Definisi TK
-
Upload
asiyah-maryam -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of Definisi TK
Definisi
Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala mekanik baik secara langsung ataupun
tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologi yaitu gangguan fisik, kognitif,
fungsi psikososial, baik temporer maupun permanen.
Klasifikasi
Ada beberapa jenis klasifikasi trauma kapitis, tetapi dengan berbagai pertimbangan dari berbagai
aspek, maka bagian neurologi menganut pembagian sebagai berikut:
a. Patologi
1. Komosio serebri
Apabila cedera kepala mengakibatkan gangguan fungsi serebral sementara berupa
kesadaran turun (pingsan/ koma, amnesia retrograd) tanpa adanya lesi parenkim
berdarah pada otak, digolongkan sebagai komosio serebri. Koma kurang dari 20
menit, amnesia retrograd singkat, cacat otak tak ada, dan perawatan rumah sakit
kurang dari 48 jam termasuk golongan ini.
Komosio serebri tidak memerlukan terapi khusus, asal tidak terdapat penyulit seperti
hematom, edema serebri traumatik. Penderita sangat perlu istirahat mutlak, terjaga
keseimbangan kardiovaskuler, respirasi, cairan/ elektrolit dan kalori, dan terhindar
dari infeksi paru-paru atau kandung kemih.
Mobilisasi hampir tak menjadi persoalan pada pribadi yang matang.
2. Kontusio serebri
Apabila terjadi lesi parenkim berdarah, yang ditandai oleh kesadaran turun yang lebih
lama, defisit neurologis seperti hemiparesis, kelumpuhan saraf otak, refleks abnormal,
twitching, konvulsi, delirium, dan cairan serebrospinal (CSS) berdarah serta EEG
abnormal maka jelas masuk golongan ini.
3. Laserasi serebri
Terjadi robekan parenkim otak.
b. Lokasi lesi
1. Lesi difuse
2. Lesi kerusakan vaskuler otak
3. Lesi fokal
Kontusio dan laserasi serebri
Epidural hematom
Ditandai oleh adanya penurunan kesadaran yang mulai bukan pada detik
trauma tetapi lebih lambat (kecuali tertutup koma kontusio), defisit neurologik
lambat, anisokoria (penekanan batang otak dari jarak jauh oleh massa
hemisferik sesisi), bradikardia, tensi naik. Deteksi dini hematoma epidural
dimulai dengan CT scan atau arteriografi cito. Begitu diagnosis ditegakkan
hematoma epidural, terapi (bedah, burrhole, trepanasi) harus segera dilakukan.
Subdural hematom
Lebih lambat dari hematom epidural, dan bedanya adalah timbulnya edema
papil, yang pada hematoma epidural tak sempat timbul walau TIK meninggi.
Nyeri kepala juga menonjol, sedang interval lusid lebih sulit ditemukan.
Perdarahan yang disebabkan pecahnya berpuluh-puluh vena jembatan yang
berjalan radial di tepi dura sampai pia, atau pecahnya sinus sagitalis superior
yang lebih hebat dan menyebabkan hematoma subdural akut, yang
penanganannya lebih cepat daripada hematoma subdural biasa yang kronik
atau subakut. Operasi kraniotomi perlu dilakukan, dapat disertai duraplasty.
Kadang-kadang hematom subdural tipis tak memerlukan operasi.
Intrasereberal hematom
Pasti terjadi bersama kontusio, sehingga secara umum lebih buruk, baik
dioperasi maupun tidak. Dorongan yang mengancam terjadinya herniasi oleh
bekuan darah di tengah otak dsertai edema lokal yang hebat biasanya
berprognosis buruk daripada hematoma epidural yang dioperasi.
Pada suatu hematoma intraserebral, dapat memperlihatkan gejala-gejala
seperti hemiplegia, pailedema, serta gejala-gejala lain dari tekanan intrakranial
yang meningkat.
Intraserebelar hematom
c. Derajat kesadaran berdasarkan Glasgow Coma Scale:
Kategori GCS Gambaran Klinis CT- scan
Cedera Kepala
Ringan
13-15 Pingsan <10 menit,
defisit neurologi (-)
normal
Cedera Kepala
Sedang
9- 12 Pingsan > 10 mneit,
s/d 6 jam, defisit
neurologi (+)
abnormal
Cedera Kepala Berat 3-8 Pingsan > 6 jam,
defisit neurologi (+)
Abnormal
Pasien dengan cedera cranio-cerebral dengan GCS 13-15, pingsan < 10 menit, tanpa
defisit neurologik tetapi CT-scan terlihat perdarahan intrakranial maka diagnose bukan
CKR, tapi CKS.
Penatalaksanaan
Pasien Sadar (GCS 15)
Cedera cranioserebral tanpa defisit neurologik, hanya dilkukan perawatan
luka.
Pasien dipulangkan dan keluarga diminta mengobservasi kesadaran.
Bila curiga ada penurunan kesadaran segera kembali ke rumah sakit.
Cedera Cranio-cerebral ringan (GCS 13-15)
Istirahat baring dengan mobilisasi bertahap sesuai kondisis pasien disertai
terapi simptomatis.
Observasi minimal 24 jam di rumah sakit untuk menilai kemungkinan
hematoma intrakranial misalnya lucid interval, sakit kepala, muntah-muntah,
gejala lateralisasi (anisokor, refleks patologis)
Bila curiga ada hematoma, dilakukan pemeriksaan CT scan.
Pasien tidak perlu dirawat jika:
Orientasi waktu dan tempat baik
Tidak ada gejala fokal neurologik
Tidak ada muntah dan sakit kepala
Tidak ada fraktur tulang kepala
Tempat tinggal di dalam kota
Cedera Cranio-cerebral Sedang (GCS 9-12)
Periksa dan atasi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
Pemeriksaan pupil focal serebral dan cedera organ lain. Bila ada kecurigaan
fraktur cervical, fiksasi leher dengan collar neck.
Periksaan foto kepala
Pemeriksaan CT scan dilakukan bila ada hematom intrakranial
Observasi tanda vital
Cedera Cranio-cerebral Berat (GCS 3-8)
Biasanya cedera multipel
Disertai kelainan sistemik
Tekanan Intrakranial Meninggi:
Terapi diuretik:
Diuretik osmotik (manitol)
Dosis: 0,5- 1 g/kgBB diberikan dalam waktu 30 menit, untuk
mencegah rebound, diulang setelah 6 jam 0,25- 0,5 g/ kgBB waktu
20 menit.
Bagian kepala ditinggikan 20-30° dengan dada pada satu bidang
Pemberian cairan dibatasi 1000 ml pada hari pertama, 1500- 2000 ml
pada hari ketiga dan selanjutnya.
Pemberian nutrisi, pemasangan sonde bila bising usus sudah terdengar
Hari I : Glukosa 10% sebanyak 100 ml/ 2 jam
Hari II : Susu dengan dosis seperti glukosa
Hari III : Makanan cair 2000-3000 kalori disesuaikan dengan
keseimbangan elektrolit.
d. Patofisiologi
1. Cedera kepala primer
Cedera kepala primer menimbulkan:
a. Diffuse axonal injury
b. Perdarahan
c. Kontusio
2. Cedera otak sekunder
a. Tekanan intrakranial meningkat
b. Iskemia serebri
c. Herniasi
Komplikasi
Kejang
Saat kejang, diberikan diazepam 10 mg IV, dilanjutkan dengan fenitoin 2-8 mg/ kgBB
dilanjutkan dengan 3 x 100 mg/ hari
Infeksi
Diterapi dengan antibiotika
Demam
Diberikan antipiretik, perawatan pada ruang ber-AC, dan kompres es.