Definisi Senam Asma

48
Definisi Senam Asma Senam asma merupakan salah satu pilihan olah raga yang tepat bagi penderita asma. Karena Senam asma bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan juga meningkatkan kemampuan benapas. Selain senam asma, masih ada beberapa pilihan olahraga lain, di antaranya berenang dan jalan santai (jogging). Namun perlu diperhatikan pula faktor pemicu asma, jika asma muncul karena udara dingin, hindari berenang di kolam dengan suhu rendah atau melakukan jogging di pegunungan. Manfaat dan Tujuan Senam Asma Senam asma juga merupakan salah satu penunjang pengobatan asma karena keberhasilan pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun juga faktor gizi dan olah raga. Bagi penderita asma, olah raga diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernapasan. Tujuanya adalah : Melatih cara bernafas yang benar. Melenturkan dan memperkuat otot pernafasan. Melatih ekspektorasi yang efektif. Meningkatkan sirkulasi. Mempercepat asma yang terkontrol. Mempertahankan asma yang terkontrol. Kualitas hidup lebih baik. Senam asma tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada syarat- syarat bagi mereka yang akan melakukan senam asma, yaitu: tidak dalam serangan asma, sesak dan batuk, tidak dalam serangan jantung, dan tidak dalam keadaan stamina menurun akibat flu atau kurang tidur dan baru sembuh.

description

-

Transcript of Definisi Senam Asma

Page 1: Definisi Senam Asma

Definisi Senam Asma    Senam asma merupakan salah satu pilihan olah raga yang tepat bagi penderita asma. Karena Senam asma bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan juga meningkatkan kemampuan benapas.Selain senam asma, masih ada beberapa pilihan olahraga lain, di antaranya berenang dan jalan santai (jogging). Namun perlu diperhatikan pula faktor pemicu asma, jika asma muncul karena udara dingin, hindari berenang di kolam dengan suhu rendah atau melakukan jogging di pegunungan.

Manfaat dan Tujuan Senam Asma

Senam asma juga merupakan salah satu penunjang pengobatan asma karena keberhasilan pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun juga faktor gizi dan olah raga. Bagi penderita asma, olah raga diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernapasan. Tujuanya adalah :Melatih cara bernafas yang benar.Melenturkan dan memperkuat otot pernafasan.Melatih ekspektorasi yang efektif.Meningkatkan sirkulasi.Mempercepat asma yang terkontrol.Mempertahankan asma yang terkontrol.Kualitas hidup lebih baik. Senam asma tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada syarat-syarat bagi mereka yang akan melakukan senam asma, yaitu: tidak dalam serangan asma, sesak dan batuk, tidak dalam serangan jantung, dan tidak dalam keadaan stamina menurun akibat flu atau kurang tidur dan baru sembuh.

Gerakan Senam AsmaRangkaian dan Frekwensi Senam Asma

Rangkaian senam asma pada prinsipnya untuk melatih memperkuat otot-otot pernafasan agar penderita asma lebih mudah melakukan pernafasan dan ekspektorasi.

Page 2: Definisi Senam Asma

Senam asma sebaiknya dilakukan rutin 3-4 kali seminggu dan setiap kali senam ± 30 menit. Senam asma akan memberikan hasil bila dilakukan selama 6-8 minggu.

Senam asma tidak berbeda dengan senam pada umumnya. Berikut rangkaian senam Asma:

PemanasanLatihan Inti Latihan inti A

Bertujuan untuk melatih cara bernafas yang efektif bagi penderita asma. Dengan cara menarik nafas dan mengeluarkan nafas. Proses pengeluaran nafas lebih lama 2 hitungan.

Latihan inti B

Bertujuan untuk melepaskan otot-otot pernafasan. Dengan irama yang ritmis, otot-otot akan menjadi santai, sehingga mempermudah pernafasan dan ekspektorasi.

Aerobik   

Aerobik dilakukan supaya tubuh dapat menghasilkan pembakaran O2 tinggi untuk meningkatkan hembusan napas. Dan disesuaikan dengan kondisi dan usia peserta senam asma.

 Pendinginan diakhiri pendinginan.

Alam pendinginan, dilakukan gerakan-gerakan lambat agar otot-otot kembali seperti keadaan semula yaitu dengan menggerakkan tangan sambil menarik napas pelan-pelan.

Program Terapi yang umum

Latihan Pernafasan

Latihan Pernafasan (Breathing Exercise) berbeda dengan Gymnastik-Respirasi, meskipun didalamnya juga terdapat latihan-latihan yang bertujuan memperbaiki kelenturan rongga dada serta diafragma. Tujuan utamanya pada penderita asma adalah untuk melakukan pernafasan yg benar (efisien).Pada penderita asma latihan pernafasan selain ditujukan untuk memperbaiki fungsi alat pernafasan, juga bertujuan melatih penderita untuk mengatur pernafasan jika terasa akan datang serangan, ataupun sewaktu serangan asma.Latihan pernafasan utama bagi penderita asma adalah latihan nafas perut/diafragma. Kekhususan di dalam latihan adalah: waktu mengeluarkan nafas (ekspirasi) dikerjakan secara aktif, sedangkan sewaktu menarik nafas, lebih banyak secara pasif. Mengeluarkan nafas melalui mulut yang mecucu seperti sewaktu meniup lilin atau bersiul, pelan-pelan,

Page 3: Definisi Senam Asma

dengan mengkempiskan dinding perut. Sewaktu inspirasi, dinding perut relaks ( pasif ) dan udara masuk ke paru-paru melalui hidung.

Latihan Relaksasi

Latihan relaksasi pada penderita asma bertujuan mencapai kondisi relaks baik sewaktu ada serangan maupun di luar serangan. Yang ingin dicapai: penderita secara spontan dapat relaksasi, baik pada otot-otot pernafasannya maupun mentalnya, pada saat serangan terasa akan datang atau sedang dalam serangan.Bila penderita telah terlatih melakukan tehnik pernafasan terpola seperti pada latihan nafas, hal ini juga dapat membantu banyak untuk menghilangkan rasa tegang dan panik (mental) karena penderita lepas dari keadaan: dikontrol oleh nafas yang sesak, sebaliknya penderita tetap yang mengontrol nafasnya, meskipun masih sesak. Hal ini memberi rasa percaya diri dan membuat penderita menjadi lebih relaks.

 Latihan untuk Memperbaiki Postur Tubuh

Pada penderita asma berat yg kronis, postur tubuh menjadi agak bungkuk dengan kedua bahu agak terangkat, nampak otot-otot pernafasan menonjol, memendek dan kaku.Terdapat saling keterkaitan antara: postur tubuh – otot-otot tubuh yang membesar dan kaku, serta pernafasan yang paradoksal. Gymnastik-Respirasi untuk penderita asma, biasanya telah memasukan unsur perbaikan postur tubuh ini di dalamnya.

