DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA · 2015. 8. 20. · c. Tim Pemantau DPR RI terhadap...
Transcript of DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA · 2015. 8. 20. · c. Tim Pemantau DPR RI terhadap...
1
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
RISALAH RESMI
Tahun Sidang : 2014-2015
Masa Persidangan : II
Rapat ke- : 18
Jenis Rapat : Rapat Paripurna DPR RI
Sifat Rapat : Terbuka
Hari, tanggal
: Senin, 9 Februari 2015
Waktu
: Pukul 14.00 WIB s.d. selesai
T e m p a t : Ruang Rapat Paripurna Gedung Nusantara II Lt.3 Jl. Jend. Gatot Subroto – Jakarta
Acara
: 1. Penetapan Prolegnas Tahun 2015-2019 dan Prolegnas RUU Prioritas Tahun 2015;
2. Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang Pengesahan Perjanjian Ektradisi antara Republik Indonesia dan Republik Sosialis Viet Nam (Extradition Treaty between the Republic of Indonesia and the Socialist Republic of Viet Nam) menjadi Undang-Undang;
3. Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang Pengesahan Perjanjian Ektradisi antara Republik Indonesia dan Papua Nugini (Extradition Treaty between the Republic of Indonesia and the Independent State of Papua New Guinea) menjadi undang-undang;
4. Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Demokratik Timor Leste tentang Kegiatan Kerja Sama di Bidang Pertahanan menjadi undang-undang;
2
5. Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Pakistan tentang Kegiatan Kerja Sama di Bidang Pertahanan menjadi undang-undang;
6. Pendapat Fraksi-fraksi dilanjutkan dengan pengambilan keputusan terhadap RUU-RUU Inisiatif Komisi I DPR RI menjadi RUU-RUU Usul DPR RI yaitu : a. RUU tentang Perubahan atas UU No. 1 Tahun
2015 tentang Penetapan PERPU Nomor 1 Tahun 2014 Perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi undang-undang;
b. RUU tentang Perubahan atas UU No. 2 Tahun 2015 tentang Penetapan PERPU No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 2 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi undang-undang;
7. Pengumuman Nama-nama Tim-tim DPR RI, sebagai berikut : a. Tim Penyusun mekanisme penyampaian Hak
Mengusulkan dan Memperjuangkan Program Pembangunan Daerah Pemilihan;
b. Tim Pengawas DPR RI terhadap Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
c. Tim Pemantau DPR RI terhadap Pelaksanaan Undang-undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan Pelaksanaan UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, serta Pelaksanaan UU No. 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta;
d. Tim Implementasi Reformasi DPR RI. Ketua Rapat
:
H. Fadli Zon, S.S., M.Sc (Wakil Ketua DPR RI Bidang Polkam/F-GERINDRA) Didampingi: 1. Drs. Setya Novanto, Ak
(Ketua DPR RI/F-PG) 2. Fahri Hamzah
(Wakil Ketua DPR RI Bidang Kesra/F-PKS) 3. Dr. Ir. H. Taufik Kurniawan, M.M
(Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekku/F-PAN) 4. DR. Agus Hermanto
(Wakil Ketua DPR RI Bidang Inbang/F-PD)
3
Sekretaris Rapat : Dr. WINANTUNINGTYASTITI S., M.Si. (Sekretaris Jenderal DPR RI) Didampingi : 1. Achmad Djuned, S.H., M.H.
(Wasekejen DPR RI) 2. Tatang Sutharsa, S.H.
(Deputi Bidang Persidangan dan KSAP) 3. K. Jhonson Rajagukguk, S.H., M.Hum.
(Deputi Bidang Perundang-Undangan) 4. Drs. Helmizar
(Kepala Biro Persidangan) 5. Dr. Dewi Barliana, S, S.H., M.Hum.
(Kepala Biro Kesekretariatan Pimpinan) 6. Dra. Mitra Anindyarina
(Kepala Bagian Persidangan Paripurna)
H a d i r
: ANGGOTA DPR RI: 479 dari 560 orang Anggota, dengan rincian: FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN 87 dari 109 orang Anggota; FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA 81 dari 91 orang Anggota; FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA 67 dari 73 orang Anggota; FRAKSI PARTAI DEMOKRAT 53 dari 61 orang Anggota; FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL 40 dari 48 orang Anggota; FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 40 dari 47 orang Anggota; FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 36 dari 40 orang Anggota; FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 32 dari 39 orang Anggota; FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT 28 dari 36 orang Anggota; FRAKSI PARTAI HANURA 15 dari 16 orang Anggota
4
DAFTAR HADIR ANGGOTA DPR RI
PADA RAPAT PARIPURNA TANGGAL 9 FEBRUARI 2015
1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. Ir. TAGORE ABU BAKAR
(Aceh II) 124
2. H. IRMADI LUBIS
(Sumut I) 125
3. dr. SOFYAN TAN
(Sumut I) 126
4. TRIMEDYA PANJAITAN, S.H., M.H.
(Sumut II) 127
5. Dr. JUNIMART GIRSANG, S.H., M.B.A., M.H.
(Sumut III) 128
6. ALEX INDRA LUKMAN
(Sumbar I) 129
7. AGUS SUSANTO
(Sumbar II) 130
8. Ir. EFFENDI SIANIPAR
(Riau I) 131
9. MARSIAMAN SARAGIH
(Riau II) 132
10. IHSAN YUNUS, M.E.Con.Std.
(Jambi) 133
11. H. R. ERWIN MOESLIMIN SINGAJURU, S.H., M.H.
(Sumsel II) 135
12. YULIAN GUNHAR, S.H., M.H.
(Sumsel II) 136
13. Hj. ELVA HARTATI, S.I.P., M.M.
(Bengkulu) 137
14. Ir. ISMAYATUN
(Lampung I) 138
15. SUDIN
(Lampung I) 139
16. H. KRH. HENRY YOSODININGRAT, S.H.
(Lampung II) 140
17. ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, M.B.A.
(Lampung II) 141
18. Ir. RUDIANTO TJEN
(Bangka Belitung) 142
5
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
19. Dra. SARWO BUDI WIRYANTI SUKAMDANI
(DKI Jakarta I) 144
20. MASINTON PASARIBU, S.H.
(DKI Jakarta II) 146
21. Drs. EFFENDI MS SIMBOLON, M.Ipol.
(DKI Jakarta III) 147
22. DARMADI DURIANTO
(DKI Jakarta III) 148
23. Ir. KETUT SUSTIAWAN
(Jabar I) 150
24. JUNICO BP SIAHAAN, S.E.
(Jabar I) 151
25. Dr. JALALUDIN RAKHMAT, M.Sc.
(Jabar II) 152
26. H. YADI SRIMULYADI
(Jabar II) 153
27. DIAH PITALOKA, S.Sos.
(Jabar III) 154
28. dr. RIBKA TJIPTANING P.
(Jabar IV) 155
29. ADIAN YUNUS YUSAK NAPITUPULU
(Jabar V) 156
30. H. INDRA P. SIMATUPANG, S.E., M.B.A.
(Jabar V) 157
31. SUKUR H NABABAN, S.T.
(Jabar VI) 158
32. RISKA MARISKA, S.H.
(Jabar VI) 159
33. RIEKE DIAH PITALOKA
(Jabar VII) 160
34. DANIEL LUMBAN TOBING
(Jabar VII) 161
35. Drs. YOSEPH UMARHADI, M.Si., M.A.
(Jabar VIII) 162
36. ONO SURONO, S.T.
(Jabar VIII) 163
37. Dr. TB. HASANUDDIN, M.M.
(Jabar IX) 165
38. DONY MARYADI OEKON, S.T.
(Jabar XI) 167
6
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
39. JULIARI P. BATUBARA
(Jateng I) 168
40. Ir. H. DARYATMO MARDIYANTO
(Jateng II) 170
41. EVITA NURSANTY, M.Sc.
(Jateng III) 171
42. H. IMAM SUROSO, S.Sos, S.H., M.M.
(Jateng III) 172
43. AGUSTINA WILUJENG PRAMESTUTI, S.S.
(Jateng IV) 174
44. ARIA BIMA
(Jateng V) 176
45. RAHMAD HANDOYO, S.PI., M.M.
(Jateng V) 177
46. Ir. SUDJADI
(Jateng VI) 179
47. ADISATRYA SURYO SULISTO
(Jateng VIII) 181
48. BUDIMAN SUDJATMIKO, M.Sc., M.Phil.
(Jateng VIII) 182
49. Ir. MUHAMMAD PRAKOSA
(Jateng IX) 183
50. DAMAYANTI WISNU PUTRANTI
(Jateng IX) 184
51. Prof. Dr. HENDRAWAN SUPRATIKNO
(Jateng X) 185
52. MY ESTI WIJAYATI
(DIY) 187
53. INDAH KURNIA
(Jatim I) 189
54. HENKY KURNIADI
(Jatim I) 190
55. Prof. Dr. H. HAMKA HAQ, M.A.
(Jatim II) 191
56. NURSUHUD
(Jatim III) 192
57. ARIF WIBOWO
(Jatim IV) 193
58. Drs. AHMAD BASARAH, M.H.
(Jatim V) 194
7
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
59. Ir. ANDREAS EDDY SUSETYO, M.M.
(Jatim V) 195
60. Ir. BUDI YUWONO, Dipl, S.E.
(Jatim VI) 198
61. Drs. SIRMADJI, M.Pd.
(Jatim VII) 199
62. Ir. MINDO SIANIPAR
(Jatim VIII) 200
63. SADARESTUWATI
(Jatim VIII) 201
64. ABIDIN FIKRI, S.H.
(Jatim IX) 202
65. H. NASYIRUL FALAH AMRU, S.E.
(Jatim X) 203
66. M.H. SAID ABDULLAH
(Jatim XI) 204
67. MOCHAMMAD HASBI ASYIDIKI JAYABAYA
(Banten I) 205
68. ICHSAN SOELISTIO
(Banten II) 206
69. MARINUS GEA, S.E.
(Banten III) 208
70. Drs. I MADE URIP, M.Si.
(Bali) 209
71. Dr. Ir. WAYAN KOSTER, M.M.
(Bali) 210
72. I GUSTI AGUNG RAI WIJAYA, S.E., M.M.
(Bali) 211
73. NYOMAN DHAMANTRA
(Bali) 212
74. H. RACHMAT HIDAYAT, S.H.
(NTB) 213
75. HERMAN HERRY
(NTT II) 215
76. LASARUS, S.Sos, M.Si.
(Kalbar) 217
77. Ir. G. MICHAEL JENO, M.M.
(Kalbar) 218
78. ASDY NARANG, S.H., M.Comm.LAW
(Kalteng) 219
8
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
79. Dr. Ir. WILLY M. YOSEPH, M.M.
(Kalteng) 220
80. H. ADRIANSYAH
(Kalsel II) 221
81. AWANG FERDIAN HIDAYAT, M.M.
(Kaltim) 222
82. VANDA SARUNDAJANG
(Sulut) 224
83. ANDI RIDWAN WITTIRI, S.H.
(Sulsel I) 226
84. Drs. SAMSU NIANG, M.Pd.
(Sulsel II) 227
85.
IRINE YUSIANA ROBA PUTRI, S.Sos., M.Comn &
Media ST.
(Maluku Utara)
229
86. KOMARUDIN WATUBUN, S.H, M.H.
(Papua) 230
87. TONY WARDOYO
(Papua) 231
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 87 dari 109
orang Anggota
2. FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. H.M. SALIM FAKHRY, S.E., M.M.
(Aceh I) 233
2. H. FIRMANDEZ
(Aceh II) 234
3. MEUTYA VIADA HAFID
(Sumut I) 235
4. RAMBE KAMARUL ZAMAN M.Sc, M.M.
(Sumut II) 236
5. Dr. Capt. ANTHON SIHOMBING
(Sumut III) 237
6. DELIA PRATIWI BR. SITEPU, S.H.
(Sumut III) 238
7. BETTI SHADIQ PASADIGOE, S.E.Ak, M.M.
(Sumbar I) 239
9
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
8. H. JOHN KENEDY AZIS, S.H.
(Sumbar II) 240
9. TABRANI MAAMUN
(Riau I) 241
10. Ir. H.M IDRIS LAENA
(Riau II) 242
11. Hj. SANIATUL LATIVA
(Jambi) 243
12. DODI REZA ALEX NOERDIN
(Sumsel I) 244
13. Drs. H. KAHAR MUZAKIR
(Sumsel I) 245
14. BOBBY ADHITYO RIZALDI, S.E.Ak., M.B.A, C.F.E.
(Sumsel II) 246
15. DWIE AROEM HADIATIE
(Lampung I) 247
16. Dr. M. AZIS SYAMSUDDIN
(Lampung II) 248
17. Ir. H. AZHAR ROMLI, M.Si.
(Bangka Belitung) 249
18. BAMBANG WIYOGO, S.E.
(DKI Jakarta I) 250
19. Ir. FAYAKHUN ANDRIADI M.Kom.
(DKI Jakarta II) 251
20. TANTOWI YAHYA
(DKI Jakarta III) 252
21. Dra. POPONG OTJE DJUNDJUNAN
(Jabar I) 253
22. Ir.H. LILI ASDJUDIREDJA, S.E., Ph.D.
(Jabar II) 255
23. Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.
(Jabar III) 256
24. EKA SASTRA
(Jabar III) 257
25. Hj. DEWI ASMARA, S.H., M.H.
(Jabar IV) 258
26. Ir. H. AIRLANGGA HARTARTO,M.M.T., M.B.A.
(Jabar V) 259
27. ICHSAN FIRDAUS
(Jabar V) 260
10
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
28. Dr. H. ADE KOMARUDIN, M.H.
(Jabar VII) 262
29. Drs. H. DADANG S MUCHTAR
(Jabar VII) 263
30. DAVE AKBARSHAH FIKARNO LAKSONO, M.E.
(Jabar VIII) 264
31. Drs. H. ELDIE SUWANDIE
(Jabar IX) 266
32. AGUN GUNANJAR SUDARSA, M.Si.
(Jabar X) 267
33. H. FERDIANSYAH, S.E., M.M.
(Jabar XI) 268
34. H. AHMAD ZACKY SIRADI
(Jabar XI) 269
35. Drs. H.A. MUJIB ROHMAT
(Jateng I) 270
36. BOWO SIDIK PANGARSO, S.E.
(Jateng II) 272
37. FIRMAN SOEBAGYO, S.E., M.H.
(Jateng III) 273
38. Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Sg. S.H.
(Jateng IV) 274
39. ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, S.H., M.Hum
(Jateng V) 275
40. BAMBANG SOESATYO, S.E., M.B.A.
(Jateng VII) 277
41. H. DITO GANINDUTO, M.B.A.
(Jateng VIII) 278
42. H. BUDI SUPRIYANTO, S.H., M.H.
(Jateng X) 280
43. SITI HEDIATI SOEHARTO, S.E.
(DIY) 281
44. Ir. H. ADIES KADIR, S.H., M.Hum.
(Jatim I) 282
45. H. MUKHAMAD MISBAKHUN, S.E.
(Jatim II) 283
46. HARDISOESILO
(Jatim III) 284
47. H. MUHAMAD NUR PURNAMASIDI
(Jatim IV) 285
11
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
48. Ir. H.M. RIDWAN HISJAM
(Jatim V) 286
49. M. SARMUJI S.E., M.Si.
(Jatim VI) 287
50. Dr. H. GATOT SUDJITO, M.Si.
(Jatim VII) 288
51. H. MOHAMMAD SURYO ALAM, Ak. M.B.A.
(Jatim VIII) 289
52. Ir. H. S.W. YUDHA, M.Sc.
(Jatim IX) 290
53. ENI MAULANI SARAGIH
(Jatim X) 291
54. H. ANDIKA HAZRUMY, S.Sos.
(Banten I) 293
55. H. ANDI ACHMAD DARA, S.E.
(Banten III) 295
56. GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E.
(Bali) 296
57. A.A. BAGUS ADHI MAHENDRA PUTRA
(Bali) 297
58. H. MUHAMMAD LUTFI, S.E.
(NTB) 298
59. MELCHIAS MARKUS MEKENG
(NTT I) 299
60. Drs. SETYA NOVANTO
(NTT II) 300
61. dr. CHARLES JONES MESANG
(NTT II) 301
62. Ir.H. ZULFADHLI, M.M.
(Kalbar) 302
63. Ir. H. AHMADI NOOR SUPIT
(Kalsel I) 304
64. H. INDRO HANANTO
(Kalsel I) 305
65. H. HASNURYADI SULAIMAN
(Kalsel II) 306
66. Dr. Hj. NENI MOERNIAENI, SPOG
(Kaltim) 308
67. ADITYA ANUGRAH MOHA, S.Ked.
(Sulut) 309
12
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
68. H. MUHIDIN MOHAMAD SAID
(Sulteng) 310
69. Drs. HAMKA B. KADY
(Sulsel I) 311
70. H. SYAMSUL BACHRI, M.Sc.
(Sulsel II) 312
71. H. ANDI RIO IDRIS PADJALANGI, S.H, M.Kn.
(Sulsel II) 313
72. Dr. Ir. MARKUS NARI, M.Si
(Sulsel III) 314
73. Drg. Hj. ANDI FAUZIAH PUJIWATIE HATTA, S.K.G
(Sulsel III) 315
74. Ir. RIDWAN BAE
(Sultra) 316
75. Dr. Ir. FADEL MUHAMMAD
(Gorontalo) 317
76. Drs. H. ROEM KONO
(Gorontalo) 318
77. Hj. ENNY ANGGRAENY ANWAR
(Sulbar) 319
78. EDISON BETAUBUN, S.H., M.H.
(Maluku) 320
79. DR. SAIFUL BAHRI RURAY, S.H., M.Si.
(Maluku Utara) 321
80. Pdt. ELION NUMBERI, S.Th.
(Papua) 322
81. ROBERT JOPPY KARDINAL, S.AB.
(Papua Barat) 323
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai GOLKAR 81 dari 91 orang Anggota
3. FRAKSI PARTAI GERINDRA
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. FADHLULLAH
(Aceh I) 324
2. KHAIDIR
(Aceh II) 325
3. H. R. MUHAMMAD SYAFI’I, S.H., M.Hum.
(Sumut I) 326
13
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
4. H. GUS IRAWAN PASARIBU, S.E.Ak., M.M.
(Sumut II) 327
5. SUASANA DACHI, S.H.
(Sumut II) 328
6. MARTIN HUTABARAT, S.H.
(Sumut III) 329
7. Dr. H. SUIR SYAM, M.Kes. MMR
(Sumbar I) 330
8. RITA ZAHARA, SH
(Riau I) 332
9. Ir. H. A.R. SUTAN ADIL HENDRA, M.M.
(Jambi) 334
10. EDHY PRABOWO, M.M., M.B.A.
(Sumsel I) 335
11. Ir. SRI MELIYANA
(Sumsel II) 336
12. SUSI MARLENY BACHSIN, S.E, M.M.
(Bengkulu) 337
13. H. AHMAD MUZANI
(Lampung I) 338
14. Ir. DWITA RIA
(Lampung II) 339
15. ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.
(DKI Jakarta I) 340
16. H. BIEM TRIANI BENJAMIN, B.Sc., M.M.
(DKI Jakarta II) 341
17. ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO
(DKI Jakarta III) 342
18. Dr. Ir. H. D. SODIK MUDJAHID, M.Sc.
(Jabar I) 343
19. Ir, H. AHMAD RIZA PATRIA, M.B.A.
(Jabar III) 345
20. HERI GUNAWAN
(Jabar IV) 346
21. H. FADLI ZON, S.S., M.Sc.
(Jabar V) 347
22. Ir. H. NUROJI
(Jabar VI) 348
23. Drg. PUTIH SARI
(Jabar VII) 349
14
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
24. Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.
(Jabar VIII) 350
25. H. OO SUTISNA, S.H.
(Jabar IX) 351
26. H. SUBARNA, S.E., M.Si.
(Jabar XI) 352
27. JAMAL MIRDAD
(Jateng I) 353
28. ABDUL WACHID
(Jateng II) 354
29. Hj. SRIWULAN, S.E.
(Jateng III) 355
30. RAHAYU SARASWATI DJOJOHADIKUSUMO
(Jateng IV) 356
31. H. BAMBANG RIYANTO, S.H., M.H., M.Si.
(Jateng V) 357
32. Ir. H. HARRY POERNOMO
(Jateng VI) 358
33. Ir. KRT. H. DARORI WONODIPURO, M.M.
(Jateng VII) 359
34. Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E., M.M.
