Defek Antemortem

19
DEFEK KULIT ANTEMORTEM PENDAHULUAN Latar Belakang Kulit merupakan salah satu bahan mentah atau hasil ikutan ternak yang cukup melimpah yang digunakan sebagai bahan utama dari industry perkulitan. Dalam industry kulit terbagi atas dua yaitu industry perkulitan yang menggunakan bahan baku kulit perkamen dan industri perkulitan yang mengguanakan bahan kulit tersamak. Perekembangan peternakan akan seiring dengan berkembangnya industri kulit, dimana industri kulit tidak akan dapat berkembang tanpa adanya sektor pertanian/peternakan. Penyamakan kulit di Sulawesi Selatan masih sulit untuk dikembangkan, hal ini karena pengolahan limbah dari pengolahan kulit belum mampu untuk ditangani, sehingga kulit – kulit dari Sulawesi 0

description

LAPISAN

Transcript of Defek Antemortem

Page 1: Defek Antemortem

DEFEK KULIT ANTEMORTEM

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kulit merupakan salah satu bahan mentah atau hasil ikutan ternak yang

cukup melimpah yang digunakan sebagai bahan utama dari industry perkulitan.

Dalam industry kulit terbagi atas dua yaitu industry perkulitan yang menggunakan

bahan baku kulit perkamen dan industri perkulitan yang mengguanakan bahan

kulit tersamak.

Perekembangan peternakan akan seiring dengan berkembangnya industri

kulit, dimana industri kulit tidak akan dapat berkembang tanpa adanya sektor

pertanian/peternakan. Penyamakan kulit di Sulawesi Selatan masih sulit untuk

dikembangkan, hal ini karena pengolahan limbah dari pengolahan kulit belum

mampu untuk ditangani, sehingga kulit – kulit dari Sulawesi Selatan di pasarkan

dalam bentuk kulit mentah (kulit yang telah diawetkan).

Kulit merupakan produk sampingan dari ternak, kulit ini juga mudah

mengalami kerusakan jika tidak ditangani dengan baik. Kerusakan dapat muncul

pada saat antemortem (sebelum pemotongan), postmortem (setelah pemotongan),

pada saat menjadi kulit mentah dan bahkan setelah kulit tersebut disamak. Oleh

karena itu penanganan kulit baik sebelem (antemortem) maupun setelah

(postmortem) menjadi hal yang sangat penting untuk di perhatikan. Namun lebih

0

Page 2: Defek Antemortem

lanjut dalam makalah ini, hanya akan dibahas mengenai kerusakan kulit sebelum

pemotongan (defek kulit antemorten)

PEMBAHASAN

A. CACAT ANTEMORTEM

Kerusakan akan sangat berpengaruh pada kualitas atau mutu kulit yang

dihasilkan. Ada kerusakan yang mengakibatkan cacat-cacat kulit sehingga

menurunkan mutunya, tetapi ada pula kerusakan yang hanya menurunkan mutunya

saja.

a. Irisan-irisan / guratan – guratan / goresan. Hal ini dapat terjadi karena aktifitas

ternak yang menyebabkan ternak terluka. Misalnya berlari dan tergores pada

kawat berduri.

b. Cacat yang disebabkan oleh penyakit kulit, akan menyebabkan timbulnya benjolan

keras atau lekukan-lekukan pada permukaan kulit yang sulit dihilangkan. Bila

dilakukan pewarnaan, warna tidak akan dapat merata, dan cat pada bagian kulit

yang cacat tersebut mudah pecah dan terkelupas. Kulit dengan cacat seperti ini

sangat terbatas pemanfaatannya.

c. Flek darah adalah cacat yang disebabkan oleh pukulan, cambukan, atau sebab

mekanis lain, yang mengenai tubuh binatang pada masa hidupnya. Cacat flek

darah ini dapat terjadi pula pada kulit yang berasal dari binatang yang mati

sebelum dipotong. Kulit yang demikian, bila digunakan sebagai kulit perkamen,

tidak akan banyak berpengaruh karena kekuatan kulit masih sama, hanya dengan

1

Page 3: Defek Antemortem

warna yang kuning menarik. Namun, bila kulit tersebut disamak, akan menjadi

leather (kulit-jadi) yang tidak rata, karena permukaan kulit yang tidak cacat akan

berwarna mengkilap, tetapi bagian kulit yang cacat, akan buram.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Ada beberapa faktor antemortem yang dapat mempengaruhi kualitas kulit

adalah sebagai berikut (Bunawan, 2009) :

1. Nutrisi

Kesehatan kulit dan bulu juga ditentukan dari keseimbangan nutrisi antara

protein (terutama asam amino seperti cystine yang kaya akan sulfur), asam lemak

essential, mineral serta vitamin. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa protein

berperan penting sebagai komponen utama pembentukan kulit dan bulu, bahkan

hingga sekitar 30% kebutuhan protein harian tubuh digunakan untuk proses

regenerasi sel kulit dan pertumbuhan bulu. Sedangkan asam lemak essential yang

penting untuk kesehatan kulit dan bulu diantaranya asam lemak omega 6 yaitu asam

linoleat yang berfungsi untuk ketahanan dan keindahan bulu sehingga tampak

bersinar, tidak kusam dan kering. Selain itu asam lemak omega 3 yang biasa dikenal

dengan EPA dan DHA juga penting bagi kulit yang berperan sebagai antiinflamasi.

Umumnya ratio terbaik konsumsi antara asam lemak omega 6 dengan asam lemak

omega 3 adalah 5 atau 10 : 1.

Sedangkan untuk mineral dan vitamin yang penting diantaranya adalah

vitamin A (untuk pertumbuhan dan perbaikan sel), E (untuk melindungi sel dari

kerusakan oksidasi), C (untuk membantu persembuhan luka), biotin, riboflavin, zinc

2

Page 4: Defek Antemortem

(untuk metabolisme lemak dan protein) serta copper (untuk sintesis protein dan

pigmentasi).

2.  Parasit

Parasit yang paling sering ditemukan menyebabkan gangguan pada kulit dan

bulu ternak diantaranya kutu (flea), caplak (tick) dan tungau (mite). Selain

menyebabkan kerusakan seperti kerontokan bulu, iritasi kulit serta rasa gatal, dampak

lain dari kehadiran parasit dapat disertai dengan alergi dan infeksi kulit yang

diperparah dengan infestasi bakteri.

Selain ektoparasit seperti yang telah disebutkan diatas, kehadiran endoparasit

seperti cacing (helminthes) juga dapat mempengaruhi kualitas kesehatan kulit dan

bulu ternak. Hal ini lebih dikarenakan oleh terganggunya asupan nutrisi terutama

protein yang diserap oleh tubuh, sehingga kekurangan nutrisi menyebabkan

ketidakseimbangan komponen utama pembentukan kulit dan bulu. Akibatnya yang

sering terjadi pada kulit dan bulu terlihat kusam dan mudah rusak.

Banyak faktor yang menyebabkan binatang menjadi sakit, misalnya akibat

kurang baik dalam pemeliharaan. Bila penyakit tidak segera diobati, akan

berpengaruh terhadap kualitas kulitnya, yang kadang sulit diperbaiki. Penyakit

demam yang berkepanjangan, misalnya sampar lembu dan trypono-somiosis akan

menyebabkan struktur jaringan kulit menjadi lunak. Lalat hypoderma bowis,

menyebabkan kulit berlubang-lubang keril yang tersebar di seluruh bagian luar kulit.

Kemudian, kerusakan yang disebabkan oleh kutu busuk, ditandai dengan adanya

benjolan-benjolan kecil yang keras pada bagian bulu. Bila kulit mengalami kerusakan

3

Page 5: Defek Antemortem

baik struktur maupun permukaannya, akan menyebabkan kualitas kulit menjadi

rendah. Di samping penyakit hewan seperti tersebut di atas, terdapat pula bermacam

bakteri, virus, jamur (fungi) yang membuat kerusakan-kerusakan lokal yang sangat

sulit untuk diperbaiki. Kerusakan yang diakibatkan oleh bakteri adalah kulit menjadi

busuk, dan kerusakan ini terjadi pada kulit sebelum diawetkan. Ada pula penyakit

musiman yang dapat membuat kerusakan besar pada kulit.

3.  Kesehatan Hewan

Kondisi kesehatan hewan secara umum juga dapat mempengaruhi penampilan

kulit dan bulu. Adanya gangguan hormonal seperti hypothyrodism,

hyperadrenocortism (Cushing Disease) serta abnormalitas hormon seksual dapat

menyebabkan kerontokan bulu. Bahkan perubahan warna kulit menjadi gelap karena

pigmentasi dan bersisik sering terjadi pada kasus hypothyroid. Karena faktor

penyebab perubahan kulit dan bulu ini dikarenakan penyakit dalam, maka umumnya

gejala yang ditimbulkan dapat disertai gejala klinis lain seperti peningkatan bobot

badan, hewan menjadi kurang aktif dan umumnya tidak menimbulkan rasa gatal.

Selain itu penyakit autoimun seperti lupus erythomasus dan pemphigus foliaceus

pada ternak dapat bersifat inherited (dapat diturunkan) dan juga menyebabkan

gangguan kulit dan bulu berupa kerontokan bulu serta perubahan pigmentasi kulit.

4.  Dermatitis atau peradangan pada kulit

Selain oleh karena parasit, terjadinya dermatitis pada kulit dapat disebabkan

oleh berbagai faktor diantaranya alergen, bakteri, serta infeksi jamur. Alergen

merupakan zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada kulit yang dapat diperoleh

4

Page 6: Defek Antemortem

melalui debu, rumput, makanan, shampoo, bedak dan lain sebagainya, meskipun hal

ini bersifat individual tergantung dari sensitivitas ternak. Alergi menyebabkan rasa

gatal oleh efek dari pelepasan histamin pada sel masi kulit dan seringkali disertai

dengan kemerahan pada kulit (eritema) dan kerontokan bulu di daerah yang sering

dijilat-jilat oleh ternak.

Sedangkan bakteri yang umum ditemui dan bersifat komensal pada kulit yaitu

jenis Staphylococci sp. Patogenesa dari akumulasi bakteri purulen ini pada kulit

diantaranya menimbulkan rasa gatal, eritema, ulcerasi (kerusakan kulit) disertai

pembentukan pustule. Lebih lanjut lapisan kulit tampak berkerak dilanjutkan dengan

kerontokan bulu didaerah terinfeksi dan akhirnya menimbulkan pyoderma

(pembentukan nanah pada lapisan dermis kulit).

Infeksi jamur pada kulit umumnya dikenal dengan istilah ringworm yang

disebabkan oleh jenis Microsporum sp. dan Trichopyton sp. Ringworm ini hidup pada

jaringan kulit mati, bulu dan kuku hewan sehingga menimbulkan kerusakan bulu

berupa kerontokan dan kulit berkerak. Lesi yang ditimbulkan umumnya bersifat

circular (pola bulat-bulat) dan pada tahap lebih lanjut dapat disertai infeksi sekunder

oleh bakteri yang menimbulkan kerusakan kulit yang biasa dikenal dengan istilah

dermatophytosis.

5. Defek Mekanis

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan terhadap binatang, yang dapat

menurunkan kualitas kulitnya. Cap bakar yang dipakai dalam identifikasi atau

pengobatan, akan mengakibatkan rusaknya kulit yang tidak mungkin untuk

5

Page 7: Defek Antemortem

diperbaiki. Cap bakar, menyebabkan Corium menjadi keras atau kaku dan tidak akan

hilang. Goresan-goresan duri, kawat berduri, tanduk, berbagai tekanan, sabetan

cemeti (cambuk), alat-alat pengendali, dan lain sebagainya, juga dapat menyebabkan

kerusakan kulit. Kerusakan kulit mekanis ini sering dijumpai pada binatang piaraan

yang digunakan dalam kepentingan pertanian atau industri. Namun, kerusakan

mekanis ini tidak separah kerusakan yang diakibatkan oleh penyakit. Di samping itu,

pukulan-pukulan yang dilakukan terhadap binatang sebelum dipotong, dapat

menyebabkan memar pada kulit, sehingga darah akan menggumpal. Karena

penggumpalan darah itu, pembuluh darah akan mengalami kerusakan, sehingga kulit

menjadi berwarna merah kehitam-hitaman. Bila hal ini terjadi, maka akan

memudahkan pembusukan pada saat proses pengeringan.

6. Umur Tua

Binatang yang berumur tua, memiliki kulit yang berkualitas rendah. Pada kulit

binatang yang telah mati sebelum dipotong, akan terdapat pembekuan-pembekuan

darah yang tidak mungkin dihilangkan.

6

Page 8: Defek Antemortem

C. CARA PENANGANAN

1. Nutrisi

Pencegahan :

Defek kulit pada ternak yang disebabkan karena pemberian nutrisi yang

kurang baik dapat dicegah dengan memberikan pakan pada ternak yang memiliki

nilai protein yang tinggi serta vitamin dan mineral yang cukup (pakan yang dapat

diberikan dapat berupa konsentrat dan vitamin yang kaya akan protein, vitamin dan

mineral).

Solusi Jika Telah Terjadi

Kulit dari ternak yang kekurangan nutrisi akan berwana kusam atau tidak

cerah. Maka tindakan penanggunalangan yang dapat dilakukan adalah dengan

melakukan pengecatan pada kulit tersebut sehingga dapat menutupi warna kulit

tersebut. Dapat juga dilakukan peminyakan agar terlihat lebih cerah (cara ini memang

sudah umum dilakukan pada penyamakan kulit).

2.  Parasit

Pengendalian terhadap parasit pada kulit dan bulu sangatlah penting karena

sifatnya yang mudah menular antara sesama ternak dan umumnya memerlukan

jangka waktu lama dalam proses persembuhannya, bahkan beberapa parasit seperti

kutu dan caplak dapat menjadi vektor penularan penyakit oleh protozoa seperti Lyme

disease dan tapeworm (cacing pita).

7

Page 9: Defek Antemortem

Pencegahan :

Untuk memcegah penularan dan perkembangan parasit yangdapat merusak

kulit ternak maka dapat dilakukan dengan dipping. Yaitu ternak diceburkan ke dalam

larutan disinfektan (ternak didesinfeksi) sehingga parasit – parasit yang berada pada

tubuhnya dapat dibunuh. Selain itu juga dapat dilakukan dengan memotong siklus

hidup dari parasit tersebut yaitu dengan membunuh hospes antara (induk semang

antaranya) sehingga dapat mencegah pertumbuhan parasit tersebut.

Pengendalian secara kimia dengan cara penggunaan akarisida, antara lain

spraying (penyemprotan), dipping (perendaman), pour on (penuangan), jetting

(penyemprotan dengan tekana tinggi), atau dengan backrubber (penggosok

punggung). Cara penggunaan akarisida untuk pengendalian caplak berbeda pada

setiap negara, misalnya di Australia cara jetting sepanjang punggung dan daerah bahu

merupakan cara yang dinilai lebih efektif dibandingkan penyemprotan biasa. Di

Selandia Baru dan Inggris digunakan cara dipping, sedangkan di Amerika Serikat,

Australia dan Afrika cara dipping dan spraying digunakan untuk pengawasan

sebagian infestasi caplak.

Solusi Jika Telah Terjadi :

Kulit yang rusak karena parasit biasanya terdapat lubang – lubang. Kulit

seperti ini untuk pengolahan lebih lanjutnya dapat disamak, namun pada proses

finishing hanya dapat dibuat berbagai aksesoris yang hanya membutuhkan luas kulit

yang sempit.

8

Page 10: Defek Antemortem

3.  Kesehatan Ternak

Pencegahan :

Kerusakan kulit yang disebabkan karena kesehatan ternak dapat dicegah

dengan membersih kulit ternak tiap hari (dimandikan) agar kuman – kuman yang

menempel pada kulitnya dapat hilang, sanitasi kandang (membersihkan kandang dan

saluran limbahnya) agar kuman – kuman penyakit yang terdapat pada kandangnya

tidak berpindah ke tubuhnya), memberikan pakan yang sehat (bebas dari cacing atau

pun larva) dan teratur.

Solusi Jika Telah Terjadi :

Kulit yang rusak karena kesehatan yang kurang baik hampir sama dengan

kerusakan kulit akibat parasit. Jika terjadi lubang – lubang dapat dijadikan aksesoris,

terkadang kulit juga kotor karena feses yang melekat, hal ini tidak menjadi masalah

yang terlalu besar karena masih dapat dibersihkan (kecuali feses yang telah sangat

kering dan tidak dapat dikeluarkan).

4.  Dermatitis atau peradangan pada kulit

Pencegahan :

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan ternak.

Solusi Jika Telah Terjadi :

Jika terjadi pedaradangan, bagian yang mengalami peradangan di hilangkan

dan kulit yang tidak terkena radang dapat disamak dan dibuat produk.

9

Page 11: Defek Antemortem

5. Defek Mekanis

Pencegahan :

Pencegahan yang dapat dilakukan dengan tidak menyiksa ternak pada saat

sebelum disembelih.

Solusi Jika Telah Terjadi :

Kulit karena defek mekanis biasanya menimbulkan kulit yang memar

sehingga warna kulitnya kurang baik. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan

melakukan pengecatan agar warna memar dapat tertutupi.

6. Umur Tua

Pencegahan :

Kerusakan kulit yang disebabkan karena umur yang sudah tua tidak dapat

untuk dicegah, karena umur tidak dapat dikurangi.

Solusi Jika Telah Terjadi :

Kulit yang karena umur yang tua dapat menyebabkan adanya gumpalan –

gumpalan darah, sehingga gumpalan darah yang terbentu dikeluarkan dengan cara

kulit dikikis atau jika sulit hilang, maka melakukan penyamakan dengan metode

nabati, karena penyamakan dengan cara nabati akan menghasilkan kulit yang

berwarna gelap sehingga bercak darah dapat tertutupi.

10

Page 12: Defek Antemortem

KESIMPULAN

Beberapa kerusakan kulit yang dapat terjadi sebelum pemotongan

(antemortem) yaitu kulit memar, kulit yang kusam, bulu kusam, kulit luka

(bernanah), terjadi peradangan, penyakit kulit karena parasit, kulit yang tegores, bulu

– bulu rontok, flek dan sobekan. Faktor – faktor yang dapat menyebabkan kerusakan

kulit antemortem yaitu nutrisi, parasit, kesehatan ternak, dermatiris dan defek

mekanis, umur tua.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Langkah – Langkah Baik Untuk Menanggulangi Caplak. http://duniaveteriner.com/2009/12/langkah-langkah-baik-untuk-mengenda likan-caplak/print (Di Posting 12 Oktober 2009).

Bunawan. 2009. Kulit dan Bulu Ternak yang Sehat. http://www.pietklinik.com /wmview.php?ArtID=29 (Di Posting 04 Agustus 2009)

11