Latihan Membuang Sekret

Pada penderita asma, terdapat kecenderungan meningkatnya secret (cairan yg dihasilkan selaput dinding jalan nafas/lendir) jalan nafas dan biasanya juga menjadi kental, sehingga diperlukan program untuk membuangnya, untuk itu penderita perlu dilatih untuk:

Batuk yg benar (efektif)

Melakukan apa yang disebut Drainase-Postural, yaitu suatu usaha untuk mendrain / mengalirkan secret atau dahak tg bercokol di saluran nafas dengan menggunakan hokum gaya berat (gravitasi) yaitu dengan memposisikan penderita sedemikian rupa, untuk waktu tertentu, sehingga oleh karena gaya berat, secret dapat mengalir ke saluran nafas bronchus utama, kemudian dibatukkan ke luar.

Gymnastik-Respirasi tidak ada efek langsung pada program ini, tetapi dia akan memberikan efek yang positif kepada efektifitas batuk, melalui perbaikan kapasitas vital paru, serta perbaikan fungsi otot Latissimus Dorsi (otot punggung yang lebar dan panjang).

Page 4: Definisi Senam Asma

MAKALAH POSTURAL DRAINASE

Posted: April 10, 2013 in Uncategorized 0

BAB I

PNDAHULUAN

1. A.    Latar Belakang

Postural Drainase adalah teknik pengaturan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari lobus paru dengan pengaruh gravitasi. Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan bagian khusus dari pohon trakeobronkial-bidang paru atas, tengah, atau bawah-ke dalam trakea. Batuk atau penghisapan kemudian dapat membuang sekret dari trakea.

Spasme bronkus dapat dicetuskan pada beberapa klien yang menerima drainase postural. Spasme bronkus ini disebabkan oleh imobilisaisi sekret ke dalam jalan napas pusat yang besar, yang meningkatkan kerja napas. Untuk menghadapi risiko spasme bronkus, perawat dapat meminta dokter untuk mulai memberikan terapi bronkodilator pada klien selama 20 menit sebelum dranase postural.

Klien pada pengobatan antihipertensi tidak mampu mentolerir perubahan postur yang diperlukan. Perawat harus memodifikasi prosedur untuk memenuhi toleransi klien dan tetap membersihkan jalan napasnya.

Klien dan keluarga harus diajarkan cara posisi postur yang tepat di rumah. Beberapa postur perlu dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individual. Sebagai contoh, posisi miring `trendelenderg’ untuk mengalirkan labus bawah lateral harus dilakukan dengan klien berbaring miring datar atau posisi miring semi Fowler’s bila ia bernapas sangat pendek (dispnea). Gambar dan daftar berikut menunjukkan area bronkial dan posisi tubuh yang berhubungan untuk drainasenya.

1. B.     Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu postural drainase2. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya postural drainase3. Untuk mengetahui berbagai macam posisi pada postural drainase4. Untuk mengetahui bagaimana cara pelaksanaan postural drainase

 

 

Page 5: Definisi Senam Asma

BAB II

PEMBAHASAN

1. A.    Pengertian

Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelumtidur pada malam hari.

Postural drainase (PD) dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating.

Postural darinase (PD) merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan mempergunakan gaya berat dan sekret itu sendiri. Postural Drainase (PD) dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi ateletaksis. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak postural drainase lebih efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi dada.

1. B.     Tujuan dilakukan Postural Drainase 1. Untuk mengeluarkan secret yang tertampung.2. Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis.3. Mencegah dan mengeluarkan secret.

2. C.    Indikasi dan Kontra Indikasi Klien yang Mendapat Drainase Postural 1. Indikasai

1. Mencegah penumpukan secret yaitu pada:

pasien yang memakai ventilasi pasien yang melakukan tirah baring yang lama pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik, bronkiektasis

1. mobilisasi secret yang tertahan :

pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh secret pasien dengan abses paru pasien dengan pneumonia

1. Kontraindikasi

Tension pneumotoraks

Page 6: Definisi Senam Asma

Hemoptisis Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard

akutrd infark dan aritmia. Edema paru Efusi pleura yang luas

1. D.    Posisi untuk Drainase Postural 1. Bronkus Apikal Anterior Lobus atas

 

Untuk menguras lendir dari segmen apikal lobus atas, minta pasien duduk di posisi yang nyaman di tempat tidur atau permukaan datar dan bersandar pada bantal terhadap kepala tempat tidur atau pemberi perawatan. Perawat menepuk  dan menggetarkan di atas area otot antara tulang selangka dan sangat bagian atas tulang belikat (daerah diarsir dari diagram) di kedua sisi selama 3 sampai 5 menit. Dorong pasien untuk mengambil napas dalam-dalam dan batuk selama perkusi untuk membantu membersihkan saluran udara.

1. Bronkus Apikal Posterior Lobus kanan

 

Minta Pasien duduk dengan nyaman di kursi atau sisi tempat tidur dan membungkuk, lengan menggantung, menghadap bantal. Perawat menepuk dan menggetarkan dengan kedua tangan di atas punggung atas pada kedua sisi kanan dan kiri.

1. Bronkus Lobus atas Anterior

 

Minta pasien berbaring datar di tempat tidur atau meja dengan bantal di bawah kepala dan kakinya untuk kenyamanan. Perawat menepuk dan menggetarkan sisi kanan dan kiri bagian depan dada, antara tulang selangka dan puting.

1. Bronkus Lingual Lobus atas kiri

 

Minta pasien berbaring miring ke kanan dan posisi Trandelenburg, dengan kaki di tempat tidur ditinggikan 30 cm. tempatkan bantal dibelakang punggung, dan gulingkan klien seperempat putaran ke bantal. Perawat menepuk dan menggetarkan daerah luar puting.

1. Bronkus Lobus tengah kanan

 

Page 7: Definisi Senam Asma

Minta pasien berbaring miring kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm. tempatkan bantal di belakang punggung pasien dan gulingkan klien seperempat putaran bantal. Perawat menepuk dan menggetarkan di luar daerah puting yang tepat.

1. Bronkus Lobus bawah Anterior kanan dan kiri

 

Minta pasien berbaring terlentang dengan posisi Trandelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm. biarkan lutut menekuk pada bantal. Perawat menepuk dan menggetarkan di atas tulang rusuk yang lebih rendah di sisi kiri, seperti yang ditunjukkan di bagian yang diarsir dari diagram. Ini kemudian harus diulang pada sisi yang berlawanan, dengan perkusi dan getaran di atas tulang rusuk yang lebih rendah di sisi kanan dada.

1. Bronkus Basal Posterior kanan dan kiri

 

Minta pasien berbaring tengkurap dalam posisi Trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm. Perawat menepuk dan menggetarkan bagian bawah punggung, di atas sisi kiri dan kanan tulang belakang, hati-hati untuk menghindari tulang belakang dan tulang rusuk yang lebih rendah.

1. Bronkus Lateral Lobus bawah kanan dan kiri

 

Minta pasien berbaring miring ke kanan dan ke kiri pada posisi Trandelendurg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm. Perawat menepuk dan menggetarkan di atas bagian paling atas dari bagian bawah tulang rusuk kiri, seperti yang ditunjukkan di daerah yang teduh. Ini kemudian harus diulang pada sisi yang berlawanan, dengan perkusi dan getaran selama bagian paling atas dari sisi kanan tulang rusuk yang lebih rendah.

