Desa Tertinggal

20
Desa Tertinggal 1. Pengertian Desa Tertinggal Daerah tertinggal adalah sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional (Saifullah, 2006 dalam Muhtar, 2011). Daerah tertinggal adalah daerah Kabupaten yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional, dan berpenduduk yang relatif tertinggal (Bappenas, 2006). Sedangkan menurut Kepmen PDT Nomor 1 tahun 2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal, daerah tertinggal didefinisikan sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relative kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Menurut R Bandyopahyay dan S. Datta (1989) menyatakan behwa salah satu karekteristik daerah tertinggal adalah biasanya dikawasan perdesaan, dengan memiliki keterbatasan fungsi dan fasilitas yang dimiliki kawasan perkotaan, serta produktivitas hasil pertanian yang sangat rendah. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dikenal istilah desa tertinggal. Desa tertinggal adalah Kawasan Perdesaan yang terisolasi dari Pusat Pertumbuhan/daerah lain akibat tidak memiliki atau kekurangan Sarana (Infrastrukur) Perhubungan, sehingga menghambat pertumbuhan/ perkembangan kawasan.

description

kriteria desa tertinggal

Transcript of Desa Tertinggal

Page 1: Desa Tertinggal

Desa Tertinggal

1. Pengertian Desa Tertinggal

Daerah tertinggal adalah sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya

relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional

(Saifullah, 2006 dalam Muhtar, 2011). Daerah tertinggal adalah daerah Kabupaten yang

relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional, dan berpenduduk

yang relatif tertinggal (Bappenas, 2006). Sedangkan menurut Kepmen PDT Nomor 1 tahun

2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal, daerah tertinggal

didefinisikan sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relative kurang

berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

Menurut R Bandyopahyay dan S. Datta (1989) menyatakan behwa salah satu

karekteristik daerah tertinggal adalah biasanya dikawasan perdesaan, dengan memiliki

keterbatasan fungsi dan fasilitas yang dimiliki kawasan perkotaan, serta produktivitas hasil

pertanian yang sangat rendah. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dikenal istilah desa

tertinggal.

Desa tertinggal adalah Kawasan Perdesaan yang terisolasi dari Pusat

Pertumbuhan/daerah lain akibat tidak memiliki atau kekurangan Sarana (Infrastrukur)

Perhubungan, sehingga menghambat pertumbuhan/ perkembangan kawasan.

2. Faktor Penyebab

Menurut Bappenas (2009), suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal,

karena beberapa faktor penyebab, antara lain :

a. Geografis

Umumnya secara geografis daerah tertinggal relatif sulit dijangkau karena letaknya

yang jauh di pedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan, pesisir, dan pulau-pulau

terpencil atau karena faktor geomorfologis lainnya sehingga sulit dijangkau oleh jaringan

baik transportasi maupun media komunikasi.

b. Sumberdaya Alam

Page 2: Desa Tertinggal

Beberapa daerah tertinggal tidak memiliki potensi sumberdaya alam, daerah yang

memiliki sumberdaya alam yang besar namun lingkungan sekitarnya merupakan daerah

yang dilindungi atau tidak dapat dieksploitasi, dan daerah tertinggal akibat pemanfaatan

sumberdaya alam yang berlebihan.

c. Sumberdaya Manusia

Pada umumnya masyarakat di daerah tertinggal mempunyai tingkat pendidikan,

pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah serta kelembagaan adat yang belum

berkembang.

d. Prasarana dan Sarana

Keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi, transportasi, air bersih, irigasi,

kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya yang menyebabkan masyarakat di daerah

tertinggal tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.

e. Daerah Rawan Bencana dan Konflik Sosial

Seringnya suatu daerah mengalami bencana alam dan konflik sosial dapat

menyebabkan terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi.

f. Kebijakan Pembangunan

Suatu daerah menjadi tertinggal dapat disebabkan oleh beberapa kebijakan yang

tidak tepat seperti kurang memihak pada pembangunan daerah tertinggal, kesalahan

pendekatan dan prioritas pembangunan, serta tidak dilibatkannya kelembagaan

masyarakat adat dalam perencanaan dan pembangunan.

3. Kriteria Desa Tertinggal

Penetapan kriteria daerah tertinggal dilakukan dengan menggunakan pendekatan

berdasarkan pada perhitungan 6 (enam) kriteria dasar yaitu : perekonomian masyarakat,

sumberdaya manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan lokal (celah fiskal),

aksesibilitas dan karakteristik daerah, serta berdasarkan kabupaten yang berada di daerah

perbatasan antarnegara dan gugusan pulau-pulau kecil, daerah rawan bencana, dan daerah

Page 3: Desa Tertinggal

rawan konflik. Keenam kriteria ini diolah dengan menggunakan data Potensi Desa (PODES)

2003 dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2002 dan data Keuangan Kabupaten

2004 dari Departemen Keuangan.

Berdasarkan deskripsi diatas, kriteria untuk menentukan (mengindikasikan) Desa

Tertinggal dalam kegiatan ini yaitu:

a. Daerah perdesaan (unit administratif desa)

b. Prasarana Dasar Wilayah Kurang/Tidak Ada:

1) Air Bersih,

2) Listrik,

3) Irigasi

c. Sarana Wilayah Kurang/Tidak Ada:

1) Sarana Ekonomi: (Pasar, Pertokoan, PKL, Industri)

2) Sarana Sosial: (Kesehatan dan Pendidikan)

3) Sarana Transportasi: (Terminal, Stasiun, Bandara, dll)

d. Perekonomian masyarakat rendah (Miskin/Pra Sejahtera)

e. Tingkat Pendidikan Rendah (Terbelakang/Pendidikan kurang dari 9 tahun)

f. Produkitivitas Masyarakat Rendah (Pengangguran pada usia produktif)

4. Parameter Desa Tertinggal berdasarkan Kriteria

Untuk Desa tertinggal, penetapan parameter sebagai indikator kuantitatif untuk tiap kriteria

yang bersifat kualitatif yaitu:

a. Kawasan Permukiman

Kriteria: Kawasan perdesaan

Page 4: Desa Tertinggal

Parameter: Unit Administratif Desa

b. Prasarana Dasar Wilayah

1) Kriteria: Jaringan Air Bersih

Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %

2) Kriteria: Jaringan Listrik

Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %

3) Kriteria: Jaringan Irigasi

Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %

c. Sarana Wilayah

1) Kriteria: Sarana Ekonomi (Pasar, Pertokoan, PKL, dll)

Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %

2) Kriteria: Sarana Industri (Industri RT, Industri Menengah, Industri Besar)

Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %

3) Kriteria: Sarana Kesehatan (RSD, Puskemas, Pustu, dll)

Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %

4) Kriteria: Sarana Pendidikan (TK, SD, SMP, SMU)

Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %

5) Kriteria: Sarana transportasi (Terminal, Stasiun)

6) Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %

d. Kondisi Kehidupan Masyarakat

1) Kriteria: Perekonomian masyarakat

Page 5: Desa Tertinggal

Parameter: Jumlah Penduduk Miskin lebih dari 50 %

2) Kriteria: Tingkat Pendidikan

Parameter: Tingkat Pendidikan Penduduk kurang dari SMP lebih dari 50%

3) Kriteria: Produktivitas Masyarakat

4) Parameter: Penduduk Menganggur lebih dari 50%

5. Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Desa Tertinggal

Untuk Desa Tertinggal, penetapan Penilaian (Scoring) untuk tiap Kriteria dan

Parameternya yaitu:

a. Kawasan Permukiman

Kriteria: Kawasan perdesaan

Parameter: Unit Administratif Desa

b. Prasarana Dasar Wilayah

1) Kriteria: Jaringan Air Bersih

Parameter :

a) Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %, Nilainya: 1

b) Pelayanan terhadap Luas Kawasan antara 25% - 50%, Nilainya: 2

c) Pelayanan terhadap Luas Kawasan lebih dari 50%, Nilainya: 3

2) Kriteria: Jaringan Listrik

Parameter :

a) Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %, Nilainya: 1

b) Pelayanan terhadap Luas Kawasan antara 25% - 50%, Nilainya: 2

Page 6: Desa Tertinggal

c) Pelayanan terhadap Luas Kawasan lebih dari 50%, Nilainya: 3

3) Kriteria: Jaringan Irigasi

Parameter :

a) Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %, Nilainya: 1

b) Pelayanan terhadap Luas Kawasan antara 25% - 50%, Nilainya: 2

c) Pelayanan terhadap Luas Kawasan lebih dari 50%, Nilainya: 3

c. Sarana Wilayah

1) Kriteria: Sarana Ekonomi (Pasar, Pertokoan, PKL, dll)

