Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN...

46
R I S A L A H RAPAT KERJA PANSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILU Tahun Sidang : 2016-2017 Masa Persidangan : II Jenis Rapat : Rapat Kerja ke-1 Sifat Rapat : Terbuka Hari, tanggal : Rabu, 30 November2016 Waktu : Pukul 10.50 s.d. 14.35 WIB Tempat : Ruang Rapat Pansus B, Gedung Nusantara II Lantai 3 Acara : a. Keterangan Pemerintah terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu b. Pandangan DPD terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu c. Pandangan Fraksi-fraksi DPR RI terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu d. Pengesahan Jadwal Acara Rapat dan Mekanisme Kerja Pembahasan RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu e. Jawaban Pemerintah atas Pandangan Fraksi-fraksi terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu Ketua Rapat : Ir. H.M. Lukman Edy, M.Si. (Ketua/F-PKB) Didampingi oleh Pimpinan : 1. Ir.H.Ahmad Riza Patria,MBA (Wakil Ketua/F- Gerindra) 2. Dr. Benny K. Harman (Wakil Ketua/F-PD) 3. H. Yandri Susanto,S.Pt (Wakil Ketua/F-PAN) Sekretaris Rapat : Drs. Uli Sintong Siahaan, M.Si. (Kepala Bagian Sekretariat Pansus) Anggota Hadir : 23 Anggota dari 30 Anggota Pansus 1. Fraksi PDI-P Erwin Moeslimin Singajuru Diah Pitaloka My Esti Wijayanti 4. Sirmadji 2. Fraksi Golkar Agung Widyantoro,SH.,M.Si 1 BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Transcript of Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN...

Page 1: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

R I S A L A H RAPAT KERJA

PANSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PENYELENGGARAAN PEMILU Tahun Sidang : 2016-2017 Masa Persidangan : II Jenis Rapat : Rapat Kerja ke-1 Sifat Rapat : Terbuka Hari, tanggal : Rabu, 30 November2016 Waktu : Pukul 10.50 s.d. 14.35 WIB Tempat : Ruang Rapat Pansus B, Gedung Nusantara II Lantai 3 Acara

: a. Keterangan Pemerintah terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu

b. Pandangan DPD terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu

c. Pandangan Fraksi-fraksi DPR RI terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu

d. Pengesahan Jadwal Acara Rapat dan Mekanisme Kerja Pembahasan RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu

e. Jawaban Pemerintah atas Pandangan Fraksi-fraksi terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu

Ketua Rapat

:

Ir. H.M. Lukman Edy, M.Si. (Ketua/F-PKB) Didampingi oleh Pimpinan : 1. Ir.H.Ahmad Riza Patria,MBA (Wakil Ketua/F-

Gerindra) 2. Dr. Benny K. Harman (Wakil Ketua/F-PD) 3. H. Yandri Susanto,S.Pt (Wakil Ketua/F-PAN)

Sekretaris Rapat : Drs. Uli Sintong Siahaan, M.Si. (Kepala Bagian Sekretariat Pansus)

Anggota Hadir : 23 Anggota dari 30 Anggota Pansus 1. Fraksi PDI-P

− Erwin Moeslimin Singajuru − Diah Pitaloka − My Esti Wijayanti − 4. Sirmadji

2. Fraksi Golkar − Agung Widyantoro,SH.,M.Si

1

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 2: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

− Dr.Ir.Hetifah,MPP − Drs. Agun Gunandjar Sudarsa,Bc.Ip,M.Si

3. Fraksi Gerindra − Ir. Endro Hermono,MBA − H. Moh Nizar Zahro, SH

4. Fraksi Demokrat − Ir. Fandi Utomo

5. Fraksi PAN − Viva Yoga Mauladi,M.Si

6. Fraksi PKB -

7. Fraksi PKS − Drs.H.Muzammil Yusuf,M.Si − Sutriyono,S.Pd.,M.Si

8. Fraksi PPP − Dr.H.Mz.Amirul Tamin,M.Si − Achmad Baidowi,S.Sos

9. Fraksi Nasdem − Drs.H. Tamanuri,MM − H.M.Luthfia A.Mutty

10. Fraksi Hanura − DR.Rufinus Hotmaulana Hutauruk,SH.,MM.,MH

Anggota Izin : 1. Dra.Hj. Siti Masrifah/F-PKB Undangan hadir : 1. Menteri Dalam Negeri RI (Tjahyo Kumolo) beserta

jajarannya. 2. Menteri Hukum dan HAM RI (Yasonna H. Laoly)

beserta jajarannya. 3. Staf Ahli Menteri Keuangan RI (Purwiyanto) beserta

jajarannya. 4. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI

RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA RAPAT (Ir. H.M. LUKMAN EDY, M.Si):

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi salam sejahtera buat kita semua. Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Pansus RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Yang terhormat Saudara Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia beserta seluruh jajaran. Yang terhormat Saudara Menteri Keuangan atau yang mewakili beserta seluruh jajaran. Dan yang terhormat Menteri Hukum dan HAM RI apa langsung Pak Menteri yang hadir beserta seluruh jajaran. Yang kami hormati Anggota DPD RI. Keumidan hadirin hadirat sekalian yang berbahagia dan rekan media.

2

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 3: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Pertama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa karena pada hari ini kita bisa menghadiri Rapat Kerja dengan pemerintah dalam keadaan sehat wal afiat. Dari Anggota Pansus yang hadir yang sudah datang dari PDIP sudah hadir dari Gerindra belum ya, dari Hanura sudah, dari Demokrat sudah dari Nasdem sudah, PPP sudah, PKB ya saya lah ya PKB sudah dari PAN Pak Yandri juga ada, dari PKS dari Fraksi Partai Golkar sudah. Sudah sembilan fraksi yang hadir dan bisa kita nyatakan sesuai dengan tata tertib rapat ini kuorum dan telah memenuhi tata tertib. Oleh sebab itu rapat ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

(KETOK PALU 1X) Kami Pimpinan Pansus beserta seluruh Anggota Pansus mengucapkan

terima kasih atas kehadiran pemerintah Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Kementerian Keuangan diwakili oleh Staft Ahli bidang Pengeluaran Negara Bapak Purwiyanto ya. Kemudian dari DPD bisa hadir yang pada dasarnya Rapat Kerja yang pertama ini Pansus bersama dengan pemerintah adalah dengan agenda penjelasan pemerintah terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, kemudian nanti pandangan DPD terhadap RUU terhadap Penyelenggaraan Pemilihan Umum ini. Kemudian nanti pandangan fraksi-fraksi, yang intinya adalah mengantar untuk pembicaraan-pembicaraan lanjut antara pemerintah dengan Pansus atas nama DPR. Mungkin tidak terlalu banyak pembahasan kita pada pagi hari ini karena ini pertemuan kita pertama ya. Disamping itu juga kita nanti akan menyepakati mekanisme pembahasan antara Pansus dengan pemerintah, Pansus akan mengajukan draft rencana-rencana pembahasan, jadwal-jadwal pembahasan. Kalau nanti pemerintah menyepakati dan menyetujui itu bisa dijadikan sebuah kesepakatan kita bersama sehingga kita ikuti semua jadwal-jadwalnya. Kemudian jika nanti ada pandangan-pandangan yang perlu dijawab oleh pemerintah terutama dari fraksi-fraksi dan DPD ya yang memerlukan jawaban itu dalam kesempatan rapat ini juga diberikan kesempatan pemerintah memberikan jawaban.

Bapak-Bapak dan Ibu sekalian para Anggota Pansus dan para pihak dari

pemerintah para menteri kita mulai rapat ini pada pukul 10.50 menit atau pukul sebelas ya yang mungkin dari undangan sebelumnya telat satu jam ini Pak Menteri ya ngga apa-apa yang penting kita selesainya yang harus kita sepakati ini, on time ya, kalau mulainya tidak on timeya maklum lah ya macam-macam ada macet ada ini. Tapi sebaiknya kita rapat ini bisa kita sepakati selesainya, kami menawarkan maksimal pulul 12.30, setuju pak, setuju pak ya, baik jam 12.30 kita nanti bisa akhiri rapat pertama ini.

(KETOK PALU 2X) Bapak-Bapak yang kami hormati sebagaimana kita ketahui bahwa Presiden

Republik Indonesia telah menyampaikan Rancangan Undang-undang tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum kepada DPR melalui surat Presiden Nomor R.66/Presiden/10/2016 tanggal 20 Oktober 2016. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Rapat Konsultasi pengganti Bamus tanggal 25 Oktober 2016 dan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 28 Oktober 2016 dibentuklah Pansus DPR RI mengenai RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Ada kesempatan untuk sebelum pemerintah menyampaikan penjelasan tentang RUU ini

3

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 4: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

kami perkenalkan dulu ini Anggota-Anggota Pansus Pak Menteri ya. Yang sudah hadir dari PDI Perjuangan Erwin Moeslim Singajuru. Kemudian ada Pak Sirmadji, kalau ini nah dari Jawa Timur Pak Erwin dari Sumatera Utara, Palembang Sumatera Selatan ya. Oh ya Erwin Moeslimin, lebih banyak berarti ya, kalau muslim kan satu, muslimin lebih banyak. Kemudian yang sudah hadir Ibu Diah Pitaloka, ya ini Dapilnya dari Bogor. Kemudian Pak Arif Wibowo belum hadir, Pak Trimedya belum hadir, Ibu Esti Wijayati tadi sudah hadir izin ke MKD dulu katanya ya. Kemudian yang kedua dari Golkar, dari Golkar Ibu Hetifah, DR. Hetifah Dapil dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, ini berkepentingan ini Pansus untuk menambah Dapil katanya, Kaltara ini satu atau empat atau tiga gitu ya. Kemudian disebelah beliau Pak Agun Gunandjar Sudarsa dari Kuningan ya, Kuningan Dapil Kuningan Jabar X. Kemudian disebelah beliau Pak Agung Widyantoro dari Brebes, Breksit. Kemudian dari Fraksi Partai Demokrat, yang dari Golkar yang belum hadir Pak Rambe, masih ke luar negeri ya Pak Rambe ya. Kemudian yang belum hadir Pak Ahmad Zacky Siradj. Dari Demokrat, oh dari Gerindra ya dari Gerindra sudah hadir, Pak Endro Hermono dari Blitar Dapil Blitar. Kemudian Pak Supratman Andi Agtas, belum hadir, Pak Nizar Zahro, nah ini Pak Nizar Zahro, dari Gerindra ada tiga orang, dari PDIP enam orang, dari Golkar ada lima orang. Kemudian dari Gerindra lagi Pak ini belum datang Pak Ahmad Riza Patria salah satu pimpinan. Kemudian dari Fraksi Partai Demokrat, Pak Fandi Utomo sudah hadir F-PD (Ir. FANDI UTOMO): Terima kasih, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Dari Dapil Surabaya Sidoarjo, kemudian Pak Didik Mukrianto belum hadir ya, kemudian salah satu pimpinan Pak Benny Kabur Harman dari Fraksi Demokrat juga. Kemudian dari Fraksi PAN ya Pak Totok masih tugas luar, kemudian Viva Yoga Mauladi on the way dan sudah hadir Pak Yandri Susanto, salah satu pimpinan Pansus. Kemudian dair Fraksi PPP Pak Amirul Tamim sudah hadir dan pak Achmad Baidowi juga sudah hadir. Kemudian dari Fraksi Partai PKB ada pergantian ini diganti dengan Ibu Siti Masrifah tapi belum hadir ya, ya tapi saya sudah hafir Pak dari PKB juga. Kemudian dari Fraksi Partai Nasdem Pak Tamanuri sudah hadir dan Pak Taufiqulhadi juga sudah hadir. Dan Pak Rufinus dari Fraksi Partai Hanura sudah hadir. Itulah komposisi Pansus RUU Penyelenggara Pemilu ini, oh dari PKS ya sorry, sorry sorry sorry, dari Fraksi Partai PKS Pak Ketua ini Ketua Komisi II Wakil Ketua Komisi II Pak Almuzzammil Yusuf, saya siap-siap dimarahi ini nanti selesai rapat ini dan Pak Sutriyono, ya kalau Pak Muzzammil Dapilnya dari Lampung, kalau Pak Sutriyono dari Pati, Pati Grobogan. Begitu Pak Menteri komposisi Pansus ya mudah-mudahan kalau melihat dari keanggotaan Pansus ini siap untuk bekerjasama dengan pemerintah sepertinya ini. Semuanya punya komunikasi yang baik dengan Pak Tjahyo dengan Pak Laoly ya teman-temannya Pak Tjahyo dan teman-temannya Pak Laoly semua ini, kaya Pak Agun kan sudah lama teman Pak Tjahyo ini, teman Pak Laoly juga dulu di Pansus Pemilu ya pak ya, ya Pak Agun Pak Laoly itu Pimpinan Pansus Pemilu. Kalau saya teman di MPR sama Pak Laoly, ngga pernah satu komisi tapi di MPR. Itu kemudian kita lanjutkan dengan acara berikutnya kami persilahkan kepada pemerintah untuk menyampaikan penjelasan-penjelasan umum tentang RUU Penyelenggaraan Pemilihan Umum ini, kami persilahkan pak.

4

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 5: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

PEMERINTAH/MENDAGRI (TJAHJO KUMOLO): Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati Saudara Ketua, Wakil Ketua dan Bapak Ibu Anggota

Pansus. Teman-teman dari pemerintah, hadir Pak Menteri Hukum dan HAM, dengan

Pejabat Eselon I, Eselon II yang mewakili Ibu Menteri Keuangan, Staft Ahli, Kemudian teman-teman dari Eselon I dan Eselon II Kemendagri, yang sekaligus ini Pejabat Gubernur Aceh dan Pejabat Gubernur DKI ini hadir disini.

Pimpinan dan Bapak Ibu sekalian yang saya hormati, izinkan saya tidak membaca lengkap nanti akan kami bagikan semua saya kira juga sudah terima semua tapi secara point-point saja mohon izin. Yang pertama saya kira tadi Saudara Ketua sudah menyinggung dengan dasar Amanat Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tertanggal 20 Oktober. Bapak Presiden telah menunjuk kami bertiga, Mendagri, Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Keuangan, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mewakili pemerintah dalam membahas RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu bersama DPD RI. Kami juga menyinggung Pasal 22 E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 45 bahwa untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD dan DPRD melalui Pemilu yang dilaksanakan secara umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam setiap lima tahun sekali yang diselenggarakan oleh satu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional tetap dan mandiri. Kaitan ini juga kami sedikit mengutip mengenai Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14 Tahun 2013 yang intinya menyatakan bahwa Pemilihan Umum Presiden, Wakil Presiden serta Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD dilaksanakan secara serentak pada tahun 2019. Ini kami singgung sekalian nanti juga mungkin sebagai masukan dibahas dalam DIM maupun pandangan yang terhormat Bapak Ibu dari Pimpinan maupun Anggota Fraksi. Pengertian serentak ini, apakah pada hari yang sama ataukah bisa hari yang berbeda. Kalau berbeda itu bisa tenggang waktu satu hari atau maksimum satu minggu nanti pemerintah juga akan menyampaikan beberapa aspek pertimbangan. Pertimbangan keamanan khususnya, pengamanan dan lain sebagainya. Kemudian sesuai dengan Prolegnas tahun 2016 bahwa pengajuan RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu sebagai pijakan regulasi pelaksanaan Pemilu serentak diinisiasi oleh pemerintah, dan pemerintah juga mematangkan ini selain dengan Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian Keuangan juga dengan pihak Sekretariat Negara dengan pihak Kepala Staft Presiden juga kami rumuskan bersama dengan KPU, Bawaslu, DKPP dan kesemuanya hadir juga dibahas didalam rapat Kabinet terbatas. Kami sampaikan bahwa sikap pemerintah dalam rangka menyusun draft dan dalam kaitan nanti kita bahas bersama kami yakin akan sepakat dengan pemerintah bahwa RUU Pemilu ini pada prinsipnya adalah kedaulatan ada di tangan partai politik. Tetapi juga pemerintah dan tentunya yang terhormat Bapak Ibu Anggota Pansus juga mempertimbangkan aspek aspirasi masyarakat yang termasuk didalamnya elemen-elemen demokrasi, sebagaimana yang sudah kita ikuti bersama, termasuk juga memperhatikan keputusan-keputusan dari Mahkamah Konstitusi yang final dan mengikat. Pengalaman di pembahasan Pilkada RUU Pilkada kemarin keputusan final mengikat di MK ini masih menimbulkan berbagai

5

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 6: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

diskusi, apakah yang sudah diputuskan oleh MK itu masih perlu dibahas kembali ataukah masih didiskusikan kembali. Karena juga ada satu keputusan MK yang pagi siang sore bisa berubah. Saya kira Pimpinan dan Bapak Ibu Anggota sekalian nanti akan bisa mempertimbangkan ini dengan baik. Pimpinan dan Bapak Ibu sekalian yang kami hormati. Terkait dengan substansi pengaturan Rancangan Undang-Undang tentang Pemilu ini pemerintah berupaya untuk mengakomodir masukan dari berbagai aspek. Yang ini mohon maaf kemarin sudah didahului sebelum Rapat Panja pertama ini hampir empat jam lebih kami menerima masukan-masukan, saran, pertimbangan yang masuk dalam kesimpulan dari Komite I DPD RI yang dipimpin oleh yang terhormat Ketua Komite I Bapak Ahmad Muqowam disini. Kemudian substansi pengaturan dalam Rancangan Undang-Undang yang dimaksud terkait dengan sistem pemilihan, election sistem, kemudian proses penyelenggaraan badan lembaga penyelenggara dan sistem pengawasan dan penegakan hukum Pemilu. Saya kira sesuatu hal yang merupakan substansi yang sudah tertuang secara keseluruhan didalam naskah rancangan undang-undang yang kami ajukan, dan ini juga didasarkan dari pandangan para akademisi yang sudah termasuk didalam naskah-naskah akademik yang ada. Ketua, Wakil Ketua dan Bapak Ibu Anggota Pansus dan wakil dari pemerintah serta mohon maaf dari Pimpinan dan Anggota DPD RI yang saya hormati. Disain Pemilu tentu tidak dapat dipisahkan dari sistem kepartaian dan sistem pemerintahan presidensil yang kita anut. Ini kami garis tegas bahwa sistem kepartaian dan sistem pemerintahan presidensil yang saya kira menjadi acuan kita. Seperti sudah kami sampaikan terdahulu bahwa penyusunan RUU tentang Pemilu ini tentunya harus dalam koridor memperkuat kedua sistem ini, karena pemilihan Anggota DPR, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden merupakan hak dan kedaulatan partai politik tetapi juga masyarakat secara umum ikut menentukan, dan khususnya yang terhormat Pemilihan Anggota DPD RI juga diikuti oleh masyarakat. Sebagai ilustrasi yang menarik kemarin walaupun Anggota DPD RI adalah independen tetapi nafasnya tetap nafas kader partai. Nah ini yang saya kira sangat menarik, soal Pak Muqowam mau milih PPP yang mana ya saya kira Pak Muqowam sendiri yang tahu ini, karena calon Ketua Umum juga dia. Sementara itu dalam pengelolaan pemerintahan tentunya presiden memerlukan dukungan yang cukup khususnya dari yang terhormat fraksi-fraksi di DPR yang merupakan perpanjangan tangan dari partai-partai politik yang ada baik partai politik yang sekarang sudah mempunyai wakil di DPR, baik partai politik yang kemarin telah mengikuti pemilihan umum maupun partai-partai baru yang mekanismenya tentunya lewat mekanisme Kementerian Hukum dan HAM dan verifikasi dari KPU. Oleh karenanya pemerintah mengharapkan agar pembahasan ini bisa mengakomodir berbagai pihak sehingga terwujud stabilitas efektifitas dalam pemerintahan yang sudah kita sepakati bersama. Bapak Ibu sekalian khususnya Pimpinan dan Anggota Pansus yang saya hormati. Inti daripada pokok-pokok pengaturan RUU memang banyak memuat hal untuk penguatan sistem kepartaian dan sistem pemerintahan presidensil, antara lain misalnya yang pertama alokasi kursi dan daerah pemilihan. Kami juga sudah menghubungi pimpinan-pimpinan partai politik semua ada yang menginginkan Dapilnya ditambah. Tidak mau kalah DPD RI juga minta jumlah anggotanya per Dapil juga minta ditambah. Nah ini pertimbangan yang nanti bisa dibahas disini. Terkait alokasi kursi dan daerah pemilihan, memang terkait dengan penataan

