Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

14
Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap (K4) di Indonesia Tahun 2012 (Analisis SDKI 2012) Dosen Pengampu : Fitri Catur Lestari, S.Si, M.Si KELAS 3SK3 AKHINO YOGI PRANATA (4/12.7007) ANDI IRIADI CAHYA (5/12.7016) ANTHUS ZAHRA KHOERUNNISA (8/12.7033) SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK 2015

description

Kematian maternal merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian di abadkedua puluh satu oleh masyarakat di dunia, sehingga 189 negara di dunia menyerukan sebuahkesepakatan yang dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs). Salah satu tujuandari MDGs adalah terjadinya perbaikan kesehatan maternal pada tahun 2015. Dimana targetMDGs adalah mengurangi angka kematian meternal di seluruh dunia sebesar 75 persen daritahun 1990 ke 2015. Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian maternal adalahdengan melakukan antenatal lengkap (K4). Dalam penelitian ini ingin dilihat pengaruh darivariabel umur ibu, paritas, status pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status pendidikansuami, suami menemani, daerah tempat tingga, dan status ekonomi terhadap antenatallengkap (K4) ibu di Indonesia Tahun 2012. Metode yang digunakan adalah analisis regresilogistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memengaruhi ibu untukmelakukan antenatal lengkap (K4) di Indonesia pada tahun 2012 adalah umur ibu, paritas,status pendidikan ibu, suami menemani, daerah tempat tingga, dan status ekonomi. Olehkarena itu, perlu adanya sosialisasi dari pemerintah akan kebijakannya agar wanitamelahirkan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali dan dukungan suami terhadapistrinya yang sedang hamil dengan cara mengantarkan dan mengingatkan ibu untukmelakukan pemeriksaan kehamilannya sampai lengkap

Transcript of Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

Page 1: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap (K4) di

Indonesia Tahun 2012

(Analisis SDKI 2012)

Dosen Pengampu : Fitri Catur Lestari, S.Si, M.Si

KELAS 3SK3

AKHINO YOGI PRANATA (4/12.7007)

ANDI IRIADI CAHYA (5/12.7016)

ANTHUS ZAHRA KHOERUNNISA (8/12.7033)

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

2015

Page 2: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

Abstrak

Kematian maternal merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian di abad kedua puluh satu oleh masyarakat di dunia, sehingga 189 negara di dunia menyerukan sebuah kesepakatan yang dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs). Salah satu tujuan dari MDGs adalah terjadinya perbaikan kesehatan maternal pada tahun 2015. Dimana target MDGs adalah mengurangi angka kematian meternal di seluruh dunia sebesar 75 persen dari tahun 1990 ke 2015. Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian maternal adalah dengan melakukan antenatal lengkap (K4). Dalam penelitian ini ingin dilihat pengaruh dari variabel umur ibu, paritas, status pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status pendidikan suami, suami menemani, daerah tempat tingga, dan status ekonomi terhadap antenatal lengkap (K4) ibu di Indonesia Tahun 2012. Metode yang digunakan adalah analisis regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memengaruhi ibu untuk melakukan antenatal lengkap (K4) di Indonesia pada tahun 2012 adalah umur ibu, paritas, status pendidikan ibu, suami menemani, daerah tempat tingga, dan status ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi dari pemerintah akan kebijakannya agar wanita melahirkan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali dan dukungan suami terhadap istrinya yang sedang hamil dengan cara mengantarkan dan mengingatkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya sampai lengkap

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Kematian maternal merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian di abad

kedua puluh satu oleh masyarakat, sehingga 189 negara di dunia menyerukan sebuah kesepakatan yang dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs). Dimana salah satu tujuan dari MDGs yaitu terjadinya perbaikan kesehatan maternal pada tahun 2015. MDGs menempatkan kematian maternal sebagai prioritas utama yang harus di tanggulangi melalui upaya sistematik dan tindakan yang nyata untuk meminimalisasi resiko kematian, menjamin reproduksi sehat dan meningkatkan kualitas ibu atau kaum perempuan. Dimana target MDGs adalah mengurangi angka kematian maternal diseluruh dunia sebesar 75 persen dari tahun 1990 ke 2015.

