DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …
Transcript of DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …
1
DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN AKUNTANSI
SUBPENDAPATAN PADA USAHA KECIL BIDANG LAUNDRY
DI INDONESIA
MODEL DESIGN OF ACCOUNTING PROCEDURE AND RECORDING
SYSTEMS FOR REVENUE SYSTEMS IN SMALL BUSINESS IN LAUNDRY IN
INDONESIA
Khozin Arief
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung
ABSTRAK
Usaha kecil menengah (UKM) bidang jasa laundry yang perkembangannya sangat
pesat di Indonesia merupakan salah satu bidang yang dapat menyokong perekonomian
nasional. Namun, dalam operasionalnya ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan pencatatan, pengawasan, dan pengendaliaan keuangan akibat tidak diterapkan sistem akuntansi.
Hal ini berakibat tidak terdapat laporan keuangan yang menyulitkan pengambilan keputusan di
bidang keuangan, menyulitkan peminjaman uang di bank, dan meyulitkan pengisian SPT Pajak. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem akuntansi yang terdiri atas beberapa subsistem, di antaranya
adalah subsistem pendapatan yang terdiri atas komponen sistem prosedur, dokumen transaksi,
dan pencatatan akuntansi. Ketiga komponen tersebut dirancang pada subpendapatan. Tujuan
Penelitian ini adalah mendesain model sistem akuntansi subpendapatan yang dapat digunakan untuk perusahaan UKM laundry di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode SDLC
(System Design Life Sycle) dengan tahapan melakukan survei, menganalisis, dan merancang
sistem dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Luaran penelitian ini adalah desain sistem akuntansi subpendapatan untuk perusahaan UKM
laundry.
Kata Kunci: Model, Sistem, Prosedur, Pendapatan, Akuntansi, Laundry
ABSTRACT
Small and medium enterprises (SMEs) in the laundry service sector, which are
developing very rapidly in Indonesia, are one of the business sectors that can support the
national economy. However, in their business operations, several problems related to financial
recording, supervision, and control due to the absence of an accounting system are found. As a
result, the financial report cannot be made so that it is difficult to make decisions in the
financial sector, to apply for loans from banks, and to fill out tax returns. Therefore, an
accounting system consisting of several subsystems is required. One of them is the revenue
subsystem, which consists of procedures system, transaction documents, and accounting records
components. The purpose of this study is to design a sub-revenue accounting system model that
can be used for laundry SMEs in Indonesia. This research was conducted using the System
Design Life Cycle (SDLC) method which covers three phases of conducting a survey, analyzing,
and designing the system. The data was collected through interviews, observations, and
documentation. The output of this research is the design of a sub-revenue accounting system for
laundry SMEs.
Keywords: model, system, procedure, income, accounting, laundry
2 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020
PENDAHULUAN usaha untuk mengetahui trend laba tiap
tahun sebagai analisis perbandingan.
Misalnya, dengan diketahui laba tahun ini
lebih besar dari tahun sebelumnnya, akan
dapat dianalisis faktor penyebabnya
sehingga faktor-faktor penyebab besarnya
laba tersebut dapat dipertahankan untuk
keberlangsungan usaha (Sugiarto, 2011).
Permasalahan keempat, tidak ada laporan
keuangan (neraca, laba rugi, perubahan
modal dan arus kas) sebagai persyaratan
meminjam uang ke bank jika ingin
mengembangkan usaha. Laporan Keuangan
juga digunakan sebagai dasar pengisian
SPT Pajak (Dirjen Pajak, 2019). Jika tidak
ada laporan keuangan, akan sulit mengisi
SPT Pajak. Permasalahan kelima, tidak ada
laporan keuangan sebagai informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan
untuk mengembangkan usaha,
memberhentikan usaha, menghemat pos
biaya dan lain-lain (Arief, 2013).
Usaha kecil menengah (UKM)
bidang jasa laundry yang perkembangannya
sangat pesat di Indonesia merupakan salah
satu bidang yang memberikan kontribusi
yang sangat besar dalam memacu
pertumbuhan ekonomi Indonesia karena
mampu menampung bayak tenaga kerja
padat karya (Jauhari, 2010). Namun, dalam
operasionalnya ditemukan permasalahan
yang berkaitan dengan pencatatan,
pengawasan, dan pengendaliaan keuangan
akibat tidak diterapkan sistem akuntansi.
Terdapat lima permasalaha
akuntansi pada UKM laundry.
Permasalahan pertama, sulit diketahui
pendapatan-pendapatan dari setiap pos
pendapatan. Data pos pendapatan ini
diperlukan oleh pemilik usaha untuk
mengetahui trend pendapatan setiap bulan.
Misalnya, mengetahui pada bulan apa usaha
laundry mempunyai omset besar sehingga
pemilik laundry dapat merencanakan
pegawai harian lepas lebih banyak bulan
pada bulan dengan pendapatan besar di
tahun berikutnya. Permasalahan kedua,
sulit diketahui biaya total setiap pos biaya.
Pos-pos biaya didalam usaha jasa laundry
terdiri dari pos biaya gaji, pos biaya
asuransi gedung , pos biaya iklan, pos biaya
penyusuta peralatan, pos biaya penyusutan
bangunan (Weygandt, Kimmel, Kieso,
2017). Jika tidak diketahui biaya setiap pos,
akan sulit bagi pemilik usaha untuk
mengetahui efisiensi dan efektivitas biaya
yang dikeluarkan terhadap total pos biaya
tertentu dengan laba usaha (IAI, 2017). Jika
terus dikeluarkan dari tahun ke tahun,
biaya yang tidak efisien dan efektif dapat
menyebabkan laba berkurang dan akan
menghambat kemajuan perusahaan.
Permasalahan ketiga, sulit diketahui laba
usaha. Laba usaha diketahui bila total pos-
pos dalam pendapatan dan total pos-pos
dalam biaya telah terakumulasi (IAI, 2017).
Data laba tiap tahun diperlukan pemilik
Merujuk kepada lima permasalahn
tersebut, dibutuhkan sistem akuntansi.
Sistem akuntansi terdiri atas beberapa
subsistem di antaranya adalah subsistem
pendapatan. Dalam subsistem ini, terdapat
beberapa komponen sistem di antaranya
komponen sistem prosedur dan pencatatan
akuntansi (Romney, Marshall B., Stembart,
Paul John, 2017). Subsistem pendapatan
sangat penting karena akan dapat
memajukan perusahaan. Oleh karena itu,
tujuan peneliti adalah mendesain model
komponen sistem prosedur dan pencatatan
akuntani pada subpendapatan. Dengan
demikian luaran peneliatioan ini adalah
desain model sistem akuntansi
subpendapatan yang dapat digunakan
perusahaan UKM laundry di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan metode
SDLC (System Design Life Sycle) dengan
tahapan melakukan survei, menganalisis,
dan merancang sistem (Gelinas, Sutton and
Hunton, 2016).
Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 3 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia
Sistem Akuntansi perusahaan akan mengidentifikasikan
peristiwa ekonomi dengan mencatat secara
sistematis, kronologis, dan diukur dalam
uang untuk menghasilkan jejak peristiwa
keuangannya. Dalam mencatat penerimaan
uang pembayaran, perusahaan laundry akan
mengklasifikasikan dan merangkum
peristiwa ekonomi yang berkaitan peristiwa
tersebut lalu dikomunikasikan kepada
pengguna melalui laporan akuntansi yang
disebut laporan keuangan. Pengguna
internal informasi akuntansi tersebut adalah
manajer yang merencanakan, mengatur, dan
menjalankan bisnis serta bagian pemasaran,
pengawas pencucian, bagian akuntansi, dan
karyawan laundry, sedangkan pihak
eksternalnya adalah pemerintah, dirjen
pajak, bank pemilik modal (Weygandt,
Kimmel, Kieso, 2017).