6

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 7: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

daerah pemilihan dan alokasi kursi ini saya kira merupakan isu yang paling penting didalam penyusunan disain Pemilu, karena ini juga masukan dari KPU dari DKPP dan juga dari Bawaslu. Sebagai gambaran mohon izin pada Pemilu tahun 2014 menunjukan masih jauhnya prinsip proporsionalitas terkait alokasi kursi dan daerah pemilihan. Juga sebagian daerah pemilihan itu mengalami kelebihan atau over dalam kaitan representasi. Sedangkan di beberapa daerah pemilihan lainnya mengalami kekurangan representasi. Nah disparitas tersebut menunjukan bahwa proporsionalitas memang terindikasikan menjadi terabaikan. Saya kira menjadi prinsip yang kami garisbawahi. Oleh karena itu menyangkut penataan daerah pemilihan dan alokasi kursi saya kira pemerintah tentunya akan sepakat dengan yang terhormat fraksi-fraksi di Panja ini yang merupakan perpanjangan tangan dari partai politik bahwa penataan daerah pemilihan dan alokasi kursi hendaknya dapat menjadi perhatian utama dalam pembahasan RUU ini untuk menjamin tadi yang berkaitan dengan masalah proporsionalitas. Saya kira ini harus didisain dengan dasar setidaknya masalah kesetaraan nilai suara, integritas wilayah dan cakupan wilayah yang sama. Saya kira sudah kita ketahui bersama misalnya provinsi baru Kaltara, luas wilayah memang dua setengah kali Pulau Jawa tapi jumlah penduduknya dibawah satu juta. Dimana Pulau Jawa sudah hampir seratus juta lebih. Ada partai politik yang punya pendulang suara kursi terbesar, misal Golkar di Sulsel misalnya, tapi nilai kursinya harganya dibanding dengan di Jawa jauh lebih kecil yang ada di Sulawesi. Apakah di Jawa bisa ditambah jumlah Dapilnya, mungkin Dapilnya Pak Ketua kan pangsa terbesar itu di Jawa Timur misalnya begitu. Pangsa terbesar Partainya Pak Laoly mungkin ada di Jawa Tengah, misalnya gitu, Jabar mungkin ada PKS, ada Demokrat dan sebagainya. Sementara itu alokasi kursi di setiap daerah pemilihan ini akan menjadi sangat penting dalam penataan sistem kepartaian yang akan dicapai. Namun demikian tentunya harus memperhatikan tadi kami ulang kembali menjamin hal-hal yang berkaitan dengan proporsionalitas dan representasi politik masyarakat. Yang kedua mengenai metode konversi suara ke kursi. Memang pemilihan terhadap satu metode konversi suara ke kursi merupakan sebuah pilihan yang harus dilandasi oleh sebuah komitmen politik terkait dengan tadi yang kami sampaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem kepartaian. Penyederhanaan sistem kepartaian seakan berbanding terbalik dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan proporsionalitas. Oleh karena itu kami ingin nanti antara pemerintah dan yang terhormat Bapak Ibu dari Panja ini ada jalan tengah diantara hal-hal yang berkaitan dengan sistem kepartaian yang menjadi dasar dalam hal pemilihan metode konversi suara ke kursi dan juga berkaitan dengan aspek proporsionalitas. Pemerintah sudah menyiapkan dan mengusulkan berbagai alternatif yang tentunya nanti akan kita bahas bersama. Yang ketiga berkaitan dengan sistem Pemilu Anggota DPR dan Anggota DPRD. Memang sistem Pemilu Anggota DPR dan DPRD berpengaruh signifikan terhadap penguatan sistem pemerintahan presidensiil dan sistem kepartaian yang kita anut. Keserentakan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Anggota DPR, DPRD, DPD memang harus diikuti dengan sistem pemilihan Pemilu Anggota DPR dan DPRD yang tepat sebagai upaya penguatan sistem pemerintahan presidensiil dan sistem kepartaian. Nah konsep dampak ikutan ini yang memang harus dimanfaatkan untuk secara prinsip demi penguatan sistem pemerintahan presidensiil. Pimpinan dan Bapak Ibu sekalian, khsusnya Anggota Panja yang saya hormati bahwa sistem proporsional terbuka murni seperti pada Pemilu 2014

7

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 8: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

memang menimbulkan berbagai aspek yang belum bisa kami sebutkan satu per satu, detailnya disini. Banyak korban banyak keuntungan yang didapat, contoh korban ya Pak Menteri Hukum dan HAM ini, ini korban dari sebuah sistem tapi garis tangannya baik jadi menteri. Tapi banyak juga yang memang menjadi korban dalam hal ini. Kalau KPU memang mencermati maraknya masalah-masalah yang berkaitan dengan politik instan yang ditandai dengan maraknya politik uang, ini yang harus dicermati dengan baik. Pemerintah berpandangan dalam sebuah negara demokrasi partai politik merupakan pilar utama yang sangat penting. Sekali lagi bahwa partai politik merupakan pilar utama yang sangat penting, oleh karenanya partai politik mempunyai fungsi yang harus dijalankan secara berkelanjutan. Baik fungsi kaderisasi, fungsi rekrutmen politik ini merupakan fungsi yang harus dilakukan oleh partai politik, tapi pemerintah tidak ingin masuk ke porsi ini, karena ini adalah porsi masing-masing partai politik yang mempunyai anggaran dasar dan anggaran rumat tangga yang mungkin berbeda atau mungkin sama yang tentunya punya kebijakan punya strategi dalam memasuki setiap proses pemilihan umum. Juga berkaitan dengan pelembagaan partai politik ini menjadi sangat fundamental dalam menghadirkan calon-calon yang berkualitas untuk ditawarkan kepada pemilih kepada masyarakat dalam sebuah pemilihan umum. Mengenai disain saya kira tidak kami bahas pada pandangan pemerintah ini juga pemerintah dalam draftnya kami menawarkan ibaratnya Nasi Padang. Saya yakin Bapak Ibu sekalian dengan garis kebijakan partai maupun fraksi mau memilih menu yang mana. Nah memilih menu yang mana kan ada kesepakatan. Dari pimpinan saja ini saya kira beda seleranya. Pak Benny K Harman orang NTT maunya ini, mungkin Ikan Patinnya Pak Ketua yang khas Riau beda dengan khas yang ada di Palembang. Pak Patria termasuk Pak Yandri juga mungkin seleranya berbeda, maka sementara kami ambil jalan tengah tadi menawarkan sistem proporsional terbuka terbatas. Karena kedaulatan ada di partai politik, aspirasi masyarakat juga kita buat tapi hasil loby kami dengan pimpinan ketua umum partai politik, ada partai politik yang di anggaran dasarnya sudah mencantumkan tegas sistemnya adalah sistem terbuka. Nah ini Pak Yandri yang tahu ini komprominya bagaimana. Saya sudah ketemu dengan ketua umum Pak Yandri, saya kira ini akan bisa lebih mudah mencari jalan tengah. Jadi ada partai yang harus terbuka, ada partai yang menginginkan tertutup tapi ada keputusan MK yang menyatakan terbuka. Maka arahan Bapak Presiden kepada saya Pak Laoly dan Menteri Keuangan aspirasi masyarakat harus didengar, keputusan MK harus didengar, garis kebijakan dan kedaulatan partai-partai politik juga harus diperhatikan. Jadi jalan tengahnya saya yakin pimpinan sudah bisa menggiring pada opini yang bisa dipahami secara terbuka nanti. Artinya kami mengambil sebuah kesimpulan bahwa sistem proporsional terbuka terbatas ini kalau toh nanti bisa disepakati ini kan sementara, kami juga tidak bersikukuh bisa terbuka bisa tertutup dan sebagainya yang penting mengakomodir kepentingan partai politik prinsipnya mengakomodir aspirasi masyarakat termasuk elemen-elemen demokrasi, memperhatikan keputusan Mahkamah Konstitusi termasuk mengakomodir kepentingan partai politik untuk menjalankan fungsi rekrutmen politiknya, termasuk tentunya yang berkaitan dengan masalah kaderisasi sesuai dengan mekanisme internal partai secara demokratis. Point ke empat yang tidak kalan pentingnya ini masalah ambang batas parlemen. Kami memang sementara mengambil posisi sama tiga setengah, tapi prinsipnya pemerintah ingin naik, nah naiknya itu bisa empat bisa lima, atau mungkin Partai Nasdem juga pernah call diatas tujuh tapi pemerintah sementara harus naik ya maksimum lima. Itu baru pikiran pemerintah maksimum bisa empat atau bisa tiga

8

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 9: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

setengah dan sebagainya. Termasuk juga mohon Pimpinan Pansus juga bisa mengundang partai-partai baru nanti yang lewat Pak Menteri Hukum dan HAM ini siapa partai baru yang bisa ikut Pemilu mungkin aspirasinya toh juga harus didengar. Kemudian yang ke lima masalah pencalonan presiden dan wakil presiden. Ini menarik karena pencalonan itu dapat dilakukan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, artinya partai politik dengan kelembagaan yang telah baik dan teruji yang siap dalam proses untuk pengusulan calon presiden dan wakil presiden. Yang dulu juga tidak terpikirkan di kita akan muncul calon Pilkada tunggal. Nah juga tidak menutup kemungkinan muncul calon presiden dan wakil presiden tunggal, mungkin saja. Yang kedua apakah calon presiden yang didukung oleh gabungan partai politik dia harus berkampanye di sejumlah partai politik yang sama. Ini juga menjadi bahan pertimbangan dan bahan perenungan kita bersama. Kemudian yang terakhir adalah terkait dengan kelembagaan penyelenggaraan Pemilu dan partisipasi masyarakat yang bersifat nasional tetap dan mandiri, kemudian prinsip kemandirian dan integritas ini sangat penting dalam pelaksanaan Pemilu nanti bisa kita bahas dengan detail berkaitan dengan format KPU, Bawaslu maupun DKPP. Hanya kami mohonkan agenda pembahasan ini akan terpotong Komisi II DPR akan memilih Komisioner KPU dan Bawaslu pada bulan Februari tahun 2017. Tahapan-tahapan Pileg, Pilpres 2019 harus sudah dimulai paling lambat bulan Juni tahun 2017. Saya kira dengan Pansus ini akan beda walaupun banyak Bapak Ibu Anggota Pansus yang ada di Komisi II. Saya kira demikian Bapak Ketua, Wakil Ketua dan Bapak Ibu Anggota Pansus dan teman-teman dari pemerintah, intinya saja ini kami bacakan lengkapnya nanti bisa kami bagikan, tapi pada prinsipnya pemerintah terbuka bahwa draft ini tidak harga mati. Karena keputusan yang paling utama ada di tangan Pansus ini. Tentunya juga akan mendengar keinginan dan masukan dari yang terhormat perwakilan DPD RI, ya karena kan punya kepentingan DPD RI. Nah ini tinggal bagaimana nanti, karena Pak Muqowam kalau kami dengar kalau Anggota DPD RI menjadi mayoritas ya juga menjadi repot DPR, nanti usul amandemen lagi, nah kan itu. Ini juga aspek politisnya juga harus menjadi pertimbangan. Penguatan DPR harus wajib, penguatan internal DPD harus tapi jangan sampai penguatan DPD ini melebihi penguatan DPR, itu pandangan kami, itu pandangan kami Pak Muqowam. Makanya kesimpulan kemarin kami pertimbangkan usul yang terhormat Anggota DPD RI kami serahkan pada Bapak Ibu Anggota Panja ini yang juga DPD hadir untuk bisa membahas bersama dalam diskusi-diskusi. Saya kira demikian Bapak Ketua soal agenda penjadwalan waktu pemerintah ikut saja, silahkan Pimpinan dan Anggota Panja merumuskan jadwalnya mau pagi siang sore, mau kaya Pilkada kemarin sampai Subuh ya kami siap. Apakah modal dibahas per pasal juga akan memakan waktu panjang atau per cluster akan lebih cepat sehingga hasil pertemuan saya dengan Pak Ketua DPR, masih Pak Akom ya, dihadiri Pak Fahri, dihadiri Pak Fadli Zon juga sepakat kalau bisa jangan melebihi bulan April, jadi masih ada Desember, Januari, Februari, Maret. Saya kira empat bulan cukup membahas diskusikan masuk Tim Perumus, masuk Tim Sinkronisasi ini menjaga kalau-kalau ada gugatan dari Mahkamah Konstitusi. Saya kira ada Pimpinan Komisi III yang sangat paham dengan mekanisme yang ada di MK tentunya ini harus menjadi bahan pertimbangan. Soal jadwal kami serahkan sepenuhnya saja kepada yang terhormat Pimpinan dan Bapak Ibu Anggota Panja,

9

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 10: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

pemerintah ikut dan mohon izin pemerintah juga nanti tidak harus bersamaan, bisa saya sendiri, bisa bertiga yang ditunjuk presiden, bisa Pak Laoly yang penting tim perumus nanti Eselon I, Eselon II di tiga kementerian ini siap memback up Panja ini dengan baik. Sekian terima kasih, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Ini banyak dikeplok ini pak menteri, berarti banyak yang langsung menusuk soalnya ini, termasuk DPD juga langsung ditusuk. Baik Pak Menteri Hukum dan HAM ada menambahkan, sudah ya cukup ya. Baik, terima kasih kepada pemerintah yang telah menyampaikan penjelasan secara garis besar terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum ini. Selanjutnya kami persilahkan DPD untuk memberikan pandangannya terhadap RUU ini. Dari DPD ada hadir Pak Drs. H. Akhmad Muqowam, Ketua Komite I ya DPD, kemudian ada Pak Benny Rhamdani. Kalau Pak Akhmad Muqowam dari Jawa Tengah, Pak Benny Rhamdani dari Sulawesi Utara, kemudian ada Letjen TNI Nono Sampono dari DKI ya, eh Maluku ya Maluku, maaf. Kemudian Bapak Ahmad Kaneni ya dari Bengkulu, kemudian Pak Hendri Zainuddin, Sumatera Selatan ya. Kemudian Ibu Dra. Eni Sumarni, oh belum hadir ya, kemudian Pak Syafrudin Atasoge, NTT, dari NTT pak ya, oh temannya Pak Benny ya, kemudian Pak Bahar Ngitung, Pak Bahar Ngitung dari Sulawesi Selatan. Dari saya kira itu dari DPD kami persilahkan, Pak Akhmad Muqowam mungkin yang menyampaikan. ANGGOTA DPD RI (Drs. H. AKHMAD MUQOWAM): Terima kasih, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segenap Pimpinan Pansus Penyelenggaraan Pemilu ada Ketua Pak Lukman Edy, Pak Benny, Pak Yandri dan Pak Riza Patria, kemudian dari pemerintah Pak Tjahyo Kumolo yang sama-sama dari Jawa Tengah, kemudian Pak Menteri Hukum dan HAM Pak Yasona Laoly alumni Komisi II yang memang masih punya wilayah group Pak Lukman, wilayah group alkomdu namanya alumni komisi dua, komendannya Pak Agun. Alkomdu namanya alumni komisi dua. Walaupun Pak Menteri sudah Pak Laoly sudah menteri saya DPD komendan WAG tetap ketua komisi dua, namanya Agun Gunanjar Sudarsa itu ngga boleh diganti. Ibu Bapak sekalian pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa Alkhamdulillah kami DPD ikut serta didalam pembahasan rancangan undang-undang yang tadi oleh Pak Lukman Edy sering panggilan bekennya LE pak, ya LE pak, ya Lukman Edy. Sudah dikenalkan sama Anggota DPD yang hadir sudah empat kali sehingga saya tidak perlu menambahkan lagi siapa-siapa. Pak Lukman sudah sangat antisipatif siapa tahu DPD nanti …untuk menjadi penjaring suara untuk kepentingan Pak Lukman saya kira. Pimpinan dan Anggota Pansus serta Pak Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM dan jajarannya serta yang mewakili Menteri Keuangan. Sebuah idealitas penyelenggaraan Pemilu adalah menciptakan sebuah sistem Pemilu yang dan tata politik demokrasi yang mampu menciptakan pemerintahan yang stabil, bersih, berintegritas dan dihasilkan dari sebuah pemilihan demokratis secara

10

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 11: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

langsung sebagaimana adagium voks populi voks day. Sejak tahun 1999, era dimana era reformasi ini dimulai penyelenggara Pemilu telah memberikan inspirasi untuk memikirkan pengaturan demokrasi elektoral yang lebih baik dan jangka panjang demi kebaikan bangsa dan negara, praktek demokrasi dalam kepemimpinan baik dalam lembaga eksekutif pusat daerah maupun Pilpres dan Pilkada maupun didalam lembaga legislatif pusat dan daerah yaitu DPR, DPD, DPRD sudah berjalan relatif baik. Kami mencatat sepanjang reformasi ada belasan undang-undang yang ada beberapa undang-undang yang berkaitan dengan Pemilu baik undang-undang, kemudian Undang-Undang Pemilu Legislatif, Undang-Undang 8, kemudian Undang-Undang Pemilu Presiden, kemudian dua Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu, dan lima Undang-undang eh dua Undang-Undang Kepala Daerah, tiga undang-undang. Oleh karena itu DPD sangat memahami bahwa perubahan Undang-Undang Pemilu ini berangkat dari dinamika politik yang cepat dan merupakan upaya pemenuhan aspirasi daerah dan masyarakat daerah sebagai bagian dari ikhtiar membangun tata demokrasi yang bermartabat melalui rekayasasi politik maupun bagian dari mengakomodasi norma hukum yang baru. Gagasan melakukan kondifikasi undang-undang ini kedalam regulasi tunggal dalam hal ini adalah Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu yang telah disusun pemerintah patut dihargai dan diapresiasi sebagai bagian dari upaya didalam rangka menyederhanakan regulasi dalam penyelenggaraan pemilihan umum. DPD berpandangan juga bahwa urgensi melakukan perubahan ini juga berangkat dari satu kondisi yang meniscayakan yang antara lain juga adalah perubahan guna mewadahi norma baru yang didasarkan pada putusan MK Nomor 14/PUU-XI/2013 yang menyatakan bahwa Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 harus dilaksanakan secara bersamaan. Senapas dengan putusan MK tersebut DPD sepakat bahwa RUU Penyelenggaraan Pemilu yang mengakomodasi Pemilu serentak atau secara bersama-sama menjadi fondasi bagi bangunan demokrasi sekaligus arah kehidupan bangsa ini melalui penguatan sistem presidensial. Ibu dan Bapak sekalian, berbagai undang-undang yang berbeda-beda tersebut diperlukan penyatuan agar tidak terjadi permasalahan pertama misalnya adalah terjadinya pengulangan duplikasi regulasi didalam berbagai undang-undang. Lalu yang kedua adalah pengaturan yang berbeda-beda juga berakibat pada tidak adanya standarisasi yang bisa yang pasti. Kemudian yang ketiga adalah adanya materi yang sama namun pengaturannya didalam berbagai undang-undang bahkan juga kontradiktif. Kemudian ke empat misalnya lagi adalah terjadinya inkonsitasi penerapan didalam cara pemberian suara Pemilu antara jenis Pemilu yang satu dengan Pemilu yang lainnya. Oleh karena itu problematika tersebut di atas menjadi satu alasan penguat untuk mengkodifikasi tentang hal kepemiluan menjadi satu undang-undang. Selain juga karena pada dasarnya Undang-Undang Pemilu tersebut mengatur materi yang sama dan berkaitan serta kerapkali secara substansi adalah sama. Kebutuhan menyatukan tiga undang-undang yang mengatur Pemilu dan upaya mengakomodasi putusan MK dalam norma hukum menjadi ikhtiar konstitusional dalam rangka melakukan harmonisasi pasal-pasal dalam Undang-Undang Pemilu. Substansi dari penyelarasan ini dimaksudkan guna memadukan sekaligus memudahkan pelaksanaan Pemilu, serta yang paling penting adalah meningkatkan derajat kualitas pelaksanaan Pemilu sebagai bagian dari upaya penataan demokrasi di Indonesia. Oleh karena itu bagi DPD arah perbaikan Undang-Undang Pemilu yang disatukan dalam Undang-Undang Penyelenggaraan