Menurut definisi International Statistical Clasification of Disease and Health Problems kematian maternal ,erupakan kematian wanita yang terjadi pada masa kehamilan, bersalin, atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun tetapi bukan oleh kecelakaan atau insiden,tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan. Kemudian angka kematian maternal didefinisikan sebagai jumlah kematian maternal selama periode waktu per 100.000 kelahiran hidup. Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama yang digunakan untuk membedakan suatu negara digolongkan sebagai negara maju atau negara berkembang.

Di Indonesia, AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012) yang berarti terdapat 359 ibu yang meninggal dari 100.000 kelahiran hidup akibat pendarahan, infeksi dan tekanan darah tinggi (eklampsi).Tingginya angka kematian tersebut disebabkan oleh 2 faktor yaitu, faktor medis dan nonmedis. Sebagian besar kematian maternal banyak terjadi pada saat persalinan, melahirkan dan sesaat setelah melahirkan. Faktor reproduksi ibu

Page 3: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

juga meningkatkan resiko kematian maternal. Menurut ausAID (2005) untuk mengatasi masalah tingginya kematian maternal tersebut maka pemerintah Indonesia dan UNICEF membuat suatu kesepakatan untuk menurunkan tingkat kematian ibu di Indonesia, yaitu program Safe Motherhood yang dimulai pada Juni 2998 yang pendanaanya dibantu AusAID. Program ini juga merupakan salah satu yang direkomendasikan oleh konferensi Internasional di Kairo, Mesir pada tahun 1994. Di samping itu, Safe Motherhood merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan dalam upaya membantu salah satu program pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang berdampak pada upaya penurunan angka kematia ibu karena hamil, melahirkan dan nifas. Kemudian program ini dilaksanakan di Inodnesia sampai tahun 2014. Tujuan program Safe Motherhood yaitu meningkatkan mutu dari, dan akses ke, pelayanan perawatan ibu dan bayi; mendukung jangkauan dan kapasitas bidan di desa dan dukun bayi; memberdayakan masyarakat untuk mengenali kesulitan-kesulitan selama masa kehamilan dan persalinan agar dapat mengambil tindakan tepat guna membant ibu dan bayi; dan memperkuat kapsitas pemerintah daerah dalam merencanakan, melaksanakan, mengelolah dan mengawasi program persalinan yang aman

Pada tahun 2001 sampai 2010 pemerintah melanjutkan program tersebut dengan program baru yaitu Making Pregnancy Safer (MPS) yang digugus oleh WHO. Tujuannya yaitu menurunkan angka kematian ibu; meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannyn; dan memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal, keluarga berencana, aborsi legal, baik public maupun swasta

Kemudian di tahun 2008 sampai sekarang AusAID kembali melakukan program untuk menurunkan tingkat kematian ibu. Program ini bertujuan meningkatkan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga medis terampil; meningkatkan jumlah perempuan yang menggunakan fasilitas kesehatan dan bidan untuk proses kelahira; mengurangi malaria dan anemia pad aibu-ibu hamil; dan membantu dinas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan dan bidan (AusAID, 2010).

Dari ketiga program tersebut pada intinya merekomendasikan agar meningkatkan kesadaran untuk memperhatikan dan peduli terhadap kesehatan maternal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan ke pelayanan atrnal. Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa ibu hamil setidaknya melakuka kunjungan kehailan minimal sebanyak empat kali, yaitu satu kali pada trismester pertama, satu kali pada trisemester kedua dan dua kali pada trisemester ketiga. Jika lengkap dilakukan sebanyak emapat kali maka dikatakan ibu hamil tersebut telah melakukan program K4 atau kunjungan aternal lengkap. Target K4 yang ingin dicapai oleh Indonesia adalah sebesar 95 persen.

1.2 Tujuan

1. Mengidentifikasi gambaran-gambaran umum ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di Indonesia.

Page 4: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

2. Menganalisa variabel-variabel apa saja yang memengaruhi ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di Indonesia.

