Derita Korban Sinabung Berlipat filemalu yang mengerikan: radar pengatur lalu lintas pesawat tidak...

1
KEBOBROKAN Bandara Soekarno-Hatta terkuak satu demi satu. Belum sebulan berselang sejak listrik mati yang me- ngacaukan seluruh jadwal penerbangan, bandara yang me- nyandang predikat internasional itu membuat malu lagi. Inilah malu yang mengerikan: radar pengatur lalu lintas pesawat tidak berfungsi pada Minggu (29/8). Adalah benar bahwa radar tidak berfungsi cuma selama 30 menit. Namun, gangguan itu tidak bisa dipandang sebelah mata karena menyangkut keselamatan penerbangan. Kegagalan fungsi radar itu justru terjadi saat frekuensi pener- bangan sedang tinggi. Tiba-tiba saja radar utama mati sehingga sembilan pesawat terpaksa berputar-putar di udara. Setiap pesawat rata-rata tertahan di udara 5-10 menit. Tidak hanya itu, sekitar 15 pesawat tertunda lepas landas. Radar yang sudah beru- sia 15 tahun itu bukan per- tama kali ini rusak. Tahun-tahun sebelumnya juga mengalami kerusakan. Setiap kali ada kerusakan selalu muncul keinginan menggantikan dengan ra- dar baru. Namun, setelah itu, keinginan tersebut hi- lang ditelan bunyi gemu- ruh suara mesin pesawat. Lebih ironis lagi, setiap kebobrokan mencuat, saban kali itu pula Kementerian Per- hubungan mengancam untuk menegur PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara. Tapi siapa pun tahu, ancaman saja tidak cukup, harus ada tindakan nyata yang hasilnya bisa dirasakan. Begitu pula Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang tiba-tiba berniat membahas opsi pengelolaan Bandara Soekar- no-Hatta dengan menggandeng pihak asing. Itu berarti pe- merintah angkat tangan membenahi bandara. Bayangkan jika setiap ada persoalan langsung menawarkannya kepada asing untuk menyelesaikannya. Jangan-jangan negara ini, yang juga banyak persoalan, pun ditawarkan kepada asing. Tragedi radar itu memperlihatkan tabiat buruk pengelola bandara dalam merawat seluruh infrastruktur yang ada. Mestinya secara periodik dilakukan audit menyeluruh ter- hadap semua sistem keamanan, keselamatan, dan pelayanan penerbangan. Tanpa harus repot-repot menunggu hasil audit, jujur harus dikatakan bahwa pengelola Bandara Soekarno-Hatta tidak profesional. Sikap tidak profesional itu semakin tampak bila melihat calo dan preman masih bebas berkeliaran. Bila pengelolaan bandara bertaraf internasional saja tidak becus, bisa dibayangkan bagaimana bandara tingkat kabu- paten? Karut-marut pengelolaan bandara yang menahun itu mencerminkan kebiasaan memelihara persoalan sekaligus memperlihatkan rendahnya penghormatan atas martabat manusia. Sikap itu pula yang bisa dilihat dari bagaimana am- buradulnya pengelolaan fasilitas angkutan umum di negeri ini. Manusia hanya dianggap sebagai benda sehingga boleh berjejal-jejal dalam angkutan umum. Seandainya bisa bicara, mungkin bapak proklamasi Soekarno dan Hatta malu karena nama mereka dipakai untuk bandara yang pengelolaannya amburadul. PENELITIAN di London mengidentifikasi faktor genetik menyebabkan munculnya migrain. Menurut peneliti, hal itu mem- buka jalan untuk menemukan pengobatan baru guna mence- gah serangan migrain. Penelitian tersebut dilaku- kan dengan memeriksa data genetika dari 50 ribu orang Fin- landia, Jerman, dan Belanda. Para ahli menemukan pasien dengan varian DNA tertentu akan memengaruhi regulasi suatu bahan kimia tertentu ke otak. Pasien-pasien tersebut memiliki risiko lebih besar terserang migrain. Ha- sil penelitian menunjukkan penumpukan zat kimia yang disebut glutamat berperan dalam mekanisme migrain. “Ini pertama kalinya kami mampu menyelisik genom ribuan orang dan menemukan petunjuk genetika untuk memahami migrain,” ujar pemimpin penelitian, Aarno Palotie, yang juga ketua konsorsium genetika sakit kepala internasional di Well- come Trust Sanger Institute, Britania. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature itu membuka jalan studi selanjutnya untuk melihat secara mendalam pada biologi penyakit, varian DNA, efek pada gen, guna mengetahui lebih lanjut bagaimana migrain terjadi. (Reuters/*/X-5) JADWAL IMSAKIAH 1 SEPTEMBER JAKARTA & SEKITARNYA Imsak Subuh Zuhur Asar Magrib Isya 04.27 04.37 11.55 15.13 17.55 19.04 Bandara tanpa Radar PATA AREADI EDITORIAL MEDIAINDONESIA.COM JUJUR BERSUARA RABU, 1 SEPTEMBER 2010 | NO.10784 | TAHUN XLI | 32 HALAMAN Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com PAUSE Jangan-jangan negara ini, yang juga banyak persoalan, pun ditawarkan kepada asing.” Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Forlan Unjuk Ketajaman Di usianya yang semakin tua, Forlan menunjukkan stabilitasnya sebagai ujung tombak produktif. Olahraga, Hlm 23 AP Faktor Genetik Penyebab Migrain lega. Kondisi jalan relatif baik. Tetapi, Anda harus tetap hati-hati ketika masuk Yogyakarta melewati jalur selatan (Temon, Kulonprogo) dan jalur Tempel, Sleman, yang merupakan jalan penghubung jalur utara dan selatan melalui Magelang. Kedua jalur tersebut rawan kecelakaan. Di Temon kerawanan dise- Be kera, Kecamatan Naman Teran tanaman terancam puso akibat tertutup belerang dan debu vulkanik dari semburan Gunung Sinabung. Sejak meletusnya Sinabung, perwakilan pemerintah pusat yang berkunjung baru Menko Kesra Agung Laksono, Ketua DPD Irman Gusman, dan ang- gota DPD Sumut Parlindungan Purba. Hingga kemarin, Presi- den Susilo Bambang Yudho- yono belum kunjung datang. Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha menyatakan Presiden sudah mengirimkan bantuan dari kantong pribadi. (Rrn/Rin/Ant/*/X-9) [email protected] Nestapa pengungsi Sinabung terus bertambah. Sebanyak 5.284 pengungsi jatuh sakit. Yennizar Lubis E MPAT hari seusai le- tusan pertama Gunung Sinabung, kemarin, kondisi pengungsi semakin mengenaskan. Data terakhir yang tercatat di Posko Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tanah Karo, Sumut, menyebutkan sudah 5.284 pengungsi menderita sakit. Dari jumlah itu, 549 orang menderita infeksi saluran perna- pasan atas (ISPA), 1.058 mende- rita kecemasan, 563 iritasi mata, 379 terkena iritasi lambung, dan 18 orang hipertensi. Kondisi di pengungsian pun memprihatinkan akibat bu- ruknya sarana sanitasi di posko pengungsian. Di Jambur Lige, Kecamatan Kabanjahe, mi- salnya, fasilitas sanitasi yang hanya berjumlah empat buah pun tersumbat. “Di sini ada le- bih dari 2.500 orang, tapi kamar mandinya hanya empat buah. Jadi, saluran pembuangan pun sering tersumbat,” kata seorang pengungsi Erni Sitepu kepada Media Indonesia, kemarin. Dirjen Pengendalian Penya- kit dan Penyehatan Lingku- ngan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Adhitama me- ngatakan pengungsi Sinabung Divonis 4 Tahun, Anggodo Banding ANGGODO Widjojo akhirnya divonis empat tahun penjara dan denda Rp150 juta dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, ke- marin. Hukuman tersebut lebih rendah dua tahun daripada tuntutan jaksa penuntut umum, yakni enam tahun penjara, denda Rp200 juta, dan subsider enam bulan penjara. Majelis hakim yang diketuai Tjokorda Rae Suamba memu- tuskan adik Anggoro Widjojo itu hanya terbukti melakukan permufakatan jahat bersama Ari Muladi dan Eddy Sumar- sono untuk menyuap pimpinan dan penyidik KPK dengan uang total Rp5 miliar. Tujuan suap itu untuk meng- hentikan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap tersangka korupsi Anggoro, pemilik PT Masaro Radiokom, rekanan Departe- men Kehutanan dalam proyek pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT). Namun, majelis hakim menyatakan Anggodo tidak terbukti me- lakukan upaya merintangi penyidikan kasus suap peng- adaan SKRT. Ketika menanggapi vonis