11

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 12: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Pemilu hendaknya mampu menjawab paling tidak dua pertanyaan. Pertama apakah makna Pemilu yang bebas demokratis dan langsung jika apa makna Pemilu yang bebas demokrasi dan langsung jika pemerintahan yang dihasilkan tidak mampu memberikan insentif dan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat. Kemudian kedua, mengapa Pemilu yang bebas dan demokratis tidak berbanding lurus dengan lahirnya pemimpin yang bersih dan berintegritas yang mampu menciptakan tatakelola pemerintahan yang baik. Saya kira Pak Mendgri dalam berbagai kesempatan menyampaikan mulai tahun 2005 sampai 2014 paling tidak ada kasus-kasus hukum yang mendera cukup banyak pimpinan daerah yang saya kira ini menjadi bagian yang kami dari DPD memberikan satu konstatasi. Oleh karena itu Pemilu yang bebas dan demokratis tidak berbanding lurus dengan lahirnya pemimpin yang bersih dan berwibawa dan berintegritas, yang karena itu kami berharap bahwa Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu kali ini harus mampu menciptakan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih. Dalam pemikiran umum sistem Pemilu pada hakekatnya adalah mekanisme atau metode tertentu yang digunakan untuk mengubah suara menjadi dukungan konkret atau suara baik untuk Anggota DPR, DPD, DPRD untuk mewakili mereka didalam badan legislatif, sedangkan pada pemilihan presiden ditujukan untuk memperoleh mandat di lembaga eksekutif yang bertugas menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Pemilu mencakup prosedur dan mekanisme penyelenggaraannya serta tatakelola dalam rangka menghasilkan pemerintahan yang efektif demokrasi yang … dan terkonsolidasi yang stabil dan mendukung kinerja pemerintahan hasil Pemilu. Pilihan atas format Pemilu merupakan satu kesatuan rangkaian paket pilihan bersama-sama dengan sistem pemerintahan, sistem perwakilan, sistem kepartaian dan representasi daerah. Artinya harus ada koherensi dan konsistensi antara pilihan atas sistem pemerintahan, sistem perwakilan, sistem Pilkada, sistem kepartaian dan representasi daerah. Oleh karena itu pada pilihan atas format dan sistem Pemilu bertolak dari kesepakatan tentang tujuan Pemilu itu sendiri apakah lebih pada tujuan pertama adalah representatifnes atau keterwakilan politik semua unsur kelompok dan golongan dalam masyarakat atau lebih pada tujuan kedua adalah menghasilkan pemerintahan yang bisa memerintah atau yang populer disebut sebagai pemerintahan yang efektif. Ibu dan Bapak sekalian, Pimpinan, Pak Menteri dan hadirin sekalian. Beberapa isu yang kami sampaikan didalam kesempatan rapat kerja ini pertama adalah, satu mengenai sistem Pemilu Anggota DPR dan DPD. Terhadap usulan sistem proporsional terbuka terbatas, DPD berpandangan bahwa sistem ini berdampak positif bagi penguatan kelembagaan partai politik, namun demikian perlu juga diperhatikan bahwa sistem proporsional terbuka yang selama ini dilakukan paling tidak didalam dua kali pemilihan umum dengan suara terbanyak selama ini lebih memberikan ruang kepada rakyat untuk berpartisipasi dalam proses berkedaulatan di Indonesia dan memberikan ruang kesederajatan dalam kompetisi perebutan suara rakyat. Kemudian kedua, pencalonan presiden dan calon wakil presiden. DPD berpandangan bahwa bangunan konstitusi menguatkan konsistensi politik bagi sistem presidensiil harus dikuatkan. Bahkan menurut kami mesti dibuka ruang pembentukan mekanisme koalisi permanen sebelum pemilihan presiden. Hal tersebut juga bagian dari penguatan sistem presidensiil sehingga mengarah pada pembentukan pemerintahan yang efektif. Jadi Bapak Ibu sekalian saya kira salah satu pemikiran kami di DPD adalah koalisi permanen yang diharapkan mampu

12

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 13: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

menstabilisasi pemerintahan. Kemudian yang ketiga penambahan ketentuan azas, ya ini isu lain dari yang selama ini populer baik disampaikan oleh teman-teman Anggota DPR dan juga pemerintah adalah mengenai penambahan azas,kami memberikan beberapa pertimbangan karena itu kemudian pertama adalah azas moralitas, lalu yang kedua adalah azas idealitas, lalu yang ketiga adalah azas keteladanan, kemudian kepemimpinan dan kenegarawanan yang kami nanti akan siap bersama teman-teman Pansus untuk memberikan pikiran-pikiran lebih detail mengenai hal yang dimaksudkan oleh DPD untuk memberikan tambahan kepada bab mengenai pasal mengenai azas didalam rancangan undang-undang tersebut. Kemudian empat, antisipasi calon tunggal. Jadi pak menteri tadi sudah menyampaikan bahwa calon tunggal hari ini untuk Pilkada misalnya pada 2017, di Jawa Tengah ada satu daerah di Pati dalam hal ini, yang hari ini Mas Fandi yang dihadapi adalah botoh, luar biasa botoh itu. Jadi saya kira Mas Agung Jawa Tengah luar biasa. Pilihan kepala desa misalnya a dan b selisih lima ratus, kalau a itu disenangi b tidak disenangi maka sang botoh bisa mengambil suara lima ratus itu dialihkan kepada yang dia senangi. Jadi dia bermain pada angka perbedaan itu, dan saya kira untuk Pati ini menjadi menarik karena perkuatan-perkuatan di tingkat masyarakat untuk memenangkan … juga sangat tinggi sekali, ini mohon maaf ini Pak Mendagri di Pati itu. Karena kebetulan ini adalah daerahnya Pak Mendagri sehingga saya harus minta maaf. Kemudian soal ambang batas, saya kira mohon maaf ini karena ini kalau saya memberikan pendapat yang lebih detail saya kira over bodeh ya ambang batas itu menjadi ruang dari teman-teman Anggota DPR kalau kemudian kami berpendapat nanti dianggap pro Pak Lukman dianggap pro Pak Yandri kan ngga enak saya di ruangna ini gitu. Kemudian soal konversi suara ke kursi. Dalam perihal perhitungan perolehan kursi DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Dalam RUU ini menggunakan formula baru yaitu suara sah setiap partai politik dibagi dengan bilangan pembagi dengan pecahan satu point empat diikuti secara berturut-turut dengan bilangan ganjil, tiga, lima, tujuh dan seterusnya. Yang tentu berbeda dengan proses perhitungan yang kemarin yang menurut pemerintah adalah ini lebih memberikan makna kepada kuantitas yang didapatkan oleh sebuah partai politik baik itu dalam jumlah yang banyak atau kecil sehingga dengan demikian ini tentu akan berbeda implikasinya kepada partai-partai yang secara media itu adalah partai besar atau partai kecil. Yang perlu diperhatikan adalah dalam hal ini adalah berbagai pengamat berbagai tulisan mengindikasikan bahwa kalau ini digunakan maka sisa suara itu sangat tinggi sekali. Ini dari berbagai exercise simulasi yang terjadi dan kita baca diberbagai pendapat baik para pakar ataupun di berbagai artikel di media. Kemudian yang ke tujuh alokasi kursi dan daerah pemilihan. Dalam RUU ini usulan pemerintah dinyatakan bahwa untuk alokasi kursi untuk satu Dapil DPR RI adalah tiga sampai sepuluh kursi, sedangkan Dapil DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota sebesar tiga sampai dengan dua belas kursi. Berkaitan dengan alokasi kursi Anggota DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota maka DPD berpandangan bahwa semakin kecil jumlah alokasi kursi setiap Dapil maka aspek keterwakilan menjadi semakin tinggi sehingga pola hubungan wakil rakyat dengan pemilih atau konstituen dimungkinkan akan lebih terbina dengan baik. Oleh karena itu DPD berpendapat bahwa dengan menambah Dapil dan mengurangi jumlah alokasi kursi menjadi salah satu farian penting didalam rangka meningkatkan fungsi representasi dengan lebih mendekatkan wakil rakyat dengan rakyatnya. Sedangkan berkaitan dengan alokasi DPD RI alokasi kursi DPD lah ini yang pak menteri sampaikan, saya paling taat kepada undang-undang, jadi undang-undang ini bahwa Anggota DPD tidak boleh lebih dari sepertiga, karena itu

13

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 14: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

kalau pak menteri tadi menyampaikan bahwa DPD tidak boleh lebih besar, itu pertama akan melanggar konstitusi, lalu yang kedua itu pekerjaan yang saya kira mubazir gitu, ngga boleh dilakukan oleh DPD saya kira itu karena innal mubazdirinaka ichwana sayatin saya kira itu. Kami berpandangan apa namanya soal DPD supaya empat kursi provinsi maka dalam hal ini DPD memiliki pandangan yang berbeda. DPD berpendapat bahwa jumlah keanggotaan DPD saat ini belum mampu merepresentasikan kepentingan daerah dan masyarakat daerah secara penuh. Jadi kami dari DPD didalam berbagai dialog mestinya DPD dan DPR itu adalah saling melengkapi, tidak saling berebut kewenangan. Kami di komite I mohon maaf ini teman-teman, jadi misalnya dalam hal pak menteri melakukan pembatalan terhadap Perda, Perda ini produk legislatif daerah ikut, di dalam Undang-Undang 32 itu bagian daripada pemerintahan. Tetapi di pusat tidak ada institusi yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pembelaan terhadap Perda tersebut. Karena itu Mendagri secara sepihak menurut saya itu melakukan pembatalan terhadap 3.143 Perda yang tidak ada lagi aspek legislasinya di tingkat pusat. Padahal Perda itu adalah di satu sisi dia mengakomodasi Undang-Undang 23, di satu sisi juga merupakan bagian dari Undang-Undang 12 Tahun 2011 mengenai PPP (Pembentukan Peraturan Perundang-undangan), ini satu hal. Lalu yang kedua misalnya lagi adalah mohon maaf Pak Agun, dalam hal transfer daerah Pak Agun, saya kira pengalaman dengan Pak Agun yang lalu Komisi II pada waktu itu belum sempat melakukan pembahasan sesuai dengan apa yang tertuang dalam Tatib DPR pada waktu itu. Kita sudah mendapat legitimasi pada waktu itu tapi oleh Banggar belum bisa dilakukan. Nah dalam konteks ini saya kira bisa juga dilakukan simbiosis mutualistik, silahkan DPD yang membahas tapi finalnya di DPR misalnya. Jadi ini yang saya kira ruang-ruang kosong yang memang perlu perhatian dari kita semua di Senayan ini sebagai Anggota Parlemen yang harus secara bersama-sama mengapresiasi dinamika yang luar biasa. Jadi terhadap tersebut maka DPD mengusulkan penambahan jumlah Anggota DPD setiap provinsi dari empat menjadi lima. Jadi itu belum lebih dari sepertiga. Kalau kemudian nanti ada 34 Dapil maka itu ada 170 Anggota DPD. Jadi luasan itu memberikan satu persoalan tersendiri kepada DPD lebih-lebih kalau kemudian kita mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan luas dan kompleknya persoalan daerah dan otonomi daerah. Selain alasan konstitusional yang diatur oleh undang-undang ditinjau dari aspek historis usulan DPD ini memiliki historis yang kuat, dimana pada tahun 1999 jumlah utusan daerah sebanyak lima orang. Mengacu pada ketentuan Pasal 2 Ayat (1) sampai dengan Ayat (7) Undang-Undang 4 Tahun 99 tentang susunan ketentuan MPR, DPR RI dan DPRD. Dalam pasal-pasal tersebut secara rinci menentukan bahwa Anggota MPR RI terdiri atas Anggota DPR ditambah dengan utusan daerah utusan golongan dimana jumlah Anggota MPR hasil Pemilu 1999 adalah 700, dengan perincian 500 Anggota DPR 135 utusan daerah kemudian 65 dari utusan golongan. Jadi saya kira didalam historia ketatanegaraan kita fungsi daerah sudah pernah diakomodasi didalam Undang-Undang 4 Tahun 1999. Kemudian yang kedelapan mengenai penguatan kelembagaan KPU. DPD berpendapat bahwa DPD sependapat dengan pandangan pemerintah berkaitan dengan pentingnya penguatan kelembagaan KPU sebagai penyelenggara Pemilu baik berkaitan dengan status komisioner KPU untuk mengubah statusnya sebagai pejabat negara maupun dugaan penguatan pada Sekretariat Jenderal sebagai suporting sistem. Namun demikian berkaitan dengan persyaratan menjadi Anggota KPU DPD memiliki pandangan pertama adalah mengenai persyaratan umur ya kemarin Pak Mendagri sampaikan bahwa kewibawaan kemudian pengalaman itu menjadi inline dengan fungsi-fungsi

14

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 15: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

pelaksanaan KPU dimana usia 45 didalam draft pemerintah kami mengambil sikap mengambil point yang moderat usia 40 tahun. Karena persoalannya juga nanti Pak Menteri Hukum dan HAM, bagi teman-teman yang hari ini sudah menjadi Anggota KPU tetapi usianya pada waktu nanti belum 45 saya kira harus ada eksepsinya ini. Jadi hari ini ada teman-teman yang usianya masih dibawah 40, 45 yang kemudian kalau mendaftarkan lagi itu apakah kemudian dia tidak diperbolehkan atau tidak. Saya kira ini juga perlu dipikirkan karena di berbagai provinsi usia mereka itu masih memungkinkan bahkan masih dibawah 40 tahun. Jadi oleh karena itu harus ada eksepsi harus ada jalan keluar terhadap hal ini. Kemudian terhadap pengunduran diri sebagai keanggotaan Parpol, jabatan politik, jabatan pemerintahan dan BUMN serta BUMD, DPD berpandangan bahwa ketentuan berkaitan keanggotan partai politik dimana tidak boleh manjadi anggota partai politik pada saat mendaftarkan dan Bawaslu dalam undang-undang sebelumnya lebih menjamin terjaganya derajat netralitas dibanding RUU Penyelenggaraan Pemilu. Sehingga Bapak Ibu sekalian sekurang-kurangnya lima tahun itu menjadi penting, saya mohon maaf bukan apa-apa tapi bahwa lembaga ini harus melahirkan sebuah norma yang bisa memberikan trust kepada publik, ini penting. Saya ingin menjaga kita semua kalau kemudian hari ini besok saya daftari saya keluar dari partai politik maka sebetulnya itu sah-sah saja tapi dari sisi etika dari sisi akseptabilitas dari sisi trust masyarakat saya kira perlu dipertimbangkan. Kemudian soal Bawaslu, saya kira penguatan Bawaslu inline dengan KPU, kami juga sependapat dengan penguatan Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu dengan menjadikan komisioner. Saya kira sebagai pejabat negara didalam draf ini belum, serta penguatan pada Sekjen yang sudah semestinya juga dilakukan. Berkaitan dengan Panwaslu Kabupaten/Kota yang kelembagaannya selama ini bersifat ad hock, dimana pada draf ini menjadi Bawaslu saya mohon kepada kita semua Bapak Ibu sekalian, di dalam pasal-pasal bab-bab mengenai KPU dan Bawaslu itu kelihatannya sama tapi tidak sama. Misalnya di dalam undang-undang itu Ketua KPU secara ekplisit ada di dalam pasal sendiri, sedangkan Ketua Bawaslu tidak dalam pasal sendiri. Jadi ketua ini ini ini dalam KPU tapi Bawaslunya tidak. Kemudian KPU adalah lembaga yang sifatnya non struktural didalam Bawaslu tidak ada kalimat itu, walaupun sama-sama itu adalah herarki semua. Jadi saya coba mendalami nampaknya secara kelembagaan secara organisasional harus juga dijalaskan oleh pemerintah ini sebetulnya dalam bahasa Pak Ketua dalam bahasa Komisi II saya tarikan nafas antara KPU dan Bawaslu ini tapi kemudian didalam undang-undang ini nampaknya kalau kita detailkan ini agak berbeda. Termasuk juga penguatan DKPP. Kemudian yang sebelas adalah soal sentral Gakumdu. Jadi sentra Gakumdu merupakan wadah untuk menangani tindak pidana Pemilu, Gakumdu sudah semestinya bersifat obyektif, transparan, akuntabel dan tepat waktu. Dengan bergabungnya Bawaslu, Polri, Kejaksaan Agung dalam satu wadahdiharapkan pemahaman dan pola penanganan tindak pidana Pemilu dapat dilaksanakan tanpa terganggu persoalan teknis. Hasil pengawasan langsung DPD pada Pilkada 2015 dan Pemilu 2014 yang lalu Gakumdu belum bekerja secara optimal. Kasus pelanggaran pidana Pemilu belum tertangani dengan baik yang disebabkan pertama adalah waktu penanganan yang singkat, perbedaan persepsi dan pemahaman antar penegak hukum ini Pak Laoly, kemudian masih ada ego sektoral masing-masing lembaga penegak hukum, kemudian kapasitas SDM yang memang perlu ditingkatkan. DPD berpandangan bahwa penegak hukum dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu harus mencakup ke empat aspek pengawasan didalam rangka pelaksanaan pemilihan umum. Soal politik uang, DPD berpandangan bahwa politik uang perlu diatur secara konperhensip dengan variabel

15

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 16: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

yang jelas dan terukur termasuk didalamnya sanksi yang tegas, tidak hanya bagi pelaku namun juga penerima guna menaikan kualitas demokrasi di Indonesia. Saya kira itu hal yang menjadi penting untuk kita semua Bapak Ibu sekalian karena rutinitas pelaksanaan demokrasi pemilihan umum dari pemilihan ke pemilihan namanya trust ini yang perlu kita lebih ditingkatkan lagi. Oleh karena itu kami dari DPD pertama adalah ingin bersama-sama dengan teman-teman dari Pansus untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa melalui pembentukan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu ini. Lalu yang kedua DPD siap menjadi patner teman dalam dialog ya dalam pembahasan undang-undang ini. Jadi saya kira terima kasih kepada Komisi II ini tidak terjadi didalam banyak komisi, Pak Rufinus. Jadi Komisi II dengan Komisi I saya kira sudah sedulur silorowedi saya kirasudah begitu dekat jadi karena itu ini barangkali secara apa secara pengalaman perlu juga ditularkan kepada komite yang lain di DPD dan komisi yang lain di DPR RI ini. Lalu yang terakhir adalah atas itu kemudian Pak Lukman, Pak Lukman saya kira pernah di Malang, DPD siap untuk Manjing, Ajur, Ajer. Manjing itu masuk Pak Viva, kalau saya salah tolong dikoreksi Pak Viva jangan sungkan-sungkan kepada saya. Manjing itu masuk, kemudian Ajur itu adalah apa ya mlebur, kemudian Ajer itu dia tidak ada beda gitu loh, Manjing, Ajur dan Ajer gitu. Jadi memang filosofi ini Pak Muzammil memang berat bagi orang yang bukan orang Jawa tapi bisa dilakukan oleh orang Jakarta ini saya kira begitu. Apalagi Pak Lukman, Pak Lukman ini Manjing, Ajur, Ajerini sudah ngga karu-karuan dia ini. Dia fitnah, fitnah khasanah Pak Lukman. Dan terakhir Pak Menteri dan teman-teman Pansus saya kira kami komit untuk target waktu ya, saya membaca bahwa sesuai dengan nanti mekanisme akan dibahas kita akan selesaikan pada awal-awal tahun 2017. Saya kira demikian Pimpinan, Anggota Pansus, Pak Menteri Dalam Negeri beserta jajarannya, Pak Menteri Hukum dan HAM beserta jajarannya, kemudian yang mewakili Kementerian Keuangan, serta wabil khusus kepada teman-teman saya dari Anggota DPD yang oleh Pak Lukman sudah dikenalkan secara keseluruhan tadi. Terima kasih, wallahulmuafik illakumintorik, WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Waalaikusalam warrahmatullahi wabarakatuh. Ada yang mau diserahkan tertulis.

