DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK KOTA SOLOK · Nama Objek Surau Latiah Nomor Inventaris...
Transcript of DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK KOTA SOLOK · Nama Objek Surau Latiah Nomor Inventaris...
DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK
KOTA SOLOK
PROVINSI SUMATERA BARAT
BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT
WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
2 | P a g e
DAFTAR ISI
1. Lumpang Batu Baidung .............................................................. Error! Bookmark not defined.
2. Lumpang Batu Inyiak Gulambai ................................................. Error! Bookmark not defined.
3. Makam Syekh Sihalahan ........................................................................................................... 3
4. Surau Latiah .............................................................................................................................. 8
5. Rumah Tradisional Gajah Maharam ....................................................................................... 13
6. SMP 1 Solok (Eks. HIS) ......................................................................................................... 16
7. Stasiun KA Kota Solok ........................................................................................................... 21
3 | P a g e
1. Makam Syekh Sihalahan
KOMPONEN DATA ISIAN DATA
Nama Objek Makam Syekh Sihalahan
Nomor Inventaris 03/BCB-TB/A/05/2007
Alamat
Jalan Jalan Raya By-pass / Simp. Balai Koto Anau
Dusun RT I / RW II
Desa/Kelurahan Kel. Kampai Tabu Karambia
Kecamatan Lubuk Sikarah
Kabupaten/kota Kota Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab. 0 km
Ibukota Prov. ± 58 km
Keletakan Geografis Lokasi makam bersebelahan dengan Surau Latiah dengan struktur lahan
yang datar.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan
roda empat dan dua. Yang berjarak ± 20 m dari jalan raya
Letak Astronomis S 00° 48’ 17,2’’ E 100° 39’ 30,3’’ dan 401 m dpl
(0.804778 100.6584446*)
Deskripsi Historis Berdasarkan keterangan dari Nasril (Juru Pelihara dan keturunan Syekh
Sihalahan) Syekh Sihalahan memiliki nama asli Husen Dt. Bandaro. Beliau
lahir sekitar tahun 1852 di desa Tabu, Solok. Beliau merupakan penyebar
agama Islam di sekitar daerah Sihalahan, Solok dan sekitarnya. Beliau
merupakan murid Syekh Burhanuddin di Ulakan Pariaman yang beraliran
Tarekat Naqsabandiah.
Untuk menyebarkan ajaran Islam beliau membangun Surau Latiah sebagai
tempat untuk berlatih ilmu-ilmu keagamaan dan seni bela diri. Oleh karena
itulah surau ini bernama Surau Latiah (tempat latihan). Pada masa beliau,
surau ini juga digunakan sebagai tempat “bersuluk” bagi para pengikut dan
murid-murid beliau pada saat bulan Ramadhan (bulan puasa). Murid-murid
beliau berasal dari berbagai daerah seperti daerah Tanah Datar, Padang
Panjang dan Sijunjung. Tradisi “bersuluk” ini terakhir dilakukan pada
tahun 2003.
Berdasarkan keterangan dari berbagai narasumber dan inskripsi pada
cungkup makamnya, Syekh Sihalahan wafat pada bulan juli 1917.
Deskripsi Arkeologis Makam Syekh Sihalahan terbuat dari susunan bata berplester. Nisannya
menyatu dengan jirat, dengan bentuk nisan berbentuk undakan, pada bagian
kepala nisan terdapat empat buah undakan dan pada bagian kaki nisan
terdapat tiga buah undakan. Bagian kaki makam lebih rendah dari bagian
kepala makam sehingga jika dilihat dari samping maka makam ini terlihat
4 | P a g e
miring. Saat ini makam Syekh Sihalahan telah diberi cungkup dan
dibuatkan bangunan yang disusun dengan bata berplester, bangunan ini
tidak penuh hingga ke atas. Atap cungkup terbuat dari seng. Makam Syekh
Sihalahan berada di dalam lingkungan Surau Latiah.
