembicaraan wacana ini membahas kebiasaan

tidur anggota DPR saat sidang. Oleh karena keresahan comic pada hal tersebut, ia

lantas memberikan ide solutif agar anggota dewan bisa menghentikan tabiatnya

itu. Hal tersebut ditunjukkan melalui dialog. Nahasnya, jalan keluar yang

disampaikan comic ternyata tidak menyelesaikan persoalan tersebut. Berikut

tuturan yang menerangkan hal tersebut: Pas dia duduk, tidur. Ini kan sama aja ya?

Alhasil, di samping kuantitas informasi yang berlebih, tuturan itu pun tidak

mematuhi maksim relevansi.

Wacana (98) memiliki tuturan yang mematuhi maksim kualitas yang

ditandai melalui tuturan Loe lihat kemarin itu ada kasus Materazzi disundul sama

Zidane. Itu karena Materazzi memprovokasi Zidane. Tuturan ini

mengimplikasikan salah satu fakta provokasi yang terjadi dalam ranah sepak bola.

Wacana di atas juga mematuhi maksim cara karena tidak ada satupun tuturan yang

mengandung ketaksaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

132

Sementara itu, bagian wacana (98) yang tidak mematuhi maksim kuantitas

dan relevansi secara bersamaan terdapat pada dialog terakhir O1dan O

2: “Eh,

Zidane, Bapak kamu tukang siomay ya?” “Eh, anjir, gua digombalin. Derrr

(menanduk dada O1).” Sumbangan tuturan tersebut tidak informatif dan tidak

relevan karena kehadiran kedua bagian wacana tersebut justru berlebihan dan

tidak menambah informasi apapun yang relevan dengan tindakan provokasi

berupa ucapan berbau SARA O1

kepada O2.

Wacana (99) mengandung tuturan yang mematuhi maksim kualitas, yang

ditandai dalam tuturan kunci berikut: Sekarang banyak kok kerudung-kerudung

modern yang udah digaya-gayain. Hijabers kan, yang kerudungnya warna-warni,

dikasih bunga. Tuturan ini mengimplikasikan suatu fakta bahwa model dan desain

kerudung telah mengalami transformasi, menyesuaikan diri dengan tren busana

masa kini. Wacana ini juga mematuhi maksim cara karena tidak ada satupun

tuturan yang mengandung ambiguitas.

Bagian wacana (99) yang tidak mematuhi maksim kuantitas dan maksim

relevansi ditandai oleh tuturan yang sama: tancepin batang singkong, pohon

kelapa. Tuturan tersebut tidak menambah informasi apapun dengan tuturan yang

mendahuluinya. Tuturan itu juga tidak relevan dengan tuturan sebelumnya, secara

khusus tuturan dikasih bunga. Tuturan ini menjadi set up pamungkas comic untuk

membelokkan persepsi dan harapan penonton pada tuturan yang akan

disampaikan comic berikutnya. Oleh karena ada unsur “tumbuhan” pada set up

(dikasih bunga) tersebut, maka comic lantas memberi dimensi informasi yang

mirip pada punch line-nya (tancepin batang singkong, pohon kelapa), yakni sama-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

133

sama memiliki unsur “tumbuhan”. Akan tetapi, baik secara tekstual maupun

kontekstual, set up dan punch line ini tidak saling terkait, karena yang menjadi inti

wacana di atas ihwal model kerudung kontemporer.

3.3.5 Subtipe IIe

Subtipe IIe adalah tuturan yang mematuhi maksim cara dan maksim

relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim kuantitas dan maksim kualitas.

Perhatikan kedua wacana yang tergolong ke dalam Subtipe IIe di bawah ini.

(100) Capres menurut gua yang paling terpenting adalah harus tahu

sejarah. Karena kemarin ada capres deklarasi, salah milih tempat

sejarah. Dia deklarasi di Rumah Si Pitung. Padahal dia nggak

tahu dulu rumah sejarahnya si Pitung gimana. Pak, Pitung mah

kagak pernah punya rumah. Lah, seumur hidup dikejar Belande,

gimana mau punya rumah, Pak? Entuh rumah yang dirampok

Pitung sejarahnye. Ini orang katanya, “Biarin, saya deklarasi di

sini, biar menularkan semangat si Pitung.” Semangat ape?

Ngerampok? (David, show 17).

(101) Menurut gua, kondom itu nggak ada gunanya karena sudah

gagal memenuhi fungsinya untuk mencegah pertambahan

penduduk. Kenapa bisa gagal? Alasannya simpel: karena iklan

kondom ditaroh jam 1 malam. Ini yang mau nonton siapa?

Setan? Ini mungkin makanya di zaman modern nggak ada lagi

film horor beranak dalam kubur, karena setannya udah pakai

kondom. (Coki, pre show 1).

Wacana (100) mematuhi maksim relevansi karena setiap informasi di dalam

tuturan ini saling terkait. Adapun intisari wacana ini berisi tentang kesalahan salah

satu capres pada Pilpres 2014 dalam memilih tempat pendeklarasiannya. Berikut

tuturan kuncinya: Capres menurut gua yang paling terpenting adalah harus tahu

sejarah. Karena kemarin ada capres deklarasi, salah milih tempat sejarah. Lebih

lanjut, comic membeberkan alasannya mengapa ia menganggap capres tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

134

salah dalam memilih tempat deklarasi. Tuturan kuncinya sebagai berikut: Pak,

Pitung mah kagak pernah punya rumah. Lah, seumur hidup dikejar Belande,

gimana mau punya rumah, Pak? Entuh rumah yang dirampok Pitung sejarahnye.