Parameter :

a) Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %, Nilainya: 1

b) Pelayanan terhadap Luas Kawasan antara 25% - 50%, Nilainya: 2

c) Pelayanan terhadap Luas Kawasan lebih dari 50%, Nilainya: 3

2) Kriteria: Sarana Industri (Industri RT, Industri Menengah, Industri Besar)

Parameter:

a) Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %, Nilainya: 1

b) Pelayanan terhadap Luas Kawasan antara 25% - 50%, Nilainya: 2

c) Pelayanan terhadap Luas Kawasan lebih dari 50%, Nilainya: 3

3) Kriteria: Sarana Kesehatan (RSD, Puskemas, Pustu, dll)

Parameter:

a) Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %, Nilainya: 1

b) Pelayanan terhadap Luas Kawasan antara 25% - 50%, Nilainya: 2

Page 7: Desa Tertinggal

c) Pelayanan terhadap Luas Kawasan lebih dari 50%, Nilainya: 3

4) Kriteria: Sarana Pendidikan (TK, SD, SMP, SMU)

Parameter:

a) Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %, Nilainya: 1

b) Pelayanan terhadap Luas Kawasan antara 25% - 50%, Nilainya: 2

c) Pelayanan terhadap Luas Kawasan lebih dari 50%, Nilainya: 3

5) Kriteria: Sarana transportasi (Terminal, Stasiun)

Parameter:

a) Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari 25 %, Nilainya: 1

b) Pelayanan terhadap Luas Kawasan antara 25% - 50%, Nilainya: 2

c) Pelayanan terhadap Luas Kawasan lebih dari 50%, Nilainya: 3

d. Kondisi Kehidupan Masyarakat

1) Kriteria: Perekonomian masyarakat

Parameter:

a) Jumlah Penduduk Miskin lebih dari 50 %, Nilainya: 1

b) Jumlah Penduduk Miskin antara 25% - 50 %, Nilainya: 2

c) Jumlah Penduduk Miskin kurang dari 25 %, Nilainya: 3

2) Kriteria: Tingkat Pendidikan

Parameter:

a) Tingkat Pendidikan Penduduk SMP lebih dari 50%, Nilainya: 1

b) Tingkat Pendidikan Penduduk SMP antara 25% - 50%, Nilainya: 2

Page 8: Desa Tertinggal

c) Tingkat Pendidikan Penduduk SMP kurang dari 25%, Nilainya: 3

3) Kriteria: Produktivitas Masyarakat

Parameter:

a) Penduduk Menganggur lebih dari 50%, Nilainya: 1

b) Penduduk Menganggur antara 25% - 50%, Nilainya: 2

c) Penduduk Menganggur kutrang dari 25%, Nilainya: 3

Untuk melihat Rumusan Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Desa Tertinggal dalam

bentuk tabulasi, dapat dilihat pada Tabel Rumusan Instrumen Penilaian (Scoring Tools)

Desa Tertinggal berikut.

4. Rumusan Kelompok Tipologi Desa Tertinggal

Pengelompokan Tipologi untuk Desa Tertinggal didasarkan pada kriteria penilaian desa

tertinggal yang telah dijelaskan terdahulu. Berdasarkan simulasi terhadap penilaian kriteria-

kriteria tersebut, maka dapat dirumuskan pengelompokan tipologi untuk Desa Tertinggal

adalah sebagai berikut:

Page 9: Desa Tertinggal

a. Type A (Kawasan yang Prasarana Dasar Wilayahnya Tertinggal)

Kawasan perdesaan yang ketersediaan Prasarana Dasar Wilayahnya kurang

b. Type B (Kawasan yang Sarana Wilayahnya Tertinggal)

1) Kawasan perdesaan yang ketersediaan Prasarana Dasar Wilayahnya tercukupi,

2) Namun Ketersediaan Sarana Wilayahnya kurang

c. Type C (Kawasan yang Kehidupan Masyarakatnya Tertinggal)

1) Kawasan perdesaan yang ketersediaan Sarana dan Prasarana Dasar Wilayahnya

tercukupi

2) Namun Kehidupan Masyarakatnya Rendah

Rumusan Pengelompokan Tipologi yang telah dijabarkan di atas dengan berbagai

kemungkinannya secara lebih jelas dan detail dapat dilihat pada Tabel Rumusan Berbagai

Kemungkinan Tipologi Desa Tertinggal berikut.

Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa: Kelompok Tipe A memiliki 4 varian, yaitu:

1) Tipologi A1, desa yang ketersediaan prasarana dasar wilayahnya rendah, ketersediaan

sarana wilayahnya rendah dan kehidupan masyarakatnya rendah

2) Tipologi A2, desa yang ketersediaan prasarana dasar wilayahnya rendah, ketersediaan

sarana wilayahnya rendah namun kehidupan masyarakatnya cukup

3) Tipologi A3, desa yang ketersediaan prasarana dasar wilayahnya rendah, ketersediaan

sarana wilayahnya cukup namun kehidupan masyarakatnya rendah

Page 10: Desa Tertinggal

4) Tipologi A4, desa yang ketersediaan prasarana dasar wilayahnya rendah, namun

ketersediaan sarana wilayahnya cukup dan kehidupan masyarakatnya cukup

Kelompok Tipe B memiliki 2 varian, yaitu:

1) Tipologi B1, desa yang ketersediaan prasarana dasar wilayahnya cukup, namun

ketersediaan sarana wilayahnya rendahdan kehidupan masyarakatnya rendah

2) Tipologi B2, desa yang ketersediaan prasarana dasar wilayahnya cukup, namun

ketersediaan sarana wilayahnya rendahdan kehidupan masyarakatnya cukup

Kelompok Tipe C memiliki 1 varian, yaitu:

1) Tipologi C1, desa yang ketersediaan prasarana dasar wilayahnya cukup, namun

ketersediaan sarana wilayahnya cukup namun kehidupan masyarakatnya rendah

Referensi

Muhtar, dkk. 2011. Masyarakat Desa Tertinggal: Kebutuhan, Permasalahan, Aset, dan Konsep

Model Pemberdayaannya (Sudi di Daerah Jambu, Engkangin, Sendangmulyo dan

Mlatirejo). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol. 16 No.

01.

Edy Lukman. 2009. Pencapaian Pembangunan Daerah Tertinggal Lima Tahun Terakhir. Jurnal

Sekertariat Negara RI No.13, Agustus 2009.

http://ciptakarya.pu.go.id/dok/hukum/pedoman/panduan_identifikasi_desa_terpecil.pdf

http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=67&Itemid=65&limitstart=1

http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=67&Itemid=65&limitstart=2

http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=67&Itemid=65&limitstart=3

Page 11: Desa Tertinggal

Kesejahteraan sosial adalah mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk

mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik, sedangkan menurut rumusan Undang-

Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan

sosial pasal 2 ayat 1, adalah:

“Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material

maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir dan

batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan

kebutuan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta

masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan

Pancasila”. Salah satu ciri ilmu kesejahteraan sosial adalah upaya pengembangan metodologi

untuk menangani berbagai macam masalah sosial, baik tingkat individu, kelompok, keluarga

maupun masyarakat ( Adi, 1994: 3-5).

Pengertian Kesejahteraan Sosial menurut beberapa Ahli :

1. Arthur Dunham

Kesejahteraan sosial dapat didefenisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada

orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan

keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan

dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian utama

terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas dan kesatuan-kesatuan

penduduk yang lebih luas; pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan

dan pencegahan.

2. Harold L. Wilensky dan Charles N. Lebeaux

Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari usaha-usaha pelayanan

sosial dan lembaga-lembaga sosial, untuk membantu individu-individu dan kelompok dalam

mencapai tingkat hidup serta kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar individu dan relasi-

relasi sosialnya memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan

kemampuankemampuannya serta meningkatkan atau menyempurnakan kesejahteraan sebagai

manusia sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3. Walter A.Friendlander

Page 12: Desa Tertinggal

Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan

sosial dan lembaga-lembaga yang bermaksud untuk membantu individu-individu dan kelompok-

kelompok agar mencapai standar-standar kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta

hubungan-hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka memperkembangkan

segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-

kebutuhan keluarga maupun masyarakat.

4. Perserikatan Bangsa-Bangsa

Kesejahteraan sosial adalah suatu kegiatan yang terorganisir dengan tujuan membantu

penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini

dicapai secara seksama melalui tehnik-tehnik dan metode-metode dengan maksud agar

memungkinkan individuindividu, kelompok-kelompok maupun komunitas-komunitas memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah penyesuian diri mereka terhadap

perubahan pola-pola masyarakat, serta melalui tindakan kerjasama untuk memperbaiki kondisi-

kondisi ekonomi dan sosial. Kesejahteraan sosial sebagai fungsi terorganisir adalah kumpulan

kegiatan yang bermaksud untuk memungkinkan individu-individu, keluarga-keluarga,

kelompok-kelompok dan komunitas-komunitas menanggulangi masalah sosial yang diakibatkan

oleh perubahan kondisi-kondisi. Tetapi disamping itu, secara luas, kecuali bertanggung jawab

terhadap pelayanan-pelayanan khusus, kesejahteraan sosial berfungsi lebih lanjut ke bidang yang

lebih luas di dalam pembangunan sosial suatu negara.

Pada pengertian yang lebih luas, kesejahteran sosial dapat memainkan peranan penting

dalam memberikan sumbangan untuk secara efektif menggali dan menggerakkan sumber-sumber

daya manusia serta sumber-sumber material yang ada disuatu negara agar dapat berhasil

menanggulangi kebutuhan-kebutuhan sosial yang ditimbulkan oleh perubahan, dengan demikian

berperan serta dalam pembinaan bangsa.

5. Alfred J.Khan

Kesejahteraan sosial terdiri dari program-program yang tersedia selain yang tercakup

dalam kriteria pasar untuk menjamin suatu tindakan kebutuhan dasar seperti kesehatan,

pendidikan kesejahteraan, dengan tujuan meningkatkan derajat kehidupan komunal dan

berfungsinya individual, agar dapat mudah menggunakan

Page 13: Desa Tertinggal

pelayanan-pelayanan maupun lembaga-lembaga yang ada pada umumnya serta membantu

mereka yang mengalami kesulitan dan dalam pemenuhan kebutuhan mereka

(Sumarnonugroho,1987:28-35).

Berikut ini adalah indikator BKKBN dalam pentahapan Keluarga Sejahtera:

a. Keluarga Pra Sejahtera (Sangat Miskin)

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang

meliputi:

Indikator Ekonomi

- Makan dua kali atau lebih sehari

- Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya di rumah, bekerja,

sekolah dan bepergian)

- Bagian terluas dari lantai rumah adalah tanah

Indikator Non-ekonomi

- Melaksanakan ibadah

- Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera I (Miskin)

Adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih

indikator meliputi:

Indikator Ekonomi

- Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telor

- Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel

pakaian baru

- Luas lantai rumah kurang 8m2 untuk setiap penghuni

Indikator Non-ekonmomi

- Ibadah teratur

- Sehat tiga bulan terakhir

- Punya penghasilan tetap

- Usia 10-60 dapat baca tulis huruf latin

- Usia 6-15 tahun bersekolah

- Anak lebih dari 2 orang, ber KB.

Page 14: Desa Tertinggal

c. Keluarga Sejahtera II

Adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih

indikator meliputi:

- Memiliki tabungan keluarga

- Makan bersama sambil berkomunikasi

- Mengikuti kegiatan masyarakat

- Rekreasi bersama (6 bulan sekali)

- Meningkatkan pengetahuan agama

- Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah

- Menggunakan sarana transportasi

d. Keluarga Sejahtera III

Sudah dapat memenuhi beberaoa indikator meliputi:

- Memiliki tabungan keluarga

- Makan bersama sambil berkomunikasi

- Mengikuti kegiatan masyarakat

- Rekreasi bersama (6 bulan sekali)

- Meningkatkan pengetahuan agama

- Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah

- Menggunakan sarana transportasi

Belum dapat memenuhi beberapa indikator meliputi:

- Aktif memberikan sumbangan material secara teratur

- Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

e. Keluarga sejahtera IV

Sudah dapat memenuhi beberapa indikator meliputi:

- Aktif memberikan sumbangan material secara teratur

- Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

Page 15: Desa Tertinggal

Referensi

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30967/3/Chapter%20II.pdf

Foto Copy Thesis Cah Sosiologi