desain tangki CNG
description
Transcript of desain tangki CNG
2013
METALLURGY AND MATERIAL ENGINEERING DEPARTMENT
MASTER PROGRAM
FACULTY OF ENGINEERING
UNIVERSITY OF INDONESIA
DESIGN AND MATERIAL SELECTION
NURHABIBAH PARAMITHA EKA UTAMI
1206181603
COMPRESSED NATURAL GAS
(CNG)
I. Pendahuluan
Energi merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dewasa ini. Energi diperlukan dan berperan sangat penting dalam kehidupan sosial,
ekonomi, lingkungan dan teknologi. Kebutuhan energi di dunia hingga detik ini cenderung
dipenuhi dengan bahan bakar fosil. Pada dasarnya, sumber daya alam energi merupakan jenis
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) dan bersumber
dari pertambangan. Dimana Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya
pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian.
Salah satu barang hasil produksi pertambangan yaitu gas alam (Nature Gas) [1].
Dalam kaitannya dengan bahan bakar, Gas Alam dapat juga digunakan sebagai
bahan bakar pengganti solar,bensin ataupun LPG. Gas Alam yang digunakan dalam aplikasi
ini adalah Compressed Natural Gas (CNG) yang di Indonesia dikenal dengan Bahan Bakar
Gas (BBG). CNG adalah bahan bakar yang berasal dari gas alam yang terkompresi hingga
kurang dari 1% volume dibawah tekanan standar atmosfer dan disimpan dan didistribusikan
pada tekanan 200 -248 bar didalam tabung berbentuk silinder ataupun bulat. Per tahun 2010
kendaraan yang berbasis CNG mengalami peningkatan hingga 11,6 % dengan jumlah
penggunaan sebesar 12,7 juta kendaraan. Bahan bakar BBG memang masih memproduksi
CO2 sebagai hasil pembakarannya, namun jauh lebih ramah lingkungan jika dibandingkan
dengan bahan bakar yang lain. Bila ditinjau dari segi efisiensi, dalam pemakaian BBG jauh
diatas BBM karena dalam proses pembakarannya BBG dinilai lebih sempurna sehingga lebih
irit 15-20 persen [3]. Adapun keuntungan lain dari penggunaan BBG adalah sebagai berikut
[4-5]:
Harga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM tak bersubsidi
Mesin produksi lebih bersih sehingga dapat menekan biaya perawatan
Lebih aman dibandingkan dengan BBM atau LPG karena gas lebih ringan
dari udara sehingga tidak mudah terbakar
Suhu mesin relatif lebih dingin sehingga berdampak pada lamanya masa
pakai mesin
Polusi yang dihasilkan rendah
Penggunaan CNG tidak akan menimbulkan kerak pada ruang bakar seperti
penggunaan bensin atau solar.
CNG menggunakan sistem sealing yang baik, untuk mencegah kebocoran.
Sehingga penyimpanannya lebih efisien karena losses yang kecil.
Temperatur terbakar sendiri (self-Ignition) CNG tinggi,yaitu pada 540ᵒ C.
Proses pencampuran CNG dengan udara relatif lebih mudah karena fasenya
adalah gas, sehingga efisiensi proses pembakaran lebih tinggi.
Secara ekonomis, Penggunaan CNG juga lebih murah jika dibandingkan dengan
bahan bakar minyak bumi yang lain dimana harga BBM jauh lebih mahal jika dibandingkan
dengan Harga BBG, Harga BBG tanpa subsidi dari pemerintah (harga keekonomian) Rp.
4.100,-/liter setara premium (lsp). Namun, bila dihitung secara ekonomi, harga tersebut
belum kompetitif bila dibandingkan BBM. Oleh karena itu, pemerintah berencana akan
mensubsidi BBG hingga harganya turun menjadi kisaran Rp. 3.100,-/lsp. Itu berarti
pemerintah hanya mensubsidi Rp. 1.000,- doang. Bandingkan dengan subsidi BBM yang
berada di kisaran Rp. 3.500,- sampai 4.500,-/lsp. Atas dasar itulah pemerintah Indonesia
gencar mengkampanyekan gerakan konversi bahan bakar kendaraan bermotor ke BBG atau
CNG [3-4]. Cadangan BBG di Indonesia masih relatif banyak, bahkan penggunaan dalam
negeri masih sangat kecil dibandingkan dengan BBG yang di ekspor keluar negeri.
