DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para...

29
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : V Jenis Rapat : Rapat Uji Kepatutan dan Kelayakan Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Periode 2019-2022/hari ke-2 (Sesi VI) Hari, Tanggal : Selasa, 9 Juli 2019 Pukul : 14.00 WIB – 23.00 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : H.A. Hanafi Rais, S.I.P., M.P.P., Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara : 1. Penyampaian visi dan misi oleh Calon Anggota KPI Pusat Periode 2019-2022 2. Tanya jawab 3. Penutup Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S. 8. Charles Honoris 9. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 10. Andreas Hugo Pareira 11. Junico BP Siahaan, S.E. 12. Diah Pitaloka, S.Sos., M.Si. 13. Risa Mariska, S.H. FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 14. Meutya Viada Hafid 15. Dra. Wenny Haryanto, S.H. 16. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 17. Drs. K.H. Nawafie Saleh, S.E., M.M. 18. Endang Srikarti Handayani, S.H., M.Hum. 19. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn. 20. Adi Putra Darmawan Tahir

Transcript of DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para...

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : V

Jenis Rapat : Rapat Uji Kepatutan dan Kelayakan Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Periode 2019-2022/hari ke-2 (Sesi VI)

Hari, Tanggal : Selasa, 9 Juli 2019 Pukul : 14.00 WIB – 23.00 WIB Sifat Rapat : Terbuka

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Ketua Rapat : H.A. Hanafi Rais, S.I.P., M.P.P., Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara :

:: 1. Penyampaian visi dan misi oleh Calon Anggota KPI Pusat

Periode 2019-2022 2. Tanya jawab 3. Penutup

Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S. 8. Charles Honoris 9. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 10. Andreas Hugo Pareira 11. Junico BP Siahaan, S.E. 12. Diah Pitaloka, S.Sos., M.Si. 13. Risa Mariska, S.H.

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 14. Meutya Viada Hafid 15. Dra. Wenny Haryanto, S.H. 16. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 17. Drs. K.H. Nawafie Saleh, S.E., M.M. 18. Endang Srikarti Handayani, S.H., M.Hum. 19. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn. 20. Adi Putra Darmawan Tahir

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

2

FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 21. H. Ahmad Muzani 22. Ir. Endro Hermono, MBA. 23. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 24. Rachel Maryam Sayidina 25. Dr. H. Azikin Solthan, M.Si. 26. Andika Pandu Puragabaya, S.Ps.i, M.Si., M.Sc. 27. Elnino M. Husein Mohi, S.T., M.Si. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 28. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T. 29. Dr. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A. 30. H. Darizal Basir 31. Ir. Hari Kartana, M.M. 32. KRMT Roy Suryo Notodiprojo FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 33. M. Irwan Zulfikar, MBA. 34. H. Muslim Ayub, S.H., M.M. 35. Budi Youyastri 36. Eko Hendro Purnomo, S.Sos. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB) 37. Drs. H. Ibnu Multazam 38. Drs. H. M. Syaiful Bahri Anshori 39. Arvin Hakim Thoha 40. Drs. H. Taufiq R. Abdullah

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) 41. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. 42. Dr. H. Jazuli Juwaini, Lc., M.A. 43. H. Sukamta, Ph.D.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 44. Dra. Hj. Lena Maryana 45. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., M.S. 46. K.H. Muslich Za 47. Hj. Kasriyah FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (F-NASDEM) 48. Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A. 49. Prananda Surya Paloh 50. Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra 51. H. M. Ali Umri, S.H., M.Kn. FRAKSI PARTAI HATI NURANI RAKYAT (F-HANURA) 52. Drs. Timbul P. Manurung

Anggota yang Izin : - Undangan : 1. Calon Anggota KPI Pusat, Nadhiroh.

2. Calon Anggota KPI Pusat, Nuning Rodiyah. 3. Calon Anggota KPI Pusat, Prilani. 4. Calon Anggota KPI Pusat, Rando Nadeak. 5. Calon Anggota KPI Pusat, Riyanto Gozali.

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

3

Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Kita lanjutkan agenda kita pada malam hari ini, sesi ketiga Uji Kepatutan dan Kelayakan

Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, KPI Pusat periode 2019-2022, hari ini, hari Selasa, 9 Juli, dan malam ini di, di hari kedua fit and proper test ini adalah sesi yang ketiga, yang terakhir.

Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing-masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi, pandangan anda selama maksimal 7 menit. Jadi nanti timer kita akan menghitung waktu 7 menit maksimal, selesai nggak selesai harus saya hentikan ya. Kemudian setelah masing-masing dari para calon pemaparan visi-misi, akan dilanjutkan dengan pendalaman atau pertanyaan dari masing-masing Fraksi ya, tadi informasinya kesepakatan kita, sesi sebelum tadi dan yang sekarang ini adalah pertanyaan para Anggota cukup disampaikan melalui perwakilan Fraksi masing-masing. Dan masing-masing Fraksi punya waktu 3 menit, kemudian kembali kepada para calon jawaban maksimal 10 menit ya. Jadi saya kira clear ya, bisa dipahami?.

Nah Bapak-Ibu semua, sekarang sudah jam 9, kita anggap jam 9 sekarang ini ya, kurang sedikit, mohon waktunya bisa digunakan suatu seefektif mungkin dan pemaparan kali ini tiba mulai dari sebelah kiri dulu, kepada Ibu atau Saudari Nadiroh.

Saya persilakan menyampaikan paparan visi-misinya. 7 menit, silakan.

(KETUK PALU : 3X) (RAPAT DIBUKA PUKUL 20.50 WIB)

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (NADHIROH):

Bismillahirrahmannirrahim. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Terima kasih kepada Pimpinan yang telah memberikan waktu kepada saya. Selain itu saya menyampaikan terima kasih kepada siapapun yang memperjuangkan di

Komisi I ini, sehingga kuota perempuan yang maju ke fit and proper test bisa bertambah, dibanding tahun 2016-2019. Terima kasih atas apresiasinya.

Baik singkat saja, perkenalkan nama saya Nadhiroh basic saya dari akademisi, saya mengajar di Jogja dan Wonogiri. Saya menjadi wartawan kurang lebih 9 tahun di Solo.

Baik pada kesempatan ini saya akan menyampaikan makalah yang berjudulkan memaksimalkan kinerja Komisi Penyiaran Indonesia Pusat untuk mengangkat derajat bangsa melalui siaran yang berkualitas.

Disini ada lambang Garuda Pancasila dan bendera merah putih, dengan tujuan mulia, saya ingin, kita bisa sama-sama saling mendukung untuk mengangkat derajat bangsa ini lewat dunia penyiaran, disitu juga mengandung makna unsur 4 pilar kebangsaan. Baik, next.

Baik kita ke komisi dunia penyiaran saat ini, ada kecenderungan jumlah televisi dan radio terus berkembang, namun pada 1 sisi tidak diiringi dengan siaran yang berkualitas, masih ada siaran-siaran yang kurang berkualitas, ada juga siaran yang kurang mendidik. Salah satunya karena mengutamakan rating, next.

Oke, untuk kinerja KPI yang saya kutip dari pemaparan Mas Iliandri … selaku Ketua KPI, bahwasannya kinerja KPI selama tahun 2018 diantaranya yaitu sudah melakukan survei indeks kualitas program siaran Televisi, MoU dengan, MoU KPI dengan P3PI dan Kadi Pusat, kemudian ada pembinaan, pemberian apresiasi, pemberian sanksi, ada rakor, dialog publik dan literasi media. Selanjutnya.

Baik, semuanya tupoksi dari KPI dan KPID yaitu menjamin masyarakat memperoleh informasi yang layak dan benar, mewadahi aspirasi serta mewakili masyarakat akan penyiaran, kemudian menetapkan pedoman perilaku penyiaran, PPP dan standar program siaran, SPS.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

4

Selanjutnya yaitu memberikan sanksi. Selanjutnya saya mengadop dari visi dan misi KPI dan sekaligus saya menambah disitu

tentang visinya disitu, ada siaran yang berkualitas. Mengapa saya mengedepankan siaran berkualitas?. Siaran yang berkualitas, kenapa saya tertarik sih?, kenapa ke KPI?. Karena dari kampus, 4 kali saya dipercaya untuk ikut FGD survey indeks siaran kualitas Televisi. Dan dari situ saya mengetahui bahwasannya masih banyak siaran-siaran yang kurang berkualitas. Padahal itu invest jangka panjang bangsa ini. kita memberikan siaran-siaran yang berkualitas untuk generasi penerus bangsa ini. jadi kita punya kewajiban bersama. Visi misinya siaran yang berkualitas, berkeadilan, bermartabat, sehingga untuk kesejahteraan dan untuk mengangkat derajat bangsa. Kita semua bisa mengangkat derajat bangsa dengan apa yang kita bisa dan apa yang kita mampu. Terus misinya mulai pengaturan, pengawasan dan pengembangan isi siaran, kelembagaan KPI, kapasitas sekretariat KPI, kerjasama dan sosialisasi. Next.

Dari sini fokus KPI, jika saya diberi amanah untuk terpilih menjadi Anggota KPI, saya ingin, memang utama ke perbaikan kualitas isi siaran, kemudian penguatan kelembagaan, kerjasama, literasi media dan sosialisasi. Mohon maaf, selama ini keberadaan KPI belum dikenal sampai ke tingkat bawah, kalau orang, KPK, ditanya KPK dia akan tahu, oh KPK, tahu, tapi KPI belum tentu semua orang tahu, apa itu KPI. Nah itu perlu sosialisasi hingga kebawah.

Selanjutnya, isi adalah raja, content is king, nah bagaimana untuk merealisasikan itu semua?. Disini butuh niat, niat yang sungguh-sungguh, yang betul-betul, baik dari KPI, kemudian dari semua yang terkait, dan ada tekad, komitmen dan dukungan. Dukungan dari, jujur saja disini, perlu dukungan besar dari Komisi I yang terhormat, kemudian Bapak Presiden, Kominfo, dan semua, apalagi disamping itu juga pemilik media, praktisi media, dan masyarakat luas. Semakin cerdas masyarakat, maka Insya Allah masyarakat akan mencoba, memilih dan memilah, mana sih siaran yang patut untuk anak saya, siaran yang bagus untuk saya, seperti itu. dan perlu aksi konkrit, tidak hanya ngomong, tapi perlu aksi nyata, begitu.

Selanjutnya, disini kita perlu sinergi, kita menghendaki ada sehat kontennya, sehat industrinya,sehat publiknya. Jadi nggak mungkin kan, masa sehat kontennya kemudian industrinya yang kolaps, kan nggak mau dong. Ada juga misalnya industrinya sehat, tapi kontennya nggak sehat, kita investnya jangka panjang. Dan yang paling penting itu bukan hanya tanggung jawab kita kepada rakyat dan Pimpinan ya disini, Presiden dan Komisi I, tapi tanggungjawab kita adalah di hadapan Allah SWT. Itu yang paling berat kalau menurut saya. Itu saja.

Jadi mari kita bersama mengangkat derajat bangsa ini melalui dunia penyiaran dan KPI tidak bisa sendiri, butuh dukungan semua pihak.

Demikian, terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Wa'alaikum salam Warrahmatulahi Wabarakatuh. Terima kasih banyak Ibu Nadiroh menyedekahkan nash sebagian waktu ya, untuk yang

lain, karena belum 7 menit selesai. Selanjutnya kepada Saudari Nuning Rodiah. Silakan menyampaikan paparannya 7 menit

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (NUNING RODIYAH): Baik. Terima kasih Pimpinan. Bismillahirrahmannirrahim. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Yang terhormat Pimpinan Komisi I DPR RI. Yang saya hormati Ibu-Bapak Anggota Komisi I DPR RI. Para hadirin yang hadir dan turut menyaksikan uji kelayakan dan kepatutan calon Anggota

Komisi Penyiaran Indonesia periode 2019-2022 beserta para calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia yang berada di samping saya.

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

5

Ijinkan pada malam hari ini saya akan menyampaikan visi misi saya apabila terpilih sebagai Anggota Komisi Penyiaran Indonesia periode 2019-2022.

Membangun sinergi menguatkan literasi menuju penyiaran berkualitas. Dalam rangka menyampaikan visi-misi saya, saya akan membuat alur pikir, yang pertama,

saya akan sampaikan tentang kondisi penyiaran hari ini, dengan kondisi penyiaran hari ini kemudian ada rumusan pokok persoalan, yang kemudian dari pokok persoalan tersebut akan dicari upaya penyelesaian persoalan dengan tetap mengacu pada paradigma nasional Undang-Undang Penyiaran, dan tetap memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, globalisasi dan digitalisasi untuk menuju kondisi penyiaran yang diharapkan, yakni penyiaran yang berkualitas.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati. Saya akan sampaikan kondisi penyiaran kita hari ini. Yang pertama, berkaitan dengan

kondisi penyiaran. Saya mencoba memetakan kondisi penyiaran hari ini ada 3. Berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan tingkat kepermisaan masyarakat dalam menonton dan mendengarkan Radio. Data di Komisi Penyiaran Indonesia, lembaga penyiaran yang telah memiliki ijin tetap ada sebanyak 3065 lembaga penyiaran. Dari 3065 penyiaran ini, masih ada juga lembaga penyiaran yang dalam posisi memiliki izin prinsip, jadi ketika kita bicara average per provinsi, kira-kira beban lembaga penyiarannya ada di 100, kurang lebih 100 lembaga penyiaran yang ada di masing-masing provinsi.

Yang kedua data kepemirsaan. Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati. Hari ini, variasi, dinamika dan segala bentuk program siaran mulai di create oleh lembaga

penyiaran, baik dalam bentuk sinetron, film, hiburan, anak, informasi, religi dan program siaran yang lainnya. Dari data kepemirsaan menyebutkan, bahwa tingkat ketersediaan program berita hari ini, di 15 stasiun televisi, ini sangat dominan. Ada 25%, total waktu dari total durasi di 15 stasiun induk jaringan. Namun ada suatu fakta yang kemudian perlu kita perhatikan bersama-sama, bahwa ternyata program sinetron yang memungkinkan pemeriksaan yang sangat tinggi, 30% pemirsa kita hari ini menonton sinetron, sementara di sisi lain, program berita yang ketersediaannya cukup banyak, penonton hanya sekitar 7%.

