Defisit Atensi

download Defisit Atensi

of 10

Transcript of Defisit Atensi

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    1/10

    Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH)

    Oleh:

    Dr. H. Jaya Mualimin, SpKJ, MKes

    DEFINISI

    ADHD(Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan

    dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang

    tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan

    gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang

    tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan

    adalah suka meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan.

    KLASIFIKASI

    Pada kriteria DSM-IV terdapat 9 gejala untuk gangguan pemusatan perhatian, 6 gejala

    untuk hiperaktivitas dan 3 gejala untuk impulsif. Menurut DSM-IV ada 3 subtipe GPPH, yaitu

    tipe predominan in-atensi, tipe predominan hiperaktif impulsif dan tipe kombinasi.

    EPIDEMIOLOGI

    Di Amerika Serikat sedikitnya 4% remaja mengalami GPPH dan hal tersebut

    berhubungan dengan tingginya tingkat morbiditas psikiatri dan kerusakan fungsional. Oleh

    karena saat ini relatif baru kemunculan dari diagnosis GPPH pada remaja mengakibatkan masih

    terjadi Underdiagnosed dan Undertreated . Panduan diagnosis GPPH dari American Academy of

    Pediatrics hanya melingkupi anak yang berusia 6 sampai 12 tahun.

    Beberapa studi prevalensi GPPH pada anak sekitar 6%-9% telah diketahui bahwa 40% -

    70% dari anak tersebut akan menunjukkan gejala berkelanjutan sampai dengan dewasa.

    Beberapa studi pada dewasa dengan perilaku penyalahgunaan zat menunjukkan bahwa 15%

    sampai dengan 25% diantaranya mempunyai ciri GPPH. Pada follow up jangka panjang

    beberapa studi menunjukkan bahwa anak yang telah didiagnosis GPPH akan memiliki risiko

    gangguan kepribadian antisosial, penyalahgunaan obat dan depresi yang ditemukan pada fase

    remaja akhir atau awal masa dewasa.

    ETIOLOGI

    Etiologi ADHD belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli berpendapat faktor

    lingkungan dan genetik merupakan penyebab terjadinya ADHD.

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    2/10

    Faktor Lingkungan : Faktor psikososial yang berpengaruh adalah konflik keluarga, sosial

    ekonomi keluarga tidak memadai, jumlah keluarga terlalu besar, orang tua kriminal, orang tua

    dengan gangguan jiwa (psikopat) dan anak yang diasuh pada tempat penitipan anak.

    Sedangkan riwayat kehamilan yang berpengaruh adalah kehamilan dengan eklamsia,

    perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok

    dan pecandu alkohol sewaktu hamil. Trauma lahir atau hipoksi dapat berdampak injury pada otak

    lobus frontalis dan menjadi penyebab ADHD. Diduga ADHD ada hubungannya dengan

    mengkonsumsi gula secara berlebihan dan diet pengurangan gula dapat mengurangi gejala

    ADHD 5%, sebaliknya mengkonsumsi gula secara berlebihan dapat meningkatkan hiperaktif,

    tetapi hal ini tidak signifikan.

    Faktor Genetik:

    Mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor Dopamin (D2 danD4)pada kromosom 11pmemegang peranan terjadinya ADHD.Terdapat lima reseptor Dopamin

    yaitu D1, D2, D3, D4 dan D5, sedangkan yang berperan terhadap ADHD adalah reseptor D2 dan

    D4.

    Neurotransmiter dan reseptor Dopamin pada korteks lobus frontalis dan subkorteks (ganglia

    basalis) berperan terhadap sistem inhibisi dan memori, sehingga apabila ada gangguan akan

    terjadi gangguan inhibisi dan memori.

    Di samping Dopamin, gen pengkode sistem noradrenergik dan serotoninergik terkait

    dengan patofisiologi terjadinya ADHD. Dua Gen reseptor dopamin dan gen DAT telah

    diidentifikasi kemungkinan berperan dalam GPPH. Faktor neurologi terlihat berperan dalam

    onset GPPH.

    Belum diketahui dan banyak kontradiksi :

    **Faktor Genetik :

    o Orang tua dengan ADHDresiko anak ADHD 57%

    o risiko pada anak kembar dan gejala ADHD pada audara kandung.

    o Kelainan gen (repeater gene) DRD4 (+) pada ADHD.

    **Teori yang paling kuat :

    o Ketidakseimbangan / disfungsi NT katekolamin

    o Uptake dopamine & / atau norepinefrin kurang

    Respons positif terhadap obat stimulan mendukung teori ini.

    Gangguan otak dan metabolism

    a. Trauma lahir atau hipoksia (Hipoksiayaitu kondisi simtoma kekurangan oksigen pada jaringan

    tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat berakibat

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    3/10

    koma, bahkan sampai dengan kematian. Namun, bila sudah beberapa waktu, tubuh akan segera

    dan berangsur-angsur kondisi tubuh normal kembali.) yang berdampak injury pada lobus

    frontalis di otak.

    b. Pengurangan volume serebrum.

    c. Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta gangguan fungsi

    oligodendrosit.

    Beberapa teori yang sering dikemukakan adalah hubungan antara neurotransmiter dopamin

    dan epinefrina. Teori faktor genetik, beberapa penelitian dilakukan bahwa pada keluarga

    penderita, selalu disertai dengan penyakit yang sama setidaknya satu orang dalam keluarga

    dekat. Orang tua dan saudara penderita ADHD memiliki resiko hingga 2- 8 x terdapat

    gangguan ADHD.

    Teori lain menyebutkan adanya gangguan disfungsi sirkuit neuron di otak yang dipengaruhi

    oleh berbagai gangguan neurotransmiter sebagai pengatur gerakan dan control aktifitas diri.

    Faktor resiko yang meningkatkan terjadinya ADHD

    Kurangnya deteksi dini

    Gangguan pada masa kehamilan (infeksi, genetic, keracunan obat, alkohol, dan rokok,

    serta stress psikogenik)

    Gangguan pada masa persalinan (premature, postmatur, hambatan persalinan, induksi,

    kelainan persalinan)

    Gejala Klinis

    Gejala yang timbul dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang berat, gejala

    ADHD sudah dapat dilihat sejak usia bayi, gejala yang harus dicermati adalah sensitif terhadap

    suara dan cahaya, menangis, suka menjerit dan sulit tidur. Waktu tidur yang kurang sehingga

    bayi seringkali terbangun. Sulit makan ASI dan minum ASI. Tidak senang digendong, suka

    membenturkan kepala dan sering marah berlebihan.

    Keluhan yang terlihat pada anak yang lebih besar adalah, tampak canggung, sering

    mengalami kecelakaan, perilaku berubah-ubah, gerakan konstan atau monoton, lebih ribut

    dibandingkan anak-anak lainnya, kurang konsentrasi, tidak bisa diam, mudah marah, nafsumakan buruk, koordinasi mata dan tangan tidak baik, suka menyakiti diri sendiri dan gangguan

    tidur.

    Untuk mempermudah diagnosis pada ADHD harus memiliki tiga gejala utama yang

    nampak pada perilaku seorang anak.

    3 Gejala Utama ADHD

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    4/10

    1. Inatensi

    Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian. Seperti,

    Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.

    Mainan, dll sering tertinggal.

    Sering membuat kesalahan.

    Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).

    2. Hiperaktif

    Perilaku yang tidak bisa diam. Seperti,

    Banyak bicara.

    Tidak dapat tenang/diam, mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.

    Sering membuat gaduh suasana.

    Selalu memegang apa yang dilihat.

    Sulit untuk duduk diam. Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan dengan mereka yang seusia.

    3. Impulsive

    Kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang

    tidak sabar). Seperti,

    o Sering mengambil mainan teman dengan paksa.

    o Tidak sabaran.

    o Reaktif.

    o Sering bertindak tanpa dipikir dahulu.

    Gejala-gejala L ain

    4. Sikap menentang

    Sering melanggar peraturan.

    Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki otoritas.

