DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di...

35
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT DENGAN DIRJEN PHU KEMENTERIAN AGAMA RI DAN KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : V Jenis Rapat/ke- : Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR RI / ke - 17 Sifat Rapat : Terbuka. Hari, Tanggal : Senin, 24 Juni 2019 Waktu : Pukul 14.00 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI Gedung Nusantara II lantai 1 Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta 10270 Ketua Rapat : Dr. Ir. H. Sodik Mudjahid, M.Sc Sekretaris Rapat : Sigit Bawono Prasetyo, S.Sos., M.Si. Acara : Tindak Lanjut Pengadaan Gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah Hadir : 1. 30 orang dari 49 orang Anggota Komisi VIII DPR RI 2. Dirjen PHU Kementerian Agama RI 3. Kepala Badan Pelaksana BPKH

Transcript of DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di...

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH

RAPAT DENGAR PENDAPAT DENGAN DIRJEN PHU KEMENTERIAN AGAMA RI DAN KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH

Tahun Sidang : 2018-2019

Masa Persidangan : V

Jenis Rapat/ke- : Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR RI / ke - 17

Sifat Rapat : Terbuka.

Hari, Tanggal : Senin, 24 Juni 2019

Waktu : Pukul 14.00 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI Gedung Nusantara II lantai

1 Jl. Jenderal Gatot Subroto – Jakarta 10270

Ketua Rapat : Dr. Ir. H. Sodik Mudjahid, M.Sc

Sekretaris Rapat : Sigit Bawono Prasetyo, S.Sos., M.Si.

Acara : Tindak Lanjut Pengadaan Gedung Kantor Haji dan Umrah

Indonesia di Jeddah

Hadir : 1. 30 orang dari 49 orang Anggota Komisi VIII DPR RI

2. Dirjen PHU Kementerian Agama RI

3. Kepala Badan Pelaksana BPKH

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 2 -

KETUA RAPAT (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M.Sc / F-P.GERINDRA): Kita mulai ya. Bismillahirrahmanirrahim. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang terhormat Saudara Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI beserta seluruh jajarannya, Yang terhormat Saudara Kepala Badan Pelaksana BPKH beserta jajaran, Yang terhormat rekan-rekan Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI, Hadirin yang berbahagia, Untuk faedah, manfaat, kelancaran dan barokah acara ini marilah kita mulai dengan berdoa dan kami kaum muslimin biasa membaca surat Al-Fatihah, untuk teman-teman yang non muslim kami persilakan membaca yang lain. Al-Fatihah.

(BERDOA MULAI)

(BERDOA SELESAI) Hadirin yang berbahagia, Sesuai dengan acara Rapat-rapat DPR RI Masa Persidangan V Tahun 2018-2019 yang telah diputuskan di Rapat Badan Musyawarah DPR RI tanggal 8 Mei 2019 dan keputusan Rapat Internal Komisi VIII DPR RI, maka pada hari ini Senin, 24 Juni 2019 Komisi VIII DPR RI menyelenggarakan Rapat Dengar Pendapat dengan Dirjen PHU Kementerian Agama dan Kepala Badan Pelaksana BPKH dengan agenda membahas tindak lanjut pengadaan gedung kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah.

Menurut laporan dari sekretariat telah tandatangan 22 orang, yang hadir 12, Fraksi 8 Fraksi dan Izin 5, karena itu berdasarkan dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 251 Ayat(1) quorum telah tercapai. Atas persetujuan Saudara Dirjen PHU Kementerian Agama dan persetujuan Kepala Badan Pelaksana BPKH serta Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI Rapat ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 16.22 WIB)

Adapun acara Rapat pada hari ini adalah:

1. Pengantar Ketua Rapat; 2. Penjelasan Dirjen PHU; 3. Penjelasan Kepala Badan Pelaksana BPKH; 4. Tanya Jawab; 5. Kesimpulan; dan 6. Penutup.

Bisa disetujui? Setujui ya Pak?

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 3 -

(RAPAT:SETUJU)

Terima kasih.

Selanjutnya acara akan berakhir jam berapa? sekarang 4.37 WIB, cukup 1 jam? Maksimum setengah 6 ya? maksimum 5.30 WIB Pak cukup? Maksimum 5.30 WIB. Maaf, maksimum 5.30 WIB.

(RAPAT:SETUJU)

Hadirin yang kami hormati, Rapat Panja diselenggarakan untuk menindaklanjuti surat dari Dirjen PHU Kementerian Agama Republik Indonesia tanggal 13 Juni 2019 yang menginformasikan mengenai saran dari BPK RI atas rencana pengadaan tanah dan gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui Komisi VIII DPR RI pada tanggal 22 November 2018. Sesuai dengan kesimpulan Rapat Komisi VIII DPR RI pada tanggal 22 November 2018 bahwa Komisi VIII DPR RI menyetujui usulan pembelian gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah dengan pagu Anggaran total SAR13.000.000 meliputi SAR12.000.000 untuk pembelian tanah dan SAR1.000.000 untuk biaya rehab dengan catatan Dirjen PHU akan berkonsultasi dengan BPK terkait mekanisme penggunaan anggaran untuk pembelian gedung di Luar Negeri. Selanjutnya surat Dirjen PHU Kementerian Agama RI menginformasikan bahwa BPK RI pada prinsipnya menyetujui pembelian tanah dan gedung dimaksud namun mengingat dana untuk pengadaan tersebut berasal dari dana operasional haji tahun 2018 M/1439 H yang bersumber dari BPIH ini bedanya, maka BPK RI menyarankan agar dilakukan Rapat 3 pihak antara Komisi VIII DPR RI, Kementerian Agama, dan BPKH supaya status dari aset hasil pengadaan tersebut menjadi jelas dan legal begitu ya jelas. Untuk itu berdasarkan informasi tersebut, maka pada Rapat hari ini Komisi VIII DPR RI ingin mendapatkan penjelasan dari Dirjen PHU Kementerian Agama dan dari Kepala Badan Pelaksana BPKH tentang hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengadaan tanah dan gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah?;

2. Bagaimana seharusnya ini yang saya kira paling penting, bagaimana seharusnya status aset hasil pengadaan tanah dan gedung tersebut dan apa landasan hukum yang mendasari status aset tersebut?;

3. Apa dan bagaimana rencana pengembangan dari pemanfaatan Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah dan dari mana sumber anggaran yang direncanakan untuk pengembangannya?.

Hadirin yang kami hormati, Demikianlah pengantar yang dapat kami sampaikan. Selanjutnya dengan hormat sesuai dengan acara yang telah disepakati kami persilakan Dirjen PHU Kementerian Agama RI dilanjutkan nanti dengan Kepala BPKH untuk menyampaikan penjelasan. Kami persilakan Bapak Dirjen PHU Kementerian Agama RI untuk menyampaikan penjelasannya.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 4 -

Terima kasih. DIRJEN PHU: Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang, Salam sejahtera bagi kita semua, Yang saya hormati Pimpinan Komisi VIII, dan Para Anggota yang terhormat Komisi VIII, Kepala BPKH beserta jajarannya, Teman-teman dari Direktorat Jenderal PHU yang saya banggakan, Tentu kami berterima kasih atas waktu yang diberikan oleh Komisi VIII untuk membahas persoalan ini karena ini adalah bagian dari upaya kita Pemerintah Indonesia untuk memiliki sebuah gedung yang representatif yang sangat berguna bagi tidak saja operasional Haji tapi juga operasional Umrah. Mungkin langsung saja, jadi ini ada di slide kami ada beberapa ini sebenarnya sudah kita sampaikan pada pertemuan dengan Komisi VIII pada tanggal 22 November kalau tidak salah bahwa untuk supaya ada legasi dari Anggota Komisi VIII periode 2014-2019 maka ini menjadi bagian sebuah peninggalan yang monumental untuk perjalanan Haji maupun Umrah. Dan ini memungkinkan karena dari segi regulasi memungkinkan adanya peraturan dari Pemerintah Arab Saudi yang memungkinkan Negara lain untuk memiliki tanah dan bangunan terutama diluar wilayah 2 Kota suci Makkah dan Madinah dan ini posisi tanahnya ada di Jeddah sebagai pusat masuk sebelum masuk kedua Kota suci tadi. Kemudian yang kedua, tuntutan pelayanan yang semakin tinggi dari Jamaah Haji dan Umrah kepada Pemerintah karena selama ini yang kita miliki hanya sekedar sewa belum memiliki gedung yang sangat representatif untuk itu. Kemudian melihat menengok tetangga yang Jamaahnya Haji cuma 30000 itu sudah memiliki gedung tersendiri di wilayah Jeddah. Kemudian yang ke-4 adalah sewa gedung yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia tiap tahun itu kalau bisa diakumulasi itu bisa membeli tanah dan itu bisa dimanfaatkan selama-lamanya untuk kita. Adapun tujuan dari pengadaan ini, itu saya rasa itu ada beberapa. Yang pertama adalah meningkatkan pelayanan Jamaah Haji dan Umrah tentu. Yang kedua adalah memudahkan koordinasi dalam pelayanan Jamaah Haji dan Umrah, karena ini pusat nanti center kantor pusatnya PPIH itu ada di Jeddah. Kemudian menghemat pengeluaran Negara setiap tahun, karena ini tidak lagi menyewa. Yang ke-4, meningkatkan wibawa Pemerintah didunia Internasional karena ini sudah memiliki gedung tersendiri menjadi milik Pemerintah Indonesia yang ada di Arab Saudi. Kemudian ini yang terkait nanti ini implikasi dari pertemuan ini apakah nanti asetnya masuk aset BPKH, kalau aset BPKH berarti ini salah satu bentuk investasi, tapi nanti kalau masuk aset dari BMN ini tentu aset Negara yang juga tidak kalah pentingnya manfaatnya bisa di nikmati oleh kita semua dalam konteks ini.

Kemudian proses tadi yang ditanyakan tiga hal oleh Ketua. Yang pertama adalah proses pengadaan tanah, jadi semua dulu keputusannya ada di wilayah rehab yang mungkin sebagian dari para Anggota Dewan sudah menengok dan itu

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 5 -

tanahnya luas pada negosiasi itu tanggal 25 Desember 2018 sudah ada negosiasi dengan rehab dengan pemilik tanah dan gedung itu tadi. Waktu itu memang belum sampai kepada analisis apakah wilayah itu termasuk wilayah hijau atau tidak belum tetapi yang penting negosiasi dulu. Kemudian untuk antisipasi ini lalu kemudian ada opsi lain ditempat namanya ... (suara rekaman tidak jelas) musyrifah itu di tanggal 27 Desember juga ada negosiasi ya dan ada kontrak awal dalam konteks ini. Lalu setelah proses berjalannya lalu kemudian di wilayah ... (suara rekaman tidak jelas) itu ternyata wilayah hijau sehingga ini ada terkendala tidak bisa digunakan untuk bangunan atau gedung untuk pusat pemerintahan dalam konteks ini, maka kemudian yang representatif itu adalah yang ada di ... (suara rekaman tidak jelas) musyrifah dalam konteks ini dan kebetulan ini yang pemilihnya adalah seorang Amir di Jeddah yang membantu kita dalam konteks ini terutama dari segi persetujuan izin prinsip dari Kemenlu. Jadi perlu Bapak-Ibu ketahui bahwa izin prinsip untuk memiliki gedung ini tidak mudah dan ternyata baru terbit izin prinsip itu tanggal 28 Mei 2019 itu persetujuan dari Kemenlu cabang Makkah yang menyetujui lokasi di Musyrifah itu untuk di beli oleh Pemerintah Indonesia.

