DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara...

31
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI III DPR-RI KE PROVINSI JAWA BARAT PADA MASA RESES PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2011 - 2012 A. PENDAHULUAN. I. Dasar Kunjungan Kerja 1. Hasil Rapat Koordinasi diantara Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia dan Pimpinan Komisi I s/d XI dan Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia 2. Keputusan Badan Musyawarah Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia II. Ruang Lingkup Sasaran Kunjungan Kerja meliputi bidang-bidang yang termasuk dalam ruang lingkup tugas Komisi III DPR RI, yaitu Bidang Hukum, Perundang- undangan, HAM dan Keamanan. III. Susunan Tim 1. Ir. Tjatur Sapto Edy, M.T. Ketua Tim / F - PAN 2. Saan Mustofa Anggota Tim/ F – PD 3. H. Daday Hudaya, S.H.,M.H. Anggota Tim/ F – PD 4. Rusminiati , S.H. Anggota Tim/ F – PD 5. Khatibul Umam Wiranu, M.Hum Anggota Tim/ F – PD 6. DR. H Deding Ishak, S.H.,M.M Anggota Tim/ F – PD 7. Drs. H.M. Ade Surapriatna,S.H.,M.H. Anggota Tim/ F – PG 8. Mahyudin, S.T., M.M Anggota Tim/ F – PG 9. Drs. Bambang Soesatyo, S.E.,M.B.A Anggota Tim/ F – PG 10. Trimedya Panjaitan, S.H., M.H. Anggota Tim/ F – PDIP 11. Drs. Muhammad Nurdin Anggota Tim/ F – PDIP 12. Ichsan Soelistio Anggota Tim/ F – PDIP 13. H.M. Aditya Mufti Arifin Anggota Tim/ F –PPP 14. HA Dimyati Natakusumah, S.H., M.H. M.Si Anggota Tim/ F – PPP 15. Drs. H. Adang Daradjatun Anggota Tim/ F – PKS 16. H. TB Soenmandjaja, S.D Anggota Tim/ F – PKS 17. Taslim, S. Si Anggota Tim/ F – PAN 18. Desmond J. Mahesa Anggota Tim/ F – Gerindra 19. Drs. H. Sarifuddin Sudding, S.H.,M.H. Anggota Tim/ F - Hanura IV. Pelaksanaan Kunjungan Kerja Kunjungan Kerja dilaksanakan selama 4 (empat) hari, sejak Hari Selasa, 17 Juli 2012 s.d Hari Jumat, 20 Juli 2012 V. Objek Kunjungan Kerja Tim Komisi III DPR RI dalam Kunjungan Kerja di Provinsi Jawa Barat melakukan beberapa kegiatan selama masa kunjungan Kerja, yaitu:

Transcript of DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara...

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI III DPR-RI

KE PROVINSI JAWA BARAT PADA MASA RESES PERSIDANGAN IV

TAHUN SIDANG 2011 - 2012

A. PENDAHULUAN.

I. Dasar Kunjungan Kerja

1. Hasil Rapat Koordinasi diantara Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Indonesia dan Pimpinan Komisi I s/d XI dan Badan Legislasi Dewan

Perwakilan Rakyat Indonesia

2. Keputusan Badan Musyawarah Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia

II. Ruang Lingkup

Sasaran Kunjungan Kerja meliputi bidang-bidang yang termasuk dalam

ruang lingkup tugas Komisi III DPR RI, yaitu Bidang Hukum, Perundang-

undangan, HAM dan Keamanan.

III. Susunan Tim

1. Ir. Tjatur Sapto Edy, M.T. Ketua Tim / F - PAN

2. Saan Mustofa Anggota Tim/ F – PD

3. H. Daday Hudaya, S.H.,M.H. Anggota Tim/ F – PD

4. Rusminiati , S.H. Anggota Tim/ F – PD

5. Khatibul Umam Wiranu, M.Hum Anggota Tim/ F – PD

6. DR. H Deding Ishak, S.H.,M.M Anggota Tim/ F – PD

7. Drs. H.M. Ade Surapriatna,S.H.,M.H. Anggota Tim/ F – PG

8. Mahyudin, S.T., M.M Anggota Tim/ F – PG

9. Drs. Bambang Soesatyo, S.E.,M.B.A Anggota Tim/ F – PG

10. Trimedya Panjaitan, S.H., M.H. Anggota Tim/ F – PDIP

11. Drs. Muhammad Nurdin Anggota Tim/ F – PDIP

12. Ichsan Soelistio Anggota Tim/ F – PDIP

13. H.M. Aditya Mufti Arifin Anggota Tim/ F –PPP

14. HA Dimyati Natakusumah, S.H., M.H. M.Si Anggota Tim/ F – PPP

15. Drs. H. Adang Daradjatun Anggota Tim/ F – PKS

16. H. TB Soenmandjaja, S.D Anggota Tim/ F – PKS

17. Taslim, S. Si Anggota Tim/ F – PAN

18. Desmond J. Mahesa Anggota Tim/ F – Gerindra

19. Drs. H. Sarifuddin Sudding, S.H.,M.H. Anggota Tim/ F - Hanura

IV. Pelaksanaan Kunjungan Kerja

Kunjungan Kerja dilaksanakan selama 4 (empat) hari, sejak Hari Selasa,

17 Juli 2012 s.d Hari Jumat, 20 Juli 2012

V. Objek Kunjungan Kerja

Tim Komisi III DPR RI dalam Kunjungan Kerja di Provinsi Jawa Barat

melakukan beberapa kegiatan selama masa kunjungan Kerja, yaitu:

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

2

1. Kunjungan Lapangan Ke Lembaga Pemasyarakatan Klas I Sukamiskin

dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I

Bandung

2. Rapat Kerja dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia Jawa Barat beserta pejabat utama dan kepala Unit

Pelaksanan Teknis (UPT) Kanwil Kemenkumham se-Provinsi Jawa

Barat

3. Rapat Kerja dengan Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Jawa Barat

beserta jajarannya; dan Kepala Kejaksaan Negeri se- Provinsi Jawa

Barat

4. Rapat Kerja dengan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat; Ketua

Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat; Ketua Pengadilan Tata Usaha

Negara; dan Kepala Pengadilan Militer Provinsi Jawa Barat.

5. Rapat Kerja dengan Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Barat

beserta Pejabat Utama dan Kapolres se – Provinsi Jawa Barat

B. HASIL KUNJUNGAN KERJA:

Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat

I. ANGGARAN

a. Realisasi DIPA TA 2011

Realisasi DIPA Tahun Anggaran 2011, jajaran Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat sebesar Rp. 336.817.659.000,-

dengan rincian sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai : Rp. 126.403.237.000,-

b. Belanja Barang : Rp. 119.412.382.000,-

c. Belanja Modal : Rp. 91.002.040.000,-

Sampai dengan 31 Desember 2011 anggaran tersebut terserap sebesar

Rp.320.529.684.818,- (95,16%) dengan rincian sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai : Rp. 133.529.684.818,- (105,30%)

b. Belanja Barang : Rp. 105.829.220.725,- (88,63%)

c. Belanja Modal : Rp. 81.599.831.202,- (89,67%)

Jumlah anggaran yang tidak terserap sebesar Rp. 16.287.974.182,-

(4,84%). Hal tersebut disebabkan adanya sisa pengadaan Bahan Makanan

(BAMA), pengadaan beras untuk Narapidana/Tahanan, dan sisa pengadaan

barang dan jasa setelah dilakukan optimalisasi anggaran.

b. Pagu Definitif 2012

Pagu definitif yang diterima pada Tahun Anggaran 2012 (RM dan PNBP)

jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat sebesar

Rp.353.221.309.000,- dengan rincian berikut:

a. Belanja Pegawai : Rp. 148.836.784.000,-

b. Belanja Barang : Rp. 153.105.864.000,-

c. Belanja Modal : Rp. 51.278.661.000,-

Sampai dengan 30 Juni 2012 (Semester I Tahun 2012) anggaran dengan dana

RM dan PNBP terserap sebesar Rp. 135.409.916.413,-(38,34%)dengan rincian

sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai : Rp. 70.199.957.961,- (47,17%)

b. Belanja Barang : Rp. 54.020.560.445,- (35,28%)

c. Belanja Modal : Rp. 11.189.398.007,- (21,82%)

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

3

Program dan upaya yang dilakukan dalam mencapai target penerimaan

tahun 2012 yang dilakukan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Jawa Barat sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan jasa hukum (pendaftaran fidusia,

kenotariatan, pewarganegaraan, dan HKI), pelayanan Keimigrasian, dan

jasa yang dihasilkan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan.

b. Penertiban Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) dijajaran Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat seperti pendataan

ulang terhadap aset tanah dan bangunan (gedung kantor dan rumah

dinas) termasuk yang dipergunakan oleh pihak ke-3.

c. Proses pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas

pelayanan yang dilaksanakan secara langsung melalui kantor bank

persepsi yang berada di Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa

Barat.

d. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan publik.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) jajaran Kanwil Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat sampai dengan 30Juni 2012

(semester I) sebesar Rp. 59.063.023.953,- (90,66% dari estimasi target yang

ditetapkan) dimana Penerimaan tersebut sudah melebihi target (estimasi)

pendapatan dalam DIPA sebesar Rp. 65.149.258.315,-

c. Kebutuhan Dukungan Anggaran

Kebutuhan dukungan anggaran dalam upaya meningkatkan pelaksanaan

tugas dan fungsi jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Jawa Barat, sebesar Rp. 326.033.592.000,- dengan rincian sebagai

berikut:

a. Unit Pemasyarakatan dengan Kebutuhan Anggaran sebesar Rp. 724.

387. 583. 380,- dengan realisasi hingga 2012 sebesar Rp. 405. 041. 991.

380

b. Unit Keimigrasian dengan Kebutuhan Anggaran Sebesar Rp. 17. 626.

586.000,- dengan realisasi hingga 2012 sebesar Rp. 14. 206. 586. 000,-

c. Unit Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan kebutuhan

anggaran sebesar Rp. 3. 268. 000. 000,-

II. PENGAWASAN

a. Peran Kanwil Dalam Pembentukan Peraturan Daerah

Peranan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat dalam

memberikan saran dan pendapat hukum dalam pembentukan Peraturan Daerah

di Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut:

a. Pembentukan Perda di Tingkat Provinsi

Berperan aktif dalam penyusunan naskah akademik, penyusunan

prolegda, pembahasan dan harmonisasi penyatuan persepsi dalam

pembentukan Peraturan Daerah, dan evaluasi Peraturan Daerah.

Kerjasama dalam pembentukan Perda dengan Pemda Provinsi berjalan

dengan baik.

b. Pembentukan Perda di Tingkat Kabupaten/Kota

Belum semua kabupaten/kota melibatkan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM dalam proses Pembentukan maupun

Harmonisasi Peraturan Daerah. Dari 26 Kabupaten/Kota yang ada di

Jawa Barat baru 5 Kabupaten/Kota yang telah bekerjasama dengan

Kanwil.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

4

Beberapa daerah kabupaten/kota belum melaksanakan Undang-

undang Nomor 12 Tahun 2011, sebagai acuan dalam pembentukan

Peraturan Daerah disebabkan keterbatasan anggaran,letak geografis

yang jauh, dan terbatasnya tenaga fungsional Perancang Perundang-

undangan, baik di tingkat Kantor Wilayah maupun di Pemerintah

Daerah.

Adapun upaya yang dilakukan Kanwil Kemenkumham dalam meningkatkan

peran dalam pembentukan peraturan di Daerah antara lain:

a. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM melalui:

Rencana melakukan Kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk

DIKLAT Penyusun dan Perancang Peraturan Perundang Undangan

(Suncang) sesuai amanat Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

Kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk BIMTEK Produk Hukum

Daerah.

b. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam penyusunan PROLEGDA,

Penyusunan RAPERDA, Harmonisasi, dan Pembahasan serta sosialisasi

PERDA.

b. Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan

Kondisi aktual LAPAS dan RUTAN di Propinsi Jawa Barat seluruhnya

mengalami over kapasitas kecuali Lapas Klas I Sukamiskin, dan tidak

seimbangnya jumlah petugas dengan jumlah penghuni. Berdasarkan data yang

ada pada Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat bulan Juli 2012, over

kapasitas LAPAS/RUTAN Wilayah Jawa Barat sebagai berikut:

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

5

Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut, antara lain:

a. Melakukan pemindahan Narapidana antar Lapas/Rutan dan

pemindahan narapidana ke luar Jawa Barat.

b. Optimalisasi penggunaan LAPAS/ RUTAN baru dan menambah

kapasitas hunian pada LAPAS/ Rutan yang ada

c. Mendistribusikan petugas keamanan

d. Meningkatkan Kemampuan petugas pengamanan

e. Mengoptimalkan pelaksanaan pembinaan dengan pemberian

pembebasan bersyarat (PB), Cuti Menjelang Bebas (CMB) dan Cuti

Bersyarat (CB)

Kebijakan dalam peningkatan keamanan di LAPAS dan Rutan mengacu

pada nota kesepahaman anara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan

Kepolisian RI No. B/ 1487/ VI/ 2006 dan No. E.UM.06/07-104 tentang

Pelayanan Tugas Pembinaan dan Operasional Pengamanan LAPAS/ RUTAN.

