Definisi Matrik :

69
Definisi Matrik : susunan bilangan berbentuk segi empat atau bujur sangkar yang diatur dalam baris dan kolom, ditulis antara dua kurung, yaitu ( ) atau [ ] Matrik dan operasi- operasinya Jumlah baris : m Jumlah kolom : n Ukuran/ordo : m x n Elemen diagonal : a 11 , a 22 ,….. a nn

description

Matrik dan operasi-operasinya. Definisi Matrik : susunan bilangan berbentuk segi empat atau bujur sangkar yang diatur dalam baris dan kolom , ditulis antara dua kurung , yaitu ( ) atau [ ]. Jumlah baris : m Jumlah kolom : n Ukuran / ordo : m x n - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Definisi Matrik :

Page 1: Definisi Matrik  :

Definisi Matrik : susunan bilangan berbentuk segi empat atau

bujur sangkar yang diatur dalam baris dan kolom, ditulis antara dua kurung, yaitu ( ) atau [ ]

Matrik dan operasi-operasinya

Jumlah baris : m Jumlah kolom : n Ukuran/ordo : m x n Elemen diagonal : a11, a22,….. ann

Page 2: Definisi Matrik  :

Suatu bagan transportasi yang menghubungkan 3 kota digambarkan sebagai berikut : 1

2 3

Kita buat tabel : Kota 1 Kota 2 Kota 3 Dari kota 1 dapat pergi ke kota 1 1 0Dari kota 2 dapat pergi ke kota 1 1 1Dari kota 3 dapat pergi ke kota 0 0 1

Page 3: Definisi Matrik  :

Angka 1 dari tabel menyatakan bahwa kota pada baris

dapat pergi ke kota pada kolom. Sistem tersebut dapat

ditulis dalam suatu matrik A ukuran 3 x 3 dengan elemen

aij = 1 ketika dapat pergi dari kota i ke kota j dan lainnya

nol.

Perhatikan : selalu dapat pergi dari kota i ke kota i

Dengan demikian aii = 1 untuk i = 1, 2, 3

1 1 0A 1 1 1

0 0 1

Page 4: Definisi Matrik  :

Kesamaan Matrik

Matrik A dan Matrik B dikatakan sama jika :

Ordonya sama

Elemen yang seletak sama

A = (aij ) A = B jika aij = bij untuk i =

1,2,……..m dan j =

1,2, …….n B = (bij )

Page 5: Definisi Matrik  :

Contoh : 1)

Matrik A = B jika a = 2, b = 0, c = 5 dan d = 3. Matrik A dan B tidak akan sama dengan matrik Csebab ordo A dan B adalah 2 x 2, sedangkan ordo C adalah 2 x 3.

2)

R C karena R berordo 1 x 3 dan C : 3 x 1

a b 2 0 2 0 xA B C

c d 5 3 5 3 y

1

R 1 4 3 C 43

Page 6: Definisi Matrik  :

Bentuk-bentuk Matrik

a.Matrik Bujur sangkar : jumlah baris = jumlah kolom (Ann n x n)

Contoh :

Page 7: Definisi Matrik  :

b. Matrik Diagonal :

matrik bujur sangkar yang elemen diagonal

utamanya tidak semua nol (tidak

disyaratkan elemen diagonal harus

tidak nol), sedangkan elemen yang

lain nol.

Contoh :

Page 8: Definisi Matrik  :

c.Matrik Segitiga Matrik segitiga atas :

matrik bujur sangkar yang setiap elemen di bawah diagonal utama bernilai 0

Matrik segitiga bawah :

matrik bujur sangkar yang setiap elemen di atas diagonal utama bernilai 0

Catatan : tidak disyaratkan bahwa elemen diagonal harus bernilai tak nol

Page 9: Definisi Matrik  :

Contoh :

Matrik A adalah matrik segitiga atas,

matrik B adalah matrik segitiga bawah,

sedangkan matrik C merupakan matrik segitiga

atas dan juga matrik segitiga bawah

Page 10: Definisi Matrik  :

Ada tiga hal yang perlu diketahui tentang matrik segitiga :

1.Transpose dari matrik segitiga atas akan menghasilkan matrik segitiga bawah, demikian pula sebaliknya.