itu, Anggodo melalui tim pe- nasihat hukumnya mengaju- kan banding. “Karena tidak terjadi mukjizat, kami banding, Yang Mulia. Tadinya kami kira, (Anggodo) bebas,” ujar penga- cara Anggodo, OC Kaligis. Alasan lain yang dikemuka- kan Kaligis adalah status Ari Muladi dan Edy Sumarsono yang tidak jelas. “Peranan Ang- godo, Ari, dan Edy cukup jelas. Cuma sampai sekarang saya yakin bahwa Ari dan Edy tidak akan dijadikan tersangka. Ka- renanya, kami akan banding.” Namun, tampaknya Ang- godo dan kuasa hukumnya gembira karena terdakwa di- nyatakan tidak terbukti me- lakukan kriminalisasi KPK. Karena itu, setelah sidang se- lesai, mereka merayakan ‘ke- menangan’ itu dengan berfoto bersama di ruang sidang. Pada pihak lain, jaksa menya- takan pihaknya masih memper- timbangkan putusan majelis hakim tersebut. Saat mengomentari vonis Anggodo itu, anggota Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsud- din mengatakan semua pihak yang terkait dalam kasus itu harus diproses secara hukum. “Ada oknum penegak hukum lain yang diduga terlibat,” ungkap Didi yang juga Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Maa Hukum Par- tai Demokrat. (EP/Mar/X-5) Kinayan, Kecamatan Payung, dilaporkan terbengkalai. Petani khawatir buah kopi yang siap panen sebulan lagi itu akan hancur membusuk. Di Desa Derita Korban Sinabung Berlipat BERPOSE: Anggodo Widjojo berpose bersama para pengacaranya di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta, seusai divonis empat tahun penjara dan denda Rp150 juta, kemarin. Jalur Tengkorak di Selatan Pulau Jawa PENGANTAR: ANDA yang biasa mudik melalui jalur pantura Pulau Jawa boleh juga mencoba jalur selatan via Nagreg, Bandung, Jabar. Namun, harap hati-hati karena ada sejumlah titik yang disebut jalur tengkorak. Berikut laporan Tim Ekspedisi Ramadan 2010. 16 16 16 16 16 EKSPEDISI EKSPEDISI EKSPEDISI EKSPEDISI EKSPEDISI MEMASUKI wilayah Yog- yakarta Anda boleh sedikit Kondisi jalan bergelombang, retak, ataupun ambles di ba- nyak tempat. “Kita sedang berupaya memperbaiki jalan dengan cara ditambal untuk keperluan mudik tahun ini,” kata Pelaksana Lapangan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, wilayah Sragen, Wawan. Selepas Sragen dan memasu- ki Ngawi, Jawa Timur, jalan sudah mulai halus. Tetapi, kon- disi jalan halus dan berliku itu tidak berarti aman dan nyaman Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui mediaindonesia.com atau e-mail: [email protected] babkan jalan yang lebar dan lurus membuat banyak kenda- raan mengebut dan cenderung ugal-ugalan. Di Tempel, kera- wanan terjadi karena pengguna jalan sering memutar untuk menyeberang jalan. Titik kerawanan juga ada di pintu keluar Yogyakarta, tepatnya di Prambanan. Kon- disi jalan yang cukup baik itu hanya sampai di Kota Solo. Ke- nyamanan itu akan terganggu ketika memasuki jalan raya Palur-Sragen, Jawa Tengah. membutuhkan tambahan masker untuk mencegah ter- jangkitnya ISPA. Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia dr Sarbini Abdul Murad mengatakan, se- lain masker, pengungsi memer- lukan selimut, jaket, sembako, dan obat-obatan untuk ISPA. Di sisi lain, sekitar 1.000 hek- tare kebun kopi di Desa Guru untuk pemudik. Mulai Man- tingan, jalannya berliku dan sedikit sekali rambu lalu lintas dan penerangan jalan. Di sepanjang jalur itu sering kali terjadi kecelakaan maut. Warga setempat pun menye- butnya sebagai jalur tengkorak. Dinas perhubungan setempat sudah mengupayakan pema- sangan rambu lalu lintas sejak 2006, tetapi selalu hilang dicuri. Tidak kurang dari 20 rambu lalu lintas di jalur tengkorak hilang. (Sulistiono/X-6) RUSAK: Tomat yang siap dipanen rusak akibat semburan debu vulkanik Gunung Sinabung di Sukanalu, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, kemarin. MI/ROMMY PUJIANTO MI/PANCA SYURKANI TIYOK

