di Iqro’ Management -...
Transcript of di Iqro’ Management -...
i
ANALISIS TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH
PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI
(Studi Kasus di Iqro’ Management Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
dalam Ilmu Ekonomi Islam
Disusun Oleh :
MUHAMMAD ZAINUL ANWARNIM 072411043
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI'AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
i
ANALISIS TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH
PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI
(Studi Kasus di Iqro’ Management Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
dalam Ilmu Ekonomi Islam
Disusun Oleh :
MUHAMMAD ZAINUL ANWARNIM 072411043
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI'AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
i
ANALISIS TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH
PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI
(Studi Kasus di Iqro’ Management Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
dalam Ilmu Ekonomi Islam
Disusun Oleh :
MUHAMMAD ZAINUL ANWARNIM 072411043
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI'AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
Prof. Dr. H. Mujiyono, MAJl. Prof. Dr. Hamka No. 4 Ringinsari Ngaliyan SemarangDrs. Wahab Zaenuri, MMBangetayu Wetan RT 02 Rw 01 Genuk Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBINGLamp : 4 (empat) eksHal : Naskah Skripsi
A.n. Sdra. Muhammad Zainul Anwar
Kepada Yth.Dekan Fakultas Syari’ahIAIN Walisongo SemarangDi Semarang
Assalamu’alaikum Wr. WbSetelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
bersama ini kami kirim naskah skripsi saudara :Nama : Muhammad Zainul AnwarNIM : 072411043Jurusan : Ekonomi IslamJudul :ANALISIS TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD
MUDHARABAH PROGRAM PENGELOLAANBIAYA IBADAH HAJI (Studi Kasus di Iqro’Management Semarang)
Dengan ini kami mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segeradimunaqosahkan.Demikian harap menjadi maklum.Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 20 Juni 2012
ii
Prof. Dr. H. Mujiyono, MAJl. Prof. Dr. Hamka No. 4 Ringinsari Ngaliyan SemarangDrs. Wahab Zaenuri, MMBangetayu Wetan RT 02 Rw 01 Genuk Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBINGLamp : 4 (empat) eksHal : Naskah Skripsi
A.n. Sdra. Muhammad Zainul Anwar
Kepada Yth.Dekan Fakultas Syari’ahIAIN Walisongo SemarangDi Semarang
Assalamu’alaikum Wr. WbSetelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
bersama ini kami kirim naskah skripsi saudara :Nama : Muhammad Zainul AnwarNIM : 072411043Jurusan : Ekonomi IslamJudul :ANALISIS TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD
MUDHARABAH PROGRAM PENGELOLAANBIAYA IBADAH HAJI (Studi Kasus di Iqro’Management Semarang)
Dengan ini kami mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segeradimunaqosahkan.Demikian harap menjadi maklum.Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 20 Juni 2012
ii
Prof. Dr. H. Mujiyono, MAJl. Prof. Dr. Hamka No. 4 Ringinsari Ngaliyan SemarangDrs. Wahab Zaenuri, MMBangetayu Wetan RT 02 Rw 01 Genuk Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBINGLamp : 4 (empat) eksHal : Naskah Skripsi
A.n. Sdra. Muhammad Zainul Anwar
Kepada Yth.Dekan Fakultas Syari’ahIAIN Walisongo SemarangDi Semarang
Assalamu’alaikum Wr. WbSetelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
bersama ini kami kirim naskah skripsi saudara :Nama : Muhammad Zainul AnwarNIM : 072411043Jurusan : Ekonomi IslamJudul :ANALISIS TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD
MUDHARABAH PROGRAM PENGELOLAANBIAYA IBADAH HAJI (Studi Kasus di Iqro’Management Semarang)
Dengan ini kami mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segeradimunaqosahkan.Demikian harap menjadi maklum.Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 20 Juni 2012
iii
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AHJl. Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
Nama : Muhammad Zainul Anwar
NIM : 072411043
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul :”ANALISIS TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD
MUDHARABAH PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA
IBADAH HAJI (Studi Kasus di Iqro’ Management
Semarang)”
Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang, dan dinyatakan Lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada
tanggal: 25 Juni 2012
dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)
dalam Ilmu Ekonomi Islam tahun akademik 2011/2012.
Semarang, 25 Juni 2012
iii
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AHJl. Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
Nama : Muhammad Zainul Anwar
NIM : 072411043
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul :”ANALISIS TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD
MUDHARABAH PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA
IBADAH HAJI (Studi Kasus di Iqro’ Management
Semarang)”
Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang, dan dinyatakan Lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada
tanggal: 25 Juni 2012
dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)
dalam Ilmu Ekonomi Islam tahun akademik 2011/2012.
Semarang, 25 Juni 2012
iii
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AHJl. Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
Nama : Muhammad Zainul Anwar
NIM : 072411043
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul :”ANALISIS TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD
MUDHARABAH PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA
IBADAH HAJI (Studi Kasus di Iqro’ Management
Semarang)”
Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang, dan dinyatakan Lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada
tanggal: 25 Juni 2012
dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)
dalam Ilmu Ekonomi Islam tahun akademik 2011/2012.
Semarang, 25 Juni 2012
iv
MOTTO
Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah adabarang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapiJika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yangdipercaya itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaknya iabertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi)Menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yangmenyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yangberdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan. (Q.S Al Baqarah : 283).1
1 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Quran Dan Terjemahannya, Jakarta:Yayasan Penyelenggara Dan Penterjemah / Pentafsir Al Quran, hlm. 71.
v
PERSEMBAHAN
Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
Hingga pada Dia lah segalanya bergantung.
Nabi Muhammad SAW
Pemberi petunjuk bagi umatnya
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahakan karya kecilku ini untuk :
Alamameterku tercinta, fakultas syari’ah IAIN Walisongo Semarang
Bapakku (Sudardi) dan Ibuku (Rusmi)
yang selalu melimpahkan kasih sayangnya dan tidak pernah bosan
untuk terus mendoakan anak-anaknya.
Terima kasih, kasih sayangmu telah membawa anakmu pada pembelajaran arti hidup.
Adikku (Siti Rohmawati)
yang selalu menghiasi hari-hariku, tanpa dirimu waktu yang telah berlalu akan sunyi
senyap.
Guru-guruku di seluruh jenjang pendidikan yang penulis tempuh selama ini.
Ade Arifatul Khulwa
PMII Walisongo Semarang untuk selalu ”dzikir, fikir dan beramal sholeh”
Keluarga besar KORUT 122 ”lakum dinukum”
Sahabat CORS’07, salam ”Satu Rasya Satu Jiwa”
Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahman dan Rahim Nya, Amiin…
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung
jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini
tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh
orang lain atau diterbitkan. Demikian juga
skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam referensi yang dijadikan
sebagai rujukan.
Semarang, 11 Juni 2012
Deklarator
Muhammad Zainul AnwarNIM: 072411043
vii
ABSTRAK
Muhammad Zainul Anwar (072411043). Analisis terhadap akuntabilitasakad mudharabah program pengelolaan biaya ibadah haji (studi kasus di Iqro’Management Semarang). Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara duapihak, pihak pertama sebagai penyedia seluruh dana yang dibutuhkan, sedangkanpihak kedua bertindak sebagai pengelola dana yang telah diberikan oleh pihakpertama. Dalam kerajasama ini, keuntungan dibagi berdasarkan pada kesepakatankedua belah pihak yang bersangkutan, sedangkan kerugian yang dideritaditanggung oleh shohibul maal. Penyusunan laporan keuangan harus bersifatobyektif dan informatif bagi kepentingan barbagai pihak yang bersangkutan.Supaya memenuhi fungsi dari pada akuntansi maka perlu adanya prinsip dankonsep akuntansi dalam pencatatan laporan keuangan. Skripsi,Semarang:Program Strata 1 Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, 2012.
Tujuan penelitian: 1) untuk mengetahui standar akuntansi yang dipakaioleh Iqro’ Management dalam akad mudharabah program pengelolaan biayaibadah haji. 2) untuk mengetahui akuntabilitas akad mudharabah programpengelolaan biaya ibadah haji di Iqro’ Management.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitupenelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam serta objeknyamengenai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada suatu organisaiatau lembaga. Sehingga penelitian ini juga bisa disebut penelitian kasus atau studikasus (case studies) dengan pendekatan deskriptif-kualitatif. Jenis penelitian inidigunakan untuk meneliti akuntabilitas akad mudharabah program pengelolaanbiaya ibadah haji di Iqro’ Management Semarang. Metode analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif analisis, yakni sebuahmetode analisis mendiskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu bersifatfaktual secara sistematis dan akurat.
Hasil penelitian ini adalah standar akuntansi dipandang sebagai instrumentuntuk mengukur akuntabilitas yang obyektif, bebas nilai, teknis danmenyuguhkan kenyataan sebagaimana adanya. Akuntansi yang digunakan Iqro’Management sebagai alat pertanggungjawaban, diwakili informasi akuntansisyariah dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan syariah yaitumematuhi prinsip full disclousure. Laporan keuangan akuntansi syariah tidak lagiberorientasi pada maksimalisasi laba, akan tetapi membawa pesan moral dalammenstimuli perilaku etis dan adil terhadap semua pihak. Kedua, Akuntabilitasakad mudharabah program pengelolaan biaya ibadah haji di Iqro’ Managementdalam status pengelolaan biaya ibadah haji tetap utuh dan hasilnya bisadikembalikan untuk jamaah. Iqro’ Management akan membagikan hasilkeuntungan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati diawal akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, Iqro’Management tidak bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi bukan akibatkelalaiannya. Namun apabila yang terjadi adalah Miss Management (salah urus),maka Iqro’ Management bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut.Key word: akuntabilitas, mudharabah
viii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa penulis panjatkan puji syukur ke
hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua
hamba-Nya, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan
Islam.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita
Rasulullah Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam,
keluarga, sahabat dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita senantiasa
mendapat syafa’at dari beliau.
Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya
dalam penyusunan skripsi ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang, Bapak H. Abdul Ghofur, M.Ag., selaku PD I, Bapak
H. Muhammad Saifullah, M.Ag., selaku PD II, dan Bapak Achmad Arief
Budiman, M.Ag., selaku PD III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Bapak Dr. Ali Murtadho, M.Ag., selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam dan
Bapak Nur Fatoni, M.Ag., selaku sekretaris jurusan, serta Bapak Ratno
Agriyanto,S.E,M.Si selaku staf ahli jurusan, atas kebijakan yang dikeluarkan
khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. H. Mujiyono, MA., selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Drs. H. Wahab Zaenuri, MM., selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat
ix
berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis selama
penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah yang telah banyak memberikan ilmunya
kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta memberi motivasi selama
penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini
6. Pihak CV Iqro’ Management yang memberi kesempatan kepada penulis
disela-sela kesibukan guna penelitian.
7. Bapak dan Ibu penulis tersayang (Bapak Sudardi dan Ibu Rusmi) yang telah
mengasuh dan membimbing serta memberikan dorongan kepada penulis,
baik moral, materi maupun spiritual. Adik penulis Siti Rohma Wati yang
selalu menuntutku untuk menyelesaikan studi, yang secara tidak langsung
sebagai pemacu semangat bagi penulis dan yang selalu member warna
dalam hidup penulis.
8. Keluarga besar Pondok Pesantren Darusy Syifa’ Al-Islami, Bapak KH.
Abdullah Shonhadji selaku pengasuh, Ustadz Nasruddin Abdullah, Ustadz
Muhammad Arif Istiqo’, Ustadz Bani Yusro yang memberiku motivasi dan
menunjukkan jalan terang kepada penulis selama di Ploso – Kudus sampai
sekarang.
9. Keluarga besar baik dari pihak Bapak penulis dan Ibu penulis yaitu Bapak
Sukarman dan Ibu Kasmirah, Ibu Parinah, Bapak Pariman dan Ibu Aspiyah,
Bapak Sudjono dan Ibu Mustinah, Bapak Rustam dan Ibu Menik, Bapak
Muhadi dan Ibu Surti, Bapak Sanusi Hasan dan Ibu Siti Sumiati, Bapak
Munari (Alm) dan Ibu Lasmi (Alm), Ibu Darni, Bapak Jamzuri dan Ibu
Rubiyah yang selalu memberi dukungan moral kepada penulis.
10. Kakak-kakak sepupuku mas Muhtadi dan mbak Ning, mas Muhlasin dan
mbak Narti, mas Muchsin dan mbak Yani, mbak Siti Muthoharoh dan mas
Iskak, mas Sholikin, S.TI, mbak Siti Rondliyah, S.Ag dan mas Silakhul
Fuad, mbak Buryati, kang Syahri, kang Syahruman, kang Nurul Badri, mbak
Ayu Widayanti, mas Muhammad Alfan Agus Triyanto, mbak Alfira Septi
Maulida Fatma, mas Muhammad Thohir Luthfi, mas Hamid Aslam, mbak
x
Aini Fitriyah, S.Pdi, mbak Nur Inayah, mbak Um, kang Jasmani, kang
Lasmin, kang Turmudzi, mbak Mut dan kang Parlan yang selalu memberi
semangat bagi penulis.
11. Keponakan-keponakanku Ella Shofi Nugraini, Azka Falih, Khoirul Azma,
Galuh, Hafidz, Keisya, Rendy, Muhammad Miftahul Muzakkin, Munir,
Bagas, Munif, yang senantiasa memberi warna dalam hidup penulis.
Semoga kalian menjadi anak yang sholeh sholehah, berbakti kepada orang
tua, nusa dan bangsa Indonesia.
12. Bapak H. Hamami dan Ibu Hj. Muslimah yang selalu mendoakan dan
member penulis suntikan moral dan spiritual kepada penulis tanpa kenal
lelah.
13. Ade, Arifatul Khulwa yang senantiasa sabar membantu dan mengarahkan
penulis, terimakasih atas arti hidup dan pelajaran kehidupan selama ini yang
tidak akan pernah penulis lupakan, semoga kita dipertemukan dalam ridho-
Nya. Amin.
14. Terima kasih kepada sahabat – sahabati PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) baik dari Rayon sampai Komisariat Walisongo Semarang.
15. Sahabat-Sahabati CORS’07 (Community of Rayon Syari’ah 07) diantaranya
ade Arifatul Khulwa, S.HI., Agus Lukman Fitriyan, S.EI., Rina Rif’atin
Ulfah, S.HI., Nurul Fitriana, S.HI., Titik Khasanah., Zumaroh, Nur
Khayatun Nufus, Thoifatul Muashomah, Ahda Zaki, S.HI., Ibnu Qodir,
S.HI., Izzudin, S.HI., Arif Karunia Rahman, Muhammad Nasron,
Muhammad Sovil Mubarok, Nuril Huda, Masduki, Mei Ristikawati, S.HI.,
Lutfi Hakim, Zein Asrori Ashidddiqi, Nur Izza Kholida, S.EI., Ahmad
Ihsan, Faqihudin, S.HI., Bahrul Amik, Anita Indra Prasta, Ainung Jariyah,
Arif Herdiyanto, Picus, Ika Van Persie, Isadur Rofik, dkk yang belum bisa
penulis sebutkan satu persatu. Kalian adalah pemompa semangat dalam
perjalanku. Jaga kekeluargaan kita.
16. Keluarga kecil penulis yang member kehangatan selama di Fakultas
Syari’ah “Wadyabala Justisia”. Sahabat-sahabat ’08: Nazar, Encep, Yani,
Farid, Irfan, Siswo, Syafi’I At-Talenta. 2009 : Ali M, Huda, Lismanto, Lutfi,
xi
Khomsah, Diah, Tika, Ima, Uum, Roni dan Ulfi. 2010 : Anis, Budhi,
Cahyono, Jamil, Khusni, Linta, Mawahib, Nadia, Nia, Nufus, Putri, Sani,
U’ul, Wahid (semangat kalian belum saya temukan pada yang lain). Crew
magang 2011 (teruslah berkarya dan jaga kekompakan kalian) Senior-senior
penulis: Mas Tedy, Mas Iman, Mbak Ana, Mbak Rofi’, Mas Ikrom, Mas
Arief Musthofifin, Mas Sujiantoko, Mas Nasrudin, Mas Hendi, Mas Jojo,
Mas Heri Aslam, Mbak Lina, Mas Rouf, Mas Hamdani, Mas Faizin, Mas
Ubed, Mbak Nikmah, Mas Yayan MR, Mbak Icha, Mas Pa’e, Mas Bam’s,
Mas Chambali, Mbak Sholi, Mbak Ainung, Mbak Rifa’ah, Mas Fahri, Mbak
Muhayati dan Mas Salam (penulis senantiasa mengharapkan masukan dan
bimbingannya). “Just For Justis Always”.
17. Seluruh penghuni “kontrakan percontohan” KORUT 122 : Arif Jundan
(panitia pelaksana rewo-rewo), Qucheng (jika rumah ini tidak ada kamu,
harus kepada siapa kami menuntut air?), Dony (jangan suka minta air), Mas
Jigug (ayo bareng-bareng sekarang), Mas Achmad Sirot dan Ika (ternyata
baru tahu kamu siapa?), Bang Jack (Bapak yang senantiasa menaungi anak-
anaknya, tolong carikan kami pendamping untuk Bapak), David Ubaidillah
(ketua kelas), Munir (sayangi dan hormati teman sekamar), Robot, Vian dan
Tamam (beri contoh yang baik untuk juniormu) serta Yahsa (betah-betah di
sini). Mas Cunkring – duplikat Dion Idolnya KORUT- (Amanullah Shofi’i)
Kalian keluarga di Semarang yang membuat nyaman dan kita sudah lalui
semua baik susah senang kita rasakan. Berlayar bahtera mengarungi
samudra.
18. Untuk “Rewo-Rewo 2005”, Mas Tommy Andrias (mas-Bo), Mas Jigug
(Lukman Heri Setiawan), Mas Ali Shodiq – Mbak Novi Handayani (de’ abi
ngangenin), Mas Johan Wahyudi, Mas Edy Setiawan (mas-Bol), Mas
Hamdani, Mas Rif’an (ustadz), Mas Faizin, Mbak Lina, Mbak Laili (mbak-
dhom), Mas Munif Ibnu (Subams), Mas Rifa’I, Mas Waris, Mas Antonk,
Mas Nu, Munadin dkk, terima kasih untuk kalian semua karena telah
menunjukkan jalan terang selama penulis menapaki jejak di Ibukota Jawa
Tengah.
xii
19. Sahabat-sahabati AL MAPABA ’06, Ani comting, Uus, Ani Bendum, Ely,
Tamam, Robot dan sahabat-sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Terimakasih penulis ucapkan untuk kalian.
