Desa Panimbang Jaya

14
Desa Panimbang Jaya yang berada di Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu daerah pesisir yang sebagian besar masyarakatnya hidup sebagai nelayan. Proses- proses yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari masyarakatnya cukup kompleks, khususnya aktivitas masyarakatnya yang sebagian besar adalah sebagai nelayan. Masyarakat nelayan yang tinggal di daerah ini banyak yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Hal itu terlihat dari rumah-rumah yang kurang layak dan masih belum memperhatikan sanitasi atau kebersihan lingkungannya. Modal sosial, khususnya pada masyarakat pesisir merupakan suatu refleksi dari seberapa besar efek modal sosial mempengaruhi interaksi di dalam kehidupan mereka. Semakin besar eksternalitas positif yang ditimbulkan, maka akan semakin baik pula dampak yang akan terjadi. Masyarakat, saat ini sebagian besar banyak yang sudah mulai luntur tingkat kebersamaannya. Interaksi yang terjadi di dalamnya sudah kurang mencerminkan budaya kebersamaan (walaupun tidak semuanya). Dahulu, sering diadakan acara seperti gotong royong, arisan dan sebagainya yang tujuannya adalah mengikat tali silaturahmi. Begitu pula dengan masyarakat pesisir, mungkin masih banyak lagi komponen positif dari modalsosial yang saat ini telah luntur. Masyarakat pesisir yang berada di Panimbang-Banten dapat dijadikan contoh mengenai aktivitas masyarakat dan nelayannya. Umumnya masyarakat pesisir di Indonesia tidak jauh berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya (dipandang dari banyak faktor, seperti pendidikan, sanitasi lingkungan, kapal, alat tangkap yang digunakan dan ebaginya). Aktivitas yang dilakukan oleh masyarakatnya cukup kompleks. Oleh karena itu, penting untuk mencermati berbagai informasi yang mendalam dari kehidupannya khususnya dalam hal interaksi dan aktivitas nelayannya. Hal ini akan diteliti lebih lanjut, karena dengan adanya modal sosial dengan lebih banyak eksternalitas positif, maka secara otomatis bisa disimpulkan masyarakat tersebut sudah mempunyai tingkatan modal sosial yang tinggi, yang nantinya akan menjadi perekat (social glue) yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersamasama. Penyebab terjadinya kemiskinan pada masyarakat nelayan di daerah Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang bersumber pada dua hal pokok yaitu faktor struktural dan kultural. Faktor struktural merupakan kesalahan dari lemahnya fenomena kerja pemerintah terhadap pembangunan di daerah pesisir, khususnya nelayan. Sedangkan faktor kultural menekankan pada posisi budaya atau aspek kebiasaan, kemauan dan semangat yang lemah dari nelayan yang perlu ditingkatkan khususnya aspek-aspek modal sosial masyarakat nelayan Populasi nelayan yang diteliti berada di Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang berjumlah 168 nelayan. Keadaan Geografis Kecamatan Panimbang merupakan kecamatan yang berada di sebelah selatan ibukota Kabupaten Pandeglang dengan jarak ± 70 km, dan luas wilayah ± 9.774.914 Ha yang terdiri dari : 1. Tanah darat : 6.163.914 Ha 2. Sawah : 3.611.000 Ha Adapun batas wilayah Kecamatan Panimbang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Sukaresmi Sebelah Timur : Kecamatan Angsana Sebelah Selatan : Kecamatan Sobang dan Cigeulis Sebelah Barat : Selat Sunda

Transcript of Desa Panimbang Jaya

Page 1: Desa Panimbang Jaya

Desa Panimbang Jaya yang berada di Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu daerah pesisir yang sebagian besar masyarakatnya hidup sebagai nelayan. Proses-proses yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari masyarakatnya cukup kompleks, khususnya aktivitas masyarakatnya yang sebagian besar adalah sebagai nelayan. Masyarakat nelayan yang tinggal di daerah ini banyak yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Hal itu terlihat dari rumah-rumah yang kurang layak dan masih belum memperhatikan sanitasi atau kebersihanlingkungannya.

