dehidrasi pbl (udah ada tiu 6).doc

44
STEP 1 Infus : Memasukkan cairan ke dalam tubuh melalui pembuluh intravena. Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi menjadi ion mengalami fusi dalam larutan, mampu menghantar listrik. Larutan Padat Cair : Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang berbentuk padat Dan pelarutnya cair. Konsentrasi : Kadar suatu zat dalam suatu larutan. Dehidrasi : Kondisi dimana tubuh kekurangan cairan dan elektrolit (<5%BB). Larutan gula garam : larutan yang berupa campuran gula dan daram. STEP 2 Bagaimana proses terjadinya dehidrasi? Apa saja tanda-tanda dehidrasi dan gangguan cairan tubuh dan penyebabnya? Berapa kadar Na, K, Cl dalam tubuh? Organ-organ apa saja yang mengalami gangguan dehidrasi? Bagaimana cara menentukan konsentrasi larutan dalam tubuh?

Transcript of dehidrasi pbl (udah ada tiu 6).doc

STEP 1 Infus : Memasukkan cairan ke dalam tubuh melalui pembuluh intravena.

Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi menjadi ion mengalami fusi dalam larutan, mampu menghantar listrik.

Larutan Padat Cair : Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang berbentuk padat

Dan pelarutnya cair.

Konsentrasi: Kadar suatu zat dalam suatu larutan.

Dehidrasi: Kondisi dimana tubuh kekurangan cairan dan elektrolit ( 9% cairan tubuh)

Status mental

: lesu, sampai tidak sadar

Rasa haus

: minum sangat sedikit, sampai tidak bisa minum

Denyut nadi

: meningkat, sampai melemah pada keadaan berat

Kualitas kecukupan isi nadi: lemah, sampai tidak teraba

Pernapasan

: dalam

Mata

: sangat cekung

Air mata

: tidak ada

Mulut dan lidah

: pecah-pecah

Elastisitas kulit

: kembali setelah 2 detik

Pengisian kapiler darah: memanjang (lama), minimal

Suhu lengan dan tungkai: dingin, biru

Produksi urin

: minimal (sangat sedikit)

5.1 TIK:Menjelaskan Manifestasi Klinik kekurangan cairan

Ketidakseimbangan elektrolit umumnya disebabkan oleh pemasukan dan pengeluaran natrium yang tidak seimbang. Kelebihan natrium dalam darah akan meningkatkan tekanan osmotik dan menahan air lebih banyak sehingga tekanan darah akan meningkat.

Perubahan yang terjadi pada volume dan komposisi cairan tubuh serta osmolalitasnya akan menimbulkan empat gangguan dasar dalam tubuh yang secara klinis dikenal sebagai hipovalemia, edema, hiponatremia, dan hipernatremia

1. Hipovolemia

Hipovolemia adalah suatu keadaan dengan volum cairan tubuh kurang hal ini menyebabkan hipoperfusi jaringan. Hipovalemia dapat terjadi pada dua kedaan yaitu deplesi volume dan dehidrasia. Deplesi Volume

Deplesi volume adalah keadaan dimana cairan ekstrasel berkurang,kekurangan air dan natrium terjadi dalam jumlah yang sebanding

b. Dehidrasi

Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (Natrium) atau berkurannya air dalam jumlah yang melebihi berkurangnya natrium dicairan ekstrasel.

2. Hipervolemia

Hipervolemia adalah keadaan dimana terjadi penigkatan volume cairan ekstrasel khususnya intravaskuler (Volume overload) melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal,saluran cerna, dan kulit.

