DESAIN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) UNTUK … · DESAIN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) UNTUK...

20
Member of Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Timur DESAIN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) UNTUK MENCAPAI KAPASITAS EFEKTIF PRODUKSI DI PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) AIDRAT LAMONGAN Biyati Ahwarumi Prof. Drs. H.Tjiptohadi Sawarjuwono, M.Ec., Ph.d., Ak. Jurusan Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga ABSTRAK Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aidrat di Lamongan mengalami perkembangan yang sangat pesat, ini dapat dilihat dari permintaan AMDK Aidrat di masyarakat luas yang terus mengalami peningkatan. Namun ternyata perkembangan tersebut belum dibarengi dengan tata kelola perusahaan yang baik, sehingga mengakibatkan permasalahan-permasalahan di AMDK Aidrat, antara lain: produk AMDK Aidrat sering terlambat dan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen, tidak optimalnya return modal yang telah ditanamkan, adanya pembengkakan total cost AMDK Aidrat. Jika permasalahan- permasalahan tersebut tidak dapat diatasi, dapat mengakibatkan kerugian terus-menerus yang berakibat pada penutupan perusahaan. Melihat permasalahan di AMDK Aidrat tersebut, penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah desain tata kelola perusahaan yang baik (Good corporate Governance, GCG) yang cocok untuk perusahaan AMDK Aidrat, sehingga diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi pemilik dan pimpinan perusahaan untuk membenahi tata kelola di AMDK Aidrat sehingga AMDK Aidrat dapat menghasilkan produksi, profit dan kinerja yang optimal. Untuk menjawab tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian participation observation. Penelitian ini berhasil menyusun desain GCG berupa tahapan-tahapan penerapan GCG telah disesuaikan dengan kondisi, analisis di perusahaan AMDK Aidrat. Tahapan tersebut adalah: 1) persiapan, 2) restrukturisasi organisasi, 3) pengelolaan pada proses, dan 4) evaluasi. Jika tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh, maka AMDK Aidrat akan dapat mengoptimalkan produksi menjadi perusahaan dengan tata kelola yang baik. Kata Kunci: Good Corporate Governance, tahapan-tahapan GCG ABSTRACT Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aidrat, a manufacturing business in Lamongan, has experienced rapid growth due to the continuously increasing demand for its main product, Aidrat bottled drinking water. However, AMDK Aidrat was unable to maintain good business management to follow this rapid growth. In consequences, some serious management problems have occurred, such as: (1) inability to fulfill customers’ demand on time; (2) non optimal return on capital investment; and (3) the sky-high numbers shown on company’s total cost. Without immediate action to solve these problems, AMDK Aidrat may suffer from continuous losses and therefore, may be forced to end its business operation. File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Transcript of DESAIN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) UNTUK … · DESAIN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) UNTUK...

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

DESAIN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) UNTUK MENCAPAI

KAPASITAS EFEKTIF PRODUKSI DI PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM

KEMASAN (AMDK) AIDRAT LAMONGAN

Biyati Ahwarumi

Prof. Drs. H.Tjiptohadi Sawarjuwono, M.Ec., Ph.d., Ak.

Jurusan Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis – Universitas Airlangga

ABSTRAK

Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aidrat di Lamongan mengalami

perkembangan yang sangat pesat, ini dapat dilihat dari permintaan AMDK Aidrat di

masyarakat luas yang terus mengalami peningkatan. Namun ternyata perkembangan tersebut

belum dibarengi dengan tata kelola perusahaan yang baik, sehingga mengakibatkan

permasalahan-permasalahan di AMDK Aidrat, antara lain: produk AMDK Aidrat sering

terlambat dan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen, tidak optimalnya return modal

yang telah ditanamkan, adanya pembengkakan total cost AMDK Aidrat. Jika permasalahan-

permasalahan tersebut tidak dapat diatasi, dapat mengakibatkan kerugian terus-menerus yang

berakibat pada penutupan perusahaan.

Melihat permasalahan di AMDK Aidrat tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

membuat sebuah desain tata kelola perusahaan yang baik (Good corporate Governance,

GCG) yang cocok untuk perusahaan AMDK Aidrat, sehingga diharapkan dapat dijadikan

pedoman bagi pemilik dan pimpinan perusahaan untuk membenahi tata kelola di AMDK

Aidrat sehingga AMDK Aidrat dapat menghasilkan produksi, profit dan kinerja yang

optimal. Untuk menjawab tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian

participation observation.

Penelitian ini berhasil menyusun desain GCG berupa tahapan-tahapan penerapan

GCG telah disesuaikan dengan kondisi, analisis di perusahaan AMDK Aidrat. Tahapan

tersebut adalah: 1) persiapan, 2) restrukturisasi organisasi, 3) pengelolaan pada proses, dan

4) evaluasi. Jika tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh, maka

AMDK Aidrat akan dapat mengoptimalkan produksi menjadi perusahaan dengan tata kelola

yang baik.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, tahapan-tahapan GCG

ABSTRACT

Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aidrat, a manufacturing business in

Lamongan, has experienced rapid growth due to the continuously increasing demand for its

main product, Aidrat bottled drinking water. However, AMDK Aidrat was unable to maintain

good business management to follow this rapid growth. In consequences, some serious

management problems have occurred, such as: (1) inability to fulfill customers’ demand on

time; (2) non optimal return on capital investment; and (3) the sky-high numbers shown on

company’s total cost. Without immediate action to solve these problems, AMDK Aidrat may

suffer from continuous losses and therefore, may be forced to end its business operation.

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

In order to provide a solution for those problems, this research was aimed to create a

Good Corporate Governance (GCG)-based management design which is suitable with

AMDK Aidrat. Hopefully, this design will help the company owners and managers to fix

those earlier problems as well as achieving optimal production, profit, and performance. To

answer the goal of the research, the research method used is Participation Observation.

This research succeeds in formulating GCG design which its step by step application

has been adjusted to the actual condition of AMDK Aidrat. The steps are as follows: 1)

preparation, 2) organization reconstruction, 3) management on process, and 4) evaluation, if

the steps are comprehensively implemented, AMDK Aidrat will be able to optimize the

production and become the a good management company.

Key Words: Good Corporate Governance, GCG steps, GCG goal indicator.

PENDAHULUAN

Apapun bentuk kepemilikan perusahaan, baik itu swasta, pemerintah maupun non

profit membutuhkan pengelolaan yang baik terhadap aktivitasnya (Adebayo, 2013).

Corporate governance adalah serangkaian mekanisme untuk mengarahkan dan

mengendalikan manajer dan pengelola perusahaan agar operasional perusahaan sesuai

harapan stakeholder (Waseem, 2011). Dengan adanya mekanisme ini diharapkan mekanisme

pengambilan keputusan pada setiap manajemen dapat dikendalikan dan perusahaan dapat

mencapai tujuan usahanya secara optimal. (Mundung, 2006; Mahmud, 2002).

Salah satu bisnis yang berkembang pesat dan menjanjikan adalah bisnis Air Minum

Dalam Kemasan (AMDK), karena bisnis ini memiliki pangsa pasar luas

(http://www.jpnn.com diakses 10 Mei 2014). Melihat persaingan dan pasar di bisnis AMDK

yang masih terbuka lebar, perusahaan keluarga milik Keluarga Besar Pondok Pesantren

Sunan Drajat melebarkan sayap ke bisnis AMDK dengan merk Aidrat.

Perusahaan ini berdiri pada tahun 2009. Bisnis ini mengalami perkembangan pesat,

permintaan produk AMDK Aidrat mengalami peningkatan yang sangat signifikan sampai

banyak permintaan yang tidak dapat terlayani (wawancara dengan Direktur AMDK Aidrat,

November, 2014).

Berdasarkan wawancara dengan pimpinan dan pegawai diperkuat dengan hasil kajian

dari struktur organisasi serta hasil observasi langsung mengenai tatakelola AMDK Aidrat,

ada beberapa permasalahan di AMDK Aidrat, antara lain; (1) pemilik modal yang merangkap

sebagai direktur yang tugas utamanya sebagai pengawas dan pengelola perusahaan belum

bisa fokus dan optimal dikarenakan adanya tugas dan tanggung jawab lain diluar perusahaan,

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

(2) adanya perangkapan pekerjaan seperti bagian admin keuangan merangkap pelaporan,

penyimpanan dan pengeluaran keuangan, (3) pengawasan kinerja disetiap bagian tidak

optimal.

Permasalahan pada manajemen AMDK Aidrat tersebut berdampak pada tingkat

operasional terutama dibagian produksi, berdasarkan wawancara dengan manajer AMDK

Aidrat (November, 2014) permasalahan dibagian produksi antara lain: kurangnya koordinasi

antar bagian sehingga seringkali pasokan logistik (gelas, plastik, kardus) seringkali terlambat

yang mengakibatkan keterlambatan produksi, adanya kapasitas menganggur dari peralatan

pabrik, belum adanya catatan dan pelaporan hasil produksi sehingga persediaan barang tidak

terkontrol dengan baik. Sehingga dari permasalahan tersebut menimbulkan permasalahan

bagi pemilik, antara lain: tidak optimalnya return modal yang telah ditanamkan, adanya

pembengkakan total cost AMDK Aidrat, sebagian besar permintaan konsumen tidak dapat

terlayani.

Permasalahan diatas jika tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kerugian secara

terus menerus yang berakibat pada penutupan pabrik AMDK Aidrat. Untuk menghindari hal

tersebut, perlu dilakukan kajian mendalam tentang pengelolaan perusahaan keluarga ini

menjadi perusahaan yang berbasis GCG agar AMDK Aidrat ini dapat menghasilkan produksi

yang optimal.

Dari adanya permasalahan tersebut, muncul rumusan masalah yang akan dibahas:

“Bagaimana desain GCG untuk mencapai kapasitas efektif produksi di AMDK Aidrat?”.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi GCG

GCG sering didefinisikan sebagai sistem atau struktur yang mengatur hubungan antara

manajemen dengan pemilik suatu perusahaan. Pemilik yang dimaksud dalam pengertian ini

tidak hanya pemilik mayoritas tetapi juga publik. Hubungan tersebut berupa peran dan

tanggungjawab manajemen kepada stakeholdernya. Salah satu tujuan utama ditegakkannya

corporate governance, ialah untuk menciptakan sistem yang dapat menjaga keseimbangan

dalam pengendalian perusahaan sedemikian rupa sehingga mampu mengurangi peluang

terjadinya kesalahan mengelola (mismanagement), menciptakan insentif bagi manajer untuk

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

memaksimumkan produktivitas penggunaan aset sehingga menciptakan nilai tambah

perusahaan yang optimal. (Daniri, 2005; 111)

Jika dimasukkan dalam konteks AMDK Aidrat, GCG adalah sebuah sistem

pengendalian perusahaan agar perusahaan dapat berjalan dan berkinerja terbaik untuk

menghasilkan profit yang optimal tanpa mengesampingkan hak dan tanggungjawab para

stakeholder.

Prinsip-prinsip yang dikandung dalam GCG secara umum ada lima prinsip dasar, yaitu:

transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. (Daniri, 2006: 8-14,

Bhatta dan Gambir, 1996; UNDP, 1997; Mustopadidjaja, 1997; Tjokroamidjojo;2000,

Efendi, 2009;2)

2. Tahapan-Tahapan Implementasi GCG

Dalam menerapkan GCG sangat penting untuk melakukan pentahapan yang cermat

berdasarkan suatu analisa yang sangat cermat sesuai dengan situasi dan kondisi, dan tingkat

kesiapan dari perusahaan itu supaya GCG dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar

tentunya harus mendapat dukungan dari semua unsur yang ada dalam perusahaan. Tahapan

implementasi menurut (Chinn, 2000; Shaw, 2003 dalam Kaihatu 2006; Daniri, 2006) adalah:

1) Tahap persiapan, meliputi: a), Tahap awareness building, b) GCG assessment, c) GCG

manual development

2) Tahap implementasi, meliputi: a) Pada tahap sosialisasi, b) Tahap implementasi, c)

Tahap internalisasi

3) Tahap evaluasi

Tahapan tersebut perlu dimodifikasi untuk bisa diterapkan di AMDK Aidrat khususnya

di bagian produksi. Tahapan-tahapan implementasi GCG di AMDK Aidrat adalah:.

1) Persiapan

Tahap pertama menuju perusahaan berbasis GCG adalah dengan melakukan survei awal

tentang manajemen dan pengendalian internal perusahaan. Survei awal dilakukan dengan

mengumpulkan dan menganalisis dokumen, prosedur, kebijakan-kebijakan, alur dokumen,

informasi dan barang perusahaan.

2) Restrukturisasi Organisasi

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

Restrukturisasi organisasi diperlukan untuk memperbaiki kinerja di AMDK Aidrat,

tahapan restrukturisasi di AMDK Aidrat antara lain meliputi: (a) restrukturisasi organisasi,

(b) pedoman GCG, (c) pelatihan dan pendampingan

a. Restrukturisasi organisasi

Tujuan dari restrukturisasi ini adalah menciptakan pengelolaan perusahaan yang

profesional melaui pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, sehingga bisa tercipta iklim

perusahaan yang baik, transparan dan akuntabel.

Restukturisasi organisasi dilakukan karena AMDK Aidrat merupakan perusahaan

keluarga dan masih menggunakan struktur tradisional yang masih menekankan pada prinsip-

prinsip kekeluargaan. Restrukturisasi organisasi dilakukan untuk memisahkan fungsi,

tanggung jawab dan job diskription masing-masing pihak sehingga diharapkan hasil kinerja

AMDK Aidrat benar-benar independent, akuntability dan transparan.

b. Pedoman GCG

Setelah dilakukan restrukturisasi organisasi, perlu dibuatkan pedoman pelaksanaan GCG.

Pedoman ini sebagai dasar pelaksanaan dan kontrol perusahaan agar perusahaan tetap pada

landasan GCG. Pedoman-pedoman pelaksanaa

n GCG, yang meliputi: Kebijakan GCG bagi organ perusahaan, GCG bagi komisaris, GCG

bagi direktur dan manajemen, Pedoman Perilaku.

c. Pelatihan dan pendampingan

Setelah restrukturisasi organisasi dirasa sukses dan sudah berjalan dengan baik dan

telah dibentuknya pedoman GCG, tahap selanjutnya adalah internalisasi prinsip-prinsip GCG

dalam organ perusahaan melalui pelatihan dan pendampingan pegawai, pelatihan ini

bertujuan untuk membentuk budaya perusahaan yang baru yang sesuai dengan prinsip-

prinsip GCG, selain itu juga untuk menyatukan visi misi perusahaan kedepannya dan

komitmen untuk mencapainya.

Dari tahap kedua ini diharapkan memberikan hasil akhir peningkatan kinerja karyawan

dan terbentunya budaya organisasi baru yang mengarah ke GCG

3) Pengelolaan pada proses

Setelah tahap awal sudah dilakukan, menginjak tahap ketiga adalah melakukan

pengendalian internal dan pengendalian resiko, pengendalian intern adalah tugas utama dari

dewan pengawas (yang dibantu auditor), direktur dan manajer unit. Comitte of Sponsoring

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

Organisation of the Tradeway Comission (COSO) tahun 1992 mendefinisikan pengendalian

intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal

lain yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai untuk mencapai tiga tujuan

(Ricketts, 1992 ; Stevens, 2003). Tujuan tersebut terdiri dari: a) Keandalan laporan keuangan.

b) Efektifitas dan efisiensi operasi. c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Komponen-komponen COSO terdiri dari lima aspek pengendalian intern yang saling

berhubungan, yaitu (1) lingkungan pengendalian, (2) Penilaian resiko, (3) Aktivitas

pengendalian, (4) informasi dan komunikasi, (5) monitoring. (Janvrine.et.al, 2012):

Dari langkah ketiga ini diharapkan perusahaan semakin transparan, independent,

akuntability, fairness, responsibility terhadap semua stakeholder perusahaan.

4) Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu

untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan GCG telah dilakukan dengan meminta

pihak independen melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG yang ada.

Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali kondisi dan situasi serta capaian

perusahaan dalam implementasi GCG sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan

yang perlu berdasarkan rekomendasi yang ada.

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mengetahui desain GCG untuk optimalisasi produksi di AMDK Aidrat, maka

penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode participating

observation (Langhout, 2003 ; Palson, 2007 ; Culley & Hughey, 2008 ; Bohm Legewie &

Dienel, 2008 ; Hofman, 2009 ; Keiding, 2010;)

Penelitian ini membatasi Desain GCG hanya pada bagian produksi. Desain GCG

untuk mencapai kapasitas efektif produksi di AMDK Aidrat hanya untuk membahas

pengelolaan perusahaan secara global dan hanya dibagian produksi.

Berdasarkan sumbernya, penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder

(Wirawan, 2001: 5) dimana data primer diperoleh langsung dari objeknya yaitu AMDK

Aidrat, sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber yang ada seperti buku, jurnal, dll.

Sumber data yang digunakan adalah:

1. Informan yaitu pemimpin, manajer, pegawai, distributor dan agen AMDK Aidrat

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

2. Peristiwa atau aktivitas melalui pengamatan terhadap proses dan manajemen produksi di

AMDK Aidrat

3. Dokumen terkait berupa data primer dan sekunder

Metode pengambilan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini (Sugiyono,

2008: 9) adalah:

1. Wawancara dengan menggunakan metode semi structured agar suasana tidak menjadi

formal, lebih mengarah pada percakapan.

2. Participant observation dimana observer benar-benar terlibat dalam keseharian

responden.

3. Analisis dokumen digunakan sebagai pelengkap metode wawancara dan observasi

(Sugiyono, 2008; 83)

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Desain GCG di formulasikan dalam tahapan-tahapan GCG. Tahapan ini terdiri dari:

1. Persiapan

Tahapan persiapan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi manajemen

dan pengendalian internal AMDK Aidrat, sehingga dapat dijadikan acuan perbaikan tata

kelola dan pengendalian internal di AMDK Aidrat. Tahap persiapan terdiri dari beberapa

langkah, yakni: survei pendahuluan, temuan-temuan, analisis terhadap temuan-temuan

terutama untuk menganalisis bagian produksi.

a) Survei Pendahuluan

Survei yang dilakukan dibagian administrasi AMDK Aidrat menyatakan bahwa

AMDK Aidrat telah mematuhi dan memiliki prosedur pendirian perusahaan dengan baik,

dibuktikan dengan dimilikinya perizinan-perizinan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi

perusahaan AMDK (halal, SIUP, izin gangguan, dan lainnya), dengan lengkapnya perizinan

dan persyaratan AMDK Aidrat, seharusnya AMDK ini telah dapat berjalan dengan baik dan

optimal, disini dapat diketahui bahwa terdapat masalah pada AMDK Aidrat yang

mengharuskan untuk melakukan analisis yang lebih mendalam.

Langkah selanjutnya perlu dilakukan kajian mengenai tata kelola dan pengendalian

internal terutama pada produksi. Kajian ini dilakukan untuk melengkapi kajian sebelumnya

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

dan untuk melihat pengendalian internal yang berjalan saat ini. Analisis dan penilaian

dilakukan dengan menggunakan internal control questionnary (ICQ) bagian produksi.

Nilai dari skor ICQ AMDK Aidrat adalah 12 dari nilai optimal 40, yang berarti

pengendalian intern AMDK Aidrat kurang baik. Untuk lebih meningkatkan efektivitas,

efisiensi dan ekonomi maka itu diperlukan banyak perbaikan disegala aspek bagian produksi

ini. Selain itu, dengan semakin berkembangnya kegiatan operasi perusahaan, diperlukan

dukungan dari pengendalian intern yang baik.

Dari penilaian ICQ diatas, didapatkan temuan-temuan yang selanjutnya dilakukkan

pengembangan hasil temuan berupa analisis produksi

Tabel 1. Temuan hasil ICQ di AMDK Aidrat

No Kondisi Akibat Rekomendasi

1 Tidak ada

perencanaan, target,

penganggaran

produksi

Produk jadi sering terlambat,

karena tidak adanya

perencanaan produksi dan

perencanaan dari pasokan

logistik/bahan baku

Dibuat perencanaan

produksi dan penganggaran

produksi setiap bulan agar

logistik tidak sampai

terlambat dan dapat

memenuhi target produksi.

2 Tidak ada jadwal

induk produksi

Tidak optimalnya kapasitas

produksi

Dibuat jadwal induk

produksi

3 Struktur organisasi

dan penugasan kerja

bagian produksi

secara baku belum

ada

Pembagian tugas tidak merata

dan tidak optimal

Perlu dibuatkan struktur

organisasi dan pembagian

tugas secara tertulis

4 Belum dibuat

ramalan permintaan

produksi yang

didasarkan penelitian

Tidak terpenuhinya

kebutuhan konsumen

Dibuatkan ramalan

permintaan produksi

5 Tidak ada SOP

untuk produksi

Alur produksi berjalan tanpa

aturan baku

Dibuatkan SOP alur

produksi

6 Pelaporan hasil

produksi tidak

dilakukan secara

rutin

Hasil produksi tidak dapat

terkontrol sepenuhnya

Pelaporan dibuat rutin dan

terkontrol

7 Tidak adanya

pelatihan karyawan

baru dan lama

Peningkatan kinerja

karyawan lamban

Diadakan pelatihan

karyawan secara rutin

8 Tidak terdapat SOP

dan prosedur manual

bagian admin

produksi

Karena tidak ada dokumen

tertulis, maka jika terjadi

kesalahan dalam admin, tidak

ada bukti tertulis yang

Dibuatkan SOP dan

prosedur manual admin

produksi

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

digunakan untuk

pertanggungjawabannya

9 Tidak dilakukan

rekonsiliasi antara

permintaan bahan

baku (BB) dan

barang jadi

Tidak terkontrolnya selisih

BB dan barang jadi yang oasti

dan kerugian dari selisih

tersebut

Dilakukan rekonsiliasi BB

dan barang jadi

10 Control qualitas

produksi tidak

dilakukan secara

rutin

Dikhawatirkan keluhan

konsumen meningkat

Quality control produksi

dilakukan oleh tim ahli

setiap hari

Sumber: diolah peneliti, 2014

Dari temuan survei awal tersebut, dilakukan analisis aspek produksi secara holistik. Dan

dapat dijabarkan permasalahan bagian produksi AMDK Aidrat:

Tabel 2. Analisis Kondisi dan Rekomendasi untuk Produksi AMDK Aidrat

No Aspek

Penilaian

Produksi saat ini Rekomendasi Perbaikan

Produksi

Manfaat, control, dll

1 Proses

Produksi

- Belum adanya

anggaran produksi

- Proses produksi tanpa

perencanaan dan

pengendalian

- Belum adanya

perencanaan produksi,

misalnya belum ada

jadual induk,

perencanaan bahan

baku dan logistik

- Manajemen produksi telah

dianalisis tahapan-tahapan

dan pengendaliannya

mulai dari alur

perencanaan produksi,

penyediaan bahan baku,

sampai laporan hasil

produksi

- Telah dikaji dan dibuatkan

contoh form untuk

perencanaan produksi,

penyediaan bahan baku

logistik, dll

- Terdapat penyiapan

dan control bahan

secara terus menerus

sehingga

meminimlkan produk

sampai telat

beroperasi karena telat

bahan baku

- Masing-masing bagian

telah memiliki tugas

dan tanggung jawab

masing-masing, cara

pelaporan dan

pertanggungjawabann

ya

2 Quality

control

- Pengujian kualitas

produk hanya pada

produk jadi dan

dilakukan seminggu

sekali

- Pengujian terhadap

bahan baku tidak rutin

- Dibuat tim khusus untuk

menangani

- Pengujian dilakukan

continue tiap hari

- Pengujian dilakukan ke

bahan baku dan produk

jadi

- Mengurangi keluhan

konsumen

- Mendapatkan jaminan

keamanan produk

yang valid karena

produk diuji tiap hari

3 Kapasitas,

lokasi

- Pengoptimalan

kapasitas belum

maksimal, saat ini

kapasitas galon

- Untuk mengoptimalkan

kapasitas, telah dilakukan

kajian mengenai kapasitas

bahan baku, kapasitas

- Dengan perencanaan

produksi yang matang,

yang mengkaji aspek-

aspek produksi

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

532/hari, gelas

1.142/hari, botol

113/hari, sedangkan

kapasitas optimal

galon 4.200/hari,

1.925/hari, 647/hari

- Lokasi strategis karena

berada dekat dengan

sumber bahan baku,

konsumen, tenaga

kerja

logistik, kapasitas SDM

dan perhitungan keuangan

produksi.

- Pengoptimalan produksi

dapat ditingkatkan dengan

menambah shift menjadi 2

dengan

mempertimbangkan bahan

baku, SDM, logistik dan

pergudangan

(kapasitas mesin,

bahan baku, logistik,

SDM, pergudangan)

akan mendapatkan

hasil yang optimal

4 Forecasting - Belum dilakukan studi

mengenai kebutuhan

konsumen sehingga

tidak dapat dilakukan

kajian peramalan

kebutuhan konsumen.

Peramalan sangat

berarti bagi kebutuhan

perencanaan produksi.

- Telah dilakukan kajian

studi lapangan mengenai

peramalan kebutuhan

konsumen AMDK Aidrat

untuk empat daerah

disekitar lokasi AMDK

Aidrat (Lamongan, Tuban,

Gresik, Bojonegoro)

- Kajian dan studi

lapangan mengenai

kebutuhan konsumen

sangat penting bagi

perencanaan produksi,

karena dengan studi

tersebut data

kebutuhan konsumen

semakin jelas.

Sumber: diolah peneliti, 2014

Dari kajian tersebut, masih perlu dilakukan kajian selanjutnya tentang bagaimana

menuju tata kelola perusahaan yang baru dan tahapan implementasi agar tata kelola yang

baru tersebut dapat terimplikasi dengan baik dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan

restrukturisasi organisasi yang mengarah pada tata kelola perusahaan yang baru tersebut.

Berikut ini akan dijelaskan kajian mengenai restrukturisasi organisasi untuk menuju GCG.

5.2.2 Restrukturisasi Organisasi

Restrukturisasi organisasi meliputi; a. Restrukturisasi organisasi, b. Pembuatan kebijakan

GCG perusahaan, c. Pelatihan dan Pendampingan.

1. Restrukturisasi organisasi

Restrukturisasi organisasi pada GCG sangat penting karena dapat membuat budaya

perusahaan yang baru yang dapat meningkatkan transparansi, pertanggungjawaban,

akuntabilitas, independensi perusahaan. Dengan dilakukan restrukturisasi organisasi ini

diharapkan setiap bagian paham, tau dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tugas,

kewajiban, tanggung jawab dan target masing-masing bagian.

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

Tujuan utama dari restrukturisasi ini adalah untuk memisahkan dan lebih

mengoptimalkan peran dari direktur sebagai pegawas dan manajer sebagai penanggung

jawab pengelolaan.

Berdasarkan kajian struktur organisasi yang berjalan saat ini dan berdasarkan

rekomendasi-rekomendasi aspek produksi yang seharusnya berjalan, maka struktur

organisasi aidrat yang baru adalah sebagai berikut:

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR

MANAJER PEMBELIAN

DAN GUDANG MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN &

AKUNTANSI

MANAJER PEMASARAN MANAJER PRODUKSI

BAGIAN GUDANG

BAGIAN

PENERIMAAN

BARANG

BAGIAN PEGAWAI

BAGIAN HUMAS

BAGIAN UMUM

DEPARTEMEN

KEUANGAN

KREDIT

KASIR

DEPARTEMEN

AKUNTANSI

PENAGIHAN

HUTANG PIUTG

PEMBUKUAN

DEPARTEMEN

PROMOSI

RISET PASAR

PROMOSI

DEPARTEMEN

PENJUALAN

ORDER PENJ.

PENGIRIMAN

BAGIAN MESIN DAN

PEMELIHARAAN

QUALITY CONTROL

PEMROSESAN

PRODUK

ADMIN PRODUKSI

Gambar 1. Struktur Organisasi AMDK Aidrat setelah dilakukan restrukturisasi AMDK Aidrat

DEWAN PENGASUH

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

2. Pembuatan Model GCG

Pembuatan model GCG terbagi menjadi 3 bagian, GCG untuk organ perusahaan, GCG

untuk direksi dan manajemen perusahaan, GCG untuk corporate.

3. Pengelolaan pada proses

Pengelolaan pada proses dilakukan dengan melakukan pengendalian intern yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan

yang dapat menimbulkan resiko kerugian yang cukup besar dalam perusahaan. Tugas

dalam melakukan pengendalian di AMDK Aidrat ini dilaksanakan oleh komisaris dibantu

auditor.

Dalam melakukan pengendalian internal, auditor mendokumentasikan tentang

komponen pengendalian internal perusahaan yang diperoleh untuk merencanakan audit.

Dokumentasi pemahaman tentang pengendalian internal AMDK Aidrat mencakup

flowchart, kuisioner dan tabel keputusan.

Internal Control Quissionare (ICQ)

ICQ digunakan untuk menilai apakah kinerja perusahaan baik atau tidak. Kinerja

AMDK Aidrat ini diukur berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan, manajer

produksi, bagian administrasi dan berdasarkan observasi peneliti selama 7 bulan

(November 2013 – Mei 2014)

Berdasarkan hasil scoring diatas, Manajemen Produksi AMDK Aidrat memperoleh

score 6 dari score maksimal 26. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja AMDK Aidrat masih

jauh dari yang ditargetkan dan AMDK Aidrat masih harus banyak melakukan perbaikan

dimanajemennya.

Dari adanya penilaian ICQ dan score di atas, dapat dijadikan rujukan perbaikan

manajemen, sehingga score ICQ dapat meningkat secara bertahap dan akhirnya bisa

mencapai score optimal.

4. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu

untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan GCG telah dilakukan dengan

meminta pihak independen melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

yang ada. Dengan cara membuat indikator-indikator pencapaian GCG yang digabungkan

dengan penilaian balance scorecard.

Cara menetapkan pencapaian GCG dilakukan dengan memahami prinsip-prinsip

GCG, antara lain: transparansi, akuntability, responsibility, independency, fairnes.

Sedangkan goal yang ingin dicapai adalah:

1. Optimalisasi produksi sehingga pendapatan dan profit menjadi maksimal

2. Tidak ada keluhan pelanggan baik karena keterlambatan stock produk jadi maupun

keluhan pelanggan atas kualitas produk

3. Terbentuknya manajemen produksi yang baik, berkelanjutan, mandiri, transparan,

dapat dipertanggungjawabkan dan mensejahterakan stakeholder

4. Terciptanya suasana kerja yang kompetitif sehingga dapat menjadikan AMDK

Aidrat sebagai perusahaan yang dapat bersaing secara global

Untuk mencapai goal tersebut, diperlukan indikator pencapaiannya yang dapat

terukur, dapat dinilai, memiliki target dan inisiatif strategi. Indikator pencapaian

keberhasilan tidak hanya dengan pendekatan keuangan, tetapi harus mengupayakan

semaksimal mungkin penciptaan ini bagi: kepuasan pelanggan, pemilik modal,

kesejahteraan anggota perusahan, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat

digabungkan dengan indikator balance scorecard. Dengan penggabungan penilaian

antara GCG dan balance scorecard ini akan dapat diperoleh keseimbangan yang strategis

antara target kinerja keuangan, target kinerja pelanggan, kinerja internal proses dan

kinerja SDM.

Penilaian indikator pencapaian GCG ini didasarkan pada hasil ICQ yang mana

pada hasil ICQ tersebut AMDK Aidrat mendapatkan score yang kurang bagus, sehingga

dibutuhkan alat lain untuk mengontrol kinerjanya.

Dari analisis indikator pencapaian GCG memberikan pandangan bahwa untuk

mencapai tata kelola perusahaan yang baik, tidak dapat dilihat dari hanya satu aspek

produksi, karena untuk membentuk perusahaan yang baik dan berbasis GCG, dibutuhkan

analisis yang menyeluruh tentang manajemen perusahaan dan yang melingkupinya.

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

Sehingga diharapkan dapat menjadi masukan untuk perbaikan AMDK Aidrat terutama

dalam manajemen produksi agar produksi menjadi optimal.

Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali kondisi dan situasi

serta capaian perusahaan dalam implementasi GCG sehingga dapat mengupayakan

perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang ada.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian mengenai desain Good

Corporate Governance (GCG) untuk optimalisasi produksi di AMDK Aidrat adalah

sebagai berikut:

1. Pengendalian internal dan tata kelola perusahaan AMDK Aidrat masih kurang bagus,

hal ini mengakibatkan sering terjadinya keterlambatan produk AMDK Aidrat

sehingga produksi tidak dapat optimal.

2. Perbaikan pada tata kelola perusahaan harus dilakukan dengan menerapkan tahapan-

tahapan implementasi GCG. Tahapan-tahapan tersebut antara lain: tahap persiapan,

tahap restrukturisasi organisasi, pengelolaan pada proses, dan evaluasi.

3. Dan untuk menjaga dan menilai keberhasilan penerapan desain manajemen produksi

berbasis GCG, maka pihak pimpinan yang dibantu manajemen harus membuat

analisis indikator-indikator pencapaian GCG pada manajemen produksi AMDK

Aidrat, hal ini agar AMDK Aidrat dapat mandiri dan berkembang sendiri.

4. Analisis-analisis dan desain tersebut diharapkan dapat membantu manajemen dalam

pengelolaan produksinya, sehingga produk AMDK tidak terlambat lagi dan

pendapatan serta profit perusahaan dapat optimal.

Saran dan Batasan Penelitian

Berdasarkan pada pembahasan bab-bab sebelumnya, saran yang diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Agar tercipta tata kelola perusahaan dari perusahaan dengan konsep keluarga

menjadi berbasis GCG, disarankan bagi pimpinan AMDK Aidrat untuk menerapkan

tahapan-tahapan implementasi GCG ini dengan baik dan menyeluruh.

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

2. Setelah melakukan tahapan-tahapan penerapan GCG dengan baik, maka perlu

dilakukan analisa tentang indikator-indikator pencapaian GCG secara berkala, untuk

kinerja yang optimal dan berkelanjutan.

3. Kelemahan, penelitian ini hanya membahas GCG secara global, tahapan-tahapannya

pengimplementasian GCG yang sebagian besar hanya berfokus dibagian produksi.

Diharapkan bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian pada aspek

yang lebih teknis, seperti keuangan dan pengendaliannya, aspek pengendalian SDM,

aspek pemasaran, dan lain sebagainya sampai dengan mencakup seluruh aspek di

AMDK Aidrat.

DAFTAR PUSTAKA

Abbott. L. J., S. Parker, dan G. F. Peters, 2000, “The Effectiveness of Bluer Ribbon

Committee Recommedations in Mitigating Financial Misstatement: An Empirical

Studi”, Working paper

Abor, J. And Adjasi, C. K. D. (2007). Corporate Governance and the Small and Medium

Enterprise Sector: Theory and Implications. Corporate Governance, 7 (2), 12

Adebayo O. S. Olusola Ayeni Gabriel, Abiodun Oyewole Felicia. 2013. Relationship

Between Corporate Governance and Organizational Performance: Nigerian Listed

Organizational Experience. International Journal of Business and Management

Invention

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan

Publik. Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat

Bhatta, Gambir. 1996. Capacity Building at the Local Level for Effective Governance,

Empowering without Capacity is Meaningless

Bohm, B., Legewie, H., and Dienel, L.H., 2008. The Citizens’ Exhibition: A Combination

of Socio – Scientific Partisipative and Artistic Elements. Qualitative Sosial

Research. (Vol. 9): 3

Bogdan, R.C., and Biklen SK. 2007. Qualitative Research for Education: An Introduction

to Theory and Methods (5th ed). Boston: Allyn & Bacon.

Chiang, Hsiang-tsai. 2005. An Empirical Study of Corporate Governance and Corporate

Performance. The Journal of Law and Economics, 31, no. 1: pp 122-140

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

Chinn, Richard. 2000. Corporate Governance Handbook. Gee Publishing Ltd. London.

Chtioui, T., and Dubuisson, S.T., 2011. Hard and Soft Controls: Mind The Gap.

International Journal of Business. (Vol.16):3.

Colbert, J.L., 2004. The PCAOB Standart on Internal Control: What Should Internal

Auditor Expect?. Internal Auditing Research. (Vol. 19): 3.

Culley, R.M., and Hughey, J., 2008. Power and Public Participation in a Hazardous Waste

Dispute: A Community Case Study. Springe Science + Business Media. (

December): 99 – 114.

Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya

dalam Konteks Indonesia. Penerbit Gloria Printing Jakarta.

Effendi, Muh Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance; Teori dan

Implementasi. Penerbit Salemba Empat Jakarta

FGCI. 2002. Good Corporate Governance: Konsep dan Implementasi pada Perusahaan

Publik & Korporasi Indonesia. Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia &

Sinergy Communication. Cetakan Pertama

Gauthier, S.J., 2006. Understanding Internal Control. Government Finance Review. (Vol.

