Desain PIO
-
Upload
astirindarwati1745 -
Category
Documents
-
view
126 -
download
0
description
Transcript of Desain PIO
STANDAR MINIMUM “FARMASIS” DI RUMAH SAKIT TERKAIT PELAYANAN INFORMASI OBAT
Dra. Sri Hartini Msi ,AptS2 Farmasi Klinik dan RS
2013
Pendahuluan
Farmasis di Rumah Sakit merupakan profesi yang sarat dengan kolaborasi antar profesi kesehatan lain, maka dalam penerapan “Pharmaceutical Care” diperlukan standar praktek farmasi klinik
Elemen program farmasi klinik untuk meningkatkan “performance” 1. Leadership & practice management2. Informasi obat dan edukasi3. Distribusi obat4. Terapi obat yg rasional5. Fasilitas6. Berperan dalam penelitian
Leadership & practice management
Praktek farmasi klinik merupakan suatu kegiatan per individu yg mengukur kemampuan, pengalaman klinis dan penyampaian informasi (komunikasi)
Filosofi praktek kefarmasian“A late day and a dollar short for both
profession and the patient serves”
Tanggung jawab farmasis
Penatalaksanaan pharmakoterapi pasien mencari solusi problem obat (Drug Related Problem)yg terjadi atau akan terjadi
Maka diperlukan suatu pemahaman manajemen resiko terhadap pasien1. Kejadian tidak diinginkan2. Kejadian kematian
Pharmaceutical care
1. Manajemen resiko2. Advokasi pasien3. Manajemen penyakit4. Pemasaran praktek farmasi5. Manajemen bisnis
Medication Therapy Management
Manajemen resiko
1. Pengumpulan data2. Mempertimbangkan evaluasi penggunaan
obat3. Mempelajari dokumen intervensi dan
aktivitas4. Pengambilan sejarah konsumsi obat
pasien5. Kalkulasi dosis dengan indek terapi sempit6. Mempelajari dokumen efek samping obat,
kejadian interaksi obat katagori “mayor”
Advokasi pasien
1. Menghilangkan barier pasien secara sosial, ekonomi dan psikologi terhadap terapi obat
2. Konseling pasien untuk terapi obat baru atau mengulang
3. Empati pada pasien agar merasa lebih baik dan mempunyai hubungan yg bersahabat
4. Membina komunikasi jika ada order per tilfon atau obat yg tidak diambil
Manajemen penyakit
1. Farmasis harus menguasaia. Pedoman diagnosis & terapib. Guideline yg dikeluarkan asosiasi nasional/
internasionalContoh : Perkeni , American Diabetic association Multiple Sclerosis Society dll
c. Farmakoterapi, patofisiologi dll
2. Monitoring hasil dari pengobatan3. Memperhatikan penggunaan sediaan khusus (
inhaler, nebulizer, monitor glukosa dll)4. Memberikan informasi pada pasien atau
kelompok
Pemasaran pelayanan
1. Pertemuan berkala dengan profesi lain pada acara pertemuan tim farmasi terapi, diskusi klinik, visite, “Joint case”
2. Menjadi anggota yg aktif dg profesional yg mendukung konsep “Pharmaceutical Care”
3. Mempunyai tempat pribadi yg memadai untuk menerima konsultasi pasien
4. Jika memungkinkan ada software untuk memfasilitasi “Patient Care”
Manajemen Bisnis
Farmasis harus dapat bekerja sama dengan tenaga teknis kefarmasian untuk mendapatkan waktu dalam praktek farmasi
Alasan adanya PIO
1. Kemajuan terapetik• New product• New presentations• New brand
2. Penyakit iatrogenik• Penyakit baru yg disebabkan oleh
pemakaian obat yg tidak tepat3. Banyaknya informasi4. Meningkatnya biaya kesehatan5. Globalisasi6. Tuntutan kualitas pelayanan
Pentingnya pengelolaan
1. Informasi harus dievaluasi terlebih dahulu, untuk memastikan keamanan dan efektivitas
2. Merupakan sumber acuan bagi dokter dalam terapi obat pasien
3. Jawaban pertanyaan informasi obat memerlukan proses seleksi, interpretasi dan evaluasi
Istilah lama : “ Drug information”
Sekarang “Medication Information”
Informasi obat
Concept Medication Information
1. Pusat informasi obat menjadi pusat praktek kefarmasian
2. Informasi obat dilakukan oleh individual apoteker
3. Diperlukan “skill” • Mengakses informasi• Pencarian informasi sistematis• Menjawab pertanyaan• Komunikasi
Aktivitas informasi pengobatan
1. Mendukung pelayanan klinik2. Menjawab pertanyaan3. Mendukung kegiatan Tim Farmasi Terapi4. Publikasi5. Edukasi6. Evaluasi penggunaan obat7. Obat investigasi8. Pelaporan efek samping obat9. Informasi keracunan
Lanjutan
10. Menjaga keberadaan formularium RS berdasarkan :• Bukti ilmiah• Kemanjuran dan keamanan (” Safety
and efficacy”)• Biaya
11.Pendidikan mahasiswa12.Penelitian mahasiswa13.Pengembangan mahasiswa
Drug Safety in increased focus around the world
Increasing number of drug withdrawals because of harmful effects (recently: Prepulsid, Posicor, Hismanal, Rezulin, Lipobay, etc).
