deman berdarah.doc

58
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DHF (DENGUE HEMORHAGIC FEVER) PENGERTIAN DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada anak-anak. Epidemiologi : Terdapat pada daerah tropis,terutama negara Asean dan Pasifik barat disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes,diIndonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes yaitu: Aedes Agypti dan Aedes albopictus. Insiden secara keseluruhan tidak ada perbedaan jenis kelamin penderita DHF tetapi kematian lebih banyak pada anak perempuan,usia antara 1- 4 tahun dan 5 – 10 tahun. TANDA DAN GEJALA 1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai tujuh hari turun secara cepat. 2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni) serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan dapat terjadi di semua organ yang berupa: Uji torniquet positif Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva Epistaksis dan perdarahan gusi Hematemesis, melena 1

Transcript of deman berdarah.doc

Page 1: deman berdarah.doc

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DHF (DENGUE

HEMORHAGIC FEVER)

PENGERTIAN

DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama

menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi

perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini ditularkan

lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne viruses) atau

disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada anak-anak.

Epidemiologi :

Terdapat pada daerah tropis,terutama negara Asean dan Pasifik barat disebabkan oleh

virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes,diIndonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes

yaitu: Aedes Agypti dan Aedes albopictus. Insiden secara keseluruhan tidak ada perbedaan jenis

kelamin penderita DHF tetapi kematian lebih banyak pada anak perempuan,usia antara 1- 4

tahun dan 5 – 10 tahun.

TANDA DAN GEJALA

1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai tujuh hari

turun secara cepat.

2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni) serta

gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan dapat

terjadi di semua organ yang berupa:

Uji torniquet positif

Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva

Epistaksis dan perdarahan gusi

Hematemesis, melena

Hematuri

3. Hepatomegali :

Biasanya dijumpai pada awal penyakit

Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit

Nyeri tekan pada daerah ulu hati

Tanpa diikuti dengan ikterus

Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue

4. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan kebocoran

plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok

adalah:

1

Page 2: deman berdarah.doc

Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki

Gelisah dan Sianosis disekitar mulut

Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba

Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang dari

80 mmHg)

Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)

5. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada hari ke

tiga sampai ke tujuh.

6. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator kemungkinan

terjadinya syok.

7. Gejala-gejala lain :

Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang.

Penurunan kesadaran

Derajat DHF Menurut WHO dibagi menjadi 4 Derajat :

Derajat 1 :

Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji

Tourniquet positif.

Derajat 2 :

Derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.

Derajat 3 :

Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun

(<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan penderita menjadi

gelisah

Derajat 4 :

Renjatan berat dengan nadi yang tidak diraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur

2

Page 3: deman berdarah.doc

PATOFISIOLOGI DBD/DSS

DENGUE INFECTION

Fever

Anorexia

fomiting

Dehydration

Hemorhagic

Manifestatio

n

Dengue

fever

DIC

GI Bleeding

Hepatomegal

y

Leakge of

plasma

Hypopolemia

shock

Anoxia

Death

DHF/DSS

Thrombocytope

nia

Incraeased

Vascular

fermeability

Hemokonsentra

si

Hypoproteinem

ia Pleural

efution

Ascites

Acidosis

Ag Ab

complex +

complement

Grade

I

II

III

IV

Catatan : Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi, hemodinamika dan biokimiawi DBD

belum diketahui secara pasti, karena kesukaran mendapatkan model binatang percobaan yang

dapat dipergunakan untuk menimbulkan gejala klinis seperti pada manusia.

3

Page 4: deman berdarah.doc

Tahap Tumbuh Kembang :

Menurut Soetjiningsih :

- Masa pra sekolah usia 1 – 6 tahun.

- Masa sekolah usia 6 – 18 / 20 tahun

- Masa pra remaja : 6 – 10 tahun

Menurut Donna L. Wong :

- Masa anak-anak awal : 1 – 12 Tahun

- Toddler : 1 – 3 tahun

- Pra sekolah : 3 – 6 tahun

Masa anak-anak tengah : 6 – 12 Tahun (masa sekolah)

Tahap pertumbuhan cepat, masa pra-adolesen dan masa adolesen

Pertumbuhan fisik/jasmani sangat pesat, dimana anak akan menjadi cepat besar,BB naik

dengan pesat,PB bertambah dengan cepat,keadaan anak makannya banyak serta aktivitas

bertambah, mengikuti satu irama pertumbuhan tertentu dan berlangsung secara bergantian,

pertumbuhan otak mulai melambat,sangat lambat pada usia 5 tahun.

Rumus untuk menafsir pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak – anak

menurut Weech :

Perhitungan Berat badan :

Umur 1 – 6 tahun = Umur (tahun) X 2 - 8 : 2

Umur 6 – 12 tahun = Umur (tahun) X 7 – 5 : 2

Perhitungan Panjang badan :

Umur 1 tahun : 75 cm

Umur 2 – 12 tahun = Umur (tahun) X 6 - 77

Tahap perkembangan

Perkembangan Psikoseksual menurut (Sigmund Freud) :

Fase anal (1 – 3 tahun ): Daerah anal aktifitas,pengeluaran tinja menjadi sumber

kepuasan libido yang penting. Menunjukan keakuannya .sikap narsistik (cinta terhadap

diri sendiri) dan egoistik.Tugas utama anak : Latihan kebersihan, perkembangan bicara

dan bahasa meniru dan mengulang kata sederhana,hubungan interrpersonal anak sangat

terbatas,bermain sendiri,belum bisa bermain dengan anak lain.

Fase oedipal/falik (3 – 5 tahun) : melakukan rangan autoerotic,bermain dengan anak

berjenis kelamin berbeda,anak pasca oedipal berkelompok dengan sejenis.Pada fase ini

anak sering mengalami oedipus komplek bagi anak lelaki dan elektra komplek bagi anak

perempuan.

Fase Laten (5 – 12 tahun) : Anak memasuki masa pubertas,memasuki periode

integrasi,fase tenang,dorongan libido mereda sementara,erotik zona berkurang,anak

tertarik dengan peer group (kelompok sebaya).

4

Page 5: deman berdarah.doc

Tahap perkembangan Psikososial (Erikson)

Tahap ke 2 : Autonomi VS Shame and doubt, ; Toddler year/usia 1 – 3 tahun

Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan

keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri,jika ortu terlalu melindungi,menuntut harapan

terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.

Tahap ke 3 : Initiative VS Guilt,prescholl/usia prasekolah 4 – 6 ahun;Pada tahap ini anak

diperboleh kan memiliki insiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif,bila

dilarang/diomeli serta dicela anak akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu dalam

melakukan ketrampilan motorik dan bahasanya;

Tahap ke 4 : Industry VS Interiority,school age/usia sekolah 6 – 12 tahun Pada tahap ke-4

ini berfokus pada hasil akhir suatu pencapaian (prestasi=Achievemont),memperoleh

kesenangan dari penyelesaian tugasnya /pekerjaannya dan menerima penghargaan untuk

usaha atau kepandaiannya,hasil ini adalah pengertian dari persaingan/kompetisi dan

kerajinannya

Stimulasi dan perkembangan anak :

Anak umur 12 – 18 Bulan :

Perkembangan anak : Berjalan sendiri tidak jatuh (GK),Mengambil benda kecil

dengan jari dan telunjuk (GH),mengungkapkan keinginan scr sederhana

(BBK),minum sendiri dari gelas tidak tumpah (BM).

Stimulasi dini : Melatih anak naik turun tangga (GK),bermain dng anak melempar

dan menangkap bola besar kemudian kecil(GH),melatih anak menunjuk dan

menyebut nama-nama bagian tubuh (BBK),memberi kesempatan anak melepas

pakaian sendiri.

Anak umur 18 – 24 Bulan :

Perkembangan anak : Berjalan mundur 5 langkah (GK),mencoret-coret dng alat tulis

(GH),menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya (BBK),meniru melakukan

pekerjaan rumah tangga (BM).

