Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

18
DESENTRALISASI

description

Menjelaskan tentang pemahaman dan penjelasan arti desentralisasi secara sempit dan luas

Transcript of Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

Page 1: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

DESENTRALISASI

Page 2: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

KELOMPOK 2 :

N. Sri Utami Putri(115030107111053)Rhisna Dyah A.D(125030107111129)Yuli Susantini(125030101111031)Sanfitra Adzanti(125030100111194)

Page 3: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

Sejarah Desentralisasi

Politik desentralisasi dan otoda“ rezim orba telah membuat pemerintah daerah sangat tergantung kepada pemerintah pusat; sebuah kondisi yang paradoks dengan makna konsep otonomi daerah.

Selain ketergantungan, banyak daerah, khususnya “pemilik” sumberdaya alam, seperti hutan dan tambang, tidak puas terhadap pusat, akibat ketimpangan pembagian keuangan antara pusat dan daerah.

Gerakan reformasi membantu bangsa ini untuk memahami konsep desentralisasi dengan lebih sehat dan adil, meski terus berusaha menyempurnakan konsep yang ideal dalam pola hubungan antara pusat dan daerah

Page 4: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

Lanjutan …

Pada masa penerapan UU No. 5/1974 (UU pokok-pokok pemerintahan) dinamika hubungan pusat-daerah didominasi oleh dinamika sentripetal (kekuasaan terpusat)

Eforia reformasi melahirkan UU No. 22/1999. UU ini bergerak ke pendulum yang sangat ekstrim. Tata-kelola pemerintahan daerah di negeri ini mengalami lompatan kuantum dari yang serba-sentralistik menuju ke yang serba-desentralistik (sentrifugal)

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 mencoba merevisi (membagi secara proporsional) dlm pola hub. Pusat dan daerah.

Page 5: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

PENGERTIAN DESENTRALISASI

Desentralisasi menurut UU No. 32 tahun 2004 adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Bird dan Vallaicort (2000) ada 3 variasai desentralisasi dalam kaitannya dengan derajat kemandirian pengambilan keputusan keputusan yang di lakukan daerah

Pertama, desentralisasi berarti pelepasan tanggungjawab yang berada dalam lingkungan pemerintah pusat ke instansi vertikal di daerah.

Kedua, delegasi berhubungan dengan suatu situasi, yaitu daerah bertindak sebagai wakil pemerintah untuk mlaksanakan fungsi2 tertentu atas nama pemerintah.

Ketiga, Devolusi (pelimpahan) berhubungan dg suatu situasi yang bukan saja implementasi tetapi juga kewenangan untuk memutuskan apa yang perlu dikerjakan di daerah.

Page 6: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

DESENTRALISASI DALAM PANDANGAN TEORI UTAMA

Terdapat penafsiran teori- teori sosial terhadap desentralisasi,

antara lain yaitu :

desentralisasi

Teori demokrasi

liberal

Teori pilihan publik

Teori Marsist

Page 7: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

TEORI DEMOKRASI LIBERAL

Teori demokrasi liberal memberikan dukungan bagi desentralisasi karena mampu mendukung demokrasi pada

dua tingkatan, yaitu

Teoridemokrasi liberal Local

government

Page 8: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

TEORI PILIHAN PUBLIK

Teori pilihan publik menyangkut penafsiran tentang desentralisasi yang menunjukan adanya dukungan ahli ekonomi dalam teori ini

terahadapnya. Para ahli teori ini menganggap bahwa desentralisasi merupakan media yang penting guna meningkatkan kesejahteraan

pribadi.