Edema

Edema adalah suatu keadaan dengan akumulasi cairan dijaringan interstisium secara berlebihan akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan limfeMenurut lokasi edema dibagi menjadi dua:

a. Edema Menyeluruh

Disebabkan oleh penurunan tekanan osmotik kaloid pada hipoproteinemia

b. Edema lokal

Disebabkan oleh kerusakan kapilar,konstriksi sirkulasi (Vena Regional) atau sumbatan drainase limfatik

3. Hiponatremia

Hiponatremia adalah kelebihan cairan relatif yang terjadi jika

Jumlah asupan cairan melebihi kemampuan ekresi

Ketidakmampuan menekan sekresi ADH

Berdasarkan prinsip diatas maka etiologi hiponatremia dibagi atas :

Hiponatremia dengan ADH menigkat

Hiponatremia dengan ADH tertekan Fisiologik

Hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal atau tinggi

Hiponatremia dibagi menjadi dua jenis :

A. Hiponatremia Akut

Hiponatremia akut adalah kejadian hiponatremi yang berkangsung cepat yaitu kurang dari 48 jam yang mengakibatkan gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang.B. Hiponatremia Kronik

Hiponatremia kronik adalah kejadian hiponatremi yang berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam yang mengakibatkan kelemasan dan mengantuk.

4. Hipernatremia

Hipernatremia adalah suatu keadaan dengan defisit cairan relatif.

Hipernatremia terjadi apabila :

Adanya defisit cairan didalam tubuh akibat ekresi air melebihi ekresi natrium atau asupan air kurang

Penambahan natrium melebihi jumlah cairan tubh, misalnya koreksi bikarbonat berlebihan pada asidosis metabolik

Masuknya air tanpa elektrolit kedalam sel.

Respon fisiologik yang timbul pada saat hipenatremia adalah meningkatnya pengeluaran ADH dari hipotalamus sehingga ekresi urin berkurang.

5. Hipokalemia

Hipokalemia adalah jumlah kadar kalium plasma kurang dari rata rata normal (3,5-5 mEq/L)

Hipokalemia disebabkan oleh beberapa hal yakni

a. Asupan Kalium Kurang

b. Pengeluaran Kalium Berlebih

c. Kalium masuk kedalam sel

6. Hiperkalemia

Hiperkalemia adalah jumlah kadar kalium plasma lebih dari 5 mEq/L

Hiperkalemia disebabkan oleh :

a. Keluarnya natrium dari intrasel ke ekstrasel

b. Berkurangnya ekresi kalium melalui ginjal

(UPK-PKB-FKUI,2008)

5.2 TIK:Menjelaskan Penatalaksanaan Dehidrasi

1. Tatalaksana Gangguan Hipovalemia

Menanggulangi penyakit yang mendasari dan menggantikan cairan yang hilang

Dehidrasi

Penanggulangan dehidrasi adalah dengan car mengoreksi cairan. Jenis cairan yang diberikan adalah cairan dextrosa isotonik.

2. Tatalaksana Gangguan Hipervalemia

Edema

Penanggulangan edema meliputi :

a. Menanggulangi penyakit dasar bila mungkin

b. Restriksi asupan natrium untuk meminimalisasi retensi air

c. Perbaikan diuretik

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian diuretik untuk penanggulangan edema adalah :

Saat yang tepat

Risiko yang akan dihadapi jika edema dikurangi

Waktu yang dibutuhkan untuk menanggulangi edema cepat atau lambat.

3. Tatalaksana Gangguan Hiponatremia

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari penyebab hiponatremia dengan cara :

a. Anamnesis secara teliti

b. Pemeriksaan fisik secara teliti

c. Pemeriksaan gula darah,lipid darah

d. Pemeriksaan osmolalitas darah

e. Pemeriksaan osmolalitas urin atau berat jenis urin

f. Pemeriksaan natrium, kalium, klorida dalam urin untuk mengetahui kadar ekresi elektrolit urin

Langkah kedua adalah melakukan pengobatan yang tepat sasaran :

a. Perlu membedakan apakah kejadian hiponatremia akut atau kronik

b. Mengetahui penyakit lain atau gangguan lain yang menyertai hiponatremia

c. Koreksi Natrium

Untuk penderita akut dilakukan dengan cepat dengan pemberian larutan natrium hipertonik intravena

Untuk penderita hiponatremia kronik pebnambahan Na dilakukan secara pelahan yaitu sebesar 0,5 mEq/L setiap jam,maksimal 10 mEq/L tiap 24 jam.