3. Mengetahui kecenderungan variabel-variabel yang memengaruhi ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di Indonesia.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut antenatal care adalah kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau dalam masa kehamilan. Pemeliharaan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah (Saifuddin, 2002).

2.1.2 Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (SPK) (Depkes, 2009).

2.1.3 Cakupan Pelayanan Antenatal

Cakupan pelayanan antenatal adalah persentase ibu hamil yang telah mendapatkan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Depkes, 2009).

3. Metodologi

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini berdasarkan SDKI 2012 yang dilakukan BPS. Pada penelitian ini responden yang diteliti adalah wanita usia subur 15-49 tahun yang menjadi responden SDKI 2012 yaitu pada kuesioner WUS dan yang setidaknya melahirkan satu anak dalam jangka waktu 2007-2012. Variabel yang diteliti pada penilitian adalah umur ibu, paritas, status pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status pendidikan suami, suami menemani, daerah tempat tingga, dan status ekonomi.

3.2 Sumber Pengumpulan Data

Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini, seluruhnya berasal dari data mentah SDKI 2012.

Page 5: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

3.3 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensia. Untuk pengolahan data sekunder yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber dilakukan dengan menggunakan bantuan berbagai paket program statistik, seperti Microsoft Excel 2010, SPSS 16. Berikut kerangka analisis yang digunakan dalam penelitian : Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif menggunakan tabel dan grafik yang digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel yang memengaruhi pemeriksaan kunjungan kehamilan lengkap. Analisis Inferensia

Pada penelitian ini, analisis inferensia menggunakan analisis regresi logistik biner. Berikut ini model yang digunakan dalam penelitian ini :

휋(푥 ) =exp {∑ 훽 푥 }

1 + exp {∑ 훽 푥 }

dimana : 휋(푥 ) = peluang ibu melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap 훽 = Nilai-nilai parameter yang diduga dengan metode Maximum Likelihood Estimation 푝 = Jumlah variabel independen Pengujian Parameter Pengujian parameter dilakukan untuk memeriksa peranan variabel penjelas dalam model. 1. Uji Simultan/ Uji Statistik G, digunakan untuk menguji kecocokan model secara bersama-sama (Hosmer & Lemeshow, 1989). Uji Hipotesis yang digunakan adalah : 퐻 = 훽 = 훽 = ⋯ = 훽 (Tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen) 퐻 = 푚푖푛푖푚푎푙 푎푑푎 푠푎푡푢 훽 ≠ 0; 푗 = 1,2, … ,푝 (terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)

퐺 = −2ln퐿퐿 ~푋

dimana : L0: likelihood model yang hanya terdiri atas konstanta saja L1: likelihood model yang terdiri atas seluruh variabel H0 ditolak jika G > 푋( , ; ) atau p-value<0,05. Jika H0 ditolak, maka disimpulkan variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel dependen. 2. Uji Parameter secara Terpisah/ Uji Statistik Wald, dilakukan dengan membandingkan model terbaik dari uji simultan terhadap model tanpa variabel bebas dalam model terbaik. Pengujian variabel penjelas satu per satu dengan statistik Uji Wald (Hosmer & Lemeshow, 1989). Hipotesis yang digunakan : 퐻 = 훽 = 0 (Tidak ada pengaruh variabel independen ke-j terhadap variabel dependen) 퐻 = 훽 ≠ 0 (Ada pengaruh variabel independen ke-j terhadap variabel dependen)

Page 6: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

푊 =훽

푠푒(훽 )~푋

dimana : 훽 = penduga dari koefisien 훽 푠푒(훽 ) = penduga galat baku dari 훽 W diasumsikan mengikuti distribusi chi-square derajat bebas 1. H0 ditolak jika W > 푋( , ; ) atau p-value<0,05. Jika H0 ditolak, maka disimpulkan variabel independen ke-j mempengaruhi variabel dependen. 3. Odds Ratio (Rasio Kecenderungan), digunakan untuk mengetahui kecenderungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini, odds ratio digunakan untuk mengetahui kecenderungan variabel dependen memengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan secara lengkap. 4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Pemeriksaan Kehamilan Ibu