Manfaat yang bisa dipetik dari local government dalam perspektif ini meliputi :a. Adanya daya tanggap publik terhadap preferensi individualb. Local government memiliki kemampuan untuk  memenuhi permintaan akan barang-barang publikc. Desentralisasi mampu memberikan kepuasan yang lebih baik dalam menyediakan penawaran barang-barang publik

Page 9: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

TEORI MARSIST

Menurut pendukung teori ini, desentralisasi mengakibatkan adanya negara pada tingkat local. Terdapat beberapa penjelasan yang

melandasi  ketidakberpihakan pandangan ini terhadap desentralisasi.

a. Pandangan ini melihat bahwa pembagian wilayah dalam konteks desentralisasi hanya akan menciptakan kondisi terjadinya akumulasi modal sehingga memunculkan kembali kaum kapitalis.b. Desentralisasi juga akan mempengaruhi konsumsi kolektif sehingga akan dispolitisasi.c. Lembaga-lembaga perwakilan dalam pemerintahan daerah tetap merupakan simbol demokrasi liberal dan tetap akan dikuasai  oleh kaum kapitalis.d. Dalam kaitannya dengan hubungan antar pemerintahan, maka pemerintah daerah  hanya menjadi kepanjangan aparat pemerintah pusat untuk menjaga kepentingan monopoly capital.e.Terdapat berbagai rintangan mengenai bagaimana demokrasi lokal akan berjalan dalam suasana desentralisasi.

Page 10: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

14 alasan perlunya desentralisasi pemerintahan dalam sebuah Negara (Rondineli dan Cheema)

1. Alat utk mengatasi hambatan bawaan akibat perencanaan nasional yg terpusat.

2. Memotong rantai panjang prosedur birokrasi.3. Meningkatkan kepekaan para pejabat ttg masalah dan kebutuhan

masyarakat daerah.4. Memberi peluang lebih baik pada Pemerintah Pusat utk melakukan campur

tangan politik dan administrasi.5. Memberi peluang lebih besar kpd perwakilan kelompok politik, agama, etnik,

dll dalam membuat keputusan utk pembangunan.6. Meningkatkan kemampuan Pemda dan Lembaga Swasta Daerah.7. Efisiensi pemerintahan, krn tugas rutin dilaksanakan oleh aparat di lapangan.8. Koordinasi lintas departemen menjadi efektif.9. Partisipasi masyarakat dapat dilembagakan secara efektif.10. Melibatkan elit lokal.11. Administrasi menjadi lebih luwes, inovatif, dan kreatif.12. Penempatan pelayanan dan fasilitas ke dalam komunitas lebih efektif.13. Meningkatkan stabilitas politik dan persatuan nasional.14. Efisiensi manajemen barang dan jasa publik.

Page 11: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

Hubungan antar pemerintahan

RENTANG PENGERTIAN DESENTRALISASI

Di dalam kepustakaan Amerika Serikat, Harold F. Alderfer (1964: 176) mengatakan bahwa ada dua prinsip umum dalam membedakan bagaimana pemerintah pusat mengalokasikan kekuasaannya ke bawah.a)deconcentrationb)decentralization

Di dalam khazanah Inggris, desentralisasi dimengerti dalam dua jenis yang berbeda menurut Conyers (1983: 102) yakni :a)devolutionb)deconcentration

Page 12: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

Hubungan antar pemerintahan

Conyers (1986: 89) membagi jenis desentralisasi ini dan untuk menentukan suatu negara berdasar jenis yang tampaknya didasarkan pada beberapa petimbangan.

Menurut Alderfer, decentralization menyerupai dengan devolution menurut Conyers. Sementara deconcentration yang mereka berdua pergunakan juga menunjuk pada kondisi yang sama.

Rondinelli dan kawan-kawan lebih luas lagi dalam mengungkapkan jenis desentralisasi (dalam Meenakshisundaram, 1999: 55-56) yakni: a) deconcentration, b) delegation c) devolution, dan d) privatization

Page 13: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

Hubungan antar pemerintahan

Rondinelli, McMullough, & Jonhson (1989) mengungkapkan bahwa bentuk desentralisasi ada 5 macam:1.Privatization2.Deregulation of private service provision3.Devolution to local goverment4.Delegation to public enterprises or publicly regulated private enterprises5.Deconcentration of central goverment bureaucracy.