20. Seluruh teman-teman mahasiswa “khususnya EIA 2007” : Rian, Afit, Iqoh,
Fandi, Iza, Erma, Lia, Pras, Lian, Kayis, Lina, A’an, Dinda, Dwi, Ella, Enis,
Hamidun, Intan, Maskun, Oby, Arif Musik, Asrikan, Toriq, Aufa, Aziz,
Zulaikah dan teman-teman lainnya yang belum bisa penulis sebutkan
semuanya. Terima kasih penulis ucapkan untuk kalian yang telah setia
berjuang bersama - sama mencari ilmu di Fakultas tercinta kita.
21. Sahabat-sahabatku : Arif Rahman, Arif Musyafak, S.Pd.I dan M Jamaludin,
SE. Kalian bertiga yang membuatku sampai disini. Semoga kita bisa
menjaga tali silaturrahim sampai akhir hayat.
22. Pihak-pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak ada kata terindah
selain terima kasih untuk penulis ucapkan.
Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun
analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 11 Juni 2012
Muhammad Zainul Anwar072411043
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
HALAMAN DEKLARASI................................................................... ...... vi
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................ viii
DAFTAR ISI................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………….... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian. ...................................................................... 9
E. Telaah Pustaka ............................................................................ 10
F. Metodologi Penelitian.................................................................. 12
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 16
xiv
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG AKUNTABILITAS AKAD
MUDHARABAH PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA
IBADAH HAJI
A. Akuntansi Syariah ………………………………………………….. 19
B. Akad Mudharabah ………………………………………………….. 29
C. Standarisasi Akuntabilitas Akad Mudharabah …………………….. 35
1. Pengakuan dan Pengukuran…………………………………….. 43
2. Penyajian………………………………………………………… 47
3. Pengungkapan…………………………………………………… 48
D. Pengertian Akuntabilitas ……………………………………………. 49
BAB III : DISKRIPSI AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH
PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI (STUDI
KASUS DI CV IQRO’ MANAGEMENT SEMARANG)
A. Profil CV Iqro’ Management Semarang .............................................. 52
1. Profil Iqro’ Management ................................................................ 52
2. Struktur Organisasi CV Iqro’ Management .. ................................. 55
3. Produk-produk CV Iqro’ Management Semarang. ......................... 62
B. Standar Akuntansi Yang Dipakai Oleh Iqro’ Management Dalam
Akad Mudharabah Program Biaya Ibadah Haji . ................................. 63
C. Akuntabilitas Akad Mudharabah Program Biaya Ibadah Haji di Iqro’
Management......................................................................................... 74
xv
BAB IV : ANALISIS AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH
PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI (STUDI
KASUS DI CV IQRO’ MANAGEMENT SEMARANG)
A. Analisis Standar Akuntansi Yang Dipakai Oleh CV Iqro’
Management Dalam Akad Mudharabah Program Pengelolaan
Biaya Ibadah Haji................................................................................. 83
B. Analisis Akuntabilitas Akad Mudharabah Yang Digunakan Iqro’
Management Program Pengelolaan Biaya Ibadah Haji........................ 88
BAB V : PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................................. 103
2. Saran-Saran .................................................................................. 104
3. Penutup ........................................................................................ 104
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Persyaratan Akad Mudharabah ............................................. 31
Tabel 2 Laporan Keuangan Biaya Ibadah Haji CV. Iqro’
Management 2011.............................................................................. 74
Tabel 3 Persyaratan Akad Mudharabah di Iqro’ Management .......... 81
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Struktur Organisasi CV Iqro’ Management ...................... 61
Gambar 2 Proses Pendaftaran di CV Iqro’ Management............................... 65
Gambar 3 Proses Pendaftaran Haji Reguler................................................... 67
Gambar 4 Ilustrasi Sirkulasi Biaya Ibadah Haji ............................................ 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi syariah termasuk disiplin ilmu yang relatif masih sangat
baru. Disiplin ini masih sangat miskin teori. Oleh karena itu, proses
pengayaan teori masih sangat dibutuhkan agar pada masa yang akan
datang disiplin ilmu ini dapat dipraktikkan. Tentu saja akuntansi syariah
tidak dapat hanya dikembangkan hanya satu atau dua orang saja, tetapi
perlu dilakukan secara bersama-sama dengan siapa saja yang memiliki
kepedulian besar terhadap pengembangan akuntansi syariah. Akuntansi
syariah adalah ilmu sosial profetik yang menurunkan ajaran normatif
dalam bentuk yang lebih konkrit. Dengan langkah derivasi ini, maka
perintah normatif untuk melakukan pencatatan transaksi dapat dilakukan
dengan baik pada tataran praktis.1
Secara umum akuntansi dapat didefinisikan dengan proses
mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi sebagai
bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan
oleh para pemakainya.2 Akuntansi merupakan salah satu instrumen
ekonomi yang penting dalam berbisnis, karena dari akuntansi dapat
1 Iwan Triyuwono, Perespektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah, Jakarta: PTRajagrafindo Persada, 2006, Ed.I, hlm 13.
2 Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet 4, 2004, hlm.27
1
2
diperoleh sebuah informasi untuk mengambil sebuah keputusan dalam
berbisnis. Fungsinya akuntansi adalah memberikan informasi kuantitatif,
umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi.3
Dalam Islam ajaran normatif untuk melakukan pencatatan segala transaksi
dengan benar dan adil.
Dalam bidang akuntansi kedepan perihal trend, dalam buku Mega
Accountancy Trends dari Adolf J.H. Entroven (1995) yang dikutip Sofyan,
menyatakan bahwa megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan
sebagai berikut:4
1. Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan
produktivitas.
2. Perlunya keterpaduan akuntansi dengan bidang dan disiplin ilmu
lainnya.
3. Perlunya mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi yang
lebih relevan.
Untuk mengantisipasi trend tersebut, dinyatakan bahwa perlu
dianjurkan untuk menyempurnakan infrastruktur akuntansi agar dapat
memenuhi tuntutan trend tersebut, yaitu:
1. Menyempurnakan sistem pendidikan, pelatihan, dan riset akuntansi.
3 Ibid, hlm. 284 Husein Umar, Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan, Jakarta: Rajagrafindo
Persada, ed 1, 2008, hlm. 40-41
3
2. Struktur dan persyaratan sosio ekonomi dan budaya.
3. Persyaratan legal, status, dan persyaratan lainnya.
4. Praktik profesi dan kelembagaan akuntansi.
Mengenai standar akuntansi yang harus diterapkan dalam lembaga
keuangan syariah yang pada realitanya banyak yang belum menerapkan,
penulis akan menitikberatkan pada akuntabilitas akad mudharabah,
dimana dalam sebuah laporan keuangan dengan produk syariah telah
ditetapkan dalam PSAK No. 59, yang diperbarui dengan PSAK No. 101-
106 karena istilah dan pernyataan yang tertera pada PSAK No. 59
dianggap kurang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, keputusan tersebut
telah dilakukan review mendalam atas draft PSAK oleh Dewan Syariah
Nasional MUI. Ikatan Akuntansi Indonesia mempunyai tujuan supaya
laporan keuangan yang telah di review tidak bertentangan lagi dengan
prinsip-prinsip syariah yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah
Nasional MUI.5
Penyusunan laporan keuangan harus bersifat obyektif dan
informatif bagi kepentingan barbagai pihak yang bersangkutan. Supaya
memenuhi fungsi dari pada akuntansi maka perlu adanya prinsip dan
konsep akuntansi dalam pencatatan laporan keuangan. Djarwanto (1995)
dalam prinsip dan konsep akuntansinya yaitu:
5 Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: SalembaEmpat, 2007, hlm. 10
4
1. Konsep Kesatuan Usaha (bussiness entity)
Konsep ini menyatakan bahwa pencatatan kegiatan perusahaan itu
harus dipisahkan dari kegiatan pemiliknya atau rumah tangga
pemiliknya.
2. Konsep Kelangsungan Hidup (going concern)
Perusahaan didirikan tidak untuk sementara waktu, tetapi diharapkan
berjalan sepanjang waktu. Azas bahwa perusahaan hidup sepanjang
waktu tersebut akan memengaruhi metode penelitian.
3. Konsep Harga Pokok (cost)
Sehubungan dengan konsep kedua diatas, data akuntansi akan dicatat
menurut harga perolehannya (at cost) pada waktu peristiwa itu terjadi
dan tinggal tetap demikian dalam catatan atau laporan akuntansi
karena ini merupakan pendekatan yang paling objektif.
4. Konsep Satuan Pengukuran (unit of measurement)
Pencatatan data akuntansi digunakan satuan ukuran uang (rupiah).
Fluktuasi nilai uang dianggap tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah-
jumlah yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan. Nilai
uang dianggap stabil (citeris paribus).
5. Konsep Periode Waktu (time period)
Oleh karena perusahaan berjalan sepanjang waktu, proses penyajian
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan perlu dipecah dalam
5
periode-periode tertentu. Jangka waktu satu tahun merupakan periode
akuntansi yang lazim.
6. Konsep Objektivitas (objective evidence)
Untuk keperluan pencatatan akuntansi dibutuhkan dukungan bukti-
bukti transaksi yang bersifat obyektif dan dapat diuji kebenarannya.
7. Konsep Keterbukaan (disclosure)
Semua fakta-fakta perlu diungakapkan secara terbuka supaya laporan
kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sedapat mungkin bersifat
informatif dan memberi arti (tidak menyesatkan) bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.
8. Konsep Konsistensi (consistency)
Didalam akuntansi terdapat banyak metode yang dapat dipergunakan.
Akuntansi harus memilih salah satu metode yang paling sesuai dengan
kebutuhan. Sekali satu metode telah dipilih, maka secara konsisten
harus dipertahankan terus dari periode ke periode.
9. Konsep Konservatisme (conservatism)
Umumnya konservatisme diartikan mencatat aset dengan harga yang
lebih rendah dari harga perolehannya (cost) atau mencatat hutang
dengan nilai yang lebih tinggi (over stated). Selain itu, konservatisme
juga diberi makna bahwa akuntan mengikuti prinsip mengakui
6
kemungkinan rugi yang akan terjadi, tetapi tidak mengantisipasikan
laba yang belum direalisir.6
Menurut Al-Mushlih dan Ash-Shawi (2004) mudharabah atau
penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang
berniaga sehingga ia mendapatkan persentase keuntungan.7 Mudharabah
adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, pihak pertama sebagai
penyedia seluruh dana yang dibutuhkan, sedangkan pihak kedua bertindak
sebagai pengelola dana yang telah diberikan oleh pihak pertama. Dalam
kerajasama ini, keuntungan dibagi berdasarkan pada kesepakatan kedua
belah pihak yang bersangkutan, sedangkan kerugian yang diderita
ditanggung oleh shohibul maal. Dalam mudharabah secara operasional
dibagi dalam tiga jenis. Pertama, mudharabah muthlaqah adalah jenis
mudharabah yang mana pemilik dana memberi kebebasan penuh kepada
pengelola atas dana yang akan ditanamkan. Kedua, mudharabah
muqayyadah adalah jenis mudharabah yang mana pemilik modal memberi
batasan kepada pengelola untuk mengalokasikan dana investasinya, baik
itu mengenai tempat, cara, atau objek investasi. Ketiga, mudharabah
musyarakah merupakan bentuk mudharabah yang mana pengelola ikut
6 Dwi Suwiknyo, Pengantar Akuntansi Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010,Cet. I, hlm. 6-8
7 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008,hlm. 60
7
serta dalam penanaman modal yang dikerjakannya dalam bentuk
investasi.8
Iqro’ Management adalah sebuah lembaga konsultan management
baik yang bersifat ekonomi maupun sosial yang orientasi kegiatannya
lebih menitik beratkan kearah ibadah. Iqro’ Management juga merupakan
lembaga pengelolaan usaha baik yang dimiliki sendiri maupun mitra yang
semuanya dikerjakan dan dikelola secara profesional, halal dan produktif
sehingga bisa menghasilkan manfaat bagi semua pihak.9
Beberapa program yang ditawarkan oleh Iqro’ Management, salah
satu diantaranya adalah Program Haji dan Umroh. Program ini adalah
program penghimpunan dana untuk dikelola secara optimal untuk
disalurkan ke unit usaha yang halal dan produktif bagi kepentingan umat
dengan sistem mudharabah. Keuntungan dari bagi hasil diperoleh dari
pengelolaan unit usaha tersebut akan diakumulasi untuk membiayai
perjalanan haji para jama’ah yang bergabung dalam program ini.10
Bagi nasabah yang bergabung dalam program haji, diwajibkan
menyetor dana awal Rp.25.000.000 yang akan digunakan sebagai
persyaratan pengambilan porsi haji dan ongkos naik haji (ONH) reguler.
Bagi hasil (nisbah) untuk jamaah setara dengan 17 % per tahun dengan
ketentuan nisbah bagi hasil shahibul maal 70 : 30 mudharib, sesuai memo
8 Dwi Suwiknyo, op. cit., Cet.1, hlm. 76-779 http://www.iqromanagement.com/ diunduh pada jam 19.30 WIB hari rabu tanggal
23 Nopember 201110 Brosur Iqro’ Management: Program Haji & Umroh, Nopember 2011
8
bagi hasil pada bulan Oktober 2011.11 Iqro’ Management menyetorkan
dana Rp.4.000.000 kepada bank mitra, dan dikelola pihak Iqro’
Management sebesar Rp.21.000.000. Nasabah tidak lagi membayar
angsuran perbulan. Nasabah hanya perlu membayar sisa ONH reguler
pada waktu tahun pemberangkatan ibadah haji. Kekurangan ONH reguler
yang menjadi kewajiban jamaah, menjadi lebih sedikit nominalnya karena
jamaah telah mendapatkan nisbah bagi hasil dari pengelolaan dana oleh
Iqro’ Management.12
Fenomena di Iqro’ Management cukup menarik untuk di kaji
apakah praktik sistem mudharabahnya akuntable atau tidak. Oleh karena
itu, akan peneliti kaji dalam bentuk skripsi dengan judul : “ANALISIS
TERHADAP AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH
PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI (Studi Kasus
di Iqro’ Management Semarang)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas dapat
dikemukakan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini
adalah :
11 Ibid, Brosur Iqro’ Management: Program Haji & Umroh, Nopember 201112 Wawancara dengan Ibu Dyah sebagai Customer Service di kantor Graha Iqro’ Jl
Gajah Birowo 19B Tlogosari Semarang, pada hari Selasa, 22 Nopember 2011
9
1. Standar akuntansi apa yang dipakai oleh Iqro’ Management dalam
akad mudharabah program pengelolaan biaya ibadah haji?
2. Bagaimana akuntabilitas akad mudharabah program pengelolaan
biaya ibadah haji di Iqro’ Management?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penulisan skripsi ini
adalah:
1. Untuk mengetahui standar akuntansi yang dipakai oleh Iqro’
Management dalam akad mudharabah pada program pengelolaan
biaya ibadah haji.
2. Untuk mengetahui akuntabilitas akad mudharabah pada program
pengelolaan biaya ibadah haji di Iqro’ Management.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis sebagai wahana penerapan pengetahuan yang didapat
selama masa kuliah.
2. Memeberikan kontribusi pemahaman kepada semua pihak yang ada di
IAIN Walisongo tentang manfaat akuntabilitas dalam sebuah laporan
keuangan di dalam lembaga bisnis.
3. Dapat menjadi masukan bagi CV Iqro’ Management dalam rangka
meningkatkan kinerja manajemen keuangan.
10
E. Telaah Pustaka
Pada tahapan ini penulis berusaha memberi informasi tentang
penelitian atau karya-karya ilmiah lain yang berhubungan dengan
permasalahan. Langkah ini pada dasarnya bertujuan sebagai jalan
pemecahan permasalahan penelitian dengan harapan apabila peneliti
mengetahui apa yang dilakukan oleh peneliti ini. Sejauh penelusuran
penulis, belum ditemukan tulisa yang lebih spesifik dan yang mendetail
yang membahas tentang masalah studi analisis program pengelolaan biaya
ibadah haji dengan akad mudharabah di Iqro’ Management Semarang.
Namun demikian ada beberapa tulisan yang berhubungan dengan akad
mudharabah, antara lain:
1. Penelitian skripsi Fariq Falahi yang berjudul “Implementasi Akad
Mudharabah Serta Dampaknya Terhadap Produk Penghimpunan
Dana Di Bank Syari’ah Mandiri Kudus”, (Semarang: IAIN
Walisongo, 2010). Menjelaskan bahwa Bank Syari’ah Mandiri Kudus
menggunakan akad mudharabah mutlaqah dan berdamapak positif
terhadap perkembangan perekonomian di kudus, yakni meningkatnya
jumlah nasabah dan perkembangan sejumlah investasi perusahaan.
2. Dalam penelitian skripsi Siti Sholihah, (Semarang: IAIN Walisongo,
2009) tentang “Analisis penerapan PSAK 101-106 Dalam Akuntansi
Syariah (Studi Kasus KJKS An-Nisa Kab. Pemalang)”. Menggunakan
metode penelitian lapangan (field research), yaitu mengemukakan
11
bahwa penerapan PSAK 101-106 sudah bisa, tapi masih mengalami
beberapa faktor hambatan, yakni Sumber Daya Manusia (SDM) dan
badan pengawas yang belum optimal.
3. Penulis Ascarya dalam bukunya yang berjudul “Akad & Produk Bank
Syari’ah”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008) pada tulisan
beliau, membahas tentang definisi macam-macam akad, rukun akad.
Akad mudharabah mempunyai potensi masalah dari principal agent
theory yang melekat pada hubungan shohibul maal dan mudharib,
yaitu masalah adverse selection.
4. Dalam buku karangan Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, yang
berjudul ”Manajemen Syari’ah Dalam Praktik”, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2003) dalam buku ini penulis menguraikan sejarah manajemen
sejak zaman Nabi Adam hingga Rasulullah SAW. Selanjutnya
menguraikan bisnis yang dijalankan dengan dasar syariah, termasuk di
dalamnya bagaimana sikap para personal dalam sebuah organisasi atau
perusahaan, sikap mengahadapi globalisasi serta manajemen konflik
untuk win-win solution, baik yang terjadi seorang pemimpin dengan
bawahannya maupun antara bawahan dengan bawahan.
5. Dalam bukunya Muhammad dan Dwi Suwiknyo, “Akuntansi
Perbankan Syariah”, (Yogyakarta: Trust Media, 2009) buku ini
menjelaskan tentang prinsip pembagian hasil usaha mudharabah yang
dapat dilakukan berdasarkan bagi hasil atau bagi laba.
12
Dari berbagai kepustakaan di atas menunjukkan bahwa penelitian
terdahulu berbeda permasalahan yang diangkat penulis. Penelitian-
penelitian yang secara umum membahas mengenai akad mudharabah.
Sedangkan yang penulis teliti saat ini lebih spesifik dengan studi analisis
terhadap akuntabilitas akad mudharabah pada program pengelolaan biaya
ibadah haji di Iqro’ Management Semarang.
F. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metodologi
penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)
yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan
mendalam serta objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada suatu organisai atau lembaga. Sehingga
penelitian ini juga bisa disebut penelitian kasus atau studi kasus (case
studies) dengan pendekatan deskriptif-kualitatif.13 Jenis penelitian ini
digunakan untuk meneliti akuntabilitas akad mudharabah program
pengelolaan biaya ibadah haji di Iqro’ Management Semarang.
13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: BinaAksara, 1982, hlm. 100
13
2. Pendekatan
Penelitian ini ditinjau dari segi metodologik, penelitian ini
merupakan jenis penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan
penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam Lexy
J. Moleong adalah: Suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara holistik (utuh).14
Metode penelitian kualitatif juga sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah (natural setting).15
3. Sumber data
Sumber data adalah dari mana data diperoleh. Disini penulis
menggunakan sumber data yang terbagi dalam dua jenis, yaitu :
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi
yang dicari.16 Data ini diperoleh langsung dari wawancara
14 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2002, Cet. XVII, hlm. 3.
15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, DanR&D, Bandung: CV. Alfabeta, 2008, Cet. IV, hlm. 14.
16 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, hlm. 91
14
pengelola Iqro’ Management Semarang, mengenai akuntabilitas
akad mudharabah program pengelolaan biaya ibadah haji.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak secara
langsung memberikan keterangan yang bersifat mendukung.
Sumber data sekunder anatara lain:
1) Studi kepustakaan yaitu buku-buku:
- Dudi Iskandar, HAJI: Dari Aroma Bisnis Hingga
Pergulatan Spiritual.
- Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah.
- Didin Hafidhuddin, Hendri Tanjung, Manajemen Syariah
Dalam Praktik.
- Muhammad, Dwi Suwiknyo, Akuntansi Perbankan
Syariah.
2) Peraturan perundang-undangan
- Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
3) Hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah
yang di teliti dalam penelitian ini.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulkan data pada penelitian ini, peneliti akan
menggunakan beberapa metode Untuk menjawab masalah penelitian,
diperlukan data yang akurat di lapangan. Metode yang digunakan
15
harus sesuai dengan obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian
lapangan ini, penulis menggunakan beberapa metode:
a. Metode Observasi
Metode ini diartikan sebagai suatu aktivitas subyek yang
sangat sempit, yakni bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke
dalam suatu skala bertingkat.17 Metode observasi ini penulis
gunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas di Iqro’
Management. Hal ini penulis lakukan sebagai langkah awal dalam
penelitian ini untuk mendapatkan data-data yang akurat. Dalam
kaitannya dengan pengumpulan data, metode ini akan dilakukan
pengamatan terhadap kegiatan yang terjadi pada obyek penelitian
seperti pencatatan biaya ibadah haji dengan akad mudharabah di
Iqro’ Management Semarang.
b. Metode Wawancara (Interview)
Menurut Esterberg (2002), dalam Sugiyono “ Wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik.” Ia juga mengemukakan beberapa macam wawancara,
yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
17 Suharsimi Arikunto, Loc. cit., hlm130.
16
c. Metode Dokumentasi
Dalam melaksanakan metode dokumentasi maka peneliti
mencari dalam dokumen atau bahan pustaka. Data yang diperlukan
sudah tertulis atau diolah oleh orang lain atau suatu lembaga,
dengan kata lain datanya sudah jadi dan disebut data sekunder.
Misalnya surat-surat, catatan harian, laporan, dan sebagainya yang
merupakan data yang berbentuk tulisan.18
5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode diskriptif analisis, yakni sebuah metode analisis
mendiskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat
faktual secara sistematis dan akurat.19 Sebagian besar hasil analisis
penelitian kualitatif berupa buku-buku, kertas kerja atau makalah,
bahan presentasi atau rencana bertindak.20
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan gambaran dan pemahaman yang sistematis,
maka penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN merupakan bab yang memberikan
ilustrasi guna memberikan informasi yang bersifat umum dan menyeluruh
18 Rianto Adi, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, hlm. 61.19 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002, hlm.
4120 Ibid, hlm. 210.
17
serta sistematis yang terdiri dari Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Telaah Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II TINJAUAN UMUM TENTANG AKUNTABILITAS
AKAD MUDHARABAH berisi tentang Pengertian Akuntansi Syariah,
Pengertian Akad Mudharabah, Standarisasi Akuntansi Keuangan dan
Pengertian Akuntabilitas.
Bab III DISKRIPSI AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH
PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI DI IQRO’
MANAGEMENT SEMARANG berisi tentang Profil CV. Iqro’
Management Semarang, Akuntansi yang dipakai oleh Iqro’ Management
dalam akad mudharabah pada program pengelolaan biaya ibadah haji dan
Akuntabilitas akad mudharabah pada program pengelolaan biaya ibadah
haji di Iqro’ Management Semarang.
Bab IV ANALISIS AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH
PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI DI IQRO’
MANAGEMENT SEMARANG berisi tentang Analisis akuntansi yang
dipakai oleh Iqro’ Management dalam akad mudharabah pada program
pengelolaan biaya ibadah haji dan Analisis Akuntabilitas akad
mudharabah yang digunakan Iqro’ Management pada program
pengelolaan biaya ibadah haji.
18
Bab V PENUTUP, berisi sub bab kesimpulan-kesimpulan dari
serangkaian pembahasan dan saran-saran yang berguna bagi penyusun
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG AKUNTABILITAS AKAD
MUDHARABAH
A. Akuntansi Syariah
Akuntansi secara definisi dapat dirumuskan dari dua sudut
pandang, yaitu dari sudut pemakaian akuntansi serta yang kedua, dari
sudut proses kegiatan yang dilakukan.
Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
suatu organisasi.1 Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk :
1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan
keputusan oleh manajemen.
2. Pertanggungjawaban organisasi kepada investor, kreditur dan badan
pemerintah.
Sedangkan ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.2 Definisi
ini juga menunjukan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang
1 Haryono Yusuf, Dasar-Dasar Akuntansi, Yogyakarta: Sekolah Tinggi IlmuEkonomi YKPN, 2003, Jilid 1, Ed.VI, Cet.II hlm. 4
2 Ibid, hlm. 5
19
20
kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya
akuntansi harus:
1. Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan
keputusan yang akan diambil.
2. Memproses atau menganalisis data yang relevan.
3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Akuntansi merupakan pengertian yang lengkap mengenai fungsi
pemegang buku atau setidaknya akan mempunyai sedikit pengetahuan
tentang fungsi akuntansi. Dengan demikian fungsi akuntansi berguna
untuk:
1. Menganalisis dan mencatat yang berhubungan dengan setiap transaksi.
2. Meringkas dan melaporkan data akuntansi dalam bentuk laporan-
laporan akuntansi.
3. Menganalisa dan mengartikan laporan-laporan untuk kepentingan
manajemen sebuah perusahaan.3
Hal tersebut diatas sesuai dengan firman Allah SWT:
3 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, hlm.280-281
21
)البقرة:(
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalahtidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamumenuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamumenuliskannya dengan benar. Dan janganlah seorang penulisenggan menuliskannya sebagaimana Allah telahmengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklahorang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulisitu) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, danjanganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya...”(Q.S Al Baqarah: 282)4
Menurut Triyuwono (1997), dalam mencari bentuknya, akuntansi
syariah berawal dari suatu asumsi bahwa Akuntansi adalah sebuah entitas
yang mempunyai dua arah kekuatan. Artinya, akuntansi tidak hanya
dibentuk oleh lingkungannya, tetapi juga mempunyai kekuatan untuk
mempengaruhi lingkungannya, termasuk perilaku manusia yang
menggunakan informasi akuntansi.5
Bagaimana akuntan menciptakan sebuah “bentuk” akuntansi yang
dapat mengarahkan perilaku manusia ke arah perilaku yang etis dan ke
arah terbentuknya peradaban bisnis yang ideal, yaitu peradaban bisnis
dengan nilai humanis, emansipatoris, transendental, dan teleologikal.
4 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Quran Dan Terjemahannya, Jakarta:Yayasan Penyelenggara Dan Penterjemah / Pentafsir Al Quran, hlm. 70
5 Akhyar Adnan, Akuntansi Syariah; Arah, Prospek dan Tantangannya, Yogyakarta:UII Press, 2005, hlm. 5
22
Dengan kata lain, tujuan akuntansi syariah adalah menciptakan informasi
akuntansi yang syarat nilai (etika) dapat mempengaruhi perilaku para
pengguna (users) informasi akuntansi ke arah terbentuknya peradaban
ideal.6
Dalam hal akuntansi syariah, M. Akhyar Adnan (1996)
berpandangan bahwa harus ada reorientasi tujuan akuntansi yang Islami.
Secara spesifik, ia berpandangan bahwa akuntansi harus dialamatkan
pertanggungjawabannya kepada Yang Maha Memiliki. Hal ini
diimplementasikan dalalm bentuk menjadikan zakat sebagai tujuan paling
utama dalam penyediaan informasi akuntansi. Tujuan-tujuan lain, seperti
pengambilan keputusan, tetap dapat dipertahankan, tetapi harus
diposisikan sebagai tujuan kedua. Pandangan ini, selain terkesan belum
populer, juga tidak mudah diimplementasikan dalam realita.7
Sejauh ini, belum terlalu banyak penelitian yang pernah dilakukan
untuk menguji kompatibilitas akuntansi perbankan syariah atau lembaga
yang menggunakan produk akad syariah. Akhyar Adnan (1996) pernah
melakukan ini atas dua bank untuk periode akuntansi 1990-an – 1994.
Hasilnya, ia berkesimpulan bahwa kedua bank yang ditelitinya itu pada
dasarnya masih menganut prinsip akuntansi yang masih sangat
dipengaruhi nilai-nilai konvensional atau kapitalistik. Namun, hal ini
6 Ibid, hlm.167 Dwi Suwiknyo, Loc. cit., Cet.1, 2010 hlm viii
23
dapat dimaklumi, karena ketika itu belum banyak perhatian yang diberikan
untuk pengembangan standar akuntansi syariah yang baku.8
Belkaoui dalam buku Teori Akuntansinya disebutkan beberapa
image (citra) yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi sebagai berikut:9
1. Akuntansi sebagai ideologi, karena akuntansi dinilai menopang atau
subsistem dari ideologi kapitalisme yang mengutamakan kepentingan
pihak pemilik modal.
2. Akuntansi sebagai suatu bahasa, karena ia menyampaikan,
mengkomunikasikan tentang perusahaan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi itu. Akuntansi sama dengan bahasa, sama-sama
memiliki aturan gramatika dan terminologi khusus.
3. Akuntansi sebagai suatu cacatan historis, ia hanya mencatat apa yang
sudah terjadi, akuntansi tidak dapat mencatat apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang.
4. Akuntansi sebagai suatu realitas ekonomi saat ini, ia sudah merupakan
bagian dari sistem ekonomi dan sistem bisnis.
5. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi karena ia mengolah data
menjadi informasi yang bermanfaat bagi pemakainya untuk
pengambilan keputusan.
8 Ibid, hlm ix9 Sofyan Syafri Harahap, Loc. Cit., cet 4, 2004, hlm. 28
24
6. Akuntansi sebagai suatu komoditi, karena ia sudah menjadi barang
dagangan yang diminati para pemakainya. Mereka yang ahli akuntansi
ternyata dapat menjual keahliannya (komoditi) itu kepada masyarakat.
7. Akuntansi dianggap sebagai pertanggungjawaban, dalam hal ini
akuntansi dianggap merupakan sarana manajemen
pertanggungjawaban pengelolaannya atas harta kekayaan perusahaan
yang diamanahkan pemiliknya.
Dengan demikian akuntansi syariah sebagai alat
pertanggungjawaban, diwakili informasi akuntansi syariah dalam bentuk
laporan keuangan yang sesuai dengan syariah yaitu mematuhi prinsip full
disclousure. Laporan keuangan akuntansi syariah tidak lagi berorientasi
pada maksimasi laba, akan tetapi membawa pesan moral dalam menstimuli
perilaku etis dan adil terhadap semua pihak.10
Dalam pengambilan keputusan laporan keuangan bertujuan
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang rasional. Adapum
pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:11
1. Shahibul maal (pemilik dana)
2. Mudharib (pengelola dana)
3. Pembayaran Zakat, Infaq dan Shadaqah
10 Sri Nurhayati. Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat,2009, hlm. 88
11 Ikatan Akuntan Indonesia, Loc. cit., hlm.2
25
4. Mitra usaha
5. Otoritas pengawasan
6. Pemerintah
7. Lembaga penjamin simpanan
8. Masyarakat umum
9. Pelanggan
Mengingat laporan keuangan merupakan suatu informasi ekonomi
yang digunakan oleh pihak yang memerlukan, maka laporan keuangan itu
harus memenuhi kriteria (syarat-syarat) sebagai berikut :12
1. Relevansi
Merupakan informasi yang disajikan harus ada hubungannya
dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan.
2. Dapat Dimengerti (understandability)
Merupakan informasi/ laporan keuangan harus disajikan secara
jelas dan mudah dipahami oleh para pemakai.
3. Daya Uji (veriviability)
Merupakan informasi atau laporan keuangan, harus disusun
berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar akutansi,
sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak pengukur yang netral.
12 Suyoto DKK, Dasar-Dasar Akuntansi, Jakarta: Yudhistira, 2001, hlm. 209-210
26
4. Kenetralan
Merupakan informasi yang disajikan harus bersifat umum,
objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.
5. Katepatan Waktu
Merupakan informasi yang harus disampaikan sedini mungkin
agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.
6. Daya Banding
Merupakan informasi dalam laporan keuangan akan lebih
berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan laporan
keuangan perusahaan lain pada periode yang sama. Untuk mencapai
daya dukung yang baik diperlukan konsistensi (tetap asas) yaitu satu
prinsip yang menyatakan adanya penggunaan cara atau metode
akutansi yang sama dari tahun ketahun, baik cara pencatatan setiap
terjadi transaksi maupun cara menentukan nilai pada akhir periode.
7. Kelengkapan
Merupakan informasi yang disajikan harus meliputi semua data
akutansi keuangan dan memenuhi enam syarat di atas dan tidak
menyesatkan pembaca.
27
Satu aspek penting dalam menetapkan struktur teoritis adalah
menetapkan unsur-unsur sebagai berikut:13
1. Harta
Kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh
atau dikendalikan suatu perusahaan sebagia hasil dari transaksi-
transaksi atau kejadian-kejadian yang lalu.
2. Kewajiban
Kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan
yang berasal dari kewajiban sekarang dari suatu kesatuan tertentu
untuk penyerahan barang dan jasa kepada kesatuan lain di masa yang
akan datang sebagai hasil transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian
yang lalu.
3. Ekuitas
Nilai sisa dari harta suatu kesatuan setelah dikurangi
kewajibannya. Dalam suatu perusahaan komersial ekuitas adalah
kepemilikan.
4. Investasi Pemilik
Penambahan dalam harta bersih perusahaan tertentu yang
dihasilkan dari transfer kesatuan lain atau penambahan kepemilikan.
Harta adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi
13 Herman Wibowo, Akuntansi Intermediate, Jakarta: Binarupa Aksara, 1995, hlm.55-56.
28
pemilik, tetapi penerimaan ini mencakup juga jasa atau kepuasan atau
konversi kewajiban perusahaan.
5. Pembagian kepada Pemilik
Pengurangan harta perusahaan tertentu yang ditimbulkan dari
penyerahan barang dan jasa atau terjadinya kewajiban bagi perusahaan
kepada pemiliknya. Pembagian kepada pemilik mengurangi
kepemilikan dalam suatu perusahaan.
6. Laba Komprehensif
Perubahan dalam ekuitas (laba bersih) suatu kesatuan atau
suatu periode dari transaksi dan kejadian serta keadaan lainnya pada
sumber-sumber bukan pemilik. Ini meliputi semua perubahan dalam
ekuitas selama suatu periode kecuali yang timbul dari investasi
pemilik dan pembagian kepada pemilik.
7. Pendapatan
Arus masuk atau penambahan lain atas harta suatu kesatuan
atau penyelesaian suatu kewajiban selama satu periode dari
penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau aktifitas lain
yang merupakan operasi utama kesatuan tersebut.
8. Beban
Arus keluar atau penggunaan lain dari harta atau terjadinya
kewajiban selama satu periode dari penyerahan atau produksi barang,
29
penyerahan jasa, atau kegiatan-kegiatan lain yang merupakan operasi
uatama kesatuan tersebut.
9. Keuntungan
Penambahan dalam ekuitas dari transaksi tidak langsung dari
suatu kesatuan dan dari semua transaksi dan kejadian serta situasi lain
yang mempengaruhi kesatuan selama satu periode kecuali yang berasal
dari pendapatan dan investasi pemilik.
10. Kerugian
Pengurangan dalam ekuitas dari transaksi tidak langsung atau
insidental suatu kesatuan dan dari semua transaksi, kejadian, dan
keadaan lain yang mempengaruhi kesatuan selama satu periode kecuali
yang berasal dari beban dan pembagian kepada pemilik.
B. Akad Mudharabah
Menurut jumhur ulama, mudharabah adalah bagian dari
musyarakah. Dalam merumuskan pengertian mudharabah, Wahbah Az-
Zuhaily (1989) mengemukakan bahwa pemilik modal menyerahkan
hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian
keuntungan yang telah disepakati kedua belah pihak dengan ketentuan
bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal, sedangkan pengusaha
tidak dibebani kerugian sedikitpun, kecuali kerugian berupa tenaga dan
30
kesungguhannya.14 Apabila terjadi kergian karena kelalaian dan
kecurangan pengelola, maka pengelola bertanggung jawab sepenuhnya.15
Mudharabah adalah suatu perkongsian antara dua pihak dimana
pihak pertama sebagai penyedia dana (shahibul maal), dan pihak kedua
sebagai pengelola dana (mudharib), keuntungan tanggungjawab atas
pengelola usaha.16 Secara fiqih pengertian mudharabah juga bisa disebut
muqaradhah berarti bepergian untuk urusan dagang. Secara muamalah
berarti pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pekerja/pengelola
untuk diperdagangkan, sedangkan keuntungan berdasar kesepakatan
bersama.17
Syarat mudharabah ditegaskan dalam bagian pertama pasal 187
bahwa:
1. Pemilik modal wajib menyerahkan dana dan atau barang yang
berharga kepada pihak lain untuk melakukan kerjasama dalam usaha.
2. Penerima modal menjalankan usaha dalam bidang yang disepakati.
3. Kesepakatan bidang usaha yang akan dilakukan ditetapkan dalam
akad.18
14 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah: Tinjauan dan beberapa segi hukum, Bogor:Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 69
15 Ascarya, Loc. cit., hlm. 6116 Muhammad, Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII
Press, 2000, Cet. I, hlm. 1317 Ibid, hlm. 12718 Suyud Margono, et al. Komppilasi Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta: CV.
Novindo Pustaka Mandiri, 2009, hlm. 47
31
Sebagai suatu bentuk kontrak, untuk melakukan kegiatan produksi
dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi diantara
mereka menurut kesepakatan kedua belah pihak dalam akad yang mereka
sepakati, tentunya besarnya juga sesuai dengan pengaruh kekuatan pasar.19
Dalam pasal 189 bagian pertama ditegaskan mengenai kesepakatan bidang
usaha yang akan dilakukan bersifat mutlak/bebas dan muqayyad/ terbatas
pada bidang usaha tertentu, tempat tertentu, dan waktu tertentu.20
Akad mudharabah merupakan akad yang digunakan untuk
menghimpun dana maupun untuk penyaluran dana, dapat dilihat dalam
tabel:21
TABEL 1
No. KATEGORI PERSYARATAN
1 Persyaratan Dalam Akad
1.1
1.2
1.3
1.4
Syarat
Syarat
Rukun
Rukun
Menggunakan judul/kata “Mudharabah”.
Menyebutkan hari dan tanggal akad dilakukan.
Menyebutkan pihak yang bertransaksi dan/atau
yang mewakilinya.
Menetapkan bank sebagai pemilik dana atau
sahibul mal dan nasabah sebagai pengelola atau
19 Ascarya, Loc. Cit., hlm. 6020 Suyud Margono, et al. Op. cit., hlm. 4721 Ascarya, Op. Cit., hlm. 66
32
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
Rukun
Syarat
Syarat
Kesepakatan
Kesepakatan
Kesepakatan
Kesepakatan
Kesepakatan
mudharib.
Mencantumkan nisbah bagi hasil yang disepakati
bagi masing-masing pihak.
Menetapkan jenis usaha yang akan dilakukan
nasabah.
Menyebutkan bahwa kerugian ditanggung oleh
bank apabila tidak disebabkan pelanggaran akad
dan bertindak melebihi kapasitas.
Menetapkan saksi bagi nasabah apabila lalai
membayar hasil pada waktunya.
Menetapkan kesepakatan apabila terjadi force
majeur.
Menetapkan jaminan dari pihak ketiga apabila
diperlukan.
Menetapkan saksi-saksi apabila diperlukan.
Menetapkan Badan Arbitrase Syariah sebagai
tempat penyelesaian apabila terjadi sengketa.
2 Persyaratan Tranfer Dana
2.1
2.2
Syarat turunan
Syarat turunan
Dilakukan bank dengan mengredit kepada
rekening nasabah.
Tanda terima nasabah adalah tanda terima uang.
33
3 Persyaratan Perhitungan Keuntungan
3.1 Kesepakatan Menggunakan real transactionary cost atau real
cost yang ditetapkan alco masing-masing.
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, akad
mudharabah merupakan akad yang sudah mempunyai aturan baku, mulai
dari syarat, rukun, kesepakatan, dan juga syarat turunan yang menjadi
acuan bagi mereka yang menerapkannya.
Dalam fatwa DSN MUI ( Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia) mengatur mudharabah dengan ketentuan-ketentuan yang
seharusnya menjadi rujukan bagi pelaku usaha.
Ketentuan pembiayaan yang ditetapkan dengan fatwa DSN MUI
antara lain :
1. Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh
LKS (Lembaga Keuangan Syariah) kepada pihak lain untuk suatu
usaha yang produktif.
2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana)
membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan
pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola
usaha.
34
3. Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan pembagian
keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
(LKS dengan pengusaha).
4. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah
disepakati bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut
serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak
untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.
5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk
tunai dan bukan piutang.
6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan
yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan,
namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat
meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya
dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran
terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
8. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian
keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN.
9. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
35
10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau
melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak
mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.22
C. Standarisasi Akuntabilitas Akad Mudharabah
Standar akuntansi pada hakikatnya adalah sebuah aturan main yang
di bangun untuk mencegah penyalahgunaan wewenang oleh satu
kelompok orang atas kelompok yang lain. Dalam akuntansi misalnya,
standar disusun agar ada kesejajaran antara pihak manajemen yang
menyusun laporan keuangan sebagai media pertanggungjawaban dan
pihak eksternal sebagai pembaca dan pengguna informasi.23
Pengembangan standar akuntansi keuangan Islam dimulai pada
tahun 1987. Sedikitnya lima volume yakni : standar akuntansi bank
syariah, Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPPLK) dan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 59
Bank Syariah, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI)
serta laporan keuangan bank syariah.24 Lima volume ini telah terkumpul
dan tersimpan di perpustakaan Islamic Research and Training Institute,
Islamic Development Bank (IDB). Studi itu telah mendorong pembentukan
22 Fatwa DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah(Qiradh) Ditulis oleh MUI Jumat, 26 Maret 2010 08:19 - Terakhir Diperbaharui Sabtu, 27Maret 2010 14:28
23 Akhyar Adnan, Loc. Cit., hlm. 7924 Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta: Salemba Empat, 2005, Ed. 2,
hlm. 194
36
Accounting and Auditing Organization Islamic Financial Institutions
(Organisasi Akuntansi Keuangan Untuk Bank dan Lembaga Keuangan
Islam) yang didaftarkan sebagai organisasi nirlaba di Bahrain pada tahun
1411 H (1991). Sejak didirikan, organisasi ini terus mengembangkan
standar keuangan melalui pertemuan periodic Komite Pelaksana untuk
Perencanaan dan Tindak Lanjut.
Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPPLK) syariah merupakan kerangka yang menyajikan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bank syariah.
Apabila tidak diatur secara spesifik dalam kerangka dasar ini maka
berlakulah kerangka dasar akuntansi umum, sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Beberapa ketentuan penting dalam KDPPLK
syariah adalah :25
1. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi
Islam dengan karakteristik, sebagai berikut:
a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuk.
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of
money).
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas.
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif.
e. Tidak diperkenan menggunakan dua harga untuk satu barang.
25 Ibid, hlm. 197
37
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.
2. Kegiatan bank syariah antara lain:
a. Manajer investasi yang mengelola investasi atas dana nasabah
dengan menggunakan akad mudharabah atau sebagai agen
investasi.
b. Investor yang menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun
dana nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan menggunakan
alat investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan membagi
hasil yang diperoleh sesuai nisbah yang disepakati antara bank dan
pemilik dana.
c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran seperti bank
non-syariah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
d. Pengelola fungsi social berupa pengelola dana zakat, infaq, dan
shadaqah, serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai dengan
ketentuan prinsip yang berlaku.
3. Dalam menghimpun dana bank syariah menggunakan prinsip wadi’ah,
mudharabah, dan prinsip lain yang sesuai dengan syariah. Sedangkan
dalam penyaluran dana, bank syariah menggunakan:
a. Prinsip musyarakah dan atau mudharabah untuk investasi atau
penyertaan.
b. Prinsip murabahah, salam, dan atau istishna untuk jual beli.
38
c. Prinsip ijarah dan atau ijarah muntahiyah bittamlik untuk sewa-
menyewa.
4. Laporan bank syariah meliputi:
a. Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah
sebagai investor beserta hak dan kewajibannya, yang dilaporkan
dalam:
1) Laporan posisi keuangan
2) Laporan laba rugi
3) Laporan arus kas
4) Laporan perubahan ekuitas
b. Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi
terikat yang dikelola oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-
pihak lain berdasarkan akad mudharabah atau agen investasi yang
dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat.
c. Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai
pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara
terpisah, yang dilaporkan dalam:
1) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq, dan
shadaqah.
2) Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan.
Setelah dikeluarkannya KDPPLK Bank Syariah dan PSAK No. 59,
maka sebagai pedoman teknis pelaksanaan akuntansi bank syariah, Ikatan
39
Akuntansi Indonesia (IAI) bersama Bank Indonesia (BI) telah menyusun
suatu pedoman akuntansi bank syariah di Indonesia. Pedoman Akuntansi
Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) ini berisi kodifikasi-kodifikasi yang
relevan atas ketentuan perbankan syariah yang berlaku pada saat ini.
Penerbitan PAPSI oleh IAI dan BI tersebut digunakan untuk
menjelaskan penyusunan pedoman yang sejalan dengan tujuan pelaporan
keuangan di bank bank syariah sebagai berikut:26
1. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan.
Laporan keuangan betujuan menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan
yang rasional. Oleh karena itu, informasi harus dipahami oleh pelaku
bisnis dan ekonomi yang mencermati informasi yang disajikan secara
seksama. Pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:
a. Shahibuk maal (pemilik dana)
b. Mudharib (pelaku usaha)
c. Pembayaran zakat, infaq dan shadaqah.
d. Pemegang saham
e. Otoritas pengawasan
f. Bank Indonesia
g. Pemerintah
h. Lembaga penjamin simpanan; dan
26 Ibid, hlm. 199
40
i. Masyarakat
2. Menilai prospek arus kas
Pelaporan keuangan bertujuan memberikan informasi yang dapat
mendukung investor/pemilik dana, kreditor, dan pihak-pihak lain
dalam memperkirakan jumlah, saat, dan ketidakpastian dalam
penerimaan kas di masa depan atas dividen, bagi hasil, dan hasil dari
penjuaalan, pelunasan (redemption), dan jatuh tempo dari surat
berharga atau pinjaman. Prospek penerimaan kas tersebut sangat
tergantung dari kemampuan bank untuk menghasilkan kas guna
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo, kebutuhan operasional,
reinvestasi dalam operasi, serta pembayaran dividen. Persepsi investor
dan kreditor atas kemampuan bank tersebut akan mempengaruhi harga
pasar surat berharga bank yang bersangkutan. Persepsi
investor/pemilik dana dan kreditor dipengaruhi oleh harapan mereka
atas tingkat bagi hasil dan risiko dari dana yang mereka tanamkan dan
akan melakukan penyesuaian terhadap risiko yang mereka persepsikan
atas perusahaan yang bersangkutan.
3. Informasi atas sumber daya ekonomi
Pelaporan keuangan bertujuan memberi informasi tentang sumber
daya ekonomi bank, kewajiban untuk mengalihkan sumber daya
tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, serta kemungkinan
41
terjadinya transaksi, dan peristiwa yang dapat mempengaruhi
perubahan sumber daya tersebut.
4. Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah
Informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta
informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh
serta penggunaannya. Informasi untuk membantu pihak terikat di
dalam menentukan zakat atau pihak lainnya.
5. Akuntabilitas bank syariah
Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan bank terhadap
tanggung jawab amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada keuntungan yang rasional, serta informasi
mengenai tingkat keuntungan investasi.
6. Fungsi sosial
Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk
pengelolaan dan penyaluran zakat.
Pada dasarnya tujuan laporan bank syariah sama dengan tujuan
laporan keuangan yang berlaku secara umum, dengan tambahan antara
lain menyediakan:27
1. Informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta informasi
pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila
27 Ibid, hlm. 192
42
ada dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta
penggunaannya.
2. Informasi untuk membantu dan mengevaluasi pemenuhan tanggung
jawab terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan investasi yang
diperoleh pemilik dan pemilik dana investasi terikat; dan
3. Informasi mengenai fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat.
Berdasarkan karakteristik PSAK No. 105, lembaga yang
menggunakan akad mudharabah dapat bertindak sebagai pemilik dana atau
pengelola dana. Jika lembaga yang menggunakan akad ini bertindak
sebagai pengelola dana, dana yang di sajikan sebagai dana syirkah
temporer.28 Pada prinsipnya dalam penyaluran mudharabah, tidak ada
jaminan, tetapi agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan,
pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak
ketiga. Jaminan ini hanya bisa dicairkan apabila pengelola dana terbukti
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama
dalam akad.
Prinsip pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan
berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Dalam prinsip bagi hasil,
dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total
28 Dwi Suwiknyo, Loc. Cit.,Cet ke-1, hlm. 77
43
pendapatan usaha (omset). Adapun dalam prinsip bagi laba, dasar
pembagian adalah laba bersih, yaitu laba bruto dikurangi beban yang
berkaitan dengan pengelolaan modal mudharabah. Sebagaimana ilustrasi
berikut ini :
Uraian Jumlah Metode bagi hasil
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba bruto
Beban
Laba / rugi neto
100
65
35
25
10
Laba bruto
(gross profit margin)
Bagi laba (profit sharing)
1. Pengakuan Dan Pengukuran
a) Bank Syariah sebagai Pemilik Dana
Mekanisme bank syariah/lembaga keuangan sebagai
pemilik dana sesuai operasioanal pembiayaan mudharabah atau
investasi mudharabah dapat dirumuskan sebagai berikut :29
1) Dana Syirkah temporer yang disalurkan oleh bank syariah
diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran
kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana.
29 Ibid, hlm. 78-81
44
2) Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut (a)
investasi mudharabah dalam bentuk kasdiukur sebesar
jumlah yang diberikan pada saat pembayaran; (b) investasi
mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai
wajar aset nonkas pada saat penyerahan (i) jika nilai wajar
lebih rendah daripada nilai tercatatnya diakui sebagai
kerugian; (ii) jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai
tercatatnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan
pelunasan utang sesuai jangka waktu akad mudharabah.
3) Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai
karena rusak, hilang, atau faktor lain yang bukan kelalaian
atau kesalahan pihak pengelola dana, penurunan nilai
tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo
investasi mudharabah.
4) Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah
dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan
pengelola dana, kerugian tersebut diperhitungkan pada saat
bagi hasil.
5) Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau
modal mudharabah diterima oleh nasabah.
6) Dalam investasi mudharabah, jika yang diberikan dalam
bentuk barang (nonkas) dan barang tersebut mengalami
45
penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan
secara efektif dalam kegiatan usaha mudharabah, kerugian
tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi namun
diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil.
7) Kelalaian atas kesalahan nasabah, antara lain, ditunjukkan
oleh (a) persyaratan yang ditentukan didalalm akad tidak
dipenuhi; (b) tidak tedapat kondisi di luar kemampuan (force
majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam
akad; atau (c) hasil keputusan dari institusi yang berwenang.
8) Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh
tempo dan belum dibayar oleh nasabah, investasi
mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo.
b) Penghasilan Usaha
1) Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan,
penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi
hasil sesuai nisbah yang telah disepakati.
2) Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad
mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk
penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad mudharabah
berakhir, selisih antara (a) investasi mudharabah setelah
dikurangi penyisihan kerugian investasi; dan (b)
46
pengembalian investasi mudharabah diakui sebagai
keuntungan atau kerugian.
3) Pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik
dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi
penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan
mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha.
4) Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana
dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi
investasi mudharabah.
5) Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana
diakui sebagai piutang jatuh tempo dari pengelola dana.30
c) Bank Syariah sebagai Pengelola Dana
1) Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad
mudharabah diakui bank syariah sebagai dana syirkah
temporer seesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang
diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah
temporer diukur sebesar nilai tercatat.
2) Jika bank syariah menyalurkan dana syirkah temporer
mutlaqah yang diterima, bank syariah mengakuinya sebagai
aset. Prinsip mudharabah ini dalam produk bank syariah
30 Ibid, hlm. 88-89
47
dapat dikembangkan untuk jenis produk giro, tabungan
maupun deposito.
3) Jika bank syariah menyalurkan dana syirkah temporer
muqayyadah yang diterima, bank syariah tidak mengakuinya
sebagai aset, karena bank syariah tidak memiliki hak untuk
melepas aset tersebut kecuali sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan oleh pemilik dana.
4) Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan
menggunakan dua prinsip, yaitu bagi laba atau bagi hasil
seperti yang dijelaskan pada prinsip bagi hasil usaha.
5) Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang
sudah diumumkan dan belum dibagikan kepada pemilik
dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang
menjadi porsihak pemilik dana.
6) Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian
bank syariah diakui sebagai beban bank syariah.31
2. Penyajian
a) Bank syariah sebagai pemilik dana menyajikan investasi
mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat.32
31 Ibid, hlm. 89-9132 Ibid, hlm. 101
48
b) Bank syariah sebagai pengelola dana menyajikan transaksi
mudharabah dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada
(i) dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar
jumlah nominalnya untuk setiap jenis mudharabah; (ii) bagi hasil
dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh
tempo tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan
kewajiban; dan (iii) bagi hasil dana temporer yang sudah
diperhitungkan tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi
hasil yang belum dibagikan.
3. Pengungkapan
a) Entitas / bank syariah sebagai pemilik dana mengungkapkan hal-
hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada (i)
rincian jumlah investasi mudharabahberdasarkan jenisnya; (ii)
penyisihan kerugian invertasi mudharabah selama periode berjalan;
dan (iii) pengungkapan yang diperlukan sesuai Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Nomor 101 tentang penyajian laporan
keuangan syariah.
b) Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi
mudharabah, tetapi tidak terbatas pada (i) dana syirkah temporer
49
yang diterima berdasarkan jenisnya; dan (ii) penyaluran dana yang
berasal dari mudharabah muqayyadah.33
Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus di
revisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun
penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan
enam kali yaitu tanggal 10 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1
April 2002, 1 Oktober 2004 dan 1 September 2007. Buku SAK per 1
September 2007 ini di dalamnya sudah bertambah dibandingkan dengan
revisi sebelumnya, yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru dan 5
PSAK revisi.34
Kerangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan untuk semua
jenis perusahaan komersial, baik sektor publik maupun sektor swasta.
Perusahaan pelopor adalah perusahaan yang laporan keuangannya
digunakan oleh pengguna dengan mengandalkan laporan keuangan
tersebut sebagai sumber utama informasi keuangan.
D. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa
Inggris accountability yang berarti bertanggungjawab atau keadaan untuk
dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggungjawaban.
33 Ibid, hlm. 10234 Muhammad, Dwi suwiknyo, Akuntansi Perbankan Syariah, Yogyakarta : Trust
Media Publishing, 2009, hlm. 29
50
Akuntabilitas (accountability) yaitu fungsinya seluruh komponen
penggerak jalan kegiatan perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya
masing-masing. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-
kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk
mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya
untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggung jawabannya.
Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk kegiatan kontrol
terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan
menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat.35
Satu hal penting yang dapat dikaji dari ayat 282 surat Al-Baqarah
adalah adanya perintah dari Allah kepada kita untuk menjaga keadilan dan
kebenaran di dalam melakukan setiap transaksi. Lebih dalam perintah ini
menekankan pada kepentingan pertanggungjawaban (accountability) agar
pihak yang terlibat dalam transaksi itu tidak dirugikan, tidak menimbulkan
konflik dan adil. Untuk mewujudkan sasaran ini maka dalam suatu
transaksi diperlukan saksi.36
Dimensi pertanggungjawaban dalam akuntansi syariah adalah
memiliki cakupan yang luas. Jadi pertanggungjawaban ini bukan hanya
pertanggungjawaban atas uang (financial) yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan, akan tetapi pertanggungjawaban ini harus mampu
35 http://wwwbutonutara.blogspot.com/2012/01/pengertian-akuntabilitas.html diunduh pada jam 16.10 WIB tanggal 21 Maret 2012
36 Muhammad, Loc. Cit.,Ed. 2, hlm. 77
51
meningkatkan tanggung jawab secara horizontal dan vertikal.