Kemudian sesuai amanat Rapat terakhir Komisi VIII kepada kami untuk berkonsultasi dengan BPK kalau kami terakhir sebenarnya ada 4 yang kita waktu yang kita konsultasikan yang mana tanggal 5 November 2018, tanggal 17 November 2018, tanggal 6 April 2019, dan terakhir tanggal 12 Juni 2019, lalu diperoleh hasil prinsipnya BPK mensupport ini karena ini untuk maslahatnya besar cuma BPK melihat aspek sumber dananya ini yang masih perlu mendapat kajian tolong di anu Pak Nizar jadi yang prinsip manfaat ini harus diambil entah itu nanti masuk BMH atau masuk BMN nanti diskusi dengan teman-teman dalam konteks ini, yang penting ini perlu diambil kesempatan ini yang penting. Jadi menurut perspektif BPK kalau ini dibeli dari sumber BPIH maka itu sebenarnya masuk asetnya aset BMH, persoalan nanti dari BPKH menghibahkan kepada Pemerintah menjadi aset BMN itu jauh lebih bagus menurut saya tapi ini perspektif BPK. Lalu kemudian kami dalam bahasa titik kami nawar pada BPK, nanti akan anu persoalan nanti akan menjadi masalah ketika alokasi anggaran untuk pemeliharaan dan lain sebagainya itu nanti akan juga menggerus biaya dari BPKH maka lebih baik itu asetnya BMN sehingga nanti kita bisa alokasikan untuk pemeliharaan dan seterusnya oleh menggunakan APBN. Lalu kemudian muncul lah sudah begini Pak Nizar pokoknya bicarakan 3 Patral: PHU, BPKH, DPR, lalu keputusannya apa saya manut, nanti pemeriksaan saya akan tutup mata nah bahasanya begitu Pak. Kemudian kami berbicara sama Pak Anggito sama sepakat monggo terserah kami prinsipnya tidak ada persoalan baik mau masuk BMH nggak ada masalah, lalu kemudian nanti teknisnya Pak Anggito nanti bisa dengan teman-teman untuk menghibahkan ini kepada kami ataukah BMN karena BMN juga ada landasan kuat karena ini adalah berangkat dari sebenarnya kalau masuk BPKH ini kalau sudah masuk dalam terminologi efisiensi Pak sebagaimana yang Rapat kemarin soal realokasi yang di Madinah itu. Jadi ketika kita pada bulan Desember itu ada hitung-hitungan angka ada dana yang masih itu istilahnya dalam bahasa kami punya kewenangan Dirjen Haji untuk merealokasi anggaran penggunaan dana dari indirect cost untuk kegiatan ataupun program tertentu, maka dari ini sebenarnya lalu kemudian kita alokasikan untuk pembelian tanah dan gedung melalui realokasi bukan istilah efisiensi. Kalau efisiensi sudah clear tutup, tutup BPK close, lalu ada sisa dana baru kita serahkan ke BPK, itu namanya efisiensi. Maka dalam konteks ini kami melihat itu masih bisa dilakukan dalam

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 6 -

perspektif ya masuk BMN dalam konteks ini, tapi nanti monggo ini perspektif yang lain.

Kemudian sebagaimana diatur di PP 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah, disitu disebutkan Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, nah kami menganggap perolehan yang sah ini dari realokasi itu tadi maka bisa masuk dalam BMN, tapi monggo lah dari ini merujuk ini kami melihat bisa masuk dalam konteks BMN. Termasuk juga ada realokasi juga pembelian kendaraan Pak, jadi kendaraan kan kendaraan yang lama itu miliknya asetnya BMH, sementara kalau ini misalnya ... (suara rekaman kurang jelas) kita staf teknis haji tidak punya kendaraan operasional satupun maka kemudian melalui realokasi kita alokasikan anggaran untuk pembelian pengadaan kendaraan dan itu sudah terjadi dan itu sudah masuk dalam proses BMN kalau tidak salah ini. Ya sudah SK masuk BMN dan itu ternyata bisa dari sumber yang sama dalam konteks ini, ini ada staf Konjen Haji kita datangkan dalam konteks ini, ini sama sumbernya dari BPKH. Dari melihat ini maka mohon izin jika diperkenankan nanti termasuk BPKH keikhlasannya untuk BMN tapi kalau tidak bisa ndak ada masalah yang penting ini peluang ini untuk sebagai legacy dan peninggalan monumental teman-teman DPR itu harus kita ambil lah yang penting itu dalam konteks ini prinsip bagi kami. Nanti persoalan nanti diatur kalau memang BMH ya kapan mau dihibahkan ke Haji Kementerian Agama dalam konteks ini.

Saya rasa itu Pak Ketua sedikit mungkin tadi sudah menyelesaikan proses kemudian status aset dan termasuk landasan hukum tadi PP 27/2014. Terima kasih, kurang lebihnya mohon maaf.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Dirjen dan saya yakin teman-teman juga sudah menangkap tapi untuk lebih jelasnya kami mintakan juga penjelasan dari Kepala Badan Pelaksana BPKH, kami persilakan. Terutama komen terhadap 3 alternatif itu ya, PMN, PMH, dan hasil Rapat kita hari ini. Kami persilakan Pak. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Terima kasih Pak Ketua dan para Anggota atas undangannya. Izinkanlah kami menyampaikan Mohon Maaf Lahir Batin Pak Ketua dan para Anggota karena ini momen yang pertama kali kami diundang setelah bulan Ramadhan yang lalu. Bapak-Ibu sekalian,

Kami memberikan masukan Pak, jadi terus terang kami tidak mengikuti kegiatan ini dan kebetulan hari Sabtu yang lalu kami diberikan briefing oleh Pak Dirjen ya kami juga baru mengetahui sebetulnya kronologis dan urutannya seperti apa karena selama ini memang ini menjadi domain-nya dari Dirjen PHU karena menggunakan RKA dari BPIH jadi semua RKA BPIH sudah diberikan pertanggungjawaban mutlak oleh Dirjen jadi kami tidak dalam posisi untuk

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 7 -

mencampuri apa namanya RKA dari Pak Dirjen dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji.

Pertama, tentu BPKH memahami Pak rencana DJPHU untuk memiliki gedung kantor KUH di Jeddah untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji Jamaah Haji Indonesia. Menurut kami Pak ini pengalaman saya pribadi dan juga pengalaman diskusi kami dengan teman-teman di BPKH bahwa sebetulnya untuk pengadaan tanah dan gedung ini seharusnya dibiayai oleh APBN Pak karena memiliki fungsi pelayanan dan tidak ada unsur komersialnya memang lazimnya kantor-kantor seperti ini dibiayai oleh APBN baik melalui DIPA Kemenag maupun DIPA Kemenlu atau mungkin pembiayaan dari APBN-BUN. Memang ada alternatif kedua yang disampaikan oleh Pak Dirjen dalam domain kami itu adalah investasi meskipun nanti investasi kan tergantung pada kelayakan secara finansial maupun kelayakan-kelayakan dari sisi yang lain. Pak Ketua dan para Anggota, Kami baru saja menerima LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) dari LK BPKH 2018 nanti kami serahkan secara langsung untuk mohon dipelajari mengenai BPKH sendiri secara tertulis ya, nanti mungkin sumbernya bisa dikonfirmasi dari Tortamanya BPK itu memang merekomendasikan pembelian aset termasuk gedung KUH itu menggunakan sumber APBN. Itu yang ideal Pak karena memang dilihat dari sisi komersialnya, dari sisi penggunaannya itu bukan dibiayai dari BPIH maupun bukan dari investasi, memang idealnya adalah dari APBN. Nah dalam hal pengadaan tanah dan bangunan akan menggunakan RKA atau realokasi RKA BPIH 2018, maka kami sekali lagi menyarankan mungkin Komisi VIII perlu berkonsultasi dengan BPK supaya duduk persoalannya jelas karena apa yang dan mungkin nanti pada waktunya kami akan serahkan LHP BPK itu ada secara eksplisit pendapat BPK terhadap pengadaan tersebut. Nah BPKH telah mentransfer dana BPIH 2018 dan 2019 dengan surat pertanggungjawaban mutlak DJPHU sebagai KPA, jadi kalau itu masih dalam wilayahnya BPIH RKA maka itu adalah domain-nya Dirjen Pak kami tidak dalam posisi untuk melakukan intervensi atau campur tangan kami hanya memberikan saran saja. Nah meskipun demikian Bapak Ketua, Pimpinan dan para Anggota kami memiliki Renstra yang mungkin Pak Sodik masih ingat renstra kita memang ada rencana untuk melakukan penjajakan atau investasi kantor di Jeddah dengan pola kerjasama investasi. Nah sesuai dengan, F-P.NASDEM (Drs. KH. CHOIRUL MUNA): Pimpinan mohon maaf. Kami ini kok linglung, jadi apa karena nggak ada bahannya gitu loh, apa yang dikatakan dari BPKH ini kok tidak ada ini hanya ini saja yang diberikan. KETUA RAPAT: Dari BPKH ada ini, mohon sekretariat bisa memberikannya dan sementara bisa diikuti apa yang ditampilkan dulu sambil sekretariat akan membagikan kepada Bapak-bapak. Dan kepada Kepala BPKH sekali lagi mohon dipertajam Pak ya, jika milik Negara harus dari APBN, jika dari BPKH itu adalah gedung atau fasilitas

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 8 -

investasi, dan yang ketiga adalah tadi karena Dirjen Haji mengatakan bisa dari APBN atau Pasal 27 Pak ya. Nah itu mohon komentarnya terhadap hal itu karena dari BPK yang disampaikan oleh Dirjen tadi ada ruang itu, atas ada ruang untuk pembelian atas dari APBN atau apa Pak Dirjen? Dari APBN dan, KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Sumber lain yang sah. KETUA RAPAT:

Sumber yang sah. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH:

Itu di Peraturan Pemerintah Pak bukan di BPK. Nanti BPK akan kami sampaikan bahwa memang sedikit agak berbeda disampaikan oleh Pak Dirjen bahwa BPK sebetulnya tidak merekomendasikan penggunaan BPIH bahkan semua aset-aset yang telah dibeli oleh DJPHU itu sekarang dibukukan dalam neracanya BPKH Pak. KETUA RAPAT: Kalau begitu dilanjut Pak. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Iya Pak. Jadi Pak Muna memang saya baru menerima informasi ini baru saja Pak, jadi kami juga sudah membuat bahan namun demikian memang bahannya saya nggak tahu apakah harusnya sudah digandakan. Nah mungkin berikutnya saya pendek saja Pak kita nggak panjang-panjang, lanjut, terusnya halaman berikutnya. Ini hanya saja merujuk saja bahwa sebetulnya ada peluang untuk menggunakan Undang-undang PHU itu menggunakan poin N itu dalam rangka penggunaan BPIH untuk biaya pelayanan umum dalam Negeri dan di Arab Saudi, tetapi itu kalimatnya dalam rangkaian dengan Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jadi lebih kepada biaya operasional namanya biaya, biaya itu kan habis pakai Pak, setahun dipakai habis habis, jadi memang tidak. Nah biaya selain itu dibiayai oleh APBN gitu Pak, namun ada kata-kata sapu jagad yang selalu dipakai oleh Kementerian Keuangan “sesuai dengan kemampuan keuangan Negara”, itu sapu jagad Pak yang sering dipakai jadi artinya untuk menolak sebetulnya itu tidak bisa, nah saya akan menyampaikan habis ini, Berikutnya, Nah ini temuan BPK Pak, jadi kami sampaikan apa adanya nanti Bapak-bapak mohon dipelajari saja. Kami hanya mengatakan bahwa BPK menemukan aset yang dibeli oleh Kemenag dengan sumber dana dari BPIH yang ditransfer oleh BPKH, itu aset yang dibeli periode 1 Oktober sampai dengan 31 Desember. Saya tidak menyampaikan hal-hal yang agak sensitif karena nanti apa namanya informasi