Ukuran (luas) Situs Bangunan Cungkup (4 x 3 m), makam (2 x 1 m)
Lahan 6,5 x 3,5 m
Batas-batas
Utara Rumah Penduduk
Selatan Area Pemakaman
Barat Area Pemakaman/Jalan Bypass
Timur Surau Latiah
Fungsi lama dan
sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah makam (sewaktu-waktu tempat berziarah
dan berkaul)
Pemilik Ahli waris Syekh Sihalahan
Pengelola BPCB Sumatera Barat
Foto Bangunan
(Kondisi Dalam)
(Sisi Selatan)
7 | P a g e
(Lingkungan Utara)
Denah Keletakan
Pengentri Data Marjohan Syarif;Surya
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
8 | P a g e
2. Surau Latiah
KOMPONEN
DATA ISIAN DATA
Nama Objek Surau Latiah
Nomor Inventaris 04/BCB-TB/A/05/2007
Alamat
Jalan Jalan Raya By-pass / Simp. Balai Koto Anau
Dusun -
Desa/Kelurahan Kel. Kampai Tabu Karambia
Kecamatan Lubuk Sikarah
Kabupaten/kota Kota Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab. 0 km
Ibukota Prov. ± 58 km
Keletakan Geografis Secara umum lokasi berada dalam bentang lahan datar
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan
roda empat dan dua.yang berjarak ± 20 m dari tepi jalan bypass ktk
Letak Astronomis S 00° 48’ 17,2’’ E 100° 39’ 30,3’’ dan 401 m dpl
(0.8047778 100.65888889*)
Deskripsi Historis Keberadaan Surau Latiah tidak terlepas dari ketokohan Syekh Sihalahan.
Surau ini dibangun oleh Syekh Sihalahan guna kepentingan penyebaran
agama Islam di daerah Solok dan sekitarnya. Selain itu surau ini juga
digunakan sebagai sarana latihan bagi kepentingan keagamaan dan bela diri
pada masa itu. Oleh karena itulah surau ini dinamakan Surau “Latiah”.
Berdasarkan keterangan Nasril (Juru Pelihara dan keturunan Syekh
Sihalahan), surau ini didirikan oleh Syekh Sihalahan sekitar tahun 1880-an.
Salah satu ciri khas dari surau ini adalah memiliki atap seperti Rumah
Tradisional Minangkabau (beratap gonjong).
Berdasarkan keterangan narasumber, secara umum bangunan masih
dipertahankan keasliannya. Namun pada beberapa bagian komponen
bangunan sudah mengalami perubahan. Dahulunya surau ini beratap ijuk
dengan dinding yang terbuat dari “sasak” (anyaman bambu). Setelah
beliau wafat (setelah tahun 1917) dinding ini kemudian diplester dengan
semen. Adapun pada bagian lantai dan loteng di diganti pada tahun 1997
oleh BP3 Batusangkar. Pada bagian tiang dalam masjid (asli) sudah dilapisi
oleh ahli waris dengan papan guna perkuatan dan pencegahan terhadap
rayap.
Deskripsi Arkeologis Surau Latiah terbuat dari bahan kayu (bambu) yang dikombinasikan
dengan plester (pasir dan semen). Bagian atap berbentuk gonjong dengan
bahan terbuat dari seng, dan kerangkanya terbuat dari kayu dan bambu.