Selain itu, wacana di atas juga mematuhi maksim cara karena tidak ada satupun

tuturan yang bersifat ambigu.

Bagian wacana (100) yang tidak mematuhi maksim kuantitas ditandai dalam

tuturan kunci ini yang juga menjadi punch line-nya: Semangat ape? Ngerampok?

Kontribusi tuturan ini dianggap berlebihan karena tidak informatif dan hanya

merupakan opini comic yang mempertanyakan (memojokkan) pernyataan capres

tersebut yang terdapat pada tuturan berikut: Biarin, saya deklarasi di sini, biar

menularkan semangat si Pitung.

Sementara itu, tuturan yang tidak mematuhi maksim kualitas terdapat pada

bagian wacana berikut: Pitung mah kagak pernah punya rumah. Lah, seumur

hidup dikejar Belande, gimana mau punya rumah, Pak? Tuturan ini dapat

menghasilkan lebih dari satu interpretasi, yang disebabkan oleh beragamnya versi

cerita tentang sejarah hidup Pitung. Tuturan ini bisa jadi menimbulkan efek humor

jika diasumsikan bahwa penonton menganggap informasi pada tuturan tersebut

tidak benar. Terlepas dari perdebatan kepemilikan Rumah Pitung –apakah itu

kediaman asli Pitung atau bukan–, tuturan comic yang mengungkapkan bahwa

Pitung sama sekali tidak memiliki rumah (selain Rumah Pitung), dapat

menimbulkan keraguan bagi penonton karena dianggap tidak logis.

Wacana (101) mematuhi maksim cara karena tuturan yang disampaikan

tidak mengandung informasi yang taksa. Wacana di atas juga mematuhi maksim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

135

relevansi. Pokok pembicaraan wacana ini berisi tentang kritik comic atas

kegagalan kondom dalam memenuhi fungsinya sebagai pencegah pertambahan

jumlah penduduk. Lebih lanjut, comic pun menerangkan opininya (alasan

gagalnya fungsi kondom) yang bertalian dengan masalah pada pokok

pembicaraannya.

Sementara itu, bagian wacana (101) yang tidak mematuhi maksim kuantitas

diterangkan dalam tuturan kunci berikut: Ini yang mau nonton siapa? Setan? Ini

mungkin makanya di zaman modern nggak ada lagi film horor beranak dalam

kubur, karena setannya udah pakai kondom. Tuturan ini menimbulkan efek humor

karena kontribusi informasinya berlebihan. Idealnya, wacana di atas berakhir pada

tuturan Karena iklan kondom ditaroh jam 1 malam.

Wacana ini juga tidak mematuhi maksim kualitas karena comic

menyampaikan informasi yang tidak benar. Melalui imajinasinya, comic beropini

atau menduga bahwa iklan kondom yang ditayang pada tengah malam hanya

ditonton oleh setan, sehingga kondom lebih banyak dipakai oleh setan-setan

tersebut ketimbang manusia. Imbasnya, eskalasi pertumbuhan manusia terus

meningkat, sedangkan angka reproduksi setan menjadi berkurang –hal itu tampak

pada minimnya keberadaan film horor yang mengisahkan tentang mayat wanita

yang beranak di dalam kubur. Secara fungsional dan logika, yang hanya

menggunakan kondom adalah manusia dan yang mampu bereproduksi atau

berkembang biak adalah manusia, hewan, dan tumbuhan. Dengan demikian,

tuturan si comic tidak memiliki nilai kebenaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

136

3.4 Tuturan yang Mematuhi Satu Maksim, tetapi Tidak Mematuhi Tiga

Maksim (Tipe III)

Tipe ini mencakup dua subtipe, yaitu Subtipe IIIa dan Subtipe IIIb. Berikut

ini adalah penjabarannya.

3.4.1 Subtipe IIIa

Subtipe IIIa adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, tetapi tidak

mematuhi maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Wacana berikut

tergolong dalam Subtipe IIIa.

(102) Orang Betawi mah kenal pelem dari layar tancap. Untung

penonton layar tancap ini tertib, gelar koran, baris rapi. Kagak

kayak nonton dangdut: rusuh. Yang nonton lulusan SSB,

Sekolah Senggol Bacok. Senggol dikit berantem. Kita lagi joget

enak-enak. Ya elah.

O1: (disenggol) Woi...! Anak mana loe?

O2: Anak elu! Pulang, Pa! Emak nyariin ono. (David, show 5).

Wacana (102) mematuhi maksim kuantitas karena sumbangan informasi

yang diberikan memadai. Pokok pembicaraan wacana ini ihwal perbedaan tingkah

laku penonton layar tancap dan penonton dangdut. Lebih lanjut, comic

memberikan ilustrasi melalui dialog O1

dan O2

untuk menunjukkan perilaku kasar

penonton konser dangdut.

Wacana ini memiliki tuturan yang tidak mematuhi maksim kualitas, yaitu

ditandai dengan tuturan kunci kagak kayak nonton dangdut: rusuh. Yang nonton

lulusan SSB, Sekolah Senggol Bacok. Informasi pada tuturan ini tidak valid karena

keberadaan Sekolah Senggol Bacok pada kenyataannya tidak pernah ada. Tuturan

ini dimaksudkan comic untuk mengimplikasikan kelakuan penonton dangdut agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

137

mengundang gelak tawa penonton.