1. Bronkus Superior Lobus bawah kanan dan kiri

 

Minta pasien berbaring terlungkup dengan bantal di bawah lambung. Perawat menepuk dan menggetarkan pada bagian bawah tulang belikat, di kedua sisi kanan dan kiri tulang belakang, hindari perkusi/tepukan langsung atau getaran di atas tulang belakang itu sendiri.

1. E.     Pelaksanaan Postural Drainase 1. Persiapan pasien untuk postural drainase

Page 8: Definisi Senam Asma

a)      Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah leher dan pinggang.

b)      Terangkan cara pengobatan kepada pasien secara ringkas tetapi lengkap.

c)      Periksa nadi dan tekanan darah.

d)     Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction untuk mengeluarkan secret.

1. Cara melakukan pengobatan :

a)      Terapis harus di depan pasien untuk melihat perubahan yang terjadi selama Postural Drainase.

b)      Postoral Drainase dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari 40 menit, tiap satu posisi 3 – 10 menit.

c)      Dilakukan sebelum makan pagi dan malam atau 1 s/d 2 jam sesudah makan.

1. Penilaian hasil pengobatan :

a)      Pada auskultasi apakah suara pernafasan meningkat dan sama kiri dan kanan.

b)      Pada inspeksi apakah kedua sisi dada bergerak sama.

c)      Apakah batuk telah produktif, apakah sekret sangat encer atau kental.

d)     Bagaimana perasaan pasien tentang pengobatan apakah ia merasa lelah, merasa enakan, sakit.

e)      Bagaimana efek yang nampak pada vital sign, adakah temperatur dan nadi tekanan darah.

f)       Apakah foto toraks ada perbaikan.

1. Kriteria untuk tidak melanjutkan pengobatan :

a)      Pasien tidak demam dalam 24 – 48 jam.

b)      Suara pernafasan normal atau relative jelas.

c)      Foto toraks relative jelas.

d)     Pasien mampu untuk bernafas dalam dan batuk.

1. Alat dan bahan :

Page 9: Definisi Senam Asma

a)      Bantal 2-3

b)      Tisu wajah

c)      Segelas air hangat

d)     Masker

e)      Sputum pot

1. Prosedur kerja :

a)      Jelaskan prosedur.

b)      Cuci tangan.

c)      Pakai masker.

d)     Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambaran foto dada.

e)      Baringkan klien dalam posisi mendrainase area tersumbat.

f)       Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit.

g)      Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dada, vibrasi dan/atau gerakkan iga di atas area yang didrainase.

h)      Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang bersih. Bila klien tidak dapat batuk, harus dilakukan pengisapan (suctioning).

i)        Berikan tisu untuk membersihkan sputum.

j)        Minta klien istirahat sebentar bila perlu.

k)      Berikan minum.

l)        Ulangi langkah a-k sampai semua area yang tersumbat telah terdrainase. Setiap tindakan tidak lebih dari 30 sampai 60 menit.

m)    Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.

n)      Cuci tangan.

o)      Dokumentasi (jam, hari, tanggal, respon pasien).

Page 10: Definisi Senam Asma

p)      Jika sputum masih belum bisa keluar, maka prosedur dapat diulangi kembali dengan memperhatikan kondisi pasien.

1. Evaluasi Setelah Dilakukan Drainase Postural

a)      Auskultasi : suara pernapasan meningkat dan sama kiri dan kanan.

b)      Inspeksi : dada kanan dan kiri bergerak bersama-sama.

c)      Batuk produktif (secret kental/encer).

d)     Perasaan klien mengenai darinase postural (sakit, lelah, lebih nyaman).

e)      Efek drainase postural terhadap tanda vital (Tekanan darah, nadi, respirasi, temperature).

f)       Rontgen thorax.

1. Drainase postural dapat dihentikan bila:

a)      Suara pernapasan normal atau tidak terdengar ronchi.

b)      Klien mampu bernapas secara efektif.

c)      Hasil roentgen tidak terdapat penumpukan secret.

 

BAB III

PENUTUP

1. A.    Kesimpulan

Postural drainage (PD) dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating.

Tujuan dari postural drainase yaitu :

1. Untuk mengeluarkan secret yang tertampung.2. Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis.3. Mencegah dan mengeluarkan secret.

Page 11: Definisi Senam Asma

Posisi untuk postural drainase :

1. Bronkus Apikal Anterior Lobus atas.2. Bronkus Apikal Posterior Lobus kanan.3. Bronkus Lobus atas Anterior.4. Bronkus Lingual Lobus atas kiri.5. Bronkus Lobus tengah kanan.6. Bronkus Lobus bawah Anterior kanan dan kiri.7. Bronkus Basal Posterior kanan dan kiri.8. Bronkus Lateral Lobus bawah kanan dan kiri.9. Bronkus Superior Lobus bawah kanan dan kiri.10. B.     Saran

Mungkin dalam penulisan makalah ini sangat banyak kesalahan dan kekeliruan, karena kami hanyalah manusia biasa. Oleh karena itu mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik dan bagus.

 

 

Daftar Pustaka

http://pikekkek-blogspot.blogspot.com/2010/01/postural-drainase.html

http://copd.about.com/od/copdtreatment/ig/Postural-Drainage-Positions

http://skripsi.yonokomputer.com/2011/10/postural-drainage.html

Page 12: Definisi Senam Asma

Tracheostomy care

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) TRAKEOSTOMIby. Ance M.Siallagan., S. Kep. NsBAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trakeostomi adalah operasi membuat jalan udara melalui leher langsung ke trakea untuk mengatasi asfiksi apabila ada gangguan pertukaran udara pernapasan. Trakeostomi diindikasikan untuk membebaskan obstruksi jalan napas bagian atas, melindungi trakea serta cabang-cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunnya discharge bronkus, serta pengobatan terhadap penyakit (keadaan) yang mengakibatkan insufisiensi respirasi. Perawatan pasca trakeostomi besar pengaruhnya terhadap kesuksesan tindakan dan tujuan akhir trakeostomi. Perawatan pasca trakeostomi yang baik meliputi pengisapandischarge,

Pemeriksaan periodik kanul dalam, humidifikasi buatan, perawatan luka operasi, pencegahan infeksi sekunder dan jika memakai kanul dengan balon (cuff) yanghigh volume-low pressure cuff sangat penting agar tidak timbul komplikasi lebih lanjut. Perawatan kanul trakea di rumah sakit dilakukan oleh paramedis yang terlatih dan mengetahui komplikasi trakeostomi, yang dapat disebabkan oleh alatnya sendiri maupun akibat perubahan anatomis dan fisiologis jalan napas pasca trakeostomi. Selain itu, pasien juga harus mengetahui bagaimana cara membersihkan dan mengganti kanul trakheostomi, agar pasien dapat secara mandiri menjaga kesehatan tubuhnya, apabila pasien pulang dengan kanul trakhea masih terpasang. Dalam hal ini peran perawat sangat penting sebagai educator dan role mode dalam perawatan mandiri pasien trakheostomi. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan berbagai macam hal mengenai trakheostomi.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan trakheostomi

1.2.2 Tujuan Khusus

Page 13: Definisi Senam Asma

Mengetahui definisi trakeostomiMengetahui fungsi dari trakeostomiMengetahui indikasi dilakukannya prosedur trakheostomiMengetahui kontraindikasi dilakukannya prosedur trakheostomiMengetahui klasifikasi dan jenis trakheostomiMengetahui penatalaksanaan pemasangan dan perawatan trakheostomiMengetahui komplikasi yang timbul dari penggunaan trakheostomiMengetahui asuhan keperawatan pada trakeostomi

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang terpasang trakeostomi?