Transcript of Derita Korban Sinabung Berlipat filemalu yang mengerikan: radar pengatur lalu lintas pesawat tidak...

Page 1: Derita Korban Sinabung Berlipat filemalu yang mengerikan: radar pengatur lalu lintas pesawat tidak berfungsi pada Minggu (29/8). ... Jerman, dan Belanda. Para ahli menemukan pasien

KEBOBROKAN Bandara Soekarno-Hatta terkuak satu demi satu. Belum sebulan berselang sejak listrik mati yang me-ngacaukan seluruh jadwal penerbangan, bandara yang me-nyandang predikat internasional itu membuat malu lagi. Inilah malu yang mengerikan: radar pengatur lalu lintas pesawat tidak berfungsi pada Minggu (29/8).

Adalah benar bahwa radar tidak berfungsi cuma selama 30 menit. Namun, gangguan itu tidak bisa dipandang sebelah mata karena menyangkut keselamatan penerbangan.

Kegagalan fungsi radar itu justru terjadi saat frekuensi pener-bangan sedang tinggi. Tiba-tiba saja radar utama mati sehingga sembilan pesawat terpaksa berputar-putar di udara. Setiap pesawat rata-rata tertahan di udara 5-10 menit. Tidak hanya itu, sekitar 15 pesawat tertunda lepas landas.

Radar yang sudah beru-sia 15 tahun itu bukan per-tama kali ini rusak.

Tahun-tahun sebelumnya juga mengalami kerusakan. Setiap kali ada kerusakan selalu muncul keinginan menggantikan dengan ra-dar baru. Namun, setelah itu, keinginan tersebut hi-lang ditelan bunyi gemu-ruh suara mesin pesawat.

Lebih ironis lagi, setiap kebobrokan mencuat, saban kali itu pula Kementerian Per-hubungan me ngancam untuk menegur PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara. Tapi siapa pun tahu, ancaman saja tidak cukup, harus ada tindakan nyata yang hasilnya bisa dirasakan.

Begitu pula Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang tiba-tiba berniat membahas opsi pengelolaan Bandara Soekar-no-Hatta dengan menggandeng pihak asing. Itu berarti pe-merintah angkat tangan membenahi bandara. Bayangkan jika setiap ada persoalan langsung menawarkannya kepada asing untuk menyelesaikannya. Jangan-jangan negara ini, yang juga banyak persoalan, pun ditawarkan kepada asing.

Tragedi radar itu memperlihatkan tabiat buruk pengelola bandara dalam merawat seluruh infrastruktur yang ada. Mestinya secara periodik dilakukan audit menyeluruh ter-hadap semua sistem keamanan, keselamatan, dan pelayanan penerbangan.

Tanpa harus repot-repot menunggu hasil audit, jujur harus dikatakan bahwa pengelola Bandara Soekarno-Hatta tidak profesional. Sikap tidak profesional itu semakin tampak bila melihat calo dan preman masih bebas berkeliaran.

Bila pengelolaan bandara bertaraf internasional saja tidak becus, bisa dibayangkan bagaimana bandara tingkat kabu-paten?

Karut-marut pengelolaan bandara yang menahun itu mencerminkan kebiasaan memelihara persoalan sekaligus memperlihatkan rendahnya penghormatan atas martabat manusia. Sikap itu pula yang bisa dilihat dari bagaimana am-buradulnya pengelolaan fasilitas angkutan umum di negeri ini. Manusia hanya dianggap sebagai benda sehingga boleh berjejal-jejal dalam angkutan umum.

Seandainya bisa bicara, mungkin bapak proklamasi Soekarno dan Hatta malu karena nama mereka dipakai untuk bandara yang pengelolaannya amburadul.

PENELITIAN di London mengidentifikasi faktor genetik menyebabkan munculnya migrain. Menurut peneliti, hal itu mem-buka jalan untuk mene mukan

pengobatan baru guna mence-gah serangan migrain.

Penelitian tersebut dilaku-kan dengan memeriksa data

genetika dari 50 ribu orang Fin-landia, Jerman, dan Belanda. Para ahli menemukan pasien

dengan varian DNA tertentu akan memengaruhi regulasi suatu bahan

kimia tertentu ke otak. Pasien-pasien tersebut memiliki risiko lebih

besar terserang migrain. Ha-sil penelitian menunjukkan

penumpukan zat kimia yang disebut glutamat berperan dalam

mekanisme migrain.“Ini pertama kalinya kami mampu menyelisik genom ribuan

orang dan menemukan petunjuk genetika untuk memahami migrain,” ujar pemimpin penelitian, Aarno Palotie, yang juga ketua konsorsium genetika sakit kepala internasional di Well-come Trust Sanger Institute, Britania.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature itu membuka jalan studi selanjutnya untuk melihat secara mendalam pada biologi penyakit, varian DNA, efek pada gen, guna mengetahui lebih lanjut bagaimana migrain terjadi. (Reuters/*/X-5)

JADWAL IMSAKIAH 1 SEPTEMBER JAKARTA & SEKITARNYA

Imsak Subuh Zuhur Asar Magrib Isya 04.27 04.37 11.55 15.13 17.55 19.04

Bandara tanpa Radar

PATA AREADI

EDITORIAL

M E D I A I N D O N E S I A . C O M JUJUR BERSUARA RABU, 1 SEPTEMBER 2010 | NO.10784 | TAHUN XLI | 32 HALAMAN

Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi:mediaindonesia.com

PAUSE

Jangan-jangan negara ini, yang juga banyak persoalan, pun ditawarkan kepada asing.”

Layanan Berlangganan & Customer Service

SMS: 08121128899T: (021) 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Forlan Unjuk KetajamanDi usianya yang semakin tua, Forlan menunjukkan stabilitasnya sebagai ujung tombak produktif.

Olahraga, Hlm 23

AP

Faktor Genetik Penyebab Migrain

lega. Kondisi jalan relatif baik. Tetapi,

A n d a h a r u s tetap hati-hati ketika masuk Yo g y a k a r t a

melewati jalur selatan (Temon,

K u l o n p r o g o ) d a n jalur Tempel, Sleman, yang merupakan jalan penghubung jalur utara dan selatan melalui Magelang. Kedua jalur tersebut rawan kecelakaan.