Sistem adalah sekumpulan dua atau
lebih komponen yang saling terkait dan
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Sebagian besar sistem terdiri atas subsistem
yang lebih kecil yang mendukung sistem
yang lebih luas. Sistem akuntansi adalah
buatan manusia, sistem ini terdiri atas
komponen komputer dan komponen manual
yang terdiri atas satu unit untuk
mengoordinasikan, menginput, menyimpan,
dan mengelola data sehingga dihasilkan
informasi akuntansi (Gelinas, Sutton and
Hunton, 2017). Pemahaman lain tentang
sistem akuntansi adalah organisasi bentuk,
dokumen, catatan, dan laporan yang
dikoordinasikan dengan bentuk visual
untuk memberikan informasi keuangan dan
akuntansi yang dibutuhkan oleh manajemen
untuk membuka organisasi keuangan
(Mulyadi, 2014).
Dalam menjalankan bisnis,
pengguna internal harus menjawab
pertanyaan penting. Misalnya, bagian
akuntansi harus menjawab pertanyaan
“cukupkah kas untuk membeli bahan
pencuci pakaian?”; bagian pemasaran harus
menjawab pertanyaan“Apakah pemasaran
dilakukan dengan menggunakan uang
perusahaaan secara efisien dan efektif?”;
bagain sumberdaya manusia harus
menjawab pertanyaan “apakah tahun ini
keuangan mampu menaikan gaji
karyawan?”; bagian manajemen hasrus
menjawab pertanyaan“apakah operasional
tahun ini laba atau rugi?”. (Weygandt,
Kimmel, Kieso, 2017) . Untuk lebih
jelasnya lihat gambar 1 berikut ini.
Pencatatan Akuntansi dan Laporan
Keuangan
Pencatatan akuntansi (pembukuan
akuntansi) adalah pencatatan peristiwa
ekonomi. Hal ini merupakan satu di antara
bagian dari proses akuntansi. Secara
keseluruhan, proses akuntansi terdiri atas
proses mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan peristiwa ekonomi
(Weygandt, Kimmel, Kieso, 2017). Proses
akuntansi yang pertama, perusahaan
mengidentifikasi kegiatan ekonomi yang
berkaitan dengan bisnisnya. Contoh
kejadian ekonomi di perusahaan laundry,
Gambar 1. Pertanyaan terhadap Pengguna Internal (Source: Weygandt, Kimmel, Kieso, 2017)
4 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020
Pengguna informasi akuntansi
external adalah pemerintah. Pihak eksternal
harus menjawab pertanyaan “apakah
perusahaan telah membayar karyawan
sesuai UMR; apakah pajak telah dihitung
sesuai dengan laporan keuangan; apakah
debitur mampu membayar utang-untangnya
dan apakah bank akan mengizinkan untuk
hutang baru?” (Weygandt, Kimmel, Kieso,
2017) . Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2
berikut ini.
Gambar 2. Pertanyaan terhadap Pengguna External (Source: Weygandt, Kimmel, Kieso, 2017)
Pengembangan Sistem dengan SDLC
pada Subsistem Pendapatan Usaha
Laundry
wawancara, observasi, dan dokumentasi
serta data sekunder yang berasal dari buku
pustaka dan jurnal (Sugiono, Metode
Penelitian Bisnis, 2012). Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara,
dandokumentasi. Obeservasi yang
dilakukan adalah observasi partisipasi pasif
yaitu peneliti mengamati pegawai laundry
yang melakukan prosedur penerimaan
pendapatan. Teknik wawancara dilakukan
dengan teknik semi struktur untuk
memperoleh data tentang sistem
pendapatan. Teknik dokumentasidilakukan
untuk mendokumentasikan sistem dan
prosedur dengan cara mengumpulkan data
berupa sistem prosedur pendaapatan yang
dilakuan melalui wawancara, pengumpulan
formulir, pencatatan data keuangan
kemudian didokumentasikkan dalam bentuk
flowchart (Sugiono, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 2012).
Systems development life cycle
(SDLC) merupakan proses pengembangan
sistem yang dimulai dari analisis sistem,
desain sistem, implementasi sistem, dan
operasi sistem (Gelinas, Sutton and Hunton,
2017). Dalam sistem akuntansi terdapat
subpendapatan yang dimulai dari tahapan
transaksi pemesanan konsumen, penjualan,
penagihan, pencatatan di akun piutang
dagang dan diakhiri dengan penerimaan
uang (Gelinas, Sutton and Hunton, 2017).
Definisi perusahaan Laundry adalah
fasilitas tempat pakaian dicuci dan
dikeringkan dan berbagai jenis peralatan
lainnya seperti handuk, sepatu, selimut,
boneka, tas dan lainnya, biasanya
menggunakan mesin cuci otomatis yang
disebut laundromat atau merek dagang
umum (Markahi, 2018). Fokus penelitian ini bertempat di
Napuri Laundry Jl. Sarijadi no. 45
Bandung. Dengan objek penelitian yang
terdiri atas pemilik dan pegawai laundry
dengan mengobservasi segala aktivitas
pegawai laundry yang berkaitan dengan
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan
metode kualitatif, yaitu metode yang dapat
menggunakan data primer dari hasil
Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 5 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia
prosedur dan pencatatan akuntansi
pendapatan yang terdiri atas sistem dan
prosedur dan dokumen dokumen serta
formulir formulir (Narko, 2004). Dengan
mengobservasi dan mendokumentasikan
aktivitas laundry pada subpendapatan
berupa prosedur dan pencatatan akuntansi,
dirancang model yang dapat digunakan
usaha laundy di Indonesia. Pe desain dalam
penelitian ini menggunakan metoda SDLC
yang memulai dari analisis sistem
kemudian merancang sistem lalu
mengimplementasikan sistem dan
mengakhiri dengan pengoperasian sistem.
proses bisnis perlu dilakukanpencatatan
atau perekaman. Dalam hal ini, peneliti
merancang pencatatan akuntansi dalam
subpenerimaan pendapatan yaitu pencatatan
akuntansi penerimaan pesanan cuci dengan
pembayaran tunai saat pesanan, pencatatan
akuntansi pendapatan dari pengambilan
pakain saat penyerahan belum dibayar dan
pencatatan akuntansi pendapatan dari
pengambilan pakain saat penyerahan
dibayar sebagian. Hasil desain dijelaskan
pada pembahasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahapan pertama penelitian ini
adalah menganalisis prosedur dan mencatat
akuntansi pada usaha perusahaan laundry
dengan teknik wawancara, observasi, dan
domumentas. Dari kegiatan ini diperoleh
data model prosedur dan catatan yang
cocok pada perusahaan laundry. Tahapan
berikutnya adalah pe desain tiga komponen
model dalam subsistem akuntansi
pendapatan, yaitu: merancang model sistem
dan prosedur, merancang model dokumen
sistem, dan merancang model pencatatan
akuntansi. Dalam pe desain sistem
prosedur, peneliti akan merancang tiga
prosedur, yaitu: merancang model sistem
prosedur pendapatan dari penyerahan
pakaian, merancang model prosedur
pendapatan dari pengambilan pakain saat
penyerahan sudah dibayar lunas, dan
merancang model sistem prosedur
pendapatan dari pengambilan pakain saat
penyerahan dibayar sebagian atau belum
dibayar.
Desain Model Sistem Prosedur
Berikut ini adalah hasil desain
model sistem prosedur sistem akuntansi
pendapatan laundry dalam bentuk flowchart
yang dapat disimak pada gambar 3,4 dan 5.
Dokumen sistem merupakan
formulir yang diperlukan untuk sebuah
sistem. Formulir ini sebagai alat perekaman
kegiatan bisnis usaha jasa laundry di dalam
subsistem penerimaan yang terdiri dari
faktur jasa laundry (FJL) dan paket jasa
laundry (PJL)/Paket pembayaran jasa
laundry (PPJL). Setiap transaksi dalam
6 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020
Flowchart Rancangan Sistem Prosedur Pendapatan dari penyerahan pakaian
Accounting/
KomputerCustomer ServisPelangganUraian
1. Pelanggan datang membawa pakaian yang akan di laundry
2 FJL
1 FJL
3 FJL
CS dan Pelanggan Menandatangai FJL yang disepakati dan
CS mencap lunas jika tunai
4. CS menghitung jasa laundry, serta menunjukan ke pelanggan total Faktur Jasa Laundry (FJL) yang harus dibayar
Menawar
kan PJL
dan
PPJL
2. CS menawarkan Paket Jasa Laundry (PJL)dan Paket Pembayaran Jasa Laundry (PPJL)
5. CS dan Pelanggan Menandatangai FJL yang disepakati dan CS mencap lunas jika tunai
PPJL
Menghitung jasa laundry, serta
menunjukan ke pelanggan total FJL yang harus dibayar
Input FJL
PJL
Proses
input data
Menulis pilihan PJL dan PPJL yang telah dipilih pelanggan ke
dalam FJL
7. Akunting akan menginput ke Software Akuntansi
6. CS memberikan FJL Rangkap 1 (warna putih) ke Pelanggan, FJL rangkap 2 (warna merah muda)ke bagian jasa cuci dan FJL rangkap 3 (warna biru) ke bagian accaunting
ASIAL
1 FJL
Bagian jasa cuci
3. CS akan menulis pilihan Paket Jasa Laundry (PJL)dan Paket Pembayaran Jasa Laundry (PPJL)yang telah dipilih pelanggan ke dalam Faktur Jasa Laundry (FJL)
Gambar 3. Desain Model Sistem Prosedur Pendapatan dari Penyerahan Pakaian
Keterangan ASIAL : Aplikasi Sistem Informasi
Akunatnsi Laundry PPJL: Paket Pembayaran Jasa Laundry
PJL : Paket Jasa Laundry CS : Customer Service FJL : Faktur Jasa Laundry
Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 7 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia
Flowchart Rancangan Prosedur pendapatan dari pengambilan pakain jika
saat penyerahan sudah dibayar lunas
Pelanggan Customer ServisUraian
1. Pelanggan memberikan FJL rangkap 1 (warna putih)kepada CS
2. CS akan mengambilkan pakaian yang selesai di laundry sesuian dengan FJL rangkap 1yang sudah dicap lunas dan menyerahkan pakain tersebut kepada pelanggan serta membuang FJL tsb
Mengambilkan pakaian yang
selesai sesuian dengan FJL
rangkap 1yang sudah dicap lunas dan
menyerahkan pakain tersebut
kepada pelanggan FJL rangkap 1yang
sudah dicap lunas
1 FJL
Gambar 4. Desain Model Prosedur Pendapatan dari Pengambilan Pakain
Saat Penyerahan Sudah Dibayar Lunas
Keterangan
FJL : Faktur Jasa Laundry
CS : Customer Service
8 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020
Flowchart Rancangan Sistem Prosedur pendapatan dari pengambilan pakain jika saat penyerahan dibayar sebagian atau belum dibayar
Pelanggan Customer ServisAccounting/
KomputerUraian
1. Pelanggan memberikan FJL rangkap 1 (warna putih)kepada CS
2. CS akan mengambilkan pakaian yang selesai di laundry sesuian dengan FJL rangkap 1 (warna putih) dan menyerahkan pakain tersebut kepada pelanggan serta menyerahkan FJL R1 (warna Putih)rangkap 1 ke accounting
3. Accounting akan menginput FJL rangkap 1 (warrna putih) ke ASIAL
Input FJL
ASIALProses
input data
Mengambilkan pakaian yang selesai sesuian dengan FJL rangkap 1 dan menyerahkan pakain tersebut kepada pelanggan dan menyerahkan FJL R1 (warna Putih)rangkap 1 ke accounting
1 FJL
1 FJL
1 FJL
2. CS menerima FJL R1 lalu mengecek kekuarangan pembayaran dan menerima kekurangan pembayaran dan menambahkan dalam FJL R1 sisa pelunasan dan mencap lunas FJL R1
2. CS menerima FJL R1 lalu mengecek kekuarangan
pembayaran dan menerima kekurangan
pembayaran dan menambahkan dalam FJL R1 sisa pelunasan dan mencap lunas FJL
R1
Gambar 5. Desain Model Sistem Prosedur Pendapatan dari Pengambilan Pakain
Saat Penyerahan Dibayar Sebagian atau Belum Dibayar
Keterangan
PPJL: Paket Pembayaran Jasa Laundry ASIAL : Aplikasi Sistem Informasi
Akunatnsi Laundry PJL : Paket Jasa Laundry
FJL : Faktur Jasa Laundry CS : Customer Service R1 : Rangkap 1
Desain Model Dokumen Transaksi Untuk lebih jelasnya dapat disimak pada
gambar 6. Dalam model ini, dokumen yang
dirancang adalah faktur jasa laundry (FJL).
Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 9 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia
Napuri Laundry
Jl. Sarijadi No. 45 Bandung Telp 88950881
Faktur Jasa Laundry (FJS) No. Faktur/Tanggal : 140915001
Nama Konsumen : Nurani Herawati
Alamat Konsumen : Perum City View No. 3 Bandung : Telp/HP. 08811220101
No Nama Barang
Paket
Laundry Satuan
Harga
Satuan Total
1 Baju Kemeja CKS 2 kg 6,000 12,000 2 Boneka CK 2 Buah 10,000 20,000
3 Selimut CKS 2 Buah 20,000 40,000
Keterangan: Total 72,000
DP 0
Sisa 72,000
Gambar 6. Dokumen Faktur Jasa Laundry (FJL)
Keterangan
CKS : Cuci Kering Setrika
CK : Cuci Kering
Seperti tertulis pada gambar 3
desain Model Sistem Prosedur Pendapatan
dari Penyerahan Pakaian membutuhkan
dokumen faktur jasa laundry. Faktur ini
dapat dilihat pada gambar 6, faktur ini akan
dibuat 3 rangkap. Rangkap 1 warna putih
diberikan kepada konsumen, rangkap 2
warna merah muda diberikan kepada
pencuci dan rangkap 3 warna biru diberikan
kepada bagian akuntansi.
1. Pencatatan Akuntansi Penerimaan
Pesanan Cuci dengan Pembayaran
Tunai saat Pesanan
Pada flowchart gambar 1,
diperlihatkan bagian akuntansi menerima
FJL (faktur jasa laundry) rangkap 3
(berwarna biru) dari bagian customer
servis. Atas dasar dokumen ini, bagian
akuntansi akan mencatat sebagai berikut.
Kas (debit)
Pendapatan Cuci Kering Setrika
(kredit) Desain Model Pencatatan Akuntansi
Desain Model Pencatatan
Akuntansi ini terdiri atas pencatatan
akuntansi penerimaan pesanan cuci dengan
pembayaran tunai saat pesanan, pencatatan
akuntansi pendapatan dari pengambilan
pakain saat penyerahan belum dibayar, dan
Pencatatan akuntansi pendapatan dari
pengambilan pakain saat penyerahan belum
dibayar.
Untuk buku besar pendapatan cuci,
dibagi menjadi berbagai jenis buku
besar pendapatan berikut ini.
a. Pencucian cuci kering setrika
nama buku besarnya adalah
Pendapatan Cuci Kering
Setrika (CKS).
10 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020
b. Pencucian cuci kering nama
buku besarnya adalah
Pendapatan Cuci Kering (CK).
Pengambilan Pakain Saat
Penyerahan Dibayar Sebagian atau
Belum Dibayar, diperlihatkan saat
pekerjaan sudah selesai sesuai
waktu yang dijanjikan, konsumen
datang menghadap costumer
service membawa FJL rangkap 1
kemudian konsumen membayar
pelunasan ke costumer service. FJL
rangkap 1 warna putih yang sudah
dibayar dan dicap lunas diberikan
ke bagian akuntansi. Atas dasar ini
bagian akuntansi mencatat
c. Pencucian boneka nama buku
besarnya adalah Pendapatan
Cuci Boneka.
d. Pencucian Karpet nama buku
besarnya adalah Pendapatan
Cuci Karpet.
Contoh transaksi 1. Seorang
customer mencuci baju dengan
pilihan cuci kering setrika (CKS)
dibayar lunas saat pemesanan
sebesar Rp200.000,00 maka
pencatatan akuntansinya adalah: Kas (debit)
Piutang Jasa Cuci (kredit) Kas (debit) Rp200.000,00 Contoh Transaksi 3: transaksi 2
dibayar lunas maka pencatatan
akunttansinya adalah
Pendapatan Cuci Kering
Setrika (kredit) Rp200.000,00
Kas (debit) Rp200.000,00 2. Pencatatan Akuntansi Pendapatan dari
Pengambilan Pakain saat Penyerahan
Belum Dibayar
Piutang Jasa Cuci (kredit)
Rp200.000,00
Pada gambar 1 Flowchart Model
desain Sistem Prosedur Pendapatan dari
Penyerahan Pakaian, diperlihatkan
customer servis memberikan FJL (faktur
jasa laundry) rangkap 1 warna putih kepada
konsumen dan menjanjikan kapan pakaian
akan selesai. Kemudian, CS memberikan
FJL rangkap 3 warna biru ke bagian
akuntansi. Atas dasar dokumen ini bagian
akuntansi akan mencatat
3. Pencatatan Akuntansi Pendapatan dari
Pengambilan Pakaian saat Penyerahan
Dibayar Sebagian
Pada gambar 1 Flowchart Model
desain Sistem Prosedur Pendapatan dari
Penyerahan Pakaian, diperlihatkan
konsumen membayar sebagian jasa cuci
kemudian customer servis mengisi data
pembayaran ke FJL dan memberikan FJL
rangkap 1 warna putih kepada konsumen
dan menjanjikan waktu pakaian akan
selesai. Kemudian, customer service
memberikan FJL rangkap 3 warna biru ke
bagian akuntansi. Atas dasar dokumen ini
bagian akuntansi mencatat
Piutang Jasa Cuci (debit)
Pendapatan Cuci Kering
Setrika (kredit)
Contoh transaksi 2. Diterima
pesanan cuci Rp200.000,00 dibayar
setelah pesanan selesai dikerjakan
maka pencatatan Akuntansi nya
adalah
Kas (debit)
Piutang Jasa Cuci (kredit)
Pendapatan Cuci Kering
Setrika (kredit) Piutang Jasa Cuci (debit)
Rp200.000,00 Dalam pencatatan di atas, kas
didebit nominal sebesar kas yang
masuk, piutang jasa cuci dikredit
sebesar nominal sisa yang belum
Pendapatan Cuci Kering
Setrika (kredit) Rp200.000,00
Pada gambar 3 desain Model
Sistem Prosedur Pendapatan dari
Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 11 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia
dibayar dan pendapatan cuci kering
setrika dikredit sebesar total jasa
cucian.
menghadap costumer service
membawa FJL rangkap 1 kemudian
konsumen membayar sisa
pelunasan ke costumer service. FJL
rangkap 1 warna putih yang sudah
dibayar dan dicap lunas diberikan
ke bagian akuntansi. Atas dasar ini
bagian akuntansi mencatat
Contoh transaksi 4: Diterima
pesanan cuci Rp500.000,00
diterima uang tunai Rp200.000,00
sisanya dibayar setelah pakaian
selesai maka pencatatan
Akuntansinya adalah Kas (debit)
Kas (debit)Rp200.000,00 Piutang Jasa Cuci (kredit)
Piutang Jasa Cuci (debit)
Rp300.000,00
Dalam pencatatan di atas kas
didebit dan piutang dikredit
nominal sebesar sisa yang belum
dibayar.
Pendapatan Cuci Kering
Setrika (kredit) Rp500.000,00
Pada gambar 3 desain Model
Sistem Prosedur Pendapatan dari
Pengambilan Pakain Jika Saat
Penyerahan Dibayar Sebagian atau
Belum Dibayar, saat pekerjaan
sudah selesai seperti waktu yang
dijanjiakan, konsumen datang
Contoh Transaksi 5: transaksi 4
sisanya dibayar lunas maka
pencatatan akuntansinya adalah
Kas (debit) Rp300.000,00
Piutang Jasa Cuci (kredit)
Rp300.000,00.
Tabel 1. Desain Pencatatan Akuntansi atau Jurnal
Jenis Transaksi Pencatatan Akuntansi
Penerimaan pesanan cuci dengan
pembayaran tunai saat pesanan.
Kas (debit)
Pendapatan Cuci Kering Setrika (kredit)
Pendapatan dari pengambilan
pakain jika saat penyerahan
belum dibayar.