Kesepahaman tersebut ditindaklanjuti dengan kegiatan yang berkaitan dengan:

Peningkatan Kualitas SDM melalui pelatihan – pelatihan/ Diklat Kesamaptaan,

pendidikan Dasar Pemasyarakatan (PDP), Latihan Menembak dan Pengendalian

Huru Hara; Bantuan pengamanan dalam bentuk patroli sambang; Bantuan

pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

Bantuan sarana dan prasarana (peminjaman kendaraan, senjata api); Kerjasama

penyidikan dan penangkapan WBP yang melakukan tindak pidana; dan terkait

dengan Perizinan senjata api.

Sedangkan upaya yang dilakukan oleh Kanwil Kemenkumham Jabar dalam

melakukan pencegahan dan penanggulangan kasus tindak pidana khususnya

penyeludupan dan peredaran narkoba di LAPAS/ RUTAN antara lain:

a. Melaksanakan penggeledahan di LAPAS/ RUTAN baik oleh Satgas

Kamtib Kanwil maupun UPT bersangkutan secara terpadu dan

berkesinambungan.

b. LAPAS/ RUTAN melakukan penggeledahan terhadap pengunjung dan

petugas yang dilakukan oleh Penjaga Pintu Utama (P2U).

c. Melarang penggunaan alat komunikasi dan mengefektifkan penggunaan

Wartel Pemasyarakatan.

d. Melarang petugas/pegawai/ pengunjung LAPAS/ RUTAN membawa alat

komunikasi kecuali Handy Talkie dinas ke dalam blok dengan

menyediakan loker bagi petugas dan pengunjung untuk penyimpanan

alat komunikasi dan barang lainnya.

e. Memberikan pemahaman terhadap petugas dan penghuni tentang

dampat negatif dari pemakaian Narkoba.

f. Penindakan terhadap petugas dan Narapidana yang terlibat narkoba

dengan diserahkan kepada pihak Kepolisian.

g. Upaya untuk pemasangat alat penghilang signal telepon.

h. Upaya peningkatan kemampuan penjaga pintu utama (P2U)

i. Mengoptimalkan kendaraan test narkoba.

j. Melaksanakan kerja sama dengan Kepolisian dan BNN dalam

melaksanakan test urine, penggeledahan bersama dan sosialisasi

tentang narkoba.

c. Balai Pemasyarakatan

Pada Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat terdapat 4 (empat)

Balai Pemasyarakatan, yaitu:

a. BAPAS Bandung

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

6

b. BAPAS Cirebon

c. BAPAS Bogor

d. BAPAS Indramayu

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan, Tugas Pokok dan Fungsi BAPAS adalah sebagai berikut:

a. Tugas Pokok BAPAS:

Memberikan pembimbingan baik klien anak maupun dewasa sesuai

dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;

Melaksanakan pembinaan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap

klien diluar Lembaga Pemasyarakatan.

b. Fungsi BAPAS:

Melakukan LITMAS untuk bahan peradilan atas dasar permintaan

dari LAPAS, RUTAN, BAPAS lain, Kepolisian dan intansi lain yang

terkait;

Melakukan registrasi klien pemasyarakatan;

Melakukan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak;

Melakukan sidang di Pengadilan Negeri dan Sidang Tim Pengamat

Pemasyarakatan (TPP) di BAPAS, LAPAS, RUTAN;

Menyelenggarakan Bimbingan Mental dan Sosial, serta latihan kerja

baik yang dilaksanakan sendiri maupun bekerja sama dengan

instansi lain.

Dalam melaksanakan tugas dan fungi BAPAS meliputi wilayah sebagai

berikut:

a. BAPAS Bandung meliputi 10 wilayah Kabupaten/Kota: Kab. Bandung,

Kota Bandung, Kota. Cimahi, Kab. Bandung Barat, Kab. Cianjur, Kab.

Subang, Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kab. Sumedang, dan Kab.

Purwakarta.

b. BAPAS Cirebon meliputi 5 wilayah Kabupaten/Kota: Kab. Kuningan,

Kota Cirebon, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu, dan Kab. Majalengka.

c. BAPAS Bogormeliputi 6 wilayah Kabupaten/Kota: Kota Bogor, Kab.

Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kab. Bekasi, dan Kab. Karawang.

d. BAPAS Garut meliputi 5 wilayah Kabupaten/Kota: Kab. Garut, Kota

Tasikmalaya, Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, dan Kota Banjar.

Hambatan-Hambatan yang timbul dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

BAPAS adalah sebagai berikut:

a. Sarana dan prasarana yang dimiliki BAPAS sangat minim dibanding

dengan volume kerja dan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawab

BAPAS.

b. Jumlah pegawai sebanyak 114 orang tidak sebanding dengan volume

pekerjaan yakni:

Jumlah klien BAPAS yang dibina sebanyak 5.795 orang

Wilayah kerja BAPAS yang sangat luas, meliputi 26 Kab/Kota.

c. Kualitas pegawai belum semua memenuhi standar kualifikasi sesuai

dengan bidang tugas.

d. Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Pada Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat terdapat 3 (tiga)

RUPBASAN, yaitu:

a. RUPBASAN Bandung

b. RUPBASAN Cirebon

c. RUPBASAN Indramayu

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

7

Kondisi yang dihadapi ketiga RUPBASAN tersebut pada umumnya dihadapkan

pada beberapa kendala, antara lain:

a. Tidak ada ketentuan batas waktu barang yang sudah inkrah sehingga

mengakibatkan terjadinya penumpukan BASAN/BARAN di RUPBASAN.

b. Penyimpanan dan penempatan BARAN/BASAN belum sepenuhnya

dapat dilaksanakan sesuai dengan jenis dan peruntukannya. Kondisi

tersebut pada umumnya disebabkan karena keterbatasan gudang.

c. Keterbatasan sarana dan prasarana untuk meneliti, memeriksa, dan

menaksir tentang jenis, mutu, macam, dan jumlah BARAN/BASAN yang

masuk terutama untuk jenis BARAN dan BASAN tertentu seperti

Narkoba, Logam Mulia, Barang Antik, dan BBM, sehingga penelitian

terhadap BARAN dan BASAN dilakukan secara sederhana dan manual.

d. Terbatasnya sarana dan prasarana pengamanan seperti senjata api

untuk petugas pengamanan, kamera CCTV, alarm, hidran air, dan alat

pemadam kebakaran.

e. Terbatasnya jumlah personil pengamanan. Sebagai contoh di

RUPBASAN Bandung jumlah tenaga pengamanan sebanyak 12 orang

yang terbagi kedalam 4 (empat) regu sehingga tiap regu hanya 3 (tiga)

orang.

f. Minimnya anggaran pemeliharaan BARAN/BASAN dibandingkan

dengan jumlah BARAN/BASAN yang memerlukan perawatan dan

pemeliharaan seperti kendaraan bermotor dan barang elektronik dan

lain-lain.

g. Kurangnya kualitas sumber daya manusia dalam menangani

penerimaan, pengelolaan, dan pemeliharaan BARAN/BASAN.

h. Dari jumlah 26 kab/kota baru 3 (tiga) kabupaten/kota yang memiliki

RUPBASAN sehingga data penyimpanan BARAN/BASAN yang dimiliki

Divisi Pemasyarakatan tidak akurat/valid.

e. Keimigrasian

Berkaitan dengan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian terdiri dari:

a. Sub Sistem Paspor Biometrik

b. Sub Sistem Cegah Tangkal

c. Sub Sistem Visa dan Izin Tinggal

d. Sub Sistem Border Crossing Management (BCM)

e. Sub Sistem Penyidikan dan Penindakan.

Adapun kendala - kendala yang dihadapi UPT Keimigrasian dalam

pelaksanaan keimigrasian adalah sebagai berikut:

a. Sub Sistem Paspor Biometrik

Kendala yang dihadapi : Peralatan yang ada sering mengalami kendala

(rusak atau kurang jumlahnya) dan tergantung pada pasokan alat atau

perbaikan teknisi pusat (khususnya yang berkaitan jenis alat yang

berspesifikasi tertentu).

b. Sub Sistem Cegah Tangkal

Kendala yang dihadapi : Belum terkoneksi system jaringan dengan

instansi terkait. (Kepolisian RI, KPK, Kejaksaan Agung, dan BNN)

c. Sub Sistem Visa dan Izin Tinggal

Untuk sub sistem ini tidak mengalami kendala.

d. Sub Sistem Border Crossing Management (BCM)

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

8

Kendala yang dihadapi: Kurangnya personil yang berkualifikasi teknis

(pejabat imigrasi) dalam rangka pemeriksaan dokumen

keimigrasian/identitas diri.

e. Sub Sistem Penyidikan dan Penindakan.

Kendala yang dihadapi : Sub Sistem Penyidikan dan Penindakan belum

bisa dilaksanakan secara optimal karena aplikasi masih dalam proses

penyempurnaan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah diupayakan beberapa hal

yaitu:

a. Memanfaatkan peralatan yang ada secara optimal dengan konsekuensi

harus bekerja diluar jam kedinasan (lembur)

b. Perlunya kebijakan atau regulasi tentang koneksitas system jaringan

cegah tangkal dengan instansi terkait.

c. Memanfaatkan pegawai non teknis yang ada dengan supervisi pejabat

imigrasi dan mengoptimalkan tenaga teknis yang ada sesuai kebutuhan.

d. Pelaksanaan sistem penyidikan dan penindakan yang tidak tercover

dalam sistem dilaksanakan secara manual.

Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Jawa Barat

I. Anggaran:

a. Realisasi DIPA 2011

Realisasi penggunaan DIPA Tahun Anggaran 2011 di Kejaksaan Tinggi

Provinsi Jawa Barat dengan PAGU DIPA berjumlah Rp. 163.011.597.000,- dengan

realisasi berjumlah Rp. 156. 534. 185. 734,- dimana dalam pemanfaatan

anggaran untuk Tahun Anggaran 2011 terdapat kendala yang dihadapi, antara

lain:

a. Adanya Revisi anggaran yang memerlukan waktu, adapun upaya /

solusi pemecahan yaitu melakukan koordinasi lebih intensif baik secara

langsung maupun melalui surat.

b. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang menguasai pengelolaan

pengadaan barang dan jasa, adapun upaya / solusi pemecahan yaitu

dilaksanakannya program pelatihan pengadaan barang dan jasa serta

melakukan ujian sertifikasi Perpres No. 54 Tahun 2010.

b. Pagu Definitif 2012

Pagu definitif untuk Tahun Anggaran 2012 yang diterima Kejaksaan Tinggi

Jawa Barat dimana untuk Kejaksaan TInggi Jawa Barat memperoleh Rp. 74. 544.

222. 000,- yang terdiri atas: Rp. 60. 489. 077. 000,- untuk Belanja Pegawai; Rp.

12. 972. 126. 000,- untuk Belanja Barang; sedangkan Rp. 1. 083. 019. 000,- untuk

Belanja Modal.

Sedangkan Pagu definitif untuk Satker dalam Wilayah Hukum Kejaksaan

se- Jawa Barat untuk tahun 2012 sebesar Rp. 228. 731. 420. 000 dengan

perincian sebagai berikut: Belanja Pegawai sebesar Rp. 129. 495. 710. 000,-;

Belanja Barang sebesar Rp. 87. 868. 207. 000,-; Belanja Modal sebesar Rp. 11.