Grafik 1 . Produksi dan kebutuhan Gas Bumi Indonesia 2012-2025 [7]
Gas alam memiliki kandungan Metana (CH4) sebanyak 93,99%. Senyawa-senyawa
kimia lainnya yang terkandung dalam gas alam adalah Hidrogen, Etilena, Karbon monoksida,
Karbon dioksida, Nitrogen, Oksigen, dan Hidrogen Sulfida. Adapun persen komposisi dari
senyawa-senyawa kimia tersebut di dalam BBG adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Komposisi senyawa kimia penyusun BBG
Senyawa Kimia % komposisi
Hidrogen (H2) 1,82%
Metana (CH4) 93,33%
Etilena (C2H4) 0,25%
Karbonmonoksida (CO) 0,45%
Karbondioksida (CO2) 0,22%
Nitrogen (N2) 3,40 %
Oksigen (O2) 0,35%
Hidrogen sulfida (H2S) 0,18%
II. Aplikasi Penggunaan CNG
Gambar 1. Aplikasi penggunaan CNG [6]
Bila ditinjau dari penggunaannya, CNG dapat diaplikasikan dalam berbagai macam sektor
yaitu sebagai berikut [7] :
1. Sektor Pembangkit Energi
Perusahaan pembangkit listrik kini tidak bisa lagi hanya mengandalkan bahan bakar
berbasis minyak seperti solar untuk memasok listrik dan harus mengalihkan
perhatiannya CNG, yang memiliki beberapa keunggulan lebih yang berbeda.
2. Sektor Indusri
Biasanya Industri memerlukan bahan bakar untuk Peralatan-peralatan Produksi seperti
pemanasan, pengeringan dan banyak aplikasi lainnya. Beberapa industri bahkan
sekarang menggunakan CNG untuk menghasilkan listrik mereka sendiri sebagai
bahan bakar utama maupun cadangan. Beberapa Jenis Mayoritas yang menggunakan
CNG: Makanan, Tekstil, Kertas, Kimia, Keramik, Kaca, Semen, dan Industri Lainnya.
3. Sektor Komersial
Distribusi penggunaan CNG juga meliputi Perhotelan, Restoran, Gedung Bertingkat
dan lainnya, dimana efisiensi bahan bakar sangat dibutuhkan.
4. Bahan Bakar Truk
5. Bahan Bakar bus
6. Bahan bakar kendaraan pribadi
III. Tangki CNG
Berdasarkan standar ISO 11439 : 2000 , ada 4 (empat) jenis tipe standar dari
tabung CNG, yaitu adalah sebagai berikut :
1. Tabung Tipe I ( All metal cylinder)
Terbuat dari logam 100% yang merupakan tabung yang kuat tapi berat.
Tabung ini merupakan tipe pertama yang dikembangkan untuk bahan bakar CNG.
Desain awal tabung ini pun sudah sangat lama dikembangkan, yaitu pada tahun 1920-
an dan masih menggunakan carbon steel. Namun seiring dengan perjalanan waktu,
tabung tipe I dikembangkan kembali dengan menggunakan logam paduan untuk
mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik [8].
Tabung CNG-1 terbuat dari baja tanpa lasan, komposisi kimianya harus
dinyatakan dengan jelas, minimum meliputi [9] :
1. Kandungan karbon, mangan, aluminium dan silikon.
2. Kandungan kromium, nikel, molibdenum, boron dan vanadium serta
elemen-elemen paduan lainnya yang sengaja ditambahkan.
Gambar 2. CNG Tipe 1- Steel cylinder [8]
Material : BS5045 Steel / AISI 4340
Volume silinder : 70 liter
Berat : 70 – 80 Kg
Tekanan kerja : 200 Bar
Periodic Test : Setiap 5 tahun
Service life : 20 Tahun
Jarak tempuh : 200km / refill
2. Tabung Tipe II (Metal liner with hoop wrapped composite)
Pada tabung tipe 2, liner tabung tetap terbuat dari logam akan tetapi bagian
tersebut dilapisi sebagian pada bagian silinder sirkularnya dengan material komposit
seperti Carbon fiber dan fiber glass yang dikeraskan dengan epoxy dan polyester
resin. Resin sebagai material pengisi, berupa resin termoplastik atau thermosetting,
seperti epoksi, modifikasi epoksi, plastik thermosetting vinil ester dan poliester, serta
material termoplastik poliamida dan polietilen.