Nah dari situ kemudian akan kita lihat, Komisi Penyiaran Indonesia mulai tahun 2015 sampai 2018 akhir kemarin, dan sekarang 2019, masih berjalan, telah melaksanakan survey indeks kualitas program siaran. Survey indeks kualitas program siaran menyebutkan, bahwa program sinetron itu belum berkualitas, program hiburan seperti imfotainment dan variety show juga belum berkualitas. Di ambang menuju berkualitas adalah program anak, tapi masih ada beberapa unsur yang kemudian memang belum memenuhi kriteria berkualitas yang ditentukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia.

Disisi lain program dengan tingkat kepemirsaan yang rendah, yang hanya 7% dan 9%, ini memiliki tingkat kualitas yang lebih bagus. Artinya PR bagi kami di Komisi Penyiaran Indonesia, tentu mendorong program siaran yang tingkat kepermisaannya tinggi, didorong untuk menjadi lebih berkualitas, menjadi berwarna biru. Sedangkan program yang kepemirsaannya rendah sementara kualitasnya tinggi, akan kita upayakan ini menjadi ke trend baru di masyarakat, selera baru di masyarakat, masyarakat harus lebih banyak nonton informasi, berita, religi, karena itu adalah kategori-kategori program siaran yang berkualitas.

Data kepemirsaan berikutnya, adalah persentase. Ketika melihat data kepemirsaan laki-laki, itu ada sekitar 43%, perempuan itu sekitar 55%. Dari sini bisa kita lihat, betapa banyak penonton perempuan dengan average waktu menontonnya jauh lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Sehingga kepentingan yang utama bagi perempuan, adalah bagaimana perempuan disajikan tayangan-tayangan yang ramah perempuan dan perspektif perempuan, sehingga hal itu kemudian akan menjadi tanggung jawab kita bersama, untuk mendorong bahwa perempuan juga berhak untuk mendapatkan program siaran yang ramah perempuan.

Hasil survei indeks kualitas program siaran KPI, ada 4 program siaran yang berkualitas dan ada 4 yang belum berkualitas. Namun meskipun masih 4, ini adalah suatu kenaikan ataupun perkembangan yang positif secara signifikan. 2015 hanya ada 1 program siaran yang yang nilai standar kualitasnya memenuhi syarat, sementara hari ini di akhir 2018, data menunjukkan ada 4 program siaran. Artinya secara konten kualitas ini mengalami kenaikan sampai hari ini.

Data penjatuhan sanksi di 2018, menyebutkan ada 27 pelanggaran pasal perlindungan

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

6

anak dan remaja, maka 27 ini menjadi konsen kami, sehingga ke depan, apabila kami terpilih kembali, maka untuk program siaran harus mengutamakan pada prinsip-prinsip perlindungan anak dan remaja.

Di sisi lain, di dinamika penyiaran kita, ada tren yang cukup positif. tingkat kepercayaan publik kepada media konvensional atau online meningkat dibanding kepercayaan publik kepada platform media sosial. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Edelman, disurveynya ada peningkatan 5%. Hari ini boleh, informasi beredar melalui aplikasi chatting, melalui sosial media. Tapi ternyata masyarakat masih percaya kepada platform media mainstream untuk kemudian menjadi rujukan informasi yang akan diperolehnya.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

1 menit lagi, Ibu Nuning.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (NUNING RODIYAH): Baik. Saya lanjutkan oleh karena itu, pokok persoalannya adalah, yang pertama regulasi

penyiaran. Yang kedua adalah kerjasama dan sinergi antar lembaga. Yang terakhir adalah masih kurangnya literasi yang berkembang di masyarakat.

Oleh karena itu kebijakan strategi dan upaya yang dirumuskan untuk periode ke depan, yang pertama, tentu yang mendasar adalah mendorong upaya pengesahan revisi Undang-Undang Penyiaran, penguatan kelembagaan KPI dalam rangka integrasi pengawasan. Sinergi bekerja sama dengan kementerian-lembaga, dengan stake-holder untuk mewujudkan penyiaran yang berkualitas, dengan MUI, PGI, Walubi dan lain sebagainya, untuk program siaran religi, khususnya. Bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk melakukan kajian di dinamika penyiaran, dan bekerja sama dengan lembaga penyiaran dalam rangka peningkatan kapasitas SDM Penyiaran dan literasi media.

Yang terakhir literasi media, penguatan kepada pemirsa untuk selalu untuk selalu kritis, untuk bisa memilih program siaran yang berkualitas, dan kritis dalam rangka menyampaikan saran-masukan kepada Komisi Penyiaran Indonesia.

Yang terakhir Pimpinan, apa yang sudah dilakukan oleh KPI priode sekarang, yang pertama adalah pengaturan iklan politik diluar tahapan pemilu, yang kita keluarkan di surat edaran KPI di tanggal 21 April 2017. Yang kedua, adalah pengawasan penyiaran pemberitaan iklan dan kampanye, dan iklan kampanye, bekerja sama dengan KPU, Bawaslu. Yang terakhir, pembangunan sistem pengawasan terintegrasi. Dalam upaya perbaikan kualitas program, ada 105 program siaran Televisi yang kita nyatakan berkualitas pada tahun 2018. Kita dalam periode ini, menghapuskan kategori infotainment pada anugerah KPI, karena indeks kualitas infotainment belum memenuhi standar. Sekolah PPP SPS, berperspektif perempuan dan anak, bekerja sama dengan KPPA. Yang terakhir menambah kategori program siaran peduli perempuan, peduli penyandang disabilitas dan program siaran dokumenter yang akan menayangkan konten-konten kebangsaan, sejarah-sejarah dan yang mendorong rasa nasionalisme warga negara.

Demikian, bilahittaufik wal hidayah. Wassalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Wa'alaikum salam Warrahmatulahi Wabarakatuh.

Selanjutnya Saudara Prilani. Silakan 7 menit.

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

7

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (PRILANI):

Bismillahirrahmannirrahim. Terima kasih Bapak Pimpinan Sidang. Yang terhormat Pimpinan Komisi I dan Anggota Komisi I DPR RI. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Saya memulai memaparkan visi misi dengan realitas penyiaran hari ini, yang akan saya

persentasikan terkait dengan, next. Jadi realitas penyiaran hari ini persoalannya sebenarnya sederhana, hanya pada sisi konten, keberagaman konten, diversity of content itu, dan kepemilikan. Kemudian regulasi yang belum memadai dan regulator yang belum maksimal serta globalisasi teknologi. Artinya ada konteks digital yang mau tidak mau kita harus masuk ke sana. Dan, next. Kemudian, KPI hari ini sebagai lembaga independen pengawal Undang-Undang 32 tahun 2002 itu, dilema terhadap perkembangan teknologi digital, dan sampai hari inipun, mohon maaf, mungkin pembahasan tentang digitalisasi belum tuntas sampai hari ini. Dan kemudian hirarki kewenangan, artinya kalau dari sisi di perizinan, misalkan kita di KPI itu sering koordinasi dengan SDPPI dan PPI terkait dengan perizinan sistem dan apa, sistem dan struktur penyiaran itu, kemudian di 1 sisi KPID juga ada persoalan, terkait dengan Undang-Undang 23 tahun 2014 tentang apa, Pemerintah Daerah itu, yang implikasinya banyak KPID yang sekarang menggunakan dana hibah untuk operasional dan bahkan kita patut prihatin terhadap beberapa provinsi yang tidak menganggarkan secara maksimal. Next.

Terkait konten penyiaran, poinnya adalah tentang kitab suci yang selalu di ini, oleh lembaga penyiaran adalah rating, dan itu berarti profit dan artinya juga ada kualitas yang terabaikan. Makanya ada konsekuensi dari konten penyiaran seperti ini, bagaimana melindungi hak publik?, misalkan siaran politik, konten ramah anak dan hiburan yang edukatif, serta banyak sekali contact kekerasan, LGBT, pornografi bahkan sampai ujaran kebencian dan yang terakhir isu yang menarik, adalah terkait dengan radikalisme itu. Terus next. Kepemilikan media, jadi sebenarnya negara dalam Undang-Undang itu sudah memberi kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan lembaga, kepada warga negara untuk mendirikan lembaga penyiaran. Tapi proses harus dilalui dengan studi kelayakan, baik teknis administrasi maupun managementnya. Nah persoalannya adalah pembatasan jumlah kepemilikan media atau dalam kurung kepemilikan silang, yang hari ini belum tuntas, karena ini harus berhubungan dengan apa, institusi lain, misalkan akta notaris pendirian PT, itukan harus berhubungan dengan Kemenkumham dan saya banyak lagi persoalan yang terkait dengan perizinan itu. Yang paling penting adalah menurut saya, tentang kepemilikan media ini, bagaimana basis kebutuhan suatu daerah, suatu wilayah itu terhadap media. Artinya dalam 1 kabupaten dalam 1 kota itu memerlukan berapa TV, Radio itu harus ada data yang konkret. Dan ini mungkin bisa dijadikan program kerja KPI kedepan.

Terus memberikan perlakuan khusus kepada daerah yang blank spot area, ini kasihan kepada teman-teman kita, kepada saudara-saudara kita di daerah yang kesulitan mengalami apa, menemukan channel-channel dan tayangan-tayangan atau program radio di area blak-spot itu, atau daerah perbatasan yang diserang oleh media-media dari luar negeri, misalkan di perbatasan Kalimantan, Batam, Riau dan sebagainya. Mendorong owner media untuk masuk, dalam konteks digitalisasi. Jadi ini perlu upaya. Terus, next.

Digitalisasi penyiaran itu perlu memerlukanmu, memerlukan regulasi baru yang memadai, harus disesuaikan dan migrasi tidak bisa secara apa konstan gitu ya, harus, harus bertahap, dan jikalau perlu, Pemerintah atau dalam ini Menteri Kominfo mungkin memberikan subsidi terhadap pengadaan setup-box kepada masyarakat, karena ini konsekuensi dari digitalisasi untuk Televisi. Saya masih ingat program apa pengalihan dari minyak tanah ke LPG dulu, bagaimana pertentangannya luar biasa, tapi kalau masyarakat disubsidi bisa menjadi enak. Terus, menata sistem pembagian kanal digital ini, multiplexer yang hari ini menurut informasi yang saya dengar belum clear dan terakhir adalah membuat pedoman pengawasan khusus terhadap konten digital. Next.

Dan KPI kedepan itu harus melaksanakan lompatan secara kelembagaan melakukan kerja sama dengan stakeholder penyiaran. Ini lompatannya harus pada konsep digital itu. Terhadap

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

8

sistem dan struktur penyiaran, penegakkan SSJ, Sistem Siaran Jejaring dari LPS perlu ditegakkan, memaksimalkan LPK, Lembaga Penyiaran Komunitas dan lembaga penyiaran berlangganan, karena hari ini kepastian hukumnya belum clear di daerah-daerah itu. Banyak radio yang jualan jamu, banyak Radio yang hanya untuk kepentingan tertentu, dan macam-macam lah. Terus ada juga yang terkait dengan lembaga penyiaran berlangganan yang kontennya sangat tidak variatif. Terus selanjutnya, terhadap pengawasan isi siaran, harus ada penguatan monitoring tayangan televisi dan program Radio, ini terkait dengan ideologi Pancasila.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

1 menit lagi Pak.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (PRILANI): Iya siap. Muatan keagamaan dan penyiaran online, terakhir saya mau mengusulkan ada benteng

terakhir untuk menegakkan literasi media ada di perguruan tinggi, dan tanda petik yang ada fakultas ilmu komunikasinya dan membentuk relawan penyiaran dari kalangan masyarakat. Next.

Visi saya, menjadikan komunikasi penyiaran Indonesia yang kredibel berintegritas dan profesional di tahun 2022. Dan misi saya menjaga kredibilitas sebagai Anggota Komisi Penyiaran Indonesia dengan menjunjung kebijakan penyiaran, baik itu Undang-Undang, Perppu, dan turunannya. Kedua melaksanakan kebijakan penyiaran dengan komitmen terhadap penataan penyelenggaraan penyiaran. Dan terakhir menjaga profesionalitas dalam mengawasi dan mengatur isi siaran lembaga penyiaran, dan terakhir saya siap dievaluasi atau apa, kalau ada usulan misalkan dari beberapa session yang apa sempat terlontar tentang Dewan Etik, saya pun bisa siap untuk mempertanggung jawabkan sebagai Anggota komisi penyiaran jikalau ada yang kekurangan dan kelemahan saya.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Terima kasih saudara Doktor Prilani. Selanjutnya kepada saudara Rando Nadeak. Silakan Pak.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (RANDO NADEAK): Terima kasih Bapak Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Salam damai sejahtera untuk kita semua. Selamat malam. Nama saya Rando Nadeak, background saya lebih banyak di bidang ICT, praktisi ICT. Saya langsung saja ke visi saya, bila saya terpilih, masih sebelumnya. Terwujudnya

lembaga KPI yang tangguh, berintegritas dan profesional dalam mewujudkan sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan bangsa. Next.

Nah untuk merumuskan visi itu, saya mencoba merumuskannya, yang pertama harus mulai dari KPI dulu, yaitu integritas, tangguh dan profesional. Lalu agar bisa mewujudkan sistem penyiaran yang berkeadilan dan bermartabat, selanjutnya menuju cita-cita kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan bangsa tentu ini berdampak kepada masyarakat, ini sistematika untuk mendefinisikan visi yang saya coba sampaikan. Next. Nah misi ini menjadi, visi tadi menjadi 10 misi, yang pertama menata regulasi, yang kedua mensinergikan dan merumuskan siaran yang lebih martabat, lalu membuat petunjuk guidance yang lebih tepat, ya, terutama dalam pengelolaan siaran, membuat dan mengembangkan sistem

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

9

kebijakan pengawasan yang terintegrasi dan komprehensif, mendorong dan mengembangkan kebijakan penataan dalam penerapan teknologi, membangun dan mengembangkan sistem berbasis teknologi informasi terutama yang berkaitan dengan tata-kelola sistem penyiaran, yaitu mengaplikasikan penerapan artifisial intelligence dan IOT, untuk pengendalian sistem penyiaran. Mendorong penerapan teknologi penyiaran untuk mengefektifkan penggunaan frekuensi Radio, merumuskan dan memberikan rekomendasi yang lebih tepat kepada Pemerintah, terutama berkaitan dengan perizinan. Menata kembali pola hubungan sinergi, sinergitas antar lembaga, yang terakhir mengembangkan dan memperkuat kapasitas sumber daya manusia. Nah, next selanjutnya.