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 9 -

itu bisa bias, tapi mohon nanti dibaca saja supaya Bapak-bapak dalam melangkah tidak salah gitu. Lanjut, Nah ini juga kalimat yang ada didalam temuan BPK, Kemenag dalam hal ini Kantor Urusan Haji di Jeddah sedang melakukan proses pembelian untuk perolehan gedung Kantor Haji dan Umrah di Jeddah dengan menggunakan sesuai RKA Pak. Jadi memang BPK sudah mengetahui bahwa dananya bersumber dari RKA Satker KUH untuk pembelian lahan, gedung, untuk rehab ada angkanya Pak yaitu SAR 13 juta: SAR 12 juta untuk tanah dan gedung ya Pak, SAR 1 juta untuk rehab, itu ada angkanya Pak. Nah ini yang poin yang penting Pak, aset yang diperoleh dari BPIH 2018 dikoreksi audit oleh BPK sehingga masuk ke neraca BPKH Pak, jadi yang disampaikan Pak Dirjen itu sudah benar Pak memang kalau itu berasal dari BPIH memang masuk di neraca kami, beliau tadi menginginkan supaya ini dialihkan statusnya kepada BMN. Nah sekarang ini Kemenag dalam hal ini Sekjen dan PHU dengan BPKH sedang melakukan pembahasan mendapatkan mediasi dari BPKP Pak terhadap status tanah dan valuasi ataupun review terhadap nilai aset-aset tersebut. Ada poin-poinnya Pak tapi sekali lagi ini agak sensitif kami jelaskan ke publik barangkali nanti Bapak-bapak kami akan serahkan saja seluruh laporannya nanti kalau Bapak perlu bisa diundang atur sama BPK supaya mantap saja Pak, jelas sekali apa yang dituliskan jangan sampai apa yang diucapkan Pak tapi apa yang tertulis gitu yang ditemukan dalam temuan BPK. Lanjut, Nah masukan kami Pak ini kesimpulannya. Jadi memang kami mengusulkan sesuai dengan rekomendasi BPK itu sebaiknya BBN Pak karena ini fungsinya fungsi pelayanan publik Pak, nah namun kami juga memahami beberapa ... (suara rekaman tidak terdengar jelas). Nah kalau yang poin kedua kalau itu dalam ranahnya RKA BPIH maka itu sepenuhnya tanggungjawab DJPHU kami tidak sekali lagi tidak ikut-ikutan tetapi itu mohon sekali lagi dikonsultasikan dan dipastikan tidak ada catatan oleh BPK. Nah kalau penggunaan dana efisiensi itu memang harus terlebih dahulu mengikuti Undang-undang nomor 8/2019 mengenai PHU dan Undang-undang 34/2014 ini agak panjang Pak karena efisiensi harus diaudit dulu oleh BPK, kemudian masuk di Kas Haji, Kas Haji baru dikeluarkan dalam bentuk investasi juga gitu Pak. Nah yang poin ketiga kami memang melihat peluang untuk investasi misalnya menggunakan, jadi tidak menggunakan BPIH tapi menggunakan dana investasi Pak itu lebih clear, tetapi sekali lagi kalau itu dipergunakan oleh kantor pelayanan umum, pelayanan Pemerintah itu memang harus ada izin khusus karena kalau kami mau investasi pasti di wilayah komersial Pak dan pasti ada hitung-hitungan return dan sebagainya itu. Nah itu sudah saya sampaikan ke Pak Dirjen kalau perlu kita bentuk tim bersama-sama untuk mengkaji kemungkinan itu apabila Pak apabila sumber RKA itu tidak dimungkinkan dan BPK tidak menghendaki, dan APBN tertutup pintunya maka ada pintu satu lagi. Lanjut,

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 10 -

Ini nomor 4 Pak studi kelayakan ini finansial mungkin gampangannya begini Pak membandingkan antara besarnya biaya sewa dengan manfaat langsung dari gedung tersebut ya baik itu manfaat dari sisi return atau sewa maupun efisiensi biaya operasional dan juga mungkin manfaat lain seperti yang disampaikan Pak Dirjen mungkin branding, mungkin kantor-kantor KUH itu menjadi lebih terpandang dan sebagainya itu bisa dilihat. Disamping itu tentu kami juga akan melihat nanti masalah-masalah pola kerjasama, pola kepemilikan seperti apa, kami terus terang saya selama ini belum punya regulasi mengenai konversi dari BMH ke BMN karena menurut Undang-undang tidak ada lagi namanya BMH Pak nggak ada. Sekarang itu kalau uang dibeli dari aset kami namanya ya Barang Milik BPKH gitu Pak kalau BMH itu kan yang lama Pak yang lama-lama dipindahkan menjadi BMN, kalau BMN ada tapi kami belum pernah melihat regulasi mengenai barang milik haji pasca pengalihan dari BMH ke BMN tahun 2013 Pak, jadi itu. Nah saya kira kami akan kerjasama dengan DJPHU mencari celah kemungkinan ini Pak, tapi saya sekali lagi mengapresiasi upaya dari Dirjen PHU untuk memiliki kantor sendiri namun kita mesti cari sumber yang paling sah yang mana yang bisa kita tidak apa namanya mendapatkan temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan. Demikian Ketua dan Pimpinan dan para Anggota. Terima kasih. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih Kepala BPKH. Teman-teman izinkan saya me-review lagi tentang masalah ini. Jadi Dirjen PHU akan membeli lahan dan gedung tapi ada masalah mengenai status dan sumbernya, jika dari APBN clear ya Pak ya itu adalah milik PMN ya milik itu, tapi sementara ini Pak alokasinya bukan dari PMN tapi dari efisiensi biaya Haji dari relokasi biaya haji. Kalau relokasi biaya haji menurut BPK itu masuk neraca atau milik BPKH begitu Pak ya, gimana? yang sekarang sudah dibeli oleh Dirjen PHU itu jadi neraca BPKH. Atau pertama dibeli oleh APBN ya jadi milik itu, atau yang kedua ekstrimnya dibeli oleh BPKH tapi jadi barang investasi ya sehingga harus jadi feasibility study dulu. Nah yang ketiga inilah bagaimana cara nih jalan tengahnya, tadi Pak Dirjen PHU mengatakan dibeli dari BPKH tapi kemudian dihibahkan begitu Pak ya, nah bagaimana Pak Anggito ada ruang itu tidak? Atau juga kita melihat ruang yang tadi melihat ruang dari Pasal 27 Pak yang mengatakan bisa dari APBN atau sumber-sumber yang lainnya. Jadi ini kita kaji apakah tadi seperti Dirjen PHU oleh BPKH tidak jadi barang investasi tapi dihibahkan atau yang kedua mohon Pak itu sejauh mana ruang luas dari sumber-sumber lainnya, APBN atau sumber-sumber lainnya. Apakah biaya haji ini relokasi ini termasuk tidak masuk Undang-undang itu? tapi kata Pak Anggito tadi untuk barang-barang yang sudah ada dulu ya Pak ya yang dibeli oleh PHU itupun masuk menjadi agenda ini.

Silakan Pak Dirjen kalau mau menambahkan. KETUA KOMISI VIII DPR RI (M. ALI TAHER / F-PAN): Sebentar Pak Dirjen.

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 11 -

KETUA RAPAT: Pak Dirjen bisa ini dulu sebentar supaya bisa lebih clear nanti. KETUA KOMISI VIII DPR RI (M. ALI TAHER / F-PAN): Satu menit, dua menit saja saya ingin bertanya saja kepada Pak Anggito dan Pak Dirjen. Apakah ada kebijakan Pemerintah Arab Saudi menjual lahan untuk diperjualbelikan ke Negara lain? Ada, itu tuh perlu dulu karena ini pertanyaan mendasar sebelum masuk ke dalam substansi investasi. Kedua, sesama Lembaga Negara apakah lebih efisien kalau sewa atau beli? Hibah itu kan persoalan goodwill berikutnya.

Itu saja Pak, terima kasih.

KETUA RAPAT: Pak Dirjen untuk yang pertama izinkan saya menjawab dulu. Pak Ketua tadi

sudah di presentasikan bahwa dari sisi regulasi Pemerintah Arab Saudi itu sudah tidak ada masalah ya bahkan tadinya ada masalah soal letak itu daerah hijau atau tidak tapi sekarang kemudian pindah menjadi clear ya. Nah kalau begitu Pak silakan yang kedua tadi tentang efisiensi apakah kontrak oke atau beli kemudian nanti kita kembali kepada masalah yang pokok tadi, silakan Pak Dirjen.

DIRJEN PHU: Yang pertanyaan itu ya tentu lebih efisien dibeli karena itu akan dipakai selama-lamanya tanpa ada pengeluaran apapun jadi sekali pengeluaran tapi digunakan untuk selama-lamanya dalam konteks ini karena ini milik dari Negara. Izin untuk menyampaikan, jadi pengalaman kemarin juga saya katakan ini bukan efisiensi, jadi kalau efisiensi itu kalau sudah seluruhnya selesai operasional sudah selesai di audit oleh BPK dan ada sisa operasional haji baru itu masuk ke efisiensi. Nah ini kita merubah relokasi anggaran dari yang semula akomodasi kemudian kita alokasikan kelebihannya itu untuk 2:

1. Pembelian kendaraan dan itu sudah dilakukan dan sekarang sudah menjadi Barang Milik Negara sudah SK-nya sudah turun Pak;

2. Untuk pembelian tanah dan gedung. Maka kemudian ketika ini dalam proses RKA-nya ada, RKA-nya Satker KUH ada termasuk bulan ini tetapi belum bisa dieksekusi itulah kemudian akhir ada daftar kewajiban yang belum dibayar, nah itu yang dikatakan Pak Anggito masuk dalam neraca itu tapi dalam RKA masuk dalam konteks ini. Nah mengacu dari sini berarti artinya nilainya hampir sama, berapa Pak, kendaraan berapa? Rp46Miliar Pak, kita beli sekitar 36 kendaraan yang sama sumbernya dari realokasi BPIH dan sekarang sudah clear menjadi BMN bukan barang milik BPKH kira-kira begitu dan sudah ada SK-nya. Itu karena ada peraturan Menteri Agama yang mengatur dalam konteks nomor 4 nomor 36 tahun 2017 dalam konteks ini, maka dengan mengacu ini sama nilainya kan hampir kalau ini empat puluh enam sekarang hanya sekitar Rp52Miliar jadi mengacu itu mungkin tidak ada masalah dan sesuai dengan terakhir dan kami punya rekamannya dengan BPK Pak. Jadi pokoknya yang penting persetujuan 3

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 12 -

pihak ini kalau setuju nggak apa-apa mau BMN ya monggo mau BMH nggak apa-apa, tapi kalau BMH karena ini ya nanti dihibahkan ke Haji kira-kira begitu.

