desain tangki CNG

20
2013 METALLURGY AND MATERIAL ENGINEERING DEPARTMENT MASTER PROGRAM FACULTY OF ENGINEERING UNIVERSITY OF INDONESIA DESIGN AND MATERIAL SELECTION NURHABIBAH PARAMITHA EKA UTAMI 1206181603 COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)

description

pemilihan material dalam proses desain tabung CNG

Transcript of desain tangki CNG

Page 1: desain tangki CNG

2013

METALLURGY AND MATERIAL ENGINEERING DEPARTMENT

MASTER PROGRAM

FACULTY OF ENGINEERING

UNIVERSITY OF INDONESIA

DESIGN AND MATERIAL SELECTION

NURHABIBAH PARAMITHA EKA UTAMI

1206181603

COMPRESSED NATURAL GAS

(CNG)

Page 2: desain tangki CNG

I. Pendahuluan

Energi merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia dewasa ini. Energi diperlukan dan berperan sangat penting dalam kehidupan sosial,

ekonomi, lingkungan dan teknologi. Kebutuhan energi di dunia hingga detik ini cenderung

dipenuhi dengan bahan bakar fosil. Pada dasarnya, sumber daya alam energi merupakan jenis

sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) dan bersumber

dari pertambangan. Dimana Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya

pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian.

Salah satu barang hasil produksi pertambangan yaitu gas alam (Nature Gas) [1].

Dalam kaitannya dengan bahan bakar, Gas Alam dapat juga digunakan sebagai

bahan bakar pengganti solar,bensin ataupun LPG. Gas Alam yang digunakan dalam aplikasi

ini adalah Compressed Natural Gas (CNG) yang di Indonesia dikenal dengan Bahan Bakar

Gas (BBG). CNG adalah bahan bakar yang berasal dari gas alam yang terkompresi hingga

kurang dari 1% volume dibawah tekanan standar atmosfer dan disimpan dan didistribusikan

pada tekanan 200 -248 bar didalam tabung berbentuk silinder ataupun bulat. Per tahun 2010

kendaraan yang berbasis CNG mengalami peningkatan hingga 11,6 % dengan jumlah

penggunaan sebesar 12,7 juta kendaraan. Bahan bakar BBG memang masih memproduksi

CO2 sebagai hasil pembakarannya, namun jauh lebih ramah lingkungan jika dibandingkan

dengan bahan bakar yang lain. Bila ditinjau dari segi efisiensi, dalam pemakaian BBG jauh

diatas BBM karena dalam proses pembakarannya BBG dinilai lebih sempurna sehingga lebih

irit 15-20 persen [3]. Adapun keuntungan lain dari penggunaan BBG adalah sebagai berikut

[4-5]:

Harga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM tak bersubsidi

Mesin produksi lebih bersih sehingga dapat menekan biaya perawatan

Lebih aman dibandingkan dengan BBM atau LPG karena gas lebih ringan

dari udara sehingga tidak mudah terbakar

Suhu mesin relatif lebih dingin sehingga berdampak pada lamanya masa

pakai mesin

Polusi yang dihasilkan rendah

Penggunaan CNG tidak akan menimbulkan kerak pada ruang bakar seperti

penggunaan bensin atau solar.

CNG menggunakan sistem sealing yang baik, untuk mencegah kebocoran.

Sehingga penyimpanannya lebih efisien karena losses yang kecil.

Page 3: desain tangki CNG

Temperatur terbakar sendiri (self-Ignition) CNG tinggi,yaitu pada 540ᵒ C.

Proses pencampuran CNG dengan udara relatif lebih mudah karena fasenya

adalah gas, sehingga efisiensi proses pembakaran lebih tinggi.

Secara ekonomis, Penggunaan CNG juga lebih murah jika dibandingkan dengan

bahan bakar minyak bumi yang lain dimana harga BBM jauh lebih mahal jika dibandingkan

dengan Harga BBG, Harga BBG tanpa subsidi dari pemerintah (harga keekonomian) Rp.