Nah untuk mencapai misi-misi tadi, untuk menjalankan misi tadi, tentu kita harus tahu kondisi ideal penyiaran di Indonesia itu, harapannya seperti apa?. KPI itu berada untuk menghubungkan berbagai tujuan, tujuan bernegara, tujuan dari masyarakat, dan tujuan dari lembaga penyiaran sendiri. Tentu negara mempunyai tujuan, bagaimana negara ini didirikan, lalu masyarakat mempunyai dampak menikmati dampak sesuai dengan terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, selanjutnya memajukan kesejahteraan umum, termasuk juga untuk lembaga penyiaran sendiri, terbangunnya suatu industri penyiaran yang dapat memajukan ekonomi kreatif. Next.

Nah untuk mencapai hal tersebut, hal yang ideal tersebut, tentu saya mencoba merumuskan tantangan yang pertama, yaitu dari sisi peraturan perundang-undangan. Jelas bahwa peratuan perundang-undangan seperti yang sedang berproses saat ini di DPR, masih memerlukan waktu, kita perlu membuat 1 regulasi transisi, yang menurut saya ini menjadi 1 hal yang sangat segera, lalu melakukan perubahan penyesuaian PPP SPS terhadap Undang-Undang Penyiaran yang baru, dan memperhatikan dinamika perkembangan perilaku penyiaran serta konten yang terus berkembang. Lalu melakukan review pengembangan berbagai kebijakan yang sudah ada selama ini di KPI, lalu memang mendorong Pemerintah membuat regulasi turunan, tentu berkaitan dengan Undang-Undang Penyiaran. Next.

Nah selanjutnya program, tantangan kedua adalah berkaitan dengan isi siaran sendiri, yaitu konten siaran, ini hal yang sangat penting menurut saya, terutama berkaitan dengan siaran yang sudah melanggar berbagai hal yang berkaitan dengan perlindungan anak. Isu-isu menyangkut gender ya, terutama isu-isu perempuan, pornoaksi, pornografi dan unsur-unsur LGBT, saya kira ini harus dibuat rencana yang nyata, cepat, dan harus ini menurut saya menjadi prioritas utama, mengantisipasi mengguritanya siaran yang berkembang di masyarakat, baik di media konvensional, berbasis internet ataupun over-the-top. Lalu juga mengantisipasi globalisasi siaran, lalu siaran yang kontennya mulai mengarah kepada framming ya, tidak sesuai dengan fakta, memvalidasi fakta media, adanya konspirasi-konspirasi, sensasional atau victim blamming, dan sebagainya, ini menjadi suatu prioritas. Lalu membangun sistem pencegahan, ya, bukan hanya membuat teguran, tetapi juga kita harus membuat sebuah sistem pencegahan, terutama sebelum memproduksi siaran-siaran tersebut, termasuk juga mensosialisasikan PPP SPS lebih tepat sasaran. Meskipun penerapan literasi media harusnya sudah dilakukan, sampai saat ini saya lihat masih belum efektif dan efisien, dan ini harus segera juga menjadi prioritas.

Membangun sistem penindakan yang proporsional, berdasarkan evaluasi dan data yang akurat. Jadi tidak berdasarkan dinamika atau isu dan sebagainya, harus mengacu kepada data yang akurat. Memberikan masukkan, terutama berkaitan iklan yang sangat menggangu persepsi pada masyarakat, penguatan daerah…

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

1 menit lagi Pak.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (RANDO NADEAK):

….perbatasan dan kepulauan. Selanjutnya penerapan teknologi, ini lebih penerapan pada ICT ya untuk pengendaliannya,

lalu yang keempat, next. Yang keempat, industri penyiaran juga harus kita dorong, bagaimana kita jangan sampai

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

10

adanya suatu monopoli didalam penyiaran ini, karena ini sangat berbahaya terhadap keberlangsungan negara ini, bila terjadi adanya monopoli siaran. Lalu kemudian juga perlu adanya diversity of ownership. Jadi semakin banyak kepemilikan, akan semakin banyak konten-konten yang positif yang diharapkan. Next.

Yang kelima, lalu sinergitas ya, antar lembaga ini menjadi 1 hal yang sangat minim selama ini yang kita lihat, perlu memang MoU, tetapi bukan sekedar MoU, yang perlu dilakukan adalah sinerji melakukan rencana aksi bersama, melakukan evaluasi secara bersama-sama, lalu yang terakhir, saya dapat menyimpulkan, bahwa tantangan KPI saat ini semakin berat, KPI harus tangguh berintegritas dan profesional, perubahan peraturan perundang-undangan segera dilakukan, kolaborasi dan sinergitas keharusan dalam mencapai tujuan, penerapan ICT dalam mewujudkan konvergensi teknologi informasi dan komunikasi dalam siaran sistem penyiaran menjadi suatu keharusan, pembangunan media, pembangunan media mainstream yang lebih bermartabat, merupakan solusi untuk mengantisipasi kepercayaan masyarakat terhadap kebutuhan informasi yang didapat dari dunia mainstream.

Saya kira demikian Pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Terima kasih Pak Rando Nadeak, waktunya pas, habis 7 menit. Selanjutnya paparan terakhir oleh Bapak Riyanto Gozali. Silakan Pak.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (RIYANTO GOZALI):

Bismillahirrahmannirrahim. Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi I yang saya hormati. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Perkenalkan nama saya Riyanto, saya sangat mendapat kehormatan untuk hadir pada

acara malam ini, untuk mengikuti uji kelayakan kemampuan dan kepatutan sebagai calon komisioner Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2019-2022. Saya mewakili unsur swasta, dan juga menjadi pengurus dari beberapa asosiasi dan perkumpulan non pemerintah yang terkait dengan background saya di bidang teknologi.

Makalah saya, saya beri judul Komisi Penyiaran Indonesia sebagai lembaga pengawas penyiaran yang kokoh untuk kepentingan masyarakat bangsa dan Indonesia.

Sebagai latar belakang, KPI ini sebenarnya, sesungguhnya adalah, sebenarnya dan sesungguhnya mewakili masyarakat yang ingin mendapatkan informasi yang secara cepat, tepat dan akurat, serta mengharapkan informasi atau isi siaran yang banyak terkait dengan pendidikan moral dan budaya, guna mendukung penguatan karakter bangsa Indonesia maupun dan yang juga memberikan, sekaligus memberikan hiburan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Lanjut.

Kecenderungan terkini, yang saya amati pada hari-hari ini atau akhir-akhir ini, adalah berkembangnya banyak kanal penyiaran televisi yang menyebarluaskan isi siaran tidak melalui, tidak hanya melalui frekuensi, tapi juga melalui kanal telekomunikasi, yang bebas diakses oleh masyarakat secara luas, dan ini belum mempunyai payung atau terjangkau oleh Undang-Undang, atau peraturan yang berlaku.

Yang kedua, adalah saya menyadari KPI tidak bisa berdiri sendiri, karena banyak sekali lembaga yang bersinggungan dengan fungsi dan tugas pokok dan fungsi dari KPI yang mendukung keberhasilan KPI dalam menjalankan amanat Undang-Undang Penyiaran.

Kemudian mudahnya masyarakat, sekarang ini mendapatkan akses konten, karena banyaknya fungsi kanal yang berlandaskan teknologi terkini, yang menyebabkan tugas dan fungsi pengawasan KPI itu menjadi semakin meluas dan komplek. Kemudian selanjutnya, adalah banyaknya penyedia konten maupun distributor, baik dari dalam maupun luar negeri yang mendistribusikan konten penyiaran yang juga dengan, dapat dengan cepat diakses oleh masyarakat secara luas. Munculnya konglomerasi kepemilikan media, baik online maupun offline, cetak maupun Televisi.

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

11

Untuk itu visi saya, menjadikan lembaga pengawas siaran atau konten yang kokoh dalam mendiang diseminasi informasi tanpa batas, sesuai dengan peraturan perundangan, perundang-undangan dan peraturan yang berlaku untuk kepentingan dan kemajuan masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia.

Misi saya ini ada empat, pertama, adalah memperkuat kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pusat dan hubungannya dengan ke komisi penyiaran daerah sesuai dengan tugas dan pokok serta fungsi yang dalam menjalankan amanat Undang-Undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002, mungkin dengan Undang-Undang Penyiaran yang baru. Kemudian mengimplementasikan secara bijak, cermat dan cepat atas semua perkembangan teknologi dan teknologi informasi dan teknologi penyiaran untuk kemanfaatan yang luas, sehat dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara luas, juga buat industri penyiaran. Memperkuat peraturan dan pengaturan distribusi yang disesuaikan dengan teknologi terkini, baik melalui kanal frekuensi, maupun kanal telekomunikasi, atau kanal teknologi yang lain yang tersedia. Memperkuat kerjasama antar lembaga yang terkait dengan sistem penyiaran, dan distribusi konten dalam rangka peningkatan kemampuan fungsi pengawasan konten. Lanjut.

Namun visi dan misi tersebut akan mendapatkan tantangan, kalau saya bisa rangkumkan, hanya menjadi 5 tantangan, maka pengaruh teknologi dan jaringan distribusi konten merupakan tantangan yang pertama buat KPI. Kemudian belum seragamnya kemampuan SDM dan literasi tentang penyiaran bagi seluruh pemangku kepentingan. Kemudian tantangan berikutnya, adalah bagaimana mengembangkan kemampuan komisioner KPI dalam memahami dan mengerti perkembangan teknologi digital terkini, yang diimplementasikan oleh lembaga penyiaran maupun distributor konten atau produser konten isi siaran lainnya. Membangun kompetensi KPI yang berbasiskan teknologi, menjadi lembaga pengawas yang selalu tanggap terhadap setiap perubahan di lembaga penyiaran-penyiaran maupun teknologi distribusi konten. Kemudian saya mengamati tantangan berikutnya ada banyaknya siaran yang mengandung isi yang tidak sesuai dengan norma-norma bangsa Indonesia, serta kurangnya siaran yang memberikan pendidikan politik yang sehat dan pendidikan untuk perkembangan moral, maupun masa depan anak-anak.

Strategi saya, saya susun menjadi 5. Yang pertama, adalah peningkatan kompetensi Komisioner KPI terhadap perundang-undangan, peraturan, teknologi dan jurnalistik, agar tugas pokok dan fungsi dari KPI dapat berjalan maksimal, serta bisa meninngkatkan outcome atau hasil akhirnya. Kemudian bekerja secara cepat dan tepat dengan semua pemangku kepentingan penyiaran dalam menyusun pedoman rating, rating mata siar dan isi siaran, karena ini sangat penting dan sudah tercantum dalam pedoman PPP SPS. Bersama-sama dengan semua pemangku kepentingan industri penyiaran membangun kemampuan literasi dengan memanfaatkan, sekali lagi karena background saya teknologi, saya mengharapkan platform teknologi bisa digunakan, akan memperluas dan mempercepat semua pengembangan kemampuan dan literasi. Sinergi fungsi KPID, KPI, KPI Pusat, KPID, dan lembaga-lembaga lain, karena KPI Pusat dan KPID sangat banyak bersinggungan dengan lembaga-lembaga lain yang terkait dengan Undang-Undang Telekomunikasi, Undang-Undang Pers maupun Undang-Undang ITE, bahkan Undang-Undang Hak Cipta.

Kemudian yang kelima, adanya mekanisme penyelesaian yang baku terhadap aduan masyarakat atas, 1 acara siar, atau mata siar yang berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan dan keseimbangan, baik Undang-Undang, peraturan, moral, budaya dan tradisi.

Sebagai penutup terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti uji kemampuan dan kepatutan ini, dan komitmen saya pribadi kepada masyarakat Indonesia melalui Komisi I DPR adalah menjunjung tinggi etika kerja yang baik, menjalankan tata kelola organisasi secara tertib dan transparan, serta bekerja keras untuk kepentingan masyarakat luas. Lembaga pengawasan penyiaran yang kokoh akan memberikan dampak sosial dan pendidikan yang positif, dan sangat luas bagi kemajuan budaya dan pemikiran masyarakat Indonesia, Republik Indonesia.

Billahi taufik wal hidayah. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

12

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Wa'alaikum salam Warrahmatulahi Wabarakatuh. Terima kasih Bapak Riyanto Gozali yang sudah mengakhiri dari seluruh paparan para

Calon Komisioner KPI Pusat, kelimanya sudah menyampaikan visi-misinya, Bapak-Ibu semuanya dan sekarang giliran fraksi-fraksi untuk menyampaikan pertanyaan ya, dan tadi apabila beberapa Anggota Fraksi mau bertanya, silakan di kelola oleh masing-masing Fraksinya, sehingga waktu 3 menit untuk alokasi pertanyaan bisa di maksimalkan sebaik mungkin oleh masing-masing Fraksi ya.

Saya balik ya, ya dari Fraksi Hanura, karena tidak ada, maka saya persilakan dari Fraksi Partai Nasdem untuk memulai pertanyaan atau pendapat.

Silakan Pak Supiadin. 3 menit ya Pak ya.

F-NASDEM (MAYJEN TNI (PURN) SUPIADIN ARIES SAPUTRA):

Terima kasih Pimpinan. Jadi ini kebijakan yang bagus juga dibalik begitu, nanti jawabnya dari depan lagi. Terima kasih Bapak-Bapak dan Ibu sekalian ya, yang sudah menyampaikan

presentasinya. Pertanyaan saya cuma 2, tolong semuanya jawabannya, pertanyaannya sama. Pertama,

fungsi utama KPI itukan melakukan pengawasan, terutama konten. Nah tetapi banyak kasus bahwa tidak semudah itu industri penyiaran itu menerima pengawasan. Artinya apa? belum ada kultur bahwa pengawasan itu bagian dari proses kehidupan organisasi. Banyak contohlah kalau kita mau ambil ya, sulit sekali pengawasan itu. Nah pertanyaan saya, sekarang bagaimana konsep Bapak-Ibu sekalian, membangun sebuah konsep pengawasan yang membuat industri penyiaran itu merasa itu kebutuhan begitu. Oh iya wajar gitu kami diawasi, nah ini bagaimana membangun kultur itu? Nah kalau ini terjadi, saya kira tugas KPI akan lebih ringan, tidak ada terkesan cari -cari kesalahan, tidak terkesan apa ya, yang lain-lainlah, yang apa konteksnya negatip. Itu yang pertama.