1.4 Manfaat

Manfaat disusunnya makalah ini adalah mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien yang terpasang trakeostomi dengan tepat dan benar.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi Trakea

Trakea merupakan tabung berongga yang disokong oleh cincin kartilago. Panjang trakea pada orang dewasa 10-12 cm. Trakea berawal dari kartilago krikoid yang berbentuk cincin meluas ke anterior pada esofagus, turun ke dalam thoraks di mana ia membelah menjadi dua bronkus utama pada karina. Pembuluh darah besar pada leher berjalan sejajar dengan trakea di sebelah lateral dan terbungkus dalam selubung karotis. Kelenjar tiroid terletak di atas trakea di setelah depan dan lateral. Ismuth melintas trakea di sebelah anterior, biasanya setinggi cincin trakea kedua hingga kelima. Saraf laringeus rekuren terletak pada sulkus trakeoesofagus. Di bawah jaringan subkutan dan menutupi trakea di bagian depan adalah otot-otot supra sternal yang melekat pada kartilago tiroid dan hioid.

2.2 Definisi

Page 14: Definisi Senam Asma

Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar udara dapat masuk ke paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas (adams, 1997). Trakeostomi merupakan tindakan operatif yyang memiliki tujuan membuat jalan nafas baru pada trakea dengan mebuat sayatan atau insisi pada cincin trakea ke 2,3,4.

Trakeostomi merupakan suatu prosedur operasi yang bertujuan untuk membuat suatu jalan nafas didalam trakea servikal. Perbedaan kata – kata yang dipergunakan dalam membedakan “ostomy” dan “otomy” tidak begitu jelas dalam masalah ini, sebab lubang yang diciptakan cukup bervariasi dalam ketetapan permanen atau tidaknya. Apabila kanula telah ditempatkan, bukaan hasil pembedahan yang tidak dijahit dapat sembuh dalam waktu satu minggu. Jika dilakukan dekanulasi (misalnya kanula trakeostomi dilepaskan), lubang akan menutup dalam waktu yang kurang lebih sama. Sudut luka dari trakea yang dibuka dapat dijahit pada kulit dengan beberapa jahitan yang dapat diabsorbsi demi memfasilitasi kanulasi dan, jika diperlukan, pada rekanulasi; alternatifnya stoma yang permanen dapat dibuat dengan jahitan melingkar (circumferential). Kata trakeostomi dipergunakan, dengan kesepakatan, untuk semua jenis prosedur pembedahan ini. Perkataan tersebut dianggap sebagai sinonim dari trakeotomi.

2.3 Fungsi Trakeostomi

Fungsi dari trakheostomi antara lain:Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7)Proteksi terhadap aspirasiMemungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada pasien dengan gangguan pernafasanMemungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihanMemungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus respiratoriusMengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer oleh tekanan negative intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang norma.

2.4 Indikasi dan kontraindikasi

2.4.1 Indikasi dari trakeostomi antara lain:Terjadinya obstruksi jalan nafas atasSekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis, misalnya pada pasien dalam keadaan koma.Untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator).Apabila terdapat benda asing di subglotis

Page 15: Definisi Senam Asma

Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas ( misal angina ludwig), epiglotitis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik yang timbul melalui mekanisme serupaObstruksi laringkarena radang akut, misalnya pada laryngitis akut, laryngitis difterika, laryngitis membranosa, laringo-trakheobronkhitis akut, dan abses laringkarena radang kronis, misalnya perikondritis, neoplasma jinak dan ganas, trauma laring, benda asing, spasme pita suara, dan paralise Nerus Rekurens

Sumbatan saluran napas atas karena kelainan kongenital, traumaeksterna dan interna, infeksi, tumor.Cedera parah pada wajah dan leherSetelah pembedahan wajah dan leher

10. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi

11. Penimbunan sekret di saluran pernafasan. Terjadi pada tetanus, trauma kapitis berat, Cerebro Vascular Disease (CVD), keracunan obat, serta selama dan sesudah operasi laring

2.4.2 Kontraindikasi dari trakheostomi antara lain :

Infeksi pada tempat pemasangan, dan gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol, seperti hemofili.

2.5 Klasifikasi

2.5.1 Menurut letak insisinya, trakeostomi dibedakan menjadiTrakeostomi elektif : Insisi horisontalTrakeostomi emergensi : Insisi vertikal

2.5.2 Menurut waktu dilakukannya tindakan, trakeostomi dibedakan menjaditrakeostomi darurat dan segera dengan persiapan sarana sangat kurangtrakeostomi berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan secara baik

2.4.3 Menurut lamanya pemasangan, trakheostomi dibagi menjadiTracheal stoma post laryngectomy: merupakan tracheostomy permanen. Tracheal cartilage diarahkan kepermukaan kulit, dilekatkan pada leher. Rigiditas cartilage mempertahankan stoma tetap terbuka sehingga tidak diperlukan tracheostomy tube (canule).Tracheal stoma without laryngectomy: merupakan tracheostomy temporer. Trachea dan jalan nafas bagian atas masih intak tetapi terdapat obstruksi. Digunakan tracheostomy tube (canule) terbuat dari metal atau Non metal (terutama pada penderita yang sedang

Page 16: Definisi Senam Asma

mendapat radiasi dan selama pelaksanaan MRI Scanning)

2.6 Penatalaksanaan

2.6.1 Jenis Tindakan TrakeostomiSurgical trakeostomy

Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang operasi. Insisi dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm.Percutaneous Tracheostomy

Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan pembuatan lubang diantara cincin trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar. Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil.Mini tracheostomy

Dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator.

2.6.2 Jenis Pipa TrakeostomiCuffed Tubes

Selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga memperkecil risiko timbulnya aspirasi.

Uncuffed Tubes

Digunakan pada tindakan trakeostomi dengan penderita yang tidak mempunyai risiko aspirasi.

Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam)

Dua bagian trakeostomi ini dapat dikembangkan dan dikempiskan sehingga kanul dalam dapat dibersihkan dan diganti untuk mencegah terjadi obstruksiSilver Negus Tubes

Terdiri dua bagian pipa yang digunakan untuk trakeostomi jangka panjang. Tidak perlu terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri.

Page 17: Definisi Senam Asma

Fenestrated Tubes

Trakeostomi ini mempunyai bagian yang terbuka di sebelah posteriornya, sehingga penderita masih tetap merasa bernafas melewati hidungnya. Selain itu, bagian terbuka ini memungkinkan penderita untuk dapat berbicara.