Pertanggungjawaban horizontal tertuju pada masyarakat, pemerintah, dan
kepatuhan pada peraturan. Sementara pertanggungjawaban vertikal adalah
tertuju pada transendensi aktivitas (financial, dan sebagainya) kepada Dzat
yang memberikan tanggung jawab.
Pertanggungjawaban akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi
informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Sehubungan dengan
kepentingan-kepentingan tersebut Hadjisarosa (1997) mengidentifikasi
sebagai berikut: (i) kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan,
(ii) pelanggan, (iii) pemilik modal, (iv) karyawan, (v) rekanan, (vi)
pemerintah, (vii) masyarakat, dan (viii) pelestarian lingkungan.37 Letak
pertanggungjawaban dimensi vertikalnya ada pada dimensi zakat. Zakat
sebagai manifestasi pertanggungjawaban hamba yang melakukan
perbuatan/aktivitas bisnis yang dapat diaudit kemudian dapat
dipertanggungjawabkan kesucian modal kepada Dzat pemberi modal.
Dimensi inilah yang merupakan dimensi paling tinggi.
37 Ibid, hlm. 170
BAB III
DISKRIPSI AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH PROGRAM
PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI DI IQRO’ MANAGEMENT
SEMARANG
A. Profil CV Iqro’ Management Semarang
1. Profil CV Iqro’ Management
CV atau Commanditaire Vennontschap yang biasa disebut
Persekutuan Komanditer adalah suatu Perusahaan yang didirikan oleh
satu atau beberapa orang secara tanggung menanggung, bertanggung
jawab secara seluruhnya atau secara solider, dengan satu orang atau
lebih sebagai pelepas uang (Geldschieter), dan diatur dalam KUHD.
Iqro’ Management adalah sebuah lembaga konsultan
management baik yang bersifat ekonomi maupun sosial yang orientasi
kegiatannya lebih menitik beratkan kearah ibadah. Iqro’ Management
juga merupakan lembaga pengelolaan usaha baik yang dimiliki sendiri
maupun mitra yang semuanya dikerjakan dan dikelola secara
profesional, halal dan produktif sehingga bisa menghasilkan manfaat
bagi semua pihak.
Secara geografis kantor CV Iqro’ Management Pusat terletak di
Komplek SPBU 44.502.22 Jl. Dr Wahidin 58 Semarang. Tempatnya
strategis sebab dekat jalan raya perkotaan Semarang yang juga
52
53
dilewati oleh angkutan dan kendaraan pribadi. Adapun lingkungan
sekitarnya adalah :
Sebelah Utara : Terdapat Ruko-ruko.
Sebelah Barat : Terdapat pom bensin yang berhadapan dengan jalan
raya arah Semarang - Jogja
Kantor CV Iqro’ Management Pusat mempunyai luas 30 x 30
m2 Adapun kantor cabang CV Iqro’ Management lainnya terletak di :
1. Ruko Setiabudi, Jl Setiabudi 168 A Semarang
2. Ungaran Square, Jl. Diponegoro No. 745 Ungaran
3. Menara Masjid Agung Kendal, Jl. Masjid No 1 Pekauman
Kendal
4. Komplek Mitra Bintang, Jl. RE Martadinata 114 Tasikmalaya
5. Magelang, Jl. A. Yani No. 148 Magelang
6. Solo, Jl. Dr Wahidin 3-D Solo
7. Yogya, Jl. Dr Wahidin No. 44-B
8. Palur, Jl. Raya Palur Selatan, Bundaran Palur Karanganyar
Direktur CV Iqro’ Management adalah Agung Ahmad
Budiman S.E. CV Iqro’ Management didirikan pada tanggal 28
Januari 2008.1 Berdirinya Iqro’ Management juga tidak terlepas dari
1 Wawancara dengan Ibu Ika selaku Manager PSDM CV Iqro’ Management diKomplek SPBU 44.502.22 Jl. Dr Wahidin 58 Semarang pada hari Kamis tanggal 01 Maret2012 pukul 10.00 WIB
54
keadaan masyarakat di kota Semarang yang bernuansa Islam, karena di
Semarang belum ada lembaga seperti Iqro’ Management yang
beroperasi. Dengan adanya Iqro’ Management ini akan membantu
masyarakat sekitar untuk tidak lagi khawatir dalam mengelola
dananya, sehingga dorongan itulah kota Semarang menjadi kantor
pusat CV. Iqro’ Management2
Landasan Operasional Iqro’ Management “ Menjadikan Bisnis
untuk Ibadah bukan Ibadah untuk Bisnis “. Legalitas Iqro’
Management berupa CV yaitu untuk kegiatan yang bersifat
pengelolaan usaha dan yayasan guna untuk kegiatan-kegiatan yang
bersifat sosial.
Visi Iqro’ Management adalah :
Sarana untuk mendekatkan dan mewujudkan keinginan umat muslim
untuk datang dan beribadah ke rumah Allah dengan mudah dan ringan
dengan harapan bisa memiliki makna mendalam untuk menggapai
ridho Illahi.
Sedangkan Misi dari Iqro’ Management adalah :
Lembaga terbaik yang kelak berkembang menjadi lembaga yang lebih
komprehensif di segala bidang baik secara ekonomi maupun sosial.
2 Ibid,
55
2. Struktur Organisasi CV Iqro’ Management
Dalam menjalankan Iqro’ Management untuk mencapai tujuan
yang diharapkan, maka diperlukan struktur organisasi yang baik dan
jelas, sehingga dapat diketahui tugas masing-masing dan
kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dapat dihindari.
Adapun struktur organisasi Iqro’ Management adalah:
1) Penasehat : KH. Thohir
2) Direktur : Agung Arif Budiman
3) Manager Operasional : Ervan Auliya
a) Costumer Service : - Fitri Yuni Astuti
- Umi Sa’adah
b) Teller : - Diyarti Silowangi
- Lia Amalia Ulfah
c) Back Office : - Kukuh Riyanto
- Amirudin Siregar
- Norma Eka Setyaningrum
- Sukardi Prasetya
4) Manager PSDM : Ika Vidrika
a) Manager Marketing : Bagus Setyawan
b) Marketing : - Elva Hestyani
- Kusriyanto
- Solichin
56
- Akbar Yogyaprakoso
- Nok Maheining
- Wahyuni Ristanti
5) Manager Produk : Noor Kasan
a) Transportasi : Bayu Adhi Rommy
b) Haji Plus : Indah Kumalasari
c) Umrah dan Haji Plus : Aris Supriyanto
d) Rent Car : Bagus Setyawan
e) Kemitraan SPBU : Dedi Rohayadi
f) Travel : Syarip Hidayat
Tugas dan tanggung jawab pengurus Iqro’ Management adalah :
1) Penasehat
a) Menelaah (mereview) peraturan korporat yang berlaku apakah
sesuai dengan aturan hukum peraturan lain yang berlaku, etika
serta tidak ada benturan kepentingan maupun unsur-unsur yang
melanggar kepatuhan.
b) Menelaah semua produk dan atau jasa Iqro’ Management.
c) Menelaah masalah perilaku manajemen/karyawan yang
menyangkut:
1. Benturan kepentingan
2. Melanggar kepatuhan
57
3. Melakukan kecurangan
4. Manipulasi
d) Menilai kebijakan akuntan dan penerapannya.
e) Meneliti laporan keuangan
2) Direktur
Tugas dan tanggung jawab direktur utama, antara lain :
a) Memimpin dan mengelola sehingga tujuan Iqro’ Management
tercapai.
b) Bertanggung jawab terhadap operasional Iqro’ Management
khususnya dalam hubungan dengan pihak ekstern perusahaan.
c) Bertanggung jawab kepada rapat umum pemegang saham.
d) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran perusahaan
dan rencana kerja untuk tahun buku yang baru.
3) Manager Operasional
Tugas dan tanggung jawab direktur utama, antara lain :
a) Menginventarisir kebutuhan karyawan perusahaan dan
kemudian menyediakan sepanjang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
b) Memelihara/menjaga harta/inventaris kantor agar tetap dalam
kondisi yang baik.
58
c) Memeriksa ulang terhadap keabsahan dan kebenaran proses
transaksi harian serta keabsahan bukti-bukti pendukungnya.
d) Melakukan pengawasan terhadap penyimpanan dan
pangamanan back up data.
e) Memastikan bahwa proses pengolahan data telah berjalan
dengan benar dan tepat waktu.
4) Manager Marketing
Tugas dan tanggung jawab Manager Marketing adalah :
a) Mengelola secara optimal sumber daya bidang pemasaran agar
dapat mendukung kelancaran operasional Iqro’ Management
serta membuat rencana kerja tahunan bidang pendanaan, jasa-
jasa dan jasa usaha.
b) Memonitor realisasi target operasional Iqro’ Management serta
menetapkan upaya-upaya pencapaiannya.
c) Melaksanakan strategi pemasaran pruduk Iqro’ Management
guna mencapai tingkat volume atau sasaran yang telah
ditetapkan baik pendanaan maupun jasa-jasa.
5) Manager Pelaksana Sumber Daya Manusia (PSDM)
1. Membuat analisa kebutuhan pegawai seluruh unit kerja
dikaitkan dengan kondisi usaha telah dibuat secara akurat.
59
2. Membuat rencana pendidikan pegawai dan memastikan bahwa
rencana pendidikan dan pelatihan pegawai telah terlaksana
dengan baik.
3. Melaksanakan rotasi atau mutasi pegawai sesuai dengan
keperluan atasan.
4. Mensosialisasikan peraturan Iqro’ Management dan ketentuan-
ketentuan bidang ketenagakerjaan kepada seluruh pegawai
cabang.
5. Menata usahakan absensi harian pegawai (pagi dan sore),
membayar uang lembur pegawai, penggantian uang kesehatan
pegawai, cuti tahunan pegawai, pembayaran gaji pegawai, dan
pemberian pinjaman pegawai.
6) Customer Service
a) Memberikan penjelasan kepada jamaah atau calon jamaah
mengenai produk-produk Iqro’ Management berikut syarat-
syarat maupun tata cara prosedurnya.
b) Melayani pembukaan maupun penutupan titipan dana
kemitraan Iqro’ Management.
7) Teller
a) Pada awal atau akhir hari mengambil dan menyimpan box
teller dari atau ke dalam hasanah.
60
b) Melayani setoran tunai maupun non tunai dengan benar dan
cepat.
c) Melayani penarikan tunai maupun non tunai dengan benar dan
cepat dengan memperhatikan batas masa titipan dana jamaah
yang dimiliki.
d) Mengkompilasi daftar penerimaan dan pengeluaran kas,
menghitung saldo kas akhir hari dan pencocokan dengan
jumlah fisik saldo uang tunai yang ada dalam boxnya
61
Skema Struktur Organisasi CV Iqro’ Management Gambar 1
Manager Operasional Ervan Auliya
Costumer Service Fitri YuniAstuti Dan Umi Sa'adah
Teller Diyarti Silowangi DanLia Amalia Ulfah
Back Office Kukuh Riyanto,Amirudin Siregar, Norma
Eka Setyaningrum, SukardiBudi Prasetia
61
Skema Struktur Organisasi CV Iqro’ Management Gambar 1
PenasehatKH. THOHIR
Manager Operasional Ervan Auliya
Costumer Service Fitri YuniAstuti Dan Umi Sa'adah
Teller Diyarti Silowangi DanLia Amalia Ulfah
Back Office Kukuh Riyanto,Amirudin Siregar, Norma
Eka Setyaningrum, SukardiBudi Prasetia
Manager PSDM Ika Vidrika
Manager Marketing BagusSetiawan
Marketing Elva Hestiani,Kusriyanto, Solichin, Akbar
Yogyaprakoso, NokMaheining, Wahyuni
Ristanti
Manager Produk Noor Kasan
TransportasiBayu Adhi Rommy
Haji PlusIndah Kumalasari
Umrah Dan HajiAris Supriyanto
Rent Car : Bagus Setiawan
Kemitraan SPBUDedi Rohayadi
Travel Syarip Hidayat
DirekturAgung Arif Budiman
61
Skema Struktur Organisasi CV Iqro’ Management Gambar 1
Manager Produk Noor Kasan
TransportasiBayu Adhi Rommy
Haji PlusIndah Kumalasari
Umrah Dan HajiAris Supriyanto
Rent Car : Bagus Setiawan
Kemitraan SPBUDedi Rohayadi
Travel Syarip Hidayat
62
3. Produk – produk CV Iqro’ Management
CV Iqro’ Management pada konsepnya merupakan kemitraan
yang terdiri dari beberapa program, yaitu antara lain :
1. Program Kemitraan Transportasi
Program ini adalah program kemitraan berupa titipan dana untuk
membantu pengembangan usaha jasa transportasi. Manfaat yang
didapat mitra dalam mengikuti program ini adalah menambah
nilai dari dana yang dititipkan dan membantu masyarakat dalam
penyediaan jasa transportasi yang mewah, nyaman dan murah.
2. Program Kemitraan Haji atau Umrah
Sarana untuk mendekatkan dan mewujudkan umat muslim untuk
datang dan beribadah ke rumah Allah SWT dengan mudah dan
ringan dengan harapan bisa memiliki makna yang mendalam
dalam menggapai ridha Illahi serta mendapatkan ibadah yang
sempurna yang insya Allah Mabrur.
3. Program Haji Plus
Program Haji Plus adalah Program Pengelolaan Dana yang
dikelola secara optimal untuk disalurkan ke unit usaha yang halal
dan produktif bagi kepentingan umat. Calon haji Insya Allah
berangkat lebih cepat dari haji reguler serta mendapatkan fasilitas
yang lebih baik dengan nilai sesuai pengelolaan.
63
4. Program Kemitraan SPBU
Program ini adalah program titipan masyarakat untuk membantu
pengembangan usaha pengadaan jumlah SPBU dalam rangka
mendukung Program Pengelolaan Haji & Umroh.
5. Rental Mobil
Guna persewaan transporatasi sebagai mitra ibadah.
6. Travel Exclusive Solo-Semarang (PP) dan Jogja-Semarang (PP)
Iqro’ Management telah membuka jalur travel untuk Semarang
Solo, Semarang-Yogya dengan biaya yang hemat serta nyaman
untuk kepuasan perjalanan pelanggan.
7. Pelatihan dan Pendampingan kerja
Tujuannya untuk mempersiapkan peserta menjadi siap kerja dan
mempersiapkan peserta sebagai wirausahawan.
B. Standar akuntansi yang dipakai oleh Iqro’ Management dalam akad
mudharabah program pengelolaan biaya ibadah haji
Akuntansi Iqro’ Management adalah sebuah kegiatan jasa yang
berfungsi menyajikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan dari Iqro’ Management, yang diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar dalam mengambil keputusan ekonomi di antara berbagai
alternatif tindakan. Penyajian laporan keuangan (sebagai hasil akhir dari
64
proses akuntansi) terutama ditujukan bagi para pengelola dana. Oleh
karena itu, hasil kalkulasi akhir dari laporan pendapatan (income
statement) adalah rugi atau laba.
Prinsip dan konsep akuntansi Iqro’ Management diantaranya :
1. Konsep Kelangsungan Hidup Iqro’ Management
Perusahaan didirikan tidak untuk sementara waktu, tetapi diharapkan
berjalan terus sepanjang waktu.
2. Konsep Periode Waktu
Aktivitas Iqro’ Management berjalan sepanjang waktu, proses
penyajian kondisi keuangan dan hasil operasi Iqro’ Management perlu
dipecah dalam periode-periode tertentu.
3. Konsep Keterbukaan
Semua fakta-fakta perlu diungkapkan secara terbuka, contohnya dalam
pengelolaan biaya ibadah haji digunakan untuk pengelolaan
transportasi, SPBU serta bisnis lain yang menunjang pemutaran dana
jamaah.
Program pengelolaan biaya ibadah haji Iqro’ Management
merupakan kemitraan berupa titipan dana yang mana dana tersebut akan
disalurkan untuk keperluan membantu pembiayaan setoran awal BPIH
atau pengambilan porsi haji di Kementerian Agama melalui Bank
Penerima Setoran BPIH (BPS BPIH) kepada calon jama'ah haji yang
65
terdaftar atau bergabung dalam program pengelolaan pelunasan BPIH
reguler di Iqro’ Management.
Adapun perbedaan pendaftaran keberangkatan haji antara melalui
Iqro’ Management maupun langsung melalui bank, adalah sebagai
berikut :
Gambar 2
Keterangan:
1. Orang berniat untuk naik haji. Kemudian membawa uang senilai Rp.
25.000.000,- ke CV Iqro’ Management.
65
terdaftar atau bergabung dalam program pengelolaan pelunasan BPIH
reguler di Iqro’ Management.
Adapun perbedaan pendaftaran keberangkatan haji antara melalui
Iqro’ Management maupun langsung melalui bank, adalah sebagai
berikut :
Gambar 2
Keterangan:
1. Orang berniat untuk naik haji. Kemudian membawa uang senilai Rp.
25.000.000,- ke CV Iqro’ Management.
65
terdaftar atau bergabung dalam program pengelolaan pelunasan BPIH
reguler di Iqro’ Management.
Adapun perbedaan pendaftaran keberangkatan haji antara melalui
Iqro’ Management maupun langsung melalui bank, adalah sebagai
berikut :
Gambar 2
Keterangan:
1. Orang berniat untuk naik haji. Kemudian membawa uang senilai Rp.
25.000.000,- ke CV Iqro’ Management.
66
2. Calon jamaah haji dibukakan rekening tabungan haji di bank mitra CV
Iqro’ Management untuk mendapatkan pembiayaan dana talangan haji
(PDTH).
3. Setelah pencairan PDTH calon jamaah haji foto ke Kementerian
Agama untuk mendapatkan surat pendaftaran pergi haji (SPPH).
4. Setelah mendapatkan SPPH jamaah kembali ke bank mitra untuk
mendapatkan bukti pendaftaran ibadah haji (BPIH).
5. Jamaah mengambil berkas BPIH di CV Iqro’ Management.
6. Menunggu waktu keberangkatan haji sesuai kuota wilayah.
7. Calon jamaah haji berangkat haji.
67
Gambar 3
Proses untuk Pendaftaran Keberangkatan Haji Reguler
Setor uang Rp. 25.500.000,00
Kembali ke Bank untukmengimput data SPPH sesuai
KTP domisili untukmendapatkan porsi haji.
Berangkat Haji
Menunggu WaktuKeberangkatan haji
sesuai quotawilayah.
Ke Kemenag mengisiSPPH.
1 2
45
Orang inginberangkat Haji
BANKBPS BPIH
3
BANKBPS BPIH
Keterangan:
1. Orang berniat untuk naik haji. Kemudian membawa uang senilai Rp.
25.500.000,- ke bank penerima setoran bukti pendaftaran ibadah haji
(BPS BPIH), calon jamaah haji dibukakan rekening tabungan haji.
2. Setelah mendapatkan rekening tabungan haji, calon jamaah haji foto
ke Kementerian Agama untuk mendapatkan surat pendaftaran pergi
haji (SPPH).
3. Setelah mendapatkan SPPH jamaah kembali ke bank BPS BPIH
untuk mendapatkan bukti pendaftaran ibadah haji (BPIH).
68
4. Menunggu waktu keberangkatan haji sesuai kuota wilayah.
5. Calon jamaah haji berangkat haji.
Adapun syarat dan ketentuan pendaftaran program pengelolaan biaya
ibadah haji di Iqro’ Management adalah :
Fotocopy KTP 15 lembar
Fotocopy Kartu Keluarga 4 lembar
Fotocopy Akte Kelahiran / Ijazah terakhir 4 lembar
Fotocopy Surat Nikah 4 lembar
Foto 4 x 6 berwarna 10 lembar
Foto 3 x 4 berwarna 15 lembar
Jamaah akan memperoleh :
Fotocopy buku tabungan
Fotocopy porsi haji
Surat perjanjian
Standar akuntansi yang dipakai oleh CV Iqro’ Management
menggunakan akuntansi mudharabah artinya jenis mudharabah di mana
pemilik modal memberikan kebebasan kepada pengelola modal dalam
pengelolaan investasinya. Hal ini sesuai dengan dewan standar akuntansi
keuangan – IAI yaitu PSAK 105 : tentang akuntansi mudharabah, yang
sama dengan fatwa DSN-MUI No.07/DSN-MUI/IV/2000 : tentang
69
pembiayaan mudharabah.3 Pada prinsipnya, dalam penyaluran
mudharabah tidak ada jaminan, tetapi agar pengelola modal tidak
melakukan penyimpangan, pemilik modal dapat meminta jaminan dari
pengelola modal.4 Jika CV Iqro’ Management bertindak sebagai
pengelola dana, dana yang diterima disajikan sebagai dana syirkah
temporer.
Mekanisme CV Iqro’ Management sebagai pengelola dana sesuai
operasional pembiayaan mudharabah atau investasi mudharabah dapat
digambarkan berikut ini.
3 Dwi Suwiknyo, Loc. cit., Cet.1, 2010, hlm. xix4 Ibid, hlm. 77
70
Gambar 4
Ilustrasi Sirkulasi Biaya Haji
Keterangan :5
1. Rp. 25.000.000,- dana dari jamaah yang diserahkan kepada CV
Iqro’ Management.
5 Wawancara dengan Ibu Ika Vidrika, Ibid
25.000.000
4.000.000 21.000.000
2.400.000
Ujroh Talangan
1.600.000
Saldo Tabungan
Bank / Mitra Haji
24.000.000 +
25.000.000
PORSI HAJI
33.495.000 - 28.000.000
5.495.000
Dana yang ditransfer kerekening jamaah
30.495.000,-
Bank / Mitra Haji600.000
Saldo jamaah direkening bank mitra
71
2. Rp. 4.000.000,- Dana yang disetorkan oleh CV. Iqro’ Management
kepada bank mitra untuk diambilkan porsi haji atas nama jamaah
yang bersangkutan selaku shohibul maal.
3. Rp. 1.600.000,- adalah porsi haji dari Rp. 4.000.000,-
4. Rp. 2.400.000,- merupakan ujroh bank mitra pada tahun pertama.
5. Rp. 24.000.000,- merupakan dana dari bank mitra Iqro’
Management sebagai dana talangan haji.
6. Rp. 25.000.000,- adalah over booking biaya haji kepada
Kementerian Agama RI.
7. Rp. 600.000,- adalah saldo jamaah di rekening bank mitra Iqro’
Management.
8. Rp. 21.000.000,- adalah dana yang dikelola secara penuh oleh CV.
Iqro’ Management.
9. Rp. 33.495.000,- adalah total pengelolaan oleh Iqro’ Management
selama 5 tahun.
10. Rp. 28.000.000,- merupakan angsuran yang harus di bayar oleh
pihak Iqro’ Management kepada bank mitra pada tahun ke-2 dan
ke-3, karena jamaah diambilkan talangan selama 3 tahun.
11. Rp. 5.499.000,- adalah nilai akhir yang ditransfer ke rekening
jamaah yang merupakan dari hasil pengelolaan dana jamaah
dikurangi dana pelunasan talangan dari bank mitra.
72
12. Rp. 30.495.000,- merupakan total bersih dari hasil pengelolaan
biaya ibadah haji yang diterima jamaah.
13. Nisbah bagi hasil 17 % per tahun, sesuai memo pada bulan
Oktober 2011.6
Cara Perhitungan :
Jumlah Setoran = Dana Jamaah - Setoran Awal Pembiayaan Bank
= Rp. 25.000.000,00 – Rp. 4.000.000,007
= Rp. 21.000.000,00
Pengelolaan = (Jumlah Pengelolaan x Nisbah x Waktu
Investasi)
= (Rp.21.000.000,00 x Nisbah 17% x 5 Tahun)
= (Rp. 17.850.000,00)
Perhitungan Bagi Hasil : Perbandingan nisbah adalah shohibul maal
70 : 30 mudharib dari 17% yang sewaktu-waktu
bisa berubah.
1. Shohibul Maal (70) = bagi hasil shohibul maal 70% dari
nisbah Iqro’ Management 17% selama 5 tahun.
Untuk Jamaah = 70% x Rp. 17.850.000,00
= Rp. 12.495.000,00
6 Memo dinas Iqro’ Management No. 10/IM-SMRG/X/2011 yang sahkan olehDirektur Agung Arif Budiman, hasil wawancara dengan Ibu Ika.
7 Rincian Bank Mitra Rp.4.000.000,00 adalah terdiri dari : Tabungan Jamaah = Rp. 600.000,00 Ujroh dan Administrasi = Rp.2.400.000,00 Porsi = Rp.1.000.000,00
73
2. Mudharib (30) = bagi hasil mudharib 30% dari nisbah
yang dijalankan selama 5 tahun.
Untuk Iqro’ Management= 30% x Rp. 17.850.000,00
= Rp. 17.850.000,00
= Rp. 5.355.000,00
Hasil yang diperoleh nasabah setelah pengelolaan:
= Dana Investasi yang dikelola + Nisbah Bagi Hasil
= Rp. 21.000.000,00 + Rp. 12.495.000,00
= Rp. 33.495.000,00
Hasil akhir yang di transfer ke rekening jamaah
= Jumlah Pengelolaan – Biaya Pembiayaan Bank Mitra
= Rp. 33.495.000,00 – Rp. 28.000.000,008
= Rp. 5.495.000,00
Jadi total dana jamaah direkening bank mitra adalah
Rp.25.000.000,00 + Rp. 5.495.000,00 = Rp. 30.495.000,00
Hasil dari akuntansi CV Iqro’ Management merupakan hasil
dari proses akuntansi yang digunakan untuk laporan akuntabilitas
kinerja Iqro’ Management.
8 Rincian Pembiayaan Bank Mitra Rp. 28.000.000,00 Pelunasan talangan = Rp. 24.000.000,00 Ujroh Rp. 2.000.000 x 2 tahun = Rp. 4.000.000,00
74
C. Akuntabilitas akad mudharabah program pengelolaan biaya ibadah
haji di Iqro’ Management
Akuntabilitas pengelolaan biaya ibadah haji di Iqro’ Management
adalah suatu keniscayaan sejalan dengan visi dan misi Iqro’ Management
agar status pengelolaan biaya ibadah haji tetap utuh dan hasilnya bisa
dikembalikan untuk jamaah.
Adapun akuntabilitas pengelolaan biaya ibadah haji di Iqro’
Management kepada jamaah adalah sebagai berikut :
a) Melakukan pengadministrasian harta jamaah haji
b) Mengelola dan mengembangkan harta jamaah haji sesuai dengan
tujuan, fungsi dan peruntukannya.
c) Mengawasi dan melindungi harta jamaah haji.
Untuk lebih jelasnya, lihat tabel berikut:
Tabel 2
LAPORAN KEUANGAN BIAYA IBADAH HAJI CV. IQRO’
MANAGEMENT 2011
No Keterangan Rincian Jumlah
1. 149 Jamaah @
Rp. 21.000.000,-
= Rp. 21.000.000,- x 149 jamaah Rp.
3.129.000.000,-
75
2. Pengelolaan = (Jumlah Pengelolaan x Nisbah x
Waktu Investasi)
= (Rp. 3.129.000.000,- x 17% x
5tahun)
= Rp. 531.290.000,- x 5tahun
= Rp. 2.659.650.000,-
3. Bagi Hasil Selama 5 Tahun Rp.
2.659.650.000,-
4. Bagi hasil Selama Setahun / Satu Periode Rp.
531.290.000,-
5. Perhitungan
Untuk Shohibul
Maal
= Bagi Hasil Shohibul Maal 70%
dari Nisbah 17%
= 70% x Rp. 531.290.000,-
= Rp. 371.903.000,- (Bagi Hasil
Selama Setahun Dari Jumlah
Dana Nasabah Yang Masuk)
Rp.
371.903.000,-
6. Perhitungan
Untuk Mudharib
= Bagi Hasil Mudharib 30% dari
Nisbah 17%
= 30% x Rp. 531.290.000,-
= Rp. 159.387.000,- (Bagi Hasil
Selama Setahun Dari Jumlah
Rp.
159.387.000,-
76
Dana Nasabah Yang Masuk)
Keterangan: Perhitungan Komulatif Untuk Shohibul Maal Selama Satu
Periode = Rp. 371.903.000,-
Perhitungan Komulatif Untuk Mudharib Selama Satu Periode
= Rp. 159.387.000,-
Konsep yang digunakan oleh CV. Iqro’ Management dalam
menyalurkan dana adalah pembiayaan produktif, CV. Iqro’ Management
menyalurkan pembiayaan kepada usaha yang dikembangkannya. Hal ini
menguatkan pendapat dari Antonio dalam bukunya (2001; 161), menurut sifat
penggunaanya, pembiayaan dibagi menjadi dua hal berikut:
a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
peningkatan usaha, baik usaha produksi perdagangan maupun
investasi. Sedangkan pembiayaan produktif dibagi menjadi dua
berdasarkan keperluannya, yaitu:
1. Pembiayaan modal kerja
2. Pembiayaan investasi
77
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan
untuk memenuhi kebutuhan.
Model penyaluran dana yang digunakan oleh CV. Iqro’ Management
adalah dengan menggunakan pola kemitraan. Pola kemitraan yang ada pada
Iqro’ Management didistribusikan sesuai dengan program yang telah ada pada
CV. Iqro’ Management. Pola kemitraan itu terdiri dari:
a. Kemitraan Transportasi
Program ini adalah program kemitraan berupa titipan dana untuk
membantu pengembangan usaha jasa transportasi. Dana yang
telah disalurkan pada program ini untuk menjalankan program
kemitraan transportasi, dengan harapan program kemitraan ini
produktif dengan maksimal. Manfaat yang didapat mitra dalam
mengikuti program ini adalah menambah nilai dari dana yang
dititipkan dan membantu masyarakat dalam penyediaan jasa
transportasi yang mewah, nyaman dan murah.
b. Kemitraan Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU)
Dana jamaah yang disalurkan pada kemitraan SPBU diharapkan
akan menambah nilai dari dana yang telah dititipkan. Program ini
adalah program titipan masyarakat untuk membantu
78
pengembangan usaha pengadaan jumlah SPBU dalam rangka
mendukung Program Pengelolaan Haji.
c. Rental Mobil
Guna persewaan transporatasi sebagai mitra ibadah. Rental mobil
ini sebagai pengembangan dari kemitraan transportasi. Mengingat
kebutuhan mobilitas jaman sekarang yang tinggi, diharapkan
pihak Iqro’ Management mampu menyediakan yang diharapkan
oleh masyarakat.
d. Travel Exclusive Solo-Semarang (PP) dan Jogja-Semarang (PP)
Iqro’ Management telah membuka jalur travel untuk Semarang
Solo, Semarang-Yogya dengan biaya yang hemat serta nyaman
untuk kepuasan perjalanan pelanggan.
Program pengelolaan biaya ibadah haji akan dikelola secara
optimal untuk disalurkan ke unit usaha yang halal dan produktif bagi
kepentingan umat. Bagi hasil dari keuntungan yang akan diperoleh dari
pengelolaan unit usaha tersebut akan diakumulasi untuk membiayai
perjalanan haji para jamaah yang bergabung dalam program ini.
Program pengelolaan biaya ibadah haji tidak hanya bisa
menyiapkan kebutuhan biaya perjalanannya saja tetapi sekaligus
kelengkapan administrasinya. Calon jamaah haji akan langsung
79
mendapatkan porsi haji setelah pendaftaran sehingga para jamaah lebih
bisa merencanakan dan memastikan jadwal keberangkatannya.
Manfaat yang diperoleh mitra dalam mengikuti program ini
adalah selain dapat menambah nilai dari dana yang dititipkan, mitra juga
tentunya akan mendapat manfaat ukhrowi berupa pahala karena dana
talangan tersebut membuat jamaah bisa terdaftar sebagai calon jamaah
haji yang tentunya barang siapa yang membantu mempermudah urusan
berangkatnya seorang jamaah untuk menunaikan ibadah haji maka pahala
orang yang membantu sama dengan pahala jamaah yang telah
dibantunya, yang secara pribadi bertanggung jawab untuk semua utang
permitraan, dan bertanggung jawab hanya sebesar kontribusinya.
Mengingat laporan keuangan merupakan suatu informasi ekonomi
yang digunakan oleh pihak yang memerlukan, maka laporan keuangan
Iqro’ Management memenuhi kriteria (syarat-syarat) akuntabilitas pada
akad mudharabah pada program biaya ibadah haji sebagai berikut :
1. Relevansi
Informasi yang disajikan ada hubungannya dengan pihak-pihak yang
memerlukan untuk mengambil keputusan.
2. Dapat Dimengerti (understandability)
Informasi atau laporan keuangan disajikan secara jelas dan mudah
dipahami oleh para jamaah. Dengan melihat brosur yang dibagikan,
80
atau iklan yang diterima jamaah, secara otomatis jamaah langsung
memahami bagi hasil dan manfaat yang akan didapat.
3. Daya Uji (veriviability)
Informasi atau laporan keuangan, disusun berdasarkan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip dasar akutansi, sehingga dapat diuji kebenarannya
oleh pihak pengukur yang netral.
4. Kenetralan
Informasi yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak
pada kepentingan jamaah tertentu.
5. Katepatan Waktu
Informasi yang disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan para jamaah. Informasi ini
biasanya digunakan jamaah dalam melihat ketepatan waktu
mengambil porsi haji dan ketepatan waktu dalam menerima nisbah
yang didapatkan jamaah
6. Daya Banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari
perusahaan yang sama maupun dengan laporan keuangan perusahaan
lain pada periode yang sama. Untuk mencapai daya dukung yang baik
diperlukan konsistensi (tetap asas) yaitu satu prinsip yang menyatakan
adanya penggunaan cara atau metode akutansi yang sama dari tahun
81
ketahun, baik cara pencatatan setiap terjadi transaksi maupun cara
menentukan nilai pada akhir periode.
7. Kelengkapan
Informasi yang disajikan meliputi semua data akutansi keuangan dan
memenuhi enam syarat di atas dan tidak menyesatkan pembaca.
Berikut kategori dan persyaratan dalam akad mudharabah yang
dipakai Iqro’ Management :
Tabel 3
No. KATEGORI PERSYARATAN
1 Persyaratan Dalam Akad
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Syarat
Syarat
Rukun
Rukun
Rukun
Syarat
Menggunakan judul pengelolaan dana.
Menyebutkan hari dan tanggal akad dilakukan
jamaah.
Menyebutkan pihak yang bertransaksi
Menetapkan jamaah sebagai pemilik dana atau
sahibul mal dan Iqro’ Management sebagai
pengelola atau mudharib.
Mencantumkan nisbah bagi hasil yang disepakati
bagi masing-masing pihak
Menetapkan jenis usaha yang akan dilakukan
82
1.7
1.8
Syarat
Kesepakatan
Iqro’ Management
Menyebutkan bahwa kerugian ditanggung oleh
Iqro’ Management apabila tidak disebabkan
pelanggaran akad dan bertindak Menetapkan
jaminan dari pihak ketiga
2 Persyaratan Tranfer Dana
2.1
2.2
Syarat turunan
Syarat turunan
Dilakukan jamaah kepada Iqro’ Management
Tanda terima nasabah adalah tanda terima uang.
3 Persyaratan Perhitungan Keuntungan
3.1 Kesepakatan Menggunakan real transactionary cost atau real
cost yang ditetapkan alco masing-masing.
BAB IV
ANALISIS AKUNTABILITAS AKAD MUDHARABAH
PROGRAM PENGELOLAAN BIAYA IBADAH HAJI
DI IQRO’ MANAGEMENT SEMARANG
A. Analisis Standar Akuntansi Yang Dipakai Oleh Iqro’ Management
Dalam Akad Mudharabah Program Pengelolaan Biaya Ibadah Haji
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dinamis, artinya
masyarakat yang senantiasa berkembang dan menjadikan kebudayaan
serta peradaban bagian di dalamnya. Untuk itulah, umat Islam dituntut
bisa berpengaruh dalam perubahan zaman. Maka dibutuhkan adanya
tuntutan agar dalam menjalani kehidupan ini setiap muslim diharuskan
menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber petunjuk kehidupan. Karena
didalamnya mengajarkan keimanan, dan juga moralitas.1
Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat,
menganalisis, menyajikan, dan menafsirkan data keuangan (lembaga
perusahaan dan lembaga lainnya). Aktivitas-aktivitas ini berhubungan
dengan produksi, pertukaran barang-barang dan jasa-jasa, dan pengelolaan
dana-dana.2 Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus
dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus
diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dengan asal-asalan. Hal ini
1 Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail Semarang, 2007, hlm,69
2 Dwi Suwiknyo, Loc. cit., Cet.1, 2010, hlm 1
83
84
merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda
dalam hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani :3
نه ل أن يـتق م العم دك ل أح )رواه الطرباين(. إن اهللا حيب إذا عم
“ Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukansesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dantuntas). “ (HR Thabrani)
CV atau Commanditaire Vennontschap yang biasa disebut
Persekutuan Komanditer adalah suatu Perusahaan yang didirikan oleh satu
atau beberapa orang secara tanggung menanggung, bertanggung jawab
secara seluruhnya atau secara solider, dengan satu orang atau lebih sebagai
pelepas uang (Geldschieter), dan diatur dalam KUHD. Iqro’ Management
adalah sebuah lembaga konsultan management baik yang bersifat ekonomi
maupun sosial yang orientasi kegiatannya lebih menitik beratkan ke arah
ibadah. Iqro’ Management juga merupakan lembaga pengelolaan usaha
baik yang dimiliki sendiri maupun mitra yang semuanya dikerjakan dan
dikelola secara profesional, halal dan produktif sehingga bisa
menghasilkan manfaat bagi semua pihak.