Modal sosial, khususnya pada masyarakat pesisir merupakan suatu refleksi dari seberapa besar efek modal sosial mempengaruhi interaksi di dalam kehidupan mereka. Semakin besar eksternalitas positif yang ditimbulkan, maka akan semakin baik pula dampak yang akan terjadi. Masyarakat, saat ini sebagian besar banyak yang sudah mulai luntur tingkat kebersamaannya. Interaksi yang terjadi di dalamnya sudah kurang mencerminkan budaya kebersamaan (walaupun tidak semuanya). Dahulu, sering diadakan acara seperti gotong royong, arisan dan sebagainya yang tujuannya adalah mengikat tali silaturahmi. Begitu pula dengan masyarakat pesisir, mungkin masih banyak lagi komponen positif dari modalsosial yang saat ini telah luntur.

Masyarakat pesisir yang berada di Panimbang-Banten dapat dijadikan contoh mengenai aktivitas masyarakat dan nelayannya. Umumnya masyarakat pesisir di Indonesia tidak jauh berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya (dipandang dari banyak faktor, seperti pendidikan, sanitasi lingkungan, kapal, alat tangkap yang digunakan dan ebaginya). Aktivitas yang dilakukan oleh masyarakatnya cukup kompleks. Oleh karena itu, penting untuk mencermati berbagai informasi yang mendalam dari kehidupannya khususnya dalam hal interaksi dan aktivitas nelayannya. Hal ini akan diteliti lebih lanjut, karena dengan adanya modal sosial dengan lebih banyak eksternalitas positif, maka secara otomatis bisa disimpulkan masyarakat tersebut sudah mempunyai tingkatan modal sosial yang tinggi, yang nantinya akan menjadi perekat (social glue) yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersamasama.

Penyebab terjadinya kemiskinan pada masyarakat nelayan di daerah Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang bersumber pada dua hal pokok yaitu faktor struktural dan kultural. Faktor struktural merupakan kesalahan dari lemahnya fenomena kerja pemerintah terhadap pembangunan di daerah pesisir, khususnya nelayan. Sedangkan faktor kultural menekankan pada posisi budaya atau aspek kebiasaan, kemauan dan semangat yang lemah dari nelayan yang perlu ditingkatkan khususnya aspek-aspek modal sosial masyarakat nelayan Populasi nelayan yang diteliti berada di Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang berjumlah 168 nelayan.

Keadaan GeografisKecamatan Panimbang merupakan kecamatan yang berada di sebelah selatan ibukota Kabupaten Pandeglang dengan jarak ± 70 km, dan luas wilayah ± 9.774.914 Ha yang terdiri dari :1. Tanah darat : 6.163.914 Ha2. Sawah : 3.611.000 Ha

Adapun batas wilayah Kecamatan Panimbang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Sukaresmi Sebelah Timur : Kecamatan Angsana Sebelah Selatan : Kecamatan Sobang dan Cigeulis Sebelah Barat : Selat Sunda

Kecamatan Panimbang merupakan daerah rendah dengan hamparan persawahan dan sedikit rawa-rawa yang mulai berubah menjadi lahan perempangan, dengan pantai Selat Sunda yang terbentang sepanjang 27 km merupakan potensi yang berkembang dan terus dikembangkan baik bidang pertanian, perikanan laut, darat dan wisata. Beberapa aliran sungai bermuara di Panimbang yang berfungsi sebagai pembuangan terkadang membawa musibah banjir yang merusak lahan pertanian dan perempangan masyarakat yang tidak jarang memakan kerugian yang cukup besar bagi petani (Kecamatan.

2008).

Kecamatan Panimbang terdiri atas 6 Desa Binaan yaitu Desa Panimbang Jaya, Desa Mekarjaya, Desa Gombong, Desa Mekarsari, Desa Citeureup dan Desa Tanjung jaya. Berdasarkan tabel 7 diatas, luas desa Desa Panimbang Jaya yang menjadi tempat penelitian adalah 1.056.470 Ha. Jadi, Desa Panimbang Jaya berada pada urutan keempat berdasarkan luasnya di Kecamatan Panimbang, setelah Desa Tanjung Jaya, Desa Mekarsari dan Desa Citeureup.