Pengertian desentralisasi tersebut menyerupai jenis desentralisasi yang diungkapkan oleh Cohen & Peterson (1999) yang terbagi dalam deconcentration, devolution, dan delegation (yg mencakup pula privatization). Jika semula privatisasi berdiri sendiri, kini Cohen & Peterson justru memasukannya sebagai bagian delegasi. Pembedaan ini didasarkan pada enam pendekatan, yakni: pembedaan berdasar asal mula sejarah, berdasarkan hierarki dan fungsi, berdasarkan masalah yg diatasi

Page 14: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

Hubungan antar pemerintahan

Devolusi

DekonsentrasiDelegasi

Privatisasi

Deregulasi

Tipologi Desentralisasi Dalam Arti Luas

Desentralisasi dalam arti luas

Page 15: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

PELAKSANAAN DESENTRALISASI INDONESIA

• Dalam era reformasi kebijakan desentralisasi lebih berpihak pada kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan, atau penyelenggaraan pemerintahan cenderung bersifat desentralis. Hal ini ditandai dengan berlakunya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi menjadi UU Nomor 32 tahun 2004.

• Kebijakan ini tentunya sejalan dengan semangat reformasi, meskipun demikian dalam implementasinya ternyata belum benar-benar dapat mewujudkan otonomi daerah.

• Sebagian besar urusan pemerintahan telah diserahkan kepada daerah disertai dengan dukungan fiskalnya, tetapi pengelolaannya belum berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

• Hal ini diantaranya terlihat dari: fenomena tingginya political cost yang harus dikeluarkan untuk membiayai proses demokrasi di daerah, sementara di lain pihak terdapat fenomena masih rendahnya tingkat pendidikan pada sebagian besar lapisan masyarakat, tingginya angka kemiskinan di daerah-daerah, masih rendahnya indeks pembangunan manusia, dan terbatasnya penyediaan sarana dan prasarana pembangunan di berbagai daerah.

Page 16: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

Dampak Desentralisasi

1. Dampak Positif a. Dengan luasnya kewenangan bagi Daerah untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, Daerah dapat lebih leluasa untuk meraih kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan.

b. Dengan adanya perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah yang relatif lebih maju dibandingkan masa lalu, Daerah memiliki sumber dana yang relatif memadai untuk membuat masyarakat sejahtera. Masalahnya lebih terletak pada cara untuk mengalokasikan dana yang ada (manajemen pengeluaran). Selama ini Pemerintah Daerah lebih banyak menaruh perhatian pada manajemen penerimaan.

c. Muncul pusat-pusat pertumbuhan baru;d. Muncul kebanggaan kedaerahan;e. Terpenuhinya sebagian kebutuhan dasar masyarakat seperti

pendidikan, kesehatan, penciptaan lapangan pekerjaan, fasilitas umum dlsb.

f. Terbangunnya secara bertahap sumberdaya manusia Daerah yang berkualitas.

Page 17: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

a. Pengurasan sumber daya alam dan sumber potensi masyarakat untuk mengejar pertumbuhan dan kemajuan;

b. Konflik kepentingan antar daerah;c. Pembangunan berorientasi kepentingan jangka pendek dan

berskala lokal;d. Dominasi pertimbangan politik;e. Kesenjangan antardaerah dan antarmasyarakat;f. Kerusakan lingkungan yang berdampak pada timbulnya

bencana alam dan munculnya varian penyakit baru.g. Hilangnya flora dan fauna khas, yang dapat menjadi

sumberdaya alam terbarukan.h. Erosi wawasan kebangsaaan.i. Muncul penyakit moral yang baru yakni PEMBOROSAN.

2. Dampak Negatif

Page 18: Desentralisasi Secara Luas dan Sempit

Hubungan antar pemerintahan

S E K I A N

S E K I A N