(Jateng VIII) 360
35. MOHAMAD HEKAL, M.B.A.
(Jateng IX) 361
36. RAMSON SIAGIAN
(Jateng X) 362
37. ANDIKA PANDU PURAGABAYA, S.Psi., M.Si, M.Sc.
(DIY) 363
38. Ir. BAMBANG HARYO. SOEKARTONO
(Jatim I) 364
39. Ir. H. SOEPRIYATNO
(Jatim II) 365
40. Ir. SUMAIL ABDULLAH
(Jatim III) 366
41. BAMBANG HARYADI, S.E.
(Jatim IV) 367
42. MORENO SUPRAPTO
(Jatim V) 368
43. Ir. ENDRO HERMONO, M.B.A.
(Jatim VI) 369
15
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
44. Drs. SUPRIYANTO
(Jatim VII) 370
45. Dr. H. SAREH WIYONO M., S.H., M.H.
(Jatim VIII) 371
46. WIHADI WIYANTO, S.H.
(Jatim IX) 372
47. H. MOH NIZAR ZAHRO, S.H.
(Jatim XI) 374
48. H. ANDA, S.E.,M.M.
(Banten I) 375
49. H. DESMOND JUNAIDI MAHESA, S.H., M.H.
(Banten II) 376
50. Ir. SUFMI DASCO AHMAD
(Banten III) 377
51. IDA BAGUS PUTU SUKARTA, S.E., M. Si.
(Bali) 378
52. PIUS LUSTRILANANG, S.I.P., M.Si.
(NTT I) 380
53. Ir. FARY DJEMY FRANCIS, M.M.A.
(NTT II) 381
54. KATHERINE A. OENDOEN
(Kalbar) 382
55. H. IWAN KURNIAWAN, S.H.
(Kalteng) 383
56. Drs. H. SYAIFUL RASYID, M.M.
(Kalsel I) 384
57. Drs. H. SJACHRANI MATAJA, M.M., M.B.A.
(Kalsel II) 385
58. Drs. WENNY WAROUW
(Sulut) 387
59. SUPRATMAN, S.H., M.H.
(Sulteng) 388
60. Dr. H. AZIKIN SOLTHAN, M.Si.
(Sulsel I) 389
61. H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.
(Sulsel II) 390
62. Drs. H. ANDI NAWIR, M.P.
(Sumsel III) 391
63. HAERUL SALEH, S.H.
(Sultra) 392
16
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
64. ELNINO M. HUSEIN MOHI, ST, M.Si.
(Gorontalo) 393
65. Dra. Hj. RUSKATI ALI BAAL
(Sulbar) 394
66. AMRULLAH AMRI TUASIKAL, S.E.
(Maluku) 395
67. ROBERTH ROUW
(Papua) 396
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai GERINDRA 67 dari 73 orang Anggota
4. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. MUSLIM, S.H., M.M.
(Aceh II) 398
2. RUHUT SITOMPUL, S.H.
(Sumut I) 399
3. ROOSLYNDA MARPAUNG
(Sumut II) 400
4. H. RUDI HARTONO BANGUN, S.E, M.A.P.
(Sumut III) 401
5. H. DARIZAL BASIR
(Sumbar I) 402
6. Ir. H. MULYADI
(Sumbar II) 403
7. H. SUTAN SUKARNOTOMO, S.H., M.H.
(Riau I) 404
8. Drs. H. ZULFIKAR ACHMAD
(Jambi) 406
9. H. SYOFWATILLAH MOHZAIB, S.Sos.
(Sumsel I) 407
10. WAHYU SANJAYA, S.E.
(Sumsel II) 408
11. H. ZULKIFLI ANWAR
(Lampung I) 409
12.
Ir. H. MARWAN CIK ASAN, M.M.
(Lampung II)
410
13. EKO WIJAYA
(Bangka Belitung) 411
17
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
14. DWI ASTUTI WULANDARI
(DKI Jakarta I) 412
15. Hj. MELANIE LEIMENA SUHARLI
(DKI Jakarta II) 413
16. H. AGUNG BUDI SANTOSO, S.H., M.M.
(Jabar I) 414
17.
DEDE YUSUF MACAN EFFENDI, S.T.
(Jabar II)
415
18. ANTON SUKARTONO SURATTO
(Jabar V) 417
19.
SAAN MUSTOPA, M.Si.
(Jabar VII)
418
20. Ir.H. E. HERMAN KHAERON, M.Si
(Jabar VIII) 419
21. LINDA MEGAWATI, S.E., M.Si.
(Jabar IX) 420
22. H. AMIN SANTONO, S.Sos.
(Jabar X) 421
23. SITI MUFATTAHAH, Psi.
(Jabar XI) 422
24. Dr. AGUS HERMANTO
(Jateng I) 423
25. Dr. IR. DJOKO UDJIANTO, M.M.
(Jateng III) 424
26. RINTO SUBEKTI, S.E, M.M.
(Jateng IV) 425
27. Ir. FANDI UTOMO
(Jatim I) 428
28. Ir. H. AZAM AZMAN NATAWIJANA
(Jatim III) 430
29. Drs. AYUB KHAN
(Jatim IV) 431
30.
VENNA MELINDA, S.E.
(Jatim VI)
433
31. EDHIE BASKORO YUDHOYONO, M.Sc.
(Jatim VII) 434
32. SARTONO HUTOMO
(Jatim VII) 435
18
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
33. Drs. H. GUNTUR SASONO, M.Si.
(Jatim VIII) 436
34. DIDIK MUKRIANTO, S.H.
(Jatim IX) 437
35. H. MAT NASIR, S.Sos
(Jatim XI) 438
36. VIVI SUMANTRI JAYABAYA, S.Sos.
(Banten I) 439
37. Drs. H. WAHIDIN HALIM, M.Si.
(Banten III) 440
38.
I PUTU SUDIARTANA
(Bali)
442
39. H.M. SYAMSUL LUTHFI
(NTB) 443
40. Dr. BENNY K. HARMAN, S.H.
(NTT I) 444
41.
Dr. JEFIRSTSON R. RIWU KORE, M.M.
(NTT II)
445
42. ERMA SURYANI RANIK, S.H.
(Kalbar) 446
43. NORBAITI ISRAN NOOR, A.Md.
(Kaltim) 447
44. EVERT ERENST MANGINDAAN, S.IP.
(Sulut) 448
45. dr. VERNA GLADIES M. INKIRIWANG
(Sulteng) 449
46. Hj. ALIYAH MUSTIKA ILHAM, S.E.
(Sulsel I) 450
47. Ir. H. MUHAMMAD NASYIT UMAR, s.p.
(Sulsel Ii) 451
48. Dr. Ir. BAHRUM DAIDO, M.Si.
(Sulsel III) 452
49. Drs. H. UMAR ARSAL
(Sultra) 453
50. MAYJEN TNI (PURN) SALIM MENGGA
(Sulbar) 454
51. LIBERT KRISTO IBO, S.Sos., S.H., M.H.
(Papua) 455
19
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
52. WILLEM WANDIK, S.Sos.
(Papua) 456
53. MICHAEL WATTIMENA, S.E, M.M .
(Papua Barat) 457
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai Demokrat 53 dari 61 orang Anggota
5. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL
NO
URUT NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. H. MUSLIM AYUB, S.H., M.M.
(Aceh I) 458
2. MULFACHRI HARAHAP, S.H.
(Sumut I) 459
3. H. NASRIL BAHAR, S.E.
(Sumut III) 461
4. H. JON ERIZAL, S.E. M.B.A.
(Riau I) 463
5. H. A. BAKRI HM, S.E.
(Jambi) 464
6. Ir. H. ACHMAD HAFISZ TOHIR
(Sumsel I) 465
7. HANNA GAYATRI, S.H.
(Sumsel II) 466
8. Hj. DEWI CORYATI, M.Si.
(Bengkulu) 467
9. Ir. ALIMIN ABDULLAH
(Lampung II) 469
10. AHMAD NAJIB QUDRATULLAH, S.E.
(Jabar II) 471
11. Hj. DESY RATNASARI, M.Si., M.Psi.
(Jabar VI) 472
12. LUCKY HAKIM
(Jabar VI) 474
13. DAENG MUHAMMAD, S.E., M.Si.
(Jabar VII) 475
14. BUDI YOUYASTRI
(Jabar X) 476
15. HAERUDIN, S.Ag., M.H.
(Jabar XI) 477
20
NO
URUT NAMA
NOMOR
ANGGOTA
16. Hj. LAILA ISTIANA DS, S.E.
(Jateng IV) 479
17. MOHAMMAD HATTA
(Jateng V) 480
18. Ir. H. TJATUR SAPTO EDY, M.T.
(Jateng VI) 481
19. Ir. TAUFIK KURNIAWAN, M.M.
(Jateng VII) 482
20. AMMY AMALIA FATMA SURYA, S.H.,M.Kn.
(Jateng VIII) 483
21. Ir. H. TEGUH JUWARNO, M.Si.
(Jateng IX) 484
22. ANDRIYANTO JOHAN SYAH
(Jateng X) 485
23. H. A. HANAFI RAIS, SIP., M.P.P.
(DIY) 486
24. H. SUNGKONO
(Jatim I) 487
25. H. TOTOK DARYANTO, S.E.
(Jatim V) 489
26. Ir. A. RISKI SADIG
(Jatim VI) 490
27. EKO HENDRO PURNOMO, S.Sos.
(Jatim VIII) 491
28. Drs. H. KUSWIYANTO, M.Si
(Jatim IX) 492
29. VIVA YOGA MAULADI, M.Si.
(Jatim X) 493
30. H. YANDRI SUSANTO
(Banten II) 494
31. M. ALI TAHER PARASONG
(Banten III) 495
32. H. MUHAMMAD SYAFRUDIN, S.T., M.M.
(NTB) 496
33. H. SYAHRULAN PUA SAWA
(NTT I) 497
34. H. SUKIMAN, S.PD., M.M.
(Kalbar) 498
35. Dra. YASTI SOEPREDJO MOKOAGOW
(Sulut) 500
21
NO
URUT NAMA
NOMOR
ANGGOTA
36. INDIRA CHUNDA THITA SYAHRUL, S.E., M.M.
(Sulsel I) 501
37. Ir. H. ANDI TAUFAN TIRO
(Sulsel II) 502
38. AMRAN, S.E.
(Sulsel III) 503
39. Dra. Hj. Tina Nur Alam, M.M.
(Sultra) 504
40. H. JAMALUDDIN JAFAR, S.H., M.H.
(Papua) 505
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai Amanat Narional 40 dari 48 orang Anggota
6. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. H. IRMAWAN. S.Sos, M.M.
(Aceh I) 37
2. MARWAN DASOPANG
(Sumut II) 38
3. Ir. H. MUHAMAD LUKMAN EDI, M.Si.
(Riau II) 39
4. H. HANDAYANI, S.K.M.
(Jambi) 40
5. BERTU MERLAS, S.T.
(Sumsel II) 41
6. Drs. H. MUSA ZAINUDDIN
(Lampung I) 42
7. Hj. CHUSNUNIA CHALIM, M.Si.
(Lampung II) 43
8. H. CUCUN AHMAD SYAMSURIJAL, S.Ag.
(Jabar II) 44
9. NENG EEM MARHAMAH ZULFA HIZ, S.Fil.
(Jabar III) 45
10. H. MAMAN IMANULHAQ
(Jabar IX) 48
11. H. YANUAR PRIHATIN , M.Si.
(Jabar X) 49
12. H. ACEP ADANG RUHIAT
(Jabar XI) 50
22
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
13. Drs. FATHAN
(Jateng II) 52
14. H. MARWAN JA’FAR
(Jateng III) 53
15. Drs. H. MOHAMAD TOHA, S.Sos, M.Si.
(Jateng V) 54
16. H. ABDUL KADIR KARDING, S.Pi, M.Si.
(Jateng VI) 55
17. Drs. H. TAUFIQ R. ABDULLAH
(Jateng VII) 56
18. SITI MUKAROMAH, S.Ag.
(Jateng VIII) 57
19. H. BAHRUDIN NASORI, S.Si., M.M.
(Jateng IX) 58
20. MUH. HANIF DHAKIRI
(Jateng X) 59
21. Drs. H. BISRI ROMLY, M.M.
(Jateng X) 60
22. H. AGUS SULISTIYONO, S.T., M.T.
(DIY) 61
23. H. IMAM NAHRAWI, S.Ag.
(Jatim I) 62
24. H. SYAIKHUL ISLAM ALI, Lc, M.Sos.
(Jatim I) 63
25. ABDUL MALIK HARAMAIN, M.Si.
(Jatim II) 64
26. Hj. NIHAYATUL WAFIROH, M.A.
(Jatim III) 65
27. Ir. M. NASIM KHAN
(Jatim III) 66
28. Drs. H.M. SYAIFUL BAHRI ANSHORI, M.P.
(Jatim IV) 67
29. HADI ZAINAL ABIDIN, S.Pd., M.M.
(Jatim IV) 68
30. Dra. HJ. LATHIFAH SHOHIB
(Jatim V) 69
31. H. AN’IM F. MAHRUS
(Jatim VI) 70
32. Drs. IBNU MULTAZAM
(Jatim VII) 71
23
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
33. Drs. H. ABD. MUHAIMIN ISKANDAR, M.Si.
(Jatim VIII) 72
34. Dra. Hj. IDA FAUZIYAH, M.Si.
(Jatim VIII) 73
35. H. JAZILUL FAWAID, S.Q, M.A.
(Jatim X) 75
36. Dr. KH. KHOLILURRAHMAN, S.H., M.Si
(Jatim XI) 76
37. Dra. Hj. SITI MASRIFAH, M.A.
(Banten III) 77
38. DANIEL JOHAN
(Kalbar) 79
39. Dr. H.ZAINUL ARIFIN NOOR, S.E, M.M.
(Kalsel I) 80
40. PEGGI PATRISIA PATTIPI
(Papua) 83
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa 40 dari 47 orang Anggota
7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. H. MUHAMMAD NASIR DJAMIL, S.Ag.
(Aceh I) 84
2. TIFATUL SEMBIRING
(Sumut I) 85
3. H. ISKAN QOLBA LUBIS, M.A.
(Sumut II) 86
4. ANSORY SIREGAR, Lc.
(Sumut III) 87
5. Dr. HERMANTO, S.E., M.M.
(Sumbar I) 88
6. H. REFRIZAL
(Sumbar II) 89
7. Drs. H. CHAIRUL ANWAR, Apt.
(Riau I) 90
8. H. MUSTAFA KAMAL, S.S.
(Sumsel I) 91
9. Drs. H. MOHD. IQBAL ROMZI
(Sumsel II) 92
24
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
10. Drs. AL MUZZAMMIL YUSUF, M. Si.
(Lampung I) 93
11. K.H. Ir. ABDUL HAKIM, M.M.
(Lampung II) 94
12. Dr. H.M. HIDAYAT NUR WAHID, M.A.
(DKI Jakarta II) 96
13. Drs. H. ADANG DARADJATUN
(DKI Jakarta III) 97
14. Hj. LEDIA H. AMALIAH, S.Si, M.Psi.T.
(Jabar I) 98
15. H. MA’MUR HASANUDDIN, M.A.
(Jabar II) 99
16. H. ECKY AWAL MUCHARAM, S.E., Ak.
(Jabar III) 100
17. Ir. H. YUDI WIDIANA ADIA, M.Si.
(Jabar IV) 101
18. H. TB. SOENMANDJAJA
(Jabar V) 102
19. H. MAHFUDZ ABDURRAHMAN, S.Sos.
(Jabar VI) 103
20. Dr. H. SA'DUDDIN, M.M.
(Jabar VII) 104
21. Drs. MAHFUDZ SIDDIQ, M.Si.
(Jabar VIII) 105
22. Dr. K.H. SURAHMAN HIDAYAT, M.A.
(Jabar X) 107
23. Dr. MOHAMAD SOHIBUL IMAN
(Jabar XI) 108
24. Dr. H.M. GAMARI SOETRISNO
(Jateng III) 109
25. Drs. H. HAMID NOOR YASIN, M.M.
(Jateng IV) 110
26. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI, S.E., M.Si., Akt.
(Jateng V) 111
27. Drs. ABDUL FIKRI, M.M.
(Jateng IX) 112
28. H. ROFI MUNAWAR, Lc
(Jatim VII) 115
29. Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.
(Banten II) 116
25
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
30. H. JAZULI JUWAINI, Lc. M.A.
(Banteng III) 117
31. H. FAHRI HAMZAH, S.E.
(NTB) 118
32. H. ABOE BAKAR AL-HABSYI, S.E.
(Kalsel I) 119
33. H. HADI MULYADI, S. Si., M.Si.
(Kaltim) 120
34. TAMSIL LINRUNG
(Sulsel I) 121
35. H. ANDI AKMAL PASLUDDIN, S.P., M.M.
(Sulsel II) 122
36. MUHAMMAD YUDI KOTOUKY
(Papua) 123
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera 36 dari 40 orang Anggota
8. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. Drs. H. HASRUL AZWAR, M.M.
(Sumut I) 507
2. H. FADLY NURZAL, S.Ag.
(Sumut III) 508
3. H. EPYARDI ASDA, M.Mar.
(Sumbar I) 509
4. MUHAMMAD IQBAL, S.E., M.Com.
(Sumbar II) 510
5. H. ACHMAD FAUZAN HARUN, S.H, M.Kom.I.
(DKI Jakarta I) 512
6. Dra. Hj. OKKY ASOKAWATI, M.Si.
(DKI Jakarta II) 513
7.
DR. H. R. ACHMAD DIMYATI NATAKUSUMAH, S.H.,
M.H., M.Si.
(DKI Jakarta III)
514
8. H. JOKO PURWANTO
(Jabar III) 515
9. Dr. Hj. RENI MARLINAWATI
(Jabar IV) 516
26
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
10. H. ACHMAD FARIAL
(Jabar V) 517
11. H. DONY AHMAD MUNIR, S.T., M.M.
(Jabar IX) 519
12. ASEP A. MAOSHUL AFFANDY
(Jabar X) 520
13. Hj. NURHAYATI
(Jabar XI) 521
14. H. MUKHLISIN
(Jateng II) 522
15. H. MOHAMAD ARWANI THOMAFI
(Jateng III) 523
16. KH. MUSLICH ZA.
(Jateng VI) 524
17. Ir. H. M. ROMAHURMUZIY, M.T.
(Jateng VII) 525
18. ACHMAD MUSTAQIM, S.P., M.M.
(Jateng VIII) 526
19. H. ARSUL SANI, S.H., M.Si.
(Jateng X) 528
20. SY. ANAS THAHIR
(Jatim III) 530
21. H. ISKANDAR D. SYAICHU, S.E.
(Jatim X) 531
22. Hj. IRNA NARULITA, S.E., M.M.
(Banten I) 533
23. Hj. KARTIKA YUDHISTI, B.Eng., M.Sc.
(Banten II) 534
24. Drs. H. IRGAN CHIRUL MAHFIZ, M.Si.
(Banten III) 535
25. Dra. Hj. ERMALENA MHS.
(NTB) 536
26. H. USMAN JA'FAR
(Kalbar) 537
27. H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.Pi, M.S.
(Kalsel I) 538
28. H. MUHAMMAD ADITYA MUFTI ARIFIN, S.H.
(Kalsel II) 539
29. H. M. AMIR USKARA, M. Kes.
(Sulsel I) 541
27
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
30. H. ANDI MUHAMMAD GHALIB, S.H., M.H.
(Sulsel II) 542
31. Hj. FATMAWATI RUSDI, S.E.
(Sulsel III) 543
32. Dr. H. MZ. AMIRUL TAMIM, M.Si.
(Sultra) 544
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan 32 dari 39 orang
Anggota
9. FRAKSI PARTAI NASDEM
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. Prof. Dr. BACHTIAR ALY, M.A.
(Aceh I) 1
2. SAHAT SILABAN
(Sumut II) 4
3. H.M. ALI UMRI, S.H,, M.Kn
(Sumut III) 5
4. H. ENDRE SAIPOEL
(Sumbar I) 6
5. IRMA SURYANI
(Sumsel II) 7
6. PATRICE RIO CAPELLA, S.H.
(Bengkulu) 8
7. Drs. TAMANURI, M.M.
(Lampung II) 9
8. Drs. H. NYAT KADIR
(KEPRI) 10
9. H. AHMAD SAHRONI, S.E.
(DKI Jakarta III) 11
10. MAYJEN TNI (Purn) SUPIADIN ARIES SAPUTRA
(Jabar XI) 12
11. Drs. FADHOLI
(Jateng I) 13
12. H.M. PRASETYO, S.H.
(Jateng II) 14
13. DONNY IMAM PRIAMBODO, S.T.,M.M.
(Jateng III) 15
28
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
14. Drs. KH. CHOIRUL MUNA
(Jateng VI) 16
15. AMELIA ANGGRAINI
(Jateng VII) 17
16. Drs. H. HASAN AMINUDIN, M.Si.
(Jatim II) 18
17. Drs. T. TAUFIQULHADI, M.Si.
(Jatim IV) 19
18. KRESNA DEWANATA PHROSAKH
(Jatim V) 20
19. Drg. Hj. YAYUK SRIRAHAYUNINGSIH, M.M., M.H.
(Jatim VII) 22
20. H. SLAMET JUNAIDI
(Jatim XI) 24
21. Dr. H. KURTUBI, SE, M.Sp, M.Sc.
(NTB) 26
22. JOHNNY G PLATE, S.E.
(NTT I) 27
23. H. SYARIF ABDULLAH ALKADRIE
(Kalbar) 29
24. H. HAMDHANI, S.Ip.
(Kalteng) 30
25. AKBAR FAISAL
(Sulsel II) 33
26. Drs. MUCHTAR LUTHFI MUTTY, M.Si.
(Sulsel III) 34
27. DR. ACHMAD HATARI, S.E., M.Si.
(Maluku Utara) 35
28. SULAEMAN L. HAMZAH
(Papua) 36
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai Nasional Demokrat 28 dari 36 orang Anggota
10. FRAKSI PARTAI HANURA
NO
URUT
NAMA
NOMOR
ANGGOTA
1. Ir. NURDIN TAMPUBOLON
(Sumut I) 545
2. RUFINUS HOTMAULANA HUTAHURUK, S.H., M.M,M.H.
(Sumut II) 546
29
3. SAMSUDIN SIREGAR, S.H.
(Sumut III) 547
4. FAUZIH H. AMRO, M.Si.
(Sumsel I) 548
5. FRANS AGUNG MULA PUTRA,S.Sos, M.H.
(Lampung I) 549
6. MOH. ARIEF S. SUDITOMO, S.H.,M.A
(Jabar I) 550
7. H. DADANG RUSDIANA, S.E., M.Si.
(Jabar II) 551
8. CAPT. H. DJONI ROLINDRAWAN, S.E., M.Mar., M.B.A.
(Jabar III) 552
9. MIRYAM S. HARYANI, M.Si.
(Jabar VIII) 553
10. Dr. H. DOSSY ISKANDAR PRASETYO
(Jatim VIII) 554
11. Dr. H. M. FARID ALFAUZI
(Jatim XI) 555
12. LALU GEDE SYAMSUL MUJAHIDIN, S.E.
(NTB) 557
13. SALEH HUSIN, SE, M.Si.
(NTT II) 558
14. H. SARIFFUDDIN SUDDING, S.H, M.H.
(Sulteng) 559
15. Hj. DEWIE YASIN LIMPO, S.E.
(Sulsel I) 560
Jumlah kehadiran dari Fraksi Partai HANURA 15 dari 16 orang Anggota
30
KETUA RAPAT (H. FADLI ZON, SS, M.Sc) :
Kita mulai Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Saudara-saudara sekalian.
Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia beserta
jajarannya.
Yang terhormat Saudara Menteri Pertahanan Republik Indonesia beserta
jajarannya.
Yang terhormat para Anggota DPR RI, hadirin sekalian yang berbahagia.
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua untuk mengikuti Rapat Paripurna pada hari ini
dalam keadaan sehat walafiat untuk melaksanakan tugas konstitusional kita.
Menurut catatan dari Sekretariat Jenderal DPR RI, daftar hadir pada
permulaan rapat Paripurna DPR RI hari ini telah ditandatangani oleh 334 Anggota,
(dari 555 Anggota DPR RI) dengan perincian sebagai berikut :
1. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 61 dari 106 Anggota.
2. Fraksi Partai Golongan Karya 60 dari 90 Anggota.
3. Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya 50 dari 73 Anggota.
4. Fraksi Partai Demokrat 33 dari 60 Anggota
5. Fraksi Partai Amanat Nasional 25 dari 48 Anggota
6. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa 29 dari 47 Anggota
7. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera 24 dari 40 Anggota
8. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan 23 dari 39 Anggota
9. Fraksi Partai Nasdem 21 dari 36 Anggota
10. Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat 8 dari 16 Anggota.
Dengan demikian kuorum telah tercapai dan dengan mengucap
Bismillahirrahmannirrahim perkenankan kami selaku Pimpinan Dewan membuka
Rapat Paripurna DPR RI yang ke-18, Masa Sidang II.Tahun Sidang 2014-2015, hari
Senin tanggal 9 Februari 2015, dan kami nyatakan terbuka untuk umum.
Berdasarkan Pasal 59 Ayat (1) huruf d Undang-undang No. 24 Tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan,
disebutkan bahwa lagu kebangsaan wajib diperdengarkan dan/atau dinyanyikan
dalam acara pembukaan Sidang Paripurna MPR, DPR, DPD dan DPRD. Berkaitan
dengan itu izinkanlah kami mengajak seluruh hadirin untuk berdiri menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
Hadirin dipersilakan berdiri.
(LAGU INDONESIA RAYA)
31
Terima kasih.
Hadirin, dipersilakan duduk kembali.
Sidang Dewan yang kami hormati, sesuai hasil keputusan rapat Bamus
DPR RI tanggal 5 Februari 2015, acara rapat Paripurna hari ini adalah :
1. Penetapan Prolegnas Tahun 2015-2019 dan Prolegnas Rancangan Undang-
undang Prioritas tahun 2015;
2. Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang-
undang tentang Pengesahan Ekstradisi antara Republik Indonesia dan
Republik Sosialis Viet Nam (Ekstradition Treaty between Republic of Indonesia
and the Socialis Republic of Viet Nam) menjadi undang-undang;
3. Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang-
undang tentang Pengesahan Ekstradisi antara Republik Indonesia dan Papua
Nugini (Ekstradition Treaty between Republic of Indonesia and the
Independence State of the Papua New Guinea) menjadi undang-undang;
4. Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang-
undang tentang Pengesahan Persetujuan antara Republik Indonesia dan
Pemerintah Demokratik Timor Leste tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang
Pertahanan menjadi undang-undang;
5. Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang-
undang tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Pakistan tentang kegiatan
Kerjasama di Bidang Pertahanan menjadi undang-undang;
6. Pendapat Fraksi-Fraksi dilanjutkan dengan pengambilan keputusan terhadap
RUU-RUU Usul inisiatif Komisi II DPR RI menjadi RUU-RUU usul DPR RI,
yaitu ;
a. RUU tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor
1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 22 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi undang-
undang.
b. RUU tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor
2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi undang-undang.
7. Pengumuman nama-nama Tim DPR RI sebagai berikut :
a. Tim Penyusun Mekanisme Penyampaian Hak Mengusulkan dan
Memperjuangkan Program Pembangunan Daerah Pemilihan.
b. Tim Pengawas DPR RI terhadap Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
c. Tim Pemantau DPR RI terhadap Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propinsi Papua serta
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan
Daerah Yogyakarta.
32
d. Tim Implementasi Reformasi DPR RI.
Sekarang kami menanyakan kepada sidang apakah acara tersebut dapat
disetujui?
(RAPAT SETUJU)
Terima kasih.
Sidang Dewan yang kami hormati,
Selanjutnya kami beritahukan bahwa Pimpinan Dewan telah menerima 5
pucuk surat yaitu :
1. Surat dari Presiden Republik Indonesia dengan Nomor R.10/Pres/01/2015
tanggal 30 Januari 2015. perihal Pertimbangan Permohonan bagi Pencalonan
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) Republik
Demokratik Rakyat Aljazair untuk Republik Indonesia.
2. Surat dari Presiden Republik Indonesia dengan Nomor R.11/Pres/02/2015
tanggal 2 Februari 2015, perihal Rancangan Undang-undang tentang
Pengesahan Perjanjian Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana antara
Republik Indonesia dan Republik Sosialis Viet Nam (Treaty on Mutual Legal
Assistance in Criminal Matters between the Republic of Indonesia and the
Socialis Republic of Viet Nam).
3. Surat dari DPD RI dengan Nomor HM.310/28/DPDRI/I/2015 tanggal 20 Januari
2015, perihal Penyampaian Keputusan DPD RI terhadap tindak lanjut Hasil
Pemeriksaan BEPEKA RI Semester I Tahun 2014.
4. Surat dari DPD RI dengan Nomor HM.310/60/DPDRI/I/2015 tertanggal 28
Januari 2015, perihal Penyampaian keputusan DPD RI terhadap Rancangan
Undang-undang tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 27 Tahun
2014 tentang APBN tahun 2015.
5. Surat dari Komisi II DPRI dengan Nomor LG/039/KOM.II/II/2015 tanggal 4
Februari 2015. Perihal permintaan penjadwalan dalam Rapat Paripurna
mengenai Rancangan Undang-undang tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati
dan Walikota menjadi Undang-undang dan Rancangan Undang-undang
tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi RUU usul Komisi II DPR RI.
33
Untuk surat pertama, kedua dan ketiga sesuai ketentuan Peraturan DPR
RI Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib, surat tersebut akan ditindaklanjuti
sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Untuk surat keempat dan kelima telah
dibahas dalam rapat Bamus tanggal 5 Februari 2015.
Sidang Dewan yang terhormat.
Selanjutnya untuk mempersingkat waktu, mari kita masuki acara pertama
Rapat Paripurna Dewan hari ini yaitu penetapan Prolegnas tahun 2015-2019 dan
Prolegnas RUU PrioritasTahun 2015. Untuk itu kami persilakan kepada Pimpinan
Badan Legislasi DPR RI yang terhormat saudara DR. H. Sareh Wiyono M., S.H.,
M.H. untuk menyampaikan laporannya.
Kami persilakan.
PIMPINAN BADAN LEGISLASI (DR. H. SAREH WIYONO M., S.H., M.H. /F
GERINDRA) :
Laporan Badan Legislasi tentang Penetapan Program Legislasi Nasional
tahun 2015-2019 dan Program Legislasi Nasional Rancangan Undang-Undang
Prioritas Tahun 2015 dalam Rapat Paripurna DPR RI.
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang terhormat Ketua Rapat Paripurna.
Yang terhormat rekan-rekan Anggota Dewan.
Yang terhormat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan hadirin yang
berbahagia.
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas perkenan-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menghadiri Rapat
Paripurna pada hari ini dalam keadaan sehat wal afiat.
Selanjutnya perkenankan saya selaku Ketua Badan Legislasi atas nama
Badan Legislasi menyampaikan Laporan Hasil Koordinasi Badan Legislasi dengan
Menteri Hukum dan HAM serta DPD RI atas penyusunan Program Legislasi
Nasional Tahun 2015 sampai 2019 dan Program Legislasi Nasional Rancangan
Undang-undang Prioritas Tahun 2015.
Laporan ini sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 12
tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Peraturan
Presiden Nomor 61 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan dan Pengelolaan
Program Legislasi Nasional, Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata
Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan
Rancangan Peraturan Presiden serta Peraturan DPR RI Nomor 01 Tahun 2012
34
tentang Tata Cara Penyusunan Prolegnas dan Peraturan DPR RI tentang Tata
Tertib.
Ketua rapat dan hadirin yang kami hormati.
Dalam penyusunan Program Legislasi Nasional tahun 2015 sampai 2019
dan Program Legislasi Nasional rencana undang-undang Prioritas tahun 2015 dapat
kami sampaikan bahwa Badan Legislasi telah menerima usulan rencana undang-
undang dari Komisi, Fraksi dan Lembaga atau Masyarakat sebanyak 155 rencana
undang-undang. Adapun Pemerintah mengusulkan sebanyak 84 rencana undang-
undang dan DPD mengajukan 85 rencana undang-undang, sehingga secara
keseluruhan jumlah rencana undang-undang yang diajukan ketiga lembaga tersebut
berjumlah 324 rancana undang-undang. Terhadap usulan 324 rencana undang-
undang tersebut terdapat beberapa rencana undang-undang yang memiliki
kesamaan judul atau kesamaan substansi sehingga setelah dilakukan kajian secara
mendalam tersisa hanya 297 rencana undang-undang.
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan Prolegnas periode sebelumnya Tahun
2010-2014 dimana rata-rata setiap tahun hanya dapat menyelesaikan rencana
undang-undang sebanyak 25 sampai dengan 30 rencana undang-undang dan
pertimbangan bahwa setiap Komisi hanya dapat mengusulkan paling banyak 2
rencana undang-undang dalam 1 tahun, sesuai ketentuan Pasal 107 ayat (6)
Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib. Ditambah dengan penugasan pembahasan
rencana undang-undang kepada Pansus dan Baleg setiap tahunnya 3 rencana
undang-undang, maka terhadap usulan 297 rencana undang-undang dilakukan
penyeleksian untuk masuk dalam daftar rancangan undang-undang Prolegnas
Tahun 2015 sampai 2019 di kisaran angka ideal kurang lebih 150 rencana undang-
undang, dan kurang lebih 30 rencana undang-undang dalam Prolegnas rencana
undang-undang prioritas Tahun 2015 setiap tahunnya.
Proses penyelesaian rencana undang-undang dilakukan dengan
menggunakan suatu parameter untuk memberikan bobot atau skoring kepada
masing-masing usulan rencana undang-undang. Adapun parameter yang digunakan
dalam melakukan pembobotan secara garis besar mengacu kepada parameter
teknis substansial terkait dengan urgensi masing-masing rencana undang-undang
yang mengacu pada norma dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan bahwa dalam penyusunan daftar
rancangan perundang-undangan didasarkan atas :
a. Perintah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Perintah Ketetapan Masjelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Perintah undang-undang lainnya;
d. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
e. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
f. Rencana Pembangunan Jangka Menengah;
g. Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis DPR dan Hak Aspirasi dan
h. Kebutuhan Hukum Masyarakat.
35
Selain parameter teknis substansial digunakan pula parameter teknis
prosedural seperti kelengkapan naskah akademik dan draft rencana undang-
undang. Jumlah undang-undang yang menjadi beban masing-masing Komisi dan
adanya diskripsi, konsepsi yang memuat latar belakang dan tujuan, penyusunan,
sasaran yang ingin diwujudkan, serta jangkauan dan arah pengaturan.
Berdasarkan hasil pembahasan Badan Legislasi pemerintah dan DPD RI
kemudian disepakati 159 rencana undang-undang dalam daftar rencana undang-
undang Prolegnas Tahun 2015 sampai 2019 dan 37 undang-undang Prolegnas,
rencana undang-undang prioritas Tahun 2015. Dari 37 rencana undang-undang
dalam Prolegnas prioritas Tahun 2015 sebanyak 26 rencana undang-undang
diusulkan oleh DPR, 10 rencana undang-undang diusulkan oleh Pemerintah, dan 1
rencana undang-undang diusulkan oleh DPD RI. Hal ini bukan berarti hanya 1
rencana undang-undang dari DPD dalam Prolegnas prioritas, karena ada 7 rencana
undang-undang usulan DPD yang sama dengan usulan DPR atau Pemerintah dan
sudah disepakati akan diusulkan oleh DPR atau Pemerintah.
Selain 37 rencana undang-undang, selain 37 judul rencana undang-
undang yang disetujui atau disepakati sebagai Prolegnas rencana undang-undang
prioritas Tahun 2015 telah disepakati pula 5 rencana undang-undang yang bersifat
kumulatif terbuka, yaitu :
1. Daftar rencana undang-undang kumulatif terbuka tentang pengesahan
perjanjian internasional
2. Daftar rencana undang-undang kumulatif terbuka akibat putusan Mahkamah
Konstitusi;
3. Daftar rencana undang-undang kumulatif terbuka tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
4. Daftar rencana undang-undang kumulatif terbuka tentang pembentukan daerah
provinsi dan kabupaten/kota;
5. Daftar rencana undang-undang kumulatif terbuka tentang penetapan peraturan
Pemerintah pengganti undang-undang menjadi undang-undang.
Adapun daftar 159 rencana undang-undang dalam Prolegnas tahun 2015
sampai 2019 dan daftar 37 rencana undang-undang dalam Prolegnas rencana
undang-undang prioritas Tahun 2015, sebagaimana yang telah disampaikan Bapak,
Ibu Anggota Dewan.
Kami sadar bahwa beban legislasi yang diambil oleh DPR, Pemerintah
dan DPD pada Tahun 2015 cukup berat, mengingat waktu yang sudah memasuki
bulan kedua pada Tahun 2015. Namun, kami optimis dengan dukungan semua
pihak kinerja legislasi dapat mencapai target yang diharapkan, terlebih pembahasan
dalam penyusunan Prolegnas juga telah dilakukan dalam suasana kebersamaan.
Dengan adanya kesamaan visi untuk melakukan revitalisasi politik, hukum dan
perundang-undangan dalam jangka 5 tahun kedepan yang lebih realistis dan fokus
pada kualitas dan urgensi masing-masing rencana undang-undang.
36
Demikian, laporan Badan Legislasi mengenai penyusunan Prolegnas
Tahun 2015 sampai 2019 dan Prolegnas rencana undang-undang prioritas Tahun
2015, yang telah dilakukan berkoordinasi dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia serta DPD RI, yang menyetujui atau menyepakati sebanyak 159 rencana
undang-undang untuk Prolegnas Tahun 2015 sampai 2019 dan 37 rencana undang-
undang untuk Prolegnas rencana undang-undang Prioritas Tahun 2015 yang
selanjutnya untuk dapat ditetapkan dalam rapat paripurna DPR RI.
Sebelum kami mengakhiri laporan ini perkenankan kami selaku Ketua
Badan Legislasi menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
Saudara H. Firman Subagyo, S.E., M.H. selaku Ketua Panja dalam penyusunan
Prolegnas, para Anggota Panja, Menteri Hukum dan HAM dan jajarannya, Pimpinan
dan Anggota Panitia Perancang Undang-undang DPD RI dan jajarannya atas
kerjasamanya dalam menyelesaikan penyusunan Prolegnas.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Tim Pendukung yang terdiri
dari Peneliti, Perancang Undang-undang serta Tenaga Ahli dan jajaran Sekretaris
Badan Legislasi DPR RI yang telah membantu kelancaran proses penyusunan
berkas.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pimpinan Badan Legislasi
Ketua,
DR. H. Sareh Wiyono M., S.H., M.H.
KETUA RAPAT :
Terima kasih.
Kami sampaikan kepada Pimpinan Badan Legislasi yang telah
menyampaikan laporan Badan Legislasi DPR RI mengenai penetapan Prolegnas
Tahun 2015-2019 dan Prolegnas Tahun 2015.
F-PKB (Hj. NIHAYATUL WAFIROH, M.A.) :
Interupsi Pimpinan.
KETUA RAPAT :
Silahkan.
37
F-PKB (Hj. NIHAYATUL WAFIROH, M.A.) :
Saya Nihayatul Wafiroh Dapil Jawa Timur III Banyuwangi, Situbondo,
Bondowoso dari Partai Kebangkitan Bangsa.
Pimpinan yang saya hormati,
Terkait undang-undang, rancangan undang-undang prioritas Tahun 2015.
Kami mengusulkan, Bahwasanya Undang-undang tentang Keadilan dan Kesetaraan
Gender nantinya bisa dimasukan menjadi prioritas Tahun 2015 ini. Kami
mengusulkan bahwasanya undang-undang KKG ini bisa menggantikan Undang-
undang tentang Pengelolaan Ibadah Haji dan Penyelenggaraan Umroh, karena kita
DPR sudah baru menetapkan Undang-undang tentang Keuangan Haji. Kita lihat
dulu bagaimana hasil kerja dari undang-undang ini bila ini nantinya bagus, tentu
RUU tentang Pengelolaan Ibadah Haji dan Penyelenggaraan Umroh ini tidak perlu
lagi.
Perlunya kenapa Undang-undang tentang Keadilan dan Keseteraan
Gender ini perlu kita menjadikan prioritas, disamping undang-undang ini, RUU sudah
dilakukan sudah sangat lama, bahkan sudah ada draft-draft semuanya sudah
lengkap, dan ini menyangkut tentang banyak persoalan masyarakat kita, terutama
persoalan perempuan, persoalan kawan-kawan yang ter-marjinalisasi. Oleh sebab
itu, saya mengusulkan bagaimana agar RUU KKG yang di longlist ini masuk di
nomor urutan 101 bisa dijadikan menjadi prioritas Tahun 2015 ini menggantikan
undang-undang menggantikan RUU yang nomor 27.
Terima kasih.
F-PD (Ir. H. E. HERMAN KHAERON, M.Si.) :
Herman Khaeron A-419.
KETUA RAPAT :
Silahkan.
Mungkin didaftar ya.
F-PD (Ir. H. E. HERMAN KHAERON, M.Si.) :
Terima kasih Pimpinan.
Pimpinan dan seluruh Anggota Dewan yang kami hormati.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kami sudah berkirim surat ke Badan Legislasi, disini Pimpinan, sebelah
kiri, dan kami sudah cek ke longlist yang ada disampaikan tadi oleh Ketua Badan
38
Legislasi. Kami mempertanyakan bahwa untuk bidang kehutanan ada RUU yang
kami anggap penting tetapi tidak tercantum di dalam longlist, yaitu RUU tentang
Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan.
Kami menganggap penting undang-undang ini dan kami sudah bahas
dengan Pemerintah tentunya, bahwa harus ada payung hukum yang tentunya bisa
memayungi terhadap penanggulangan kebakaran hutan dan lahan ini. Untuk itu
dalam kesempatan Paripurna ini, kami mengusulkan untuk rancangan undang-
undang ini dimasukkan kedalam Prolegnas 2015-2019.
Terima kasih.
KETUA RAPAT :
Baik.
F-PDI-P (RIEKE DYAH PITALOKA):
Interupsi Pimpinan,
KETUA RAPAT :
Sebelum saya teruskan interupsi, saya umumkan juga kehadiran dari
Wakil Ketua Parlemen Madagaskar his excelency Miss. Raza Fimanan Swa dan
Anggota Parlemen yang berkunjung ke DPR RI dan ikut menyaksikan Paripurna kita
didampingi Dubes Kuasa Usaha Tetap, Bapak Hartanto Salmun.
Terima kasih.
Baik Silahkan.
F-PDI-P (RIEKE DYAH PITALOKA):
Rieke Dyah Pitaloka A-160, daftar Pimpinan.
F-GERINDRA (BIEM BENYAMIN):
Daftar Biem Benyamin, Fraksi Gerindra.
KETUA RAPAT :
Ibu Reni ya tadi yang daftar dulu.