Contoh :

T

1 0 0 A 4 2 0 (segitiga bawah)

5 3 4

1 4 5A 0 2 3 (segitiga atas)

0 0 4

Page 11: Definisi Matrik  :

2. Hasil kali antara matrik segitiga atas akan

menghasilkan matrik segitiga atas, demikian juga

sebaliknya. 1 2 1 2 1 3

A 0 3 2 (segitiga atas) B 0 4 2 (segitiga atas)0 0 1 0 0 1

1 2 1 2 1 3 2 9 8maka A B 0 3 2 0 4 2 0 12 8

0 0 1 0 0 1 0 0 x x

1

Page 12: Definisi Matrik  :

3. Matrik segitiga mempunyai invers jika dan hanya

jika elemen pada diagonal utamanya tidak

memuat angka nol (0).

Contoh :

Matrik A di atas tidak mempunyai invers, karena

salah satu elemen pada diagonalnya bernilai nol

(0)

1 2 1A 0 1 3

0 0 0

Page 13: Definisi Matrik  :

d. Matrik Nol : matrik dengan semua elemennya nol (0)e. Matrik satuan/identitas :

matrik bujur sangkar yang elemen diagonal

utamanya bernilai satu, sedangkan elemen yang

lain bernilai nol.

Contoh :

2 3

1 0 01 0

I I 0 1 00 1

0 0 1

Page 14: Definisi Matrik  :

Sifat matrik identitas dan matrik nol

Jika A adalah matrik berukuran n x n, maka :

I . A = A . I = A

A + 0 = 0 + A = A

A . 0 = 0 . A = 0

Page 15: Definisi Matrik  :

f. Matrik singular : matrik bujur sangkar yang tidak mempunyai invers (determinannya = 0)

g. Matrik non singular : matrik bujur sangkar yang mempunyai invers

(determinannya 0)

Page 16: Definisi Matrik  :

2

2

2 -2 -4A -1 3 4 Tentukan A !

1 -2 -3

2 -2 -4 2 -2 -4 2 -2 -4A A.A -1 3 4 -1 3 4 -1 3 4 A

1 -2 -3 1 -2 -3 1 -2 -3

h. Matrik Pangkat : Ar As = Ar + s ; (Ar)s = Ars

Matrik Idempotent : matrik bujur

sangkar yang berlaku A2 = A atau An =

A, dengan n = 2, 3, 4 …..

Contoh :

Jawab :

Page 17: Definisi Matrik  :

Matrik Nilpotent : matrik bujur sangkar yang berlaku A3 =

0 atau An = 0, dengan n = 3, 4 …..

Contoh :

3

1 1 3A 5 2 6

-2 -1 -3

1 1 3 1 1 3 1 1 3 0 0 0A A.A.A 5 2 6 5 2 6 5 2 6 0 0 0

-2 -1 -3 -2 -1 -3 -2 -1 -3 0 0 0

0

Page 18: Definisi Matrik  :

2 31 1A Hitung A dan A

1 1

2

3 2

1 1 1 1 2 2A

1 1 1 1 2 2

2 2 1 1 4 4A A A

2 2 1 1 4 4

Jawab :

Contoh beberapa kasus pemangkatan matrik1).

Page 19: Definisi Matrik  :

Untuk n = 1

1-1 1-1 0 01

1-1 1-1 0 0

2 2 2 2 1 1A A

1 12 2 2 2

n-1 n-1n

n-1 n-1

2 2A untuk n 1

2 2

Disimpulkan :

Page 20: Definisi Matrik  :

2)2 3 40 -1

B Tentukan: B ,B dan B !1 0

2

3 2

4 3

0 -1 0 -1 -1 0 B

1 0 1 0 0 -1

-1 0 0 -1 0 1B B B

0 -1 1 0 -1 0

0 1 0 -1 0 1B B B

-1 0 1 0 1 0

Jawab :

Page 21: Definisi Matrik  :

Jadi B5 = B.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemangkatan B hingga Bn merupakan pengulangan dari B4

B B2 B3 B4 B5 = B

0 -1 -1 0 0 1 0 1 0 -1, , , , ..............