    Lebih mudah merasa terganggu, mudah marah (dibandingkan dengan mereka yang seusia).

    5. Cemas

    Banyak mengalami rasa khawatir dan takut.

    Cenderung emosional.

    Sangat sensitif terhadap kritikan.

    Mengalami kecemasan pada situasi yang baru atau yang tidak familiar.

    Terlihat sangat pemalu dan menarik diri.

    6. Problem sosial

    Hanya memiliki sedikit teman.

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    5/10

    Sering memiliki rasa rendah diri dan tidak percaya diri.

    Kelainan yang Sering Menyertai ADHD (komorbiditas) :

    a. Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder / ODD)

    b. Gangguan kelakuan (Conduct disorder)

    c. Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities)

    d. Gangguan cemas (Anxiety disorder)

    e. Gangguan depresi (Depressive disorder)

    f. Gangguan bipolar (Bipolar disorder)

    g. Penyakit Tourette (Tourette's Disorder)

    a) Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder / ODD)Gangguan kelakuan (Conduct disorder).

    Anak dengan ODD sering tidak patuh kepada peraturan dan punya kecenderungan untuk

    menyusahkan orang lain. Sejumlah anak dengan ADHD yang menunjukkan masalah tingkah

    laku dapat didiagnosa dengan gangguan perilaku. Gangguan perilaku adalah kelainan psikiatrik

    yang serius dimana anak bersifat agresif terhadap orang dan binatang, merusak barang, dan

    seringkali melanggar aturan di masyarakat.

    b) Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities).

    25 sampai 30 persen anak dengan ADHD juga mengalami masalah dalam bahasa atau belajar.

    Anak dengan kondisi penyerta ini dapat mengambil manfaat dari terapi sekolah dan bahasa, juga

    bantuan tambahan di sekolah.

    c) Gangguan cemas (Anxiety disorder) dan Depresi (Depressive disorder)

    Tambahan pula, 33 persen anak dengan ADHD juga memiliki kecemasan (anxietas) atau

    gangguan alam perasaan (seperti depresi). Anak dengan masalah ini dapat ditolong dengan

    pengobatan tambahan, termasuk terapi bicara, obat, atau keduanya.

    d) Gangguan bipolar (Bipolar disorder)

    Salah satu keadaan yang lebih serius yang mungkin terjadi bersamaan dengan ADHD adalah

    gangguan bipolar. Sejumlah tanda yang menunjukkan anak anda mempunyai gangguan bipolar

    adalah rasa gembira yang berlebihan, pola pikir cepat, dan kurang perlu tidur, sangat iritabel,

    sensitif dan reaktif secara berlebihan serta emosinya sering dikatakan seperti roller-coaster.

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    6/10

    Riwayat yang Diduga ADHD

    1. Masa babyinfant

    Anak serba sulit

    Menjengkelkan

    Serakah

    Sulit tenang

    Sulit tidur

    Tidak ada nafsu makan

    2. Masa prasekolah

    Terlalu aktif

    Keras kepala

    Tidak pernah merasa puas

    Suka menjengkelkan

    Tidak bisa diam

    Sulit beradaptasi dengan lingkungan

    3. Usia sekolah

    Sulit berkonsentrasi

    Sulit memfokuskan perhatian

    Impulsif

    4. Adolescent

    Tidak dapat tenang

    Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat

    Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan

    Diagnosis GPPH sering kali terlewat apabila remaja menunjukkan secara predominan tipe

    in-atensi. GPPH tipe in-atensi pada remaja mempunyai manifestasi adanya sedikit perilaku

    mengacau selama proses belajar dengan guru, namum memiliki tingkat kegagalan pergaulan

    sosial yang tinggi, tidak pernah merasa bahagia dan cemas serta depresi dibandingkan dengan

    GPPH tipe kombinasi. Adanya masalah tingkah laku mengacau tidak nyata ditemukan pada

    remaja yang teridentifikasi sebagai GPPH namun remaja tersebut secara signifikan akan

    menunjukkan masalah seperti disorganisasi, ketidakmampuan mengikuti tugas akademik dan

    kesulitan dalam mempertahankan perhatiannya pada tugas akademis yang lama.

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    7/10

    Remaja dengan GPPH sering memperlihatkan emosi yang imatur dibandingkan dengan

    rekan sebayanya. Mereka seringkali akan melakukan yang lebih baik ketika berinteraksi dengan

    anak yang lebih muda maupun pada lingkungan dewasa yang mentoleransi tingkah laku

    imaturnya. Remaja akan mudah frustasi dan memiliki short fusedengan ledakan emosi yang

    tiba-tiba. Masalah fungsi kognitif semakin meningkat pada remaja dengan GPPH. Selain itu

    dilaporkan pula adanya gangguan tidur yang tidak berhubungan dengan status pengobatan

    dengan karakteristik Dyssomnia, parasomnias dan gerakan involunter selama tidur.

    Anak dan remaja dengan retardasi mental derajat ringan sampai dengan sedang

    kemungkinan mempunyai gejala tingkah laku sesuai dengan diagnosis GPPH dan kemungkinan

    akan memberikan respon pengobatan terhadap terapi GPPH. Perilaku menentang sering terjadi

    pada remaja dengan GPPH. Remaja dengan perilaku menentang maka secara kronis akan

    menjadi semakin argumentative, dan negativistic. Gangguan cemas pada GPPH akan

    menunjukkan perilaku obsesif kompulsif dengan karakteristik keberadaan ketakutan terhadapobsesi yang menetap dan tidak terungkapkan serta pembatasan yang ketat dengan perilaku

    kompulsif mengecek, mengulang, menghitung, membersihkan, mengatur dan menimbun. Gejala

    Dysthymic ringan sering terjadi pada remaja dengan pengobatan terhadap GPPH, namun pada

    kasus yang persisten dan mempengaruhi efektivitas terhadap intervensi GPPH maka dapat

    dilakukan konseling spesifik untuk pengobatan gejala depresinya.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan yang adekuat untuk ADHD diantara remaja membutuhkan skrining guna

    mendokumentasi ada tidaknya gangguan psikiatrik lain. Seperti yang telah disebutkan

    sebelumnya, individu dengan ADHD memiliki risiko 2 hingga 5 kali lipat terkena 1 gangguan

    psikiatrik lain di suatu titik dalam kehidupan mereka, dengan onset yang bervariasi. Rating

    berskala luas seperti misalnya ChildBehaviour Check List atau Behavior Assessment System for

    Childrenmerupakan skala yang terstandarisasi guna men-skrining kemungkinan adanya

    gangguan lain. Brown ADD Diagnostic Form for Adolescents-Revised dan garis besar

    wawancara dalam buku karangan Robin memberikan daftar pertanyaan penting yang dapat

    dijadikan indikator untuk kemungkinan terjadinya gangguan lain.

    DIAGNOSIS

    Kriteria Diagnostik (GPPH) menurut DSM-IV:

    A. Salah satu (1) atau (2)

    1. Gangguan pemusatan perhatian (inattention): enam (atau lebih)gejala inatensi berikut

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    8/10

    telah menetap seama sekurang-kurangnya 6 bulan bahkan sampai tingkat yang maladaptif dan

    tidak konsisten dengan tingkat perkembangan.

    Sering gagal dalam memberikan perhatian pada hal yang detail dan tidak teliti dalam

    mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya.

    Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas atau aktivitas

    bermain.

    Sering tidak tampak mendengarkan apabila berbicara langsung

    Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelessaikan tugas sekolah, pekerjaan, atau

    kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku menentang atau tidak dapat mengikuti

    instruksi)

    Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas

    Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memiliki usaha

    mental yang lama ( seperti tugas disekolah dan pekerjaan rumah)Sering menghilangkan atau ketinggalan hal-hal yang perlu untuk tugas atau aktivitas (misalnya

    tugas sekolah, pensil, buku ataupun peralatan)

    Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuladir dari luar.

    Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari

    2. Hiperaktivitas impulsivitas: enam (atau lebih)gejala hiperkativitas-implusivitas berikut ini

    telah menetap selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak

    konsisten dengan tingkat perkembangan.

    Hiperaktivitas

    Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering menggeliat-geliat di tempat duduk

    Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau di dalam situasi yang diharapkan anak tetap

    duduk

    Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak tepat (pada remaja

    mungkin terbatas pada perasaan subyektif kegelisahan)

    Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas waktu luang secara tenang

    Sering siap-siap pergi atau seakan-akan didorong oleh sebuah gerakan

    Sering berbicara berlebihan

    Impusivitas

    Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu sebelum pertanyaan selesai

    Sering sulit menunggu gilirannya

    Sering menyela atau mengganggu orang lain (misalnya : memotong masuk ke percakapan atau

    permainan)

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    9/10

    B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan gangguan telah ada

    sebelum usia 7 tahun

    C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam 2 (dua) atau lebih situasi (misalnya disekolah

    atau pekerjaan di rumah)

    D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi

    sosial, akademik dan fungsi pekerjaan

    E. Gejala tidak semata-mata selama gangguan perkembangan pervasif, skizopfrenia atau

    gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan mantal lain (gangguan mood, gangguan

    kecemasan, gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian)

    PenatalaksanaanNon Farmakologik

    Edukasi pada pasien dan keluarganya

    Perubahan perilaku pasien

    Psikoterapi

    Farmakologik

    Stimulan

    Antidepresan

    Obat lain

    Edukasi Keluarga Pasien ADHD

    ADHD bukan kesalahan anak disengaja gangguan fungsi otak (+)

    Anak ADHD membutuhkan bantuan untuk tetap tenang dan memusatkan perhatian.

    Pemahaman dari orangtua dan guru.

    Hasil pengobatan lebih baik + Arahan orangtua dan guru.

    Anak ADHD dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik & berhasil.

    Pembelajaran satu-lawan-satu

    Pemberian reward.

    Hindari pemberian hukuman >> dan emosional.

    Bantu anak berkonsentrasi lebih baik.

    Aktivitas fisik dan olah raga.

    Lingkungan rumah tenang.

    Latih anak berekspresi dalam tulisan / gambar

    Hindari konsumsi gula, salisilat, zat tambahan buatan.

  • 8/10/2019 Defisit Atensi

    10/10

    Modifikasi penyusunan waktu non-akademis

    Prognisis ADHD

    Prognosis ADHD : dubia

    ADHD biasanya berlanjut pada usia dewasa (gejala hiperaktif kurang jelas).

    Tanpa pemahaman diri, dewasa ADHD cenderung:

    - Perilaku resiko tinggi : merugikan diri dan orang di lingkungan

    - angka perceraian, PHK, pelanggaran lalin, kriminalitas, adiksi, penghuni RSJ

    Referensi :

    1. Lazuardi S. Aspek Neurobiologik Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas.

    Dalam: Simposium Masalah Perilaku pada Anak, Penanggulangan dan Dampaknya

    terhadap Masa Depan. FK UI. 22 Oktober 1996.

    2.

    http://www.klikdokter.com/illness/detail/47http://netsains.com/2010/01/cara-

    cepat-membedakan-adhd-dan-autisme/

    3. Perhatian dengan Hiperaktivitas (GPPH).2008. http://www.fk.uwks.ac.id.

    http://netsains.com/2010/01/cara-cepat-membedakan-adhd-dan-autisme/http://netsains.com/2010/01/cara-cepat-membedakan-adhd-dan-autisme/http://netsains.com/2010/01/cara-cepat-membedakan-adhd-dan-autisme/http://netsains.com/2010/01/cara-cepat-membedakan-adhd-dan-autisme/http://www.fk.uwks.ac.id/http://www.fk.uwks.ac.id/http://www.fk.uwks.ac.id/http://www.fk.uwks.ac.id/http://netsains.com/2010/01/cara-cepat-membedakan-adhd-dan-autisme/http://netsains.com/2010/01/cara-cepat-membedakan-adhd-dan-autisme/