DEMAM TIFOID
-
Upload
qariahmaulidiahamin -
Category
Documents
-
view
296 -
download
7
Transcript of DEMAM TIFOID
1
DEMAM TIFOIDProf. Dr. dr. HA. Halim Mubin, MSc,
Sp.PD.
Konsultan Infeksi Tropis
2
Pendahuluan
Sinonim
• Enteric fever
• Typhus & parathypus abdominalis
3
Etiologi
• Salmonella typhii• Salmonella paratyphi A, B
dan C
Koloni salmonella pada agar McConkey.
4
Epidemiologi (1)
• Penderita 3 % carier
• Endemis di Indonesia sporadis
• Di Indonesia jarang menjadi epidemi
• Penyakit menular dpt mewabah
• Dlm 1 rumah kasus jarang > 1
• Wajib dilaporkan
• Sumber penularan sulit ditentukan
5
Epidemiologi (2)
Sumber penularan
• Air minum / makanan
• Tangan :– Tinja sendiri– Urine– Dahak– muntah
6
Epidemiologi (3)
Daya tahan hidup
• Air, es, debu, tinja kering, pakaian weeks
• Kulit 1 minggu
• Berkembang dlm susu susu rusak
7
Epidemiologi (4)
Distribusi :
• Worldwide
• Pengaruh iklim tidak ada
• > banyak di negara berkembang di daerah tropis
• Pria = wanita
• 12 - 30 th 70-80 %
• Ringan pada anak & glamur
8
Patogenesis
S. Typhi
Mulut Usus
Reseptor vili
Membiak dalam fagosit mononuklear jaringan limfoid
Darah (bakteremia I)
Membiak dlm RES
Darah (bakteremia II)
Limpa,usus,v. fellea & organ lain
Ves. Fellea carrierUsus
Granulomatosa
Villi, cripte kelenjar, lam.
propria, kl. limfe
Multiplikasi dalam fagosit
mononuklear
9
Hubungan Salmonella typhii & Makrofag
Salmonella
Lewat CR1 & CR3
Fagosom
Lisosom
Fusi fagosom-lisosom
Substansi bakterisidal
Kuman mati
10
Mekanisme terjadinya demam pd demam tifoid
Salmonella typhi
Progen eksogen (Sitokin : IL-1, IL-6,
IF-,TNF)Makrofag
Pirogen endogen
Area preoptik hipothalamus
(thermoregulator
Asam arakidonat
PGE 1 & 2
Vasokonstiksi perifer
Aktivasi metabolik
Disipasi panas
Produksi panas
Demam
11
Mekanisme terjadinya demam
12
Patologi Ileum distal
Radang : hiperplasi plaks peyeri
Nodul tifoid
Sumbatan pemb. darah
hipoksia
Nekrose
ulkus
Penyembuhan tanpa bekas
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
Perdarahan, perforasi
13
Dugaan patogenesisSalmonella typhii
endotoksin
makrofag
Monokins
TNF, Fc’ antagonis glucokortiroid, fc’
aktivasi limfosit, IF-1
Metabolit, arakidonat, Ox
radikal
Nekrose sel, gangguan
vaskuler, depresi ss. tulang, demam, abnormalitas lain
14
Gambaran klinis (1)• Masa tunas : 10 – 14 hr• Bervariasi : ringan - berat• Mulai = inf. Akut lain
– Minggu I• Demam• Mialgia• Sefalgia• Anoreksia mual muntah• Obstipasi/diare• Abdominal discomfort• Batuk• epistaksis
15
Gambaran klinis (2)
– Minggu II• Gejala > jelas• demam• Bradikardi relatif• Lidah tifoid (tengah kotor, tepi hiperemis, tremor)• Hepatomegali• Splenomegali• Meteorismus• Gangguan mental : apati, somnolen, stupor,
delirium, koma, psikosis• Roseola jarang
16
Laboratorium(1)• Lekosit : lekopeni normal lekositosis• Biakan darah :