4.100,-/liter setara premium (lsp). Namun, bila dihitung secara ekonomi, harga tersebut

belum kompetitif bila dibandingkan BBM. Oleh karena itu, pemerintah berencana akan

mensubsidi BBG hingga harganya turun menjadi kisaran Rp. 3.100,-/lsp. Itu berarti

pemerintah hanya mensubsidi Rp. 1.000,- doang. Bandingkan dengan subsidi BBM yang

berada di kisaran Rp. 3.500,- sampai 4.500,-/lsp. Atas dasar itulah pemerintah Indonesia

gencar mengkampanyekan gerakan konversi bahan bakar kendaraan bermotor ke BBG atau

CNG [3-4]. Cadangan BBG di Indonesia masih relatif banyak, bahkan penggunaan dalam

negeri masih sangat kecil dibandingkan dengan BBG yang di ekspor keluar negeri.

Grafik 1 . Produksi dan kebutuhan Gas Bumi Indonesia 2012-2025 [7]

Gas alam memiliki kandungan Metana (CH4) sebanyak 93,99%. Senyawa-senyawa

kimia lainnya yang terkandung dalam gas alam adalah Hidrogen, Etilena, Karbon monoksida,

Karbon dioksida, Nitrogen, Oksigen, dan Hidrogen Sulfida. Adapun persen komposisi dari

senyawa-senyawa kimia tersebut di dalam BBG adalah sebagai berikut :

Page 4: desain tangki CNG

Tabel 1. Komposisi senyawa kimia penyusun BBG

Senyawa Kimia % komposisi

Hidrogen (H2) 1,82%

Metana (CH4) 93,33%

Etilena (C2H4) 0,25%

Karbonmonoksida (CO) 0,45%

Karbondioksida (CO2) 0,22%

Nitrogen (N2) 3,40 %

Oksigen (O2) 0,35%

Hidrogen sulfida (H2S) 0,18%

II. Aplikasi Penggunaan CNG

Gambar 1. Aplikasi penggunaan CNG [6]

Bila ditinjau dari penggunaannya, CNG dapat diaplikasikan dalam berbagai macam sektor

yaitu sebagai berikut [7] :

1. Sektor Pembangkit Energi

Perusahaan pembangkit listrik kini tidak bisa lagi hanya mengandalkan bahan bakar

berbasis minyak seperti solar untuk memasok listrik dan harus mengalihkan

perhatiannya CNG, yang memiliki beberapa keunggulan lebih yang berbeda.

Page 5: desain tangki CNG

2. Sektor Indusri

Biasanya Industri memerlukan bahan bakar untuk Peralatan-peralatan Produksi seperti

pemanasan, pengeringan dan banyak aplikasi lainnya. Beberapa industri bahkan

sekarang menggunakan CNG untuk menghasilkan listrik mereka sendiri sebagai

bahan bakar utama maupun cadangan. Beberapa Jenis Mayoritas yang menggunakan

CNG: Makanan, Tekstil, Kertas, Kimia, Keramik, Kaca, Semen, dan Industri Lainnya.

3. Sektor Komersial

Distribusi penggunaan CNG juga meliputi Perhotelan, Restoran, Gedung Bertingkat

dan lainnya, dimana efisiensi bahan bakar sangat dibutuhkan.

4. Bahan Bakar Truk

5. Bahan Bakar bus

6. Bahan bakar kendaraan pribadi

Page 6: desain tangki CNG

III. Tangki CNG

Berdasarkan standar ISO 11439 : 2000 , ada 4 (empat) jenis tipe standar dari

tabung CNG, yaitu adalah sebagai berikut :

1. Tabung Tipe I ( All metal cylinder)

Terbuat dari logam 100% yang merupakan tabung yang kuat tapi berat.

Tabung ini merupakan tipe pertama yang dikembangkan untuk bahan bakar CNG.

Desain awal tabung ini pun sudah sangat lama dikembangkan, yaitu pada tahun 1920-

an dan masih menggunakan carbon steel. Namun seiring dengan perjalanan waktu,

tabung tipe I dikembangkan kembali dengan menggunakan logam paduan untuk

mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik [8].

Tabung CNG-1 terbuat dari baja tanpa lasan, komposisi kimianya harus

dinyatakan dengan jelas, minimum meliputi [9] :

1. Kandungan karbon, mangan, aluminium dan silikon.

2. Kandungan kromium, nikel, molibdenum, boron dan vanadium serta

elemen-elemen paduan lainnya yang sengaja ditambahkan.

Gambar 2. CNG Tipe 1- Steel cylinder [8]

Material : BS5045 Steel / AISI 4340

Volume silinder : 70 liter

Berat : 70 – 80 Kg

Tekanan kerja : 200 Bar

Periodic Test : Setiap 5 tahun

Service life : 20 Tahun

Jarak tempuh : 200km / refill

Page 7: desain tangki CNG

2. Tabung Tipe II (Metal liner with hoop wrapped composite)

Pada tabung tipe 2, liner tabung tetap terbuat dari logam akan tetapi bagian

tersebut dilapisi sebagian pada bagian silinder sirkularnya dengan material komposit

seperti Carbon fiber dan fiber glass yang dikeraskan dengan epoxy dan polyester

resin. Resin sebagai material pengisi, berupa resin termoplastik atau thermosetting,

seperti epoksi, modifikasi epoksi, plastik thermosetting vinil ester dan poliester, serta

material termoplastik poliamida dan polietilen.

Fiber sebagai material filamen penguat struktur, berupa fiberglass,

fiberaramid atau fiber carbon. Penggunaan fiber karbon harus mempertimbangkan

pencegahan terhadap korosi galvanik pada komponen logam tabung. Tabung ini lebih

ringan dibandingkan dengan tabung tipe 1, akan tetapi dari segi harga jauh lebih

mahal dibandingkan dengan tabung tipe tersebut.

Gambar 3. CNG Tipe 2

( Metal liner with hoop wrapped composite)

3. Tabung Tipe 3 (Metal liner with fully wrapped composite)

Sama halnya dengan Tabung tipe 2, tabung tipe 3 ini dilapisi oleh komposit. Yang

membedakan dari dari kedua tabung ini adalah pada tabung 3 semua permukaan

terbungkus oleh komposit (fiber carbon dan fiber glass) yang dikeraskan dengan

resin. Secara umum, tabung tipe 3 ini memiliki berat 70% lebih ringan dibandingkan

dengan tabung tiper 1 dan lebih ringan 50% dari tabung tipe 2 karena terbuat dari

Aluminium Alloy A6061 [8].

Page 8: desain tangki CNG

Gambar 4. CNG Tipe 3

(Metal liner with fully wrapped composite) [8]

4. Tabung Tipe 4 (Plastic liner with fully wrapped composite)

Pada tabung tipe 4, linernya terbuat dari plastik atau polimer yang dibungkus dengan

komposit (fiber carbon dan fiber glass) yang dikeraskan dengan resin. Dalam

penggunaannya tidak dapat digunakan plastik yang sembarangan, tetapi digunakan

plastik yang sangat kuat terhadap tekanan tinggi dan tidak mudah bereaksi dengan

CNG yang tersimpan. Biasanya plastik yang biasa digunakan adalah tipe HDPE (High

density Polyethylene). Kelebihan dari tabung tipe 4 sendiri adalah bobotnya yang

sangat ringan namun harganya relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan tabung

tipe lainnya (sekitar 2-3 kali lipat lebih mahal dibanding harga tabung tipe 1).

Gambar 5. CNG Tipe 4

(Plastic liner with fully wrapped composite)

Page 9: desain tangki CNG

Kesimpulannya adalah, semakin tinggi tipe tabung maka akan semakin tinggi pula konten

teknologinya sehingga sifat terutama bobot dan kekuatannya (tekan, impact, hidrostatik,dll).

Namun dengan kelebihan-kelebihan tersebut, berdampak pada harga yang semakin tinggi.

Seperti yang ditunjukkan pada grafik dibawah ini :

Grafik 2. Specifik weight vs Cost [8]

Pada kondisi normal. Standar kerja pada Tabung CNG dilaksanakan dalam mekanisme

“leakage-before-break” yang berguna agar tabung tersebut dapat beroperasi selama masa pakai dari

tabung tersebut dan hanya terjadi kerusakan bila tabung tersebut mengalami kebocoran. Berdasarkan

standar ISO 11439 : 2000 untuk mencegah dan menginvestigasi penyebab kebocoran yang

terjadi, maka dapat dilakukan beberapa pengujian sebagai berikut [9-13] :

1. Hydraulic pressure cycle testing

Silinder bertekanan akan meledak bila melebihi tekanan 450 bar, analisis ini

dapat dihitung dengan analisis tegangan untuk desain silinder tersebut. Uji

hidrostatik dilakukan terhadap tabung yang telah lulus uji tampak internal dan

eksternal. Ada dua metode uji hidrostatik, yaitu non-water-jacket dan water-jacket.