Fiber sebagai material filamen penguat struktur, berupa fiberglass,
fiberaramid atau fiber carbon. Penggunaan fiber karbon harus mempertimbangkan
pencegahan terhadap korosi galvanik pada komponen logam tabung. Tabung ini lebih
ringan dibandingkan dengan tabung tipe 1, akan tetapi dari segi harga jauh lebih
mahal dibandingkan dengan tabung tipe tersebut.
Gambar 3. CNG Tipe 2
( Metal liner with hoop wrapped composite)
3. Tabung Tipe 3 (Metal liner with fully wrapped composite)
Sama halnya dengan Tabung tipe 2, tabung tipe 3 ini dilapisi oleh komposit. Yang
membedakan dari dari kedua tabung ini adalah pada tabung 3 semua permukaan
terbungkus oleh komposit (fiber carbon dan fiber glass) yang dikeraskan dengan
resin. Secara umum, tabung tipe 3 ini memiliki berat 70% lebih ringan dibandingkan
dengan tabung tiper 1 dan lebih ringan 50% dari tabung tipe 2 karena terbuat dari
Aluminium Alloy A6061 [8].
Gambar 4. CNG Tipe 3
(Metal liner with fully wrapped composite) [8]
4. Tabung Tipe 4 (Plastic liner with fully wrapped composite)
Pada tabung tipe 4, linernya terbuat dari plastik atau polimer yang dibungkus dengan
komposit (fiber carbon dan fiber glass) yang dikeraskan dengan resin. Dalam
penggunaannya tidak dapat digunakan plastik yang sembarangan, tetapi digunakan
plastik yang sangat kuat terhadap tekanan tinggi dan tidak mudah bereaksi dengan
CNG yang tersimpan. Biasanya plastik yang biasa digunakan adalah tipe HDPE (High
density Polyethylene). Kelebihan dari tabung tipe 4 sendiri adalah bobotnya yang
sangat ringan namun harganya relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan tabung
tipe lainnya (sekitar 2-3 kali lipat lebih mahal dibanding harga tabung tipe 1).
Gambar 5. CNG Tipe 4
(Plastic liner with fully wrapped composite)
Kesimpulannya adalah, semakin tinggi tipe tabung maka akan semakin tinggi pula konten
teknologinya sehingga sifat terutama bobot dan kekuatannya (tekan, impact, hidrostatik,dll).
Namun dengan kelebihan-kelebihan tersebut, berdampak pada harga yang semakin tinggi.
Seperti yang ditunjukkan pada grafik dibawah ini :
Grafik 2. Specifik weight vs Cost [8]
Pada kondisi normal. Standar kerja pada Tabung CNG dilaksanakan dalam mekanisme
“leakage-before-break” yang berguna agar tabung tersebut dapat beroperasi selama masa pakai dari
tabung tersebut dan hanya terjadi kerusakan bila tabung tersebut mengalami kebocoran. Berdasarkan
standar ISO 11439 : 2000 untuk mencegah dan menginvestigasi penyebab kebocoran yang
terjadi, maka dapat dilakukan beberapa pengujian sebagai berikut [9-13] :
1. Hydraulic pressure cycle testing
Silinder bertekanan akan meledak bila melebihi tekanan 450 bar, analisis ini
dapat dihitung dengan analisis tegangan untuk desain silinder tersebut. Uji
hidrostatik dilakukan terhadap tabung yang telah lulus uji tampak internal dan
eksternal. Ada dua metode uji hidrostatik, yaitu non-water-jacket dan water-jacket.
Pada metode non - water - jacket dan water - jacket digunakan untuk
memastikan sekurang-kurangnya pengembangan volumetrik (ekspansi) dinding
tabung hingga batas yang dapat diterima oleh standar dari tabung CNG.