Scientific report on epidemic proportions of serious ADRs in hospitalized patients.
(Lazarou, JAMA 1998)
Medical mistakes (45.000 deaths/annually) and medication errors (28%) are reported, including under-utilization of proven drug therapies. (US Institute of Medicine, 2001)
“ Efficacy”
Dalam menilai suatu efektifitas suatu obat maka akan dipertimbangkan suatu kajian ilmiah ( Audit penggunaan obat)
Audit penggunaan obat :1. Pola penggunaan2. Kualitas
• drug of choice, dose, interaksi dan efek samping
• Karakter obat• Karakter penulis resep ( spesialisasi,
pendidikan keputusan penulisan)• Biaya
Faktor yang mempengaruhi PIO 1. Adanya “Pharmacovigilance”
• Adverse drug reaction (ADRs )• Adverse drug event (ADEs )
2. Perkembangan teknologi informasi 3. Perubahan pandangan yg berfokus
pada Evidance Base Medicine 4. Terapi obat “ sophisticated”5. Pengetahuan pasien yg lebih baik
Pertimbangan pemberian informasi
Medical Related
Problem
Drug Related Problem
Versus
Tugas : cari contoh
Pharmacovilance
Institute of medicine (IOM) th 1999 melaporkan dampak dari ADEs pada pasien secara ekonomi. Estimasi hasil analisa peresepan dari 7000 kasus kematian di USA dan menghabiskan biaya 77 US/tahun.
Yang termasuk ADEs :• Medication error• ADRs
Contoh Efek samping obat
Krim Pemutih
Krim Malam
Salep Pemutih
Sabun Pembersih
Muka
Krim Jamu Lotion Sabun Mandi
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
Contoh efek samping kosmetik
Jumlah ESO
Diduga Penyebab Efek Samping
Jum
lah E
SO
Contoh
Rovecoxib(Vioxx) obat di approved FDA 1999 sbg NSAID bagi pasien nyeri geriatri. Obat di tarik 1 Oktober 2004 karena withdrawal heart attack and stroke
Polifarmasi
Polifarmasi adalah penggunaan obat yang banyak untuk terapi pasien sesuai dengan kondisi medis.
Dapat juga dikatakan bahwa penggunaan obat yang banyak melebihi indikasi klinik.
Jumlah obat yang banyak.......
Penerima resiko polifarmasi1. Usia lanjut2. Pasien dengan multi penyakit3. Pasien yang sedang dirawat di
rumah sakit dan diterapi oleh beberapa dokter
4. Pasien membeli obat dari berbagai tempat
Pasien dengan multi penyakit akan menerima obat dengan jumlah banyak sebenarnya bukan suatu masalah, tergantung pada kondisi pasien .
Contoh : seorang pasien DM tipe 2 dengan penyakit jantung koroner dan dilakukan tindakan pemasangan stent untuk infark miokard. Pasien akan menerima 6-9 obat jangka panjang untuk mengurangi resiko komplikasi DM dan MI ulang, hal tersebut tidak rasional.
Polifarmasi akan menjadi masalah apabila terjadi hasil akhir (out come ) negatif.
Akibat polifarmasi1. Meningkatkan resiko interaksi obat2. Meningkatkan resiko ADR’S
Apakah obat diperlukan ?
Kasus :Wanita 85 th mendapat terapi Amitriptilin 50
mg saat akan tidur untuk insomnia. Terapi tersebut terdapat efek samping konstipasi, Incontinence , lemah, mulut kering, dan air mata kering.
