Development by design bahasa indonesia

16
Peluang Penerapan Development by Design/DbD di Kalimantan Timur Musnanda Satar 3 Oct 2013

description

Development by Design in Indonesia

Transcript of Development by design bahasa indonesia

Page 1: Development by design bahasa indonesia

Peluang PenerapanDevelopment by Design/DbD

di Kalimantan Timur

Musnanda Satar3 Oct 2013

Page 2: Development by design bahasa indonesia

Pengertian• Development by Design (DBD) adalah proses perencanaan mitigasi

berbasis ilmu pengetahuan yang menyeimbangkan kebutuhan perencanaan pembangunan seperti perkebunan, kehutanan, minyak dan gas, pertambangan, dan infrastruktur, dengan aspek konservasi keanekaragaman hayati. Tujuannya adalah untuk efisiensi dalam perencanaan pembangunan dan mitigasi dampak, sementara mencapai konservasi yang mendorong penyelamatan dari nilai-nilai keanekaragaman hayati.

• DBD mendukung pelaksanaan “ tingkat mitigasi " pada setiap tahapan yaitu; avoid/menghindari, minimize/ restore meminimalkan, dan penyeimbang/offset- dengan cara yang transparan kepada pelaku dan pengambil kebijakan, dengan melengkapi proses pengkajian lingkungan.

Page 3: Development by design bahasa indonesia

TNC bekerjasama dengan pemerintah, swasta, kelompok masyarakat untuk mencari solusi dalam menyeimbangkan

kegiatan ekonomi, lingkungan dan sosial. PERENCANAAN TINGKAT LANDSCAPE

Peta yang mengintegrasikan informasi mengenai aset yang ada dengan prioritas konservasi untuk digunakan dalam melakukan evaluasi perencanaan pembangunan dengan kegiatan konservasi:

• Kajian kekayaan alam– Forest carbon– Layanan DAS– Kenakeragaman Hayati

• Prioritas konservasi oleh masyarakat

Avoid/Menghindari konversi• Perencanaan pembangunan

dan ijin

Reduce impacts• Pengelolaan kegiatan yang

lestari

Restore• Mengembalikan fungsi

hutan yang penting untuk manusia

Offset• Dampak yang tidak bisa

dihindari

Tingkat Mitigasi

Page 4: Development by design bahasa indonesia

Biodiversity breakeven point

No

net l

oss

for b

iodi

vers

ity

Net

pos

itive

out

put

for b

iodi

vers

ity

+

-(Zero impact)

Anticipated impacts

Residual impacts

Avoided impacts

Minimize/Restore

Avoided impacts

Offset for impacts

Avoided impacts

Positive contributions to biodiversity

Size

of o

ffset

Residual impacts

Avoid Minimize/Restore Offset

Minimize/Restore

TIME

1. Conforming with mitigation hierarchy: avoid vs. offset

2. Selecting suitable offset sites

3. Achieving no net loss

Kiesecker, J.M, H. Copeland, A. Pocewicz, N. Nibbelink, B. McKenney J. Dahlke, M. Holloran and D. Stroud 2009 A Framework for Implementing Biodiversity Offsets: Selecting Sites and Determining Scale. BioScience 59:77-84.

Kiesecker, J.M., H. Copeland, A. Pocewicz, B. McKenney et al. Development by Design: Blending Landscape Level Planning with the Mitigation Hierarchy. Frontiers In Ecology and the Environment

Page 5: Development by design bahasa indonesia

Mengapa DbD Penting• Kegiatan pembangunan dan konservasi bisa

berjalan bersamaan dengan menerapkan sistem yang seimbang.

• Berada pada posisi netral dimana kepentingan pembangunan dan konservasi diseimbangkan melalui beberapa skenario.

• Mampu memberikan rekomendasi mitigasi dampak dengan beberapa pilihan skenario yang sifatnya akan mengurangi kerugian sekecil-kecilnya bahkan memberikan dampak positif.

• Menjadi acuan dalam menjawab analisis kesesuaian dan daya tampung seperti diamanatkan dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Page 6: Development by design bahasa indonesia

Positive Impacts

Economic

• Formal/informal $ of license permits

• Jobs• Taxes• Multiplier effect of $

Social

• Roads & bridges• Buildings• Schools• Clinics• Churches

Environmental

• Replant degraded areas

• Stabilize land cover change

• Protect & manage set asides

Negative Impacts

Economic• Foregone income from REDD potential

• Delayed income• $ shortage for food

Social• Reduced food security

• Loss of poly cropping system

• Increased land tenure insecurity

• Influx migrants• Horizontal conflict• Human rights

Environmental

• Forest loss & C stock reduction

• Biodiversity loss• Sedimentation• Worsened floods & drought

• River pollution• Indirect LUC

Positive Impacts

Economic

• Taxes• More jobs• SH income• Export revenues• Downstream development

• Investment wealth

Social

• Improved basic infrastructure

• Better education• Better services• Acquisition of business skills

• Improved land tenure

Environmental

• Replant degraded areas

• Stabilize land cover change

• Protect & manage set asides

• Net (+) carbon footprint

Economic• Cost of reduced environmental services

• Cost of pollution• Cost of increased worker OHS issues

Social• Worsened food insecurity

• Worsened insecurity over land tenure

• More migrants• Social disintegration

• Unresolved conflicts/violence

Environmental

• Worsened forest loss & GHGs LUC

• Increased GHG from POM

• Increased water, air & noise pollution

• Water shortage• Worsened OHS

Negative Impacts

Decisions on

Manage-ment

Decision to Develop Oil Palm

Dimana dan bagaimana perkebunan sawit pembangunannya ditentukan dampak positif dan negatif-nya