Gambar 6. Peralatan Pengujian non-water jacket [9]
Gambar 7. Peralatan Pengujian water jacket [9]
2. Ambient temperature pressure cycling test
Silinder tidak akan gagal sebelum mencapai umur tertentu dalam beberapa
tahun dikalikan dengan 1000 siklus. Silinder melebihi 1 000 siklus dikalikan dengan
Service life yang ditentukan dalam beberapa tahun akan gagal oleh kebocoran bukan
karena terjadinya pecah. Pengujian ini dilakukan pada suhu -40ᵒF lalu dipanaskan
hingga suhu 149ᵒF yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian tekanan.
3. Drop impact testing
Silinder dijatuhkan dari sudut 45ᵒ dan pada ketinggian 1,8 meter, silinder dijatuhkan
dalam kondisi kosong (tidak penuh) karena ini menciptakan kondisi yang rentan.
Lecet dari dampak tersebut dapat diterima dan dianggap normal, akan tetapi apabila
silinder tersebut pecah maka dianggap gagal.
4. Bonfire test
Silinder CNG dirancang untuk melepaskan gas daripada membiarkan silinder pecah
atau meledak bila terkena api secara langsung. CNG lebih ringan dari udara, lubang
udara akan menciptakan sebuah efek “obor” , yang secar langsung akan terbakar
hingga gas didalam silinder tersebut hilang.
5. Environmental Exposure Test
Faktor lingkungan memungkinkan Silinder terkena berbagai unsur, termasuk garam,
Battery acid, bensin, pupuk dan lain-lain. Pengujian dilakukan dengan meletakkan
silinder di dalam salt bath dan terekspos larutan dengan berbagai konsentrasi. Dalam
kondisi terekspos tersebut, silinder diberi tekanan dengan fluida sebagai simulasi
filling dan emptying.
6. Damage Tolerance/Gunfire Test
Tidak satupun dari kita benar-benar mengharapkan untuk ditembak saat mengemudi,
akan tetapi untuk melindungi dan mengantisipasi hal tersebut, maka silinder
dikenakan tes tembakan.
7. Vibration Test
Pengujian ini dilakukan untuk menguji getaran pada suatu lingkungan kerja dari
silinder CNG.
8. Hydraulic crush test
Silinder yang bertekanan dan kemudian diberi tekanan yang ekstrim dalam upaya
untuk "menghancurkan" silinder tersebut.
IV. Pemilihan Material untuk Tabung CNG
Pressure vessel merupakan tangki yang digunakan untuk penyimpanan
fluida. Biasanya fluida yang disimpan dalam pressure vessel merupakan fluida yang
memiliki karakteristik maupun perlakuan khusus, misalnya fluida bertekanan, fluida
dalam temperature rendah dll. Dapun tegangan pada dinding silinder tipis bertekanan
dengan radius R adalah sebagai berikut [12] :
𝝈 =𝒑𝑹
𝟐𝒕 (1)
Dimana :
t : ketebalan dinding
p : tekanan
Tabel 2. Ketentuan Desain Silinder bertekanan [12]
Gambar 8. Silinder bertekanan dengan cacat [13]
Retak pada Silinder bertekanan dapat merambat dengan lambat karena adanya
korosi atau beban siklik sehingga butuh adanya inspeksi berkala untuk memastikan
keamanan dari tabung CNG. Untuk memastikan keamanan, retak dibuat cukup besar
agar menembus permukaan silinder sehingga kebocoran dapat dicegah. Oleh karena itu,
kondisi ini hanya akan tercapai apabila working stress selalu kurang atau sama dengan
stress (σf).