Jumlah Penduduk

Page 2: Desa Panimbang Jaya

Kecamatan Panimbang merupakan Indonesia mini karena di dalamnya terdiri dari berbagai macam suku baik yang berasal dari Pulau Jawa maupun sukusuku dari luar Jawa sehingga dapat memberikan pengaruh baik positif maupun negatif dalam pengembangan Kecamatan Panimbang, karena masing-masing membawa adat dan tradisi yang selanjutnya memadu dalam mewujudkan peningkatan kesejahteraan melalui keahlian di bidangnya masing-masing. Kecamatan Panimbang yang terdiri dari 6 Desa Binaan mempunyai penduduk berdasarkan laporan tingkat desa berjumlah 45.285 jiwa terdiri dari :1. Laki-laki : 23.430 jiwa2. Perempuan : 21.855 jiwa

Berdasarkan tabel di atas, ternyata walaupun luas daerah Desa Panimbang Jaya tidak seluas Desa Tanjung Jaya, Desa Mekarsari dan Desa Citeureup, tetapi Desa Panimbang Jaya ternyata memiliki jumlah penduduk terpadat yaitu dengan 3.001 kepala keluarga (KK), dengan komposisi 6.461 laki-laki dan 6.620 perempuan. Hal tersebut dikarenakan akses yang terjadi di Desa Panimbang Jayalebih baik dari desa-desa lainnya. Akses yang dimaksud adalah tempat berlabuh di Desa Panimbang Jaya yang selalu ramai, bahkan

jumlah nelayan dari luar daerah jauh lebih mendominasi. Banyaknya nelayan yang berlabuh, secara lambat laun berdampak pada bertambahnya jumlah penduduk akibat migrasi. Nelayan yang berasal dari luar daerah yang merasa nyaman akhirnya banyak yang memutuskan untuk tinggal dan menetap di wilayah Desa Panimbang Jaya. Selain akses laut, akses darat di Desa Panimbang Jaya juga lebih baik daripada desa-desa lainnya. Jarak antara Desa Panimbang Jaya ke Kota Serang misalnya, dapat ditempuh sekitar 50 km, lebih dekat daripada desa lainnya.

Mata PencaharianAdapun mata pencaharian penduduk Kecamatan Panimbang sebagian besar di bidang pertanian dan mata pencaharian lainnya adalah sebagai nelayan, buruh/tukang, pedagang, jasa, pegawai, pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, pensiunan dan wiraswasta.

Berdasarkan tabel mata pencaharian penduduk di Kecamatan Panimbang, terlihat bahwa memang sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani, hal ini dikarenakan lahan yang tersedia masih cukup besar dan baik sebagai lahan pertanian. Sedangkan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai peternak dan TNI/POLRI mempunyai jumlah yang paling sedikit. Untuk bidang perikanan dan kelautan, masyarakat yang bekerja sebagai nelayan berjumlah cukup banyak walaupun di Desa Mekarjaya dan Desa Gombong tidak ada atau mungkin sangat sedikit yang bekerja sebagai nelayan.Jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan

terbanyak berada di Desa Citeureup, dengan jumlah 524 nelayan, sedangkan untuk Desa Panimbang Jaya, jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan hanya berjumlah 168 nelayan. Akan tetapi, Desa Panimbang Jaya merupakan tempat berlabuh bagi nelayannelayan dari berbagai daerah, sehingga pusat berkumpulnya nelayan di Kecamatan Panimbang adalah di Desa Panimbang Jaya dimana letaknya berada di muara sungai yang berbatasan dengan Desa Sidamukti.

Agama dan KepercayaanKecamatan Panimbang yang terbagi atas 6 Desa Binaan, sebagian besar penduduknya merupakan pendatang yang berasal dari daerah lain. Khususnya untuk Desa Panimbang Jaya, penduduk yang berdomisili disana sebagaian besar berasal dari daerah Brebes dan Indramayu, yang sudah lama menetap selama puluhan tahun yang kemudian menjadi warga Panimbang. Walaupun daerah Kecamatan Panimbang ini dihuni oleh banyak pendatang tetapi secara mayoritas penduduknya beragama Islam.

Berdasarkan tabel 10, komposisi agama dan kepercayaan masyarakat Kecamatan Panimbang di Desa Binaan hanya terdapat tiga, yaitu Islam, Katolik dan Budha, sedangkan untuk Protestan dan Hindu sama sekali tidak ada. Terlihat bahwa pemeluk agama Kristen Katolik total hanya sebesar 29 orang, sedangkan pemeluk agama Budha hanya 27 orang. Agama Islam yang menjadi mayoritas di Kecamatan Panimbang memiliki jumlah total 45.305 orang.