2.6.3 Alat-Alat Trakeostomi

Alat yang diperlukan untuk melakukan trakeostomi adalah semprit yang berisi obat analgesia, pisau, pinset anatomi, gunting panjang tumpul, sepasang pengait tumpul, klem arteri, gunting kecil yang tajam serta kanul trakea dengan ukuran sesuai.

2.6.4 Teknik Trakeostomi

Pasien tidur terlentang, bahu diganjal dengan bantalan kecil sehingga memudahkan kepala untuk diekstensikan pada persendian atalantooksipital. Dengan posisi seperti ini leher akan lurus dan trakea akan terletak di garis median dekat permukaan leher. Kulit leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik dan ditutup dengan kain steril. Obat anestetikum disuntikkan di pertengahan krikoid dengan fossa suprasternal secara infiltrasi. Sayatan kulit dapat vertikal di garis tengah leher mulai dari bawah krikoid sampai fosa suprasternal atau jika membuat sayatan horizontal dilakukan pada pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal atau kira-kira dua jari dari bawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan terlalu sempit, dibuat kira-kira lima sentimeter.

Dengan gunting panjang yang tumpul kulit serta jaringan di bawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa pipa dengan susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih. Bila lapisan ini dan jaringan di bawahnya dibuka tepat di tengah maka trakea ini mudah ditemukan. Pembuluh darah yang tampak ditarik lateral. Ismuth tiroid yang ditemukan ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas terlihat. Jika tidak mungkin, ismuth tiroid diklem pada dua tempat dan dipotong ditengahnya. Sebelum klem ini dilepaskan ismuth tiroid diikat keda tepinya dan disisihkan ke lateral. Perdarahan dihentikan dan jika perlu diikat. Lakukan aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada membran antara cincin trakea dan akan terasa ringan waktu ditarik. Buat stoma dengan memotong cincin trakea ke tiga dengan gunting yang tajam. Kemudian pasang kanul trakea dengan ukuran yang sesuai. Kanul difiksasi dengan tali pada leher pasien dan luka operasi ditutup dengan kasa.

Untuk menghindari terjadinya komplikasi perlu diperhatikan insisi kulit jangan terlalu pendek agar tidak sukar mencari trakea dan mencegah terjadinya emfisema kulit.

Page 18: Definisi Senam Asma

2.7 Perawatan Trakeostomy

2.7.1. Perawatan trakeostomi meliputi:

1. Pembersihan secret atau biasa disebut trakeobronkial toilet,

2. Perawatan luka pada trakeostomi

3. Perawatan anak kanul

4. Humidifikasi untuk menjaga kelembapan

2.7.2 Tujuan Perawatan Trakeostomi

1. Untuk mencegah sumbatan pipa trakeostomi (Pluging)

2. Untuk mencegah infeksi

3. Meningkatkan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi)

4. Bronkial toilet yang efektif

5. Mencegah pipa tercabut

2.7.3 Prosedur trakeobronkial ToiletJelaskan prosedur pada klien & keluarga sebelum memulai dan berikan ketenangan selama pengisapan.Siapkan alat – alat yang diperlukanCuci tanganHidupkan mesin suction (portable atau wall dengan tekanan sesuai kebutuhan)Buka kit kateter pengisapIsi kom dengan normal salinVentilasi klien dengan bagian resusitasi manual dan aliran oksigen yang tinggi.Kenakan sarung tangan pada kedua tangan ( steril )Ambil kateter pengisap dengan tangan non dominan dan hubungkan ke pengisapMasukkan selang kateter sampai pada karina tanpa memberikan isapan, untuk menstimulasi reflek batukBeri isapan sambil menarik kateter, memutar kateter dengan perlahan 360 derajat tanpa

Page 19: Definisi Senam Asma

menyentuh lapisan mucus saluran napas (lakukan pengisapan maksimal 10-15 detik karena pasien dapat hipoksia)Reoksigenasikan dan inflasikan paru pasien selama beberapa kali nafasUlangi 4 langkah sebelumnya sampai jalan nafas bersih.Bilas kateter dg normal salin antara tindakan pengisapanHisap kavitas orofaring setelah menyelesaikan pengisapan trakeaBilas selang pengisapBuang kateter, sarung tangan ke dalam tempat pembuangan kotor.

2.7.4 Prosedur Perawatan Luka Trakeostomy

a. Tujuan : Untuk mencegah infeksi

b. Persipan Alat dan BahanPinset anatomis dan cirurgisSarung tanganAsa minimal 3Kom/mangkuk kecilNaCL 0.9%Gunting perbanAntibiotikBengkokPerlak

10. Tali trakeostomy

c. Persiapan Pasien

1. Pasien dberi tahu tentang tindakanyang akan dilaksanakan

2. Mengatur posisi yang nyamanProsedur KerjaMencuci tangan dengan menggunakan sabun atau larutan anti septikPemasangan perlakPasang sarung tanganAngkat kasa dari lukaKaji kondisi lukaBersihkan luka dengan NaCL 0,9 % dari pusat luka kea rah luarKeringkan luka dengan kasa steril yang lembutBerikan obats esuai indikasiTutup luka dengan kasa steril dan paten (hindari luka dari serabut-serabut kasa)

Page 20: Definisi Senam Asma

2.7.5 Perawatan Anak Kanul

1. Perawatan Pasca Operasi

Adanya kanul di dalam trakea yang merupakan benda asing akan merangsang pengeluaran discharge. Discharge ini akan keluar bila penderita batuk, pada saat dilakukan pengisapan atau pada saat penggantian anul. Pengeluaran discharge dengan jalan membatukkan pada penderita dengan trakeostomi tidak seefektif pada rang normal, karena penderita tidak dapat menutup glotis untuk menghimpun tekanan yang tinggi, sehingga perlu dilakukan pengisapan. Beberapa jam pertama pasca bedah, dilakukan pengisapandischarge tiap 15 menit, elanjutnya tergantung pada banyaknya discharge dan keadaan penderita. Pengisapan discharge dilakukan dengan kateter pengisap yang steril dan disposable. Pada saat pengisap dimasukkan ke dalam trakea, jangan diberi tekanan negatif, begitu pula antara pengisapan harus diberi periode istirahat agar udara paru tidak terlalu banyak terisap, dengan demikianresidual volume tidak banyak berkurang. Setelah ujung pengisap sampai di bronkus, dilakukan pengisapan perlahan-lahan sambil memutar kanul pengisap. Jika kanul trakea mempunyai kanul dalam, kanul dalamnya dikeluarkan terlebih dahulu. Kanul dalam ini harus sering diangkat dan dibersihkan.

Lore (1973) menganjurkan memakai pengisap terkecil yang dapat melakukan pengisapan dengan adekuat, sedang Feldman dan Crawley (1971) memakai kateter pengisap steril dan non traumatik yang penampangnya kurang dari separuh penampang trakea. Sebelum melakukan pengisapan, sebaiknya penderita diberi oksigen selama 2-3 menit. Bila didapatkan sekret yang kental, teteskan larutan garam fisiologis terlebih dahulu. Dengan adanya trakeostomi, fungsi humidifikasi yang sebelumnya dilakukan oleh saluran napas bagian atas menghilang. Untuk itu menggantikannya perlu dilakukan humidifikasi buatan.

