Dermatitis Seboroik - Dev

download Dermatitis Seboroik - Dev

of 30

description

Dermatitis SeboroikPenyakit kulit berminyak

Transcript of Dermatitis Seboroik - Dev

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dermatitis seboroik atau Seborrheic eczema adalah penyakit kulit dengan keradangan superfisial kronis yang mengalai remisi dan eksaserbasi dengan area seboroik sebagai tempat predileksi.Dermatitis seboroik menyerang bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan, pada masa pubertas dan kebanyakan antara 20-50 tahun atau lebih tua. Insidensinya antara 2% - 5% dari populasi. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.Penyebab pasti dermatitis seboroik pada bayi belum diketahui, walaupun banyak faktor dianggap berperan, termasuk faktor hormonal, genetik dan lingkungan. Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Glandula sebasea tersebut aktif pada bayi baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 912 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti. Meskipun kematangan kelenjar sebasea rupanya merupakan faktor timbulnya dermatitis seboroik, tetapi tidak ada hubungan langsung secara kuantitatif antara keaktifan kelenjar tersebut dengan suseptibilitas untuk memperoleh dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala. Kelainan tersebut disebut pitiriasis sika (ketombe, dandruff). Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis stetoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga postaurikular, dan leher.Kasus-kasus yang telah mempunyai faktor konstitusi agak sukar disembuhkan, meskipun penyakitnya dapat dikontrol. Faktor predisposisi hendaknya diperhatikan, misalnya stres emosional dan kurang tidur. Mengenai diet, dianjurkan diet rendah lemak. Terapi faramakologis meliputi preparat anti fungi untuk menurunkan kolonisasi yeast yang bersifat lipofilik dan juga preparat anti inflamasi.1.2 Tujuan

Untuk mengerti dan memahami tentang penyakit Dermatitis Seboroik beserta penatalaksanaanya.BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 DEFINISI Dermatitis seboroik (DS) atau Seborrheic eczema adalah penyakit kulit dengan keradangan superfisial kronis yang mengalai remisi dan eksaserbasi dengan area seboroik sebagai tempat predileksi. Area seboroik adalah bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea yaitu: daerah kepala (kulit kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah (alis mata, kelopak mata, gglabella, lipatan nasolabial, dagu), badan bagian atas (daerah presternum, daerah interskapula, areolla mamae) dan daerah lipatan (ketiak, lipatan di bawah mamae, umbilicus, lipatan paha, daerah anogenital, dan lipatan pahat).Dermatitis seboroik infantil merupakan erupsi eritematosa, berskuama atau krusta, utamanya pada area seboroik (area yang mengandung banyak kelenjar sebasea). Pada bayi biasanya muncul usia 3-14 minggu, membaik kembali secara spontan usia 8-12 bulan.2.2 EPIDEMIOLOGI Dermatitis seboroik menyerang bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan, pada masa pubertas dan kebanyakan antara 20-50 tahun atau lebih tua. Insidensinya antara 2% - 5% dari populasi. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Dermatitis seboroik sering terjadi pada masa kanak-kanak, berdasarkan pada suatu survey pada 1.116 anakanak, dari perbandingan usia dan jenis kelamin, didapatkan prevalensi Dermatitis seboroik menyerang 10% anak lakilaki dan 9,5% pada anak perempuan. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidennya mencapai puncak pada umur 1840 tahun, kadang pada umur tua.

Prevalensi tertinggi pada anak usia tiga bulan, semakin bertambah umur anaknya prevalensinya semakin berkurang. Prevalensi semakin berkurang pada setahun berikutnya dan sedikit menurun apabila umur lebih dari 4 tahun. Kebanyakan pasien (72%) terserang minimal atau dermatitis seboroik ringan. Ketombe yang merupakan bentuk ringan dari dermatitis ini lebih umum dan mengenai 15 - 20% populasi.2.3 ETIOLOGI Penyebab pasti Dermatitis seboroik pada bayi belum diketahui, walaupun banyak faktor dianggap berperan, termasuk faktor hormonal, genetik dan lingkungan. Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Selain itu, Dermatitis seboroik juga dapat dipengaruhi faktor predisposisi. Beberapa diantaranya yaitu:

a. Aktivitas kelenjar sebaseaKelenjar sebasea terbentuk pada minggu ke 13 sampai minggu ke 16 dari kehamilan. Kelenjar sebasea menempel pada folikel rambut, mensekresikan sebum ke kanal folikel dan ke permukaan kulit. Kelenjar sebasea berhubungan denga folikel rambut di seluruh tubuh, hanya pada telapak tangan dan telpak kaki yang tidak memiliki folikel rambut dimana kelenjar sebasea tidak ada. Kelenjar sebasea yang trerbesar dan paling padat terletak di wajah dan kulit kepala. Rambut yang berhubungan dengan kelenjar sebasea yang ukurannya besar, seringkali memiliki ukuran yang kecil. Terkadang pada daerah tersebut, tidaka disebut dengan folike rambut namun disebut dengan folikel sebasea.

Kelanjar sebasea mensekresikan lipid dengan cara mengalami proses disintegrasi sel, sebuah proses yang dikenal dengan holokrin. Aktivitas metabolit sel dalam kelenjar sebasea bergantung status differensiasi. Sel bagian luar terdiri atas sel membrane sel, ukuran kecil, berinti dan tidak mengandung lipid. Lapisan ini mengandung sel yang terus membelah mengisi kelenjar sebagai sel yang dilepaskan pada proses eksresi lipid. Selama sel ini bergerak ke bagian tengah kelenjar, sel mulai menghasilkan lipid dan membesar mengandung banyak lipid sehingga inti dan struktur lain hancur. Sel ini mendekati duktus sebasea, sehingga sel akan mengalami desintegrasi dan melepaskan isi. Sebum adalah cairan kuning yang terdiri dari trigliserid, asam lemak, wax ester, kolestreol dan squalene. Saat disekresi komposisi sebum terdiri dari trigliserid dan ester yang dipecah menjadi digliseid, monogliserid dan adam lemak bebas oleh mikroba komensal kuilit dan enzim lipase. Sebum manusia menggandung asam lemak jenuh dan tak jenuh, dengan kandungan asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi. Belum diketahui secara patsi apa fungsi sebum, namun diduga sebum mengurangi kehilangan air dari permukaan kulit sehingga kulit tetap halus danlembut,Sebum juga mempunyai efek ringan bakterisidal dan fungistatik, hormone androgen khusunya dihidrotestoteron menstimulasi aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea manusia mengandung 5reductase, 2dan 17hydroxysteroid dehydrogenase yang merubah androgen yang lebih lemah menjadi dihydrotestosteron yang akan mengikatkan dirinya pada reseptor spesifik di kelnjar sebasea kemudian meningkatkan sekresinya.

Kelenjar sebasea mempunyai reseptor dehidroepiandrosteron sulfas (DHEAS) yang juga berperan dalam aktivitas kelenjar sebasea. level DHEAS tinggi pada bayi baru lahir, rendah pada anak usia 2-4 tahun dan mulai tinggi saar eksresi sebum mulai meningkat.

Dermatitis seboroik dijumpai pada bayi dan pada usia pubertas. Pada bayi dijumpai hormon transplasenta meninggi beberapa bulan setelah lahir dan penyakitnya akan membaik bila kadar hormon ini menurun. Hormon yang menstimulasi adalah hormon androgen dari ibu.Seborrhea merupakan faktor predisposisi dermatitis seboroik, namun tidak selalu didapatkan peningkatan produksi sebum pada smeua pasien. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada kulit dengan kelenjar sebase aktif dan berhubungan dengan produksi sebum.b. Jamur Pityrosporum ovale Penelitian menunjukkan bahwa Pityrosporum ovale (Malassezia ovale), jamur lipofilik, banyak jumlahnya pada penderita dermatitis seboroik. Pityrosporum ovale merupakan flora normal pada kulit orang dewasa, namun jarang pada anak-anak. Pada anak yang mengalami dermatitis seboroik, Pityrosporum ovale jumlahnya meningkat pada beberapa bagian tubuh. Jamur ini bersifat komensal pada bagian tubuh yang banyak lipid. Lipid sebasea tidak dapat berdiri sendiri karena mereka saling berkaitan dalam menyebabkan dermatitis seboroik.c. Kerentanan individu

Kerentanan individu berhubungan dengan respon pejamu abnormal. Kerentanan ini disebabkan berbedanya kemampuan sawar kulit untuk mencegah aam lemak untuk penetrasi. Asam oleat yang merupakan komponen utama dari asam lemak sebum manusia dapat menstimulasi deskuamasi mirip dandruff. Penetrasi bahan daris ekresi kelenjar sebasea pada stratum korneum akan menurunkan fungsi sawar kulit, dan akan meneybabkan inflamasi serta skuama pada kulit kepala. Hasil metabolit ini dapat enembus stratum korneum karena berat molekulnya yang cukup rendah (