22): 10.

Gaspersz, Vincent. 2001. Total Quality Management (TQM), Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Hadiyati, Uning dan Nuvriasari, Audita. 2008. Corporate Governance di Lingkungan

Perusahaan Manufaktur Skala Usaha Kecil-Menengah (UKM) di Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 8 no. 1

Hamid, Suandi. 2003. Membangun Profesionalisme Muhammadiyah. Jogjakarta:

Penerbit: LPTP PP Muhammadiyah

Hill, C. W. L. And Snell, S. A. 1989. Effects of Ownership Structure and Control on

Corporate Productivity. Academy of Management Journal. 21 (1), 25-47

Harrison, Hoek. 2008. Logistics Management and Strategy, Competing Through The

Supply Chain 3rd edition.

Hofman, L.D., 2009. Multiple Methods, Communicative Preferences and the Incremental

Interview Approach Protocol. Qualitative Social Research. (Vol. 10): 1.

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

http://www.merdeka.com/uang/tata-kelola-perusahaan-di-indonesia-terburuk-se-asia-

tenggara.html Rabu, 4 Desember 2013 20:29).

http://www.jpnn.com/read/2014/02/01/214205/Perusahaan-Air-Minum-Kemasan-

Mulai-Gulung-Tikar- diakses 10 Mei 2014

http://www.koranmadura.com/2014/02/11/anak-perusahaan-pdam-gulung-tikar/ diakses

10 Mei 2014

http://bisnis.liputan6.com/read/765044/iicd-manajemen-perusahaan-ri-terburuk-di-

asean#sthash.sNdDrKWm.dpuf, diakses 10 Mei 2014

http://kemendagri.go.id, diakses 20 Juni 2014

Indrawati, M. Linda. 2005. Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam

Pelaksanaan Good Corporate Gocernance pada Bank Umum. Disertasi.

Universitas Airlangga

Indra, Surya dan Ivan, Yustiavandana. 2008. Penerapan Good Corporate Governance

Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta :

kencana.

Janvrine, J.D., et.al., 2012. The Updated COSO Internal Framework: Recommendations

and Opportunities for Future Research. Journal of Information Systems. (Vol. 26):

2.

Langhout. D.R., 2003. Reconseptualizing Quantitative and Qualitative Methods.

American Journal of Community Phychology. Vol. 32: 3/4.

Kaihatu, Thomas. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia.

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan: Vol.8, No. 1, Maret 2006: 1-9

Keiding, B.T., 2010. Observing Participating Observation – A- Re Description Based on

Systems Theory. (Vol. 11): 3.

Krajewski. J. L., Ritzman, P. L. 2002. Operations Management: Strategy and analysis,

Prentice Hall, 6th Ed

Machmud, Amir. 2010. Bank Syariah: Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia.

Penerbit Erlangga.

McMullen, D. A. dan K. Raghundan. 1996. “Enhancing Audit Committe Effectiveness”,

Journal of Accountancy. 182

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

Milles, Mattew B., dan A. Michele Haberman, 1992, Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI

Press

Moeljono, Djokosantoso. 2006. Good Corporate Culture sebagai Inri dari Good

Corporate Governance. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Mundung, Anie Valora. 2006. Evaluasi Terhadap Peran Auditor Internal dalam

Implementasi Good Corporate Governance. Tesis. Surabaya. Program

Pascasarjana UA.

Muljono, D., 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam. Yogyakarta:

Andi.

Mustopadidjaja, AR. 2003. Dimensi-dimensi Pokok: Sistem Administrasi Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara.

Palsson, H., 2007. Participant Observation in Logistic Research. International Journal of

Physical Distribution and Logistic Management. (Vol. 37): 2.

Rangkuti, Freddy. SWOT Balanced Scorecard. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ricketts, J.B., 1992. New Internal Control Framework and Evaluation Proposed by

COSO. Ohio CPA Journal. (Vol. 51):3.

Sedarmayanti. 2000. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk Menghadapi

Perubahan Lingkungan. Bandung: Mandar Maju.

Sedarmayanti. 2012. Good Governance “Kepemerintahan yang Baik” dan Good

Corporate Governance “Tata Kelola Perusahaan yang Baik”. Bagian Ketiga Edisi

Revisi. Mandar Maju: Bandung

Shaw, John C.. 2003. Corporate Governance and Risk: A System Approach, John Wiley

& Sons, Inc, New Jersey.

Stevens, M.G., 2003. Focus on Internal Controls. The Practical Accountants Research.

(Vol. 36): 12.

Sugiyono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

CV.Alfabeta.

Tjokroamidjojo, Bintoro. 2000. Good Governance, Paradigma Baru Manajemen-

Manajemen Pembangunan. Jakarta: UI Press.

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Member of

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Ikatan Akuntan Indonesia

Wilayah Jawa Timur

UNDP. 1997. Governance for Suitable Development – A policy Document. New York:

UNDP.

Wirawan, Nata.2001.Cara Mudah Memahami Statistik 1. Edisi Pertama. Denpasar

Keraras Emas.

Waseem. M. A. Saleh T.A and Fares J.A. 2011. The Effect of Corporate Governance on

the Performance of Jordanian Industrial Companies: An Empirical Study on

Amman Stock Exchange. International Journal of Humanities and Social Science.

1 (4), 67

File ini diunduh dari:

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id