Piutang Jasa Cuci (debit)
Pendapatan Cuci Kering Setrika
(kredit)
Jika sudah dibayar
Kas (debit)
Pendapatan Cuci Kering Setrika (kredit)
Pendapatan dari pengambilan
pakaian jika saat penyerahan dibayar sebagian.
Kas (debit)
Piutang Jasa Cuci (kredit) Pendapatan Cuci Kering Setrika
(kredit)
Jika sudah dibayar
Kas (debit)
Pendapatan Cuci Kering Setrika (kredit)
12 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020
SIMPULAN BI. (2008). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah. Jakarta: BI.
Simpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah Sistem yang dibuat ini
sangat fleksibel dan dapat digunakan pada
berbagai tingkat kecanggihan penggunaan
software akuntansi pada usaha jasa laundry.
Sistem akuntansi ini dibutuhkan UKM di
bidang usaha jasa laundry sebagai alat
untuk menghasilkan informasi keuangan
sebagai dasar pengambilan keputusan dan
menghasilkan laporan keuangan guna
keperluan persyaratan peminjaman uang di
bank untuk perluasan usaha dan juga
sebagai acuan penghitungan pembayaran
pajak. Pada penelitian ini telah terancang
tiga desain model komponen sistem
akuntansi pada subpendapatan, yaitu:
desain model sistem prosedur akuntansi,
desain model dokumen transaksi, dan
desain model pencatatan akuntansi yang
dapat digunakan oleh usaha laundry dalam
menerapkan sistem akuntansi.
Dirjen Pajak. (2019). www.online-
pajak.com. Retrieved from
http://www.online-pajak.com
Gelinas, Sutton and Hunton. (2016).
Acquiring, Developing and
Implementing Accounting
Information System. USA: South-
Western.
Gelinas, Sutton and Hunton. (2017).
Accounting Information System.
USA: South-Western.
IAI. (2017). Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) 23. Jakarta: IAI.
Jauhari, J. (2010). "Upaya Pengembangan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Dengan Memanfaatkan E-
Commerce". Jurnal Sistem
Informasi (JSI), 159-168.
Karena Sistem yang dibuat ini
sangat fleksibel dan dapat digunakan pada
berbagai tingkat kecanggihan penggunaan
software akuntansi pada usaha jasa laundry
disarankan kepada dunia industri,
khususnya UKM bidang jasa laundry untuk
memakai model hasil penelitian ini.
Markahi. (2018).
www.pewangilaoundry.co.id.
Mulyadi. (2014). Sistem Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat.
DAFTAR PUSTAKA
Andrea, Weickgenannt, Mary Kay
Copeland, Leslie Turner. (2017).
Accounting Information Systems.
United States of America: John
Wiley & Sons Inc.
Narko. (2004). Sistem Akuntansi.
Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusatama.
Romney, Marshall B., Stembart, Paul John.
(2017). Accounting Information
System. New Jersey: Prentice Hall. Arief, K. (2013). "Pengembangan Model
Sistem Informasi Akuntansi Online
untuk Usaha Kecil Menengah".
Sigma Mu, 133. Setyorini, R. (2017). "Analisis Model
Bisnis pada Eighteen Nineteen
Laundry dengan Pendekatan
Business Model Canvas". Jurnal
Sekretaris & Administrasi, 70.
artikata.com. (2020, Juni 23). Retrieved
from www.artikata.com:
https://www.artikata.com/arti-
361160-catatan.html
Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 13 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia
Sugiarto. (2011). Akuntansi Keuangan
Menengah 1. Jakarta: UT.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Trisnawati, T. (2016). "Kajian Inovasi
Sektor Usaha Kecil Menengah
(UKM) dengan Pendekatan Sistem
Dinamis (Studi Kasus pada Industri
Makanan di Kabupaten Sidoarjo
Jawa Timur)". Jurnal Akuntansi,
Ekonomi dan Manajemen Bisnis,
66-67.
Weygandt, Kimmel, Kieso. (2017).
Accounting Principles. United
States : John Wiley & Sons, Inc.
Wikipedia. (2020, Juni 23).
https://id.wikipedia.org. Retrieved
from
https://id.wikipedia.org/wiki/Doku
men