Bagian tubuh dari Surau Latiah terdiri dari tiang-tiang yang menjadi
penopang dari bangunan surau, dan beberapa bukaan. Tiang-tiang yang
9 | P a g e
terdapat di dalam bangunan utama berjumlah 12 buah tiang. Bukaan-
bukaan antara lain berupa pintu dan jendela, pintu utama berada di sisi
utara. Sisi selatan terdapat 3 buah jendela, di sisi barat terdapat enam buah
bukaan berupa jendela, dan di sisi timur terdapat lima buah jendela dan
sebuah pintu masuk. Pada sisi timur dari ruang utama Surau Latiah terdapat
empat buah kamar yang pintunya tidak penuh hingga ke bagian bawah, dan
sebuah ruangan dengan pintu penuh hingga ke bagian bawah. Bagian lantai
terbuat dari kayu, dan pernah diganti pada tahun 1997 yang dilakukan oleh
BP3 Batusangkar.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 22 x 12 m
Lahan 25 x 24 m
Batas-batas
Utara Rumah Penduduk
Selatan Rumah Penduduk / Pohon Kelapa
Barat Makam Syekh Sihalahan
Timur Makam Syekh Sihalahan
Fungsi lama dan
sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah tempat ibadah agama Islam
Pemilik Ahli waris Syekh Sihalahan
Pengelola BPCB Sumatera Barat
Foto Bangunan
(sisi Barat)
12 | P a g e
Denah Keletakan
Pengentri Data Marjohan Syarif;Surya
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
13 | P a g e
3. Rumah Tradisional Gajah Maharam
KOMPONEN
DATA ISIAN DATA
Nama Objek Rumah Tradisional Gajah Maharam
Nomor Inventaris 05/BCB-TB/A/05/2007
Alamat
Jalan Jalan Lintas (By-Pass) Nomor 107
Dusun RT I / RW II
Desa/Kelurahan Kampai Tabu Karambia
Kecamatan Lubuk Sikarah
Kabupaten/kota Kota Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab. 1 km
Ibukota Prov. ±58 km
Keletakan Geografis Secara umum bangunan berada dalam bentang lahan yang datar, ditepi
jalan lintas. Bangunan berada dilahan yang padat perumahan penduduk.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan
roda empat dan dua.yang berjarak ±15 m dari jalan raya bypass KTK
Letak Astronomis S 00° 48’ 18,6’’ E 100° 39’ 24,7’’ dan 390 m dpl
(0.8051667 100.656861111*)
Deskripsi Historis Rumah ini disebut Rumah Tradisional Gajah Maharam karena bentuknya
menyerupai gajah mengeram. Rumah ini merupakan rumah bekas Engku
Lareh yang dulu dipakai sebagai tempat untuk belajar pidato. Rumah ini
sekarang sudah tidak dihuni lagi karena bangunannya sudah miring dan
hanya dipakai pada saat-saat tertentu, seperti kalau ada keluaraga atau ahli
waris dari rumah ini yang meninggal maka akan disemayamkan dulu di
tempat ini baru di bawah ke pemakaman. Secara umum Rumah Tradisional
Gajah Maharam ini merupakan milik Kaum Dt. Bandaharo, Suku
Chaniago.
Deskripsi Arkeologis Rumah ini terbuat dari bahan kayu, atapnya terbuat dari seng, orientasi
rumah menghadap ke arah utara. Rumah Gadang Gajah Maharam memiliki
gonjong sebanyak lima buah, empat buah di bagian atap dan sebuah di
bagian depan sebagai pelindung tangga masuk rumah. Bagian tubuh
bangunan terbuat dari kayu, dinding bagian utara disetiap bagiannya
dipenuhi dengan ukiran-ukiran. Ada lima buah bukaan pada dinding bagian
depan, satu diantaranya adalah pintu masuk ke dalam bangunan. Sisi barat
dan timur dindingnya terbuat dari sasak (anyaman bambu) dan bagian
singok memiliki ukiran seperti yang terdapat pada sisi utara dari bangunan.
Dinding di selatan juga terbuat dari sasak, pada bagian selatan terdapat
lorong yang menghubungkan bangunan utama dengan bangunan dapur.
Bangunan dapur berbentuk bujursangkar dengan atap berbentuk limasan.