Yang satu dikasih ke pemerintah ya Pak Muqowan ya. Terima kasih Pak Muqowam, Ketua Komite I DPD RI, Wakil Ketua Akumdu,

Akumdu apa tadi ya, Alkumdu, keanggotaannya kan terbuka ya, artinya nanti kalau ada alumni berikutnya masuk ya disitu ya, Alkumdu. Berikutnya kami persilahkan dari teman-teman fraksi untuk menyampaikan pandangannya terhadap penjelasan pemerintah kita punya waktu 30 menit ya lima menit satu fraksi ngga terlalu lama-lama, kalau yang lama-lama masih ada waktu nanti ya masih panjang ini waktunya masih empat bulan tadi kata Pak Menteri. Kami persilahkan untuk yang pertama dari Fraksi PDI Perjuangan.

F-PDIP (ERWIN MOESLIMIN SINGAJURU):

16

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 17: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Bismillahirrohmanirrohim. Pandangan Fraksi PDI Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat terhadap Rancangan Undang-Undang tentang RUU Penyelenggaraan Pemilu.

Pimpinan yang saya hormati izinkan saya membacakan pandangan fraksi ini secara lengkap plus tambahannya. Dibacakan oleh Erwin Moeslimin Singajuru, Nomor Anggota A.135 Dapil Sumatera Selatan II.

Assalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Ohm swastiastu. Merdeka ! Yang terhormat Saudara Pimpinan dan segenap Anggota Pansus RUU Penyelenggaraan Pemilu Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Yang terhormat Saudara Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM berserta jajarannya. Yang terhormat Saudara Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Hadirin sekalian yang berbahagia. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allaht SWT karena

berkat rakhmat dan bimbingannya kita dapat hadir pada rapat kerja penyampaian pandangan fraksi-fraksi terhadap RUU Penyelenggaraan Pemilu. Seperti kita pahami bersama bahwa berbagai ikhtiar untuk meningkatkan kualitas demokrasi di tanah air khususnya dalam rangka pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk menghantarkan putra-putri terbaik bangsa menduduki jabatan puncak di pemerintahan yang dilakukan melalui mekanisme pemilihan umum langsung oleh rakyat, baik jabatan pimpinan eksekutif, pemerintah, presiden, wakil presiden, jabatan pimpinan eksekutif pemerintah daerah, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati dan walikota dan wakil walikota. Maupun legislatif yakni Anggota DPR, DPD dan DPRD. Terus dilakukan seiring dengan berbagai tuntutan agar penyelenggaraannya selain memenuhi azas langsung, umum, bebas dan rahasia, jujur dan adil juga mampu memastikan terwujudnya Pemilu yang bersih dan bermartabat. Dengan demikian harapan terpilihnya pimpinan pemerintah pada kedua jabatan tersebut yakni eksekutif dan legislatif yang berintegritas kapabel dan sungguh dapat terwujud.

Saudara Pimpinan dan Anggota Saudara Menteri, Saudara Ketua Komite I

DPD beserta hadirin yang mulia, salah satu terobosan strategis dalam kerangka penyelenggaraan Pemilu tersebut adalah gagasan besar memperkuat sistem pemerintahan presidentiil yang kuat dan efektif, yakni melalu Pemilu serentak nasional untuk Pemilu presiden, wakil presiden dan Pemilu legislatif tahun 2019. Sedangkan untuk pemilihan kepala daerah, wakil kepala daerah telah dilakukan secara bertahap dan akan dilakukan serentan nasional tahun 2024 yakni Pasal 2001 Ayat (8) Undang-Undang Nomor 10tahun 2016, perubahan kedua Undang-undang Nomor I tahun 2015 tentang pemilihan gubernur, bupati dan walikota, atau dengan kata lain di tahun 2024 akan diselenggarakan Pemilu serentak nasional secara bersama-sama untuk memilih presiden, wakil presiden, Anggota DPR, DPD, DPRD serta kepala daerah, wakil kepala daerah.

17

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 18: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Saudara Pimpinan dan Anggota, Saudara Menteri, Saudara Ketua Komite I berserta hadirin yang kita muliakan. Untuk memenuhi harapan Pemilu serentak nasional memilih presiden, wakil presiden dan Anggota DPR, DPD dan DPRD Fraksi PDI Perjuangan DPR RI menyampaikan sambutan baik dan hangat kepada pemerintah atas inisiatifnya menyusun RUU Kompilasi dari tiga undang-undang yang ada yakni Undang-Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu, Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan Undang-Undang 42 tahun 2008 tentang Pemilu presiden, wakil presiden. Sekaligus penyempurnaan atas ketiga undang-undang tersebut yang dituangkan dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu. Fraksi PDI Perjuangan RI memandang bahwa penyusunan RUU Penyelenggaraan Pemilu merupakan upaya untuk memberikan dasar hukum yang kuat bagi penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, pemerintah, warga negara dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu. Selain sebagai dasar hukum yang kuat penyusunan RUU Penyelenggaraan Pemilu juga dirasakan penting bagi unsur penyelenggara Pemilu dimaksud untuk mewujudkan penyelenggara Pemilu yang profesional serta mempunyai integritas, kapabilitas dan akuntabilitas melalui penguatan kewenangan kelembagaan dan kopentesi personal. Bagi perserta Pemilu presiden, wakil presiden dan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD didedikasikan untuk mewujudkan sistem pemerintahan presidensil yang kuat dan efektif. Bagi pemerintah untuk menjamin kewajibannya khususnya dalam hal pembiayaan bagi warganegara dimaksudkan untuk menjamin hak pilihnya secara cerdas dan bertanggungjawab. Bagi masyarakat untuk menjamin partisipasinya dalam mewujudkan Pemilu yang berkualitas.

Saudara Pimpinan dan Anggota, Saudara Menteri, Saudara Ketua Komite I

beserta hadirin yang mulia. Pada posisi tersebut diatas terhadap RUU Penyelenggaraan Pemilu inisiatid pemerintah Fraksi PDI Perjuangan DPR RI berpandangan bahwa beberapa substansi yang pernah mendapat perhatian lebih bahkan menjadi skala prioritas pembahasan adalah sebagai berikut. Pertama, management waktu:

a. Pembentukan unsur penyelenggara Pemilu, KPU dan Bawaslu beserta unsur kelembagaan terkait yang secara hirarki menjadi bagian KPU dan Bawaslu dan DKPP.

b. Penyelenggaraan Pemilu, penyusunan peraturan teknis penyelenggara Pemilu, tahapan pemersiapan pelaksanaan Pemilu serentak presiden, wakil presiden, Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD.

c. Penyelenggaraan sengketa Pemilu, sengketa Administrasi dan sengketa hasil, serta pidana Pemilu yang menjamin agar tahapan Pemilu dapat dilaksanakan secara konsisten, tepat waktu.

Kedua, kelembagaan penyelenggaraan Pemilu, sifat, masa kerja dan kewenangan sesuai tingkatan. Ketiga, persyaratan calon presiden, wakil presiden dan syarat pencalonan oleh partai politik, gabungan dan gabungan partai. Ke empat, sistem Pemilu Anggota DPR, DPRD dan penentuan calon terpilih, alokasi kursi dan daerah pemilihan, ambang batas perolehan suara syah secara nasional

18

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 19: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

partai politik untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi Anggota DPR, dan metode konversi perolehan suara menjadi kursi. Terhadap ke empat substansi diatas beserta turunannya wajib hukumnya agar merujuk dan sejalan dengan tujuan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 mencerminkan kebhinekaan dan memperkokoh NKRI. Saudara Pimpinan dan Anggota, Saudara Menteri beserta hadirin yang mulia, ini tambahan ini izin pimpinan dengan Pak Menteri. Sekalipun paket RUU inisiatif pemerintah yang mencakup RUU Penyelenggaraan Pemilu, RUU Pemilu legislatif, RUU Pemilu tambahan, tetapi patut dipertimbangkan untuk juga mengajukan RUU Partai Politik, termasuk RUU Pilkada dan MD3. Sebagai bagian dari perbaikan sistem Pemilu nasional yang kuat, konsisten dan berkesinambungan tidak parsial memperbaiki satu bagian dengan tidak mangabaikan bagian yang lain. Perbaikan konperhensip demikian itu dapat diharapkan menata mekanisme pergantian kekuasaan politik setiap lima tahun, dengan proses dan hasil yang sejalan dengan prinsip Pemilu yang demokratis. Yaitu pridiktabel prosedur, anpridiktabel resort, sekaligus mendudukan partai politik sebagai element dasar demokrasi seperti yang kata Pak Mendagri tadi bahwa kedaulatan partai itu adalah daulat demokrasi, juga bisa didifinisikan sebagai bahwa apakah partai politik itu sebagai instrument demokrasi saja, atau dia instrument negara, itu yang nanti menjadi hal yang substansi yang perlu kita bicarakan. Oleh karena itu eksistensi partai politik dia agak relevan bahwa sebagai sistem politik keparpolan. Karena ada proses deparpolisasi yang kita lihat sekarang ini, pergeseran-pergeseran itu yang harus … karena itu sekaligus mendudukan partai politik ya sebagai element dasar demokrasi dan bukan institusi pinggiran dari demokrasi. Apalagi sekedar pelengkap mekanisme pergantian kekuasaan politik dimaksud. Karena itu urgensi memasukan RUU Partai Politik dan tambahannya lagi itu sebagai satu paket dari tiga RUU sejenis pemerintah diharapkan dapat meletakan hakekat kegunaan dan fungsi partai politik secara konperhensip sebagai element dasar demokrasi dalam konteks penyelenggaraan Pemilu, Pemilu legislatif dan Pemilu presiden. Saudara Pimpinan dan Anggota, Saudara Menteri beserta hadirin yang mulia, demikian pandangan Fraksi PDI Perjuangan DPR RI terhadap RUU Penyelenggaraan Pemilu. Fraksi PDI Perjuangan DPR RI senantiasa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya dalam memasuki tahapan-tahapan selanjutnya. Adapun pendapat dan saran secara lebih terperinci akan disampaikan dalam bentuk daftar isian masalah. Sekian dan terima kasih. Billahitaufikwalhidayah, WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh. Ohm santi santi ohm. Merdeka ! Ketua, Arif Wibowo Anggota Nomor 193. Demikian terima kasih pimpinan. KETUA RAPAT: Dokumen mau diserahkan, oh sudah ya. F-PDIP (ERWIN MOESLIMIN SINGAJURU):

19

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 20: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Cukup, jadi sedikit maaf, Pak Menteri dan Pak Menkumham, tambahan itu dari Fraksi PDI Perjuangan memaklumi ya karena pertimbangan jeda waktu sampai April bahwa wacana tambahan tiga paket itu bisa dijadikan hal yang fisioner. Yang fisioner kedepan dalam konteks yang argumen yang kami katakan tadi. Karena itu bagian dari ketatanegaraan yang selama ini sistem perundang-undangan kita selalu tidak, terjadi disharmoni dan dissinkronisasi. Karena sinkronisasi dan harmonisasi itu wujud dari tata kelola kenegaraan dalam konteks good government dan pemerintah yang bersih yang baik dan lain sebagainya itu. Saya kira demikian tambahan terima kasih Pak Ketua, terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih, yang tertulisnya mohon diserahkan. Berikut dari Fraksi Hanura, kami persilahkan. Main atas dan bawah ya. F-HANURA (DR. RUFINUS HOTMAULANA HUTAURUK, SH.,MM.,MH.): Baik pimpinan terima kasih. KETUA RAPAT: Ya berikutnya kami persilahkan Pak Rufinus dari Fraksi Partai Hanura. F-HANURA (DR. RUFINUS HOTMAULANA HUTAURUK, SH.,MM.,MH.): Baik terima kasih pimpinan. Pendapat Fraksi Partai Hanura DPR RI terhadap penjelasan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemilu yang saya bacakan. Yang kami hormati Pimpinan dan Anggota Pansus RUU Penyelenggaraan

Pemilu. Yang terhomat Bapak Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM,

Menteri Keuangan yang mewakili, Anggota DPD RI, hadirin sekalian yang berbahagia.

Saya tidak perlu membaca semua Pak Ketua, pada prinsipnya Partai Hanura setuju untuk membahas apa yang sudah disampaikan oleh pemerintah tentu dengan catatan. Ada berbagai hal yang terkait seperti yang dikatakan Pak Menteri tadi ada statement menjamin partai masalah parlement threshold umpamanya. Statement pemerintah mengatakan menjamin partai baru untuk diberi keleluasaan mengusulkan presiden dan wakil presiden. Ini mekanisme apa yang akan kita pilih kalau seandainya sekaligus, sementara mereka belum ada di parlement, ini catatan-catatan kecil saja. Kemudian terkait masalah sistem Pemilu kita juga harus melihat, kalau tadi Pak Menteri mengatakan pagi, siang, sore Putusan Mahkamah Konstitusi berubah-ubah sehingga kita bingung apa yang harus kita lihat, apakah kita harus … putusan-putusan yang berubah-ubah ini. Apakah kita taat kepada Putusan Mahkamah Konstitusi yang sedemikian rupa, itu catatan-catatan kita. Kemudian terkait dengan penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan, ini yang akan kita kritisi nanti didalam proses pembahasan didalam Pansus ini. Kemudian terkait juga persoalan penegakan hukum, tadi disinggung oleh dari DPD, Gakum ini

20

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 21: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

memang ngga pernah bisa maksimum pak. Dari Pilkada ke Pilkada kita katakan Cuma hanya masalah anggaran saja yang dipersoalkan. Proses penyelenggaraan Pilkada tidak pernah bisa selesai, malah mereka bagian dari proses penyelewengan itu sendiri. Makanya Hanura berkeinginan, bagaimana kalau kita buat sistem peradilan Pemilu umpamanya. Jadi bukan mengarah lagi kita kepada antara ini bukan rezim Pemilu atau bukan, karena ini serentak. Apakah ada pandangan untuk kesana mungkin perlu kita bahas, dan masih banyak kontent sebenarnya Pak Menteri yang ingin kita bahas didalam pandangan Fraksi Hanura termasuk kepada bagaimana kita mengatur proporsional terbuka atau tertutup. Ini kan terminologinya agak aneh ini terbuka terbatas. Kalau penguatan partai saya pikir tadi Pak Menteri juga sepakat tidak pernah ada partai manapun di dunia ini yang dikuatkan oleh orang lain. Penguatan itu pasti datangnya dari dalam. Jadi saya tidak mengerti bagaimana konsep penguatan partai melalui proses pembentukan undang-undang ini. Nah ini hal-hal yang seperti yang mungkin barangkali nanti kita harus iris. Kalau penguatan presidensial saya rasa sudah kuat karena sudah diatur didalam konstitusi. Jadi saya tidak paham apa yang dimaksud dengan penguatan presidensial. Saya khawatir kuat diatur di undang-undang malah melemahkan. Jadi kalau konstitusi kita sudah menganut presidensial saya pikir tidak perlu lagi kita membuat terminologi untuk memperkuat dan segala macam. Begitu juga partai politik, nah itu berkaitan nanti dengan masalah-masalah seperti yang saya katakan tadi, ini kan kaitannya nanti dengan terbuka terbatas ini. Kita katakan kedaulatan itu di tangan rakyat, bukan di tangan partai politik. Partai politik hanya sebagai bihaikel untuk mengambil kekuasaan untuk dikembalikan kepada masyarakat itu sendiri. Jadi konsep-konsep mekanisme ini mungkin perlu kita bahas lebih mendalam, namun Fraksi Hanura berpandangan RUU ini wajib untuk kita bahas secara mendalam dan substansif dengan catatan tentu masalah dateline waktu juga menjadi konsen dari pandangan dari Fraksi Hanura. Demikian barangkali pimpinan, terima kasih WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Waalaikumsallam. Silahkan yang tertulisnya. Berikutnya bersiap-siap dari Partai Golkar. Mudah-mudahan tidak lebih dari tiga menit. F-PG (AGUNG WIDYANTORO, SH.,M.Si.): Pandangan Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia terhadap RUU usul inisiatif pemerintah tentang Penyelenggaraan Pemilu. Dibacakan Agung Widiyantoro Nomor Anggota A. 279 Dapil Jawa Tengah IX. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yang terhormat Pimpinan Pansus, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan

atau yang mewakili, Menteri Hukum dan HAM, Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Pansus, rekan-rekan Pers dan hadirin yang berbahagia.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, berkat rakhmat dan hidayahnya Pansus RUU Penyelenggaraan Pemilu DPR RI dapat

21

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 22: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

melaksanakan rapat kerja perdana, dalam rangka mendengarkan penjelasan pemerintah tentang RUU Penyelenggaraan Pemilu sekaligus pandangan Fraksi-Fraksi DPR RI dan DPD RI terhadap RUU Penyelenggaraan Pemilu. Pimpinan Pansus, para Menteri, rekan-rekan DPD dan hadirin yang kami muliakan. Seperti kita ketahui bersama atas Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU XI/20-13 tentang Pemilu serentak 2019, publik beserta partai-partai politik mulai mendiskusikan kembali regulasi untuk menyongsong Pemilu serentak tersebut. Mengingat Pemilu 2019 adalah Pemilu yang menggabungkan Pemilu legislatif dan Pemilu eksekutif dalam satu haru H pemilihan atau concurent elektion muncul gagasan-gagasan agar aturan main mengenai Pemilu dijadikan satu dalam sebuah naskah undang-undang. Dalam hal ini pemerintah sebagai pihak yang diminta menyiapkan undang-undang merespon dengan baik atas gagasan-gagasan yang muncul tersebut, terbukti Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu yang dianggap mencakup pengaturan tentang penyelenggara Pemilu. Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD serta Pemilu presiden dan wakil presiden. Fraksi Partai Golongan Karya DPR RI sungguh mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah. Bagi Fraksi Partai Golkar kodifikasi regulasi Pemilu selain untuk menjawab Pemilu serentak 2019 sesungguhnya sangat dibutuhkan demi kesesuaian dan konsistensi aturan mengenai Pemilu. Karena dari sisi aktor sistem management dan penegakan hukum tidaklah ada perbedaan yang diameteral dalam Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD … pilihan-pilihan itu adalah pilihan yang dianggap baik dan sempurna. Namun demikian pada kesempatan ini Fraksi Partai Golkar ingin F-GERINDRA (H. MOH. NIZAR ZAHRO, SH): Pemilihan umum baik dalam pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pemilihan presiden dan wakil presiden beserta dengan penyelenggaraan Pemilunya. Oleh karena itu Partai Gerindra menyatakan mendukung atas penggabungan tiga undang-undang ini yaitu Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, Anggota DPD dan DPRD beserta Undang-Undang 42 tahun 2008 tentang Pemilupresiden dan wakil presiden dan Undang-Undang 15 tahun 2011 tentang penyelenggara Pemilu menjadi satu undang-undang. Rapat Pansus yang saya hormati, seteleh melakukan pembahasan secara cermat dan mendalam dalam rangka ikhtiar untuk memperkokoh NKRI setelah mewujudkan konsiliasi demokrasi yang kuat di Indonesia maka dengan ini Fraksi Partai Gerindra menyatakan bahwa RUU Penyelenggaraan Pemilu ini dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya dan untuk mencipatakan rasa keadilan Fraksi Partai Gerindra akan mengajukan dafar inventaris masalah pada rapat-rapat Pansus berikutnya. Demikian pandangan dari Fraksi Partai Gerindra, WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh. Pimpinan atas nama Wakil Sekretaris Fraksi Partai Gerindra Ir. Endro Hermono, MBA. KETUA RAPAT:

22

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 23: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Terima kasih Pak Nizar. Bersiap-siap Fraksi Partai PPP. Berikutnya dari Fraksi Partai PPP mudah-mudahan lebih cepat dan lebih singkat lagi. Kami persilahkan. F-PPP (ACHAMD BAIDOWI, S.Sos): Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pendapat Fraksi Partai Persatuan Pembangunan terhadap Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, dibacakan oleh Achmad Baidowi Nomor Anggota A.532 dari Dapil Jatim XI. Pimpinan Pansus yang kami hormati, perwakilan pemerintah Mendagri, Menkumham, juga dari DPD dan juga teman-teman dari Pansus dan juga teman-teman dari media. Seperti yang disampaikan oleh pimpinan bahwa kami hanya membacakan pokok-pokok pikiran yang ditulis oleh Fraksi PPP kalau kita bacakan ini ada sekitar sepuluh halaman, bisa setengah jam sendiri Pak Ketua. Paling tidak PPP menyambut baik upaya dari pemerintah yang melakukan kodifikasi terhadap Undang-Undang Pemilu supaya kita memiliki satu regulasi yang mengatur terhadap kepemiluan. Yang kita tahu semua bahwa Pemilu 2019 ini akan berbeda dengan Pemilu-Pemilu sebelumnya F-HANURA (DR.RUFINUS HOTMAULANA HUTAURUK, SH.,MM.,MH.): Pimpinan, pimpinan diperpanjang dulu pimpinan. Terima kasih. KETUA RAPAT: Lanjut. F-PPP (ACHMAD BAIDOWI, S.Sos): Ya terima kasih pimpinan. Ada beberapa hal yang menjadi fokus dari PPP, ada setidaknya empat hal penting yang dibahas dalam rancangan undang-undang ini, pertama adalah regulasi yang mengatur Pemilu, kedua proses penyelenggaraan Pemilu, ketiga penyelenggara Pemilu dan ke empat sistem penegakan hukum Pemilu. Setelah kami mempelajari secara seksama rancangan undang-undang yang diajukan oleh pemerintah ada beberapa hal yang perlu kami cermati. Pertama berkenaan dengan KPU sebagai penyelenggara Pemilu maka kami mengusulkan bahwa usia komisioner cukup empat puluh tahun, sebagaimana risalah kenabian, Nabi Muhammad SAW itu diangkat pada usia empat puluh tahun. Jadi hampir sama alasannya dengan dari DPD bahwa memberi kesempatan kepada kawan-kawan yang sekarang ini sudah berkiprah di penyelenggara Pemilu yang usianya dibawah empat puluh lima tahun, tapi mereka punya potensi. Begitupun dengan Bawaslu pengaturan usianya sama, kami juga sepakat dengan pemerintah bahwa KPU dan Bawaslu cukup berhenti dari anggota partai politik, karena apa kita sudah untuk menyiasati terkait dengan keberpihakan penyelenggara Pemilu kita sudah memiliki DKPP, jadi tidak perlu dikhawatirkan kalau ada ketentuan penyelenggara Pemilu berhenti menjadi partai politik, jadi tidak perlu batasan lima tahun. Yang ketiga berkenaan dengan Pemilu presiden kami mengusulkan bahwa Presiden dan Wapres adalah harus WNI asli. WNI asli masih bisa kita perdebatkan masih kita definisikan

23

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 24: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

apakah itu menyangkut batasan empat turunan ke atas atau selebihnya. Karena kalu kita mengacu pada Undang-Undang 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan pada intinya tidak semuanya WNI yang diatur disitu tidak bisa serta merta dianggap memenuhi syarat menjadi Capres dan Cawapres. Untuk syarat pendidikan kami mengusulkan Presiden dan Wapres harus S.1. Selanjutnya terkait dengan pemilihan DPR, DPRD bahwa sistem Pemilu yang diusulkan pemerintah dengan proporsional terbuka terbatas membuat kami juga cukup membingungkan maka kami bertahan terhadap penyelenggaraan Pemilu yang sudah dilakukan dua periode yaitu dengan sistem terbuka proporsional murni dengan suara terbanyak. Keluhan yang ada terkait dengan banyaknya Caleg yang lolos tanpa seleksi maka kita tinggal mengatur menyeleksi secara ketat, memperketat syarat menjadi calon anggota legislatif.Selanjutnya formula penghitungan suara kami tidak sepakat dengan yang disampaikan oleh pemerintah dengan formulasi …modifikasi dengan varian satu koma empat, tiga, lima dan tujuh. PPP masih bertahan pada kuota hari yang sudah dilaksanakan pada dua Pemilu berikut. Selanjutnya alokasi kursi disetiap pemilihan untuk DPR RI, PPP berpendapat bahwa alokasi kursi harus disamakan dengan DPRD kabupaten/kota maupun provinsi yaitu tetap mengacu pada tiga sampai dua belas kursi, dan yang terpenting alokasi kursi setiap Dapil tidak boleh berkurang dari alokasi Pemilu 2014. Selanjutnya berkenaan dengan Pemilu DPD, tentang syarat pencalonan bertempat tinggal di wilayah NKRI sebagaimana diatur pada Pasal 152 huruf c dalam pandangan kami syarat domisili dari perseorang yang akan mencalonkan Anggota DPD harus bertempat tinggal di daerah pemilihannya yang ditunjukan dengan KTP. Selanjutnya terkait dengan Pemilu Presiden Fraksi PPP menyetujui usulan pemerintah terkait dengan ketentuan parlementry threshold dan harus bagi Parpol baru harus bergabung dengan Parpol lama. Cuma yang perlu ditegaskan kembali seperti yang disampaikan oleh Mendagri terkait dengan ketentuan Pemilu serentak. Keserentakannya itu apakah terkait dengan hari, jam dan waktu yang sama atau keserentakan dalam bulan ataupun minggu. Selanjutnya terkait dengan pengaturan kampanye. Terkait pengaturan kampanye dan penggunaan data kampanye harus dilakukan penyempurnaan dan regulasinya. Dengan makin pesatnya perkembangan informasi teknologi khususnya informasi digital melalui media online termasuk juga markanya media sosial sebagai alat media kampanye dan juga kebutuhan dana kampanye mengharuskan kejelasan mengenai asal muasal penggunaan dana kampanye harus dilakukan secara transparan, akuntabel serta bila perlu dilakukan pembatasan dana kampanye. Mengenai penegakan pelanggaran hukum Fraksi PPP mencermati berbagai pelanggaran Pemilu sulit ditindaklanjuti, seperti disampaikan oleh beberapa rekan sebelumnya bahwa Gakumdupun itu seringkali tumpul. Karena itu regulasi mengenai penegakan pelanggaran hukum Pemilu harus diperkuat sehingga setiap pelanggaran dapat segera ditindaklanjuti dengan tegas dan cepat. Kesembilan, dalam rangka meningkatkan kualitas Pemilu khususnya peran saksi, Fraksi PPP mengusulkan agar pemerintah memberikan dukungan berupa pembiayaan bagi saksi semua partai politik peserta Pemilu sejak di TPS hingga KPU untuk mengawal perhitungan suara. Pengawalan suara sangat penting untuk lebih meningkatkan kualitas hasil Pemilu. Kesepuluh, PPP juga menghormati keterwakilan perempuan tiga puluh persen, maka PPP menginisiasi untuk usulan keterwakilan perempuan tiga puluh persen sekurang-kurangnya di nomor urut satu. Jadi perempuan sekurang-kurangnya ada di nomor urut satu di 74 Dapil. Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang kami uraikan diatas Fraksi PPP menyatakan kesiapannya untuk melakukan pembahasan atas RUU ini secara lebih detail nanti akan kami sampaikan

24

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 25: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

dalam daftar inventaris masalah. Semoga kita dapat melakukan pembahasan secara serius dan demokratis sehingga mampu membangun regulasi Pemilu yang lebih baik dan bertahan lebih lama hingga menjangkau waktu sepuluh sampai dua puluh tahun kedepan. Demikian pendapat ini kami sampaikan kurang lebihnya mohon maaf, Wabillahitaufikwalhidayah Wallahuamuafik illawaaquamitorik WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.Pimpinan Fraksi PPP DPR RI, Ketua DR. Hj. Reni Marlinawati, Sekretaris H. Mohammad Amir Ustara, M.Kes. ditandatangani. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Baidowi. Lumayan pendek. Pendukung tiga puluh persen perempuan, ketua fraksinya soalnya perempuan. Bersiap-siap Fraksi Partai Demokrat. Masih ada satu dua tiga empat, empat fraksi lagi ya. Empat kali tiga menit kira-kira tambah dua belas menit lah ya, kita perpanjang dua belas menit. (KETOK PALU 1X) Silahkan Pak Fandi dari Fraksi Partai Demokrat. F-PD (Ir. FANDI UTOMO): Terima kasih.

Pimpinan dan Anggota Pansus yang terhormat. Pak Menteri Dalam Negeri, Pak Menkumham, Pak Menteri Keuangan beserta seluruh jajaran. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Fraksi Partai Demokrat pada dasarnya setuju untuk membahas lebih lanjut

Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu ini, RUU ini supaya bisa menjadi undang-undang karena memang mendesak, dan dibutuhkan pembahasan yang tepat waktu. Oleh karena itu strategi pembahasan barangkali perlu menjadi konsen tersendiri. Yang kedua pembahasan kita di RUU ini sebetulnya berkenaan dengan isu kodifikasi. Oleh karena itu mendasarkan pada Undang-Undang PPP Undang-Undang 12 tahun 2011maka saya minta kita semua untuk sungguh-sungguh mendasarkan pembahasan ini pada Undang-Undang 12 tahun 2011. Sungguhpun Fraksi Partai Demokrat prinsipnya mendukung untuk segera dibahas tetapi ada beberapa catatan yang khusus ingin kami sampaikan tidak hanya pada fraksi-fraksi tapi terutama kepada pemerintah. Yang pertama terkait dengan posisi Pilkada. DPDD Pemilunya diatur dalam konstitusi di 22 e Ayat (3) tapi kedudukan DPRD juga bersama-sama dengan kepala daerah diatur dalam Undang-Undang 23 tahun 2014, sehingga posisi Pilkada ini menjadi penting untuk kita dudukan didalam perspektif yang tepat. Yang berikutnya tentu didalam pembahasan kita harus memperhatikan putusan-putusan Mahkamah Konstitusi. Ada banyak Putusan Mahkamah Konstitusi dan dampaknya yang bersifat mutatis mutandis yang perlu mendapat perhatian. Ada beberapa pasal didalam RUU ini yang sudah mengalami kemajuan tetapi ada beberapa pasal yang justru masih sama dengan sebelum putusan-putusan MK itu

25

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 26: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

keluar. Saya kira itu butuh perhatian yang sungguh-sungguh. Yang berikutnya menyangkut kerangka waktu pelaksanaan. Saya kira kerangka waktu pelaksanaan ini membutuhkan pengaturan ulang. Banyak hal yang berkaitan dengan ini kan kita tahu peserta Pemilunya ada tiga, pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden partai politik dan perseorangan. Didalam penanganan sengketanya ini kerangka waktunya menurut undang-undang yang lama ini berbeda-beda. Kita punya kemajuan yang luar biasa di Undang-Undang 10 tahun 2016, saya kira sebagian normanya bisa kita pikirkan untuk kita adopsi. Yang berikutnya terkait dengan syarat dan ketentuan peserta baik menyangkut Presiden dan Wakil Presiden partai politik maupun perseorangan di DPD saya kira perlu kita tinjau dengan sungguh-sungguh. Yang berikutnya berkaitan dengan isu sistem Pemilu konversi suara, penetapan pemenang, penetapan Dapil dan kuota kursi, parliement threshold, jumlah Dapil terutama yang berkaitan dengan DOB dan luar negeri, partisipasi pemilih, demokratisasi internal partai, kedaulatan anggota ini berkaitan dengan kedaulatan anggota ini belum diatur didalam RUU ini. Kemudian keinginan untuk melakukan penyederhanaan parlemen terutama dengan melakukan pendekatan mulai dari sistem Pemilu sampai dengan penetapan Dapil dan kuota kursi saya kira sungguh-sungguh perlu mendapat perhatian kita karena penyederhanaan parlemen dalam hal ini dimaksudkan untuk memperkuat sistem pemerintahan yang presidensil dan sekaligus menghindari defided government sebetulnya sudah merupakan implikasi atas putusan Mahkamah Konstitusi yang mengatur supaya Pemilu kita diatur secara konkuren, sehingga hasrat untuk apa atau yang dirasakan oleh fraksi-fraksi kecil di DPR bahwa mereka akan diminggirkan itu bisa kita hindari karena sebetulnya banyak cara yang bisa kita gunakan supaya difided government itu bisa dihindari, dan apa parlemen yang sederhana itu juga bisa diwujudkan. Yang beriktunya berkaitan dengan Pilpres tentu ini kompleksitas baru akan muncul karena Pemilunya adalah Pemilu konkuren. Berkaitan dengan harapan untuk memunculkan sistem pemerintahan presidensil yang lebih kuat dan sistem kepartaian yang lebih kuat tentu apakah pemikiran tentang koalisi yang dipaksakan didalam undang-undang ataukah koalisi yang dibuka atau pengaturan lain setelah duduk di parlemen tentu ini perlu menjadi pertimbangan bersama. Sehingga dengan demikian penyederhanaan parlemen dan penghindaran terjadinya defided governmentbisa kita hindari. Yang berikutnya berkaitan dengan isu penyelenggara, penyelenggaraan dan penanganan sengketa saya kira kita bisa merujuk pada kemajuan yang kita dapatkan dari Undang-Undang 10 tahun 2016. Dan amanat Undang-Undang 10 tahun 2016 tentang peradilan Pemilu saya kira juga perlu menjadi perhatian khusus kita disini.Yang terakhir tentu pembahasan Undang-Undang Pemilu ini, Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu membawa konsekwensi terhadap undang-undang lain. Misalnya jika disain didalam RUU ini kita setujui maka Undang-Undang Parpol pasti harus ditinjau kembali. Undang-Undang MD3 harus ditinjau kembali, dan beberapa undang-undang lain termasuk Undang-Undang tentang Pemda juga harus kita tinjau kembali. Jadi hasil atas pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu menjadi undang-undang tentu membawa konsekwensi terhadap undang-undang yang lain yang harus menjadi bagian yang terintegrasi harus kita bahas didalam pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu ini.

Saya kira demikian yang bisa disampaikan Fraksi Partai Demokrat, yang

pada dasarnya mendukung setuju untuk segera membahas RUU Penyelenggaraan Pemilu ini menjadi undang-undang. Semoga Allah SWT meridhoi dan tentu kita

26

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 27: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

semua berharap kita bisa menghadirkan undang-undang yang baik untuk bangsa dan negara kita. Fraksi Partai Demokrat Pak Pimpinan dan Pak Menteri mohon maaf kami belum menyampaikan surat resmi. Surat resmi akan kami sampaikan bersamaan dengan DIM yang Insya Allah akan disampaikan tanggal 10 Januari sesuai dengan jadwal Pansus.

Terima kasih kurang lebihnya mohon maaf,

WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Berarti yang tertulis tidak ada belum ya, tanggal sepuluh ya. Baik berikutnya dari Fraksi Partai PKS, kami persilahkan. Dari tadi sudah bilang hanya satu menit saja katanya. Sudah titip pesan tadi sama pimpinan, satu menit saja kalau PKS katanya. F-PKS (SUTRIYONO, S.Pd.,M.Si.): Baik. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Yang saya hormati Saudara Menteri Dalam Negeri. Yang saya hormati Saudara Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia,

yang mewakili Menteri Keuangan, Pimpinan Pansus, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah, rekan-rekan media yang saya hormati.

Sebagai insan yang beriman tentu sudah sepatutnya kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa pada siang hari ini kita diberikan kesempatan untuk menunaikan tugas-tugas kenegaraan kita. Terkait dengan rapat kita pada hari ini sesuai dengan amanat undang-undang yang juga ditegaskan lebih lanjut oleh Mahkamah Konstitusi melalui penafsirannya dalam Putusan Nomor 14/PUU-IX/2013 bahwa penyelenggaraan Pemilu Presiden, Wakil Presiden, Anggota DPR, DPRD, DPD dan Pemilan Umum secara seterusnya dilaksanakan secara serentak dengan azas langsung, umum, bebas, rahasia dan adil. Oleh karena itu negara harus memastikan bahwa penyelenggaraan Pemilu bisa berlangsung dengan demokratis, berintegritas dan efektif sehingga hasil dari penyelenggaraannya dapat terpilih Presiden, Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Angota Dewan Perwakilan Daerah yang mendapat legitimasi rakyat memiliki kapabilitas yang mumpuni dan mampu menyelenggarakan pemerintahan yang dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia. Saudara sekalian yang saya hormati, terkait dengan Pemilu yang merupakan bagian penting dalam proses politik Fraksi PKS secara umum dalam Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu kali ini banyak yang sependapat dengan apa yang telah disampaikan oleh usulan pemerintah. Beberapa hal yang perlu menjadi catatan dari PKS adalah antara lain:

1. Usulan pemerintah terkait dengan penggunaan metode sain legumodifiksai sebagai metode konversi suara menjadi kursi tidak mencerminkan prinsip proporsionalitas bagi seluruh partai politik peserta Pemilu. Oleh karena itu

27

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 28: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

sebagai bentuk konsistensi terhadap keadilan dan proporsionalitas maka metode konversi perolehan suara partai politik menjadi kursi di DPR dan DPRD, PKS mengusulkan tetap menggunakan metode pada Pemilu 2014.

2. Terkait dengan rancangan dua puluh persen kursi dan dua puluh lima persen perolehan suara partai politik sebagai syarat pengusungan calon Presiden dan Wakil Presiden ini kami pandang bisa menghambat munculnya figur-figur terbaik anak bangsa untuk tampil menjadi pemimpin. Fraksi PKS memandang agar Pansus dan pemerintah mengkaji lebih dalam batas angka yang proporsional di satu sisi mempertimbangkan stabilitas pemerintahan yang terpilih dan terbentuknya koalisi pemerintahan yang didasari persamaan pandangan, akan tetapi disisi lain mempertimbangkan adanya figur-figur terbaik anak bangsa yang tampil untuk memimpin bangsa dan negara kita.

Bapak Ibu sekalian yang saya hormati, itu barangkali secara umum yang

disampaikan oleh Fraksi PKS, bahwa setelah membaca dan juga mendengarkan paparan yang disampaikan oleh Saudara Menteri Dalam Negeri tadi secara umum banyak kesamaan pandangan dan pendapat kecuali yang beberapa kami sebutkan tadi. Merujuk dan mempertimbangkan pada beberapa yang telah kami sampaikan maka dengan mengucapkan bissmillahirrohmanirrohim disertai mengharap rakhmat dan ridho Allah SWT Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menyatakan menerima RUU Penyelenggaraan Pemilu untuk dibahas lebih lanjut agar tersedia payung hukum penyelenggaraan Pemilu yang adil, demokratis, berintegritas dan berkualitas.

Demikian pandangan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera sebagai ikhtiar dalam

mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan, kemudahan untuk melanjutkan tugas-tugas kita khususnya dalam menyelesaikan RUU Penyelenggaraan Pemilu ini.

Terima kasih atas perhatiannya. Pimpinan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Ketua DR. H. Jazuli Juwaini, MA. Sekretaris H. Sukamta, P.Sd. Terima kasih, Wassalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh. KETUA RAPAT: Bersiap-siap Fraksi PAN. Ini sepertinya tugas Pak Menteri ini agak mudah ini dengan Pansus ini karena pandangan fraksi sudah tergambar. Di pertemuan awal saja sudah tergambar pandangan-pandangan fraksi. Jadi kayaknya sebulan bisa selesai ini Pak Menteri. F-PAN (VIVA YOGA MAULADI, M.Si.): Bismillahirrohmanirrohim. Pandangan Fraksi Partai Amanat Nasional DPR RI terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu, dibacakan oleh Viva Yoga Mauladi, Nomor Anggota 493. Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semuanya.