Untuk terapi efek sampingKonstipasi : dokusat atau sennaIncontinence : oxybutininTetes mata
Pada akhirnya pasien tersebut mendapatkan terapi 5 obat
Tabel contoh penyebab obat polifarmasi
Efek samping Nama obat penyebab Nama obat untuk efek samping
Konstipasi Trisiklik antidepresanAntihistamin gen 1Verapamil/diltiazemAnalgetik opiatSuplemen kalsium
PsiliumDokusat/sennaLaktulosa
Insomnia Prednison, pseudoefedrinStimulan, antidepresanTheophillin
Antihistamin gen 1BenzodiazepinZolpidem,zaleplon
Diare MetforminAntidepresanPPIAntibiotik
LoperamidDiphenoksilat
Perkembangan teknologi informasi
Penelusuran sumber informasi menjadi hal terpenting dalam tatalaksana pelayanan informasi obat oleh apoteker. Banyaknya sumber informasi dan ketrampilan evaluasi sangat diperlukan.
Telaah jurnal sebagai sumber informasi primer akan dikaitkan dengan siklus Evidance Base Medicine (EBM)
Aspek yg dapat dipertanggung jawabkan
Informasi yang diberikan merupakan hasil dari penelusuran yang terbaik 1. Pustaka primer2. Sekunder 3. Tersier
• Texbook• Selalu “up date “
The Knowledge Filter(H.H. Bauer, 1995)
Primary literature
How much is incorrect?
Correction of errors
Much of it is correct
(adapted)
Evidence Based Medicine (EBM)
Merupakan pertimbangan bukti ilmiah (evidence) yang dapat dipercaya untuk menentukan pengobatan pasien
Merupakan hasil dari penelitian yang terpercaya
Merupakan bukti ilmiah setelah obat dipasarkan
Siklus EBMMenemukan kasus
Mengembangkan pertanya
an
Mencari rujukan
Menelaah
rujukan
Menjawab
pertanyaan
Hirarki EBM untuk pencarian informasi
Level of evidence
Level 1 a. Randomized controlled trial 1b. Meta-analysis Level 2 Retrospective analysis (case-control
studies) Prospective follow-up (cohort studies)Cross-sectional population (prevalence
studies)Previous reviews (position statements)Clinical interventions (non-randomized)
Contoh menjawab pertanyaanApakah ranitidin penyebab
trombositopenia???
Contoh :Pasien di duga menderita Cushing sindrom. Pasien telah dirawat selama 8 hari, diberikan cimetidinsetelah diperiksa darah terjadi penurunan hitung plateletDokter menggantinya dengan ranitidin
Evaluasi1. Latar belakang data pasien
• Sejarah penyakit• Sosial• Alergi & terapi sekarang
2. Pencarian sumber informasi• Review MEDLINE,EMBASE
3. Analisis• Naranjo algoritme : probable, possible
dan unlikely
4. Rekomendasi• Trombositopeni ranitidin terjadi setelah
30 hari
Aspek legalPelayanan informasi obat dapat membantu
praktisi dalam pelayanan setiap hari, perlindungan untuk pemberi informasi dan penerima informasi
Pemberi pelayanan harus sesuai dengan kompetensinya ,terdapat perbedaan antara apoteker (Pharmacist) dan apoteker khusus (DI specialist) terhadap penerima informasi
Apoteker : memberikan informasi obat pada pasien
Apoteker spesialis : memberikan informasi pada profesional kesehatan lain
lanjutan
Standar pelaksanaan :1. Undang undang kesehatan No 36/20092. Undang undang rumah sakit No
44/20093. Standar pelayanan Farmasi RS4. Pedoman pelayanan konseling
Mencegah kelalaian & Malpraktek
Beberapa hal yg dapat mencegah kelalaian1. Menghilangkan situasi yg dapat
menyebabkan kelailaian2. Penjelasan (Informed consent)3. Kebijakan untuk farmasi (Pharmacy by
Law)
Alasan kenapa terjadi kelalaian & Mallpraktek
1. Mungkin tidak ada ilmu yang dapat diketahui
2. Ilmu ada tapi tidak diketahui praktisi3. Ilmu ada tapi tidak mudah untuk
diterapkan pada keadaan klinis yang dihadapi
4. Ilmu diketahui tetapi keliru atau salah dalam penerapannya
Pengelolaan Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RS
Visi dan Misi
Dalam pengelolaan harus terdapat misi dan visi agar dalam pelaksanaan terdapat arahan yg jelas
Prinsip utama bahwa obat bekerja pada pasien dengan kondisi terbaik al :1. Efektivitas penggunaan obat
• Terapi obat• Biaya
2. Keamanan3. Rasional
• Tanggung jawab secara ilmiah, dengan indikator obat yg diberikan pada pasien memenuhi kriteria 9 tepat
Komponen Pelayanan Informasi Obat
1. Sumber daya manusia2. Sarana prasarana3. Fasilitas
Sumberdaya manusia
• Apoteker• Apoteker spesialis• Tenaga administrasi• Jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan Rumah Sakit
Apoteker spesialis
Merupakan apoteker yang telah mengambilan keahlian khusus untuk informasi obat
Apoteker versus apoteker spesialisPasien Dokte
r
Standar apoteker spesialisStandar apoteker spesialis
1. American Society of Health System Pharmacist (ASHP)
2. Join Commission on Accreditation of Health Care Organisation (JCAHO)
3. Tanggung jawab farmasis tertuang dalam Omnibus Budget Reconciliation Act of 1990 (OBRA’90)
Fungsi apoteker spesialis
1. Pencarian sumber informasi secara on line2. Monitoring dan rekomendasi terapi obat
(Drug therapy)3. Konseling pasien4. Partisipasi dalam penelitian (Clinical Trial)5. Terlibat dalam PFT6. Evaluasi penggunaan obat7. Identifikasi, monitoring dan pelaporan
efek samping obat8. Pendidikan
Sarana prasarana
Sarana yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan• Jumlah pelayanan• Kapasitas kegiatan• Target yg ingin dicapai
Secara umumRuang yg memadaiJaringan internetRak/meja/set komputer/scaner/fotokopiAlat bantu konseling
Tata letak
1. Ruangan PIO• Mudah terjangkau oleh penerima
informasi• Tidak tercampur dengan kegiatan lain• Terdiri atas :
Ruang kerja apoteker/apoteker spesialisRuang perpustakaanRuang administrasi/dokumentasiRuang kuliah/diskusi untuk mahasiswa praktek
2. Ruang pelayanan konseling
Lanjutan
2. Ruang pelayanan konseling• Ruang tertutup dan tidak banyak orang
melintas sehingga privasi pasien terjaga• Tersedia meja dan kursi sesuai dengan
konselor dan pasien• Penerangan dan sirkulasi yg cukup• Letak ruang konseling tidak jauh dari
pengambilan obat• Jika jumlah pasien banyak sebaiknya ada
beberapa ruang konseling
Alat bantu konseling
1. Panduan konseling, check list poin penting untuk pengingat apoteker
2. Kartu pasien berisi identitas pasien dan daftar kunjungan
3. Literatur pendukung4. Brosur tentang obat tertentu dan memberi
kesempatan pasien untuk membaca kembali5. Alat peraga (audio visual, gambar,poster
ataupun sediaan yg berisi plasebo)6. Alat komunikasi jika diperlukan untuk
mengingatkan pasien
Alat bantu yang diberikan pd pasien
1. Kartu pengingat pengobatanKartu ini diberikan pada pasien untuk memantau
penggunaan obat. Pasien dapat memberikan tanda setiap hari sesuai dengan dosis yg diterima, isi kartu memuat nama pasien, nama obat, jam minum obat,tanggal pasien harus datang lagi untuk kontrol
2. Pemberian labelLabel diperlukan sebagai alat bantu membaca instruksi
konsumsi obat, misal label hijau untuk pagi, merah untuk siang dan biru untuk malam
3. Medication ChartBerupa bagan minum obat, dibuat untuk pasien dengan
rejimen yg komplek atau pasien sulit memahami rejimen tersebut
Lanjutan
4. Pil dispenserPil dispenser akan membantu pasien
mengingat jadwal konsumsi obat dan menghindari kelupaan jika melakukan perjalanan jauh dari rumah. Wadah pil bisa untuk persediaan harian ataupun mingguan
5. Kemasan penggunaan obatPenggunaan kemasan obat per unit dosis
membutuhkan peralatan yg mahal, dapat terlaksana jika merupakan suatu program pemerintah
Pelanggan
Dokter Perawat Apoteker Profesi lain Pasien dan keluarga Masyarakat
Kebutuhan dokter
1. Segera atau tidak2. Dapat dipertanggung jawabkan3. Merupakan pilihan terbaik untuk
kondisi pasien4. Maksimum efek terapi dan
minimum efek samping 5. Aspek ketersediaan obat6. “Cost”
Kebutuhan perawat
1. Kesetaraan generik & terapi2. Pengenceran3. Incompatibilitas4. Kestabilan5. Efeksamping6. Pembuatan sediaan larutan
Kebutuhan pasien
1. Nama obat2. Kegunaan3. Kapan dikonsumsi4. Bagaimana cara konsumsi5. Hal yg harus diperhatikan ( DRPs)
REFERENSI TERSIER YANG SEBAIKNYA TERSEDIA
1. AHFS Drug Information.2. BNF3. Martindale: The Extra Pharmacopoeia.4. Handbook on Injectable Drugs.5. Drug Facts and Comparisons.6. Drug Interactions.7. Medical Toxicology.8. Harrison’s : Principles of Internal
Medicine.9. Pharmacotherapy
Lanjutan
10. Meyler’s : Side Effects of Drugs11. Herbal Medicine. 12. Pediatric Drug Handbook.13. Geriatric Dosage Handbook.14. Drugs in Pregnancy and Lactation.15. Drug Information Handbook.16. Infectious Diseases Handbook.17. Drug Information Handbook for
Oncology.