Jadi itu tambahan Pak, terima kasih. F-P.NASDEM (Drs. KH. CHOIRUL MUNA): Pimpinan. KETUA RAPAT:

Silakan Pak Muna.

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 13 -

F-P.NASDEM (Drs. KH. CHOIRUL MUNA): Terima kasih. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pimpinan Anggota Komisi VIII yang terhormat, Bapak Dirjen, Bapak Ketua PPA, Kepala BPKH beserta jajarannya yang kami hormati, Menanggapi persoalan yang terjadi menurut saya satu bahwa antara Pemerintah dan DPR sudah menyetujui alokasi anggaran untuk pembangunan kantor dan pembelian tanah juga pembelian mobil yang ada karena mobilnya sudah Pak Ketua pernah anu apa itu naiki disana ya, jadi itu berarti sudah sah itu Pak Ketua sudah naiki kok disana kok kan gitu loh. Nah keduanya proses tanah ini sudah diproses, tinggal bagaimana wayout tentang nanti penyelesaian masalah ini. Ketiganya, manakala ini kok terjadi maka seperti apa yang dikatakan Pak Dirjen ini adalah betul-betul merupakan sesuatu yang monumental untuk Anggota DPR RI periode 2014-2019. Nah persoalan yang ada muncul dari BPKH saya mohon dengan hormat kepada BPKH supaya persoalan ini bagaimana sesuatu yang rumit bisa dipermudah tidak menjadikan runcing. Saya mohon maaf saya menginginkan ada suatu harmonisasi diantara PHU dengan BPKH dengan dalam segala ekspansinya, sejak awal mohon maaf itu memang kadang-kadang ada sesuatu ekspansi BPKH yang akan dianggapnya itu mencederai daripada PHU sehingga antara BPKH dengan PHU ini dalam perjalanannya saya anggap kurang begitu harmonis sehingga ekspansi tentang gedung mau apa itu sewa jangka panjang, PHU kadang-kadang masih mikir-mikir jangan-jangan saya nanti ada sesuatu dengan BPKH. Nah mohon maaf ini di Komisi VIII ini periode 2014-2019 itu tinggal 3 bulan oleh karenanya kami mohon betul pada BPKH dan PHU baik-baiklah dan kemudian husnudzan lah kedua-duanya jangan sampai ada sesuatu kerikil-kerikil yang menjadikan keduanya ini akan membuat suatu ketidakharmonisan, kalau namanya tidak harmonis baik itu masalah catering juga nanti kalau Kementerian Agama nggak mau beli ada masalah lagi, kalau namanya BPKH kok pingin beli pesawat Kementerian Agama nggak mau kalau yang dibeli dari apa itu akan jadi masalah lagi, kalau namanya sewa gedung jangka panjang Kementerian Agama tidak mau lagi jadi masalah lagi. Oleh karenanya saya mohonkan bagaimana ada suatu harmonisasi dari keduanya membangun dengan sebaik-baiknya sehingga terjadi trust kedua-duanya tidak ada suudzan keduanya sehingga akan terjadi harmonisasi keduanya take and give yang saling menguntungkan. Itu saja yang saya haturkan. Terima kasih Pimpinan. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih.

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 14 -

Silakan dari teman-teman yang lain Pak Dr. Deding dipersilakan. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Terima kasih Pak Ketua dan Pimpinan serta rekan-rekan Anggota Komisi VIII, Pak Dirjen, Pak Kepala BPKH dan seluruh yang hadir. Jadi ada dua aspek barangkali dalam kita merespon apa yang menjadi pengajuan dari Pak Dirjen terkait dengan pembelian aset ya untuk kantor TUH istilahnya kantor apa Pak? TUH ya. KUH, KUH sekarang KUH ya, apa itu KUH itu Pak? Kantor Teknis Haji. KETUA RAPAT: Umrah sekarang mah, KUHUM. Teknis Urusan Haji dan Umrah, Unit Haji dan Umrah ya sekarang. Kantor Urusan Haji dan Umrah pakai UM sekarang dulu KUH saja, sekarang KUHUM. Silakan. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Oke baik. Jadi ada 2 aspek, jadi aspek rahmathohnya dan dulmathohnya barangkali ya, jadi rahmathoh gitu saya berguru sama Prof. Dr. KH. Ali Taher, M.HUM gitu. Jadi rahmathohnya ini saya ingin mendalami saja mengeksplor karena Arab ini beda, saya punya rumah disana di Makkah itu rumah keluarga lah begitu jadi itu kalau beli itu ini ketentuan hukum disana itu, itu harus atas nama orang Arab begitu kemudian dibikin perjanjian Pak di Notaris disana begitu seperti itu jadi bahwa itu adalah milik ini gitu, nah ini pertama itu yang harus di inikan aspek ... (suara rekaman tidak jelas). KETUA RAPAT: Yang tadi sampai situ sudah clear ya? sampai situ sudah clear terkait dengan regulasi Arab Saudi sudah clear. DIRJEN PHU: Selain 2 Kota Suci itu boleh, yang tidak boleh di Makkah dan Madinah itu harus atas nama orang Arab. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Oh jadi di Makkah ya, jadi karena ini di Jeddah ini aturannya ya itu bisa disebutkan itu berdasarkan apa itu? apa Undang-undang nya apa istilahnya apa? oke baik, jadi ini karena untuk di Jeddah ya. Jadi kalau itu yang berlaku khusus untuk di Makkah Madinah harus nama orang Arab begitu ya. KETUA RAPAT:

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 15 -

Jadi terkait dengan regulasi Arab Saudi sudah clear, tinggal yang tadi itu Pak ya soal apakah APBN atau dari realokasi atau investasi dari BPKH, kami persilakan Pak. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Yang kedua, soal dulmathohnya oke juga karena ini aspek kemanfaatannya saya rasa itu sudah saatnya begitu Pak ya, jadi ini saja Malaysia saja yang 30000 ini apalagi Indonesia kan besar ini ya. Jadi untuk mau menunjukkan kebesarannya tetapi tentu lebih manfaatnya itu jadi benefitnya juga bagus jangan jadi masalah, pertanyaannya barangkali kalau saya itu saja dulu, sudah clear saja dulu. Nah kemudian kita ini kan istilahnya perjanjian internasional pembelian ditempat lain gitu, aset dan sebagainya itu biasanya diatur oleh hukum internasional begitu. Jadi ada asas yang konvensional yang memang menjadi asas nasib lokal itu ya, jadi ini soal bagaimana nanti asetnya, jadi asetnya memang harus jadi aset Negara kita kan? Jadi begitu ya jadi ini ya soal nanti teknisnya seperti apa kemudian juga saya merespon apa yang disampaikan oleh Pak Anggito tadi jadi karena ini pertama APBN Pak ya, realokasi kan APBN Pak ya? realokasi ini APBN Pak? KETUA RAPAT: Bukan, dari biaya haji. Itu masalahnya Pak, disitu masalahnya. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Oh, oke, oke. Ya tadi juga ini harus di cermati juga ya, tapi intinya tentu ini akan menjadi aset dari Negara kita.

Terima kasih Pak itu saja. KETUA RAPAT: Oke, Bapak-Ibu sekali lagi saya ingin tegaskan bahwa hasil Rapat kita tanggal 20 November itu Komisi VIII itu menyetujui, mendukung pembelian itu atas dasar kebutuhan dan atas dasar monumental bahwa di zaman Pak Muna ini, di zaman Pak Deding ini kita beli, sampai sini sudah clear. Yang kedua bahwa kita juga sudah clear bahwa PHU sudah membereskan urusan tadi hubungan internasional jual-beli disana ya. Nah tinggal masalah yang ketiga karena ini diharapkan jadi milik Negara maka uangnya dari APBN, tapi yang terjadi bukan dari APBN tapi dari realokasi biaya haji nah itu yang jadi masalah. Itulah sebabnya kemarin kita serahkan PHU untuk konsultasi kepada BPK dan BPK sudah memberikan keputusan silakan bicarakan bertiga ini. Prinsipnya Pak kita DPR setuju Pak ya, tinggal barangkali PHU dan BPKH tolonglah berikan rumusan yang paling tepat, tadi Dirjen PHU sudah menawarkan sesuatu artinya direspon oleh BPKH atau jika perlu apakah kami perlu mengundang dulu BPK kesini, bisa itu bisa tidak ya tergantung kepada pembicaraan PHU dan BPKH selama itu dibenarkan atas petunjuk BPK kita akan setuju Pak. Jadi gitu Pak Anggito saya kira merespon apa yang ditawarkan oleh Dirjen PHU, kami persilakan Pak.

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 16 -

DIRJEN PHU: Terima kasih. Jadi merespon Pak Choirul Muna, sebenarnya kita ndak ada masalah dengan Pak Anggito dan hasil disini juga kita sudah rembukan hari Sabtu dengan Pak Anggito sampai Maghrib ya Pak Anggito setelah dari Pak Agus Maftuh itu tadi. Kita sudah bicara itu cuma di sisi ini pada prinsipnya kita sudah ada harmonis termasuk saya akan support investasinya Pak Anggito untuk Madinah di tahun depan ya dengan Al-Barokah gitu Pak, jadi ndak ada masalah sebenarnya dalam konteks ini cuma ini kita demi kepentingan Bangsa dan Negara itu saja dalam konteks ini. Tadi merespon juga Pak Anggito, KETUA RAPAT: Pak Dirjen bisa di clear kan supaya kami lebih jelas lagi tawaran dari Bapak itu bagaimana tadi urusannya? DIRJEN PHU: Iya kalau menurut saya tetap pada aspek BMN. Yang kedua apa yang disampaikan Pak Anggito tadi mulai apa A sampai N itu kan Undang-undang nomor 8/2019 yang berlaku sejak 29 April, sementara kita ini pembeliannya prosesnya sudah mulai 2018 termasuk pembelian kewajiban yang belum terbayar jadi artinya sudah prosesnya di 2018 bukan lagi 2019 artinya Undang-undang itu sudah belum berlaku untuk pembelian gedung ini dalam konteks ini, itu menurut saya begitu Pak Ketua. Terima kasih. KETUA RAPAT: Sementara Pak Anggito dulu atau Bu Wenny dulu? Bu Wenny sudah akan menyampaikan pendapatnya, Pak Anggito tahan dulu ya. Kita persilakan Bu Dra. Wenny Haryanto, SH Partai Golkar untuk menyampaikan pendapatnya, kami persilakan Bu. F-PG (Dra. WENNY HARYANTO, SH): Terima kasih. Yang terhormat Pimpinan Komisi VIII beserta rekan-rekan sekalian, Yang terhormat Dirjen PHU, Yang terhormat Kepala BPKH beserta seluruh jajaran, Menarik sekali ini saya sudah sempat mempelajari secara cepat. Yang pasti pembelian atau investasi tanah atau gedung property pasti bermanfaat apalagi kalau ada kebutuhan untuk penempatan apa misalnya untuk Kemenag atau KJRI. Namun setelah saya mempelajari saya menemukan ada beberapa hal yang ingin saya