Di Temon kerawanan dise-

Be kera, Kecamatan Naman Teran tanaman terancam puso akibat tertutup belerang dan debu vulkanik dari semburan Gunung Sinabung.

Sejak meletusnya Sinabung, perwakilan pemerintah pusat yang berkunjung baru Menko Kesra Agung Laksono, Ketua DPD Irman Gusman, dan ang-gota DPD Sumut Parlindungan Purba. Hingga kemarin, Presi-den Susilo Bambang Yudho-yono belum kunjung datang.

Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha menyatakan Presiden sudah mengirimkan bantuan dari kantong pribadi. (Rrn/Rin/Ant/*/X-9)

[email protected]

Nestapa pengungsi Sinabung terus bertambah. Sebanyak 5.284 pengungsi jatuh sakit.

Yennizar Lubis

EMPAT hari seusai le-tusan pertama Gunung Sinabung, kemarin, kondisi pengungsi

semakin mengenaskan. Data terakhir yang tercatat di Posko Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tanah Karo, Sumut, menyebutkan sudah 5.284 pengungsi menderita sakit.

Dari jumlah itu, 549 orang menderita infeksi saluran perna-pasan atas (ISPA), 1.058 mende-rita kecemasan, 563 iritasi mata, 379 terkena iritasi lambung, dan 18 orang hipertensi.

Kondisi di pengungsian pun memprihatinkan akibat bu-ruknya sarana sanitasi di posko pengungsian. Di Jambur Lige, Kecamatan Kabanjahe, mi-salnya, fasilitas sanitasi yang hanya berjumlah empat buah pun tersumbat. “Di sini ada le-bih dari 2.500 orang, tapi kamar mandinya hanya empat buah. Jadi, saluran pembuangan pun sering tersumbat,” kata seorang pengungsi Erni Sitepu kepada Media Indonesia, kemarin.

Dirjen Pengendalian Penya-kit dan Penyehatan Lingku-ngan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Adhitama me-ngatakan pengungsi Sina bung

Divonis 4 Tahun,AnggodoBandingANGGODO Widjojo akhirnya divonis empat tahun penjara dan denda Rp150 juta dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, ke-marin. Hukuman tersebut lebih rendah dua tahun daripada tuntutan jaksa penuntut umum, yakni enam tahun penjara, denda Rp200 juta, dan subsider enam bulan penjara.

Majelis hakim yang diketuai Tjokorda Rae Suamba memu-tuskan adik Anggoro Widjojo itu hanya terbukti melakukan permufakatan jahat bersama Ari Muladi dan Eddy Sumar-sono untuk menyuap pimpinan dan penyidik KPK dengan uang total Rp5 miliar.

Tujuan suap itu untuk meng-hentikan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap tersangka korupsi Anggoro, pemilik PT Masaro Radiokom, rekanan Departe-men Kehutanan dalam proyek pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT). Namun, majelis hakim menyatakan Anggodo tidak terbukti me-lakukan upaya merintangi penyidikan kasus suap peng-adaan SKRT.

Ketika menanggapi vonis itu, Anggodo melalui tim pe-nasihat hukumnya mengaju-kan banding. “Karena tidak terjadi mukjizat, kami banding, Yang Mulia. Tadinya kami kira, (Anggodo) bebas,” ujar penga-cara Anggodo, OC Kaligis.

Alasan lain yang dikemuka-kan Kaligis adalah status Ari Muladi dan Edy Sumarsono yang tidak jelas. “Peranan Ang-godo, Ari, dan Edy cukup jelas. Cuma sampai sekarang saya yakin bahwa Ari dan Edy tidak akan dijadikan tersangka. Ka-renanya, kami akan banding.”