F-PPP (Dr. Hj. RENI MARLINAWATI) :
Terima kasih Pimpinan.
Bismillahirrahmanirrahim.
39
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Saya Reni Marlinawati dari Fraksi PPP daerah pemilihan Jawa Barat IV
kabupaten dan kota sukabumi.
Pimpinan yang saya hormati, serta Bapak, Ibu yang saya hormati,
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan
dan seluruh Anggota Baleg yang telah melahirkan prioritas legislasi nasional yang
akan dibahas pada Tahun 2015 ini. Namun Pimpinan, ingin saya sampaikan yang
pertama kami dari, saya dari Komisi X, yang telah mengusulkan 2 RUU: yang
pertama RUU Kebudayaan dan yang kedua RUU Perbukuan Nasional dan malah 3.
Tetapi yang muncul di prioritas sekarang itu hanya Sistem Perbukuan Nasional.
Sedangkan ingin kami beritahukan, rancangan undang-undang kebudayaan pada
tahun lalu sudah dibahas, maka dari itu naskah akademiknya sudah lengkap dan
draft RUU-nya pun sudah lengkap. Maka dari itu Pimpinan, saya kira sesuai dengan
Undang-undang MD3 nomor 17 Tahun 2014 juga sesuai dengan Tata Tertib DPR RI
dimana Anggota mempunya hak untuk mengajukan usulan RUU, maka saya dengan
hormat memohon kepada Pimpinan dan seluruh Ibu, Bapak yang saya hormati di
ruang Paripurna ini. Karena Rapat Paripurna ini adalah forum pengambilan
keputusan tertinggi, maka saya mengusulkan agar Rancangan Undang-undang
Kebudayaan masuk dan disahkan menjadi rancangan undang-undang prioritas yang
akan dibahas pada tahun 2015 di Komisi X ini.
Dan mohon ma’af Pimpinan, andaikan ini tidak dimasukkan, kami memiliki
waktu yang mubazir karena kami hanya membahas 1 rancangan undang-undang
saja. Sekali lagi mohon pertimbangan Pimpinan dan seluruh Bapak, Ibu yang hadir
pada rapat kesempatan ini untuk menyetujui usulan Rancangan Undang-undang
Kebudayaan disahkan menjadi prioritas untuk di Komisi X pada Tahun 2015.
Terima kasih Pimpinan atas waktunya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
F-GERINDRA (BEIM BENYAMIN):
Pimpinan Beim Benyamin, 341 Gerindra, Pimpinan.
F-PPP (OKKY ASOKAWATI):
Okky Asokawati
KETUA RAPAT :
Baik. Maaf tadi yang sudah daftar tadi.
Silahkan.
40
F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.) :
Baik Pimpinan.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Shaloom,
Salam sejahtera buat kita semua.
Pak Ketua dan Pimpinan yang kami hormati,
Bapak, Ibu seluruh Anggota DPR RI yang kami hormati dan kami banggakan,
Dan juga Bapak Menteri Hukum dan Ham beserta jajarannya yang kami
hormati,
Dan juga utusan dari Negara-negara tetangga yang mau kerjasama dengan
Negara Indonesia yang kami hormati dan kami banggakan,
Dan juga rekan-rekan sekalian para media yang kami hormati dan kami
banggakan.
Kami dari 21 Anggota DPD RI dan DPR RI dari Provinsi di tanah Papua
dan Papua Barat menghendaki segera disahkannya otsusplus bagi provinsi Papua
dan Papua Barat. Karena itu merupakan solusi ketatanegaraan, karena otsusplus
bagi provinsi Papua dan Papua Barat merupakan bentuk implementasi dari
konsensus bernegara dan telah tertuang dalam 4 pilar kebangsaan.
Demikian halnya juga dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia sebagai konsensus bernegara yang telah disepakati bersama oleh
Bangsa Indonesia dan diilhami oleh konsepsi tentang kemerdekaan, persatuan,
kedaulatan, keadilan dan kemakmuran. Dan lebih lanjut Profesor Noto Negoro
menjelaskan makna keadilan sosial yang telah tertuang di dalam sila kelima
Pancasila adalah dimana kesesuaian sifat dan keadaan negara menghadirkan
keadilannya bagi warga negara.
Dalam hal ini, rakyat Papua dan Papua Barat tidak meminta sesuatu yang
melebihi keadilan, menurut rakyat di tanah Papua dan Papua Barat. Karena
persoalan penting yang terus menjadi polemik di atas tanah Papua adalah terkait
dengan permasalahan distribusi keadilan di semua sektor. Walaupun rakyat Papua
dan Papua Barat memiliki historis tersendiri.
Itulah sebabnya kehadiran draft otsusplus sebagai bentuk alat perjuangan
bagi rakyat Papua dan Papua Barat yang dapat menghormati sistem hukum dan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam tanda petik rakyat Papua memperjuangkan
nasib dan hak-haknya menggunakan pendekatan solusi ketatanegaraan. Karena
kehadiran otsus versi 1 Tahun 2001 belum sepenuhnya menjawab sejumlah
persoalan penting yang terus terjadi di atas tanah Papua. Oleh sebab itu, pada
kesempatan di Sidang Paripurna yang terhormat ini kami dari DPD RI dan DPR RI
dari Dapil 21 orang dari Dapil Papua dan Papua Barat, menghendaki agar segera
disahkannya otsusplus untuk 2015 ini bagi provinsi Papua dan Papua Barat. Karena
41
ini sebagai solusi ketatanegaraan tidak ada jalan lain. Saya sangat heran ketika
Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia, Pemerintah sekarang ini tega-teganya
mengatakan kami tunda tahun depan, tahun ini kami alokasikan dana besar untuk
bangun Papua akan dibangun oleh TNI, justru ini sangat keliru!. Karena persoalan
Papua bukan makan dan minum, dan pembangunan fisik semata, harus tahu itu.
Selama Republik di Jakarta ini ketika melanggengkan kekuatan TNI dan uang di
tanah Papua akan terus gagal meng-Indonesiakan orang Papua. Harus tahu itu!
Otsus keputusan harga mati harus masuk sekarang ini. Ini demi mendukung
eksistensi NKRI. ... karena sekarang sedang ramai di tanah Papua bahkan luar
negeri.
KETUA RAPAT:
Pak, kurang dekat sama mic.
F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos):
Kalau ini tidak masuk hari ini juga, saya dengan teman-teman 21
Anggota Dewan, kami akan lepas jabatan disini, kami akan kembali, biar kami kerja
itu real dan nyata.
KETUA RAPAT:
Baik.
Selanjutnya, ada tadi yang daftar interupsi yang lain.
F-PDIP (RIEKE DIAH PITALOKA):
A-160 Rieke Diah Pitaloka.
KETUA RAPAT:
Rieke Diah Pitaloka silakan.
F-PDIP (RIEKE DIAH PITALOKA):
Terima kasih.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Yang terhormat Pimpinan DPR RI;
Yang saya hormati Rekan-rekan DPR RI Sidang Paripurna;
dan Hadirin sekalian.
42
Ada 2 catatan yang ingin saya sampaikan. Pertama adalah mengenai
Prolegnas Prioritas 2015, mohon untuk ada perhatian terhadap salah satu RUU
yang sebetulnya juga diajukan oleh Komisi IX adalah RUU Perlindungan Pekerja
Rumah Tangga dimana kasus-kasus pekerja rumah tangga kurang lebih kami
sudah mencatat 400 lebih dan ini jelas membutuhkan perhatian dari Sidang
Paripurna ini agar dipertimbangkan untuk bisa masuk dalam Prolegnas Prioritas
2015.
Kemudian pada daftar RUU Kumulatif terbuka, saya ingin memberikan
catatan karena disini tidak disampaikan secara detail RUU apa saja yang masuk
dengan asumsi bahwa dalam RUU Kumulatif terbuka bisa kapan saja dan apa saja
yang dimasukan. Namun saya memberikan catatan sesuai dengan Rapat Panja
Prolegnas tanggal 6 Februari 2015 dalam pengesahan ini untuk tidak terpisahkan
dalam catatan sesuai dengan apa yang sudah disepakati antara Baleg DPR RI
yang di Panja Prolegnas, DPD RI, dan Perwakilan dari Pemerintah yaitu 3 Konvensi
Internasional yang menjadi penting bagi pekerja kita di luar negeri. Pertama adalah
Maritime Labour Convention Tahun 2006, lalu ILO Walk In Fishing Convention
Nomor 1/1988 dan 1 lagi adalah Ratifikasi Konvensi ILO 189 tentang Pekerjaan
Layak bagi Pekerja Rumah Tangga.
Mudah-mudahan bisa mendapatkan dukungan dari Paripurna yang saya
hormati ini dan keputusan ini juga dinantikan dan diawasi oleh Pekerja Dalam dan
Luar Negeri.
Terima kasih
Billahi Taufiq Wal Hidayah,
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
F-HANURA (MIRYAM S. HARYANI, S.E., M.Si.):
Interupsi, Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Daftar dulu.
Ibu Asokawati, Okky Asokawati.
Siapa?
F-HANURA (MIRYAM S. HARYANI, S.E., M.Si.):
Pimpinan daftar, Yani Miryam Fraksi Hanura Pimpinan.
Yani Hanura, daftar.
43
KETUA RAPAT:
Oke silakan.
F-HANURA (MIRYAM S. HARYANI, S.E., M.Si.):
Terima kasih Pimpinan.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Yang saya hormati Rekan-rekan Paripurna yang hadir disini,
Dalam Pembacaan Nota Keuangan APBN Perubahan yang sudah
diajukan oleh Pemerintah melalui DPR, disitu tertera pertumbuhan ekonomi 5,7
Pimpinan. Namun realitas yang terjadi itu tidak mencapai pertumbuhan. Nah kami
mohon dalam RUU Prolegnas ini untuk RUU tentang Jalan, mohon menjadi
prioritas, kenapa? Sektor Infrastruktur itu yang memang memacu pertumbuhan
ekonomi lebih cepat. Jadi mohon untuk RUU tentang Jalan yang diajukan Komisi V
DPR RI menjadi Prolegnas 2015.
Terima kasih.
F-GERINDRA (H. BIEM TRIANI BENJAMIN, BSC, MM):
Pimpinan, Biem Benjamin.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Oke. Tadi yang belum disana ya?
Silakan.
F-PPP (Dra. HJ. OKKY ASOKAWATI, M.Si):
Terima kasih Pimpinan.
Okky Asokawati, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, A-513 Dapil
DKI II.
Pimpinan DPR dan Anggota DPR yang saya hormati,
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Pada kesempatan ini, saya ingin menyoroti Rancangan Undang-
Undang Pertembakauan. Di Rancangan Undang-Undang tersebut Pimpinan,
setelah saya amati itu isinya lebih banyak kepada pengembangan produk
44
tembakau, produksi tembakau, pertanian, perizinan dan sosialisasi. Sementara
yang mengatur pengendalian konsumsi tembakau itu tidak sampai 50% dari jumlah
pasal yang ada di Rancangan Undang-Undang tersebut.
Jadi pada kesempatan ini, kami berharap agar ketika nanti pembahasan
Rancangan Undang-Undang Pertembakauan tersebut dimasukan bab mengenai
perlindungan kesehatan masyarakat dari produk tembakau, sehingga Undang-
Undang ini nantinya Insya Allah bisa komprehensif dari semua berkeadilan.
Terima kasih Pimpinan.
Billahi Taufiq Wal Hidayah,
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
F-GERINDRA (H. BIEM TRIANI BENJAMIN, BSC, MM):
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Pimpinan,
Saya Biem Benjamin dari DKI, A-341.
Terima kasih atas waktunya Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Sebentar supaya agak tertib ya Saudara-saudara sekalian.
Nanti saya daftar lagi yang belum.
Biem Benjamin, kemudian Hendriyosodiningrat, Yandri PAN.
Oke ya sementara itu dulu.
Silakan Pak Biem Benjamin.
F-GERINDRA (H. BIEM TRIANI BENJAMIN, BSC, MM):
Ya. Terima kasih.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Atas waktunya.
Dalam Prolegnas 2015-2019 ini, rasanya DKI harus dimasukan
perubahan RUU DKI mengingat beberapa hal Pimpinan. Di DKI itu satu-satunya lex
specialist tetapi kita melihat lex specialis itu tidak boleh melanggar Undang-Undang
Dasar 1945 dimana di DKI satu-satunya provinsi yang Walikota, Bupati tidak dipilih
secara langsung dan tidak ada DPRD Tingkat II-nya. Itu harus ada pengkajian
secara khusus. Lalu penerapan secara adil dan selaras dana perimbangan antar
Pemerintah Pusat dan Pemerintah DKI Jakarta harus diperhatikan. Lalu penerapan
secara proporsional dan berkeadilan berkaitan dengan pengakuan dan
45
penghormatan negara pada kesatuan masyarakat hukum adat yang ada di DKI
harus juga diperhatikan. Intinya adalah DKI memang perlu perubahan rancangan
undang-undang yang memang mengakomodir dan sekarang juga Pimpinan di DKI
itu dihapuskan wakil lurah, padahal wakil lurah itu di dalam Undang-undang DKI
dicantumkan dan ada tugas tersendiri. Nah itu makanya saya mendesak DKI
menjadikan RUU di dalam Prolegnas 2015-2019. Kalau memang tidak
mendapatkan 2015, bisa saja di tahun-tahun berikutnya dimasukan dan ini juga
kaitannya dengan nanti agenda nomor 7, 7c Tim Pemantauan DPR RI terhadap
Pelaksanaan Undang-undang. Ya ini Tim Pemantau hanya memantau Undang-
undang Aceh, Undang-undang Papua, Jogja, padahal DKI ada di dalam Undang-
Undang Dasar 1945 itu dikaitkan atau di dalam suatu pasal ikut bersamaan
Undang-undang Daerah Khusus, Undang-undang Daerah Istimewa. Jadi saya
mendesak sekali di dalam tim itu pun nanti dimasukan Tim Pantauan Undang-
undang DKI Pimpinan. Satu mengenai RUU di Prolegnas, kedua juga nanti Tim
Pantauan.
Terima kasih Pimpinan atas waktunya.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Pak Henry Yosodiningrat.
Oke saya persilakan dulu Pak Henry Yosodiningrat, Pak Yandri,
kemudian dari Nasdem.
F-PDIP (H. KRH. HENRY YOSODININGRAT, S.H.):
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Memperhatikan Prolegnas Prioritas 2015, saya melihat berbagai
peraturan perundang-undangan antara lain RUU tentang Kitab Undang-undang
Hukum Pidana dan RUU Undang-undang lainnya yang apabila terjadi pelanggaran
terhadap Undang-Undang yang dengan ancaman pidana sudah barang tentu
penegakan hukumnya memerlukan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana,
sementara setahu saya RUU tentang KUHAP sudah pernah dibahas pada periode
sebelumnya. Oleh karena itu, saya mengusulkan agar RUU tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana dimasukan dalam Prolegnas Prioritas Tahun 2015.
Terima kasih.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
46
KETUA RAPAT:
Sebelum dilanjutkan interupsi, ini Delegasi Parlemen Madagaskar akan
meninggalkan tempat. Kami ucapkan terima kasih.
Kami persilakan Saudara Yandri.
Saudara Yandri dulu, kemudian baru dari Nasdem.
F-NASDEM (IRMA SURYANI):
Terima kasih Pimpinan.
Pimpinan Sidang yang terhormat,
Pada kesempatan ini, ....
KETUA RAPAT:
Sebentar-sebentar.
Saudara Yandri tadi yang sudah daftar dulu.
F-PAN (H. YANDRI SUSANTO, S.Pt):
Ya terima kasih Pimpinan.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Yandri Susanto dari Dapil Banten II, A-494 Partai Amanat Nasional.
Pimpinan yang saya hormati,
Sebenarnya apa yang dibacakan oleh Ketua Baleg tadi sungguh luar
biasa, karena itu melalui pembahasan yang cukup panjang. Kalau pun tadi usul
Teman-teman sangat banyak, saya kira kita patut apresiasi terutama mungkin
tentang khusus Papua Pimpinan. Sebenarnya hampir semua fraksi setuju waktu di
Baleg, tetapi Pemerintah ada pertimbangan lain khusus itu belum masuk prioritas.
Nah oleh karena itu jika saja dalam Paripurna ini bisa disetujui, itu lebih baik tetapi
kalau pun belum disetujui saya kira masih ada peluang kita untuk mengagendakan
pada prioritas berikutnya. Jadi tidak ada kata mati ataupun kata titik, kita tetap
membuka peluang itu. Intinya, kita tinggal menunggu sikap dari Pemerintah Ketua.
Kemudian yang kedua, mengenai usulan-usulan tadi. Saya kira kita juga
harus sadar bahwa keterbatasan ataupun waktu yang tersedia selama 1 tahun ini
ditambah dengan reses 5 kali reses itu menurut saya sudah sangat relevan jika saja
39 itu menjadi prioritas. Jangan sampai selama ini kita mengejar kuantitas yang
begitu banyak, kualitas terabaikan atau mengejar kuantitas sebenarnya juga tidak
47
terkejar Pimpinan. Nah oleh karena itu menurut saya Pimpinan harus sudah
mengarahkan Rapat Paripurna ini, sehingga tidak melebar kemana-kemana. Kalau
semuanya mengusulkan, itu bukan berarti prioritas Ketua karena berdasarkan
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 itu ada tata cara mengajukan sebuah Undang-
Undang, perlu ada naskah akademik, perlu ada pengusul, perlu ada Putusan
Pemerintah dan semua-semua yang harus kita penuhi untuk membuat Undang-
Undang. Usul saya Pimpinan, itu tadi ditampung dulu, kembalikan lagi ke Baleg
kalau misalkan kita harus itu dijadikan prioritas, karena perlu pengkajian lebih
mendalam, jangan sampai kita membuat daftar yang terlalu panjang tetapi hasilnya
nanti tidak sesuai dengan harapan, itu akan menjadi acuan kinerja kita akan dilihat
oleh rakyat atau masyarakat di luar sana Pimpinan.
Jadi harapan saya Pimpinan mengarahkan sebenarnya kami kerja di
Baleg itu sudah sangat detail, sudah sangat mempertimbangkan waktu yang ada
termasuk Anggota yang tersedia, termasuk kami dengan Pemerintah itu sudah
sangat relevan jika 39 prioritas 2015 itu bisa kita selesaikan dalam 1 tahun ini.
Jadi sekali lagi Pimpinan, mohon kiranya supaya tidak berlarut-larut, saya
kira ini penting kita ambil keputusan. Kalau pun ada yang sangat prioritas,
kembalikan lagi kepada Baleg, Pimpinan.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Ya baik.
Jadi memang perlu digarisbawahi, bahwa proses penetapan Prolegnas
prioritas maupun Prolegnas dari 2015-2019 ini setelah melalui suatu proses yang
sesuai dengan Undang-undang MD3 yaitu dari Komisi dan sudah dibahas oleh
Baleg secara komprehensif begitu ya. Saya kira usulan-usulan ini kalau disepakati
kita tampung dan kita kembalikan kepada Badan Legislasi, kalau tidak kita tidak
akan bisa menyelesaikan atau memutuskan begitu ya. Jadi ini dikembalikan kepada
Badan Legislasi terutama untuk yang masalah prioritas.
Sebentar, dari Nasdem dulu tadi 1.
F-NASDEM (IRMA SURYANI):
Terima kasih Pimpinan.
Saya Irma Suryani Nomor A-007 Fraksi Partai Nasdem, sepakat dengan
Saudara kita Rieke Diah Pitaloka untuk mengajak semua Anggota DPR yang
terhormat dapat mendukung RUU PRT masuk dalam RUU Prioritas Tahun 2015
mengingat pentingnya RUU ini untuk melindungi TKI kita di luar negeri yang sampai
hari ini tidak ada undang-undang yang dapat melindungi dirinya sendiri. RUU PRT
ini harus kita perjuangkan mengingat + 70% TKI kita adalah PRT dimana untuk
48
melindungi dirinya sendiri, PRT kita tidak bisa melindungi dirinya sendiri karena
tidak ada undang-undang yang melindunginya di dalam negeri.
Untuk itu, saya mengusulkan kepada Paripurna ini, kepada semua
kawan-kawan untuk bisa memasukan RUU PRT ini sebagai RUU Prioritas Tahun
2015.
Terima kasih Pimpinan.
F-PKS (H. ANSORY SIREGAR, Lc.):
Baik Pimpinan.
Langsung saja, saya Ansory Siregar, Dapil Sumut III, dari Fraksi PKS.
Langsung saja Pimpinan.
Undang-Undang No. 86 Prioritas 2015 sampai dengan 2019 dan juga
yang halaman yang keduanya nomor 22 tentang Pertembakauan. Begini Pimpinan.
Di setiap komisi di DPR ini pasti ada masalah-masalah yang tidak pernah habis-
habisnya Pimpinan baik di Komisi I sampai Komisi XI, pasti ada permasalahan yang
tidak tiap tahun begitu, yang berulang-ulang di Komisi II, Komisi III, Komisi IV
sampai dengan Komisi XI. Nah untuk di Komisi IX Pimpinan yang masih berulang-
ulang ini mengenai Kesehatan. Pimpinan tadi bilang bahwa undang-undang yang
prioritas ini sudah melalui Komisi dan sudah melalui Baleg, khusus untuk
pertembakauan Pimpinan tidak pernah melewati Komisi IX Undang-undang No. 86
maupun juga yang prioritas Prolegnas Nomor 86, kemudian Prioriotas Nomor 22.
undang-undang ini belum melalui Komisi IX, maka tolong Pimpinan dilalui dulu
Komisi IX mau kita masukan nanti Tahun 2016 boleh, tetapi tolong dulu masalah-
masalah kesehatan ini diprioritaskan Pimpinan, agar tidak selalu masalah yang
berulang-ulang. Saya minta tolong disitu Pimpinan khusus yang nomor 22
menindaklanjuti tadi teman saya juga Ibu Asokawati Anggota yang terhormat.
Terima kasih Pimpinan.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
F-PG (Dr. Hj NENI MOERNIAENI, Spog):
Neni, A-308, Kalimantan Timur.
Pimpinan.
Neni.
Pimpinan, A-308.
KETUA RAPAT:
Silakan.
49
F-PG (Dr. Hj NENI MOERNIAENI, Spog):
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Neni A-308, Daerah Pemilihan Kalimantan Timur, Fraksi Partai Golkar.
Kami menyadari Pimpinan, bahwa apa yang sudah disusun di dalam
Prolegnas sudah melalui Undang-undang MD3. Alhamdulillah bahwa Revisi
Undang-undang No. 33 Tahun 2004 sudah masuk dalam Prolegnas 2015 sampai
2019, tetapi Revisi Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
antara Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah tidak masuk dalam prioritas. Pada
kesempatan ini, saya memohon kiranya bisa masuk di dalam revisi yang prioritas
mengingat salah satu yang diusulkan oleh Provinsi Kalimantan Timur adalah
Otonomi Khusus dan ketika Revisi Undang-undang 33 Tahun 2004 ini masuk, maka
ini akan mengobati Masyarakat Kalimantan Timur karena di dalamnya ada
Perimbangan Dana Bagi Hasil.
Demikian Pimpinan.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Oke, baik, begini.
Kalau kita mau menyelesaikan ini, saya kira kita juga harus ada suatu
batas. Bagaimana kalau kita putar untuk pendapat dari Fraksi, karena kita akan
memutuskan apakah yang telah dilaporkan oleh Baleg tadi yang sudah bekerja
bersama dengan Pemerintah akan kita setujui atau tidak. Karena itu, mungkin kita
putar saja karena kalau kita membahas satu per satu ini akan terlalu panjang.
Apakah bisa kita minta pendapat dari Fraksi PDI Perjuangan, kita putar 1 round
begitu.
Kami persilakan kalau ada dari Fraksi PDI Perjuangan apakah kita akan
setuju atau tidak terhadap apa yang telah dilaporkan oleh Baleg tadi mengenai
Prolegnas dan Prolegnas Prioritas 2015.
Ya silakan.
KETUA RAPAT:
Ya, silakan.
F-PDIP (ARIF WIBOWO):
Terima kasih Pimpinan.
Yang kami hormati Pimpinan dan
50
Para Anggota Dewan yang hadi pada Rapat Paripurna siang ini.
Secara prinsip, Fraksi Partai Demokrat Indonesia Perjuangan
menyatakan atas persetujuannya terhadap rancangan undang-undang yang sudah
dibahas dalam hal ini dalam Prolegnas baik tahunan 2015 maupun 2015-2019.
Menyangkut pada proses kemudian, jika pada tahun ini terutama 2015
dipandang ada hal-hal yang mendesak, yang dimungkinkan atau diinginkan adalah
terjadinya perubahan terhadap Prolegnas prioritas Tahun 2015, saya kira
sebagaimana yang Pimpinan hantarkan tadi, nanti bisa dimintakan kepada Badan
Legislasi bersama Pemerintah untuk membahasnya kembali, memasukkan 1-2
undang-undang yang kiranya memang betul-betul dari berbagai pertimbangan dan
aspek memang dinyatakan sebagai rancangan undang-undang yang perlu
mendapatkan prioritas.
Nah untuk itu Pimpinan, sebaiknya disahkan saja apa yang sudah
dibahas oleh Badan Legislasi bersama Pemerintah pada Jumat malam kemarin,
yang sudah disetujui secara bersama-sama oleh seluruh Fraksi dan Komisi serta
secara intensif telah dibahas oleh Badan Legislasi dan Pemerintah.
Demikian Pimpinan.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Dari Fraksi Partai Golongan Karya, kami persilakan.
F-PG (...):
Baik terima kasih.
Pimpinan yang kami hormati,
Sidang Paripurna yang kami muliakan.
Kami atas nama Fraksi Partai Golkar, tentunya memahami tentang
dinamika yang berkembang dalam Paripurna pada siang hari ini. Tentunya kami
mengingatkan bahwa Panja Badan Legislasi sudah melakukan kerja keras bersama
Pemerintah, bersama DPR RI juga bersama Fraksi-fraksi yang mewakili di dalam
Panja Badan Legislasi, juga dari Badan Legislasi telah melakukan upaya untuk
melakukan penyerapan aspirasi dari pada masyarakat. Tentunya tidak mengurangi
rasa hormat apa yang telah disampaikan oleh kawan-kawan tadi, ini sudah menjadi
pertimbangan-pertimbangan dan sudah menjadi pembahasan, bahkan kemarin pada
hari Jumat Panja Badan Legislasi telah bekerja sampai jam 02.00 pagi, karena kita
semua didesak harus di-Paripurna-kan pada hari ini.
Oleh karena itu Fraksi Partai Golkar sependapat dengan Fraksi PDI
Perjuangan, karena mengingat bahwa waktu yang sudah semakin mepet kita akan
51
menjelang reses, kami mohonkan kepada Pimpinan untuk mengesahkan dari pada
Prolegnas yang telah dibahas memakan waktu yang cukup panjang. Namun tidak
menutup kemungkinan ada hal-hal yang disampaikan oleh para Anggota tentunya
bisa disampaikan sesuai mekanisme melalui Badan Legislasi sehingga nanti bisa
dilakukan perubahan-perubahan.
Demikian.
Terima kasih.
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih.
Selanjutnya dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya.
F-GERINDRA (MARTIN HUTABARAT):
Saudara Ketua,
Saudara-saudara yang saya hormati,
Memang diskusi kita mengenai soal pembahasan Prolegnas ini sudah
sangat panjang. Banyak hal yang kita harapkan bisa tertampung, tetapi maksimal
yang kita hasilkan adalah seperti yang sekarang. RUU Disabilitas adalah salah satu
bentuk dari pada keyakinan kita bahwa manusia yang dilahirkan meskipun berbeda,
tapi itu adalah sama dengan diri kita. Begitu juga keinginan kita agar RUU Tabungan
Haji sangat penting karena melihat banyaknya para calon jamaah haji kita yang
dipermainkan sehingga mereka mengalami kerugian yang besar. Itu adalah salah
satu yang harus kita hapuskan dengan RUU Tabungan Haji. Ketiga, tentang RUU
Papua. Ini memang perdebatan yang panjang. Meskipun mayoritas Fraksi-fraksi di
Badan Legislasi mendukung revisi Undang-undang tentang Otonomi Papua,
termasuk Gerindra sangat keras mendukung, tetapi pemerintah dengan
argumentasinya belum siap, tapi akan memprioritaskan di tahun depan, akhirnya
menjadi keputusan.
Oleh karena itu Saudara Ketua dan Saudara-saudara sekalian, meskipun
banyak yang belum bisa kita jadikan prioritas di dalam tahun ini, tapi hasil ini adalah
hasil maksimal. Oleh karena itu Gerindra ingin meminta agar pemerintah konsisten
dengan janjinya agar RUU-RUU yang menjadi perhatian selama pembahasan
Badan Legislasi, khususnya mengenai RUU tentang revisi Otonomi Papua dapat
betul-betul diperhatikan.
Demikian Ketua.
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
52
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih kepada Fraksi Gerakan Indonesia Raya.
Selanjutnya dari Fraksi Partai Demokrat.
F-PD (DIDIK MUKRIANTO, S.H.):
Terima kasih Pimpinan.
Yang terhormat Pimpinan serta seluruh Anggota DPR RI,
Yang terhormat Bapak Menteri Hukum dan HAM yang telah hadir di tengah-
tengah kita semuanya.
Terkait dengan agenda hari ini yaitu penetapan Prolegnas 2015-2019,
termasuk RUU prioritas Tahun 2015, Fraksi Demokrat melihat bahwa masih banyak
keinginan atau dinamika dari para Anggota yang memandang perlu pentingnya
beberapa undang-undang atau RUU untuk dimasukkan skala prioritas 2015. Namun
demikian, kami juga sangat memahami bagaimana rekan-rekan kita di Badan
Legislasi sudah melakukan tugas dan kewajibannya sedemikian maksimalnya,
sehingga pada hari ini sudah dilaporkan kepada Sidang Paripurna yang terhormat ini
mengenai Prolegnas 2015-2019 termasuk RUU prioritas 2015.
Terkait dengan hal tersebut di atas, bahwa apa yang disampaikan oleh
beberapa fraksi terdahulu, tentunya kami mengapresiasi dan Partai Demokrat
memandang terkait dinamika-dinamika atau keinginan-keinginan para Anggota
Dewan yang belum terakomodir dalam undang-undang atau RUU prioritas 2015 ini,
kami memohon pada Rapat Paripurna hari ini untuk bisa mengakomodir seandainya
di dalam Tahun 2015 ini masih ada ruang dan waktu yang sekiranya bisa
mengakomodir keinginan Teman-teman karena beberapa undang-undang termasuk
otonomi khusus Papua yang disampaikan oleh Saudara kita dari Papua tadi, itu juga
menjadi sebuah prioritas yang menurut hemat kami juga layak untuk bisa
dipertimbangkan.
Untuk itu Ketua, sekali lagi Partai Demokrat memandang perlu bahwa di
dalam pembahasan RUU prioritas 2015 ini mohon dipertimbangkan seluruh
masukan-masukan atau usulan-usulan rekan-rekan yang belum terakomodir di
dalam 2015 untuk bisa dimasukkan seandainya secara teknis bisa diakomodir.
Demikian.
Wabillaahittaufik walhidayah,
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
53
KETUA RAPAT:
Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.
Terima kasih kepada Fraksi Partai Demokrat.
Selanjutnya kepada Fraksi Partai Amanat Nasional kami persilakan.
F-PAN (H. TOTOK DARYANTO, S.E.):
Terima kasih.
Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
Fraksi Partai Amanat Nasional memandang dan mengikuti dengan
seksama pembahasan ini. Kita sudah menetapkan prioritas 37 RUU pada 2015 ini
atas pertimbangan yang sungguh-sungguh sudah sangat dalam dan berdasarkan
dari seluruh sektor yang sudah kita kaji dari Komisi I sampai Komisi XI, kemudian
kita juga mendengarkan berbagai pihak.
Kemudian Ketua dan Anggota yang terhormat, khusus untuk RUU tentang
Otonomi Khusus Papua, ini juga mendapatkan kajian yang sangat serius dari
seluruh Anggota Panja dan terakhir pada pendapat mini fraksi, semua fraksi-fraksi
menyampaikan pendapatnya. Kami dari Partai Amanat Nasional pada waktu itu juga
memandang bahwa perihal otonomi khusus Papua itu memang sesuatu yang sangat
penting dan mendesak dan diseyogyakan dapat dimasukkan pada Prolegnas 2015.
Namun setelah kami cermati bahwa Pemerintah yang menyampaikan
berbagai alasan dan kami simpulkan bahwa sebenarnya di balik seluruh alasan itu
ada kesungguhan untuk memecahkan persoalan Papua tidak hanya kepentingan
sesaat dan jangka pendek, tapi ada keinginan memecahkan persoalan Papua dalam
jangka panjang dalam kerangka melindungi kekayaan alam Papua dan dalam
rangka menjamin kesejahteraan masyarakat di Papua dan juga sekaligus
memperkokoh Papua sebagai bagian dari Negara Republik Indonesia.
Atas keseriusan itu yang kami tangkap, maka kami sepakat memang
kalau mau serius itu ya tidak boleh buru-buru, harus dipertimbangkan dengan
sungguh-sungguh dan apalagi semua fraksi yang mendukung mayoritas itu
nampaknya juga sepakat bahwa persoalan otonomi khusus Papua itu memang tidak
bisa dianggap sebagai sesuatu yang sederhana, harus dengan keseriusan dengan
kesungguhan untuk membahasnya.
Maka Pimpinan, kami mengusulkan jalan tengah bahwa dalam prioritas
2015 saya kira yang sudah kita putuskan ini, ini ditok dulu, ini sudah optimal 37 RUU
yang kita tetapkan sebagai prioritas dan kita harus dengan sungguh-sungguh
bekerja supaya ke-37-nya itu benar-benar bisa kita sahkan pada masa sidang
periode 2015 ini.
Kemudian sembari Pemerintah mempersiapkan RUU yang terkait dengan
otonomi khusus Papua, kami juga dari PAN dan menghimbau kepada fraksi-fraksi
54
lain juga terus melakukan kajian-kajian, penyempurnaan-penyempurnaan dalam
kerangka 3 pikiran dasar yang tadi saya kemukakan, kekayaan alam, kesejahteraan
rakyat Papua dan NKRI. Saya kira pada saatnya kalau kita sudah sama-sama
matang dalam persiapan tidak perlu menunggu sampai 2015 habis catatannya itu
bisa kita agendakan, karena memang boleh kalau kita sudah menyelesaikan
prioritas 2013, Pimpinan atas persetujuan tentu dari para Anggota bisa melakukan
revisi terhadap prioritas untuk menambah bahkan mengurangi juga bisa.
Jadi itulah tawaran kami Pimpinan. Kita setujui dengan catatan seperti
yang sudah kami sampaikan.
Terima kasih.
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih kepada Fraksi Partai Amanat Nasional.
Selanjutnya kami persilakan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.
F-PKB (ABDUL MALIK HARAMAIN, M.Si.):
Terima kasih Pimpinan.
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Pendapat Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.
Ada dua hal yang ingin kita sampaikan Pimpinan. Yang pertama adalah
bahwa prinsipnya fraksi kami PKB setuju agar 37 RUU ini disahkan menjadi
Program Legislasi Nasional prioritas Tahun 2015, karena sebetulnya 37 baik yang
prioritas maupun yang longlist sudah dibahas di Komisi masing-masing atau di
Fraksi masing-masing, bahkan mungkin juga dibahas di Baleg dengan intensif gitu
Pimpinan.
Namun demikian Pimpinan, kami melihat di Nomor 27 RUU tentang
Pengelolaan Ibadah Haji dan Penyelenggaraan Umrah. Kami melihat RUU ini perlu
ditinjau ulang, kenapa, karena baru saja Komisi VIII mengesahkan Undang-undang
tentang Pengelolaan Keuangan Haji di akhir periode DPR RI 2009-2014 kemarin
Pimpinan dan sampai sekarang RUU ini masih dalam proses implementasi, karena
itu kami berpikir bahwa hendaknya Undang-undang Pengelolaan Keuangan Haji
2014 ini ditunggu dulu implementasinya oleh Pemerintah, baru kemudian kita
evaluasi dan kemudian bisa mengusulkan RUU Pengelolaan Ibadah Haji dan
Penyelenggaraan Umrah, karena sebetulnya substansi, esensi dan isinya
sebetulnya mirip, nyaris sama Pimpinan, itu yang pertama.
Yang kedua, karena usul PKB adalah mendrop RUU prioritas Nomor 27,
maka dengan demikian Fraksi kami mengusulkan RUU baru Pimpinan yang
namanya RUU Keadilan dan Kesetaraan Gender. Kenapa kami mengusulkan RUU
KKG ini, yang pertama karena secara prosedur ini sudah ditempuh, naskah
55
akademiknya sudah ada, kemudian sudah pernah dibahas di Paripurna Badan
Legislasi Tahun 2014, jadi sebetulnya secara substansi tidak ada masalah. Begitu
juga Pemerintah waktu itu dan sekarang juga, kemudian DPR RI, kemudian DPD
semuanya mendukung agar KKG dimasukkan di daftar RUU long list Pimpinan,
karena itu kita minta agar ada pergantian RUU tentang Pengelolaan Ibadah Haji kita
ganti dengan RUU KKG. Kalau itu disepakati Pimpinan, maka PKB bulat setuju dan
ingin agar Prolegnas prioritas 2015 ini segera disahkan.
Jadi sekali lagi Pimpinan, PKB mengusulkan agar Rancangan Undang-
undang Keadilan dan Kesetaraan Gender dinaikkan statusnya tidak di long list tapi
diprioritas dan kemudian bisa menggantikan RUU tentang Pengelolaan Ibadah Haji
dan Penyelenggaraan Umrah. Sekali lagi karena RUU Nomor 27 ini secara
substansi dan esensi sudah ada dalam Undang-undang Pengelolaan Keuangan Haji
2014 yang baru disahkan oleh DPR periode kemarin.
Terima kasih, Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih kepada Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa selanjutnya
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, kami persilakan.
F-PKS (Ir. K.H. ABDUL HAKIM, M.M.):
Baik, terima kasih, Pimpinan.
Sidang Paripurna yang terhormat,
Hadirin yang berbahagia,
Pak Menteri yang juga kami banggakan.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera merespon terkait dengan Program
Legislasi Nasional Rancangan Undang-undang Tahun 2015-2019 dan Program
Legislasi Nasional Rancangan Undang-undang tahun 2015 karena program legislasi
nasional ini telah melalui proses yang panjang bahkan pembahasannya sudah
dimulai sejak bulan Oktober yang lalu dan sudah melibatkan berbagai pihak, Badan
Legislasi juga sudah mengundang Komisi-komisi. Badan Legislasi juga sudah
mengundang fraksi-fraksi dan juga Badan Legislasi juga sudah mengundang
berbagai lembaga yang mengusulkan terkait dengan usulan program legislasi
nasional.
Oleh karenanya Pimpinan yang terhormat dan Majelis Paripurna yang
kami banggakan, bahwa ada kebutuhan kita untuk segera mengesahkan terkait
dengan Program Legislasi Nasional Rancangan Undang-undang Tahun 2015-2019
dan Program Legislasi Nasional untuk prioritas tahun 2015, yaitu juga kaitannya
dengan Komisi II telah menginisiasi melakukan ..(suara tidak jelas)..Undang-undang
56
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota serta Undang-undang tentang
Pemerintahan Daerah. Oleh karenanya Fraksi Partai Keadilan Sejahtera setuju apa
yang telah dilakukan proses pembahasannya panjang dan telah melalui proses yang
bertahap maka apa yang telah disahkan dan ditetapkan melalui pleno di Badan
Legislasi bersama Pemerintah yaitu ada telah mengesahkan 37 rancangan undang-
undang prioritas untuk bisa dibahas pada tahun 2015 dan kemudian sebanyak 159
rancangan undang-undang untuk menjadi Program Legislasi Nasional tahun 2015-
2019 untuk bisa disahkan pada kesempatan ini.
Adapun terkait dengan dinamika dan usulan-usulan yang telah
disampaikan oleh para Anggota yang terhormat tentu bisa dibahas kembali oleh
Badan Legislasi jika kemudian pada proses pembahasan selanjutnya adalah
disepakati baik untuk menambah pada prioritas program legislasi tahun 2015
ataupun untuk program legislasi nasional tahun 2015-2019 itu sangat
memungkinkan, tetapi untuk yang sudah melalui mekanisme proses pembahasan
ini, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera siap untuk bisa menyetujui terkait dengan hasil
proses pembahasan yang sudah dilakukan oleh Badan Legislasi, dengan tentu,
satu, memberikan catatan Pak Ketua, terkait dengan Rancangan Undang-undang
tentang Pertembakauan juga harus memberikan perhatian terkait dengan
perlindungan dampak negatif zat adiktif yang dikandungnya.
Adapun terkait dengan Undang-undang Penyelenggaraan Haji dan
Umroh, menurut Fraksi Partai Keadilan Sejahtera setelah disahkannya Undang-
undang tentang Pengelolaan Keuangan Haji pada periode yang lalu maka memang
mendesak juga harus dilakukan perubahan terhadap Rancangan Undang-undang
Penyelenggaran Haji dan Umroh. Kalau dulu undang-undangnya satu dari hulu
sampai ke hilir, setelah diambilnya terkait dengan Rancangan Undang-undang
Keuangan Haji menjadi Undang-undang Keuangan Haji para periode yang lalu maka
memang Rancangan Undang-undang Penyelenggaraan Haji dan Umrohnya harus
memang direvisi untuk menyesuaikan dengan Undang-undang Keuangan Haji yang
baru. Oleh karena sekali lagi Pak Ketua, apa yang telah disahkan melalui proses
pembahasan di Badan Legislasi bersama Pemerintah, Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera menyetujuinya.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih kepada Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Selanjutnya
kami persilakan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.
F-PPP (Dr. RENI MARLINAWATI):
Terima kasih, Pimpinan.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
57
Pimpinan yang saya hormati,
Bapak, Ibu Anggota Dewan yang saya banggakan,
Juga Pak Menteri Kum HAM yang telah hadir beserta kita didalam ruangan ini.
Pertama-tama kami akan menyampaikan dari Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan beberapa hal terkait dengan sikap kami terhadap keputusan yang
akan diambil terkait dengan Program Prioritas Legislasi Nasional tahun 2015. Hal
pertama yang ingin kami sampaikan tentu ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada seluruh fraksi yang telah bekerja keras di Baleg juga Pimpinan dan secara
khusus kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
seluruh fraksi di DPR RI khususnya di Baleg yang telah memasukan RUU Larangan
Minuman Beralkohol yang merupakan usulan kami, maka dari itu mudah-mudahan
dalam kurun waktu satu tahun ini kita semua di setiap komisi mampu menyelesaikan
37 Rancangan Undang-undang ini juga ditambah 5 Rancangan Undang-undang
kumulatif terbuka.
Maka dari itu,
Pimpinan yang saya hormati,
Bapak, Ibu Anggota Dewan yang saya banggakan.
Pada dasarnya kami dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan terhadap
usulan dari Baleg tentang prioritas legislasi nasional ini tentu bagi yang sudah
dibacakan tadi kami mempersilahkan untuk diketok terlebih dahulu tentu dengan
beberapa catatan. Catatan yang pertama dari kami adalah mohon dipertimbangkan
berbagai masukan, usulan dari Teman-teman Anggota Dewan yang sudah
disampaikan termasuk juga Pimpinan untuk memasukannya Rancangan Undang-
undang Kebudayaan di Komisi X karena Komisi X hanya satu RUU pada prioritas ini
yang dibahas, sedangkan sesuai dengan ketentuan tahun ini kami harus membahas
2 RUU.
Lalu catatan yang berikutnya adalah Pimpinan yang ingin kami
sampaikan, didalam Undang-undang Pertembakauan kami dari Fraksi Partai
Persatuan Pembangunan mengusulkan bahwa dalam rangka melindungi kesehatan
masyarakat terhadap bahaya produk tembakau maka kami meminta satu bab
mencantumkan khusus tentang perlindungan kesehatan masyarakat dari bahaya
produk tembakau dan ini, ini mohon, saya kira mohon konsern bersama terkait
dengan ini.
Kemudian yang terakhir Pimpinan, saya kira ini lagi-lagi Paripurna adalah
keputusan tertinggi yang bisa kita ambil jika dimungkinkan prioritas legislasi nasional
yang terdiri dari 37 dan ditambah 5 kumulatif terbuka jika, bukan jika, saya kira
sangat dimungkinkan, sangat terbuka di dalam perjalanannya nanti untuk dilakukan
perubahan-perubahan dan pada proses perubahan itu mungkin dalam kurun 3 bulan
mendatang atau 2 masa sidang yang akan datang, usulan-usulan tadi, perubahan-
58
perubahan tadi tentu saja bisa dilakukan. Maka dari itu kami Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan menyatakan yang pertama, silakan untuk mengetok terhadap usulan
Baleg tadi yaitu 37 RUU dan 5 RUU kumulatif terbuka dan juga yang kedua, sebagai
catatannya kami juga memohon nanti didalam prosesnya ada perubahan yang
memasukan usulan-usulan RUU yang harus dijadikan prioritas pada tahun 2015
saya kira.
Demikian Pimpinan yang saya sampaikan, terima kasih atas
perhatiannya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih kepada Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.
Selanjutnya Fraksi Partai Nasdem, kami persilakan.
F-NASDEM (H. M. LUTHFI A. MUTTY):
Terima kasih, Pimpinan.
Fraksi Partai Nasdem berpandangan seperti ini, Prolegnas ini sudah
dibahas secara intensif Badan Legislasi dan di Badan Legislasi itu hadir semua
wakil-wakil fraksi sehingga apa yang disepakati di Baleg itu seyogyanya sudah
merupakan kesepakatan seluruh fraksi. Karena itu menurut pendapat kami tidak ada
alasan lagi untuk tidak menyetujui apa yang telah dibahas secara intensif di Badan
Legislasi karena ini merupakan hasil maksimal setelah dibahas secara intensif dan
itu bukan cuma satu dua kali tapi berkali-kali dibahas.
Yang kedua, walaupun sistem kerja kita tidak mengenal carry over, tetapi
saya kira perlu dipertimbangkan bahwa RUU yang sudah dibahas pada periode
yang lalu sudah selesai dibicarakan pada tingkat pertama mungkin dapat
dipertimbangkan untuk menjadi prioritas dalam program legislasi nasional ditahun
2015.
Yang ketiga, terhadap isu-isu yang menarik perhatian luas dimasyarakat,
mungkin juga perlu dipertimbangkan untuk masuk dalam program legislasi nasional
2015, misalnya, RUU tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, RUU ini
menarik perhatian dan menjadi bahan diskusi dimasyarakat luas, karena itu menurut
pandangan fraksi kami, RUU seperti ini patut dipertimbangkan untuk masuk di
Prolegnas 2015. Yang kedua, RUU tentang Perlindungan dan Pengakuan Hak-hak
Masyarakat Adat, kenapa, karena terasa sangat aneh jika Indonesia sebagai salah
satu negara yang menginisiasi lahirnya kovensi PBB tentang Pengakuan dan
Perlindungan Hak-hak Masyarakat Adat kemudian kita sendiri di dalam negeri
ternyata tidak peduli dengan lahirnya undang-undang ini, karena itu kami
mengusulkan kiranya Rancangan Undang-undang tentang Perlindungan dan
59
Pengakuan Hak-hak Masyarakat Adat ini bisa dibicarakan menjadi Prolegnas
prioritas di tahun 2015.
Demikian, Ketua.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih, kepada Fraksi Partai Nasdem.
Selanjutnya Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat, kami persilakan.
F-HANURA (H. DADANG RUSDIANA, S.E., M.Si.):
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang kami hormati Pimpinan, Saudara Menteri Hukum dan HAM, para Anggota
DPR yang berbahagia.
Kita menghargai, mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Badan
Legislasi bekerja keras untuk menuntaskan Prolegnas 2015-2019 dan Prolegnas
RUU tahun 2015. Kami sangat menghargai dan kami sangat memahami bahwa
dibalik itu hadir semua fraksi kemudian juga mengundang semua komisi. Tetapi
kemudian kita juga harus menghargai pendapat-pendapat yang berkembang dalam
Rapat Paripurna ini, karena Rapat Paripurna ini adalah bagian akhir dari
pengambilan keputusan kita. Tentu politik itu berkembang kemudian juga kita tidak
bisa menutup mata dari pembicaraan-pembicaraan di dalam gedung ini maupun di
luar gedung ini. Sehingga pada dasarnya Fraksi Partai Hanura menerima
menghargai apa yang sudah dilakukan oleh Baleg tetapi Fraksi Hanura juga
mengusulkan dan itu saya kira secara teknis bisa dilakukan dan kemudian juga hal-
hal yang prinsipil bagaimana kajian-kajian itu sudah kita perbincangkan panjang.
Oleh karena itu Fraksi Hanura bisa menerima hasil kerja Baleg dengan
catatan apa yang telah disampaikan oleh rekan-rekan di dalam ruang Paripurna ini
bisa diakomodir oleh Pimpinan, seperti misalnya Undang-undang tentang
Kebudayaan itu sudah dibicarakan di tingkat komisi kemudian juga hal-hal yang
berkenaan dengan penjabaran kebudayaannya sudah diundangkan sedangkan
induknya belum kita undangkan, ini adalah problem, ini masalah. Kemudian juga
masalah perlindungan PRT (Pembantu Rumah Tangga) ini menjadi pembicaraan
publik yang panjang juga yang ramai juga dan ini tentu tidak bisa kita biarkan begitu
saja. Demikian juga dengan KKG (Keadilan dan Kesetaraan Gender) ini juga harus
kita akomodir. Kemudian Undang-undang tentang Jalan yang tadi disampaikan oleh
rekan kami, Jalan merupakan sesuatu yang saat ini perlu kita perhatikan karena
salah satu keterbatasan kita adalah bagaimana membangun infrastruktur yang bisa
mendorong pertumbuhan ekonomi, ini problem. Kemudian juga tadi kawan-kawan
dari Papua sudah menyampaikan bagaimana RUU tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 21 tentang otsus bagi Papua, ini juga harus kita hargai. Jadi
60
alangkah bijaknya apabila hari ini kita mengesahkan hasil kerja Baleg sekaligus
mengakomodir usulan-usulan yang tadi sudah saya sebutkan menjadi bagian dari
Prolegnas Rancangan Undang-undang tahun 2015.
Saya kira demikian, terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih.
Saudara-saudara, Sidang Dewan yang kami hormati,
Kita sudah mendengar pandangan dari fraksi-fraksi yang secara
keseluruhan menyetujui dengan sejumlah catatan. Oleh karena itu tiba saatnya
untuk kita mengambil keputusan apakah kita dapat menyetujui laporan Badan
Legislasi DPR RI mengenai penetapan Prolegnas tahun 2015-2019 ....
F-... (...):
Interupsi!
F-... (...):
Pimpinan Interupsi! Pimpinan.
F-... (...):
Interupsi!
F-... (...):
Pimpinan Interupsi! Pimpinan.
KETUA RAPAT:
dan Prolegnas tahun 2015 dengan catatan, sebentar, dengan catatan
F-... (...):
Interupsi!
F-... (...):
Interupsi, Pimpinan!
61
F-... (...):
Otsus Papua masuk.
KETUA RAPAT:
Sebentar, dengan catatan bahwa sejumlah usulan dan pandangan
pendapat yang tadi telah diusulkan bisa dimasukan.
F-... (...):
Pamdal, pamdal, tolong diperlakukan dengan baik, jangan menggunakan
kekerasan. Tolong diperlakuan dengan baik.
KETUA RAPAT:
Baik, sebentar ya saya ulangi lagi, bahwa dari rangkuman pendapat para
fraksi-fraksi yang hadir tadi yang menyatakan pendapat tadi dan pernyataan akhir
tadi, itu kita dapat menyetujui tetapi dengan sejumlah catatan. Catatan-catatan yang
tadi merupakan usulan itu bisa dilakukan perubahan ditampung oleh Baleg dan
dibicarakan bisa menjadi prioritas jika itu dimungkinkan, untuk menambah dari yang
37.
Apakah kita dapat menyetujui laporan Baleg tadi?
F-... (...):
Pimpinan, Interupsi Pimpinan.
F-... (...):
Sebentar Pimpinan.
F-PG (Ir. H. ADIES KADIR, S.H., M.Hum.):
Interupsi Pimpinan, Adies Kadir, A-282
F-PKS (H. ANSORY SIREGAR, Lc.):
Catatan itu multi tafsir, Pimpinan, catatan itu multi tafsir, ada juga tadi
catatan yang belum melewati komisi, apakah dikembalikan ke komisi, karena
prioritas-prioritas ini biasanya ini dari Komisi II, Komisi I, komisi ini, untuk yang
pertembakauan itu dari mana, itu juga catatan, gitu. Kalau multi tafsir ya ditafsirkan
dulu catatannya itu, Pimpinan.
62
KETUA RAPAT:
Saya kira ada yang merupakan usulan dari DPR, ada yang usulan dari
Pemerintah ya. Kita lihat bahwa ini sudah melalui suatu proses yang panjang di
Baleg dan saya kira ini harus bisa dikembalikan nanti didalam pembahasan sendiri,
didalam pembahasan RUU nya sendiri. Jadi apa yang kita sampaikan yang tadi kita
nyatakan tadi kita harus segera mengambil keputusan karena ini laporan dari Badan
Legislasi ini mempunyai limit waktu juga terkait dengan usulan-usulan berikutnya
terkait dengan usulan berikutnya. Karena itu sekali lagi saya ingin meminta pendapat
apakah laporan Badan Legislasi DPR RI.
F-PG (Ir. H. ADIES KADIR, SH, M. Hum):
Pimpinan,
Interupsi Pimpinan, Adies Kadir, A-282, Pimpinan.
Pimpinan,
Dalam pembahasan kami minta juga Pemerintah harus siap, misalnya
RUU KUHAP kemarin dalam rapat di Baleg, Pemerintah menyatakan belum siap
sehingga KUHAP tidak bisa dimasukan prioritas 2015 padahal KUHP dengan
KUHAP sebaiknya dibahas itu berbarengan, simultan, tidak bisa berjalan sendiri-
sendiri. Oleh karena itu sebagai catatan juga agar supaya Pemerintah siap untuk
sewaktu-waktu apabila KUHAP kita barengkan dengan KUHP, Pemerintah juga
sudah senantiasa siap sedia untuk membahas itu berbarengan DPR.
Terima kasih, Pimpinan.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Baik, itu juga kita jadikan catatan ya.
F-... (...):
Interupsi Pimpinan
F-PDIP (ARIA BIMA):
Tambahan Pimpinan,
F-... (...):
Interupsi Pimpinan
63
Pimpinan, Hanura Pimpinan.
F-PDIP (ARIA BIMA):
Aria Bima, Pimpinan.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pimpinan, dari rancangan Program Legislasi Nasional yang hari ini kita
akan setujui, saya kira berbagai masukan-masukan tadi saya sepakat pada
Pimpinan menjadi suatu catatan yang harus digarisbawahi, yang harus di-stabilo
merah untuk hal-hal yang menyangkut pada saat proses pembahasan RUU.
Satu hal Pimpinan, supaya didalam proses pembahasan itu benar-benar
mendapatkan undang-undang yang benar-benar menampung dari berbagai macam
pemikiran, tadi dikatakan bahwa ini adalah belum melalui Komisi A, Komisi B, Komisi
C. Saya berharap, saya pernah mengikuti jalannya proses 5 tahun sebelumnya,
bahwa sebaiknya di dalam proses pembahasan undang-undang lebih ditekankan
pada pansus, tidak komisi, entah itu pansus besar atau pansus kecil dalam jumlah
60 atau 30 karena itu sangat penting untuk hal-hal yang menyangkut lintas sektoral,
lintas komisi, lintas departeman. Maka saya berharap ada kesepakatan antara
Pimpinan Dewan dan Pimpinan Fraksi bahkan mungkin Baleg karena ada
kecenderungan, ada kecenderungan ego sektoral di masing-masing komisi dan
masing-masing kementerian seolah-olah RUU itu selalu justru pertama kali
diprioritaskan untuk masing-masing komisi membahas. Sekarang harus dibalik
Pimpinan bahwa hampir secara keseluruhan atau sebagian besar RUU hasil
kesepakatan kita dalam program legislasi nasional ini harus dibahas di dalam
Pansus DPR RI bahwa ada RUU yang benar-benar memenuhi syarat untuk dibahas
per komisi itu hanya ada kecenderungan memenuhi syarat-syarat tertentu.
Ini yang saya usulkan, Pimpinan karena kecenderungan seolah-olah
komisi itu akan mampu menyelesaikan satu RUU, yang sebenarnya pada tingkat
implementasi itu sangat terkait dengan berbagai lintas sektoral, kecenderungan
Pimpinan yang 5 tahun terakhir justru menawarkan di Baleg maupun di Bamus ini
adalah Komisi I atau Komisi VI atau Komisi VIII, banyak undang-undang yang
sebenarnya harus dibahas 2, 3, 4 komisi tapi masuk ke pansus komisi. Mohon
dicermati ada pembahasan yang lebih khusus antara Pimpinan Baleg dan Pimpinan
Fraksi dan Pimpinan komisi untuk besar hati demi kepentingan proses kualitas
undang-undang maka sebaiknya Pimpinan DPR lebih menyepakati RUU kedepan
lebih diprioritaskan kepada pansus-pansus yang lebih menyangkut lintas komisi.
Demikian, terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
64
F-PKB (ABDUL MALIK HARAMAIN, M.Si.):
Pimpinan, usul, Pimpinan.
F-HANURA (MIRYAM S. HARYANI, S.E., M.Si.):
Fraksi Hanura, Pimpinan.
F-PKB (ABDUL MALIK HARAMAIN, M.Si.):
Usul PKB Pimpinan, jadi PKB begini, yang pertama bahwa PKB setuju 37
RUU itu disahkan sebagai Prolegnas Prioritas 2015, yang kedua, kita ingin
memastikan bahwa Baleg segera mengundang rapat semua fraksi untuk
memastikan agar catatan-catatan RUU tadi itu segera dibahas. Karena kalau tidak
segera Baleg membahas itu bisa lepas dari 2015, Pimpinan. Jadi sekali lagi PKB
setuju sahkan saja 37 itu dan sahkan juga bahwa Baleg juga segera mengundang
kami untuk membahas catatan tersebut.
Terima kasih.
F-HANURA (MIRYAM S. HARYANI, S.E., M.Si.):
Fraksi Hanura, Pimpinan.
Terima kasih, Pimpinan.
Fraksi Hanura intinya setuju 37 menjadi prioritas 2015 namun supaya
tidak multitafsir apa yang tadi sudah dibicarakan oleh Pimpinan untuk RUU yang
menjadi dinamika di Sidang Paripurna ini seperti RUU KKG, RUU Otsus, RUU Jalan
dan RUU Kebudayaan itu, yang tadi usul dari Fraksi Hanura untuk dicatat bukan
saja dicatat, di-announce di Paripurna dan diketok juga. Itu saja, selesai.
Terima kasih.
F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos):
Interupsi Pak Ketua,
Saya harap penyelenggara negara jangan terus mencoba-coba
mengkhianati konsitusi nasional. Tolong melihat secara jeli persoalan regional yang
ada, persoalan berbangsa yang ada, persoalan Papua harus lihat secara serius.
Saya heran kemarin ketika Bapak Presiden Jokowi datang ke Papua, di dalam
Gedung GOR belum menyampaikan 4 kali, minta dialog dengan masyarakat Papua,
ini Bapak Menteri Hukum dan HAM juga sempat saya pegang tangan dengan dia,
kemarin beliau dampingi Pak Jokowi ke Papua. Orang Papua kalau bilang dialog
berarti dialog, berarti dialog Papua-Jakarta, pelurusan sejarah untuk menuju
referendum. Itulah sebabnya didalam pertemuan di Biak, Pemerintah Papua
meminta jangan disini, kita mau di Jakarta. Setelah kesini dorong ini Otsus plus
kalau penyelenggara negara di Jakarta, di Parlemen ini kalau tidak jeli melihat
65
persoalan regional, hati-hati. Saya capek, kita mendukung eksistensi NKRI, tolong
lihat persoalan ini secara serius bukan masalah beli miras, bukan masalah makan
minum, kita bicara masalah keutuhan NKRI, eksistensi NKRI. Kalau Saudara-
saudara yang terhormat dalam Sidang Paripurna ini kalau melihat saya sebagai
bagian dari Saudara-saudara, tolong dukung saya. Kalau merasa saya bagian dari
Saudara-saudara, ...(suara tidak menggunakan mike)...ini diusul oleh Pemerintah
Papua dan saya perwakilan masyarakat Papua. Tapi kalau ini tidak didukung oleh
Parlemen Pusat dan Pemerintah Pusat, hati-hati, saya penuh tanggungjawab
persoalan bangsa. Saya capek. Untuk eksistensi bangsa ini.
KETUA RAPAT:
Baik.
Saudara-saudara,
Kita sudah mendengarkan semua aspirasi dan kita,
F-... (...):
Lanjutkan pimpinan!
F-... (...):
Teruskan, pimpinan, teruskan!
F-... (...):
Diketok pimpinan.
KETUA RAPAT:
ya baik, Saudara-saudara kita sudah mendengarkan semua aspirasi dan
laporan Badan Legislasi DPR RI mengenai penetapan Prolegnas tahun 2015-2019
dan Prolegnas prioritas tahun 2015 dengan sejumlah catatan yang ada di dalam
aspirasi ini. Apakah hal ini dapat kita setujui?
(RAPAT : SETUJU)
66
Baik.
Sidang Dewan yang kami hormati,
Mari kita memasuki acara kedua dan ketiga Rapat Paripurna hari ini yaitu
Pembicaraan Tingkat II Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang
Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia dan Republik Sosialis
Viet Nam (Extradition Treaty beetween the Republic of Indonesia and the Socialist
Republic of Viet Nam) menjadi undang-undang dan Pembicaraan Tingkat II
Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi
antara Republik Indonesia dan Papua Nugini (Extradition Treaty beetwen the
Republic of Indonesia and the Independent State of Papua New Nugini) menjadi
undang-undang.
Perlu kami beritahukan bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 171 Ayat (1)
Undang-undang No. 17 tahun 2014 tentang MD3 sebagaimana yang telah diubah
dalam Undang-undang No. 42 tahun 2014, Pembicaraan Tingkat II merupakan
pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna dengan kegiatan penyampaian
laporan yang berisi proses pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD dan hasil
pembicaraan tingkat I, pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi
dan Anggota secara lisan yang dipimpin oleh Pimpinan Rapat Paripurna dan
pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh Menteri yang mewakilinya.
Berkenaan dengan hal tersebut kami persilakan kepada Pimpinan Komisi
I DPR RI, yang terhormat Saudara H. A. Hanafi Rais untuk menyampaikan
laporannya.
Kami persilakan. Kami sampaikan juga bahwa kehadiran Anggota pada
saat ini 446 Anggota.
Terima kasih.