1 0 0 -1 -1 0 1 0 1 0

Page 22: Definisi Matrik  :

i. Transpose matrik Transpose matrik A (dinotasikan AT) , adalah diubahnya baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris dari matrik A. Notasi matematik transpose matrik ditulis sebagai berikut : (AT)ij = (A)ji

1 1

2 2 1 1 2 2

1T

1 2 2

Tij ji

Jika diketahui matrik U dan V berikut ini :

U V , maka UV .....

U V

(A) A

n n

n n

n

n

u vu v u v u v u vu v

vu u u v

v

untuk semua i dan j

Page 23: Definisi Matrik  :

Sifat-sifat dari transpose suatu matrik :

T T

T T T

T T

T T T

1). (A ) A

2). (A B) A ± B

3). (kA) kA , dengan k adalah skalar

4). (AB) B A

Page 24: Definisi Matrik  :

Pembuktian sifat matrik transpose :

Pembuktian sifat 1 :

T T

Jika diketahui matrik A dan B berikut ini :2 3 3 1

A dan B 1 4 4 2

Maka :2 1 3 4

A B3 4 1 2

TT T 2 1 2 3

(A ) A3 4 1 4

Page 25: Definisi Matrik  :

Pembuktian sifat 2 :

Pembuktian sifat 3 :

T

T T

T T T

2 3 3 1 5 4 5 5A B , maka (A B)

1 4 4 2 5 6 4 6

2 1 3 4 5 5A B

3 4 1 2 4 6

(A B) A B terbukti

T

T

T T

2 3 10 15 10 55A 5 , maka (5A)

1 4 5 20 15 20

2 1 10 55A 5

3 4 15 20

(5A) 5A terbukti

Page 26: Definisi Matrik  :

Pembuktian sifat 4 :

T

T T

2 3 3 1 6 12 2 6 18 8A.B .

1 4 4 2 3 16 1 8 19 9maka:

18 19(A.B)

8 9

3 4 2 1 6 12 3 16B .A .

1 2 3 4 2 6 1

T T T

18 19 8 8 9

(A.B) B A terbukti

Page 27: Definisi Matrik  :

Contoh Soal :1) Tentukan AT, BT dan CT dari matrik :

Jawab :

1 3 2 a bA B C 5 -1 2

5 0 1 c d

T T T

1 5 5a c

A 3 0 B C -1 b d

2 1 2

Page 28: Definisi Matrik  :

2) Tentukan AT, BT dan CT dari matrik :

Jawab :

3 -2

1A 1 4 B C 0 -1 2

-25 -3

T T T

0 3 1 5

A B 1 -2 C -1 -2 4 -3

2

Page 29: Definisi Matrik  :

j. Matrik simetri :Sebuah matrik bujur sangkar dikatakan simetri jika A = AT.

Jika suatu matrik :

A = AT

Ditranspose menjadi :

Maka matrik A dikatakan simetri, karena elemen yang terdapat pada A sama dengan pada AT

1 4 8A 4 7 3

8 3 2

T

1 4 8A 4 7 3

8 3 2

Page 30: Definisi Matrik  :

Beberapa hal penting mengenai matrik simetri :

1. Jika A simetri, maka AT juga simetri

2. Jika A dan B simetri, maka A+B atau A-B juga simetri

3. Jika a simetri yang mempunyai invers, maka A-I adalah simetri

4. Jika A memiliki invers, maka A.AT dan

AT.A memiliki invers pula.

Page 31: Definisi Matrik  :

Contoh Soal : Apakah matrik A dan B berikut ini merupakan

matrik simetri ?