4. Tata laksana Gangguan Hipernatremia

Langkah pertama adalah menetapkan etiologi hipernatremia

Langkah kedua adalah menurunkan kadar natrium plasma kearah normal

5. Tata laksana Gangguan Hipokalemia

Indikasi indikasi koreksi kalium :

A. Indikasi Mutlak

Indikasi mutlak adalahh pemberian kalium mutlak segera diberikan yaitu pada keadaan pasien:

i. Pasien dalam keadaan pengobatan digitalis

ii. Pasien dengan ketoasidosis diabetik

iii. Pasien dengan kelemahan otot pernafasan

iv. Pasien dengan hipokalemia berarB. Indikasi Kuat

Indikasi kuat, kalium harus diberikan dalam waktu tidak terlalu lama yaitu pada keadaan :

i. Insufisiensi koroner/iskemia otot jantung

ii. Enselopatik hepatik

iii. Pasien yang menggunakan obat yang dapt menyebabkan perpindahahn kalium dari ektrasel ke intrasel

C. Indikasi Sedang

Indikasi sedang pemberian kalium tidak perlu segera,secara berangsur-angsur

D. Indikasi Ringan

Kadar kalium masih diambang normal (K anatara 3-3,5 mEq/L)

6. Tatalaksana Gangguan Hiperkalemia

Mengatasi pengaruh hiperkalemia pada membran sel dengan cara memberikan kalsium intravena

Memacu masuknya kembali kalium dari ekstrasel ke intrasel

Mengeluarkan kelebihan kalium dari tubuh

(UPK-PKB-FKUI,2008)

TIU 6: Memahami Mineral (Natrium, Kalium, dan Klorida)

a. Klasifikasi Mineral

Komponen utama tubuh (C, H, O, N, S), diperoleh dari:

Intake air

Karbohidrat

Lemak

Protein makanan

Mineral untuk nutrisi di klasifikasikan menjadi 2, yaitu makromineral dan mikromineral. Makromineral adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 100 mg/hari. Makromineral berfungsi sebagai mineral penyusun cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler, sedangkan mikromineral (trace) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori makromineral utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na). Sedangkan mikromineral terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluorida (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), selenium (Se) and seng (Zn), cobalt (Co).

b. Sumber dan Kebutuhan Mineral

Natrium

Natrium merupakan kation utama cairan ekstraseluler. Natrium berperan dalam menentukan status volume air dalam tubuh. Keseimbangan natrium yang teradi di dalam tubuh diatur oleh dua mekanisme yaitu pengatur kadar natrium yang sudah tetap pada batas tertentu (set point) dan keseimbangan antara natrium yang masuk dan yang keluar (steady state).

Perubahan kadar natrium dalam cairan ekstrasel akan mempengaruhi kadar hormon terkait seperti hormon antidiuretik (ADH), sistem RAA (renin angiotensin aldosteron), atrial natriuretic peptide (ANP), brain natriuretic peptide (BNP). Hormon-hormon ini akan mempengaruhi ekskresi natrium di dalam urin. Kadar normal natrium dalam tubuh berkisar 135-150 mEq/l. Natrium bisa didapatkan dari garam dapur (NaCl), sedangkan sumber lain natrium adalah dari daging.

Kalium

Kalium merupakan kation yang memiliki jumlah yang sangat besar di dalam tubuh dan terbanyak terdapat di intrasel. Untuk menjaga kestabilan kalium di intrasel diperlukan keseimbangan elektrokimia yaitu keseimbangan antara kemampuan muatan negatif dalam sel untuk mengikat kalium dan kemampuan kekuatan kimiawi yang mendorong kalium keluar dari sel. Keseimbangan ini menghasilkan suatu kadar kalium yang kaku dalam plasma antara 3.5- 5 mEq/l. Kalium dapat kita peroleh dari materi seluler yang kita makan sebagai bahan makanan. Bahan makanan yang mengandung banyak kalium adalah kurma, buncis berbiji besar, sari buah tomat, sari buah prem, serta daging domba 3.5 ons.

Klorida

Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit bermuatan negatif yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga pankreas. Sumber utama klorida dapat kita peroleh dari garam dapur.

c. Fungsi Mineral

Natrium

Natrium berperan penting dalam pengaturan keseimbangan asam-basa. Fungsi natrium adalah untuk menjaga/mempertahankan tekanan osmotik cairan tubuh terhadap kehilangan cairan yang berlebihan.

