Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

37
DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN SURAMADU Gambar. Jembatan Suramadu Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan terpanjang di Asia Tenggara ialah Bang Na Expressway di Thailand (54 km). Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan

Transcript of Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Page 1: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN SURAMADU

Gambar. Jembatan Suramadu

Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura,

menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur

Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di

Indonesia saat ini. Jembatan terpanjang di Asia Tenggara ialah Bang Na Expressway di Thailand

(54 km). Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan

penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). 

Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada

20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di

Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal

dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah

4,5 triliun rupiah.

Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya.

Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari

main bridge dan approach bridge. Berikut adalah Rangkuman dari DESAIN dan METODE

KONSTRUKSI Jembatan Suramadu yang diunduh dari Departemen Pekerjaan Umum Direktorat

Jenderal Bina Marga.

2.1.  Desain

Page 2: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Lokasi casting yard berada di Marina Shipyard, Desa Sidorukun, Gresik, dengan luasan

sekitar 30.000m2 berada pada tepi laut dengan kedalaman yang mencukupi sehingga

memudahkan loading/unloading material dari laut. Jarak dari casting yard ke lokasi proyek

bentang tengah sekitar 12 km, yang dapat ditempuh sekitar 45-60 menit dengan speed boat.

 Gambar. Pondasi Pipa Baja

 Gambar. Lay Out Perencanaan Jembatan Suramadu

2.1.1. Causeway

 Gambar. Causeway

Terdiri dari 36 bentang untuk sisi Surabaya dan 45 bentang sisi Madura dengan panjang

masing-masing 40 meter. Konstruksi bangunan di atas menggunakan PCI Girder. Sedangkan

Page 3: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

untuk bagian bawah menggunakan pondasi pipa baja berdiameter 60 cm dengan panjang rata-

rata 25 meter untuk sisi Surabaya dan 27 meter untuk sisi Madura.

 Gambar. Diafragma dan Deck Slab

 Gambar. Tampak Atas Jembatan Suramadu

2.1.2. Main Bridge

Konstruksinya terdiri dari pondasi bored pile 2,4 meter dengan panjang sekitar 80 meter, 2

Pylon kembar dengan ketinggian 140 meter dan lantai komposit double plane yang ditopang oleh

cable stayed dengan bentang 192 m + 434 m + 192 m. Ketinggian vertical bebas untuk navigasi

bentang utama adalah 35 meter.

Page 4: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 Gambar. Letak Pemasangan Cable Stayed

Gambar. Pembagian Lajur Jalan

a.    Lebar Jembatan = 2 x 15.0 m

b.    Lajur kendaraan = 2 x 2 x 3.50 m

c.    Lajur lambat (darurat) = 2 x 2.75 m

d.   Kelandaian maksimum = 3%

Lajur kendaraan

a.    Kendaraan roda 4 terdiri dari 4 lajur cepat dan 2 lajur darurat.

b.    Kendaraan roda 2 terdiri dari 2 lajur.

2.1.3. Detail Pylon

Konstruksi Pylon bentang utama setinggi 146 meter, dengan menggunakan borepile

berdiameter 2,4 meter dengan kedalaman 71 meter, Ketinggian vertikal bebas (untuk navigasi)

bentang utama adalah 35 meter dari permukaan laut.

Page 6: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 Gambar. Bore Pile dan Konstruksi Pylon

 Gambar. Denah Pile Cap Pylon

2.1.4. Approach Bridge

Untuk bangunan atas menggunakan beton Presstressed Box Girder dengan bentang 80

meter sebanyak 7 bentang, baik untuk sisi Surabaya maupun sisi Madura. Sedangkan struktur

bawah terdiri dari pondasi bored pile berdiameter 180 cm dengan panjang 60-90 meter.

 Gambar. Potongan Memanjang Approach Bridge

Page 7: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Gambar. Potongan Membujur Approach Bridge

Gambar. Approach Bridge

2.2.  Metode Konstruksi

Membangun Aktivitas di Tengah Laut Metode Konstruksi Bentang Tengah, proses paling

rumit dan kompleks. Sebuah aktivitas di tengah laut yang butuh kejelian dengan tetap

memperhatikan keselamatan kerja.

Metode konstruksi merupakan suatu tahapan pelaksanaan pekerjaan pada proses konstruksi.

Di Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu terdapat dua metode konstruksi. Metode

konstruksi cable stayed dan metode konstruksi approach bridge.

2.2.1. Concreate Box Girder

Sesuai untuk kebutuhan bentang panjang, maka dipilihlah metode balance cantilever.

Metode ini cocok dilakukan untuk pekerjaan di laut dengan bentang 120 meter. Metode

pengecoran box girder adalah menggunakan form traveller, yang terdiri dari sistem trust stimuler

utama, sistem bottom basket, sistem suspensi, sistem form work, sistem anchoring dan sistem

gerak.

Page 8: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Gambar. Tahap-tahap Pekerjaan Pengecoran Box Girder.

Sistem form work terdiri dari side formwork, inner form work dan diafragma

formwork. Formwork siap digunakan setelah seluruh kegiatan perangkaian selesai. Proses

semifinish rebar dilakukan di stockyard dan proses finalisasi rebar dilakukan di lokasi pekerjaan.

Page 9: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Penempatan rebar dilakukan beriringan langkah demi langkah dengan proses formwork dan

pengecoran. Proses penempatan rebar dilakukan setelah formwork terpasang.

Pengecoran segmental box girder yang akan digunakan adalah pengecoran cast insitu.

Pengecoran rebar dilakukan setelah rebar dan duct terpasang dengan baik. Pengecoran dilakukan

dengan menggunakan concrete pump dengan bantuan pipa.

Pekerjaan stressing adalah pekerjaan yang sangat penting untuk pekerjaan bentang panjang

yang kontinyu.

2.2.2. V-Pier (Tumpuan Cantilever Approach Bridge dan Cable Stay)

Page 11: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Gambar. Tahap-tahap Pekerjaan Pembuatan V-Pier (Tumpuan Cantilever Approach Bridge &

Cable Stay)

Pada review desain Pier 42 dan Pier 45 berbentuk V, V - Pier merupakan rigid frame dan

mempunyai panjang deck longitudinal sepanjang 32 m. V - Pier digunakan sebagai tumpuan

balance cantilever approach bridge dan cable stay Main Span, karena itu pekerjaan V - Pier

menjadi pekerjaan yang krusial.

2.2.3. Pier Table

Page 12: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 Gambar. Pier Table

Tahap - tahap pekerjaan pier table adalah pemasangan concrete box bagian bawah rencana

Pier table pemasangan horisontal IWF suport dan vertikal IWF support pemasangan side

formwork, inner formwork dan bottom formwork.

Side formwork akan didukung steel trust sedangkan inner formwork akan didukung oleh

portal bracing. Formwork frame dibentuk dari berbagai kombinasi bentuk baja dan plat.

Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan rebar akan dilakukan di stock yard sesuai dengan

spesifikasi yang dipersyaratkan. Proses finalisasi perakitan dilakukan dilokasi pekerjaan.

Pengecoran pier table dilakukan dalam dua kali pengecoran, bottom slab dan sebagian web akan

dicor terlebih dahulu sedangkan top slab dan sebagian web sisanya akan dicor pada pengecoran

ke dua.

Pekerjaan stressing vertikal akan dilakukan setelah pekerjaan pier table memenuhi kekuatan

yang dipersyaratkan.

Page 13: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 Gambar. Tahap-tahap Pekerjaan Pembuatan Pier Table

2.2.4. Pier Cap dan Pier Work

Seluruh persiapan untuk pekerjaan form work dilakukan di stock yard, balok IWF steel plat

dan balok kayu dipindahkan dari stock yard ke ponton material pembuatan form work untuk pile

cap diangkut dari dermaga Gresik menuju lokasi pile cap dengan menggunakan ponton form

work ponton. Seluruh bahan penyusun beton dibawa menuju ke ponton baching plan.

Tahap - tahap pekerjaan pembuatan form work pile cap adalah :

a.    Pemasangan steel plat yang diklem yang digunakan sebagai dudukan steel support. Pemasangan

balok penyangga searah longitudinal balok jembatan dan balok penyangga arah transversal

jembatan sebagai penerus beban dari balok penyangga dengan baja IWF.

b.    Pemasangan balok bottom formwork dan multiplek. skirting panel dipersiapkan selain sebagai

bagian dari pile cap juga digunakan sebagai side form work.

c.    Skirting panel merupakan segmental precast concrete. Pemasangan rebar dilakukan setelah

proses instalasi botom dan side form work selesai perangkaian rebar dari semi finis menjadi fix

di lokasi pekerjaan pile cap.

d.   Rebar pertama dipasang untuk pengecoran beton pertama setinggi 0.5 meter.

Page 14: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Gambar. Tahap-tahap Pekerjaan Pembuatan Pembuatan Form Work Pile Cap

Setelah beton cukup kuat pemasangan rebar dilanjutkan ke tahap berikutnya. Penulangan

beton pertama setinggi 0.5 meter, dilakukan setelah bottom form work, side form work dan rebar

terpasang. Beton setinggi 0.5 meter selain digunakan sebagai penahan untuk tahap pengecoran

selanjutnya juga, digunakan sebagai tumpuan pemasangan skirting panel.

Metode pengecoran beton yang digunakan adalah dengan menggunakan pipa. Saat

pengecoran, beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 150 cm. Pemasangan

climbing form dimulai dari pemasangan bottom formwork dilanjutkan side formwork pada

keempat sisi.

Setelah beton mencapai kekuatan yang dipersyaratkan climbing form dapat dipindahkan ke

segment selanjutnya. pekerjaan ter-sebut diulang sampai pada tinggi pier yang ditentukan.

Penempatan rebar dilakukan beriringan langkah demi langkah dengan proses form work dan

pengecoran setelah form work terpasang. Pekerjaan tahap pertama rebar dilanjutkan dengan

pekerjaan pengecoran. Begitu seterusnya hingga ketinggian yang ditentukan. Pengecoran beton

untuk pier dilakukan dalam beberapa tahap tergantung pada ketinggian pier.

Tinggi pengecoran maksimum dengan menggunakan climbing form adalah 4 meter.

Pengecoran pertama dilakukan setinggi 50 cm. pengecoran selanjutnya dilakukan dengan tinggi

yang bervariasi begitu seterusnya sampai pada ketinggian yang ditentukan.

2.2.5. Urutan Pekerjaan Bore Pile

Page 15: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Gambar. Urutan Pekerjaan Bore Pile

2.3.  Metode Konstruksi Approach Bridge

2.3.1. Pondasi Bored Pile

Untuk mengurangi pekerjaan di laut beberapa persiapan seperti perakitan rebar, dilakukan di

stock yard. Penyiapan bahan baku untuk beton dan casing pipa dilakukan di stock yard Gresik

Page 16: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

sedangkan untuk semen SBC dilakukan di dermaga Gresik. Peralatan bor dipersiapkan di atas

ponton yang meliputi peralatan driving casing dan drilling.

Tahap-tahap pekerjaan yang dilakukan pada saat driving casing adalah:

a.    Pemasangan jacking ponton pada saat tiba dilokasi pengeboran agar tidak terjadi pergerakan

pada saat dilakukan pengeboran dan pemancangan.

b.    Pengeboran casing pipa berdiameter 2250 mm dengan tebal minimum 20 mm, digunakan bore

pile berdiameter 2200 mm dengan tujuan memberi ruang dan toleransi bagi mesin bor pada

waktu pekerjaan pengeboran.

c.    Pemasangan vibratory hamer di atas pipa, dilakukan pada saat casing pipa sudah berada di

posisinya.

d.   Pemasangan casing pipa sampai pada kedalaman kurang lebih 30 meter.

Pekerjaan pengeboran dengan methode RCD (Reserved Circular Drill), dilakukan setelah

pemancangan casing pipa selesai. Mesin bor diletakkan di atas casing terpasang. Pekerjaan

pengeboran dilakukan sampai pada kedalaman kurang lebih 45 meter dari permukaan pile.

Persyaratan toleransi yang ditentukan yaitu 20 mm per meter panjang bangbor yang tidak

tertutup casing Diameter Lubang dalam segala arah tidak boleh melebihi 5 persen dari diameter

yang ditentukan. Lumpur hasil pengeboran diletakkan di disposal ponton dan dibuang di tempat

yang sudah ditentukan sejauh 5 km dari lokasi pekerjaan.

Persiapan untuk proses pengecoran dimulai dari pengangkutan raw material dari stock yard

menuju ke dermaga dengan menggunakan dump truck. Raw material dan semen SBC akan

diangkut dengan menggunakan feeder ponton menuju lokasi pengeboran. Pemasangan rebar

dilakukan setelah lubang bor dibersihkan. Penyambungan antar segmen dilakukan dengan

menggunakan mekanikal kopler.

Untuk pembentukan suatu gaya tulangan yang utuh jumlah sambungan pada satu potongan

yang sama tidak boleh lebih dari setengah jumlah rebar yang terpasang. Metode yang digunakan

untuk pengecoran dibawah air adalah dengan menggunakan Tremix Pipe. Beton harus

mempunyai kekuatan yang cukup dan nilai slump dijaga pada 18-22 cm. Beton yang digunakan

pada pekerjaan bore pile ini adalah beton k-300.

Page 19: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 Gambar. Tahap-tahap Pekerjaan Pembuatan Bore Pile

2.4.  Metode Konstruksi Cable Stayed

2.4.1. Pelaksanaan Pekerjaan Platform

Platform merupakan konstruksi pendukung sementara yang berfungsi sebagai tempat untuk

menginstalasi batching plan, menyimpan material seperti tiang pancang serta sebagai tempat bagi

berbagai aktivitas di tengah laut selama kegiatan konstruksi berlangsung.

2.4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Bore Pile

a.    Setelah pekerjaan bored pile selesai dikerjakan, semua komponen platform yang menumpu ke

steel casing di bongkar.

b.    Caisson baja yang berfungsi sebagai bekisting bawah pile cap kemudian dipasang.

c.    Pengecoran lapisan sealing concrete untuk menahan masukkan air laut ke pile cap Pemasangan

tulangan pile cap.

d.   Pengecoran beton pile cap yang dilakukan tiga lapis.

2.4.3. Pelaksanaan Pekerjaan Pylon

a.     Konstruksi dasar pylon dan lengan bawah dari pylon.

b.    Instalasi elevator pada pylon.

c.     Konstruksi balok pengikat pylon bagian bawah.

d.    Konstruksi lengah pylon di tengah.

e.     Konstruksi balok pengikat tengah.

f.     Konstruksi lengan atas pylon.

2.4.4. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas

Page 20: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

a.     Pemasangan struktur bantu sementara di atas pile cap.

b.    Pemasangan segmen girder baja pertama dengan crane barge, hubungan antara segmen dengan

pylon dibuat tetap (fix) untuk sementara.

c.     Pemasangan cantilever crane pada lantai jembatan untuk mengakat segmen berikutnya.

d.    Pemasangan girder baja dengan menggunakan cantilever crane diikuti dengan penenganan kabel.

e.     Pemasangan pelat lantai jembatan pada segmen pertama dan kedua dilanjutkan dengan

pengecoran sambungan.

f.     Pemasangan girder baja selanjutnya dengan menggunakan cantilever crane diikuti dengan

peregangan kabel. Pada saat bersamaan dipasang pilar sementara di dekat pilar V.

2.5.  Plat Lantai

Pekerjaan plat lantai jembatan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap persiapan,

pembesian lantai, dan pengecoran plat lantai. Pekerjaan persipan dimulai dari penyiapan material

besi di stockyard untuk selanjutnya potongan besi dibawa ke lokasi pembesian dengan

menggunakan truk.

Besi yang sudah difabrikasi di gudang diletakkan atau ditata berdasarkan tipe yang ada

pada . Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pemasangan tulangan. Untuk menghindari

adanya karat akibat angin dan air laut, besi ditutup dengan menggunakan terpal. Selain itu

disiapkan scupper juga dan pipa PVC. Untuk mengetahui posisi dan elevasi pembesian,

dilakukan pengukuran, dengan menggunakan teodolit dan waterpass. Yang pertama dipasang

adalah tulangan dalam arah lebar jembatan kemudian dalam arah memanjang. 

Selanjutnya adalah pembesian pembatas jembatan pada bagian tepi. Sebagai proses terakhir

pembesian dilakukan pemasangan dudukan untuk kanal dan baja WF yang berfungsi untuk

memudahkan pelaksanaan pengecoran dan menghindarkan terinjaknya tulangan pada saat

pengecoran. 

Persiapan terakhir sebelum dilakukan pengecoran adalah pembersihan lokasi pembesian dari

kotoran berupa sisa-sisa kawat bendrat maupun kotoran lain yang dapat mengganggu pada saat

pengecoran. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan beton K -350 yang dilaksanakan dalam

satu tahap. Setelah pengecoran selesai dilakukan, beton tersebut kemudian dirawat curring

dengan menggunakan curring compound yang bertujuan untuk menghindarkan terjadi keretakan

Page 21: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

(cracked). Metode dengan karung basah juga dilaksanakan curing sampai dengan umur beton 28

hari.

 Gambar. Plat Lantai

  

2.6.  Diafragma dan Deck Slab

Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara PCI

Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing PCI Girder dalam arah horisontal.

Sistem difragma yang digunakan pada causeway Jembatan Suramadu adalah sistem pracetak.

Pengikatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma dan PCI Girder

sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Deck slab merupakan elemen non-struktural yang

berfungsi sebagai lantai kerja dan bekisting bagi plat lantai jembatan. Deck slab tersebut dibuat

dari beton dengan mutu K-350.

 

Gambar. Diafragma dan Deck Slab

  

2.7.  PCI Girder 

2.7.1. Penggunaan Balok PCI Girder

Page 22: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Struktur atas causeway Proyek Jembatan Suramadu menggunakan balok PCI Girder

berkekuatan beton K-500, dengan panjang 40 meter, yang terbagi menjadi 7 segmen. Pembagian

ini mengingat kondisi lapangan yang tidak memungkinkan, untuk memindahkan balok PCI

Girder tersebut secara utuh --sesuai panjang bentang--, dari lokasi pembuatan (pabrik) ke lokasi

pemasangan. Selanjutnya dilakukan post tension dengan menggabungkan beberapa segmen

balok untuk kemudian disatukan dengan

menggunakan perekat dan ditegangkan (stressing).

2.7.2. Stressing Girder

Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan PCI Girder ini adalah elevasi

stressing bed. Lokasi post tensioning harus diusahakan sedatar mungkin agar tidak menyebabkan

girder mengalami perpindahan dalam arah lateral. Setelah itu ketujuh segmen balok girder yang

telah menjadi satu kesatuan, dijajarkan sesuai bagiannya. Sebelumnya dipersiapkan terlebih

dahulu perletakan sementara untuk masing-masing segmen. Di bagian ujung pertemuan harus

diberi oli atau pelumas agar balok dapat bergerak mengimbangi gaya pratekan yang diberikan.

Kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pemotongan diusahakan

seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang. Berikutnya kabel strand dimasukkan ke

dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan perencanaan. Lalu di pasang

pengunci kabel strand di ujung kabel. Penegangan (stressing) dilakukan sampai tegangan 8.000

Psi dengan dilakukan pengontrol tegangan dan perpanjangan kabel. Pencatatan dilakukan pada

setiap kenaikan tegangan 1.000-2.000 Psi. Dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan

teoritis yang dilakukan sebelum penarikan.

Page 23: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 2.7.3. Erection Girder

Metode pelaksanaan pemasangan PCI Girder untuk sisi Surabaya dan Madura memiliki

perbedaan. Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi setempat. Di sisi Madura, kedalaman

laut relatif dalam dan tidak terpengaruh adanya pasang-surut air laut. Sedangkan di sisi

Surabaya, kondisi laut cukup dangkal dan sangat terpengaruh pasang-surut. Hal ini menyebabkan

sistem yang digunakan berbeda. Di sisi Surabaya digunakan metode 'kura-kura' atau roller,

sedangkan di sisi Madura Menggunakan crane.

 Gambar. Erection Girder

Page 24: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 Gambar. Metode Pelaksanaan Pemasangan PCI Girder

Panjang PCI Girder setelah terangkai adalah 40 meter, dengan tinggi 2,1 meter, dan berat 80

ton. PCI Girder tersebut didesain untuk hanya menerima beban vertikal dan tidak untuk

menerima beban horisontal. Hal ini menyebabkan proses pengangkutan PCI Girder tersebut dari

lokasi penyimpanan (stockyard) sampai ke lokasi pemasangan harus dibuat sedatar dan selurus

mungkin. Ini untuk menghindarkan terjadinya gaya horisontal akibat gerakan truk yang

berlebihan yang dapat menyebabkan balok girder patah.

Tahapan pemindahan girder dimulai dengan pengangkatan menggunakan dua crane dan

diletakkan pada boogy. Girder tersebut kemudian diangkut dengan boogy ke masingmasing pier.

Proses selanjutnya adalah pemindahan dari boogy ke pile cap yang dilaksanakan dengan metode

yang berbeda antara sisi Surabaya dan sisi Madura.

2.8.  Abutment dan Pier Head

2.8.1. Pelaksanaan Pembuatan Dilakukan Bertahap

Dimensi pile cap Dimensi Atas    :  Dimensi bawah

a.    Panjang : 32                 : Panjang : 30 m

b.    Lebar : 2 m                  : Lebar : 4 m

c.    Tinggi : 1.05 m            : Tinggi : 1.5 m

Page 25: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 Gambar. Dimensi Pile Cap

Pelaksanaan pembuatan pier head/ pile cap dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pembuatan

bekisting, pembesian, dan pengecoran. Pengecoran dilakukan dalam dua tahap, yaitu bagian

bawah pier dan bagian atas pier. Setelah bekisting selesai dikerjakan, dilakukan pekerjaan

pembesian yang meliputi pemasangan/ pengelasan besi WF pengikat tiang pancang, pembesian

tulangan pilar bagian bawah, pilar samping, dan pilar bagian atas. Setelah semua tulangan

terpasang, tahap berikutnya adalah pekerjaan pengecoran.

 Gambar. Pile cap

Beton dengan K-350 dibuat berdasarkan hasil test pencampuran/ trial mix. Untuk setiap truk

mixer beton yang berasal dari batching plant, dilakukan uji slump beton. Slump yang

dipersyaratkan adalah t ± 8-12 cm.

Truk mixer kemudian membawa beton ke lokasi proyek untuk dituangkan ke concrete

pump. Sebelum dituang, dilakukan pengambilan benda uji sebanyak 48 buah untuk tiap pile cap

serta pengujian slump ulang. Dengan bantuan concrete pump, beton tersebut dituangkan ke

Page 26: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

dalam pile cap lapis demi lapis sambil dipadatkan. Tebal tiap lapisan ± 30 cm. Setelah itu

dilaksanakan pekerjaan finishing pada permukaan beton.

Hal penting yang perlu diperhatikan selama pelaksanaan pengecoran beton dengan massa

besar (mass concrete) adalah perbedaan suhu. Agar didapat suhu beton merata tanpa terjadi

perbedaan yang besar dilakukan perawatan atau curing beton dengan karung basah selama 14

hari. 

2.9.  Tiang Pancang

2.9.1. Tahap Awal dan Pemancangan Selanjutnya

Pondasi yang digunakan untuk causeway adalah tiang pancang baja dengan diameter 600

mm dengan spesifkasi sesuai dengan ASTM A252 Grade 2. Panjang masing-masing pipa 12 m,

dengan kedalaman pemancangan rata-rata untuk Sisi Surabaya sekitar 25 m dan sisi Madura 33

m.

Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang ini meliputi pekerjaan pemancangan, pengisian pasir,

pengisian beton tanpa tulangan dan pengisian beton dengan tulangan. Kedalaman dari masing-

masing pengisian ini didasarkan atas kondisi daya dukung tanah dan penggerusan tanah

(scouring).

Saat pelaksanaan 2003-2004, pemancangan di tahap awal dilakukan dengan memanfaatkan

jalan kerja yang dibuat dengan menimbun, yaitu di Abutment (A0), Pilar 1-5 untuk sisi

Surabaya. Sementara di sisi Madura di Abutment (A102), dan Pilar 101 sampai dengan pilar 96.

Untuk pilar selanjutnya pekerjaan pemancangan dilaksanakan dengan menggunakan ponton

pancang.

2.9.2. Persiapan

Page 27: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 Gambar. Tiang Pancang

Hal penting yang harus diperhatikan adalah monitoring stok tiang pancang pipa baja yang

sudah dicoating, sesuai kebutuhan untuk menjaga kontinuitas pekerjaan pemancangan.

Selanjutnya adalah pemindahan stok pipa ke tepi pantai sesuai dengan kebutuhan. Peralatan yang

digunakan untuk pemindahan ini adalah crane service 25 ton dan truk trailer. harus sudah

dipersiapkan di posisi yang telah ditentukan. Kemudian crane ditempatkan di titik yang

ditentukan dan dikontrol dengan teropong teodolit.

2.9.3. Metode Pelaksanaan Pemancangan

Ponton service ditarik boat mendekati stok tiang pancang yang telah diposisikan di dekat

pantai. Dengan bantuan crane, tiang pancang diletakkan di atas ponton service untuk dibawa

menuju ponton pancang.

Tahapan selanjutnya adalah pengukuran posisi dengan mengunakan teodolit (lihat

penjelasan metoda pengukuran). Lalu mengarahkan leader crane pancang yang memegang tiang

pancang di atas kapal ponton ke sasaran bidik teropong yang telah disetting dengan komando

dari surveyor. Apabila sudah sesuai dengan posisi yang diinginkan, maka tiang pancang sudah

siap untuk dipancang.

Page 28: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

Untuk tiang pancang dengan kondisi miring (sudut 1:10) maka dibuat perbandingan dengan

menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass. Apabila sudah tepat maka tiang pancang

di turunkan sesuai dengan kemiringannya dan siap untuk dipancang.

Pelaksanaan pemancangan disesuaikan dengan nomor urut dengan pengondisian ponton, alat

ukur, dan crane pancang. Dan setelah dilakukan kalendering (10 pukulan terakhir maksimal

sebesar 2,5 cm) maka pemancangan dihentikan.

Selanjutnya tiang pancang yang elevasinya tidak sama dipotong dengan menggunakan alat

las, setelah terlebih dahulu diukur dengan menggunakan teodolit.

2.9.4. Pengisian Pasir

 Gambar. Pengangkutan Pasir Dengan Ponton

Pengisian pasir dilakukan dengan menggunakan ponton 120 ft, yang mampu menampung

pasir 200 m3 sesuai dengan kebutuhan satu pile cap serta excavator PC 200 dengan kapasitas ±

67 m3/ jam.

Dump truck mengambil pasir pada stok area dengan bantuan excavator. Selanjutnya dump

truck yang telah berisi pasir menuju dermaga dan menuangkan pasir. Diatas pontoon diposisikan

sebuah excavator untuk memindahkan pasir dari dermaga ke ponton. Untuk pengisian pasir

dipasang tremi di ujung tiang pancang, dan excavator mengisi pasir ke dalam tiang pancang

dengan bantuan tremi.

Selanjutnya dilakukan pengukuran kedalaman tiang pancang dengan menggunakan tali yang

ujungnya diberi pemberat dan diukur dengan meteran, agar bisa mencapai kedalaman rencana

dari pasir pada tiang pancang.

2.9.5. Pengisian Beton

Page 29: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

 Gambar. Pengisian Beton Pada Tiang Pancang

Besi isian pancang dipersiapkan di stockyard. Stok besi diangkut dengan truk menggunakan

bantuan crane menuju dermaga dan dinaikkan ke atas ponton. Besi isian dimasukan ke tiang

pancang dengan bantuan crane. Untuk mengantisipasi agar tulangan besi tersebut tidak jatuh,

maka pada ujung tulangan dimasuki besi melintang yang panjangnya lebih dari diameter pipa

pancang.

Selanjutnya truk mixer dari batching plan menuju ke pompa pengecoran (concrete pump).

Pengecoran dilakukan dengan concrete pump yang dilengkapi dengan belalai untuk memasukkan

beton ke tiang pancang.

2.9.6. Metode Penentuan Posisi (Stake Out) Tiang Pancang Di Laut

Secara prinsip Metoda Perpotongan Kemuka yang digunakan untuk Sisi Surabaya dan Sisi

Madura diuraikan sebagai berikut: Titik-titik tempat alat ukur digeser ke kiri atau ke kanan dari

as BM sejauh setengah diameter pipa pancang (300 mm), disesuaikan dengan posisi tepi tiang

pancang yang akan dibidik. Untuk memudahkan pelaksanaan, bagian tiang pancang yang di-

stake-out atau dibidik adalah tepi tiang pancang, bukan bagian tengahnya.

Tahapan pelaksanaan pengukuran di lapangan adalah sebagai berikut :

a.    Alat ukur teodolit-1 dan teodolit-2 didirikan di titik-titik BM yang telah direncanakan

(menggeser ke kiri ke kanan dari as BM), dengan posisi kedudukan teropong mendatar (90°).

b. Bacaan sudut vertikal teodolit-1 dan teodolit-2 diset pada elevasi 2,50 meter dengan melalui

perhitungan pengesetan sudut vertikal.

c.    Bacaan sudut horizontal teodolit-1 dengan acuan arah centerline jembatan diset sebesar b = 03º

59' 42" mengarah ke garis singgung tepi tiang pancang.

d.   Bacaan sudut horizontal teodolit-2 dengan acuan terhadap arah centerline jembatan diset sebesar

b = 273º 59' 42", mengarah ke garis singgung tepi tiang pancang. Settingsinggung tepi tiang

Page 30: Desain Dan Metode Konstruksi Jembatan Suramadu

pancang. Setting sudut a dan b untuk masing-masing titik pancang (1-36) dibuatkan dalam

bentuk tabel sesuai koordinat titik-titik rencana.

e.    Mengarahkan ladder crane pancang yang memegang tiang pancang di atas kapal ponton ke

sasaran bidik teropong teodolit-1 dan teodolit-2. Kemudian singgungkan tepi tiang pancang

(seperti gambar ilustrasi) dengan komando dari surveyor. Apabila tepi kiri dan tepi kanan sudah

tepat bersinggungan, maka tiang pancang tersebut sudah berada di posisi yang tepat dan siap

pancang. Cara tersebut digunakan untuk tiang pancang tegak

f.    Untuk tiang pancang miring dengan perbandingan sudut 1:10, ladder crane pancang diset

membentuk sudut 1:10 dengan menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass. Tiang

pancang kemudian diarahkan ke arah bidikkan teropong teodolit-1 dan teodolit-2 dan

disinggungkan ke tepi kiri dan tepi kanannya hingga tepat. Apabila sudah tepat, maka tiang

pancang tersebut diturunkan sesuai kemiringan dan siap untuk dipancang. Secara prinsip dari 2

(dua) setting sudut horizontal saja sudah cukup memadai untuk penentuan posisi secara tepat,

sedang setting sudut horizontal yang ketiga, keempat dan seterusnya hanya berfungsi sebagai

control/ checking, apakah 2 (dua) setting suduthorizontal yang kita lakukan sudah benar atau

tidak.

g. Dalam pelaksanaan penentuan titik-titik pancang tersebut, perlu adanya alat komunikasi, guna

koordinasi antara tim pengukur (surveyor) dengan tim pancang, serta operator crane. Penentuan

titik-titik BM yang dipakai untuk referensi posisi alat ukur berdiri disesuaikan dengan kondisi

lapangan dengan maksud memudahkan pengukuran dan sasaran tidak terhalang. Metoda

perpotongan kemuka yang dipilih untuk penentuan posisi titik-titik pancang Jembatan Suramadu,

secara teknis memenuhi persyaratan dan tidak terlalu sulit dilaksanakan.