Management syariah adalah perilaku yang terkait dengan nilai-
nilai keimanan dan ketauhidan. Jika setiap perilaku orang yang terlibat
dalam sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai-nilai tauhid, maka
3 Marhum Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Mukhtarul Ahaadits wa al-Hukmu al-Muhammadiyyah, Beirut, Libanon: Daar al-Kitab al-Islami, 1999, hlm. 34.
85
diharapkan perilakunya akan terkendali dan tidak terjadi perilaku KKN
(korupsi, kolusi dan nepotisme) karena menyadari dengan pengawasan
dari yang Maha tinggi, yaitu Allah SWT.
Sebagaimana telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya,
pada produk pengelolaan Ibadah Haji yang dikelola dari dana jamaah
calon haji yang dititipkan dan disimpan oleh Iqro’ Management. Dengan
demikian dapat dianalisis bahwa karakteristik dari produk pengelolaan
ibadah haji, motif utama jamaah menginvestasikan sebagian dana biaya
haji untuk membantu pelunasan ONH (Ongkos Naik Haji) yang dapat
ditarik sesuai akad dari awal.
Dengan karakter yang demikian, maka prinsip yang digunakan
dalam produk pengelolaan biaya ibadah haji adalah prinsip mudharabah.
Konsekuensi dari penggunaan prinsip mudharabah adalah sistem bagi
hasil dari Iqro’ Management untuk jamaah. Namun jamaah mendapat bagi
hasil yang diperjanjikan di awal akad.
Adapun yang dimaksud kemitraan haji adalah program
pengelolaan dana yang dikelola secara optimal untuk disalurkan ke unit
usaha yang halal dan produktif bagi kepentingan umat. Misalnya untuk
kemitraan SPBU, rental mobil, travel, dan transportasi.
Akuntansi syariah sebagai alat pertanggungjawaban, diwakili
informasi akuntansi syariah dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai
dengan syariah yaitu mematuhi prinsip full disclousure. Laporan keuangan
86
akuntansi syariah tidak lagi berorientasi pada maksimalisasi laba, akan
tetapi membawa pesan moral dalam mendorong perilaku etis dan adil
terhadap semua pihak.4
Menurut pengamat penulis, mekanisme CV Iqro’ Management
sebagai pengelolaan dana sesuai dengan operasional pembiayaan
mudrahabah atau investasi mudharabah. Hal ini sesuai dengan dewan
standar akuntansi keuangan - IAI yaitu PSAK 105 : Tentang Akuntansi
Mudharabah, yang sama dengan fatwa DSN-MUI No.07/DSN-
MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah.
Dalam laporan sirkulasi biaya haji dapat dilihat pada perhitungan
bagi hasil yang harus memberikan gambaran mengenai pendapatan yang
diperoleh jamaah maupun CV Iqro’ Management serta beban yang
dikeluarkan selama periode akuntansi tertentu. Yaitu dengan
mengelompokkan masing-masing jenis pendapatan dan beban sesuai
dengan standar akuntansi keuangan. Karena dalam PSAK 101 tentang
penyajian laporan keuangan, laporan laba rugi mencakup pos-pos :
pendapatan usaha, bagi hasil untuk pemilik dana, beban usaha, laba rugi
usaha, pendapatan dan beban non usaha.
Menurut penulis, CV Iqro’ Management disarankan perlu
menambah informasi tentang laba rugi dalam laporan keuangan CV Iqro’
4 Sri Nurhayati. Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat,2009, hlm. 88
87
Management kepada jamaah. Hal tersebut bertujuan mengurangi rasa
khawatir terhadap dana yang dikelola CV Iqro’ Management. Catatan atas
laporan keuangan ini sangat berguna untuk memahami kondisi suatu
organisasi secara komprehensif. Karena jamaah CV Iqro’ Management
hanya akan mendapatkan informasi dan mempengaruhi kelangsungan
hidup lembaga.
Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana dinyatakan dalam
bentuk nisbah yang telah disepakati. Nisbah bagi hasil yang telah
disepakati tidak dapat berubah sepanjang jangka waktu investasi, kecuali
atas dasar kesepakatan kedua belah pihak.
Perbedaan utama dengan sistem pembayaran haji yang sesuai
prosedur Kementerian Agama adalah jamaah sedikit mendapatkan bagi
hasil dari sisa saldo setelah over booking ke Kementerian Agama, jamaah
harus menambah dana lagi untuk pelunasan ONH. Sedangkan apabila
prosedur yang pertama melalui Iqro’ Management terlebih dahulu
kemudian prosedur selanjutnya sesuai ketentuan Kementerian Agama.
Maka jamaah akan mendapatkan sisa hasil usaha dari pengelolaan dana
ibadah haji.
88
B. Analisis Akuntabilitas Akad Mudharabah Yang Digunakan Iqro’
Management Program Pengelolaan Biaya Ibadah Haji.
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari
individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola
sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk
dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggung jawabannya.
Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk kegiatan kontrol
terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan
menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat.5
Akuntabilitas pengelolaan menuntut kerja dan kinerja para
pengelola yang jujur, amanah , profesional, dan bertanggung jawab. Maka
CV Iqro’ Management merupakan salah satu penggerak produk yang
berdasarkan prinsip syariah telah mampu memberikan layanan yang baik
bagi masyarakat. Sebuah penerapan suatu sistem dalam suatu bisnis tidak
akan berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Pastilah harus ada nilai-nilai akuntabilitas yang menjadi daya dukung
manajerial. Dalam penerapan produk pengelolaan biaya ibadah haji yang
ada di Iqro’ Management ini pihak pengelola dana menggunakan akad
mudharabah muthlaqah.
5 http://wwwbutonutara.blogspot.com/2012/01/pengertian-akuntabilitas.html diunduh pada jam 16.10 WIB tanggal 21 Maret 2012
89
Berdasarkan uraian di atas dapat di analisis dengan adanya
penerapan akad mudharabah pada pengelolaan biaya ibadah haji ini
dikarenakan pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola
(mudharib) sama-sama mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan,
yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati, yaitu setara
dengan 17% per tahun dengan ketentuan nisbah bagi hasil shahibul maal
70 : 30 mudharib, ketentuan ini sesuai memo bagi hasil bulan Oktober
2011. Karena sifatnya investasi, maka nisbah bagi hasil untuk bulan
berikutnya belum tentu nisbah bagi hasilnya setara dengan 17 % per tahun
dengan ketentuan nisbah bagi hasil shahibul maal 70 : 30 mudharib.
Dalam hal ini mudharib diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola
modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah.
Dengan demikian, Iqro’ Management dalam kapasitas sebagai
mudharib memiliki sifat sebagai wali amanah (trustee), yakni harus
bertindak hati-hati atau bijaksana serta beri’tikad baik dan bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya.
Disamping itu, Iqro’ Management juga bertindak sebagai kuasa dari usaha
bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan
optimal tanpa melanggar aturan.
Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Iqro’ Management akan
membagikan hasil keuntungan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah
yang telah disepakati yaitu setara dengan 17% per tahun dengan ketentuan
90
nisbah bagi hasil shahibul maal 70 : 30 mudharib, ketentuan ini sesuai
memo bagi hasil bulan Oktober 2011. Dalam mengelola dana tersebut,
Iqro’ Management tidak bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi
bukan akibat kelalaiannya. Namun apabila yang terjadi adalah Miss
Management (salah urus), maka Iqro’ Management bertanggung jawab
penuh atas kerugian tersebut.
Berbeda dengan bank, Iqro’ Management tidak mempunyai
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), ini yang biasa membuat shahibul
maal agak khawatir menggunakan program pengelolaan biaya ibadah haji
yang ada di Iqro’ Management.6
Pada Iqro’ Management, fungsi pengawasan dilakukan oleh
pengawas syariah yang bersifat tetap yang sekaligus sebagai Pengawas
untuk kantor cabang dibawah naungan kantor pusat CV Iqro’
Management. Pengawas di Iqro’ Management, selain menjalankan fungsi
sebagai Pengawas Syariah dan juga menjalankan fungsi pengawasan untuk
internal Iqro’ Management. Oleh karena itu dalam melakukan pengawasan
di Iqro’ Management tidak seoptimal mungkin, sebab kedudukan dewan
syariah menyatu pengawas yang membidangi syariah.7
Pengawasan dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati, meneliti
proses kegiatan dari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan serta
6 Wawancara dengan Bapak Zaenal Arifin, jamaah Iqro’ Management pada harijum’at 20 Maret 2012 pukul 10.00 WIB. Pendapat hampir sama ketika wawancara dengan KHUbaidillah dan Gattot Lautanto pada hari Sabtu 09 Juni 2012
7 Ibid
91
melakukan tindakan yang diperlukan untuk memeriksa dan memperbaiki
penyimpangan yang terjadi agar sesuai dengan rencana pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien.8
Menurut penulis, pengawasan dalam suatu lembaga sangat
mempengaruhi penerapan akad-akad yang digunakan apakah sudah sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Hal tersebut akan sangat memberikan
manfaat bagi jamaahnya. Hanya saja pengawasan yang ada pada
manajemen operasional Iqro’ Management belum terumuskan dengan
baik, karena kedudukan penasehat menyatu dengan pengawas yang
membidangi syariah.
Sebaiknya perlu diadakan pembahasan tentang manajemen
operasional Iqro’ Management yang handal. Kaitannya dengan faktor
penghambat dalam penerapan PSAK No. 105. Maksudnya management
yang dapat berkembang secara konseptual. Hal tersebut dilakukan untuk
menyetujui tingkat kesehatan CV Iqro’ Management, tertib administrasi
dengan berpedoman PSAK No. 105 agar dilakukan secara konsisten.
Secara konseptual, management dibagi menjadi dua macam, yaitu
management menunjuk pada orang dan management menunjuk pada
proses. Management menunjuk pada orang berarti berkaitan dengan
8 Kuat Ismanto, Management Syariah: Implementasi TQM dalam LembagaKeuangan Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm 76
92
pengelola yang ada dalam organisasi.9 Oleh karena itu penempatan orang
dalam kepengurusan CV Iqro’ Management harus memperhatikan sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang mendukung. Dengan kata lain,
penempatan SDM yang berkompeten harus memenuhi syarat knowledge,
skill, dan personal qualification yang meliputi motif, attitude, value, trait,
moral and etic dan religion.
Adapun manajemen menunjuk pada proses yang lebih cenderung
pada pelaksanaan fungsi-fungsi yang dijalankan dalam manajemen.10 Oleh
karena itu, kita bisa merujuk pada pendapat para ahli yang bisa dijadikan
sebagai arahan. G.R Terry dalam bukunya principle of management,
mengatakan bahwa management adalah suatu proses yang khas, terdiri
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia.
Berdasarkan teori yang di paparkan Dwi Suwiknyo bahwasanya
dalam akuntabilitas akad mudharabah sesuai PSAK No. 105 adanya
pengakuan dan pengukuran, penyajian, serta pengungkapan.
a. Analisis pengakuan dan pengukuran. Dalam penghasilan usaha, jika
investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan
usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah
9 Ahmad Sumiyanto, BMT MenujuKoperasi Modern, Yogyakarta: Ises Publishing,2008, hlm 61
10 Ibid, hlm 62
93
yang telah disepakati. Kerugian yang terjadi dalam suatu periode
sebelum akad mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan
dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad mudharabah
berakhir, selisih antara (a) investasi mudharabah setelah dikurangi
penyisihan kerugian investasi; dan (b) pengembalian investasi
mudharabah diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Pengakuan
penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui
berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari
pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari
proyeksi hasil usaha. Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan
pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi
investasi mudharabah. Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh
pengelola dana diakui sebagai piutang jatuh tempo dari pengelola
dana.
Iqro’ Management sebagai pengelola dana, dana yang diterima dari
jamaah haji dalam akad mudharabah diakui Iqro’ Management sebagai
dana syirkah temporer seesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas
yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer
diukur sebesar nilai tercatat. Jika Iqro’ Management menyalurkan dana
syirkah temporer mutlaqah yang diterima, Iqro’ Management
mengakuinya sebagai aset. Prinsip mudharabah ini dalam produk Iqro’
Management dapat dikembangkan untuk jenis produk program
94
kemitraan transportasi, program kemitraan haji atau umroh, program
haji plus, program kemitraan SPBU, rental mobil, travel exclusive
Solo-Semarang (PP) dan Jogja-Semarang (PP), serta pelatihan dan
pendampingan kerja. Jika Iqro’ Management menyalurkan dana
syirkah temporer muqayyadah yang diterima, Iqro’ Management tidak
mengakuinya sebagai aset, karena Iqro’ Management tidak memiliki
hak untuk melepas aset tersebut kecuali sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan oleh jamaah haji. Bagi hasil mudharabah dapat
dilakukan dengan menggunakan dua prinsip, yaitu bagi laba atau bagi
hasil seperti yang dijelaskan pada prinsip bagi hasil usaha. Hak pihak
ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diumumkan
dan belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban
sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana. Kerugian yang
diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian Iqro’ Management diakui
sebagai beban Iqro’ Management.
b. Analisis penyajian, jamaah haji sebagai pemilik dana menyajikan
investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat.
Iqro’ Management sebagai pengelola dana menyajikan transaksi
mudharabah dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada (i)
dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar jumlah
nominalnya untuk setiap jenis mudharabah; (ii) bagi hasil dana syirkah
temporer yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh tempo tetapi
95
belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan kewajiban; dan (iii)
bagi hasil dana temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum jatuh
tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.
c. Analisis pengungkapan, jamaah haji sebagai pemilik dana
mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak
terbatas, pada (i) rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan
jenisnya; (ii) penyisihan kerugian investasi mudharabah selama
periode berjalan; dan (iii) pengungkapan yang diperlukan sesuai
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 101 tentang
penyajian laporan keuangan syariah. Pengelola dana mengungkapkan
hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas pada (i) dana
syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya; dan (ii)
penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayyadah.
Untuk menjalankan standar akuntansi keuangan CV. Iqro’
Management sangat berpegang teguh terhadap prinsip syariah. Yaitu
prinsip-prinsip bisnis dalam Islam yang meliputi (1) prinsip kesatuan
(tauhid), (2) prinsip kebolehan (ibahah), (3) prinsip keadilan, (4) prinsip
kehendak bebas, (5) prinsip pertanggungjawaban, (6) prinsip kebenaran,
(7) prinsip kerelaan, (8) prinsip pemanfaatan, (9) prinsip haramnya riba.11
Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPPLK) syariah merupakan kerangka yang menyajikan konsep yang
11 Kuat Ismanto, Loc Cit, hlm. 26
96
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bank syariah.
Apabila tidak diatur secara spesifik dalam kerangka dasar ini maka
berlakulah kerangka dasar akuntansi umum, sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Beberapa ketentuan penting dalam KDPPLK
syariah adalah :12
1. Kegiatan CV. Iqro’ Management merupakan implementasi dari prinsip
ekonomi Islam dengan karakteristik, sebagai berikut: Pelarangan riba
dalam berbagai bentuk. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang
(time value of money). Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai
komoditas. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat
spekulatif. Tidak diperkenan menggunakan dua harga untuk satu
barang. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.
2. Kegiatan CV. Iqro’ Management antara lain: Manajer investasi yang
mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad
mudharabah atau sebagai agen investasi. Investor yang
menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang
dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang
sesuai dengan prinsip syariah dan membagi hasil yang diperoleh sesuai
nisbah yang disepakati antara CV. Iqro’ Management dan pemilik
dana. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran seperti bank
non-syariah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
12 Muhammad, Loc Cit, Ed. 2, hlm. 197
97
Pengelola fungsi sosial berupa pengelola dana zakat, infaq, dan
shadaqah, serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai dengan
ketentuan prinsip syariah yang berlaku.
3. Dalam menghimpun dana CV. Iqro’ Management menggunakan
prinsip wadi’ah, mudharabah, dan prinsip lain yang sesuai dengan
syariah. Sedangkan dalam penyaluran dana, CV. Iqro’ Management
menggunakan: Prinsip musyarakah dan atau mudharabah untuk
investasi atau penyertaan. Prinsip murabahah, salam, dan atau istishna
untuk jual beli. Prinsip ijarah dan atau ijarah muntahiyah bittamlik
untuk sewa-menyewa.
4. Laporan CV. Iqro’ Management meliputi: Laporan keuangan yang
mencerminkan kegiatan CV. Iqro’ Management sebagai investor
beserta hak dan kewajibannya, yang dilaporkan dalam: (i) Laporan
posisi keuangan, (ii) Laporan laba rugi, (iii) Laporan arus kas, (iv)
Laporan perubahan ekuitas. Laporan keuangan yang mencerminkan
perubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh CV. Iqro’
Management untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad
mudharabah atau agen investasi yang dilaporkan dalam laporan
perubahan dana investasi terikat. Laporan keuangan yang
mencerminkan peran CV. Iqro’ Management sebagai pemegang
amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah, yang
dilaporkan dalam: (i) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat,
98
infaq, dan shadaqah, serta (ii) Laporan sumber dan penggunaan dana
qardhul hasan.
Penerbitan PAPSI oleh IAI dan BI tersebut digunakan untuk
menjelaskan penyusunan pedoman yang sejalan dengan tujuan pelaporan
keuangan di bank/lembaga keuangan non-bank syariah sebagai berikut:13
1. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan.
Laporan keuangan betujuan menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan
yang rasional. Oleh karena itu, informasi harus dipahami oleh pelaku
bisnis dan ekonomi yang mencermati informasi yang disajikan secara
seksama. Pihak-pihak yang berkepentingan antara lain: Shahibuk maal
(pemilik dana), Mudharib (pelaku usaha), Pembayaran zakat, infaq
dan shadaqah, Pemegang saham, Otoritas pengawasan, Bank
Indonesia, Pemerintah, Lembaga penjamin simpanan; dan Masyarakat.
2. Informasi atas sumber daya ekonomi
Pelaporan keuangan bertujuan memberi informasi tentang sumber
daya ekonomi CV. Iqro’ Management, kewajiban untuk mengalihkan
sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, serta
kemungkinan terjadinya transaksi, dan peristiwa yang dapat
mempengaruhi perubahan sumber daya tersebut.