Page 3: Desa Panimbang Jaya

PendidikanDaerah Kecamatan Panimbang merupakan daerah yang terpencil serta aksesnya terbatas. Hal ini dikarenakan jarak antara tempat tinggal dengan perkotaan cukup jauh dan harus ditempuh dengan jarak puluhan kilometer. Oleh karena itulah, hal ini cukup berdampak kepada pendidikan masyarakatnya yang masih terbatas. Selain itu, faktor warisan pekerjaan yang bersifat turun-menurunmenjadikan masyarakatnya masih belum terlalu mengutamakan pendidikan.

Data tersebut menggambarkan bahwa, Desa Panimbang Jaya secara keseluruhan merupakan desa yang mempunyai jumlah institusi pendidikan terbanyak di Kecamatan Panimbang. Pendidikan di desa tersebut sudah cukup lengkap, dimulai dari tingkat pendidikan terkecil yaitu Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SLA) atau Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Konsentrasi pendidikan di daerah Desa Panimbang Jaya disebabkan karena besarnya jumlah penduduk disana serta aksesnya baik laut dan darat, lebih baik daripada desa-desa lainnya di Kecamatan Panimbang.

Potensi Perikanan

Bidang kelautan memiliki potensi sumberdaya laut yang potensial terdapat di Selat Sunda dan Samudra Hindia serta beraneka ragam jenis ikan dan biota laut yang terkandung di dalamnya sehingga sangat berpeluang untuk usaha perikanan tangkap dan budidaya laut, tetapi potensi ini masih belum dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal dengan mengacu pada pelestarian lingkungan sumberdaya laut (Dinas Kelautan. 2007). Oleh karena itu, peluang yang ada masih cukup besar bagi bidang industri kelautan.

Berdasarkan tabel data produksi budidaya laut dan penangkapan diatas, terlihat bahwa dari tahun 2002 hingga tahun 2006 produksi dari budidaya laut mengalami naik turun. Produksi untuk budidaya laut terbesar terjadi pada tahun 2005, dimana peningkatan yang terjadi cukup drastis yaitu dari 84,8 ton produksinya pada tahun 2004 menjadi 761,3 ton di tahun 2005. Sedangkan produksi budidaya laut terkecil terjadi pada tahun 2003, dimana produksi utama adalah rumput laut, kerapu, lobster dan kerang hijau.

Untuk bidang penangkapan, produksi yang ada juga mengalami naik turun dari data tahun 2002 hingga 2006. Pada tahun 2002, produksi dari penangkapan adalah yang tertinggi dengan total produksi 30.181 ton dengan nilai sebesar Rp11.704.425.000. Sedangkan pada tahun 2003 terjadi penurunan sekitar 6 ribu ton, kemudian di tahun 2004 dan 2005 produksi sedikit meningkat. Tetapi, pada tahun 2006 terjadi kemerosotan produksi penangkapan yang cukup drastis, dengantotal produksi hanya 12.399 ton.

Karakteristik Modal Sosial Nelayan

Modal sosial masyarakat Desa Panimbang Jaya, khususnya masyarakat yang bekerja sebagai nelayan mempunyai keunikan tersendiri. Berbeda dengan masyarakat petani yang modal utamanya adalah sawah mereka, modal utama nelayan adalah kapal/perahu yang digunakan sebagai alat utama untuk menangkap ikan. Sedangkan nelayan-nelayan yang tidak mempunyai modal maka akan menjadi nelayan buruh, dimana mereka akan sangat tergantung terhadap perahu/ kapal lainnya

Nelayan dengan kehidupan uniknya, dimulai dari kerja mereka yang sangat tergantung musim, pendapatan yang tidak menentu, kehidupan bertarung melawan alam yang keras, pendidikan yang banyak terabaikan, kebiasaan sulit untuk mengatur keuangan dan sebagainya tentu akan didapati mengenai seberapa besar tingkat modal sosial yang mereka miliki, serta akan didapat kelebihan sertakekurangan mereka.

Page 4: Desa Panimbang Jaya

Panimbang, Sentra Budi Daya Kerang Hijau Masa Depan

Pandeglang-Sentra budi daya kerang hijau di Provinsi Banten terletak di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Jika selama ini produksi kerang hijau berasal dari DKI Jakarta, maka untuk masa depan pusat pembudidayaan kerang hijau akan direlokasi ke daerah ini.

Kepastiannya belum jelas, namun persiapan ke arah itu telah dilakukan oleh provinsi tersebut.