– Positif : diagnosis pasti– Negatif : mungkin +/-– Tergantung dari
• Tehnik– Jumlah kuman 10/cc drh perlu diambil 5-10 cc– R/ sebelumnya– Langsung ditanam kirim– Diambil waktu demam
• Saat pemeriksaan– Terbaik minggu pertama selanjutnya
• Vaksinasi biakan negatif• R/ antibiotik biakan negatif
17
Laboratorium(2)
• Reaksi widal– Reaksi aglutinasi Ag-Ab– Mencari aglutinin dalam serum
• Aglutinin O tubuh kuman : 6 bl (+)• Aglutinin H flagella kuman : 1-2 th (+)• Aglutinin Vi simpai kuman
18
Laboratorium(3)
• Fc’ yg mempengaruhi Rx. widal– Penderita
• Gizi buruk• Saat pemeriksaan : minimal mg II peak mg V• R/ antibiotik• Penyakit penyerta : agammaglobulinemia,
lekemia, Ca advance• R/ immunosupresi / kortikosteroid• Vaksinasi kotipa/tipa• Inf. Klinis/subklinis salmo. Sebelumnya• Rx anamnestis :
19
Laboratorium(4)
• Fc’ yg mempengaruhi Rx. widal– Tehnis
• Rx. Silang dg species lain• Konsentrasi suspensi antigen• Jenis strain salmonella
20
Penatalaksanan
• Perawatan
• Diet
• Medikamentosa
• Cairan & elektrolit
21
Penatalaksanan perawatan
• Suspek d. tifoid– Tirah baring absolut
• Isolasi• Observasi• Pengobatan• Kesadaran posisi dubah-ubah• Bab & bak diperhatikan
– Mobilisasi bertahap (RSCM)• Hari ke 2 apireksi duduk waktu makan• Hari ke 7 apireksi mulai berdiri• Hari ke 10 apireksi jalan• Hari ke 13-15 apireksi pulang
22
Penatalaksanan perawatan
• Suspek d. tifoid– Mobilisasi bertahap (RSWS-makassar)
• Hari ke 3 apireksi duduk• Hari ke 7 apireksi jalan• Hari ke 10 apireksi pulang
23
Penatalaksanan perawatan
• Pola perawatan konvensional : mulai dengan bubur saring
• Lama perawatan 21 hari apireksiaMRS APIREKSI
A
? 7 3 3 3 5
Baring Duduk Jalan
Bubur saring Bubur biasa Nasi
Hari perawatan
Mobilisasi
Diet
24
Penatalaksanan perawatan
• Pola perawatan singkat : mulai dengan nasi• Lama perawatan : 10 hari apireksia
MRS APIREKSIA
? 3 4 3
Baring Duduk Jalan
Nasi
Hari perawatan
Mobilisasi
Diet
25
Penatalaksanan perawatan
• Pola perawatan sangat singkat : mulai dengan nasi
• Lama perawatan : 7 hari apireksiaMRS APIREKSI
A
? 3 4
Baring Duduk/Jalan
Nasi
Hari perawatan
Mobilisasi
Diet
26
Penatalaksanan diet
• diet konvensional bubur saring– Maksud bubur saring :
• Memudahkan pencernaan/absorbsi beban kerja usus– Makan kurang merangsang : perdarahan &
perforasi– Netralisasi asam lambung
– Syarat bubur saring• Mudah dicerna, porsi kecil, seringkali• Protein cukup• Tidak merangsang• Memenuhi kebutuhan normal
27
Penatalaksanan diet
– Makanan padat• Melancarkan defekasi bulk forming• Supaya BB cepat naik• Sudah jadi bubur di ileum terminalis• Meningkatkan selera makan• Disiapkan : mudah,murah,singkat• Jumlah kalori segera terpenuhi• Lebih menyenangkan penderita• Lamanya perawatan lebih singkat
28
Pengobatan
• Kloramfenikol DOC– Mortalitas < 12 % 1 %– Murah– Kekurangan :
• Relaps Pengidap• Resistensi Mual, muntah• Glositis Enterokolitis• Lekopeni Anemi aplastik• Trombositopeni Agranulositosis
– Dosis : • 50 -60 mg/kg.BB tiap 4-6 jam• 4 x 500 mg/hr spi 10 hari apireksia
29
Pengobatan
• Rata-rata pulang 14 hr bebas panas– 4 x 250 mg spi 3 hr apireksia– Istirahat 7 hari– 4 x 250 mg selama 5 hr– Rata-rata pulang 15 hr apireksia– 4 x 400 mg spi 7 hr apireksia– 3 x 500 mg spi 7 hr apireksia– Rata-rata pulang 10 hr apireksia
30
Pengobatan
• Tiamfenikol identik kloramfenikol– Dosis :
• 4 x 500 mg spi 5 hr apireksia
– Konsentrasi > dlm darah– > lama dlm badan/empedu– Toksisitas – Kompl. Hematologis
31
Pengobatan
• Ampisilina dan Amoksisilina– Dosis :
• 2 x 1500 mg = kloramfenikol• 3 – 4 x 1000 mg selama 14 hr• 4 x 1000 mg selama 14 hr• 2 x 1000 mg selama 21 hr
– Rata-rata perawatan 14 hr
32
Pengobatan
• Kotrimoksazole– Dosis :
• 2 x 2 tablet spi 7 hr apireksia
• Ceftriakson– Generasi ke-3 sefalosporin– Dosis :
• 4 gr /hr selama 2-3 hr
• Pefloxacin– Quinolon– Dosis :
• 400 mg/hr selama 5 – 7 hr
33
Pengobatan
• Obat-obat lain– Ciprofloxacin 500 mg (single dose)– Ofloxacin 400 mg – Norfloxacin 400 mg
• Kortikosteroid– Kontroversi toksis– Membran sel & lisosom hambat enzym
hidrolase– Dosis :
• Dexamethasone : 3 mg/kg.BB 1 mg/kg.BB. 6 jam slm 2 hr
34
Pengobatan khusus
• Wanita hamil– Trimester I : kloramfenikol– Trimester III : tiamfenikol– Amoksisilin selalu aman– Kloram pd trimester III tdk boleh diberi
karena :• Partus prematur• Kematian fetus intrauterin• Grey syndrome pd neonatus
35
Pengobatan khusus
• Carierr/symptomless excretor– Tanpa keluhan– symptomless excretor : salmonella (+) dl feses/urine
< 3 bl– Carier > 3 bl– Prev. > 3 %– Usia menengah– Wanita > pria– U/ diagnos : kultur 3-6 x– R/ :
• Ampisilin/amoksisilin : 4 x 1 gr/6 jam 4 mg• Kotrimoksazole : 2 x 2 tab(480) 4 mg• Ciprofloxacin : 2 x 750 mg 4 mg• Kombinasi dengan kolesistektomi
36
Pencegahan
• Usaha terhadap lingkungan hidup– Penyediaan air minum yg sehat– Sistim pembuangan kotoran yg higienes– Pemberantasan lalat– Pengawasan thd rumah makan & penjual
makanan
• Usaha terhadap manusia– Imunisasi– Menemukan & mengawasi carierr– Pendidikan kesehatan pd masyarakat
37
Komplikasi
• Intestina– Perdarahan usus– Perforasi– Ileus paralitik
• Ekstraintestinal– Kardiovaskuler– Darah– Paru– Hepar & vesika fellea– Ginjal– Tulang – neuropsikiatrik
38
Prognosis
• Umur
• Kekebalan penderita
• Juml. & virulensi salmonella
• Cepat & tepatnya terapi
• Keadaan umum
39
Differensial diagnosa
• Influenza
• Disentri basiler
• Peny. Dgn demam yang lama
• Malaria
• tuberkulosis
40
Daur hidupFilariasis
Pembuluh limfe
Nyamuk MikrofilariaKe sal. limfe
Dewasa(dalam 5 tahun)
larva
Manifestasi klinis tergantung jumlah mikrofilaria/mm3
Infeksi & Mikrofilaria (per mm3)• 0,5 tidak infektif• 3 infeksi optimal• 10 membunuh nyamuk
Masa tunas 2 bl – 1 th