Definisi TK

8
Definisi Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala mekanik baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologi yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial, baik temporer maupun permanen. Klasifikasi Ada beberapa jenis klasifikasi trauma kapitis, tetapi dengan berbagai pertimbangan dari berbagai aspek, maka bagian neurologi menganut pembagian sebagai berikut: a. Patologi 1. Komosio serebri Apabila cedera kepala mengakibatkan gangguan fungsi serebral sementara berupa kesadaran turun (pingsan/ koma, amnesia retrograd) tanpa adanya lesi parenkim berdarah pada otak, digolongkan sebagai komosio serebri. Koma kurang dari 20 menit, amnesia retrograd singkat, cacat otak tak ada, dan perawatan rumah sakit kurang dari 48 jam termasuk golongan ini. Komosio serebri tidak memerlukan terapi khusus, asal tidak terdapat penyulit seperti hematom, edema serebri traumatik. Penderita sangat perlu istirahat mutlak, terjaga keseimbangan kardiovaskuler, respirasi, cairan/ elektrolit dan kalori, dan terhindar dari infeksi paru- paru atau kandung kemih.

description

my upload

Transcript of Definisi TK

Page 1: Definisi TK

Definisi

Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala mekanik baik secara langsung ataupun

tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologi yaitu gangguan fisik, kognitif,

fungsi psikososial, baik temporer maupun permanen.

Klasifikasi

Ada beberapa jenis klasifikasi trauma kapitis, tetapi dengan berbagai pertimbangan dari berbagai

aspek, maka bagian neurologi menganut pembagian sebagai berikut:

a. Patologi

1. Komosio serebri

Apabila cedera kepala mengakibatkan gangguan fungsi serebral sementara berupa

kesadaran turun (pingsan/ koma, amnesia retrograd) tanpa adanya lesi parenkim

berdarah pada otak, digolongkan sebagai komosio serebri. Koma kurang dari 20

menit, amnesia retrograd singkat, cacat otak tak ada, dan perawatan rumah sakit

kurang dari 48 jam termasuk golongan ini.

Komosio serebri tidak memerlukan terapi khusus, asal tidak terdapat penyulit seperti

hematom, edema serebri traumatik. Penderita sangat perlu istirahat mutlak, terjaga

keseimbangan kardiovaskuler, respirasi, cairan/ elektrolit dan kalori, dan terhindar

dari infeksi paru-paru atau kandung kemih.

Mobilisasi hampir tak menjadi persoalan pada pribadi yang matang.

2. Kontusio serebri

Apabila terjadi lesi parenkim berdarah, yang ditandai oleh kesadaran turun yang lebih

lama, defisit neurologis seperti hemiparesis, kelumpuhan saraf otak, refleks abnormal,

twitching, konvulsi, delirium, dan cairan serebrospinal (CSS) berdarah serta EEG

abnormal maka jelas masuk golongan ini.

Page 2: Definisi TK

3. Laserasi serebri

Terjadi robekan parenkim otak.

b. Lokasi lesi

1. Lesi difuse

2. Lesi kerusakan vaskuler otak

3. Lesi fokal

Kontusio dan laserasi serebri

Epidural hematom

Ditandai oleh adanya penurunan kesadaran yang mulai bukan pada detik

trauma tetapi lebih lambat (kecuali tertutup koma kontusio), defisit neurologik

lambat, anisokoria (penekanan batang otak dari jarak jauh oleh massa

hemisferik sesisi), bradikardia, tensi naik. Deteksi dini hematoma epidural

dimulai dengan CT scan atau arteriografi cito. Begitu diagnosis ditegakkan

hematoma epidural, terapi (bedah, burrhole, trepanasi) harus segera dilakukan.

Subdural hematom

Lebih lambat dari hematom epidural, dan bedanya adalah timbulnya edema

papil, yang pada hematoma epidural tak sempat timbul walau TIK meninggi.

Nyeri kepala juga menonjol, sedang interval lusid lebih sulit ditemukan.

Perdarahan yang disebabkan pecahnya berpuluh-puluh vena jembatan yang

berjalan radial di tepi dura sampai pia, atau pecahnya sinus sagitalis superior

yang lebih hebat dan menyebabkan hematoma subdural akut, yang

penanganannya lebih cepat daripada hematoma subdural biasa yang kronik

atau subakut. Operasi kraniotomi perlu dilakukan, dapat disertai duraplasty.

Kadang-kadang hematom subdural tipis tak memerlukan operasi.

Intrasereberal hematom

Pasti terjadi bersama kontusio, sehingga secara umum lebih buruk, baik

dioperasi maupun tidak. Dorongan yang mengancam terjadinya herniasi oleh

bekuan darah di tengah otak dsertai edema lokal yang hebat biasanya

berprognosis buruk daripada hematoma epidural yang dioperasi.

Page 3: Definisi TK

Pada suatu hematoma intraserebral, dapat memperlihatkan gejala-gejala

seperti hemiplegia, pailedema, serta gejala-gejala lain dari tekanan intrakranial

yang meningkat.

Intraserebelar hematom

c. Derajat kesadaran berdasarkan Glasgow Coma Scale:

Kategori GCS Gambaran Klinis CT- scan

Cedera Kepala

Ringan

13-15 Pingsan <10 menit,

defisit neurologi (-)

normal

Cedera Kepala

Sedang

9- 12 Pingsan > 10 mneit,

s/d 6 jam, defisit

neurologi (+)

abnormal

Cedera Kepala Berat 3-8 Pingsan > 6 jam,

defisit neurologi (+)

Abnormal

Pasien dengan cedera cranio-cerebral dengan GCS 13-15, pingsan < 10 menit, tanpa

defisit neurologik tetapi CT-scan terlihat perdarahan intrakranial maka diagnose bukan

CKR, tapi CKS.

Penatalaksanaan

Pasien Sadar (GCS 15)

Cedera cranioserebral tanpa defisit neurologik, hanya dilkukan perawatan

luka.

Pasien dipulangkan dan keluarga diminta mengobservasi kesadaran.

Bila curiga ada penurunan kesadaran segera kembali ke rumah sakit.

Cedera Cranio-cerebral ringan (GCS 13-15)

Istirahat baring dengan mobilisasi bertahap sesuai kondisis pasien disertai

terapi simptomatis.

Observasi minimal 24 jam di rumah sakit untuk menilai kemungkinan

hematoma intrakranial misalnya lucid interval, sakit kepala, muntah-muntah,

gejala lateralisasi (anisokor, refleks patologis)

Page 4: Definisi TK

Bila curiga ada hematoma, dilakukan pemeriksaan CT scan.

Pasien tidak perlu dirawat jika:

Orientasi waktu dan tempat baik

Tidak ada gejala fokal neurologik

Tidak ada muntah dan sakit kepala

Tidak ada fraktur tulang kepala

Tempat tinggal di dalam kota

Cedera Cranio-cerebral Sedang (GCS 9-12)

Periksa dan atasi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi

Pemeriksaan pupil focal serebral dan cedera organ lain. Bila ada kecurigaan

fraktur cervical, fiksasi leher dengan collar neck.

Periksaan foto kepala

Pemeriksaan CT scan dilakukan bila ada hematom intrakranial

Observasi tanda vital

Cedera Cranio-cerebral Berat (GCS 3-8)

Biasanya cedera multipel

Disertai kelainan sistemik

Tekanan Intrakranial Meninggi:

Terapi diuretik:

Diuretik osmotik (manitol)

Dosis: 0,5- 1 g/kgBB diberikan dalam waktu 30 menit, untuk

mencegah rebound, diulang setelah 6 jam 0,25- 0,5 g/ kgBB waktu

20 menit.

Bagian kepala ditinggikan 20-30° dengan dada pada satu bidang

Pemberian cairan dibatasi 1000 ml pada hari pertama, 1500- 2000 ml

pada hari ketiga dan selanjutnya.

Page 5: Definisi TK

Pemberian nutrisi, pemasangan sonde bila bising usus sudah terdengar

Hari I : Glukosa 10% sebanyak 100 ml/ 2 jam

Hari II : Susu dengan dosis seperti glukosa

Hari III : Makanan cair 2000-3000 kalori disesuaikan dengan

keseimbangan elektrolit.

d. Patofisiologi

1. Cedera kepala primer

Cedera kepala primer menimbulkan:

a. Diffuse axonal injury

b. Perdarahan

c. Kontusio

2. Cedera otak sekunder

a. Tekanan intrakranial meningkat

b. Iskemia serebri

c. Herniasi

Komplikasi

Kejang

Saat kejang, diberikan diazepam 10 mg IV, dilanjutkan dengan fenitoin 2-8 mg/ kgBB

dilanjutkan dengan 3 x 100 mg/ hari

Infeksi

Diterapi dengan antibiotika

Demam

Diberikan antipiretik, perawatan pada ruang ber-AC, dan kompres es.