Yang kedua, masalah konten ini, kita bicara konten, terutama saya bicara konten lokal lokal. Di era seperti ini melalui asimetrik war-fare, melalui ujung tombaknya dengan proxy-war, itu banyak sekali konten-konten dalam industri penyiaran dimasukkan salah satunya adalah apa, sasarannya generasi muda. Yang dia tujuannya bagaimana mendegradasi moral generasi muda, dan Bapak-Ibu tahu, generasi muda itu calon pemimpin masa depan, maka untuk menghancurkan sebuah bangsa, hancurkan saja moral generasi muda, kalau itu tercapai, selesai ya. Dan itu perang yang paling murah, perang tidak harus menguasai sebuah negara, perang yang tidak harus mengirim tentara, tidak harus mengirim kapal perang, dan tidak harus mengirim pesawat tempur, dan tidak harus mengirim prajurit. Cukup dengan proxy-war itu. Dan itu kita sudah lihat, ya karena mereka tahu, hampir generasi muda kita 80% menggunakan media sosial, maupun menjadi penonton Televisi, apalagi tadi dikatakan perempuan mayoritas yang paling banyak ya, karena lebih banyak diam di rumah gitu ya.

Nah oleh karena itu, bagaimana ini? konsep Bapak-Ibu sekalian dalam rangka konten lokal itu menjadi domain dalam rangka menangkal tadi itu?

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Terima kasih Pak Supiadin mewakili Fraksi Nasdem, pas 3 menit. Selanjutnya Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA):

Terima kasih Pak Hanafi Rais. Bismillahirrahmannirrahim.

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

13

Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Mbak Diroh atau mbak Nat atau mbak Nadine ya? Iya. Kok diketawain sih? Iya, kan saya baca di sini, tadikan juga diingatkan oleh, sudah 3 menit nanti. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

Sudah semenit bu.

F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA): Mbak Nadine, Mbak Nadine, disini ditulis kok, KPI, KPI harus benar-benar diluruskan untuk

terus memperbaiki, niatnya harus diluruskan? Memang selama ini nggak lurus ya Mbak Nadine? tolong dijawab ya mas, mbak Nadine.

Mba Nuning, ada komentar untuk mbak Nuning. Mbak Nuning, selama ini problem yang kita hadapi, kalau KPI kemarin ini kita lihat cukup baiklah mengelola program-programnya, tapi yang dihadapi sekarang ini adalah soal KPID, terkait dengan anggaran. Anggaran KPID yang tidak memadai, karena nomenklatur penyiaran itu tidak ada di KPID. Bagaimana kedepannya seharusnya KPID dalam rangka bisa memperoleh anggaran yang itu masuk ke APBN? bukan ke APBD. Kalau, dan kalau APBD ini, ya tergantung belas kasihan dari Pemda, ya Pak Prilani ya? Jadi itu pertanyaan saya untuk mbak Nuning.

Pak Prilani, tadinya saya kira perempuan, Pak. Ditulis di sini, Pak Prilani, kita punya problem soal konten siaran, dinamika politik, kemudian juga membatasi apa, penyiaran yang berafiliasi dengan Partai Politik, sesanggup apa Bapak nanti mengaturnya Pak? Karena sudah dilakukan oleh KPI yang lalu, tapi mengalami kendala, termasuk juga Bapak mengomentari bahwa LGBT ini harus dilarang, dilarang karena semata menimbulkan kontra di masyarakat. Ya pertanyaan saya, hanya sebatas itukah karena kontra atau ada, ada pertimbangan lain? atau ada pemahaman lain dari Pak Prilani?

Pak Rando, persoalan kita yang paling serius, kita hadapi dilingkungan pejabat-pejabat yang mengabdi di ruang-ruang publik itu, adalah soal integritas. Sejauh mana Pak Rando bisa menjaga integritas Bapak? Karena judulnya itu saja bagus dan sangat mulia, dari visi-misi, bahkan judul makalahnya sangat bagus.

Terakhir Pak Riyanto. Pak Riyanto, ini kali kedua ya Pak? fit and proper? ya mudah-mudahan ada kesempatan ya Pak, kali ini, Insya Allah, hanya saja Bapak punya hobi golf ini Pak ya. Lembaga penyiaran, pemilik lembaga penyiaran ini juga, ya boleh, boleh, tapi, tapi bagaimana Bapak bisa menjaga, sekali lagi ya Pak ya, karena lembaga penyiaran ini bisa saja nanti meng-entertaint Bapak, meng-entertaint Bapak, tapi sanggupkah Bapak tetap bersikukuh pada apa yang tadi Bapak sampaikan? dipaparkan kepada kami.

Terima kasih. Billahi taufik wal hidayah. Wassalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Terima kasih Bu Lena, pas 3 menit ya, membantu tugas saya bu. Dan selanjutnya Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Mas Sukamta.

F-PKS (H. SUKAMTA, PH.D.):

Terima kasih. Pimpinan, rekan-rekan Anggota Komisi I yang kami hormati, kami cintai. Bapak-Bapak, Ibu-Ibu Calon Komisioner semuanya. Saya ingin bertanya, yang pertama, ini pertanyaan umum, tolong dijawab kepada seluruh

calon. Dari paparan yang panjang lebar itu, kalau harus diringkas, KPI ini menurut Bapak-Bapak, Ibu-Ibu ini, peran KPI yang paling penting, yang bisa digambarkan dalam 1 kalimat pendek, itu kira-

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

14

kira apa?, menurut Bapak-Ibu. Yang paling penting, paling urgent, ya. Satu. Yang berikutnya kepada Bu Nadiroh, apa strategi anda 3 tahun ke depan?, untuk

mengawasi penyiaran digital?, sementara RUU Penyiaran ini, sampai hari ini belum selesai. Nah apakah ada solusi terobosan dari anda?, tanpa menunggu RUU Penyiaran selesai direvisi.

Untuk Bu Nuning, melihat kualitas penyiaran yang ada sekarang, tadi sudah dipaparkan, apa terobosan yang akan anda lakukan untuk pengawasan kualitas penyiaran yang paling penting dan paling urgent?, dan apa pandangan anda terhadap lembaga penyiaran Partai Politik?.

Untuk Pak Prilani, pertanyaan saya sederhana saja Pak. Menurut anda digitalisasi penyiaran di Indonesia ini, lebih tepat menggunakan model single mux atau multi mux?.

Terus untuk Pak Rando. Apa usul konkrit Bapak ini dalam membuat dan mengembangkan sistem pemantauan program siaran Pak?, dan sistem kebijakan pengawasan yang terintegrasi dan komprehensif dengan mengedepankan pencegahan dari pada sanksi?, gambaran kngkritnya seperti apa?.

Untuk Pak Riyanto, Pak Gozali. Pertanyaan saya, Bapak menyatakan di misi Bapak akan memperkuat peraturan dan pengaturan distribusi konten siaran. Bagaimana konkrit dan detilnya penguatan peraturan ini Pak?.

Terima kasih Pimpinan. Matur Nuwun.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Sami-sami Mas Sukamta, terima kasih. Selanjutnya Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. Silakan Gus Taufiq.

F-PKB (DRS. H. TAUFIQ R. ABDULLAH): Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan Calon komisioner. Ini walaupun terakhir, tidak ada ketawanya, karena Mbak Lena inii lihat ada

perempuannya, tadi nggak ada perempuannya, laki semua, nggak bisa ketawa. Ppertanyaan saya begini, menurut anda semua, PPP SPS yang ada sekarang itu sudah

ideal belum? Lalu bagaimana itu, implementasinya dalam kegiatan-kegiatan penyiaran yang ada? Karena begini, kalau kita lihat banyak siaran-siaran terutama hiburan, itu murni hiburan, jadi untuk hiburan untuk hiburan yang sangat tidak educated, gitukan. Bahkan saya kenal dengan produsernya, itu dia mengatakan, saya itu melihat itu nggak “mentolo” bahasanya, saya nggak tega untuk menyaksikan acara saya sendiri. Ya, itu produsernya, itu pemilik acarannya. Nah, dan itu masih berjalan sampai sekarang, dan kelihatannya rating-nya tinggi, karena itu maka, inikan sudah berjalan lama, kalau tadi disebutkan, ada acara atau kegiatan yang belum berkualitas. Saya ingin ingin tahu, standar kualitas sekarang menurut anda sendiri? makanya mesti dikaitkan dengan PPP SPS itu, sudah ideal apa belum? kalau belum dan saya mohon dalam forum ini bisa disebutkan ya, sisi-sisi mana yang menurut anda masih perlu ada perbaikan PPP SPS itu. Yang pertama.

Yang kedua, ini, ini menjadi sangat terkait dengan integritas sesungguhnya, kenapa? karena ketika banyak siaran-siaran yang menurut anda tidak tepat dengan standarisasi yang ada, tapi bisa berjalan terus-menerus, itu artinya, pengawasannya kurang. Nah pertanyaan yang lebih konkrit menyangkut integritas ini, sebagaimana sejak kemarin, pagi tadi, siang, sore, kita tanyakan adalah anda berhadapan dengan lembaga penyiaran yang memiliki super kekuatan, baik secara politis maupun secara ekonomis finansial. Komitmen apa yang akan anda sampaikan dalam forum ini sebagai sebuah integritas? dan menurut penilaian anda sendiri, sekarang Komisioner KPI sudah memenuhi standar ideal, dari sisi integritas atau beum? Lalu khusus Mbak Nuning ya, kenapa kode etik belum dirumuskan? apa menurut anda tidak penting?

Saya kira itu. Terima kasih.

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

15

Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Wa'alaikum salam Warrahmatulahi Wabarakatuh. Terima kasih Gus Taufiq dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. Selanjutnya Fraksi Partai Amanat Nasional.

F-PAN (H. MUSLIM AYUB, S.H., M.M.):

Baik. Terima kasih Pimpinan. Yang saya horrmati Pimpinan dan rekan-rekan komisioner KPI. Rekan Komisi I sekalian. Tadi sebelumnya ada beberapa Komisioner yang menginginkanku masa jabatan KPI ini 5

tahun. Berarti otomatis kita akan merevisi Undang-Undang Nomer 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Karena alasan itu tidak efektif, 3 tahun itu masa jabatan. Di lembaga manapun rata-rata hampir semua 5 tahun.

Yang kedua, kita melihat lembaga KPI ini, saya katakan tadi, tidak bisa melakukan eksekusi, hanya teguran, ancaman. Saya akan pertanyakan kepada saudara-saudara komisioner KPI, apakah saudara setuju revisi Undang-Undang ini kita lakukan apabila anda terpilih menjadi Anggota Komisi Penyiaran? Ini penting sekali. Ini pertanyaan semua akan disampaikan nanti. Yang berikutnya, kita melihat ada beberapa hal yang sanksi yang sudah diberikan, selama ini ternyata tidak pernah efektif mengubah wajah penyiaran Indonesia, jika kewenangan KPI terbatas, sementara pelanggaran terus berulang-ulang, apa hal konkret yang akan dilakukan terhadap persoalan ini? Ini mohon dijawab bagi semua calon komisioner KPI.

Dua, salah 1 masalah media penyiaran saat ini, adalah keberpihakan lembaga penyiaran terhadap otoritas politik, apa tanggapan anda tentang hal ini apabila anda terpilih nanti menjadi komisioner KPI?

Terakhir, bagaimana mungkin saudara-saudara sekalian menyadarkan masyarakat tentang siaran yang sehat melalui kegiatan literasi media, sementara hampir setiap masyrakat, setiap hari masyarakat dikepung dengan siaran-siaran yang tidak bermutu, ini menjadi kontradiksi dalam penyelenggaraan penyiaran, untuk itu, apa strategi anda mengatasi hal ini apabila anda terpilih nanti menjadi komisioner KPI?

Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Wa'alaikum salam Warrahmatulahi Wabarakatuh. Terima kasih Bang Muslim. Selanjutnya Fraksi Partai Demokrat.

F-PD (KRMT ROY SURYO NOTODIPROJO): Terima kasih Pimpinan. Selamat malam seluruh rekan-rekan Anggota Komisi I yang saya hormati, Dan Calon Komisioner KPI yang sekarang sedang ada dihadapan kita. Ada 1 incumbent, yaitu Mbak Nun. Mbak Nun, Mbak Nadiroh tadi panggilannya Nad. Ada

Mbak Nun dan kemudian ada 4 yang lain, ada Mbak Nad, Mas Pri, ada Mas Ran dan ada Mas Ri. Ini supaya akrab panggilannya semua.

Untuk empat-empatnya, kecuali Mbak Nun, ya. Berdasarkan background anda masing-masing, apa yang bisa, paling spesial atau paling spesifik yang dipersembahkan untuk keberadaan KPI seandainya anda masuk ke sana?. Mbak Nad mungkin bisa cerita soal pengalamannya, Mas Pri, Mas Rando, mungkin bisa cerita background, ini 2 ini Mas Ran dan Pak Ri ini pengalaman

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

16

dibidang IT-nya malah lebih banyak gitu. Cuma lebih banyak dibidang KPI itu, lebih kepada policy, nah nanti kira-kira bagaimana cara mengetrapkan pengalaman anda dibidang yang lama untuk bisa ke policy?. Kemudian pertanyaan kedua, ini agak aneh, tapi nggak apa-apa saya tanyakan, karena ini bisa berpengaruh juga Pimpinan. Ketika kita sedang fit and proper test di sini, ya, karena tadi saya soal Undang-Undang Penyiaran sudah ada yang tanya, ini saya yang lain. Ada pihak yang sedang mengajukan gugatan, quote and quote kepada Pansel dan ada rekomendasi dari Ombudsman yang muncul, tentu Komisi I tidak terpengaruh, karena Komisi I melaksanakan putusan Pansel, tapi kira-kira keputusan dari Ombudsman itu, kira-kira, anda berlima ini digugurkan, nggak jadi, yang masuk berlima yang ada di Ombudsman itu, kira-kira apa yang anda lakukan?. Gitu ya, gitu, kira-kira apa yang anda lakukan, ini untuk menguji integritas Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Iya, terima kasih Mas Roy, ya, atas pertanyaan dari Fraksi Partai Demokrat. Selanjutnya Fraksi Gerindra, setelah itu Golkar. Silakan Gerindra.

F-GERINDRA (ELNINO M. HUSEIN MOHI, S.T., M.SI.): Baik. Terima kasih Pimpinan. Pak Riyanto, Pak Rando, Pak Prilani, Mbak Nuning dan juga Mbak Nadine, saya ingin

bertanya, 1 pertanyaan saja, dan mohon jawabannya nanti tegas, singkat, padat, tegas gitu, disebut angkanya gitu, ya.

Ada 7 incumbent, 27 kontender, gitu. Iya yang penantangnya kan gitu. Pertanyaannya gini, ini untuk berlima gitu, menurut anda begitu, berapa, kan ada 9, hanya 9, yang kita pilih kan, menurut anda, ada berapa orang yang patut kita pertahankan?.

Cukup Pimpinan. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Oke, Elnino. Selanjutnya Fraksi Golkar. F-PG (DRA. WENNY HARYANTO, S.H.):

Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Pimpinan, para Anggota Komisi I serta para Calon Komisioner KPI. Partai Golkar akan menyampaikan 2 pertanyaan kepada masing-masing calon. Jadi tolong

didengarkan, karena pertanyaannya beda-beda. Yang pertama untuk Mbak Nadiroh, yang pertama, dalam makalah anda disebutkan,

bahwa dunia pennyiaran idealnya memberikan informasi yang mengandung muatan edukatif dan ramah anak. Bagaimana pendapat anda sebagai calon atau kandidat Anggota KPI Pusat periode 2019-2022, menanggapi siaran-siaran sinetron di prime-time yang isi dan alur ceritanya sangat jauh dari muatan edukatif dan ramah anak, seperti sinetron orang ketiga dan cinta suci. Yang kedua, seandainnya anda terpilih menjadi Anggota KPI Pusat periode 2019-2022, bagaimana realisasi konkrit dari misi anda untuk membangun kelembagaan KPI dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran. Jelas ya Mbak Nadiroh ya?

Kemudian yang kedua untuk Mbak Nuning Rodiah, incumbent. Pertanyaan pertama, apa

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

17

sebenarnya yang menjadi standar atau parameter sistem penilaian kelayakan siaran yang masuk kategori layak dan tidak layak tayang? sesuai azas dan kaidah atau tidak? Seperti adanya adegan film kartun, film kartun ini ya, yang disensor dan diburamkan bagian dadanya? padahal ini film kartun. Sementara ada penyanyi dangdut dengan adegan goyangan yang erotis dan tidak senonoh dapat tayang di Televisi nasional di prime-time. Satu itu. kemudian yang kedua, batasan norma seperti apa yang diterapkan bagi artis atau penyanyi dari luar, khususnya dalam hal pakaian yang dinilai tidak sopan, sehingga tidak boleh tampil di media. Padahal banyak artis lokal Indonesia yang juga berpakaian hampir sama, tetapi tidak dilarang.

Yang ketiga untuk Mas Prilani. Bang Prilani atau Mas Prilani. Pertanyaan pertama, dalam makalah anda, dinyatakan bahwa anda sangat berharap dapat memberi kontribusi kepada negara ini untuk mengatur dunia penyiaran di Indonesia. Bentuk kontribusi nyatanya seperti apa? Mohon dijelaskan. Kemudian kedua, dalam, juga dalam makalah anda dinyatakan, bahwa kerangka pengelolaan sistem dan struktur penyiaran harus menegakkan sistem siaran jejaring, SSJ. Bagaimana implementasinya?

Yang ketiga, eh keempat, untuk Bang Rando Nadeak, Sarjan Komputer. Pertanyaan pertama, terkait kepemilikan media yang semakin dikuasai pemilik modal atau kapital besar di Indonesia oleh 1 group konglomerat yang menguasai banyak media, menyebabkan keberagaman pemilikan atau diversity of ownership menjadi berkurang. Bagaimana tanggapan anda mengenai hal tersebut dalam perspektif Undang-Undang Penyiaran dan dikaitkan dengan hukum persaingan usaha dan anti monopoli. Perlu diulangi? cukup ya. Kemudian pertanyaan kedua, solusi apa yang sebaiknya dilakukan oleh KPI dalam menangani kepentingan kalangan penyedia siaran yang mengarah kepada kepentingan bisnis maupun kepentingan politik yang abai pada kebutuhan masyarakat yang berimbas pada kualitasnya output siaran di Indonesia?

Pertanyaan terakhir, untuk Pak Riyanto Gozali.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Oh sudah habis bu, maaf bu. Saya nunggu dari belakang nggak dengar-dengar timernya

bu. Sudah habis bu ya. Sudah habis 3 menit.

F-PG (DRA. WENNY HARYANTO, S.H.): Keenakan dong Pak nanti yang kelima nggak ada pertanyaan. Boleh ya?.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Bu, bu Wenny, waktu masing-masing Fraksi 3 menit, jadi saya harus konsekwen dengan

aturan kita, apa seluruh pertanyaan disampaikan dalam waktu 3 menit. Jadi mohon pengertian Ibu Wenny dan semuanya ya.

F-PG (DRA. WENNY HARYANTO, S.H.):

Jadi nggak ada pertanyaan nih untuk kelima?

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Nggak bu. Beruntunglah Pak Riyanto.

F-PG (DRA. WENNY HARYANTO, S.H.): Dapat 8 nomor 5.

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

18

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Iya terima kasih. Selanjutnya Fraksi, terakhir Fraksi PDI Perjuangan.

F-PDIP (JUNICO BP SIAHAAN) : Terima kasih Ketua. Baik, jadi teman-teman Calon Komisioner, tadi sudah disampaikan dalam hampir semua

mengenai pandangan kedepan, bahwa konsumsi tayangan melalui internet protocol atau streaming sudah semakin, sudah semakin tidak terbendung lagi ya, apalagi nanti akan ada 5G dan segala macam. Nah tapi ada keterbatasan KPI disini, sekarang saya pengen tanya, bagaimana sikap, masukkan teman-teman didepan, kedepannya kita mau memperkuat KPI itu seperti apa?, karena di 1 sisi kita harus tetap mengawasi tayangan-tayangan tersebut, apalagi ada tayangan-tayangan dari Televisi mainstream yang ditayangkan lewat streaming, kan gitu kan. Ini juga artinya tidak lepas juga dari nantinya akan ada pengawasan, apakah itu dari KPI, atau nanti bersama dengan Kominfo, iyakan, untuk mengawasi hal-hal yang terkait tayangan-tayangan yang ditayangkan melalui internet protocol atau lewat streaming.

Dan kemudian Mbak Nuning kita pengen tanya juga, inikan nanti kalau terpilih inikan jadi periode yang kedua. Harapan kami, Mbak Nuning dan nanti, terutama nanti ada yang jadi-jadi dari incumbent, maunya meninggalkan super legacy yang sangat berkesan buat kami, bahwa ang Komisioner KPI yang kami pilih di Komisi I pada zaman kami, nantinya, mempunyai gebrakan-gebrakan yang luar biasa, meninggalkan jejak-jejak bahwa KPI berbuat untuk memperbaiki kualitas siaran secara nasional. Apakah itu tayangan anaknya, apakah itu tayangan dan ke budayanya dan lain sebagainya, jadi ada hal-hal yang menarik yang ditinggalkan oleh KPI sebagai peninggalan untuk dilanjutkan oleh Anggota KPI berikutnya.

Baik dan silakan dilanjutkan oleh Saudara Charles.

F-PDIP (CHARLES HONORIS) :

Masih ada waktu 1 menit ya? Saya ingin menambahkan sedikit saja. Tadi rekan-rekan Komisi I sudah banyak yang

mengingatkan, concern ya bahwa isi siaran hari ini masih banyak yang quote un quote negatif. Saya hanya ingin mengingatkan kepada calon-calon Anggota KPI bahwa Bapak-Bapak, Ibu-Ibu juga tetap harus proporsional ya, jangan juga karena keinginan untuk menghabisi konten-konten negatif, akhirnya menghambat kreatif, bahkan membunuh budaya lokal. 2016 yang lalu sempat heboh ya, ada siaran di salah satu lembaga penyiaran swasta, final putri Indonesia, pakai baju kebaya, di blur, ya. Ini memang bukan arahan dari KPI, tetapi karena banyaknya teguran yang sering dikeluarkan oleh KPI, akhirnya lembaga penyiaran tersebut melakukan self-sensorship.

Poin saya adalah, iya sekali lagi, tolong dijaga juga proporsionalitas, jangan sampai, iya itu tadi over-seamlessness ya, keinginan yang berlebihan akhirnya menyebabkan mtinya apa, kreatifitas bahkan membunuh apa budaya lokal, iya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Terima kasih, pas 3 menit, Fraksi PDI Perjuangan. Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, para calon Komisioner KPI Pusat, semua Fraksi sudah

menyampaikan, dan silakan sekarang anda masing-masing menjawab pertanyaan dalam waktu maksimal 10 menit, dan kita harapkan semua pertanyaan tadi isunya di cover oleh jawaban-jawaban saudara semuanya, ya. Karena ini sesi yang terakhir untuk memberi jawaban ya, tidak ada lagi pertanyaan lagi dan juga tidak ada sanggahan berikutnya.

Tadi kita mulai dari Ibu Nadiroh, nah sekarang kita mulai dari Pak Riyanto Gozali ya. Silakan Pak 10 menit.

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

19

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (RIYANTO GOZALI): Terima kasih Pimpinan. Saya akan jawab langsung hal-hal yang terkait dengan etika, yaitu pertanyaan dari PPP,

Ibu Lena, kemudian PKB, Pak Taufiq, tentang integritas siaran. Kemudian pertanyaan dari Pak Roy yaitu gugatan dan rekomendasi Pansel, kemudian pertanyaan yang paling menohok ada dari Pak Ripto tentang siapa yang dipertahankan dan siapa yang mau dibuang.

Saya jawab sekaligus. Untuk pertanyaanpak Elnino, rasanya bukan ranah saya untuk menjawab, itu adalah Bapak-Bapak yang terhormat yang ada disini untuk, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu yang ada disini untuk menjawabnya. Jadi kalau saya itu, artinya melangkahi apa namanya, sesuatu yang tidak, tidak pas. Kemudian tentang hobi golf, sudah saya tinggalkan tahun 2010, 2009, kan karena punggung cedera, jadi sudah nggak bisa main lagi.

Kemudian tentang bagaimana integritas siaran yang terkait dengan kepentingan banyak pihak. Nah ini juga sekaligus berkaitan dengan pertanyaannya Pak Supiadin tentang proxy-war. Nah ini memang menjadi keresahan kita semua bagaimana mengawasi hal-hal yang terkait dengan proxy-war. Karena teknologi akan saling, seperti halnya apa namanya, balapan, siapa yang menemukan duluan, ditimpa duluan demikian seterusnya. Jadi mau tidak mau, teknologi harus kita berdayakan Pak, sekaligus menjaga tentang integritas siaran, supaya siaran kita menjadi lebih bermutu dalam mengawasi konten-konten yang sekarang ini berseliweran dan hampir tidak ada kontrol kalau dilihat dari fungsi KPI yang mengawasi siaran melalui frekwensi.

Kemudian pertanyaan Pak Roy, guru saya, gugatan dan rekomendasi Pansel, kemudian kami digugurkan, saya juga tidak bisa menjawab, monggo saja, kalau itu.

Nah kemudian saya akan melihat bagaimana pengawasan, apakah pengawasan bisa dibikin, dibuat menjadi satu klutur, sehingga konsep pengawasan menjadi kebutuhan. Seharusnya sebagai, semua warga yang taat pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, pengawasan adalah menjadi wajib, sehingga semua pemangku kepentingan yang terkait dengan industri siaran ini juga harus mematuhi apa yang sudah disemangatkan. Memang ibaratnya pengawasan siaran ini seperti balon air, dipencet sini, ditutup sini, keluar sebelah sana, tutup sini, keluar sebelah sini. Seperti halnya tadi pertanyaan, kenapa sanksi tetap diberlakukan tetapi tetap muncul kembali, yaitu pertanyaan dari Pak Muslim ya, Pak Muslim tadi, sudah sanksi diberlakukan, eh TV sana keluar lagi, demikian seterusnya. Karena memang sebenarnya pemahaman kepada semua stakeholder ini belum sama, entah bagaimana siaran yang sehat dan siaran yang bermanfaat buat masyarakat itu terjadi. Karena kepentingan yang lebih besar disini adalah adanya rezim rating, kemudian juga kepentingan bisnis para pemasang iklan.

Namun perlu diperhatikan dari sekarang, bahwa sebenarnya pemasang iklan sudah mulai menggeser, mereka memasangnya di channel youtube, channel Instagram, channel-channel yang lain yang non-konvensional melalui TV. Nah ini yang tadi ada pertanyaan terakhir bagaimana supaya kita tidak menghabisi TV?, artinya pengawasan tidak menghabisi industri. Memang ya akhirya kita sama dengan sistem security, Pak Roy Suryo pasti paham, kalau Security nya kita kuatin, pasti kenyamanannya hilang. Kalau pengawasannya kita kuatkan pasti hiburannya akan hilang. Nah itu bagaimana kita bisa mem-balance atau menyeimbangkan kedua hal itu, sehingga yang sini tumbuh sehat, yang sini juga tidak lepas dari pengawasan.

Kemudian pertanyaan dari Pak Sukamta, bagaimana, apa yang paling penting dan paling urgent dari KPI?. Adalah transformasi atau mungkin sedikit reformasi dengan berbasiskan platform teknologi.krn dengan platform teknologi lah kita bisa semakin cepat untuk bersaing dengan para penyedian konten yang melalui jalur-jalur non konvensional.