367. 503. 000,-

c. Kebutuhan Dukungan Anggaran

Kebutuhan yang memerlukan dukungan anggaran dalam upaya

meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi dilingkungan Kejaksaan Tinggi

Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut :

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

9

a. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung kantor dan rumah dinas

jabatan;

b. Pengadaan kendaraan roda 4 dan roda 2;

c. Pengadaan sarana dan prasarana perlengkapan gedung kantor yang

mendukung pelaksanaan kinerja (komputer, meubelair, dan sarana

inventaris lainnya

II. Pengawasan:

a. Perkara Menonjol

Adapun perkara menonjol yang ditangani Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

antara lain:

a. Perkara Tindak Pidana Umum:

Perkara Tindak Pidana melakukan kekerasan terhadap orang atau

barang dan atau pengruksakan terhadap barang berupa bangunan

masjid Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) pada hari Jumat tanggal 17

Pebruari 2012 sekira jam 08.00 Wib di Kp. Cisaar RT.01/08 Desa

Cipeuyeum Kec. Haurwangi Kab. Cianjur dengan total 14 orang

tersangka. Perkara tersebut saat ini dalam proses persidangan di

Pengadilan Negeri Cianjur dengan agenda persidang pembacaan

putusan yang akan dibacakan pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2012.

Perkara Tindak Pidana Penodaan Agama atas nama terdakwa HEIDI

EUGINIE Als. HADASSAH J. WERNER dimana perkara tersebut dalam

proses persidangan di Pengadilan Negeri Bandung dengan

pemeriksaan saksi-saksi.

b. Perkara Tindak Pidana Khusus:

Kasus Korupsi pemungutan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) di

Kabupaten Subang atas nama terpidana Drs. EEP HIDAYAT, M.Si Bin

P. OEKING ( Mantan Bupati Subang Non Aktip). Adapun Kasus

Posisinya yakni Bahwa Drs. EEP HIDAYAT, M.Si Bin P. OEKING telah

melakukan Tindak Pidana Korupsi dalam pemungutan PBB (Pajak

Bumi dan Bangunan) pada dinas Pendapatan Daerah di Pemkab

Subang dengan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian

Negara sebesar Rp. 14.293.868.583,00 (empat belas milyar duaratus

sembilan puluh tiga juta delapan ratus enam puluh delapan ribu lima

ratus delapan puluh tiga rupiah). Terhadap perkara tersebut telah

diputus oleh Mahkamah Agung dengan pidana penjara selama 5

(lima) tahun dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan telah

dilakukan eksekusi terhadap terpidana.

Perkara Korupsi biaya penunjang operasional DPRD Kota Cirebon

dengan terdakwa H. SURYANA (Mantan Wakil Walikota Cirebon) dan

H. SUNARYO HW, Sip, MM (Mantan Ketua DPRD Kota Cirebon).

Adapun kasus posisinya yakni Bahwa H. SURYANA dan H. SUNARYO

HW, Sip, MM. telah melakukan Tindak Pidana Korupsi Anggaran

Belanja Barang dan Jasa (biaya penunjang oprasional DPRD Kota

Cirebon yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp.

4.983.960.000 (empat milyar sembilan ratus delapan puluh tiga

sembilan ratus enam puluh ribu). Perkara tersebut masih menunggu

putusan Kasasi dari Mahkamah Agung.

Perkara korupsi penyimpangan penyaluran dana Bantuan Sosial

APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 dan 2010 dengan total 8

(delapan) orang terdakwa. Adapun kasus posisinya antara lain:

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

10

Bahwa para terdawa telah melakukan Tindak Pidana Korupsi

Penyimpangan Penyaluran Dana Hibah dan bantuan sosial APBD

Kota Bandung TA. 2009 dan 2010 tidak sesuai dengan ketentuan

yang mengakibatkan kerugian negara Rp. 65.000.000.000,- (enam

puluh lima milyar). Sedangkan terkait penanganannya untuk

terdakwa ROCHMAN S.Sos., LUTHFAN BARKAH, S.Stp, M.Si., FIRMAN

HIMAWAN, UUS RUSLAN dan YANOS SAPTADI sedang dalam proses

persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi bandung dengan

agenda persidangan pemeriksaan saksi-saksi, sedangkan untuk

terdakwa Drs. H. HAVID KURNIAWAN, M.Si. dan Drs. AHMAD

MULYANA sudah dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Bandung dan sedang menunggu Penetapan Sidang, sedangkan

tersangka AYI SUPRIATNA sedang dalam proses pemberkasan.

Perkara tindak pidana korupsi penyalahgunaan annggaran

Sekretariat Daerah Non Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten

Cianjur TA. 2007 – 2010, atas nama tersangka HERI KHARUMAN dan

Drs. EDI IRYANA. Adapn kasus posisinya yaitu Bahwa para tersangka

telah melakukan Tindak Pidana Korupsi penyalahgunaan annggaran

Sekretariat Daerah Non Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten

Cianjur TA. 2007 – 2010 tidak sesuai dengan ketentuan yang

mengakibatkan kerugian negara Rp. 5.443.285.577,- (lima milyar

empat ratus empat puluh tiga juta dua ratus delapan puluh lima ribu

lima ratus tujuh puluh tujuh rupiah) dan saat ini Para tersangka telah

dilimpahkan ke tahap Penuntutan dan dalam penyempurnaan

dakwaan.

Perkara tindak pidana korupsi berupa pemberian gratifikasi oleh

seorang kepada Pegawai Negeri atau Penyelenggaran Negara atas

nama tersangka ANGGRAH SURYO (Kepala KPP Pratama Bogor) dan

tersangka ENDANG DYAH LESTARI (Pegawai PT. Gunung Emas

Abadi). Dengan kasus posisi bahwa Pada hari Jumat tanggal 13 Juli

2012 bertempat di pelataran parkir Kantor Pegadaian Kota Legenda

Cibubur sekira pukul 10.20 WIB, tersangka ANGGRAH SURYO telah

menerima sesuatu pemberian berupa uang tunai sebesar Rp.

300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) yang diterima dari tersangka

ENDANG DYAH LESTARI (Pegawai PT. Gunung Emas Abadi), dimana

pemberian uang dari tersangka ENDANG DYAH LESTARI kepada

tersangka ANGGRAH SURYO tersebut diduga berhubungan dengan

penurunan pajak kurang bayar PT. Gunung Emas Abadi yang semula

berdasarkan hasil pemeriksaan awal ditemukan kekurangan

pembayaran pajak sebesar Rp. 24 milayar, namun atas bantuan dari

tersangka ANGGRAH SUROYO pajak kurang bayar PT. Gunung Emas

Abadi tersebut diturunkan menjadi 1,2 milyar. Untuk perkara

tersebut sedang dilakukan proses pemeriksaan saksi-saksi dan

pendalaman terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan

perkara tersebut.

b. Hambatan dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Beberapa hambatan yang dihadapi jajaran Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya, antara lain:

a. Bidang Intelijen

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

11

Bahwa dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Intelijen terdapat Kegiatan

LID, PAM, GAL. Adapun dalam pelaksanaan kegiatan LID / Penyelidikan

terdapat dua tahapan kegiatan, yaitu :

Surat Perintah Tugas (IN.3)

Yang merupakan dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu

yang menjadi bagian tugas kegiatan maupun Tugas Operasi Intelijen

Yustisial

Surat Perintah Operasi Intelijen Yustisial (In.1).

Yang merupakan dasar untuk melaksanakan Operasi Intelijen

Yustisial. Yang menjadi kendala / hambatan dalam pelaksanaan Surat

Perintah tersebut di atas, terdapat dalam pelaskanaan Surat Perintah

Tugas, karena tidak ada dukungan anggaran kegiatan, sedangkan

anggaran tersebut sangatlah mendukung untuk melaksanakan On

The Spot guna memperoleh informasi dilapangan dan merupakan

salah satu bagian dalam pelaksanaan Surat Perintah Tugas

b. Bidang Tindak Pidana Umum

SPDP yang sudah di serahkan ke JPU namun tidak ditindaklanjuti

dengan penyerahan berkas perkara tahap I, walaupun JPU telah

berkoordinasi disertai dengan Surat Permintaan Perkembangan Hasil

Penyidikan (P-17), sehingga perkara tersebut tidak dapat

dituntaskan.

Perkara yang telah dinyatakan lengkap oleh JPU (P-21) tetapi oleh

penyidik tidak diikuti oleh penyerahan berkas perkara tahap II

(Barang bukti dan tersangka), walaupun JPU telah berkoordinasi

disertai dengan Surat Permintaan Penyerahan Tersangkan dan

Barang Bukti (P-21A)

Pelaksanaan PERMA Nomor : 02 Tahun 2012 tanggal 27 Pebruari

2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah

denda dalam KUHP sampai sekarang belum ada Juklaknya.

Bagaimana penerapan PERMA tersebut dalam pengananan perkara

tindak pidana umum. Pelaksanaan PERMA Nomor: 02 Tahun 2012

tanggal 27 Pebruari 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak

Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP, belum dapat

dilaksanakan mengingat masih dalam rapat Mahkehjapol.

Penyelesaian Barang Bukti :

o Pengembalian barang bukti atas perkara yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap sulit dilaksanakan karena yang

berhak/yang bersangkutan tidak diketahui lagi keberadaanya dan

ketika dipanggil pada alamat kediaman terakhir tidak pernah

datang dan tidak ada jawaban.

o Penyelesaian barang bukti/barang rampasan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap tidak dapat segera

dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan oleh Undang-Undang

karena salah satu penyebabnya barang bukti kendaraan yang telah

selesai dilelang tidak dapat dikeluarkan surat-surat kendaraan

hasil lelang tersebut berupa BPKB dan STNK, sehingga akan

mempengaruhi minat peserta lelang.

c. Bidang Tindak Pidana Khusus

Sehubungan dengan telah dioperasikannya Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi di semua Ibu Kota Propinsi, maka terhadap perkara tindak

pidana korupsi yang terjadi di wilayah hukum Propinsi Jawa Barat

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

12

disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan

Negeri Bandung namun tidak terdapat kendaraan operasional yang

dimiliki oleh Bidang Tindak Pidana Khusus Kejati Jawa Barat.

Bahwa dalam DIPA tahun 2012 tidak dianggarkan biaya untuk proses

persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi antara lain biaya

transportasi kendaraan tahanan, biaya pengawalan dan pengamanan

tahanan dan makan untuk para tahanan.

d. Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

Bahwa hambatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di Bidang

Perdata dan Tata Usaha Negara meliputi antara lain, masih kurang

memahaminya baik BUMN/BUMD, instansi pemerintah daerah/pusat

dalam mengoptimalkan peran fungsi dari pemanfaatan Jasa

Pengacara Negara sebagimana dimaksud dalam UU No. 16 Tahun

2004 Pasal 30 ayat (2) tentang Kejaksaan RI.

c. Penindakan terhadap Oknum Jaksa

Data oknum Jaksa di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang melakukan

perbuatan melawan hukum adalah Jaksa SISTOYO, SH., berdasarkan Putusan

Pengadilan dinyatakan telah menerima suap dan di hukum dengan pidana

penjara selama 6 (enam) tahun, yang sekarang masih dalam proses hukum

banding.

Sedangkan data oknum Jaksa yang melakukan pelanggaran etik sebanyak

37 orang yang terdiri dari Jaksa 26 orang dan pegawai Kejaksaan 11 orang,

dengan perincian hukuman disiplin yang dijatuhkan 5 orang ( 1 Tata Usaha, 4

Jaksa) dijatuhi hukuman ringan, 23 orang ( 4 Tata Usaha. 19 Jaksa) dijatuhi

hukuman sedang, dan 9 orang ( 6 Tata Usaha, 3 Jaksa ) dijatuhi hukuman berat.

d. Reformasi Birokrasi

Agenda Pembaruan Kejaksaan RI dalam pelaksanaannya oleh pimpinan

Kejaksaan telah dikeluarkan Peraturan Jaksa Agung RI tentang Rekrutmen,

Pendidikan dan Pelatihan, Standar Minimum Profesi Jaksa, Pembinaan Karir,

Kode Perilaku Jaksa dan Pengawasan. Dikeluarkannya peraturan-peraturan

Jaksa Agung tersebut tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan

profesionalitas, integitas, moral, dan kualitas Jaksa.