𝜎 =𝐶𝐾1𝑐
𝜋𝑡/2 (2)
Dengan ketetapan working stress harus bernilai lebih kecil dari σf dengan
diameter retak penyebab terjadinya kebocoran harus sama dengan t, maka dapat dihitung
dengan :
𝑡 ≥ 𝑝𝑅
2𝜎𝑓 (3)
Dengan mensubstitusi persamaan (2) dan (3) maka didapatkan hasil :
𝜋𝑝𝑅
4=
𝐾21𝐶2
𝜎𝑓 𝐶2 (4)
Tekanan maksimum paling aman pada material dengan nilai terbesar :
𝑀1 =𝐾1𝑐
𝜎𝑓 (5)
Kriteria Leak-before-break :
𝑀2 =𝐾1𝑐
2
𝜎𝑓 (6)
Dengan persamaan diatas, maka didapatkan nilai :
𝑀3 = 𝜎𝑓 (7)
Berdasarkan persamaan-persamaan diatas, maka kita dapat menentukan material yang
pantas digunakan pada tabung CNG seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 9. Pemilihan material untuk tabung CNG [14]
Berdasarkan standar ISO 11439:2000, dalam mendesain sebuah tabung CNG,
terdapat beberapa standar minimum yang harus dipenuhi dan menjadi syarat mutlak pada
tabung tersebut :
a. Menentukan keamanan umur pakai tabung.
b. Menetapkan kondisi kerja yang tepat.
c. Diharuskan adanya pemeriksaan berkala.
d. Dilakukan pengujian-pengujian yang tidak merusak tabung yang
diproduksi.
e. Diharuskan adanya sistem dan dokumen yang menyeluruh.
f. Dilakukan pengujian yang tidak merusak dari sampel-sampel tabung CNG
yang digunakan.
Sifat-sifat yang harus dimiliki tangki CNG :
1. Sifat Mekanis, tentu saja tabung CNG harus memiliki kekuatan yang baik hal ini
dikarenakan Tabung CNG bekerja pada tekanan 200 bar sehingga dibutuhkan material
dengan sifat yang baik. Dengan demikian tabung CNG harus menggunakan material
dengan kekuatan impak yang baik, fracture toughness yang tinggi, modulus elastisitas
yang tinggi.
2. Densitas , hal ini berhubungan dengan berat tabung dan efisiensi terhadap bahan bakar.
Apabila tabung memiliki berat berlebih, maka penggunaan bahan bakar pun akan
berlebihan. Oleh karena itu, agar efisiensi bahan bakar tetap terjaga diharapkan tabung
CNG memiliki nilai densitas yang rendah.
3. Tahan Temperatur Tinggi, ditinjau dari lingkungan kerjanya maka tabung CNG harus
tahan terhadap temperatur tinggi.
4. Ketahanan fatik yang tinggi, pada saat pengisian dan pelepasan gas di dalam tabung,
akan terjadi pembebanan dinamis yang dilakukan berulang-ulang, maka ketahanan fatik
yang baikakan memberikan gambaran terhadap umur pakai dari tabung sehingga dapat
meningkatkan keamanannya.
5. Ketahanan Korosi yang baik, banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
korosi pada suatu material, baik dari lingkungan kerja maupun dari kondisi kerjanya.
Terjadinya korosi dapat menyebabkan penurunan kualitas dari material tersebut
sehingga hal ini harus dihindari untuk memperpanjang umur pakai dari tabung tersebut.
Tabel 3. PAIRWISE COMPARISON
Property Decision Number 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Fracture
Toughness 1 1 1 1 1 1
Corrosion
Resistance 0 1 0 0 1 0
Density 0 0 0 1 1 0 Yield
Strength 0 1 1 1 1 0
Young
Modulus 0 1 0 0 1 0
Heat
Expansion 0 0 0 0 0 1
Impact
Strength 0 1 1 1 1 0
Tabel 4. Weighting Factors Properties Positive
Decision
Weighting
Factor
Fracture Toughness 6 0.3
Corrosion Resistance 2 0.09
Density 2 0.09
Yield Strength 4 0.19
Young Modulus 2 0.09
Heat Expansion 1 0.05
Impact Strength 4 0.19
Total 21 1
Tabel 5. Kandidat Material Tabung CNG
Material 1
(Mpa.√m)
2* 3
(g/cm3)
4
(Mpa)
5
(Gpa)
6
(10-6
/ᵒC)
7
(J)
AISI 4130x Steel 48 4 7.85 655 205 12.3 87
AA 6061-T6 Aluminium 29 3 2.7 276 69 23.4 50
E-Glass fiber epoxy 55 2 2.1 1020 45 0.187 76
Al 2014-T6 19 1 2.8 414 72.4 23.0 49
*ketahanan korosi bernilai baik bila angka menunjukan nilai paling tinggi
Tabel 6. SCALED PROPERTIES dan WP INDEX
Material Scaled Properties Weight
Property
Index 1 2 3 4 5 6 7
AISI 4130x Steel 87 100 100 64 100 53 100 92.19
AA 6061-T6 Aluminium 53 75 34 27 34 100 57 49,86
E-Glass fiber epoxy 100 50 27 100 22 0.8 87 66,68
Al 2014-T6 34 25 35 46 35 98 56 35,25
Tabel 6. RANKING OF MATERIALS
Material Relative
Cost
Cost of
Unit
Strength x
100
WPI
Figure
of
Merrit
Rank
AISI 4130x Steel 1.3 1.77 92.19 54.23 2
AA 6061-T6
Aluminium 1. 0.98 49.86 50.88 4
E-Glass fiber epoxy 1.67 0.26 66.68 256.46 1
Al 2014-T6 1.67 1.13 35.25 31.19 3
Kesimpulan :
Berdasarkan rangking material diatas, material yang paling cocok untuk Tabung CNG adalah
E-glass fiber epoxy.
