DEM Extraction From Stereo Imagery
-
Upload
bramantiyo-marjuki -
Category
Science
-
view
87 -
download
6
Transcript of DEM Extraction From Stereo Imagery
EKSTRAKSI DEM DARI CITRA STEREOCONTOH KASUS CITRA ASTER LEVEL 1 A DAN SOFTWARE ENVI 5
DIGITAL ELEVATION MODEL (DEM)
Digital Elevation Model (DEM) adalah salah satu jenis data raster yang mana nilai selnya adalah nilai ketinggian permukaan bumi.
DEM bisa digunakan untuk menurunkan data kontur, peta ortofoto, dan juga peta tiga dimensi.
Untuk kepentingan pembangunan infrastruktur, DEM bisa digunakan dalam perencanaan pembangunan jalan raya, rel kereta api, bendungan, dan lain—lain.
DSM DAN DTM
DEM dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu DTM (Digital Terrain Model) dan DSM (Digital Surface Model).
DTM adalah model permukaan bumi yang elevasinya diukur sampai permukaan tanah,
DSM adalah model permukaan bumi yang elevasinya diukur sampai atap dari penutup lahan (vegetasi, bangunan, gedung, dan lain-lain).
TIN DAN RASTER
Dilhat dari struktur datanya, DEM dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu Raster DEM dan Vektor DEM (lebih dikenal dengan nama TIN/Triangular Irregular Network).
Raster DEM berbasis raster/grid/piksel, satu piksel satu nilai ketinggian
TIN DEM berbasis vector yang terdiri dari 3 titik berbeda ketinggian yang di triangulasikan menjadi satu polygon segitiga ketinggian
TIN (triangular irregular network)
RASTER DEM
PERBEDAAN TIN DAN RASTER
SUMBER DATA DEM
Ekstraksi dari Data Foto udara dan citra satelit stereo. Untuk foto udara dan citra satelit optis menggunakan teknik
ekstraksi stereoskopis berdasarkan beda paralaks dan perbedaan/persamaan nilai piksel.
Untuk Citra RADAR dan SAR bisa menggunakan teknik stereoskopis atau interferogrametris (berdasarkan beda waktu sinyal pantulan radar)
Interpolasi dari data titik ketinggian
Interpolasi dari data kontur
Interpolasi dari data LIDAR
Ekstraksi DEM Stereoskopis
Ekstraksi DEM secara stereoskopis memerlukan dua atau lebih citra stereo (citra yang merekam wilayah yang sama/overlap tapi dari sudut yang berbeda).
Citra stereo bisa berasal dari foto udara yang merekam wilayah yang sama namun dari sudut yang berbeda atau dari citra satelit yang mendukung perekaman stereo.
Mekanisme perekaman stereo bisa dalam bentuk along track stereo maupun across track stereo.
Along track stereo umumnya memberikan hasil DEM yang lebih baik dari across track stereo karena perekaman masing – masing citra stereo hanya berselisih sekian detik, sementara across track stereo biasanya berselisih minimal tiga hari (sesuai resolusi temporal satelit), kecuali pada perekaman foto udara.
Foto Udara Stereo
Citra Satelit Stereo
ASTER
ALOS PRISM
Citra Satelit Triplet Stereo
Along Track VS Across Track
Along track merupakan mekanisme perekaman stereo spontan sepanjang track satelit. Perekaman along track biasanya dilakukan oleh satelit yang mempunyai dua atau lebih sensor stereo yang merekam permukaan bumi dari berbagai sudut. Contoh sensor yang menerapkan along track stereo viewing antara lain ASTER, ALOS PRISM, SPOT HRS, CARTOSAT-1, FORMOSAT-2.
Perekaman across track dilakukan menggunakan satu sensor tapi dari lintasan orbit yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Contoh sensor yang mendukung across track stereo viewing antara lain IKONOS, Quickbird, SPOT 5 HRG, OrbView, dan GeoEye.
Pembuatan DEM dengan cara memprediksi nilai ketinggian pada lokasi yang tidak diketahui dengan mendasarkan pada lokasi yang diketahui nilai ketinggiannya.
Interpolasi Titik