DEFINISI HIDROLOGI Hidrologi: ilmu yg mempelajari · PDF filedipasang pada alat ukur....
Transcript of DEFINISI HIDROLOGI Hidrologi: ilmu yg mempelajari · PDF filedipasang pada alat ukur....
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
1
2/24/2016 Ir.Darmadi,MM 1
DEFINISI HIDROLOGI
• Hidrologi: ilmu yg mempelajari masalah air,sifat2 air & perilaku air di atmosfir, dipermukaan dan di dalam bumi.
• Ilmu Hidrologi yg berkaitan dgn ilmu2mekanika fluida, hidrolika & meteorologi.
2 Pendahuluan -
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
2
Hidrologi:• ilmu yg mempelajari asal air, distribusi,
gerakan dan perilaku air di permukaanbumi serta reaksinya thd lingkungan &hub dgn kehidupan makhluk hidup
3 Pendahuluan -
PEMAKAIAN HIDROLOGI:
1. Dimensi struktur & hidrolis bangunan air,misal: pengend banjir, & penged. erosi
4 Pendahuluan -
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
3
Pemakaian Hidrologi….2. Penyediaan air bersih utk keb. industri &
rumah tangga
3. Penyed air utk irigasi, & PLTA
5 Pendahuluan -
Pemakaian Hidrologi….4. Mengurangi pencemaran
6 Pendahuluan -
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
4
Siklus Hidrologi & Neraca Air - AdhiMuhtadi
7
SIKLUS HIDROLOGI
Proses :
1. Penguapan (evaporasi) air laut & airpermukaan ke atmosfer ;
2. Tumbuhan juga menguapkan air (transpirasi)
3. Hasil penguapan menjadi awan jenuh / awanpenyebab hujan
4. Terjadi hujan (presipitasi)
5. Sebagian kecil air hujan diuapkan kembali
Siklus Hidrologi & Neraca Air - 8
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
5
6. Air hujan yg sampai permukaan tanah sebag akanmeresap ke dlm tanah (infiltrasi).
7. Sebag lagi mengisi cekungan, kubangan(deficiensi) & sisanya lagi mengalir di permukaantanah (overland flow)
8. Proses infiltrasi akan menjadikan air mengalir dibawah permukaan tanah (interflow)
9. Sebagian air infiltrasi akan tetap tinggal di dalamtanah (moisture content) bila tdp banyak hutan
10. Sisanya lagi akan mengalir scr vertikal akibatgravitasi (perkolasi) & masuk jauh ke dlm tanah.
11. Pergerakan air tanah yg lambat skl ke tempat yglbh rendah, shg bila tdp patahan bumi akankeluar sbg mata air, bila bertemu palung sungaiakan mengalir bersama surface run off. &Kembali ke proses 1.
Siklus Hidrologi & Neraca Air - 9
Daerah Aliran Sungai adalah:(Catchment area, Drainage Basin,Watershed)
• Daerah pengaliran suatu sungai
• Daerah yg dibatasi oleh punggung perbukitandimana air hujan yg jatuh di daerah tsb akanmengalir ke sungai2 daerah itu
Siklus Hidrologi & Neraca Air - 10
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
6
Siklus Hidrologi & Neraca Air - 11
SISTEM ALAMI AIR & SUMBER AIRSISTEM ALAMI AIR & SUMBER AIR
BATAS DAS BERBEDA DENGAN BATAS WILAYAH ADMINISTRASI
Kab D
Kab B
Kota A
Kab C
SUNGAI
DANAU
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
7
Berbagai bentuk daerah aliran:
13
WILAYAH SUNGAIWILAYAH SUNGAI
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
8
• EVAPORASI DAN TRANSPIRASI• Definisi
Evaporasi : proses pertukaran (transfer) air
menjadi molekul uap air di atmosfir, yang berasal dari
air permukaan bebas (free water surface), muka
tanah atau air yang tertahan diatas
permukaan bangunan .
Misalnya : lautan, danau, sungai, waduk dll
Transpirasi : proses pertukaran (transfer) air
menjadi molekul uap air di atmosfir yang berasal dari
proses pernafasana tumbuhan / tanaman,
biasanya pada siang hari
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
9
PENGAMATAN & PENGUKURAN
Gambar 2a. Panci evaporasi Kelas A, 2b. Panci evaporasi Sunken Colorado,2c. Instalasi panci evaporasi dg anemometer
a.
b.
c.
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
10
Tipping Bucket Rain Gauge
Rainfall
Measurement of Atmospheric Water
Alat ukur hujan otomatis(automatic raingauge)
Data yang diperoleh darihasil pengukuran denganmenggunakan alat iniberupa data pencatatansecara terus menerus padakertas pencatat yangdipasang pada alat ukur.Berdasarkan data ini akandapat dilakukan analisisuntuk memperoleh besaranintensitas hujan.
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
11
Infiltrasi adalah proses air masuk (penetration) ke dalam tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi:
1. Curah hujan
2. Jenis tanah
3. Kelembaban tanah
4. Tanaman penutup (vegetation cover)
5. Kelandaian tanah (ground slope)
INFILTRASI DAN PERKOLASI
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
• Laju infiltrasi adalah laju pada saat air masuk kedalam permukaan tanah, yang biasanyadinyatakan dalam satuan cm/jam atau mm/jam.
Terdapat beberapa metode (persamaan) untukmemperkirakan besarnya laju infiltrasi, diantaranyaadalah metode:
1. Horton
2. Φ-indeks (phi-indeks)
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
12
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI1. Persamaan Horton (1940)
Gambar 9. Ilustrasi pengembangan persamaan Horton
ft: kapasitas infiltrasi pada waktu t (mm/jam)f0: kapasitas infiltrasi awal (mm/jam)fc: kapasitas infiltrasi akhir (mm/jam)K: konstanta emipiris (jam-1)t: waktu dalam jam
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
Total infiltrasi (infiltrasi kumulatif) selama waktuT dirumuskan sebagai berikut:
kTcc
ckT
cc
Tktcc
Tkt
cc
T
t
effk
TfF
kffkeffTfkefftfF
dtefffdtfF
11
///
0
0000
0
0
0
……. (13)
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
13
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
Contoh 2:
Diketahui kapasitas infiltrasi awal f0 dari suatu luastangkapan hujan adalah 4,5 mm/jam, konstantawaktu K adalah 0,35/jam, dan kapasitas infiltrasiakhir fc sebesar 0,4 mm/jam. Gunakan persamaanHorton untuk menentukan kapasitas infiltrasi pada t= 10 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, dan 6 jam.Tentukan pula infiltrasi total selama selang waktu 6jam tsb. Diasumsikan kondisi permukaan tanahtergenang secara kontinyu.
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
Penyelesaian:
Dari persamaan Horton:
Dengan demikian, kapasitas infiltrasi untuksetiap waktu t adalah:
t
t
ktcct
ef
effff35,0
0
4,05,44,0
t (jam) 1/6 1/2 1 2 6
ft (mm/jam) 4,27 3,84 3,29 2,44 0,90
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
14
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
f0 = 4,50 mm/jam
fc = 0,40 mm/jam
Pers. Horton : ft = 0,40 + (4,50 – 0,40) e-0,35t
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
Penyelesaian:
Infiltrasi total selama selang waktu T = 6 jamadalah:
mm7,12
14,05,435,0
164,0
11
635,0
0
F
exF
effk
TfF
x
kTcc
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
15
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
2. Metode Φ-indeks
Pada metode Φ-indeks diasumsikan nilai ft tidakbervariasi terhadap waktu.
Gambar 11. ilustrasi pengembanganmetode Φ-indeks
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
Menentukan nilai Φ-indeks
Persamaan yang digunakan:
Vol. limpasan langsung = Vol. hujan efektif
VLL = Pef . A
A index
t (jam)
Hujan
I(m
m/ja
m)
P efektif
tt (jam)
Hidrograf di A
Q(m
3/d
t)
HLL
Base flow
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
16
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
Contoh 3:
Sebuah daerah tangkapan hujan dengan luas (A)0,25 km2 terjadi hujan dengan profil sebagaiberikut:
Jika volume limpasan langsung (VLL) adalah8.250 m3, tentukan nilai Φ-indeks.
Waktu (jam) 1 2 3 4 5 6
Curah hujan (mm) 7 18 25 12 10 3
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
Penyelesaian:
Tinggi limpasan langsung ( Pef) dalam mm:
VLL/A = 8.250/0,25x106 = 0,033 m = 33 mm
Nilai Φ-indeks ditentukan dengan cara coba-banding.
Pemisalan 1:
Misal 3 mm/jam < Φ-indeks < 7 mm/jam
Φ-indeks=[(7+18+25+12+10)-33]/5=7,8 mm/jam
Anggapan tidak benar, Φ-indeks > 7 mm/jam
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
17
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI
Pemisalan 2:
Misal 7 mm/jam < Φ-indeks < 10 mm/jam
Φ-indeks = [(18+25+12+10)-33]/4 = 8 mm/jam
Anggapan benar, 7 mm/jam < Φ-indeks < 10mm/jam
Φ-indeks = 8 mm/jam
Parameter Hujan yang penting:1) Curah/tinggi hujan (Ch)2) Waktu/lamanya hujan (Wh)3) Intensitas hujan (I)4) Frekuensi hujan (f)
Ch: tinggi hujan dlm 1 hari, bulan atau thn dalam mm, cm.Misal:24 mm/hr, 462 mm/bln, 2158 mm/th
Wh: lama terjadinya hujan, mis: 42 menit, 2 jamI : banyak hujan yg jatuh dlm periode tertentu,
misal: 48mm/jam dlm 15’, 72mm/jam dlm 30’F : kemungkinan terjadinya besaran hujan yg melampaui
suatu tinggi hujan tertentu,mis: ch 115 mm/hr akan terjadi atw dilampaui 1x dlm 30th, 2500 mm/th akan tjd atw dilampaui dlm 10 th
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
18
HUJAN RATA2 DAERAH ALIRAN
• CARA ARITHMATIC MEAN
• CARA THIESSEN POLYGON
• CARA ISOHYET
HUJAN RERATA
Dalam analisis hidrologi sering diperlukanpenentuan hujan rerata pada daerahtersebut.
Terdapat 3 metode :
Aritmatik
Poligon Thiessen
Isohiet
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
19
1. Metode rerata aritmatik (aljabar) Metode ini adalah metode yang paling sederhana.
Pengukuran dengan metode ini dilakukan denganmerata-ratakan hujan di seluruh DAS.
Hujan DAS dengan cara ini dapat diperoleh denganpersamaan:
dengan:p = hujan rerata di suatu DASpi = hujan di tiap-tiap stasiunn = jumlah stasiun
n
p
p
n
ii
1
n
ppppp n
.....321
2. Metode Thiessen Metode ini digunakan untuk menghitung bobot masing-
masing stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya. Metode inidigunakan bila penyebaran hujan di daerah yang ditinjau tidakmerata.
Prosedur hitungan ini dilukiskan pada persamaan danGambar berikut ini.
Dimana: P = curah hujan rata-rata, P1,..., Pn = curah hujan pada setiap setasiun, A1,..., An = luas yang dibatasi tiap poligon.
total
nn
A
PAPAPAP
......... 2211
n
nn
AAAA
PAPAPAPAP
.....
..........
321
332211
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
20
A1
A2
A3
A4
3. Metode Isohiet Pada prinsipnya isohiet adalah garis yang menghubungkan titik-titik
dengan kedalaman hujan yang sama, Kesulitan dari penggunaanmetode ini adalah jika jumlah stasiun di dalam dan sekitar DASterlalu sedikit. Hal tersebut akan mengakibatkan kesulitan dalammenginterpolasi.
Hujan DAS menggunakan Isohiet dapat dihitung denganpersamaan:
n
ii
n
i
iii
A
IIA
p 1
1
2
n
nnn
AAA
IIA
IIA
IIA
p
.....2
.....22
21
1322
211
Dengan:p = hujan rerata kawasanAi = luasan dari titik iIi = garis isohiet ke i
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
21
I1=100
I2=95
I3=90
I4=85
I5=80
A1
A2
A3
A4
Melengkapi Data
Jika ada data hilang atau tidak lengkap
C
C
B
B
A
A
rR
Rr
R
Rr
R
Rr
31
dengan:R = curah hujan rata-rata setahun di tempat pengamatan Rdatanya harus lengkaprA = curah hujan ditempat pengamatan RARA = curah hujan rata-rata setahun di A
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
22
Kala Ulang Hujan
Suatu data hujan akan mencapai suatuharga tertentu atau disamai atau kurangdari atau dilampaui dari dan diperkirakanterjadi dalam kurun waktu T tahun.
0 5 10 15 20 25
III. ANALISIS FREKUENSI
• Tujuan analisis frekuensi data hidrologi adalahberkaitan dengan besaran peristiwa-peristiwaekstrim yang berkaitan dengan frekuensikejadiannya melalui penerapan distribusikemungkinan.
• Data hidrologi yang dianalisis diasumsikantidak bergantung (independent) danterdistribusi secara acak dan bersifat stokastik.
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
23
III. ANALISIS FREKUENSI
• Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatubesaran hujan disamai atau dilampaui.
• Sebaliknya, periode ulang/kala ulang adalah waktuhipotetik dimana hujan dengan suatu besaran tertentuakan disamai atau dilampaui.
• Dalam hal ini tidak terkandung pengertian bahwakejadian tsb akan berulang secara teratur setiapperiode ulang tsb. Misal, hujan dengan periode ulang10 thn, tidak berarti akan terjadi setiap 10 thn, akantetapi ada kemungkinan dalam jangka waktu 1000 thnakan terjadi 100 kali kejadian hujan 10 tahunan. Adakemungkinan selama kurun waktu 10 thn terjadi hujan10 tahunan lebih dari satu kali, atau sebaliknya tidakterjadi sama sekali.
III. ANALISIS FREKUENSI
• Analisis frekuensi memerlukan seri data hujan ygdiperoleh dari pos penakar hujan, baik yg manualmaupun yg otomatis.
• Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifatstatistik data kejadian yang telah lalu untukmemperoleh probabilitas besaran hujan di masayg akan datang. Dengan anggapan bahwa sifatstatistik kejadian hujan yang akan datang masihsama dengan sifat statistik kejadian hujan masalalu.
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
24
III. ANALISIS FREKUENSI
• Ada dua macam seri data yang dipergunakan dalam analisisfrekuensi, yaitu Data harian maksimum dalam setahun
• Dalam analisis frekuensi, hasil yg diperoleh tergantungpada kualitas dan panjang data. Makin pendek data ygtersedia, makin besar penyimpangan yang terjadi.
• Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusifrekuensi dan empat jenis distribusi yg banyak digunakandalam bidang hidrologi adalah:1. Distribusi Normal,2. Distribusi Log Normal,3. Distribusi Log-Pearson III,4. Distribusi Gumbel.
III. ANALISIS FREKUENSIA. Distribusi Normal
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
25
III. ANALISIS FREKUENSIA. Distribusi Normal
III. Tabel Distribusi NormalNo. Periode ulang, T (tahun) Peluang KT
1 1.001 0.999 -3.052 1.005 0.995 -2.583 1.010 0.990 -2.334 1.050 0.952 -1.64
5 1.110 0.901 -1.286 1.250 0.800 -0.847 1.330 0.752 -0.678 1.430 0.699 -0.529 1.670 0.599 -0.25
10 2.000 0.500 011 2.500 0.400 0.2512 3.330 0.300 0.52
13 4.000 0.250 0.6714 5.000 0.200 0.8415 10.000 0.100 1.2816 20.000 0.050 1.6417 50.000 0.020 2.0518 100.000 0.010 2.3319 200.000 0.005 2.5820 500.000 0.002 2.88
Tabel 3. Nilaivariabel
reduksi Gauss
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
26
III. CONTOH ANALISIS FREKUENSIA. Distribusi Normal
Contoh 6:
Dari data debit puncak banjir tahunan KaliGarang di Bendung Simongan, seperti padaTabel 4, hitung debit puncak banjir pada periodeulang 2, 5, 20, dan 50 tahunan denganmenggunakan distribusi normal.
III. ANALISIS FREKUENSIA. Distribusi Normal
No Tahun Debit (m3/det) No Tahun Debit (m3/det)
1 1960 345.07 19 1981 482.25
2 1961 511.47 20 1982 371.27
3 1962 270.42 21 1983 294.62
4 1963 903.72 22 1984 270.42
5 1964 180.83 23 1985 511.47
6 1965 294.62 24 1986 294.62
7 1969 224.13 25 1987 371.27
8 1970 202.09 26 1988 398.1
9 1971 202.09 27 1989 345.07
10 1972 180.83 28 1990 903.72
11 1973 294.62 29 1991 541.26
12 1974 398.1 30 1992 482.25
13 1975 224.13 31 1993 798.84
14 1976 798.84 32 1994 319.51
15 1977 319.51 33 1995 371.27
16 1978 319.51 34 1996 425.55
17 1979 246.91 35 1997 541.26
18 1980 665.89 36 1998 425.55
Tabel 4. Data debitpuncak banjir Kaligarang di Bendung
Simongan
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
27
III. ANALISIS FREKUENSIA. Distribusi Normal
III. ANALISIS FREKUENSIB. Distribusi Log Normal
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
28
III. ANALISIS FREKUENSIB. Distribusi Log Normal
III. ANALISIS FREKUENSIB. Distribusi Log Normal
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
29
Tabel k untuk log normal
Siklus Hidrologi & Neraca Air - 57
Siklus Hidrologi & Neraca Air - 58
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
30
Siklus Hidrologi & Neraca Air - 59
III. ANALISIS FREKUENSIC. Distribusi Gumbel
• Persamaan distribusi Gumbel
keterangan:XT = besarnya curah hujan yang terjadidengan kala ulang T tahunX = rata-rata x maksimum dari seri data Xik = faktor frekuensi
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
31
Siklus Hidrologi & Neraca Air - 61
Siklus Hidrologi & Neraca Air - 62
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
32
III. ANALISIS FREKUENSID. Distribusi Log Pearson III
• Distribusi fungsi log Pearson-3
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
33
Memperkirakan Debit RENCANA
(DESIGN DISCHARGE)Ada beberapa metode untuk memperkirakan laju aliran puncak(debit banjir). Metode yang dipakai pada suatu lokasi lebihbanyak ditentukan oleh ketersediaan data. Dalam praktek,perkiraan debit banjir dilakukan dengan beberapa metoda dandebit banjir rencana ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis(engineering judgement).
Secara umum, metode yang umum dipakai adalah(1) metode rasional dan(2) metode hidrograf banjir.
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
34
Metoda yang digunakan dalammemperkirakan debit berdasarkanketersediaan data
METODE RASIONALMetode Rasional merupakan rumus yang tertua dan yang terkenal di antara rumus-rumusempiris. Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atausaluran dengan daerah pengaliran yang terbatas. Coldman (1986) dalam Suripin (2004), Metode Rasional dapat digunakan untuk daerah
pengaliran < 300 ha. Ponce (1989) dalam Bambang T (2008), Metode Rasional dapat digunakan untuk daerah
pengaliran < 2,5 Km2. Departemen PU, SKSNI M-l8-1989-F (1989), dijelaskan bahwa Metode Rasional dapat
digunakan untuk ukuran daerah pengaliran < 5000 Ha. Asdak (2002), dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran > 300 ha, maka ukuran daerah
pengaliran perlu dibagi menjadi beberapa bagian sub daerah pengaliran kemudianRumus Rasional diaplikasikan pada masing-masing sub daerah pengaliran.
Montarcih (2009) dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran ) 5000 Ha maka koefisienpengaliran (C) bisa dipecah-pecah sesuai tata guna lahan dan luas lahan yangbersangkutan.
Suripin (2004) dijelaskan penggunaan Metode Rasional pada daerah pengaliran denganbeberapa sub daerah pengaliran dapat dilakukan dengan pendekatan nilai C gabunganatau C rata-rata dan intensitas hujan dihitung berdasarkan waktu konsentrasi yangterpanjang.
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
35
Q = 0,278 . C . I . ADimana:
Q : debit puncak limpasan permukaan (m3/det).C : angka pengaliran (tanpa dimensi).A : luas daerah pengaliran (Km2).I : intensitas curah hujan (mm/jam).
Metode Rasional di atas dikembangkan berdasarkan asumsi sebagaiberikut:1. Hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di
seluruh daerah pengaliran selama paling sedikit sama denganwaktu konsentrasi (t.) daerah pengaliran.
2. Periode ulang debit sama dengan periode ulang hujan.3. Koefisien pengaliran dari daerah pengaliran yang sama adalah
tetap untuk berbagai periode ulang.
Koefisien pengaliran (C), didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaanterhadap intensitas hujan. Perkiraan atau pemilihan nilai C secara tepat sulit dilakukan,karena koefisien ini antara lain bergantung dari:
Kehilangan air akibat infiltrasi, penguapan, tampungan permukaan
lntensitas dan lama hujan.
Dalam perhitungan drainase permukaan, penentuan nilai C dilakukan melalui pendekatanyaitu berdasarkan karakter permukaan. Kenyataan di lapangan sangat sulit menemukandaerah pengaliran yang homogen. Dalam kondisi yang demikian, maka nilai C dihitungdengan cara berikut:
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
36
Koefisien pengaliran (C) untuk Rumus Rasional
Perhitungan intensitas hujan (i) menggunakanRumus Mononobe.
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
37
Menghitung waktu konsentrasi (tc )to
td
tc =to + td
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
38
Tabel 4.1. Angka Kekasaran Permukaan Lahan
UJI KECOCOKAN FREKWENSI
• Untuk menilai jenis frekwensi mana yangcocok digunakan dalam menetapkan hujanrancangan atau debit rancangan, maka dapatdigunakan uji kecocokan sebagai berikut.
• 1. Uji Deskriptor Statistik
• 2. UJI CHI- KUADRAT
• 3. UJI SMIRNOV-KOLMOGOROV
ir.darmadi.mm 76
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
39
UJI DESKRIPTIF ANALISIS FREKUENSI
UJI DESKRIPTIF ANALISIS FREKUENSI
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
40
III. ANALISIS FREKUENSI
C. Distribusi GumbelCiri khas statistik distribusi Gumbel adalah:
• Cs ≡ 1,396• Ck ≡ 5,4002
D. Distribusi Log Pearson IIISifat statistik distribusi ini adalah:
• Jika tidak menunjukkan sifat-sifat seperti padaketiga distribusi sebelumnya
• Garis teoritik probabilitasnya berupa garislengkung.
1. UJI DESKRIPTOR STATISTIK
ir.darmadi.mm 80
Tabel 3.9 Nilai Acuan Uji Deskriptor Dari Beberapa Metode
METODE CV CK CS
Normal 3 0
Gumbel TipeI
5,402 1,139
Log PearsonTipe III
0,3
Log Normal2 perameter
Log Normal3 perameter
3,8 0,702
V
V
V
V
32
13
321
124
nn
n
S
LogXLogXi
nnn
nn 3
3
21 LogXSnn
LogXLogXn
316156 2468 CvCvCvCv 33 CvCv
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
41
Tabel 3.12. Parameter Statistik DataNilai Rata-rata (X) 174.45
Standar Deviasi (S) 84.36
Koefisien Variasi (Cv) 0.48
Koefisien Kurtosis (Ck) 2.72
Koefisien Skewness (Cs) 1.92
Tabel 3.13. Parameter Statistik DataMetode Cv Ck Cs
Normal 0.484 2.72 1.92
Gumbel Tipe I 0.484 5.402 1.139
Log Person Tipe III 0.3 1.062 1.273
Log Normal 2 Parameter 0.075 3.091 0.226
Log Normal 3 Parameter 0.075 3.8 0.702
Tabel 3.14. Nilai Deskriptor Statistik Masing-masing Metode
Perhitungan NormalGumbel Tipe
ILog Person
Tipe IIILog Normal2 Parameter
Log Normal 3Parameter
Cv 0.484 0.484 0.484 0.3 0.075 0.075
Ck 2.720 3 5.402 1.062 3.091 3.8
Cs 1.922 0 1.139 1.273 0.226 0.702
ir.darmadi.mm 81
2. UJI CHI-KUADRAT
ir.darmadi.mm 82
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
42
2. UJI CHI-KUADRAT
ir.darmadi.mm 83
2. UJI CHI-KUADRAT
ir.darmadi.mm 84
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
43
2. UJI CHI-KUADRAT
ir.darmadi.mm 85
ir.darmadi.mm 86
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
44
2. UJI CHI-KUADRAT
ir.darmadi.mm 87
2. UJI CHI-KUADRAT
ir.darmadi.mm 88
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
45
2. UJI CHI-KUADRAT
ir.darmadi.mm 89
ir.darmadi.mm 90
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
46
2. UJI CHI-KUADRAT
ir.darmadi.mm 91
2. UJI SMIRNOV-KOLMOGOROV
ir.darmadi.mm 92
pengujian dengan Smirnov-Kolmogorov ini adalah merupakan pengujian non
parametrik. Tahapan pengujian sebagai berikut;
Urutkan data pengamatan (dari besar ke kecil atau kecil ke besar) dan temukan
besarnya peluang dari masing-masing data tersebut
Tentukan nilai masing-masing peluang teoritis dari persamaan distribusinya
Dari kedua nilai peluang tersebut tentukan selisih terbesarnya antara peluang teoritis
dan peluang pengamatan
Berdasarkan tabel nilai kritis Smirnov-Kolmogorov tentukan harga DO
Keputusan
a. Apabila Dmax < Do maka teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan
distribusi maka persamaan distribusi teoritis yang digunakan dapat diterima
b. Apabila Dmax > Do, maka persamaan distribusi teoritis yang digunakan tidak
dapat diterima atau ditolak.
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
47
2. UJI SMIRNOV-KOLMOGOROV
ir.darmadi.mm 93
2. UJI SMIRNOV-KOLMOGOROV
ir.darmadi.mm 94
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
48
2. UJI SMIRNOV-KOLMOGOROV
ir.darmadi.mm 95
ir.darmadi.mm 96
HidrologiIrDarmadiMM 2/24/2016
49
2. UJI SMIRNOV-KOLMOGOROV
ir.darmadi.mm 97