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 17 -

tanyakan yaitu ini saya melihat pada tanggal 25 Desember 2018 kan ada kontrak penjualan property nomor 12/56, tapi ini yang dibeli pihak ke-1 nya kantor Real Estate As-salam yang luasannya (lima ribu delapan ratus sembilan puluh dua ribu koma delapan puluh dua meter), pihak ke-2 nya Kantor Urusan Haji Indonesia Dr. Endang Jumali Uman, itu yang pertama. Tapi disitu juga ada pernyataan dibatalkan karena berada di wilayah yang belum masuk tata ruang kota, betul begitu ya Pak ya? nah kemudian ada lagi yang kedua apakah ini rencana pembelian atau sudah dibeli yang ada di distrik Al-Musyrifah yang dimiliki oleh Princess Nuroh BT Abdul Latif Bin Muhammad Nadirsyah, nah ini luas tanahnya 4.600 m2. Nah ini yang dibeli yang ini akhirnya? Ini yang sudah dibeli atau akan dibeli? DIRJEN PHU: Akan dibeli. Negosiasi sudah, tinggal persetujuan, kontrak persetujuan. KETUA RAPAT: Oke Bu saya tambahkan. Ini akan dibeli tapi forum ini sedang membicarakan sumbernya dari mana ya kalau dari APBN clear ya tapi di awal dianggap bukan APBN, kalau dari BPKH juga clear tapi itu jadi aset investasi. Nah sekarang Bu sedang dibicarakan adalah dananya dari realokasi biaya haji tapi masalahnya bagaimana supaya legal gitu Pak, jelas menurut BPK. Nah untuk itulah barangkali masukan dari Ibu termasuk tadi komen terhadap yang disampaikan oleh Dirjen PHU dan oleh BPKH, silakan Bu Wenny. F-PG (Dra. WENNY HARYANTO, SH): Iya, kemudian tadi saya dengar katanya ada dana yang sudah dibayarkan, itu yang bulan Desember? DIRJEN PHU: Butuh daftar kewajiban yang menjadi tanggungan ini, tapi belum dibayar. F-PG (Dra. WENNY HARYANTO, SH): Yang Desember itu belum dibayarkan, yang dibatalkan itu belum keluar dana sama sekali? DIRJEN PHU: Belum, belum. F-PG (Dra. WENNY HARYANTO, SH): Oh jadi belum ada dana keluar? Tapi kok ada temuan BPK bahwa ada dana yang sudah dibayarkan itu yang mana? Belum ada ya? KETUA RAPAT:

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 18 -

Jadi Bu Wenny saya tambahkan. Konsultasi kita ke BPK adalah karena kita ingin jadi aset Negara tapi dananya sementara ini kita alokasikan bukan dari APBN tapi dari Biaya Haji gitu kan, itulah sebabnya kita mintakan Dirjen PHU untuk konsultasi dan keputusannya dibicarakan bertiga ini begitu Bu. Karena itulah nanti kita mintakan pendapat dan Bapak-bapak sepanjang yang saya tangkap sih BPKH tidak berniat untuk menjadikan barang investasinya di sewakan gitu Pak, BPKH hanya ingin clear sekali bahwa ini adalah sesuai dengan petunjuk dari BPK. Begitu Bu Wenny silakan jika mau ditambahkan. F-PG (Dra. WENNY HARYANTO, SH): Iya, kemudian saya ingin tahu ini rencana pembelian tanah ini akhirnya peruntukkannya untuk apa? karena yang tanggal 27 Maret 2019 itu katanya untuk Kantor Urusan Haji, tapi ya ada lagi pernyataan di Surat tanggal 28 Mei 2019 akan digunakan sebagai perumahan atau akomodasi pegawai KJRI Jeddah, nah yang mana ini yang mau di inikan, apa dua-duanya atau bagaimana? seperti itu, itu dulu. KETUA RAPAT: Silakan Pak mau diperjelas? Tapi Pak dari surat yang disampaikan kepada kami pembelian gedung Kantor Haji dan Umrah yang dulunya hanya KUH sekarang jadi KUHUM (Kantor Urusan Haji dan Umrah) begitu Bu. F-PG (Dra. WENNY HARYANTO, SH): Itu yang Maret, tapi yang bulan Mei ada lagi untuk perumahan atau akomodasi pegawai KJRI Jeddah. Makanya saya ingin tahu sebetulnya akan digunakan untuk apa sih sebetulnya akhirnya seperti itu, sama 2019 dua-duanya. KETUA RAPAT: Silakan kronologisnya disampaikan dulu. DIRJEN PHU: Itu izin prinsip untuk pembelian, nanti kami Pak Endang akan menjelaskan karena yang proses urus ini Pak Endang semua. Silakan Pak Endang. KEMENAG (ENDANG): Terima kasih. Pimpinan yang saya hormati, para Anggota dan juga para pejabat Kemenag, serta BPKH, Izinkan saya meluruskan kronologis yang terjadi di Jeddah.

Pertama, aturan ta’limatul Hajj atau ketentuan Undang-undang Haji bahwa seluruh Kantor Haji itu tidak memiliki kediplomatan sehingga dia menempel di Kantor

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 19 -

KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia), itu yang pertama yang perlu digarisbawahi bahwa operasional haji itu hanya diberlakukan 3 bulan disetiap tahunnya sehingga dia itu tidak memiliki kantor khusus yang dibawah nauangan Kantor Haji Negara manapun juga itu yang pertama, sehingga dia harus menempel atau annex dengan konsulat Jenderal yang ada di Jeddah itu yang pertama. Lalu pada saat kita izin mengajukan isi prinsip ini adalah dibawah nama KJRI selaku perwakilan RI tetap di Jeddah. Nah ketika izin prinsip itu keluar, KJRI itu memiliki Asas Resiprokal dengan Kedutaan Saudi di Jakarta Bu. Kedutaan Saudi di Jakarta pun tidak diberikan untuk menambah Kantor didalam Asas Resiprokalnya, KJRI Jeddah diberikan pembelian izin lahan ini untuk digunakan sebagai perumahan KJRI yang nantinya secara operasional itu untuk Kantor Urusan Haji Jeddah. Jadi dalam pencatatan administrasi aset di Kementerian Luar Negeri di Riyadh dan di Makkah itu diperuntukkan sebagai Kantor Jenderal Republik Indonesia (KJRI) tetapi dibawahnya itu boleh digunakan untuk operasional haji secara pencatatan saja Bu, jadi kalau untuk langsung menyebutkan Kantor Urusan Haji Indonesia secara urusan kediplomatan tidak ada Kantor Urusan Haji Pak, seperti itu.

F-PG (Dra. WENNY HARYANTO, SH):

Paham, izin Ketua. Terkait pendanaannya yang dari BPKH itu bagaimana jadinya, kalau

statusnya namanya jadi KJRI seperti itu? KETUA RAPAT: Oke. Jadi kronologis sudah dijelaskan tadi itu menyinggung apa yang disampaikan oleh Pak Deding begitu ya, nah Bu dengan status inilah maka kita sedang membicarakan bagaimana sumber dananya Bu ya. Satu alternatif adalah dari APBN Bapak-bapak atau dari APBN kalau susah nih apakah kita masukkan ke dalam APBNP misalnya? Atau alternatif adalah dari BPKH sebagai barang investasi nanti disewakan tapi saya kira itu alternatif terakhir. Alternatif yang kedua yang tengah-tengah ini bagaimana ini ya tetap dari uang haji relokasi tapi menurut BPK dan menurut Undang-undang itu legal dan sah saya kira itu Pak persoalan kita.

Silakan Pak Anggito jika akan memberikan komentar, Bu terima kasih Bu Wenny. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Iya saya kira kuncinya di BPK Pak, jadi kalau BPK oke kami tidak ada masalah sama sekali. Jadi begini ini nanti kami sampaikan ke Bapak jadi ini adalah laporan hasil pemeriksaan, saya sampaikan saja tulisan apa adanya misalnya disini, pengelolaan aset tetap yang bersumber dari Keuangan Haji kurang akuntabel, itu Pak, satu. Lalu ini ada lagi, mengusulkan kepada DPR dan meminta supaya pembelian aset tetap seperti pembelian tanah dan pembangunan tidak membebankan pada Keuangan Haji, ini ada tertulis Pak. Jadi kalau itu di klarifikasi dan BPK mengatakan tidak ada masalah kami tentu tidak dalam posisi untuk memberikan, nah nanti urusan dari BMH ke BMN atau kapan waktunya statusnya itu kami akan bicarakan bilateral Pak dan kebetulan sekarang ini memang kami sedang membicarakan dengan di mediasi oleh BPK Pak Ketua gitu Pak.

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 20 -

KETUA RAPAT: Silakan Pak, sudah semakin jelas ya Pak, ... (suara rekaman kurang jelas) saya mohon potong dulu. Ini BPK itu ke PHU mengatakan bahwa silakan rundingkan bertiga gitu Pak kepada Dirjen PHU, tetapi kepada BPKH atas dasar pemeriksaannya Pak ada yang tadi satu kurang akuntabel dan yang kedua apa tadi Pak? yang kedua nah itu Pak, satu adalah kurang akuntabel, yang kedua poin yang kedua mohon disampaikan? KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Dibebankan pada Keuangan Haji. KETUA RAPAT: Nah pembelian itu menurut BPK loh Pak, tidak boleh dibebankan kepada Biaya Haji. Nah ini yang harus kita klarifikasi, kita bukan tidak percaya ke Dirjen PHU sama sekali tidak Pak ya, jadi kepada Dirjen PHU mengatakan ada ruang tapi kepada BPKH atas dasar laporannya BPK mengatakan 2 poin tadi. Nah itulah makanya bagaimana pendapatnya, apakah kita bertemu dengan BPK di undang atau bagaimana? kami persilakan Pak.

Silakan Pak Iskan, mohon Pak, Pak Iskan dulu.

WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (H. ISKAN QOLBA LUBIS, M.A. / F-PKS): Baik, terima kasih Pimpinan. Jadi kalau saya itu ada 2 hal ya. Pertama sumber, sumber dananya dari mana kan gitu, terus yang kedua berhubungan dengan laporan keuangan kepemilikan sebetulnya. Jadi kalau sebetulnya di Saudi itu kita transaksi kalau di Saudi itu kan sistem Kementerian Luar Negeri yang diakui cuma Kedutaan, KJRI kalau di Jeddah, Dubes kalau disana itu tidak masalah menurut saya itu kan masalah administrasi diplomatik saja. Saya mengusulkan ini diserahkan saja kepada Pemerintah ya jadi kan Pemerintah sudah punya instrumennya, kalau masalah hukum konsultasi dengan Menteri Hukum dan HAM, masalah kerugian negara dengan BPK ya kan gitu, kalau masalah administrasi negara dengan Sekretaris Negara. Ya silakan saja bagi kita nggak terlalu ini, mau aset BPKH mau aset Negara gitu kan nggak ada masalah gitu. Jadi menurut saya ini kita prinsipnya prinsip politik saja bisa disetujui, tapi nanti BPKH dan unsur Pemerintah ya itu berkomunikasi saja tinggal nanti dilaporkan ke kita. Jadi kita DPR ini saya rasa kurang cocok kalau masuk ke hal yang sangat teknis begini, iya kan, kita kan menyetujui anggaran ya menyetujui anggaran saja. Jadi ya kalau kita masuk ke halaman teknis itu ribet, jadi kita jadi masuk ke dalam sistem penyelenggara negara, bagi kita nggak ada masalah mau ini kan sakunya beda saja sakunya sebelah kanan sebelah kiri tapi kalau tadi dibilang tadi dana haji tidak boleh kedalam hal-hal yang kantor gitu ya itu nggak ada masalah nanti tinggal kan ini jadi milik negara juga nggak apa-apa iya kan gitu kan, nanti juga milik kantor itu milik BPIH diambil oleh negara nggak masalah toh ini kan pelayanan ke Jamaah Haji, nggak akan kembali ke Jamaah Haji

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 21 -

juga, kalau umpamanya negara di rugikan sudah BPKH bayar nggak masalah, ini kan beda saku saja. Saya rasa Pimpinan begitu jangan terlalu rumit ya kalau kita masuk ini kita harus belajar Undang-undang BPKH lagi jadi pusing juga kepala kita padahal kita politik anggarannya saja, kalau sudah sangat teknis itu memang sudah wewenang BPK, Menkumham, Sekretaris Negara, iya kan? Tapi kalau di Saudi tadi saya paham lah kita nggak boleh pencatatannya saja dia karena di Saudi yang diakui itu cuma KJRI, jadi kalau kita menganggap Arab Saudi kan tuh di zaman dulu itu gagah urusan Haji karena Saudi nggak menganggap itu tuh yang tahunya dia KJRI. Jadi kalau istilahnya ada sesuatu yang bergerak itu yang di Saudi adalah Kedutaan atau KJRI, iya kan? Ada. Jadi Saudi itu ketat dia nggak seperti kita, Dubes umpamanya datang Dubes Amerika mau ketemu dengan Gubernur langsung bisa ketemu di Saudi jangan coba-coba, nggak bisa, harus semua melalui Deplu nggak ada yang boleh melewati Deplu itu ya. Kalau kita kan pemurah sekali ya, orang melewati dapur-dapur kita pun orang permisi jadi lewat permisi sudah lewat dia permisinya, kalau Saudi nggak boleh rumahnya tertutup dia nggak boleh lewat dia. Menurut saya begitu Pimpinan, terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak. Memang diserahkan kepada kita tapi DPR tentu juga harus hati-hati jangan sampai katakanlah melanggar sesuatu yang kita ketahui seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Pelaksana BPKH tadi, sementara BPKH dan kita percaya kepada Dirjen PHU percaya bahwa diserahkan kepada kita gitu Pak. Itulah maka solusinya bagaimana, apakah kita akan memanggil dulu BPK atau bagaimana? atau Pak Dirjen mau bertemu lagi karena ada fakta lain gitu Pak dari laporan BPK kepada BPKH. Dipersilakan Pak. DIRJEN PHU: Izin Pak. Jadi saya konsultasi dengan BPK itu dalam konteks temuan BPKH itu kan dalam temuannya itu memang apa namanya pembelian gedung itu dari aset itu maka saya nawar, saya nawar, saya nawar ini saksinya Pak Maman, ada rekamannya Pak, ada rekamannya. Jadi ini kan temuan yang tidak boleh membeli gedung dari operasional Haji lalu saya konsultasi gimana dengan ini, jadi saya, Pak Maman, Pak Ramadhan, sama Pak Taurtama, sama Pak Dedi ya terus display kesempatan itu. Saya agak ini, ini sebenarnya kan kalau mengacu Undang-undang 8/2019 sebenarnya kan belum berlaku karena ini masuk dalam daftar kewajiban itu tadi. Nah sementara kita sudah membeli juga hal yang sama, membeli kendaraan operasional untuk KUH itu juga sama dari BPIH dan itu ternyata sudah teregistrasi di barusan keluar BMN, kenapa itu bisa, maka kemudian ya sudah pokoknya begini Pak Nizar pokoknya kalau ada pertemuan 3 itu sudah menyetujui saya akan tutup mata bahasanya begitu, di rekaman mungkin bisa kita lakukan disitu. KETUA RAPAT:

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 22 -

Tanyanya tutup matanya bagaimana supaya kami tetap legal gitu iya nggak? Prinsipnya kami mendukung gitu Pak ya, tapi kita tidak mau menabrak. Barangkali Pak Dirjen bisa konsultasi lagi rumusan lebih detailnya bagaimana sehingga bisa kami tutup mata yang legal gitu DPR iya nggak? Ada lagi? Silakan, silakan Pak. F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Izin Pak Ketua, terima kasih. Kepada Anggota Komisi VIII karena banyak oleh core ini di Saudi bergantung kepada King of Law itu Kerajaan tetapi Saudi tidak sama dengan Negara lain ada wilayahtul khas macam Makkah dan Madinah ada Gubernur. Jadi saya punya family banyak disana keluarga, boleh dibeli tanah itu kalau mau memang Kemenag dalam urusan Haji mempunyai bangunan sendiri dalam operasionalnya tidak bisa. KETUA RAPAT: Pak maaf Pak saya potong nih. Soal hubungan kita dengan Arab Saudi sudah clear Pak, oke. F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Oke, karena ini kan tadi arahnya kan kesana jadi saya ingin memperjelaskan disini kalau masalah Arab Saudi itu tidak lepas dari Kemenlu. Nah setiap KJRI ataupun KBRI saya tadi sebenarnya dalam Undang-undang internasional KJRI itu itu state, kalau untuk negara itu KBRI embassy, tidak kita namakan KJRI, KJRI Jeddah iya ada KJRI Jeddah tapi embassy. Nah di gedung embassy itu kita punya safaroh itu ada namanya kantor bagian konsuler, konsulat itu mencakup semua bidang jadi kalau urusan Haji ini untuk memiliki ruangan tersendiri, kantor tersendiri bisa melalui KBRI kan itu sebelah sampingnya ada kantin ada juga satu-satu lagi sekolah Indonesia, itu bisa dipakai dibangun di tanah itu kalau mau ada kantor tersendiri urusan Haji tapi tidak lepas dari ruang lingkup KBRI itu embassy kita. Boleh pihak Kemenag, BPKH dan PHU berkonsultasi dengan konsuler Indonesian embassy Arab Saudi untuk mendapatkan tempat, ruangan, bidang urusan Haji. Jadi tidak perlu membeli tanah lalu bangun nggak perlu, tak bisa hanya pakai 3 bulan kemudian selebihnya pakai apa nggak boleh, urusan Haji di Arab Saudi itu hanya urusan Haji pas Haji selain itu tidak bisa karena kantor itu kan terus menerus kalau mau dipakai. Nah soal pembiayaan tadi sudah diatur tadi kata Pak Anggito tidak boleh diambil dari Dana Haji satu-satunya pilihan dari APBN, maka konsultasi dalam putusan itu harus tiga rangkai Kemenag, DPR Komisi VIII, sama BPKH. Usulan saya kalau memang intinya kepada gedung atau otomatis boleh dikatakan ruangan yang khusus untuk membidangi masalah urusan haji bisa berkonsultasi dengan konsuler karena konsuler membidangi itu. Untuk urusan haji bisa kerja sama, boleh mendapatkan ruangan disana melalui rekomendasi Menteri dan kerja sama dengan Kemenlu, tapi kalau untuk tempat baru tanah yang namanya di Jeddah tidak efektif karena itu hanya dipakai urusan Haji dan Umrah. Jadi dengan konsuler saya sudah lihat itu ruangan kita punya embassy ada bisa kalau memang diinginkan oleh PHU sama BPKH untuk hal itu konsultasi saja dengan Kemenlu untuk dapat bersama duduk dengan konsuler dan saya rasa Duta Besar mengizinkan untuk itu kalau untuk

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 23 -

urusan Haji saja daripada kita mempunyai gagasan pengadaan tanah dan kantor. Tidak bisa urusan Haji punya kantor sendiri di Arab Saudi tidak bisa kecuali dibawah naungan KJRI itu Undang-undang, yang boleh dikatakan shultoni hukuknya itu nggak membolehkan Arab Saudi. Nah yang boleh kita cari celahnya adalah bekerja sama Kemenag dengan Kemenlu mendapatkan ruangan di wilayah konsuler, jadi embassy itu punya konsuler sendiri khusus, konsuler itu membidangi selain Imigrasi, Ketenagakerjaan dan Pemerintahan itu semua wilayahnya konsuler jadi bisa konsultasi dengan pihak Kemenlu supaya pengurusan Haji masuk dibidang konsuler. Jadi tidak perlu pengadaan tanah karena makanya tadi itu kalau untuk itupun kita lakukan sekalipun 3 rangkai bertemu antara Kemenag, Komisi VIII dan BPK effectiveness-nya tidak berjalan karena kita hanya pakai untuk 3 bulan per tahun selepas itu tidak boleh, itu Undang-undang yang berlaku di wilayah Arab Saudi. Jadi seperti yang saya sampaikan tadi kerja sama dengan Kemenlu, terus masuk di wilayah consular Indonesian embassy di Arab Saudi itu bisa mendapat ruangan mungkin 2 ruangan, 3 ruangan di atau mau ditambah bisa karena line-nya itu masih ada ruangan untuk dibangun ditanah Kedutaan itu, tapi itu kan melalui APBN nah ambil salah satu slotnya disitu dibagian konsuler ada urusan bidang Haji. Terima kasih Pak Ketua. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Musthafa Bakri. Bapak saya ingin mengulang lagi atas dasar kajian panjang Panitia Haji Indonesia sampai kepada kesimpulan bahwa kita perlu kantor khusus apalagi bukan hanya urus Haji tapi juga urus Umrah, apalagi juga dibandingkan dengan Malaysia yang punya begitu kan Pak ya. Atas dasar kajian panjang itu dan atas dasar Rapat-rapat sebelumnya maka kita menyetujui pembelian itu dan dengan Arab Saudi sudah selesai urusannya Arab Saudi boleh juga, hanya memang sumber dananya yang ada saat ini itu bukan dari APBN Pak maka pilihannya apakah akan dari APBN 2020 atau dari Dana Investasi BPKH kita lupakan jadi barang investasi karena untuk jadi kantor atau dari Dana Haji. Dana Relokasi Haji ada sedikit ganjalan Pak yakni rekomendasi dari BPK, BPK keterangan kepada Dirjen PHU silakan bicarakan bertiga gitu nanti kami tutup mata begitu, sementara BPKH menunjukkan kepada kami dalam laporan keuangannya jelas-jelas mengatakan bahwa tidak boleh. Tapi Dirjen Haji sudah melangkah juga ketika Dirjen Haji konsultasi ke BPK sudah mengatakan itu, tapi kata BPK kami akan tutup mata jika kesepakatannya bertiga kesepakatannya. Nah itulah mohon Pak Dirjen Haji dan Pak Dirjen BPKH, tolong bikin rumusan yang konstitusional yang legal ya sehingga bisa clear lagi di mata BPK nah kami akan setujui itu Pak begitu. Silakan, ada lagi pendapatnya? Atau mau yang clear APBN saja 2020, kami persilakan Pak Bisri. F-PKB (Drs. H. BISRI ROMLY, MM): Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 24 -

