Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
-
Upload
rintoko-setyo-wibowo-ai -
Category
Documents
-
view
254 -
download
9
Transcript of Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 1/23
i
DESAIN KRITERIA PMT GIS
TELAAHAN STAF
disusun oleh :
EPRIDO MEILADI
OJT BIDANG TEKNIK
BIDANG TEKNIK
PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA - BALI
2010
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 2/23
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 3/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sampai dengan awal tahun 2009, PLN P3B Jawa Bali sebagai operator penyaluran tenaga
listrik Sistem Jawa Bali mengelola 397 gardu induk yang terdiri dari Air Insulated Switchgear
(AIS) atau gardu induk insulasi udara dan Gas-Insulated Switchgear (GIS) atau gardu induk
insulasi gas SF6
dengan tegangan operasi 150 kV serta 500 kV. Sebanyak 69 buah GIS tersebar
di empat region di Jawa-Bali, seperti terlihat pada tabel 1.1 [9]. Dengan populasi GIS terbanyak terdapat di RJKB dengan jumlah 41 buah.
Tabel-1.1 Jumlah GIS P3B Jawa Bali
Pertama kali PLN menginstalasi GIS pada tahun 1984. Hingga sekarang banyak
gangguan yang muncul dalam pengoperasian GIS tersebut. Berdasarkan data FOIS (Forced
Outage Information System) P3B-JB selama tahun 2004 sampai dengan 2009, terdapat 438 kali
gangguan yang terjadi di GIS seperti terlihat pada gambar 1.1. Gangguan terbanyak terjadi pada
tahun 2006 sebanyak 90 kali gangguan. Berdasarkan Gambar 1.2, dari 438 kali gangguan pada
GIS sebanyak 358 kali (81,73%) terjadi pada sistem 150 kV dan 80 kali (18,27%) terjadi pada
sistem 500 kV.
TEG
(KV)RJKB RJBR RJTD RJTB
Total
P3B-JB
500 3 1 0 2 6
150 38 2 8 15 63
TOTAL 41 3 8 17 69
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 4/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 2
Gambar 1.1 Distribusi jumlah gangguan GIS selama 2004-2009
Gambar 1.2 Perbandingan jumlah gangguan GIS antara 150kV dan 500kV selama 2004-2009
Gambar 1.3 memperlihatkan diagram gangguan GIS karena sistem fault. Dari sekian
banyak gangguan yang terjadi pada GIS tersebut, gangguan yang disebabkan oleh sistem fault
sebanyak 310 kali gangguan atau 70,76% dari total gangguan pada GIS. Sedangkan Gambar 1.4
memperlihatkan diagram gangguan GIS karena sistem fault yang disebabkan oleh kegagalan
PMT. Gangguan yang disebabkan oleh kegagalan PMT adalah 19 kali atau 6,12% dari gangguan
akibat sistem fault. Dengan jumlah kegagalan 19 kali maka failure rate utuk pmt GIS selama
2004-2009 adalah:
1.36
19Rate Failure ==
∑=
gangguanperiode
gangguan
81 75 90 59 74 59
438
0
100
200
300400
500
2004 2005 2006 2007 2008 2009 total
Jumlah gangguan pada GISper tahun
358
80
0
50
100
150
200
250
300
350
400
150 kV 500 kV
Gangguan GIS selama 2004-2009
Sistem 150kV & 500kV
150
kV
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 5/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 3
Gambar 1.3 Perbandingan gangguan GIS karena sistem fault antara 150kV dan 500kV selama 2004-2009
Gambar 1.4 Perbandingan gangguan GIS karena penyebab PMT antara 150kV dan 500kV selama
2004-2009
Dengan nilai failure rate 3.1, meskipun tidak terlalu besar namun diperlukan suatu
langkah yang tepat agar kejadian gangguan tidak terulang dan dapat diketahui solusinya
penyebabnya. Maka digunakanlah suatu alat untuk pengukur kualitas sistem yang dikenal dengan
FMEA (Failure Mode Effect Analysis) dan FMECA (Failure Mode Effect Critical Analysis)
yang di manfaatkan untuk mengurai penyebab suatu gangguan (root cause) secara detail dari
suatu sistem. Hasil dari FMEA-FMECA tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan suatu
desain kriteria dari komponen penyusun sistem kerja yang dikerjakan. Telaahan Staf ini
mencoba untuk menganalisa permasalahan yang ada pada PMT GIS dengan alat FMEA dan
FMECA ini.
250
60
0
50
100
150
200
250
300
150 kV 500 kV
Gangguan GIS karena Sistem Fault
2004-2009
150 kV
500 kV
16
30
5
10
15
20
Gangguan GIS oleh PMT(2004-2009)
150 kV
500 kv
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 6/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 4
1.2 BATASAN MASALAH
Pembahasan dibatasi pada:
a. Data yang dipakai dalam telaahan staf ini didapat dari laporan gangguan dan laporan
teknik pada beberapa permasalahan gangguan GIS yang ditemui di region satu (RJKB).
b. Lingkup permasalahan terbatas pada sistem pemutus tenaga (PMT) pada GIS 150 kV dan
500 kV.
1.3 TUJUAN TELAAHAN STAF
Tujuan dari Telaahan Staf ini adalah mencoba menganalisa sumber masalah dari suatu
gangguan dengan membuat FMEA. Kemudian dari FMEA tersebut dicari FMECA-nya .
Selanjutnya menentukan solusi desain kriteria yang dapat diberikan.
1.4 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penulisan telaah staf ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan pembahasan,
dan sistematika penulisan.
BAB 2 DASAR TEORI
Dijelaskan tentang sistem kerja GIS dan cara kerja PMT serta teori FMEA.
BAB 3 PEMBAHASAN
Bagian ini memuat hasil analisa FMEA, FMECA, serta desain kriteria untuk PMT GIS.
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
1.5 METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian dalam Telaahan Staf ini adalah:
1. Studi pustaka mengenai GIS SF6
2. Pengolahan data mengenai gangguan di GIS SF
, teori FMEA-FMECA, dan teori pendukung lainnya.
6
di P3B-JB, serta menganalisa
komponen kritisnya.
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 7/23
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 8/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 6
dipakai sebagai media insulasi dalam sistem kelistrikan. Hal ini disebabkan sifat-sifat sebagai
berikut: thermal conductivity (penghantar panas), excellent insulating (insulasi yang sangat
baik), mampu memadamkam arc (busur api), viskositas rendah, stabil, dan tidak mudah bereaksi.
SF6 memiliki dua sifat penting sebagai media insulasi sifat elektrik dan sifat kimia.
Kemunduran fungsional peralatan dapat terjadi karena zat pencemar SF6. Zat pencemar
tersebut berupa produk-produk dekomposisi, seperti tertera pada tabel 2.1
GAS SENYAWA TLV* ppmv Sumber
Udara (80%N2,20%O2) N2, O2 N/A Bocor/ intrusi dari luar
Moisture H2O N/A Bocor/ intrusi dari luar
Carbon tetrafluoride CF4 1000 By product, arc tip erosion, komponen berunsur carbon,minyak, pelumas
Hydrofluoric acid HF 3 Terbentuk di SF6 jika ada busur api
Sulfur dioxide SO2 2 Terbentuk jika SOF2 bereaksi dengan air
Sulfur monofluoride S2F2 0,5 Dapat tidak terdeteksi karena sangat reaktif/tak stabil
Sulfur difluoride SF2 ? Mudah bereaksi lagi
Sulfur tetrafluoride SF4 0,1 Sangat mudah bereaksi lagi
Disulfur decafluoride S2F10 0,025 Sangat beracun, keberadaannya dalam SF6 diragukan
Thionyl Fluoride (¹) SOF2 1 Jika ada busur api dan air
Sulfuryl Fluoride SO2F2 5 Jika ada busur api dan air
Thionyl tetrafluoride SOF4 0,5 Jika ada busur api dan oksigen
Tungsten hexafluoride WF6 0,1 Erosi kontak
Silicon tetrafluoride SiF4 0,6 Busur api, jika ada silicon
Carbon disulfide CS2 10 Busur api, jika ada silicon
Carbon dioxide CO2 N/A Dari senyawa yang mengandung carbon
Carbon monoxide CO 50 Dari senyawa yang mengandung carbon
Tabel 2.1 zat pencemar insulasi gas SF6 serta sumber pencemarnya
SF6 yang dipakai untuk media insulasi umumnya memiliki persyaratan yang dicantumkan
dalam IEC 376 dengan tingkat kemurnian minimum 99,90%. Kualitas selengkapnya dari SF6
adalah seperti tercantum pada Tabel .2.
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 9/23
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 10/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 8
BAB III
PEMBAHASAN
PMT GIS dibagi menjadi tiga sub-sistem, yaitu sub-sistem primer, dielektrik, dan
penggerak mekanik. Pembagian ini berdasarkan kesamaan fungsi utama dari tiap-tiap komponen
penyusun PMT. Berikut pembagian dari sub-sistem tersebut:
1. Sub-sistem Primer
Fungsi utama dari PMT GIS adalah sebagai media pemutus serta mengalirkan arus ke konduktor.
Sub-sistem primer merupakan bagian sistem yang berhubungan dengan pengaliran arus ke
konduktor serta bagian yang terhubung langsung dengan kontak penyambungan dan pemutusanarus. Komponen-komponen dari sub-sistem primer antara lain: main contact , moving contact ,
stationary arc contact, conductor, puffer piston, dll.
2. Sub-sistem Dielektrik
Dalam peralatan tegangan tinggi insulasi merupakan bagian terpenting. Hal ini dikarenakan
insulasi menjaga suatu peralatan tegangan tinggi dapat bekerja normal dan melindungi
peralatan tersebut dari pengaruh gangguan baik dari dalam maupun luar sistem. Sub-sistem
dielektrik merupakan bagian sistem yang menginsulasi sistem primer serta mendukung kerja
utama sistem sebagai pemutus dan penyambung arus. Komponen-komponen dari sub-sistem
dielektrik antara lain: insulated operating rod, insulated nozzle, gas SF6, spacer, dll.
3. Sub-sistem Penggerak mekanik
Dalam mendukung kerja utama dari sistem diperlukan fungsi pendukung yang membantu
menggerakan komponen dalam sub-sistem primer dalam memutus atau menyambung kembali
aliran arus dalam suatu konduktor. Fungsi pendukung ini dilakukan oleh sub-sistem penggerak
mekanik . Sub-sistem penggerak mekanik merupakan bagian sistem yang menggerakan sistem
primer untuk bekerja dalam memutus dan menyambung arus. Komponen-komponen dari sub-
sistem penggerak mekanik antara lain: oil pump unit, operating valves, operating piston,dll.
Dari beberapa laporan gangguan pada RJKB terdapat beberapa gangguan yang terjadi pada
sistem PMT GIS, antara lain:
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 11/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 9
Tam ak sam in
Tampak atas
1. Sub-sistem Primer
a. Kerusakan pada lubang drat konduktor (Gambar 3.1).
Gambar
Gambar 3.1 kerusakan pada lubang drat
konduktor
b. Terjadi PMT GIS terlambat bekerja sehingga menyebabkan gangguan meluas.
2. Sub-sistem Dielektrik
Untuk sub-sitem elektrik gangguan yang terjadi diperoleh dari pengecekan kondisi gas pada
kompartemen pmt. Gas SF6 yang di cek dibandingkan dengan standar berikut:
1. Purity : purity baik berdasarkan standar IEC 326: > 97.0 %
2. Dew point : normal berdasarkan standar Alsthom: < -10o
3. Produk Dekomposisi : normal berdasarkan standard CIGRE: < 1000 ppm
C, < 350 ppmV
Kemudian dari laporan hasil pengecekan beberpa GIS didapat kondisi ketidaknormalan dari tiga
poin diatas.
3. Sub-sistem Mekanik penggerak
a. Pada mekanik penggerak pneumatik, terlihat fisik ujung selang udara yang terkelupas
(Gambar 3.2).
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 12/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 10
Gambar 3.2 letak ujung selang udara yang terkelupas
b. Pada mekanik penggerak pneumatic, adanya kebocoran yang bersumber pada regulator
udara (Gambar 3.3).
Gambar 3.3 letak kebocoran pada regulator udara
Gambar 3.4 letak gelembung pada selang udara
c. Pada mekanik penggerak pneumatik, terlihat fisik pada selang udara tampak
bergelembung (Gambar 3.4).
Gelembung padaselangudara
Bocor padabagianregulator udara
Ujung selangudara tekanmengelupas
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 13/23
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 14/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 12
Gambar 3.6 FMEA sub-sistem dielektrik
3.1.3 SUB-SISTEM MEKANIKAL PENGGERAK
Pada sub-sistem mekanikal penggerak terdapat beberapa kejadian gangguan seperti
permukaan selang udara tekan untuk penggerak mekanik PMT menggelembung, bocor pada
bagian regulator udara penggerak PMT, ujung selang udara tekan sistem penggerak PMT
mengelupas, dan waktu kerja yang lama.
Permukaan selang udara tekan menggelembung terjadi pada GIS ketapang dan gedung
pola. Bocor pada bagian regulator udara penggerak PMT terjadi pada GIS gedung pola. Ujung
selang udara tekan sistem penggerak PMT yang mengelupas terjadi pada GIS gedung pola.
Beberapa kejadian tersebut memiliki dua akar ermasalahan yaitu kesalahan desain serta
kesalahan pemasangan komponen.
Turunnya
kualitas gas
Penuaansistem segel
(seals)
Difusi uapair melaluienclosure
Turunnyatekanan Gas
Adanyakebocoran
gas SF6
Mencemarilingkungan
Tingginyatingkat
kelembaban
Turunnya
purity
(kemurnian)
SF6
Pengaruh aktivitas
partial dischage
Dekomposisiproduk tin i
Pemburukan
Adsorber
Protrusion,void ,free-particle,
floating-part,
permukaan tak
rata
instalasi
kuran bersih
pengoperasiankontak
pemutus tinggi
arcinKontaminasigas rekatif
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 15/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 13
Gambar 3.7 FMEA sub-sistem penggerak mekanik
3.2 HASIL FMECA
Perhitungan FMECA didapat dengan mengalikan faktor pembobotan yaitu frekuensi,
sistem, safety dan cost . Di mana frekuensi adalah intensitas kejadian dan cost adalah corrective
cost , yakni biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Safety adalah
faktor keselamatan, yaitu seberapa besar pengaruh kerusakan. Sistem adalah besarnya pengaruh
kerusakan terhadap sistem. Tiap komponen pembobotan dibagi menjadi beberapa penilaian
(score).
Pembobotan frekuensi disusun pada tabel 3.1. Pembobotan dibagi empat dengan nilai 1
untuk frekuensi nol dan nilai 4 untuk frekuensi lebih dari lima.
Tabel 3.1 Pembobotan frekuensi
Pembobotan kategori sistem disusun pada tabel 3.2. Pembobotan dibagi tiga dengan
nilai 1 untuk keadaan yang tidak mengganggu sistem dan nilai 2 untuk keadaan yang
Score Frekuensi (%)
1 < 1
2 1-10
3 10-15
4 15-50
5 50-100
Stress mekanik pada sambunganujung selang
ujung selangudara tekan
sistem penggerak pmt (pneumatik)
mengelupas
Kesalahan
desain
adanya tekananlebih dari
kemampuanselang
perbedaanmaterial antaraclamp danselan udara
Permukaan selangudara tekan untuk
penggerak mekanik PMT
menggelembung
bocor padaujung selangudara tekan
Mekanik penggerak gagal beroperasi
Bocor padabagian
regulator
Kesalahan padapemasangankomponenregulator
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 16/23
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 17/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 15
Kerusakan terkritis dapat dilihat dari nilai risiko yang terbesar, yaitu hasil perkalian komponen-
komponen pembobotan.
Risk = Frekuensi x consequence
= Frekuensi x (Sistem x Safety x Cost )
NO SUBSYSTEM FAILURE MODESCORE
RISKFREKUENSI SISTEM SAFETY COST
1 Primer
operasi kontak terlambat 2 3 3 1 18
kerusakan pada lubang
drat di konduktor3 2 1 1 6
2 Dielektrik
Adanya Kebocoran Gas SF6 2 2 2 2 16
Tingginya kandungan
produk dekomposisi4 2 2 2 32
tingginya kelembaban 3 2 2 2 24
3penggerak
mekanik
Permukaan selang udara
tekan untuk penggerak
mekanik PMT
menggelembung
4 2 2 1 16
Bocor pada bagian
regulator udara penggerak
PMT
2 2 2 1 8
Ujung Selang Udara Tekan
Sistem Penggerak PMT
Mengelupas
2 1 1 1 2
waktu kerja penggerak
mekanik yang lama 2 2 2 1 8
Tabel 3.8 FMECA PMT GIS
Dari hasil penilaian FMECA (tabel 3.5) di dapat komponen kritis untuk tiap sub-sistem,
yaitu:
sistem segel/ seals (komponen dielektrik)
Adsorber (komponen dielektrik)
gear-tooth (komponen mekanik penggerak)
Selang udara tekan (komponen mekanik penggerak)
Dengan demikian komponen-komponen kritis ini perlu perhatian lebih kedepannya. Juga
diperlukan solusi untuk mengatasi masalahnya agar tak berlanjut dan terulang lagi.
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 18/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 16
3.3 DESAIN KRITERIA
Komponen kritis yang didapat dari FMECA tersebut kemudian dicari solusi dari desain
kriterianya. Desain kriteria yang dapat diberikan adalah:
A. Desain kriteria untuk usulan teknis:
1. Material gear-tooth pada mekanik pengerak (pneumatik) harus diganti dengan yang lebih
baik daripada eksisting. Material gear –tooth harus tahan terhadap keausan yang bisa
disebabkan oleh polutan maupun penuaan karena pemakaian.
2. Perlu pening katan kualitas gas SF6 (dekomposisi produk <1000 ppm (CIGRE); purity >97%
(IEC 376)). Untuk purity gas SF6 pada saat pengisian pertama kali maupun reklamasi harusdiatas 99.0%.
3. Material adsorber harus diganti dengan material yang memiliki kualitas yang lebih baik
dibandng eksisting. Material adsorber harus tahan terhadap aktivitas partial discharge
maupun frekuensi operasi pemutusan yang tinggi di dalam kompartemen pmt.
4. Untuk zat pencemar minimal harus sesuai dengan SF 6 Recycling Guide dari CIGRE [2].
Tabel 3.6 zat pencemar dan level nya pada peralatan dimana fungsi pencemaran tidak berperan [2].
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 19/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 17
5. level tahanan tekanan insulasi selang udara untuk penggerak mekanikdiganti dengan yang
lebih tinggi dari eksisting. (di pasaran tersedia 30-100 bar, dengan harga < $50).
6. bahan stop-fitting (clamp) dengan selang disamakan atau ditoleransi dengan penambahan
bimetal untuk mengatasi perbedaan muai.
B. Dari segi monitoring dan pemeliharaan perlu diperhatikan:
1. Pemasangan sistem segel (seals) harus dilakukan dengan benar.
2. Dilakukan uji keserempakan pada PMT untuk mengetahui keterlambatan operasi PMT.
3. Pada saat pemasangan kompartemen GIS sangat penting diperhatikan hal-hal yang bisa
menyebabkan terjadinya partial discharge. Dengan demikian pada saat instalasi baik itu
pemasangan pertama kali kompartemen GIS maupun pemasangan kompartemen setelahkegiatan overhaul, bagian dalam kompartemen harus betul-betul steril.
4. Inspeksi visual pada parmeter-parameter yang dapat terukur seperti tekanan dan suhu
dilaporkan dan sehingga bisa diketahui tren kondisinya secara berkala.
5. Perlu dilakukan pengecekan PD berkala dengan AIA (Acoustic Insulation Analyzer) maupun
alat lainnya. ( PD baik berdasarkan standar CIGRE: <5 pC)
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 20/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
a. FMEA dari sistem PMT GIS terdiri dari 3 sub-sistem:
Sub-sistem Primer
Sub-sistem Dielektrik
Sub-sistem Penggerak mekanik
b. Melalui penilaian FMECA telah menghasilkan beberapa gangguan yang paling kritis.
c. Telah dihasilkan beberapa usulan desain kriteria dari proses FMECA yang dilakukan
pada sistem PMT GIS.
4.2 SARAN
a. Karena FMEA adalah living document sehingga perlu adanya evaluasi yang periodik dari
FMEA yang dihasilkan dalam tulisan ini.
b. Usulan desain criteria yang diberikan hendaknya dipertimbangkan untuk diterapkan pada
peralatan GIS khusunya PMT GIS.
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 21/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 19
DAFTAR PUSTAKA
[1] Data FOIS 2004-2009. P3B-JB
[2] CIGRE, SF6 Recycling Guide, CIGRE B3.02 Task Force 01, 2003.
[3] Laporan Gangguan GIS Salak Lama, RJTB, 2008
[4] Laporan Teknik GIS Ketapang, RJTB, 2006.
[5] Laporan Teknik GIS Gedung Pola, RJTB, 2006.
[6] IEC, IEC 60480: “Guidelines for the checking and treatment of sulfur”, Geneva,
1996.
[7] IEC, IEC 60050: “International Electronical Vocabulary chapter 441 Switchgear
Controlgear & Fuses, Geneva, 1996.
[8] IEC, IEC 60694: “Common specifications for high-voltage switchgear andcontrolgear standards”, Geneva, 1996.
[9] data SE060 TW03
[10] FMEA-FMECA WG 4
[11] F. Jakob and N. Perjanik, “Sulfur Hexafluoride: A Unique Dielectric”, AnalyticalChemTech International, Inc.
[12] Solvay Fluor, “Sulfur Hexafluoride”, Manual Book .
[13] R. D. Garzon, “High Voltage Circuit Breakers: Design and Application”, MarcelDekker Inc., New York, 1997.
[14] http://www.qingflex.cn/chanpin/gsjg/200804/76.html
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 22/23
8/15/2019 Desain Kriteria Pmt Gis - Eprido Meiladi
http://slidepdf.com/reader/full/desain-kriteria-pmt-gis-eprido-meiladi 23/23
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Telaahan Staf - Eprido Meiladi 21
LAMPIRAN B
DIAGRAM PROSES FMEA
Penentuansistem
Fungsi sistemFunctional
failure
Penentuansub-sistem
Fungsi sub-
sistem
Functional
failure of sub-sistemFailure modesFailure effects
Root causeReport FMEA
document