Gambar 4.1 Persentase Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Ibu di Indonesia Tahun 2012 Berdasarkan gambar 4.1, persentase ibu yang melahirkan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan lebih dari empat kali sebesar 84 persen dam sisanya melakukan kunjungan kurang dari empat kali. Kondisi tersebut membuktikan bahwa masih banyak ibu hamil yang belum memanfaatkan fasilitas dan tenaga kesehatan dalam upaya memeriksa kehamilannya. Dengan demikian, masih terdapat ibu yang belum mengetahui tentang kesehatan dirinya serta kesehatan kandungannya. Padahal pentingnya pemeriksaan kehamilan seperti yang dijelaskan Saifuddin (2002) yaitu untuk memantau kemajuan kehamilan dengan demikian kesehatan ibu dan janin dapat dipastikan keadaannya, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi ketika kehamilan, mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan selamat, mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.

16%

84%

Kunjungan < 4

Kunjungan > = 4

Page 7: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

4.2 Umur

Gambar 4.2 Persentase Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Menurut Kelompok Umur Ibu

di Indonesia Tahun 2012

Berdasarkan gambar 4.2, persentase kunjungan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali untuk ibu dengan umur kurang dari 20 tahun sebesar 72,94 persen, dan untuk ibu dengan umur diantara 20-30 tahun sebesar 83,94 persen, serta untuk ibu dengan umur diatas 30 tahun sebesar 84,17 persen. Hal ini menandakan masih rendahnya kesadaran ibu usia dibawah 20 tahun untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal ini bisa disebabkan karena kurang pengetahuan akan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara lengkap untuk ibu yang berusia muda. Kurangnya pengetahuan ini besar kemungkinan terjadi karena faktor pendidikan yang kurang baik karena pada umumnya wanita usia dibawah 20 tahun maksimal berpendidikan SMA.

4.3 Paritas

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

< 20 Tahun 20-30 Tahun > 30 Tahun

72,94 83,94 84,17

27,06 16,06 15,83

Kunjungan > = 4 Kunjungan < 4

0%

20%

40%

60%

80%

100%

< = 2 > 2

87,13 77,21

12,87 22,79

Kunjungan > = 4 Kunjungan < 4

Page 8: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

Gambar 4.3 Persentase Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Menurut Paritas Ibu di Indonesia Tahun 2012

Berdasarkan gambar 4.3, persentase kunjungan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali untuk ibu dengan jumlah anak maksimal dua sebesar 87,13 persen, sedangkan persentase kunjungan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali untuk ibu dengan jumlah anak lebih dari dua sebesar 77,21 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa ibu yang hamil dengan jumlah anak diatas dua menganggap dirinya sudah banyak pengalaman tentang kehamilan sehingga tidak merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan.

4.4 Status Pendidikan Ibu

Gambar 4.4 Persentase Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Menurut Status Pendidikan Ibu di Indonesia Tahun 2012

Berdasarkan gambar 4.4, status pendidikan berpengaruh terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan secara lengkap. Hal ini terlihat dari gambar di atas bahwa 94,47 persen ibu yang berpendidikan minimal SMA melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara lengkap sedangkan persentase ibu yang berpendidikan di bawah SMA kunjungan pemeriksaan kehamilan secara lengkap sebesar 82,04 persen.

4.5 Suami Menemani

0%

20%

40%

60%

80%

100%

< SMA > = SMA

82,0494,47

17,965,53

Kunjungan > = 4 Kunjungan < 4

Page 9: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

Gambar 4.5 Persentase Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Menurut Suami yang Menemani di Indonesia Tahun 2012

Berdasarkan gambar 4.5, persentase kunjungan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali untuk ibu yang ditemani suaminya sebesar 91,13 persen sedangkan persentase kunjungan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali untuk ibu yang tidak ditemani suaminya sebesar 68,92. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang jauh antara ibu hamil yang ditemani dan yang tidak ditemani suami untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara lengkap. Hal ini sebagaimana pendapat Eko (2008) bahwa dukungan suami merupakan suatu bentuk perwujudan dari sikap perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat diberikan baik fisik maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang baik pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya.