Nah kemudian hal-hal yang terkait dengan kesadaran masyarakat terhadap siaran mutu. Saya rasa masyarakat sudah bisa menilai, namun mohon maaf, mungkin kacamata saya pada kacamata kota besar, siapa tahu kacamata di remote area yang mungkin 300, 400 kilo dari Jakarta ini, mereka apapun yang tersaji dalam layar TV, itulah yang diterima. Jadi itu memang fungsi KPID disana itu sangat penting bagaimana bisa juga memberdayakan penyiaran-penyiaran lokal dan hal-hal yang terkait dengan literasi masyarakat terhadap kualitas siaran. Jadi itu fungsinya KPID.

Tadi sempat disinggung, bagaimana fungsi, supaya KPID bisa mendapat anggaran?, saya rasa itulah salah satu misi saya memperkuat sinergi antara KPI Pusat dan KPID, supaya fungsi KPID bisa menjadi semakin lebih baik lagi untuk mengawasi siaran-siaran yang ada di daerah.

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

20

Apa yang spesial, tadi pertanyaan Pak Roy lagi kembali, spesial untuk KPI, policy vs technology. KPI memang membuat policy, tapi saya sudah menyaksikan sendiri bahwa KPI pun sudah berusaha dengan kepengurusan yang sekarang, Komisioner yang sekarang telah melakukan investasi yang cukup banyak dibidang teknologi Bakom, meskipun belum cukup, karena mungkin keterbatasan anggaran yang ada. Tapi saya rasa dengan teknologi yang ada, IOT, Robotik, dan lain sebagainya, pengawasan bisa kita percepat Pak Supiadin, juga proxy-war nya tidak keterusan.

Kemudian, apakah, dari Pak Taufiq kembali, apakah PPP SPS sudah ideal apa belum?, dan implementasinya kepada lembaga penyiaran, saya sebelum, sambil menunggu tadi melihat kembali PPP SPS. Saya rasa PPP SPS sudah cukup rinci, hanya mungkin hal-hal yang terkait dengan non-conventional distribution of content, mungkin ada yang perlu diperbaiki, dilengkapi, dipebaiki. Tidak salah tapi diperbaiki sesuai dengan kondisi yang sekarang ini sudah ada. Kemudian, karena Ibu Wenny tidak jadi memberikan pertanyaan, jadi saya ini, saya lanjutkan pertanyaan dari Fraksi PDI-P.

Sikap KPI terhadap keterbatasan KPI?. Itulah yang memang menjadi salah satu misi saya, bagaimana kita bisa memperluas pengawasan konten dengan keterbatasan yang ada, baik melalui peraturan atau mungkin turunan peraturan dari PPP SPS, kemudian kerjasama, diperkuat kerjasama dengan lembaga-lembaga lain yang mengurusi Undang-Undang Telekomunikasi, Undang-Undang ITE, Undang-Undang Pers, Undang-Undang Hak Cipta, karena semua berasal dari kerjasama yang baiklah, KPI akan bisa lebih berfungsi dengan lebih baik.

Kemudian, tadi ada pertanyaan, kalau disebutkan kira-kira dalam satu kata KPI seperti apa, KPI adalah pengawas yang kokoh dan berwibawa.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Terima kasih Pak Riyanto. Selanjutnya silakan Bapak Rannnnnndo Nadeak memberi jawaban, 10 menit.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (RANDO NADEAK): Terima kasih Pimpinan. Saya mencoba merangkum menjadi beberapa bagian tema yang saya kira mirip, saya

satukan. Yang pertama itu sistem pengawasan dan pengendalian. Ini nanti menyangkut semua pertanyaan berkaitan bagaimana konten itu dikendalikan, diawasi, lalu konten-konten yang bebas melalui streaming dan seterusnya. Yang pertama memang seperti yang saya sampaikan di presentasi saya, bahwa sistem pengawasan dan pengendalian konten siaran yang saat ini memang harus segera diperbaiki dan perlu dikembangkan, dengan menerapkan teknologi ICT. Meskipun didalam Undang-Undangnya, kalau kita lihat itu, kita mulai dari setelah disiarkan baru ada teguran dan seterusnya. Tapi membangun sistem pengawasan yang saya maksud disini, adalah mulai sejak, tentu sesuai dengan kewenangan KPI ya, tentu harus ad rule-nya, tetapi kita sudah membuat sebuah sistem pengawasan, pengendalian isi konten, mulai dari memproduksi siaran tersebut sampai dengan disiarkan, kemudian mengukur dampak kepada masyarakat.

Jadi ini harus terintegrasi dan komprehensif. Jadi sistem pengawasan, pengendalian mulai dari awal sampai akhir. Nah dimana ranahnya KPI?. Nah memang kita harus mengikuti aturan, tetapi kita sudah mulai membangun sistem itu. sistem apa yang bisa dilakukan oleh KPI di ranah sebelum tayang?, yaitu pertama yang sederhana saja, ketika Televisi dinyalakan, Televisi bisa melihat siapa yang menonton saat ini, itu teknologi memungkinkan untuk melihat menilai. Bila Televisi kita juga menerapkan ICT didalamnya, Televisi bisa melihat, ini anak-anak menonton konten seperti ini. Artinya Televisi secara otomatis bisa nggak, nngak berlanjut gitu. Ini teknologi ICT memungkinkan untuk itu. Secara regulasi memang belum diatur, tetapi hal ini bisa diterapkan. Dan mengenai sistem pengawasan ini yang berbasis ICT ini menjadi pengalaman saya selama berhubungan dengan government, terutama seperti selama yang pernah saya kembangkankan yaitu e-provement. Dulu orang melakukan pegadaan barang dan jasa itu tidak dengan ICT, kita tahu berapa kebocoran, teknologi telah mendahului regulasi. Teknologi sudah, sudah mampu

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

21

mengantisipasi meskipun regulasinya belum diatur. Sistem pengadaan melalui mekanisme elektronik, kebetulan saya juga terlibat didalamnya, bersama LKPP. Itu ada berapa dana APBN yang bisa diselamatkan. E-planning, e-budgetting, dan seterusnya, ini saya kira harus sudah mulai diterapkan di KPI. Memang tetap kita mengacu kepada koridor-koridor atau regulasi yang saat ini diamanatkan kedalam KPI. Tetapi teknologi bisa kita terapkan didalamnya. termasuk juga pemantauan siaran, saya lihat di KPI ada sekian banyak orang memantau TV satu persatu 24 jam. Ini cara-cara yang bagaimana gitu?. Mungkin saat ini kita berpikir ini aneh, kok, apa mungkin?, pakai apa gitu?. Bahkan orang dulu berpikir, apa mungkin kita belanja pakai hanya sebuah smart-phone, besok makanan, barang sudah tiba di rumah. Dulu kita nggak berpikir sejauh itu. karena saya melihat bahwa konten Televisi saat ini, terutama di Televisi ya, karena Televisi itu menjadi yang masih sangat tinggi peminatnya di Indonesia, ini harus segera di antisipasi, terutama tadi yang saya sebutkan berkaitan dengan konten-konten kekerasan, gitu ya. Terutama terhadap anak-anak. Saya itu harus segera menurut saya. Yang berkaitan dengan anak-anak, perempuan, apalagi LGBT dan seterusnya.

Lalu pertanyaan selanjutnya mengenai integritas. Integritas tentu kalau saya bicara masa lalu yang sudah saya lakukan, mungkin kalau saya tidak memiliki integritas, saya tidak akan duduk disini. Dan itu harus seseorang memiliki, dimanapun harus memiliki nilai-nilai konsistensi. Ketika dia mengatakan sesuatu, ini regulasinya, ya harus konsisten dengan apa yang dia katakan, sesuai dengan apa yang dia perbuat. Tentu kejujuran, nilai-nilai disiplin dan seterusnya, ini harus seorang pengemban amanah. Termasuk tadi berkaitan dengan, bagaimana kode etik?. Bagaimana Dewan Kehormatan di KPI?. Saya juga agak prihatin sampai sekarang, kalau itu belum ada di KPI, dari tahun 2004 mungkin ya, usianya, sampai saat ini belum ada katakan kode etik, Dewan Kehormatan, ini harus segera didorong. Bila saya terpilih, ini harus menjadi tugas prioritas. Karena seorang komisioner KPI ini sangat rentan, besok ketemu di sebuah restoran, lalu ngobrol dengan seorang direktur pemilik siaran, menurut saya itu sudah nggak benar, misalnya, ini contoh. Ini harus dirumuskan, ini bicara integritas.

Perbaikan PPP SPS?, iya harus. Karena tuntutan dan perkembangan konten media saat ini, PPP SPS tidak mampu mengemban ataupun menyaring, memfilter itu semua. Ini harus segera diperbaiki. Ini juga menjadi prioritas, karena instrumennya KPI baru PPP SPS dan lainnya. Ini harus dikembangkan gitu. Kalau kita benar-benar komitmen, seperti misi yang saya sampaikan, bahwa, ini menyangkut masa depan bangsa, apa yang kita saksikan saat ini di Televisi, itulah gambaran masa depan bangsa kita di era yang akan datang. Ini bukan bicara waktu yang pendek. Tapi ini dampak kedepan hari yang akan datang. Apa yang kita saksikan di Televisi, anak-anak, remaja, maka itulah gambaran negara kita, rakyat kita kedepan. Nah ini harus segera, kalau memang kita sebagai abdi negara untuk benar-benar serius bagaimana negara ini benar menjadi yang kuat kedepan, terutama yang menyangkut paham-paham radikal, paham-paham LGBT yang merusak mental. Seperti tadi dikatakan, bahwa tidak perlu perang secara konvensional, perang dengan militer, tetapi perang dengan paradigma, pola pikir, ini yang menurut saya harus di antisipasi.

Kemudian selanjutnya, terkait monopoli penyiaran?, iya, ini tidak, ini menyangku milik publik. Ini tidak boleh di monopoli oleh sekelompok, jelas. Namun masalahnya regulasi kita, di pasar kita itu menganut sistem bagaimana?, ini juga menjadi persoalan. Sehingga menurut saya di aspek regulasi juga harus perlu diperbaiki, terkait pasar kita ini seperti apa?. Kita menganut pasar yang mana sesungguhnya?. Memang ada regulasi kita terkait pasar ya, tetapi saya kira masih ada celah bagaimana, tidak ada regulasi yang secara terang-terangan, kalau saya memiliki modal sekian triliun, saya beli sebuah perusahaan Televisi, tidak ada yang salah. Nah tetapi ini harus lebih dikembangkan, harus di proteksi di regulasi saya kira.

Selanjutnya, apa yang menjadi kontribusi background kita, misalnya katakan tadi dari pertanyaan dari Pak Roy. Terutama saya background-nya ICT Pak, saya memiliki pengalaman, saya kira sudah terimplementasi yang seperti saya katakan tadi. Mulai dari saya terlibat di LKPP, e-properment, sampai saat ini saya masih juga terlibat, e-planning, e-budgetting dan seterusnya, bahwa teknologi…

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

1 menit lagi Pak.

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

22

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (RANDO NADEAK): Iya. IT ini sangat berkontribusi di KPI Pak. Jadi ICT itu memegang peranan penting, terutama

untuk menjawab tantangan KPI kedepan. Saya kira itu beberapa pertanyaan. Lalu ada terkait tadi menurut saya, kalau berapa sih yang perlu dipertahankan?. Nah ini

mungkin sama, saya tidak dalam kapasitas menjawab mana yang baik diantara kami, jadi saya serahkan kepada Komisi I untuk menilai seperti apa. Jadi saya kira itu kewenangan dari Komisi I sesuai dengan regulasi, memilih daripada komisioner ini dan menilai petahana seperti apa.

Lalu mungkin ada, oh iya, terkait gugatan di Pansel tadi, pertanyaan juga dari Demokrat. Iya saya kira, kita harus kembalikan ke mekanisme, rekrutmen ya. Kalau memang harus regulasinya, kebenarannya seperti apa, kalau memang diantara kami ini memang ada yang tidak sesuai dan bisa dibuktikan secara hal-hal yang melanggar hukum, mari kedepankan kebenaran dan kita tegakkan hukum.

Saya kira terima kasih Pimpinan. Selamat malam.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Terima kasih Pak Rando. Selanjutnya Pak Prilani.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (PRILANI): Terima kasih Pimpinan sidang. Saya memulai dari Bapak Supiadin, dari Fraksi Nasdem, tentang konten lokal, Bapak. Jadi

menyambung Bu Wenny dari Fraksi Golkar juga tentang, ini sebenarnya konten lokal itu bisa diatasi dengan penerapan SSJ yang serius, dalam tanda petik TV nasional, karena istilah TV nasional di Undang-Undang itu tidak ada Pak. Itu kalau SSJ itu benar-benar dilaksanakan, TV-TV lokal dan apa, muatan lokalnya otomatis akan terangkat. Jadi ada hubungan disitu, ketika semua tersentralistik siaran ke Jakarta, dan mungkin ada informasi juga di daerah-daerah itu Televisi sudah dibeli semua sama orang-orang Jakarta, atau Jakarta centris itu.

Tapi kalau Undang-Undang mengamanahkan, karena selama, hari inikan Undang-Undangnya belum, belum ada Pak, tentang kepemilikan itu, bahwa apa, terkait dengan, kalau peraturannya, konten siaran minimal kan 10%. Tapi itupun disiasati, makanya sekarang konteksnya, untuk membangun konten lokal itu dikembalikan kepada SSJ itu. Jadi Televisi lokal bisa hidup, bisa dengan kreatifitas. Terus terkait dengan generasi muda, hari ini space untuk kegiatan-kegiatan anak muda, milenial, di Televisi-Televisi lokal itukan sudah mulai ada Pak, tapi begitu Televisi itu dibeli oleh orang Jakarta, iya sudah, selesai, kan gitu. Makanya ini kembalinya kepada penegakkan Undang-Undang itu.

Dan, mohon maaf, ketika saya mengelola sebuah program di Televisi lokal juga, itu mereka anak, contohlah main band gitu ya. Mereka senang sekali untuk mengisi konten-konten itu, dan hidup juga. Artinya ada sponsor masuk, nggak, iya tidak bisa disamakan dengan iklan nasional. Tapi mereka lebih hidup gitu, jadi intinya menurut saya konten lokal itu sebenarnya bisa maksimal kalau penegakkan aturan itu dilaksanakan, terutama dalam konteks SSJ. Tentu dengan dibarengi kreatifitas ya.

Terus dari Ibu Lena, darifraksi PPP, tentang siaran politik dan LGBT. Sebagai warga negara, mungkin saya bisa mengusulkan kepada Bapak-Ibu Dewan yang terhormat, misalkan, misalkan ada kalusul pasal yang menyatakan bahwa pemilik, owner media itu bukan pegiat politik atau apa, Pimpinan partai politik itu bagaimana kira-kira?. Itukan kembalinya ke aturan Ibu. Jadi kalau selama itu tidak, tidak ini ya, akan terus seperti itu. Jadi saya sampai ada beberapa keluh kesah terhadap beberapa partai yang tidak punya Televisi misalkan, itukan juga kasihan, ini ketika dia publikasi dan macam-macamnya itu.

Terus terkait dengan LGBT, saya tidak saja membahas kontranya, tapi secara etik dan di PPP SPS pun sudah disebutkan bahwa hal-hal seperti itu dinyatakan tidak boleh di, untuk

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

23

ditayangkan, dalam konteks itu. Makanya ini sebenarnya lagi-lagi kembali kepada regulasi dan memang regulasi kita terbatas untuk mengencangkan atau mengatur itu. Jadi intinya kembali kepada regulasinya.

Kemudian untuk Bapak Sukamta dari Fraksi PKS. Kata yang paling penting, menurut saya di KPI itu sebenarnya hanya ada 3. Pengawasan, Pengaturan sama Pembinaan. Artinya Pengawasan itukan terhadap media-media itu, terus yang pengaturan juga dengan media, artinya bagaimana mereka berproses dalam perijinan mulai dari nol sampai kepada operasional dan evaluasinya. Terus pembinaan ini terhadap SDM dan literasi kepada masyarakat itu.

Terus terkait dengan digitalisasi penyiaran, saya kalau boleh dalam hati kecil saya, itu untuk memilih single mux dan kalau bisa dikelola oleh negara, mungkin dalam hal ini bisa TVRI. Akan tetapi pada garisnya, teman-teman di industri kan sudah menyiapkan infrastruktur yang lur biasa hari ini, itu juga perlu dipikirkan. Artinya apa?, misalkan salah satu grup TV sudah investasi triliunan untuk perangkat digital, itu mau diapakan?, kalau nanti single mux. Nah inikan perlu, perlu pemikiran, perlu kearifan, untuk kelangsungan mereka, karena investasi itu tidak kecil terhadap apa, investasi infrastruktur itu.

Terus Bapak Taufiq dari Fraksi PKB, terkait dengan sudah idealkan PPP SPS?, menurut saya belum Pak, karena memang dari ini menyambung tadi, saya masih mempercayai betul bahwa kecepatan teknologi itu tidak akan terkejar oleh regulasi. Artinya regulasi itu mesti datang belakangan, apalagi, mohon maaf, sekali lagi, apalagi di Indonesia, karena kita selalu lambat untuk mengantisipasi dalam segala hal, termasuk itu tadi, teknologi yang demikian cepat itu.

Terus, bagaimana dengan komitmen kita?. Iya kita revisi PPP SPS nya disesuaikan dengan konteks digital tadi. Menyambung apa, Bapak Nico dari Fraksi PDI-P tadi, tentang streaming. Jadi setahu saya streaming itu juga belum, KPI itu belum bisa masuk ke ranah sana Pak. dan apa, bahkan di Kominfo kemarin kan, di Direktorat Telsus kalau nggak salah itu, itukan jadi perdebatan juga, siapa yang menangani ini, kan sampai kemarin yang kasus sidang MK, apa, untuk penutupan kanal-kanal itu, itukan sebenarnya secara aturan, secara regulasi belum tertata betul. Lha ini di Undang-Undang Penyiaran sama, makanya PPP SPS nanti, kalau mengatur itu, payungnya harus jelas dulu. Dan ini menyambung juga untuk Fraksi PAN Pak Muslim, tentang revisi Undang-Undang Penyiaran. Itu harus secepatnya dan kira-kira segera untuk di, mungkin diselesaikan, karena kitab sucinya ini Pak, untuk melangkah di lapangan itu. Jadi apa, mungkin ada strategi khusus untuk mempercepat revisi Undang-Undang Penyiaran ini.

Dan menyambung Pak Muslim juga dari Fraksi PAN, saya sangat setuju Pak 5 tahun itu, bukan berarti saya ingin jabat 5 tahun besok, karena asumsinya gini, kalau 3 tahun, ini mohon maaf, kita cerita saja, tapi saya sebagai apa, peserta, juga tidak akan ngeluh, kita seleksi ini juga hampir setahun Pak. jadi mulai November sampai Juli inikan sudah 9 bulan. Itu kalau dalam kacamata incumbent mungkin, iya mohon maaf, kan juga apa, tenaganya juga terforsir untuk seleksi juga, gitu. Jadi masa 5 tahun itu memang menurut saya ideal, KPI itu. Terus itu diselaraskan dengan ijin penyelenggaraan penyiaran Radio itu 5 tahun, kalau Televisi 10 tahun. Apa, dan itu pas Pak untuk evaluasi dan segala macam itu disesuaikan.

Terus..

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : 1 menit lagi Pak.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (PRILANI): Siap. Pak Roy Suryo tentang apa, apa yang istimewa dari strategi?. Saya terus terang Pak,

punya impian untuk ikut memikirkan bahkan kalau perlu dengan bahasa tentara, saya sampaikan nyawa saya pertaruhkan untuk menata digitalisasi itu, penyiaran. Karena ini butuh pikiran dan apa, tenaga yang luar biasa untuk menata ini.

Dan terkait dengan apa, gugatan di Pansel, mohon maaf Pak Roy Suryo, ini kalau bahasa kultur saya saya anggap sebagai takdir, sedih. Saya, saya, bukan berarti saya menyerah, tapi iya kalau memang aturannya seperti, iya sudah kita ikuti, karena kita inikan sebagai peserta. Jadi yang

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

24

perlu di-under-line-nya adalah takdir itu Pak. Terus untuk Bang Elnino, dikembalikan apa, yang terkait dengan incumbent saya juga

nggak berani jawab, tapi kalau harapan saya berapapun incumbent-nya, yang penting saya masuk kan nggak apa-apa. Oke, terima kasih. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

Pak Prilani cukup, waktu sudah habis.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (PRILANI):

Iya, terima kasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Wa'alaikum salam Warrahmatulahi Wabarakatuh. Jawabannya cerdas soal yang terakhir ya.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (PRILANI): Haha, siap.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Selanjutnya Mbak Nuning. Silakan.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (NUNING RODIYAH): Baik. Terima kasih Pimpinan. Yang pertama saya akan jawab pertanyaan dari Mayjen. TNI. Purnawirawan Supiadin.

Yang pertams adalah fungsi utama pengawasan di KPI adalah konten, saya sepakat itu, dan apa upaya yang kemudian akan kami lakukan?, dengan kemudian merumuskan konsep pengawasan sebagai kebutuhan. Hari ini sudah kita lakukan. Kami melakukan proses pengawasan dengan perspektif reward dan punishment. Nah reward ini yang kemudian kita berikan kepada lembaga penyiaran melalui yang pertama adalah anugerah KPI, yang kedua anugerah Siar Ramadhan, yang ketiga adalah anugerah ramah anak.

Dari situ kemudian memberikan stimulasi kepada lembaga penyiaran untuk terus memproduksi konten siaran yang berkualitas, itu yang pertama. Yang kedua, pendekatan kami yakni dengan survey indeks kualitas siaran. Dengan survey indeks kualitas siaran juga menstimulasi lembaga penyiaran untuk selalu memproduksi program siaran yang berkualitas, karena apa?, karena setiap 3, maaf, setiap tahun, setahun 3 kali, kami akan secara reguler melakukan survey terhadap kualitas program siaran yang ada di lembaga penyiaran.

Yang kedua berkaitan dengan punishment. Sebagaimana amanat Undang-Undang Penyiaran 32 tahun 2002, menyebutkan bahwa memang kewenangan di KPI sedang diamanati hanya dalam perspektif sanksi administrasi. Memang ketika bicara revisi Undang-Undang Penyiaran, kami perlu penguatan kewenangan, syukur-syukur alhamdulillah nanti di revisi ada peenambahan kewenangan KPI untuk melakukan punishment dan proses eksekusi, seperti itu.

Yang kedua, saya sepakat Pak, proxy-war atau a-asi, perang asimetris hari ini yang disasar adalah generasi muda. Generasi muda yang kedepan akan menjadi pemimpin negara ini, kemudian dicekoki dengan informasi-informasi dan konten-konten yang mungkin tidak berperspektif Indonesia, berperspektif nasionalisme, sehingga apa yang perlu kami lakukan, yang pertama adalah perspektif Komisi Penyiaran Indonesia, kami akan terus menegakkan regulasi

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

25

yang berkaitan dengan konten dalam negeri. Di Undang-Undang sudah disebutkan bahwa sekurang-kurangnya konten produksi dalam negeri harus 60%. Maka konten asing tidak boleh lebih dari 40%.

Yang kedua, tentu ketika bicara menangkal proxy-war tersebut, maka harus ada kehadiran negara. Kehadiran negara ini yakni berbentuk support terhadap sineas muda kita, untuk memproduksi konten-konten siaran, agar kemudian konten siaran yang di produksi oleh sineas muda kita ini terus berkembang dan kemudian secara masif disiarkan oleh lembaga penyiaran.

Yang kedua, Ibu Lema Maryana Mukti. Kebetulan saya sudah membuat simulasi, memang benar, bahwa hari ini relasi KPI dan KPID dalam konteks koordinasi memang masih berdasarkan perspektif penganggaran ada di APBN dan di APBD. Ketika itu kemudian dibebankan kepada APBN, sebagaimana yang saya sampaikan di forum bersama Ibu Lena kemarin, simulasnya adalah, ketika 1 KPID kemudian mendapatkan support anggaran dari APBN 5 milyar, maka ketemunya jika kita kalikan 34 provinsi maka akan ketemu 170 miliar. Apakah cukup 170 miliar?. Kalau kemudian kita akan melakukan proses pemberian gaji ke KPID yang testandarisasi, maka ketemunya untuk belanja pegawai ada 1,26 miliar, untuk belanja operasional saya estimasikan 500 juta, belanja pegawai dan tim pemantauan 1656, 1,56 miliar. Nah dari situ konfigurasi keteunya adalah sekitar 3,5 miliar, selebihnya akan dilakukan kegiatan KPI. Dalam konteks masa transisi ini, ketika bicara 5 miliar cukup untuk KPID hari ini, tentunya dengan kemudian konfigurasi anggaran yang diberikan oleh daerah hari ini, ada yang 1 tahun 250 juta, ada yang 1 tahun sampai 9 miliar. Nah inikan ada ketimpangan yang sangat signifikan antara KPID yang satu dengan KPID yang lain. Maka dari itu dalam rangka untuk menyelesaikan problem kelembagaan KPI ini, maka perlu kemudian atas rekomendasi, atas persetujuan Komisi I tentunya mensupport KPID melalui anggaran belanja negara di APBN. Demikian Ibu Lena.

Berikutnya Dr. Sukamta, kalau saya 1 kata untuk KPI adalah KPI menjaga ketahanan nasional. Kenapa demikian?. Ketahanan nasional ada 2 perspektif menurut saya. Yang pertama, adalah keamanan negara, yang kedua adalah kesejahteraan. Maka lembaga penyiaran harus didorong untuk bersama-sama nelakukan upaya menjaga keamanan bangsa ini dan yang kedua juga menjaga kesejahteraan. Mem-promote potensi-potensi budaya, wisata bagian dari meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Itu yang kemudian harus dilakukan oleh lembaga penyiaran, dan itu harus didorong oleh Komisi Penyiaran Indonesia.

Yang kedua, kualitas penyiaran, terobososan yang paling urgent ini apa?. Literai media. Bagi saya pribadi, literasi media adalah menggeser selera masyarakat yang hari ini, berdasarkan data yang saya sampaikan tadi. Selera masyarakat ini masih banyak nonton sinetron. Kalau saya akumulasi ada 2 cluster, hiburan dan non-hiburan, 58% penonton kita ini nono ton hiburan. Sementara program berita, program yang lainnya, religi, informasi, ini ada 42%. Sehingga pergeseran selera ini, butuh kemudian komunikasi dengan masyarakat untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa konten yang berkualitas itu adalah A, B, C, D, sehingga bergeser. Dengan pergeseran selera masyarakat, tentu akan terjadi pergeseran rating dan share di Televisi. Pergeseran rating dan share di Televisi, terjadilah pergeseran pemasang iklan. Maka isu yang kemudian kita dorong kepada pemasang iklan adalah safety brand, pasanglah di program siaran yang tidak mendapatkan sanksi dari KPI, yang secara kualitas, kualitasnya baik. ini bagian dari menggeser selera penonton, dan menggeser dinamika rating share yang ada di lembaga penyiaran.

Pak Taufiq, PKB. Oh maaf, yang satu lagi, lembaga penyiaran partai politik. Saya setuju ketika partai politik diberikan ruang kanal untuk kemudian ada channel partai politik, kenapa demikian?. Karena hal ini memberi ruang kepada partai politik untuk semakin masif melakukan pendidikan politik kepada masyarakat. sehingga masyarakat akan lebih komprehensif menerima informasi tentang visi, misi partai politik untuk kemudian secara rutin 5 tahunan akan dipilih sebagai representasi masyarakat di DPR.

Pak Tauifq, apakah sudah ideal?, PKB. Oh maaf, apakah sudah ideal PPP SPS?. Saya jawab, hari ada yang belum kompatibel dengan aturan-aturan baru. Seperti aturan berkaitan dgiklan kampanye, di Pasal 71, hari ini sudah tidak lagi kompatibel dengan Undang-Undang Pemilu.

Yang kedua, berkaitan dengan isu-isukonservasi alam. Itu belum diatur di aturan perundang-undangan kita. Berikutnya lagi berkaitan dengan isu konservasi alam, ada lagi b=isu

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

26

berikutnya yang menjadi catatan saya adalah, alat yang mengklaim kesehatan, ketika kemudian kita konfirmasikan Kementerian Kesehatan, iini belum mendapatkan penelitian dari Kementerian Kesehatan. Kementerian Kesehatan menyampaikan ini adalah isu-isu perdagangan, sehingga ini barang masuk, tapi kemudian dipromosikan sebagai alat dengan klaim kesehatan. Itu yang kemudian menjadi persoalan. Sehingga butuh upaya untuk kemudian melakukan revisi PPP SPS secara komprehensif.

Berkaitan dengan integritas. Bapak-Ibu, saya menyampaikan di hadapan Ibu-Bapak sekalian, bahwa berkaitan dengan integritas, apabila saya secara pribadi, secara etis maupun organisasi, mencederai integritas yang saya sampaikan disini, maka saya siap dievaluasi Komisi I DPR RI, itu komitmen saya.

Kode etik, mohon ijin Pak Taufiq, bahwa kode etik dalam perspektif yang sederhana, sudah dirumuskan di PKPI Nomor 1 tahun 2014, khususnya Pasal 33 yang menyangkut tata tertib Anggota KPI. Memang secara eksplisit kemudian perlu di evaluasi, ketika…

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

1 menit lagi Ibu Nuning.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (NUNING RODIYAH): Siap. Ketika kode etik itu hanya kemudian di evaluasi oleh sesama komisioner. Bagi saya ketika

bicara kinerja dan etik Anggota Komisi Penyiaran Indonesia, proses evaluasi dilakukan oleh Komisi I DPR RI, demikian.

Pak Muslim, sanksi, oh iya. Sanksi tidak dapat mengubah substansi, maka yang perlu dilakukan hari ini adalah melakukan literasi media sebagaimana yang saya sampaikan tadi. Dengan peta kemudian bagaimana mengubah selera masyarakat menjadi memilih program siaran yang lebih berkualitas.

Pak Roy Suryo, saya kebetulan tadi nonton CNN Indonesia, yang ada Pak Roy Suryo, maka komitmen saya adalah, bagi kami, apa yang diumumkan oleh Komisi I adalah firm, secara administratif maupun perspektif apapun. Sehingga apabila Ombudsman memutuskan ini terjadi maal-admintrasi, dan menuntut saya untuk kemudian mundur atau ter, tidak ikut kompetisi berikutnya, maka atas perintah Komisi I, kami bersedia.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

Iya cukup Mbak Nuning, waktu sudah habis.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (NUNING RODIYAH): Cukup, iya.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

Iya, terima kasih jawabannya. Yang diingat mundurnya nanti jangan-jangan. Selanjutnya Mbak Nad ya. Silakan, terakhir.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (NADHIROH):

Bismillahirrahmannirrahim. Baik, saya akan mencoba menjawab dari Fraksi Nasdem, tadi bahwasannya tentang

fungsi pengawasan. Bila di ibaratkan sebuah gambaran ya, bahwasannya dunia penyiaran itu urusannya seperti ngurusi, kaya jaring laba-laba, dia saling terkait, nggak bisa KPI kemudian

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

27

bekerja sendiri mengawasi semua itu. maka kemudian akan butuh dukungan penuh dari Presiden dan DPR, kemudian Kemenkominfo, lalu pemilik media. Pemilik media, kemudian praktisi media. Disinikan KPI tidak mengurusi Pak, jadi dia Cuma ngawasi saja kan, lainnya nggak tahu. Sebenarnya kalau misalnya tahu kan, persiapannya apa saja, dia nggak tahu, hanya mengawasi. Terus masyarakat luas, pasti itu melibatkan masyarakat luas, disini tadi sudah banyak disinggung tentang literasi media kepada masyarakat. kalau masyarakatnya sudah cerdas, Insya Allah bisa memilih dan memilah, oh itu ndak baik, oh itu baik, seperti itu.

Terus apa sih yang bisa kita lakukan?. Salah satunya tadi yang disinggung tentang generasi muda ya, anak-anak remaja. KPI perlu sosialisasi ke mereka dong. Bagaimana mereka tahu itu siaran tidak baik, itu siaran baik, kalau KPI nggak menyampaikan kepada masyarakat, bahkan ke tingkat yang, misalnya SMP-SMA ya. KPI go to school misalnya. Iyakan, tidak hanya kemudian ditingkatan akademi saja, bisa ke bawah. Atau KPI goes to mall, nggak apa-apa, nggak masalah. KPK juga seperti itu. setahu saya dulu semasa saya menjadi wartawan, saya ikut liputan seperti itu. KPK juga menyasar ke anak SD, anak SMP, barangkali itu bisadi contoh. KPK, KPI ke pasar juga nggak masalah kok, biar Ibu-Ibu tahu, si mbah-mbah tahu, oh itu acara nggak baik, oh itu acara yang baik, kan nggak masalah. Bisa di format, bagaimana bisa dibicarakan nanti, itu.

Kemudian yang tadi, yang kedua dari PPP, Ibu Lena, terkait niat. Bagaimana kita tahu niat seseorang lurus atau belum, kita memang tidak tahu, ini orang ya, didalamnya itu baik atau tidak, wallahu’alam bi showab. Tapi mungkin kita bisa tahu, misalnya salah satu contohnya literasi, Ibu. Dia benar-benar tepat sasaran atau nggak?, penyelenggaraan literasi media itu benar ke orang yang tepat, ke masyarakat yang tepat, atau nggak, atau hanya berdasarkan, oh saya ingin disana tuh, oh saya pingin disana tuh, nah itu perlu diluruskan. Niat awal kita untuk apa?, atau kita hanya ingin, misalnya jalan-jalan atau kita misalnya, ah aku pengin kesana sajalah, karena suka dan tidak suka, itu bisa saja terjadi. Tidak menutup kemungkinan. Itu yang kedua.

Terus yang ketiga dari dari Fraksi PKS. Begini, untuk apa, terkait digitalisasi penyiaran, perlukan apa, selama belum ada aturan bagaimana? Aturan itu untuk membuat kita tertib, membuat kita ada terarah, mau melangkah kemana. Kalau tidak ada aturan, kita akan serampangan dong. Dibikin ada aturan saja bisa serampangan kok, apalagi nggak ada aturan. Nah bagaimana, misalnya belum ada aturan? iya kita paling tidak memperbaiki konten dulu lah, kualitas siarannya.

Terus tadi yang dari Fraksi PKS sudah, saya coba yang dari Fraksi, yang nomor 4 tadi, Fraksi PKB. Benar Pak, nggak, tidak mentolo, benar sekali. Kalau lihat tayangan-tayangan yang di Televisi, saya kadang ya Allah, ya Rabbi, sedih banget, sedihnya. Eksploitasi perempuan, mohon maaf ya, pantatnya, pahanya, payudaranya, astagfirulllah aladzim. Saya benar merasa sedih, disini mungkin kita, maaf ya, mohon maaf, kita perlu peran tokoh masyarakat, tokoh agama, duduk bersamalah, kita sama-sama bicarakan itu, ini invest jangka panjang, sedih sekali. Bagaimana derajat bangsa kita angkat terangkat, kalau tontonannya seperti itu. Tontonan itu untuk tuntunan. Kalau tontonannya bagus, Insya Allah tuntunannya juga jadi tuntunan yang bagus. Kalau tontonan tiap hari, mohon maaf, suami saya sampai melarang anak-anak nonton salah satu siaran, yang isinya itu sulih suara, isinya itu kata-kata bodoh, bodoh, bodoh. Coba Bapak-Ibu bisa bayangkan, kalau itu tiap hari terdoktrin disini, bodoh-bodoh-bodoh, apa? Ah itu bagus Pak. Kalau merdeka-merdeka-merdeka. Saya, maaf, dulu semasa saya kecil, saya itu senang itu senang banget dengan lagu …., Garuda Pancasila, saya senang sekali. Bahkan saya tunggu itu menjelang berita malam. Coba, sehari kata-kata bodoh itu berapa kali? belum yang pacar, anak kecil nonton pacar-pacar, padahal itu tulisannya R, R kan seharusnya Remaja, ah itu tadi. Masyarakat juga kadang belum tahu, itu R+, ada SU, Semua Umur, kadang itu menyedihkan sekali, prihatin, benar-benar prihatin. Itu yang tadi yang terkait Fraksi PKB, benar Pak.

Terus untuk PPP SPS. PPP SPS kan sebenarnya itu mana sih yang boleh, dan mana yang tidak boleh, itukan aturan, itu tahun 2012. Tentu ada perbaikan-perbaikan Pak, mengingat ada perkembangan-perkembanga dalam waktu 2012 sampai 2019.

Terus dari Fraksi, Fraksi PAN ya. Tentang revisi Undang-Undang Penyiaran, tentu saja perlu, karena itu tahun 2002. Sekarang sudah tahun 2019. Kita semangatnya untuk konten yang sehat, sehat konten-sehat industri-sehat publiknya. Jadi kita bagaimana kita, bersama-samalah, kita nggak bisa kok sendiri-sendiri, non sense itu, nggak bisa, nggak bakal bisa itu.

Terus tadi selanjutnya yang PKS, PKS ya, terkait, tadi sudah ya Pak, yang sudah, terus

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

28

yang PKB, sudah, Demokrat. Mas Roy, dengan basic saya akademisi, Insya Allah saya akan ikut sama-sama untuk memperbaiki kualitas siaran Televisi, semampu saya, semaksimal saya, iya semampu saya, semaksimal saya. Terus terkait fit and proper test, demi Allah saya tidak menyangka saya sampai disini Pak. kalau pun nanti kemudian keputusan akhir itu memutuskan bahwasannya kita, saya, saya pribadi, harus gugur, iya sudah itu, itu memang Allah yang berkuasa. Lahaula walakuata illa bilah. Jadi saya itu disini karena kekuasaan Allah, nggak ada yang lebih berkuasa dari Allah, itu saja.

Terus soal Partai Gerindra, silakan Bapak-Ibu punya kewenangan untuk memilih 9 orang itu, silakan. Itu nanti akan pertanggungjawaban, tidak hanya disini kok, kalau yang beragama Islam tentu saja punya kewajiban apa ya, pertanggungjawaban kepada Yang Maha Kuasa.

Itu, terus Fraksi Golkar. Untuk Fraksi Golkar, baik Ibu, tadi soal tanggapan dengan siaran-siaran yang tadi prime-time, prihatin bu, sangat prihatin. Seharusnya jam-jam itu katanya jam wajib belajar masyarakat, misalnya ya bu. Tapi ternyata acaranya malah, maaf ya, disitu cerita tentang pesantren, tapi malah cerita percintaan ustad-ustadzah-nya. Seharusnya bagaimana dong di dunia pesantren itu, sholatnya, ngajinya, berbuat baik pada orang tua, berbuat baik kepada guru, misalnya seperti itu. Iya itu yang bikin prihatin.

Terus soal kelembagaan, Ibu, bagaimana KPI bisa berbuat penuh kalau kewenangannya terbatas. Dia disebut independen, tapi kewenangannya terbatas, cuma kasih teguranlah, cuma peringatan lah, cuma kasih penghentian sementara, padahal tuntutannya suruh tegas. Bagaimana?, padahal kewenangannya terbatas. Cobalah, misalnya diberikan, maaf-maaf ya, kewenangan untuk memberikan kasih denda. Lembaga penyiaran pasti akan mikir-mikir dong, wah kalau aku nyiarin kaya gitu, mesti denda, kalau aku nyiarin kaya gitu, mesti denda. Kan pasti akan berpikir, wah eman-eman loh, bisa-bisa dalam 1 bulan denda bisa sampai 1 miliar. Kan pasti akan berpikir seperti itu. Jadi memang perlu ketegasan, ada punishment and reward ya tadi seperti disinggung Mbak Nuning.

Soal punishment and reward, mungkin begini, selain konten-konten yang berkualitas, perlu juga dipikirkan kedepan bagaimana kita membuat lembaga penyiaran, misalnya Televisi berkualitas, atau Radio berkualitas…

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) :

1 menit lagi, Bu Nad.

CALON ANGGOTA KPI PUSAT (NADHIROH): Nah Televisi berkualitas, atau Radio berkualitas. Sehingga masing-masing lembaga

penyiaran itu akan berlomba-lomba menampilkan konten yang berkualitas. Kita dengan semangat tetap sehat konten, sehat industrinya, dan sehat publik.

Terima kasih. Wallahu alam bi showab. Wassalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP.) : Wa'alaikum salam Warrahmatulahi Wabarakatuh. Tepuk tangan untuk kelima calon, Bapak-Ibu semua. Terima kasih, kelima-limanya sudah menyampaikan visi-misi dan kita juga sudah

bersepakat Ibu-Bapak, bahwa jawaban atas pertanyaan dari keseluruhan Fraksi tadi menjadi masukkan untuk kami melakukan penilaian besok, Insya Allah kami akan mengadakan apa, pemilihan dari sekian yang akan melakukan seleksi, terpilih 9 nanti, jadi rencananya besok siang.

Dan Bapak-Ibu semuanya, saya ucapkan terima kasih, ini sesi ini sesi yang terakhir pada hari ini dan kita sepakat mengakhiri setelah menjawab, mendengarkan jawaban dari para calon.

Dengan demikian saya ucapkan terima kasih, dan rapat saya skors, untuk kembali kita melanjutkan sesi fit and proper test besok pagi ya, besok pagi jam 10, ya. Jam 8?, jam 8 saya ketok nih, kalau jam 8. Jam 10 ya.

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......Jadi nanti saya perlu sampaikan disini kepada para calon komisioner, bahwa masing masing dari anda akan punya waktu paparan visi-misi,

29

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

(KETUK PALU : 3X)

(RAPAT DISKORS PUKUL 23.00 WIB)

Jakarta, 9 Juli 2019 a.n. KETUA RAPAT SEKRETARIS RAPAT,

SUPRIHARTINI, S.IP., M.Si. NIP. 19710106 199003 2 001