Stimulasi dini : Melatih anak berdiri dengan satu kaki(GK),mengajari anak

menggambar bulatan,garis segi tiga dan gambar wajah(GH),melatih anak mengikuti

perintah sederhana (BBK),melatih anak mau ditinggalkan ibunya sementara waktu

(BM).

Anak umur 2 – 3 tahun :

Perkembangan anak : berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitnya 2

hitungan (GK),meniru membuat garis lurus(GH),menyatakan keinginan sedikitnya

dengan 2 kata (BBK),melepas pakaian sendiri(BM).

Stimulasi dini : Melatih anak melompat dng satu kaki (GK),mengajak anak bermain

menyusun dan menumpuk balok(GH),melatih anak mengenal bentuk dan warna

5

Page 6: deman berdarah.doc

(BBK),melatih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkan sendiri(BM).

Anak umur 3-4 tahun :

Perkembangan anak : berjalan jinjit(GK),Menggunting dan membuat buku cerita dng

gambar(GK),mengenal bentuk dan warna(BBK),mengenal sopan santun,berterima

kasih dan mencium tangan (BM).

Anak umur 4-5 tahun :

Perkembangan anak : Melompat dengan satu kaki(GK),dpt mengancing

baju(GH),bercerita sederhana(BBK),mencuci tangan sendiri(BM).

Stimulasi dini : Biarkan anak melakukan permainan ketangkasan dan

kelincahan(GK),bantu belajar menggambar(GH),mengerti satu dan separuh dng cara

membagi kue/kertas(BBK),latih untuk mandiri,mis.bermain ketetangga(BM).

Anak umur 5 – 6 tahun :

Perkembangan anak : menangkap bola kasti pada jarak satu meter(GK),membuat

gambar segi empat(GH),mengenal angka dan huruf

Serta berhitung(BBK),berpakaian sendiri tanpa dibantu(BM).

Stimulasi dini : melakukan permainan,mis.kasti (GK),membuat sesuatu dari

lilin/tanah liat(GH),melatih untuk mengenal waktu,hari,minggu dan bulan

(BBK),bercakap-cakap bergaul dengan teman sebaya.

PENGKAJIAN

I. Identitas

Umur, sering terjadi pada anak-anak umur 1 – 4 tahun dan 5 – 10 tahun, tidak terrdapat

perbedaan jenis kelamin tetapi kematian lebih sering terjadi pada anak perempuan,

lingkungan tempat tinggal pasien merupakan endemic DHF dan sering terjadi pada musin

hujan

II.Riwayat Keperawatan

1. Keluhan utama : demam tinggi dan mendadak, perdarahan (bintik-bintik merah pada

ekstremitas atas, dada dan mimisan/perdarahan gusi), kadang-kadang disertai dengan

penurunan kesadaran serta kejang.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Badan panas tinggi secara mendadak dalam waktu 2 – 7 hari, terdapat bintik merah pada

ektremitas,dada,selaput mukosa mulut kering,mimisan,gusi ber darah,berak darah,

pembesaran hepar, kadang disertai kejang dan penurunanan kesadaran

3. Riwayat penyakit dahulu

Pernah menderita DHF untuk pertama kali pada usia lebih dari 1 tahun merupakan faktor

utama patogenesis penyakit ini,malnutrisi.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada keluarga yang terserang DHF

5. Riwayat kesehatan lingkungan

6

Page 7: deman berdarah.doc

Apakah lingkungan tempat tinggal sedang terserang wabah DHF.

III.Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital : Adanya penurunan kesadaran, kejang dan

kelemahan; suhu tinggi; nadi cepat,lemah,kecil sampai tidak teraba;tekanan darah

menurun (sistolok menurunb sampai 80 mmHg atau kurang.

2. Body system :

Pernapasan (B1 : Breathing)

Anamnesa : Pada derajat 1 dan 2 awal jarang terdapat gangguan pada sistem

pernapasan kecuali bila pada derajat 3 dan 4 sering disertai keluhan sesak napas

sehingga memerlukan pemasangan O2.

Pemeriksaan fisik : Pada derajat 1 dan 2 kadang terdapat batuk dan pharingitis karena

demam yang tinggi,suara napas tambahan (ronchi; wheezing), pada derajat 3 dan 4

napas dangkal dan cepat disertai penurunan kesadaran.

Cardiovaskuler (B2 : Bleeding)

Anamnesa :

Pada derajat 1dan 2 keluhan memdadak demam tinggi 2 – 7 hari badan

lemah,pusing,mual – muntah,derajat 3 dan 4 orang tua/keluarga melaporkan pasien

mengalami penurunan kesadaran gelisah dan kejang.

Pemeriksaan fisik :

Derajat 1 Uji torniquet positif,merupakan satu-satunya manifestasi perdarahan.

Derajat 2 ptekie,purpura,echymosis dan perdarahan konjungtiva Derajat 3 kulit

dingin pada daerah akral,nadi cepat,hipotensi,sakit kepala ,menurunnya volome

plasma,meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah,trombositopenia dan

diatesis hemoragic.

Derajat 4 nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Persarafan (B3: Brain)

Anamnesa :Pasien gelisah, cengeng dan rewel karena demam tinggi derajat 1dan 2

serta penurunan tingkat kesadaran pada derajat 3 dan 4.

Pemeriksaan fisik :

Pada derajat 2 konjungtiva mengalami perdarahan, sedang penurun-anTingkat

kesadaran (composmentis, ke-apatis, ke-somnolent,kesopor kekoma )atau

gelisah,GCS menurun,pupil miosis atau midriasis,reflek fisiologis atau patologis

sering terjadi pada derajat 3 dan 4.

2.4.Perkemihan – Eliminasi Uri (B4: Bladder)

Anamnesa : Derajat 3 dan 4 kencing sedikit bahkan tidak ada kencing.

Pemeriksaan fisik :

Produksi urin menurun(oliguria sampai anuria),warna berubah pakat dan berwana

coklat tua pada derajat 3 dan 4.

7

Page 8: deman berdarah.doc

2.5.Pencernaan – Eliminasi Alvi (B5: Bowel)

Anamnesa : pada derajat 1 dan 2 mual dan muntah/tidak ada nafsu

makan,haus,sakit menelan,derajat 3 terdapat nyeri tekan pada ulu hati.

Pemeriksaan fisik :

Derajat 1 dan 2 Mukosa mulut kering,hiperemia tenggorokan, derajat 3 dan 4

terdapat pembesaran hati dan Nyeri tekan,sakitmenelan, pembesaran limfe,nyeri

tekan epigastrik, hematemisis dan melena.

2.6.Tulang – otot – integumen (B6: Bone)

Anamnesa : pasien mengeluh otot,persendian dan punggung,kepanas-an,wajah

tampak merah pada derajat 1 dan 2,derajat 3 dan 4 terdapat kekakuan

otot/kelemahan otot dan tulang akibat kejang atau tirah baring lama.

Pemeriksaan fisik :

Nyeri pada sendi, otot,punggung dan kepala;kulit terasa panas, wajah tampak

merah dapat disertai tanda kesakitan,pegal seluruh tubuh derajat 1 dan 2 sedangkan

derajat 3 dan 4 pasien mengalami parese atau kekakuan bahkan kelumpuhan.

.IV. Data Penunjang

Hematokrit

Normal :PCV/Hm= 3 X Hb

Trombositopenia menurun atau kurang dari 100.000/mm3

Masa perdarahan dan protombin memanjang

Lekopeni kadang-kadang lekositosis ringan

Prioritas masalah Keperawatan :

1. Mencegah terjadinya hipopolemik syok

2. Intik nutrisi yang adekuat.

3. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi.

4. Imformasi tentang proses penyakit

5. Cemas

Penatalaksanaan

Pengobatan DHF hanya bersifat simtomatis dan suportif, yaitu :

1. Pemberian cairan yang cukup, diberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibat

demam tinggi, anoreksia, dan muntah,pasien perlu diberikan minum sebanyak mungkin (1 –

2 liter dalam 24 jam) berupa air teh dengan gula,sirup atau susu dapat pula diberi oralit.

2. Antipiretik, seperti golongan acetaminofen (paracetamol),jangan berikan sembarang golongan

salisilat karena dapat menyebabkan perdarahan.

3. Surface cooling

4. Antikonvulsan, bila pasien kejang dapat diberikan :

Diazepam (Valium)

8

Page 9: deman berdarah.doc

Fenobarbital (luminal)

9

Page 10: deman berdarah.doc

Diagnosa Keperawatan :

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

RENCANA

TINDAKAN

RASIONAL

1. Peningkatan suhu tubuh (hiperter-

mia) sehubungan dengan proses pe-

nyakit (viremia).

-Suhu tubuh normal (36- 37 oC).

-Pasien bebas dari demam.

1.Mengkaji saat timbulnya demam

2.Mengobservasi tanda-tanda vi-tal:

suhu, nadi, tensi, pernapasan seti-

ap 3 jam atau lebih sering.

3.Memberikan penjelasan tentang

penyebab demam atau pening-

katan suhu tubuh.

4.Memberikan penjelasan pada pasi-

en/keluarga tentang hal-hal yang

dapat dilakukan untuk mengatasi

demam & menganjurkan pasien

/keluarga untuk kooperatif.

5.Menjelaskan pentingnya tirah ba-

ring bagi pasien & akibatnya jika

hal tersebut tidak dilakukan.

6.Menganjurkan pasien untuk ba-

nyak minum 2,5 l/24 jam &

jelaskan manfaatnya bagi pasi-en.

Untuk mengidentifikasi pola de-

mam pasien.

Tanda-tanda vital merupakan acuan

untuk mengetahui keadaan umum

pasien.

Penjelasan tentang kondisi yang

dialami pasiendapat membantu pa-

sien/keluarga mengurangi kecema-

san yang timbul.

Keterlibatan keluarga sangat be-

rarti dalam proses penyembuhan

pasien di rumah sakit.

Penjelasan yang diberikan pada

pasien/keluarga akan memotivasi

pasien untuk kooperatif.

Peningkatan suhu tubuh mengaki-

batkan penguapan tubuh meningkat

sehingga perlu diimbangi dengan

10

Page 11: deman berdarah.doc

7.Memberikan kompres dingin (pada daerah axila & lipat paha).

8.Menganjurkan untuk tidak mema-

kai selimut & pakaian yang tebal.

9. Mencatat asupan & keluaran.

10. Memberikan terapi cairan in-

travena & obat-obatan sesuai

dengan program dokter (masalah

kolaborasi).

asupan cairan yang banyak.

Kompres dingin akan membantu

menurunkan suhu tubuh.

Pakaian yang tipis akan membantu

mengurangi penguapan tubuh.

Untuk mengetahui adanya ketidak-

seimbangan cairan tubuh.

Pemberian cairan sangat penting

bagi pasien dengan suhu tinggi.

Pemberian cairan merupakan we-

wenang dokter sehingga perawat

perlu berkolaborasi dalam hal ini.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan

nutrisi; kurang dari kebutuhan se-

hubungan dengan mual, muntah,

anoreksia & sakit saat menelan.

Kebutuhan nutrisi pasien ter-

penuhi; pasien mampu meng-

habiskan makanan sesuai de-

ngan porsi yang diberikan/di-

butuhkan.

1. Mengkaji keluhan mual, sakit me-

nelan & muntah yang dialami oleh

pasien.

2.Mengkaji cara/bagaimana makanan

dihidangkan.

3.Memberikan makanan yang mudah

ditelan seperti: bubur, tim & dihi-

dangkan saat masih hangat.

4.Memberikan makanan dalam porsi

kecil & frekuensi sering.

Untuk menetapkan cara mengatasi-

nya.

Cara menghidangkan makanan d-

pat mempengaruhi nafsu makan

pasien.

Membantu mengurangi kelelahan

pasien & meningkatkan asupan

makanan karena mudah ditelan.

Untuk menghindari mual &

muntah.

11

Page 12: deman berdarah.doc

5. Menjelaskan manfaat makanan/

nutrisi bagi pasien terutama saat

pasien sakit.

6. Memberikan umpan balik positif

saat pasien mau berusaha mengha-

biskan makanannya.

7.Mencatat jumlah/porsi makanan

yang dihabiskan oleh pasien se-

tiap hari.

8. Memberikan nutrisi parenteral

(kolaborasi dengan dokter).

9. Memberikan obat-obat antasida

(anti emetik) sesuai program

dokter.

10. Mengukur berat badan pasien se-

tiap hari (bila mungkin).

Meningkatkan pengetahuan pasien

tentang nutrisi sehingga motivasi

untuk makan meningkat.

Memotivasi & meningkatkan se-

mangat pasien.

Untuk mengetahui pemenuhan

nutrisi pasien.

Nutrisi parenteral sangat bermanfa-

at/dibutuhkan pasien terutama jika

intake per oral sangat kurang. Je-

nis & jumlah pemberian nutrisi

parenteral merupakan wewenang

dokter.

Obat antasida (anti emetik) mem-

bantu pasien mengurangi rasa mual

& muntah. Dengan pemberian

obat tersebut diharapkan intake

nutrisi pasien meningkat.

Untuk mengetahui status gizi pa-

sien.

3. Kurangnya pengetahuan tentang Pengetahuan pasien/keluarga 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pa- Untuk memberikan informasi pada

12

Page 13: deman berdarah.doc

proses penyakit, diet, perawatan &

obat-obatan pasien sehubungan de-

ngan kurangnya informasi.

tentang proses penyakit, diet,

perawatan & obat-obatan bagi

penderita DHF meningkat serta

pasien/keluarga mampu mence-

ritakannya kembali.

sien/keluarga tentang penyakit

DHF.

2.Mengkaji latar belakang pendidikan

pasien/keluarga.

3. Menjelaskan tentang proses penya-

kit, diet, perawatan & obat-obatan

pada pasien dengan bahasa & ka-

ta-kata yang mudah dimengerti/

dipahami.

4. Menjelaskan semua prosedur yang

akan dilakukan & manfaat nya

bagi pasien.

5.Memberikan kesempatan pada pa-

ien/keluarga untuk menanyakan

hal-hal yang ingin diketahui sehu-

ungan dengan penyakit yang di-

pasien/keluarga, perawat perlu me-

ngetahui sejauh mana informasi

atau pengetahuan tentang penyakit

yang diketahui pasien serta kebe-

naran in-formasi yang telah dida-

patkan sebelumnya.

Agar perawat dapat memberikan

penjelasan sesuai dengan tingkat

pendidikan mereka sehingga penje-

lasan dapat dipahami & tujuan

yang direncanakan tercapai.

Agar informasi dapat diterima de-

ngan mudah & tepat sehingga tidak

menimbulkan kesalah pahaman.

Dengan mengetahui prosedur atau

tindakan yang akan dialami, pasien

akan lebih kooperatif & kecema-

annya menurun.

Mengurangi kecemasan & memo-

tivasi pasien untuk kooperatif se-

lama masa perawatan atau penyem-

buhan.

13

Page 14: deman berdarah.doc

alami pasien.

6. Menggunakan leaflet atau gambar

dalam memberikan penjelasan

(jika ada/memungkinkan).

Gambar-gambar atau media cetak

seperti leaflet dapat membantu me-

ngingat penjelasan yang telah dibe-

rikan karena dapat dilihat atau di

baca berulang kali.

4. Potensial terjadinya perdarahan

lebih lanjut sehubungan dengan

trombositopenia.

-Tidak terjadi tanda-tanda perda-

rahan lebih lanjut (secara kli-

nis).

-Jumlah trombosit meningkat.

1. Memonitor tanda-tanda penurunan

trombosit yang disertai dengan

tanda-tanda klinis.

2.Memberikan penjelasan tentang

pengaruh trombositopenia pada

pasien.

3. Memonitor jumlah trombosit se-

tiap hari.

Penurunan jumlah trombosit meru-

pakan tanda-tanda adanya keboco-

ran pembuluh darah yang pada ta-

hap tertentu dapat menimbulkan

tanda-tanda klinis berupa perdara-

han (nyata) seperti epistaksis, peti-

kiae, dll.

Agar pasien/keluarga mengetahui

hal-hal yang mungkin terjadi pada

pasien & dapat membantu mengan-

tisipasi terjadinya perdarahan ka-

rena trombositopenia.

Dengan jumlah trombosit yang di

pantau setiap hari, dapat di ketahui

tingkat kebocoran pembuluh darah

& kemungkinan perdarahan yang

dapat dialami pasien.

14

Page 15: deman berdarah.doc

4.Menganjurkan pasien untuk banyak

istirahat.

5.Memberikanpenjelasan pada pasien

/keluarga untuk segera melapor

jika ada tanda-tanda perdarahan

lebih lanjut seperti: hematemesis,

melena, epistaksis.

6. Menjelaskan obat-obat yang dibe-

rikan & manfaatnya serta akibat-

nya bagi pasien.

7.Mengantisipasi/mencegah terjadi-

nya perlukaan atau perdarahan:

- menggunakan sikat gigi lunak.

- memelihara kebersihan mulut.

- menghindari tindakan invasif

melalui rektum seperti:

pemberian obat suppositoria,

enema, rektal termometer.

- menggunakan pencukur lis-trik

(jika pasien butuh bercu-kur).

- memberikan tekanan 5-10 me-

Aktivitas pasien yang tidak terkon-

trol dapat menyebabkan terjadinya

perdarahan.

Keterlibatan keluarga dengan se-

gera melaporkan terjadinya perda-

rahan (nyata) akan membantu pa-

sien mendapatkan penanganan se-

dini mungkin.

Dengan mengetahui obat-obatan

yang diminum & manfaatnya, ma-

ka pasien akan termotivasi untuk

mau minum obat sesuai dosis atau

jumlah yang diberikan.

15

Page 16: deman berdarah.doc

nit setiap kali selesai mengambil

darah.

5. Gangguan aktifitas sehari-hari sehu-

bungan dengan kondisi tubuh yang

lemah.

-Kebutuhan aktifitas sehari-hari

terpenuhi.

-Pasien mampu mandiri sete-lah

bebas demam.

1. Mengkaji keluhan pasien.

2. Mengkaji hal-hal yang mampu/

tidak mampu dilakukan oleh pa-

sien sehubungan dengan kelemah-

an fisiknya.

3. Membantu pasien memenuhi

kebutuhan aktifitasnya sehari-hari

sesuai dengan tingkat ke-

terbatasan pasien seperti mandi,

makan, eliminasi.

4. Membantu pasien untukk mandiri

sesuai dengan perkembangan ke-

majuan fisiknya.

5. Memberi penjelasan tentang hal-

hal yang dapat membantu & me-

ningkatkan kekuatan fisik pasien.

Untuk mengidentifikasi masa-lah-

masalah pasien.

Untuk mengetahui tingkat keter-

gantungan pasien dalam memenuhi

kebutuhannya.

Pemberian bantuan sangat di perlu-

kan oleh pasien pada saat kondisi-

nya lemah & perawat mempunyai

tanggung jawab dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari pasien tanpa

mem-buat pasien mengalami keter-

gantungan pada perawat.

Dengan melatih kemandirian

pasien maka pasien tidak me-

ngalami ketergantungan pada

perawat.

Dengan penjelasan yang diberikan

kepada pasien, maka pasien termo-

tivasi untuk kooperatif selama pe-

rawatan terutama terhadap tindakan

yang dapat meningkatkan kekuatan

16

Page 17: deman berdarah.doc

6. Meletakkan barang-barang di tem-

pat yang mudah terjangkau oleh

pasien.

7. Menyiapkan bel di dekat pasien.

fisiknya seperti pasien mau meng-

habiskan porsi makan-nya.

Akan membantu pasien untuk me-

menuhi kebutuhannya sendiri tanpa

orang lain.

Agar pasien dapat segera meminta

bantuan perawat saat membutuh-

kannya.

6. Gangguan rasa nyaman: nyeri sehu-

bungan dengan mekanisme patolo-

gis (proses penyakit).

-Rasa nyaman pasien terpenuhi.

-Nyeri berkurang atau hilang.

1. Mengkaji tingkat nyeri yang di ala-

mi pasien dengan memberi ren-

tang nyeri (0-10), biarkan pasien

menentukan tingkat nyeri yang di

alaminya, tetapkan tipe nyeri yang

dialami pasien, respons pasien

terhadap nyeri yang dialami.

2. Mengkaji faktor-faktor yang mem-

pengaruhi reaksi pasien terhadap

nyeri (budaya, pendidikan, dll).

Untuk mengetahui berapa berat

nyeri yang dialami pasien.

Reaksi pasien terhadap nyeri dapat

dipengaruhi oleh berba-gai faktor,

dengan mengetahui faktor-faktor

tersebut maka perawat dapat mela-

kukan intervensi yang sesuai de-

ngan masalah klien. Respon in-

dividu ter-hadap nyeri sangat ber-

beda atau bervariasi, sehingga pe-

17

Page 18: deman berdarah.doc

3. Memberikan posisi yang nyaman,

usahakan situasi ruangan yang

tenang.

4. Memberikan suasana gembira bagi

pasien, alihkan perhatian pasien

dari rasa nyeri (libatkan keluarga).

Menganjurkan pasien untuk mem-

baca buku, mendengar musik,

nonton TV (mengalihkan

perhatian).

5. Memberikan kesempatan pada pa-

sien untuk berkomunikasi dengan

teman-temannya/orang terdekat.

rawat perlu mengkaji lebih lanjut

menghindari kesalahan persepsi

terhadap kondisi yang dialami pa-

sien. Misalnya pasien yang berteri-

ak karena nyeri belum tentu me-

ngalami nyeri yang lebih hebat dari

pasien lain yang menutup mata,

menggigit bibir atau berpegangan

erat.

Untuk mengurangi rasa nyeri.

Dengan melakukan aktifitas lain,

pasien dapat sedikit melupakan

perhatiannya terhadap nyeri yang

dialami.

Tetap berhubungan dengan orang-

orang terdekat/teman membuat pa-

sien gembira/bahagia & dapat me-

ngalihkan perhatiannya terhadap

nyeri.

18

Page 19: deman berdarah.doc

6. Memberikan obat-obat analgetik

(kolaborasi dokter).

Obat-obatan analgetik dapat mene-

kan/mengurangi nyeri pasien. Per-

lu adanya kolaborasi dengan dokter

karena pemberian obat merupakan

wewenang dokter.

7. Potensial terjadi syok hipovolemik

sehubungan dengan perdarahan

hebat.

-Tidak terjadi syok hipovolemik.

-Tanda-tanda vital dalam ba-tas

normal.

-Keadaan umum baik.

1. Monitor keadaan umum pasien.

2. Observasi tanda-tanda vital tiap

2-3 jam.

3. Monitor tanda-tanda perdarahan

Untuk memantau kondisi pasien

selama masa perawatan teruta-ma

saat terjadi perdarahan.

Dengan memonitor keadaan umum

pasien, perawat dapat segera me-

ngetahui jika terjadi tanda-tanda

pre syok/syok sehingga dapat se-

gera di tangani.

Tanda vital dalam batas normal

menandakan keadaan umum pasien

baik, perawat perlu terus mengob-

servasi tanda-tanda vital selama

pasien mengalami perdarahan un-

tuk memastikan tidak terjadi pre

syok/syok.

Perdarahan yang cepat diketahui

dapat segera diatasi, sehingga pasi-

en tidak sampai ke tahap syok hi-

povolemik akibat perdarahan he-

19

Page 20: deman berdarah.doc

4. Jelaskan pada pasien/keluarga

tentang tanda-tanda perdarahan

yang mungkin dialami pasien.

5.Anjurkan pasien/keluarga untuk se-

gera melapor jika ada tanda-tanda

perdarahan.

6. Pasang infus, beri terapi cairan in-

travena jika terjadi perdarahan

(kolaborasi dengan dokter).

7. Segera puasakan jika terjadi perda-

rahan saluran pencernaan.

8. Cek Hb, Ht, trombosit (sito).

bat.

Dengan memberi penjelasan & me-

libatkan keluarga diharapkan tan-

da-tanda perdarahan dapat diketa-

hui lebih cepat & pasien/ keluarga

menjadi kooperatif se-lama pasien

di rawat.

Keterlibatan keluarga untuk segera

melaporkan jika terjadi perdarahan

terhadap pasien sangat membantu

tim perawatan untuk segera mela-

kukan tindakan yang tepat.

Pemberian cairan intravena sangat

diperlukan untuk mengatasi kehi-

langan cairan tubuh yang hebat yai-

tu untuk mengatasi syok hipovo-

lemik. Pemberian infus dilakukan

dengan kolaborasi dokter.

Puasa membantu mengistirahatkan

saluran pencernaan untuk semen-

tara selama perdarahan berasal dari

saluran cerna.

Untuk mengetahui tingkat kebo-

coran pembuluh darah yang di

20

Page 21: deman berdarah.doc

9. Perhatikan keluhan pasien seperti

mata berkunang-kunang, pusing,

lemah, ekstremitas dingin, sesak

nafas.

10. Berikan tranfusi sesuai dengan

program dokter.

11. Monitor masukan & keluaran,

catat & ukur perdarahan yang

terjadi, produksi urin.

12. Berikan obat-obatan untuk me-

ngatasi perdarahan sesuai dengan

program dokter.

13. Bila terjadi tanda-tanda syok

hipovolemik, baringkan pasien

alami pasien & untuk acuan me-

lakukan tindakan lebih lanjut

terhadap perdarahan tersebut.

Untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh perdarahan tersebut pada

pasien sehingga tim kesehatan le-

bih waspada.

Untuk menggantikan volume darah

serta komponen darah yang hilang.

Pengukuran & pencatatan sangat

penting untuk mengetahui jumlah

perdarahan yang dialami pasien.

Untuk mengetahui keseimbangan

cairan tubuh. Produksi urin yang

lebih pekat & lebih sedikit dari

normal (sangat sedikit)

menunjukkan pasien kekurangan

cairan & mengalami syok. Hati-

hati terha-dap perdarahan di dalam.

Untuk membantu menghentikan

perdarahan.

Untuk menghindari kondisi yang

lebih buruk.

21

Page 22: deman berdarah.doc

terlentang atau posisi datar.

14. Berikan terapi oksigen sesuai

dengan kebutuhan.

15. Segera lapor dokter jika tam-pak

tanda-tanda syok hipovolemik &

observasi ketat pasien serta perce-

pat tetesan infus sambil menunggu

program dokter selanjutnya.

Pemberian O2 akan membantu ok-

sigenasi jaringan, karena dengan

terjadinya perdarahan hebat maka

suplai oksigen ke jaringan

terganggu.

Untuk mendapatkan penanganan

lebih lanjut sesegera mungkin.

22

Page 23: deman berdarah.doc

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Christanti. 1995. Perawatan Pasien DHF. EGC. Jakarta.

Mansjoer, Arif, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; FKUI. Jakarta

Nancy and Beckle. 1987. NCP for Pediatric Patient ; p. 230-233. The C.V. Mosby Company,

St. Laouis, Washington, Toronto.

Nelson . 2000. Ilmu Kesehatan Anak,volome I ,Edisi 15.EGC. Jakarta

RS Sint. Carolus. Asuhan Keperawatan pada klien dengan DHF.

Rampengan,T.H dan Laurentz,I.R. 1997. Penyakit infeksi tropik pada anak; EGC.Jakarta

Soedarmo, SP. 1995. Demam Berdarah Dengue. Medika No. 10 Tahun XXI, Oktober 1995.

Soetjiningsih.1998 Tumbuh Kembang Anak,EGC. Jakarta

. . . . . 2000. Diktat kuliah PSIK.FK.UNAIR,TA: 2000/2001. Surabaya.

23

Page 24: deman berdarah.doc

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK S DENGAN DHF DIRUANG

MENULAR ANAK RSUD.Dr.SOETOMO, SURABAYA

Nama Mahasiswa : Subhan Ruang : Anak Menular

NIM : 019930023B No. Reg.: 10071939

Pengkajian diambil tgl : 6 Agustus 2001 Jam : 09.20 wib

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : An. S

Jenis kelamin : Perempuan

Tgl. Lahir : 02 Mei 1997

Umur : 5 Tahun

Anak ke : III (tiga)

Nama Ayah : Alh.Tn. A.H

Nama Ibu : Ny. S

Pendidikan ayah : SLTA

Pendidikan Ibu : SLTA

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

Alamat : Jl. Gundi II,No.33 Surabaya

Diagnosa Medis : DHF Grade III

Tgl. MRS : 6 Agustus 2001, Jam 03.00 Wib

Sumber Informasi : Ibu klien dan status rekam medik

II. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan utama : Panas tinggi secara mendadak disertai mimisan

2. Riwayat penyakit sekarang : Panas tinggi disertai mimisan 2x,jumlah

sedikit,nyeri kepala dan perut sejak 2 hari yang lalu,mual-muntah

menurut ibu klien 2 x ± 100 cc warna kemerahan,makan minum sulit

Cengeng dan rewel.

3. Riwayat penyakit dahulu : 3 hari sebelum MRS klien panas dan dibawa

kedokter praktek turun sebentar kemudian panas lagi. Klien tidak ada

riwayat penyakit panas,kejang,jantung/HT,paru atau DM, Hanya sakit

batuk pilek biasa .

4. Riwayat penyakit keluarga : Kakak tertua sewaktu berumur 5 tahun

pernah terkena DHF.Beberapa minggu yang lalu kakak nomor dua

menderita sakit typhus abdominalis dan dirawat dirumah sakit, ke-luarga

tidak ada yang menderita penyakit jantung/HT,paru atau DM.

5. Kesehatan lingkungan : Menurut ibu klien kondisi lingkungan bersih

kebersihan kamar mandi,bak mandi dikuras minimal 1 x/seminggu-,-

tinggal diperkampungan yang cukup padat,ibu/keluarga tidak mengetahui

25

Page 25: deman berdarah.doc

apakah disekitar lingkungan ada yang menderita penyakit demam

berdarah.

6. Riwayat kehamilan :

Pre-natal :

Tidak ada kelainan /penyakit pada ibu saat hamil,usia

kehamilan 9 bulan

Natal :

Bayi lahir spontan dirumah sakit ditolong oleh dokter, langsung

menangis,tidak ada kebiruan BB= 2500 gram panjang ibu klien lupa.

Post-natal :

pertumbuhan dan perkembangan dalam batas nor- mal,ASI diberikan

sampai usia 6 bulan setelah itu diberikan susu buatan dan makanan

tambahan bubur nestle. Imunisasi lengkap tidak ada alergi terhadap

makanan ,klien agak sulit makan.

7. Tumbuh kembang Klien : membalik badan usia 4 bulan,duduk usia 6

bulan,berdiri usia 10 bulan berjalan usia 1 tahun,mengoceh usia 6

bulan,berbicara usia 1,5 tahun. Saat ini BB= 16 kg, TB= 102 cm,LK=51

cm,LD= 72 cm, LLA= 16 cm, Usia 5 tahun.

8. Psikososial : Klien cengeng dan rewel tidak mau berpisah dengan

ibu,keras hati semua kemauan harus dituruti bila tidak akan me-

nangis,setiap dilakukan prosedur tindakan klien berontak bahkan

merenggut/melepas sonde dan infus yg dipasang.

III. PENGKAJIAN PERSISTEM

a. Sistem pernapasan : RR= 40 x/mnt;ada retraksi otot bantu napas,gerakan

dada simetris,suara napas vesikuler,terdapat perdarahan hidung 2x tidak

banyak,batuk,ronkhi -/+,wheezing -/-

b. Sistem kardiovaskuler : TD= 90/60 mmHg,nadi= 108 x/mnt,S1 dan S2

tunggal, murmur tidak terdengar, akral hangat,test RL + , > 20 % pada

ekstrimitas atas kanan,edema tidak ada.

c. Sistem persarafan : kesadaran compos mentis, Klien gelisah dan cengeng

serta rewel, GCS= 456 total = 15.

d. Sistem perkemihan – eliminasi uri : BAK= 1 x saat pengkajian ± 300 cc,

warna coklat tua dan pekat.

e. Sistem pencernaan-Eliminasi alvi : Nafsu makan tidak ada,menolak setiap

kali disuruh/disuapi makan, mengeluh sakit menelan, mukosa mulut kering,

nyeri tekan pada ulu hati/perut bagian atas mual dan muntah 1 x sedikit ± 30

cc hepatomegali 2 – 3 cm,bising usus 17 x/mnt,Umbilikus menonjol,BAB= 1x

agak encer warna coklat tua,bau menusuk.

f. Sistem tulang-otot-integumen : Klien merintih badannya sakit,badan

panas,wajah kemerahan,pergerakan baik dapat menggerakan ekstrimitas

atas dan bawah sendiri tanpa bantuan,masih lemah.

26

Page 26: deman berdarah.doc

g. Sistem reproduksi : saat ini klien berada pada fase oedipal/falik dimana

klien dekat dengan ibu dan kakak tertuanya,tidak mau mengalah dengan

adiknya,vagina labia mayora menutupi labia minora, infeksi pada saluran

kemih menunggu hasil laboratorium,klinis belum nampak.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium,tgl. 6 – 8 – 2001 Tgl. 7 – 8 - 2001

Hb : 14,8 g/dl 15,8 g/dl

Leukosit : 4,7 x 109/L 4,1 x 109/L

Trombosit : 108 x 109/L 155 x 109/L

Hematokrit : 0,44 % Urine : sedimen :

Elektrolit : Kalium= 3,85 meq/L Leucosit : + 0 -1

Natrium= 132 meq/L epitel : + 1 -2

Calsium= 110 meq/L

Eo/Baso/Batang/leg/lim

-/ - / 1 / 41 / 58

Radiologi, tgl. 6 – 8 – 2001

Co : Ukuran dan bentuk normal

Pulmo: Tak tampak infiltra,tak tampak kelainan kedua sinus phrenicocostalis tajam.

V. Terapi/pengobatan :

Tgl. 6 – 8 – 2001 :

RLD5 48 cc/jam

Minum manis cukup

Vitamin BC/C 3 x 1 bungkus/hari

Antasida syrup 3 x 1 cth

Diit TKTP 1300 Kcal + 35 gram protein

Nasi 3 x 1/hari

Susu 3 x 200 cc

27

Page 27: deman berdarah.doc

ANALISA DATA

KELOMPOK DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

Tgl. 6 – 8 - 2001

S: Klien mengatakan

sakit perut bagian

atas,juga saat menelan

O: anak cengeng-

berkeringat,gelisah nyeri

tekan pada

epigastrium,TD=90/60

mmHg,Nadi= 108 x/mnt

Proses penyakitnya

Infeksi dengue

Nyeri

Nyeri

Tgl. 6 – 8 - 2001

S: Ibu mengeluh badan

anak panas & tidak mau

turun

O: Panas tinggi, ba-dan

teraba panas, wajah

merah, Suhu= 39,20c

Proses penyakit

Infeksi dengue

Demam

Hiperthermia

Tgl. 6 – 8 - 2001

S: Ibu mengatakan

anaknya berkeringat

dingin.

O:Panas sejak 3 hari

sebelum MRS kemu-dian

mendadak tinggi disertai

mimis-an dan muntah,

warna muntah kemerah-

an,akral hangat,-

Trombosit= 108 x

109/L,Hematokrit= 0,44

%

Proses penyakit

Infeksi dengue

Trombositopeni & vaskulitis

Permiabilitas pembuluh darah

meningkat Perdarahan

Resiko tejadi syok

hipovolemik

Tgl. 6 - 8 - 2001

S: Ibu mengatakan klien

tidak mau makan dan

minum bila sedang sakit.

Nafsu ,akan menurun

Nyeri menelan,Mual-muntah

Perubahan nutrisi : Kurang

dari kebutuhan

28

Page 28: deman berdarah.doc

O:Klien rewel &

cengeng, nafsu makan

menurun, menolak setiap

kali disu-ruh/disuap

makan,-mengeluh sakit

me-nelan,mukosa mulut

kering,Mual-muntah saat

peng-kajian 1 x ± 30 cc

Asupan nutrisi inadekuat

Tgl. 8 – 8 - 2001

S: Ibu mengatakan

anaknya terlihat se-sak &

napasnya cepat

O: Pernapasan cuping

hidung,retraksi

intercostalis servikal-

ronkhi -/+ kering ha-

lus,RR= 64 x/mnt

Infeksi dengue

Vaskulitis + Reaksi imunologik

Permeabilitas vaskuler

meningkat

Kebocoran plasma

Efusi serosa

Cairan menumpuk dirongga

pleural pa-ru,terjadi penurunan

ekspansi paru

sesak

Ketidak efektifan pola napas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan hebat/ekstravasasi.

2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan mekanisme patologis (proses penya-kit)

4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

mual,muntah,anoreksia & sakit saat menelan.

5. Ketidak efektifan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

29

Page 29: deman berdarah.doc

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO &

TGL

DIAGNOSA TUJUAN &

KRITERIA HASIL

INTERVENSI RASIONAL

1

6/8/01

Resiko terjadi

syok hipovole-

mik berhubung-

an dengan per-

darahan hebat/

ekstravasasi.

Tidak terjadi syok

hipovolemik.

Kriteria hasil :

- Tanda-tanda

vital dalam batas

normal.

- Keadaan

umum ba-ik.

1. Monitor keadaan umum,tanda-tanda vital &

perdarahan tiap 2 – 3 jam.

2. Jelaskan pada keluarga ttg tanda-tanda

perdarahan yg mungkin dialami klien,serta anjurkan u/

segera melapor-kannya.

3. Monitor trombosit dan penurunan yg di

sertai tanda kli-nis setiap hari.

4. Mengantisipasi tanda terjadinya perdarahan.

5. Menganjurkan klien u/banyak

istirahat/Bedrest.

1. Memantau kondisi,perubahan TTV,serta

perdarahan sedini mungkin shg dpt sege-

ra diatasi & klien tdk jatuh pada keadaan

presyok/syok.

2. Keterlibatan klg & klien sgt membantu

pe-nangan sedini mungkin serta

diharapkan klien & klg lebih kooperatif.

3. Dengan trombosit yg terpantau setiap hari

dpt diketahui tingkat kebocoran pembu-

luh darah & dpt menjadi acuan dalam

melakukan tindakan.

4. Mencegah tjdnya perdarahan lebih lanjut.

5. Aktivitas klien yg tdk terkontrol dpt me-

nyebabkan tjdnya perdarahan.

2

6/8/01

Hipertermia ber-

hubungandengan

proses penyakit

(viremia)

Hipertermia menu-

run/tidak terjadi lagi.

Kriteria hasil :

1. Anjurkan klg u/ memberikan klien kompres dingin

pd ketiak, kepala/dahi & lipat paha.

2. Mengobservasi TTV tiap 3 jam lebih sering.

1. Kompres dingin diharapkan

membantu menurunkan suhu tubuh

2. TTV merupakan acuan u/

mengetahui KU klien .

30

Page 30: deman berdarah.doc

-Suhu tubuh normal

(360c – 370c).

-Pasien bebas de-

mam kurang dari 7

hari

3. Menjelaskan ttg penyebab peni-ngkatan suhu

tubuh pada klg.

4. Anjurkan klien u/ banyak minum terutama yg

manis-manis ± 1 – 2 liter/24 jam.

5. Berikan terapi cairan & pengobatan sesuai

program

3. Keterlibatan klg sgt berarti dlm

proses ke sembuhan klien

4. Peningkatan suhu tubuh

mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat shg perlu diimbangi dengan

asupan cairan yg ba-nyak

5. Pemberian terapi cairan sgt penting

bagi klien dng peningkatan suhu tubuhn

yg tinggi

3

6/8/01

Gangguan rasa nya-

man : Nyeri berhu-

bungan dengan me-

kanisme patologis

(proses penyakit).

Nyeri berkurang dlm

waktu 4 x 24 jam.

Kriteria hasil :

- Klien tdk lagi

me-ngeluh

kesakitan.

- Klien rileks &

te-nang, tidur 8 – 10

jam.

1. Berikan terapi pengobatan sesuai program.

2. Kaji tingkat nyeri yg dialami klien dengan skala 0

– 10,intensitas,respon klien dan lamanya serta lokasi

nyeri

3. Berikan suasana gembira, alihkan perhatian klien

deng-an melihat buku/majalah anak-anak.

4. Berikan kesempatan pd. Klien u/ berkomunikasi

dng org terdekat

1. Obat analgesik dpt menghentikan nyeri

dng segera.

2. U/ mengetahui seberapa berat keluhan

klien & efek terapi yg di berikan sebe-

lumnya.

3. Dng memberikan aktivitas lain klien dpt

melupakan sakit/nyeri yg dialaminya.

4. Dpt berhubungan dng org yg terdekat bisa

membuat klien merasa aman, gembira &

bahagia shg dpt melupakan sakit/ nyeri

yg dialaminya.

4

6/8/01

Gangguan peme-

nuhan kebutuhan

nutrisi : kurang

Nutrisi terpenuhi

dlm 4 X 24 jam

1. Pasang sonde u/ memberikan nutrisi parenteral. 1. Nutrisi parenteral sgt

bermanfaat/dibu- tuhkan klien ter utama

jika intake per-oralnya sgt kurang.

31

Page 31: deman berdarah.doc

dari kebutuhan

berhubungan de-

ngan mual, mun-

tah,anoreksia &

sakit saat mene-

lan.

Kriteria hasil :

-Nafsu makan kx.

meningkat, diit di

habiskan.

-Kx.tdk lemah.

2. Bujuk klien agar mau makan & minum.

3. Kaji keluhan mual,muntah, sakit saat menelan.

4. Berikan makanan yg mudah ditelan seperti

bubur,tim dan susu.

5. Memberikan makan porsi kecil dan sering.

2. Akan sgt membantu bila klien mau

ma-kan/minum tanpa menggunakan

sonde.

3. U/menetapkan cara mengatasi

kebutuhan nutrisi.

4. Membantu mengurangi kelelahan

klien & membantu meningkatkan asupan

maka-nan.

5. U/menghindari mual & muntah.

5

8/8/01

Ketidak efektifan

pola pernapasan

berhubungan de-

ngan penurunan

ekspansi paru.

Pola napas efek-tif

dalam 2 X 24 jam.

Kriteria hasil :

- Kx.memperlihat-

kan frekuensi perna-

pasan yg efektip &

mengalami pertuka-

ran gas pada paru.

- Diketahuinya fak-

tor penyebab keti-

dakefektifan pola

napas.

1. Berikan O2 2 – 4 liter/mnt.

2. Obsevasi terhadap pernapasan cuping hidung,

retraksi atau sianosis.

3. Tetap bersama klien & latih u/ bernapas perlahan-

lahan berna pas lebih efektif.

4. Lakukan pemeriksaan GDA & lainnya.

5. Berikan terapi sesuai program.

1. Oksigen yg diberikan sebagai

maintenan-ce sebelum penyebab sesak

napas diketa-hui scr pasti.

2. U/mengetahui sedini mungkin

adanya sesak napas shg dpt dilakukan

tin-dak secepat mungkin

3. Memberikan rasa aman kepada klg

& klien serta mengajarkan klien untuk

ber-napas scr efektif.

4. U/mengetahui penyebab sesak

napas shg dpt dilakukan tindakan yg

tepat.

5. Terapi pengobatan

diperlukan/diindi-kasikan bila terjadi

32

Page 32: deman berdarah.doc

bronko spasme.

33

Page 33: deman berdarah.doc

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI

DIAGNOSA TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7/8/01

07. 15

07.45

08.55

09.05

09.15

Mengobsevasi TTV :

suhu= 38,50c, TD=

90/70 mmHg,Nadi =

100 x/mnt,-RR= 44

x/mnt

Meraba ekstrimitas

klien sambil mejelas-

kan tanda-tanda per-

darahan & tindak yg

harus dilakukan pd ibu

klien.

Mengambil specimen

da-rahu/pemeriksaan:

DL, trombosit,hema-

tokrit elektrolit. Mene-

kan luka bekas tusu -

kan ± 5 – 10 mnt.

Menganjurkan ibu kli-

en u/menjaga keber-

sihan mulut klien dng

menggunakan sikat gi-

gi lunak

Menganjurkan klien u/

istirahat/bedrest ma-

kan,minum,BAB/BA

K dibantu.

S: Ibu mengatakan kondisi

anaknya masih lemah.

O: Mimisan tdk lagi,Trombosit =

155.000,Nadi= 102 x/mnt; TD=

100/70 mmHg,RR =44 x/mnt,

akral hangat.

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan ren-cana intervesi

1,3, 4

2 7/8/01

07.30

07.35

Memberikan kompres

dingin pada dahi,axilla

& lipat paha.

Memberikan paraceta-

mol 160 mg (puyer)

S: Ibu klien menga takan tubuh

anak nya panas sudah turun.

O: Suhu= 37,20c, mukosa mulut

ke-ring,klien kehaus-an.

A: Masalah belum teratasi

seluruhnya

34

Page 34: deman berdarah.doc

07.55

08.00

10.05

Menganjurkan ibu

klien u/ banyak min-

um terutama yg manis

manis.

Memberikan penjelas

an pd ibu klien penye-

bab panas yg tdk sege

ra turun

Mengoff infus karena

sudah dipasang sonde.

P: Terukan renca-na intervensi

1,2,4 5

3 7/8/01

08.20

08.25

09.20

Memberikan penjelas-

an pada ibu ttg penye-

bab nyeri

Memberikan antasida

1 cth

Mengalihkan perhati-

an klien dng melihat

gambar buku cerita

dan mengajak bicara.

S: Klien masih merintih kesakitan

& tdk bisa tidur.

O: Klien gelisah,cengeng,nyeri

tekan epigastrium.

A: Masalah belum teratasi

P Teruskan rencana intervensi

1,2,3,4.

4 08.10

08.45

08.50

09.10

13.45

Membantu memasang

sonde lambung

Memberikan bubur

100 cc

Membujuk klien agar

mau makan & minum

Menimbang BB= 16

Kg

Meng-observasi TTV :

Suhu=37,20c,TD=100

/70 mmHg,Nadi= 102

x/mnt, perdarahan ti-

dak ada,akral,hangat,

muntah 1 x sedikit

S: Ibu klien mengatakan bila sakit

klien memang sulit makan

O: Diit diberikan tiap 2

jam,makan peroral belum mau

BB=6 kg,muntah 1x sedikit

A: Masalah belum teratasi selu-

ruhnya

P: Teruskan rencana intervensi

1,2,4

1 8/8/01

07.10 Mengobservasi TTV :

S: -

O: Perdarah tdk ada,akral hangat,

35

Page 35: deman berdarah.doc

08.05

09.35

Suhu : 390c, TD=

110/70 mmHg,Nadi=

124 x/mnt, RR= 44

x/mnt,perdarahan ti-

dak ada,akral hangat.

Mengambil specimen

urine u/ periksaan UL

& kultur

Menjelaskan prosedur

pemeriksaan radiologi

thorak foto

TD= 110/70 mm-Hg,Nadi= 132 x/

mnt,RR=64 x/mnt pernapasan cu-

ping hidung,retraksi intercostalis

servical

A: Masalah teratasi sebagian

timbul masalah pola napas.

P: Teruskan renca na intervensi

2 8/8/01

07.20

07.30

08.00

Memberikan kompres

dingin.

Mengingat ibu mem-

berikan klien minum

yg manis bila tdk mau

air putih

Memberikan puyer pa-

racetamol 160 mg.

S: Ibu mengatakan badan anaknya

ma sih panas

O:Suhu= 380c,mukosa mulut ke-

ring, badan panas

A: Masalah belum teratasi

seluruhnya

3 8/8/01

08.15

08.45

08.20

Mengalihkan perhati-

an klien terhadap nyeri

dng mengajak melihat

gambar di buku cerita.

Mengkaji tingkat nyeri

klien dng skala 4, mun

cul kadang ± 2 – 3 me

nit diperut bagian

atas /epigastrium.

Menganjurkan ibu sela

lu berada dekat dng

klien

S: Klien masih merintih kesakitan

& memegang perut bagian atas.

O: Klien masih cengeng,gelisah,-

nyeri tekan epigastrium.

A: Masalah belum teratasi selu-

ruhnya.

P: Teruskan rencana interrvensi

1,2,3

4 8/8/01

07.40

07.55

Memberikan susu per-

sonde 100 cc.

Menanyakan apakah

klien masih mual mun

S: Ibu klien mengatakan klien be

lum mau makan tapi diit personde

dihabiskan/diberikan.

O: Diit diberikan tiap 2 jam, habis

masih menolak bila diberikan

36

Page 36: deman berdarah.doc

08.30

09.18

tah & sakit menelan.

Menanyakan apakah

klien masih tdk mau

makan & minum ?

masih tdk mau.

Membujuk klien u/

makan & minum yg

manis serta mendo-

rong ibu u/ terus men-

cobanya.

makan/minumperoral,mukosa mu-

lut kering,mual ada,muntah tdk

ada.

A: Masalah teratasi sebagian

P: Tetap teruskan rencana inter-

vensi 1,2,3,4.

5 8/8/01

09.55

10.10

10.20

13.30

Memberikan O2 2

liter/mnt

Menganjurkan klien

u/bernapas scr perla-

han-lahan

Terus mengobservasi

adanya pernapasan cu-

ping hidung,retraksi

dada & sianosis

Mengobservasi TTV :

Suhu= 380c,TD= 110/

70 mmHg,Nadi=132

x/mnt,akral hangat,-

perdarahan tdk ada.

S: Ibu mengatakan anaknya masih

terlihat sesak.

O:RR= 64 x/mnt,Nadi= 132 x/mnt

pernapasan cuping hidung,retraksi

intercostalis servikal.

A: Masalah belum teratasi

P: Teruskan rencana intervensi 1

s/d 5

1 9/9/01

07.15

09.20

08.15

Mengobservasi TTV :

Suhu : 370c, TD=

110/70 mmHg,Nadi=

124 x/mnt, RR= 56

x/mnt,perdarahan

tidak ada,akral hangat.

Mengambil specimen

darah u/ periksaan DL,

widal & gaal kultur

Menjelaskan penyebab

terjadinya sesak napas

pada klien.

S: -

O: Perdarahan tdk ada,muntah tdk

ada, akral hangat,keringat dingin,

TD= 110/70 mmHg,Nadi= 128 x/

mnt,RR= 48 x/mnt.

A: Masalah teratasi

P: Tetap teruskan rencana inter-

vensi,klien tetap perlu observasi

ketat.

37

Page 37: deman berdarah.doc

2 9/9/01

07.30

08.00

08.40

Mengingat ibu mem-

berikan klien minum

yg manis bila tdk mau

air putih

Menganti pakaian,alas

tempat tidur klien yg

basah o/ keringat.

Mengingatkan ibu ag-

ar tetap memperhati-

kan peningkatan suhu

tubuh anaknya

S: Ibu mengatakan suhu tubuh

anak normal.

O: Suhu=36,80c,badan hangat,keri

ngatan,demam hari ke 8.

A: Masalah belum teratasi semua

P: Tetap teruskan rencana inter-

vensi

3 9/9/01

08.25

09.30

10.20

11.15

Mengalihkan perhati-

an klien terhadap nyeri

dng mengajak melihat

gambar di buku cerita.

Mengkaji tingkat nyeri

klien dng skala 4, mun

cul kadang ± 2 – 3 me

nit diperut bagian

atas /epigastrium.

Menganjurkan ibu sela

lu berada dekat dng kli

en bila pergi hendak-

nya dititipkan.

Memberikan sirop an-

tasida 1 cth

S: Klien tdk mengeluh kesakitan

O: Klien diam,cengeng kurang,

nyeri tekan epigastrium tdk ada

A: Masalah teratasi

P: Rencana intervensi tdk lanjut-

kan tetapi tetap awasi & per-

hatikan keluhan klien

4 9/9/01

11.30

11.45

12.10

Memberikan susu per-

sonde 100 cc.

Menanyakan apakah

klien masih mual mun

tah & sakit menelan.

Menanyakan apakah

klien masih tdk mau

makan & minum ?

masih tdk mau.

S; Ibu mengatakan anak masih

belum mau makan minum,lewat

sonde diberikan.

O: Diit sonde habis,makan/minim

peroral masih tdk mau/menolak,-

mual-muntah tdk ada.

A: Masalah teratasi sebagian

P: Tetap teruskan rencana inter-

vensi

38

Page 38: deman berdarah.doc

12.40 Membujuk klien u/

makan & minum yg

manis

5 9/9/01

08.10

09.35

12.55

13.20

Memberikan O2 2

liter/mnt

Menganjurkan klien

u/bernapas scr perla-

han-lahan

Terus mengobservasi

adanya pernapasan cu-

ping hidung,retraksi

dada & sianosis

Mengobservasi TTV :

Suhu= 380c,TD= 110/

70 mmHg,Nadi=132

x/mnt,RR= 54 x/mnt

akral hangat,perdarah-

an tdk ada

S: Ibu mengatakan anaknya masih

terlihat sesak.

O:RR= 54 x/mnt,Nadi= 132 x/mnt

pernapasan cuping hidung,retraksi

intercostalis servikal.

A: Masalah belum teratasi

P: Teruskan rencana intervensi 1

s/d 5

2 10/8/01

07.20

07.55

08.00

08.15

Mengingat ibu mem-

berikan klien minum

yg manis bila tdk mau

air putih.

Mengobservasi TTV :

suhu: 370c,TD= 100/

70 mmHg,Nadi= 120

x/mnt,RR=48 x/mnt.

Akral hangat,perdara

han tdk ada

Menganti pakaian,alas

tempat tidur klien yg

basah o/ keringat.

Mengingatkan ibu ag-

ar tetap memperhati-

kan peningkatan suhu

tubuh anaknya

S: Ibu mengatakan suhu tubuh

anak normal.

O: Suhu=36,40c,badan hangat,keri

ngatan,demam hari ke 9.

A: Masalah teratasi

P: Tetap teruskan rencana inter-

vensi 4 & 5 walaupun masalah su-

dah teratasi.

39

Page 39: deman berdarah.doc

4 10/8/01

08.20

08.45

09.50

10.45

Memberikan susu per-

sonde 200 cc.

Menanyakan apakah

klien masih mual mun

tah & sakit menelan.

Menanyakan apakah

klien masih tdk mau

makan & minum ?

mau sedikit.

Membujuk klien u/

makan & minum yg

manis

S; Ibu mengatakan anak masih

belum mau makan minum,lewat

sonde diberikan.

O: Diit sonde habis,makan/minim

peroral masih tdk mau/menolak,-

mual-muntah tdk ada.

A: Masalah teratasi sebagian

P: Tetap teruskan rencana inter-

vensi

5 10/8/01

09.00

09.10

11.30

13.20

Memberikan O2 2

liter/mnt K/P

Menganjurkan klien

u/bernapas scr perla-

han-lahan

Terus mengobservasi

adanya pernapasan cu-

ping hidung,retraksi

dada & sianosis

Mengobservasi TTV :

Suhu= 36,40c,TD=

110/ 70 mmHg, Nadi=

132 x/mnt,RR= 54

x/mnt akral hangat,per

darahan tdk ada

S: Ibu mengatakan anaknya masih

terlihat sesak.

O:RR= 44 x/mnt,Nadi= 120 x/mnt

pernapasan cuping hidung tdk tam

pak,retraksi intercostalis servikal.

A: Masalah belum teratasi

P: Teruskan rencana intervensi 1

s/d 5

EVALUASI AKHIR

Diagnosa keperawatan No.1,2 dan 3 teratasi walau masih perlu observasi karena ada komplikasi

Bronkho pneumoni dan efusi pleural,klien masih dirawat

40