Selain itu, pada wacana di atas terdapat tuturan yang mengandung informasi

yang ambigu, yakni pada kata SSB. Pada umumnya, terminologi ini dipahami

sebagai singkatan dari Sekolah Sepak Bola. Namun, untuk menciptakan efek

humor, comic menyimpangkan artinya menjadi Sekolah Senggol Bacok.

Wacana (102) juga tidak mematuhi maksim relevansi, yakni ditandai

melalui tuturan dalam dialog O1

dan O2. Pada saat O

1 memarahi dan menanyai O

2

karena menyenggolnya, penonton berasumsi bahwa O2

adalah orang lain (orang

yang tidak dikenalinya) atau tidak setempat asal dengan O1. Akan tetapi, comic

membelokkan asumsi penonton dengan menyebut bahwa O2

adalah anak O1.

3.4.2 Subtipe IIIb

Subtipe IIIb adalah tuturan yang mematuhi maksim cara, tetapi tidak

mematuhi maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim relevansi. Wacana di

bawah ini termasuk dalam Subtipe IIIb.

(103) Waktu itu saya hampir ikut kontes nyanyi Factor X, tapi nggak

jadi. Soalnya yang dinilai bukan suaranya, tapi tampangnya.

Lihat aja Mika tuh ya. Mika itu cuma modal tampang cakep.

Coba kalo dia nggak cakep, pasti jelek. Pasti komentarnya kayak

gini, “Lagu kamu pernah dinyanyiin sama Once, tapi aku lebih

suka waktu kamu nyanyiinnya. Feel-nya lebih dapet.” Ini

bahaya kalau penontonnya itu kebawa ke kehidupan sehari-hari

gitu ya. Ada guru gitu, misal.

O1: Fatin, satu tambah satu berapa?

O2: Dua, Bu.

O1: Kemarin Tuti juga jawab seperti kamu, tapi saya lebih suka,

tapi saya lebih suka suka jawaban kamu ya. Feel-nya lebih

dapet. (Beni, show 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

138

Wacana (103) tidak memiliki tuturan yang bersifat ambigu. Adapun nama-

nama penyanyi, seperti Mika, Once, dan Fatin, yang disebutkan pada wacana ini,

diucapkan secara jelas (tanpa dipelesetkan) oleh comic. Lain halnya dengan ujaran

Factor X. Tuturan ini dipelesetkan comic dari nama sebenarnya X Factor –salah

satu ajang pencarian bakat dalam bidang tarik suara, yang tayang di stasiun

RCTI–, tetapi tidak menimbulkan ambiguitas.

Bagian wacana (103) yang tidak mematuhi maksim kuantitas ditandai dalam

tuturan kalo dia nggak cakep, pasti jelek. Keberadaan tuturan pasti jelek

berlebihan dan tidak menambah informasi apapun dari tuturan sebelumnya. Frasa

nggak cakep merupakan parafrasa dari kata jelek. Dengan demikian, kedua tuturan

tersebut memiliki dimensi makna yang sama.

Adapun tuturan yang tidak mematuhi masim kualitas ditandai pada ujaran

Kemarin Tuti juga jawab seperti kamu, tapi saya lebih suka, tapi saya lebih suka

suka jawaban kamu ya. Feel-nya lebih dapet. Tuturan tersebut dinilai tidak logis

dan tidak benar, karena pada kenyataannya penilaian yang diberikan oleh guru

atas jawaban siswa tidak berdasarkan pada nilai rasa yang didapatkannya saat

siswa menjawab pertanyaannya, melainkan karena nilai kebenarannya.

Sementara itu, tuturan yang tidak mematuhi maksim relevansi terdapat

pada tuturan Coba kalo dia nggak cakep –bagian set up– dan tuturan pasti jelek –

yang menjadi punch line. Idealnya, setelah comic melontarkan set up ini,

penonton akan berasumsi bahwa jika Mika, kontestan bertampang rupawan di

X Factor, diandaikan berburuk rupa, maka keberadaannya pada kontes tersebut

tidak akan pernah ada, karena menurut opini comic ajang kontes bernyanyi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

139

hanya diperuntukkan bagi individu yang memiliki tampang menarik. Akan tetapi,

comic membiaskan asumsi tersebut dengan memberi punch line yang tidak

koheren dengan harapan penonton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

140

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penelitian bertajuk “Wacana Humor Kritik Sosial dalam Stand Up Comedy

Indonesia Season 4 di Kompas TV: Tinjauan Pragmatik” ini membahas dua

masalah, yaitu: (1) sasaran kritik dan hal yang dikritik dalam WHKS SUCI 4; (2)

kepatuhan dan ketakpatuhan tuturan dalam WHKS SUCI 4 pada prinsip kerja

sama.

Berdasarkan pembahasan pada Bab II dan Bab III, diperoleh hasil sebagai

berikut. Pertama, pihak yang dikritik adalah:

(a) Pemerintah, dengan hal yang dikritik:

(i) kebijakan diskriminatif;

(ii) kinerja;

(iii) kegagalan penegakan aturan.

(b) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dengan hal yang dikritik:

(i) kinerja;

(ii) kebiasaan tidur saat rapat;

(iii) korupsi.

(c) Anggota organisasi kemasyarakatan Islam, dengan hal yang dikritik:

(i) sikap munafik;

(ii) sikap intoleransi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

141

(d) Perempuan Indonesia, dengan hal yang dikritik:

(i) kesalahpahaman atas konsepsi kesetaraan gender;

(ii) profesi;

(iii) kecemburuan yang berlebihan;

(iv) kesadaran wanita muslim untuk berkerudung.