14 | P a g e
Kondisi bangunan sangat memprihatinkan sehingga berbahaya untuk
dinaiki, oleh sebab itu pengamatan terhadap ruang-ruang di dalam
bangunan sulit untuk dilakukan.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 16,5 x 7,6 m
Lahan 20 x 9,6 m
Batas-batas
Utara Jalan Raya
Selatan Rumah Penduduk
Barat Rumah Penduduk
Timur Rumah Penduduk
Fungsi lama dan
sekarang Fungsi lama hunian dan sekarang hanya dipakai pada saat-saat tertentu
oleh keluarga atau ahli waris
Pemilik Kaum Suku Chaniago ( Dt. Bandaharo )
Pengelola Pemko Solok
Foto Bangunan
(sisi Utara)
(Sisi Barat)
Foto Lingkungan
15 | P a g e
(lingkungan Barat)
(Lingkungan Utara)
Denah Keletakan
Pengentri Data Marjohan Syarif;Surya
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
16 | P a g e
4. SMP 1 Solok (Eks. HIS)
KOMPONEN
DATA ISIAN DATA
Nama Objek SMP 1 Solok (Eks. HIS)
Nomor Inventaris 06/BCB-TB/A/05/2007
Alamat
Jalan Jl. K.S. Tubun No. 20
Dusun RTI / RW II
Desa/Kelurahan Kel. Kampung Jawa
Kecamatan Tanjung Harapan
Kabupaten/kota Kota Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab. 0 km (Pusat Kota)
Ibukota Prov. 50 km
Keletakan Geografis Cagar Budaya berada di pusat Kota Solok dengan bentang lahan datar.
Pada sekeliling bangunan merupakan daerah pusat perkantoran dan
sekolah.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan
roda empat dan dua.
Letak Astronomis S 00° 47’ 14,2’’ E 100° 39’ 10,8’ dan 404 m dpl
(0.7872778 100.653*)
Deskripsi Historis SMP 1 Solok merupakan bangunan tinggalan kolonial Belanda. Bangunan
asli yang masih tertinggal adalah ruangan guru dan kepala sekolah. Pada
masa Belanda bangunan ini dahulunya dipakai sebagai sekolah HIS
(Hollands Inlandse School). Keberadaan HIS ini, tidak terlepas dari
perkembangan pendidikan di zaman kolonial Belanda dan diberlakukannya
“Politik Etis” di Indonesia. Secara umum politik etis ini juga disebutkan
sebagai “balas budi” dari kolonial Belanda kepada daerah jajahan terkait
berbagai perlakukan terhadap daerah jajahannya.
Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat
berperan sekali dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan
pengajaran di Hindia Belanda. Salah seorang dari kelompok etis yang
sangat berjasa dalam bidang ini adalah Mr. J.H. Abendanon (1852-1925)
yang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan selama lima tahun
(1900-1905). Sejak tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk
kaum priyayi maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah.
HIS ini diperuntukan bagi warga pribumi. Secara umum dasar didirikannya
HIS adalah keinginan yang kuat dari rakyat Indonesia sendiri untuk
mendapatkan pendidikan ala Barat. Hal itu merupakan akibat dari
perubahan kondisi sosial ekonomi di kawasan Timur Jauh yang telah
diperkenalkan pada masa Politik Etis yang diberlakukan kepada Indonesia.
Selain itu juga diorong oleh organisasi-organisasi yang telah berdiri di
17 | P a g e
Indonesia pada waktu itu, seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam. Apalagi
dengan didirikannya sekolah untuk orang-orang Cina di Indonesia yaitu
Hollands Chinese School (HCS).
Kurikulum yang dipakai HIS adalah sesuai yang tercantum dalam Statuta
1914 No. 764, yaitu meliputi semua pelajaran ELS (Europese Lagere
School). Di HIS diajarkan membaca dan menulis bahasa daerah dalam
aksara Latin dan Melayu dalam tulisan Arab dan Latin. Namun disini, yang
lebih ditekankan adalah pelajaran bahasa Belanda yang sampai memakan
waktu lebih dari enampuluh enam persen dari waktu belajar.
Diperkirakan bangunan ini didirikan pada awal tahun 1900-an. Bangunan
utama yang masih asli merupakan ruangan guru dan kepala sekolah yang
terdapat ditengah-tengah bangunan sekolah. Secara umum sampai sekarang
bangunan ini masih tetap dipertahankan keasliannya oleh pihak sekolah.
Salah satu komponen bangunan yang telah dirubah adalah bagian lantai
yang sudah dikeramik.
Deskripsi Arkeologis Bangunan SMPN 1 Solok memiliki denah dasar huruf U dengan orientasi
menghadap utara. Atap terbuat dari seng dengan kerangka-kerangkanya
terbuat dari kayu, atap pada bagian facade berbentuk pelana, sedangkan
atap lainnya berbentuk limasan. Tubuh bangunan terbuat dari gabungan
kerangka yang terbuat dari kayu dan dindingnya terbuat dari sasak yang
diberi plester. Bangunan lama dari sekolah saat ini telah dikelilingi dengan
bangunan baru yang memiliki dua lantai. Bangunan lama saat ini terdiri
dari delapan buah ruangan. Ruang-ruang tersebut saat ini dipergunakan
sebagai ruang tata usaha, gudang, ruang kesenian, ruang masak, ruang
belajar komputer, ruang wakil kepala sekolah, dan ruang UKS. Sisi utara
dari bangunan memiliki tiga buah pintu dan empat buah jendela, dan
disetiap bukaan tersebut pada bagian atasnya memiliki ventilasi (lubang
udara), di sisi barat dan timur masing-masing memiliki enam buah bukaan
yang masing-masing terdiri dari dua buah pintu dan empat buah jendela.
Bagian lantai saat ini sudah diganti menggunakan lantai keramik.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 321,12 m
2
Lahan 62 m X 50 m
Batas-batas
Utara Jalan K.S. Tubun
Selatan Lap. Bola
Barat Asrama Polisi
Timur R.S. Tentara
Fungsi lama dan
sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah sekolah (pendidikan)
Pemilik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Pengelola Pemko Solok
Foto Bangunan
20 | P a g e
(Lingkungan Barat)
(Lingkungan Timur)
Denah Keletakan
Pengentri Data Marjohan Syarif;Surya
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
21 | P a g e
5. Stasiun KA Kota Solok
KOMPONEN
DATA ISIAN DATA
Nama Objek Stasiun Kereta Api Kota Solok
Nomor Inventaris 07/BCB-TB/A/05/2007
Alamat
Jalan Jl. Kartini No. 1
Dusun -
Desa/Kelurahan Kampung Jawa
Kecamatan Tanjung Harapan
Kabupaten/kota Kota Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab. 0 km
Ibukota Prov. 60 km
Keletakan Geografis Situs berada dalam bentang lahan datar dengan perumahan penduduk di
sekitar lokasi.
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat menggunakan kendaraan roda empat dan dua.
Catatan objek berada tidak jauh dari pusat Kota Solok.
Letak Astronomis S 00° 47’ 13,8’’ E 100° 39’ 18,8’ dengan ketinggian 394 m dpl
(0.7871667 100.6552222*)
Deskripsi Historis Pembangunan jalur beserta stasiun kereta api di Kota Solok ini tidak
terlepas dari upaya pemerintah kolonial Belanda untuk menghubungkan
jalur pantai barat Sumatera (Kota Padang khususnya) dengan Sawahlunto
yang pada waktu itu merupakan penghasil batubara. Berdasarkan hasil
penelusuran sumber, pembangunan stasiun kereta api Solok ini diperkirakan pada tahun 1893.
Stasiun KA Solok ini berada di bawah PT.KAI. Persero Divisi Regional II
Sumbar. Pada tanggal 1 maret 2009, Stasiun KA Solok ini difungsikan
sebagai KA Wisata dengan jalur Padang Panjang-Solok-Sawahlunto 1 kali
seminggu (hari minggu). Namun sekarang, mengingat kondisi lokomotif
dan gerbongnya yang sudah tidak layak pakai maka kereta api wisata ini
hanya dapat dioperasionalkan pada hari-hari tertentu (sewaktu-waktu).
Deskripsi Arkeologis Bangunan stasiun Kota Solok adalah salah satu bangunan peninggalan
masa kolonial. Beberapa indikator yang dapat diamati bahwa bangunan ini
berasal dari masa kolonial adalah tembok bangunannya yang tebal dan
beberapa bukaan berupa pintu dan jendela dengan ukuran yang besar.
