DETIK2 KEWAFATAN RASULULLAH.docx

download DETIK2 KEWAFATAN RASULULLAH.docx

of 3

Transcript of DETIK2 KEWAFATAN RASULULLAH.docx

DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH YANGMEMBUAT UMAT MUSLIM MENITIKKAN AIR MATA

Salman El-FarisiwithAmierull Syaifullahand5 others.November 8 at 9:47amDETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH YANGMEMBUAT UMAT MUSLIM MENITIKKAN AIR MATAAda sebuah kisah tentang totalitas cinta yangdicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagiitu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu,Rasulullah dengan suara terbata memberikanpetuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalamkekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati danbertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal padakalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintaisunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuksurga bersama aku."Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mataRasulullah yang teduh menatap sahabatnya satupersatu. Abu Bakar menatap mata itu denganberkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahannapas dan tangisnya. Ustman menghela napaspanjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba."Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desahhati semua sahabat kala itu.Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikantugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat,tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkapRasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pastiakan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masihtertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedangterbaring lemah dengan keningnya yang berkeringatdan membasahi pelepah kurma yang menjadi alastidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorangyang berseru mengucapkan salam."Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidakmengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedangdemam," kata Fatimah yang membalikkan badan danmenutup pintu. Kemudian ia kembali menemaniayahnya yang ternyata sudah membuka mata danbertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?""Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali iniaku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu,Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandanganyang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnyaseolah hendak dikenang."Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatansementara, dialah yang memisahkan pertemuan didunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah,Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikatmaut datang menghampiri, tapi Rasulullahmenanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai.Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudahbersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasihAllah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apahakku nanti dihadapan Allah? " tanya Rasululllahdengan suara yang amat lemah."Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telahmenanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menantikedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata takmembuat Rasulullah lega, matanya masih penuhkecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabarini? " tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadakubagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir,wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allahberfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapasaja, kecuali umat Muhammad telah beradadidalamnya," kata Jibril.Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukantugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Tampakseluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-uratlehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratulmaut ini." Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimahterpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakindalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kaumelihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?"Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu."Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggutajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengarRasulullah memekik, karena sakit yang taktertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini,timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku,jangan pada umatku". Badan Rasulullah mulai dingin,kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkansesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya."Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku,peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengarbersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimahmenutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembalimendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yangmulai kebiruan."Ummatii, ummatii, ummatiii" - "Umatku, umatku,umatku" Dan, pupuslah kembang hidup manusiamulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya?Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wasalim'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.Kirimkan kepada sahabat-2 muslim lainnya agartimbul kesadaran untuk mencintai Allah danRasulNya, seperti Allah dan RasulNya mencinta kita.Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalahfana belaka.Subhannalloh.,,