REFERENSI :
[1]. Simanungkalit, Anita Megawati., “Peramalan Nilai Penjualan Energi Gas pada
PT.PGN wilayah III Medan Tahun 2011” , Universitas Sumatera Utara, Medan :
2010.
[2]. http://www.bpmigas.go.id/wp-content/uploads/2011/08/Buletin-73.pdf diakses 2 Maret
2012.
[3]. Apriyahanda,Onny., 2013, “Mengenal Compressed Natural Gas”. (diunduh :
http://onnyapriyahanda.com/mengenal-compressed-natural-gas/) diakses pada 3
Maret 2013.
[4]. PT. Suropati Cahaya Timur Group – “Manfaat CNG” (diunduh:
http://suropaticng.com/indonesia/benefit.html ) diakses pada 2 Maret 2013.
[5]. Fathonah,Ahmad., 2013 , “Menyibak diversifikasi BBM ke BBG Part-1” (diunduh :
http://mechanicalengboy.wordpress.com/2013/01/23/menyibak-diversifikasi-bbm-ke-
bbg-part-1/ ) diakses pada 2 Maret 2013.
[6]. Kurniawan,Alek., 2011, “Compressed Natural Gas (CNG)” (diunduh :
http://alekkurniawan.blogspot.com/2011/11/compressed-natural-gas-cng.html)
diakses pada 2 Maret 2013
[7] Natural gas trade and distributor – “Aplikasi penggunaan CNG” (diunduh :
http://www.bags-cng.com/CNG02.html ) diakses pada 2 Maret 2013.
[8]. Fathonah,Ahmad., 2013, “Tipe-tipe tabung CNG yang beredar dipasaran” (diunduh :
http://mechanicalengboy.wordpress.com/2013/02/06/tipe-tipe-tabung-cng-yang-
beredar-di-pasaran/ ) diakses pada 2 Maret 2013.
[9]. Standar nasional Indonesia SNI 7408:2009 “Cara uji tabung gas bumi bertekanan
(Compressed Natural Gas/CNG) untuk kendaraan bermotor” (diunduh :
http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI-7408-2009_logo%20baru.pdf )
diakses pada 2 Maret 2013.
[10]. Santoso,Tomi., Soeweify., “DESAIN TANGKI DAN TINJAUAN KEKUATANNYA
PADA KAPAL PENGANGKUT COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)” , Institut
Teknologi Sepuluh November : Surabaya. (diunduh: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-9748-Paper.pdf ) Diakses pada 2 Maret 2013.
[11] Wise Gas : CNG Cylinder Safety. (diunduh : http://www.wisegasinc.com/wg-
cylindersafety.htm ) Diakses pada 2 Maret 2013).
[12]. International Standard ISO 11439 First edition 2000-09-15 “Gas cylinders High
pressure cylinders for the on-board storage of natural gas as a fuel for automotive
vehicles”.
[13]. NG Transit Users Group Meeting 2005 - “CNG Cylinders 101”
[14]. Ashby, M.F., Materials Selection in Mechanical Design, 2nd edition. 1999, Oxford:
Butterworth-Heinemann.