Namun, tampaknya Ang-godo dan kuasa hukumnya gembira karena terdakwa di-nyatakan tidak terbukti me-lakukan kriminalisasi KPK. Karena itu, setelah sidang se-lesai, mereka merayakan ‘ke-menangan’ itu dengan berfoto bersama di ruang sidang.

Pada pihak lain, jaksa menya-takan pihaknya masih memper-timbangkan putusan majelis hakim tersebut.

Saat mengomentari vonis Anggodo itu, anggota Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsud-din mengatakan semua pihak yang terkait dalam kasus itu harus diproses secara hukum. “Ada oknum penegak hukum lain yang diduga terlibat,” ungkap Didi yang juga Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafi a Hukum Par-tai Demokrat. (EP/Mar/X-5)

Kinayan, Kecamatan Payung, dilaporkan terbengkalai. Petani khawatir buah kopi yang siap panen sebulan lagi itu akan hancur membusuk. Di Desa

Derita Korban Sinabung Berlipat

BERPOSE: Anggodo Widjojo berpose bersama para pengacaranya di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta, seusai divonis empat tahun penjara dan denda Rp150 juta, kemarin.

Jalur Tengkorak di Selatan Pulau JawaPENGANTAR:ANDA yang biasa mud ik me la lu i jalur pantura Pulau Jawa boleh juga mencoba jalur selatan via Nagreg, Bandung, Jabar. Namun, harap hati-hati karena ada sejumlah titik yang disebut jalur tengkorak. Berikut laporan Tim Ekspedisi Ramadan 2010.

1616161616EKSPEDISIEKSPEDISIEKSPEDISIEKSPEDISIEKSPEDISI

MEMASUKI wilayah Yog-yakarta Anda boleh sedikit

Kondisi jalan bergelombang, retak, ataupun ambles di ba-nyak tempat. “Kita sedang berupaya memperbaiki jalan dengan cara ditambal untuk keperluan mudik tahun ini,” kata Pelaksana Lapangan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, wilayah Sragen, Wawan.

Selepas Sragen dan memasu-ki Ngawi, Jawa Timur, jalan sudah mulai halus. Tetapi, kon-disi jalan halus dan berliku itu tidak berarti aman dan nyaman

Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui mediaindonesia.com

atau e-mail:[email protected]

babkan jalan yang lebar dan lurus membuat banyak kenda-raan mengebut dan cenderung ugal-ugalan. Di Tempel, kera-wanan terjadi karena pengguna jalan sering memutar untuk menyeberang jalan.

Titik kerawanan juga ada di pintu keluar Yogyakarta, tepatnya di Prambanan. Kon-disi jalan yang cukup baik itu hanya sampai di Kota Solo. Ke-nyamanan itu akan terganggu ketika memasuki jalan raya Palur-Sragen, Jawa Tengah.

membutuhkan tambahan masker untuk mencegah ter-jangkitnya ISPA.

Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia dr Sarbini Abdul Murad mengatakan, se-

lain masker, pengungsi memer-lukan selimut, jaket, sembako, dan obat-obatan untuk ISPA.

Di sisi lain, sekitar 1.000 hek-tare kebun kopi di Desa Guru

untuk pemudik. Mulai Man-tingan, jalannya berliku dan sedikit sekali rambu lalu lintas dan penerangan jalan.

Di sepanjang jalur itu sering kali terjadi kecelakaan maut. Warga setempat pun menye-butnya sebagai jalur tengkorak. Dinas perhubungan setempat sudah mengupayakan pema-sangan rambu lalu lintas sejak 2006, tetapi selalu hilang dicuri. Tidak kurang dari 20 rambu lalu lintas di jalur tengkorak hilang. (Sulistiono/X-6)

RUSAK: Tomat yang siap dipanen rusak akibat semburan debu vulkanik Gunung Sinabung di Sukanalu, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, kemarin.

MI/ROMMY PUJIANTO

MI/PANCA SYURKANI

TIYOK