Jawab :

A merupakan matrik simetri karena AT = A

B bukan matrik simetri karena ≠ B

1 3 2 1 2

A 3 5 0 B -1 3

2 0 4

T 1 -1 B

2 3

Page 32: Definisi Matrik  :

k. Matrik Partisi : sebuah matrik dapat dibagi menjadi bagian

yang lebih kecil dengan garis pemisah/partisi mendatar dan vertikal.

1 0 0 2 -10 1 0 1 3

A 0 0 1 4 00 0 0 1 70 0 0 7 2

1 0 0 2 -10 1 0 1 30 0 1 4 00 0 0 1 70 0 0 7 2

Page 33: Definisi Matrik  :

I adalah matrik identitas 3 x 3,

B adalah matrik 3 x 2

O adalah matrik nol 2 x 3

C adalah matrik 2 x 2

Dengan cara partisi tersebut, kita dapat lihat bahwa

matrik A adalah sebagai matrik 2 x 2

I B

O C

Page 34: Definisi Matrik  :

Jika terdapat matrik A berukuran m x n dan matrik B berukuran n x r, maka untuk mendapatkan hasil perkaliannya (AB) kita dapat membuatnya menjadi perkalian matrik partisi.

1. Kita partisi matrik B dalam bentuk vektor kolom

maka :

Bentuk akhir disebut perkalian matrik-kolom.

1 2 r 1 2 rAB A b b .... b Ab Ab .... Ab

1 2 rB b b .... b

Page 35: Definisi Matrik  :

Contoh perkalian matrik kolom :

Coba hasil ini di cocokan dengan perkalian biasa.

4 -11 3 2

A dan B 1 20 -1 1

3 0

1 2

1 2

4 -11 3 2 13 1 3 2 5

Ab 1 dan Ab 20 -1 1 2 0 -1 1 -2

3 0

13 5Diperoleh : AB Ab Ab

2 -2

Page 36: Definisi Matrik  :

2. Kita partisi matrik A dalam bentuk vektor baris

Bentuk akhir disebut perkalian matrik-baris

1

2

m

AA

A

A

1 1

2 2

m m

A A BA A B

AB B

A A B

Page 37: Definisi Matrik  :

Contoh perkalian matrik baris :4 -1

1 3 2A dan B 1 2

0 -1 13 0

1 2

1

2

4 -1 4 -1A B 1 3 2 1 2 13 5 dan Ab 0 -1 1 1 2 2 -2

3 0 3 0

A B 13 5Diperoleh : AB , hasilnya sama seperti sebelumnya

A B 2 -2

Page 38: Definisi Matrik  :

3. Kita partisi matrik A dalam bentuk vektor baris dan matrik B dalam bentuk vektor kolom. Bentuk akhir disebut perkalian baris-kolom. Demikian pula dapat dilakukan partisi sebaliknya (kolom-baris), disebut perkalian kolom-baris.

1

21 2 n

n

BB

A a a .... a dan B

B

Page 39: Definisi Matrik  :

i ia B

1 1 2 2 n na B a B ..... a B

1

21 2 n

n

1 1 2 2 n n

BB

AB a a .... a

B

a B a B ..... a B

disebut perkalian bagian luar

disebut : ekspansi

perkalian bagian luar

Page 40: Definisi Matrik  :

Contoh soal :Hitung ekspansi perkalian bagian luar AB

jika diketahui :

Jawab :

4 -11 3 2

A dan B 1 20 -1 1

3 0

1

1 2 3 2

3

B 4 -11 3 2

A a a a dan B B 1 20 -1 1

3 0B

Page 41: Definisi Matrik  :

Perkalian bagian luar adalah :

1 1 2 2

3 3

1 4 -1 3 3 6a B 4 -1 , a B 1 2

0 0 0 -1 -1 -2

2 6 0dan a B 3 0

1 3 0

1 1 2 2 3 3

4 -1 3 6 6 0 13 5a B a B a B AB

0 0 -1 -2 3 0 2 -2

Jadi ekspansi perkalian bagian luar AB :

Page 42: Definisi Matrik  :

Jika matrik A dipartisi menjadi beberapa submatrik, maka bagian tersebut dinamakan blok.

Sehingga kita mempunyai struktur blok sebagai berikut:

1 0 0 2 -1 4 3 1 2 10 1 0 1 3 -1 2 2 1 1

A 0 0 1 4 0 dan B 1 -5 3 3 10 0 0 1 7 1 0 0 0 20 0 0 7 2 0 1 0

0 3

11 12 1311 12

21 22 11 12 13

B B BA AA dan B

A A B B B

Page 43: Definisi Matrik  :

l. Matrik dalam bentuk eselon baris dan eselon baris tereduksi .

Matrik memiliki bentuk eselon baris tereduksi harus memenuhi kriteria :

1.Dalam suatu baris yang semua elemennya bukan nol (0), angka pertama pada baris tersebut haruslah 1 ( disebut leading 1)

2.Jika suatu baris yang elemennya nol semua, maka baris tersebut diletakkan pada baris paling bawah.

Page 44: Definisi Matrik  :

3. Untuk sembarang dua baris yang berurutan,

leading 1 dari baris yang lebih bawah harus

berada disebelah kanan leading 1 baris di

atasnya.

4. Kolom yang memiliki leading 1 harus angka

nol untuk semua elemen pada kolom tersebut.

Page 45: Definisi Matrik  :

Contoh : Syarat 1 : baris pertama disebut leading 1

Syarat 2 : baris ke-3 dan ke-4 memenuhi syarat 2

1 4 -2 50 -5 2 70 0 -3 90 0 -8 8

1 4 -2 50 -5 2 70 0 -3 90 0 0 0

Page 46: Definisi Matrik  :

Syarat 3 : baris pertama dan ke-2 memenuhi syarat 3

Syarat 4 : matrik di bawah ini memenuhi syarat ke 4 disebut eselon baris

1 4 -2 50 1 2 70 0 -3 90 0 0 0

1 0 0 0 1 0 0 00 1 0 0 0 1 2 5

0 0 1 0 0 0 3 00 0 0 1 0 0 0 6

Page 47: Definisi Matrik  :

Contoh matrik eselon baris tereduksi :

Page 48: Definisi Matrik  :
Page 49: Definisi Matrik  :

Matrik yang memenuhi kriteria 1 – 3 saja disebut :

matrik eselon baris

Contoh matrik eselon baris :

Page 50: Definisi Matrik  :

Operasi Aljabar Matrik

Page 51: Definisi Matrik  :

,

Contoh Soal :1)

Tentukan A+B, A+C dan B+C !

Sedangkan A+C dan B+C tidak dapat dikerjakan

karena ordo kedua matrik tidak sama

Page 52: Definisi Matrik  :

1 4 0 -3 1 -1 4 3A B C

-2 6 5 3 0 2 2 1

2)

Tentukan A + B, A + C dan B + C

A + C dan B + C tidak dapat dijumlahkan karena ordo-ordonya berbeda

-2 5 -1A B

1 6 7

Page 53: Definisi Matrik  :

Bagaimana dengan A – B ?

Perlu diingat bahwa :

A – B = A + (– B )

A + 0 = A = 0 + A

A – A = 0 = – A + A

4 3 1A B

-5 6 3

Page 54: Definisi Matrik  :

b. Perkalian matrik dengan matrik

Operasi perkalian matrik dapat dilakukan pada dua buah matrik (A dan B) jika jumlah kolom matrik A = jumlah baris matrik B.

Aturan Perkalian

Jika Amn dan Bnk maka Amn Bnk = Cmk dengan

elemen-elemen dari C(cij) merupakan

penjumlahan dari perkalian elemen-elemen A baris i dengan elemen-elemen B kolom j.

