Definisi dan sejarah perkembangan balanced scorecard

9
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI 1. Sunnita Sandjaya 2. Komala Sari 3. Roni 4. Helni Santia Kelana MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Transcript of Definisi dan sejarah perkembangan balanced scorecard

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

1. Sunnita Sandjaya

2. Komala Sari

3. Roni

4. Helni Santia Kelana

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

• DEFINISI

• SEJARAH & PERKEMBANGAN

• 4 PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD

• BALANCED SCORECARD DI INDONESIA

PENGUKURAN KINERJA BALANCE SCORECARD

FinancialCustomerPerspectiv

e

InternalProcess

Perspective

Learning/Growth

Perspective

DEFINISI• Balanced scorecard adalah sistem manajemen strategik yang

menerjemahkan visi dan strategi suatu organisasi dalam tujuan dan ukuran operasional. Tujuan dan ukuran untuk keempat perspektif dihubungkan dengan serentetan hipotesis sebab dan akibat sehingga menghasilkan testable strategy dan memberikan feedback bagi para manajer.

Robert Kaplan dan David Norton telah menggabungkan sistem pengukuran finansial (tradisional) dan non-finansial, sehingga suatu

perusahaan tidak lagi hanya berfokus pada hasil finansial saja tetapi juga masalah manusia.

SEJARAH & PERKEMBANGAN BALANCED SCORECARD

• Dahulu kala, banyak perusahaan yang menggunakan sistem pengukuran kinerja tradisional yang mana hanya mengukur keberhasilan kinerja perusahaan dari sejumlah keuntungan yang diperoleh (finansial). Sistem pengukuran tradisional kini dinilai tidak begitu efektif lagi di era globalisasi ini.

• Melihat kekurangan tersebut, pada tahun 1996, Robert Kaplan dan David Norton dari Harvard University mengumumkan sebuah sistem pengukuran kinerja yang sesuai untuk perusahaan di era globalisasi, bernama Balanced Scorecard. Sistem ini pertama kali diuji coba oleh perusahaan Analog Devices pada tahun 1987.

4 PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD

• Balanced Scorecard adalah sistem yang mengajak kita untuk melihat suatu organisasi dari empat perseptif , kemudian membangun indikator, mengumpulkan data dan menganalisa setiap perspektif itu.

Ada pun keempat perspetif tersebut antara lain sebagai berikut:

1. The Learning and Growth Perspective

(Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)Perspektif bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kecakapan karyawan pada perusahaan baik perkembangan individu maupun kelompok.

2. The Business Process Perspective

(Perspektif Bisnis)Perkembangan proses bisnis perusahaan dipantau pada persepktif ini. Indikator yang dibuat pada perspektif ini menjawab seberapa baik bisnis perusahaan tersebut berjalan.

Menurut Kaplan dan Norton (1996), terdapat tiga kategori dalam perspektif ini yaitu kapabilitas pekerja, kapabilitas sistem informasi & motivasi, pemberdayaan &

keselarasan.

Kaplan dan Norton (1996), menilai perlu adanya tiga proses bisnis utama yakni inovasi, operasi dan layanan purna jual agar perkembangan bisnis suatu perusahaan semakin baik.

3. The Customer Perspective

(Perspektif Costumer)Perspektif ini berfokus pada kebutuhan dan kepuasan customer.

4. The Financial Perspective

(Perspektif Financial)Tujuan akhir dari sebuah perusahaan adalah finansial.Perspektif finansial merupakan fokus tujuan dan tolak ukur dari ketiga perspektif lainnya.

Kaplan dan Norton mengukur kepuasan customer berdasarkan, market share, costumer retention, customer acquisition, customer satisfaction, dan customer profitability.

Kaplan dan Norton membagi 3 tahapan finansial bagi suatu perusahaan, yaitu growth (pertumbuhan), sustained (bertahan), dan harvest (penuaian).

Balanced Scorecard dapat memberikan kesempatan bagi

organisasi atau perusahaan untuk mengembangkan sebuah sistem pengukuran yang

dapat mempertinggi kinerja perusahaan di era globalisasi

ini, menurut John Corrigan, (1996).

Mulyadi (2001), Keunggulan dari Balanced Scorecard,

yakni komprehensif (memiliki perspektif yang luas), koheren (strategis),

seimbang (antara internal dan eksternal fokus), dan

terukur.

BALANCED SCORECARD DI INDONESIA

• Balanced Scorecard sudah banyak digunakan oleh perusahaan dan organisasi di seluruh dunia.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu) menggunakan Balanced Scorecard untuk menggambarkan tema pendapatan Negara, belanja Negara, pembiayaan APBN, kekayaan Negara serta pengawasan pasar modal dan lembaga Keuangan. Selain Kemenkeu, Balanced Scorecard juga sudah diterapkan oleh berbagai perusahaan atau pun organisasi di Indonesia.