Page 7: Development by design bahasa indonesia

Tahapan Kegiatan DbD

1. Mengembangkan peta lanskap pengembangan konservasi;2. Menilai bagaimana dampak di bawah skenario tingkat

lanskap sesuai dengan hirarki mitigasi;3. Tentukan keanekaragaman hayati representatif dan dampak

proyek di lokasi proyek, menetapkan tujuan mengimbangi;4. Mengidentifikasi mengimbangi portofolio yang paling sesuai

dengan tujuan;5. Validasi hasil-hasil model;6. Perkirakan offset-untuk rasio kompensasi proyek;7. Memperkirakan biaya potensial per unit offset yang

disampaikan.

Page 8: Development by design bahasa indonesia

Elemen penting dalam kegiatan DbD

• Adanya kesepakatan mengenai prioritas perlindungan; – Adanya pengertian dan kesepakatan menggunakan peta konservasi – Mengintegrasikan peta kedalam berbagai proses perencanaan. – Peta harus di update secara terus menerus.

• Adanya kesepakatan metode untuk melakukan evaluasi dampak: – Adanya evaluasi dampak pada tahap perencanaan– Malakukan review pada project berjalan. – Melibatkan analisis dampak pada beberapa kegiatan dan sektor.

• Aturan dan insentif untuk menghindari dan mengurangi dampak: – Pendekatan lintas sektoral ( misalnya kebijakan penataan ruang), – Pada sistem kebijakan per sektor (misalnya kesesuaian untuk perkebunan sawit), – Antar sektor di swasta (misalnya High Conservation Value untuk sawit, sertifikasi bidang

kehutanan; sistem screening pendanaan), dan – Sistem yang ada pada bidang swasta (. Roundtable on Sustainable Palm Oil/RSPO dan ISPO).

• Kerangka offset (mengimbangi, kompensasi) untuk dampak yang tidak dapat dihindari : – Diperlukan alat untuk menilai tindakan yang dibutuhkan dalam mengurangi dampak, – Isu offset lainnya.

Page 9: Development by design bahasa indonesia

Penentuan Prioritas Konservasi

• Zonasi Tata Ruang

• Peta ecoregion

• Peta Kajian HCV

Page 10: Development by design bahasa indonesia

SK Menhut no 554 tahun 2013

• Alokasi ruang sudah mempertimbangkan aspek prioritas perlindungan?

• Bisakah digabungkan dengan peta prioritas konservasi lainnya?

Page 11: Development by design bahasa indonesia

Metode Evaluasi Dampak

• Menggunakan KLHS– Wajib untuk RTRW,

RPJP/M dan kegiatan yang berpengaruh besar pada lingkungan sesuai UU no 32 tahun 2009

• Penerapan AMDAL –PP no 27 tahun 2012 tentang ijin lingkungan

Page 12: Development by design bahasa indonesia

Aturan dan Insentif terkait pengurangan Dampak

• Sektor Hutan Alam: Penerapan SVLK, RIL• Sektor Hutan Tanaman: Penerapan kebijakan

alokasi pada lahan kritis• Sektor Perkebunan: Penerapan RSPO, ISPO,

green banking

Page 13: Development by design bahasa indonesia

Kerangka offset untuk dampak yang tidak dapat dihindari

• Mekanisme offset RSPO dan ISPO• Perhitungan scientifik yang detail dalam

menilai dampak dan offset-nya.

Page 14: Development by design bahasa indonesia

Rekomendasi• Mendukung pendekatan multi-stakeholder untuk membangun

kesepakatan prioritas konservasi di Kalimantan Timur: – Menggunakan KLHS– KLHS bersifat wajib, dan pendekatannya multi-stakeholder– Bisa menjadi dasar dalam KRP penentuan isu prioritas, penentuan area dan

area restorasi dan offset– KLHS menjadi dasar penetapan kawasan prioritas yang harus dilindungi

• Membangun metode tambahan untuk memperkuat pelaksanaan KLHS dan AMDAL di Kaltim: – Menggunakan detailmetodologi, – Mempromosikan pendekatan kuantitatif/terukur.

• Penguatan pelaksanaan metode kompensasi yang ada di Indonesia: – Mekanisme kompensasi RSPO– IFC Performance Standard

Page 15: Development by design bahasa indonesia
Page 16: Development by design bahasa indonesia

Terima Kasih