28

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 29: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Yang kami hormati Bapak Pimpinan Pansus, Ibu Menteri Keuangan Republik Indonesia yang mewakili, Bapak Menteri Dalam Negeri, Bapak Menteri Hukum dan HAM, para Pimpinan DPD RI, Aggota Pansus yang kami hormati.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rakhmat taufik dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat menghadiri rapat pada hari ini. Sebagai pesta demokrasi Pemilu sejatinya merupakan bentuk kedaulatan dan partisipasi rakyat dalam pembentukan kekuasaan pemerintahan dan formasi partai di lembaga legislatif, namun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kekurangan, penyimpangan dan pelanggaran baik yang terjadi di Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden. Hal ini menurut Fraksi PAN tentu akan menciderai nilai-nilai dan semangat demokrasi yang tengah dibangun dalam penyelenggaraan Pemilu. Menurut konstitusi negara secara tegas menyebutkan dalam Pasal 22 e Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Pemilu diselenggarakan setiap lima tahun sekali dalam rangka untuk memilih Anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden dan DPRD secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Fraksi PAN menilai hanya melalui Pemilu yang dijalankan secara Luber dan Jurdil akan menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin bangsa yang amanah bagi bangsa dan negara. Sebagaimana diketahui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14 tahun 2013 mengamanatkan bahwa mulai tahun 2019 pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden akan digelar secara serentak. Hal ini menurut Fraksi PAN membawa konsekwensi besar khususnya bagi DPR dan Pemerintah untuk menselaraskan dan melakukan kodifikasi terhadap tiga undang-undang yang sebelumnya terpisah yakni Undang-Undang tentang Pilpres, Undang-Undang tentang Penyelenggara Pemilu dan Undang-undang tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD. Untuk itu Fraksi PAN menyambut baik adanya RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu yang telah disampaikan oleh pemerintah. Fraksi PAN menyadari bahwa Pemilu merupakan instrumen untuk memastikan keberlangsungan transisi dan rotasi kekuasaan berjalan secara demokratis. Pada hakekatnya Pemilu merupakan sarana kedaulatan rakyat dan mendorong akuntabilitas dan kounter publik terhadap pemerintahan negara, karenanya Fraksi PAN akan mendukung penuh dan mengawal pembahasan Pansus RUU ini agar nantinya menghasilkan Undang-Undang Pemilu yang tidak hanya efektif namun juga berintegrits, berkeadilan bagi seluruh komponen bangsa. Saudara Pimpinan Pansus, Para Menteri dan Saudara Anggota Dewan yang terhormat. Fraksi PAN menilai RUU Penyelenggaraan Pemilu ini mengandung beberapa ketentuan atau pasal yang dipastikan akan mendapat perhatian dalam pembahasannya. Tentu ini sangat beralasan, sebab menyangkut kepentingan banyak pihak. Beberapa ketentuan penting yang dimaksud oleh Fraksi PAN diantaranya adalah mengenai sistem Pemilu, tahapan Pemilu, persyaratan partai politik peserta Pemilu, ambang batas parlemen, metode konversi suara ke kursi, penataan Dapil dan alokasi kursi terkait daerah otonomi baru. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai syarat pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, antisipasi calon tunggal pasangan calon Presiden, kampanye Pemilu legislatif serta Pemilu Presiden, pengaturan mengenai surat suara Pileg dan Pilpres serta penguatan kelembagaan penyelenggara Pemilu dan beberapa hal penting lainnya. Fraksi PAN menyadari RUU ini pemerintah mengusulkan penerapan sistem Pemilu proporsional terbuka terbatas bagi penyelenggaraan Pemilu legislatif.

29

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 30: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Berbeda dengan sistem Pemilu sebelumnya yang menerapkan sistem proporsional terbuka. Usulan sistem Pemilu yang diusulkan pemerintah menurut Fraksi PAN masih nampak kabur, disatu pihak disebutkan bahwa sistem Pemilu proporsional terbuka terbatas berarti partai mencantumkan nomor urut dan nama calonnya secara terbuka untuk dilihat oleh rakyat pemilih, namun di ketentuan pasal yang lain dinyatakan bahwa pemilih diharuskan hanya mencoblos tanda atau nomor urut partai dan bukan nomor urut atau nama calon. Ini berarti partailah nantinya yang akan menentukan calon terpilih yang akan duduk di parlemen bukan rakyat, dengan kata lain sistem Pemilu yang diajukan oleh pemerintah sebenarnya adalah sistem proporsional tertutup. Jadi kami harus menyatakan demikian Pak Menteri karena PAN dianggaran dasarnya mencantumkan untuk penentuan Caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak, hasil kongres Partai Amanat Nasional. Harus amanat harus disampaikan biar tidak salah. Ketentuan lain yang perlu mendapat perhatian dalam pembahasan adalah mengenai ambang batas parlemen, Fraksi PAN menilai alasan penyederhanaan sistem kepartaian di Indonesia dengan menerapkan kenaikan besar parliementary thresholdadalah kurang tepat karena justru akan memarginalisasikan atau menghilangkan keberadaan partai-partai kecil dan menengah yang juga mendapatkan suara sah dari Pemilu. Dengan demikian ketentuan mengenai metode penghitungan suara pembahasan mengenai hal ini menjadi sangat penting karena paling tidak mempengaruhi tiga hal, yakni menyangkut proporsional suara, jumlah perolehan kursi partai politik dan sistem kepartaian. Untuk itu Fraksi PAN sekali lagi berharap penyelenggaraan Pemilu ini nantinya akan membawa kemaslahatan, keadilan dan kebaikan bagi semua pihak dan golongan baik partai politik seluruhnya yang berbeda jumlah kursinya dan pihak yang lain yang terkait. Undang-Undang Pemilu ini harus mampu menerjemahkan dan menghargai setiap torehan suara rakyat yang diberikan dalam bilik-bilik kamar pemungutan suara. Dengan begitu sistem Pemilu yang ditetapkan akan mampu membawa perubahan dan perbaikan bagi bangsa dan negara. Demikian pandangan Fraksi Partai Amanat Nasional terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu. Fraksi PAN setuju RUU ini akan dibahas lebih lanjut secara bersama-sama. Demikian pandangan dari Fraksi PAN, billahitaufikwalhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Waalaikusallam Warahmatullahi Wabarakatuh. Bersiap-siap Fraksi PKB, terakhir. Waktu tersisa Cuma dua menit, dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kami persilahkan Pak Yanuar Prihatin. F-PKB (H. YANUAR PRIHATIN, M.Si.): Terima kasih,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pandangan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR RI terhadap Rancangan

Undang-undang tentang Penyelenggaraan Pemilu. Disampaikan oleh Yanuar Prihatin, Nomor Anggota 49.

Pimpinan Pansus yang terhormat, Pak Menteri Dalam Negeri, Pak Menteri

Hukum dan HAM, Menteri Keuangan atau yang mewakili, sahabat-sahabat dari

30

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 31: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

DPD, Anggota Pansus dan hadirin sekalian. Pada kesempatan ini barangkali kita semua patut bersyukur kepada Allah SWT bahwa pada hari ini kita bisa berkumpul dalam rangka mempersiapkan pembahasan satu RUU yang sangat penting untuk masa depan demokrasi di Indonesia, yaitu Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum.

Hadirin sekalian sebelum lebih jauh barangkali pada kesempatan ini Fraksi

Partai Kebangkitan Bangsa ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang luar biasa besar kepada seluruh fraksi yang telah memberikan kesempatan kepada Partai Kebangkitan Bangsa untuk menjadi salah satu Pimpinan Pansus. Jadi wajib menyampaikan penghargaan. Karena ada ucapan itu kita tambah setengah menit.

Hadirin yang terhormat sebelum disampaikan lebih jauh barangkali ada satu

hal penting yang ingin kami sampaikan adalah soal panduan kita dalam pembahasan RUU ini kedepan.Saya kira ini penting oleh karena panduan ini akan menjadi batasan atau katakan sudut pandang kita didalam membahas RUU ini kedepan. Panduan yang terpenting yang pertama adalah landasan idiil kita, artinya kita sudah sepakat bahwa Pancasila adalah satu gagasan besar dan tentu itu harus menjadi rujukan yang utama. Pertanyaannya nanti RUU ini bakal memperkuat Pancasila atau justru malah makin menjauhkan negara dan bangsa ini atau sistem politik ini kepada Pancasila. Saya kira ini landasan penting kedepan, yang kedua tentu hal-hal yang berkaitan dengan keputusan atau putusan hukum yang sudah terjadi terkati dengan RUU ini.Dalam kaitan ini misalnya putusan-putusan MK ini juga harus kita tempatkan dimana posisinya didalam pembahasan substansi RUU ini kedepan. Panduan yang berikutnya adalah panduan sejarah, panduan historis kita sudah melampaui RUU Pemilu ini sekian Pemilu sehingga kita sudah bisa mengambil satu kesimpulan apa yang terbaik, apa yang kurang, apa yang harus kita tingkatkan dan apa yang harus kita kuatkan. Kita di era reformasi sudah mengalami Pemilu 1999, 2004, 2009 dan 2014 belum periode Pemilu yang sebelumnya. Tentu aspek sejarah ini PKB mohon agar ini dipertimbangkan sebagai sebuah aset perjalanan sejarah untuk merumuskan ulang seluruh disain sistem Pemilu kita kedepan. Aspek yang ke empat adalah tentu pikiran-pikiran yang berkembang selama ini menyangkut berbagai usulan, pandangan, pendapat yang hidup tumbuh di masyarakat. Disamping tentu saja kita semua yang hadir disini semua fraksi punya pandangan sendiri punya pendapat sendiri yang tentu saja pendapat itu kita berharap akan makin memperkaya dan memperkuat RUU ini. Atas dasar itu maka Fraksi Kebangkitan Bangsa berpendapat bahwa rancangan undang-undang yang disampaikan oleh pemerintah masih memerlukan kajian, pendalaman, masih memerlukan perbaikan, perubahan dan penyempurnaan pada beberapa hal. PKB misalnya mencatat beberapa hal penting yang perlu kita diskusikan pada saat pembahasan nanti, yang pertama soal sistem Pemilu ini soal terbuka atau tertutup. Pemerintah mengusulkan satu istilah terbuka tapi terbatas, kira-kira begitu. Ini juga soal parliementary threshold PKB juga berpandanganini satu isu yang harus kita diskusikan soal prsidential threshold juga satu hal penting, dan yang tidak kalah pentingnya adalah soal Dapil, soal pembentukan Dapil. Di RUU yang disampaikan pemerintah hanya disebutkan bahwa jumlah Anggota DPR adalah 560 anggota, Dapil 78 Dapil. Tentu ini pertanyaan 560 ini patokannya apa kok tiba-tiba muncul 560. Di RUU ini tidak ada alasan atau rasionalisasi yang bisa kita diskusikan bersama apa alasannya kok 560. Apakah sekedar meniru undang-undang yang

31

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 32: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

lama undang-undang lama itu 560 ya sudah kita tiru saja. Saya kira ini harus kita diskusikan nanti kedepan, kanapa oleh karena untuk kursi DPRD provinsi dan DPRD kabupaten kok ada ukurannya. Misalnya provinsi yang jumlah penduduknya sekian dapat jatan kursi DPRD-nya sekian, kalau penduduknya sekian dapatnya sekian, tapi untuk DPR RI ngga tiba-tiba nongol jumlah Anggota DPR RI diputuskan 560. Ini contoh saja dan bagaimana nanti kita mengalokasikan kursi yang 560 itu ke seluruh Dapil ke provinsi dan seluruh Dapil. Saya kira ini isu yang menarik untuk kita bahas, prinsipnya adalah kesetaraan, keadilan dan semua pihak merasa tidak ada yang dirugikan dan merasa nyaman dengan seluruh formula yang kita bikin bersama nanti. Termasuk kaitan dengan ini PKB juga berpendapat soal penguatan penyelenggara Pemilu saya kira ini ada beberapa isu yang akan kita diskusikan kedepan antara lain misalnya soal kewenangan Bawaslu, soal status dan kedudukan Bawaslu termasuk soal jumlah anggota penyelenggara Pemilu. Pemerintah mengusulkan misalnya untuk Anggota KPU atau Bawaslu di tingkat provinsi dan kabupaten itu jumlahnya seluruhnya sama, seluruhnya sama. Padahal kita tahu setiap provinsi, setiap kabupaten kondisi lokalnya berbeda, baik dari segi wilayah cakupan wilayah, jumlah penduduk, jumlah kabupaten juga sangat berbeda. Apakah kita akan menerapkan satu kebijakan nasional yang uniform terpusat saja bahwa Anggota KPU provinsi jumlahnya sama, padahal Jawa Barat dengan DKI sangat berdampingan dan sangat berbeda. DKI Cuma lima wilayah administratif enam, sementara Jawa Barat ada 27 wilayah kabupaten/kota. Apakah harus sama juga jumlah anggota komisioner atau Anggota Bawaslunya. Belum yang sifatnya daratan dan kepulauan. Ini saya kira harus dipertimbangkan apakah kita akan menerapkan jumlah komisioner yang seragam atau kita menyesuaikan dengan Sikon situasi yang terjadi di masing-masing daerah dengan parameter yang bisa kita sepakati bersama. Belum lagi soal bagaimana kita mengkonversikan suara menjadi kursi saya kira ini kita semua akan diskusi tajam disini karena ini menyangkut bukan saja hajat hidup demokrasi tapi hajat hidup para kontestan. Dan ini penting untuk prinsipnya PKB adalah unsur keadilan unsur proporsionalitas, unsur kesetaraan menjadi bagian penting didalam merumuskan metode konversi kursi. Jangan lagi terjadi pengalaman lalu suaranya sebelas persen tapi ketika dihitung menjadi kursi tidak sama dengan suara itu. Nah ini saya kira menjadi bagian penting untuk perhatian kita semua. Termasuk persyaratan Parpol peserta Pemilu, bagaimana kita memperlakukan partai baru dan lama, apakah undang-undang ini akan menyamakan saja atau ada apa perbedaan. Apakah partai yang baru berdiri boleh tiba-tiba ikut Pemilu nasional atau dia harus melalui serangkaian ujian dulu yang itu untuk memperkuat identitas politik kita ke masa depan. Belum lagi soal persyaratan calon Presiden, persyaratan legislatif saya kira ini juga hal penting. Hadirin sekalian termasuk soal jadwal tahapan Pemilu ini juga saya kira nanti PKB mengusulkan ini melakukan pendalaman termasuk soal pembiayaan. Soal saksi, soal kampanye, soal termasuk kami mengusulkan apakah memungkinkan dibikin semacam projek percontohan untuk pemungutan suara elektronik. Kalau secara nasional mungkin kita agak kesulitan karena waktunya tidak cukup siap, tapi paling tidak di beberapa titik, di beberapa tempat yang sudah siap memungkinkan ngga kita Pak Menteri untuk mendisain satu e-foting misalnya di salah satu wilayah tertentu sebagai pilot projek bahwa kita memang siap untuk perubahan sistem pemungutan suara kedepan. Artinya ini momentum 2019 juga kita gunakan untuk menambah pengalaman baru dari segi teknik pemungutan suara dan perhitungan suaranya.

32

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 33: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Hadirin sekalian saya kira itu beberapa pengantara yang ingin kami sampaikan pada kesempatan ini mudah-mudahan kita semua berharap bahwa inilah RUU terbaik Penyelenggaraan Pemilu yang akan dihasilkan oleh DPR RI sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

Terakhir perkenankan pada kesempatan ini kami menyampaikan sekali lagi

terima kasih yang sebesar-besarnya atas seluruh suport dukungan kepada Fraksi Kebangkitan Bangsa untuk ikut turut memimpin jalannya Pansus ini. Atas nama Fraksi Kebangkitan Bangsa kami menyatakan bahwa menyetujui RUU ini dibahas segera dan diselesaikan segera dengan niat tulus ikhlas membangun demokrasi Indonesia yang terbaik di masa depan. Wallahumuafik illaaqumitorikWassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Waalaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatuh. Baik terima kasih Pak Yanuar. Bapak Ibu sekalian semua fraksi sudah menyampaikan pandangannya dan DPD juga sudah menyampaikan pandangannya. Sudah bisa kita lihat gambaran-gambaran sementara dari pandangan-pandangan fraksi ini, saya kira sudah bisa kita rekap ini ya. Sebelum kita masuk kepada menyepakati apa namanya atau tanggapan dari pemerintah atau clossing statement dari pemerintah sebelumnya mari kita sepakati dulu mekanisme pembahasan dan jadwal acara. Pada intinya di mekanisme pembahasan ini adalah rapat intern Pansus menyepakati untuk membahas dengan sistem cluster, ya sistem cluster jadi topik-topik penting, isu-isu krusial itu direkap, alkhamdulillah ini kita menerima hampir semua pandangan fraksi menyampaikan isu-isu pentingnya sehingga meringankan bagi sekretariat mungkin nanti melakukan rekap dan rekap dari isu-isu penting dari masing-masing fraksi inilah yang nanti menjadi cluster yang akan kita bahas bersama dengan pemerintah, ya itu yang pertama. Nah kemudian baru kita akan bentuk Panja nanti Panja inilah membahas DIM per DIM dari masing-masing fraksi. Pansus ini tiga puluh orang, Panja itu nanti ada sembilan belas orang, kemudian Timsin dan Timus itu nanti ada empat belas orang. Jadi tahapannya seperti itu Pak Menteri. Kalau mekanisme seperti ini pemerintah sepakati kita bisa ketok ini soal mekanisme pembahasan RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Jadi ada sistem cluster nanti di berdasarkan isu-isu krusial, itu kita bahas satu per satu. Kalau misalnya ada dua puluh atau dua puluh lima isu krusial mulai nomor satu sampai nomor dua puluh lima kita sepakati. Begitu selesai nanti masuk Panja, Panja membahas DIM per DIM, setuju pak? pemerintah setuju?Setuju ya baik. (KETOK PALU 1X) Kemudian yang kedua, yang kedua tentang jadwal sudah ada juga di depan kita semua. Pada dasarnya rancangan jadwal yang ini yang kita sepakati dalam rapat internal Pansus itu akan berakhir tanggal 28 April 2017, yang rapat-rapat kita itu berisi Raker dengan pemerintah, kemudian RDP dan RDPU dengan mitra-mitra yang lain dengan stakeholder yang lain baik itu DPD, kemudian penyelenggara Pemilu KPU, Bawaslu dan DKPP, kemudian RDPU dengan kampus-kampus, kemudian dengan NGO-NGO dan komponen-komponen masyarakat yang lain yang punya kepentingan terhadap perbaikan RUU Pemilu ini. Kemudian ada Raker

33

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 34: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

disampaing dengan pemerintah juga dengan Kapolri, Jaksa Agung dan TNI menyangkut sentra gakumdu dan sistem pengamanan Pemilu. Kemudian kita juga konsultasi dengan Mahkamah Agung soal peradilan Pemilu ini dan konsultasi dengan Mahkamah Konstitusi berkenaan dengan seluruh keputusan MK tentang kepemiluan yang mau kita masukan menjadi norma didalam Undang-Undang Pemilu. Kemudian ada kunjungan lapangan, kunjungan lapangan itu kita rapat RDPU dengan jajaran pemerintahan daerah KPUD, Bawaslu Provinsi, kampus-kampus yang ada di daerah, kemudian TNI, Polri, Jaksa yang ada di daerah ya dan semua stakeholder yang ada di daerah untuk memberikan masukan kepada Pansus. Kemudian termasuk nanti dengan media masa, ya media masa karena ini ada juga pasal-pasal menyangkut kepentingan media masa soal kampanye, soal penyiaran dan lain sebagainya. Kami kira begitu Pak Menteri beberapa garis besar dari jadwal yang kami tawarkan kepada pemerintah, kalau pemerintah setuju ini bisa kita sepakati kita ketok dan selesailah rapat kita hari ini. Kami persilahkan pemerintah kira-kira setuju dengan jadwal? PEMERINTAH/MENDAGRI (TJAHJO KUMOLO): Saudara Ketua, Wakil Ketua dan Bapak Ibu Anggota Panja yang saya hormati, teman-teman dari pemerintah. Ada dua hal saja singkat, yang pertama soal cluster tadi kami sepakat ikut apa yang tadi disampaikan oleh Saudara Ketua. Yang kedua, walaupun jadwal ini sudah disusun pengambilan keputusannya tanggal 28 April, karena menurut saya kualitas undang-undang ini tidak diukur dari lamanya membahas. Dikalau memang bisa di nantinya kalau memungkinkan bisa Februari selesai atau Maret juga ngga ada masalah. Jadi tanggal 28 tidak kaku. Yang ketiga kami menyampaikan terima kasih mengapresiasi kepada seluruh Anggota Panja yang mewakili semua fraksi dan Pansus dan DPD yang tadi menyampaikan pandangan-pandangan fraksi dan pandangan DPD yang secara prinsip sama, hanya fraksinya ketua yang ada tambahan tadi, kesetaraan, nah ada kesetaraan karena Pemilu ini memang harus demokratis, harus jujur dan adil, ditambah tadi DPD masalah yang berkaitan dengan politik uang tadi secara prinsip. Kemudian harus diukur bahwa Pileg dan Pilpres ini adalah kedaulatan penuh di tangan partai politik. Walaupun partai politik itu yang menentukan berapa jumlah kemenangan dan jumlah kursi adalah masyarakat pemilih, sehingga kualitas daripada setiap pengambilan keputusan di tingkat partai politik itulah yang menentukan adalah masyarakat, tapi secara prinsip tadi kami mengapresiasi semua pandangan kritis dari yang terhormat Saudara Ketua Komite I DPD, yang terhormat perwakilan semua fraksi sehingga memudahkan kita karena draf yang disampaikan oleh pemerintah juga tidak harga mati, akan kita diskusikan bersama karena ini adalah kepentingan kita bersama. Sekian terima kasih, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Baik terima kasih Pak Menteri. Artinya mekanisme dan jadwal acara sudah bisa disetujui ya, setuju? (RAPAT : SETUJU)

34

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 35: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Baik. Bapak sekalian saya kira yang disampaikan ANGGOTA DPD (DRS. H. AKHMAD MUQOWAM): Ketua interupsi ketua, sedikit ketua. KETUA RAPAT: Oh ya silahkan. ANGGOTA DPD (DRS. H. AKHMAD MUQOWAM): Terima kasih, ada beberapa yang saya sampaikan. Pertama bahwa apa yang disampaikan DPD tadi secara garis besar prinsip sudah kami sampaikan. Nah karena itu berkaitan dengan rapat kerja yang dilakukan besok sesuai undangan dari Pansus saya mengusulkan besok itu agendanya adalah mendapatkan masukan tanggapan dari DPD terkait dengan pemilihan Anggota DPD. Jika forum sepakati kami akan lakukan secara tertulis ya sehingga rapat besok bisa dipertimbangkan untuk memberikan ketua mengapresiasi dunia lain, dan ini menjadi bagian barusan di Raker ini, besok ngga perlu rapat tapi kita tertulis itu kan tapi menjadi bagian dari keputusan ini. Dan kami akan berikan dalam waktu yang tempo yang sesingkat-singkatnya paling lama adalah satu minggu. Jadi sekali lagi saya ini agak memahami minat bakat ketua sehingga saya mengapresiasi dengan baik minat bakat ketua tersebut. Ya saya kira soal pembahasan cluster kita setuju dan yang terakhir Pak Lukman kita ini sudah simbiosis mutualistik apapun materi yang ada di Pansus kalau boleh ini sekalilah boleh karena walaupun saya selalu mengatakan bahwa DPD itu induknya DPR, ya kalau boleh ini sekali lagi, kalau ngga boleh juga ngga apa-apa sih tapi kalau ngga boleh kebangetan itu saja. Nah setiap kali rapat mohon kita boleh ada ikut serta, itu saja, untuk mendengarkan saja ngga perlu berpendapat. Terima kasih, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Waalaikumsallam. Ya bolehlah, Pak Agun silahkan. F-PG (DRS. AGUN GUNANJAR SUDARSA, Bc.IP, M.Si): Terima kasih Pimpinan. Dari Fraksi Partai Golkar sebelum rapat ini ditutup ingin menyampaikan beberapa hal dihadapan pimpinan, seluruh Anggota Pansus dan utamanya dari pemerintah. Yang pertama terkait dengan apa yang sudah diputuskan terkait dengan mekanisme terkait dengan jadwal terkait dengan bagaimana kita bisa menyelesaikan pembahasan melalui cluster, lalu dibentuk Panja. Ada beberapa hal yang mungkin perlu kita samakan pemikiran kita bahwa Panja yang dimaksud itu adalah bukan Pansus dibagi menjadi tiga Panja tapi tetap Pansus dibagi dalam satu Panja, hanya pembahasannya menggunakan cluster. Kalau pemahamannya seperti itu, itu clear. Karena tiga rancangan undang-undang, ah tiga undang-undang yang dijadikan satu ini adalah satu kesatuan yang tidak bisa lagi di belah-belah di pisah-pisah, jadi harus sebagai satu kesatuan sistem bagaimana penyelenggaranya,

35

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 36: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

bagaimana undang-undang yang berkaitan dengan pemilihan anggota legislatif dan yang berkaitan dengan Pilpres. Itu satu kesatuan yang menurut hemat kami Panjanya juga tetap satu hanya pembahasannya menggunakan cluster, itu clear pak. Yang kedua pertimbangan dari Fraksi Partai Golkar juga mohon menjadi pemohonan kita bersama bahwa sesungguhnya yang paling edeal paket Undang-Undang Politik ini tidak terhenti di satu undang-undang. Kalau mau ideal itu terkait juga dengan Undang-Undang MD3-nya, jangan menimbulkan problem dikemudian hari bagi Golkar. Ketika undang-undang ini kita syahkan tapi menyisahkan persoalan setelah dilaksanakan baru Undang-Undang MD3 dikerjakan, itu akan menimbulkan problem ketatanegaraan yang sangat fundamental. Dan pengalaman-pengalaman seperti ini bagi Fraksi Partai Golkar tidak menghendaki ini diulangi kembali, karena kita punya komitmen yang sama bahwa pemerintahan yang akan dihasilkan dari proses Pemilu legislatif 2019 yang akan datang tentunya adalah sebuah pemerintahan yang akan semakin solid yang mampu menjalankan roda pemerintahan semakin efektif, semakin efisien mengurus rakyat yang sesungguhnya. Tidak lagi diributkan dengan kontelasi politik, gaduh politik yang berkelanjutan. Jadi catatan bagi kami artinya bahwa undang-undang yang akan di kita bahas jadwalnya disepakati di bulan April ini akan sangat amat mengganggu kalau proses pembahasannya itu melewati waktu masa habisnya keanggotaan KPU, Bawaslu yang sekarang. Karena KPU, Bawaslu yang dibentuk berdasarkan undang-undang ini harus memiliki waktu yang cukup untuk mengelola menjalankan segala peraturan perundang-undangan ini. Oleh karena itu kami mohon juga karena pimpinan ini sebagian besar dari Komisi II mohon juga ketika ada rapat-rapat kerja di Komisi II Pak Menteri mohon kiranya juga menjadi keputusan politik di Komisi II bahwa undang-undang ini juga harus berkolerasi dengan masa keanggotaan KPU, Bawaslu yang sudah menjelang habis. Jadi artinya kalau menurut hemat kami kalau tidak bisa di bulan April jangan lalu di bulan Mei atau Juni. Ya memang kalau lihat alasan pertama kayanya akur-akur saja, tapi pengalaman kami berkali-kali mengurus Undang-Undang Pemilu ini ngga ada yang selesai dalam tempo empat bulan pak, ngga ada, boleh di cek, hanya bisa selesai dalam tempo kurang dari dua bulan itu hanya undang-undang untuk Pemilu tahun 1999, juga di ruangan ini, sama Prof. Rias Rasyid duduk disana, alkhamdulillah saya duduknya di tempat Pak Lukman Edy selaku ketua tim kecilnya, itu Pemilu pertama kali Pemilu reformasi, itu bisa diselesaikan dalam kurun waktu satu bulan satu minggu pak, selesai. Nah tapi untuk kali ini karena memang kita melihat negara bangsa ini sedang menghadapi persoalan-persoalan global yang sangat amat tarik-menarik kepentingan luar biasa berimplikasi kepada belum lagi bicara idiologi trans nasional dan lain sebagainya terkait didalamnya ini membutuhkan waktu, tapi komitmen kami pak mohon kita semua bersepakat bahwa kalau bisa itu selesai lebih awal dari bulan April. Kami menggagas baik kalau perlu di bulan Februari paling lambat Maret sudah selesai pak, sehingga bisa berjalan mekanisme untuk rekruitmen KPU, Bawaslu yang baru. Ditindaklanjuti dengan catatan kami pak, harapan kami setelah itu ditindaklanjuti dengan pembahasan Undang-Undang MD3, supaya MD3 juga karena penguatan sistem pemerintahan presidensil tidak selesai hanya dengan parliementary threshold pak, kami bisa toleransi parliementary thresholdtapi kami akan keras ketika membentuk fraksi kita harus berkompromi menguatkan sistem pemerintahan presidensil. Jumlah fraksi kalau perlu hanya jumlah tiga fraksi yang ada. Ini komitmen-komitmen ini yang harus kita bangun dalam rangka penguatan sistem pemerintahan presidensil.

36

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 37: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Terima kasih, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Waalaikumsalam. Tanggapi dulu ya Pak Agun. F-PD (Ir. FANDI UTOMO): Pimpinan, pimpinan. KETUA RAPAT: Oh ya silahkan Pak Fandi. F-PD (Ir. FANDI UTOMO): Saya kira yang disampaikan Pak Agun pertama itu kan memang belum kita putuskan, apakah Panjanya satu kemudian memang didalamnya ada tiga, atau memang Panjanya dibikin tiga gitu. Jadi kan saya kira itu ada baiknya kalau seperti pendapat Pak Agun ya Panjanya satu gitu bahwa ada sub-sub pembahasan didalamnya itu tentu ini tidak mengurangi penyatuan pembahasannya gitu. Disamping karena memang anggota kami juga tidak cukup untuk apa serentak mengikuti tiga Panja, kalau Panjanya serial apa gunanya sama saja gitu kan. Terima kasih. KETUA RAPAT: Pak Rufinus silahkan. F-HANURA (DR.RUFINUS HOTMAULANA HUTAURUK, SH.,MM.,MH.): Menarik memang untuk disimak tadi yang dari Pak Agun, Cuma saya agak sedikit nanti jangan sampai melenceng dari apa yang sudah disepakati sebelumnya. Kalau kita ingin merilis ada satu perubahan didalam MD3 dalam konsep yang seperti apa supaya diberikan dulu. Apakah layak itu kita putuskan di dalam Pansus ini atau tidak. Jadi jangan nanti memang terkolerasi dengan proses penyelenggaraan Pemilu, tetapi dalam konsep pembahasan ini seperti apa pak. Ini harus diberikan dulu, mungkin di luar Pansus ini perlu dibicarakan, itu yang pertama. Kemudian masalah schedule tadi ini memang sudah sangat ketat sekali pak. Saya tidak tahu ada konsep lain ngga supaya ini kita bisa persempit berakhir di Maret atau di Februari. Saya melihat ini karena kita memang dalam masa reses ada disini waktu yang lowong, pertanyaannya adalah apakah bisa waktu itu kita gunakan atau tidak, bisa tapi kan perlu ada satu proses yang harus disepakati terlebih dahulu. Nah jadi peluang-peluang itu mungkin barangkali perlu dibicarakan mungkin nanti didalam rapat internal atau bagaimana supaya nanti bisa diparipurnakan. Jadi konsep-konsep yang ditawarkan tadi masalah Panja, saya rasa Panja kalau satu dua tiga sama saja sepanjang konten itu sama yang dibahas. Kalau ingin Pak Agun ingin selesai cepat Panjanya diperbanyak, orang bisa menganalisa lebih cepat. Kalau Panja nanti basalah pak bisa saja yang hadir Cuma

37

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 38: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

sekian orang, jadi kalau Panja itu dibagi terhadap konten yang sama tapi dibahas oleh orang banyak maka proses waktu penyelesaian juga mungkin lebih cepat. Ini saja barangkali pimpinan untuk sementara, terima kasih. KETUA RAPAT: Baik terima kasih. Yang pertama soal jadwal itu tahapan Pemilu 2019 itu dimulai bulan Juni, ya bulan Juni ini dari pemerintah ini, tahapan mulai dari bulan Juni awal tahapan Pemilu. Kemudian verifikasi partai baru mulai Agustus 2017, dengan asumsi pelaksanaan pada tanggal 9 April 2019. Artinya memang bulan April batas akhir kita membahas Undang-Undang Pemilu itu masih menyisahkan waktu dua bulan untuk menyelesaikan PKPU dan Peraturan Bawaslu. Jadi April selesai langsung PKPU dan Per Bawaslu selama dua bulan masuk tahapan bulan Juni. Ini masih waktunya masih memang kita sesuaikan dengan tahapan Pemilu serentak yang sudah apa namanya berdasarkan undang-undang lama ini. Kita berharap semakin cepat semakin baik ya Pak Menteri ya, tapi ya apa namanya sementara ini jadwalnya kita sampai dengan 28 April ya mudah-mudahan kalau banyak kesepakatan yang bisa diselesaikan secara cepat ya itu tadi dari awal kami menyatakan bahwa Pak Laoly, Pak Cahyo ini Anggota Pansus teman-temannya Pak Laoly dan teman-temannya Pak Cahyo semua. Jadi dengan komunikasi yang baik mungkin lebih bisa dipercepat rapat-rapat kita, ya langsung kepada apa namanya persoalan kemudian kita sepakati selesai gitu, ngga perlu banyak perdebatan karena secara prinsip kita sudah memahami semua apa landasan-landasannya, itu yang pertama. Kemudian yang kedua soal Panja, ya soal Panja memang rapat internal Pansus belum memutuskan apakah satu Panja dua Panja atau tiga Panja. Melihat perkembangan pembahasan ini. Nah kalau satu Panja yang seperti disampaikan oleh Pak Agun tadi. Kalau tiga Panja dalam draf kita ini ya kalau bikin tiga Panja itu tidak simultan, ya tidak simultan bergerak dalam waktu yang bersamaan tiga Panja tidak, tapi selesaikan Panja a dulu, selesai baru Panja b baru Panja c, gitu. Jadi tetap membikin tiga Panja tetapi tidak simultan rapat-rapatnya. Ya rapatnya itu sesuai dengan a, b, c secara berurutan. Jadi ya apa namanya Fraksi Hanura tetap ada di tiga Panja gitu, ya gitu Pak Rufinus, karena tidak bersamaan waktu pembahasannya waktu rapat-rapatnya. Kira-kira itu tapi ini kemarin memang kita tidak putuskan dulu sambil melihat dinamika pembahasan Pansus ini. Saya kira itu Pak Agun ya. Bapak sekalian kami kira apa yang disampaikan oleh Pak Menteri tadi mewakili pemerintah mungkin sudah bahagian dari clossing statement juga itu pak ya karena melihat muatannya saya kira sudah selesai sudah semua merangkum pembicaraan kita pada hari ini. Oleh sebab itu, oh Pak Muzammil silahkan. F-PKS (DRS. H. AL MUZAMMIL YUSUF, M.Si): Terima kasih pimpinan. Sekedar minta konfirmasi saja kalau tiga Panja itu mungkin yang dimaksud pimpinan yang berbeda adalah pimpinannya ya, adapun kami tetap bisa berada pada satu, dua dan tiga itu, ya saya menegaskan saja, terima kasih.

38

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 39: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

KETUA RAPAT: Anggotanya tetap sembilan belas orang, terserah nanti fraksinya menugaskan siapa dalam Panja itu. Saya kira itu ya, acara hari ini sudah bisa kita tutup, masih ada. F-PDIP (Drs. SIRMADJI, M.Pd.): Permintaannya DPD tadi belum dijelaskan oleh Pak Ketua. KETUA RAPAT: Oh ya DPD karena permintaannya besok tidak ada Raker dengan DPD sambil menyusun nanti tertulis diserahkan kepada Pak Sekretariat dan kepada Pansus kita cancelrapat dengan DPD besok ya, setuju? (RAPAT : SETUJU) Berikutnya silahkan Pak Menteri. PEMERINTAH/MENKUMHAM (YASONNA LAOLY, S.H., M.Sc): Izin sudah koordinasi dengan Pak Mendagri. Kalau memungkinkan cukup satu Panja tetapi insensitasnya yang perlu kita lakukan. Kekhawatiran kita nanti, kalau dua Panja ada materi-materi yang disini diputuskan disana tidak diketahui tidak ini sinkronisasinya agak kita bahas kembali, tapi kalau kita satu Panja tetapi intensitas kita betul-betul dilakukan dengan baik saya kira bisa, kalau memungkinkan. Jadi saya kira nanti kita kajilah secara mendalam jangan kita putuskan dulu. Tapi prefair kami dari pemerintah menginginkan satu. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih. Baiklah Bapak sekalian, PDI ada ya, Pak Erwin silahkan Pak Erwin. F-PDIP (ERWIN MOESLIMIN SINGAJURU): Terima kasih pimpinan. Saya coba menanggapi apa ide yang maju dari Agun Gunanjar, kang Agun itu, yang perlu pemikiran bahwa adanya bahasan tentang Undang-Undang MD3. Saya kira itu perlu ditanggapi oleh pimpinan, karena menyangkut sama dengan ide kita tadi bahwa kita menginginkan juga ada pembahasan tentang Undang-Undang Parpol, RUU Parpol. Kalau begini kan kita ini kan di Undang-Undang Dasar ini bab VII kalau ngga salah itu bahwa peserta Pemilu ini adalah partai politik. Nah karena peserta Pemilu ini partai politik asumsi revisi RUU tiga ini, ini kan revisi tentang mesinnya saja ini yang setiap tahun diservis. Fundamentalnya itu tidak pernah dibahas, kalau dia sawah itu digarap ya, kemudian dimasukan ke pabrik kemudian

39

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 40: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

ini hasilnya begitu. Makanya asumsi bagaimana kita membuat RUU ini lebih konperhensip untuk kedepan kuatnya demokrasi ini. Itu yang maksud saya kenapa kok nyambung gitu ya, saya kira itu. Jadi itu pimpinan saya kira dan ini bisa ditawarkan dengan pemerintah gagasan ini. Kalau memang ini tidak disetujui dengan argumen apa kita bisa tunda dulu berarti kita bersepakat untuk menservis ini saja tiap tahun saja yang apa saya kira saya katakan tadi apakah partai politik ini instrumen demokrasi atau instrumen negara. Kalau dia di Undang-Undang Dasar 1945 itu instrumen negara, bagaimana negara bertanggung jawab terhadap partai, persoalannya. Termasuk soal keuangannya bagaimana, itu kan pembahasannya kok KPK pula yang mau menyarankan supaya partai, mestinya dari pemikiran kita disini gitu yang menguatkan Undang-Undang Partai Politik itu. Belum lagi soal Undang-undang Pilkada, jadi kenapa ide gagasan itu PDI Perjuangan punya pemikiran menambahkan tiga RUU gitu, tapi persoalan ngga setuju itu karena ini persoalan interval katanya harus selesai sampai bulan April, itu yang dari pemerintah, pemerintahnya partai saya juga sih memang. Cuma ini kan ide gagasan ini, kira-kira bagaimana ini wacana ini ya kita angkat ini agar kita ngga main-main membahas persoalan negara ini. Bukan saya katakan yang dulu main-main maaf bukan lebih inilah, lebih betul-betul menguatkan cita-cita kemerdekaan. Saya kira demikian terima kasih. KETUA RAPAT: Baik, kalau soal Undang-Undang Partai Politik kita kembali pada pemerintah ini pasti dari inisiatif pemerintah kan untuk melakukan perubahan. Apakah bisa dalam waktu singkat ini masuk didalam pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu. Kalau Undang-Undang Nomor 3 nanti internal kita tanya Pimpinan DPR kita tanya ke Baleg, ya gitu. Secara internal nanti kita tanya Pimpinan DPR kita tanya ke Baleg. Kalau misalnya Baleg oke Pimpinan DPR oke nanti bisa masuk langsung dalam pembahasan. Kita kembali pada pemerintah, silahkan. PEMERINTAH/MENDAGRI (TJAHJO KUMOLO): Tiga pembahasan ini Ketua, dan Bapak Ibu Anggota Panja kan juga keputusan DPR juga. Nah kalau toh memang harus ditambah lagi ya saya kembalikan ke DPR juga mekanismenya, hanya tadi yang sudah disinggung oleh Pak Agun khususnya tadi bahwa tahapan ini harus dilaksanakan oleh KPU dan Bawaslu yang baru nanti dimulai pada awal bulan Juni, itu saja saya kira. Kalau mau ditambah usulan supaya lebih konperhensif integral tadi ya saya serahkan pada DPR. KETUA RAPAT: Konstren waktunya apa, karena kalau RUU Partai Politik kan pasti inisiatif dari pemerintah nanti, menyusun drafnya, nah memungkinkan ngga dalam waktu singkat ini pemerintah mengusulkan draf perubahan atau revisi Undang-Undang Partai Politik itu masuk dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu ini. Nah kalau untuk MD3 kita bisa tanya nanti secara internal, begitu Pak Menteri. Kira-kira bagaimana Pak Menteri.

40

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 41: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

PEMERINTAH/MENKUMHAM (YASONNA LAOLY, S.H., M.Sc): Jadi menambahkan apa yang disampaikan Pak Mendagri memang kalau kita sepakat ini saya menangkap betul apa yang disampaikan Pak Agun, penyelesaian Undang-Undang MD3 yang lalukan pasca hasil Pemilu yang menimbulkan konstelasi politik yang membuat banyak masalah begitu. Jadi karenanya membahas Undang-Undang MD3 sesegera mungkin akan menjadi lebih baik menjadi komitmen kita bersama, termasuk Undang-Undang Partai Politik. Kalau bisa DPR menyiapkan, ini kita sedang membahas Prolegnas menyiapkan drafnya dan pemerintah tentu siap membantu, kita bisa lakukan itu tapi jangan mengganggu agenda yang ini. Karena ini tetap jalan Pak Ketua karena ada tahapan Pemilu yang seperti disampaikan Mendagri tahapan Pemilu harus sudah berjalan bulan enam. Ini jalan tetapi komitmen politik kita adalah untuk segera juga menyelesaikan paket ini supaya agenda pelaksanaan Pemilu kita paket kalau dulu kan ini bersamaan paket Undang-Undang Partai Politik namanya, dulu. Sekarang kan agak bahkan Undang-Undang Penyelenggara Pemilu ya. Jadi saya kira memang ini kita jalankan tapi pada saat yang sama kita minta Baleg teman-teman di Baleg dan kita siap akan membantu. Kami dari pemerintah akan siap membantu Kemendagri dan Kemenkumham membantu bahkan segera membuat naskah akademisnya. Kita misalnya dalam Undang-Undang Partai Politik kan tinggal menambah. Ada hal-hal apakah masih perlu, sekarang ada tawaran bagaimana dengan bantuan partai politik, bagaimana keuangan partai politik. Ini kan menjadi mengemuka, ada saran dari KPK, ada saran dari elemen-elemen masyarakat. Juga penyelesaian sengketa partai politik dan lain-lain ini semua adalah dinamika-dinamika yang harus kita respon dalam perbaikan, dan juga tentunya MD3. Jadi kalau kita mau mendisain undang-undang ini sejalan dengan penguatan sistem presidensil, di MD3 juga punya ruang itu di Undang-Undang Penyelenggara Pemilu ini juga punya ruang itu. Sehingga pikiran itu nanti bisa menyatu. Kalau bisa kita siapkan awal bulan satu akhir sudah siap kita jalan. Dulu kalau saya tidak salah mengingat di tahun 99 ya Kang Agun eh tahun 2004 ya Kang Agun itu kan pararel. Di 2009 apa itu juga pararel kita lakukan, walaupun MD3 molor. MD3 itu molornya disepakati penetapan keputusannya, sebetulnya keputusannya sudah ada tapi tidak diteruskan setelah hasil Pemilu. Konstelasi politik berubah dibongkar ulang, kesepakatan. Ini kan tidak kita inginkan, kita tidak menjadi sangat gentlement kalau melakukan soal-soal seperti itu. Saya kira ini yang harus kita lakukan, jadi gentlement agrement kita dalam soal penyelesaian ini sangat diperlukan. Supaya nanti sebelum hasil Pemilu sebelum memulai Pemilu semua paket Undang-Undang Partai Politik, Undang-Undang Politiknya sudah selesai. Tidak ada lagi pada siapapun nanti yang terpilih jadi Presiden siapapun ini berapa fraksi yang mau kita butuhkan untuk itu kita sudah siap untuk itu gitu. Tapi kalau nanti kita putuskan itu setelah kita lihat jumlah fraksi kita agak gawat kita mungkin berfikir, nda boleh begitu gitu. Cari aliansi partai politik, ini kan kebiasaan jelek. Nah ini yang kami sampaikan. Jadi ini komitmen politik kita. Terima kasih.Wallahuamuafik illaaquamitorik WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

41

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 42: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Terima kasih almukarom Pak Laoly. Sebentar Pak Fandi dari tadi minta kesempatan, silahkan Pak Fandi. F-PD (Ir. FANDI UTOMO): Terima kasih Pimpinan. Saya kira yang perlu kita pikirkan, yang pertama itu penyelesaian RUU Penyelenggaraan Pemilu ini, setelah itu baru kita pikirkan apakah ada faktor-faktor yang secara apa, secara ini mempengaruhi undang-undang yang lain. Yang kami sampaikan tadi perkiraan kami itu akan mempengaruhi Undang-Undang MD3, akan mempengaruhi Undang-Undang Parpol. Misalnya peran Mahkamah Partai didalam sengketa Pemilu kalau sistem Pemilunya tertutup ini pasti ada perubahan kesana gitu loh kira-kira itu. Terus termasuk berkaitan dengan Undang-Undang Pemda kalau kita definisikan posisi Pilkada itu dengan apa dengan jelas didalam konstruksi Undang-Undang Pemilu kita itu. Jadi menurut saya ya kita selesaikan selekas-lekasnya ini apa RUU Penyelenggaraan Pemilu ini jadi undang-undang setelah itu mari sama-sama kita dalami implikasinya terhadap undang-undang lain supaya dengan demikian ini bisa barangkali diamanatkan didalam catatan di undang-undang ini gitu, ya termasuk didalamnya apa amanat misalnya yang saya sampaikan amanat Undang-Undang Pilkada untuk peradilan Pemilu itu misalnya. Jadi saya kira begitu sehingga dengan demikian pembahasan kita tidak rancu dan ini menyangkut kesepakatan barangkali persis yang disampaikan Pak Menkumham, ini menyangkut kesepakatan yang agak jauh daripada pembahasan kita di RUU Penyelenggaraan Pemilu ini. Terima kasih pimpinan. KETUA RAPAT: Pak Rufinus juga, ini kita sudah lewat jauh ini soalnya. Silahkan. F-HANURA (DR.RUFINUS HOTMAULANA HUTAURUK, SH.,MM.,MH.): Lebih bagus jauh daripada nanti makin jauh. Jadi kekhawatiran Pak Menteri saya bisa memahami, tapi persoalannya gini Pak Menteri. Usulan Pak Agun tadi sangat bagus sekali karena ini adalah dua bonggol yang berbeda. Saya rasa tidak salah juga kita dorong. Mengapa, saya khawatir nanti Pak Menteri, berbagai pasal-pasal saling memasung antara undang-undang yang satu dengan yang lain, itu kekhawatiran saya. Dan itu tidak, sangat mungkin terjadi. Jadi kalau kita sepakati nanti ada pasal-pasal tertentu tanda kutip yang harus memasung partai politik dan sebaliknya sehingga tidak saling bisa mengisi ini yang menjadi kekhawatiran kita kedepan bahwa demokrasi ini tetap kita terpasung oleh pasal-pasal yang tidak perlu. Jadi saya usul pimpinan, kalau boleh kebetulan saya di Baleg. Tidak salah juga kalau kita mulai ya kan kalau perlu nanti di Paripurna jam tiga saya enau supaya itu dilakukan. Jadi Baleg bekerja secepatnya kita langsung RDP dengan pemerintah khusus masalah Undang-Undang Partai Politik dan MD3. Jadi karena kalau kita saling menunggu itu yang saya khawatirkan nanti pasal-pasal ini akan saling memasung, antara seperti tadi, Mahkamah Partai seperti apa ya kan. Jadi kedaulatan calon legislatif itu juga harus dijaga, jangan sampai terdilusi. Jadi partai politik, MD3 dengan RUU Penyelenggaraan Pemilu ini kalau boleh pararel dilakukan

42

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 43: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

karena tidak menutup kemungkinan ini terjadi karena dua hal bonggol yang berbeda. Itu saja pimpinan, terima kasih. KETUA RAPAT: Baik terima kasih. Saya kira apa yang penting kita sesuai dengan jadwal kita dulu, nanti kalau ada amanah lain misalnya Baleg dan Pimpinan DPR memutuskan dan Paripurna DPR memutuskan masuk dua undang-undang lain di Pansus ini ya kita siap saja untuk melaksanakan. Ya, jadi ini kita laksanakan dulu kesepakatan kita jadwal-jadwal kita sampai dengan 28 April semakin cepat semakin baik. Kemudian kalau ada amanah lain untuk dititipkan untuk dibahas di Pansus ya kita juga siap. Saya kira gitu ya Pak Menteri ya. PEMERINTAH/MENDAGRI (TJAHJO KUMOLO): Saya kira yang penting yang kita diskusikan terakhir ini masuk bagian daripada keputusan rapat Panja ini, itu dog dulu. Nah soal nanti di Paripurna internal daripada DPR. Yang saya pahami perkuatan sistem pemerintahan presidensil juga harus diperkuat rangkaian Undang-Undang Politik plus MD3 tadi yang Pak Agun sampaikan. Kalau tidak ini mrembet ini, jungkir-balik di DPR yang terus-menerus akan mempengaruhi sistem pemerintahan presidensil. Padahal kita sudah fix sudah kuat di mekanisme Pilpres dan sebagainya sudah kuat. Jadi ini tadi hanya diskusi tapi mengerucut ketua, masukan di putusan Panja ini soal mekanisme Paripurna dan Baleg dibahas silahkan yang terhormat Anggota DPR di Baleg dan juga dengan Menteri Hukum dan HAM nanti langsung pararel tadi istilahnya. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Menteri. Pak Reza. F-GERINDRA/WK. KETUA (IR. H. AHMAD RIZA PATRIA, MBA): Sedikit, terima kasih. Saya langsung saja. Pimpinan dan Anggota Pansus dan Pak Menteri. Saya kira kita jalan dengan konsep yang ada saya setuju pembahasan MD3 kita harus segera bahas dan harus selesai sebelum Pemilu. Jadi jangan ada pembahasan MD3 setelah Pemilu. Jadi ada kesepakatan di awal, saya kira mekanismenya kita lalui melaui Baleg dan lain-lain. Kemudian yang ketiga saya sepakat ini perlu ada pembahasan cepat soal Undang-Undang Partai Politik dan Undang-Undang Pemerintaha Daerah karena terkait ya Cuma saya nda tahu apa dimungkinkan dalam waktu singkat disinergikan dengan undang-undang yang ada sekarang atau dibahas secara berbeda tapi dilaksanakan juga dalam waktu yang cepat seperti MD3 nanti pararel, dan saya kira memang perlu jadi ada selain tiga undang-undang yang dibahas dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu kita perlu pembahasan lebih cepat juga Undang-Undang Partai Politik, Pemerintahan Daerah dan MD3. Saya kira enam undang-undang ini perlu dibahas dalam waktu cepat dan harus diselesaikan menurut saya di 2017 semuanya begitu supaya clear kedepan.

43

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 44: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

Mengenai mekanismenya saya kira kita lalui melalui prosedur dan mekanisme yang ada di undang-undang dan ada di DPR maupun pemerintah. Saya kira itu masukan terima kasih. KETUA RAPAT: Baik, ini sudah bisa kita putuskan ini. Tadi soal mekanisme sudah ketok, soal jadwal sudah ketok. Ini persoalan yang ketiga ini pemerintah sudah setuju untuk memasukan dua atau tiga undang-undang ini. Undang-Undang MD3, Undang-Undang Partai Politik, satu lagi Pilkada bukan Pemerintah Daerah, ya. Undang-Undang Pilkada, direkomendasikan, atau dua saja, partai politik dan MD3 ya, ini F-PDIP (ERWIN MOESLIMIN SINGAJURU): Ketua nanti sebentar, saya bisa tambah sedikit. Undang-Undang RUU Pemilu ini yang berhubungan dengan persoalan Pemilu, pertanyaannya apakah Pilkada itu tidak berhubungan, berhubungan dong, ada relevansinya itu. Nah oleh karena itu KETUA RAPAT: Soalnya Undang-Undang Pilkada baru diketok kemarin. F-PDIP (ERWIN MOESLIMIN SINGAJURU): Enda, begini maksud saya, ini kan ilmu Baleg ini, ilmu Baleg ini hubungan dengan kompilasi kodifikasi yang itu dia tinggal dibuatkan saja mana sinkronisasinya dan agar ada harmonisasi. Saya kira kita juga di Baleg di komisi masing-masing itu ada ahli kan ahli hukum yang legal draftingnya itu. Itu bisa dipercepat saya kira kok, kita yang kadang-kadang suka mungkin menyulit-nyulitkan dengan jadwal kita masing-masing mungkin. Kalau kita ini serius saya kira kita serahkan itu selesai di Baleg itu. Saya kira demikian agar ada sinkronisasi dan harmonisasi sistem perundang-undangan Pemilu ini yang betul-betul diinginkan kita untuk mengantarkan republik ini menjadi negara yang demokrasi yang benar dan sehat. Saya kira demikian. KETUA RAPAT: Ibu Diah silahkan. F-PDIP (DIAH PITALOKA): Jadi kita akan membahas mengenai Undang-Undang Parpol dan Undang-Undang MD3 karena ada kebutuhan normatif ketika kita membahas persoalan elektoral yang hari ini akan dijalankan oleh partai politik. Saya pikir ada dua fungsi pembahasan, pertama pembahasan normatif yang akan dibahas elemen-elemen kepartaian itu didalam Baleg, dan Pansus akan tetap membahasnya dalam

44

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 45: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

karakteristik partai politik dalam kerangka elektoral. Jadi memang ada dua kebutuhan, pertama kebutuhan partai politik sebagai organisasi yang butuh penyesuaian ketika Undang-Undang Elektoralnya dibahas. Jadi kalau ini dibahas pararel dalam dua kamar dalam DPR ini saya pikir sangat relevan. Jadi ada berangkat dari kebutuhan normatif penyesuaian norma-norma dalam Undang-Undang Kepartaian yang berangkat dari adanya pembicaraan-pembicaraan didalam Pansus Pemilu. Dan saya pikir dua undang-undang itu relevansinya masuk kedalam dasar kenapa itu akan dibahas di Baleg dari kebutuhan elektoral yang hari ini dibahas di Pansus. Terima kasih. KETUA RAPAT: Pak Viva silahkan. F-PAN (VIVA YOGA MAULADI, M.Si.): Terima kasih Pak Ketua. Yang pertama Fraksi PAN sepakat untuk tiga RUU ini dibahas terlebih dahulu dengan catatan misalnya kalau ada perubahan-perubahan yang menyangkut tentang Undang-Undang Partai Politik, Undang-Undang MD3kami mengusulkan untuk ditabulasi saja. Pasal per pasal mana yang kira-kira nanti ketika kita membahas kodifikasi RUU Penyelenggaraan Pemilu ini ada perubahan-perubahan yang menyangkut tentang Undang-Undang Partai Politik dan Undang-Undang MD3, karena kami baca substansi tentang syarat partai politik untuk bisa mengikuti Pemilu juga sudah termaktub didalam RUU Penyelenggaraan Pemilu ini. Jadi kami mengusulkan tetap tiga undang-undang ini akan dibahas sembari dari Baleg dan dari pemerintah untuk mentabulasi kemungkinan-kemungkinan pasal-pasal yang akan berubah seandainya ada perubahan didalam pembahasan tingkat pertama ini. Jadi mungkin lebih cepat begitu Pak Ketua. Terima kasih. KETUA RAPAT: Berarti ada dua opsi lagi ini kan, Pak Agun. F-PG (DRS. AGUN GUNANJAR SUDARSA, Bc.IP, M.Si): Ya saya pikir kita tetap saja dengan apa yang sudah kita jalankan selama ini. Bahwa kita hari ini sedang membicarakan RUU Penyelenggaraan Pemilu dan sudah diketok, tok tok tok ini jalankan saja. Jadwal sudah ada mekanisme sudah ada. Yang diputuskan berikutnya adalah juga Pansus ini katakanlah memutuskan merekomendasikan kan begitu pak, merekomendasikan kepada pemerintah untuk itu juga mempersiapkan Rancangan Undang-Undang MD3dan Rancangan Undang-Undang Partai Politik terkait dengan pembentukan peraturan perundang-undangan bidang politik dalam rangka membangun demokrasi bla bla bla gitu pak, nah itu jalan pak. Jadi dengan dasar itu maka yang tentunya proses mekanismenya sesuai dengan peraturan tentang tatacara pembentukan peraturan perundang-undangan, artinya melalui proses Baleg dan lain sebagainya. Itu silahkan jalan waktunya kapan,

45

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 46: Dewan Perwakilan Rakyat - BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200720...Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB. KETUA

tadi sudah disampaikan oleh Pak Riza tadi yang kita berdua bersepakat bahwa dua Undang-Undang Partai Politik dan Undang-Undang Md3 ini diselesaikan dalam kurun waktu selesai pembahasan undang-undang ini. Jadi ada kelanjutan dari Pansus ini untuk melanjutkan pekerjaan yang sama bahkan harapan saya pak harapan kami orang-orang yang terlibatnya itu ya jangan ganti kalau perlu itu. Jadi orangnya itu ngerti sejak dari awal dia tahu bahwa yang dikatakan ini institusi partainya ini mesinnya ini outcomenya dia memiliki satu sinergitas yang utuh. Nah terkait dengan Undang-Undang Pilkada menurut hemat kami Pak Erwin tentunya ini konsekwensi yang tidak bisa dihindarkan. Ketika terjadi perubahan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu yang berimplikasi kepada Undang-Undang Partai Politik Undang-Undang MD3 mau tidak mau akan ada penyesuaian, hanya untuk Undang-Undang Pilkada jangan dimasukan sekarang ini dulu dalam keputusannya gitu loh, karena baru saja ketok kemarin kira-kira gitu tapi pasti itu akan perubahan mau tidak mau. Saya kira demikian pimpinan, terima kasih. KETUA RAPAT: Saya kira itu kesimpulan yang ketiga kita, kita Pansus ini rapat kerja Pansus dan pemerintah, nah ini bukan Pansus saja merekomendasikan pak karena pemerintah sudah menyatakan siap ya jadi rapat kerja Pansus dan pemerintah menyepakati untuk menyiapkan Rancangan Undang-Undang Perubahan Undang-Undang MD3 dan perubahan Undang-Undang Partai Politik. Jadi Rancangan Undang-Undang Perubahan Undang-Undang MD3 dan perubahan Undang-Undang Partai Politik dengan dasar pemikiran supaya sinkron dengan Undang-Undang Penyelenggara Pemilu yang sekarang dibahas oleh Pansus, ini kesimpulan nomor tiga. Nanti mekanismenya apakah nanti ya nanti konsultasi dan koordinasi dengan Baleg ya nanti apakah ditugaskan kepada Pansus ini untuk melanjutkan pembahasan dua undang-undang ini itu tergantung perintah Paripurna DPR nanti. Saya kira gitu Pak Menteri ya, setuju? (RAPAT : SETUJU) Baik terima kasih. Demikianlah acara rapat kerja Pansus RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum pada hari ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada kita semua sehingga kita dapat menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Terima kasih, sekian Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (KETOK PALU 3X) RAPAT DITUTUP PUKUL 14.35 WIB.

46

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM