Denver Development Screening Test

24
Denver Development Screening Test (DDST II ) Posted by evanjh on December 10, 2010 0 DDST adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang aik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik. Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian. Tetapi dari penelitian Borrowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi DDST yang dinamakan Denver II. DDST II terdiri atas 125 butir, yang terbagi atas 4 bagian yaitu 1. Personal Sosial 2. Kemanpuan Motorik halus, yaitu koordinasi mata dan tangan, dalam memanipulasi atau benda-benda kecil atau pemecahan masalah. 3. Bahasa, pendengaran, pemahaman dan penggunaan bahasa. 4. Motorik kasar, duduk, berjalan, melompat, dan gerakan lain yang melibatkan otot besar.

Transcript of Denver Development Screening Test

Page 1: Denver Development Screening Test

Denver Development Screening Test (DDST II )

Posted by evanjh on December 10, 2010 0

DDST adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang aik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik. Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian. Tetapi dari penelitian Borrowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi DDST yang dinamakan Denver II.

DDST II terdiri atas 125 butir, yang terbagi atas 4 bagian yaitu1. Personal Sosial2. Kemanpuan Motorik halus, yaitu koordinasi mata dan tangan, dalam memanipulasi atau benda-benda kecil atau pemecahan masalah.3. Bahasa, pendengaran, pemahaman dan penggunaan bahasa.4. Motorik kasar, duduk, berjalan, melompat, dan gerakan lain yang melibatkan otot besar.

Semua peralatan dimasukan ke dalam wadah, kecuali kertas kosong. Selain itu perlu menyiapkan meja dan kursi untuk menguji, pengasuh dan anak yang diatur jaraknya, agar dapat melakuka gerakan pada pengujian motor kasar.Untuk memeriksa bayi, diperlukan diperlukan meja atau tempat untuk membaringkan bayi tersebut.

FORMAT TESTFormat test terrdiri atas 125 item test yang dapat dilakukan pada usia 0 hingga 6 tahun. Setiap item ditampilkan dalam bentuk batang yang memanjang menirut usia, dengan prpsetasi 25%, 50%, 75% dan 90% standar pencapaian oleh sample, seperti digambarkan di bawah ini.6 9 12 1525% 50% 75% 90%Berjalan dengan baikPresentasi anak yang dapat melakukan

Page 2: Denver Development Screening Test

Pada gambar diatas terlihat bahwa anak dapat berjalan dengan baik terdapat pada 25% anak berusia lebih dari 11 bukan, 50% anak berusia 12 ½ bulan, 75 %anak berusia 13 ½ bulan, dan berusia sedikit kurang dari 15 bulan.RN1Huruf R pada kotak diatas memperhatikan bahwa untuk pemeriksaan tersebut memerlukan laporan dari orang tua. Angka dibawahnya. Anda diminta untuk melihat petunjuk pelaksanaan, sesuai dengan nomor yng tertera pada kotak.

Menghitung Usia Anak1. Instruksi umum- Usia anak didapat dari tanggal pengetesan dikurangi tanggal lahir, Bila penambahan, maka 1 tahun = 12 bulan =30 hari- Contoh : tanggal test 15 September 2004, anak lahir tanggal 10 maret 2000 maka usianya.THN BLN TGLTanggal test 2004 9 15Tanggal lahir 2000 3 10Umur anak 4 thn 6 bln 5 hrContoh tanggal test ; 15 September 2004,anak lahir tanggal 25 Oktober maka usianya:THN BLN TGL2003(2004-1)20(8+12) 45(15-30)Tanggal test 2004 9(9-1) 15Tanggal lahir 2000 3 10Umur anak 3 thn 10 bln 20 hr

2. Anak yang prematureAnak yang lahir lbih daei 2 minggu sebelum atau setelah HPL, maka usia anak harus disesuiakan. Minggu premature diubah menjadi bulan dengan 4 minggu= 1bulan dan 7 hari = 1 minggu.Misal:THN BLN TGLTanggal test 2004 8 20Tanggal lahir 2004 – 6 -1Umur anak 2 19Premature 6 mggu -1 -14Usia anak yg disesuaikan 1 53. Mengganbar garis umur6 9 12 15

Pelaksanaan test1.Instruksi umumPemeriksaan DDST IIdapat dilaksanakan berulang kali dari usia 0 hingga 6 tahun. Gunakan lembar yang sama untuk pemeriksaan selanjutnya pada satu anak, untuk membedakannya, dapat menggunakan warna pensil yang berbeda.

2. LaporanSaat test dilakukan, usahakan anak dalam keadaan terbaiknya dan pengasuh memberkan lapora yang akurat, sehingga saat dilakukan test ,anak harus di dampingi oleh orang tua maupun penagasuhnya. Anak dapat duduk dipangku pengasuhnya, sedangkanyang sudah

Page 3: Denver Development Screening Test

besar dapat duduk sendiri.Posisi anak sedapat mungkin dapat meraih benda-benda yabg digunakan

3.IntroductionPelasanaan menayakan kapan anak lahir, apakah sesuia HPL atau premature.Hitung usia anak, Jelaskan tentang tujuan dari pemeriksaan ini , bahwa DDST II buykan lah IQ test dan tidak harus melalui semua butir yang ditest kan4. Test5. Jumlah6. Scoring7. Item Scoring

INTERPRETASI PENILAIAN1. Advence :terdapat 7 item yang harus dilakukan anak disebelah kanan garis umur2. Normal : ada 9 item yang ada ,dimana ada7 item berhasil dilakukan dan ada item yang gagal dilakukan oleh anak / menolak.3. Caution : ada 4 item dimana ada 2 item berhasil dilaksanakan dan ada2 item yang yang gagal dilaksanakan oleh anak4. Delay : terdapat 1 item dimana anak menolak untuk melakukannya.5. No opportunity : tidak terdapatCatatan: anak kooperatif saat dilaksanakan DDST II

Interprestasi hasil akhir : Suspect, ada 2 Item (coution) yang gagal dilaksanakan oleh anak dan ada 1 item (delay)dimana anak manolak untuk melaksakanSaran untuk orang tua : Untuk anjurkan untuk memperhatikan tumbuh kembang selanjutnya.

Evaluasi : Anak kooperatif pada saat dilaksanakan screening DDST II, orang tua dianjurkan untuk menjaga jarak sementara dan dilarang membantu anak selama test berlangsung.

Dari test yang telah dilakukan, diperoleh intepretasi hasil akhir sbb:Suspect, ada 2 item (caution) yang gagal dilaksanakan oleh anak dan ada 1 item (delay) dimana anak menolak untuk melakukannya.

Saran untuk orang tua : agar merangsang perkembangan anaknya baik perkembangan social, motorik halus,bahasa, motorik kasar dengan memberikan contoh item-itemnya.

Page 4: Denver Development Screening Test

PERKEMBANGAN MENURUT DENVER II (DDST II)

Pengertian

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).

Perkembangan Menurut Denver II

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

a. Aspek Perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

1) Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

3) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan

4) Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Page 5: Denver Development Screening Test

b. Alat yang digunakan

Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).

Lembar formulir DDST II

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:

3-6 bulan

9-12 bulan

18-24 3-24 bln

3 tahun

4 tahun

5 tahun

2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

d. Penilaian

Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

CARA PEMERIKSAAN DDST II

Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.

Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.

Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.

Page 6: Denver Development Screening Test

Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.

1) Abnormal

a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .

2) Meragukan

a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

3) Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

4) Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:

Contoh perhitungan anak dengan prematur:

An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!

Diketahui:

Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006

Tanggal periksa : 1-4-2008

Prematur : 32 minggu

Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. Lula?

Jawab:

Page 7: Denver Development Screening Test

2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu

2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu

1 – 7 -26

Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau

1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:

1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari

Atau

1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

Interpretasi dari nilai Denver II

Advanced

Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)

OK

Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75

Caution

Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

Delay

Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu

Interpretasi tes

Normal

Page 8: Denver Development Screening Test

Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan

Suspect

Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan

Untestable

Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:

Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer

SKEP LEUKEMIA PADA ANAK

Posted on Januari 21, 2009 by PRO-HEALTH

0

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN DIAGNOSA LEUKIMIA LIMFOSITIK AKUT

PENGKAJIAN

I. Biodata

Leukemia Limfositik Akut (LLA) paling sering menyerang anak-anak di bawah umur 15 tahun, dengan puncak insiden antara 3-4 tahun. Penderita kebanyakan laki-laki dengan rasio 5:4 jika dibandingkan dengan perempuan.

II. Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama

Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala.

2. Riwayat Perawatan Sebelumnya

Riwayat kelahiran anak :

Page 9: Denver Development Screening Test

Prenatal

Natal

Post natal

Riwayat Tumbuh Kembang

Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.

3. Riwayat keluarga

Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih pada kembar monozigot (identik).

III. Kebutuhan Dasar

a. Cairan : Terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan diare.

b. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah, anorexia ataupun alergi makanan. Berat badan menurun.

c. Pola tidur : Mengalami gangguan karena nyeri sendi.

d. Aktivitas : Mengalami intoleransi aktivitas karena kelemahan tubuh.

e. Eliminasi : Pada umumnya diare, dan nyeri tekan perianal.

IV. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum tampak lemah

Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi.

b. Tanda-Tanda Vital

Tekanan darah : dbn

Nadi :

Suhu : meningkat jika terjadi infeksi

RR : Dispneu, takhipneu

c. Pemeriksaan Kepala Leher

Page 10: Denver Development Screening Test

Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri), perdarahan gusi

Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP.

d. Pemeriksaan Integumen

Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi dehidrasi.

e. Pemeriksaan Dada dan Thorax

- Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.

- Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada

- Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)

- Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.

f. Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat bayangan vena, auskultasi peristaltic usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa.

- Perkusi tanda asites bila ada.

g. Pemeriksaan Ekstremitas

Adakah cyanosis kekuatan otot.

V. Informasi Lain

* Perangkat Diagnostik

o Temuan laboratorium berupa perubahan hitung sel darah spesifik.

o Pemeriksaan sumsum tulang memperlihatkan proliferasi klonal dan penimbunan sel darah.

* Penatalaksanaan

- Kemoterapi dengan banyak obat

- Antibiotik untuk mencegah infeksi

- Tranfusi untuk mengatasi anemia

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA TINDAKAN

Page 11: Denver Development Screening Test

1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan :

1) Tidak adekuatnya pertahanan sekunder

2) Gangguan kematangan sel darah putih

3) Peningkatan jumlah limfosit imatur

4) Imunosupresi

5) Penekanan sumsum tulang ( efek kemoterapi 0

Hasil yang Diharapkan :

Infeksi tidak terjadi,

Rencana tindakan :

1) Tempatkan anak pada ruang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi

Rasional ; Melindungi anak dari sumber potensial patogen / infeksi

2) Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua staf petugas

Rasional : mencegah kontaminasi silang / menurunkan risiko infeksi

3) Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan chemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan tachicardi, hiertensi

Rasional : Hipertermi lanjut terjadi pada beberapa tipe infeksi dan demam terjadi pada kebanyakan pasien leukaemia.

4) Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, batuk.

Rasional ; Mencegah statis secret pernapasan, menurunkan resiko atelektasisi/ pneumonia.

5) Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut secara periodic. Gnakan sikat gigi halus untuk perawatan mulut.

Rasional : Rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme patogen

6) Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC, darah lengkap

Rasional : Penurunan jumlah WBC normal / matur dapat diakibatkan oleh proses penyakit atau kemoterapo.