F-PAN (H. A. HANAFI RAIS, S.IP., M.PP./KOMISI I):
Laporan Komisi I DPR RI
mengenai hasil pembicaraan tingkat I pembahasan terhadap
RUU tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara
Republik Indonesia dan Papua Nugini (Extradition Treaty beetwen the Republic of
Indonesia and the Independent State of Papua New Nugini) dan
RUU tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia dan
Republik Sosialis Viet Nam (Extradition Treaty beetween the Republic of Indonesia
and the Socialist Republic of Viet Nam).
Yang terhormat Saudara Pimpinan Rapat Paripurna DPR RI,
Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM,
Yang terhoramt Saudara Menteri Luar Negeri atau yang mewakili,
Yang terhormat Saudara-saudara Anggota Dewan dan hadirin sekalian yang
kami muliakan.
67
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT pada hari ini kita
dapat menghadiri Rapat Paripurna DPR RI dalam keadaan sehat wal afiat untuk
mendengarkan laporan Komisi I DPR RI mengenai hasil pembahasan Pembicaraan
Tingkat I terhadap RUU tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara Republik
Indonesia dan Papua Nugini dan RUU tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi
antara Republik Indonesia dan Republik Sosialis Vietnam.
Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan, hadirin yang kami muliakan.
Perkenankanlah saya mewakili Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI
menyampaikan laporan hasil pembahasan pembicaran tingkat I terhadap kedua
RUU tersebut. Perlu kami informasikan bahwa Presiden RI melalui Surat Nomor
R58/Pres/X/2014 dan Nomor R59/Pres/X/2014 tanggal 9 Oktober 2014 telah
menyampaikan RUU tentang RUU tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara
Republik Indonesia dan Papua Nugini dan RUU tentang Pengesahan Perjanjian
Ekstradisi antara Republik Indonesia dan Republik Sosialis Vietnam, dan
menugaskan Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Luar Negeri untuk mewakili
Pemerintah bersama-sama dengan DPR RI membahas kedua Rancangan Undang-
undang tersebut.
Selanjutnya berdasarkan keputusan Rapat Bamus DPR RI tanggal 6
November 2014 menugaskan Komisi I DPR RI untuk melakukan pembahasan
terhadap kedua RUU ratifikasi tersebut bersama-sama dengan Pemerintah.
Menindaklanjuti penugasan Rapat Bamus, Rapat Intern Komisi I DPR RI tanggal 13
Januari 2015 memutuskan bahwa Komisi I DPR RI akan melakukan pembahasan
terhadap kedua RUU tersebut.
Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan, hadirin yang kami muliakan.
Dalam proses persiapan pembahasan terhadap kedua RUU ratifikasi
perjanjian ekstradisi ini, Komisi I DPR RI telah melaksanakan RDP dan RDPU
dengan Kepala Divisi Kompolri, Dirjen Administrasi Hukum Umum Kemenkumham
dan Jaksa Agung Muda bidang tindak pidana umum Kejaksaan Agung serta para
pakar untuk mendapatkan masukan. Selanjutnya pada tanggal 2 Februari 2015
Komisi I DPR RI melakukan pembahasan dalam pembicaraan tingkat I bersama
dengan Pemerintah dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Luar Negeri
yang diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri.
Pembahasan pembicaraan tingkat pertama tersebut berlangsung secara
kritis, mendalam dan terbuka, akhirnya fraksi-fraksi di Komisi I DPR RI dan
Pemerintah bersama-sama menyetujui Rancangan Undang-undang tentang
Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia dan Papua Nugini dan
68
RUU tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia dan
Republik Sosialis Vietnam untuk selanjutnya dibahas dalam pembicaraan tingkat II
atau pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna DPR RI untuk disahkan
menjadi undang-undang.
Yang terhormat Saudara Pimpinan Rapat Paripurna DPR RI, Saudara-saudara
Anggota Dewan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi
transportasi, komunikasi dan informasi yang semakin canggih selain membawa
dampak positif baik kehidupan manusia juga telah membawa dampak negatif yang
bersifat trans nasional yaitu memberikan peluang yang lebih besar bagi pelaku
kejahatan untuk meloloskan diri dari penyidikan, penuntutan dan pelaksanaan
pidana dari negara tempat kejahatan dilakukan. Untuk mencegah hal tersebut
diperlukan hubungan dan kerjasama antar negara yang dilakukan melalui berbagai
perjanjian baik bilateral maupun multilateral. Menyadari adanya pelaku kejahatan
yang meloloskan diri dari penyidikan, penuntutan dan pelaksanaan pidana dari
negara tempat kejahatan dilakukan, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Papua Nugini sepakat mengadakan kerjasama ekstradisi yang telah ditandatangani
pada tanggal 17 Juni 2013 di Jakarta dan kerjasama perjanjian ekstradisi dengan
Pemerintah Republik Sosialis Viet Nam yang telah ditandatangani pada tanggal 27
Juni 2013 di Jakarta.
Dengan adanya perjanjian tersebut hubungan dan kerjasama antara
Pemerintah Republik Indonesia dan Papua Nugini serta hubungan Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Sosialis Viet Nam dalam bidang
penegakan hukum dan pemberantasan kejahatan atas dasar kerjasama yang saling
menguntungkan mutual benefit diharapkan semakin meningkat. Dengan
disahkannya kedua Rancangan Undang-undang Ratifikasi Perjanjian Ekstradisi
tersebut diatas diharapkan dapat mendukung penegakan hukum di Indonesia
terutama yang berkaitan dengan kejahatan lintas negara atau trans
internationalcrime sehingga tidak ada lagi pelaku kejahatan yang dapat meloloskan
diri dari penyidikan, penuntutan dan pelaksanaan pidana dari negara tempat dia
melakukan kejahatan.
Saudara Pimpinan Rapat Paripurna DPR RI, Saudara Anggota Dewan yang
saya hormati.
Demikianlah laporan Komisi I DPR RI mengenai hasil pembicaraan
tingkat pertama terhadap Rancangan Undang-undang Perjanjian Ekstradisi antara
Indonesia dan Papua Nugini dan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan
Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia dan Republik Sosialis Viet Nam.
Selanjutnya Komisi I DPR RI mengharapkan persetujuan Rapat Paripurna
DPR RI hari ini agar kedua RUU tersebut dapat disahkan menjadi undang-undang.
69
Mengakhiri laporan Komisi I DPR RI hari ini, kami mengucapkan terima
kasih kepada para Anggota Dewan terhomat yang telah mempercayakan Komisi I
DPR RI untuk melaksanakan tugas pembahasan terhadap RUU Ratifikasi Perjanjian
Ekstradisi ini.
Kami juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih setinggi-
tingginya kepada para Anggota Komisi I DPR RI dan kepada tim interdept
Pemerintah yang telah secara kooperatif, bersunggung-sungguh dan bekerja keras
dalam pelaksanaan pembahasan kedua RUU ini. Selanjutnya kepada Setjen DPR RI
khususnya Sekretariat Komisi I DPR RI dan juga dari kalangan pers kami sampaikan
penghargaan dan terima kasih.
Sekian dan terima kasih.
Wabillahi Taufik Walhidayah,
Wallahul Muwwafiq Ilaa Aqwamiththoriq,
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 9 Februari 2015
PIMPINAN KOMISI I DPR RI
KETUA
Dr. Mahfud Siddiq, M.Si.
A-105
KETUA RAPAT:
Baik. Terima kasih kami sampaikan kepada Saudara H.A. Hanafi Rais,
S.IP., M.PP., yang telah menyampaikan laporan Komisi I DPR RI terhadap
pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi
Antara Republik Indonesia dan Republik Sosialis Vietnam dan pembahasan RUU
tentang Pengesahan Perjanjian Esktradisi antara Republik Indonesia dan Papua
Nugini menjadi undang-undang.
Selanjutnya kami akan menanyakan kepada Sidang Dewan yang
terhormat apakah kita dapat menyetujui RUU yang telah disampaikan oleh Komisi I
DPR RI tadi?
(RAPAT : SETUJU)
Dengan demikian, Sidang telah menyetujui pengesahan perjanjian
ekstradisi antara Republik Indonesia dan Republik Sosialis Viet Nam dan
pengesahan perjanjian ekstradisi antara Republik Indonesia dan Papua Nugini untuk
disahkan menjadi undang-undang.
Berikutnya Sidang Dewan yang terhormat, kami persilakan kepada
Saudara Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia untuk menyampaikan
pendapat akhir mewakili Presiden.
Kami persilakan.
70
MENTERI HUKUM DAN HAM RI (YASONA H. LAOLY):
PENDAPAT AKHIR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN
PAPUA NUGINI (EXTRADITION TREATY BETWEEN REPUBLIC OF INDONESIA
AND INDEPENDENT STATE OF PAPUA NEW GUINEA)
DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN
REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM (EXTRADITION TREATY BETWEEN REPUBLIC
OF INDONESIA AND THE SOCIALIST REPUBLIC OF VIET NAM)
DALAM
RAPAT PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Om swasti atsu.
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat,
Hadirin dan sidang kami muliakan.
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kasih
setia-Nya kita dapat melakukan karya, melakukan pekerjaan kita sampai pada hari
ini dan pada saat ini hadir pada Rapat Paripurna yang terhormat.
Pada hari yang berbahagia ini kita dapat hadir dalam Rapat Paripurna
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dengan agenda antara lain,
penyampaian Pendapat Akhir Presiden terhadap Rancangan Undang-undang
tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi Antara Republik Indonesia dan Papua
Nugini dan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi
Antara Republik Indonesia dan Republik Sosialis Viet Nam.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa rancangan undang-undang
tersebut telah diselesaikan pembahasannya dalam pembicaraan tingkat I secara
simultan pada tanggal 2 Februari 2015 dengan keputusan untuk menyetujui untuk
diteruskan ke tahap selanjutnya, yaitu pengambilan keputusan atau pembicaraan
tingkat II dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
yang sedang kita laksanakan pada saat ini.
Kita semua mengharapkan semoga rancangan undang-undang tersebut
dapat disetujui bersama dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia untuk disahkan menjadi undang-undang, sehingga diharapkan akan dapat
71
terbentuk regulasi yang komprehensif dalam rangka proses ekstradisi diantara
Republik Indonesia dan Papua Nugini, serta Republik Indonesia dan Republik
Sosialis Viet Nam.
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat,
Hadirin sidang yang kami muliakan.
Dalam rangka mencapai tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social, Pemerintah Republik Indonesia sebagai
bagian dari masyarakat internasional melakukan hubungan dan kerjasama
internasional yang diwujudkan dalam perjanjian internasional.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi
komunikasi, transportasi dan informasi yang semakin canggih telah menyebabkan
wilayah negara yang satu dengan wilayah negara yang lain seakan tanpa batas,
bordesless, sehingga memudahkan lalu lintas dan perpidahan manusia dari suatu
negara ke negara lain. Di samping mempunyai dampak positif bagi kehidupan
manusia kemajuan teknologi transportasi, komunikasi dan informasi juga berpotensi
disalahgunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif khususnya kejahatan-kejahantan
yang bersifat lintas batas, cross border crimes, sehingga seringkali memudahkan
para pelaku kejahatan melarikan diri ke negara lain dengan tujuan untuk
menghindari tuntutan hukum.
Hal ini juga yang mempengaruhi bentuk dan jenis kejahatan yang pada
awalnya bersifat konvensional dan individual atau kelompok terbatas menjadi
kejahatan yang terorganisasi dengan modus operan yang semakin canggih dan
meluas serta locus delicti-nya tidak lagi pada satu negara tetapi telah menyebar di
berbagai negara sebagai trans-national crime.
Papua Nugini dan Viet Nam merupakan dua negara yang cukup strategis
bagi Indonesia dalam rangka penanggulangan kejahatan yang bersifat lintas batas,
letak geografis serta tingginya mobilitas orang dari dan menuju ke negara tersebut
setidaknya menjadi faktor signifikan diperlukannya perjanjian ekstradisi antara
Republik Indonesia dengan kedua negara tersebut.
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat,
Hadirin sidang yang kami muliakan.
Fenomena kejahatan yang terorganisir lintas negara atau transnational
organized crime menunjukkan tren yang semakin meningkat pada saat ini dan tidak
saja berdampak secara psikologis bagi individu atau kelompok-kelompok
masyarakat tetapi juga berdampak kepada sendi-sendi perekonomian nasional dan
internasional serta keutuhan suatu negara.
72
Bentuk-bentuk kejahatan terorganisir lintas negara ini antara lain, tindak
pidana korupsi, tindak pidana pencucian uang, tindak pidana narkotika dan
psikotropika, narcotic drugs and psychotropic substances, tindak pidana
perdagangan orang, trafficking in persons, tindak pidana cyber crime, tindak pidana
penyelundupan manusia, tindak pidana terorisme serta pencurian ikan, sehingga
penanggulangannya diperlukan kerjasama antara negara yang satu dengan negara
yang lain.
Untuk mempermudah penanganan proses penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap kejahatan-kejahatan tersebut diperlukan
kerjasama antar negara dalam bidang penegakan hukum yang dilakukan melalui
berbagai perjanjian bilateral maupun multilateral.
Saat ini Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengeluarkan model treaty on
extradition yang dapat dijadikan model atau acuan pembuatan Undang-Undang
Ekstradisi Nasional. Demikian juga dalam United Nation Convention Againts
Corruption yang telah diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-undang Nomor 7
Tahun 2006 diatur mengenai kerjasama internasional dan secara khusus mengatur
tentang pengembalian asset korupsi hasil tindak pidana atau asset recovery.
Berdasarkan hal tersebut di atas, setelah mempertimbangkan secara
sungguh-sungguh persetujuan Fraksi-fraksi izinkanlah kami mewakili Presiden
dalam Rapat Paripurna yang terhormat ini dengan mengucapkan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Presiden menyatakan setuju Rancangan Undang-undang
tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia dan Papua
Nugini (Extradition Treaty between Republic of Indonesia and Independent State of
Papua New Guinea) dan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan
Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia dan Republik Sosialis Viet Nam
(Extradition Treaty between Republic of Indonesia and the Socialist Republic of Viet
Nam) untuk disahkan menjadi undang-undang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang terhormat, atas segala perhatiannya
dalam menyelesaikan proses pembahasan rancangan undang-undang ini. Kami
sampaikan juga ucapan terima kasih yang tak terhingga dan apresiasi atas segala
perhatian, dukungan dan partisipasinya kepada semua pihak yang telah mendukung
kelancaran pembahasan, para wartawan dan para pemangku kepentingan yang
selalu mengikuti proses rancangan undang-undang ini dengan tertib.
Semoga setetes tinta yang kita goreskan dan buah pikiran yang kita
sumbangkan dalam proses pembahasan rancangan undang-undang ini dapat dinilai
sebagai amal ibadah kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Demikian pandangan dari Pemerintah dari Presiden Republik Indonesia.
Om santi-santi-santi om,
Wallahul Muwwafiq Ilaa Aqwamiththoriq,
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
73
KETUA RAPAT:
Terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat Saudara Menteri
Hukum dan HAM Republik Indonesia yang telah menyampaikan pendapat akhirnya
mewakili Presiden.
Sekarang kami menanyakan kepada Sidang Dewan yang terhormat
apakah Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia dan Republik
Sosialis Viet Nam (Extradition Treaty between Republic of Indonesia and the
Socialist Republic of Viet Nam) dan Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara
Republik Indonesia dan Papua Nugini (Extradition Treaty between Republic of
Indonesia and Independent State of Papua New Guinea) dapat disetujui untuk
disahkan menjadi undang-undang?
(RAPAT : SETUJU)
Sidang Dewan yang kami hormati,
Mari kita masuk acara yang keempat dan kelima Rapat Paripurna, yaitu
pembicaraan tingkat II pengambilan keputusan terhadap RUU tentang Pengesahan
Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Demokratik
Timor Leste tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan menjadi undang-
undang dan pembicaraan tingkat II pengambilan keputusan terhadap RUU tentang
Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Republik Islam Pakistan tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan menjadi
undang-undang.
Untuk itu, kami persilakan kepada Pimpinan Komisi I DPR RI yang
terhormat Saudara Asril Hamzah Tanjung, S.IP., untuk menyampaikan laporan.
Kami persilakan.
PIMPINAN KOMISI I DPR RI (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP. /F-GERINDRA):
LAPORAN KOMISI I DPR RI
MENGENAI HASIL PEMBAHASAN PEMBICARAAN TINGKAT I
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN PEMERINTAH ISLAM PAKISTAN TENTANG KEGIATAN KERJASAMA DI
BIDANG PERTAHANAN (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE
REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE ISLAMIC
REPUBLIC OF PAKISTAN ON THE COOPERATIVE ACTIVITIES IN THE FIELD
OF DEFENCE)
DAN
74
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE TENTANG
KEGIATAN KERJA SAMA DI BIDANG PERTAHANAN (AGREEMENT BETWEEN
THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE
GOVERNMENT OF THE DEMOCRATIC OF TIMOR-LESTE CONCERNING
COOPERATIVE ACTIVITIES IN THE FIELD OF DEFENCE)
PADA RAPAT PARIPURNA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
9 FEBRUARI 2015
Yang terhormat Saudara Pimpinan Rapat Paripurna DPR RI,
Yang terhormat Saudara Menteri Pertahanan Republik Indonesia,
Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM atau yang mewakili,
Yang terhormat Saudara Menteri Luar Negeri atau yang mewakili,
Saudara-saudara Anggota Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya pada hari ini kita dapat menghadiri Rapat
Paripurna DPR Republik Indonesia dalam keadaan sehat walfiat untuk
mendengarkan laporan Komisi I DPR RI mengenai hasil pembahasan pembicaraan
tingkat I Terhadap Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan Persetujuan
antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Islam Pakistan tentang
Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan (Agreement between the Government of
the Republic of Indonesia and the Government pf the Islamic Republic of Pakistan
on the Cooperative Activities in the Field of Defence) dan Rancangan Undang-
undang tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah RI dan Pemerintah
Republik Demokratik Timor Leste tentang Kegiatan Kerja Sama di Bidang
Pertahanan (Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and
the Government of the Democratic of Timor-Leste Concerning Cooperative Activities
in the Field of Defence)
Saudara Pimpinan, Anggota Dewan, Hadirin yang kami muliakan,
Perkenankanlah saya mewakili Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi I
DPR RI menyampaikan laporan hasil pembahasan Pembicaraan Tingkat I terhadap
Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Pakistan tentang Kegiatan
Kerjasama di Bidang Pertahanan dan Rancangan Undang-undang tentang
Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
75
Republik Demokratik Timor-Leste tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang
Pertahanan.
Perlu kami informasikan bahwa Presiden Republik Indonesia melalui surat
Nomor R60/Pres/X/2014 dan Nomor R61/Pres/X/2014 pada tanggal 15 Oktober
2014 telah menyampaikan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan
Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam
Pakistan tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan dan Rancangan
Undang-undang tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang Kegiatan
Kerjasama di Bidang Pertahanan dan menugaskan Menteri Pertahanan, Menteri
Luar Negeri dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mewakili Pemerintah
membahas kedua rancangan undang-undang tersebut bersama dengan DPR RI.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Rapat Bamus DPR RI tanggal 6
November 2014 menugaskan Komisi I DPR RI untuk melakukan pembahasan
terhadap kedua rancangan undang-undang tersebut bersama-sama dengan
Pemerintah.
Menindaklajuti penugasan Rapat Bamus, Rapat Intern Komisi I DPR RI
tanggal 13 Januari 2015 memutuskan bahwa Komisi I DPR RI akan melakukan
pembahasan terhadap kedua rancangan undang-undang tersebut.
Saudara Pimpinan, Anggota Dewan, hadirin yang kami muliakan,
Dalam proses persiapan pembahasan terhadap kedua rancangan
undang-undang tersebut, Komisi I DPR RI telah melaksanakan rapat dengar
pendapat dan rapat dengar pendapat umum dengan instansi terkait maupun dengan
pakar untuk mendapatkan masukan. Selanjutnya pada tanggal 5 Februari 2015
Komisi I DPR RI melakukan pembahasan Pembicaraan Tingkat I bersama dengan
Pemerintah dalam hal ini Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri yang diwakili oleh
Dirjen Hukum dan Peraturan Internasional dan Menteri Hukum dan HAM yang
diwakili oleh Dirjen Peraturan Perundang-undangan. Pembahasan Pembicaraan
Tingkat I tersebut berlangsung secara kritis, mendalam dan terbuka. Akhirnya
Fraksi-fraksi di Komisi I DPR RI dan Pemerintah menyetujui Rancangan Undang-
Undang tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia
dan Pemerintah Republik Islam Pakistan tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang
Pertahanan (Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and
the Government of the Islamic Republic of Pakistan on the Cooperative Activities in
the Field of Defence) dan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan
Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik
Demokratik Timor-Leste tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan
(Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the
Government of the Democratic of Timor-Leste Concerning Cooperative Activities in
the Field of Defence) untuk dibahas dalam Pembicaraan Tingkat II atau
Pengambilan Keputusan pada Rapat Paripurna DPR RI untuk disahkan menjadi
undang-undang.
76
Yang terhormat Saudara Pimpinan Rapat Paripurna DPR RI; dan
Saudara-saudara Anggota Dewan,
Aspek pertahanan merupakan salah satu faktor yang sangat hakiki dalam
menjamin kelangsungan hidup suatu negara. Kemampuan mempertahankan diri
terhadap ancaman dari luar negeri dan/atau dari dalam negeri merupakan syarat
mutlak bagi suatu negara dalam mempertahankan kedaulatannya. Untuk itu
kerjasama pertahanan merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan untuk
menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara serta berpartisipasi dalam menjaga ketertiban dunia.
Kami berharap dengan disahkannya kedua rancangan undang-undang
ini, keinginan kita untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara serta
membangun kehidupan berbangsa bernegara dan berpartisipasi dan menjaga
ketertiban dunia dapat terealisasi.
Disamping itu, kami mengharapkan kerjasama di bidang pertahanan ini
dapat menjaga hubungan baik kedua negara dan meningkatkan kesejahteraan
dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Yang terhormat Saudara Pimpinan Rapat Paripurna DPR RI,
Saudara-saudara Anggota Dewan yang kami muliakan,
Demikian laporan Komisi I DPR RI mengenai hasil Pembahasan
Pembicaraan Tingkat I terhadap Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan
Persetujuan antara PemerintahRepublik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam
Pakistan tentang KegiatanKerjasama di Bidang Pertahanan dan Rancangan
Undang-undang tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang Kegiatan
Kerjasama di Bidang Pertahanan.
Selanjutnya Komisi I DPR RI mengharapkan persetujuan Rapat Paripurna
DPR RI hari ini agar kedua rancangan undang-undang tersebut dapat disahkan
menjadi undang-undang.
Mengakhiri laporan Komisi I DPR RI hari ini, kami mengucapkan terima
kasih kepada para Anggota Dewan yang terhormat yang telah mempercayakan
Komisi I DPR RI untuk melaksanakan tugas pembahasan tugas pembahasan
terhadap kedua rancangan undang-undang ini. Kami juga menyampaikan
penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya kepada para Anggota Komisi I
DPR RI dan pada tim interdept Pemerintah yang telah secara kooperatif
bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam pelaksanaan pembahasan kedua
rancangan undang-undang ini.
Selanjutnya kepada Setjen DPR RI khususnya Sekretariat Komisi I DPR
RI dan kalangan pers, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih.
Sekian terima kasih.
77
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 9 Februari 2015
PIMPINAN KOMISI I
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
KETUA
Drs. MAHFUDZ SIDDIQ, M.Si.
A-105
KETUA RAPAT:
Baik. Terima kasih kami sampaikan kepada Saudara Asril Hamzah
Tanjung, S.IP., yang telah menyampaikan laporan Komisi I DPR RI terhadap
pembahasan RUU tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang Kegiatan
Kerjasama di Bidang Pertahanan dan pembahasan RUU tentang Pengesahan
Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam
Pakistan tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan menjadi undang-
undang.
Untuk selanjutnya, kami menanyakan kepada Sidang Dewan yang
terhormat, apakah RUU tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang
Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan menjadi undang-undang dapat disetujui?
(RAPAT : SETUJU)
Apakah RUU tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Pakistan tentang Kegiatan
Kerjasama di Bidang Pertahanan menjadi undang-undang dapat disetujui?
(RAPAT : SETUJU)
Baik.
Sidang Dewan yang terhormat,
Berikutnya kami persilakan kepada Saudara Menteri Pertahanan Republik
Indonesia untuk menyampaikan pendapat akhir mewakili Presiden.
Kami persilakan.
78
MENTERI PERTAHANAN RI (RYAMIZARD RYACUDU):
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua,
Yang terhormat Pimpinan DPR RI,
Yang kami hormati para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia; dan
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Besar Allah Subhanahu Wata’ala atas segala rahmat dan
karunia-Nya kepada kita sekalian sehingga pada hari ini kita dapat hadir pada
Sidang Paripurna DPR RI dalam rangka membahas Rancangan Undang-undang
tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang
Pertahanan (Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and
the Government of the Democratic of Timor-Leste Concerning Cooperative Activities
in the Field of Defence) dan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan
Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam
Pakistan tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan (Agreement between
the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Islamic
Republic of Pakistan on the Cooperative Activities in the Field of Defence). Kedua
Rancangan Undang-undang ini telah dibahas oleh Pemerintah kemudian
disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui surat
R-60/Pres/X/2014 dan R-61/Pres/X/2014 tanggal 15 Oktober 2014 dengan penuh
kearifan dan semangat yang tinggi dari Pimpinan dan Anggota Komisi I Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah membahas kedua rancangan undang-
undang ini serta memahami urgensi di balik penyusunan kedua rancangan undang-
undang ini.
Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Demokratik Timor-leste serta Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia
dan Pemerintah Republik Islam Pakistan di bidang pertahanan ini merupakan
pencapaian penting bagi Indonesia.
Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Republik Demokratik Timor-Leste di bidang pertahanan memiliki arti penting dalam
rangka peningkatan hubungan bilateral dan interdependensi antar negara
khususnya dalam hal pelaksanaan dialog dan konsultasi bilateral tentang
pertahanan dan militer. Pertukaran informasi dalam bidang pertahanan
meningkatkan kerjasama angkatan bersenjata dan kerjasama dukungan logistik.
Sementara persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Republik Islam Pakistan di bidang pertahanan dapat meningkatkan
dialog dan konsultasi bilateral diantara kedua negara secara berkala mengenai isu-
79
isu strategis dan keamanan yang menjadi perhatian bersama. Pertukaran informasi,
kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertahanan melalui pertukaran
personil, kunjungan pelatihan dan kerjasama teknis.
Kita berharap dengan diimplementasikannya persetujuan antara
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste
serta Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Pakistan di
bidang pertahanan dapat memperkuat diplomasi Indonesia di tingkat internasional,
meningkatkan pengetahuan, kekuatan dan kemampuan militer Indonesia.
Dalam Sidang Paripurna yang membahas kedua rancangan undang-
undang ini, Pemerintah mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya atas
pendapat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk menyetujui
pembentukan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan Persetujuan antara
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste
tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan dan Rancangan Undang-undang
tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Republk Islam Pakistan tentang Kegiatan Kerja Sama di bidang
Pertahanan ini menjadi undang-undang.
Pada kesempatan ini kami juga merasa bersyukur karena pada
pertemuan ketiga diantara Kementerian Pertahanan dan Komisi I DPR RI yang
dilaksanakan pada hari ini telah memberikan hasil berupa pengesahan Rancangan
Undang-undang yang telah sesuai dengan prinsip-prinsip kerja sama internasional
yaitu kesetaraan, saling menghormati dan saling menguntungkan yang akan
bermuara kepada kepentingan nasional.
Demikianlah penyampaian pendapat akhir kami dan atas perhatian
segenap pimpinan dan anggota DPR RI serta seluruh staf Sekretariat DPR dan
media masa, kami mengucakan terima kasih. Kiranya kerja keras ini sebagai wujud
dharma bakti kita kepada nusa dan bangsa yang sangat kita cintai bersama.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia
kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
a.n. Pemerintah
Menteri Pertahanan
Ryamizard Ryacudu
Diandatangani. Selesai.
KETUA RAPAT:
Terima kasih kami sampaikan kepada Yang Terhormat Saudara Menteri
Pertahanan RI yang telah menyampaikan pendapat akhirnya mewakili Presiden.
Sekarang kami akan menanyakan kepada Sidang Dewan yang terhormat, apakah
RUU tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Demokratik Timor Leste tentang Kerja Sama di bidang Pertahanan; dan
RUU tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan
80
Pemerintah Republik Islam Pakistan tentang Kegiatan Kerja Sama dibidang
Pertahanan dapat disetujui untuk disahkan menjadi undang-undang?
(RAPAT : SETUJU)
Terima kasih.
Melalui forum ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat Saudara Menteri Pertahanan
Republik Indonesia beserta seluruh jajarannya atas segala peran dan kerja sama
yang telah diberikan selama pembahasan Rancangan Undang-Undang tersebut.
Perkenankan pula kami atas nama Pimpinan Dewan menyampaikan penghargaan
dan terima kasih kepada Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI serta Sekretariat
Jenderal DPR RI yang bersama-sama telah menyelesaikan rancangan undang-
undang tersebut dengan baik.
Sidang Dewan yang kami hormati.
Dengan demikian selesailah acara keempat dan kelima Rapat Paripurna
Dewan pada hari ini. Sebelum kita lanjutkan acara selanjutnya kita berikan waktu
kepada yang terhormat Saudara Menteri Pertahanan Republik Indonesia beserta
seluruh jajarannya untuk meninggalkan ruang sidang dan kami ucapkan terima
kasih.
Selanjutnya untuk mempersingkat waktu mari kita masuki acara keenam
Rapat Paripurna Dewan hari ini, yaitu pendapat fraksi-fraksi. Dilanjutkan dengan
pengambilan keputusan terhadap RUU-RUU usul inisiatif Komisi II DPR RI menjadi
RUU usul DPR RI yaitu:
a. RUU tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 1 tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun
2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 22 tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi undang-undang.
b. RUU tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 2 tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun
2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi unddang-undang.
Untuk keperluan tersebut Sekretariat Jenderal DPR RI telah
meyampaikan daftar nama-nama juru bicara masing-masing fraksi yang akan
menyampaikan pendapat fraksi dengan urutan bergiliran.
F-PAN (YANDRI SUSANTO):
Interupsi, Pimpinan.
Yandri, Pimpinan.
81
KETUA RAPAT:
Silakan.
F-PAN (YANDRI SUSANTO):
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Terima kasih pimpinan.
Untuk agenda yang keenam dalam Rapat Paripurna ini saya kira untuk
tanpa mengurangi muatan yang akan disampaikan, saya kira masing-masing juru
bicara fraksi tidak perlu membacakan cukup diserahkan kepada pimpinan. Karena
materi yang dibahas itu pada prinsipnya sudah dibahas di fraksi masing-masing dan
sudah juga disampaikan di Komisi II. Intinya kami mengusulkan kepada pimpinan,
pimpinan cukup memanggil juru bicara masing-masing untuk diserahkan kepada
pimpinan, untuk menghemat waktu pimpinan.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Apakah ini bisa disetujui? Kecuali ada yang mau menyampaikan.
Baik kalau begitu karena ada mungkin jika yang lain bisa menyampaikan
secara tertulis, dari Partai Demokrat ingin menyampaikan secara langsung. Kami
persilahkan kepada Partai Demokrat. Bisa disetujui?
(RAPAT SETUJU)
F-PD (FANDI UTOMO) :
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pimpinan dan Anggota DPR RI yang terhormat; serta
Hadirin yang kami hormati.
Sebelum menyampaikan pandangan tentang RUU tentang Perubahan
Nomor 1 dan Nomor 2 tahun 2015, ijinkanlah kami menyampaikan apresiasi kepada
seluruh fraksi-fraksi di DPR RI dan masyarakat luas atas atensi yang besar dan
pemahaman yang sama tentang pentingnya Kepala Daerah yang dilaksanakan
secara demokratis dengan mengaktualisasikan suara rakyat melalui Pemilihan
Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat. Sebagaimana diatur dalam Undang-
undang Nomor 1 tahun 2015 yang merupakan penetapan Perppu Nomor 1 tahun
2014 yang diterbitkan di masa pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono
82
sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 tahun 2014 tentang Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi undang-undang.
Undang-undang tidak hanya ditujukan untuk mengembalikan Pilkada
menjadi langsung dan dipilih oleh rakyat, namun juga sekaligus memperbaiki dan
menyempurnakan atas seluruh kekurangan praktek Pilkada secara langsung selama
ini. 10 perbaikan yang dimaksud meliputi;
1. Pentingnya pelaksanaan uji publik calon Kepala Daerah.
2. Pemotongan dan penghematan anggaran Pilkada secara signifikan.
3. Pegaturan kampanye dan pembatasan kampanye terbuka.
4. Akuntabilitas penggunaan dana kampanye.
5. Pelarangan politik uang.
6. Pelarangan fitnah dan kampanye hitam.
7. Pelarangan pelibatan aparat birokasi.
8. Pelarangan pencopotan aparat birokrasi sebelum dan sesudah Pilkada.
9. Penyelesaian sengketa Pilkada secara akuntabel.
10. Pencegahan kekerasan dan menuntut tanggung jawab calon atas kepatuhan
hukum pendukungnya.
Pimpinan dan anggota yang terhormat.
Beberapa waktu yang lalu Panja revisi Undang-undang Nomor 1 dan
Nomor 2 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota di Komisi II telah
menyepakati beberapa poin. Terdapat 8 poin yang telah disepakati. Meskipun pada
dasarnya Fraksi Partai Demokrat berpandangan bahwa Undang-undang Nomor 1
Tahun 2015 adalah cukup dan memadai untuk digunakan sebagai dasar dan
landasan pelaksanaan Pilkada di Tanah Air, namun Fraksi Partai Demokrat
sungguh-sungguh juga menghargai dan mendengarkan pandangan fraksi-fraksi di
DPR RI untuk melakukan revisi terbatas atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015.
Fraksi Partai Demokrat juga terus menerus melakukan konfirmasi kepada
masyarakat atas pendapat yang berkembang. Oleh karena itu terhadap hasil kerja
Panitia Kerja revisi Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 tersebut, Fraksi Partai
Demokrat dapat menerima sebagiannya namun memberikan catatan dan sekaligus
menyampaikan pendapat sebagai berikut;
1. Tentang jadwal Pilkada serentak nasional, Fraksi Partai Demokrat DPR RI
meminta agar tetap sesuai dengan jadwal sebagaimana tertuang di Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2015 atau mengikuti jadwal Pilkada dimulai dari
Februari 2016 untuk menuju serentak nasional pada tahun 2021 guna
menghindari penunjukan pejabat dan pemotongan masa jabatan Kepala
Daerah yang terlalu panjang.
2. Tentang penggantian istilah uji publik menjadi sosialisasi, Fraksi Partai
Demokrat DPR RI meminta supaya tetap menggunakan istilah uji publik
meskipun dilakukan penyederhanaan proses dan pemotongan waktu
pelaksanaan. Namun tidak seharusnya mengurangi substansi uji publik
sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015.
83
3. Terhadap ambang batas kemenangan calon, Fraksi Partai Demokrat DPR RI
meminta tetap diangka 30 persen.
4. Tentang paket pasangan calon, Fraksi Partai Demokrat DPR RI tetap meminta
agar yang dipilih hanya caon Gubernur, Bupati dan Walikota, sementara
wakilnya ditunjuk oleh Kepala Daerah terpilih sebagaimana bunyi Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2015.
Pimpinan dan anggota yang terhormat.
Demikianlah pandangan Fraksi Partai Demokrat yang pada dasaranya
dapat memahami dan menyetujui revisi terbaas Undang-undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota dan Perubahan Undang-undang Nomor 2 tahun 2015 tentang
Pemerintahan Daerah. Sejauh secara substansi tidak meniadakan 10 aspek
peribaikan yang terhadap praktek empirik pelaksanaan Pilkada langsung selama ini
untuk dilanjutkan menjadi RUU usul inisiatif DPR.
Demikian pandangan Fraksi Partai Demokrat dengan harapan agar
seluruh fraksi-fraksi di DPR RI dapat menerima dan memberikan dukungan. Semoga
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan pertolongan kepada seluruh bangsa
Indonesia untuk dapat melanjutkan kehidupan berpemerintahan berbangsa dan
bernegara secara baik dan bermartabat. Atas perhatian dan dukungan serta kerja
samanya kami sampaikan terima kasih.
Ihdinassirotol mustaqim.
Billahit taufiq wal hidayah.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
PIMPINAN
FRAKSI PARTAI DEMOKRAT DPR RI
KETUA,
EDY BASKORO YUDHOYONO, M.Si.
SEKRETARIS,
DIDIK MUKRIYANTO, SH.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Apakah akan diserahkan dan juga mungkin kepada juru bicara fraksi-
fraksi lain bisa menyerahkan secara tertulis pandangan fraksinya sebelum kita
mengambil keputusan. Kami persilahkan.
Sidang Dewan yang terhormat.
Dengan telah diserahkannya juga telah disampaikan pendapat fraksi,
tentu dengan adanya catatan-catatan yang ada di dalam juga pendapat fraksi yang
84
perlu menjadi perhatian. Sekarang kami akan menanyakan kepada Sidang Dewan
yang terhormat, apakah 2 RUU usul inisiatif Komisi II yaitu RUU tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 22 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota
menjadi undang-undang dapat disetujui menjadi rancangan undang-undang usul
inisiatif DPR RI?
(RAPAT : SETUJU)
Apakah RUU tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 2 tahun
2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2
tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi undang-undang dapat disetujui menjadi rancangan
undang-undang usul DPR RI?
(RAPAT : SETUJU)
Terima kasih.
Selanjutnya persetujuan Rapat Paripurna ini akan ditindaklanjuti sesuai
mekanisme yang berlaku.
Sidang Dewan yang terhormat.
Sekarang kita masuki acara terakhir Rapat Paripurna hari ini yaitu
pengumuman nama-nama tim-tim DPR RI sebagai berikut;
a. Tim Penyusun Mekanisme Penyampaian Hak Mengusulkan dan
Memperjuangkan Program Pembangunan Daerah Pemilihan.
b. Tim Pengawasan DPR RI terhadap Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
c. Tim Pemantau DPR RI terhadap Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11
tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, serta
pelaksanaan Undang-undang Nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan
Daerah Jogjakarta.
d. Tim Implementasi Reformasi DPR RI.
Selanjutnya untuk mengetahui secara lengkap susunan keanggotaan Tim
DPR RI dari tiap-tiap komisi berdasarkan usulan fraksi-fraksi, maka akan
mempersilahkan kepada Sekretariat Jenderal untuk menayangkan susunan
keanggotaan tim tersebut. Apakah nama ....
F-GERINDRA (BIEM TRIANI BENJAMIN):
Interupsi, Pimpinan, Biem Benjamin, Gerindra, A-341.
85
KETUA RAPAT:
Ya silakan.
F-GERINDRA (BIEM TRIANI BENJAMIN):
Agenda 7C Tim Pemantauan DPR RI terhadap pelaksanaan undang-
undang, kami harap tim pemantau juga memasukan Undang-undang Nomor 29
tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota
Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena di dalam Undang-Undang Dasar 45
disebutkan bahwa Daerah Khusus Istimewa itu ada 4 provinsi yaitu Aceh, Papua,
Yogya, dan Jakarta. Saya rasa ini sesuai dengan itu dan juga sesuai dengan
keadaan kekinian Jakarta rasanya undang-undang perlu dipantau juga. Intinya
bahwa Undang-undang DKI juga turut dimasukan di dalam pemantauan itu.
Terima kasih pimpinan.
KETUA RAPAT:
Baik, masukannya nanti tentu harus kita bicarakan kembali tetapi saya
kira ini masukan yang bisa menjadi tambahan nanti di dalam tim tergantung dari
kesepakatan. Untuk itu karena ini yang sudah kita sepakati bersama di dalam
Bamus juga, saya menanyakan dulu apakah nama tim berikut yang tengah
ditayangkan dapat disetujui dulu?
(RAPAT : SETUJU)
Dengan demikian telah terbentuk tim tersebut, maka tim-tim DPR RI
dapat memulai melakukan kegiatannya.
Sidang Dewan yang terhormat.
Dengan demikian selesai acara Rapat Paripurna hari ini, selaku Pimpinan
Rapat kami sampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat para anggota
Dewan dan hadirin sekalian atas ketekunan dan kesabarannya dalam mengikuti
Rapat Paripurna.
F-PD (Ir. H. MULYADI):
Interupsi pimpinan sebelum ditutup, pimpinan. Di depan.
Terima kasih.
Pimpinan beserta seluruh Anggota yang saya hormati.
86
Terkait dengan masalah aspirasi Dapil, kami hanya ingin mengingatkan,
karena APBN-P akan kita sahkan di Paripurna sesuai undang-undang, kan satu
bulan sejak disampaikan pemerintah. Itu berarti 13 Februari ya? Jadi mohon kiranya
sebetulnya kan ini sudah lama disampaikan di Paripurna, karena ini menyangkut
aspirasi tentu kalau baru menentukan mekanisme saya khawatir kita terlampaui
jadwal pengesahan APBN-P. Oleh karena itu kalau di Tatibkan sebetulnya kan
disampaikan melalui Pimpinan DPR, Pimpinan DPR menyampaikan kepada komisi
terkait dan Badan Anggaran melakukan sinkronisasi. Kalau baru menyiapkan
mekanisme kapan menjaring aspirasi, inikan panjang. Apakah tidak secara simultan
aspirasi segera. Ini dapat dibayangkan ada 560 aspirasi yang akan disampaikan
oleh anggota, seberapa mampu tim mensinkronisasikan, apalagi misalnya hampir
sebagian besar menyampaikan di infrastruktur. Bagaimana mekanismenya apabila
misalnya dibatasi? Ini yang perlu dipikirkan oleh Pimpinan karena kalau
menyampaikan atau disinkronisasi atau disahkan setelah pengesahan Paripurna itu
tentu tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik, tim ini tentu saja akan justru membicarakan mengenai hal itu, tetapi
kita sudah ketok tadi dan masukannya nanti kita akan pelajari. Baik terima kasih.
Dengan seizin Sidang Dewan kami menutup Rapat Paripurna ini dengan
mengucapkan alhamdulillahi rabilalamin.
Wassalamualaikum Waramatullahi Wabarakatuh.
(RAPAT DITUTUP PUKUL 17:40 WIB)
Jakarta, 9 FEBRUARI 2015