Lanjutan
18. USP DI: Volume I. Drug Information for
Health Care Profesional, Volume II. Advice for the Patient, Volume III.
Approved Drug Products and Legal
requirements.19. Therapeutic Guidelines, Antibiotic
Guidelines, Drug Formulary etc.20. Medication Teaching Manuals.21. ISO dan MIMS dll.
Contoh dokumentasi
pengelolaan PIO
Contoh Pertanyaan Dokter BedahNo Pertanyaan Jawaban
1 Regimen FAC Fluorouracil, Adriamycin,cyclophasfamide
2 Frekuensi pemberian meloxicam Sediaan 7,5mg 2 x 1 tab.Sediaan 15 mg 1 x 1 tab.
3 Penggunaan lipofenus, sentral atau perifer
Lipofenus diberikan perifer
4 Frekuensi pemberian seftriakson Single dose atau BID
5 Apakah Albapur 20% dapat disimpan 12 jam dlm suhu kamar
Sesuai brosur, dapat disimpan dalam suhu kamar selama 12 jam
6 Dosis kumulatif Doxorubisin & Epirubisin
Doxo 600 mg dam Epirubisin 900 mg
7 Frekuensi pemberian infus levofloxacin
Pemberian Cukup 1 x 500 mg
8 Kekuatan sediaan Acitretin 25 mg per kapsul
9 Pengaturan konsumsi Ciprofloxacin dan Multivitamin
Jika multivitamin dg valensi 2 atau 3 lebih dulu jarak 4 jam, jika cipro dulu jarak 2 jam
10 Kandungan dari Floxid tablet Ciprofloxacin
Contoh Pertanyaan Dokter Kebidanan & Penyakit Kandungan
No Pertanyaan Jawaban
1 Stabilitas cisplatin jika telah diencerkan
20 jam pada suhu kamar
2 Batuk tidak sembuh walau sudah konsumsi Amox, cefadroxil
Pilihan golongan makrolida : azitromycin
3 Perhitungan untuk dosis Karboplatin Disesuaikan dg klirens ginjal pasien
4 Harga paket kemoterapi PVB Sekitar 2 jt
5 Protokol terapi untuk doxetaxel Dibuat protokol tertulis
6 Kandungan obat Rejuvit Suplemen vitamin
7 Kenapa cisplatin harus ditambah KCl & Mg So4
Efek samping menurunkan kadar elektrolit tsb
8 Dosis klindamysin untuk bayi 15 mg/Kg berat badan/hari terbagi 3x dosis
9 Fraxiparine dituliskan untuk pasien akan operasi
Resiko perdarahan
10 Ketersediaan obat Cek gudang farmasi
CONTOH EVALUASI HASIL PELAKSANAAN DRP
Persentase Jml Kasus yang Masuk berdasarkan Golongan Obat dalam Pelaksanaan DRP
Golongan Obat %
Antibiotik 41,39
Analgesik Antiinflamasi 11,77
Vitamin, Mineral, Multivitamin 10,97
Obat Saluran Cerna 8,21
Obat Sistem Kardiovaskular 7,85
Obat Sistem Saraf Pusat 7,23
Obat Saluran Pernapasan 4,37
Obat Sitotoksik 6,15
Antidiabetik Oral 1,34
Lain-lain 0,71
Contoh evaluasi DRPs
Kasus Dosis Obat Lebih pada Penanganan Penderita ESO (Selama Dirawat)
Nama Obat Indikasi/Diagnosa Dosis Diberikan Dosis Seharusnya
Amlodipin Hipertensi Awal: 30 mg/hari Awal: 5-10 mg/hari
Asam Valproat Kejang Awal (anak): 666 mg/hari
Awal (anak) : 300 mg/hari
Desloratadine Alergi 5 mg/hari (Kerusakan ginjal)
5 mg/48 jam (kerusakan ginjal)
Hidroklortiazid Hipertensi Geriatri (awal): 37,5 mg/hari
Geriatri (awal):12,5 mg/hari
Contoh evaluasi DRPs
Kasus Dosis Obat Kurang pada Penanganan Penderita ESO (Selama Dirawat)
Nama Obat Dosis Diberikan Dosis Seharusnya
Gentamisin 40 mg/hari 136-340 mg/hari
Silostazol 100 mg/hari 200 mg/hari
Lorazepam Gangguan emosi:0,5 mg/hari
Gangguan emosi:2-3 mg/hari
Amitriptilin Awal: 12,5 mg/hari Awal: 25-100 mg/hari
CONTOH EVALUASIBentuk Pelayanan Jenis
Pelayanan informasi obat kepada pasien
1. Aturan pakai2. Pasien pulang3. Pemberian obat baru4. Waktu konsumsi, dosis, harga5. Cara konsumsi, efek samping
Pelayanan informasi obat kepada dokter
1. Dosis, cara pemberian, harga, isi sediaan, regimen obat
2. Standar obat untuk bedah3. Regimen kemoterapi4. Analgetik, antifungi5. Perubahan terapi, jenis
sediaan, ketersediaan BMHP Askes
Pelayanan informasi obat kepada perawat
1. Prosedur pemberian obat, kandungan sediaan
2. Cara pengenceran dan menyuntik obat kemoterapi
3. Informsi BMHP Askes
CONTOH EVALUASI
Bentuk Pelayanan Jenis
Pelayanan informasi obat visite dengan dokter
1. Regimen kemoterapi2. Kandungan sediaan farmasi
Pelayanan informasi obat visite tanpa dokter
1. Info obat yg baru diterima2. Pemantauan terapi3. Cek sisa obat4. Cek obat yg dibawa dari
rumah5. Kepatuhan pasien dalam
konsumsi obat
Data Klasifikasi Informasi
139
42
5 41
75
80
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Series1 13 9 42 5 4 1 75 80
Ketersatukan/Stabili
Peracikan/Formulas
Obat Pilihan/Terta
Metode
Pembe
Interaksi
Obat
Farmakokine
tikDosis
Lain-lain
Data Penerima Informasi Obat
84%
8%
2%1%
3% 2%0%
Dokter
Peraw at
Apoteker
Penderita
Co-Ass
Ass. Apoteker
Sisw a Peraw at
Data Informasi 8 Kelompok Obat Terbanyak
Kelompok Jumlah
Antiinfeksi 66
Sitostatik/Antineoplastik 51
Jantung/Hipertensi/Antikoagulasi
35
Vitamin/Mineral 24
Neuromuskular 23
Cairan, Elektrolit & Nutrisi 21
Hormon 17
Sistem Gastrointestinal 16
Proposal pendirian PIO
1. Mini Workshop2. Analisa kebutuhan3. Pembuatan proposal4. Tindak lanjut (presentasi)
Tugas
Mini Workshop
TujuanMengetahui kebutuhan yg mendasar
PesertaSemua profesi kesehatan di rumah sakit terwakili
HasilDiharapkan “ outcome” positif
DAFTAR PUSTAKA1. Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC, “Pharmaceutical care
Practice”, Mc Graw-Hill, 1998
2. Charles, JP Siregar, Prof, Dr, MSc., “Farmasi Klinik, Teori Dan Penerapan”, Cetakan I, EGC, 2004
3. Boh Larry E.,Pharmacy Practice Manual A Guide to Clinical Experience 2 nd ed.,Lippincot and William, Philadelphia 2001
4. Lacy Charles F, Drug Information Handbook .,15th ed., LexiComp.,Ohio.,2007
5. Malone,Patrick et al, Drug information “a guide for pharmacists”, 3 ed, The MC Graw Hill Company,North America,2006
6. Shane P.D,David P.Z, Pharmacy Management Essentials for All Practice SettingsMcGraw-Hill, 2009
Selamat belajar