Menurut Ubaidillah AS, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten, pembicaraan antara gubernur Banten dan DKI Jakarta sudah

dilakukan namun baru secara informal. Alasan mengapa sentra pembudidayaan kerang hijau di Teluk Jakarta akan digeser ke Banten, sebab air laut di teluk tersebut sudah tercemar. Sedangkan di Panimbang, menurut penelitian DKP Banten, perairannya cocok dan belum tercemar sama sekali.

“Kami sudah melakukan ujicoba di sana dan hasilnya cukup memuaskan. Ketika itu beberapa BUMN kita undang dan tertarik untuk memberi bantuan bagi pengembangan budidaya kerang hijau di Banten,” ujar Ubaidillah di sela acara kunjungan wartawan Jakarta, pekan lalu di Serang.

Diuraikannya, PT Telkom dan Bank Jabar telah membuktikan kepedulian dengan memberi permodalan bagi nelayan yang tertarik. Budidaya kerang hijau, me-nurut Ubaidillah, baru kali ini dilakukan di Banten. Walau demikian, ujicoba yang belum lama dilakukan ternyata sukses sehingga bantuan modal datang dengan sen-dirinya. Dari PT Telkom, pihaknya mendapat pinjaman sebesar Rp 100 juta sebagai kredit UKM dengan bunga 3 persen per tahun yang langsung disalurkan kepada masyarakat.

Saat ini menurut TB Sudrajat, staf DKP di Pandeglang, di perairan Panimbang terdapat 173 bagan (tempat budidaya kerang hijau), 30 bagan sedang dalam persiapan. Saat ini masyarakat sedang menunggu panen raya kerang hijau yang jatuh sekitar Oktober – November. Saat itu usia kerang hijau sudah mencapai 6 bulan dan siap panen. “Bagi Banten, saat itu peristiwa penting karena panen besar pertama yang sudah bisa dihitung berapa banyak perputaran uang yang terjadi di sini,” ujarnya.

Wasad (50), pembudidaya kerang hijau, adalah salah seorang yang bakal menjadi jutawan baru. Sebab pemilik 50 bagan itu sudah bisa menghitung berapa penghasilannya nanti. Diuraikannya, untuk membangun bagan diperlukan biaya Rp 6 juta. Modal ini lumayan berat jika dipikul sendiri oleh masyarakat. Oleh karenanya, sebagai ketua kelompok, pihaknya merasa bersyukur mendapat bantuan dari berbagai pihak.

Pinjaman tersebut setiap sesudah panen (6 bulansekali) selama 3 tahun. Wasad yakin, panen mendatang akan memberi hasil memuaskan. Bukan cuma dirinya yang mencicipi, tapi semua anggota kelompoknya.

Dari satu bagan dalam 6 bulan bisa menghasilkan 15 ton kerang hijau dengan harga jual per kilogram Rp 600 - Rp 1000. Maka setiap anggota yang memiliki minimal 1 bagan bakal menerima Rp 9 juta – Rp 15 juta.

“Biaya operasional dan perawatan bagan tidak terlalu besar sehingga keuntungan yang lumayan masih bisa didapat,” jelas Wasad.

Perkembangan budidaya kerang hijau di kawasan ini termasuk cepat pertumbuhannya. Hanya dalam dua tahun jumlahnya hampir mencapai 200 bagan. Diakuinya, percepatan ini dipicu juga oleh pengalaman Wasad sebelumnya yang pernah menjadi pembudidaya kerang hijau pada tahun 2003 di Kamal, Tangerang. Ditambah lagi dengan peran Dinas Kelautan dan Perikanan setempat yang membantu memperlicin kedatangan bantuan dana dari berbagai pihak.

Di Panimbang, menurut Ubaidillah, di kawasan ini mampu menampung sampai 5.000 bagan. Kerang hijau adalah salah satu masa depan Banten yang menjanjikan. Rencana relokasi petani kerang hijau dari DKI Jakarta ke Banten, ditanggapi dengan hati-hati. Sebab jika itu terlaksana, pihaknya hanya mengizinkan aliran modal saja, sementara yang

Page 5: Desa Panimbang Jaya

mengerjakan masyarakat lokal. Atau, pihaknya mengizinkan dengan syarat komposisi antara masyarakat lokal dengan pendatang adalah 80:20.