Page 12: Denver Development Screening Test

7) Berikan obat sesuai indikasi, misalnya Antibiotik

Rasional ; Dapat diberikan secara profilaksis atau mengobati infeksi secara khusus.

Hindari antipiretik yang mengandung aspirin

Rasional ; aspirin dapat menyebabkan perdarahan lambung atau penurunan jumlah trombosit lanjut

2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan :

1) Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan

2) Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.

Hasil Yang Diharapkan :Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV dbn, stabil, nadi teraba, haluaran urine, BJ dan PH urine, dbn.

Rencana Tindakan :

1) Awasi masukan dan pengeluaran. Hitung pengeluaran tak kasat mata dan keseimbangan cairan. Perhatikan penurunan urine pada pemasukan adekuat. Ukur berat jenis urine dan pH Urine.

Rasional ; Penurunan sirkulasi sekunder terhadap sel darah merah dan pencetusnya pada tubulus ginjal dan / atau terjadinya batu ginjal (sehubungan dengan peningkatan kadar asam urat) dapat menimbulkan retensi urine atau gagal ginjal.

2) Timbang BB tiap hari.

Rasional : Mengukur keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi ginjal. Pemasukan lebih dari keluaran dapat mengindikasikan memperburuk / obstruksi ginjal.

3) Awasi TD dan frekuensi jantung

Rasional : Perubahan dapat menunjukkan efek hipovolemik (perdarahan/dehidrasi)

4) Inspeksi kulit / membran mukosa untuk petike, area ekimotik, perhatikan perdarahan gusi, darah warn karat atau samar pada feces atau urine; perdarahan lanjut dari sisi tusukan invesif.

Rasional ; Supresi sumsum dan produksi trombosit menempatkan pasien pada resiko perdarahan spntan tak terkontrol.

Page 13: Denver Development Screening Test

5) Evaluasi turgor kulit, pengiisian kapiler dan kondisi umum membran mukosa.

Rasional ; Indikator langsung status cairan / dehidrasi.

6) Implementasikan tindakan untuk mencegah cedera jaringan / perdarahan, ex : sikat gigi atau gusi dengan sikat yang halus.

Rasional ; Jaringan rapuh dan gangguan mekanis pembekuan meningkatkan resiko perdarahan meskipun trauma minor.

7) Berikan diet halus.

Rasional : Dapat membantu menurunkan iritasi gusi.

Berikan cairan IV sesuai indikasi

Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan / elektrolit pada tak adanya pemasukan melalui oral; menurunkan risiko komplikasi ginjal.

9) Berikan sel darah Merah, trombosit atau factor pembekuan

Raional : Memperbaiki jumlah sel darah merah dan kapasitas O2 untuk memperbaiki anemia. Berguna mencegah / mengobati perdarahan.

3. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :

Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.

Agen kimia ; pengobatan antileukemia.

Rencana Tindakan ;

1) Awasi tanda-tanda vital, perhatikan petunjuk nonverbal,rewel, cengeng, gelisah

Rasional ; Dapat membantu mengevaluasi pernyatan verbal dan ketidakefektifan intervensi.

2) Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan stress

Rasional ; Meingkatkan istirahat.

3) Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi, ekstremitas denganan bantal

Rasional ; Menurunkan ketidak nyamanan tulang/ sensi

Page 14: Denver Development Screening Test

4) Ubah posisi secara periodic dan berikan latihan rentang gerak lembut.

Rasional : Memperbaiki sirkulasi jaringan dan mobilisasi sendi.

5) Berikan tindakan ketidaknyamanan; mis : pijatan, kompres

Rasional ; Meminimalkan kebutuhan atau meningkatkan efek obat.

6) Berikan obat sesuai indikasi.