Terkait dengan progran Pembaruan Kejaksaan tersebut Kepala Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat telah dan akan melakukan langkah-langkah antara lain :

a. Dalam hal peningkatan profesionalitas selalu mengikut sertakan para

Jaksa dan Pegawai di jajaran Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ikut dalam

Pendidikan dan Pelatihan baik diklat teknis maupun diklat penjenjangan

karier, seminar, workshop, diskusi tentang isue yang sedang

berkembang di masyarakat.

b. Dalam hal peningkatan integritas dan moral setiap bulan di laksanakan

siraman rohani melalui ceramah Agama.

c. Dalam hal peningkatan disiplin khususnya di Kejaksaan Tinggi Jawa

Barat setiap hari kerja pagi dan sore dilaksanakan apel yang diisi

dengan arahan, petunjuk oleh penerima apel secara bergiliran dari

Kajati, Wakajati, para Asisten, KTU, dan Koordinator.

d. Memerintahkan kepada semua Kepala Satuan Kerja untuk

melaksanakan Pengawasan Melekat kepada masing-masing

bawahannya, dan juga melakukan Pengawasan Fungsional terhadap

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

13

para Pegawai yang melakukan pelaggaran dengan konsisten

menerapkan hukuman displin sesuai dengan kadar kesalahannya.

Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Barat

I. Anggaran:

a. Realisasi DIPA 2011

Pada Tahun Anggaran 2011, Kepolisian Daerah Jawa Barat memperoleh

Pagu Anggaran sebesar Rp. 1.860.178.592.000,- dengan realisasi DIPA Tahun

Anggaran 2011 sebesar Rp. 1.930.423.411.051,- dengan Program yang menjadi

Prioritas antara lain: Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Polri; Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas

Aparatur Polri; Program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kepolisian;

Program Kerjasama Keamanan dan Ketertiban; dan Program Pengembangan

Bantuan Hukum.

b. Pagu Definitif 2012

Pagu definitif Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Barat untuk Tahun

Anggaran 2012 sebesar Rp. 2.095.312.193.000,- dengan rincian sebagai

berikut:

a. Belanja Pegawai sebesar : Rp. 1.787.589.371.000,-

b. Belanja Barang sebasar : Rp. 291.694.181.000,-

c. Belanja Modal sebesar : Rp. 16.028.641.000,-

Sedangkan upaya yang dilakukan Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Barat

dalam mencapai penerimaan tahun 2012 adalah melalui Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang berlaku dilingkungan Polri, meliputi penerimaan dari :

Penerbitan Surat Izin mengemudi; Pelayanan ujian keterampilan mengemudi

melalui simulator; Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan; Penerbitan Surat

Tanda Coba kendaraan; Penerbitan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor;

Penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor; Penerbitan Surat Mutasi

Kendaraan ke luar Daerah; Penerbitan Surat Izin Senjata Api; Penerbitan Surat

Keterangan Catatan Kepolisian; Penerbitan Surat Keterangan Lapor Diri; dan

Denda pelanggaran lalu lintas.

d. Kebutuhan Dukungan Anggaran

Berkaitan dengan dukungan anggaran yang dibutuhkan Kepolisian Daerah

Jawa Barat disamping telah diajukan penganggaran ke Mabes Polri sesuai

dengan kebutuhan ideal. Kepolisian Daerah Jawa Barat juga mengajukan

beberapa usulan yaitu:

Kebutuhan anggaran TA. 2013 dalam upaya meningkatkan pelaksanaan

tugas dan fungsi Kepolisian Daerah Jawa Barat dan Jajaran sebesar Rp.

3.106.971.330.000,- yang diajukan, namun yang dipenuhi sebesar Rp 2.1

Triliyun (Rp. 2.124.544.000,-) dengan rincian sebagai berikut :

a. Belanja pegawai sebesar : Rp. 1.800.000.000.000,-

b. Belanja barang sebesar : Rp. 305.600.000.000,-

c. Belanja modal sebesar : Rp. 18.944.000.000,-

Rincian per sumber anggaran :

a. Rupiah murni : Rp 2.020.000.000.000,-

b. PNBP : Rp 92.816.000.000,-

c. BLU` : Rp 14.221.000.000,-

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

14

Khusus untuk belanja modal diprioritaskan untuk pembangunan fasilitas

yang kondisinya sudah tidak layak pakai/huni antara lain:

a. Pagar SPN Cisarua Polda Jabar,

b. Kantor Den C Brimob Cipanas,

c. Mako Polsek 10 Unit,

d. Sat Pol Air Cipatujah 1 unit,

e. Mako Polres Sumedang tahap pertama, serta

f. Sertifikasi beberapa tanah Jajaran Polda Jabar.

II. Pengawasan:

a. Data Perkara Sengketa Pertanahan Potensi Konflik Horizontal:

Data kasus pertanahan yang dapat menimbulkan konflik horizontal dalam

masyarakat yang ditangani Dit Reskrim Umum Polda Jabar, adalah sebagai

berikut:

No. Laporan Polisi Objek Perkara Potensi Konflik

1. LPB/531/VIII/20

11/ JABAR

tanggal 19

Agustus 2011

tentang dugaan

tindak pidana

menyuruh

menempatkan

keterangan palsu

kedalam akta

autentik dan

menggunakanny

a untuk salah

satu bukti

gugatan di PTUN

Bandung a.n.

pelapor

SOEKANDRA

MULYADI

Akta No. 3 tanggal 18

Nopember 2005 di

Notaris RESNIZAR

ANASRUL, SH, MH yang

diduga isinya tidak

benar/palsu

selanjutnya akta

tersebut dijadikan salah

satu bukti gugatan di

PTUN Bandung tentang

penerbitan SHGB No.

30/Lebak Siliwangi

tanggal 3 September

2010 a.n. Yayasan

Badan Perguruan

Sekolah Menengah

Kristen Jawa Barat

(BPSMKJB)– (SMAK

DAGO)

lokasi : Jl. Ir. H. Juanda

No. 93 Kota Bandung

(SMAK DAGO)

Pada hari Senin tanggal

28 Juli 2011 pukul 16.00

Wib di Lokasi Jl. Ir.

Juanda No. 93 Kota

Bandung telah terjadi

pengerahan masa baik

dari pihak Yayasan

BPSMKJB (SMAK DAGO)

dan dari Perkumpulan

Lycium Kristen (PLK)

untuk memperebutkan

obyek tanah sehingga

terjadi pengrusakan dan

penganiayaan dari kedua

belah pihak

2. LPB/118/II/2012

/JABAR tanggal 11

Februari 2012,

tentang tindak

pidana

penyerobotan

tanah a.n pelapor

SARI NURTALIM,

sebagaimana

dimaksud dalam

pasal 385

KUHPidana

Tanah ber-SHM

disewakan oleh Bupati

dengan surat ijin

menggarap

Lokasi: Ds. Soge Kec.

Kandang Haur Kab.

Indramayu

Masyarakat yang

menyewa tanah dengan

pemilik SHM

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

15

3. LPB/392/V/201

2/Jabartanggal

15 Mei 2012, atas

nama pelapor

DEDI

ASMARAHADI,

dugaan tindak

pidana

penyerobotan

tanah

sebagaimana

dimaksud dalam

pasal 385

KUHPidana

Tanah yang terletak di

Jl. AncolTimur I dan IX

dihuni oleh masyarakat

setempat lebih dari 10

KK

Lokasi: Jl. Ancol Timur

Kel. Ancol Kec. Regol

Kota Bandung

Bisa terjadi konflik dan

melibatkan massa

penghuni tanah dengan

pemilik tanah

4. LPB/754/XI/201

1/Jabar tanggal 7

November 2011

atas nama

pelapor

SOLIKHAN,

dugaan tindak

pidana

penyerobotan

tanah

sebagaimana

dimaksud dalam

pasal 385

KUHPidana

Tanah sawah seluas 5

hektar dan sedang

digarap oleh

masyarakat dengan

dasar menyewa kepada

Sdr. ATO TENGES

Lokasi: Ds. Majakerta

Kec. Juntinyuat Kab.

Indramayu

Dapat terjadi konflik

antara masyarakat

penggarap dengan massa

pemilik sawah

5. LP/125/III/2010

/Biro Ops tanggal

4 Maret 2012

Sekitar tanggal 13

Januari 2009 terjadi

tindak pidana

pemalsuan

menggunakan akta

autentik yang dilakukan

oleh Hj. Dra. RIDHA

FARIDA RUKMIATI SITI

JUBAIDAH (Terlapor) di

PTUN Bandung,

terlapor telah

memberikan

keterangan palsu

dengan mengatakan

bahwa terlapor telah

menemukan alat bukti,

kemudian kuasa hukum

terlapor mengajukan

PK ke MA dengan

melampirkan tiga

novum, ternyata

berdasarkan

Konflik antara terlapor

dengan Pemprov Jabar

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

16

keterangan

Ketua PN Bandung dan

keterangan saksi Prof.

Dr. RM SUDIKNO

MERTOKUSUMO, SH,

novum tersebut tidak

pernah ditanda tangani

dan tidak ada arsip di

PN Bandung

Lokasi: Pengadilan Tata

Usaha Negara Bandung

Jl. Dipenogoro No. 34

Bandung

b. Kesiapan Pengamanan Pemilihan Gubernur Tahun 2013

Kesiapan Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Barat dalam menghadapi

Pemilihan Gubernur Jawa Barat pada Operasi Praja Lodaya 2013 sebgai berikut:

Dalam rangka persiapan, Polda Jabar yang memiliki 30.927 orang personil yang

terbagi dalam 44 Satuan kerja membagi proses pengamanan pemilihan dalam

beberaa tahapan yang terdiri atas:

a. Tahapan Awal Kegiatan yakni tahapan pembentukan dan pengangkatan

PPK dan PPS; Pemutakhiran Data Daftar Pemilih; dan Masa Pencalonan

akan mempersiapkan 750 orang personil

b. Pengamanan Tahap awal yakni pada awal tahun 2013 hingga 06 febuari

2013. Polda Jabar akan mempersiapkan 750 orang personil

c. Tahap Inti yakni pada masa kampanye; pemungutan suara dan

penghitungan suara. Polda Jabar akan mempersiapkan sejumlah 20.618

orang personil

d. Sedangkan untuk diluar tahap inti, yakni pada tahap masa tenang;

penetapan pasangan calon terpilih; dan Pelantikan Gubernur terpilih.

Polda Jabar mempersiapkan 10.309 orang personil

e. Pengamanan pengadaan dan distribusi logistik pemilu akan

ditempatkan 15 orang personil dari 22 polres yang ada sehingga

berjumlah 330 orang personil.

c. Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi

Penanganan Tindak Pidana Korupsi oleh Polda Jawa Barat beserta polres

jajarannya selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 sebanyak 143

kasus yang terdiri atas 40 berkas perkara telah P.21; 8 Kasus di SP3; 1 kasus di

limpahkan ke Jaksa Pengacara Negara; dan 94 Kasus masih dalam proses

penyidikan.

Beberapa kasus yang menonjol yang ditangani adalah kasus-kasus yang

berkaitan dengan DPRD Cirebon (diantaranya Wakil Walikota Cirebon) dengan

kerugian negara sebesar Rp. 1.496.435.000,- dan vonis hukuman selama 1

tahun 6 bulan, BRI Ujung Berung dengan kerugian negara sebesar Rp.

1.689.763.900,-, PT. Kereta Api Indonesia dengan kerugian negara sebesar Rp

100.000.000.000,- dan Dinas Perpajakan daerah Cianjur dengan kerugian

negara sebesar Rp. 614.000.000,-.

Sedangkan beberapa hambatan yang dialami dalam penanganan kasus

tindak pidana korupsi antara lain:

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

17

a. Dalam penyidikan tindak pidana korupsi, Polri masih bergantung pada

instansi lain. Misalnya BPKP dalam hal penghitungan kerugian negara

dan ahli (dalam hal menghitung kegiatan yang berkaitan dengan

konstruksi)

b. Dalam Pemeriksaan terhadap pejabat negara yang perlu mendapatkan

ijin dari Presiden, Menteri Dalam Negeri atau kepala daerah dimana

dalam proses pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup lama.

d. Pencegahan dan Penindakan Peredaran serta Penyalahgunaan

Narkotika dan Minuman Keras

Dalam rangka melakukan pencegahan peredaran dan penyalahgunaan

Narkotika dan Minuman Keras, Polda Jawa Barat telah melakukan kegiatan

pembinaan dan penyuluhan dengan sasaran anak sekolah, mahasiswa, karyawan

baik di lingkungan masyarakat, tempat hiburan, dan terhadap ormas dan aparat;

kerjasama dengan BNP Jabar, BNNP Jabar, Pemerintah se Provinsi Jabar, Dinas

Penididikan/ Sekolah dan Perguruan tinggi; Pembukaan website, pemasangan

spanduk himbauan dan pemasangan stiker; namun upaya pencegahan tersebut

terkendala dengan tidak adanya dukungan anggaran DIPA untuk kegiatan

Pembinaan dan penyuluhan pada satuan kerja tingkat Polres/Tabes dimana

dukungan anggaraan hanya untuk kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak

pidana Narkoba.