13 Ibid, hlm. 199
99
3. Kepatuhan CV. Iqro’ Management terhadap prinsip syariah
Informasi mengenai kepatuhan CV. Iqro’ Management terhadap
prinsip syariah, serta informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran
yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan
tersebut diperoleh serta penggunaannya. Informasi untuk membantu
pihak terikat di dalam menentukan zakat atau pihak lainnya.
4. Akuntabilitas CV. Iqro’ Management
Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan CV. Iqro’
Management terhadap tanggung jawab amanah dalam mengamankan
dana, menginvestasikannya pada keuntungan yang rasional, serta
informasi mengenai tingkat keuntungan investasi.
5. Fungsi sosial
Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial CV. Iqro’
Management, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.
Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 105 : tentang
akuntansi mudharabah, yang sama dengan fatwa DSN-MUI No.07/DSN-
MUI/IV/2000 : tentang pembiayaan mudharabah.14 Pada prinsipnya,
dalam penyaluran mudharabah tidak ada jaminan, tetapi agar pengelola
modal tidak melakukan penyimpangan, pemilik modal dapat meminta
jaminan dari pengelola modal.15 Jika CV Iqro’ Management bertindak
14 Dwi Suwiknyo, Loc. cit., Cet.1, 2010, hlm. xix15 Ibid, hlm. 77
100
sebagai pengelola dana, dana yang diterima disajikan sebagai dana
syirkah temporer.
Apabila terjadi kerugian, maka kerugian dalam bentuk uang akan
ditanggung oleh CV Iqro’ Management, sedangkan jamaah akan
menanggung kerugian dalam bentuk kehilangan usaha, nama baik
(reputasi) dan waktu.
Pada akhir masa usaha, Mudharib harus mengembalikan modal
usaha kepada Shahibul Maal yang ditambah sejumlah keuntungan dari
bagi hasil yang besarnya didasarkan pada nisbah bagi hasil yang telah
disepakati bersama.
CV Iqro’ Management merasa kesulitan pada saat menawarkan
produk pengelolaan biaya ibadah haji kepada masyarakat. Mereka hampir
selalu gagal memberikan jawaban yang memuaskan ketika calon jamaah
mengajukan pertanyaan, “ berapa besar bagi hasil (keuntungan) yang
saya terima jika saya menyimpan dana dalam jumlah sekian di CV Iqro’
Management untuk pengelolaan biaya ibadah haji”. Persoalannya adalah,
jika calon jamaah haji diberikan jawaban sesuai dengan syariah, calon
jamaah cenderung meragukan dan menganggap mudharabah berpotensi
mengancam keselamatan dananya, atau paling tidak, ia diyakini tidak
memberikan jaminan perolehan keuntungan atas dananya bahkan apabila
terjadi kolab jaminan keselamatan porsi haji dapat terjadi pembatalan,
101
karena pihak CV Iqro’ Management tidak bisa membayarkan dananya
kepada bank mitra.
Ada beberapa cara yang sebenarnya dapat dilakukan pengelolaan
produk mudharabah tanpa harus menyalahi prinsip-prinsip perjanjian
mudharabah itu sendiri. Salah satu diantaranya adalah memajang neraca
dan laporan laba rugi CV Iqro’ Management bulan sebelumnya serta
contoh cara perhitungan bagi hasil simpanan mudharabah yang
ditawarkan.16 Hal ini dimaksud untuk memberitahu calon jamaah
mengenai besarnya perolehan bagi hasil perbulan yang dimungkinkan
atas total dana dipercayakan kepada CV Iqro’ Management.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyajian laporan keuangan
CV. Iqro’ Management sesuai dengan tujuan laporan keuangan antara
lain kepatuhan CV Iqro’ Management terhadap prinsip-prinsip syariah
serta mampu memberikan informasi kepada jamaahnya yang tujuannya
menghendaki seluruh fakta keuangan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan agar manfaat pengelolaan
kas dapat diperoleh dengan baik yaitu sebagai berikut :17
a) Menyusun rencana yang jelas tentang jenis, jumlah dan waktu uang
yang akan diterima atau dikeluarkan
16 Ahmad Sumiyanto, Loc. Cit, hlm 11417 Ibid, hlm 192
102
b) Mengadministrasikan setiap penerimaan maupun pengeluaran dalam
system akuntansi dan pembukuan yang baik
c) Memonitor secara berkala sesuai siklus kegiatan transaksi pengeluaran
maupun penerimaan uang kas.
d) Mengevaluasi apakah realisasi, penerimaan dan pengeluaran yang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
e) Mengendalikan pendapatan agar pengeluaran sesuai dengan rencana.
Artinya pengeluaran tidak kurang dari jumlah yang diharapkan dan
pengeluaran tidak melebihi jumlah pendapatan yang telah ditetapkan.
f) Memeriksa apakah jumlah uang tunai yang ada cocok dengan saldo
kas terakhir yang tercatat dalam pembukuan.
g) Menempatkan secara aman kas akhir pada setiap akhir hari kerja.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian bab terdahulu
yang penulis arahkan untuk menjawab pokok-pokok permasalahan yang
telah terangkai pada bab sebelumnya.
1. Standar Akuntansi yang digunakan Iqro’ Management sebagai alat
pertanggungjawaban adanya pengakuan dan pengukuran, penyajian,
serta pengungkapan yang mewakili informasi akuntansi syariah dalam
bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan syariah yaitu mematuhi
prinsip full disclousure. Laporan keuangan akuntansi syariah tidak lagi
berorientasi pada maksimalisasi laba, akan tetapi membawa pesan
moral dalam menstimuli perilaku etis dan adil terhadap semua pihak.
2. Akuntabilitas akad mudharabah program pengelolaan biaya ibadah
haji di Iqro’ Management dalam status pengelolaan biaya ibadah haji
tetap utuh dan hasilnya bisa dikembalikan untuk jamaah. Iqro’
Management akan membagikan hasil keuntungan kepada pemilik dana
sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal akad pembukaan
rekening. Dalam mengelola dana tersebut, Iqro’ Management tidak
bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi bukan akibat
kelalaiannya. Namun apabila yang terjadi adalah Miss Management
103
104
(salah urus), maka Iqro’ Management bertanggung jawab penuh atas
kerugian tersebut.
B. SARAN
1. Iqro’ Management perlu segera menyusun Pedoman Standar
Akuntansi Pengelolaan Biaya Ibadah Haji, agar akuntabilitas
Pengelolaan Biaya Ibadah Haji berjalan dengan baik, terukur dan
transparan.
2. Iqro’ Management cenderung “superbody” perlu segera membentuk
Peraturan sebagai instrumen dan dasar hukum pengawasan, agar
akuntabilitas pengelolaan biaya ibadah haji dapat terjaga.
3. Iqro’ Management agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,
amanah dan akuntabel, diperlukan Sumber Daya Manusia yang
kapabel, jujur, amanah, dan professional.
C. PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayat dan ridlo-Nya tulisan yang diangkat dalam bentuk skripsi telah
dilaksanakan. Penulis menyadari bahwa meskipun telah mengupayakan
semaksimal mungkin tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan dan
kekurangan baik dalam paparan maupun metodologinya. Namun demikian
semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997
Adnan, Ahkyar, Akuntansi Syariah; Arah, Prospek dan Tantangannya,Yogyakarta: UII Press, 2005
Antonio Muhammad, Syafi’I, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta,Gema Insani Press, 2003
Arifin, Johan, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail Semarang,2007
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, 1998
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008
Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997
Brosur iQro’ Management: Program Haji & Umroh, Nopember 2011
Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002
Fatwa DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang PembiayaanMudharabah (Qiradh) Ditulis oleh MUI Jumat, 26 Maret 2010 08:19- Terakhir Diperbaharui Sabtu, 27 Maret 2010 14:28
Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004
Http://www.iqromanagement.com/ diunduh pada jam 19.30 WIB hari rabutanggal 23 Nopember 2011
Http://wwwbutonutara.blogspot.com/2012/01/pengertian-akuntabilitas.htmldi unduh pada jam 16.10 WIB tanggal 21 Maret 2012
Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: SalembaEmpat, 2007
Ismanto, Kuat, Management Syariah: Implementasi TQM dalam LembagaKeuangan Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Quran Dan Terjemahannya,Jakarta: Yayasan Penyelenggara Dan Penterjemah / Pentafsir AlQuran
Margono, Suyud, et al. Komppilasi Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta: CV.Novindo Pustaka Mandiri, 2009
Marhum Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Mukhtarul Ahaadits wa al-Hukmu al-Muhammadiyyah, Beirut, Libanon: Daar al-Kitab al-Islami, 1999
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2002, Cet. XVII
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002
__________, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta: Salemba Empat, 2005,Ed. 2
__________, Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta:UII Press, 2000, Cet. I
Nurhayati. Sri, dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta:Salemba Empat, 2009
Muhammad, Dwi Suwiknyo, Akuntansi Perbankan Syariah, Yogyakarta :Trust Media Publishing, 2009
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT Dana BhaktiWakaf, jilid IV, 1996
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,Dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta, 2008, Cet. IV
Sumiyanto, Ahmad, BMT Menuju Koperasi Modern, Yogyakarta: IsesPublishing, 2008
Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996
Sutedi, Adrian, Perbankan Syariah: Tinjauan dan beberapa segi hukum,Bogor: Ghalia Indonesia, 2009
Suwiknyo, Dwi, Pengantar Akuntansi Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010, Cet. I
Suyoto DKK, Dasar-Dasar Akuntansi, Jakarta: Yudhistira, 2001
Triyuwono, Iwan, Perespektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah,Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006, Ed.I
Umar, Husein, Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan, Jakarta:Rajagrafindo Persada, ed 1, 2008
Wawancara dengan Ibu Dyah sebagai Customer Service di kantor GrahaIqro’ Jl Gajah Birowo 19B Tlogosari Semarang, pada hari Selasa, 22Nopember 2011
Wawancara dengan Bapak Zaenal Arifin, jamaah Iqro’ Management padahari jum’at 20 Maret 2012 pukul 10.00 WIB
Wawancara dengan Ibu Ika selaku Manager PSDM CV Iqro’ Management diKomplek SPBU 44.502.22 Jl. Dr Wahidin 58 Semarang pada hariKamis tanggal 01 Maret 2012 pukul 10.00 WIB
Wibowo, Herman, Akuntansi Intermediate, Jakarta: Binarupa Aksara, 1995
Yusuf, Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi, Yogyakarta: Sekolah Tinggi IlmuEkonomi YKPN, 2003, Jilid 1, Ed.VI, Cet.II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhammad Zainul Anwar
TTL : Pati, 23 Juni 1989
Alamat : Ds. Plosorejo RT 01/RW 02, Pucakwangi, Pati 59183
No. Hp : 0857 4096 6485
E-mail : [email protected]
Jenis Kelamin : Pria
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan :
1. RA Tarbiyatul Banin Plosorejo Pati lulus tahun 1995
2. MI Tarbiyatul Banin Plosorejo Pati lulus tahun 2001
3. MTs Negeri Winong Pati lulus tahun 2004
4. MAN 2 Kudus lulus tahun 2007
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Semarang, 11 Juni 2012
Hormat saya,
Muhammad Zainul Anwar
FATWA DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang PEMBIAYAANMUDHARABAH (QIRADH)
Ditulis oleh MUIJumat, 26 Maret 2010 08:19 - Terakhir Diperbaharui Sabtu, 27 Maret 2010 14:28
Ketentuan hukum dalam FATWA DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 TentangPEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH)
ini adalah sebagai berikut :
Pertama : Ketentuan Pembiayaan:
1. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKSkepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana)membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkanpengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha.
3. Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan pembagiankeuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak(LKS dengan pengusaha).
4. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakatibersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut serta dalammanajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untukmelakukan pembinaan dan pengawasan.
5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuktunai dan bukan piutang.
6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat darimudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yangdisengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan,namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapatmeminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanyadapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaranterhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
8. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagiankeuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN.
9. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau
melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhakmendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.
Kedua : Rukun dan Syarat Pembiayaan:
1. Penyedia dana (sahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakaphukum.
2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untukmenunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),dengan memperhatikan hal-hal berikut:a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad).b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan
menggunakan cara-cara komunikasi modern.3. Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh penyedia
dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagaiberikut:a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal
diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai padawaktu akad.
c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepadamudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengankesepakatan dalam akad.
4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihandari modal.Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi:a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan
hanya untuk satu pihak.b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui
dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalambentuk prosentasi (nisbah) dari keun-tungan sesuai kesepakatan.Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.
c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat darimudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugianapapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, ataupelanggaran kesepakatan.
5. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan(muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harusmemperhatikan hal-hal berikut:a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan
penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukanpengawasan.
b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelolasedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuanmudharabah, yaitu keuntungan.
c. Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari’ah Islam dalamtindakannya yang berhubungan dengan mudhara-bah, dan harusmematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.
Ketiga : Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan:
1. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.2. Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di masa
depan yang belum tentu terjadi.3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
dasarnya akad ini bersifat amanah ( yad al-amanah ), kecuali akibat darikesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadiperselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannyadilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapaikesepakatan melalui musyawarah.
Catatan: Untuk mendapat fatwa DSN MUI ini secara utuh dalam format pdf,
Anda dapat
mengirim email ke alamat: [email protected] [email protected]
Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
CV. iQro’ ManagementKomplek SPBU 44.502.22
Jl. Dr. Wahidin 58 Semarang Telp. 024-8509270-76
NeracaPeriode: Desember 2011 dan 2010
POS – POS 12-2011 12-2010
A. AKTIVA
1. Kas 4,939 433
2. Giro Bank Mitra 16,812 5,208
3. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
4. Penempatan Pada Lembaga Lain 52,324 7,824
5. PPAP Penempatan Pada Lembaga Lain -/- (523) (78)
6. Surat Berharga Yang Dimiliki
7. PPAP Surat Berharga Yang Dimilki -/-
8. Piutang Murabahah 65,636 43,069
9. PPAP Piutang Murabahah -/- (1,697) (447)
10. Piutang Lainnya 1,657 703
11. PPAP Piutang lainnya -/-
12. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah 105,655 15,433
13. PPAP Pembiayaan -/- (1,536) (156)
14. Pendapatan Yang Masih Akan Diterima 412 257
15. Biaya Dibayar Dimuka 543 493
16. Aktiva Tetap 2,120 954
17. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -/- (911) (460)
18. Aktiva Lain-lain 9,453 90,309
JUMLAH AKTIVA 254,884 163,542
B. PASIVA
1. Dana Simpanan Wadiah 16,190 4,758
2. Kewajiban Segera Lainnya
3. Kewajiban Kepada Bank Indonesia (FPJPS)
4. Kewajiban Kepada Bank Lain 5,289
5. Surat Berharga Yang Diterbitkan
6. Kewajiban Lain-lain 101,413 101,120
7. Dana Investasi Tidak Terikat 123,900 57,035
a. Tabungan Mudharabah 26,791 15,571
b. Deposito Mudharabah 97,109 41,464
b.1. Rupiah 97,109 41,464
b.2. Valuta Asing
8. Saldo Laba (Rugi) 8,092 629
JUMLAH PASIVA 254,884 163,542
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
CV. iQro’ ManagementKomplek SPBU 44.502.22
Jl. Dr. Wahidin 58 Semarang Telp. 024-8509270-76
Laba/RugiPeriode: Desember 2011 dan 2010
POS – POS 12-2011 12-2010
A. Pendapatan Operasional
1. Margin Murabahah 8,604 3,786
2. Bagi Hasil Mudharabah 13,427 2,670
3. Bonus
4. Pendapatan Operasional Lainnya 3,490 1,805
B. Jumlah Pendapatan Operasional 25,521 8,261
C. Bagi Hasil untuk Investor Dana Investasi tdk terikat -/-
1. Bank 345
2. Bukan Bank 6,979 2,842
3. Bank Indonesia
D. Jumlah Distribusi Bagi Hasil 7,324 2,842
E. Pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil untukinvestor dana investasi tidak terikat 18,197 5,419
F. Beban Operasional
1. Bonus Wadiah 228 41
2. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 3,940 1,477
3. Beban Administrasi & Umum 1,071 651
4. Beban Personalia 4,049 2,094
5. Beban Lainnya 817 401
G. Jumlah Beban Operasional 10,105 4,664
H. Pendapatan (Beban) Operasional Bersih 8,092 755
I. Pendapatan Non Operasional 1,511 437
J. Beban Non Operasional 1,511 563
K. Laba (Rugi) Non Operasional Bersih (126)
L. Laba (Rugi) Tahun Berjalan 8,092 629
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
CV. iQro’ ManagementKomplek SPBU 44.502.22
Jl. Dr. Wahidin 58 Semarang Telp. 024-8509270-76
Distribusi Bagi HasilPeriode: Desember 2011 dan 2010
Jenis Penghimpunan SaldoRata-rata
Pendapatan yangHarus Dibagi Hasil
Porsi Pemilik Dana
Nisbah Jumlah Bonusdan Bagi Hasil
Indikasi Rateof Return
A B C D E
Giro Wadiah
a. Bank 3,895 51
b. Non Bank 17,814 231
Tabungan Mudharabah
a. Bank 404 5.242 27.5 1.441 4.277228
b. Non Bank 28,820 374.21 27.5 102.90775 4.284941
Deposito Mudharabah
a. Bank
- 1 Bulan
- 3 Bulan
- 6 Bulan
- 12 Bulan
b. Non Bank
- 1 Bulan 32,051 416.165 42.5 176.87225 6.622071
- 3 Bulan 5,979 77.635 45.5 35.3262 7.090818
- 6 Bulan 2,526 32.795 49 16.0671 7.634204
- 12 Bulan 5,172 67.163 49 32.9084 7.635731
TOTAL
DAFTAR KUISIONER
CV. IQRO’ MANAGEMENT SEMARANG
1. Kapan CV. Iqro’ Management Semarang didirikan?
2. Berapa jumlah cabang CV. Iqro’ Management di seluruh Indonesia?
3. Berapa jumlah jamaah haji yang sudah diberangkatkan ke tanah suci dengan
program pengelolaan biaya ibadah haji?
4. Apa visi misi serta landasan hukum yang dijadikan landasan dalam mendirikan
CV. Iqro’ Management Semarang?
5. Berapa nisbah bagi hasil yang diterima nasabah pada program pengelolaan biaya
ibadah haji yang memakai akad mudharabah?
6. Standar akuntansi apa yang dipakai oleh CV. Iqro’ Management Semarang
dalam akad mudharabah program pengelolaan biaya ibadah haji?
7. Bagaimana penerapan PSAK No. 105 sebagai landasan akad mudharabah dalam
akuntansi CV. Iqro’ Management Semarang?
8. Sejauh mana akuntabilitas akad mudharabah pada program pengelolaan biaya
ibadah haji dan umroh di CV. Iqro’ Management Semarang?
9. Seberapa penting peranan akuntansi dalam laporan keuangan CV. Iqro’
Management Semarang?