Kalium

Di dalam tubuh, kalium berperan penting dalam sintesis protein, kontraksi otot, konduksi saraf, pengeluaran hormon, transpor cairan, dan perkembangan janin.

Klorida

Di dalam tubuh, klorida memiliki peran sebagai penjaga keseimbangan kadar air dalam tubuh. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.Bersama dengan ion natrium, ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui keringat.

d. Metabolisme Mineral

Naik turunnya ekskresi natrium dalam urin diatur oleh filtrasi glomerulus dan reabsorbsi oleh ginjal. Perubahan-perubahan yang terjadi pada laju filtrasi glomerulus, akan mempengaruhi reabsorbsi natrium di tubulus (glomerulotubular balance).

Sebanyak 60%-65% natrium yang difiltrasi, direabsorbsi di tubulus proksimal, 25%-30% di lengkung henle, 5% di tubulus distal, dan 4% di duktus koligentes.

Reabsorbsi di tubulus proksimal dan duktus koligentes tergantung pada kebutuhan tubuh yang diatur oleh faktor neurohumoral (angiotensin II dan norepinefrin di tubulus proksimal dan aldosteron di duktus koligentes). Reabsorbsi di lengkung henle dan tubulus distal tergantung dari jumlah natrium yang ada dalam filtrat di tubulus. Reabsorbsi natrium di tingkat sel tubulus proksimal dimulai dari aktivitas pompa NaK-ATPase di membran basolateral sel tubulus sehingga menimbulkan gradien elektrokimia sehingga memudahkan masuknya natrium secara pasif dalam bentuk solut kotranspor dengan glukosa, asam amino, fosfat yang dihantarkan oleh protein pembawa (carrier) nasuk menembus membran sel dan juga melalui antiport Na-H (rearbsorbsi natrium dan sekresi ion H).

Reabsorbsi natrium di lengkung henle asending dilakukan oleh proses elektronetral melalui kotranspor NaK2Cl. Bila Na di reabsorbsi, maka absorbsi Cl akan terhalang sebaliknya, bila Cl di reabsorbsi, maka reabsorbsi Na akan tehalang. Bila K di reabsorbsi, maka reabsorbsi Na dan Cl akan terhalang. Kalium yang di reabsorbsi akan kembali masuk ke dalam lumen melalui saluran K yang ada di membran sel bagian lumen, sehingga membuat lumen menjadi elektropositif dan mendorong Na masuk dari lumen ke dalam sel. Natrium yang masuk ke dalam sel akan dikeluarkan dari sel masuk ke dalam sirkulasi dengan bantuan pompa NaK-ATPase di membran basolateral dimana akan keluar 3 Na dan masuk 2 K. Kalium yang masuk kemudian akan dikeluarkan ke dalam lumen melalui saluran K di membran sel. Cl yang di reabsorbsi, kemudian keluar dam masuk ke dalam sirkulasi melalui saluran Cl di membran basolateral. Keluarnya kalium ke lumen dan keluarnya natrium ke sirkulasi membuat sel menjadi elektronegatif dan lumen menjadi elektropositif sehingga memudahkan natrium masuk ke dalam sel dari lumen lengkung henle asending.

Reabsorbsi natrium di tubulus distal, dilakukan oleh proses elektronetral dengan kotranspor Na-Cl. Di dalam sel, natrium dikeluarkan melalui membran basolateral oleh pompa NaK-ATPase ke dalam sirkulasi, dan Cl keluar dari sel pada membran basolateral melalui saluran Cl. Pompa NaK-ATPase juga membuat agar sel menjadi elektronegatif sehingga mendorong Na masuk ke dalam sel dengan kotranspor Na-Cl.

Reabsorbsi Na di duktus koligentes, terjadi di bagian korteks duktus koligentes dan di medulla dalam. Pada bagian korteks dilakukan melalui sel prinsipal. Reabsorbsi natrium di sel prinsipal bagian korteks duktus koligentes bersifat elektronegenik yang memungkinkan kadar natrium dalam lumen turun sampai dengan 5 mEq/l pada keadaan hipovolemi. Sifat elektrogenik ini menyebabkan muatan dalam lumen menjadi negatif sehingga memungkinkan terjadinya rearbsorbsi pasif Cl melalui jalur paraselular dan juga memungkinkan terjadinya sekresi K ke dalam lumen melalui saluran K yang peka aldosteron pada membran sel bagian lumen. Aldosteron sangat berperan dalam proses transpor natrium dengan meningkatkan jumlah saluran natrium di bagian apikal membran sel prinsipal duktus koligentes. Lumen yang bermuatan negatif ini dimungkinkan oleh pompa NaK-ATPase di bagian basolateral sel prinsipal, 3 Na keluar dari sel dan masuk ke dalam sirkulasi dan 2 K masuk ke dalam sel dan kemudian 1 K keluar kembali dari sel yang menciptakan muatan negatif dalam sel. Muatan negatif dalam sel mendorong Na masuk ke dalam sel melalui saluran natrium. Disamping itu, ion K yang keluar ke lumen melalui saluran kalium peka aldosteron, akan mendorong Na dalam lumen masuk ke dalam sel melalui saluran natrium tersebut. 7 TIU:Memahami Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam tubuh

(Natrium,Kalium,Klorida)

7.4 TIK:Menjelaskan Definisi, Etiologi, Manifestasi Klinis, Laboratorium

7.5 TIK:Menjelaskan Hiponatermia

7.6 TIK:Menjelaskan Definisi, Etiologi, Manifestasi Klinis, Laboratorium Hipokalasemia

Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah)

DefinisiHiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah.

PENYEBABKonsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah dilarutkan oleh terlalu banyaknya air dalam tubuh. Pengenceran natrium bisa terjadi pada orang yang minum air dalam jumlah yang sangat banyak (seperti yang kadang terjadi pada kelainan psikis tertentu) dan pada penderita yang dirawat di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar cairan intravena. Jumlah cairan yang masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihannya.

Asupan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit (kadang sebanyak 1L/hari), bisa menyebabkan hiponatremia pada orang-orang yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada gagal ginjal.

Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal jantung dan sirosis hati, dimana volume darah meningkat. Pada keadaan tersebut, kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran natrium, meskipun jumlah natrium total dalam tubuh biasanya meningkat juga.

Hiponatremia terjadi pada orang-orang yang kelenjar adrenalnya tidak berfungsi (penyakit Addison), dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah yang sangat banyak. Pembuangan natrium ke dalam air kemih disebabkan oleh kekurangan hormon aldosteron.

Penderita Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretik Hormone (SIADH) memiliki konsentrasi natrium yang rendah karena kelenjar hipofisa di dasar otak mengeluarkan terlalu banyak hormon antidiuretik. Hormon antidiuretik menyebabkan tubuh menahan air dan melarutkan sejumlah natrium dalam darah. Penyebab SIADH:

1. Meningitis dan ensefalitis

2. Tumor otak

3. Psikosa

4. Penyakit paru-paru (termasuk pneumonia dan kegagalan pernafasan akut)

5. Kanker (terutama kanker paru dan pankreas)

6. Obat-obatan: - chlorpropamide (obat yang menurunkan kadar gula darah) - Carbamazepine (obat anti kejang) - Vincristine (obat anti kanker) - Clofibrate (obat yang menurunkan kadar kolesterol) - Obat-obat anti psikosa - Aspirin, ibuprofen dan analgetik lainnya yang dijual bebas - Vasopressin dan oxytocin (hormon antidiuretik buatan).

GEJALABeratnya gejala sebagian ditentukan oleh kecepatan menurunnya kadar natrium darah. Jika kadar natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul sampai kadar natrium benar-benar rendah. Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih parah dan meskipun penurunannya sedikit, tetapi gejala cenderung timbul.

Otak sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah. Karena itu gejala awal dari hiponatremia adalah letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali).

Sejalan dengan makin memburuknya hiponatremia, otot-otot menjadi kaku dan bisa terjadi kejang. Pada kasus yang sangat berat, akan diikuti dengan stupor (penurunan kesadaran sebagian) dan koma.

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.

PENGOBATANHiponatremia berat merupakan keadaan darurat yang memerlukan pengobatan segera.

Cairan intravena diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium darah secara perlahan. Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menetap.

Asupan cairan diawasi dibatasi dan penyebab hiponatremia diatasi. Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah dilakukannya pembatasan asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline atau diuretik thiazide untuk mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap ginjal

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) DefinisiHipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.

PENYEBABGinjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.

Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan. Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan.

Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.

Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.

Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.

GEJALAHipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali.

Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.

Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.

PENGOBATANKalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-oral. Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa kali sehari.

Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan kalium. Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu.

Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.

TIU8 :Memahami Dehidrasi Pada AnakTIK8.1:Menjelaskan Definisi dan Etiologi Dehidrasi Pada Anak

Dehidrasi pada anak disebabkan oleh kekurangan cairan, dehidrasi bisa dihasilkan jika si anak kurang minum,muntah muntah, diare atau berbagai kondisi yang memungkinkan terjadinya dehidrasi, kadang kadang berkeringat terlalu banyak bisa menyebabkan dehidrasi, bayi dan anak kecil lebih bisa dehidrasi daripada anak yang umurnya lebih tua,karena mereka lebih mudah kehilangan cairan. Ukuran kebutuhan cairan untuk anak yang memiliki berat 10 kg maka kebutuhannya 1.000 cc per hari. Kemudian, untuk 10 kg selanjutnya, kebutuhan cairan pada anak bertambah menjadi 1.500 cc per hari.

TIK8.2 :Menjelaskan Patogenesis dan Gejala Klinis Dehidrasi Menurut derajat Dehidrasi

Skala dehidrasi pada anakGejala dehidrasiringan hingga sedang Anak menangis tapi air mata.

Mulut dan bibir kering. Jika tubuh kekurangan cairan hampir seluruh tubuh akan menjadi kering. Kondisi ini biasanya ditandai bagian mulut dan bibir yang kering.

Penurunanberat badan. Jika berat badan bayi turun sampai 5% dari berat badan asalnya.

Lihat ubun-ubunnya. Bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya waspadai mungkin ia sedang mengalami dehidrasi.

Jarang buang air, jika air seni yang keluar sangat sedikit dan berwarna gelap. Normalnya, bayi buang BAK di atas 3cc/kg BB setiap jamnya.

Mata bayi tampak cekung dan seakan terbenam.

Tidak bergairah, lemas dan selalu mengantuk, seperti;hanya tergolek di tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti.

Kulit tampak pucat, kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan cobalah mencubit kulit bayi secara perlahan. Bayi yang mengalami dehidrasi, setelah dicubit, kulitnya tidak akan cepat kembali normal.

Demam. Terjadi peningkatan suhu tubuh sampai 38 derajat celcius bahkan lebih.

Gejala dehidrasi berat

Kesadaran si kecil menurun, napas jadi cepat dan denyut jantung meningkat.

Hilang kesadaran. Hal ini karena cairan yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh berkurang, maka seluruh sistem kerja organ tubuh menjadi terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna.

Pengeluaran cairan makin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh, yakni bisa mencapai 200-250 cc/kg BB dalam sehari. Kondisi ini membuat berat badan si kecil turun secara drastis, yaitu lebih dari 10 persen BB asalnya.Daftar Pustaka Sherwood, Lauralee. (2004). Human Physiology: From cells to system. 5th ed. California: Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc.

Silverthorn, D.U. (2004). Human Physiology: An Integrated approach. 3th ed. San Fransisco: Pearson Education.

D.N.Baron(1990). Kapita Selekta Patologi Klinik,Jakata : EGC

Dorlan(2000).Kamus Kedokteran Dorlan Edisi 20,Jakarta : EGC

Djoko W(2008).Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa Edisi kedua,Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Elizabeth J.C.(2000).Buku Saku Patofosiologi,Jakarta : EGC

Kamianti,Sukmairah (1990), Kimia kedokteran,ed. 2, Binarupa aksara, jakarta.