Pada metode non - water - jacket dan water - jacket digunakan untuk

memastikan sekurang-kurangnya pengembangan volumetrik (ekspansi) dinding

tabung hingga batas yang dapat diterima oleh standar dari tabung CNG.

Page 10: desain tangki CNG

Gambar 6. Peralatan Pengujian non-water jacket [9]

Gambar 7. Peralatan Pengujian water jacket [9]

2. Ambient temperature pressure cycling test

Silinder tidak akan gagal sebelum mencapai umur tertentu dalam beberapa

tahun dikalikan dengan 1000 siklus. Silinder melebihi 1 000 siklus dikalikan dengan

Service life yang ditentukan dalam beberapa tahun akan gagal oleh kebocoran bukan

karena terjadinya pecah. Pengujian ini dilakukan pada suhu -40ᵒF lalu dipanaskan

hingga suhu 149ᵒF yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian tekanan.

Page 11: desain tangki CNG

3. Drop impact testing

Silinder dijatuhkan dari sudut 45ᵒ dan pada ketinggian 1,8 meter, silinder dijatuhkan

dalam kondisi kosong (tidak penuh) karena ini menciptakan kondisi yang rentan.

Lecet dari dampak tersebut dapat diterima dan dianggap normal, akan tetapi apabila

silinder tersebut pecah maka dianggap gagal.

4. Bonfire test

Silinder CNG dirancang untuk melepaskan gas daripada membiarkan silinder pecah

atau meledak bila terkena api secara langsung. CNG lebih ringan dari udara, lubang

udara akan menciptakan sebuah efek “obor” , yang secar langsung akan terbakar

hingga gas didalam silinder tersebut hilang.

Page 12: desain tangki CNG

5. Environmental Exposure Test

Faktor lingkungan memungkinkan Silinder terkena berbagai unsur, termasuk garam,

Battery acid, bensin, pupuk dan lain-lain. Pengujian dilakukan dengan meletakkan

silinder di dalam salt bath dan terekspos larutan dengan berbagai konsentrasi. Dalam

kondisi terekspos tersebut, silinder diberi tekanan dengan fluida sebagai simulasi

filling dan emptying.

6. Damage Tolerance/Gunfire Test

Tidak satupun dari kita benar-benar mengharapkan untuk ditembak saat mengemudi,

akan tetapi untuk melindungi dan mengantisipasi hal tersebut, maka silinder

dikenakan tes tembakan.

Page 13: desain tangki CNG

7. Vibration Test

Pengujian ini dilakukan untuk menguji getaran pada suatu lingkungan kerja dari

silinder CNG.

8. Hydraulic crush test

Silinder yang bertekanan dan kemudian diberi tekanan yang ekstrim dalam upaya

untuk "menghancurkan" silinder tersebut.

IV. Pemilihan Material untuk Tabung CNG

Pressure vessel merupakan tangki yang digunakan untuk penyimpanan

fluida. Biasanya fluida yang disimpan dalam pressure vessel merupakan fluida yang

memiliki karakteristik maupun perlakuan khusus, misalnya fluida bertekanan, fluida

dalam temperature rendah dll. Dapun tegangan pada dinding silinder tipis bertekanan

dengan radius R adalah sebagai berikut [12] :

𝝈 =𝒑𝑹

𝟐𝒕 (1)

Dimana :

t : ketebalan dinding

p : tekanan

Page 14: desain tangki CNG

Tabel 2. Ketentuan Desain Silinder bertekanan [12]

Gambar 8. Silinder bertekanan dengan cacat [13]

Retak pada Silinder bertekanan dapat merambat dengan lambat karena adanya

korosi atau beban siklik sehingga butuh adanya inspeksi berkala untuk memastikan

keamanan dari tabung CNG. Untuk memastikan keamanan, retak dibuat cukup besar

agar menembus permukaan silinder sehingga kebocoran dapat dicegah. Oleh karena itu,

kondisi ini hanya akan tercapai apabila working stress selalu kurang atau sama dengan

stress (σf).

𝜎 =𝐶𝐾1𝑐

𝜋𝑡/2 (2)

Dengan ketetapan working stress harus bernilai lebih kecil dari σf dengan

diameter retak penyebab terjadinya kebocoran harus sama dengan t, maka dapat dihitung

dengan :

𝑡 ≥ 𝑝𝑅

2𝜎𝑓 (3)

Dengan mensubstitusi persamaan (2) dan (3) maka didapatkan hasil :

𝜋𝑝𝑅

4=

𝐾21𝐶2

𝜎𝑓 𝐶2 (4)

Tekanan maksimum paling aman pada material dengan nilai terbesar :

Page 15: desain tangki CNG

𝑀1 =𝐾1𝑐

𝜎𝑓 (5)

Kriteria Leak-before-break :

𝑀2 =𝐾1𝑐

2

𝜎𝑓 (6)

Dengan persamaan diatas, maka didapatkan nilai :

𝑀3 = 𝜎𝑓 (7)

Berdasarkan persamaan-persamaan diatas, maka kita dapat menentukan material yang

pantas digunakan pada tabung CNG seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 9. Pemilihan material untuk tabung CNG [14]

Berdasarkan standar ISO 11439:2000, dalam mendesain sebuah tabung CNG,

terdapat beberapa standar minimum yang harus dipenuhi dan menjadi syarat mutlak pada

tabung tersebut :

a. Menentukan keamanan umur pakai tabung.

b. Menetapkan kondisi kerja yang tepat.

c. Diharuskan adanya pemeriksaan berkala.

Page 16: desain tangki CNG

d. Dilakukan pengujian-pengujian yang tidak merusak tabung yang

diproduksi.

e. Diharuskan adanya sistem dan dokumen yang menyeluruh.

f. Dilakukan pengujian yang tidak merusak dari sampel-sampel tabung CNG

yang digunakan.

Sifat-sifat yang harus dimiliki tangki CNG :

1. Sifat Mekanis, tentu saja tabung CNG harus memiliki kekuatan yang baik hal ini

dikarenakan Tabung CNG bekerja pada tekanan 200 bar sehingga dibutuhkan material

dengan sifat yang baik. Dengan demikian tabung CNG harus menggunakan material

dengan kekuatan impak yang baik, fracture toughness yang tinggi, modulus elastisitas

yang tinggi.

2. Densitas , hal ini berhubungan dengan berat tabung dan efisiensi terhadap bahan bakar.

Apabila tabung memiliki berat berlebih, maka penggunaan bahan bakar pun akan

berlebihan. Oleh karena itu, agar efisiensi bahan bakar tetap terjaga diharapkan tabung

CNG memiliki nilai densitas yang rendah.

3. Tahan Temperatur Tinggi, ditinjau dari lingkungan kerjanya maka tabung CNG harus

tahan terhadap temperatur tinggi.

4. Ketahanan fatik yang tinggi, pada saat pengisian dan pelepasan gas di dalam tabung,

akan terjadi pembebanan dinamis yang dilakukan berulang-ulang, maka ketahanan fatik

yang baikakan memberikan gambaran terhadap umur pakai dari tabung sehingga dapat

meningkatkan keamanannya.

5. Ketahanan Korosi yang baik, banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya

korosi pada suatu material, baik dari lingkungan kerja maupun dari kondisi kerjanya.

Terjadinya korosi dapat menyebabkan penurunan kualitas dari material tersebut

sehingga hal ini harus dihindari untuk memperpanjang umur pakai dari tabung tersebut.

Page 17: desain tangki CNG

Tabel 3. PAIRWISE COMPARISON

Property Decision Number 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Fracture

Toughness 1 1 1 1 1 1

Corrosion

Resistance 0 1 0 0 1 0

Density 0 0 0 1 1 0 Yield

Strength 0 1 1 1 1 0

Young

Modulus 0 1 0 0 1 0

Heat

Expansion 0 0 0 0 0 1

Impact

Strength 0 1 1 1 1 0

Tabel 4. Weighting Factors Properties Positive

Decision

Weighting

Factor

Fracture Toughness 6 0.3

Corrosion Resistance 2 0.09

Density 2 0.09

Yield Strength 4 0.19

Young Modulus 2 0.09

Heat Expansion 1 0.05

Impact Strength 4 0.19

Total 21 1

Tabel 5. Kandidat Material Tabung CNG

Material 1

(Mpa.√m)

2* 3

(g/cm3)

4

(Mpa)

5

(Gpa)

6

(10-6

/ᵒC)

7

(J)