2. Perawatan Mandiri Pasca operasi

Pasca trakeostomi penderita akan diberi petunjuk oleh dokter atau paramedis perihal erawatan kanul trakeostomi. Petunjuk untuk penderita ini tergantung pada keadaan penderita saat dari rumah sakit.Petunjuk umum

Belajarlah merawat sendiri kanul trakeostomi atas tanggung jawab sendiri. Jika tergantung pada seseorang saat melakukan hal itu, mungkin akan bermasalah. Peralatan hendaknya tersedia setiap saat melakukan perawatan kanul; lakukan setiap hari seperti menyikat gigi atau menyisir rambut. Kulit sekitar kanul dipelihara kebersihannya dengan air sabun, menggunakan lap atau kasa perban. Krusta diangkat dengan kapas aplikator yang dimasukkan ke dalam perhidrol. Pastikan tidak ada air memasuki stoma, dan hati-hati membersihkan kulit di sekitar kanul. Jika mengalami kesulitan bernapas atau pernapasan menjadi berbunyi, mungkin telah terdapat krusta atau mukus di dalam kanul. Angkatlah kanul dalam dan bersihkan. Jika ditemukan krusta dari mukus tebal yang sering terbentuk di dalam kanul, paling baik membersihkannya dengan memakai kasa basah di atas kanul. Jika udara rumah kering, mungkin diperlukan pelembab (bukan

Page 21: Definisi Senam Asma

vaporizer).Membersihkan kanul dalam

Alat yang perlu disediakan ialah botol kecil, kasa perban, penjepit, panci bergagang, saringan, dan cairan penggosok perak. Cara membersihkan kanul dalam, sebagai berikut:

1). Buatlah larutan sabun di dalam botol.

2). Angkat kanul dalam dengan cara pertama-tama putar kait kecil pengunci kanul dalam dan kemudian tarik kanul dalam ke luar.

3). Cuci kanul dalam dengan air dingin dan kemudian rendam untuk beberapa menit di dalam cairan sabun.

4). Bersihkan bagian dalam kanul dalam dengan kasa yang salah satu ujungnya diikatkan pada suatu tempat (Gb. 1). Gunakan penjepit untuk membantu menarik kasa melalui kanul. Tarik kanul dalam ke belakang, ke depan dan seterusnya sekeliling kasa yang diikatkan sampai bagian dalam kanul dalam bersih.

5). Setelah kanul dalam bersih, cuci dengan baik memakai air dingin yang mengalir.

6). Jika kanul dari perak telah memudar, rendam di dalam cairan pembersih perak untuk beberapa menit, kemudian bersihkan dan cuci.

7). Goyangkan kanul dalam untuk mengangkat tetesan air. Masukkan kanul dalam ke tempatnya dan putar kait kecil pengunci untuk mengunci pada tempatnya.

8). Minimal sekali sehari didihkan kanul dalam setelah dibersihkan.

Merebus kanul dalam

Tahapan untuk merebus kanul dalam ialah :

1). Tempatkan kanul dalam bersih pada saringan dan tempatkan saringan pada panci tergagang

2). Isi panci dengan air secukupnya untuk merendam kanul dalam

3). Setelah air mendidih, didihkan kanul dalam selama 5 menit.

4). Angkat saringan dari panci bergagang, tuangkan air dari panci, dan tempatkan kembali saringan dalam panci.

5). Biarkan kanul dalam dingin untuk beberapa menit sebelum dimasukkan ke dalam kanul luar

Page 22: Definisi Senam Asma

Logam bahan pada kanul perak sangat lunak, oleh karena itu dapat tergores atau bengkok dengan mudah, oleh karena itu tidak boleh dicoba untuk digores; krusta dapat diangkat dengan merendamnya. Tidak boleh digunakan penggosok kasar untuk membersihkan kanul dalam. Biasanya, kanul dalam dan luar dibuat secara spesifik agar cocok satu dengan yang lain, bahkan kanul dalam tidak akan saling tertukar dengan yang lain. Kanul plastik dapat dibersihkan dan dididihkan dengan cara yang sama seperti halnya kanul perak.Cara mengganti kanul trakeostomi

Petunjuk khusus dari dokter dan perawat diperlukan sebelum penderita mengganti kanul trakeostominya. Adanya lubang pada anterior leher yang secara langsung berhubungan dengan trakea, menyebabkan kanul trakeostomi dapat dimasukkan dengan mudah. Untuk mengangkat kanul trakeostomi, pita trakeostomi dibuka lebih dahulu, pelindung atau permukaan lempeng kanul trakeostomi dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk, kemudian ditarik ke arah anterior dan posterior. Kanul harus bersih dengan pita trakeostomi telah terpasang, dan siap untuk dimasukkan sebelum pengangkatan kanul trakeostomi. Salep dioleskan sangat tipis pada permukaan luar kanul rakeostomi

untuk mempermudah memasukkannya. Pita trakeostomi yang digunakan pada kanul dapat satu atau dua untai.

Pada saat memasukkan kanul trakeostomi, penderita melihatnya melalui cermin dan pegang tiap sisi lempeng permukaan kanul dengan ibu jari dan jari telunjuk. Kanul trakeostomi akan eluncur ke dalam dengan tekanan ke arah dalam secara halus. Di samping itu, hal yang penting ialah bahwa kanul dimasukkan segera setelah kotoran yang melekat pada kanul dibersihkan. Setelah kanul trakeostomi terpasang di tempatnya dan pita trakeostomi diikat, tempatkan kasa di atas kanul.Cara menghisap

Banyaknya discharge mukus bervariasi. Mukus ini akan meningkat jumlahnya jika penderita dingin, jika udara dalam rumah kering, atau jika kanul teriritasi. Penghisapan mungkin diperlukan untuk mengontrol mukus. Mesin penghisap yang mudah dibawa dapat dipinjam dari rumah sakit dengan petunjuk penggunaannya. Kateter karet tidak boleh dimasukkan sampai melewati ujung dalam kanul trakeostomi, kecuali jika ada instruksi khusus untuk melakukannya dari dokter. Jika mesin penghisap tidak didapat, semprit steril atau kateter yang dapat dibeli di toko obat atau apotik bisa digunakan sebagai penghisap.

Cara melakukan :

1). Siapkan alat-alat.

2). Pegang kateter dengan salah satu tangan dan balon karet pada semprit dengan tangan

Page 23: Definisi Senam Asma

yang lain.

3). Tekan balon karet sebelum kateter dimasukkan ke dalam kanul trakeostomi, untuk mengeluarkan udara di dalamnya.

4). Lepaskan balon karet, mukus akan terhisap ke dalam kateter dan semprit.

5). Bersihkan alat-alat dengan air sabun. Peralatan tersebut sering dididihkan untuk memelihara kebersihannya

2.7.6 Humidifikasi

Humidifikasi adalah proses penambahan air ke dalam gas. Suhu adalah factor yang paling penting dalam mempengaruhi jumlah uap air yang dapat dikandung gas. Presentase air dalam gas, terkait dengan kapasitasnya untuk mengangkut air, merupakan klembaban relative. Udara atau oksigen dengan kelembaban relative yang tinggimembuat jalan nafas tetap lembab dan membantu melepaskan sekresi dan dikeluarkan dari paru.

Humidifikasi diperlukan bagi klien yang menerima terapi oksigen. Oksigen yang dimasukkan kedalam jalan nafas bagian atas dapat dilembabkan dengan menginsersi kateter ke dlaam air sehingga menghasilkan udara(bubbling). Umumnya humdifikasi ditambahkan saat kecepatan aliran oksigen melebihi 4L/menit.

Untuk pemasangan alat pelembab, hal yang perlu diperhatikan perawat adalah memastikan bahwa alat tersebut menggunakan salin steril untuk inhalasi dan bahwa larutan diganti sesuai prosedur. Humidifikasi dapat menjadi sumber infeksi nosokomial pada klien karena lingkungan yang lembab mendukung prtumbuhan mikroorganisme patogen.

Dengan adanya trakeostomi, fungsi humidifikasi yang sebelumnya dilakukan oleh saluran napas bagian atas menghilang. Untuk itu menggantikannya perlu dilakukan humidifikasi buatan. Cara-cara untuk humidifikasi udara inspirasi di antaranya ialah:

a). Condensor humidifier. Alat ini dipasang pada kanul

trakea. Pada waktu ekspirasi, uap air mengembun pada lempeng-lempeng metal dari kondensor. Kekurangan alat ini ialah jika terjadi penimbunan discharge pada alat tersebut fungsinya akan berkurang. Alat ini harus diganti setiap 3 jam.

b). Dengan melewatkan udara inspirasi melalui reservoir berisi air yang secara teratur dipanaskan dengan termostat. Alat ini relatif lebih efisien. Bila penderita bernafas spontan, campuran gas ditiupkan melalui suatu T-piece atau melalui kotak plastik yang dilubangi.

c). Dengan menambahkan tetesan-tetesan air yang halus pada udara inspirasi. Efektifitas tetesan ini tergantung pada jumlah tetesan dan kelembaban relatif udara inspirasi.

Page 24: Definisi Senam Asma

d). Secara sederhana humidifikasi dapat dikerjakan dengan menaruh lembaran kasa yang telah dibasahi di depan mulut kanul. Kasa tersebut diikatkan pada leher dan harus diganti sesering mungkin

2.8 Komplikasi

2.8.1 Waktu tindakan operasiPerdarahan Cardiac arrestPerforasi Emboli udaraRuptur pleura servikalisApneuSumbatan darah / sekret

2.8.2 Setelah operasiInfeksiPerdarahanSumbatan kanulPergeseran stenosis Pembentukan jar. granulasiAspirasi, atelektasisPneumotoraksPipa trakeostomi tercabutEmfisema subkutis

2.8.3 Komplikasi Jangka panjang Obstruksi jalan nafas atasInfeksiFistula trakeoesofagusStenosis trakeaIskemia atau nekrosis trakea

2.9 Indikasi Pelepasan Trakeostomi

Indikasi utama pelepasan trakeostomi adalah jika klien menunjukkan kondisi atau kemampuan paru yang adekuat. Kondisi paru yang membaik ditandai dengan :Hasil rontgen baik, tidak terdapat bercak putih pada paru.Gejala klinis penyakit yang diderita klien berkurang atau tidak ada.

Page 25: Definisi Senam Asma

Tidak terdapat infeksi lanjutan.Tanda-tanda vital klien normal.

Page 26: Definisi Senam Asma

Perawatan WSD PERAWATAN PASIEN SETELAH DILAKUKAN TINDAKAN

PEMASANGAN ALAT WSD

A. Definisi Water Seal DrainageWSD adalah merupakan suatu tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan baik darah atau pus dari rongga pleura ataupun rongga thorax (mediastinum) dengan menggunakan selang penghubung dari rongga ke botol wsd.

B. Tujuan dari tindakan WSD- Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak- Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura- Mengembangkan kembali paru yang kolaps- Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada- Mengembalikan fungsi paru yaitu “mechanis of breathing”C. Tipe atau sistem WSD1. WSD dengan sistem satu botol- Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks- Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol- Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang bisa menyebabkan kolaps paru- Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar- Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi- Undulasi (gelembung udara) pada selang cairan mengikuti irama pernafasan yaitu saat :> Inspirasi akan meningkat> Ekpirasi menurun2. WSD dengan sistem 2 botol

Page 27: Definisi Senam Asma

- Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal- Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal- Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2- Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD Bisasanya digunakan untuk mengatasi adanya cairan dan udara pada rongga dan pada efusi pleura3. WSD dengan sistem 3 botol- Sama dengan sistem 2 botol,hanya ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang digunakan.- Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan- Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3.- Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD- Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan- Botol ke-3 mempunyai 3 selang :• Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua• Tube pendek lain dihubungkan dengan suction• Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke atmosfer

D. Jenis pemasangan atau lokasi penempatan selang WSD1. Pleuren tube:Adalah digunakan untuk mengeluarkan cairan / udara dari rongga pleura, untuk mengembalikan tekanan negative intra pleura, memungkinkan terjadinya ekspansi paru setelah adanya cairan transudat (infeksi) dan eksudat (trauma). Area pemasangan tube pada pleura yaitu pada:• Bagian apex paru (apical) anterolateral interkosta ke 1-2 fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura• Bagian basal postero lateral interkosta ke 8-9 fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura2. Mediastinal Tube : Adalah digunakan untuk mengalirkan cairan dari rongga mediatinum setelah operasi jantung atau operasi lain di mediastinum.

E. Indikasi pemasangan WSD1. Pneumothoraks :o Spontan > 20% oleh karena rupture blebo Luka tusuk tembuso Kerusakan selang dada pada sistem drainase2. Hemopthorak:

Page 28: Definisi Senam Asma

o Robekan pleura/traumao Kelebihan antikoagulano Pasca bedah thorak (Thorakotomy)3. Efusi pleura: penumpukan cairan non fisiologis yang berlebih4. Emfisema: ketidak elastisan paru karena penyakit obstruktif.

F. Komplikasi pemasangan WSD• Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmia• Komplikasi sekunder : infeksi G. Persiapan tindakan WSDa. Pengkajian pasien- Memeriksa kembali instruksi dokter- Mengecek inform consent- Mengkaji status pasien; TTV dan status pernafasanb. Persiapan pasien1. Siapkan pasien2. Memberi penjelasan kepada pasien mencakup :- Tujuan tindakan- Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD: Posisi klien dapat duduk atau berbaring- Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam, distraksi- Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkenac. Persiapan alat- Sistem drainage tertutup- Motor suction- Slang penghubung steril- Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, bistury/silet, trokart, cairan antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan, spuit 10cc dan 50cc, kassa.- NACl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), maskerd. PelaksanaanProsedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan denganbaik , dan perawat member dukungan moril pada pasien

Cara Pemasangan Wsd (Oleh Dokter Bedah)1. Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada sela iga ke IV dan V, di linea aksillaris anterior dan media.2. Lakukan analgesia / anestesia pada tempat yang telah ditentukan.3. Buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga, perdalam sampai muskulus interkostalis.4. Masukkan Kelly klemp melalui pleura parietalis kemudian dilebarkan.5. Masukkan jari melalui lubang tersebut untuk memastikan sudah sampai rongga pleura / menyentuh paru.

Page 29: Definisi Senam Asma

6. Masukkan selang ( chest tube ) melalui lubang yang telah dibuat dengan menggunakan Kelly forceps7. Selang ( Chest tube ) yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan ke dinding dada8. Selang ( chest tube ) disambung ke WSD yang telah disiapkan.9. Foto X- rays dada untuk menilai posisi selang yang telah dimasukkan.e. Tindakan perawatan pasca pemasangan WSD1. Perhatikan undulasi pada selang WSD, bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain :- Motor suction tidak berjalan- Slang tersumbat- Slang terlipat- Paru-paru telah mengembang- Oleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainage,2. Amati tanda-tanda kesulitan bernafas3. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar4. Cek batas cairan seal dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air5. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yg keluar6. Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama7. Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan8. Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai slang terlipat9. Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi10. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu11. Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang dibuang12. Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran13. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema subkutan14. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efekti15. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh16. Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD17. Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD

f. Perawatan pada klien yang menggunakan WSD1. Kaji adanya distress pernafasan & nyeri dada, bunyi nafas di daerah paru yg terkena & TTV stabil2. Observasi adanya distress pernafasan3. Observasi :- Pembalut selang dada:Observasi selang untuk melihat adanya lekukan, lekukan yang menggantung, bekuan darah- Sistem drainage :

Page 30: Definisi Senam Asma

o Segel air untuk melihat fluktuasi inspirasi dan ekspirasi klieno Gelembung udara di botol air bersegel atau ruang- Tipe & jumlah drainase cairan:o Catat warna dan jumlah drainase, TTV & warna kulito Gelembung udara dalam ruang pengontrol penghisapan ketika penghisap digunakan

4. Posisikan klien :- Semi fowler sampai fowler tinggi untuk mengeluarkan udara (pneumothorak)- Posisi fowler untuk mengeluarkan cairan (hemothorak)5. Pertahankan hubungan selang antara dada dan selang drainase utuh dan menyatu6. Gulung selang yang berlebih pada matras di sebelah klien. Rekatkan dengan plester7. Sesuaikan selang supaya menggantung pada garis lurus dari puncak matras sampai ruang drainase. Jika selang dada mengeluarkan cairan, tetapkan waktu bahwa drainase dimulai pada plester perekat botol drainase pada saat persiaan botol atau permukaan tertulis sistem komersial yang sekali pakai8. Urut selang jika ada obstruksi9. Catat kepatenan selang, drainase, fluktuasi, TTV klien, kenyamanan klien Cara mengganti botol WSD: Siapkan set botol yang baru Botol diisi cairan aquadest ditambah desinfektan Selang WSD di klem dulu Ganti botol WSD dan lepas kembali klem Amati undulasi dalam slang WSD Pencabutan selang WSD:Indikasi pengangkatan WSD adalah bila : Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :- Tidak ada undulasi- Cairan yang keluar tidak ada- Tidak ada gelembung udara yang keluar- Kesulitan bernafas tidak ada- Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara- Dari pemeriksaan tidak ada cairan atau udara

Page 31: Definisi Senam Asma

Manajemen Nyeri

Oleh Duwi Santosa Sabtu, 02 Maret 2013 0 komentar PENGERTIAN NYERI

Rasa Nyeri(Sumber : health.ghiboo.com)

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Plain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Respon nyeri sangat subyektif tergantung dari ambang nyeri dari setiap klien, koping klien, pengalaman nyeri, ansietas, budaya dari klien serta dipengaruhi oleh gender dan usia. Oleh karena itu, untuk mengkaji nyeri, perawat dapat melakukan observasi respon dan perubahan perilaku klien diantaranya menurut Zborowski (1969) ada lima kelompok umum respon klien terhadap nyeri.

1. Motor responses (twisting, wriggling, movement of body or its parts, walking, jumping, clencing teeth).

2. Vocal responses (moaning, groaning, crying, screaming).3. Verbal responses (complaining, cursing, talking about plain, asking for help).4. Social responses (withdrawl from people, changes in communication patterns,

changes in social manners or personal appearance)5. The absence of manifest behavior (hiding of plain or suppressing external sign of

pain).

Respon seseorang terhadap nyeri bisa kombinasi antara beberapa respon diatas.

FISIOLOGI NYERIReseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielien dari syaraf perifer.

Page 32: Definisi Senam Asma

Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.

1. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu : a) Reseptor A delta yang merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan. b) Serabut C yang merupakan serabut komponen lambat (kecepatan 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.

2. Struktur reseptor nyeri somantik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.

3. Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetap sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia, inflamasi.

TIPE NYERIBeberapa tipe nyeri antara lain :

1. Somatic pain2. Neurophatic pain3. Surgery Pain4. Chemotherapeutik drugs5. After rediation theraphy

TEORI PENGONTROLAN NYERITerdapat beberapa teori yang berusaha menggambarkan bagaimana nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling relevan (Tamsuri, 2007).

Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.

Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C melepaskan

Page 33: Definisi Senam Asma

substansi P untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan. 

Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsian sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.

Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P. Tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endofrin (Potter, 2005).

MANAJEMEN NYERIDalam manajemen nyeri, terdapat empat teknik yang bisa digunakan, antara lain :

Stimulas kutaneusMerupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada kulit untuk menghilangkan nyeri. Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :

Kompres dingin Analgetic ointments Counteriritan, seperti plester hangat Contralateral stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan

area nyeri

DistraksiMerupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada hal lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya berkurang. Teknik distraksi dapat dilakukan diantaranya dengan cara :

Nafas dalam lambat dan berirama Massage and slow, rhythmic breating Rhythmic singing and tapping Active listening Guided imagery (kekuatan imajinasi klien bisa dengan mendengarkan musik yang

lembut)

Anticipatory GuidanceMerupakan teknik reduksi yang dilakukan oleh perawat dengan cara memberikan informasi yang dapat mencegah terjadinya misinterpretasi dari kejadian yang dapat menimbulkan nyeri dan membantu pemahaman apa yang diharapkan. Informasi yang diberikan kepada klien diantaranya :

Page 34: Definisi Senam Asma

Penyebab nyeri Proses terjadinya nyeri Lama dan kualitas nyeri Berat-ringannya nyeri Lokasi nyeri Informasi tentang keamanan yang akan diberikan kepada klien Metode yang digunakan perawat pada klien untuk mengurangi nyeri Hal-hal yang diharapkan klien selama prosedur

RelaksasiTeknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :

Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres. Menurunkan nyeri Menolong individu untuk melupakan nyeri Meningkatkan periode istirahat dan tidur Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri

Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi antara lain sebagai berikut : Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan

rasakan betapa nyaman hal tersebut Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan - lahan,

pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan pikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.

Ulangi langkah diatas dan konsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot yang lain.

Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

SUMBER REFERENSI :Team KDKK I. 2012. Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan I. Yogyakarta : STIKES A YANI

Sumber : http://www.galeripustaka.com/2013/03/manajemen-nyeri.html#ixzz2VKWapC5s