Ditambahkannya, kerang hijau dari Banten akan diekspor ke mancanegara. Ubaidillah yakin negara pengimpor akan meloloskan karena produksi kerang hijau dari wilayahnya bebas pencemaran. Ini berbeda dengan kerang yang berasal dari Teluk Jakarta. “Kami tidak takut bersaing dengan daerah lain, sebab negara pembeli sebelumnya sudah survei. Nanti di dalam setiap kemasan dicantumkan label bebas pencemaran,” tuturnya bangga.n

Sumber :http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/2005/0820/ukm1.html

Petani Kecamatan Panimbang Mulai Panen

Sejumlah petani di wilayah Pandeglang bagian selatan seperti Kecamatan Panimbang mulai memanen padi pada pertengahan Bulan Maret.

Kepala Seksi Perlindungan Tanaman (Perlintan) Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang, Muhtar kepada Banten Pos, Kamis (15/3) mengatakan, saat ini petani yang di Pandeglang bagian  selatan sudah menikmati hasil tanaman padinya.

Bahkan kata dia, sebgain petani sudah melakukan persiapan penanaman padi kembali, sepekan setelah masa panen. Sebagian petani itu terang dia, pada pekan ketiga sebelum panen sudah melakukan penyemaian padi. Muhtar juga mengatakan, untuk hasil panen kali ini cukup memuaskan.

“Rata-rata per hektar para petani menghasilkan 5 atau 5,3 ton beras. Dari hasil tersebut, diperkirakan suplus beras terjadi di Pandeglang. Awal masa tanam 2012 saja sudah hasil panen sudah meningkat 4 persen dari biasanya yang hanya 3,5 persen,” tandasnya.

Muslih, seorang petani di Kecamatan Pagelaran mengaku, untuk musim panen tahun ini dirinya menghasilkan padi yang menguntungkan. Hal itu lantaran tidak ada padi yang terserang penyakit hama atau penyakit.

“Mumpung cuaca lagi bagus, makanya dua hari setelah panen kami langsung membajak sawah lagi, agar seminggu setelah panen bisa langsung ditanamani bibit padi lagi,”

Ribuan Rumah di Pandeglang Terendam Banjir

PANDEGLANG--MICOM: Ribuan rumah di empat kecamatan di Kabupten Pandeglang, Banten, terendam banjir, Sabtu (14/1). Rumah yang terendam setinggi 30 sentimeter hingga 1,5 meter itu tersebar di Kecamatan Munjul, Sobang, Panimbang, dan Cigeulis.

Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut. Kondisi diperparah oleh meluapnya Sungai Ciliman dan Cilemer yang melintas di empat kecamatan.

Camat Munjul Madroto mengatakan hujan yang turun terus menerus selama sepekan terakhir membuat sungai Ciliman dan Cilemer meluap. Warga yang rumahnya terendam banjir untuk sementara mengungsi ke

rumah tetangga yang tidak terkena banjir.

Namun para korban banjir belum mendapat bantuan karena pihak kecamatan baru melaporkan bencana itu ke Dinas Sosial dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pandeglang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang. "Bantuan belum ada karena baru dilaporkan ke pihak terkait," ujar Madroto.

Page 6: Desa Panimbang Jaya

Dari data di Kecamatan Munjul rumah yang terendam di wilayah itu tersebar di Kampung Ciamis, Desa Sukarasa sebanyak 173; Kampaung Sudimara, Desa Curuglanglang 52; Kampung Curuglanglang 32; dan di Kampung Cinangsi jumlah yang terkena banjir sebanyak 25 rumah.

Sementara itu, di Desa Kotadukuh sebanyak 110 rumah, di Desa Cibitung tecatat 505 rumah terendam. Selain itu, banjir juga menenggelamkan sawah seluas 1.251 hektare. (WB/OL-01)

Semangka Panimbang

Salah satu lokasi yang banyak kebun semangka adalah di kecamatan Panimbang, Pandeglang, banten. Saat menjelang musim kemarau banyak petani yang menekuni usaha ini. Salah seorang petani yang menanam semangka disini adalah Jaenal. Dia dengan kelompok pemuda produktif menjalankan usaha tani ini secara turun temurun, namun beberapa tahun kebelakanh lebih konsentrasi menanam semangka.