4. Intoleransi aktivitas sehubungan deengan transport O2 karena berkurangnya jumlah sel darah merah

1) Kaji / tekanan darah dan ritme sekurang-kurangnya 4 jam sekali

2) Diskusikan dengan orang tua / anak tentang gejala dan tanda anemia serta pilihan perawatan yang dapat dilakukan

3) Berikan PRBC sesuai dengan perintah

4) Atur tindakan untuk memberikan waktu istirahat

5. Resiko tinggi terhadap injuri (internal) sehubungan dengan inadequat faktor

penggumpalan (platelet)

1) Monitor jumlah platelet setiap hari

2) Amati sekresi hidung, sputum, emesis, urine dan feses

3) Minimmalkan / hindari tindakan invasive

- Injeksi IM, IV, SC, puncture

- Thermometer rektal

- Koordinasi tindakan invasive yang penting dengan IV

- Sediakan kompres dingin untuk diletakkan setelah dan sebelum tinakan punctur

- Berikan tekanan selama 5 menit

- Gunakan fibrin atau foam gelatin untuk mengatasi perdarahan

- Ubah tempat / daerah untuk tourniquet dan cuff tekanan darah

- Gunakan sikat gigi yang lembut untuk oral care

Page 15: Denver Development Screening Test

- Hindari tahanan

4) Cegah konstipasi

5) Ciptakan lingkungan yang aman dan tenang

- Menganjurkan anak memakai sepatu saat melakukan ambulasi

- Sediakan mainan yang lembut dan aktivitas yang menyenangkan

- Jaga kebersihan lingkungan, jauhkan dari hal-hal yang mengganggu

6) Instruksikan pasien untuk memperhatikan perubahan aktifittas yang tepat (sesuai usia) untuk meminimalkan resiko trauma

6. Anxietas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang diagnosa baru dan

rencana perawatan

1) Beritahu informasi kepada orang tua mengenai diagnosa dan perawatan yang akan diberikan

2) Perkenalkan keluarga pada keluarga yang lain yang memiliki anak dengan terapi dan diagnosa yang sama

3) Sediakan instruksi secara lisan dan tertulis tentang :

- Tindakan pencegahan yang dilakukan dirumah

- Kemungkinan atau alasan-alasan untuk memberitahu tim kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.

(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan).

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Page 16: Denver Development Screening Test

Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.

Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas Kedokteran UI :

Media Aescullapius. Jakarta.

Ngastiyah (1997). Perawatan Anak Sakit. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua. Penerbit FKUI. Jakarta.

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

1. Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

2. Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan

3. Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat.

Page 17: Denver Development Screening Test

Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1 :

Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

Tujuan :

Pola nafas yang efektif

Kriteria Hasil :

* Kebutuhan oksigen menurun

* Nafas spontan, adekuat

* Tidak sesak.

* Tidak ada retraksi

Intervensi

* Berikan posisi kepala sedikit ekstensi

* Berikan oksigen dengan metode yang sesuai

* Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan

Diagnosa Keperawatan 2 :

Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan

Page 18: Denver Development Screening Test

Tujuan :

Pertukaran gas adekuat

Kriteria :

* Tidak sianosis.

* Analisa gas darah normal

* Saturasi oksigen normal.

Intervensi :

* Lakukan isap lendir kalau perlu

* Berikan oksigen dengan metode yang sesuai

* Observasi warna kulit

* Ukur saturasi oksigen

* Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan

* Lapor dokter apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan

* Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah

* Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan

Diagnosa Keperawatan 3 :

Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tujuan :

Hidrasi baik

Page 19: Denver Development Screening Test

Kriteria:

* Turgor kulit elastik

* Tidak ada edema

* Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam

* Elektrolit darah dalam batas normal

Intervensi :

* Observasi turgor kulit.

* Catat intake dan output

* Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit

* Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah.

Diagnosa Keperawatan 4 :

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat

Tujuan :

Nutrisi adekuat

Kriteria :

* Berat badan naik 10-30 gram / hari

Page 20: Denver Development Screening Test

* Tidak ada edema

* Protein dan albumin darah dalam batas normal

Intervensi :

* Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat

* Observasi dan catat toleransi minum

* Timbang berat badan setiap hari

* Catat intake dan output

* Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu.