demam tifoid

4
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. 1,2 Salmonella typhi ialah bakteri gram negatif, berflagela, bersifat anaerobik fakultatif, tidak berspora, berkemampuan untuk invasi, hidup dan berkembang biak di dalam sel kariotik. 2,3 Demam tifoid merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dengan angka kematian sebesar 12,6 juta kasus dan diperkirakan terjadi 600.000 kematian tiap tahunnya. Demam tifoid merupakan suatu penyakit yang terdapat di seluruh dunia akan tetapi lebih banyak dijumpai dinegara - negara yang sedang berkembang di daerah tropis. Hampir 80% dari kasus tersebut terjadi di Asia. Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah. Kejadian demam tifoid di Indonesia sekitar 1100 kasus per 100.000 penduduk per tahunnya dengan angka kematian 3,1-10,4%. Menurut Departemen Kesehatan RI penyakit ini menduduki urutan kedua sebagai penyebab kematian pada kelompok umur 5-14 tahun di daerah perkotaan. 2 Sumber penularan penyakit demam tifoid dapat melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, biasanya kontaminasi dari bahan feses,

description

demam tifoid

Transcript of demam tifoid

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.1,2 Salmonella typhi ialah bakteri gram negatif, berflagela, bersifat anaerobik fakultatif, tidak berspora, berkemampuan untuk invasi, hidup dan berkembang biak di dalam sel kariotik.2,3Demam tifoid merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dengan angka kematian sebesar 12,6 juta kasus dan diperkirakan terjadi 600.000 kematian tiap tahunnya. Demam tifoid merupakan suatu penyakit yang terdapat di seluruh dunia akan tetapi lebih banyak dijumpai dinegara - negara yang sedang berkembang di daerah tropis. Hampir 80% dari kasus tersebut terjadi di Asia. Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah. Kejadian demam tifoid di Indonesia sekitar 1100 kasus per 100.000 penduduk per tahunnya dengan angka kematian 3,1-10,4%. Menurut Departemen Kesehatan RI penyakit ini menduduki urutan kedua sebagai penyebab kematian pada kelompok umur 5-14 tahun di daerah perkotaan.2Sumber penularan penyakit demam tifoid dapat melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, biasanya kontaminasi dari bahan feses, muntahan maupun cairan badan. Salmonella typhi dapat menyebar melalui tangan penderita, lalat dan serangga lain. Infeksi dapat terjadi secara langsung maupun tidak secara langsung dengan kuman Salmonella thypi. Kontak langsung berarti ada kontak antara orang sehat dan bahan muntahan penderita demam tifoid. Kontak tidak langsung dapat melalui air misalnya air minum yang tidak dimasak, air es yang dibuat dari air yang terkontaminasi, atau dilayani oleh orang yang membawa kuman, baik penderita aktif maupun carrier.1Gambaran klinis demam tifoid bervariasi dari gejala gejala ringan dengan demam yang tidak terlalu tinggi, malaise, dan sedikit batuk kering, hingga gejala klinis yang berat disertai dengan perut yang tidak nyaman dan berbagai macam komplikasi. Beberapa faktor mempengaruhi berat dan outcome dari penyakit infeksi tersebut. Dalam hal ini, termasuk durasi penyakit sebelum mulainya terapi, pemilihan jenis antimikroba, usia, riwayat vaksinasi dan penyakit sebelumnya, virulensi strain bakteri, kuantitas inokulum yang teringesti, faktor host (pasien dengan imunosupresi) dan apakah individu tersebut sedang mengkonsumsi medikasi tertentu, seperti H2 blockers atau antasida yang dapat menurunkan asam lambung.4Diagnosis dini demam tifoid dan pemberian terapi yang tepat bermanfaat untuk mendapatkan hasil yang cepat dan optimal sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi.Pengetahuan mengenai gambaran klinis penyakit sangat penting untuk membantu mendeteksi dini penyakit ini. Pada kasus - kasus tertentu, dibutuhkan pemeriksaan tambahan dari laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis.3Diagnosis pasti demam tifoid berdasarkan pemeriksaan laboratorium didasarkan pada 3 (tiga) prinsip, yaitu: isolasi bakteri, deteksi antigen mikroba, titrasi antibodi terhadap organisme penyebab. Kultur darah merupakan gold standard metode diagnostik dan hasilnya positif pada 60 - 80% dari pasien. Untuk daerah endemik dimana sering terjadi penggunaan antibiotik yang tinggi, sensitivitas kultur darah rendah (hanya 10 - 20% kuman saja yang terdeteksi). Terdapat pula pemeriksaan widal untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen Salmonella typhi, dan pemeriksaan tubex untuk mendeteksi antibodi IgM Salmonella.5Terapi pada demam tifoid adalah untuk mencapai keadaan bebas demam dan gejala, mencegah komplikasi, dan menghindari kematian. Yang juga tidak kalah penting adalah eradikasi total bakeri untuk mencegah kekambuhan dan keadaan carrier.5 Bahaya yang ditimbulkan penyakit ini dapat berupa perdarahan akibat luka pada usus yang dapat menimbulkan syok dan kematian bagi si penderita. Untuk mencegah kejadian bahaya akibat penyakit tersebut dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika yang sesuai pada waktu yang tepat sehingga penderita dapat disembuhkan.1Berikut ini adalah salah satu contoh kasus demam tifoid yang akan dilaporkan pada perempuan berusia 36 tahun.