Tempat ini tepatnya di kampong Tujuh Desa Cigombong. Dari kota pandeglang dapat dicapai dengan kendaraan bermotor selama dua jam perjalanan. Begitu memasuki wilayah ini, suasana pedesaan sangat terasa dengan pemandangan hamparan sawah.

Mengapa di daerah pesisir ini banyak yang menanam semangka? Karena menanam semangka cocok di dataran rendah, terutama yang berkapur, mengandung banyak bahan organic, dan beriklim kering. Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari maksimum, meskipun tidak menyukai banyak hujan, namun dalam perawatannya

tanaman semangka memerlukan penyiraman yang intensif.

Banjir Labuan, Panimbang   Siaga

Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu mengakibatkan padamnya beberapa wilayah, sehubungan curah hujan yang terus menerus mengguyur daerah Labuan dan sekitarnya, terutama daerah pesisir pantai seperti Labuan.

Banjir yang menggenangi ribuan warga ini diakibatkan sungai Cipunten Agung yang melintasi pemukiman warga meluap. Selain itu, saat kejadian juga kondisi air laut sedang pasang. Akibat sungai Cipunten Agung yang tidak mampu menampung air yang berasal dari hilir, kemudian meluap ke pemukiman warga.

Dalam hal ini kami Yantek Labuan dan Panimbang siap siaga dalam hal penanganan nya, yaitu membantu masyarakat, terutama dari sisi pengamanan tegangan listrik.

Page 7: Desa Panimbang Jaya

50 Persen Pantai Panimbang Terkena Abrasi

Pandeglang (ANTARA News) - Sebanyak 50 persen pantai yang ada di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, rusak akibat terkena abrasi.

"Di Kecamatan Panimbang terdapat 40 kilometer pantai, dan 20 kilometer atau 50 persen di antaranya mengalami kerusakan akibat abarasi," kata Camat Panimbang Anwari Husnira ketika dikonfirmasi ANTARA News di Pandeglang, Selasa.

Panimbang, merupakan salah satu kecamatan dari 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang memiliki kawasan pantai terluas, dan potensial menjadi objek wisata kalau dipelihara dan dikelola secara baik.

Di kecamatan itu, juga terdapat Pantai Tanjung Lesung, yang merupakan objek wisata andalan Kabupaten Pandeglang dan banyak didatangi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

"Kita memiliki pantai sangat panjang, namun sayang sebagian mengalami kerusakan akibat abrasi. Kami butuh bantuan semua pihak untuk `memperbaiki` pantai ini," ujarnya.

Anwari juga menjelaskan, abrasi pantai di Panimbang sudah berada pada tahap memprihatinkan, dan kerusakan yang ditimbulkan sangat parah.

Ia juga menjelaskan, Pulau Liwungan yang jeraknya sekitar lima kilometer dari Pantai Panimbang, sebelumnya menyatu dengan daratan.

"Tahun 1970-an, Pulau Liwungan itu tidak ada, tapi karena abrasi yang begitu parah dan menimbulkan kerusakan pantai, sampai terbentuk pulau itu," ujarnya.

Pada awal terbentuk, kata dia, luas Pulau Liwungan mencapai 26 hektar, namun kini hanya tersisa 16 hektare, sisanya 10 hektare sudah habis karena abrasi.

Editor: Ella Syafputri

PANTAI DI PESISIR PANIMBANG

Page 8: Desa Panimbang Jaya

Pesisir pantai Panimbang, ditengahnya terdapat pulau haliwungeun

Bagang, untuk menangkap ikan

Suasana di pesisir panimbang, pantai cinta

PEMANDANGAN DI PESISIR PANIMBANG

Kantor Kecamatan Panimbang

Page 9: Desa Panimbang Jaya

Pasar Ikan Panimbang

Daerah Muara Panimbang, Kapal di jam istirahat

Page 10: Desa Panimbang Jaya

Nelayan Panimbang, saling gotong royong

Suasana sore hari di Panimbang Suasana sore hari di Pasar Panimbang

Usaha Budidaya ikan lele di Panimbang, sebagai salah satu UKM di Panimbang

Page 11: Desa Panimbang Jaya

Tempat pelelangan ikan (TIP) panimbang, dekat dermaga kapal, serta toko yang menjual ikan asin.

Pedagang yang menjajakan hasil tangka[pan perikanan, seperti kerang darah, kepiting, cumi, ikan laut, ikan asin khas pesisir panimbang. dan lainnya.

Kerang darah. Cumi-cumi Kepiting