Sedangkan upaya penindakan dilakukan dengan kegiatan razia baik di

Rumah Tahanan, Lembaga Pemasyarakatan, dan Tempat Hiburan; dan

penyelidikan serta penyidikan kasus narkoba dimana untuk tahun 2012 telah

dilakukan sidik dan lidik terhadap 691 kasus dengan 779 orang tersangka;

melakukan kerjasama dengan BNNP dan Bea Cukai dalam pengawasan

masuknya narkoba dikawasan pabean;

e. Peran Polda Mengatasi Aksi Kekerasan Genk Motor

Sejak 31 Desember 2010 telah dilaksanakan pembubaran Genk motor dan

penolakan terhadap berandalan motor bersama tokoh masyarakat, tokoh agama,

tokoh pemuda yang bertempat di Lapangan Mapolda Jabar yang telah

berdampak kecenderungan penurunan jumlah kasus yang melibatkan

Berandalan bermotor dengan melakukan penindakan terhadap aksi kekerasan

terhadap setiap aksi kekerasan yang terjadi.

Disamping itu, Polda Jabar melakukan pendataan terhadap anggota

kelompok Sepeda Motor; mengundang para pimpinan/ pengurus club motor

untuk sosialisasi tentang tindakan anarkhis yang dapat meresahkan masyarakat;

melakukan penyuluhan dan pembinaan; melakukan monitoring terhadap

kelompok sepeda motor; serta melakukan razia secara berkala.

f. Gejolak Sosial yang menonjol

Beberapa kejadian berkaitan dengan gejolak sosial dimasyarakat yang

terjadi diwilayah hukum Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Barat antara lain:

a. Penolakan terhadap Jemaah Ahmadiyah Indonesia

Telah terjadi 4 kejadian berkaitan dengan penolakan terhadap JAI

antara lain:

Pengerusakan Masjid Ar Rahim di Kampung Cisaar, Desa Cipeuyeum,

Kec Haurwangi, Kabupaten Cianjur pada 17 Febuari 2012

Pengerusakan Masjid Baitur Rohim di Desa Cipakat, Kec. Singaparna,

Kab. Tasikmalaya pada 20 April 2012

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

18

Pengerusakan Masjid Al Mujahidin di Kampung Babakan Sari, Desa

Kutawaringin. Kab. Tasikmalaya pada 02 Mei 2012

Pelemparan Rumah Milik JAI di Kampung Cisalada, Desa Ciampea

Udik Kab. Bogor pdaa 13 Juli 2012

Adapun yang menjadi latar belakang penolakan ini dikarenakan

dipandang bahwa JAI masih melakukan aktifitasnya dan tidak mematuhi

SKB 3 Menteri serta Peraturan Gubernur Jawa Barat No 12 Tahun 2011

tentang Larangan bagi ajaran JAI di Jawa Barat sehingga memancing

reaksi dari kelompok islam yang kontra terhadap JAI untuk melakukan

penekanan maupun aksi anaris terhadap fasilitaas maupun pengikut JAI.

b. Penolakan pendirian tempat ibadah

Beberapa kejadian yang berkaitan dengan penolakan warga terhadap

pendirian tempat ibadah antara lain:

Penolakan pembangunan GKI Yasmin di Perum Taman Yasmin. Kel.

Curug Mekar, Kec. Bogor Barat Kab. Bogor.

Penolakan Pembangunan Gereja Katholik di Kampung Rancameong

Kota Bandung

Penolakan relokasi Gereja GKI Kuningan di lingkungan kliwon

kelurahan Purwawinangun Kabupaten Kuningan

Penolakan alih fungsi Gedung Gratia menjadi Gereja Bethel Indonesai

di Kota Cirebon

Penolakan Alih fungsi rumah tinggal menjadi Gereja Panthekosta di

Indonesia (GPDI) di Jln Raya Narogong Km 15 Kp. Babakan Rt. 01/04

Kec. Cileungsi Kab. Bogor.

Penolakan Alih fungsi Rumah Tinggal menjadi Gereja Katholik Paroki

Santa Johanes Baptista di Kampung Tulang Kuning Desa Asem. Kec.

Parung Kab. Bogor

Penolakan Alih Fungsi Rumah menjadi Gereja Panthekosta di

Indonesia di Jatinangor Sumedang.

Adapun latar belakang penolakan terhadap pembangunan gereja

tersebut antara lain dikarenakan belum ada ijin/ rekomendasi dari

warga setempat; bangunan beradaa di tengah masyarakat muslim

sehingga timbul kecurigaan adanya upaya kristenisasi; Proses perijinan

yang tidak transparan sehingga warga merasa dibohongi; dan sosialisasi

oleh panitia pembangunan Gereja yang tidak maksimal.; Penggunaan

bangunan yang tidak sesuai dengan IMB; Jemaat berasal dari luar

wilayah tersebut; Pengurus Gereja tidak mentaati teguran dari pihak

yang berwenang.

c. Sweeping disertai aksi anarkis oleh Ormas

Beberapa sweeping yang dilakukan oleh ormas antara lain:

Aksi sweeping/razia tempat penjualan minuman keras yang

dilakukan oleh Ormas Islam Front Pembela Islam (FPI) Kab. Garut

pada hari Sabtu tanggal 7 Januari 2012 pukul 16.00 Wib

Aksi sweeping/razia yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI)

dan LPI Kab. Garut terhadap warung penjual minuman keras di

wilayah Kab. Garut pada hari Senin tanggal 30 Januari 2012 pukul

16.00 s/d 17.30 Wib.

Aksi sweeping/razia yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI)

dan LPI Kab. Garut terhadap warung penjual Minuman Keras yang

ada di Kec. Garut Kota Kab. Garut pada hari Jumat tanggal 23 Maret

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

19

2012 pukul 17.00 s/d 19.00 untuk menyerahkan barang bukti

tersebut.

Aksi sweeping/razia yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI)

Kab. Garut terhadap warung penjual Minuman Keras yang ada di Kab.

Garut pada hari Senin tanggal 28 Mei 2012 pukul 18.30 s/d 22.15

Wib

Aksi sweeping/razia yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI)

Kab. Garut terhadap warung penjual Minuman Keras di wilayah Kab.

Garut pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 pukul 18.30 Wib s/d

22.15 Wib, titik kumpul di Sekretariat DPC FPI Kab. Garut, telah

dilaksanakan

Adapun yang menjadi latar belakang permasalahan tersebut antara lain

karena disamping adanya perintah langsung dari Pimpinan Pusat Ormas

Tersebut dalam rangka memberantas maksiat juga karena adanya anggapan

tempat hiburan menyalahi peruntukannya, dipandang sebagai tempat maksiat

dan sebagai penentangan terhadap masih beredarnya minuman keras di

Masyarakat.

d. Demo Buruh

Aksi kaum buruh yang cenderung anarkis yang terjadi hingga juli 2012

bahwa telah terjadi aksi unjuk rasa dan mogok kerja burut SBI-KASBI

PT. Pertamina Indramayu sebanyak 10 Kali yang menuntut agar pihak

PTPertamina Indramayu menghapus sistem kerja kontrak/

outsourching dan mengangkat menjadi karyawan tetap PT Pertamina

serta menuntut upah yang layak tanpa ada diskriminasi diantara buruh.

dan unjuk rasa buruh dari FSPMI, FSPSI, FSBK, PPMI Karawang

sehubungan dengan adanya pengaduan dari The Jakarta Japan Club

terkait Perda Kabupaten Karawang No. 1 Tahun 2011 tentang

Ketenagakerjaan yang dianggap diskriminatif terhadap calon pekerja

dan ramah investasi agar dilakukan revisi karena tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

g. Faktor Utama Penyebab Kejahatan di Jawa Barat

Berdasarkan pada hasil penyelidikan dan penyidikan atas peristiwa

kejahatan yang terjadi di Jawa Barat, maka faktor utama penyebab terjadinya

kejahatan antara lain:

a. Pengangguran

b. Kemiskinan

c. Penegakan hukum yang dirasakan kurang

d. Perkembangan ilmu dan teknologi yang berdampak terhadap inovasi

baru dalam modus operandi tindak kejahatan

Upaya yang dilakukan polda jawa barat dalam menekan jumlah kejahatan

yang terjadi antara lain dengan mengedepankan aspek preemtif dengan

mengedepankan fungsi intelkam dan binmas; Preventif dengan mengoptimalkan

keberadaan anggota berseragam ditempat rawan gangguan; Represif dengan

menegakan fungsi reserse dan profesionalitas dalam melaksanakan tugas

aparat.

h. Perkembangan Penyelidikan dan Penyidikan terkait

Pembangunan Pertokoan Gelanggang Cirangjang

Kronologis Kasus CV. Buana Lestari terkait Pembangunan Pertokoan

Gelanggang Ciranjang antara lain:

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

20

a. Pada tanggal 03 April 1985 Kepala Desa Ciranjang waktu M. DJEDJE

menyewakan tanah Gelanggang Ciranjang kepada DEWI (pedagang),

dengan jangka waktu lima tahun dan berakhir tanggal 31 Januari 1991

sesuai dengan Surat Desa Ciranjang Nomor : 02 / LMD / IV / 1985

tanggal 03 April 1985.

b. Pada tanggal 09 Oktober 2007 CV. BUANA LESTARI mengirim proposal

pembangunan Pasar Gelanggang Ciranjang kepada Kepala Desa

Ciranjang dan Camat Kecamatan Ciranjang, pihak Desa Ciranjang dan

Kecamatan Ciranjang pada intinya sangat mendukung rencana

Pembangunan Pasar Ciranjang tersebut.

c. Pada tanggal 28 Oktober 2007 pemerintahan Desa Ciranjang dan CV.

BUANA LESTARI membuat perjanjian kerjasama yang disetujui oleh

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan diketahui oleh Camat

Ciranjang.

d. Pada tanggal 15 Nopember 2007 CV BUANA LESTARI mendapat surat

keputusan Nomor : 660.01/172/Amdal/2007 dari Kepala Kantor

Analisis Dampak Lingkungan Kab. Cianjur.

e. Pada tanggal 16 Nopember 2007 Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kab. Cianjur (BAPPEDA) mengeluarkan ijin

pembangunan dan perluasan Pasar Gelanggang Ciranjang kepada CV.

BUANA LESTARI seluas 3.600 M2, masa berlaku satu tahun dan dapat

diperpanjang.

f. Pada tanggal 07 April 2008 Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata

melalui surat Nomor : 051.11/261/Dishubpar, memberikan

rekomendasi analisa dampak lalu lintas Pasar Gelanggang Ciranjang dan

memberikan ijin kepada CV. BUANA LESTARI untuk pembangunan

pasar Gelanggang Ciranjang.

g. Pada tanggal 18 April 2008 Bupati Cianjur dengan surat Nomor :

648/778/Bappeda menyetujui SITE PLAN Pasar Gelanggang Ciranjang

atas nama CV. BUANA LESTARI dengan luas 3.600 m2.

h. Pada tanggal 17 Juni 2008 CV. BUANA LESTARI an. SYARIFUDIN

membuat surat Nomor : 013/SPB/BL/VI/2008 tentang keputusan harga

kios :

Penghuni lama Rp. 7.000.000,- untuk lokasi kios biasa bukan Huk.

Rp. 8.000.000,- kios Huk (Pojok).

i. Pada tanggal 18 Juni 2008 Sekda Cianjur dengan Nomor Surat :

503/169-Pe/Situ/VI/2008 memberikan ijin tempat usaha kantor

pemasaran ke CV. BUANA LESTARI di Pasar Gelanggang Ciranjang.

j. Pada tanggal 21 Juli 2008 CV. BUANA LESTARI mengirim surat kepada

Pemkab Cianjur untuk membangun kios darurat/kios sementara dan

disetujui Pemda.

k. Pada tanggal 02 Desember 2008 kepada Kades Ciranjang a.n. DUMYATI

memutuskan/menghentikan sewa tanah pasar gelanggang Ciranjang

yang disewa pedagang terhitung 01 Januari 2009 dengan alasan pasar

tersebut mau dibangun.

l. Pada tanggal 14 April 2008 Kades Ciranjang dan CV. BUANA LESTARI

melakukan perubahan kedua tahap surat perjanjian.

m. Pada tanggal 01 Oktober 2009 pemerintahan Desa, Badan

Pemusyawaratan Desa (BPD) mengadakan musyawarah tentang

pembangunan pertokoan Pasar Gelanggang Ciranjang memutuskan

hubungan dengan CV.. BUANA LESTARI akibat kelalaian/keterlambatan

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

21

pembangunan pertokoan Pasar Gelanggang Ciranjang dan Desa

membuat surat Nomor : 664.1/PPM/2009 tanggal 01 Oktober 2009

tentang pemutusan kerjasama pembangunan pasar Gelanggang

Ciranjang antara Kepala Desa Ciranjang dan CV. BUANA LESTARI.

n. CV. BUANA LESTARI mengulur-ulur pembangunan Pasar Gelanggang

Ciranjang dari tahuan 1985, kemudian Desa Ciranjang membuat surat

kepada CV. BUANA LESTARI sebanyak 3 (tiga) kali yakni pada Tanggal

19 Oktober 2009; Tanggal 26 Oktober 2009; dan Tanggal 03 Nopember

2009. Yang isinya mendesak CV. BUANA LESTARI segera merealisasikan

pembangunan pertokoan Pasar Gelanggang Ciranjang Kab. Cianjur.

o. Pada tanggal 08 Pebruari 2010 terbit surat pemberitahuan putusan

banding Nomor : 176/B/2009/PPTUN- JKT JO Nomor :

97/G/2008/PTUN BDG dari Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

bahwa pengajuan Kontra Memori Banding keberatan dari para

pembanding/para penggugat banding (Sdr. KASNO WIBOWO, dkk)

dimana keberatan-keberatan penggugat tidak mendasar bahkan hanya

merupakan pengulangan semata dan gugatan terhadap pihak CV.

BUANA LESTARI ditolak oleh PPTUN Bandung.

p. Pada tanggal 20 September 2010 Direktur CV. BUANA LESTARI a.n

SYARIFUDIN mengirim surat ke Kades Ciranjang yang isinya

perpanjangan kembali (addendum) perjanjian kerjasama yang kedua

untuk dapat melaksanakan pembangunan pertokoan Pasar Gelanggang

Ciranjang.

q. Pada tanggal 29 Januari 2011 dibuat perjanjian kerjasama antara Kades

Ciranjang yang diwakili oleh PJS Kepala Desa (OJAK SUPARMAN)

dengan CV. BUANA LESTARI, PT GRAHA PROPERTY INVESTAMA untuk

pembangunan pertokoan Pasar Gelanggang Ciranjang.

r. Pada tanggal 08 April 2011 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu dan

Penanaman Modal mengeluarkan surat Nomor : 503/367/KPPTS & PM

status mendirikan bangunan pertokoan Pasar Gelanggang Ciranjang

Cianjur an. CV. BUANA LESTARI sesuai dengan surat Nomor : 664/221-

IMB/DCK tanggal 29 Mei 2008.

s. Sewa Pasar Gelanggang Ciranjang antara Kepala Desa Ciranjang dengan

pedagang sudah berakhir terhitung tanggal 31 Januari 1991.

t. Pada tanggal 20 Desember 2011 Setda Kab. Cianjur mengundang rapat

PJS Kepada Desa Ciranjang dan perangkat Desa menjelaskan bahwa

surat-surat yang telah diterbitkan oleh Pemkab. Cianjur kepada CV.

BUANA LESTARI mengenai pembangunan pertokoan Pasar Gelanggang

Ciranjang tidak akan diirubah dan apabila ada pihak-piihak dirugikan

silahkan mengadu dan diselesaikan sesuai hukum yang berlaku.

u. Pada tanggal 03 Maret 2012 CV. BUANA LESTARI mengirim surat

kepada Kapolres Cianjur, sesuai dengan surat surat Nomor :

002/CV.BL/SPEM/III/2012 tentang pemberitahuan pembangunan dan

permohonan pengamanan, kemudian Kasat Intel membuat Laporan

Informasi (LI) tentang adanya unjuk rasa menentang pembangunan

pertokoan Pasar Gelanggang Ciranjang dan Kabag Ops Polres Cianjur

membuat rencana pengamanan unjuk rasa Pasar Gelanggang Ciranjang

sesuai dengan surat Nomor : R/Renpam/21/III/2011 tanggal 05 Maret

2012 .

v. Pada tanggal 13 Maret 2012 sekitar jam 15.00 telah terjadi unjuk rasa di

depan bangunan sementara Pasar Gelanggang Ciranjang dari masya

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

22

yang mengatasnamakan Paguyuban Pedagang Pasar Gelanggang

Ciranjang (PPGJ) sebanyak 200 (dua ratus) orang yang diduga

dikoordinir oleh Sdr. KASNO WIBOWO (Purnawiran Polri) yang

mengaku sebagai Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Gelanggang

Ciranjang, dengan membawa spanduk bertuliskan penolakan dan

mendesak CV. BUANA LESTARI untuk menghentikan pembangunan

pertokoan Pasar Gelanggang Ciranjang. Saat terjadinya unjukrasa

sebagian masa pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Paguyuban

Pedagang Pasar Gelanggang Ciranjang melakukan tiindakan anarkis

dengan merusak sebagian bangunan kios sementara pada bagian atap

kios dari Asbes dan dinding kios dari Seng hingga mengakibatkan

kerusakan pada sebagian bangunan kios sementara Pasar Gelanggang

Ciranjang yang dibanguan oleh CV. BUANA LESTARI, dari tindakan

anarkis pengunjuk rasa CV. BUANA LESTARI mengalami kerugian

materi kurang lebih sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah).

w. Saat terjadi unjuk rasa, Polres Cianjur sesuai dengan rencana

pengamanan unjuk rasa Pasar Gelanggang Ciranjang Nomor :

R/Renpam/21/III/2011 tanggal 05 Maret 2012 melakukan

pengamanan unjuk rasa tersebut dengan menurunkan 80 (orang)

personil Polres Cianjur yang dipimpin langsung oleh Kakab Ops Polres

Cianjur.

x. Pada tanggal 13 Maret 2012 Sdr. SALIM H. SAPUTRA selaku Kuasa

Direksi dari CV. BUANA LESTARI melaporkan tindak pidana yang

dilakukan oleh sebagian masya pengunjuk rasa saat terjadinya unjuk

rasa penolakan pembangunan pasar Gelanggang Ciranjang ke Polres

Cianjur sesuai dengan Laporan Polisi Nomor :

LP/B/1356/III/2012/JBR/RES.CJR tanggal 13 Maret 2012.

Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat

I. ANGGARAN

a. Kebutuhan Dukungan Anggaran

Kebutuhan dukungan anggaran untuk tahun 2013 pada Pengadilan Tinggi

Jawa Barat antara lain:

a. Penyediaan rumah dinas para Hakim Tinggi PT Jawa Barat belum

mencukupi.

Jumlah Hakim Tinggi termasuk Ketua, Wakil Ketua, Para Hakim Tinggi ,

Panitera/Sekretaris, Wakil Panitera dan Wakil Sekretaris yang ada

sekarang 23 orang. Rumah dinas yang ada sebanyak 15 unit ditambah 2

unit runtuh/ tidak dapat ditempati, yang tidak mendapat rumah dinas

sebanyak 8 orang.

b. Rehabilatasi rumah Dinas untuk Ketua, Wakil Ketua, Hakim,

Panitera/Sekretaris, Wakil Panitera , Wakil Sekretaris dan Pejabat

Struktur lainya yang sebagian besar sudah tidak layak huni.

c. Contoh di Pengadilan Tinggi Jawarat rumah Dinas Ketua, Wakil Hakim,

Pan Sek sebanyak 17 unit dengan katagori sbb:

1 Unit seesai direnovasi.

5 unit masih layak ditempati dalam keadaan rusak ringan.

5 unit ditempat dalam keadaan rusak sedang.

4 unit ditempati dalam kedaan rusak berat.

2 unit tidak dapat ditempat dalam keadaan rusak sangat berat.

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

23

d. Penyediaan Rumah dinas untuk Ketua , Wakil Ketua dan para Hakim,

Pan/Sek yang masih belum tersedia sama sekali di Pengadilan

Negeri Depok, Pengadilan Negeri Cibadak yang ada di Pelabuhan Ratu,

dan Pengadilan Negeri Cibinong.

e. Perlu adanya penggantian sewa kontrak bagi para Hakim dan Pejabat

Struktural yang belum mendapatkan rumah dinas, berupa uang sewa

kontrak seperti Hakim Ad.Hoc Tipikor.

f. Penambahan biaya perawatan rumah dinas Ketua, Wakil Ketua dan Para

Hakim serta Panitera perlu ditambah / disesuaikan dengan kebutuhan.

g. Penambahan biaya perawatan Kendaraan dinas dan penambahan bagi

yang belum mendapatkan seperti Panitera/Sek PN Majalengka, PN

Subang, PN Garut.

h. Peningkatan biaya Pengolah data, yang ada sekarang dirasakan sangat

tidak memadai

II. PENGAWASAN

a. Penguatan Kelembagaan

Kebijakan dan langkah langkah penguatan kelembagaan di lingkungan

Pengadilan Tinggi Jawa Barat agar dapat mendukung pelaksanaan tugas dan

kewenangan secara optimal, dengan cara melakukan Pembinaan Teknis untuk

para Hakim dan Panitera/Panitera Pengganti secara rutin.

Eselonisasi jabatan Wakil Panitera dan Wakil Sekretaris Pengadilan Tinggi

selama ini eselon III.A perlu dinaikkan menjadi II.B. pertimbangan Pan/Sek PN

Klas.I.A eselon > II.B dan Jumlah serta komposisi Hakim dan Pegawai Pengadilan

Tinggi dan Pengadilan Negeri dalam wilayah hukum PT Jawa Barat sbb

b. Reformasi Birokrasi

Untuk melaksanakan reformasi birokrasi dilingkungan pengadilan tinggi

Jawa barat dilakukan dengan melakukan transparansi dengan meningkatkan

pelayanaan dan keterbukaan informasi bagi pencari keadilan.

Disamping itu, telah dilakukan langkah-langkah untuk mewujudkan

peningkatan kualitas, integritas dan profesionalisme Hakim dengan melakukan

pengawasan yang optimal dan mengadakan pembinaan teknis terhadap Hakim.

Dimana berdasarkan hasil pengawasan, pembinaan dan penindakan yang

dilakukan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai maupun oknum

hakim telah dapat ditekan jumlah kasus pelanggarannya. Sehingga tidak

ditemukan tindak pidana yang dilakukan oleh pegawai maupun hakim di

lingkungan Pengadilan Tinggi Jawa Barat.

c. Perkara Pidana Menonjol

Perkara- perkara yang menonjol diwilayah hukum Pengadilan Tinggi Jawa

Barat yaitu:

a. Perkara Pidana:

Tindak Pidana Narkotika

Tindak Pidana Kesusilaan

Tindak Pidana Penganiayaan

b. Perkara Perdata

Perkara Perbuatan Melawan Hukum

Perkara Wanprestasi

Perkara yang berkaitan dengan sengketa tanah

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

24

d. Kendala dalam menangani perkara

Kendala yang dihadapi dilingkungan Pengadilan Tinggi Jawa Barat dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya didalam menangani perkara antara lain:

a. Perkara Pidana

Tempat penahanan dan tempat sidang yang terlalu jauh sehingga

sidang tidak dapat dimulai tepat waktu.

Penuntutan yang diajukan oleh JPU sering terjadi penundaan

Jika terdakwa tidak dapat disidangkan karena alasan sakit sehingga

tahanan habis dan terdakwa keluar dari tahanan demi hukum

b. perkara Perdata.

Putusan perkara perdata yang telah berkekuatan hukum tetap dalam

pelaksanaan eksekusinya sering mengalami hambatan , karena

keadaan yang tidak kondusif adanya perlawanan phisik dari pihak

Termohon Eksekusi.

Timbulnya bantahan / perlawanan terhadap perkara yang telah BHT

untuk menunda pelaksanaan eksekusi.

Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat

I. ANGGARAN

a. Realisasi DIPA 2011

Tahun 2011, Pengadilan Tinggi Agama Bandung dan Pengadilan Agama Se-

Jawa Barat memiliki dua DIPA yaitu DIPA Badan Urusan Administrasi

Mahkamah Agung RI dan DIPA Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI

dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp. 112.535. 336.000,- (seratus dua belas

milyar lima ratus tiga puluh lima juta tiga ratus tiga puluh enam ribu rupiah).

Berdasarkan Surat Kepala Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung

RI Nomor 34/BUA/Renog/I/2011 tanggal 31 Januari 2011 dan Surat Penetapan

Daftar Revisi Anggaran TA 2011 Nomor : 02/005.01/6/2011, Pengadilan Tinggi

Agama Bandung dan dua Pengadilan Agama di Jawa Barat menerima

Penghematan Anggaran Belanja dengan total sebesar Rp. 1.335.360.000,- (satu

milyar tiga ratus tiga puluh lima juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah).

Penyelenggaraan penyerapan anggaran tahun 2011 telah dilaksanakan

secara efektif dan efisien, Realisasi anggaran untuk Pengadilan Tinggi Agama

Bandung dan Pengadilan Agama Se-Jawa Barat sebesar Rp. 111.590.932.019,-

(seratus sebelas milyar lima ratus sembilan puluh juta sembilan ratus tiga puluh

dua ribu sembilan belas rupiah) atau sebesar 99,16% dari anggaran

keseluruhan.

Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Mahkamah Agung atau dalam hal ini

di Pengadilan Tinggi Agama Bandung dan Pengadilan Agama se-Jawa Barat

adalah sebagai salah satu sumber penerimaan Negara perlu dikelola dan

dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Penerimaan ini

didalam perencanaan tidak memiliki suatu target capaian, hanya saja ada

perkiraan besaran penerimaan dari seluruh pengadilan Agama di jawa barat

dikarenakan indikator kinerja dari pengadilan adalah putusnya suatu perkara

bukan jumlah atau kuantitas perkara tersebut. Adapun jumlah penerimaan

Negara bukan pajak untuk Pengadilan Tinggi Agama Bandung dan Pengadilan

Agama se-Jawa Barat tahun 2011 adalah Rp 4.528.773.466.000 (Empat milyar

lima ratus dua puluh delapan satu tujuh ratus tujuh puluh tiga ribu empat ratus

enam puluh enam ribu rupiah).

b. Pagu Definitif 2012

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

25

Pagu definitif anggaran Pengadilan Agama Se-Jawa Barat dan Pengadilan

Tinggi Agama Bandung untuk anggaran tahun 2012 adalah sebesar Rp.

101.605.292. 000,00 (Seratus satu milyar enam ratus lima juta dua ratus sembilan

puluh dua ribu rupiah) yang terdiri dari belanja pegawai Rp. 62.392.906.000 atau

sekitar 61,41% dari total anggaran, belanja barang sebesar Rp. 16.428.556.000

atau sebesar 16,17% dari total anggaran dan belanja modal sebesar

Rp.22.783.830.000 atau sebesar 22,42% dari total anggaran.

Pada tahun anggaran 2012 ini Pengadilan Tinggi Agama Bandung

sebagaimana Surat Menteri Keuangan RI Nomor S-163/mk.02/2012 Tanggal 7

Maret 2012 perihal Pemotongan Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga dalam

RAPBN Perubahan Tahun Anggaran 2012 serta Surat Kepala Badan Urusan

Administrasi Mahkamah Agung RI Nomor : 126/BUA/OT.01.1/IV/2012 tanggal

24 April 2012 hal Pemotongan Pagu Anggaran Satker Tk. Banding dan Tk.

PertamaTahun Anggaran 2012, berdasarkan hal tersebut Pengadilan Tinggi

Agama Bandung mendapat pemotongan Anggaran sebesar Rp. 1.709.916.000,-

(satu milyar tujuh ratus sembilan juta sembilan ratus enam belas ribu rupiah)

dari belanja barang, atas pemotongan pagu tersebut maka program bintek yang

rencananya dipersiapkan untuk peningkatan mutu dan sumber daya manusia

terpaksa tidak bisa di jalankan.

Walaupun adanya pemotongan pagu anggaran tersebut diatas penerimaan

negara bukan pajak (PNBP) dari sektor peradilan tidak berpengaruh kepada

penurunan target penerimaan, Penerimaan Negara Bukan Pajak pada

Mahkamah Agung atau dalam hal ini di Pengadilan Tinggi Agama Bandung dan

Pengadilan Agama se-Jawa Barat adalah sebagai salah satu sumber penerimaan

Negara perlu dikelola dan dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada

masyarakat. Penerimaan ini didalam perencanaan tidak memiliki suatu target

capaian, hanya saja ada perkiraan besaran penerimaan dari seluruh pengadilan

Agama di jawa barat dikarenakan indikator kinerja dari pengadilan adalah

putusnya suatu perkara bukan jumlah atau kuantitas perkara tersebut. Oleh

karena itu, Pengadilan Tinggi Agama Bandung dan Pengadilan Agama se-Jawa

Barat menetapkan target penerimaan total sebesar Rp. 4.845.249.000,- (Empat

milyar delapan ratus empat puluh lima juta dua ratus empat puluh sembilan ribu

rupiah). Adapun sampai dengan 30 Juni 2012 jumlah penerimaan Negara bukan

pajak untuk Pengadilan Tinggi Agama Bandung dan Pengadilan Agama se-Jawa

Barat adalah Rp 2.523.576.531 (Dua milyar lima ratus dua puluh tiga juta lima

ratus tujuh puluh enam ribu lima ratus tiga puluh satu rupiah) atau sebesar

52,08% dari target yang ditetapkan.

c. Kebutuhan Dukungan Anggaran

Kebutuhan infrastuktur, Sarana dan prasarana terutama pembangunan

gedung kantor dan rumah dinas Ketua dan Wakil ketua Pengadilan Tinggi

Agama dan Pengadilan Agama Se-Jawa Barat belum semuanya terpenuhi dari 25

Satker Peradilan Agama yang pembangunan gedung kantornya sudah selesai

pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

a. Aset Tanah Gedung Kantor

Berdasar KMA 143 Tahun 2007, standar minimal luas tanah bagi gedung

pengadilan adalah ± 5.000 M2. Adapun realitas aset tanah yang dimiliki

pengadilan agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandung

hingga Periode Semester I Tahun 2012, kuantitas tanah Pengadilan

Agama di Jawa Barat sejumlah 91.471 M2 dengan nilai Rp.

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

26

68.401.429.504,- (Enam puluh delapan milyar empat ratus satu juta

empat ratus dua puluh sembilan juta lima ratus empat rupiah).

b. Aset Gedung Kantor Dan Rumah Dinas

Pada Periode Semester I Tahun 2012, kuantitas bangunan gedung

kantor Pengadilan Agama se-Jawa Barat yaitu 33.967 M2 dengan nilai

Rp. 75.123.150.155,- (Tujuh puluh lima milyar seratus dua puluh tiga

juta seratus lima puluh ribu rupiah seratus lima puluh lima rupiah),

sedangkan rumah negara memiliki nilai kuantitas sebesar 2.111 M2

dengan nilai 1.115.247.500,- (Satu milyar seratus lima belas juta dua

ratus empat puluh tujuh ribu lima ratus rupiah).

II. PENGAWASAN

a. Penguatan Kelembagaan

Kebijakan dan Langkah yang dilakukan dalam melakukan penguatan

kelembagaan dilingkungan Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat dilakukan

dengan:

a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan hakim dalam bidang

ekonomi syariah dengan mengirim hakim-hakim tersebut ke diklat dan

seminar-seminar sebagai jawaban atas amanah yang dibebankan

berdasarkan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan

Agama.

b. Meningkatkan profesionalitas hakim dengan mengirim hakim dalam

pelatihan pedoman perilaku hakim dan mensosialisasikannya ke

seluruh hakim peradilan agama di jawa barat sebagai bagian dari upaya

reformasi birokrasi mahkamah agung dengan program quick win-nya.

c. Meningkatkan profesionalitas hakim, panitera, juru sita, dan kasir dalam

hal manajemen dan administrasi pengadilan melalui pembinaan teknis

administrasi perkara yang diselenggarakan oleh pta bandung.

d. Meningkatkan profesionalitas hakim dengan cara mengirim mereka ke

diklat teknis hukum dan ham di bandung.

e. Sebagai pengadilan tingkat banding yang merupakan kawal depan

Mahkamah Agung, PTA Bandung telah dan masih menjadi Koordinator

Wilayah Jawa Barat (untuk 47 satker 4 lingkungan peradilan, yakni

Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha Negara,

Pengadilan Militer) dalam hal pelaporan keuangan dan barang milik

negara dan telah menjadi bagian dari percontohan/pilot project untuk

perwujudan pelaporan opini tidak disclaimer dari BPK dan mendapat

peringkat ketiga dari 86 satuan kerja di Jawa Barat;

f. Pengadilan Tinggi Agama Bandung telah menggunakan absensi sidik jari

sejak Agustus Tahun 2008 sebagai bagian dari penegakan disiplin dalam

rangka reformasi birokrasi Mahkamah Agung.

g. Mengikutsertakan pegawai dalam ujian sertifikasi barang dan jasa

sebagai bagian dari kewajiban memenuhi aturan Keppres Nomor 80

Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang Dan Jasa dalam hal realisasi

belanja modal DIPA. Hingga saat ini sudah lulus 36 orang yang

bersertifikat L4 (jangka waktu 4 tahun) pegawai peradilan agama di

lingkungan PTA Bandung.

h. Menjalin kerjasama dengan ITB dalam hal pengembangan IT dan alih

teknologi sebagai penunjang pelaksanaan tupoksi pegawai dan hakim

Peradilan Agama se Jawa Barat.

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

27

i. Menjalin kerjasama dengan Kanwil Kementerian Agama dalam Badan

Hisab Rukyat Daerah untuk melaksanakan sidang itsbat rukyatul hilal

manakala diperlukan.

j. Menjalin kerjasama dengan BP4 (Badan Penasihatan Dan Pelestarian

Perkawinan) Propinsi Jawa Barat dalam hal mediasi perkawinan dan

keluarga pada pengadilan agama

b. Penanganan Perkara

Keadaan perkara tingkat pertama pada Pengadilan Agama se Jawa Barat,

baik sisa perkara tahun 2010, maupun perkara yang diterima dan diputus

selama tahun 2011, dapat dirinci sebagai berikut:

a. Jumlah Perkara : 76.072 Perkara

b. Jumlah putusan perkara : 65305 Perkara

c. Sisa : 10.767 perkara

Sedangkan untuk Sisa perkara banding yang belum diputus oleh

Pengadilan Tinggi Agama Bandung pada tahun 2010 sebanyak 24 perkara.

Perkara permohonan banding pada tahun 2011 sebanyak 242 perkara,

keseluruhannya berjumlah 266 perkara. Perkara Banding yang diputus pada

tahun 2011 sebanyak 252 perkara (94,74 %), sehingga sisa perkara pada akhir

tahun 2011 sebanyak 14 perkara (5,26 %).

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa sisa perkara tahun 2010 sebanyak

24 perkara, sedang perkara yang diterima tahun 2011 sebanyak 242 perkara,

seluruhnya berjumlah 266 perkara. Dari jumlah tersebut, yang diputus sebanyak

252 perkara, sehingga sisa perkara tahun 2011 sebanyak 14 perkara.

Dari 252 perkara yang diputus pada tahun 2011, yang merupakan perkara

tahun 2010 diputus tahun 2011 sebanyak 24 perkara, sedang perkara yang

diterima tahun 2010 sebanyak 242 perkara dan diputus tahun 2010 sebanyak

228 perkara.

Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jawa Barat

I. ANGGARAN

a. Realisasi DIPA TA 2011

Program yang menjadi prioritas bagi Pengadilan Tata Usaha Negara Jawa

Barat pada Tahun Anggaran 2011 antara lain:

a. Realisasi DIPA Tahun Anggaran 2011 sebesar 98%, tidak mengalami

hambatan berarti.

b. Yang menjadi Program Prioritas Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung Tahun Anggaran 2011 adalah kegiatan belanja modal

Rehabilitasi Gedung Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

Tahap I dalam rangka memenuhi standar prototype Gedung Pengadilan

dari Mahkamah Agung RI.