4.6 Status Ekonomi

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tidak Menemani Menemani

68,9291,13

31,088,87

Kunjungan > = 4 Kunjungan < 4

Page 10: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

Gambar 4.6 Persentase Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Menurut Status Ekonomi Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2012

Berdasarkan gambar 4.6, diketahui bahwa semakin tinggi status ekonomi suatu keluarga maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara lengkap. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Umayah (2010) bahwa tingkat ekonomi seseorang juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Ada hubungan positif antara status ekonomi dengan cakupan pemeriksaan kehamilan.

4.7 Daerah Tempat Tinggal

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Miskin Menengah Kaya

66,6088,71 91,11

33,4011,29 8,89

Kunjungan > = 4 Kunjungan < 4

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Desa Kota

77,6190,78

22,399,22

Kunjungan > = 4 Kunjungan < 4

Page 11: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

Gambar 4.7 Persentase Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Menurut Wilayah Tempat Tinggal di Indonesia Tahun 2012

Berdasarkan gambar 4.7, persentase kunjungan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali untuk ibu yang bertempat tinggal di perdesaan sebesar 77,61 persen. Persentase tersebut jauh lebih kecil dibandingkan di wilayah perkotaan yakni sebesar 90,78 persen. Hal ini terjadi karena kondisi di daerah pedesaan dan pedalaman dengan ketiadaan puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya di sekitar tempat tinggal dan petugas kesehatan jauh dari kehidupan masyarakat pedalaman yang hidupnya berpindah-pindah tempat, menyebabkan mereka tidak mengenal pemeriksaan ibu hamil secara medis.

Tabel 4.1 Hasil Analisis Regresi Logistik Biner

Variabel B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Umur 20-30 Tahun 1.014 .120 71.570 1 .000 2.757 Umur >=30 Tahun .611 .110 31.034 1 .000 1.842 Paritas (<= 2 Anak) .628 .060 110.969 1 .000 1.873 Status Pekerjaan Ibu (Bekerja)

-.038 .049 .600 1 .439 .963

Status Pendidikan Ibu (>= SMA)

.405 .116 12.142 1 .000 1.499

Status Pendidikan Suami (>= SMA)

.022 .104 .045 1 .832 1.022

Suami Menemani 1.092 .050 476.568 1 .000 2.979 Status_Ekonomi (Menengah) 1.029 .057 323.069 1 .000 2.798 Status_Ekonomi (Kaya) .854 .073 138.687 1 .000 2.350 Tempat Tinggal (Kota) .399 .056 51.449 1 .000 1.491 Constant -.848 .123 47.734 1 .000 .428

Berdasarkan tabel di atas, dari delapan variabel independen yang digunakan, terdapat dua variabel yang tidak signifikan. Adapun interpretasi berdasarkan tabel di atas, sebagai berikut :

1. Seorang ibu yang berumur 20-30 tahun memiliki kecenderungan 2,757 kali untuk melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 4 kali dibandingkan dengan seorang ibu yang berumur dibawah 20 tahun dengan asumsi variabel yang lain konstan

2. Seorang ibu yang berumur di atas 30 tahun memiliki kecenderungan 1,842 kali untuk melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 4 kali dibandingkan dengan seorang ibu yang berumur dibawah 20 tahun dengan asumsi variabel yang lain konstan

3. Seorang ibu yang jumlah anak kurang atau sama dengan dua memiliki kecenderungan 1,873 kali untuk melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 4 kali dibandingkan dengan seorang ibu yang jumlah anaknya lebih dari dua dengan asumsi variabel yang lain konstan

4. Seorang ibu yang berpendidikan minimal SMA memiliki kecenderungan 1,499 kali untuk melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 4 kali dibandingkan dengan seorang ibu yang berpendidikan dibawah SMA dengan asumsi variabel yang lain konstan

Page 12: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

5. Seorang ibu yang ditemani suaminya memiliki kecenderungan 2,979 kali untuk melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 4 kali dibandingkan dengan seorang ibu yang ditemani suaminya dengan asumsi variabel yang lain konstan

6. Seorang ibu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya menengah memiliki kecenderungan 2,798 kali untuk melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 4 kali dibandingkan dengan seorang ibu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya miskin dengan asumsi variabel yang lain konstan

7. Seorang ibu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya kaya memiliki kecenderungan 2,350 kali untuk melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 4 kali dibandingkan dengan seorang ibu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya miskin dengan asumsi variabel yang lain konstan

8. Seorang ibu yang bertempat tinggal di perkotaan memiliki kecenderungan 1,491 kali untuk melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 4 kali dibandingkan dengan seorang ibu yang bertempat tinggal di perdesaan dengan asumsi variabel yang lain konstan

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan SDKI 2012, 84% Wanita yang melahirkan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali

2. Berdasarakan analisis regresi logistik biner, variabel yang signifikan terhadap pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali adalah umur ibu, paritas, status pendidikan ibu, suami menemani, status ekonomi, daerah tempat tinggal memengaruhi

5.2 Saran

1. Perlu adanya sosialisasi dari pemerintah akan kebijakannya agar wanita melahirkan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali

2. Berdasarkan hasil analisis, pengaruh suami yang menemani istrinya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali paling besar dibandingkan variabel yang lain, sehingga disarankan agar suami memberikan dukungan terhadap istrinya yang sedang hamil dengan cara mengantarkan dan mengingatkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya sampai lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2013). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta : Badan Pusat Statistik

Departemen Kesehatan.(2007). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI

Hosmer, David W dan Stanley Lemeshow. (1989). Appllied Logistic Regression. Amerika Serikat : A-Wiley Interscience Punlication

Page 13: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

Eko, Handayani. (2008). Tips Mengatasi Stress Saat Kehamilan. http://www.nusaku.com/forum/archive/index.php/t.4800/

Saifuddin, B Abdul dkk. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Umayah, Ratna Fitria. (2010). Hubungan Tingkat Ekonomi Ibu Hamil dan Tingkat Kepuasan dengan Keteraturan Pemeriksaan Kehamilan di RB dan BP Asy-Syifa PKU Muhammadiyah Wedi Klaten [Skripsi]. Surakarta : UNS

LAMPIRAN

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 15262 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 15262 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 15262 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Dependent Variable

Encoding

Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 11556.575a .125 .212

a. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Page 14: Determinan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Lengkap _K4_ Di Indonesia Tahun 2012

Step Chi-square df Sig.

1 13.476 8 .096

Classification Tablea

Observed

Predicted

Kunjungan Percentage

Correct 0 1

Step 1 Kunjungan 0 205 2291 8.2

1 193 12573 98.5

Overall Percentage 83.7

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Umur 84.635 2 .000

Umur(1) 1.014 .120 71.570 1 .000 2.757

Umur(2) .611 .110 31.034 1 .000 1.842

Paritas(1) .628 .060 110.969 1 .000 1.873

Status_Kerja_Ibu(1) -.038 .049 .600 1 .439 .963

Status_Pendidikan_Ibu(1) .405 .116 12.142 1 .000 1.499

Status_Pendidikan_Suami(1) .022 .104 .045 1 .832 1.022

Suami(1) 1.092 .050 476.568 1 .000 2.979

Status_Ekonomi 351.732 2 .000

Status_Ekonomi(1) 1.029 .057 323.069 1 .000 2.798

Status_Ekonomi(2) .854 .073 138.687 1 .000 2.350

Status_Tempat_Tinggal(1) .399 .056 51.449 1 .000 1.491

Constant -.848 .123 47.734 1 .000 .428

a. Variable(s) entered on step 1: Umur, Paritas, Status_Kerja_Ibu, Status_Pendidikan_Ibu,

Status_Pendidikan_Suami, Suami, Status_Ekonomi, Status_Tempat_Tinggal.