DESAIN JEMBATAN

download DESAIN JEMBATAN

of 72

description

DESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATANDESAIN JEMBATAN

Transcript of DESAIN JEMBATAN

  • DESAIN JEMBATAN(BRIDGE DESIGN )

  • DAFTAR ISI

    1. TIPE-TIPE JEMBATAN2. KOMPONEN JEMBATAN

    3. PEMBEBANAN JEMBATAN4. ASPEK DESAIN KOMPONEN JEMBATAN

  • I. TIPE-TIPE JEMBATANBASED ON FUNCTION : PEDESTRIAN BRIDGE HIGHWAY BRIDGE RAILROAD BRIDGE

    BASED ON MATERIAL : WOOD/BAMBOO BRIDGE STEEL BRIDGE CONCRETE BRIDGE

  • BASED ON TYPES OFSUPERSTRUCTURE: SLAB BRIDGE GIRDER BRIDGE TRUSS BRIDGE ARCH BRIDGE SUSPENSION BRIDGE CABLE-STAYED BRIDGE CABLE-STAYED BRIDGE

  • BASED ON SPAN LENGTH : SMALL SPAN BRIDGE (0-15m)

    Structure Type: Culvert, Slab Bridge, T-Beam Bridge, Wood BeamBridge, Precast Concrete Box Beam, Precast Concrete I-Beam,Rolled Steel Beam.

    MEDIUM SPAN BRIDGE (15- 50m)Structure Type: Precast Concrete Box Beam, Precast Concrete I-Structure Type: Precast Concrete Box Beam, Precast Concrete I-Beam, Composite Rolled Steel Beam, Composite Steel PlateGirder, Cast-In-Place Reinforced Concrete Box Girder, Cast-In-Place Post-Tensioned Concrete Box Girder, Composite Steel BoxGirder

    LARGE SPAN BRIDGE (50-150m)Structure Type: Composite Steel Plate Girder, Cast-In-Place Post-Tensioned Concrete Box Girder, Post-Tensioned ConcreteSegmental Construction, Concrete Arch and Steel Arch, SteelTruss.

    EXTRA LARGE SPAN BRIDGE ( > 150M)Structure Type: Cabled-Stayed Bridge, Suspension Bridge.

  • CONTOH SUSPENSION BRIDGE,Barito Bridge, Kalimantan Selatan

    Technical Data

    Length Overall 1200 m

    Extra span 60m

    Approach span 160m

    Extra span flood area 120m

    Lane Width 7m

    Sidewalk 1.5m

  • CONTOH CABLE STAYED BRIDGE,Pasupati Bridge - Bandung

  • CONTOH CABLE STAYED BRIDGE,Batam Island - Tonton Island's Bridge

    Long of Bridge : 644 m

    Stretching of Bridge : 530 m

    Width of Bridge : 21.5 m

    Vertical Clearance : 38 m

    System : Cable Stay

  • CONTOH ARCH BRIDGE,Rempang Island Bridge - Galang Island

    Long of Bridge : 385 m

    Stretching of Bridge : 245 m

    Width of Bridge : 18 m

    Vertical Clearance : 27 m

    System : ARC

  • CONTOH TRUSS BRIDGE,Rumbai Jaya Bridge, Riau

  • CONTOH GIRDER BRIDGE,Cipada Bridge, (Simple Beam), Cipularang

    Long of Bridge : 693 m

    Span of Bridge : 40 m

    Width of Bridge : 2x12.7 m

    Vertical Clearance : 30 m

    System : PC-I Girder

  • CONTOH GIRDER BRIDGE ,Cisomang Bridge (Continuous Beam)

    Long of Bridge : 250 m

    Span of Bridge : 40 m

    Width of Bridge : 2x12.7 m

    Vertical Clearance : 50 m

    System : Bulb Tee Girder

  • CONTOH GIRDER BRIDGE,Cikubang Bridge (Continuous Beam)

    Long of Bridge : 520 m

    Span of Bridge : 40 m

    Width of Bridge : 21.5 m

    Vertical Clearance : 60 m

    System : PC-I Girder

  • II. KOMPONEN-KOMPONEN JEMBATAN

    PELAT LANTAI (DECKS) BALOK (GIRDER) PILAR (PIER) PIERHEADPIERHEAD ABUTMEN PILE CAP FONDASI LAIN-LAIN (BEARING, EXPANSION JOINT,

    PARAPET, PELAT INJAK, WINGWALL,DIAPHRAGM).

  • KOMPONEN-KOMPONEN JEMBATAN

    Deck

    Girder (Superstructures)Abutment(Substructures) Expansion Joint

    Bearing

    Foundation

    Pile Cap

    Pier (Substructures)

  • III. PEMBEBANAN JEMBATAN

    Berat Mati (Dead Load) Beban Hidup (Live Load) Gaya Rem (Breaking Force) Gaya Centrifugal (Centrifugal Force) Efek Rangkak dan Susut (Creep and Shrinkage Effect) EfekTemperatur (Temperature Effect) EfekTemperatur (Temperature Effect) Efek Prategang (Prestressing Effect) Tekanan Aliran Air (Stream Pressure) Tekanan Tanah (Lateral Earth Pressure) Beban Pejalan Kaki (Sidewalk Load) Beban Angin (Wind Load) Beban Gempa (Earthquake Load)

  • Klasifikasi Beban (BMS 1992)

    1 . B e ra t S e nd iri (S W )2 . B e b a n M a ti Ta mb a ha n (S D L)3 . E fe k R a ngk a k d a n S usut4 . E fe k P ra te ga ng

    L o a ding C a s e

    1 . B e b a n P e rma ne n

    G ro up B e ba n

    5 . Te k a na n Ta na h1 . "D " La ne Lo a d s2 . "T" T ruc k Lo a d3 . G a ya R e m4 . G a ya C e ntrifuga l1 . G a ya A ngin2 . G a ya G e mp a3 . Te m p e ra tur

    2 . B e b a n La lu L inta s

    3 . B e b a n L ingk unga n

  • 1. BEBAN MATI (DEAD LOAD)

    Beban mati harus memperhitungkan : berat dari semua komponen struktural perlatan dan utilitas yang menyatu

    (komponen non-struktural) Lapisan tanah penutup Lapisan tanah penutup wearing surface future overlays rencana pelebaran.

  • 2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD)

    Beban hidup atau beban lalu lintas terdiri daribeberapa komponen :

    Beban terbagi rata, UDL (Uniform Distributed Load) Beban terbagi rata, UDL (Uniform Distributed Load) Beban garis, KEL (Knife Edge Load) Beban truk, T (Truck Load) Impak (Impact / Dynamic Load Allowance, DLA)

  • BEBAN LAJUR D

    UNIFORM DISTRIBUTED LOAD (UDL) :UDL memiliki intesitas q kPa, dengan q tergantungpada panjang bentang yang di bebani total (L).

    2

    2

    m/kN155.00.8q;m30L

    m/kN0.8q;m30L

    KNIFE EDGE LOAD (KEL) :KEL memiliki intensitas sebesar p kN/m yangditempatkan tegak lurus pada arah lalu lintas, dan padakedudukan sembarang sepanjang jembatan dimanamemberikan dampak paling masksimum. P = 44 kN/m.

    2m/kNL155.00.8q;m30L

  • Distribusi Beban Lajur

  • Distribusi Beban Lajur (lanjut)

    a. Momen Lentur Positif Bentang 1,3,5

    b. Momen Lentur Positif Bentang 2,4

    c. Momen Lentur Negatif pada Pilar

  • BEBAN TRUK "T (HS20-44)2.75 m

    Hanya satu truk harus ditempatkan dalam tiap lajur lalu lintasrencana untuk panjang penuh jembatan. Truk T harusditempatkan di tengah lajur lalu lintas.

    50 kN 200 kN 200 kN

    5 m 4 9 m

    0.5 1.75 0.5

  • FAKTOR BEBAN DINAMIK (IMPACT FACTOR)

    Faktor beban Dinamik (DLA) berlaku pada beban garis KELdan beban truk "T" untuk simulasi kejut dan kendaraanbergerak pada struktur jembatan.

    Untuk beban truk T nilai DLA adalah 0,3. Untuk bebangaris KEL nilai DLA diberikan dalam Tabel berikut

    BENTANG EKUIVALEN LE (m) DLA (untuk kedua keadaan batas)LE 50 0.4

    50 LE 90 0.525 0.0025 LELE 90 0.3

    Catatan :Untuk bentang sederhana LE = panjang bentang aktualUntuk bentang menerus LE = maksratarata LL Dengan :

    Lrata-rata = panjang bentang rata-rata dari bentang-bentang menerusLmaks = panjang bentang maksimum dari bentang-bentang menerus

  • GAYA REM (BREAKING FORCE)

    Pengaruh rem dan percepatan lalu lintas harusdipertimbangkan sebagai gaya memanjang. Gaya initidak tergantung pada lebar jembatan dan diberikandalam Tabel berikut untuk panjang struktur yangtertahan.tertahan.

    PANJANG STRUKTUR (m) GAYA REM S.L.S. (kN)L 80 250

    80 < L < 180 2.5 L + 50L 180 500

    Catatan : Gaya rem U.L.S. adalah 2.0 Gaya Rem S.L.S.

  • GAYA SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL FORCE)

    Untuk jembatan yang mempunyai kelengkungan padaarah horizontal, maka akan timbul gaya centrifugal yangbesarnya dinyatakan dengan persamaan sebagaiberikut :

    TV006.0T T2

    dimana :TTR : gaya centrifugal pada suatu section jembatanTT : beban kendaraan total yang berada padasection yang samaV : kecepatan rencana (km/jam)R : radius dari kelengkungan jembatan

    RT TTR

  • EFEK RANGKAK DAN SUSUT (CREEP AND SHRINKAGEEFFECT)

    Efek rangkak dan susut dipertimbangkanpada perencanaan jembatan yangmenggunakan material beton.

    Efek ini harus diperhitungkan terutama untukstruktur-struktur yang terkekang (bentangstruktur-struktur yang terkekang (bentangmenerus)

    Juga diperhitungkan untuk movement padabearing dan expansion joint.

  • EFEK TEMPERATUR (TEMPERATURE EFFECT)

    Pengaruh merusak utama dari variasi suhu adalahpembentukan retak yang merugikan untuk beton danmengurangi kemampuan jembatan. Kehilangankekuatan dapat terjadi bila retakan tersebutmempercepat laju kerusakan.

    Pengaruh temperatur akan memberikan efek Pengaruh temperatur akan memberikan efeksekunder pada elemen sekunder yang mengalamipengekangan.

    Pengaruh temperatur dibagi menjadi :a. Variasi pada temperatur jembatan rata-ratab. Variasi temperatur didalam bangunan atasjembatan (perbedaan temperatur)

  • Variasi Pada Temperatur Jembatan Rata-rata

    Temperatur Jembatan Rata-rataTipe

    Superstruktur

    TemperaturJembatan Rata-rata Minimum

    TeemperaturJembatan Rata-rata Maksimum

    Lantai Betondiatas gelagaratau box beton

    15o C 40o CCoefficients of

    Sifat Bahan Rata-rataAkibat PengaruhTemperatur

    atau box betonLantai Beton

    diatas gelagar,box atau

    rangka baja

    15o C 40o C

    Lantai Pelatbaja diatas

    gelagar, box,atau rangka

    baja

    15o C 45o C

    BahanCoefficients of

    ThermalExpansion

    Steel 12 x 10-6/oCConcrete :fc < 30 MPafc < 30 MPa

    10 x 10-6/oC11 x 10-6/oC

    Aluminum 24 x 10-6/oC

  • VariasiTemperaturDidalamBangunan AtasBangunan AtasJembatan(PerbedaanTemperatur)

  • EFEK PRATEGANG(PRESTRESSING EFFECT)

    Gaya prategang akan memberikan efeksekunder pada elemen struktur yangmengalami pengekangan dan struktur statistak tentu.

    Gaya prategang harus diperhitungkansebelum (selama pelaksanaan) dan sesudahkehilangan tegangan dalam kombinasinyadengan beban beban lain

  • TEKANAN AIR (STREAM PRESSURE)

    Longitudinalp = 5.14x10-4 CDV2

    dimana :p = Tekanan Air (MPa)CD = Drag coefficient (Lihat Tabel 1)V = Kecepatan air rencana (m/sec.)V = Kecepatan air rencana (m/sec.)

    Lateralp = 5.14x10-4 ClV2

    dimana :p = Tekanan Air Lateral (MPa)CL = Lateral Drag coefficient (Lihat Tabel 2)V = Kecepatan air rencana (m/sec.)

  • DRAG COEFFICIENTS

    Tabel 1. Drag Coefficients

    Type CD

    Semicircular-nosed pier 0.7

    Angle, q, between direction offlow and longitudinal axis of

    the PierCL

    Tabel 2. Lateral DragCoefficients

    square-ended pier 1.4debris lodged against the pier 1.4wedged-nosed pier with noseangle 90 or less 0.8

    0 0.05 0.510 0.720 0.9

    > 30o 1.0

  • TEKANAN TANAH (LATERAL EARTH PRESSURE)

    Struktur yang menahan tekanan tanah misal daritimbunan harus didesain terhadap tekanan aktiftanah yang besarnya :

    22 /HwKP saa

    Dimana :Pa = Tekanan tanah Aktif ; ws = Berat jenis tanahH = Tinggi timbunan ;Ka = Koefisien tekanan tanah aktif

    coscossinsincoscos

    cos

    12

    2

    aK

  • TEKANAN TANAH (Lanjut.)

    Tekanan tanah aktif tambahan harusdiperhitungkan akibat adanya beban hidupditas timbunan (live load surcharge).

    Tekanan tanah dinamik (akibat gempa) dapatdiperhitungkan dengan menggunakanrumusan Mononobe-Okabe (Jika diperlukan)

  • BEBAN PEJALAN KAKI(SIDEWALK FORCE)

    Beban pejalan kaki sebesar 3.6 kPa harusdiperhitungkan pada trotoar dengan lebar lebih dari600mm bersamaan dengan dengan bebankendaraan.

    Semua elemen dari trotoar atau jembatanpenyeberangan yang langsung memikul pejalan kakiharus direncanakan untuk beban nominal sebesar 5kPa.

  • BEBAN ANGIN (WIND LOAD)

    Beban angin pada jembatan dihitung dengan rumusan berikut :

    VW : Kecepatan angin rencana (m/s) (lihat tabel 1)

    kNAVCT bwWEW200060.

    VW : Kecepatan angin rencana (m/s) (lihat tabel 1)CW : Koefisien seret (lihat tabel 2)Ab : Luas ekivalen bagian samping jembatan (m2)

    Apabila suatu kendaraan sedang berada diatas jembatan, bebangaris merata tambahan arah horizontal harus diterapkan padapermukaan lantai dengan rumusan :

    mkNVCT wWEW /.200120

  • BEBAN ANGIN (Lanjut..)

    Tabel 1. Kecapatan angin rencana

    Tabel 2. Koefisien Seret

  • BEBAN GEMPA

    Gaya Gempa Nominal didefinisikan sebagai :

    V = Gaya Geser Gempa (Earthquake Forces)

    tWRICV

    V = Gaya Geser Gempa (Earthquake Forces)C = Koefisien Gaya Gempa (Earthquake Coefficients)I = Faktor Keutamaan Struktur (Importance Factors)R = Faktor Modifikasi Respon Struktur (Response

    Modification Factors)Wt = Berat Elemen Struktur (Structure Weight)

  • Koefisien Gaya Gempa (C)

    Koefisien Gaya Gempa tergantung beberapahal berikut :a. Perioda alami struktur jembatanb. Percepatan puncak batuan dasarb. Percepatan puncak batuan dasarc. Jenis tanah pada lokasi struktur jembatan

    Koefisien gempa dapat diperoleh dari grafikrespons spektrum gempa rancana(Lihat SNI 03-1726-2002)

  • Peta Zona Gempa IndonesiaSNI 03-1726-2002

  • ResponsSpektrum Gemparencanarencana(SNI 03-1726-

    2002)

  • Faktor Modifikasi Respon Struktur (R)(Konsep Respon Struktur jembatan Daktail Terbatas)

    Daktilitas struktur didefinisikan sebagai nilai rasioantara perpindahan maksimum yang mampu dicapaioleh struktur (DD) terhadap perpindahan disaat terjadikelelehan pada struktur (DY).

    DD

    Faktor modifikasi respon struktur (faktor R) yangmerupakan representasi dari tingkat daktilitas struktur.

    (SNI 03-1726-2002)

    YD

    61.R

  • Daktitilitas pada Single Pier

    AY

    pcolY

    Y

    DD

    B

    Y

    pcolYF

    Y

    DD

    Case A Case B

  • Daktitilitas pada Multiple Pier

    1Y

    col

    D

    Case A

    Case B

    Case C

    1Y

    bcol

    D

    Fbcol

    D

    1YD

  • Penetapan Nilai Daktilitas

    Caltrans memberikan acuan penentuan nilai-nilai daktilitas untuk elemen pilar jembatansebagai berikut :

    pilar kolom tunggal (mD < 4 ) pilar kolom majemuk (mD < 5 ) dinding pilar pada sumbu lemah (mD < 5 ) dinding pilar pada sumbu kuat (mD < 1 )

  • AASHTO Response Modification factors R(Substructures)

    SubtructureImportance Category

    Critical Essential Other

    Wall-type piers-larger dimension 1.5 1.5 2.0

    Reinforced concrete pile bents 1.5 2.0 3.0Reinforced concrete pile bentsVertical piles onlyWith bater piles

    1.51.5

    2.01.5

    3.02.0

    Single columns 1.5 2.0 3.0

    Steel or composite steel andconcrete pile bentsVertical pile onlyWith batter piles

    1.51.5

    3.52.0

    5.03.0

    Multiple column bents 1.5 3.5 5.0

  • Analisis Beban Gempa

    Untuk mendapatkan nilai desain yang optimaldan akurat, maka dapat dilakukan beberapaanalisis, yaitu :1) Analisis statik eqivalen1) Analisis statik eqivalen2) Analisis dinamik dengan cara respon spectrum3) Analisis dinamik dengan time history4) Ananlisis statik non-linear (push overanalysis).

  • Kombinasi Beban dan Load Faktor

    Total Beban Terfaktor adalah :Q = i i Qi

    Dimana :Qi = gaya berdasarkan beban yang bekerjaQi = gaya berdasarkan beban yang bekerjai = load factori = load modifier (AASHTO Article 1.3.2)

  • Kombinasi Beban (BMS 1992)LOAD COMBINATION

    SERVICEABILITY ULTIMATE(STRENGTH LIMIT)Action

    1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6Self weight X X X X X X X X X X X XSuperimposeddead load

    X X X X X X X X X X X X

    Shrinkage & creep X X X X X X X X X X X XPrestress X X X X X X X X X X X XEarth pressure X X X X X X X X X X X X

    PER

    MA

    NE

    NT

    AC

    TIO

    NS

    Settlement X X X X X X X X X X X XD lane loading X O O O O - X O O O - -T truck loading X O O O O - X O O O - -

    TRA

    NSI

    ENT

    AC

    TIO

    NS

    T truck loading X O O O O - X O O O - -Breaking force X O O O O - X O O O - -Centrifugal force X O O O O - X O O O - -Wind load - - O O X O O - O X - OTR

    AN

    SIEN

    TA

    CT

    ION

    S

    Earthquake - - - - - X - - - - X -

    Catatan :1. Dalam keadaan batas daya layan dalam tabel ini, aksi dengan tanda X untuk kombinasi

    tertentu adalah memasukkan faktor beban daya layan penuh. Nomor dengan tanda omemasukkan faktor beban yang sudah diturunkan harganya.

    2. Dalam keadaan batas ultimit dalam tabel ini, aksi dengan tanda X untuk kombinasitertentu adalah memasukkan faktor beban ultimit penuh. Nomor dengan tanda omemasukkan faktor beban yang sudah diturunkan yang besarnya sama dengan bebandaya layan.

  • Load Factor (BMS 1992)NO LOAD SYMBOL

    SERVICEABILITYLOAD FACTOR

    KSULTIMATE LOAD FACTOR

    KU REFERENCE

    PERMANENT ACTION BMS-1992Normal Relieving

    A SELF WEIGHT LOAD PMSSteelPrecast concreteConcrete

    1.01.01.0

    1.11.21.3

    0.90.850.75

    2.2.2 (page 2-14)

    Normal RelievingB SUPERIMPOSED DEADLOAD PMA General caseSpecial case

    1.01.0

    2.01.4

    0.70.8

    2.2.3 (page 2-16)

    C SHRINKAGE ANDCREEP EFFECTS PSR 1.0 1.0 2.2.4 (page 2-17)CREEP EFFECTS

    D PRESTRESSINGEFFECTS PPR 1.0 1.0 (1.15 at transfer of prestress) 2.2.5 (page 2-17)

    Vertical earthpressure 1.0 1.25 0.8

    E EARTH PRESSURE PTALateral earthpressure- active- passive- at rest

    1.01.01.0

    1.251.4

    see 2.2.6 page 2-18

    0.80.7

    see 2.2.6 page 2-18

    2.2.6 (page 2-18)

    F SETTLEMENT PES 1.0 Not applicable 2.4.2 (page 2-35)TRANSIENT ACTIONG.1 D LANE LOADING PTD 1.0 2.0 2.3.3 (page 2-21)G.2 T TRUCK LOADING PTT 1.0 2.0 2.3.4 (page 2-27)H BREAKING FORCE PTB 1.0 2.0 2.3.7 (page 2-30)I CENTRIFUGAL FORCE PTR 1.0 2.0 2.3.8 (page 2-30)J WIND LOAD PEW 1.0 1.2 2.4.6 (page 2-43)K EARTHQUAKE PEQ Not applicable 1.0 2.4.4 (page 2-44)

  • Kombinasi Beban (AASHTO 2004)

  • LOAD FACTOR FOR PERMANENT LOAD, gp(AASHTO 2004)

  • ASPEK DESAIN KOMPONEN JEMBATAN

    PILAR (PIER) PIERHEAD ABUTMENT LANTAI (DECKS) LANTAI (DECKS) BALOK (GIRDER) PILE CAP

  • PILAR (PIER)Hal-hal yang perlu diperhatikan dalamperencanaan pilar :

    Balanced Stiffness dan Balanced Frame Balanced Stiffness dan Balanced FrameGeometry

    Kelangsingan Lokal dan Global Pembesaran Momen (Momen Magnification) Perencanaan Sendi Plastis (Detailing)

  • Konsep Balanced Stiffness Ketidakteraturan geometrik sistem struktur

    menyebabkan perilaku respon nonlinear strukturmenjadi kompleks dan sulit untuk diprediksi. Olehkarena itu perlu dicek keseimbangan dari kekakuanstruktur secara global.

    Tujuan Mengontrol Keseimbangan KekakuanTujuan Mengontrol Keseimbangan Kekakuan(Balanced Stiffness): Mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan

    berlebihan yang terjadi pada elemen struktur yanglebih kaku

    Distribusi respon inelastik yang tidak seimbang padastruktur

    Peningkatan torsi pada kolom karena adanya rotasirigid-body dari struktur atas

  • Balanced Stiffness-CALTRANS

    Perbandingan Lebar jembatankonstantLebar jembatan

    bervariasi

    Antara dua kolomatau portal

    manapun dalamsatu jembatan

    (1a) (1b)5.0kk

    ej

    ei 5.0

    j

    ej

    i

    ei

    mk

    mk

    Antara kolom atauportal yang

    bersebelahan(2a) (2b)

    k ie = kekakuan pier/kolom yang lebih kecilk je = kekakuan pier/kolom yang lebih besarmi = tributari massa kolom imj = tributari massa kolom j

    75.0kk

    ej

    ei

    75.0

    j

    ej

    i

    ei

    mk

    mk

  • Balanced Frame Geometry-CALTRANS

    Untuk mencegah kemungkinan superstruktur keluar daridudukannya dan mencegah terjadinya benturan antaradua portal yang bersebalahan pada ekspansion joint.

    7.0T i

    Dimana :Ti = periode getar alami portal yang lebih kecilTj = periode getar alami portal yang lebih besar

    7.0TT

    j

    i

  • Kekakuan Pier-pier Jembatan

    750 .ej

    ei

    kk

    70 .j

    i

    TT

    5.0kk

    ej

    ei

  • Kelangsingan Pilar

    efek kelangsingan tidak perludiperhitungkan22

    .

    rlk u

    100.

    22 rLk u harus memperhitungkan

    Pembesaran Momen10022

    r

    100rlk u.

    Pembesaran Momen

    harus memperhitungkan P-deltaEffect (Second Order Analysis)

    k = faktor panjang tekuk kolomlu = panjang bebas kolomr = jari-jari girasi

  • Pembesaran Momen

    Mb = Momen Braceddb = Faktor pembesaran momen braced

    ssbbc MMM .

    C

    Ms = Momen Swayds = Faktor pembesaran momen sway

    0,1

    PP

    1

    C

    c

    u

    mb

    0,1

    P

    P1

    1

    c

    us

  • Perencanaan Sendi Plastis

  • PIERHEADPierhead harus memperhitungkan minimum lebar dudukan balok/girderdihitung dengan formula berikut :N > Dps + Dcr+sh + Dtemp + DEQ- + 100 mmDimana :Dps : perpendekkan elastic akibat prestressedDcr+sh : deformasi akibat creep dan shrinkageDtemp : deformasi akibat perubahan temperaturD - : deformasi relative akibat gempa.DEQ- : deformasi relative akibat gempa.

    Dps + Dcr + Dsh 100 mmDEQ

    N

  • ABUTMENTPh = Tekanan Tanah aktif

    HD = Tekanan tanah aktif akibatpelat injak

    HL = Tekanan tanah aktif akibatbeban hidup surcharge

    DL = Beban Mati

    WS = Beban Angin padasuperstruktur

    BR = Gaya Rem

    LL = Beban hidup

    WL = Beban Angin padabeban hidup

    CR+SH+TU = Susut + rangkak +temperatur

  • PELAT LANTAI (DECK) Minimum ketebalan pelat deck dihitung dengan rumusan berikut

    (S adalah jaraj antar girder) :

    Pelat harus mampu menahan gaya terpusat dari rodakendaraan (punching shear)

    )(.min mmSh

    303000

    kendaraan (punching shear)

  • BALOK (GIRDER) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain

    balok atau girder :a. Pemilihan tipe balok/girder yang sesuaib. Sistem struktur dari jembatanb. Sistem struktur dari jembatan

    (simple beam, continuous bem)c. Sistem penulangan (konvesionalreinforcement or Prestressing system)d. Sistem konstruksi jembatan

  • TIPE GIRDER DAN DECK

  • TIPE GIRDER DAN DECK

  • TIPE GIRDER DAN DECK

  • SISTEM STRUKTUR

  • PILE CAP

  • TERIMA KASIH