Page 55: Definisi Matrik  :

Contoh Soal1)

-4 0 3 -1 1 3 -1

A B 5 -2 -1 1 Tentukan AB-2 -1 1

-1 2 0 6

Notasi perkalian matrik dengan matrik :

Page 56: Definisi Matrik  :

Jawab : c11 =1(-4) + 3( 5) + (-1)(-1) = 12c12 =1( 0) + 3(-2) + (-1)( 2) = - 8c13 =1( 3) + 3(-1) + (-1)( 0) = 0c14 =1(-1) + 3( 1) + (-1)( 6) = - 4

c21 =(-2)(-4) + (-1)( 5) + (1)(-1) = 2c22 =(-2)( 0) + (-1)(-2) + (1)( 2) = 4c23 =(-2)( 3) + (-1)(-1) + (1)( 0) = - 5c24 =(-2)(-1) + (-1)( 1) + (1)( 6) = 7

12 -8 0 -4C AB

2 4 -5 7

Page 57: Definisi Matrik  :

2)

Sedangkan B X A tidak dapat dikerjakan, karena jumlah kolom matrik B tidak sama dengan jumlah baris matrik A

Jawab:

Page 58: Definisi Matrik  :

3)

Jawab :

Kesimpulan : AB ≠ BA

2 4 1 0A B Tentukan AB dan BA

-1 -2 1 1

2 4 1 0 6 4AB

-1 -2 1 1 -3 -2

1 0 2 4 2 4BA

1 1 -1 -2 1 2

Page 59: Definisi Matrik  :

4) Tuti dan Rina berencana berbelanja buah-buahan.

Mereka ingin membeli apel, anggur dan jeruk

dengan jumlah yang berlainan seperti tercantum

dalam tabel 1.

Ada dua toko buah yang saling berdekatan yaitu Tip

top dan Rezeki dengan harga jual masing-masing

diberikan pada tabel 2.

Berapakah uang yang harus disiapkan Tuti dan Rina

untuk berbelanja di kedua toko buah tersebut?

Page 60: Definisi Matrik  :

Tabel 1. Kebutuhan (dalam Kg)

Apel Anggur JerukTuti 6 3 10Rina 4 8 5

Tabel 2. Daftar harga (dalam ribuan)

Tip top RezekiApel 10 15Anggur 40 30Jeruk 10 20

Page 61: Definisi Matrik  :

Jawab :

Kita buat dua matrik yaitu matrik D untuk kebutuhan

dan matrik P untuk harga.

Dengan menghitung perkalian matrik D dan matrik

P, maka dapat menjawab jumlah uang yang harus

disiapkan Tuti dan Rina (tabel 3).

10 156 3 10

D P 40 304 8 5

10 20

Page 62: Definisi Matrik  :

Tabel 3. Jumlah uang yang disiapkan (dalam ribuan) Tip top RezekiTuti 280 380Rina 410 400

10 156 3 10 280 380

DP 40 304 8 5 410 400

10 20

Page 63: Definisi Matrik  :

Contoh :

Contoh soal:1) Tentukan : 2A, (- 1A) dan ½ A 1 4 0

A-2 6 5

12

52

2 8 0 -1 -4 02A ( 1A)

-4 12 10 2 -6 -5

2 01 A2 -1 3

Jawab :

c. Perkalian matrik dengan skalar Suatu matrik dapat dikalikan suatu skalar k dengan

aturan tiap-tiap elemen pada A dikalikan dengan k

Page 64: Definisi Matrik  :

2) 4 -3 2 -11A 2 0 6 5 Tentukan 3A, A2

1 3 4 -2

Jawab : 12 -9 6 -3

3A 6 0 18 15 3 9 12 -6

3 12 2

-52

-312 2

-2 -1 1 A -1 0 -3 2

- -2 1

Page 65: Definisi Matrik  :

Sifat-sifat operasi Matrik :* A B B A komutatif* A (B C) (A B) C asosiatif* k(A B) kA kB k sembarang bilangan* A(B C) AB AC distributif* (A B)C AC BC

distributif* A(BC) (AB)C asosiatifPada umumnya :AB BAAB 0 tidak berakibat A 0 atau B 0AB AC tidak berakibat B C

Page 66: Definisi Matrik  :

Latihan :

Page 67: Definisi Matrik  :

3.

4.

Page 68: Definisi Matrik  :

5.

6.

Page 69: Definisi Matrik  :

7

8

9

10