Demam Berdarah Dengue

42
DEMAM BERDARAH DENGUE Melia Rahmadewi M Preseptor : Dr. Rinang Mariko, Sp.A

description

portofolio dhf

Transcript of Demam Berdarah Dengue

DEMAM BERDARAH DENGUE

Melia Rahmadewi MPreseptor : Dr. Rinang Mariko, Sp.A

akibat virus dengue yang dapat ditularkan dari satu orang kepada orang lainnya melalui

gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus

Demam berdarah dengue

epidemiologi

Angka kesakitan rata-rata DBD di Indonesia 0,05 per 100.000 penduduk (1968)-> 35,19 per 100.000 penduduk (1998) dengan kematian mencapai1.414 orang (KLB)

• Pada tahun 2011 sampai bulan Agustus tercatat 24.362 kasus dengan 196 kematian (CFR: 0,80 %)

Berdasarkan rekapitulasi data kasus sampai tanggal 22 Agustus 2011 tercatat hanya Provinsi Bali yang masih memiliki angka kesakitan DBD diatas target nasional yaitu 55 per 100.000

secondary heterologous infection

hipotesis antibody dependent enhancement

Patofisiologi

Manifestasi klinis

Tanda bahaya/ peringatan

Masalah klinis

Fase Deman demam tinggi dapat menyebabkan gangguan

neurologis dan kejang demam pada anak-anak

Fase Kritis Syok akibat kebocoran plasma, perdarahan yang

berat; kerusakan organ

Fase Pemulihan Hypervolaemia (hanya jika terapi cairan intravena

telah berlebihan dan / atau telah diperluas ke periode ini)

Terjadi kebocoran plasma yang mungkin menimbulkan shock (shock dengue) dan / atau akumulasi cairan, dengan atau tanpa distress pernapasan, dan / atau

Pendarahan yang hebat, dan / atau Kerusakan organ berat.

Dengue berat

Demam 2-7 hari ditambah salah satu hal berikut

Ada bukti kebocoran plasma, seperti: ◦ Tinggi atau semakin meningkat hematokrit; ◦ Efusi pleura atau ascites;◦ Sirkulasi kompromi atau shock (takikardia,

ekstremitas dingin dan berkeringat, Waktu pengisian kapiler lebih dari tiga detik, denyut nadi lemah atau tidak terdeteksi, pulsa sempit tekanan atau, shock akhir, tekanan darah unrecordable).

Ada pendarahan yang signifikan. Ada penurunan tingkat kesadaran (lesu atau

gelisah, koma,kejang-kejang).

Ada keterlibatan gastrointestinal berat (muntah terus menerus, meningkatkan atau intens sakit perut, sakit kuning).

Ada organ kerusakan parah (gagal hati akut, gagal ginjal akut, ensefalopati atau ensefalitis, atau manifestasi lain yang tidak biasa, cardiomyopathy)atau manifestasi yang tidak biasa lainnya.

Tatalaksana DBD

Kriteria: mampu menambah asupan cairan oral yang memadai, buang air kecil setidaknya sekali setiap enam jam, dan tidak memiliki salah satu dari tanda-tanda peringatan, terutama ketika demam reda. Nilai laboratorium normal

Mendorong asupan oral larutan rehidrasi oral (oralit), jus buah dan cairan lainnya mengandung elektrolit dan gula untuk mengganti kekurangan cairan akibat demam dan muntah.

Berikan parasetamol untuk demam tinggi jika pasien tidak nyaman.

Grup A: pasien yang dapat dikirimkan pulang

Anjurkan pada keluarga bahwa pasien harus dibawa ke rumah sakit segera jika salah satu dari berikut terjadi: tidak ada perbaikan klinis, penurunan sekitar waktu penurunan suhu badan sampai yg normal, sakit perut yang parah, muntah terus menerus, dingin dan ekstremitas berkeringat, lesu atau lekas marah / gelisah, perdarahan (misalnya tinja hitam atau muntah seperti kopi), tidak buang air kecil selama lebih dari 4-6 jam.

Pasien yang dipulangkan harus dipantau setiap hari oleh penyedia layanan kesehatan untuk suhu, pola asupan cairan, output urin (volume dan frekuensi) tanda-tanda peringatan, tanda-tanda kebocoran plasma dan perdarahan, hematokrit, dan sel darah putih dan jumlah trombosit.

Kriteria: butuh pengamatan lebih dekat Mereka mendekati fase kritis. Ini termasuk

pasien dengan tanda peringatan Mereka dengan kondisi khusus yang dapat

membuat dengue atau manajemen yang lebih rumit (seperti kehamilan, bayi, usia tua, obesitas, diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit hemolitik kronik)

Mereka dengan kondisi sosial tertentu (seperti seperti hidup sendiri, atau hidup jauh dari fasilitas kesehatan tanpa sarana yang sarana transportasi).

Grup B: Pasien yang harus dirujuk dalam manajemen rumah sakit

Nilai hematokrit sebagai referensi sebelum terapi cairan. Hanya memberikan larutan isotonic seperti NaCl 0,9%,

ringer laktat, atau larutan Hartmann. Mulailah dengan 5-7 ml / kg / jam selama 1-2 jam, kemudian berkurang menjadi 3-5 ml / kg / jam selama 2-4 jam, dan kemudian mengurangi sampai 2-3 ml / kg / jam atau kurang sesuai dengan respon klinis.

Menilai kembali status klinis dan ulangi hematokrit. Jika hematokrit tetapsama atau naik hanya sedikit, lanjutkan dengan tingkat yang sama (2-3 ml / kg / jam) selama 2-4 jam. Jika tanda-tanda vital memburuk dan hematokrit meningkatcepat, meningkatkan tingkat ke 5-10 ml / kg / jam selama 1-2 jam. Nilai kembali status klinis, ulangi hematokrit dan memantau pemberian cairan infuse.

Berikan volume cairan intravena yang minimal yang diperlukan untuk mempertahankan perfusi yang baik dan urin output dari sekitar 0,5 ml / kg / jam. Cairan intravena biasanya diperlukan hanya 24-48 jam. Kurangi cairan intravena secara bertahap ketika tingkat kebocoran plasma menurun menjelang akhir fase kritis. Hal ini diindikasikan dengan output urine dan / atau asupan cairan oral yang memadai, atau hematokrit menurun di bawah nilai dasar pada pasien yang stabil.

Pasien dengan tanda-tanda peringatan harus dipantau oleh penyedia layanan kesehatan sampai periode risiko berakhir. Keseimbangan cairan secara rinci harus dipertahankan. Parameter yang harus dipantau meliputi tanda-tanda vital dan perfusi perifer (1-4 jam sampai pasien keluar dari fase kritis), urin output (4-6 jam), hematokrit (sebelum dan setelah penggantian cairan, kemudian 6-12 jam), darah glukosa, dan fungsi organ lainnya (seperti profil ginjal, profil hati, koagulasi profile)

Grup C

Identitas pasien : Nama : Dion Umur : 14 tahun Jenis kelamin : laki laki Alamat : Jln. Ujung Pandang no.

3B, Ulak karang, Padang

Anamnesis

Keluhan utama : Demam yang tinggi sejak 3 hari yang

lalu

Seorang anak laki- laki umur 14 tahun datang ke puskesmas ulak karang pada

tanggal 19 november 2012 dengan :

Demam sejak 3 hari yang lalu, demam tinggi, terus menerus, tidak berkeringat, tidak mengggigil, dan tidak disertai kejang.

Mual tidak ada, muntah tidak ada Batuk pilek tidak ada Sesak nafas tidak ada Riwayat perdarahan dari gusi, mulut, hidung,

dan saluran cerna tidak ada. Buang air kecil jumlah dan warna biasa Buang air besar warna dan konsistensi biasa. Anak belum pernah dibawa berobat

sebelumnya

Riwayat Penyakit Sekarang :

Riwayat penyakit dahulu : Tidak pernah menderita penyakit seperti ini

sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita

penyakit demam berdarah di rumah.

Riwayat kebiasaan Pasien suka menggantung baju yang telah

dipakai dibelakang pintu kamar Riwayat persalinan : Lahir spontan, cukup bulan, ditolong oleh

bidan, berat badan lahir 3300 gram dan panjang badan lahir 50 cm, langsung menangis kuat.

Riwayat imunisasi : riwayat imunisasi dasar lengkap di posyandu

Riwayat Sosial Ekonomi Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Ibu tamatan SMA, pekerjaan ibu jualan, ayah tamatan SMA, pekerjaan swasta, penghasilan dalam keluarga Rp 3.000.000,-/bulan.

Riwayat Perumahan dan Lingkungan Rumah permanen, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi. Lantai rumah dari mozaik, ventilasi udara dan

sirkulasi udara baik, pencahayaan cukup, kamar pasien dan adik pasien tidak ada perangkap nyamuk

WC dalam rumah Listrik ada

Sumber air : PDAM, air minum gallon. Di halaman rumah terdapat pot tanaman yang

kurang dijaga dengan baik sehingga tampak air tergenang yang menjadi medium berkembang biaknya nyamuk.

Terdapat tempat mpenampungan air yg tidak ditutup rapat didepan rumah

Ada sepatu-sepatu lama yang tidak digunakan serta papan papan kayu didepan rumah.

Sampah diangkut petugas sampah. Rumah dihuni oleh orang tua pasien serta 3

orang anak

Kesan : Higiene dan sanitasi kurang

Keadaan umum : sedangKesadaran : sadarFrekuensi nadi : 92 x/mntFrekuensi nafas : 22 x/menitTekanan Darah : 110/70 mmHgSuhu : 37.80CBB : 42 kgTinggi badan : 155 cm IMT : 17,5Kesan : status gizi kurang

Pemeriksaan fisik

Kulit : teraba hangat, sianosis (-), ikterik (-), pucat (-), turgor baik,

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera

tidak ikterik Tenggorok : tonsil T1 – T1 tidak hiperemis

dan faring tidak hiperemis Leher : kelenjar getah bening regio colli

tidak membesar

Thorak Paru Inspeksi : pergerakan simetris kiri =

kanan, retraksi (-) Palpasi : fremitus sama kiri dan

kanan Perkusi : sonor Auskultrasi : suara nafas vesikuler

normal, rhonki (-), wheezing (-)

Jantung :◦ Inspeksi :iktus cordis terlihat 1 jari

medial LMCS RIC V◦ Palpasi :iktus teraba satu jari medial

LMCS RIC V◦ Perkusi :Batas jantung kanan LSD,

batas jantung atas RIC II, batas jantung kiri satu jari medial LMCS RIC V

◦ Auskultasi :irama jantung teratur, bising tidak ada

Abdomen : ◦ Inspeksi : distensi (-)◦ Palpasi : supel, hepar dan limpa tidak

teraba ◦ Perkusi : timpani◦ Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, perfusi baik, edema tidak ada

Pemeriksaan rumple lead (+) Diagnosis kerja : DHF Grade I Pemeriksaan Anjuran: Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit dan

trombosit Hasil pemeriksaan laboratoium di RS jantung: Hb : 16, 2 g/dl Leukosit : 6.100/ mm3 Ht : 50,3 Trombosit :188.000/ mm3

Preventif : Pasien diberi minum minimum sebanyak 2 liter

sehari. Hindari gigitan nyamuk pada pagi hari dan sore hari

dengan menggunakan mosquito repellent. Selain itu, dapat menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa perangkap nyamuk, menyemprot insektisida, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala dan lain-lain sesuai dengan kondisi rumah.

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi. Pasien dianjurkan makan buah-buahan dan sayuran

manajemen

Promotif :Lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk

tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat serta modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk dan perbaiki sanitasi lingkungan rumah, seperti :

Menguras bak mandi / penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.

Mengganti/ menguras vas bunga seminggu sekali. Menutup dengan rapat tempat tampungan air. Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas, serta papan

kayu dan sepatu-sepatu lama yang tidak dipakai.

Kimiawi Cara pengendalian ini antara lain dengan: Pengasapan/fogging (dengan menggunakan

malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.

Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga dan lain-lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun.

Kuratif : Istirahat dan dikompres dengan air hangat

bila demam Medikamentosa : Parasetamol tab 500 mg 3 x 1 tab Vitamin B Kompleks 3 x 1 tab

Rehabilitatif : Jika terdapat tanda-tanda perdarahan; bintik

bintik merah di badan, gusi berdarah atau hidung berdarah segera dibawa ke puskesmas atau ke Rumah sakit.

Dinas Kesehatan Kodya Padang

Puskesmas Ulak karang

Dokter : Melia Rahmadewi M

Tanggal : 19 september 2012

R/ Paracetamol tab 500 mg No X

∫ 3 dd tab I

__________________________________________£

R/ Vit B Kompleks tab No X

∫ 3 dd tab I

__________________________________________£

Pro : Dion

Umur : 14 tahun

Alamat : Jl Ujung Pandang No. 3B,Ulak karang Padang

terimakasih