Pak Bisri mohon maaf ya kita perpanjang dulu tadi 17.30 setelah lebih 5 menit, mohon bisa selesai jam 18.00 WIB ya Pak, jam 18.00 WIB bisa selesai ya? jam 18.00 WIB. Oke, silakan Pak H, Bisri. F-PKB (Drs. H. BISRI ROMLY, MM): Langsung saja ini kan saya dari Rapat ini Rapat tanggal Kamis, 22 November itu DPR ini yang dipimpin Pak Marwan itu sudah hati-hati nih, Komisi VIII DPR RI menyetujui mengenai usulan pembelian gedung kantor Haji Umrah di Jeddah ya toh dengan pagu Anggaran 13 juta Riyal, tetapi dengan catatan Direktur Penyelenggaraan Haji dan Umrah berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan RI terkait mekanisme penggunaan Anggaran untuk pembelian gedung. Jadi sebetulnya ini sudah clear Pak Ketua tinggal PHU-nya itu konsultasinya setelah beli mobil apa belum itu saja, barangkali itu clear kan saja sekalian. Saya pikir ini tidak usah terlalu dibahas terlalu lama kita clear-kan saja apa perlu konsultasi lagi itu saya pikir mungkin ini sudah.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Oke sudah clear kalau itu Pak, tinggal kita menghadapi BPK-nya apakah akan diserahkan kepada PHU dan BPKH apa kami yang akan mengundang BPK. Pak Anggito silakan. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Sekali lagi sebetulnya clear kami secara literasi tadi sudah mengatakan kami mendukung Pak cuma sumber dananya dan itu ada catatan dari BPK. Sebetulnya BPK mengatakan begini Pak, penggunaan operasional Haji untuk pengadaan aset tetap berupa PMA tidak menyalahi ketentuan akan tetapi belum sepenuhnya memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada. Jadi misalnya saja kami ini atau mungkin Kemenag belum punya prosedur untuk melakukan konversi dari BMH ke BMN, belum ada ketentuan untuk pemeliharaan regulasi mengenai apa namanya aset BMH gitu. Jadi ini tapi memang disebutkan ini yang mungkin perlu diklarifikasi oleh BPK bahwa pengelolaan aset tetap yang bersumber dari keuangan haji kurang akuntabel, ini kan jelas Pak kurang akuntabel itu maksudnya apa kan berarti kan ada beberapa prosedur yang tidak sesuai gitu Pak. Jadi tapi memang saya juga membaca di berikutnya mengatakan mungkin di halaman 26 atas, tidak menyalahi memang Pak gitu selama ketentuannya itu ada. KETUA RAPAT: Oke, selama ketentuannya ada. Oke, yang membuat ketentuannya siapa tambahannya? Oke sudah clear Pak, sudah clear Pak. Jadi BPK akan menyetujui selama ditambahkan aturan-aturannya dari Kementerian Agama, nah Bapak bikin lah, ya Pak ya supaya clear. Saya kira sudah selesai Pak gitu. Pak Marwan mau mempersilakan, Pak Marwan dipersilakan dulu silakan Pak. Bentuknya kayak Pak Anggito begitu ya, jadi ada klausul lain.

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 25 -

KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Saya tidak paham Pak kalimat ini saya hanya membaca apa. KETUA RAPAT: Boleh diulang Pak kalimatnya? Tadi mengatakan tidak boleh, tapi ada kalimat yang mengatakan boleh bersyarat artinya memenuhi syaratnya.

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 26 -

KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Karena sebetulnya secara ketentuan disebutkan, saya membaca sjaa Pak apa adanya tidak menambah tidak megurangi. Oleh karena itu penggunaan sebagian Anggaran operasional Haji untuk pengadaan aset tetap berupa PMA tidak menyalahi ketentuan karena aset tetap tersebut sepenuhnya digunakan dalam rangka penunjang penyelenggaraan ibadah haji. Namun dari kalimat yang depan itu BPKH menyimpulkan bahwa pengelolaan aset tetap yang bersumber dari Keuangan Haji ini kurang akuntabel jadi ini bertentangan. KETUA RAPAT: Tapi kita bisa menangkap Pak, selama ada tambahan penjelasan, tambahan regulasi ya Pak ya oke dari Kementerian Agamanya. Kami persilakan Pak, tapi kita sudah menangkap Pak solusinya tapi kita dengarkan dari Ketua Sidang yang kemarin Rapat ini dipersilakan Pak. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (MARWAN DASOPANG / F-PKB): Kita tetap merujuk ke hasil Rapat yang lalu. Secara teknis kita tak usah masuk Pak, Komisi VIII sudah menyetujui sepanjang tidak menyalahi menurut BPK sudah, bagaimana menyelesaikan itu selesaikan saja jangan lagi kembali ke kita, kitanya sudah serahkan, kalaupun membuat kesimpulan kita tetap saja Pak setuju Komisi VIII sepanjang tidak menyalahi menurut Undang-undang, sudah selesai. KETUA RAPAT: Saya potong sedikit Pak. Jadi hasil konsultasi Dirjen PHU ya bahwa BPK akan menyetujui bahkan tutup mata jika disepakati oleh bertiga gitu Pak, nah sekarang kita sudah punya solusinya Pak. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (MARWAN DASOPANG / F-PKB): Saya pikir kita tidak masuk kesitu Pak, kita tetap saja seperti itu menyetujui sepanjang tidak menyalahi. KETUA RAPAT:

Tinggal syarat-syaratnya saja dilengkapi Pak ya. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (MARWAN DASOPANG / F-PKB):

Bukan kesepakatan bertiga, Komisi VIII menyetujui sepanjang tidak

menyalahi aturan. Dicarikan saja supaya tidak menyalahi aturan.

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 27 -

KETUA RAPAT: Nah sekarang sudah jalan keluar Pak, dari penjelasan ... (suara rekaman kurang terdengar jelas) tadi tidak melanggar asal ada syarat-syarat tertentu dan kita serahkan saja syarat-syarat tertentunya dipenuhi oleh PHU ya Pak ya. Oke, saya kira begitu Pak, Ibu. Silakan Pak Iskan. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (H. ISKAN QOLBA LUBIS, M.A. / F-PKS): Jadi begini kita di Indonesia itu belum ada lembaga yang berwenang menafsirkan Undang-undang ya sekarang ini repotnya, jadi sekarang itu yang paling jago nafsirkan itu Polisi seenaknya saja dia. Nah yang bisa membatal DPR ini kuat secara institusi kita membuat Undang-undang, yang bisa membatalkan dia itu malah MK iya kan, MK itupun yang ... (suara rekaman kurang terdengar jelas), Mahkamah Agung nggak bisa. Jadi jangan kita ditarik-tarik masalah memahami Undang-undang ini, ini urusan Pemerintah, Pemerintah punya institusi semua karena kita belum ada lembaga penafsir Undang-undang maka tadi Pak Anggito dia komitmennya dia bacain saja karena kalau di tafsir dia nanti bisa kena juga gitu, dia baca saja iya kan. Jadi silakan saja Pemerintah, jadi kalau BPK bilang saya tutup mata, itu bukan bahasa hukum, bukan bahasa Negara. Kalau dia mau bukti kasih surat satu lembar, one paper dalam Negara segala keputusan Negara ada satu lembar minimal, nah kalau dia mau tanggung jawab dia ini. Menurut saya begini, walaupun dia secara pribadi salah gitu tapi dia ada ininya, jadi kalau dia bilang saya tutup mata kita bilang saja kita juga tutup telinga saja gitu kan, itu nggak ada konsekuensi hukum gitu. Jadi menurut saya gitu Pak, kalau Bapak-bapak sudah yakin ya bismillah, kalau Bapak-bapak kurang yakin ya jangan dipaksakan karena ada kelemahan dari struktur Negara di eksekutif sekarang 3 Pak. Pertama banyak orang tidak tahu Tupoksi dia, terus tidak berani, kalau dia sudah yakin Tupoksinya harus berani pertahankan, kalau ada risiko disitu itulah risiko lah namanya, baru yang ketiga loyal. Maka sekarang banyak begitu ada kasus semua lempar ini jadi hati-hati jadi Menteri bisa salah ngomong dia tekan, saya tekan apa tidak ada urusan itu Tupoksi anda gitu dong. Jadi kita jangan diikut-ikutkan ini Pak, kita ini sudah banyak pikiran kita ini ya. Jadi Bapak kalau sudah yakin itu putuskan saja kita pada prinsipnya menyetujui, kalau kurang yakin minta surat dari BPK, nggak percaya, tanya Menkumham koordinasikan itu. Menurut saya kalau sudah koordinasi semua mereka juga di satu saat ada kesalahan mereka kan sudah kita koordinasi, sudah, sudah ditanyakan ini sudah jalan semua jalan saja, jangan terlalu takut juga ya. Menurut saya gitu jangan kita DPR ini jadi tukang-tukang benteng-bentengnya juga ya, silakan saja bukan wewenang kita itu kok. Kita DPR ini yang bisa mengoreksi kita MK kok ya. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih. Bapak-bapak jadi kita sudah dapat keputusannya. Saya ingin mengulang bahwa Rapat kita pada hari ini adalah tindak lanjut dari Rapat yang dipimpin oleh Pak H. Marwan Dasopang tanggal 22 yang menyetujui pembelian itu ya. Yang

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 28 -

kedua waktu itu dikatakan bahwa kita menugaskan Rapat itu menugaskan Dirjen untuk mengkonsultasikan ke BPK dan melaporkannya, jadi Rapat ini adalah menerima laporan dari Dirjen PHU untuk tugas yang tadi konsultasi. Hasil konsultasi tadi agak sedikit berbeda pendapat ya antara BPKH dengan hasil laporannya dan Dirjen PHU tapi kemudian kita punya solusi bahwa pembelian aset dari Dana Haji bisa dilakukan jika memenuhi syaratnya begitu kan Pak? nah itulah maka yang kita lakukan sekarang adalah meminta kepada PHU boleh kerja sama atau dukungan BPKH untuk memenuhi syarat-syarat tadi agar pembelian aset dari Dana Haji dibenarkan oleh BPK. Saya kira begitu Pak ya keputusannya Pak ya, kita meminta kepada Dirjen PHU sendiri atau bekerja sama dengan BPKH untuk memenuhi syarat-syarat agar pembelian aset yang dimaksud tadi legal dengan dana dari Dana Operasional Haji. Begitu Pak keputusannya ya Pak ya? tolong mohon ditulis, iya mana-mana keputusan tertulisnya? Halo, iya silakan. Jadi Komisi VIII memperkuat persetujuan Rapat tanggal 22 November ya. Yang kedua menugaskan boleh menugaskan? Meminta menugaskan kepada Dirjen PHU untuk memenuhi syarat-syarat pembelian aset tersebut dengan Dana Haji sehingga legal apa namanya, sehingga sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh BPK, begitulah itunya. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Jadi legalnya nggak perlu Pak. Jadi sebetulnya kita mengembalikan kepada bukan menugaskan karena kita ini, jadi meminta kepada Dirjen PHU dan BPKH untuk berkonsentrasi, berembuk lah apa gimana. KETUA RAPAT: Untuk bekerja sama, berembuk ya agar memenuhi syarat. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Iya memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan. KETUA RAPAT: Memenuhi persyaratan sesuai dengan yang ditetapkan oleh BPK, begitu? F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Sesuai dengan ketentuan saja. KETUA RAPAT: Sesuai dengan ketentuan, sesuai dengan ketentuan. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Iya gitu saja. KETUA RAPAT:

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 29 -

Jadi mohon dicatat seperti itu keputusannya. Silakan Pak Bakri. F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Tapi itu artinya tidak memasukkan kalimat penggunaan dari Dana Haji karena rekomendasi BPK sudah ada. Ketentuan, memenuhi syarat dan ketentuan saja karena ini rekomendasi kan. KETUA RAPAT: Agar memenuhi syarat dan ketentuan. F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Yang berlaku. KETUA RAPAT: Mau tertulis dulu atau ditutup dulu, tertulisnya belakangan? Tapi intinya seperti itu ya, kita tunggu. F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Tertulis dulu Ketua baru diketuk. KETUA RAPAT: Oke, kalau nomor 1 sih di Rapat tanggal 22 November 2018 kita sudah setujui ya atau memperkuat persetujuan atau cukup, tidak usah ada lagi nomor 1? Karena nomor 1 hasil Rapat tanggal 22 November yang dipimpin oleh Pak Marwan Dasopang sudah menyetujui. Komisi VIII mendesak, memohon, meminta, menugaskan, menyerahkan kepada Dirjen PHU dan BPKH untuk memenuhi persyaratan pembelian itu itu itu sesuai dengan Undang-undang dan ketentuan yang berlaku. Komisi VIII DPR RI menyerahkan kepada Dirjen PHU dan BPKH untuk memenuhi persyaratan pembelian aset dan lain sebagainya agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Langsung di ketentuan, jadi saya usulkan sarankan. KETUA RAPAT: Silakan Pak Deding, silakan Pak Deding. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.):

Page 30: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 30 -

Komisi VIII DPR RI menyerahkan kepada Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI dan BPK untuk membahas kembali ya bersama-sama ya. KETUA RAPAT: Jangan membahas lah menyelesaikan Pak, membahas panjang lagi nanti. Untuk menyelesaikan pembelian. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Menyelesaikan, ya karena bukan domain kita maksud saya disana. Menyelesaikan? KETUA RAPAT: Segala persyaratan pengadaan tanah dan gedung haji sesuai dengan ketentuan Undang-undang, gitu Pak ya? saya kira sudah benar ini. Komisi VIII DPR RI menyerahkan kepada Dirjen PHU Kementerian Agama dan BPKH untuk menyelesaikan atau memenuhi? Untuk memenuhi ya, untuk memenuhi persyaratan pengadaan tanah dan gedung kantor gedung Umrah di Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, gitu Pak Deding? Oke. Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR RI dengan Dirjen PHU dan dengan Kepala BPKH yang membahas tindaklanjut pengadaan gedung kantor Haji dan Umrah disimpulkan sebagai berikut: F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Masih dibahas ya, jadi menyelesaikan atau untuk tadi itu, untuk menyelesaikan pembahasan proposal kan ya pengadaan ini ini agar sesuai dengan ketentuan, sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku gitu Pak. Jadi mereka yang membahas. KETUA RAPAT: Untuk membahas, DIRJEN PHU: Izin Pak. Itu tidak, kita sudah membahas itu, menindaklanjuti pengadaan tanah, itu saja. Menindaklanjuti secara bersama-sama. KETUA RAPAT: Menindaklanjuti pengadaan tanah dan seterusnya dengan memenuhi persyaratan, oke. Untuk menindaklanjuti pengadaan aset ini ini ini dengan memenuhi persyaratan, dengan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan

Page 31: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 31 -

perundang-undangan, jadi gitu Pak Deding pembahasannya ditindaklanjuti. Oke saya ulang, Komisi VIII DPR RI menyerahkan kepada Dirjen PHU dan BPKH untuk menindaklanjuti pengadaan tanah dan gedung kantor Haji dan Umrah di Jeddah dengan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. DIRJEN PHU: Izin tambah. Mungkin menindaklanjuti pengadaan tanah dan gedung kantor Haji dan Umrah dan pencatatan asetnya. KETUA RAPAT: Setuju ya? dan harus di catat ya, dan pencatatan asetnya. Oke, oke, oke, atau mungkin yang tadi sudah Pak Deding membahas antara lain ini ya Pak Deding ya? oke, oke saya paham sekarang, oke. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): ... (suara rekaman tidak terdengar jelas) lagi, tidak menarik-narik DPR. . KETUA RAPAT: Pak Deding, kalau kita bicara apa dari yang kita, kalau dari yang kita bicara apanya? F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Kita biasanya Presiden dengan Menteri begitu, kalau ini urusannya dengan beliau karena teknis gitu. KETUA RAPAT: Ayo Pak Anggito. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Kalau memang dipersyaratkan oleh Komisi VIII itu adalah konsultasi BPK ya kita merespons pada BPK saja Pak sebetulnya. Di BPK itu ada 2 yang dipersyaratkan itu harus sesuai dengan ketentuan dan aturan gitu ya, yang kedua adalah menggunakan sumber dana yang tepat gitu Pak. Nah itu 2 hal itu yang dipersyaratkan oleh BPK sebetulnya. KETUA RAPAT: Bapak nanti bagian dari menindaklanjuti adalah bicara lagi dengan BPK ya Pak ya, bagian dari menindaklanjuti adalah bicara lagi dengan BPK karena tadi Pak Anggito menyampaikan kepada kami ada klausul boleh gitu kan jika, nah jikanya Bapak konsultasi kemudian buat persyaratannya.

Page 32: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 32 -

KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Saya mau menambah sedikit saja Pak supaya sesuai saja dengan disini, sebentar Pak. Saya mau memasukkan sumber dananya dimana kalimatnya itu Pak karena pengadaan tanah dan gedung. KETUA RAPAT: Ya dengan sumber dana yang memenuhi, kelihatannya masuk disitu Pak. Dengan sumber dana yang memenuhi persyaratan itu. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Bukan, meliputi itu Pak sebentar ya tanah dan gedung DPR di Jeddah. KETUA RAPAT: Mau digabung boleh, maupun baru boleh, silakan enaknya dimana. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Perihal sumber dana dan pencatatan Pak gitu atau gimana gitu. KETUA RAPAT: Perihal sumber dana dan pencatatan yang memenuhi gitu Pak ya? maksud Pak Anggito yang memenuhi ... (suara rekaman tidak terdengar jelas) kedua, satu adalah pencatatan, yang kedua adalah sumber dananya. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Iya Pak, dua-duanya. DIRJEN PHU: Itu Kantor Urusan Haji, Kantor Urusan. KETUA RAPAT: Tapi Pak poinnya disampaikan Pak Anggito yang harus memenuhi persyaratan itu adalah sumber dana dan pencatatan asetnya ya Pak ya? kita masuk Pak ya, sekarang kita masuk dua-duanya, oke. Komisi VIII DPR RI menyerahkan kepada Dirjen PHU dan kepada BPKH untuk menindaklanjuti pengadaan tanah dan gedung Kantor Urusan Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Tidak usah pakai ... (suara rekaman tidak terdengar jelas) langsung perihal saja, perihal sumber dana.

Page 33: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 33 -

KETUA RAPAT: Sehingga,

Page 34: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 34 -

KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Yang memenuhi, KETUA RAPAT: Di Jeddah dimana sumber dana serta pencatatannya ya memenuhi persyaratan perundang-undangan. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Yang memenuhi ketentuan dan persyaratan perundang-undangan, ya sudah cukup. KETUA RAPAT: Itu perihalnya bukan perihal mungkin ya, apa? perihal, mengenai atau dimana? Mengenai? Mengenai tentang, tentang kali Pak, tentang ya. Di Jeddah tentang sumber dana serta pencatatan asetnya yang memenuhi, apa nih kalau pakai persyaratan yang memiliki persyaratan perundang-undangan. .....: Kalau bahasa hukum itu mencakup. KETUA RAPAT: Pak, di Jeddah mencakup sumber dana serta pencatatan asetnya yang memenuhi persyaratan ketentuan perundang-undangan, gitu Pak ya? nggak usah pakai lagi sesuai dengan, yang memenuhi persyaratan ketentuan perundang-undangan, sesuai dengannya coret. Yang memenuhi persyaratan ketentuan perundang-undangan, nah gitu. Saya kira dari Pak Deding bagus Pak, kita tadi tentang tentang, perihal, mengenai, tadi mengusulkan sebuah kata mencakup sumber dana serta pencatatan asetnya yang memenuhi persyaratan ketentuan peraturan perundang-undangan. Cocok? Silakan, cocok Pak, Pak Dirjen cocok? Pak Kepala BPKH? Teman-teman cocok? cocok ya, Alhamdulillah. Jadi yang beli aset itu siapa? Itu ya bukan kita ya, kita beli aset panjang amat. Oke, Bapak-bapak alhamdulillah terima kasih atas masukan-masukannya. Sebelum ditutup kami persilakan Kepala BPKH menyampaikan kata akhirnya dilanjutkan dengan dua-duanya apa salah satu? Dua-duanya saja ya, dua-duanya Pak. Silakan Kepala BPKH. KEPALA BADAN PELAKSANA BPKH: Pak ini sesuai ketentuan Undang-undang kami harus menyerahkan laporan hasil pemeriksaan BPK, jadi kalau boleh ini ada sedikit ceremony. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih karena kami mendapatkan opini WTP Pak dan itu tentu salah satunya karena mitra dengan Komisi VIII mohon itu dipelajari karena itu ada hal-hal yang terkait dengan apa yang kita bicarakan pada sore hari ini Pak.

Page 35: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · gedung Kantor Haji dan Umrah Indonesia di Jeddah yang telah dibahas dan disetujui ... memiliki gedung tersendiri menjadi

- 35 -

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak. Dan kami sampaikan selamat atas pencapaian WTP tersebut dan Pak kita dengarkan saja dulu nanti Bapak maju ke depan saja dari Dirjen PHU Pak. DIRJEN PHU: Baik.

Saya rasa terima kasih kepada Komisi VIII yang mendukung semua yang terkait dengan pernyelenggaraan Ibadah Haji dan mudah-mudahan kedepan akan terwujud dan kita ada dalam kebersamaan dengan BPK.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Sebelum ditutup kita akan menerima dulu laporan dari BPKH. .....: Ini para wartawan dalam dan luar negeri. KETUA RAPAT: Bapak-bapak belum ditutup, mohon kita kembali ke tempat. Bapak, Pak Dirjen mohon ke tempat dulu karena kita akan menutup, Pak Adi bisa duduk kita akan tutup dulu, Pak Dirjen, Pak Adi, Pak Dirjen. Bapak-Ibu yang kami hormati, Pimpinan Komisi VIII dan rekan-rekan Anggota Komisi VIII, Dirjen PHU beserta seluruh jajarannya, Kepala Badan Pelaksana BPKH beserta seluruh jajarannya, Kami Komisi VIII menyampaikan terima kasih yang luar biasa atas kontribusi pikiran dari teman-teman Komisi VIII dan juga dari Dirjen PHU dan Kepala Badan BPKH. Hal ini akan merupakan nilai tambah bagi kinerja Pelayanan Haji yang lebih baik di masa yang akan datang. Sekali lagi terima kasih dan kita tutup dengan hamdalah. Alhamdulillahirrabil'alamin. Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 18.00 WIB)