(e) Pertelevisian Indonesia, dengan hal yang dikritik:

(i) kualitas program;

(ii) jam tayang iklan;

(iii) diskriminasi peran keaktoran.

(f) Pedangdut wanita, dengan hal yang dikritik:

(i) musikalitas.

(g) Orangtua, dengan hal yang dikritik:

(i) pola asuh terhadap anak.

(h) Masyarakat lokal, dengan hal yang dikritik:

(i) sikap apatis pemuda Betawi pada tanjidor;

(ii) kesadaran masyarakat Jakarta dalam penanganan banjir;

(iii) perilaku penonton dangdut;

(iv) tingkah laku pelajar Bintaro;

(v) stigma masyarakat terhadap orang kurus.

(i) Masyarakat luas, dengan hal yang dikritik:

(i) sikap politik dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014;

(ii) minimnya penghargaan terhadap dokter;

(iii) sikap individualistis akibat penggunaan handphone;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

142

(j) Persepakbolaan, dengan hal yang dikritik:

(i) kualitas permainan timnas sepak bola;

(ii) kualitas wasit Indonesia;

(iii) tindakan provokasi.

(k) Institusi pendidikan, dengan hal yang dikritik:

(i) ketiadaan pembelajaran sasando;

(ii) pelaksanaan masa orientasi siswa;

(iii) kualitas gizi di pondok pesantren.

(l) Tokoh, dengan hal yang dikritik:

(i) pemilihan tempat pendeklarasian sebagai capres;

(ii) tindakan kekerasan fisik Ustad Hariri.

Kedua, perihal dengan penciptaan humor, kepatuhan dan ketakpatuhan

tuturan dalam WHKS SUCI 4 pada prinsip kerja sama terdiri dari tiga tipe utama.

(a) Tuturan yang mematuhi tiga maksim, tetapi tidak mematuhi satu maksim

(Tipe I). Tipe ini mencakup:

(i) Subtipe Ia, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

relevansi, dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim kualitas;

(ii) Subtipe Ib, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

kualitas, dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim relevansi.

(iii) Subtipe Ic, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

kualitas, dan maksim relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim cara.

(b) Tuturan yang mematuhi dua maksim, tetapi tidak mematuhi dua maksim

(Tipe II) . Tipe ini mencakup:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

143

(i) Subtipe IIa, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas dan

maksim kualitas, tetapi tidak mematuhi maksim relevansi dan maksim

cara;

(ii) Subtipe IIb, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas dan

maksim relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim kualitas dan maksim

cara;

(iii) Subtipe IIc, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas dan

maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim kualitas dan maksim

relevansi;

(iv) Subtipe IId, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kualitas dan

maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim kuantitas dan maksim

relevansi;

(v) Subtipe IIe, yaitu tuturan yang mematuhi maksim cara dan maksim

relevansi, tetapi tidak mematuhi maksim kuantitas dan maksim

kualitas.

(c) Tuturan yang mematuhi satu maksim, tetapi tidak mematuhi tiga maksim

(Tipe III). Tipe ini mencakup:

(i) Subtipe IIIa, yaitu tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, tetapi

tidak mematuhi maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara;

(ii) Subtipe IIIb, yaitu tuturan yang mematuhi maksim cara, tetapi tidak

mematuhi maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim relevansi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

144

4.2 Saran

Penelitian ini berjudul “Wacana Humor Kritik Sosial dalam Stand Up

Comedy Indonesia Season 4 di Kompas TV: Tinjauan Pragmatik”. Sebelum

penelitian ini dilakukan, telah ditemukan sekurang-kurangnya dua penelitian

terkait wacana humor SUCI 4 (lihat tinjauan pustaka). Berdasarkan hasil

penelitian ini maupun kedua penelitian tersebut, hal yang dapat dikaji untuk

penelitian selanjutnya perihal wacana SUCI 4 yaitu proses penciptaan wacana

humor SUCI 4 berdasarkan kepatuhan dan ketakpatuhan tuturannya pada prinsip

kesopanan Leech.

Selain mengkaji wacana humor SUCI 4, peneliti selanjutnya pun dapat

mengkaji berbagai pertunjukan SUC termutakhir, seperti Stand Up Comedy

Acadamy (SUCA 1) di Indosiar dan Stand Up Comedy Indonesia Season 5 (SUCI

5) serta Stand Up Comedy Indonesia Season 6 (SUCI 6) yang masing-masing

tayang di Kompas TV. Hal ini sangat memungkinkan bagi peneliti lain karena

maraknya fenomena tuturan di dalam wacana SUC yang terbilang unik atau

berbeda dari tuturan pada umumnya. Dengan demikian, kajian linguistis terhadap

wacana SUC pun dapat terus berlanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

145

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.

Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.

_________________. 2015. Teori-teori Linguistik Pascastruktural Memasuki

Abad ke-21. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Budiardjo, Miriam dan Ibrahim Ambong (Editors). 1993. Fungsi Legislatif dalam

Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Cahyaprasetya, Vicky Puri. 2015. “Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Prinsip

Kesopanan dalam Acara Tatap Mata Trans 7 sebagai Wahana Menciptakan

Humor Verbal Lisan”. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Damono, Sapardi Djoko. 1983. Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa

Catatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dean, Greg. 2012. Step by Step To Stand-Up Comedy. Jakarta: Bukune.