Kendala :

a. Sistem AFS (Aplikasi Forcasting Satker) sangat membatasi proses

pencairan yang akan dilakukan karena setiap kegiatan pencairan harus

ditetapkan sesuai dengan jadwal perencanaan pencairan, padahal sifat

dari jenis kegiatan pencairan berbeda – beda, ada yang bersifat tetap

dan ada yang bersifat insidentil, ada yang langsung dan non langsung.

b. Sistem Aplikasi terpadu yang terintegrasi dalam satu perangkat

komputer / laptop yang menyulitkan untuk proses berbagi jenis

kegiatan yang berbeda.

c. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) pada sub bagian keuangan.

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

28

d. Minimnya SDM yang memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa.

e. Pembukuan kebutuhan belanja operasional dan non operasional yang

tidak berimbang pada DIPA

b. Pagu Definitif 2012

Pagu Definitif tahun anggaran 2012 hampir sesuai dengan usul RKA-KL

2012, khususnya proses rehabilitasi gedung tahap II yang sesuai dengan usulan

anggarannya.

c. Kebutuhan Dukungan Anggaran

Kebutuhan dukungan anggaran untuk Tahun Anggaran 2013 khususnya

berkaitan dengan belum direalisasikan hak–hak Hakim sebagai Pejabat Negara,

sehingga kesejahteraan Hakim sebagai Pejabat Negara belum diperhatikan

sehingga dapat mengganggu kelancaran Tupoksi Hakim secara optimal serta

dengan terbatasnya PAGU Anggaran Operasional dan Non Operasional Tahun

Anggaran 2013 sehingga berakibat terhadap kurangnya biaya pemeliharaan-

pemeliharaan, upah pegawai honor, ATK, dll.

Kemudian dengan kurangnya tenaga IT yang dapat membantu

terlaksananya visi dan misi program kerja Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung ditambah dengan tidak memadainya fasilitas-fasilitas demi

melaksanakan kelancaran tugas pokok dan fungsi lembaga Pengadilan Tata

Usaha Negara Bandung, seperti gedung yang tidak sesuai dengan prototype dari

Mahkamah Agung RI, sehingga telah diusulkan sejak tahun 2010 dan oleh DIPA

2011 pembangunan tahap I dengan nilai Rp. 5.000.000.000,- dan DIPA tahun

2012 sedang proses pembangunan tahap II dengan nilai Rp. 5.250.000.000 dan

rencananya akan selanjutnya pembangunan tahap III.

Kendala lain adalah sulitnya pelaksanaan putusan pengadilan yang telah

berkekuatan Hukum tetap, Dimana dalam memberikan pelayanan publik

terutama terhadap adanya permohonan eksekusi yang diajukan pihak pemohon

tidak dapat secara maksimal pelaksanaannya mengingat peraturan pelaksana

belum ada bahkan terkesan sejak pengaturannya oleh DPR bersama pemerintah

setengah hati, juga disebabkan karena kurangnya kesadaran dan ketaatan

badan / pejabat Tata Usaha Negara serta dari segi pengaturan yang belum

tuntas, sehingga terkesan tidak maksimal dalam memberikan dukungan

penegakkan hukum oleh jajaran Peradilan Tata Usaha Negara. Hal ini dapat

menyebabkan putusan pengadilan non-eksekutabel, yaitu Putusan Pengadilan

terkesan seperti macan ompong, ada putusan tapi tidak dapat dilaksanakan

secara sempurna. Serta kurangnya personil khususnya tenaga untuk didudukan

sebagai staf di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

II. PENGAWASAN

a. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

Dalam rangka untuk meningkatkan kwalitas sumber Daya Manusia

aparatur Pengadilan sesuai dengan visi dan misi Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung sebagai Badan Pelayan Masyarakat Pencari Keadilan di Bidang Hukum

Administrasi Negara adalah Menciptakan Aparatur Negara yang Tertib

Administrasi dan Bertanggung Jawab dan Melakukan Penegakan Hukum

Administrasi sehingga tercapai Tujuan Pengadilan Tata Usaha Negara yakni

memberikan pengayoman hukum dan kepastian hukum, tidak hanya untuk

rakyat semata-mata melainkan juga bagi administrasi negara dalam arti menjaga

dan memelihara keseimbangan kepentingan masyarakat dengan kepentingan

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

29

individu. Untuk administasi negara akan terjaga ketertiban, ketentraman dan

keamanan dalam melaksanakan tugas - tugasnya demi terwujudnya

pemerintahan yang kuat bersih dan berwibawa dalam negara hukum

berdasarkan Pancasila, dimana Pimpinan Pengadilan telah melakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Mengusulkan serta mengikutsertakan Tenaga Fungsional Hakim dalam

berbagai kegiatan bimbingan tehnis baik yang dilaksanakan oleh Pusat

Pendidikan dan Latihan Mahkamah Agung Republik Indonesia,

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta, maupun yang

dilaksanakan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia.

b. Mengusulkan serta mengikutsertakan Pejabat Fungsional Kepaniteraan

baik itu Panitera, Wakil Panitera, Panitera Pengganti maupun Jurusita

untuk mengikuti pendidikan dan latihan baik yang dilaksanakan oleh

Pusat Pendidikan dan Latihan Mahkamah Agung Republik Indonesia,

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dan bimbingan tekhnis

oleh Direktorat Pembinaan tenaga teknis.

c. Melakukan Kaderisasi Kepemimpinan dengan cara menunjuk para

Hakim sebagai Hakim Pengawas Bidang dan pengawasan-pengawasan

lain yang bermanfaat.

d. Mengadakan kegiatan diskusi ilmiah dengan materi hukum matriil dan

hukum formil serta menyangkut tugas-tugas Hakim dan kepaniteraan

yang dilaksanakan seminggu sekali pada setiap hari jum,at dan diiukuti

oleh seluruh Hakim dan Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung.

e. Melakukan rapat tehnis serta melakukan evaluali terhadap pelaksanaan

tugas/kinerja yang dilaksanakan 1 (satu) bulan sekali.

f. Mengadakan kegiatan bimbingan rohani (pembinaan mental spiritual)

yang dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan sekali pada minggu keempat

yang dilaksanakan DKM Al-Adil dengan menerbitkan Buletin Mushola

(Bumus Al-Adil).

g. Mengadakan kegiatan olah raga rutin, seperti tenis lapangan, futsal,

senam dan permainan bola voli serta tenis meja, yang dilaksanakan

setiap hari jum’at. Dari segi organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung sudah melakukan re-organisasi dengan paradigma yang baru,

seperti PTWP, Bapor dan unit-unit kegiatan didalamnya, dimana

pendanaan sepenuhnya dibiayai oleh para pemain dan hakim secara

gotong royong.

h. Menata kembali koperasi simpan pinjam pegawai Pengadilan Tata

Usaha Negara Bandung, agar dikelola secara tepat dan bermanfaat bagi

seluruh anggota dengan rencana membuat regulasi dan prosedur tetap.

b. Transparansi/Keterbukaan Informasi Publik.

Dalam rangka untuk melaksanakan dan merealisasikan Keputusan Ketua

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 144/KMA/SK/VIII/2007,

Tanggal 5 Januari 2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan yang juga

telah ditegaskan melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik Jo Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung melalui Anggaran

(DIPA) Mahkamah Agung sejak tahun 2006 telah merealisasikan pengadaan

Sistem Jaringan dan Informasi serta Hot Spot dalam bentuk Website dengan

alamat Web. www.ptun-bandung.go.id yang dapat diakses oleh publik.

Page 30: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

30

c. Perkara yang menonjol

Perkara yang menonjol di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung adalah

perkara Pertanahan. Dan mengenai keadaan perkara pada tahun 2011 telah

masuk 129 perkara, 1 perkara dismissal, dan 99 perkara telah diputus.

Kepala Pengadilan Militer Jawa Barat

I. ANGGARAN

a. Realisasi DIPA TA 2011

Untuk Tahun Angaran 2011, Pengadilan Militer Jawa Barat memperoleh Pagu

Definitif untuk DIPA Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung sebesar Rp. 4.

020.646.000,- dengan perincian Belanja Pegawai sebesar Rp. 802. 862. 000,-; Belanja

Barang dan Jasa sebesar Rp. 274. 189.000,- dan belanja modal sebesar Rp. 2. 943. 595.

000,- sedangkan Pagu Definitif dari Ditjen Badilmiltun sebesar Rp 104.000.000,-

Sedangkan realisasi penggunaan anggaran untuk tahun 2011 dari Dipa Badan

Urusan Administrasi MARI sebesar Rp 4. 054. 743. 085 atau sebesar 100.85 % dan

realisasi DIPA 2011 dari Ditjen Badilmiltun sebesar Rp 89. 506.000,- atau sebesar

86.06%.

b. Pagu Definitif 2012

Untuk Tahun Anggaran 2012, Pengadilan Militer Jawa Barat memperoleh

Pagu definitif dari DIPA Badan Urusan Administrasi MARI sebesar Rp. 3. 885.

008. 000,- dan DIPA dari Ditjen Badilmiltun sebesar Rp. 125. 000. 000,- adapun

realisasi hingga juli 2012, untuk Dipa Dari Badan Urusan Administrasi MARI

sebesar Rp. 1. 579. 192. 670,- (40.65 %) dan Realisasi Dipa dari Ditjen

Badilmiltun sebesar Rp. 89.300.000,- (71.9%)

c. Kebutuhan Dukungan Anggaran

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian rancangan strategis adalah tidak

adanya tenaga teknis personil yang secara khusus mengoperasikan alat TI,

namun kendala tersebut dapat diatasi dengan memaksimalkan tenaga yang ada

dan menguasai TI sekaligus tetap mengajukan permohonan penambahan tenaga

TI ke MARI dan juga mengupayakan sarana dan prasarana yang memadai guna

mencapai tugas pokok dan fungsi secara optimal dengan memaksimalkan TI

(Teknologi Informasi).

II. PENGAWASAN

a. Penanganan Perkara

Perkara yang cukup menonjol dan banyak diputus oleh Pengadilan Militer

II-09 Bandung dalam kurun waktu Tahun 2011 dan sampai dengan Juli 2012

adalah Perkara Desersi; perkara pidana terkait pupuk subsidi dengan mengganti

karung pupuk berlabel subsidi dengan karung pupuk berlabel non subsidi serta

Perkara yang berkaitan dengan Narkotika.

Adapun perbandingan perkara masuk dan yang telah berhasil diselesaikan

antara lain:

a. Tahun 2011:

Perkara masuk: 305 perkara

Perkara putus : 262 perkara

Sisa perkara: 32 perkara

b. Tahun 2012

Perkara masuk sampai Juli 2012 : 167 perkara

Page 31: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I ... pengawalan untuk keperluan sidang, mutasi, dan berobat ke Rumah Sakit;

31

Perkara putus sampai Juli 2012 : 152 perkara

Sisa perkara : 47 perkara

Sedangkan untuk perkara terkait pelanggaran lalu lintas sampai dengan juli

2012 telah masuk sebanyak 11 perkara dan semua perkara tersebut sudah

diputus.

b. Hambatan dalam penanganan perkara

Hambatan yang pada umumnya terjadi adalah saksi tidak hadir memenuhi

panggilan sidang, sehingga persidangan perkara tersebut ditunda oleh Majelis

Hakim dan memerintahkan Oditur Militer untuk dihadirkan pada persidangan

berikutnya.

Dan juga hambatan dalam penanganan perkara lainnya adalah Gedung

Kantor Pengadilan Militer II-09 Bandung yang sekarang ini hanya memiliki

fasilitas 1 (satu) ruangan sidang sehingga persidangan dilakukan secara antrian

dalam arti persidangan sering dilakukan sampai jam 21.00 Wib, karena banyak

Saksi yang domisilinya jauh dari tempat persidangan, namun diharapkan pada

tahun 2012 ini kendala/hambatan tersebut dapat diatasi karena pada tahun ini

gedung kantor Pengadilan Militer II-09 Bandung yang baru telah memiliki

fasilitas 2 (dua) ruangan persidangan.

Demikianlah laporan ini dibuat, untuk dipergunakan dengan sebagaimana

mestinya.

Ketua Tim Kunjungan Kerja/

Komisi III DPR RI

Ir. Tjatur Sapto Edy, M.T.