Definisi Balita

15
A. DefinisiBalita Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muaris, 2006). Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan dimasa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhnan dan perkembang anak diperiode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut Golden Age atau masa keemasan. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan zat gizi karena masih dalam taraf perkembangan dan kualitas hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama 2008). Beberapa kondisi dan anggapan orang tua dan masyarakat justru merugikan penyediaan makanan bagi kelompok balita salah satunya yaitu anak balita masih belum dapat mengurus sendiri dengan baik, dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukannya untuk makanannya dan walaupun tidak mencukupi, sering tidak

description

Definisi balita dan penilaian status gizi balita

Transcript of Definisi Balita

Page 1: Definisi Balita

A. DefinisiBalita

Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih popular

dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muaris, 2006). Masa balita

merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan

dan perkembangan dimasa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhnan dan

perkembang anak diperiode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu

sering disebut Golden Age atau masa keemasan.

Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang

pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya.

Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat

kekurangan zat gizi karena masih dalam taraf perkembangan dan kualitas hidup anak

sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama 2008).

Beberapa kondisi dan anggapan orang tua dan masyarakat justru merugikan

penyediaan makanan bagi kelompok balita salah satunya yaitu anak balita masih

belum dapat mengurus sendiri dengan baik, dan belum dapat berusaha mendapatkan

sendiri apa yang diperlukannya untuk makanannya dan walaupun tidak mencukupi,

sering tidak diberi kesempatan untuk minta lagi atau mengambil sendiri

tambahannya.

Di Indonesia anak kelompok balita menunjukkan prevalensi paling tinggi

untuk penyakit kurang energi protein (KEP) dan defisiensi vitamin A serta anemia

defisiensi Fe. Kelompok umur ini sulit dijangkau oleh berbagai upaya kegiatan

perbaikan gizi dan kesehatan lainnya, karena tidak dapat datang sendiri ke tempat

berkumpul yang ditentukan tanpa diantar, padahal yang mengantar sedang sibuk

semua (Sediaoetama 2008).

B. Karakteristik Balita

Balita terbagi menjadi 2 kategori yaitu anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

usia pra-sekolah (Uripi, 2004). Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif,

artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju

Page 2: Definisi Balita

pertumbuhan masa batita, lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga

diperlukan jumlah makanan yang relative besar. Pada usia pra-sekolah anak menjadi

konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia

ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga

anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini berat badan

cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktifitas yang mulai banyak dan

pemilihan maupun penolakan terhadap makanan. Diperkirakan pula bahwa anak

perempuan relative leebih banyak mengalami gangguan status gizi dibandingkan

dengan anak laki-laki (DPS,1999).

C. Tumbuh Kembang Balita

Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada konteks

ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada

tubuh anak. Hal ini ditandai oleh:

a. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan

b. Bertambahnya ukuran lingkar kepala

c. Muncul dan bertambahnya gigi geraham

d. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.

e. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dll

Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus drastis. Sebaliknya,

berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara proporsional pada tiap bulannya.

Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses pertumbuhannya

berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan ukuran, itu sinyal

terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan.

Cara mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah

dengan mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada

Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah

pula berat dan tinggi badannya. Dalam proses tumbuh kembang, anak memiliki

kebutuhan yang harus terpenuhi, kebutuhan tersebut yakni a. Kebutuhan akan

Page 3: Definisi Balita

gizi(asuh); b. Kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih); dan c. Kebutuhan stimulasi

dini (asah) (PN.EvelindanDjamaludin. N. 2010).

D. Pola Makan

Pola makan (food pattern) adalah kebiasaan memilih dan mengkonsumsi

bahan makanan oleh sekelompok individu. Pola makan dapat memberi gambaran

mengenai kualitas makanan masyarakat (Suparlan, 1993). Pola makan adalah

berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan

makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk

suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan juga dikatakan sebagai suatu cara

seseorang atau kelompok orang atau keluarga memilih makanan sebagai tanggapan

terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan sosial.

Pola makan yang baik mengandung makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan

dan sayur-sayuran serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan.

Dengan pola makan yang baik dan jenis hidangan yang beraneka ragam dapat

menjamin terpenuhinya kecukupan sumber tenaga, zat pembangun dan zat pengatur

bagi kebutuhan gizi seseorang. Sehingga status gizi seseorang akan lebih baik dan

memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (Baliwati, et al, 2004).

E. Pola Makan Anak Balita

Konsumsi pangan dipengaruhi oleh kebiasaan makannya, selain itu juga akan

mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga

kecukupan konsumsi pangan perlu mendapat perhatian. Anak-anak yang berasal dari

keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah sangat rawan terhadap gizi kurang.

Mereka mengkonsumsi pangan (energi dan protein) lebih rendah

dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga berada. Pada anak balita, perhatian

terhadap pangan menurun secara makin nyata dan baru hilang setelah beberapa bulan

sampai beberapa tahun. Kesukaan serta ketidaksukaan terhadap pangan berubah dari

hari ke hari dan dari minggu ke minggu. Selera makan biasanya tidak bisa

diperkirakan. Anak bisa makan lahap pada waktu makan pertama tetapi menolak pada

Page 4: Definisi Balita

waktu makan berikutnya. Keluhan sebagian besar orang tua bahwa anak paling sulit

makan malam. Ada kemungkinan bahwa seorang anak yang telah makan 2 kali dan

mendapat beberapa jenis jajanan atau kudapan, telah terpenuhi kebutuhan energi dan

zat-zat gizinya, sebelum waktu makan malam.

Manfaat makanan bagi balita sebagai:

1. Sumber zat tenaga : nasi, roti, mi, tepung-tepungan

2. Sumber zat pembangun: susu, daging, ikan,telur, tahu, tempe, kacang

3. Sumber zat pengatur: sayur dan buah-buahan

Makanan agar berfungsi baik, harus mengandung zat-zat tertentu sehingga

memenuhi fungsi tersebut. Zat seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan

mineral ini sebagai pemelihara dan untuk meningkatkan kesehatan.

F. Tingkat Asupan Makanan Anak Balita

Zat gizi adalah zat atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam pangan

yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Manusia

memerlukan zat gizi agar dapat hidup dengan sehat dan mempertahankan

kesehatannya. Oleh karena itu, jumlah zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi

pangan harus mencukupi kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan internal dan

eksternal, pemeliharaan tubuh dan pertumbuhan, serta untuk aktivitas (Supariasa et al.

2002).

Anak balita pada usia 1-3 tahun bersifat konsumen pasif dan usia 3-5 tahun

bersifat konsumen aktif. Konsumen pasif artinya pada usia 1-3 tahun makanan yang

dikonsumsi tergantung pada apa yang disediakan oleh ibu, sedangkan konsumen aktif

artinya anak dapat memilih makanan yang disukainya.

Tahap awal dari kekurangan zat gizi dapat diidentifikasi dengan penilaian

konsumsi pangan. Konsumsi pangan yang kurang akan berdampak terhadap

kurangnya zat gizi dalam tubuh. Secara umum terdapat dua kriteria untuk

menentukan kecukupan konsumsi pangan, yaitu konsumsi energi dan

protein.Kebutuhan energi biasanya dipenuhi dari konsumsi pangan pokok,

Page 5: Definisi Balita

sedangkankebutuhan protein dipenuhi dari sejumlah substansi hewan, seperti ikan,

daging, telur dan susu (Supariasa et al. 2002).

Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat digunakan untuk menilai tingkat

kecukupan zat gizi individu. Basis dari AKG adalah kebutuhan (Estimated Average

Requirement). Untuk mengetahui kecukupan gizi anak balita digunakan AKG tahun

2004, yang disajikan pada tabel di bawah. Kecukupan gizi tersebut dianjurkan untuk

dipenuhi dari konsumsi pangan anak balita setiap harinya.

Kebutuhan Zat Gizi Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Rata-Rata Per Hari

Golongan

(Umur)

Berat

Badan

(Kg)

Tinggi

Badan

(cm)

Energi

(Kkal)

Protein

(g)

Vitamin

A (RE)

Besi/Fe

(mg)

Iodium

(µg)

0-6 bulan 5.5 60 560 12 350 3 50

7-12 bulan 8.5 71 800 15 350 5 70

1-3 tahun 12 90 1250 23 350 8 70

4-6 tahun 18 110 1750 32 460 9 100

Angka Kecukupan Energi (AKE) Dan Protein (AKP) Anak

No Umur Energi

(kkal)

Protein (gr)

1 0-6 bulan 550 10

2 7-12 bulan 650 16

3 1-3 tahun 1100 25

4 4-6 tahun 1550 39

Page 6: Definisi Balita

G. Gizi Seimbang pada Bayi dan Balita

1. Golongan Sumber tenaga : Karbohidrat dan lemak, Nasi, roti, mie, tepung2an,

singkong, kentang, gula, Lemak, margarin, minyak, santan, dll

2. Golongan Sumber Pembangun: Daging, ikan, susu, ayam, tahu, tempe, dan

kacang2an

3. Golongan Sumber zat Pengatur : Vit (A,D,E,K) dan mineral (zat

besi,kalsium,dll) yg ada didalam sayuran & buah2an.

H. Prinsip Gizi pada Bayi dan Balita

1. Taksiran Kebutuhan Energi :

2 Bulan pertama=120 kkal/kgBB/hari

Bulan pertama = kira--‐kira 115--‐120 kkal/kgBB/hari

6 Bulan sesudahnya = Berkurang menjadi 105--‐110 kkal/kgBB/hari

2. Taksiran kebutuhan Lemak

Jumlah Kebutuhan yg tepat belum diketahui

ASI memasok 40-50% energi sebagai lemak

Dari ASI bayi menyerap 85-90% lemak

3. Taksiran Kebutuhan Karbohidrat

Kebutuhan Karbohidrat bergantung pada besarnya kebutuhan kalori

Belum ada anjuran berapa jumlah Karbohidrat yang harus dikonsumsi sehari-

hari

Sebaiknya 60-70% energy dipasok dari Karbohidrat

Jenis Karbohidrat: laktosa

4. Taksiran kebutuhan Suplementasi Vitamin dan Mineral

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum diputuskan member suplementasi:

Gizi bayi dan ibunya

Perkiraan Asupan makanan ibunya

Page 7: Definisi Balita

Makanan padat apa yang akan diberikan pada bayi saat penyapihan

I. Status Gizi Balita

Gizi adalah ilmu yang mempelajaru segala sesuatu tentang makanan dan

hubungannya dengan kesehatan optimal. Sedangkan menurut WHO, gizi adalah pilar

utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan sejak janin dalam

kandungan, bayi, balita, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Makanan yang

memenuhi syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan hidup,

pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerha, kesehatan dan

kesejahteraan.

Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-

kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi

lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara

antropometri. Status gizi balita erat hubungannya dengan pertumbuhan anak, oleh

karena itu perlu suatu ukuran/alat untuk mengetahui adanya kekurangan gizi dini,

monitoring penyembuhan kurang gizi dan efektifitas suatu program pencegahan.

Pertumbuhan anak adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan

tinggi/panjang anak. Dari indikator ini dapat diikuti dari waktu ke waktu kapan

terjadinya penyimpangan (penurunan) pertambahan berat atau tinggi badan

(Soekirman, 2000).

J. Penilaian Status Gizi dengan Metode Antropometri

Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak

balita mengunakan metode antropometri sebagai cara untuk menilai status gizi.

Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka dalam penelitian ini peneliti

mengunakan penilaian status gizi dengan cara pemeriksaaan fisik yang disebut

antropometri (Supariasa et al. 2002).

Antropometri digunakan untuk mengetahui keseimbangan antara asupan

protein dan energi. Keseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Metode

Page 8: Definisi Balita

antropometri terdiri dari berbagai indeks yang dapat digunakan untuk menilai status

gizi, diantaranya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur

(TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (Supariasa et al. 2002).

Indeks berat badan menurut umur (BB/U) mencerminkan status gizi saat ini,

karena berat badan menggambarkan massa tubuh (otot dan lemak) yang sensitif

terhadap perubahan yang mendadak, seperti infeksi otot dan tidak cukup makan.

Berat badan merupakan indikator yang sangat labil. Indeks ini dapat digunakan untuk

mendeteksi underweight dan overweight (Supariasa et al. 2002). Tinggi badan

merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.

Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) mencerminkan status gizi masa lalu,

karena pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap masalah kurang gizi

dalam waktu pendek. Defisit TB/U menunjukkan ketidakcukupan gizi dan kesehatan

secara kumulatif dalam jangka panjang. Stunting merefleksikan proses kegagalan

untuk mencapai pertumbuhan linear sebagai akibat dari keadaan gizi dan atau

kesehatan yang subnormal (Supariasa et al. 2002). Berat badan memiliki hubungan

yang linear dengan tinggi badan. Indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini, karena pada keadaan

normal perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan

dengan kecepatan tertentu.

Penentuan status gizi dengan cara z-skor lebih akurat. Karena hasil hitung

telah dibakukan menurut simpangan baku sehingga dapat dibandingkan untuk setiap

kelompok umur dan indeks antropometri (Husaini, 2007).

Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur 0-60 bulan (Jenis

kelamin tidak dipisah)

Page 9: Definisi Balita

Berat Badan Status Gizi

>80% Baik

60-80% Kurang

≤60% Buruk

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: Definisi Balita

Supriasa, Nyoman dkk. 2002. Penilaian Status Gizi, Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Husaini, MA. 2007. Peranan Gizi dan POla Asuh Dalam Meningkatkan

Kualitas Tumbuh Kembang Anak. Jakarta

Sediaoetama AD. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: PT Dian Rakyat

Soekirman, 1999. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi departemen Pendidikan Nasional