Fadilah, Emy Rizka. 2015. “Humor dalam Wacana Stand-Up Comedy Indonesia

Season 4 di Kompas TV”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia,

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Grice, H.P. 1975. “Logic and Conversation”. Dalam Syntax and Semantics:

Speech Act 3. New York: Academic Press. Halaman 41-58.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Kwant. 1975. Manusia dan Kritik. Yogyakarta: Kanisius.

Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. London and New York:

Longman Press.

Sari, Chyndy Febrinda. 2012. “Humor dalam Stand Up Comedy oleh Raditya

Dika: Kajian Tindak Tutur, Jenis, dan Fungsi”. Skripsi pada Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Surabaya.

Shadily, Hassan. 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Subagyo, Paulus Ari. 2012. “Bingkai dalam Wacana Tajuk Tentang Terorisme:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

146

Kajian Pragmatik Kritis atas Editorial Suara Pembaruan dan Republika”.

Disertasi pada Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sudarsono, Sony Christian. 2013. “Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia:

Kajian Struktural, Pragmatis, dan Kultural”. Skripsi pada Program Studi

Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakrta: Sanata

Dharma University Press.

Sugono, Dendy, dkk (eds.). 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi

Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. 2010. Pendidikan

Kewarganegaraan: Paradigma Terbaru untuk Mahasiswa. Bandung:

Alfabeta.

Wati, Desy Winda. 2013. “Kajian Prinsip Kerja Sama terhadap Pertunjukan Stand

Up Comedy Show di Metro TV”. Skripsi pada Program Studi Bahasa dan

Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,

Universitas Negeri Malang, Malang.

Wijana, I Dewa Putu. 2004. Kartun: Studi tentang Permainan Bahasa.

Yogyakarta: Ombak.

Wijayanti, Asri. 2015. “Analisis Wacana Stand Up Comedy Indonesia Session 4

Kompas TV”. Tesis pada Program Studi Linguistik, Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

147

PUSTAKA LAMAN

Anshari, Dian Fath Risalah El. 2014. “Deklarasi di Rumah Si Pitung Jokowi

Harus Minta Maaf”. Stable URL: http://nasional.kompas.com/read/2014/

03/22/1010023/Deklarasi.di.Rumah.Si.Pitung.Jokowi.Harus.Minta.Maaf.

Diunduh pada 19/3/2016, 12.10.

Arif, Ahmad. 2013. “Bagi Jakarta Banjir Seolah Menjadi Takdir”. Stable URL:

http://sains.kompas.com/read/2013/01/18/09141229/Bagi.Jakarta.Banjir.

Seolah.Menjadi.Takdir. Diunduh pada 12/3/2016, 09.10.

Asikin, Zainal. 2014. “Gembong Komplotan Begal Bersenpi”. Stable URL:

http://www.teraslampung.com/2014/09/gembong-komplotan-begal-

bersenpi.html. Diunduh pada 12/3/2016, 09.15.

Auliani, Palupi Annisa. 2015. “Mau Tahu Hasil Riset Google soal Penggunaan

Smartphone di Indonesia”. Stable URL: http://tekno.kompas.com/read/

2015/11/19/23084827/Mau.Tahu.Hasil.Riset.Google.soal.Penggunaan.

Smartphone.di.Indonesia. Diunduh pada 12/3/2016, 09.30.

“Dangdut,” Stable URL: https://id.wikipedia.org/wiki/Dangdut. Diunduh pada

1/3/2016, 11.40

Djumena, Erlangga. 2015. “Turun, Jumlah Penduduk Miskin Capai 27,7 Juta

Orang”. Stable URL: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/03/

070700226/Turun.Jumlah.Penduduk.Miskin.Capai.27.7.Juta.Orang.

Diunduh pada 12/3/2016, 11.00.

Gatra, Sandro. 2013. “Survei Insis Publik Makin Tak Puas pada Kinerja DPR”.

Stable URL: http://nasional.kompas.com/read/2013/09/29/1224051/Survei.

Insis.Publik.Makin.Tak.Puas.pada.Kinerja.DPR. Diunduh pada 12/3/2016.

11.30.

Maharani, Dian. 2015. “Jenis Kecerdasan Anak dan Cara Mengembangkannya”.

Stable URL: http://health.kompas.com/read/2015/10/03/174041923/8.Jenis.

Kecerdasan.Anak.dan.Cara.Mengembangkannya. Diunduh pada 15/3/2016,

16.20.

Mulia, Prima. 2016. “Tiap Tahun Penduduk Indonesia Bertambah 3 Juta Orang”.

Stable URL: https://m.tempo.co/read/news/2016/01/14/173736151/tiap-

tahun-penduduk-indonesia-bertambah-3-juta-orang. Diunduh pada

15/3/2016, 16.30.

“Organisasi Massa,” Stable URL: https://id.wikipedia.org/wiki/ Organisasi massa.

Diunduh pada 1/3/2016, 11.15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

148

“Pelawak Tunggal,” Stable URL: https://id.wikipedia.org/wiki/ pelawak_tunggal.

Diunduh: 9/2/2016, 11.00.

“Penduduk Indonesia Tambah 3,5 Juta Jiwa Per Tahun,” Stable URL:

http://nasional.kompas.com/read/2011/07/13/2024416/Penduduk.Indo.

Tambah.3.5.Juta.Jiwa.Per.Tahun. Diunduh pada 15/3/16, 16.40

Rastika, Icha. 2014. “Tahun 2035 Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia 305 Juta

Jiwa”. Stable URL: http://nasional.kompas.com/read/2014/01/29/1643028/

Tahun.2035.Proyeksi.Jumlah.Penduduk.Indonesia.305.Juta.Jiwa.

Diunduh pada 15/3/2016, 17.00.

Rusli, Andi. 2014. “Anas dan 466 Politikus yang Dijerat Kasus Korupsi”. Stable

URL: https://m.tempo.co/read/news/2014/09/23/ 063609068/anas-dan-466-

politikus-yang-dijerat-kasus-korupsi. Diunduh pada 16/3/16, 08.15.

“Rusuh Konser Dangdut,” Stable URL: http://tv.detik.com/readvideo/2012/08/

28/092238/120828019/080609680/rusuh-konser-dangdut. Diunduh pada

17/3/2016, 12.15.

Sukamto, Imam. 2013. “Lagi, Hasil Survei Kinerja DPR Buruk”. Stable URL:

http://nasional.tempo.co/read/news/2013/10/20/078523131/lagi-hasil-survei

kinerja-dpr-buruk. Diunduh pada 17/3/2016, 10.25.

Suryowati, Estu. 2015. “Desa di Indonesia Masih Tertinggal”. Stable URL:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/10/20/141445026/20.168.

Desa.di.Indonesia.Masih.Tertinggal. Diunduh pada 17/3/2016, 11.10.

Syatiri, Ana Shofiana. 2013. “Tukang Parkir Beri Garansi Pentil Ban yang

Dicabut”. Stable URL: http://nasional.kompas.com/read/2013/09/24/

0842289/Tukang.Parkir.Beri.Garansi.Pentil.Ban.yang.Dicabut..Diunduh

pada 17/3/2016, 11.40.

“Tanjidor,” Stable URL: https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjidor. Diunduh pada

1/3/2016, 11.50

Utama, Praga. 2014. “Video Ustad Hariri di Youtube Bikin Geger”. Stable URL:

http://m.tempo.co/read/news/2014/02/13/058553740/Video-Ustad-Hariri-di-

Youtube-Bikin-Geger. Diunduh pada 19/3/16, 12.30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

149

LAMPIRAN

KEPATUHAN DAN KETAKPATUHAN

TUTURAN DALAM WACANA HUMOR KRITIK SOSIAL SUCI 4

1. Subtipe Ia

Subtipe Ia adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

relevansi, dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim kualitas. Wacana-

wacana berikut ini dikelompokkan ke dalam Subtipe Ia.

(104) Teman-teman, di sini ada yang tahu Rokatenda? Tidak ada. Inilah

suara minor yang mau saya bawa malam ini. Teman-teman,

Rokatenda adalah gunung berapi di Pulau Flores. Dia meletus dari

bulan Oktober 2012 sampai Desember 2013. Empatbelas bulan,

empatbelas bulan. Bahkan dari pertama kali dia meletus sampai dia

ulang tahun yang pertama, tiup-tiup lilin, tidak ada kado yang

datang, tidak ada. Wajar kalau teman-teman tidak tahu karena

memang berita Rokatenda meletus pada waktu itu, itu tertutup oleh

berita banjir Jakarta. Bahkan berita banjir Jakarta itu diarahkan

menjadi bencana nasional karena merugikan negara hampir duapuluh

triliun. Rokatenda selama empatbelas bulan meletus itu negara cuma

rugi seribu rupiah. Iya, dua koin lima ratus untuk tutup telinga.

(Abdur, show 1).

(105) Orangtua sekarang itu masih banyak yang berpikir bahwa anak yang

cerdas adalah anak yang pintar matematika, sedangkan anak yang

pintar di bidang lain itu enggak dibilang cerdas. Sekarang gini, untuk

orang-orang yang tidak mencintai matematika, buat apa loe belajar

matematika terlalu dalam. Ingat, men, loe belajar matematika dari

SD sampai SMA persamaan linear dua variabel enggak kepakai pas

loe lagi beli siomay. Ya kan? Ya kali gitu beli siomay.

O1: Bang, beli siomay. Bang, kalau siomay 1, tahunya 3 kan tiga

ribu. Kalau siomay 2, tahunya 5 kan lima ribu. Berapakah harga

satu siomay?

Ya, enggak gitu, kan? (Dzawin, show 8).

(106) Biasa ke kantor pakai Camry, ini jalan kaki. Pas lagi jalan ketemu

preman. Tapi, nggak akan dipalak. Ya, kali preman pasar malak

preman negara? Loe tahu kan preman pasar itu.

O1: Woi, siapa loe?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

150

O2: Tukang daging, bang.

O1: Duit, duit!

O1: Woi, siapa loe?

O2: Anggota dewan.

O1: Duit.

O2: Kenapa, kok saya nggak jadi dipalak.

O1: Maaf nih ya, Pak. Saya preman biasa malak duit halal. Kalau

saya malak Bapak, dosanya dobel. (Dzawin, show 6).

(107) Di sini ada yang tahu tanjidor? Tanjidor itu musik asli Betawi sejak

tahun 1918. Nggak cuma musiknya yang tua, pemainnya juga. Ini

anak mudanya pada kemane? Loe kagak cukup naroh aki-aki buat

adzan subuh? Ini aki-aki kasihan. Pagi adzan subuh, siang main

tanjidor, ini Maghrib masih hidup sujud syukur. (David, show 2).

(108) (Lagu: Buang sampah ke dalem kali. Kalo banjir, setenge mati).

Stop. Banjir setenge mati. Jakarta banjir salah siapa? Salah kite.

Tempat air loe tempatin. Zaman dulu Pitung bisa jalan di air itu sakti.

Salah. Pitung visioner. Zaman sekarang nemu orang jalan di air mah

banyak. Saban banjir kita jalan di air. Saktian kita ama Pitung. Jalan

di airnya rutin setahun sekali. (David, show 14).

(109) Selain jadi comic, gua juga seneng sepak bola. Di sini ada fans

Barcelona? Gua kasih tahu, Barcelona ini memiliki taktik yang

nggak dimiliki sama klub-klub lain: tiki-taka. Tiki-taka ini

permainan dari kaki ke kaki, dari Xavi ke Iniesta, Iniesta ke Messi,

gol. Keren kan. Dan, sebenarnya Indonesia memiliki taktik juga, tapi

nggak dimiliki sama negara-negara lain: teka-teki. Karena dia nggak

bakal tahu ngoper ke mana. (Pras Teguh, pre show 1).

(110) Tapi, emang menurut gua, wasit itu harus tegas. Loe lihat di Piala

Dunia, kalau ngasih kartu kuning ya ngasih aja. Wasit Indonesia

ragu-ragu. Pelanggaran:

O1: Hei! Aduh kasih nggak ya? Kasih nggak ya?

O2: Apa, kartu?

O1: Ha? Enggak, gatel. (Pras Teguh, show 15).

(111) Lampung itu banyak begal. Kalau orang naik motor sendirian,

apalagi kalau di jalan sepi, udah itu. Berharap aja di rumah punya

nyawa cadangan, karena pasti dibegal. Iya. Orang mau ke pasar aja

kebegal. Bahkan mau ke warung aja kebegal. Orang mau ngebegal,

dibegal. Karena begal itu suka nyari tempat sepi; bawa golok

nungguin orang datang. Tiba-tiba di belakangnya ada begal, bawa

pistol, todong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

151

O1: Oi, sini motor kamu.

O2: Oi, saya ini begal. Kok kamu begal? Saya ini bawa golok saya

ini.

O1: Woi, saya bawa pistol.

O2: Senjata kamu lebih canggih rupanya. Ya udahlah, ambil motor

saya.

Udahnya, dia nelpon polisi kan.

O2: Pak, tolong Pak. Ini motor saya dibegal Pak.

O3: Oh iya, tunggu, Dek. Saya juga lagi dibegal ini. (Wendi, pre

show 2).

2. Subtipe Ib

Subtipe Ib adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim

kualitas, dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim relevansi. Wacana di

bawah ini digolongkan ke dalam Subtipe IIb.

(112) Betawi mah mohon maaf, bukannya kita nggak mau dandan. Laki-

bini di rumah sering berantem gara-gara dandan. Coba, lakinya

tadinya kagak rapi, rapi sedikit bininya nyap-nyap.

O1: Kampung mane yang baru ade jande?

Nyisir sedikit, bininya nyap-nyap, nyanyi.

O1: Biasanya tak pakai minyak wangi.

Lakinya marah.

O2: Eh, loe nyanyi kagak joget. Joget dong. Biasanya tak pakai

minyak wangi. (David, show 13).

(113) Gua resah banget, resah banget. Sebagai anak muda yang religius,

gua resah, sampai gua bela-belain survei tuh tempat. Survei, serius

gua survei. Gua masuk ke dalem ditawarin pakai foto.

O1: Mau yang mana, Mas?

O2: Yang ini ajalah.

Kite masuk ke dalam kamar. Asyik nih. Jablaynya masuk.

O3: Bang.

O2: Iye.

O3: Mau mulai dari mana?

O2: Aduh, mulai dari mana. Neng muslim?

O3: Iya, Bang.

O2: Ya udah, kita mulai dari surat Al-Isra ayat 32. Wa la taqrabuz

zina. Janganlah kau mendekati zinah.

Ya Allah, tuh jablay bengong. Lima menit dia cabut.

O2: Eh, mau ke mana, loe?

O3: Ambil mukenah. (David, show 17).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

152

(114) Sampai sekarang masih banyak orangtua yang berpikir, anak yang

mendalami hobinya itu, itu nggak baik, orangtua nggak senang.

Karena banyak orangtua sekarang berpikir bahwa anak SD lebih baik

pintar matematika, anak SMP pintar fisika dasar, anak SMA pintar

kimia, mahasiswa pintar dialektika. Kalau semua orang beranggapan

seperti itu, terus bidang-bidang lain siapa yang mau ngisi? Siapa

yang mau ngisi? Ya, diisi sama anak yang dulunya dianggap bodoh

di sekolah yang bahkan nggak naik kelas dua kali: Pras Teguh.

Bidang lain mau diisi sama siapa? Anak pinggiran, anak Betawi

pinggiran yang dulunya tukang ojek? Yang kalau omong apa-apa

nyai, apa-apa nyai. Bidang lain mau diisi sama siapa? Sama anak

pesisir timur yang datang ke Malang buat belajar, dan ketika datang

ke Jakarta, masuk hotel ngelihat air langsung teriak, “Eh, Dzawin,

Dzawin, sumber air su dekat.” Ya kan? Dan bidang lain mau diisi

sama siapa? Bidang lain diisi sama anak pesantren yang dulunya

hanya bisa dianggap hanya bisa ngaji dan ceramah, padahal nggak

bisa dua-duanya. (Dzawin, show 15).

(115) Menurut gua mah, ormas berani kalau rame-rame. Sendiri mah

belom tentu. Kita tempatin, Pak, ormas di tempat prostitusi. Rame-

rame dia sweeping, Pak. Kemarin gua temuin ormas sendiri, Pak.

Pakai peci, pakai sticklight. Bener, ada mobil mewah mau masuk,

dia setopin.

O1: Stop! Ya, kiri dikit, Pak. Kanan, kanan, mundur dikit. (David,

show 1)

(116) Tapi gitu, gue ngelihat tenaga kesehatan dan dokter di Indonesia

kurang dihargai. Yang klise aja nih ya, misalnya habis operasi,

“Bapak, operasinya berhasil.” “Terima kasih, Tuhan.” Tapi, kalau

kejadiannya lain. “Bapak, kami telah berusaha, tapi anak Bapak

tidak bisa selamat dalam operasi ini.” “Dokter melakukan

malpraktek! Dokter melakukan malpraktek!” Tuh. Kalau berhasil,

yang diterimkasihin Tuhan; kalau gagal yang disalahi dokter.

Mungkin orang-orang lupa, tangan Tuhan bekerja lewat siapa.

Maradona, tangan Tuhan. (Liant, show 6).

(117) Sebenarnya malam hari ini tuh saya kepingin sekali berada di

panggung ini, kemudian bawa sasando, alat musik asli NTT begitu.

Cuma apa daya, saya tidak bisa main sasando. Teman-teman, di NTT

sekalipun belajar sasando itu tidak masuk dalam kurikulum. Tidak

masuk. Sedikit lagi masuk museum itu. Saya takutnya, ini lama-

kelamaan sasando itu hanya bisa tinggal cerita. Saya punya anak

begitu, kemudian saya punya anak datang, tanya ke saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

153

O1: Bapa, katanya sasando itu alat musik NTT. Itu dia pung cara

main bagaimana e?

O2: Ah, dia punya cara main itu, anak, ya begitu.

O1: Ya begitu bagaimana?

O2: Ya, begitu. Ya, kalau gitar kan begini (sambil memetik gitar).

Nah, gitar begini. Nah, sasando begitu.

O2: Ah, sudah anak. Tidak usah pikir. Mari kita minum tuak

saja.(Abdur, show 14).

(118) Tapi, kalau loe sadar ya, kalau loe sadari, sebenarnya MOS itu bukan

ajang untuk perkenalan sekolah, tapi dipakai sama senior-senior ini

dipakai untuk ajang obral cinta, tebar pesona, modus. Iya. Kan kalau

kita disuruh pakai aksesoris kalau aksesorisnya nggak lengkap itu

kita dihukum ya. Coba kalau yang dihukum itu cewek, cantik, terus

hidung mancung, kayak Nabila gitu lah, eh Nadia, kayak Nadia gitu,

ya kan.

O1: Eh, kamu. Kenapa aksesoris kamu enggak lengkap?

O2: Maaf, Kak, tadi ketinggalan.

O1: Enggak ada alesan. Kamu harus dihukum!

O2: Hukumannya apa, Kak?

O1: Nanti kakak kasih tahu lewat SMS. Mana nomor kamu?

(Dzawin, show 7).

(119) Kalau menurut gua fungsi dari pakaian, fungsi dari pakaian, fungsi

dari fesyen itu ada dua: yang pertama visual, yang kedua fungsional.

Enak dilihat dan bisa merepresentasikan sikap. Percuma pakai peci-

koko-sarung, peci-koko-sarung, tapi pas giliran puasa ada warteg

masih digerebek. Ya kan? Padahal udah ditirai. Padahal udah ditirai,

masih digerebek. Kan kasihan. Gua belum kenyang. (Dzawin, show

13).

(120) Saya itu selalu bingung. Kita itu selalu bingung kalau pemilihan.

Kita selalu bingung memikirkan caleg. Padahal caleg tidak pernah

bingung memikirkan kita. Caleg tidak pernah bingung memikirkan

kita. Padahal seperti ini. Mereka juga tidak mengingat kita. Maksud

saya, ingatlah kita, ingat kita, apalagi kalau kalian sudah korupsi.

Ingat, bagi-bagi hasil korupsi. Dan begini, kalau misalnya. Tapi,

jangan kalian pilih caleg yang seperti itu. Itu tidak baik. Yang harus

kalian pilih itu caleg yang jujur. Jujur kalau butuh uang rakyat. (Sri,

show 6).

(121) Teman-teman, teman-teman tahu gedung Kementerian Desa

Tertinggal itu ada di mana? Ada di Jakarta. Fungsinya apa? Itu sama

seperti kita buat orang-orangan sawah taruh di laut. Buat apa? Mau

usir paus pakai orang-orangan sawah, hah? Maksud saya, tempatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: DI KOMPAS TV: TINJAUAN PRAGMATIK - USD Repository · PDF fileSangkan Paraning Dumadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan

154

segala sesuatu itu berdasarkan fungsinya. Kementerian Desa

Tertinggal ya taruh di desa tertinggal begitu. Taruh di desa tertinggal.

Kalau taruh di Jakarta, tiap pagi dia bangun buka jendela, begitu. Dia

buka.

O1: Wah, bangunan sudah banyak, gedung sudah banyak. Wah,

Indonesia sudah maju.

Kalau taruh di desa tertinggal, begitu buka jendela.

O1: Hei, ini jendela di mana ini?

Saking tertinggalnya, jendela saja tidak ada. Mungkin itu karena

namanya Kementerian Desa Tertinggal, jadi menterinya di sini,

desanya ditinggal. (Abdur, show 17).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI