Definisi Luka Bakar (Autosaved)

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar merupakan salah satu jenis trauma yang mempunyai angka morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok ) sampai fase lanjut. Pada kasus luka bakar ini harus diperhatikan berbagai aspek, karena pada kasus luka bakar memerlukan biaya yang sangat besar, perlu perawatan yang lama, perlu operasi berulang kali, bahkan meskipun sembuh bisa menimbulkan kecacatan yang menetap, sehingga penanganan luka bakar sebaiknya dikelola oleh tim trauma yang terdiri dari tim spesialis bedah ( bedah plastik, bedah toraks, bedah anak ), intensitas, spesialis penyakit dalam (khususnya hematologi, gastroenterologi, ginjal dan hipertensi), ahli gizi, rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikolog, namun celakanya seringkali menimpa orang-orang yang tidak mampu. Luka bakar pada penatalaksanaan antara anak dan dewasa pada prinsipnya sama namun pada anak akibat luka bakar dapat menjadi lebih serius. Hal ini disebabkan anak memiliki lapisan kulit yang lebih tipis, lebih mudah untuk kehilangan cairan, lebih rentan untuk mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat pendinginan). Luka bakar pada anak 65,7% disebabkan oleh air panas atau uap panas (scald). Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi di rumah dan sebagian besar dapat dicegah. Dapur dan ruang makan merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Anak yang memegang oven, menarik taplak dimana di atasnya terdapat air panas, minuman panas atau makanan panas. Prognosis dan penangangan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya permukaan luka bakar; dan penanganan sejak fase awal sampai penyembuhan. Selain itu faktor letak

description

jfhxfcbvcvbjhjkjhghfgdf

Transcript of Definisi Luka Bakar (Autosaved)

Page 1: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar merupakan salah satu jenis trauma yang mempunyai angka morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok ) sampai fase lanjut.

Pada kasus luka bakar ini harus diperhatikan berbagai aspek, karena pada kasus luka bakar memerlukan biaya yang sangat besar, perlu perawatan yang lama, perlu operasi berulang kali, bahkan meskipun sembuh bisa menimbulkan kecacatan yang menetap, sehingga penanganan luka bakar sebaiknya dikelola oleh tim trauma yang terdiri dari tim spesialis bedah ( bedah plastik, bedah toraks, bedah anak ), intensitas, spesialis penyakit dalam (khususnya hematologi, gastroenterologi, ginjal dan hipertensi), ahli gizi, rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikolog, namun celakanya seringkali menimpa orang-orang yang tidak mampu.

Luka bakar pada penatalaksanaan antara anak dan dewasa pada prinsipnya sama namun pada anak akibat luka bakar dapat menjadi lebih serius. Hal ini disebabkan anak memiliki lapisan kulit yang lebih tipis, lebih mudah untuk kehilangan cairan, lebih rentan untuk mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat pendinginan).

Luka bakar pada anak 65,7% disebabkan oleh air panas atau uap panas (scald). Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi di rumah dan  sebagian besar dapat dicegah. Dapur dan ruang makan merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Anak yang memegang oven, menarik taplak dimana di atasnya terdapat air panas, minuman panas atau makanan panas.

Prognosis dan penangangan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya permukaan luka bakar; dan penanganan sejak fase awal sampai penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah yang terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita juga turut menentukan kecepatan penyembuhan.

Oleh karena itu, semua orang khususnya orangtua, harus meningkatkan pengetahuan mengenai luka bakar dan penanganannya, terutama pada anak-anak.

1.2 Tujuan- Untuk mengetahui klasifikasi, derajat, komplikasi dan penanganan luka bakar pada anak.

Page 2: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

BAB II

ISI

A. Definisi Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau hilangnya jaringan yang disebabkan

kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka

bakar merupakan salah satu jenis trauma yang mempunyai angka morbiditas dan mortalitas

tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.

Pada kasus luka bakar ini harus diperhatikan berbagai aspek, karena pada kasus luka

bakar memerlukan biaya yang sangat besar, perlu perawatan yang lama, perlu operasi

berulang kali, bahkan meskipun sembuh bisa menimbulkan kecacatan yang menetap.

Luka bakar pada penatalaksanaan antara anak dan dewasa pada prinsipnya sama

namun pada anak akibat luka bakar dapat menjadi lebih serius. Hal ini disebabkan anak

memiliki lapisan kulit yang lebih tipis, lebih mudah untuk kehilangan cairan, lebih rentan

untuk mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat pendinginan).

Luka bakar pada anak 65,7% disebabkan oleh air panas atau uap panas (scald).

Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi di rumah dan  sebagian besar dapat dicegah.

Dapur dan ruang makan merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka

bakar. Anak yang memegang oven, menarik taplak dimana di atasnya terdapat air panas,

minuman panas atau makanan panas.

Prognosis dan penangangan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya

permukaan luka bakar; dan penanganan sejak fase awal sampai penyembuhan. Selain itu

faktor letak daerah yang terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita juga turut

menentukan kecepatan penyembuhan.

Oleh karena itu, semua orang khususnya orangtua, harus meningkatkan pengetahuan

mengenai luka bakar dan penanganannya, terutama pada anak-anak.

Page 3: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

B. Klasifikasi Luka Bakar

Klasifikasi luka bakar dibagi atas berdasarkan penyebab/ etiologi (seperti dijelaskan

diatas) dan kedalaman luka bakar.

A.    Klasifikasi berdasarkan penyebab

Luka bakar dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:

      Luka bakar karena api

      Luka bakar karena air panas

      Luka bakar karena bahan kimia (yang bersifat asam atau basa kuat)

      Luka bakar karena listrik dan petir

      Luka bakar karena radiasi

      Cedera akibat suhu sangat rendah (frost bite)

B.     Klasifikasi berdasarkan kedalaman luka

Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan

jaringan. Semakin lama waktu kontak, maka semakin luas dan dalam kerusakan jaringan

yang terjadi.

1. Luka bakar derajat satu      

Ditandai dengan luka bakar superfisial dengan kerusakan pada lapisan epidermis. 

Tampak eritema.  Penyebab tersering adalah sengatan sinar matahari.  Pada proses

penyembuhan terjadi lapisan luar epidermis yang mati akan terkelupas dan terjadi regenerasi

lapisan epitel yang sempurna dari epidermis yang utuh dibawahnya. Tidak terdapat bula,

nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dapat sembuh spontan selama 5-10 hari.

2.  Luka bakar derajat dua

Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis dibawahnya, berupa

reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi.  Pada luka bakar derajat dua ini ditandai

dengan nyeri, bercak-bercak berwarna merah muda dan basah serta pembentukan blister atau

lepuh.biasanya disebabkan oleh tersambar petir, tersiram air panas.  Dalam waktu 3-4 hari,

permukaan luka bakar mengering sehingga terbentuklah krusta tipis berwarna kuning

kecoklatan seperti kertas perkamen.  Beberapa minggu kemudian, krusta itu akan mengelupas

karena timbul regenerasi epitel yang baru tetapi lebih tipis dari organ epitel kulit yang tidak

terbakar didalamnya.  Oleh karena itu biasanya dapat terdapat penyembuhan spontan pada

luka bakar superfisial atau partial thickness burn. 

Page 4: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

Gambar. 1 bula pada telapak tangan karena memegang dandang panas, luka in i

digolongkan ke dalam luka bakar derajat dua, karena epidermis berada diatas luka

Dibedakan menjadi 2 (dua):

a. Derajat II dangkal (superfisial)

         kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis

         apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea masih utuh

         penyembuhan terjasi spontan dalam waktu 10-14 hari.

b. Derajat II dalam (deep)

         kerusakan mengenai hampir saluruh bagian dermis

         apendises kulit sperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea sebagian masih

utuh.

         Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya terjadi

dalam waktu lebih dari satu bulan.

Gambar.2 ;luka bakar derajat dua dalam, pada anak yang tersiram kopi panas, luka

berwarna merah muda, lunak pada penekanan, dan tampak basah, sensasi nyeri sulit

ditentukan pada anak.

Page 5: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

3. Luka bakar derajat tiga

Terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan kulit.  Meskipun tidak seluruh tebal kulit

rusak, tetapi bila semua organ kulit sekunder rusak dan tidak ada kemampuan lagi untuk

melakukan regenerasi kulit secara spontan/ reepitelisasi, maka luka bakar itu juga termasuk

derajat tiga.  Penyebabnya adalah api, listrik,atau zat kimia.  Mungkin akan tampak berwarna

putih seperti mutiara dan biasnya tidak melepuh, tampak kering dan biasanya relatif

anestetik.  Dalam beberapa hari, luka bakar semacam itu akan membentuk eschar berwarna

hitam, keras, tegang  dan tebal.

Gambar.3 ;lula bakar derajat tiga, pada anak  yang memegang pengeriting rambut luka

kering tidak kemerahan dan berwarna putih

Selama periode pasca luka bakar dini sampai 5 hari, akan sulit untuk membedakan luka

bakar derajat dua atau tiga, tetapi pada minggu kedua sampai minggu ketiga pasca luka bakar

di mana tampak drainase dan eschar yang terpisah dari luka bakar derajat tiga.   Setelah

eschar diangkat, sisa jaringan dibawahnya (biasanya lapisan subkutan) akan membentuk

jaringan granulasi, suatu massa yang terdiri dari sel-sel fibroblas dan jaringan penyambung

yang kaya pembuluh darah kapiler.  Permukaan jaringan granulasi yang berwarna merah tua

itu terbentuk setelah 21 hari, dan dalam waktu 1 sampai 2 minggu kemudian sebaiknya

dilakukan skin graft.

Page 6: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

Gambar 4 Klasifikasi luka bakar berdasarkan kedalaman luka

Klasifikasi Penyebab Penampak

an luar

Sensasi Waktu

penyembu

han

Jaringan

parut

Luka bakar dangkal (superficial

burn)

Sinar

UV,

paparan

nyala api

Kering

dan

merah;

memucat

dengan

penekana

n

Nyeri 3 – 6 hari Tidak

terjadi

jaringan

parut

Luka bakar sebagian dangkal

(superficial partial-thickness

burn)

Cairan

atau uap

panas

(tumpaha

n atau

percikan)

, paparan

nyala api

Gelembun

g berisi

cairan,

berkering

at, merah;

memucat

dengan

penekana

n

Nyeri

bila

 terpapar

udara

dan

panas

7-20 hari Umumn

ya tidak

terjadi

jaringan

parut;

potensia

l untuk

perubah

an

pigmen

Page 7: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

Luka bakar sebagian dalam

(deep partial-thickness burn)

Cairan

atau uap

panas

(tumpaha

n), api,

minyak

panas

Gelemb-

text-color;

border-

style:

none solid

solid

none;

border-

width:

medium

1pt

1ptung

berisi

cairan

(rapuh);

basah atau

kering

berminya

k,

berwarna

dari putih

sampai

merah;

tidak

memucat

dengan

penekana

n

Terasa

dengan

penekan

an saja

>21 hari Hipertro

fi,

berisiko

untuk

kontrakt

ur

(kekaku

an

akibat

jaringan

parut

yang

berlebih

)

Luka bakar seluruh lapisan (full

thickness burn)

Cairan

atau uap

panas,

api,

minyak,

Putih

berminya

k sampai

abu-abu

dan

Terasa

hanya

dengan

penekan

an yang

Tidak

dapat

sembuh

(jika luka

bakar

Risiko

sangat

tinggi

untuk

terjadi

Page 8: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

bahan

kimia,

listrik

tegangan

tinggi

kehitaman

; kering

dan tidak

elastis;

tidak

memucat

dengan

penekana

n

kuat mengenai

>2% dari

TBSA)

kontrakt

ur

Tabel 1. Klasifikasi kedalaman luka bakar

3. DERAJAT  KEPARAHAN LUKA BAKAR 

Berdasarkan berat-ringannya luka bakar (American Burn Association):

I.    Luka Bakar Berat ( Major Burn Injury )

         Derajat II, terbakar >25% area permukaan tubuh pada dewasa

         Derajat III, terbakar >25% area permukaan tubuh pada anak-anak

         Derajat III, terbakar >10% area permukaan

         Kebanyakan meliputi tangan, muka, mata, telinga, kaki atau perineum

      Kebanyakan pasien meliputi :

-          Luka inhalasi

-          Luka elektrikal

-          Luka bakar dengan komplikasi trauma

II.  Luka Bakar Sedang

         Derajat II, terbakar 15-25% area permukaan tubuh pada dewasa

         Derajat II, terbakar 10-20% are permukaan tubuh pada anak-anak

         Derajat III, terbakar <10% area permukaan tubuh.

III. Luka Bakar Ringan

         Derajat II, terbakar <15% area permukaan tubuh pada dewasa

         Derajat II, terbakar <10% area permukaan tubuh pada anak-anak

         Derajat III, terbakar <2% area permukaan tubuh.

Page 9: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

Indikasi rawat inap :

1.      Derajat 2 lebih dari 15% pada dewasa, dan lebih dari 10% pada anak

2.      Derajat 2 pada muka, tangan, kaki, perineum

3.      Derajat 3 lebih dari 2% pada dewasa, dan setiap derajat 3 pada anak

4.      Luka bakar yang disertai trauma visera, tulang, dan jalan napas

4. PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR

Walaupun hanya perkiraan saja , the rule of nine, tetap merupakan petunjuk yang baik

dalam menilai luasnya luka bakar: kepala, 7 persen, dan leher, 2 persen sehingga totalnya 9

persen.  Setiap ekstrimitas atas, 9 persen : dan bagian anterior,2 x 9 persen.   Badan bagian

posterior, 13 persen, dan bokong 5 persen, sehingga total 18 persen: dan setiap ekstrimitas

bawah, 2 x 9 : dan genitalia , 1 persen.

Gambar 5. Perhitungan luas luka bakar berdasarkan Rule of Nine oleh Wallace

Untuk area luka bakar yang tersebar kita dapat memperkirakan persentasenya dengan

menggunakan tangan dengan jari-jari pasien, dimana jari-jari dalam keadaan abduksi, dimana

sama dengan kurang lebih 1 persen dari total luas permukaan tubuh pasien.

Pada anak-anak terdapat perbedaan dalam luas permukaaan tubuh, yang umumnya

mempunyai pertimbangan lebih besar antara luas permukaan kepala dengan luas ekstrimitas

Page 10: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

bawah dibandingkan pada orang dewasa.  Area kepala luasnya adalah 19 persen pada waktu

lahir (10 persen lebih besar daripada orang dewasa).  Hal ini terjadi akibat pengurangan pada

luas ekstrimitas bawah, yang masing-masing sebesar 13 persen.  Dengan bertambahnya umur

setiap tahun, sampai usia 10 tahun, area kepala dikurangi 1 persen dan jumlah yang sama

ditambah pada setiap ekstrimitas bawah.  Setelah usia 10 tahun, digunakan persentase orang

dewasa. 

            Rumus rule of nine dari Wallace tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas

relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil.

Oleh karena itu, digunakan rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 dari Lund dan Browder

untuk anak.

Area

Lahir-1

tahun

1 – 4

tahun

5 – 9

tahun

10 – 14

tahun

15

tahun

dewas

a

2nd

*

3rd

*

TBS

A

Kepala 19 17 13 11 9 7

Leher 2 2 2 2 2 2

Badan bagian depan 13 13 13 13 13 13

Badan bagian belakang 13 13 13 13 13 13

Pantat kanan 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Pantat kiri 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Genitalia (kemaluan) 1 1 1 1 1 1

Lengan kanan atas 4 4 4 4 4 4

lengan kiri atas 4 4 4 4 4 4

Lengan bawah kanan 3 3 3 3 3 3

Lengan bawah kiri 3 3 3 3 3 3

Tangan kanan (telapak

tangan depan dan punggung

tangan)

2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Tangan kiri (telapak tangan

dan punggung tangan)

2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Paha kanan 5.5 6.5 8 8.5 9 9.5

Paha kiri 5.5 6.5 8 8.5 9 9.5

Betis kanan 5 5 5.5 6 6.5 7

Page 11: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

Betis kiri 5 5 5.5 6 6.5 7

Kaki kanan (bagian tumit

sampai telapak kaki)

3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5

Kaki kiri 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5

Total:

*derajat dua saat ini merupakan luka bakar sebagian baik dangkal maupun dalam; derajat 3

sebagai luka bakar seluruh lapisan (full-thickness)

Tabel 2. Penilaian luas area tubuh menurut Lund and Browder

5. KOMPLIKASI

1. Syok hipovolemik 

Akibat pertama dari luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh

kapiler yang terpajan suhu tinggi akan rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada

di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas

menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit. Hal ini

menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar

menyebabkan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebihan, cairan yang

masuk ke bula pada luka bakar derajat II dan pengeluaran cairan dari kropeng pada luka

bakar derajat III .

Bila luas luka bakar < 20% biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa

mengatasi tetapi bila > 20 % terjadi Syok hipovolemik dengan gejala yang khas seperti

gelisah, pucat, dingin , berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun dan

produksi urin berkurang. Pembengkakan terjadi perlahan lahan dan maksimal pada delapan

jam.

2. Udem laring 

Pada kebakaran dalam ruangan tertutup atau bila luka terjadi di muka,. Dapat terjadi

kerusakan mukosa jalan napas karena gas , asap, uap panas yang terhisap,  udem yang terjadi

dapat menyebabkan gangguan berupa hambatan jalan napas karena udem laring. Gejala yang

timbul adalah sesak napas, takipnea, stridor, suara serak, dan dahak berwarna gelap karena

jelaga.

Page 12: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

Setelah 12 – 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi dan

penyerapan cairan edema kembali ke pembuluh darah . ini ditandai dengan meningkatnya

diuresis.

3. Keracunan gas CO 

Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lain. Karbon monoksida akan

mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen.

Tanda-tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada

keracunan yang berat terjadi koma. Bila > 60 % hemoglobin terikat dengan CO, penderita

dapat meninggal.

4. SIRS (systemic inflammatory respone syndrome) 

Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang merupakan medium

yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi ini sulit untuk

mengalami penyembuhan karena tidak terjangkau oleh pembuluh darah kapiler yang

mengalami trombosis. Kuman penyebab infeksi berasal dari kulitnya sendiri, juga dari

kontaminasi kuman dari saluran nafas atas dan kontaminasi kuman dilingkungan rumah sakit.

Infeksi nosokomial ini biasanya berbahaya karena banyak yang sudah resisten terhadap

antibiotik.

Prosesnya  dimulai oleh aktivasi makrofag, netrofil, dan pelepasan mediator – mediator,

yang kemudian diikuti oleh :

1.        gangguan hemodinamik berupa vasodilatasi, depresi miokardium, gangguan sirkulasi dan

redistribusi aliran.

2.        perubahan mikrovaskuler karena endotel dan edema jaringan, mikroemboli, dan maldigesti

aliran.

3.        gangguan oksigenasi jaringan. Ketiganya menyebabkan hipoksia seluler dan menyebabkan

kegagalan fungsi organ. Yang ditandai dengan meningkatnya kadar limfokin dan sitokin

dalam darah.

5. MOF (Multi Organ Failure) 

Adanya perubahan permeabilitas kapiler pada luka bakar menyebabkan gangguan

sirkulasi. Di tingkat seluler, gangguan perfusi menyebabkan perubahan metabolisme. Pada

tahap awal terjadi proses perubahan metabolisme anaerob yang diikuti peningkatan produksi

Page 13: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

dan penimbunan asam laktat menimbulkan asidosis. Dengan adanya gangguan sirkulasi dan

perfusi, sulit untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel, iskemi jaringan akan berakhir

dengan nekrosis.

Gangguan sirkulasi makro menyebabkan gangguan perfusi ke jaringan – jaringan organ

penting terutama otak, hepar, paru, jantung, ginjal, yang selanjutnya mengalami kegagalan

menjalankan fungsinya. Dalam mekanisme pertahanan tubuh, terjadi gangguan pada sistem

keseimbangan tubuh (homeostasis), maka organ yang dimaksud dalam hal ini adalah ginjal.

Dengan adanya penurunan atau disfungsi ginjal ini, beban tubuh semakin berat.

Resusitasi cairan yang inadekuat pada fase ini menyebabkan berjalannya proses

sebagaimana diuraikan diatas. Sebaliknya bila terjadi kelebihan pemberian cairan (overload)

sementara sirkulasi dan perifer tidak atau belum berjalan normal, atau pada kondisi syok;

cairan akan ditahan dalam jaringan paru yang manifestasi klinisnya tampak sebagai edema

paru yang menyebabkan kegagalan fungsi paru sebagai alat pernafasan, khususnya

pertukaran oksigen dengan karbondioksida, kadar oksigen dalam darah sangat rendah, dan

jaringan hipoksik mengalami degenerasi yang bersifat irreversible. Sel – sel otak adalah

organ yang paling sensitive; bila dalam waktu 4 menit terjadi kondisi hipoksik, maka sel – sel

otak mengalami kerusakan dan kematian; yang menyebabkan kegagalan fungsi pengaturan di

tingkat sentral.

Sementara edema paru juga merupakan beban bagi jantung sebagai suatu pompa. Pada

mulanya jantung menjalankan mekanisme kompensasi, namun akhirnya terjadi

dekompensasi.

6. Kontraktur 

Kontraktur merupakan salah satu komplikasi dari penyembuhan luka, terutama luka

bakar. Kontraktur adalah jenis scar yang terbentuk dari sisa kulit yang sehat di sekitar luka,

yang tertarik ke sisi kulit yang terluka. Kontraktur yang terkena hingga lapisan otot dan

jaringan tendon dapat menyebabkan terbatasnya pergerakan.

Pada tahap penyembuhan luka, kontraksi akan terjadi pada hari ke-4 dimana proses ini

bersamaan dengan epitelisasi dan proses biokimia dan seluler dari penyembuhan luka.

Kontraktur fleksi dapat terjadi hanya karena kehilangan lapisan superfisial dari kulit.

Biasanya dengan dilakukan eksisi dari jaringan parut yang tidak elastik ini akan

menyebabkan sendi dapat ekstensi penuh kembali. Pada luka bakar yang lebih dalam,

jaringan yang banyak mengandung kolagen akan meliputineurovascular

bundles dan ensheathed flexor tendons, juga permukaan volar dari sendi akanmengalami

Page 14: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

kontraksi atau perlekatan sehingga akan membatasi range of motion. Kontraktur yang

disebabkan oleh hilangnya kulit atau luka bakar derajat III pada daerah persendian harus

segera dilakukan skin grafting.

6. PENATALAKSANAAN

            Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis,

covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat

dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan. 7

  Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang

menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.

  Cooling :

o   Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan airdingin yang mengalir

selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama pada anak

dan orang tua). Cara ini efektif sampai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar

o   Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa dingin)

sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisasi

o   Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi)

sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko hipotermia

o   Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air mengalir

yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa bubuk, maka

singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.

  Cleaning : pembersihan luka tergantung dari derajat berat luka bakar, kriteria minor

cukup dilakukan dengan zat anastesi lokal, sedangkan untuk kriteria moderate sampai major

dilakukan dengan anastesi umum di ruang operasi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan

membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko

infeksi berkurang.

  Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari

superficial partial thickness (dapat dilihat pada tabel II.3 jadwal pemberian antitetanus).

Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada

luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan

hamil, bayi baru lahir, ibu menyusui dengan bayi kurang dari 2 bulan.

Page 15: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

  Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar.

Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka

(yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang

terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli

atau larutan lainnya, akanmenghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.

  Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri.

Dapat diberikan penghilang nyeri berupa :

         Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg

         Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus

         Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg

Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC

(Airway, Breathing, Circulation).

Airway and Breathing

            Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga (black

sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah. Luka bakar pada

daerah orofaring dan leher membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran

napas ke dalam trakea/batang tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap

terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap.

Circulation

            Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar untuk

perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas

luka bakar >10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan

merupakan komponen penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui

penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana

terjadi perembesan cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang

mengakibatkan timbulnya pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang

banyak dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang

dan mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-organ

tubuh.

            Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal

Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya dipertimbangkan  untuk diberikan

pada bayi dengan luka bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari

Page 16: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

Parkland : [3-4 cc x berat badan (kg) x %TBSA] + cairan rumatan (maintenance per 24 jam).

Cairan  rumatan adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-

20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x

%TBSA) diberikan setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam

berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin

yaitu 0,5-1cc/kgBB/jam.

PEMBERIAN CAIRAN INFUS

Rumus

Rumus Dasar (dalam satuan menit)

Rumus Dasar (dalam satuan jam)

Dewasa (Makrodrip)Infus set makrodrip memiliki banyak jenis berdasarkan faktor tetesnya. Infus set yang paling sering digunakan di instalasi kesehatan Indonesia hanya 2 jenis saja. Berdasarkan merek dan faktor tetesnya: 

Merek Otsuka, faktor tetes:

1 ml (cc) = 15 tetes/menit

Merek Terumo, faktor tetes:

1 ml (cc) = 20 tetes/menit

Infus Blood set untuk tranfusi memiliki faktor tetes yang sama dengan merek otsuka, 15 tetes/menit.

Penurunan rumus dewasaBerikut ini adalah rumus cepat hasil penurunan dari rumus dasar (dalam satuan jam), untuk pasien dewasa:

Page 17: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

o) Merek Otsuka

o) Merek Terumo

Contoh soal :Seorang pasien dengan berat 65 kg datang ke klinik dan membutuhkan 2.400 ml cairan RL. Berapa tetes infus yang dibutuhkan jika kebutuhan cairan pasien harus dicapai dalam waktu 12 jam? (merek infus Otsuka)

Diketahui:Cairan = 2.400 ml (cc)Waktu = 12 jamFaktor tetes Otsuka = 15 tetes

Jawab:Jumlah tetesan per menit = (2.400 ml x 15 tetes) / (12 jam x 60 menit)Jumlah tetesan per menit = 50tpm

Jadi, pasien tersebut membutuhkan 50 tetes infus untuk menghabiskan cairan 2400 ml dalam waktu 12 jam dengan menggunakan infus set Otsuka.

Anak (Mikrodrip)

Mikrodrip, faktor tetes:

1 ml (cc) = 60 tetes/menit

Page 18: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

Penurunan rumus anakBerikut ini adalah rumus cepat hasil penurunan dari rumus dasar (dalam satuan jam) untuk pasien anak:

Page 19: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

BAB III

PENUTUP

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh energi panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik yang menghasilkan efek baik memanaskan atau mendinginkan. Luka bakar pada penatalaksanaan antara anak dan dewasa pada prinsipnya sama namun pada anak akibat luka bakar dapat menjadi lebih serius. Hal ini disebabkan anak memiliki lapisan kulit yang lebih tipis, lebih mudah untuk kehilangan cairan, lebih rentan untuk mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat pendinginan).            Luka bakar pada anak 65,7% disebabkan oleh air panas atau uap panas (scald). Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi di rumah dan sebagian besar dapat dicegah. Dapur dan ruang makan merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Anak yang memegang oven, menarik taplak dimana di atasnya terdapat air panas, minuman panas atau makanan panas.            Luka bakar dangkal dan ringan (superfisial) dapat sembuh dengan cepat dan tidak menimbulkan jaringan parut. Namun apabila luka bakarnya dalam dan luas, maka penanganan memerlukan perawatan di fasilitas yang lengkap dan komplikasi semakin besar serta kecacatan dapat terjadi.            Oleh karena itu, semua orang khususnya orangtua, harus meningkatkan pengetahuan mengenai luka bakar dan penanganannya, terutama pada anak-anak.

Page 20: Definisi Luka Bakar (Autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

1.      Moenadjat, Yefta, Dr, Sp.BP; Luka Bakar – Pengetahuan Klinik Praktis;Jakarta, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2003.

2.      Mansjoer, Arif, dkk (editor); Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, edisi III – Luka Bakar;

Jakarta, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000.

3. Bisono. Reksopradjo, Soelarto (ed.).Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Cet.I. Jakarta: Binarupa

Aksara.1999

4. Pusponegoro, Aryono D. “Luka” dalam de Jong, Wim (ed.).Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. Cet.

I. Jakarta:EGC. 2005

5. Schwartz, Seymour I. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Cet. I. Jakarta: EGC. 2000.