AISI 4130x Steel 48 4 7.85 655 205 12.3 87

AA 6061-T6 Aluminium 29 3 2.7 276 69 23.4 50

E-Glass fiber epoxy 55 2 2.1 1020 45 0.187 76

Al 2014-T6 19 1 2.8 414 72.4 23.0 49

*ketahanan korosi bernilai baik bila angka menunjukan nilai paling tinggi

Tabel 6. SCALED PROPERTIES dan WP INDEX

Material Scaled Properties Weight

Property

Index 1 2 3 4 5 6 7

AISI 4130x Steel 87 100 100 64 100 53 100 92.19

AA 6061-T6 Aluminium 53 75 34 27 34 100 57 49,86

E-Glass fiber epoxy 100 50 27 100 22 0.8 87 66,68

Al 2014-T6 34 25 35 46 35 98 56 35,25

Page 18: desain tangki CNG

Tabel 6. RANKING OF MATERIALS

Material Relative

Cost

Cost of

Unit

Strength x

100

WPI

Figure

of

Merrit

Rank

AISI 4130x Steel 1.3 1.77 92.19 54.23 2

AA 6061-T6

Aluminium 1. 0.98 49.86 50.88 4

E-Glass fiber epoxy 1.67 0.26 66.68 256.46 1

Al 2014-T6 1.67 1.13 35.25 31.19 3

Kesimpulan :

Berdasarkan rangking material diatas, material yang paling cocok untuk Tabung CNG adalah

E-glass fiber epoxy.

Page 19: desain tangki CNG

REFERENSI :

[1]. Simanungkalit, Anita Megawati., “Peramalan Nilai Penjualan Energi Gas pada

PT.PGN wilayah III Medan Tahun 2011” , Universitas Sumatera Utara, Medan :

2010.

[2]. http://www.bpmigas.go.id/wp-content/uploads/2011/08/Buletin-73.pdf diakses 2 Maret

2012.

[3]. Apriyahanda,Onny., 2013, “Mengenal Compressed Natural Gas”. (diunduh :

http://onnyapriyahanda.com/mengenal-compressed-natural-gas/) diakses pada 3

Maret 2013.

[4]. PT. Suropati Cahaya Timur Group – “Manfaat CNG” (diunduh:

http://suropaticng.com/indonesia/benefit.html ) diakses pada 2 Maret 2013.

[5]. Fathonah,Ahmad., 2013 , “Menyibak diversifikasi BBM ke BBG Part-1” (diunduh :

http://mechanicalengboy.wordpress.com/2013/01/23/menyibak-diversifikasi-bbm-ke-

bbg-part-1/ ) diakses pada 2 Maret 2013.

[6]. Kurniawan,Alek., 2011, “Compressed Natural Gas (CNG)” (diunduh :

http://alekkurniawan.blogspot.com/2011/11/compressed-natural-gas-cng.html)

diakses pada 2 Maret 2013

[7] Natural gas trade and distributor – “Aplikasi penggunaan CNG” (diunduh :

http://www.bags-cng.com/CNG02.html ) diakses pada 2 Maret 2013.

[8]. Fathonah,Ahmad., 2013, “Tipe-tipe tabung CNG yang beredar dipasaran” (diunduh :

http://mechanicalengboy.wordpress.com/2013/02/06/tipe-tipe-tabung-cng-yang-

beredar-di-pasaran/ ) diakses pada 2 Maret 2013.

[9]. Standar nasional Indonesia SNI 7408:2009 “Cara uji tabung gas bumi bertekanan

(Compressed Natural Gas/CNG) untuk kendaraan bermotor” (diunduh :

http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI-7408-2009_logo%20baru.pdf )

diakses pada 2 Maret 2013.

[10]. Santoso,Tomi., Soeweify., “DESAIN TANGKI DAN TINJAUAN KEKUATANNYA

PADA KAPAL PENGANGKUT COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)” , Institut

Page 20: desain tangki CNG

Teknologi Sepuluh November : Surabaya. (diunduh: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-

Undergraduate-9748-Paper.pdf ) Diakses pada 2 Maret 2013.

[11] Wise Gas : CNG Cylinder Safety. (diunduh : http://www.wisegasinc.com/wg-

cylindersafety.htm ) Diakses pada 2 Maret 2013).

[12]. International Standard ISO 11439 First edition 2000-09-15 “Gas cylinders High

pressure cylinders for the on-board storage of natural gas as a fuel for automotive

vehicles”.

[13]. NG Transit Users Group Meeting 2005 - “CNG Cylinders 101”

[14]. Ashby, M.F., Materials Selection in Mechanical Design, 2nd edition. 1999, Oxford:

Butterworth-Heinemann.