Bangunan yang berdenah empat persegi panjang dengan ukuran (p) 32 m x
(l) 4,2 m ini berorientasi arah barat. Secara keseluruhan pada bangunan
terdapat 5 (lima) buah ruangan yang disekat dengan tembok. Ruang
tersebut berfungsi sebagai kantor bagi pegawai PT. KAI (persero) Divisi
Regional II Sumatera Barat seperti: kantor kepala stasiun, tempat
pembelian karcis dll. Pada sisi tengah bangunan terdapat sebuah lorong
22 | P a g e
berukuran lebar 3,97 m x dan panjang 4,4 m. Bangunan berbahan bata
berspesi (tembok) dengan rangkaian tiang kayu dan atap yang terbuat dari
seng tebal.
Foto peron yang berfungsi sebagai ruang tunggu dan tempat turun naik
penumpang.
Pada sisi timur bangunan terdapat peron tempat turun naiknya penumpang
yang berukuran panjang 32 m x 4,4 m. Peron ini ditutupi atap bangunan
stasiun sisi timur. Pada sisi ini juga terdapat 6 (enam) buah wesel
(rangkaian konstruksi batangan rel tempat memindahkan jalur kereta api).
Pada salah satu batangan rel terdapat beberapa tulisan DK 1914 JSST.
Diduga tulisan dan angka tersebut menunjukkan angka tahun pembuatan
dan pabrik pembuatannya.
Foto salah satu inskripsi pada batangan rel kereta api di Solok.
Pada bangunan sisi timur, terdapat 5 (lima) buah pintu dengan rincian 4
(empat) buah pintu berbahan kayu yang memiliki ventilasi pada bagian
atasnya berukuran lebar 1,69 m x tinggi 3,2 m dan satu pintu tanpa ventilasi
berukuran lebar 1,6 m x tinggi 2,26 m.
Sedangkan pada bagian utara bangunan terdapat sebuah bangunan
23 | P a g e
tambahan (bangunan baru) yang difungsikan sebagai ruang pelayanan
kereta api. Selanjutnya pada sisi selatan stasiun tepatnya ditengah-tengah
rangkaian rel kerata api, terdapat sebuah mesin pompa air berbentuk tiang
bulat dengan tuas pada bagian bawahnya. Tuas ini diopersikan secara
manual (dengan cara diungkit) untuk menaikan air ke ketel lokomotif.
Foto pompa air untuk keperluan lokomotif pada sisi selatan stasiun.
Secara keseluruhan kondisi bangunan beserta jaringan rel dan maupun
lokomotif dan gerbongnya terpelihara dan terawat dengan baik.
Ukuran (luas) Situs Bangunan Panjang 32 m x lebar 4,2 m
Lahan 504 m2
Batas-batas
Utara Rumah Penduduk
Selatan Pasar Solok
Barat Jl. Kartini
Timur Rumah Penduduk
Fungsi lama dan
sekarang
Dahulu sebagiai Stasiun KA dan sekarang difungsikan sebagai objek wisata
kerata api.
Pemilik PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Pengelola Pengelolaan dibawah PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Foto Bangunan
Foto Lama Stasiun Tahun 1890 yang diambil dari sisi selatan
(Sumber: KITLV Leiden)
24 | P a g e
Foto Lama Stasiun Tahun 1893 yang diambil dari sisi selatan
(Sumber: Geheugen van Nederland)
Foto diatas diambil dari sisi selatan stasiun. Foto ini memiliki kesamaan
baik bentuk arsitektural bangunan stasiun, kondisi lingkungan alam sekitar
maupun rangkaian wesel (jalur kereta api) jika dibandingkan dengan
kedua foto lama di atas.
Foto diatas diambil dari sisi utara stasiun. Foto ini memiliki kesamaan
baik bentuk arsitektural bangunan stasiun, kondisi lingkungan alam sekitar
maupun rangkaian wesel (jalur kereta api) jika dibandingkan dengan
kedua foto lama di atas.
Foto depot pada stasiun kereta api Solok yang terdapat pada sisi selatan
stasiun
(Sumber: Tim Survei Pendataan Stasiun Kereta Api Sumatera Barat Tahap
26 | P a g e
Foto Lingkungan Stasiun KA Solok dimana lokasi sekitarnya merupakan
areal pemukiman pendudu
(Lingkungan Barat)
(lingkungan Utara)